UKHWAH DALAM AL-QURÂN -...

84
UKHUWWAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURÂN Oleh : SHOIMUDDIN NIM : 1060340012459 Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1432 H/ 2011 M

Transcript of UKHWAH DALAM AL-QURÂN -...

Page 1: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

UKHUWWAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURÂN

Oleh :

S H O I M U D D I N NIM : 1060340012459

Jurusan Tafsir Hadis

Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

1432 H/ 2011 M

Page 2: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

UKHUWWAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURÂN

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar sarjana Tafsir Hadis

Oleh:

S H O I M U D D I N NIM : 1060340012459

Di bawah Bimbingan :

Dr. Ahsin Sakho Muhammad, M.A NIP: 19560821 1996 1 001

Jurusan Tafsir Hadis

Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

1432 H/ 2011 M

Page 3: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA

Skrip yang berjudul UKHUWWAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURÂN telah

diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas ushuluddin UIN Syaris Hidayatullah Jakarta

pada Tanggal 14 Maret 2011 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Tafsir Hadis.

Jakarta, 14 Maret 2011

Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris Drs. Suryadinata, MA Drs. Lilik Ummi Kalsum, MA NIP: 1960090 198903 1 005 NIP: 19711003 199903 2 001 Ketua Penguji I Penguji II

Dr. M. Edwin Syarif, MA Drs. Suryadinata, MA NIP:10670918 199703 1 001 NIP: 19600908 198903 1 005 Pembimbing

Dr. Ahsin Sakho Muhammad, M.A NIP: 19560821 1996 1 001

Page 4: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji
Page 5: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Kata Pengantar

ÉΟ ó¡Î0 «!$# Ç≈ uΗ÷q §�9 $# ÉΟŠÏm§�9 $#

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat swt. Karena berkat, rahmat dan

hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir akademisi (skripsi) ini,

shalawat dan salam senantiasa Allah swt. Curahkan kepada nabi saw, beserta keluarga

dan sahabatnya, dan semoga kita semua mendapat syafaat-nya.

Penyelesaian skripsi ini, sungguh sangat tidak mungkin bila tidak melibatkan

banyak pihak, karena itu karena itu penulisingin menyampaikan rasa terimakasih yang

mendalam kepada:

1. Prof. Dr. Zainul Kamaluddin F. M.Ag, selaku dekan, dan Prof. Dr. M. Ikhsan

Tanggok, M.Si. selaku pudek, Dan Dr. Bustamin SE, M.Si selaku ketua

jurusan Tafsir Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dan terimakasih tidak lupa penulis sampaikan kepada para penguji yang

dengan sabar, menguji dan mengkoreksi skripsi ini, yaitu Dr. M. Suryadinata,

M.Ag, sebagai penguji I, Dr. M. Edwin Syarif, MA, sebagai penguji II, dan

Drs. Lilik Ummi Kalsum, MA sebagai sekretasis.

3. Dr. Ahsin Sakho Muhammad, M.A, selaku pembimbing, yang dengan sabar

telah membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini sampai rampung,

dengan kesabaran beliau sungguh sangat berarti bagi kelancaran penulisan

skripsi ini, penulis hanya bisa berdoa “Jazajumullah ahsanu al-jaza”.

4. Segenap dosen civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah, khususnya Jurusan

Tafsir Hadis, yang dengan ikhlas dan tulus mencurahkan dan mentransfer

wawasan serta pengetahuannya selama penulis menempuh studi di kampus

tercinta ini.

Page 6: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

5. Segenap Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah,

Perpustakaan Ushuluddin dan juga tak lupa kepada seluh staf perpustakaan

Iman Jama Lebak Bulus yang telah memberikan fasilitas sumber rujukan dan

referensi.

6. Ayahanda Sya’roni dan dan Ibunda Chuzaimah yang telah mengasuh,

mendidik dan memberikan dukungan, baik moril ataupun materil selama

penulis menjalani studi sampai penyelesaian skripsi ini, dan juga kepada

kakak penulis: kang Udin beserta keluarga, kang Wahid dan keluarga, kang

Hasanah beserta keluarga, kang Qoriah dan keluarga, dan kang Ihah beserta

calon kakak ipar dan tak lupa kepada adik-adik tersayang penulis yang cantik,

imut Nok Atun dan Nok Jizah, yang kesemuanya selalu memberikan

semangat kepada penulis selama menempuh studi di kampus ini.

7. dan tak lupa ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada MUIS yang selalu

mendukung, mensuport dan “menemani” penulis baik dalam keadaan suka

ataupun duka selama penulisan ini.

8. Kepada teman-teman saya yang satu nasib satu perjuangan yang tangguh dan

gagah berani di kelas Tafsir Hadis A ataupun B, terutama sahabat saya Rizki

Ediputratama, Muhtar Hafifi, Rahmat Hidayatullah, Tomi Sutrisno, Sulaiman,

Sugeng Sugiarto, Surna, Mujiburrohman, Jenal Muttaqin dan teman-teman

penulis yang telah sukses, Suryadi, Taufik (petong), Su’aib.

9. Dan teman-teman penulis satu kamar yang selalu mendukung dan memberi

semangat dan penuh pengertian yaitu kang Samsul Ma’arif, Muhammad Rizki

dan Rahmat.

Page 7: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Dengan rampung dan selesainya karya tulis ini, Penulis sangat menyadari bahwa

masih terdapat kekurangan disana-sini dan jauh dari kesempurnaan, baik berkaitan dari

segi penulisan susunan kalimat ataupun yang lainnya. Oleh karena itu, saran dan kritik

yang yang membangun sangat penulis harapkan, dan semoga tulisan yang sangat

sederhana ini ada manfaatnya bagi nusa, bangsa dan agama, dan lebih khusus bagi

penulis sendiri. Dan denga harapan karya tulis yang sederhana ini dapat dijadikan amal

bagi penulis, Amin amin ya robbal ‘alamin.

Jakarta 15 Maret 2011

Page 8: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

PEDOMAN TRANSLITERASI

PEDOMAN TRANSLITERASI1

Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

B Bep ب

T Te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

H h dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D da د

Dz De dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy es dan ye ش

S es dengan garis bawah ص

D de dengan garis bawah ض

T te dengan garis bawah ط

Z zet dengan garis bawah ظ

koma terbalik keatas, menghadap ke kanan ‘ ع

1 Pedoman ini disesuaikan dengan pedoman akademik fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006/2007, hal. 101 - 105

Page 9: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha هـ

Apostrof ‘ ء

Y Ye ي

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau

monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal alih aksaranya adalah

sebai beeriku:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

______ a fathah

______ i kasrah

______ u dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i ____ي

و____ au a dan u

Page 10: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Vokal Panjang (Madd)

Ketentuan alih aksara vokal panjang (Madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Mــ â a dengan topi di atas

Pــ î i dengan topi di atas

Rـــ û u dengan topi di atas

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu

alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/ , baik diikuti oleh huruf syamsyiah

maupun qamariyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.

Syaddah (Tashdid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda, dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika

huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kaata sandang yang diikuti oleh

huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya yang secaraa lisan berbunyi ad-daruurah, tidak ditulis

“ad-darûrah”, melainkan “al-darûrah”, demikian seterusnya.

Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang

berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan manjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di

bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat

(na’t) (lihat contoh 2). Akan tetapi, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata

benda (isim), maka huruf tersebutdialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

Page 11: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Contoh:

no Kata Arab Alih aksara

tarîqah طريقة 1

al-jâmî ah al-islâmiyyah اجلامعة اإلسالمية 2

wahdat al-wujûd وحدة الوجود 3

Huruf Kapital

Meskipun dalam tulisan Arab huruf capital tidak dikenal, dalam alih aksara ini

huruf capital tersebut juga digunakan, dengan memiliki ketentuan yang berlaku dalam

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain yang menuliskan

kalimat, huruf awal nama tempat nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting

diperhatikan, jika nama didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf

capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya.

Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâli bukan Abû Hamid Al-Ghazâli, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Page 12: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji
Page 13: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. i

PEDOMAN TRANSLITERASI …………………………………………… iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah . ………………………………………..... 1

B. Perumusan dan Pembatasan masalah ……………………………. 8

C. Tujuan penelitian ………………………………………………… 9

D. Tinjauan pustaka ………………………………………………… 10

E. Metodologi penelitian …………………………………………… 10

F. Sistematika Penulisan ……………………………………………. 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG UKHUWWAH

A. Pengertian Ukhuwwah ………………………………………….... 13

B. Teladan Ukhuwwah …………………………………………....... 14

C. Hakekat Ukhuwwah ……………………………………………… 18

D. Faktor penunjang Ukhuwwah ……………………………………. 21

E. Upaya Nabi Dalam Menciptakan Ukhuwwah …………………… 29

BAB III AYAT-AYAT UKHUWWAH DALAM AL-QURÂN

A. Lafad-lafad Ukhuwwah dalam al-Qurân ………………………… 33

B. Garis besar Ukhuwwah ………………………………………… 39

C. Hikmah Ukhuwwah ……………………………………………… 44

D. Pilar Utama Dalam ber-Ukhuwwah ……………………………… 49

Page 14: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 55

B. Saran-saran ……………………………………………………….. 57

Daftar pustaka

Lampiran-lampiran

Page 15: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji
Page 16: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam, mengandung ajaran untuk menuntun umatnya pada jalan hidup manusia

yang paling sempurna, kepada kebahagiaan, kesejahteraan, ketentraman dan kedamaian,

diketahui bersama dasar-dasar perundang-undangannya didalam ajaran agama Islam

bersumber dari al-Qurân. Al-Qurân adalah sumber utama yang memancarkan ajaran

agama Islam. hukum-hukum Islam yang mengandung serangkaian pengetahuan tentang

pokok-pokok aqidah, pokok-pokok akhlaq, keutamaan akhlaq, pokok-pokok aqidah

keagamaan, perbuatan-purbuatan dan prinsip-prinsip umum hukum perbuatan dapat

dijumpai sumbernya yang asli dalam ayat-ayat al-Qurân.2

Al-Qurân adalah Firman Allah swt. yang telah diwahyukan kepada nabi

Muhammad saw. memiliki urgensi ganda dan sangat mutlak kebenarannya, yaitu sebagai

hidayah dan burhan bagi segenap manusia yang beriman di muka bumi ini, manakala

mengharap ridho Allah dan ampunanya-Nya. Al-Qurân merupakan otoritas tertinggi

dalam Islam ia adalah sumber fundamental bagi aqidah, ibadah, akhlaq, etika dan

hukum. Secara kuantitatif, persoalan keimanan menempati bagian terbesar dalam al-

Qurân. Persoalan moral datang berikutnya, disusun ritual, dan kemudian aturan-aturan

hukum.3

Al-Qurân juga menegaskan di beberapa tempat ia adalah firman Allah yang maha

agung, yang diwahyukan kepada nabi-Nya dalam bentuk kata-kata yang kita baca dari al-

2 Allamah M.H Thabatthaba’I mengungkap rahasia al-Qurân ‘(Bandung, Mizan, 1997) cet. IX hal. 21 3 Muhammad Abdul Halim, Memahami al-Qurân, pendekatan gaya dan tema, (Bandung, Marja, 2010) cet. 1 hal. 19

Page 17: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Qurân dan untuk membuktikan bahwa ia adalah firman Allah, bukan hasil ciptaan

manusia, dalam beberapa ayat, al-Qurân menantang makhluk-NYA untuk mendatangkan

apapun yang menyamai al-Qurân walaupun satu ayat. Seperti dalam surat Al-Baqoroh [2]

ayat 23 “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan

kepada hamba kami (Muhammad), buatlah4 satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu

dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. Ini

menunjukkan bahwa al-Qurân itu berkekuatan mu’jizat yang tidak seorangpun sanggup

mendatangkan yang semisal dengan al-Qurân.5

Tujuan yang terpadu dan menyeluruh dalam al-Qurân, bukan hanya mewajibkan

pendekatan religius yang bersifat ritual atau mistik saja, yang dapat menimbulkan

formalitas dan kegersangan dalam beragama, al-Qurân adalah petunjuk-Nya, bila

dipelajari akan membantu menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman bagi

penyelesaian berbagai problem hidup.6 dan apabila dihayati dan diamalkan akan

menjadikan pikiran, rasa, dan karsa mengarah kepada realitas keimanan yang dibutuhkan

bagi stabilitas dan ketentraman hidup pribadi dan masyarakat.

Sesungguhnya sebaik-baiknya ucapan adalah kalamullah, sebaik-baiknya

petunjuk adalah tuntunan Muhammad saw. Seburuk-buruk perkara adalah sesuatu yang

diada-adakan dalam agama, setiap yang diada-adakan dalam agama adalah bid’ah, setiap

bid’ah adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka.7

4 ayat Ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa Karena ia merupakan mukjizat nabi Muhammad s.a.w. [penjelasan dalam tafsir digital Quran in word] 5 Lihat juga pada Q.S 11:13, Q.S 17:88 Q.S 10:38 Q.S 4:82 6 Drs. M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qurân, Tafsir maudu’I atas pelbagai persoalan umat (Mizan, Bandung, 1998) Cet. VII hal. 13 7 Shoih Muslim

Page 18: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Rasulullah adalah pemilik akhlaq yang utama sebagaimana disebutkan dalam

Firman-Nya dalam al-Qurân

y7‾ΡÎ) uρ 4’ n?yè s9 @,è=äz 5ΟŠÏà tã ∩⊆∪

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” Q.S. al-Qolam [68] ayat 4

ô‰s) ©9 tβ% x. öΝ ä3s9 ’ Îû ÉΑθß™ u‘ «!$# îο uθó™ é& ×π uΖ|¡ym

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu Q.S. Al-Ahzab [33] Ayat 21

Pengutusan Muhammad (dan nabi-nabi sebelumnya) sebagai seorang nabi dan atau

Rasulallah diutus dimuka bumi, selain mengemban tugas menyampaikan sebuah risalah

mereka juga menjalankan, memeragakan, menjelaskan maksud dan bagaimana

menerapkan dan mengamalkan apa yang disampaikannya. Nabi dan Rasul apabila mereka

dipandang dari dua sisi akan jelas siapa mereka sebenarnya. Pertama apabila ditinjau dari

segi fisik mereka adalah manusia biasa dalam segala hal sama seperti kita. Mereka

makan, minum, beristri, berdagang dan membaur dengan umatnya. Kedua bila ditinjau

dari segi rohani, mereka adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk

berkomunikasi dengan Allah, dan para Malak-Nya.

Diantara Tugas-tugas kerasulan Muhammad diantaranya yaitu (1) Menerangkan

Allah dengan sebenar-benarnya, (2) Menerangkan kebesaran dan keagungan Allah, (3)

Menerangkan bagaimana cara manusia memuliakan dan membesarkannya, (4) Mengatur

dan memelihara penghidupan manusia (seperti Muamalah, Munakakhah, hukum jinayat

dsb), (5) Menyatakan segala jalan yang dapat memperbaiki urusan hidup (dengan

beramal, usaha, bekerja dan melarang bermalas-malas), (6) Juga yang tidak kalah penting

Page 19: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

yaitu memerintahkan manusia untuk berakhlaq baik, beradab sempurna. Dari perangai-

perangai itu ada yang faedahnya kembali pada diri mereka sendiri seperti: berlaku benar,

memelihara lidah, tidak berdusta, tidak memelihara barang yang haram, dan adapula yang

bermanfaat untuk umum seperti: bermurah tangan, memberi pertolongan, memberi

makan fakir miskin dan lain sebagainya8.

Rasulullah (Muhammad) adalah suri tauladan dalam aspek kehidupan baik dalam

beribadah kepada Allah, maupun dalam bergaul dengan sesama manusia, beliau

aplikasikan dengan orang-orang terdekat seperti dengan Istri, anak, orang tua, saudara,

tetangga dan karib kerabat, hingga kepada manusia yang paling jauh, yaitu kepada kita

yang hidup di zaman ini.

Diantara tauladan yang ditunjukkan oleh Rasulullah adalah melakukan semua

perbuatan dengan memperhatikan adab dan etikanya, seperti mengawali dan mengakhiri

semua rutinitas dengan doa, menggunakan tangan kanan untuk hal-hal yang mulia tangan

kiri untuk hal-hal yang kotor dan buruk, menghormati yang lebih tua dan menyayangi

yang lebih muda.

Tidak heran tentunya mengapa Muhammad sanggup melekukan itu semuanya.

