Ular Binasa

33
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat taufiq dan hidayah Allah SWT sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul gigitan ular (snake beat) ini,walaupun masih dalam banyak kekurangan dan dalam bentuk yang sederhana. Mengingat masih banyaknya kekurangan dan terutama makalah ini belum sempurna, maka saya berharap kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Transcript of Ular Binasa

Page 1: Ular Binasa

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat taufiq  dan hidayah Allah SWT sehingga saya

dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul gigitan ular (snake beat) ini,walaupun masih

dalam banyak kekurangan dan dalam bentuk yang sederhana. Mengingat masih banyaknya

kekurangan dan terutama makalah ini belum sempurna, maka saya berharap kritik dan saran

yang membangun dari berbagai pihak.

Page 2: Ular Binasa

BAB I

PENDAHULUAN

Ular adalah binatang liar berbahaya yang habitatnya terdekat dengan kehidupan manusia.

Sebagai bukti, saat ini ular masih dapat kita jumpai di halaman rumah, kebun, sawah, ladang,

hutan, sungai, rawa-rawa, pegunungan, gua, pantai, laut, samudra bahkan di saluran – saluran

air perkotaan seperti kota Jakarta. Yang harus diwaspadai adalah, adanya bahaya psikis akibat

keberadaan mitos, cerita, pandangan dan anggapan yang salah tentang ular. Sikap ketakutan

ini dapat menjadikan kita bertindak di luar akal sehat sehingga merugikan diri sendiri bahka

orang lain. Ular berperan penting bagi kesejahteraan hidup manusia.Ular adalah predator

alami tikus, hama aktif yang memakan padi sebagai sumber energi utama masyarakat

Indonesia. Ular juga merupakan makanan burung – burung karnivora seperti elang, burung

hantu, rajawali, dll. Artinya, keberadaan ular dapat membantu mengurangi populasi tikus

yang sangat cepat berkembang di satu kawasan sekaligus ikut mempertahankan jumlah

burung – burung karnivora yang semakin menipis akibat berkurangnya makanan yang di

dapat, dan akibat ulah manusia tentu saja. Ular masih mengandung banyak sekali, misteri

dan keanehan Misteri itu berupa manfaat di bidang kesehatan bagi manusia yang belum

seluruhnya dikembangkan secara mendalam.Ular adalah makhluk eksotis, unik, indah,

menantang, sangat banyak ragamnya.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana ciri-ciri ular berbisa dan tidak berbisa

2. Apakah efek/akibat dari gigitan ular berbisa serta bagaimanakah penatalaksanaannya

TUJUAN

1. Untuk mengelompokkan jenis ular yang berbisa dan tidak berbisa

2. Untuk mengetahui efek/akibat dari gigitan ular dan bagaimana penatalaksanaannya

Page 3: Ular Binasa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bahaya yang terbesar sebenarnya adalah bahaya psikologis yang ditimbulkan oleh ular

karena rasa takut, jijik, geli dan jengahnya manusia melihat sosok ular dengan segala posisi

dan negatifnya pikiran dalam benaknya.Sedangkan bahaya biologis (akibat gigitan, belitan

dan racun) masih tergolong minim karena jumlah korban gigitan ular di Indonesia belum

mencapai tingkat yang mengkuatirkan.Bahaya psikologis akibat ketakutan dan paradigma

masyarakat yang keliru tentang ular itu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan jalan

mengenal lebih jauh tentang ular.Bagaimana, apa, mengapa, siapa dan apa saja tentang ular

harus diutarakan secara benar dan jelas kepada masyarakat. Begitu pula tentang teknik teknik

dasar penanganan bahaya gigitan ular harus disebarluaskan agar masyarakat dapat merasa

lebih aman jika dilingkungan sekitarnya masih ditemui ular.

Sekilas Biologi Ular

.Penampang melintang tubuh membulat dan memanjang

Tubuhnya tertutup oleh sisik

Ukuran panjang tubuhnya dari 10 mm – 9000 mm

Memiliki tulang belakang dan sepasang tulang rusuk pada setiap ruas tulang belakang

sampai cloaca)

Suhu tubuhnya poikilotermik, suhu ideal 23,9 – 29,4°C. Namun ular masih dapat

bertahan pada suhu yang ekstrem 7.2°C atau 37.8°C, bila lebih dari suhu ini akan

berakibat fatal bagi ular.