Karena disebutkan dalam sebuah riwayat “ada seseorang bertanya kepada ‘Aisyah

tentang akhlaq, budi pekerti Nabi saw. Kata ‘Aisyah, “akhlaq Rasulullah itu adalah

akhlaq yang tercantum dalam al-Qurân ”, dimana dalam al-Qurân itu sangat banyak yang

bersangkutan dengan akhlaq dan budi pekerti yang baik.

Akhlaq, Adab dan Etika yang yang dicontohkan Rasulullah adalah yang

membedakan antara perbuatan manusia dengan binatang dalam beraktifitas, disamping

itu juga, etika yang diajarkan Islam akan mempererat tali Ukhuwwah, karena etika Islam 8 Muhammad Al-Ghozali, Akhlaq Seorang Muslim (Wicaksana, Semarang 1993) cet. IV hel. 9

Page 20: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

sesungguhnya merupakan pengejawantahan akhlaq Islam yang di dalamnya terkandung

unsur saling hormat-menghormati dan saling menyayangi dan saling memelihara hak dan

kewajiban masing-masing. Dan yang tidak kalah pentingnya lagi, bahwa Akhlaq yang

diajarkan Islam akan mengokohkan keimanan seseorang.

Tuntunan al-Qurân tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan saja

(hablum min Allah), akan tetapi al-Qurân juga mengatur hubungan manusia dengan

manusia (hablum mina an-annas)9 juga, dan tidak sedikit terkadang mengatur hubugan

dan prilaku dengan sesama makhluk tuhan seperti hubungan dengan saudara, tetangga

yang muslim ataupun yang bukan muslim dan prilaku manusia sebagai khalifah di bumi.

Al-Qurân adalah kitab suci yang mencakup seluruh ajaran-ajaran ilahi, Allah

menurunkannya, Allah menjamin kebahagian dunia akhirat bagi siapa yang beriman dan

mengamalkannya, dan memberikan ancaman bagi siapa saja yang berpaling darinya dan

tidak mengamalkannya dengan ancaman kesengsaraan di dunia dan di akhirat10.

Setidaknnya dari kesemua isi kandungan yang ada dalam al-Qurân, apabila

dijabarkan satu-persatu tidak akan habis-habisnya. Maka. Dalam karya tulisini hanya

akan diaplikasikan beberapa dari sekian banyak kandungan dan rahasia dalam al-Qurân

akan kami torehkan dalam karya tulis ini tentang kata persaudaraan atau ukhuwwah di

dalam Islam. Isi pokok kandungan al-Qurân dari berbagai pendapat setidaknya pendapat

Hasbi ash-shidieqy dan senada dengan pendapat Ibnu Arobi, bahwa inti kandungan al-

Qurân terdiri dari tiga hal pokok, yaitu: Aqidah, hukum dan akhlaq dan dari masing-

9 Akan hina didepan keduanya bila manusia tidak mengikuti keduanya, sebagaimana dalam surah ali-imron ayat 112 sebutkan 10 Demikian Allah menegaskan, “barang siapa mengikuti petunjukku niscaya tidak akan sesat.” (Q.S. Thaha[]: 123)

Page 21: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

masing kandungan pokok itu masih dapat dibagi lagi dalam beberapa bagian yang lebih

rinci.11

Sedangkan Endang Saifuddin Anshari dalam bukunya Kuliah Al-Islam membagi

ajaran Islam kepada aqidah, syariah dan akhlaq. Aqidah terbagi kepada rukun iman yang

enam, syariah dibagi kepada ibadah dalam arti khusus dan muamalah, ibadah terdiri dari;

thaharoh, shalat, zakat, shaum, dan haji. Muamalah terbagi kepada; hukum perdata dan

hukum publik. hukum perdata mencakup hukum niaga, hukum nikah, hukum waris, dan

lain sebagainya. Hukum publik mencakup; hukum pidana, hukum negara, hukum perang

dan damai (hukum jihad), dan lain sebagainya. Adapun akhlaq terdiri dari akhlaq kepada

kholiq dan makhluk. Akhlaq kepada makhluk terdiri dari akhlaq kepada manusia dan

bukan manusia, akhlaq kepada manusia terdiri dari akhlaq kepada diri sendiri, kepada

tetangga, kepada mansyarakat lain. Akhlaq kepada selain manusia seperti, kepada flora,

fauna dan lain sebagainya12

Sedemikian luas dan luhur al-Qurân diturunkan dan diwahyukan kepada rasul-

Nya, kaitan akan undangundang yang ada di dalamnya mengatur akan berbagai unsur

dengan sesama makhluk-Nya. kaitannya dengan karya tulis ini, penulis bermaksud untuk

sedikit mengurai tentang ukhuwwah dalam al-Qurân. Kaitanya kata ini diaplikasikan

dengan hubungan manusia dengan manusia (hablu min an-nas) bukan manusia dengan

sang kholiq (habli min Allah), kiranya dianggap perlu dan penting untuk dibahas karena

dirasakan oleh penulis dengan realita akhir-akhir ini yang terjadi ditanah tercinta, dan

beberapa belahan bumi Allah yang lainnya, banyak sekali yang memfonis salah sebuah

ibadah seseorang yang lain madzhab, dianggap ahli neraka karena berbeda dalam hal-hal

11 Drs. H. Imam Muchlas MA., Al-Qurân berbicara;kajian tekstual beragam persoalan, (Surabaya: Penerbit Pustaka Progresif, 1996) cet. 1 hal.41 12 Dr. Bustanuddin Agus M.A Al-Islam, (jakarta: Rajawali Pers, 1993) cet. 1 hal 68

Page 22: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

yang bersifat furuiyyah, bahkan lebih parah lagi saling saling menuduh dengan cara

mengkafirkan sesorang yang seiman hanya karena beda partai dan kelompok atau etnis.

Bukan hanya itu saja penulis menganggap penting dalam membahas ukhuwwah

dalam al-Qurân ini karena realita sekarang dengan anggapan dan penilaian miring

terhadap Islam dengan pernyataan keras dan keji bahwa Islam adalah agama yang

mengajarkan kekerasan, kriminalisme, intimidasi, individualis, kebencian terhadap

umat/golongan lain, lebih parah bahkan ada segolongan orang yang menjustifikasi

bahwasannya Islam adalah agama yang mengajarkan peperangan, terorisme dan lain

sebagainya.

Ironi memang. Mungkin saat ini sudah waktunya kita kembali kepada al-Qurân

dan as-sunnah, karena didalam dua qonun itu terdapat sebuah sejarah gemilang kuatnya

ajaran tentang ukhuwwah, persaudaraan dan pertemanan. persaudaraan (yang mendekati

kekerabatan) dua golongan yang berbeda suku, berbeda asal usul, berbeda watak, berbeda

prilaku dan berbeda kultur dibukukan kisahnya dalam al-Qurân. yah benar! Kaum Anshor

(dari Makkah) dan Muhajirin (dari madinah). kesuksesan itu dipelopori oleh seorang nabi

yang bernama Muhammad bin Abdillah. Sepertinya sejarah ini dianggap hanya masa lalu

ditelinga, dianggap sebuah hal yang sangat susah dilakukan dan mustahil untuk diulang

kembali di era sekarang ini.

Peristiwa di atas, setidaknya membuat penulis ingin tahu lebih dalam tentang

realisasi pengamalan seorang Muhammad sebagai seorang tauladan dalam menjunjung

persaudaraan pada masanya, dan kesuksesan-kesuksesan apa yang dapat dan diambil

pelajaran atas hikmah yang dapat di amalkan, sebagaimana kewajiban sebagai umat

Islam.

Page 23: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Setidaknya inilah yang menjadi latar belakan penulisan skripsi yang berjudul

Ukhuwwah dalam pandangan Islam.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Untuk memudahkan penguraian dan menghindari pengulangan penguraian yang tidak

mengarah pada maksud dan tujuan penulisan skripsi ini, kiranya perlu membuat

perumusan dan pembatasan masalah dalam skripsi tentang “UKHUWWAH DALAM

PERSPEKTIF AL-QURÂN” , ini sebagaimana akan diuraikan di bawah :

1. Pembatasan Masalah

Tidak dapat dipungkiri tentang luasnya ilmu yang ada dalam ajaran Islam, dan telah

disepakati bahwasannya al-Qurân dan hadis adalah dasar utama umat Islam dalam

berpijak, dan berkenaan dengan tema skripsi ini penulis akan menggali dan meng explor

kata dan ayat-ayat yang ada dalam al-Qurân, dan sebagai dalil penguat penulis akan

menggunakan hadis nabi sebagai penunjang,

Berkaitan dengan ukhuwwah ini akan penulis ungkap historis upaya dan amaliyah

nabi dalam merealisasikan persaudaraan ini. dan tentu fokus pembahasan yang akan

diurai hanya akan terfokus pada akhlaq antar sesama manusia saja (bi an-Nas) saja, yaitu

tentang Ukhawah didalam Islam

2. Perumusan Masalah

öθs9 uρ $yϑ‾Ρr& ’ Îû ÇÚ ö‘ F{ $# ÏΒ >ο t�yfx© ÒΟ≈ n=ø%r& ã�óst7 ø9 $# uρ … çν ‘‰ßϑtƒ . ÏΒ Íν ω÷èt/ èπ yèö7 y™ 9�çt ø2 r& $Β ôNy‰Ï� tΡ

àM≈ yϑÎ=x. «!$# 3 ¨βÎ) ©!$#  Ì“ tã ÒΟŠÅ3ym ∩⊄∠∪

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan

Page 24: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah [Ilmu dan hikmahnya]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Q.S al-Luqman [31]: 27

Penulispun sadar akan kemampuannya. Dalam skripsi ini penulis tidak akan

membahas Aqidah lain secara gamblang kecuali hanya pada Ukhuwwah dalam kaitannya

Hablum min An-annas, dan aspek yang terkandung dalamnya pun tidak panjang lebar

(kecuali jika memang diperlukan).

Perubahan zaman dan perubahan masa menuntut manusia di dalamnya untuk berubah

sikap dan berubah dalam beberapa hal, tidak bisa dipungkiri akan hal itu,. Skripsi ini akan

mempertanyakan pertanyaan mendasar dalam hal ini,

1. Bagaimanakah ukhuwwah dalam perspektif AlQuran dan sunnah?

2. Bagaimana realita ajaran tersebut di masa sekarang ini?”

C. Tujuan Penelitian

1. Membantu memberikan pemahaman tentang pemahaman al-Qurân yang baik

dan proporsional melelui beberapa pendekatan

2. Mengetahui sejauhmana al-Qurân dibahas oleh mufassir tentang Ukhuwwah ini

3. Untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan

4. Sebagai sumber informasi tambahan untuk rujukan literatur ke-Islam-an

terutama tentang al-Qurân dari segi historisnya

5. Dalam rangka memenuhi kelulusan dan tugas akhir untum memperoleh gelar

sarjana (S1) Theologi Islam dari Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadis di

universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Yang paling penting dari semua harapan diatas mudah-mudahan karya tulis yang

sederhana ini dapat bermanfaat bagi kaum muslimin dan orang orang yang mau belajar

Page 25: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

secara umum wa bil al-khusus penulis sendiri, sekaligus dengan harapan dapat dijadikan

sebagai catatan ilmu yang bermanfaat sebagai amal jariah bagi penulis.

D. Tinjauan Pustaka

Adapun kajian tentang Ukhuwwah ini secara umum, penulis memfokuskan

penelitiannya pada al-Quran, al-Hadis dan tafsir-tafsir Al-Qurân sebagai data primernya

dan data skundernya penulis akan menggali dari buku-buku, majalah skripsi dan yag

sudah ada yang membahas senada dengan tema pokok penulis yaitu tentang Konsep

Ukhuwwah Islamiyah dalam Islam, menurut ibnu katsir dalam Tafsir al-Quran

al’adzim, (kajian surat al-Hujarot [49] ayat 9-12), akan tetapi dalam skripsi tersebut

hanya membahas ikatan yang berdasarkan Islam saja yang di fokuskan pembahasannya

dikhususkan kepada ikatan antara sesama muslis saja. Sedangkan dalam skripsi ini

penulis mencoba menggali lebih dalam tentang persaudaraan dengan sesama muslim

ditinjau dari sang revolusioner akhlaq yaitu nabi Muhamma pada masanya lewat hadis

fi’liyah dan taqrirnya.

E. Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini memusatkan pada pendekatan

kepustakaan (library research) karena sumber-sumber datanya berasal dari kepustakaan

seperti al-Qurân sebagai data primer, dan juga dibantu sebagai data skundernya seperti

kitab-kitab tafsir, buku-buku, majalah, artikel, jurnal dan lainnya sebagai penunjang yang

berhubungan dengan masalah dan berkaitan dengan topik dan pembahasan yang

menunjang.

Adapun metode pembahasan yang dugunakan yaitu menggunakan analisa sebagai

penjelas dari ayat-ayat al-Qurân untuk kesempurnaan kajian dalam pembahasan kajian

Page 26: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

penelitian ini, dan penulispun menggunakan al-Mu’jam al-Mufahros li al-fadzi al-Qurân

karangan Muhammad Fuad Abdul baqi sebagai pencarian kata Akh dalam al-Qurân.

Sedangkan tehnik penulisannya berpedoman pada “pedoman penulisan skripsi, tesis

dan desertasi” yang dikeluarkan oleh UIN Syarif Hidayatullah jakarta, 2006/2007.

F. Sistematika Penulisan

Agar supaya penulisan skripsi ini terlihat efisien dan terarah dalam pembahasannya,

maka penulis akan menguraikannya dalam beberapa bab yang memuat beberapa sub bab

di dalamnya, adapun uraiannya akan terlampir dibawah:

Bab pertama; yaitu meliputi a) Latar belakang masalah; dalam bab ini berisikan

tentang pendahuluan, kronologis masalah, dan kemudian abstraksi yang kemudian

menjorok kepada alasan akan pentingnya penyusunan karya tulis ini. b) Perumusan dan

Pembatasan masalah; dalam subab ini dijelaskan bagaimana penulis menorehkan secuil

pengetahun metode penulisannya. c) Tujuan penelitian; akan dilampirkan urgensi akan

pentingnya pembuatan skripsi ini bagi penulis dalam kepentingannya dalam studi d)

Tinjauan pustaka e) Metodologi penelitian; f) Sistematika penulisan.

Bab ke dua: Tinjauan Umum Tentang ukhuwwah; dalam bab ini meliputi beberapa

subab diantaranya a) Pengertian Ukhuwwah, dalam subab ini dijelaskan tentang

persaudaraan dari beberapa pakar b) Teladan Ukhuwwah: agar pembahasan dibab

selanjutnya lebih mudah, dalam bab ini dijelaskan ukhuwwah pada masa-masa transisi

(sebelum datangnya nabi sampai setelah Islam tersebbar luas di jazirah arab) sampai

sekarang c) Hakekat Ukhuwwah; penyariaatan ukhuwaah didalam agama Islam bukan

tanpa tujuan dan keutamaan maka dalah subab ini akan diterangkan ukhuwwah ditinjau

dari penyariatannya bagi manusia d) Faktor penunjang Ukhuwwah; pada subab ini akan

Page 27: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

dipaparkan unsur-unsur penunjang tegaknya ukhuwwah e) Upaya Nabi Dalam

menanamkan Ukhuwwah; amat sangat penting ukhuwwah sebagai pondasi dalam Islam,

maka. nabi menanamkan tauladan pada umatnya, baik berupa Qouliyah ataupun filiyyah-

nya.

Bab ke tiga: Ayat-ayat Ukhuwwah: meliputi beberapa bab; diantaranya; a) Lafaz-lafa

ukhuwwah dalam al-Qurân; amat sangat penting penggalian data tentang penyariaatan

ukhuwwah dalam al-Qurân agar supaya lebih mapan dalam membahasnya b) Garis besar

Ukhuwwah; dari pondasi dalil yang kuat yaitu dalil dari al-Qurân, pendapat para pakar

membagi ukhuwwah menjadi beberapa macam c) Hikmah Ukhuwwah; Ukhuwwah dalam

syariat Islam bukan hanya perintah yang terus menerus didengung-dengungkan tanpa

timbal balik yang setimpal bagi pelakunya, Allah memberikan pahala bagi yang

menjalankannya d) Pilar Utama Dalam ber-Ukhuwwah ; dalam bab ini dipaparkan hal-

hal yang menyangkut terwujud atau tidaknya ukhuwwah

Bab ke empat: Penutup; a) Kesimpulan, dari uraian yang telah dipaparkan dari bab I

sampai bab III, pada bab ini penulis berusaha mancari inti dari tema pokok ini b) Saran-

saran: semampu penulis dalam menyarankan guna terealisasinya dalam kehidupan.

Page 28: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji
Page 29: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG UKHUWWAH

A. Pengertian Ukhuwwah

Ukhuwwah biasa diartikan sebagai ‘persaudaraan’. Dimana kata ini terambil dari

akar kata yang pada mulanya berarti ‘memperhatikan’. Maknia asal ini memberikan

kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian dari semua pihak yang

merasa bersaudara.13

Asal kata Ukhuwwah adalah akh, yang artinya dua orang yang bersaudara baik

seayah seibu, salah satu diantara keduanya atau karena susuan. Kata ini juga digunakan

untuk orang-orang yang sama (menyatu) dalam segi ras, agama, karakter, persahabatan,

jalinan cinta dan lain-lain.14

Sedangkan pengertian ukhuwwah Menurut Prof. M. Quraish Shihab, dalam bukunya

membumikan al-Qurân fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat

mengatakan bahwa: ukhuwwah padamulanya berarti “persamaan dan keserasian dalam

banyak hal”. Oleh karenya, persamaan dalam keturunan mengakibatkan persaudaraan,

persamaan dalam sifat juga mengakibatkan persaudaraan. Semakin banyak persamaan

akan semakin erat pula hubungan persaudaraan yang tumbuh dihati mereka.15 Oleh

karenanya kesamaan merupakan faktor penunjang lahirnya persaudaraan, seperti:

persamaan dalam rasa dan cita merupakan faktor yang sangat dominan yang mendahului

lahirnya persaudaraan yang hakiki, dan yang pada akhirnya menjadikan seorang saudara

13 Jamal Syarif Ibrani, M.M. Hidayat, Mengenal Islam, (Jakarta, al-Kahfi, 2004) cet.1 hal. 217 14 Dr. Mustafa al-Qudhat, Merajut Nilai-Nalai Ukhuhuwwah , (Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2002), cet. 1 hal. 13 15 Quraish Shihab. Membumikan al-Qurân (bandung; Mizan 1993 ) cet ke IV hal 357

Page 30: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

merasakan derita saudara yang lainnya. Sehingga unsur rela berkorban demi orang lain,

ringan tangan untuk saling menolong tanpa dasar mengambil keuntungan sementara atau

meminta sesuatu imbalan atau balasan dan lain-lain.

Ditemukan dalam kamus bahasa seperti lisan al-‘arobi karangan al-imam al-lamah

abi al-fadl Jamaluddin Muhammad bin Mukrim ibnu al-Mandzur al-Afriqi al-Mishri,

bahwa kata akh juga diartikan dalam arti ‘teman akrab’ (\]^_`ا) atau ‘sahabat’

(bcd_`ا).16

B. Teladan Ukhuwwah

Kita telah mengetahui dan memahami benar bahwasannyaa sesama muslim adalah

bersaudara, akan tetapi pengertian saudara dalam hal itu masih terbatas, pada pengertian

secara umum, dan belum kongkrit. Adapun yang dimaksud mempersaudarakan satu

muslim dengan muslim yang lainnya yaitu yang bukan saudara kandung, bukan keluarga

dan juga bukan kerabat. Rasulullah menerapkan prinsip ajaran Islam dalam kehidupan

nyata, persaudaraan muslim yang satu dengan muslim dengan muslim yang lain tidak

boleh berkurang bobotnya dari persaudaraan dengan sesama muslim yang se-ayah dan se-

ibu. Dalam hal ini jelas ada konsekwensi yang tidak boleh tidak akan terealisasi kuatnya

persaudaraan yang sebagaimana yang dikatakan oleh nabi yaitu bagaikan satu tubuh.

Bilamana ada anggota badan yang sakit maka sekujur badanpun akan merasakannya.

Jelas ini adalah sebuah sejarah baru dimuka bumi. Dimana sama-sama diketahui

sebelum Islam datang, tidak ada hubungan semonolite itu: satu Tuhan yaitu Allah al-

Kholiq, satu Nabi dan Rasul yaitu pimpinan umat didunia dan akhirat, satu konstitusi

16 al-imam al-allamah abi al-fadl jamaluddin muhammad bin mukrim ibnu al-mandzur al-afriqi al-Mishri, Lisan al-Arobi, (Beirut, Libanon 1990) juz, 1, hal. 19

Page 31: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

yaitu kitabullah Al-Qurân al-karim, satu akidah dan keyakinan, satu kiblat yaitu baitullah

al-Ka’bah al-Mukarromah, satu tujuan yaitu keridhaan Allah didunia dan akhirat, satu

cita harapan yaitu terwujudnya baldatun toyyibatun warobbun ghofûr (negeri yang baik,

adil dan sejahtera, dibawah naungan Allah tuhan maha pengampun dosa).

Zaman jahiliyah. semua tahu adalah sebuah dekade suram yang menguasai sebelum

Islam datang dimana pada masa itu oleh para ahli diterjemahkan dengan “zaman

kepicikan” (time of ignorence) atau zaman kebiadaban (time of barbarisme). Zaman

kepicikan dikaitkan dengan pandangan mereka bahwa orang yang diluar mereka adalah

musuh yang harus dimusnahkan, sedangkan zaman kebiadaban dikaitkan dengan

tindakan mereka yang tidak mengenal dengan prikemanusiaan karena dorongan hawa

nafsu yang tak terkendalikan untuk mewujudkan keinginan.

Tidak luput dalam al-Qurân mendeskripsikan tentang ciri dari kehidupan Jahiliyah.

Pertama, mereka yang mementingkan diri sendiri dan menyangka yang tidak benar

terhadap Allah,17 kedua, berkaitan dengan hukum, dimana kaum Yahudi memberlakukan

hukum untuk memenangkan yang salah atas dasar kekuatan, bukan atas dasar keadilan.18

Ketiga, Kesombongan hati-hati orang kafir yang merasa benar sendiri.19 Pengertian

Jahiliyah adalah keadaan orang arab sebelum Islam yang mendurhaka kepada Allah

kepad Rasul-Nya kepada syariat agama membangakan Nasab dan lain sebagainya.

Islam hadir untuk menghilangkan warisan yang turun temurun diturunkan oleh

kakek buyut orang-orang yang hidup di masa itu, Rasulullah sebagai seorang

revolusioner dalam segala bidang (syariat, aqidah dan akhlaq) dimasa priode awal hijrah

menerapkan dan mengaplikasikan ajaran Islam sebagai sumber pegangan dalam

17 Q.S Ali-Imron [3] ayat 154 18 QS Al-Maiah [5] ayat 50 19 QS Al-Fath [48] ayat 26

Page 32: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

merealisasikan sebuah negara yang aman dan tentram. Mempersaudarakan antar Islam

yang satu dengan Islam yang lain diantaranya. Gelombang pertama nabi

mempersaudarakan antara kaum muhajirin dengan kaum anshor, kemudian disusul

dengan mempersaudarakan antarakaum muhajirin dengan kaum muhajirin, dimana

langkah itu bertujuan agar mencairkan semangat fanatisme kekabilahan sisa-sisa masa

jahiliyah. Dengan ikatan persaudaraan yang berlandaskan keagamaan itu maka semangat

persaudaraan, solidaritas dan kesetiakawanan diabdikan kepada kebenaran Allah, Islam,

dan bukan lagi kepada prinsip kesamaan kabilah, persamaan keturunan, persamaan warna

kulit, persamaan ras kebangsaaan, atau persamaan tanah air dan lain-lain. Dan keutamaan

seseorang tidak ditentukan oleh semuanya itu, akan tetapi dinilai dari ketaqwaannya

kepada Allah dan keberaniaannya membela keadilan dan kebenaran-Nya.20

Ukhuwwah atau Persaudaraan yang nabi realisasikan “bukan lidah tak bertulang”

dan juga bukan “pameran keindahan” melainkan terbukti dalam kenyataannya. Telah

dibuktikan oleh kaum muhajin dan anshor bahwasannya mereka rela membela Islam

dengan harta benda, darah dan air mata, kesadaran mengutamakan kepentingan Islam dan

kaum muslimin dan kesadaran membela Allah dan Rasul-Nya benar-benar menjiwai

persaudaraan yang agung itu.

Imam bukhori meriwayatkan21 sebuah hadis yang menggambarkan “setiba kaum muslimin dari makkah tiba ke madinah Rasulullah mempersaudarakan Abdurrahman bin

Auf dengan Sa’ad bin ar-Robbi’, setelah itu Sa’ad (dari kaum anshor) berkata kepada

Abdurrahman (dari kaum muhajirin): “saya termasuk orang anshor yang berharta

banyak. Itu hendak saya bagi dua, separo untuk ku dan separoh untuk anda, saya juga

mempunyai dua orang istri. Lihat dan tunjukklah mana diantara dua perempuan itu

mana yang Anda sukai, ia akan ku cerai dan bila iddahnya sudah selesai silahkan anda

menikahinya” dan abdurrahman menjawab: “Allah memberkahi keluarga dan harta

anda, tunjukkan sajalah kepadaku dimana pasar tempat anda berniaga” atas permintaan

20 H.M.H Al-Hamid al-Qurân-Husaini membangun peradaban sejarah Muhammad SAW. Sejak sebelum

diutus menjadi nabi, (Bandung. Pustaka Hidayah, 2000) cet I hal 458 21 Shokhih bukhori bab persaudaraan antara muhajirin dan anshor 1:533

Page 33: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

abdurrahman itu sa’ad menunjukkan pasar bani Qoinuqo ‘. Beberapa waktu kemudian

ternyata abdurrahman telah mempunyai kelebihan bahan makanan seperti keju, dan

minyak makan, demikianlah ia terus berdagang. Pada suatu hari ia datang menghadap

rasul belia bertanya “Apakah masih kesepian?” Abdurrahman menjawab: “saya sudah

ber istri” kemudian nabi bertanya “berapa (mahar) mas kawin yang engkau berikan?”

abdurrahman menjawab “emas sebesar biji kurma”

Dan juga imam bukhori menyampaikan berita yang pernah didengarnya “bahwa ketika itu kaum anshor merekomendasikan kepada nabi agar kebun-kebun kurma mereka

dibagi, sebagian untuk kaum muhajirin dan sebagian lagi untuk mereka sendiri”

kemudian nabi menjawab: “jangan” sejumlah kaum muhajirin yang hadir mengusulkan

“kami akan turut mengelola kebun-kebun kalian, berikan saja pada kami bahan-bahan

makanan.” Usul mereka diterima dengan baik dan ditema oleh kaum anshor.22

Masih banyak tauladan yang begitu besar perhatian kaum anshor kepada saudara-

saudaranya kaum muhajirin dengan keihlasan yang tinggi dan rasa persaudaraan yang

setulus-tulusnya, mereka rela mengorbankan sebagian harta kekayaan mereka untuk

membantu penghidupan kaum muhajirin. Namun kaum muhajirin tidak mau

menggunakan kesempatan itu beroleh bantuan tanpa bekerja. Dan mereka tidak mau

menerima bantuan lebih dari yang diperlukan sementara waktu yaitu makanan.

Kemudian lebih lanjut, dalam sejarah membuktikan bahwa rasul bukan hanya

memperhatikan umatnya saja, akan tetapi beliau juga memperhatikan orang yang ada

disekitar beliau yang berbeda keyakinan dengan beliau seperti orang Nashrani, Yahudi

dan orang keturunan kafir Quraish. Bagaimanakah sikap beliau? Apakah mengucilkan

mereka?, menindas hak-hak mereka?, mengusir mereka?, memusuhi, atau bahkan

mengancam nyawa mereka?

Jelas tidak!. Muhammad memberikan hak-hak mereka sebagaimana layaknya

seorang manusia, menghormati dan memberikan hak mereka sebagai seorang dari bagian

masyarakat muslim. Diantara buktinya yaitu terealisasinya “Piagam Madinah” sebagai

22 Shokhih bukhori I: 312

Page 34: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

sebuah pengakuan atas keberadaan orang-orang yang berada di Madinah (lebih lanjur dan

BAB ke III akan di jelaskan tentang hak-hak dan batasan-batasannya).

C. Hakekat Ukhuwwah

Dalam kenyataan sosial, karakter manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan

kerja sama antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak dapat dipungkiri juga, bahwa

manusia memiliki kencenderungan hidup berkelompok. Dimana setiap, kelompok dapat

dibedakan dari segi keyakinan dan agama yang mereka anut, dari segi etnis, dan geografis

mereka, dari segi prinsip polotik, dari segi kepentingan ekonomi, dari segi pola berfikir,

dan pandangan hidup (ideologi), adat-istiadat dan lain sebagainya.

Dalam al-Qurân juga sosok manusia sebagai seorang makhluk yang diberi mandat

oleh Allah sebagai khalifah23 (yang umumnya memiliki sifat dan watak kuat, hebat,

tangguh, gagah dan ksatria) akan tetapi juga dinyatakan dalam al-Qurân sebagai makhluk

yang lemah ( ß $Z�‹Ïè |Ê≈|¡ΡM}$# t,Î= äzuρ )24 oleh karena itu mereka harus membentuk bekerja sama

dalam kebaikan dan taqwa.

Sebagaimana ibnu Khaldun dalam bukunya Muqoddimat, “sebuah organisasi kemasyarakatan merupakan suatu kemestian bagi manusia. Tanpa itu, eksistensi manusia

sebagai makhluk sosial tidak akan sempurna, sebagaimana kehendak Allah menjadiakan

manusia sebagai khalifah-Nya dimuka bumi ini untuk memakmurkannya”. Oleh karena itu para filusuf dan sosiolog berpendapat bahwa manusia menurut tabiatnya adalah makhluk sosial atau makhluk politik yang suka berkumpul dan bekerja sama yang memerlukan pengorganisasaian.25

Senada dengan pernyataan diatas, Miriam Budiharjo dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik mengatakan bahwasannya “Manusia, sebagai makhluk sosial dan makhluk

politik memiliki dua sifat yang bertentangan satu sama lainya; di satu pihak mereka ingin

bekerja sama, tapi disisilain mereka dia cenderung untuk bersaing dengan sesama

23 Lihat Q.S Al-Baqoroh [2] ayat 30 24 Lihat Q.S An-Nisa [4] ayat 28 25 J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-Prinsip Pemerintah dalam Piagam madinah ditinja dari pandangan al-Qurân, (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994) cet. I hal 127

Page 35: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

manusia”. sehingga mau tidak mau faktor-faktor tersebut mengakibatkan mudahnya timbul konflik diantara mereka, disebabkan masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan dan mempunyai berbagai kepentingan yang tajam dalam bidang sosial, ekonomi dan politik dan sebagainya cenderung ingin saling menghancurkan.26

Teringat kiranya kita dengan kasus 11 september 2001 yang terjadi di sebuah

negara adidaya yang berujung dengan pemojokan sebuah agama, kasus di Mumbay pada

tahun 2008, di Palestina dengan konflik yang berkepanjangan, pembantaian di bosnia,

Chechnya, tragedi bom Bali, tragedi 13 mei di Jakarta, tragedi Priuk, tragedi Poso,

tragedi Ambon, tragedi Sampit dan tragedi-tragedi yang lain yang tidak terekam oleh

sejarah. Dari semua tragedi-tragedi diatas semuanya hanya menyisakan trauma, dendam,

kerusakan, kehancuran dan kekacauann yang turun temurun diwarisi oleh sejarah saja.

Kerusuhan dan kekisruhan kapanpun dan dimanapun bisa terjadi bak bom waktu

yang tinggal menunggu waktu yang siap meledak kapan saja dan dimana saja. Penting

kiranya sebuah antisipasi untuk mengatasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan itu.

Manusia diciptakan oleh Allah selain sebagai khalifah, sebagai pengemban amanah untuk

menjaga kemakmuran dimuka bumi ini, maka. Wajib kiranya amanah itu diemban dan

direalisasikan adanya.

Untuk merangkum kesemuanya kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

urgensi Ukhuwwah perlu dan penting di jaga dan di syiar-kan agar supaya kekerasan,

kekisruhan, perpecahan, keributan dan na’udzubillah jangan sampai terjadi, adzab turun

sebagaimana Allah turunkan pada umat-umat terdahulu karena selalu ma’siat, durhaka

dan ingkar di bumi Allah. Kita tengok dalam Qur’an Surat Ali-Imron [3] ayat 103 untuk

tolak ukur mengapa Islam memerintahkan untuk berpegang teguh kepada agama Allah.