Ular melata dengan menggunakan otot pada bagian perutnya secara bergantian

sehingg dapat bergerak menuju ke tempat lain.

Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh selaput transparan.

Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia.

Sensor yang ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya. Tidak seperti

manusia, hidung pada ular hanya berfungsi sebagai alat untuk bernafas,sedangkan alat

penciumannya adalah lidahnya dengan dibantu organ Jacobson.Indera panas, terletak diantara

mata dan hidung, berfungsi untuk mendeteksi panas yang dikeluarkan oleh makhluk lain

yang berdarah panas (endotermik), Namun tidak semua ular memiliki organ ini Ular tidak

Page 4: Ular Binasa

memiliki lubang telinga, tapi memiliki membran tympani yang dapat mendeteksi getaran.

Ular yang “menari” mengikuti irama suling sebenarnya bergerak bukan karena suaranya,

namun karena mengkuti gerakan sulingnya.Pewarnaan tubuh ular sangat beragam,

menyesuaikan dengan lingkungan dimana dia tinggal. Pewarnaan berfungsi sebagai

penyamaran ular dalam mencari mangsa dan menghindari musuh.Tidak semua warna

menyala menandakan tingkat bisa ular.

Cara mendapatkan makanan :

1. memburu mangsanya

2. menghadang mangsanya

3. memancing mangsanya

Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidak

mengunyahmangsanya melainkan menelan mangsanya. Berdasarkan tipe giginya, ular

dibedakan menjadi :

1. Aglypha : Tidak memiliki taring bisa.

Contoh : Ptyas korros (Ular kayu), Python reticulatus (Ular sanca batik).Ular ini tidak

berbisa

2. Ophistoglypha : Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada rahang

atas.Contoh : Boiga dendrophila. (ular cincin emas). Ular ini berbisa menengah.

3. Proteroglypha : Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan. Contoh : Naja

naja sputatrix (ular kobra), Ophiophagus hannah(ular king kobra) Ular ini berbisa tinggi

4. Solenoglypha : Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat dilipat.

Contoh : Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa tinggi.

Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalankarena

pada rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk

segiempat, sehingga mulut ular dapat menganga 180º dan didukung oleh rahang

bawah yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis.

Berikut ini beberapa cara ular memangsa :

Page 5: Ular Binasa

1. Menelan langsung

2. Membelit

3. Menyuntikkan bisa

Semua jenis ular adalah binatang Karnivora. Jenis makanan yang mereka makan

antara lain : insekta, ikan, amphibi, unggas, mamalia kecil sampai mamalia besar;

bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal). Jenis makanan ini

tergantung dari jenis ular dan habitatnya.

Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan

yang betina dengan cloaca. Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang

bersuhu hangat, karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang).

Ular ada yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara

tumpukan daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas; namun ada pula yang di

simpan didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar).

Menurut habitatnya, ular dapat dibagi menjadi 5, yaitu :

1. Ular Air (Aquatik)

Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di dalam

air. Contoh : Ular laut (Laticauda laticauda). Ular air yang sesungguhnya hanyalah

ular laut.

2. Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)

Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air. Contohnya :

Homalopsis buccata (ular Kadut)

3. Ular Darat (Terresterial)

Ular ini hidup di darat, dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat. Contoh : Ptyas

mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)

4. Ular Pohon (Arboreal)

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal). Biasanya ular

pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan / bergelantungan) Contoh : Boiga

dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)

5. Ular Gurun

Page 6: Ular Binasa

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun. Ular gurun biasanya

menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari. Contoh :

Crotalus artox, ular derik, rattle

Bahaya Ular

Memang benar kalau ada pendapat bahwa ular itu berbahaya, TAPI tidak semua ular

secara langsung berbahaya bagi manusia. SIOUX membagi bahaya ular dapat terbagi

menjadi 2 bentuk yaitu :

1. BAHAYA PSIKIS

Bahaya psikis disebabkan oleh karena faktor paradigma/pandangan/anggapan/mitos yang

telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita.Efek bahaya ini semakin

berresiko ditambah pula akibat keterkejutan, ketakutan dan rasa panik yang sangat besar

karena bertemu dengan ular. Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal karena bisa saja manusia

melakukan hal – hal diluar dugaan dan perhitungan saat ertemu dengan ular. Bahaya psikis

dapat diobati. Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak mengenal ular dan mengetahui

karakter berbagai jenis ular. Melihat TV, membaca buku, berpikiran positif, akan

mempercepat proses dalam usaha menghilangkan bahaya psikis ular pada manusia. Labih

baik lagi jika lebih banyak tahu teknik penanganan ular untuk maksud yang positif.