26 Soerjono seokarto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Rajawali. Jakarta. 1982) Hal. 94

Page 36: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

(#θßϑÅÁtGôã$# uρ È≅ö7pt¿2 «!$# $Yè‹Ïϑy_ Ÿωuρ (#θè%§�x� s? 4 (#ρã�ä. øŒ$#uρ |M yϑ÷èÏΡ «!$# öΝ ä3ø‹n=tæ øŒÎ) ÷ΛäΖä. [!# y‰ôãr& y# ©9 r'sù

t ÷ t/ öΝ ä3Î/θè=è% Λä óst7ô¹r'sù ÿϵ ÏFuΚ ÷èÏΖÎ/ $ZΡ≡uθ÷zÎ) ÷ΛäΖä. uρ 4’n? tã $x� x© ;οt�ø� ãm zÏiΒ Í‘$Ζ9$# Ν ä. x‹s)Ρr'sù $pκ÷] ÏiΒ 3 y7 Ï9≡x‹x. ßÎi t6ムª!$# öΝä3s9 ϵ ÏG≈ tƒ# u ÷/ ä3ª=yès9 tβρ ߉tGöκsE ∩⊇⊃⊂∪

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Q.S Ali-Imron [3] ayat 103

Ayat Madaniyah ini merupakan perintah Allah untuk masyarakat Islam agar mereka

bersatu dan berpegang teguh kepada kitab dan sunnah serta memperkokoh persaudaraan

mereka, dalam ayat ini juga Allah menjanjikan hati mereka sehingga bersaudara. Karena

Allah tidak menghendaki perpecahan diantara mereka, melainkan persatuan dan

persaudaraan, serta taat kepada-Nya serta Rasul-Nya. Orang-orang yang berpegang teguh

kepada kitab dan sunnah hubungannya akan baik dengan Allah, Rasul dan sesama

manusia sehingga mereka bersatu dan dengan peraturan Allah, bersaudara dan bersatu

dengan sesama manusia.27

Kiranya sudah sangat jelas. Untuk membantah pernyataan-pernyataan kaum dan

kalangan yang selalu sinis, selalu benci, memusuhi dan selalu mencari celah, borok dan

cacat ajaran Islam dengan pernyataan-pernyataan mereka yang mendiskreditkan Islam

dengan menyatakan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan,

kriminalisme, intimidasi, individualis, kebencian terhadap umat/golongan lain, lebih

27 Prinsip-Prinsip Pemerintah dalam Piagam madinah ditinja dari pandangan al-Qurân, (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994) cet. I hal 147

Page 37: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

parah bahkan ada segolongan orang yang menjustifikasi bahwasannya Islam adalah

agama yang gemar berperang dan mengajarkan terorisme.

Di bab selanjutnya penulis akan mengetengahkan seberapa indah ajaran Islam

mengajarkan kedamaian sebagai sebuah agama yang mempelopori perdamaian, seberapa

universal ajaran agama Islam sebagaimana universaly ajaran yang diturunkan untuk

seluruh umat, seberapa agung dan mulianya Islam sebagai agama yang diturunkan

sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam.

D. Faktor Penunjang Ukhuwwah

Seberapa indah ajaran agama Islam mengajarkan kedamaian sebagai sebuah agama

yang mempelopori perdamaian, seberapa universal ajaran agama Islam, sebagaimana

universal ajaran yang diturunkan untuk seluruh umat, seberapa agung dan mulianya

Islam, sebagai agama yang diturunkan sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam.

Islam mengajarkan tentang Ukhuwwah, tidak lepas dari tuntunan dan bimbingan,

agar supaya value yang akan didapat bukan hanya pahala duniawi saja akan tetapi

ukhrowi juga. Persaudaraan akan berdiri dengan kokoh, teguh, tegak di bumi Allah,

bilamana syarat-syarat dan pilar-pilar sebagai pondasinya terpenuhi. tanpa terpenuhinya

syarat dan pilar itu, ikatan ukhuwwah tidak akan terjalin dengan kuat, dan sudah barang

tentu permusuhan, kerusuhan, kekisruhanpun otomatis akan menggantikan posisinya.

Syarat dalam ber-ukhuwwah dan juga untuk dapat menggapai seluruh keutamaan

yang terkandung di dalamnya, tentu seorang muslim harus dapat mengetehui syarat-

syarat dan pilar yang penting dan mendasar sebagai pondasi utama yang harus

dipenuhinya terlebih dahulu. Diantara syarat-syaratnya adalah:

1. Ikhlas Karena Mengharapkan Ridhlo Allah Semata

Page 38: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Persaudaraa seorang muslim terhadap muslim lainnya, haruslah dilandasi dengan

keikhlasan kepada Allah SWT. Ukhuwwah yang terlahir bukan karena sesuatu yang

bersifat keduniaan, atau karena termotivasi oleh kepentingan tertentu. Dan apabila

ukhuwwah telah tercampur dengan ketidak ikhlasan seperti itu, maka sudah menjadi hak

Allah apabila tidak menerima ukhuwwah yang seperti itu.

Tentang sebuah keikhlasan, digambarkan dalam sebuah kisah yang terdapat dalam

hadits, yang menceritakan seorang pemuda yang ingin mengunjungi saudaranya.

هليا أتى علكا فلمم هتجردلى مع له الله دصى فأرأخر ةيى قرف أخا له ارال زجر أن ةيالقر هذى هأخا لى ف قال أريد تريد نا قال ال . قال أيهبتر ةمعن نم هليع ل لكقال ه

قال فإنى رسول الله إليك بأن الله قد أحبك كما . غير أنى أحببته فى الله عز وجل

يهف تهببأح

Diceritakan bahwasannya ada seseorang yang mengunjungi sauadaranya yang berada didesa lain, kemudian Allah mengutus malaikat untuk mengikutinya di jalan, kemudian malaikat menemu orang tersebut, dan maikat bertanya kepada Orang yang mau berkunjung “mau pergi kemana kamu?” dan ia menjawab saya hendak menginjungi saudaraku didesa ini. Dan malaikatpun bertanya lagi “apakah kamu memiliki kepentingan yang harus ia lakukan untukmu” dan ia menjawab “tidak! Akan tetapi saya mencintainya karena Allah azza wajalla, Dan kemudian malaikatpun berkata “sesungguhnya saya adalah diutus Allah untuk menemuimu karena sesungguhnya Allah benar-benar mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu”28

(H.R Muslim)

2. Dilandaskan Keimanan dan Ketaqwaan

Karena hanya dengan iman dan taqwa sajalah, yang mampu menjadikan ukhuwwah

tetap bersih, sebagaimana yang diinginkan oleh ajaran Islam. Dimana terhampar luas

pernyataan itu dalam firmannya, dalam al-Qurân Allah menggambarkan dalam Surat al-

Hujurat [49] ayat 10

28 Imam Abi Khusain Muslim bin khajjaj al-Qusairi an-naisaburi, Shohih Muslim, (Maktabah al-Ma’arif. Libanon 1995) Juz 8 hal. 8 no hadis.6714

Page 39: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

$yϑ‾ΡÎ) tβθãΖÏΒ÷σ ßϑø9 $# ×ο uθ÷zÎ) (#θßsÎ=ô¹r' sù t÷t/ ö/ ä3÷ƒ uθyzr& 4 (#θà) ¨?$# uρ ©!$# ÷/ ä3ª=yès9 tβθçΗxq ö�è? ∩⊇⊃∪

Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

Juga dalam Surat az-zukhruf [43] ayat 67

âHξÅzF{ $# ¥‹Í×tΒöθtƒ óΟ ßγ àÒ÷èt/ CÙ÷è t7 Ï9 <ρ߉tã āωÎ) šÉ) −Fßϑø9 $# ∩∉∠∪

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.

3. Komitmen Dengan Adab Islam.

Persaudaraan tidak akan pernah terajut, apabila kedua orang yang saling

berukhuwwah tidak mengimplementasikan adab dan perilaku Islami. Dan hal seperti

inilah, yang maknanya terkandung dalam salah satu sabda Rasulullah SAW:

هليقا عتفرو هليا ععتماج ى اللها فابالن تحجرو …dan dua orang pemuda, yang saling mencintai karena Allah, Mereka bertemu

karena Allah dan merekapun berpisah karena Allah SWT29

(HR. Bukhori)

4. Berprinsip Saling Menasehati Kerena Allah

حيصـنالـ نيدـلا مـلـس و هيلـع ى اهللاـلص اهللا لوسر الـق اترـم ثالثة مهتامعو نيـملسمـلا ةمئألو هابـتكلو هـلل الـ؟ ق نمل اهللا لوسا را يوالـق

Rasulullah mengatakan bahwaasannya Agama adalah nasihat pada tiga tingkatan, sahabat bertanya pada siapa saja ya rasulullah? Beliau menjawab Untuk Allah, kitabnya dan untuk para imam muslimin dan orang –orang awam mereka30

(Sunan at-tirmidzi)

29 Al-imam al-Khafidz abi abdullah Muhammad bin ismail al-Bukhori. Shokhih al-Bukhori (Al-Maktabah al-‘ashriyyah. Beirut. 1997) Juz 3, Hal.116 No. Hadis 660 30 Muhammad bin Isa bin sauroh bin Musa bin ad-dokhak at-tirmidzi Abu ‘Isa. Sunan At-Tirmidzi (Libabanon. Dar al-Fikri 1994) juz 4 hal.324 No. 1926

Page 40: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan bahwa: Dari Abu Hurairah

Rasulullah. Disebutkan bahwasannya rasulullah SAW bersabda

هنع هطيمـلـن رأى به أذى ، فإن أحدكم مرآة أخيه ، فإ ‘Seorang mu’min merupakan cermin bagi mu’min lainnya, yang apabila ia melihat

pada aib pada diri saudaranya, ia memperbaikinya.31 (HR. At-tirmidzi)

5. Saling tolong menolong dalam kesenangan dan kesusahan.

(#θ çΡuρ$ yè s?uρ ’ n?tã Îh�É9 ø9$# 3“uθ ø)−G9$#uρ ( Ÿω uρ (#θ çΡuρ$ yè s? ’n?tã ÉΟøO M}$# Èβ≡uρ ô‰ãèø9$#uρ 4 (#θ à)¨?$#uρ ©!$# ( ¨β Î) ©!$# ߉ƒ ωx©

É>$ s)Ïèø9$# ∩⊄∪

….. dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya

Q.S. Al-Maidah [5] ayat 2

Tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan merupakan perintah Allah SWT,

baik dalam kondisi suka maupun duka. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW

mengungkapkan : Dari Nu’man bin Basyir ra, Rasulullah SAW bersabda:

رأسه تداعى له سائر جسده نينمؤمـلا كىـشتا اجسد إذمثل المؤمن كمثل ال Perumpamaan orang-orang mu’min dalam hal kecintaan dan kasih sayang diantara

mereka adalah laksana satu tubuh, yang apabila terdapat salah satu anggota tubuhnya yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakit, dengan tidak dapat tidur dan demam.’32

(Musnad Akhmad)

31 Sunan at-tirmidzi Juz. 7 hal. 390 no hadis 2054 32 Abu abdullah ahmad bin bin hanbal bin hilal bin asad as-saibani Musnad akhmad (Libanon. Dar al-Fiqri. 1992) juz 40 Hal. 107 no. 18852 dan 18945

Page 41: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Setelah sebuah ‘pondasi’ (baik rumah, gedung, jembatan atau apapun itu yang

bersifat penguat di badian dasar) dibuat dengan kokoh, kuat dan tidak pudar maka perlu

usaha tambahan untuk merawat agar supaya pondasi tersebut tidak hanya bertahan dalam

beberapa saat saja atau hancur dalam hitungan tahun, bulan atau hari saja, diperlukan

perawatan extra agar supaya hal-hal tersebut tidak terjadi. Sama halnya dengan pilar atau

podasi ukhuwwah, ada perawatan khusus setelah dibangunnya pilar-pilar diatas sebagai

pondsi, adapun cara untuk mempererat tali ukhuwwah Terdapat beberapa cara untuk

dapat selalu menumbuhkan serta mempererat jalinan tali ukhuwwah yang terajut dengan

kuat. Diantaranya adalah:

a) Memberitahukan rasa ‘cinta’nya kepada saudaranya

Sebagagaiman diriwayatkan dari sanad yang shohih oleh Abu dawud dan at-

Tarmidzi. Dimana Nabi saw. Bersabda :

ـ إذا أحب الرجل أخاه فليخبره أنه يحبهك Apabia seseorang mencintai sauadaranya hendaklah mengkhabarkan kepadanya

“bahwa engkau mencintainya”33 (HR. Abu Daud)

b) Mendoakan Saudaranya

Dalam sebuah riwayat dikisahkan: Dari Abu Darda ra,

ما من عبد مسلم يدعو ألخيه بظهر الغيب إال قال الملك ولك بمثل tidak seorang hamba muslim berdoa untuk saudaranyadari kejauhan, melainkan

malaikat berkata”dan untukmu juga seperti itu”34 (HR. Muslim)

33 Abi daud sulaiman ibnu al-‘as ‘as as-sajastani al—azdi, Sunan Abi Dawud (Kairo Mesir. Dar al-Hadis. 1988) Juz 4 Hal. 495 no 5126 34 Shohih Muslim, juz 8 hal. 86 no hadis 7103

Page 42: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

c) Memberikan Senyuman

Hal ini diriwayatkan oleh imam Muslim dari Abu Dzar ra, Rasulullah SAW

mengatakan kepadaku,

نم نرقال تحأن لوئا وشي وفرعـت المبى ألق طخاك هجولق Janganlah kalian menganggap remeh satu perbuatan baik sedikitpun, meskipun

hanya memberikan senyuman (wajah yang ramah) kepada kepada saudaramu.35 (HR. Muslim)

d) Menjabat Tangan

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW mengatakan: Dari Salman al-Farisi

ra, Rasulullah SAW bersabda:

ـ هديـب ذـخأف اهخأ ىقا لذإ ملسمـلا نإ يف رجـالش نم سابيـلا قرولا اتحـتت رحبلا دبز لـثا ممهوبنذ تانك نإ ا ومهـل رفـغ الإو فاصع موـي

Sesungguhnya seorang muslim, apabila ia bertemu dengan saudaranya muslim yang lainnya, kemudian ia menjabat tangannya, maka akan berguguranlah dosa keduanya sebagaimana bergugurannya dedaunan dari sebuah pohon yang telah kering di hari angin bertiup sangat kencang. Atau kalau tidak, dosa keduanya akan diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan.36

(HR. Imam Baihaqi)

e) Berkunjung

Rasulullah SAW bersabda,

bahwa Allah berfirman, ‘Cinta-Ku wajib diberikan kepada orang yang saling mencintai karena-Ku, kepada yang saling duduk karena-Ku, kepada yang saling mengunjungi (bersilaturahim) karena-Ku, dan yang saling berlomba untuk berkorban karena-Ku.”

(HR. Ahmad bin Hambal)

f) Mengucapkan Selamat Pada Moment Tertentu

Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda:

35 Shohih Muslim, juz 8 hal. 37 no hadis 6857 36 Akhmad bin Husain al-baihaqi. Al-baihaqi. Juz VI halaman 437 No hadis. 8950

Page 43: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Barang siapa yang bertemu dengan saudaranya dengan sesuatu yang menyenangkannya untuk membahagiakannya, maka sungguh Allah akan membahagiakannya pada hari kiamat.

(HR. Tabrani dalam Mu’jam Shaghir, II/288)

g) Memberikan Hadiah

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengemukakan: Saling mencintai dan saling memberi hadiahlah kalian

(HR. Baihaqi & Tabrani)

h) Memberikan Perhatian Penuh Pada Kebutuhan Saudaranya

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:

مفن نس عن ؤمك نمبرة مك نـلا بر موب يرك نم ةبرك هنع هللا سفـا نيدنـ رتس نمة ، ورخآلاا ويدنلي اف هيلع اهللا رسـي رسعى ملع رسي نم، و ةاميقــلامسلمتا ، سراهللا ه ي افنلدا ويلاآخرة .اهللاو فـي علا نوعبد ا كملا انعبد في عنو هيـخأ

‘Barang siapa yang melapangkan kesempitan dunia seorang mu’min, maka Alla akan melapangkan baginya kesempitan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang mempermudah kesulitan seseorang, maka Allah akan mempermudahnya dalam kehidupan dunia dan akhirat. Barang siapa yang menutupi cela seorang muslim, maka Allah akan menutupi celanya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selagi hamba-Nya tersebut menolong saudaranya.

(HR. Muslim)

i) Melaksanakan Semua Hak-Hak Ukhuwwah.

Terdapat beberapa hal, yang menjadi hak seorang muslim dengan muslim

lainnya dalam berukhuwwah yang harus ditunaikan oleh setiap muslim.