2.BAHAYA BIOLOGIS

Berupa bahaya fisik yaitu gigitan, semburan dan belitan. Bahaya ini muncul karena manusia

cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi dimana si ular sedang

mengerami telurnya atau terinjak. Beberapa hal tentang bahaya biologis akan dijabarkan

sebagai berikut. Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia, SIOUX

membagi ular menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. TIDAK BERBISA

Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki kelenjar bisa. Jika

tergigit ular jenis ini hanya akan luka, tidak ada penanganan khusus. Hanya perlu obat

antiseptik. Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis nya sangat banyak.

2. BERBISA MENENGAH

Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha, dan telah memiliki kelenjar

bisa. Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan, demam, perubahan suhu tubuh yang

Page 7: Ular Binasa

drastis dan cenderung menyebabkan rasa sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan.

Penanganannya, korban hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi, istirahat

untuk meningkatkan stamina tubuh.

3. BERBISA TINGGI

Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha. Jika manusia tergigit kelompok

ini, prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari tubuh, hambat laju racuun ke jantung

serta harus secepat mungkin mendapatkan pertolongan pertama yang tepat dan benar. Bila

tidak tertolong dan salah penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian. Jika

tertolong, biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan. Jumlah dan jenis ular

berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain, kecuali semua jenis ular laut yang

berbisa tinggi dan sangat mematikan.

TIPS singkat

Perbedaan ular berbisa tinggi dan rendah

Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal yang dapat membedakan ular yang

berbisa tinggi dan berbisa rendah. Namun beberapa ciri berikut masih belum secara tepat

menunjukkan tingkatan bisa ular, sehingga perlu pengamatan dan penelitian lebih lanjut.

a. Ular berbisa rendah

Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif

Beraktifitas pada siang hari (diurnal)

Membunuh mangsanya dengan membelit

Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

Tidak memiliki taring bisa

Gigitannya tidak mematikan

Setelah menggigit langsung lari

b. Ular berbisa tinggi

Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri

Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna

Page 8: Ular Binasa

Memiliki taring bisa, racun mematikan

Kanibal

Setelah menggigit, masih tinggal ditempat

c. Pengecualian

Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, kelu

1. Ular King Kobra - Ophiophagus hannah

2. Ular Kobra Naja naja sputratix

berbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang

1. Ular weling - Bungarus candidus

2. Ular welang - Bungarus fasciatus

3. Ular picung/pudak seruni

4. Semua jenis ular laut

tidak berbisa, keluar malam hari, gerakan lamban

1. Semua jenis ular phyton dan ular boa

2. Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

3. dll

Jenis - Jenis Ular Indonesia

ULAR TIDAK BERBISA

1. Elaphe radiata

Species : Elaphe radiata Schlegel, 1837

N.I. : Copperhead Racer, Striped Racer, Ular Trawang, Ular Lanang Sapi (Jawa), Ular

Tikus.

a. Ciri-ciri :

Page 9: Ular Binasa

Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan, dengan empat garis longitudinal

berwaran hitam pada bagian tubuh depan

Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning

Tubuh bagian ventral berwarna kuning

Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala

Panjangnya ± 2000 mm

Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya yang

memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b. Habitat : Darat, lading

c. Aktivitas : Diurnal, siang hari

d. Tipe gigi : Aglypha

e. Makanan : Burung dan Tikus

f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

2. Elaphe flavolineata

Species : Elaphe flavolineata Schlegel, 1837

N.I. : Common Racer, Ular Kopi (Jawa), Ular puspo brele (Jawa).

a. Ciri-ciri :

Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam persegi

panjang yang belang dengan putih bagian depan.

Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

Tubuh bagian ventral berwarna kuning, coklat atau kehitaman panjangnya ± 2400 mm

Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya yang

memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b. Habitat : Darat -lading

c. Aktivitas : Diurnal - siang hari

d. Makanan : Kadal, katak dan burung

Page 10: Ular Binasa

e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang

3. Ptyas korros

Species : Ptyas korros Schlegel, 1837

N.I. : Indian Rat snake, Ular kayu (Jawa), ular koros, ular sayur

a. Ciri-ciri :

Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan Sisik tubuh bagian

belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap sisiknya.

Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning.

Mata bulat, besar dan hitam.

Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas (dorsal).

Panjangnya 300 mm – 1700 mm

b. Habitatnya : Semak-semak, kadang berjemur di atas pohon

c. Tipe gigi : Aghlypa

e. Aktivitas : Diurnal

f. Makanan : Tikus, kodok, katak dan burung

h. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

3. Lycodon aulicus

Species : Lycodon aulicus Linne, 1754

N.I. : Common House Snake, Wolf Snake, Sowo Emprit (Jawa), ular rumah

a. Ciri-ciri :

Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik – tiktik putih diseluruh tubuh

Tubuh bagian ventral berwarna putih

Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

Mata bulat besar

Panjangnya ± 500 mm – 750mm

b. Habitat : Darat, suka menempel di dinding rumah

Page 11: Ular Binasa

c. Aktivitas : Noctural, malam hari

d. Tipe gigi : Aglypha

e. Makanan : Cicak

f. Populasi : Hampir ada di seluruh kepulauan

4. Xenopeltis unicolor

Species : Xenopeltis unicolor Reimwald, 1827

N.I. : Iridescent Earth Snake, Sunbeam Snake, Ular Pelangi, Ular wlingi

(jawa)

a. Ciri-ciri :

Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena sinar

matahari akan memantulkan warna pelangi

Tubuh bagian ventral berwarna putih

Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor, untuk yang perak dari leher hingga

ujung ekor berwarna perak abu – abu

Ekor berwarna abu - abu

ULAR BERBISA MENENGAH

1. Boiga dendrophila

Species : Boiga dendrophila Boie, 1827

N.I. : Mangrove Snake, Ular Cincin Emas, Ular Taliwongso

a. Ciri-ciri :

Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih disisi

lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur. Ada juga yang berwarna

hitam putih.

Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan Labial bawah berwarna

kuning dengan garis-garis hitam kecil Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

Panjangnya ± 2500 mm

b. Habitat : Pohon, hutan bakau

Page 12: Ular Binasa

c. Aktivitas : Noctural, malam hari

d. Tipe gigi : Ophiestoglypha

e. Makanan : Burung, telur, tikus

f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang, Singapore, Malaysia,

Philippine, Siam, Nias

2. Dryophis prasinus

Species : Dryophis prasinus Boie,1827

N.I. : Green Whip Snake, Oriental Whip Snake, Gadung Pari (Jawa), Ular

Daun, Ular Pucuk (Jawa Barat).

a. Ciri-ciri :

Tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat Saat

ketakutan atau marah, bagian leher mengembang akan terlihat warna hitam putih dan

biru

Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

Tubuh bagian ventral berwarna hijau

Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

Mata horizontal, panjangnya ± 2000 mm

b. Habitat : Pepohonan, arboreal

c. Aktivitas : Diurnal, siang hari

d. Makanan : Kadal, katak

e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang,

3. Homalopsis bucatta

Species : Homalopsis buccata Linne, 1766

N.I. : Puff-faced Water Snake, Elephant Snake, Ular Buhu (Jawa), Ular Kadut

a. Ciri-ciri :

Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan, kelabu kehijauan atau kelabu tua

gelap sampai hitam. Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

Page 13: Ular Binasa

Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

Panjangnya ± 1000 mm,Jika marah memipihkan tubuhnya

b. Habitat : setengah perairan, sungai, kolam

c. Aktivitas : Noctural

d. Tipe gigi : Ophistoglypha, jika menggigit, giginya cenderung tertinggal

e. Makanan : Ikan

f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

ULAR BERBISA TINGGI

1. Ophiophagus hannah

Species : Ophiophagus Hannah Cantor, 1836

N.I. : King Cobra, Hamadryad, Ular Tedung, Ular anang (Java); Oraj totok (Java);

Ular tedong selor (Kalimantan)

a. Ciri-ciri :

Hitam pekat atau abu – abu, putih, dan coklat dengan garis – garis melintang

ditubuhnya, tergantung habitat.