Hak-hak tersebut akan dibahas dalam pembahasan berikut:

Dalam ukhuwwah terdapat hak-hak yang mesti dilaksanakan oleh sesama

muslim yang saling bersaudara karena Allah SWT. Diantara hak-hak

Page 44: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

tersebut adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Rasulullah SAW

dalam sebuah haditsnya: Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda,

‘Hak seorang muslim dengan muslim lainnya ada enam. Para sahabat bertanya, ‘Apa itu wahai Rasulullah SAW? Beliau menjwab, ‘apabila engkau bertemu dengannya ucapkanlah salam, apabila ia mengundangmu penuhilah, apabila ia minta nasehat darimu nasehatilah, apabila ia bersin doakanlah, apabila ia sakit tengoklah, dan apabila ia meninggal dunia maka ikutilah jenazahnya.”

(HR. Muslim)

(a) Mengucapkan Salam.

(b) Memenuhi Undangannya.

(c) Memberikan Nasehat.

(d) Mendoakan Ketika Bersin.

(e) Menengok Ketika Sakit.

(f) Mengikuti Jenazahnya Ketika Meninggal Dunia

Selain keenam hak ini, juga masih terdapat hak lainnya, yaitu sebagaimana

yang terdapat dalam sebuah hadits: Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW

bersabda,

‘Barang siapa yang melapangkan kesempitan dunia seorang mu’min, maka Allah akan melapangkan baginya kesempitan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang mempermudah kesulitan seseorang, maka Allah akan mempermudahnya dalam kehidupan dunia dan akhirat. Barang siapa yang menutupi cela seorang muslim, maka Allah akan menutupi celanya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selagi hamba-Nya tersebut menolong saudaranya.

(HR. Muslim)

Dari hadits ini dapat di ambil beberapa poin penting, bahwa hak seorang

muslim terhadap muslim lainnya adalah :

(g) Memperhatikan dan peduli terhadap kebutuhan dan kesusahannya.

(h) Menutupi aib atau kekurangan yang dimilikinya

Page 45: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

E. Upaya Nabi Dalam Menciptakan Ukhuwwah

Pada saat turun perintah untuk berhijrah dari mekkah ke Yatsrib (sebelum di ganti

menjadi Madinah), Nabi Muhammad saw. bukan hanya lepas dari gertakan, gangguan,

dan ancaman pembunuhan ataupun percobaan pembunuhan dari kaum Kafir, Quraish di

mekkah secara otomatis. Akan tetapi Nabi Muhammad saw. juga masih menghadapi

beberapa masalah di Madinah, dimana kita ketahui keberadaan kota Madinah pembagian

menurut genealogi maupun etnis dan keyakinan terbagi kedalam beberapa kelompok

sosial yang saling berbeda dalam cara berfikir dan kepentingan.

Heterogensi penduduk Madinah juga dapat dibedakan dari hal etnis dan bangsa, asal

daerah dan ekonomi, agama dan keyakinan, serta adat kebiasaaan, dimana kondisi ini

menyebabkan tiap golongan memiliki cara berfikir dan bertindak dalam mewujudkan

sesuatu yaitu sendiri-sendiri sesuai degan filosofi hidupnya yang dipengaruhi oleh

keyakinan dan kultur yang dianutnnya, dan tuntutan situasi.

Maka dengan kondisi ini Nabi Muhammad saw. menghadapi masalah baru untuk

menyatukan mereka untuk menghindari perpecahan, kekisruhan, keributan bahkan

sampai peperangan, dimana kita kenal jasa beliau dengan Piagam Madinah-nya, simbol

kesuksesan beliau dalam menyatukan semua elemen masyarakat Madinah yang ada

didalamnya. Sebagaimana kita tahu bahwa nabi Muhammad saw. tidak hanya berkata

dalam memberikan tauladan tapi aplikasi dan realisasi nyata dengan pengamalan dan

tindakan beliau contohkan sebagai suri tauladan yang baik untuk umat dan masyarakat

disekitarnya.

Page 46: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Seorang Yahudi memberikan kesaksian sebagai berikut: ketika rasulullah saw. Baru

saja tiba dimadinah. saya segera menemuinya. Dari wajah beliau saya mengetahui bahwa

beliau bukanlah seorang pendusta. Dan yang pertama-tama dikatakan oleh beliau:

ا أيـيا النهشفأ اسلا اوالسم وـأطعـلطا اوعام ولصألا اورامح ولصالا بوللي اسالنو نيت املخدلا اوب ةنجمالس

wahai manusia sebarluaskan salam, berilah makan orang-orang yang kelaparan, jagalah hubungan silaturrahmi, dirikanlah sholat dimalam hari, saat orang lain sedang nyenyak tidur.. (dengan demikian) kalian akan masuk suarga,37

(Sunan Ibnu Majah)

Lebih jauh Abdullah bin Salam menuturkan: beliau juga berkata

أمال ي ننة مخل الجدال ي هارج ن Tidak akan masuk surga bagi orang yang tidak memberikan rasa aman bagi tetangganya38

(Shokhih Muslim)

هديو هانلس نم ونملسالم ملس نم ملسالم Orang muslim adalah Orang yang yang kaum muslimin (sesamanya) aman dari gangguan lidah dan tangannya (perbuatannya)

(H.R an-Nasai)

Islam memberikan sebuah warisan peradaban yang dikukuhkan dalam sebuah

syariat (tatanan, hukum atau undang-undang) dimana batu pertama yang nabi letakkan

sebagai pondasi dimasa awal nabi menginjak kota yatsrib adalah ukhuwwah, dimana

orang tidak akan sempurna imannya sebelum ia dapat mencintai saudaranya, seperti ia

mencintai dirinya sendiri,39 dan sebelum persaudaraan demikian itu dapat mencapai

kebaikan dan rasa kasih sayang tanpa suatu sikap lemah dan mudah menyerah.

Ada orang yang bertanya pada nabi Muhammad saw. “perbuatan apakah yang baik

didalam Islam?” kemudian ia menjawab:

37 Sunan Ibnu Majah Juz. 4 hal. 230 no Hadis. 1324 38 Shohih Muslim, Juz 4 hal. 49 no hadis 181 39 Shokhih al-Bukhori juz.1 hal. 29 no hadis.13

Page 47: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

متطع أ الستقرو امتالالطع لم نمفت ورع نلى مع رفمع Sudi memberikan makan, dan sudi memberikan salam kepada orang yang kau kenal dan yang tidak kau kenal.40

(HR. an-Nasai)

Dan pengukuhan tentang pondasi persaudara, nabi juga mengutarakan pada saat khutbah

pertama seaat sampai di Yatsrib

دجي مل نمو لعفيلف ةرمـت نم ةقـشب ولو ارـالن نم ههجو يقي نأ اعطتسا نمف فعض ةائمعبى سلا إلهاثمأ رشع ةنسحلي ازجها تب نإف ةبيـط ةلمـكـبف

Barang siapa yang dapat melindungi mukanya dari api neraka sekalipun hanya dengan sebutir kurma, lakukanlah itu, kalaupun itu tidak ada, maka dengan kata-kata yang baik. Sebab dengan itu. Kebaikan yang kau lakukan mendapat balasan 10 kali lipat sampai 700 lipat.

Dikhutbah kedua, nabi berpesan untuk berimbang dalam menjalankan hak baik

terhadap Allah ataupun terhadap sesama manusia diantara khutbah beliau, dan saling

mencintaipun tidak lepas dari pesan beliau41

ا م حالص ا اهللاوقدصاو. هاتقـت قح هوـقـاتا وئيش ها بوـكرشـت الا اهللا وودبعا هدـهع ثكني نأ بضغي اهللا نإ مكنـيـاهللا ب وحرا بوابحتكم، واهوفأب نوـلوـقت

Beribadatlah kamu sekalian, kepada Allah dan jangnlah kalian mempersekutukan-Nya, dengan apapun. Benar-benar takutlah kamu kepadanya. Hendaklah kamu jujur terhadap apa yang kau katakan baik itu; dan dengan ruh Allah hendaklah kamu sekalian saling cinta mencintai, Allah sangat murka terhadap orang yang melanggar janjinya sendiri.

Begitulah Nabi Muhammad menyampaikan pesan-pesan persahabatan dengan pilar-

pilar penunjang terwujudnya Ukhuwwah kepada para sahabat-sahabatnya, baik melalui

Mimbar khutbah jumat, ceramah ataupun melalui dialog-dialog.

Kelenturan syariat Islam sangat amat dirasakan oleh penduduk kaum Yatsrib, itu

semu dapat dilihat dan dibuktikan dengan harmonisnya hubungan masyarakat Yatsrib,

40 Shokhih Muslim, Juz, 15 hal. 191 no hadis. 4914 41 Muhammad Husain haikal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta, Pstaka Litera antar Nusa, 1990) cet ke 11. 208

Page 48: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

yang notabene penduduknya sangat beragam dan bermacam-macam. Dan sampai

akhirnya terbentuklah Madinah al-Munawarroh sebagai sebuah bentuk negara yang telah

mencapai baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur yang telah dirintis oleh nabi dan

sahabat-sahabatnya melalui bimbingan Islam.

Page 49: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji
Page 50: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

BAB III

AYAT-AYAT UKHUWWAH DALAM AL-QURÂN

A. Lafad-Lafad Ukhuwwah Dalam Al-Qurân

Persaudaraan atau dikenal dalam Islam dengan akh, ikhwan dan Ukhuwwah adalah

pondasi dasar dari pewujudan toleransi, saling menghormati, menghargai dan upaya

wujud dari perdamaian dunia. Dan ajaran itu ada dalam Islam dan tertuang dalam al-

Qurân. Persaudaraan didalm al-Qurân dikenal dalam al-Qurân dengan kata akh dalam

bentuk mufrod-nya (tunggal), sedangkan dalam bentuk jama’ terdapat dua bentuk yaitu

ukhuwwah dengan ihhwan.

Menurut bapak M. Quraish Shihab dalam bukunya membumikan al-Qurân, kata akh

dalam bentuk mufrod kurang lebih terulang 52 kali, baik dalam bentuk mudazkar ataupun

muannas, pernyataan beliau mengenai jumlah, hampir sama degan apa yang terdapat

dalam kitab kamus Indeks al-Qurân karangan DR. Azharuddin Sahil, dimana kata akh ini

memiliki dua arti (maksud) yaitu sebagian akh dengan makna “saudara seketurunan”

(sedarah/seibu) dan sebagian lagi “saudara yang bukan seketurunan”, seperti

persaudaraan dengan ikatan seiman atau seagama.

Adapun contoh saudara yang seketurunan banyak sekali ditemukan pada ayat-ayat

yang berbicara tentang waris seperti pada surat an-nisa [4] ayat 12 disitu kata akh

terulang sebanyak dua kali dalam bentuk mudzakar dan muannas yaitu

ρu)Îβ .x%χš ‘u_ã≅× ƒãθ‘uß 2Ÿ=n≈#s'» &rρÍ #$Βø�t&rο× ρu!s&ã…ÿ &rî &rρ÷ &éz÷M× ùs=Î3ä≅eÈ ρu≡nω7 ΒiÏΨ÷γßϑy$ #$9¡�‰ßâ 4 jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.

Page 51: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Pada surat yang sama yaitu QS. an-nisa ayat 176, dan juga disebutkan pada surat

yang lain. Dan contoh saudara yang bukan seketurunan contohnya pada surat al-a’rof [7]

ayat 65 dan lain-lain

Sedangkan dalam bentuk jama’ dari akar kata akh ini ada dua macam yaitu ikhwan

Kata Ikhwan dalam al-Qurân ditemukan 22 kali, dimana .(إRiاk) dan ikhwah (إRiان)

korelasinya dengan kata hampir selalu berdampingan dengan kata al-din, kata ini

ditunjukan pemaknaannya kepada persaudaraan dalam arti tidak sekandung.

Dan kata ikhwah terdapat dalam al-Qurân sebanyak 7 kali, kata Ikhwah ini

ditujukkan untuk makna persaudaraan seketerunan, terkecuali pada surat al-Hujurat [49]

ayat 10, dalam ayat ini menunjukkan persaudaraan bukan seketerunan tapi persaudaraan

seagama.

Persaudaraan didalam al-Qurân bukan berulang sekali atau dua kali dalam pe-

lafadzan-nya, itu setidaknya memberikan peringatan dan bukti betapa penting dan

urgennya akan perealisasian ukhuwwah dalam sebuah kehidupan.

Sebagai pelengkap data, penulis akan melampirkan beberapa data tambahan pe-

lafadzan akh dalam ragam penggunaannya dalalam al-Qurân yang terdapat dalam kitab

al-mu’jam al-mufahros li al-fâd al-Qurân. disamping telah diungkapan oleh prof. M.

Quraish Shihab dalam bentuk mufrod (yang mudzakkar dan muannas), jamak (ikhwan

dan ukhwahnya), oleh beliau Muhammad Fuad Abdul baqi merangkung kata akh dalam

berbagai bentuk, dibawah ini akan terlampir.1

1 Muhammad Fuad Abdul baqi, al-Mu’jam al-Mufahros, (Istanbl Turki, Al-Maktab Al-Islamiyah ) cet. I hal. 30

Page 52: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

No Kontek Q.S Ayat Lafadz 1

اخAn-Nisa [4] 12 ÿ… ã&s!uρ îˆr& ÷ρr& ×M÷zé& Èe≅ä3Î=sù 7‰Ïn≡ uρ $yϑßγ ÷Ψ ÏiΒ â¨ ß‰�¡9 $#

2

An-Nisa [4] 23 öΝ ä3çG≈ n=≈ yzuρ ßN$oΨ t/ uρ ˈF{ $# ßN$oΨ t/ uρ ÏM÷zW{ $#

3

Yusuf [12] 59 $£ϑs9 uρ Ν èδt“ £γ y_ öΝ ÏδΗ$ yγ pg ¿2 tΑ$s% ’ÎΤθçGøD $# 8ˆr'Î/ Ν ä3©9

ô ÏiΒ öΝ ä3‹Î/ r& 4 Ÿ 4

Yusuf [12] 77 * (# þθä9$s% βÎ) ø− Ì�ó¡o„ ô‰s) sù s− t�y™ Óˆr& … ã&©! ÏΒ ã≅ ö6 s% 4

5 Miا

Al-ahqof [46] 21 * ö�ä. øŒ $# uρ % s{ r& >Š% tæ øŒ Î) u‘ x‹Ρ r& … çµ tΒöθs% Å∃$s) ômF{ $$Î/

6

MmMiا

Yusuf [12] 63 $tΡ$ t/ r'‾≈ tƒ yì ÏΖãΒ $ΖÏΒ ã≅øŠs3ø9 $# ö≅ Å™ ö‘ r'sù !$oΨ yètΒ $tΡ$ yzr&

ö≅ tGò6 tΡ

7

Yusuf [12] 65 $£ϑs9 uρ (#θßs tGsù óΟ ßγ yè≈ tFtΒ ç�� ÏϑtΡ uρ $uΖn=÷δ r& àáx� øt wΥuρ

$tΡ% s{ r& ߊ# yŠ÷“ tΡuρ Ÿ≅ ø‹x. 9�� Ïèt/

8

kMiا

Al-a’rof [7] 111 (# þθä9$s% ÷µ Å_ö‘ r& çν% s{ r& uρ ö≅ Å™ ö‘ r& uρ ’ Îû ÈÉ!# y‰yϑø9 $#

tÎ�ų≈ ym ∩⊇⊇⊇∪

9

Yusuf [12] 69 $£ϑs9 uρ (#θè=yzyŠ 4’ n?tã y#ß™θム#”uρ# u ϵ ø‹s9 Î) çν$yzr&

10

Yusuf [12] 76 $tΒ tβ% x. x‹è{ ù'uŠÏ9 çν$yz r& ’ Îû ÈÏŠ Å7Î=yϑø9 $# HωÎ) βr& u!$t±o„ ª!$# 4

Page 53: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

11

Maryam [19] 53 $oΨ ö7 yδuρuρ … çµ s9 ÏΒ !$uΖÏFuΗ÷q §‘ çν% s{ r& tβρã�≈ yδ $wŠÎ; tΡ

12

Al-Mukminun [23] 45 §Ν èO $uΖù=y™ ö‘ r& 4†y›θãΒ çν$yzr& uρ tβρã�≈ yδ $uΖÏG≈ tƒ$t↔Î/

9≈ sÜ ù=ß™ uρ AÎ7 •Β

13

Al-Furqon [25] 35 ô‰s) s9 uρ $oΨ ÷� s?# u y›θãΒ |=≈tFÅ6 ø9 $# $oΨ ù=yèy_uρ ÿ… çµ yètΒ