Gerakannya sangat agresif, berani pada musuh, mengejar

Kepala oval, dengan sisik yang besar

Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya (tergantung

habitat)

Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 1/3 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya.

b. Habitat : didarat khususnya daerah berkapur, kering

c. Aktivitas : siang dan malam hari

Page 14: Ular Binasa

d. Makanan : ular

e. Populasi : Nias, Sumatra, Bangka, Belitung, Riau Islands, Java, Bali, Kalimantan

f. Jenis racun : Neurotoxin dan haemotoxin, membunuh manusia sekitar 3 menit

2. Agkistrodon rhodostoma

Species : Agkistrodon rhodostoma Boie, 1827

N.I. : Malayan Pit Viper, Malaysian Moccasin, Bandotan Bedor (Jawa), Ular Tanah,

Ular Gibuk (Jabar)

a. Ciri-ciri :

Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond, membesar diperut dan mengecil

ke ekor serta leher.

Gerakannya agresif

Kepala segitiga, dengan sisik yang besar

Panjangnya hingga mancapai 1000 mm

Jika marah akan membentuk k huruf S

b. Habitat : didarat khususnya bersemak, rumput

c. Aktivitas : siang dan malam hari

d. Makanan : Tikus

e. Populasi : Jawa, Sumatra

2. Elaphe flavolineata

Species : Elaphe flavolineata Schlegel, 1837

N.I. : Common Racer, Ular Kopi (Jawa), Ular puspo brele (Jawa).

a. Ciri-ciri :

Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam persegi

panjang yang belang dengan putih bagian depan.

Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

Page 15: Ular Binasa

Tubuh bagian ventral berwarna kuning, coklat atau kehitaman panjangnya ± 2400 mm

Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya yang

memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b. Habitat : Darat -lading

c. Aktivitas : Diurnal - siang hari

d. Makanan : Kadal, katak dan burung

e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang

3. Ptyas korros

Species : Ptyas korros Schlegel, 1837

N.I. : Indian Rat snake, Ular kayu (Jawa), ular koros, ular sayur

a. Ciri-ciri :

Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan Sisik tubuh bagian

belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap sisiknya.

Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning.

Mata bulat, besar dan hitam.

Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas (dorsal).

Panjangnya 300 mm – 1700 mm

b. Habitatnya : Semak-semak, kadang berjemur di atas pohon

c. Tipe gigi : Aghlypa

e. Aktivitas : Diurnal

f. Makanan : Tikus, kodok, katak dan burung

h. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

3. Lycodon aulicus

Species : Lycodon aulicus Linne, 1754

N.I. : Common House Snake, Wolf Snake, Sowo Emprit (Jawa), ular rumah

Page 16: Ular Binasa

a. Ciri-ciri :

Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik – tiktik putih diseluruh tubuh

Tubuh bagian ventral berwarna putih

Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

Mata bulat besar

Panjangnya ± 500 mm – 750mm

b. Habitat : Darat, suka menempel di dinding rumah

c. Aktivitas : Noctural, malam hari

d. Tipe gigi : Aglypha

e. Makanan : Cicak

f. Populasi : Hampir ada di seluruh kepulauan

4. Xenopeltis unicolor

Species : Xenopeltis unicolor Reimwald, 1827

N.I. : Iridescent Earth Snake, Sunbeam Snake, Ular Pelangi, Ular wlingi

(jawa)

a. Ciri-ciri :

Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena sinar

matahari akan memantulkan warna pelangi

Tubuh bagian ventral berwarna putih

Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor, untuk yang perak dari leher hingga

ujung ekor berwarna perak abu – abu

Ekor berwarna abu - abu

ULAR BERBISA MENENGAH

3. Boiga dendrophila

Species : Boiga dendrophila Boie, 1827

N.I. : Mangrove Snake, Ular Cincin Emas, Ular Taliwongso

a. Ciri-ciri :

Page 17: Ular Binasa

Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih disisi

lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur. Ada juga yang berwarna

hitam putih.

Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan Labial bawah berwarna

kuning dengan garis-garis hitam kecil Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

Panjangnya ± 2500 mm

b. Habitat : Pohon, hutan bakau

c. Aktivitas : Noctural, malam hari

d. Tipe gigi : Ophiestoglypha

e. Makanan : Burung, telur, tikus

f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang, Singapore, Malaysia,

Philippine, Siam, Nias

4. Dryophis prasinus

Species : Dryophis prasinus Boie,1827

N.I. : Green Whip Snake, Oriental Whip Snake, Gadung Pari (Jawa), Ular

Daun, Ular Pucuk (Jawa Barat).

b. Ciri-ciri :

Tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat Saat

ketakutan atau marah, bagian leher mengembang akan terlihat warna hitam putih dan

biru

Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

Tubuh bagian ventral berwarna hijau

Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

Mata horizontal, panjangnya ± 2000 mm

b. Habitat : Pepohonan, arboreal

c. Aktivitas : Diurnal, siang hari

d. Makanan : Kadal, katak

e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang,

3. Homalopsis bucatta

Species : Homalopsis buccata Linne, 1766

Page 18: Ular Binasa

N.I. : Puff-faced Water Snake, Elephant Snake, Ular Buhu (Jawa), Ular Kadut

a. Ciri-ciri :

Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan, kelabu kehijauan atau kelabu tua

gelap sampai hitam. Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

Panjangnya ± 1000 mm,Jika marah memipihkan tubuhnya

b. Habitat : setengah perairan, sungai, kolam

c. Aktivitas : Noctural

d. Tipe gigi : Ophistoglypha, jika menggigit, giginya cenderung tertinggal

e. Makanan : Ikan

f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

ULAR BERBISA TINGGI

2. Ophiophagus hannah

Species : Ophiophagus Hannah Cantor, 1836

N.I. : King Cobra, Hamadryad, Ular Tedung, Ular anang (Java); Oraj totok (Java);

Ular tedong selor (Kalimantan)

a. Ciri-ciri :

Hitam pekat atau abu – abu, putih, dan coklat dengan garis – garis melintang

ditubuhnya, tergantung habitat.

Gerakannya sangat agresif, berani pada musuh, mengejar

Kepala oval, dengan sisik yang besar

Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya (tergantung

habitat)

Page 19: Ular Binasa

Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 1/3 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya.

b. Habitat : didarat khususnya daerah berkapur, kering

c. Aktivitas : siang dan malam hari

d. Makanan : ular

e. Populasi : Nias, Sumatra, Bangka, Belitung, Riau Islands, Java, Bali, Kalimantan

f. Jenis racun : Neurotoxin dan haemotoxin, membunuh manusia sekitar 3 menit

2. Agkistrodon rhodostoma

Species : Agkistrodon rhodostoma Boie, 1827

N.I. : Malayan Pit Viper, Malaysian Moccasin, Bandotan Bedor (Jawa), Ular Tanah,

Ular Gibuk (Jabar)

a. Ciri-ciri :

Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond, membesar diperut dan mengecil

ke ekor serta leher.

Gerakannya agresif

Kepala segitiga, dengan sisik yang besar

Panjangnya hingga mancapai 1000 mm

Jika marah akan membentuk k huruf S

b. Habitat : didarat khususnya bersemak, rumput

c. Aktivitas : siang dan malam hari

d. Makanan : Tikus

e. Populasi : Jawa, Sumatra

Penanganan Pertama Gigitan Ular

Orang menganggap semua ular berbahaya, dan bila bertemu akan berusaha membunuhnya

dan jika tergigit, segera melakukan penanganan gigitan yang berlebihan. Akibatnya cukup

Page 20: Ular Binasa

fatal serta merugikan manusia sendiri. Demikian pula jika penanganan efek gigitan ular

berbisa tinggi dilakukan dengan lambat dan salah, maka dapat menyebabkan dampak yang

fatal bagi korban.Efek gigitan racun ular ke tubuh manusia selain ditentukan oleh kadar

bisa/racun itu sendiri juga dipengaruhi dari daya tahan tubuh manusia yang digigit. Semakin

baik “pertahanan”alami atau antibody yang dimiliki, dan semakin sehat metabolisme tubuh

manusia, efek gigitan akan berkurang rasanya dibandingkan dengan korban yang memiliki

imunitas redah atau sedang dalam kondisi tidak fit karena kecapekan atau sakit Prinsipnya,

walau pun digigit ular, JANGAN TERGESA MEMBUNUH ular tersebut.

JIKA TERGIGIT ULAR :

JANGAN PANIK

Amankan posisi penolong dan korban

Terutama dari bahaya lain seperti gigitan ular itu “lagi”, lokasi yang curam, dll. Jika

diri sendiri yang tergigit, ambil posisi yang aman, jauhi ular.

Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastis di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

Tenangkan korban, jangan banyak melakukan aktifitas/gerakan yang menguras tenaga

dan mempercepat detak jantung

Kenali ular yang menggigit (LANGKAH VITAL dan PENTING !)