çν% s{ r& šχρã�≈ yδ # \�ƒ Ηuρ

14

As-Su’aro [26] 36 (# þθä9$s% ÷µ Å_ö‘ r& çν% s{ r& uρ ô] yèö/ $# uρ ’Îû ÈÉ!# y‰yϑø9 $#

tÎ�ų≈ ym

15

nهMiا

Al-A’rof [7] 65 * 4’ n<Î) uρ >Š% tæ ôΜ èδ% s{ r& # YŠθèδ 3 tΑ$s% ÉΘöθs)≈ tƒ (#ρ߉ç7 ôã$#

©!$# $tΒ / ä3s9 ô ÏiΒ >µ≈ s9 Î) ÿ… çν ç�ö� xî

16

Al-A’rof [7] 73 4’ n<Î) uρ yŠθßϑrO öΝ èδ% s{ r& $[sÎ=≈ |¹ 3 tΑ$s% ÉΘöθ s)≈ tƒ

(#ρ߉ç7 ôã$# ©!$#

17

Huud [11] 85 4’ n<Î) uρ štô‰tΒ öΝ èδ% s{ r& $Y7 øŠyèä© 3 tΑ$s% ÉΘöθs)≈ tƒ

(#ρ߉ç7 ôã$# ©!$#

18

Huud [11] 50 4’ n<Î) uρ >Š% tæ öΝ èδ% s{ r& # YŠθèδ 4 tΑ$s% ÉΘöθs)≈ tƒ (#ρ߉ç6 ôã$# ©!$#

19

Huud [11] 61 * 4’ n<Î) uρ yŠθßϑrO öΝ èδ% s{ r& $[sÎ=≈ |¹ 4 tΑ$s% ÉΘöθs)≈ tƒ

(#ρ߉ç6 ôã$# ©!$#

20

Hud [11] 84 * 4’ n<Î) uρ ttô‰tΒ óΟ èδ% s{ r& $Y6 ø‹yèä© 4 tΑ$s% ÉΘöθs)≈ tƒ

(#ρ߉ç7 ôã$# ©!$#

Page 54: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

21

An-Namel [27] 45 ô‰s) s9 uρ !$oΨ ù=y™ ö‘ r& 4’ n<Î) yŠθßϑrO öΝ èδ% s{ r& $�sÎ=≈ |¹ Èβr& (#ρ߉ç7 ôã$# ©!$#

22

Al-Ankabut [29] 36 4’ n<Î) uρ štô‰tΒ öΝ èδ% s{ r& $Y7 øŠyèä© tΑ$s) sù ÉΘöθs)≈ tƒ

(#ρ߉ç6 ôã$# ©!$#

23

اRiك

Yusus [12] 69 tΑ$s% þ’ ÎoΤÎ) O$tΡr& x8θäzr& Ÿξsù ó§Í≥tFö; s? $yϑÎ/ (#θçΡ$Ÿ2

šχθè=yϑ÷ètƒ

24

Tooha [20] 42 ó= yδøŒ $# |MΡr& x8θäzr& uρ ÉL≈ tƒ$t↔Î/ Ÿωuρ $u‹Ï⊥ s? ’ Îû “Ì�ø. ÏŒ

25 kRiا

Yusuf [12] 8 øŒ Î) (#θä9$s% ß#ß™θã‹s9 çνθäzr& uρ �= ymr& #’ n<Î) $oΨŠÎ/ r& $Ψ ÏΒ

26 nهRiا

As-Syuaro [26] 106 øŒ Î) tΑ$s% öΝ çλm; óΟ èδθäzr& îyθçΡ Ÿωr& tβθà) −Gs? ∩⊇⊃∉∪

27

As-Syuaro [26] 124 øŒ Î) tΑ$s% öΝ çλm; öΝ èδθäz r& îŠθèδ Ÿωr& tβθà) −Gs? ∩⊇⊄⊆∪

28

As-Syuaro [26] 142 øŒ Î) tΑ$s% öΝ çλm; öΝ èδθäz r& ìxÎ=≈ |¹ Ÿωr& tβθà) −Gs? ∩⊇⊆⊄∪

29

As-Syuaro [26] 161 øŒ Î) tΑ$s% öΝ çλm; öΝ èδθäz r& îÞθä9 Ÿωr& tβθà) −G s? ∩⊇∉⊇∪

30

riا

Al-Maidah [5] 25 tΑ$s% Éb>u‘ ’ÎoΤÎ) Iω à7Î=øΒr& āωÎ) Ťø� tΡ Å�r& uρ ( ø− ã�øù$$sù

$sΨ oΨ ÷� t/ š 31

Al-Maidah [5] 31 ßN÷“ yftãr& ÷βr& tβθä. r& Ÿ≅ ÷WÏΒ # x‹≈ yδ É># {�äóø9 $# y“Í‘≡ uρé'sù

nο uöθ y™ Å�r&

32

Al-A’rof [7] 151 tΑ$s% Éb>u‘ ö�Ï� øî$# ’ Í< Å�L{ uρ $oΨ ù=Åz÷Š r& uρ †Îû

y7ÏGuΗ÷q u‘ (

Page 55: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

33

Yusuf [12] 90 (( tΑ$s% O$tΡ r& ß#ß™θム!# x‹≈ yδ uρ Å�r& ( ô‰s% �∅tΒ ª!$#

!$uΖøŠn=tã ( 34

Thoha [20] 30 tβρã�≈ yδ Å�r& ∩⊂⊃∪

35

Al-Qoshos [28] 34 Å�r& uρ Üχρã�≈ yδ uθèδ ßx|Áøùr& Íh_ÏΒ $ZΡ$|¡Ï9 ã&ù#Å™ ö‘ r' sù

zÉë tΒ # [÷Š Í‘ û 36

Shood [38] 23 ¨βÎ) !# x‹≈ yδ Å�r& … çµ s9 Óìó¡Î@ tβθãèó¡Î@uρ Zπ yf÷ètΡ u’ Í<uρ

×π yf÷ètΡ ×ο y‰Ïn≡ uρ

37

sciا

Al-Qoshos [28] 35 tΑ$s% ‘‰à± t⊥ y™ x8y‰àÒtã y7‹Åzr'Î/ ã≅ yèøg wΥuρ $yϑä3s9

$YΖ≈ sÜ ù=ß™

38

uciا

Al-Qurân-Baqoroh [2] 178 4 ô yϑsù u’ Å∀ãã … ã&s! ô ÏΒ ÏµŠÅzr& Öóx« 7í$ t6 Ïo?$$sù

Å∃ρã�÷èyϑø9 $$Î/

39

Al-Maidah [5] 30 ôMtã§θsÜ sù … çµ s9 … çµ Ý¡ø� tΡ Ÿ≅ ÷Fs% ϵŠ Åzr& … ã&s#tG s) sù

yxt6 ô¹r'sù z ÏΒ šÎ�Å£≈ sƒ ø:$# ∩⊂⊃∪

40

Al-Maidah [5] 31 ß] ysö7 tƒ ’ Îû ÇÚ ö‘ F{ $# … çµ tƒ Î�ã� Ï9 y#ø‹x. ”Í‘≡ uθムnο uöθy™

ϵ‹ Åzr&

41

Al-A’rof [7] 142 tΑ$s%uρ 4y›θãΒ ÏµŠ ÅzL{ šχρã�≈ yδ Í_ø� è=÷z$# ’ Îû ’ ÍΓöθs% ôxÎ=ô¹r& uρ

42

Al-A’rof [7] 150 ’ s+ ø9 r& uρ yy# uθø9 F{ $# x‹s{ r& uρ Ĩ ù& t�Î/ ϵ‹ Åzr& ÿ… çν ”�èg s† ϵ ø‹s9 Î) 4

Page 56: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

43

Yunus [10] 87 !$uΖø‹ym÷ρr& uρ 4’ n<Î) 4y›θãΒ Ïµ‹ Åzr& uρ βr& # u§θt7 s? $yϑä3ÏΒöθs) Ï9

u�óÇÏϑÎ/ $Y?θã‹ç/

44

Yusuf [12] 64 tΑ$s% ö≅ yδ öΝ ä3ãΨ tΒ# u ϵ ø‹n=tã āωÎ) !$yϑŸ2 öΝ ä3çGΨ ÏΒr&

#’ n?tã ϵ‹Åzr& ÏΒ ã≅ ö6 s% ( 45

uci ا

Yusuf [12] 70 $£ϑn=sù Ν èδt“ £γ y_ öΝ ÏδΗ$ yγ pg ¿2 Ÿ≅ yèy_ sπ tƒ$s) Åb¡9 $# ’Îû È≅ ômu‘ ϵ‹ Åzr&

46

Yusuf [12] 76 r& y‰t6 sù óΟ Îγ ÏGu‹Ïã÷ρr'Î/ Ÿ≅ ö6 s% Ï!% tæÍρ ϵ‹ Åzr&

47

Yusuf [12] 76 §Ν èO $yγ y_t�÷‚tGó™ $# ÏΒ Ï!% tæÍρ ϵ‹ Åzr& 4 48

Yusuf [12] 87 ¢Í_t7≈ tƒ (#θç7 yδøŒ $# (#θÝ¡¡¡ ystFsù ÏΒ y#ß™θムϵŠ Åzr& uρ

49

Yusuf [12] 89 tΑ$s% ö≅ yδ Λ ä ôϑÎ=tæ $Β Λ äù=yè sù y#ß™θã‹Î/ ϵ‹ Åzr& uρ øŒÎ) óΟ çFΡr& šχθè=Îγ≈ y_ ∩∇∪

50

Al-Hujarot [49] 12 4 �= Ïtä†r& óΟ à2߉ tnr& βr& Ÿ≅ à2ù' tƒ zΝ óss9 ϵŠ Åzr&

$\GøŠtΒ çνθßϑçF÷δÌ�s3sù

51

Al-Mu’arij [70] 12 ϵ ÏGt6 Ås≈ |¹uρ ϵŠ Åzr& uρ ∩⊇⊄∪

52

Abasa [80] 34 tΠ öθtƒ ”�Ï� tƒ âö�pRùQ $# ô ÏΒ Ïµ‹ Åzr& ∩⊂⊆∪

53

nw]Riا

Al-Hujerot [49] 10 $yϑ‾ΡÎ) tβθãΖÏΒ÷σ ßϑø9 $# ×ο uθ÷zÎ) (#θßsÎ=ô¹r' sù t÷t/ ö/ ä3÷ƒ uθyzr& 4 (#θà) ¨?$# uρ ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tβθçΗxq ö�è? ∩⊇⊃∪

54 اRiان

Al-Isro [17] 27 ¨βÎ) tÍ‘ Éj‹t6 ßϑø9 $# (# þθçΡ% x. tβ≡ uθ÷zÎ) ÈÏÜ≈ u‹¤±9 $# ( tβ% x. uρ

Page 57: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

ß≈ sÜ ø‹¤±9 $#

55

Qoof [50] 13 ׊% tæuρ ãβöθtãö�Ïùuρ ãβ≡ uθ÷zÎ) uρ 7Þθä9 ∩⊇⊂∪

56 MmاRiا

Al-Qurân-Imron [3] 103 y#©9 r'sù t÷t/ öΝ ä3Î/θè=è% Λä óst7 ô¹r'sù ÿ ϵÏFuΚ÷èÏΖÎ/ $ZΡ≡ uθ÷zÎ) 57

Al-hijr [15] 47 $oΨ ôãt“ tΡuρ $tΒ ’ Îû Ν ÏδÍ‘ρ߉߹ ô ÏiΒ @e≅ Ïî $ºΡ≡ uθ÷zÎ) 4’ n?tã

9‘ ã�ß™ t, Î#Î7≈ s) tG•Β ∩⊆∠∪

58

nwmاRiا

Al-Baqoroh [2] 220 ( βÎ) uρ öΝ èδθäÜ Ï9$sƒ éB öΝä3çΡ≡ uθ÷zÎ* sù 4 ª!$# uρ ãΝ n=÷ètƒ

y‰Å¡ø� ßϑø9 $# z ÏΒ

59

At-Taubah [9] 11 βÎ* sù (#θç/$s? (#θãΒ$ s%r& uρ nο 4θn=¢Á9 $# (# âθs?# uuρ nο 4θŸ2“9 $#

öΝ ä3çΡ≡ uθ÷zÎ* sù

60

At-Taubah [9] 23 Ÿω (# ÿρä‹Ï‚−Fs? öΝ ä. u!$t/# u öΝ ä3tΡ≡ uθ÷zÎ) uρ u!$uŠÏ9 ÷ρ r& ÈβÎ) (#θ™6 ystGó™ $# t�ø� à6 ø9 $#

61

At-Taubah [9] 24 ö≅ è% βÎ) tβ% x. öΝ ä. äτ!$t/# u öΝ à2äτ!$oΨ ö/ r& uρ öΝ ä3çΡ≡ uθ÷zÎ) uρ

ö/ ä3ã_≡ uρø—r& uρ

62

An-Nur [24] 61 ÷ρr& ÏNθã‹ç/ öΝ à6 Í←!$t/# u ÷ρr& ÏNθã‹ç/ öΝ ä3ÏG≈ yγ ¨Βé& ÷ρr& ÏNθã‹ç/ öΝ à6 ÏΡ≡ uθ÷zÎ)

63

Al-Ahzab [33] 5 4 βÎ* sù öΝ ©9 (# þθßϑn=÷ès? öΝ èδu!$t/# u öΝ à6 çΡ≡ uθ÷zÎ* sù ’ Îû ÈÏe$!$# öΝ ä3‹Ï9≡ uθtΒuρ 4

64 MxmاRiا

Al-Haser [59] 10 $uΖ−/ u‘ ö�Ï� øî$# $oΨ s9 $oΨ ÏΡ≡ uθ÷z\}uρ šÏ% ©!$# $tΡθà) t7 y™

Page 58: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Ç≈ yϑƒ M}$$Î/

65 nymاRiا

Ali-Imron [3] 156 Ÿω (#θçΡθä3s? tÏ% ©!$% x. (#ρã�x� x. (#θä9$s%uρ öΝÎγ ÏΡ≡ uθ÷z\}

66

Ali-Imron [3] 168 tÏ% ©!$# (#θä9$s% öΝ Íκ ÍΞ≡uθ÷z\} (#ρ߉yè s%uρ öθs9 $tΡθãã$sÛr& $tΒ (#θè=ÏFè% 3

67

Al-An’am [6] 87 ô ÏΒuρ óΟ ÎγÍ←!$t/# u öΝ Íκ ÉJ≈ −ƒ Íh‘èŒ uρ öΝ Íκ ÍΞ≡uθ÷zÎ) uρ ( ÷Λ àι≈ uΖ÷� t7 tGô_$# uρ

68

Al-A;rof [7] 202 öΝ ßγ çΡ≡ uθ÷zÎ) uρ öΝ åκ tΞρ‘‰ßϑtƒ ’ Îû Äcxöø9 $# ¢Ο èO Ÿω tβρç�ÅÇø) ãƒ

∩⊄⊃⊄∪

69

Al-Ahzab [33] 18 * ô‰s% ÞΟ n=÷è tƒ ª!$# tÏ%Èhθyèßϑø9 $# óΟ ä3ΖÏΒ t, Î#Í←!$s) ø9 $# uρ

öΝ Îγ ÏΡ≡ uθ÷z\} §Ν è=yδ $uΖøŠs9 Î) ( 70

Al-Mujadalah [58] 22 öθs9 uρ (# þθçΡ% Ÿ2 öΝ èδu!$t/# u ÷ρr& öΝ èδu!$oΨ ö/ r& ÷ρr& óΟ ßγ tΡ≡ uθ÷zÎ)

÷ρr& öΝ åκ sEu�� ϱ tã

71

Al-Haser [59] 11 * öΝ s9 r& t�s? ’ n<Î) šÏ% ©!$# (#θà) sù$tΡ tβθä9θà) tƒ

ÞΟ Îγ ÏΡ≡ uθ÷z\} tÏ% ©!$# (#ρã�x� x.

72

z{ـymاRiا

AN-Nur [24] 31 ÷ρr& �∅Îγ Í←!$oΨ ö/ r& ÷ρr& Ï!$oΨ ö/ r& �∅Îγ ÏGs9θãèç/ ÷ρr& £ Îγ ÏΡ≡ uθ÷zÎ)

73

An-Nur [24] 31 ÷ρr& ûÍ_t/ �∅Îγ ÏΡ≡ uθ÷zÎ) ÷ρr& ûÍ_t/ £ Îγ Ï?≡ uθyzr& ÷ρr& £ Îγ Í←!$|¡ÎΣ

74

Al-Ahzab [33] 55 āω yy$uΖã_ £ Íκ ö� n=tã þ’Îû £ Íκ É″!$t/# u Iωuρ £ Îγ Í←!$uΖö/ r& Iωuρ

Page 59: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

£ Íκ ÍΞ≡uθ÷zÎ) 75

Al-Ahzab [33] 55 Iωuρ Ï!$uΖö/ r& £ Íκ ÍΞ≡uθ÷zÎ) Iωuρ Ï!$oΨ ö/ r& £ ÎγÏ?≡ uθyzr& Ÿωuρ

£ Îγ Í←!$|¡ÎΣ 76

اRiة

An-Nisa [4] 11 4 βÎ* sù tβ% x. ÿ… ã&s! ×ο uθ÷zÎ) ϵ ÏiΒT|sù ⨠߉�¡9 $# 4 . ÏΒ Ï‰÷è t/

7π §‹Ï¹uρ

77

An-Nisa [4] 176 4 βÎ) uρ (# þθçΡ% x. Zο uθ÷zÎ) Zω% y Íh‘ [!$|¡ÎΣuρ Ì�x. ©%#Î=sù ã≅ ÷WÏΒ

Åeáym È÷u‹s[ΡW{ $#

78

Yusuf [12] 58 u!$y_uρ äο uθ÷zÎ) y#ß™θム(#θè=yzy‰sù ϵ ø‹n=tã óΟ ßγ sùt�yèsù

79

Al-Hujerot [49] 10 $yϑ‾ΡÎ) tβθãΖÏΒ÷σ ßϑø9 $# ×ο uθ÷zÎ) (#θßsÎ=ô¹r' sù t÷t/ ö/ ä3÷ƒ uθyzr&

80

s}اRiا

Yusuf [12] 5 Ÿω óÈÝÁø) s? x8$tƒ öâ‘ #’ n?tã y7Ï?uθ÷zÎ) (#ρ߉‹Å3uŠsù y7s9

# ´‰øŠx.

81

u}اRiا

Yusus [12] 7 * ô‰s) ©9 tβ% x. ’ Îû y#ß™θムÿ ϵ Ï?uθ÷zÎ) uρ ×M≈ tƒ# u

t, Î#Í←!$¡¡=Ïj9 ∩∠∪

82 r}اRiا

Yusuf [12] 100 . ÏΒ Ï‰÷è t/ βr& søt“ ‾Ρ ß≈ sÜ ø‹¤±9 $# Í_ø‹t/ t÷t/ uρ þ†ÎAuθ÷zÎ)

83 �iا

An-Nisa [4] 12 ã&s!uρ îˆr& ÷ρr& ×M÷zé& Èe≅ ä3Î=sù 7‰Ïn≡ uρ $yϑßγ ÷Ψ ÏiΒ â¨ ß‰�¡9 $#

84

An-Nisa [4] 23 ßN$oΨ t/ uρ ˈF{ $# ßN$oΨ t/ uρ ÏM÷zW{ $# ãΝ à6 çF≈ yγ ¨Βé& uρ

ûÉL≈ ©9 $# öΝ ä3oΨ ÷è|Êö‘ r& Ν à6 è?≡ uθyz r& uρ š∅ÏiΒ Ïπ yè≈ |ʧ�9 $#

85

An-Nisa [4] 176 ÈβÎ) (# îτâ÷ö∆$# y7n=yδ }§øŠs9 … çµ s9 Ó$ s!uρ ÿ… ã&s!uρ ×M÷zé& $yγ n=sù

Page 60: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

ß#óÁÏΡ $tΒ x8t�s?

86

Maryam [19] 28 |M÷zé'‾≈ tƒ tβρã�≈ yδ $tΒ tβ% x. Ï8θç/ r& r& t�øΒ$# &öθy™ $tΒuρ

ôMtΡ% x. Å7•Βé&

87

sـ�iا

Thoha [20] 40 øŒ Î) ûÅ ôϑs? š�çG÷zé& ãΑθà) tGsù ö≅ yδ ö/ ä3—9 ߊ r& 4’ n?tã tΒ

… ã&é#à� õ3tƒ

88

u�ـiا

Al-Qoshos [28] 11 ôMs9$s%uρ ϵÏG÷zT{ ϵ‹ Å_Áè% ( ôNu�ÝÇt7 sù ϵ Î/ tã 5= ãΖã_

89 Myـ�iا

Al-A’rof [7] 38 ( $yϑ‾=ä. ôMn=yzyŠ ×πΒé& ôMuΖyè©9 $pκ tJ÷zé& ( 90

Az-Zukhruf [43] 48 $tΒuρ Ο ÎγƒÌ�çΡ ô ÏiΒ >π tƒ# u āωÎ) }‘ Ïδ ç�t9ò2r& ô ÏΒ $yγ ÏF÷zé&

( 91

ا iـ�ـcـ}

An-Nisa [4] 23 βr& uρ (#θãèyϑôfs? š÷t/ È÷tG÷zW{ $# āωÎ) $tΒ ô‰s%

y#n=y™ 3 92

nw}اRiا

An-Nisa [4] 23 ôMtΒÌh�ãm öΝ à6 ø‹n=tã öΝ ä3çG≈ yγ ¨Βé& öΝ ä3è?$oΨ t/ uρ

öΝ à6 è?≡ uθyz r& uρ

93

An-Nisa [4] 23 ãΝ à6 çF≈ yγ ¨Βé& uρ ûÉL≈ ©9 $# öΝ ä3oΨ ÷è|Êö‘ r& Ν à6 è?≡ uθyzr& uρ

š∅ÏiΒ Ïπ yè≈ |ʧ�9 $#

94

An-Nur [24] 61 ÷ρr& ÏNθã‹ç/ öΝ à6 ÏΡ≡ uθ÷zÎ) ÷ρr& ÏNθã‹ç/ öΝ à6 Ï?≡ uθyzr& ÷ρr& ÏNθã‹ç/ öΝ à6 Ïϑ≈ uΗùår& ÷ρr& ÏNθã‹ç/ öΝ à6 ÏG≈ ¬Ηxå

Page 61: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

95

z{ــy}اRiا

An-Nur [24] 31 ÷÷ρr& ûÍ_t/ £ Îγ Ï?≡ uθyzr& ÷ρr& £ Îγ Í←!$|¡ÎΣ ÷ρr& $tΒ ôMs3n=tΒ

£ ßγ ãΖ≈ yϑ÷ƒ r&

96

Al-Ahzab [33] 55 Iωuρ Ï!$uΖö/ r& £ Íκ ÍΞ≡ uθ÷zÎ) Iωuρ Ï!$oΨ ö/ r& £ ÎγÏ?≡ uθyzr& Ÿωuρ

£ Îγ Í←!$|¡ÎΣ Ÿωuρ $tΒ ôMx6 n=tΒ £ åκ ß]≈yϑ÷ƒ r& 3

B. Garis Besar Ukhuwwah

Persaudaraan atau ukhuwwah apabila kita artikan sebagaimana ta’rif diatas yaitu

“persamaan” sebagaimana arti asalnya dan penggunaan dalam beberapa ayat dan hadis,

kemudian merujuk kepada al-Qurân dan Sunnah, maka paling tidak menurut Bpk. Qurai

Shihab terbagi atas beberapa macam: Pertama; Ukhuwwah Ubudiyyah (u]دR�� kRiا)2,

Kedua; Ukhuwwah fi Insaniyyah ( �cmM�mا r� kRi3( ا, Ketiga;Ukhuwwah Wathaniyah Wa

An-Nasab ( �x`وا ucxو� kRiاM�c� )4, Keempat; Ukhuwwah fi din al-Islam ( {]د r� kRiا

,5( ا���م

Sedangkan dalam kitab al-Mizan karangan syekh Tobatobai, ukhwah dalam al-

Qurân terbagi atas beberapa macam; pertama; Ukhuwwah Tobi’iyyah (�c�c�� kRiا ),

Kedua; Ukhuwwah I’tibariyyah (�]رMإ��� kRiا), Ketiga; Ukhwah Nasabiyyah ( �c��m kRiا

2 Yaitu bahwa seluruh makhluk adalam bersaudara dalam arti memiliki persamaan. Dan tidaklah binatang-binatang yang ada dibumi, dan tidak pula burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya kecuali umat yang seperti kamu juga (QS. 6:36) persamaan ini, antara lain, dalam ciptaan dan ketundukan kepada Allah (al-Baqoroh :28). 3 Dalam arti umat manusia adalah adalah bersaudara, karena mereka bersumber dari ayah dan ibu yang satu, dimana pada surat al-Hujurot 12 menjelaskan hal ini, dan juga rasulullullah saw. Menekankan akan hal ini “kunu ibad allah ikhwana al-ibad kulluhum ikhwat” 4 Persaudaraan dalam keturunan seperti yang diisyaratkan oleh ayat “wa ila ‘adi akho hum hud” 5 Persaudaraan antar sesama muslim, seperti bunyi surat al-ahzab 5, demikian juga dalam sabda rasul saw. Antum ashobiy, ikhwanuna ya tuna ba;di (kalian adalah sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah [wafat]-ku)

Page 62: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

)6, Keempat; Ukhuwwah Rodo’iyyah ( �c�Mر� kRiا ), Kelima; Ukhuwwah Diniyyah

( kRiا �cx]د )

Dan dalam kitab lisan al-‘arobi karangan abu al-Fadel Jamaluddin Muhammad bin

Mukrim ibnu al-mandur al-Afriqi al-Mishri beliau membagi Ukhuwwah: pertama;

Ukhuwwah Nasabiyyah ( kRiا P� `ا�c��x ) Kedua; Ukhuwwah Diniyyah ( kRiا �cx]^`ا P� ).

Dari sekian banyak macam persaudaraan setidaknya kita dapat lebih meringkas lagi

agar lebih sempit pembahasannya dan tertuju kejantung permasalahan, yaitu kenapa

sering terjadi permusuhan, sering terjadi, pembunuhan, pembantaian, peperagan,

penistaan dan lain-lain. Realitas sosial akhir-akhir inipun sering disuguhi dengan hal-hal

tersebut sebagai sebuah bentuk apresiasi ketidakcocokan sesuatu dengan orang atau

kelompok lain, kiranya kita perlu melihat uraian Musdah Mulia yang berjudul Negara

Islam, mengutip pernyataan haikal Muhammad Husain Haikal dari buku aslinya al-

Qurân-hukumah al-Qurân Islamiyaah secara garisbesar Ukhuwwah atau persaudaraan itu

terdiri dari dua macam yaitu: Ukhuwwah Insaniyyah (persaudaraan sesama manusia) dan

Ukhuwwah Islamaiyyah (persaudaraan seagama). Dimana dalam penjelasannya tentang

prinsip persaudaraan beliau beliau mengawalinya dengan menganalogikan bahwasannya

Ajaran-ajaran yang diwahyukan oleh Allah kepada umat manusia melalui rasul-Nya mencakup berbagai aspek. Dan aspek terpenting dari ajaran-ajaran itu adalah tauhid atau paham kemahaesaan Tuhan. Dan tauhid adalah inti dari semua ajaran Islam, dan paham Tauhid mengajarkan tiada tuhan selain Allah, dan hanya Allahlah pencipta alam semesta, seluruh manusia dan makhluk yang ada, berasal dari sumber yang satu, yaitu Allah swt.7 Paham bahwa manusia berasal dari sumber yang satu membawa keyakinan bahwa manusia seluruhnya bersaudara, meskipun berlainan warna kulit, bangsa dan bahasanya, bahkan berlainan agamanya.

6 7 Musdah Mulia, Negara Islam, (Jakarta, kata kita, 2010) cet.1 hal 138

Page 63: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Dimana dapat disimpulkan bahwasannya menurut pendapat beliau (Muhammad

Husain haikal) bahwasannya prinsip persaudaraan mengacu kepada ajaran tauhid yang

merupakan inti ajaran Islam.

Bila dikaji dan diklarifikasi ulang dari ayat-ayat ukhuwwah yang tersebut diatas,

maka dapat di simpulkan bahwasannya ukhuwwah insaniyyah dengan ikatan qorobah

(ikatan kekeluargaan) mendapatkan porsi yang amat banyak yaitu 85 persen lebih,

meskipun ukhuwwah dengan ikatan wathoniyyah (negara), ikatan diniyah (agama), ikatan

qoumiyyah (ikatam kesukuan) ikatan tobiiyyah (berdasarkan sifat/watak) juga ada. Ikatan

Qorobah mendapat porsi yang amat banyak, sebuah fakta yang mendorong penulis untuk

mengkajinya, “mengapa sedemikian banyak akar kata akh ini terhampar dalam al-

Qurân”, setidaknya dalam al-Qurân memberikan pesan untuk lebih mengutamakan

qorobah daripada ikatan yang lainya.

Pentingnya qorobah ini mengindikasikan bahwa adanya peran penting kerabat

sehingga memunculkan hak-hak pada diri kerabat tersebut yang berkaitan dengan

permasalahan yang terjadi dalam kehidupan manusia sebagaimana dalam permasalahan

pewarisan, tidak hanya dalam permasalahan agama saja, tetapi juga permasalahan sosial

yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam bahasa Inggris kekerabatan disebut dengan istilah kinship. Kekerabatan

secara yang di bangun secara ilmiyah menunjuk pada “hubungan darah”, yang dimaksud

dengan kerabat adalah mereka yang bertalian berdasarkan ikatan “darah” dengan kita.8

Dalam pernyataan ini hubungan keturunan antara orang tua dan anak merupakan ikatan

pokok kekerabatan.

8 Roger M. Keesing, Antropologi Budaya, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1980), hal. 212.

Page 64: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Menurut al-Qurân, tidak ada kontroversi hubungan antara persaudaraan sesama

muslim dan persaudaraan sesama manusia secara umum, Masing-masing memiliki

batasan kompetensi dan batasan-batasan. Dimana persaudaraan sesama muslim menuntut

adanya ikatan: tolong-menolong, jaminan, pengorbanan, dan prioritas membangun

masyarakat Muslim, disamping melakukan prevensi terhadap orang-orang yang

menentang masyarakat Islam dan cita-cita luhurnya. Dan juga persaudaraan sesama

manusia menuntut kerja yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki sesama manusia, dan

persaudaraan sesama manusia itu mewujudkan rasa saling mengasihi dan saling

mencintai diantara manusia.

Yang menarik dari kajian kosa-kata dari kata ‘saudara atau persaudaraan’ dalam

pelafadzannya dalam al-Qurân yaitu dengan menggunakan akh, ikhwan dan ikhwah, dan

digunakan untuk “persaudaraan sesama muslim” dan “sesama manusia” al-Qurân

menggunakan kata ikhwah seharusnya menurut Quraish Shihab, yang seharusnya lebih

tepat dari segi kebahasaan menggunakan kata ikhwan. Alasannya, yaitu kaum muslimin

tidak semua berasal dari satu keturunan, mereka terdiri dari berbagai bangsa, suku, yang

tentu tidak seketurunan.

Persaudaraan Insaniyyah disini sebuah bukti bahwasannya Islam bukan agama yang

mengajarkan diskriminasi terhadap minoritas, agama yang mengajarkan kekerasan,

mengajarkan penistaan agama, mengajarkan penghinaan, pelecehan, terorisme dan agama

yang gemar berperang. Islam sebagai agama rahmatan lil alamin menampakkan

kelenturan ajaran agama pada umatnya. Ukhuwwah Insaniyyah sebagai buktinya, bahwa

sesama manusia itu memiliki hubungan dalam persaudaraan baik itu muslim ataupun

Page 65: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

yang nonmuslim, ajaran ini bukan retorika belaka akan tetapi realita dilapangan melalui

bimbingan nabi dan petunjuk nabi ajaran tentang Ukhuwwah terlaksana dengan baik.

Bukan hanya kata-kata Nabi saja yang menjadi faktor historis penunjang sendi

ajaran persaudaraan didalam Islam, akan tetapi perbuatannya juga. Korelasi antara

perkatan dan perbuatan nabi merupakan teladan dari ajaran persaudaraan dalam bentuk

yang sangat sempurna. Sukses berdirinya kota Madinah sebagai sebuah negara yang

berdaulat, aman dan tentram merupakan bukti lenturnya ajaran agama Islam ditengah-

tengah keberagaman didalamnya. Islam sebagai pendatang baru yang bisa dan mampu

merealisasikan ajaran dengan sempurna. Dimana sejarah mengatakan piagam madinah

yang disebut-sebut sebagai perjanjian kesepakatan damai bukan hanya antara dua atau

tiga kelompok orang saja akan tetapi terdapat 12 suku Arab dan 10 suku Yahudi dikota

tersebut yang sama-sama memiliki kedudukan penting dan berpengaruh disana.9

Bisa dibayangkan apa jadinya bilamana dari salah satu suku tidak menerima

kesepakatan perdamaian dikarenakan merasa didiskriminasikan, atau tidak tercover

kebutuhan dan kepentingannya oleh nabi dalam perjanjian tersebut. Benar! Perang

mungkin jalan terakhir yang akan ditempuh oleh pihak yang kecewa atau dikecewakan,

akan tetapi itu tidak terjadi.