Jika dapat mengenali ular, sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa

nya terhadap manusia.Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang utama jika

luka gigitan terdapat dua titik yang nyata, berarti berbisa tinggi jika luka gigitan membentuk

huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak berbisa jika tidak dapat mengenali jenis ular,

anggap bahwa itu ular yang berbisa tinggi dan mematikan. Selanjutnya, usahakan untuk

menghafalkan ciri – ciri ular itu dan jika perlu, bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis yang terakhir lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa.

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal:

⇒ Lepaskan pembalut elastis

⇒ Cuci luka dengan air dan sabun atau

Page 21: Ular Binasa

pembersih luka (Revanol)

⇒ Beri obat antiseptik.

⇒ Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa

atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering

⇒ Ingat ! ular tidak perlu dibunuh.

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka, perubahan warna, dan jika

kondisi tubuh tidak fit, akan terasa demam panas – dingin sekitar 2 s.d. 7 hari.

⇒ Lepaskan pembalut

⇒ Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

⇒ Beri antiseptik

⇒ Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka

agar cepat kering

⇒ Usahakan korban beristirahat sebentar

⇒ Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

⇒ Beri vitamin tambahan

⇒ Ingat ! ular tidak perlu dibunuh.

Bila tergigit ular jenis raksasa, ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek.

⇒ Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan, lebih baik dalam posisi berbaring

⇒ Hentikan Pendarahan ! dengan melakukan prosedur penanganan

pendarahan terbuka atau dapat pula dengan teknik torniquet.

Page 22: Ular Binasa

⇒ Istirahatkan dan tenangkan korban

⇒ Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap

memperhatikan pendarahan agar tidak terbuka lagi.

⇒ Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

⇒ Beri vitamin tambahan

Ingat !

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah.

saat melepas gigitan dari korban, jangan paksakan dengan menarik kepala ular, tapi

mulut harus dibuka ! Perhatikan juga belitanular.

tidak perlu membunuh ular jenis ini

kecuali !

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular.Efek gigitan

pada umumnya :

1. Pembengkakan pada luka, diikuti perubahan warna

2. Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

3. Mulut terasa kering

4. Pusing, mata berkunang - kunang

5. Demam, menggigil

6. Efek lanjutan akan muntah, lambung dan liver (hati) terasa sakit,pinggang terasa

pegal, akibat dari usaha ginjal membersihkan darah.

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas:

⇒ Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

⇒ Ikat diatas luka sampai berkerut. Setiap 10 menit, kendorkan 1 menit

Page 23: Ular Binasa

⇒ Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau, cutter, silet(yang disterilkan

atau tidak, tergantung situasi). Buat luka pada mulai dari bagian atas, melalui lubang luka

akibat taring. INGAT ! irisan luka baru jangan horisontal tetapi vertikal.

⇒ Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka baru. korban akan

terasa sangat kesakitan, sehingga perlu dilakukan dengan hati – hati tetapi tetap berlanjut.

Saat mengurut, ikatan dapat dikendorkan. Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat

khusus “snake bite”, alat suntik (tanpa jarum), batang muda pohon pisang, teknik

menggunakan tali senar, dll.tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan

racun dengan menyedot melalui mulut. Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut, gigi, gusi bahkan tertelan hingga lambung

dan usus.

⇒ Proses itu dilakukan berulang –ulang hingga darah berwarna merah kehitaman dan

berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna merah segar.

⇒ Evakuasi korban. Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa ular lebih lanjut

atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan suntikan antivenom

yang tepat. Usahakan mendapatkan antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular

yangmenggigit (haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu, identifikasi.

PENATALAKSANAAN

Sebelum di bawa kerumah sakit:

1. Di istirahatkan dalam posisi horizontal terhadap luka gigitan

2. Bila belum tersedia antibisa,ikatlah dua ujung yang terkena gigitan.tindakan ini

kurang berguna jika dilakukan kurang dari 30 menit paska gigitan.

Setelah dibawa kerumah sakit beri SABU (serum anti bisa ular) polivalen 1 ml berisi:

1. 10-50 LD50 bisa ankystrodon

2. 20-50 LD50 bisa bungarus

3. 25-50 LD50 bisa naya sputarix

Page 24: Ular Binasa

4. Fenol 0,25% v/v

Teknik pemberian:

2 vial @ 5 ml intravena dalam 500 ml NaCl 0,9 atau dextrose 5 % dengan kecepatan 40-80

tetes per menit.maksilal 100 ml (20 vial).