Dalam piagam Madinah, semua kalangan tercover semuanya baik hak-hak yang

bersifat individu ataupun kelompok. Diantara buah dari piagam madinah diantaranya

yaitu: Harmonisasi dan hidup berdampingan antar kabilah, antar suku, antar agama antar

etnis bahkan interen kaum muslimin sendiripun diantara mereka terwujud dan terealisasi

dengan baik dan terlindungi dibawah dokumen tersebut. Golongan Yahudi dan orang

9 Prof. dr. marcel A. Boisard, Humanisme dalam Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1980) cet. 1 hal.165

Page 66: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

kafir di Madinah diterima oleh masyarakat, dengan syarat mereka harus memutuskan

hubungan dengan musuh-musuh Islam. Dan orang-orang Yahudi diperbolehkan untuk

tetap memeluk agama mereka dan menikmati hak-hak pribadi yang sama dengan hak-hak

orang Islam dan masih banyak sekali hikmah yang lainnya selain tersebut diatas.

C. Hikmah Adanya Ukhuwwah

Pembuat syariat yang maha bijaksana telah memotifasi kepada umatnya untuk

menjalankan apa yang diperintahkannya (Ibadah, muamalah, siyasah, syariah dll), seraya

dengan menjelaskankan keutamaan dan ketinggian dan kedudukannya. Sekalipun orang

yang menjalankan tersebut memiliki tumpukan dosa bak buih dilautan, niscaya dosa-dosa

itu akan diampuni dan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang mengiringinya dengan

cara melaksanakan ibadah yang telah diperintahkan kepadanya.

Ukhuwwah. menjalin persaudaraan merupakan anugrah tuhan yang maha bijaksana;

keutamaan yang selalu menyatu dengan iman dan taqwa, yang selalu memberikan

pengaruh positif bagi pelakunya dalam kehidupan bersosial atau bermasyarakat.

Manakala amaliah ini dijalankan, maka. Allah akan menjadiakan kemuliaan, keutamaan,

tingginya kedudukan dan pahala yang ada pada si pelakunya. Sudah barang tentu penting

kiranya generasi kita untuk menjalankan, mewujudkan dan mengamalkannya, seiring

dengan saudara, sanak, kerabat, tetangga, teman, kenalan, dan masyarakat sekitarnya

menghirup aroma semerbak wewangian Ukhuwwah yang telah ada didalam syariat Islam

yang termaktub dan terkandung dalam bimbingan al-Qurân dan sunnah.

Beberapa keutamaan-keutamaan dan fadhilah yang akan didapat bagi orang yang

menjalankannya

1. Diampuni Dosanya

Page 67: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Salman al-Farisi ra, Rasulullah

SAW bersabda :

قرولا اتحتا تما كمهبونا ذمهنع تاتحت هديب ذخأف ملسمـلا اهخأ يـقا لذإ ملسملا نإمـلشا نجرا ةابليسة في ير موحي عفاص فـغ الإول رهملا ونذ تانك ووبهملثا م زببلا درح

Sesungguhnya seorang muslim, apabila ia bertemu dengan saudaranya muslim yang lainnya, kemudian ia menjabat tangannya, maka akan berguguranlah dosa keduanya sebagaimana bergugurannya dedaunan dari sebuah pohon yang telah kering di hari angin bertiup sangat kencang. Atau kalau tidak, dosa keduanya akan diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan.10

2. Mendapatkan ‘naungan’ Allah

Berdaasarkan Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh,

Rasulullah SAW bersabda :

موي ةاميال القبج ونابتحالم نأي ف ملهأظ مول إاللي اليلا ظ مولي يلي ي ظظ pada hari kiamat. ‘Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku.? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka di hari tiada naungan selain naungan-Ku.11

(HR. Muslim)

3. Mendapatkan Cinta Allah.

Rasulullah SAW bersabda: Dari Abu Hurairah ra,

هليا أتى علكا فلمم هتجردلى مع له الله دصى فأرأخر ةيى قرف أخا له ارال زجر أن تريد نقال أي ةيالقر هذى هأخا لى ف ا قال ال . قال أريدهبتر ةمعن نم هليع ل لكقال ه

قال فإنى رسول الله إليك بأن الله قد أحبك كما . غير أنى أحببته فى الله عز وجل

هأحببته فيbahwa seorang pemuda mengunjungi saudaranya di kota lain. Di tengah perjalanannya, Allah mengutuskan padanya seorang malaikat (yang menyamar). Ketika malaikat tiba padanya, berkata, ‘Wahai pemuda, engkau hendak kemana?’ Ia menjawab, ‘aku ingin bersilaturahim ke tempat saudaraku di kota ini.’ Malaikat bertanya lagi, ‘Apakah maksud kedatanganmu ada kepentingan

10 (HR. Imam Tabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir VI/ 256, dan Imam Baihaqi dalam syu’ab al-Iman VI/

437) 11 Shohih Muslim juz. 12, hal. 433 no hadis. 4655

Page 68: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

duniawi yang ingin kau cari?’ Ia menjawab, ‘Tidak, selain hanya karena aku mencintainya karena Allah SWT.’ Kemudian malaikat berkata, ‘sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, diperintahkan untuk menyampaikan kepadamu bahwa Allah telah mencintaimu, sebagaimana kamu mencintai saudaramu tersebut.12

(HR. Muslim)

4. Dapat merasakan manisnya iman.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: Dari Anas bin Malik ra,

Rasulullah SAW bersabda,

والح دجو هيـف نـاك نم ثالـث ا مم هيلإ بحاهللا ورسوله أ انك نم انمـاإليةسواهما ومأ نحب عبا الد يحبل الإ هلو همركـي نأ هن يعادو فرفـكـال ي بعذإ د ارـالن يف ىقلي نأ رهـكا يماهللا ك هذقـنأ

‘ada tiga hal, yang apabila ketiganya terdapat dalam diri seseorang, maka ia akan dapat merasakan manisnnya iman. (1) Lebih mencintai Allah dan rasul-Nya dari pada apapun selain keduanya. (2) Mencintai seseorang semata-mata hanya karena Allah SWT. (3) Tidak menyukai kembali pada kekafiran, sebagaimana ia benci jika dilemparkan ke dalam api neraka.13

(HR. Bukhari)

5. Wajah Bersinar dan Tidak takut dan tidak bersedih hati.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: Dari Umar bin Khatab ra,

Rasulullah SAW mengatakan kepadaku,

نبياء والشهداء يوم القيامة ألشهداء يغبطهم اسا ما هم بأنبياء والإن من عباد الله لأناوا برابتح مقو مقال ه مه ننا متخبر ول اللهسا رالى قالوا يتع الله نم همكانبم وح الله

ور وإنهم على نور العلى غير أرحام بينهم ولا أموال يتعاطونها فوالله إن وجوههم لن

و إذا خاف الناس خافونة اليالآي هذأ هقرو الناس زنإذا ح نونزحإ الأ{ ي ن اءليأو

الالاللهو همليف عخو نونزحي مه{

‘sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah terdapat sekelompok orang yang mereka ini bukan para nabi dan bukan pula orang yang mati syahid, namun

12 Shohih Muslim, Juz 8, hal. 15 No Hadis, 6714 13 Badru ad-ddin al-aini al-khanafi, Umdatul Quro Syarakh Shohih Bukhori, (….) juz, 1 hal 448 no hadis. 21

Page 69: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

posisi mereka di sisi Allah membuat para nabi dan orang yang mati syahid menjadi iri. Para sahabat bertanya, beritahukan kepada kami, siapakah mereka itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab, ‘mereka adalah sekelompok orang yang saling mencintai karena Allah SWT, meskipun diantara mereka tiada ikatan persaudaraan dan tiada pula kepentingan materi yang memotivasi mereka. Demi Allah, wajah mereka bercahaya, dan mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak takut manakala manusia takut, dan mereka tidak bersedih hati manakala manusia bersedih hati.’ Lalu Rasulullah SAW membacakan ayat ‘Sesungguhnya wali-wali Allah itu, mereka tidak takut dan tidak pula bersedih hati.”14

(HR. Abu Daud)

Sedemikian banyak keistimewaan-keistimeaan yang Islam hadiahkan sebagai ajrun

(balasan) bagi orang-orang yang menjalin persaudaraan, masih banyak buah lain dari

ukhuwwah yang diberikan Allah diperuntukkan kepada umatnya.

Selain berbagai keistimewaan yang telah digambarkan di atas, ukhuwwah memilki

nilai positif lain yang sangat luas, yaitu akan dapat mewujudkan al-wihdah al-islamiyah

(persatuan umat). Karena dengan adanya ukhuwwah, setiap muslim tidak akan

memandang seseorang dari sukunya, bahasanya, negaranya, warna kulitnya, warna

rambutnya, organisasinya, partainya dan lain sebagainya. Namun ia akan melihat

seseorang dari segi aqidahnya. Siapapun ia, jika ia mentauhidkan Allah, beragamakan

Islam, bermanhajkan Al-Qur’an, berkiblatkan ka’bah, bersunahkan sunah Rasulullah

SAW, maka ia adalah saudaranya. Sehingga ia akan memandang bahwa di setiap daerah,

setiap wilayah atau bahkan di negara manapun yang di sana terdapat orang-orang yang

memperjuangkan kalimatullah, maka itu adalah negrinya.

Dan setiap muslim memiliki kewajiban untuk senantiasa menolong saudaranya di

jalan Allah SWT. Atau paling tidak, harus memiliki kepedulian terhadap kebutuhan dan

kesusahan yang dialami saudaranya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda :

Dari Hudzaifah bin Yaman ra, Rasulullah SAW bersabda:

14 Sunan abi daud. Juz 9. hal 404 no hadis. 3060

Page 70: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

ـما مأ نـمتأ يحد ـلوي مأ نـلا رممـسلمين Barang siapa yang tidak peduli terhadap urusan kaum muslimin, maka bukanlah ia termasuk golongan mereka (kaum muslimin).”15

(HR. Tabrani)

Adapun pada zaman sekarang ini, berangkat dari ketiadaan ukhuwwah, maka seolah

tiada pula persatuan dan kesatuan di kalangan umat Islam. Hampir setiap organisasi baik

agama ataupun politik, kelompok masyarakat, partai dan kelompok-kelompok lainnya,

berpecah belah satu dengan yang lainnya. Ironisnya itu terkadang terjadi dalam satu

negara, maka apalagi jika sudah berbeda negara, berbeda warna kulit dan lain sebagainya.

Kondisi seperti ini diperparah lagi dengan adanya konspirasi kelompok-kelompok

tertentu yg tidak mengiginkan adanya harmonisasi dan selalu berusaha untuk memecah

belah. Sehingga saat ini dapat dikatakan tidak ada satu negara muslimpun yang secara

politiknya mencoba untuk merealisasikan ukhuwwah dalam politik luar negrinya terhadap

negara muslim lainnya. Padahal ukhuwwah merupakan bagian terpenting dari keimanan.

Karena tiada kesempurnaan iman tanpa adanya ukhuwwah.16

Padahal sudah sama-sama diketahui betapa bermanfaatnya ajaran Islam tentang

persaudaraan ini, dan telah sukses Nabi Muhammad terapkan dan ajarkan pada umatnya

pada awal hijrah dikota Yatsrib, dapat kita lihat betapa suksesnya sistem ini diajarkan

pada tahun pertama hijriyah dibuktikan dengan damai dan tentramnya kota Madinah.

seraya Muhammad menerapkan ajaran ukhuwwah ini pada kaum Muhajirin dengan

kaum Anshor di Madinah, umat Islam dengan kaum Yahudi (yang sudah ada sebelum

umat Islam hijrah ke Madinah) dengan mewujudkan Piagam Madinah sebagai wujud

15 Abi Qosim Sulaiman bin akhmad bin ayyub, Al-Mu’jam As-Soghir At-Tobroni, (Libanon. Dar al-Qurân-fikri 1981) juz 2, hal. 137, no hadis 919 16 Shokhih al-Bukhori juz.1 hal. 29 no hadis.13

Page 71: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

ikatan yang mempererat persaudaraan antara mereka. Dalam sebuah riwayatpun

mengatakan penerapan ukhuwwah ini sudah diterapkan di Makkah yaitu

mempersaudarakan antara muslim-muslim makah yang ada disana.17

D. Pilar Utama Dalam ber-Ukhuwwah

Realita tentang “perbedaan merupakan ancaman” sebelum datangnya Islam yang

sudah tidak dapat dipungkiri terlihat dan terekam dengan jelas oleh sejarah. Dimana

penindasan, perbudakan dan peperangan antar suku, kelompok dan negara selalu terjadi.

dalam era sekarang ini pun tidak begitu jauh kiranya meskipun tidak begitu terlihat

menonjol, kita ingat dengan tragedi di Bosnia hartegovina; terjadi pembersihan etnis dan

sebuah agama, di Palestina juga dengan hal yang senada, di Cecnya, di Irak, di palestina,

di Jerman dan dipenjuru dunia lainnya kiranya itu bisa dijadikan itibar untuk generasi-

generasi sekarang dan pataut dijadikan tolak ukur dan di cari apa masalahnya sehingga

terjadi hal demikian.

Dan tidak dipungkiri. Di era moderen ini. Upaya memecah belah umat manusia

merupakan salah satu fakta yangg tidak bisa dihindari. Dimana ada konflik dan perangan

antar kelompok yg bernuansa agama, dan itu bukan sekedar hiasan semata akan tetapi itu

kabar benar adanya. Selalu ada saja kelompok yang memancing sentimen keagamaan

sebagai untuk menyulut munculnya konflik yang mengakibatkan intoleransi muncul

kemudian. Dalam hal ini juga, bukan hanya Islam akan tetapi semua agama bisa menjadi

energi positif ataupun energi negatif bagi terjadinya hal-hal itu. Dalam teori sosiologi

agama disebutkan, bahwa Agama bisa menjadi potensi positif dan potensi negatif bagi

konflik. Sebagai energi positif, yaitu agama yang cenderung memupuk kebencian dan

17 Dr. Akram Dhiya al-Umuri, seleksi shirah Nabawiyah, studi kritis muhadditsin terhadap riwayat dloif, (Jakarta, maktabah al-abikan 1995) cet.I hal . 243

Page 72: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

kecurigaan. Sebliknya agama yang cenderung mengajak kedamaian akan menjadi energi

negatif bagi konflik.18

Bukan hanya Islam dengan rahmatan lil alamin-nya saja yang mengajak dan

mengajarkan kedamaian, akan tetapi hampir semua agama mengajarkan yang namanya

cinta damai, kasing sayang dan persaudaraan. dan bahkan hampir semua (kalau tidak mau

dikatakan keseluruhan negara) dalam agenda politiknya bahwa perdamaiaan adalah

agenda utama masing-masing perdamaian. Sebagaimana Indonesia sebagai sebuah negara

dalam undang-undang 1945 alinea pertama menyebutkan bahwa “penjajahan diatas dunia

harus dihapuskan karena tidak sesui dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan.” Bilamana

penjajahan telah tiada maka perdamaian dan persaudaraan secara otomatis akan

menggantikan posisinya.

Tidak mungkin perdamaian terwujud apabila konflik terus terjadi, perang terus

berkecamuk, penistaan agama, etnis, budaya, suku dan adat terus terjadi. Sebuah hal yang

sangat ironi akan terwujud yang namanya perdamaian. Sudah sangat amat jelas

diperlukan yang namanya ‘pilar’ diantara sesama untuk mewujudkan yang namanya

perdamaina dunia.

Dan pada tanggal 1 bulan januari tahun 1995 PBB (Persrikatan Bangsa-Bangsa)

mendeklarasikan, bahwa tahun tersebut sebagai tahun toleransi, dimana disebutkan dalam

deklarasi tersebut, bahwa kemampuan untuk bersikap toleran dalam aksi, kepercayaan

dan opini adalah faktor utama dalam penentu dalam mempromosikan dunia yang damai.19

Dimana pada saat itu UNESCO menekankan, bahwa ditengah kondisi umat manusia yang

ditandai dengan maraknya konflik etnis, diskriminasi atas minoritas dan ketakutan sangat

18 Zuhairi misrawi, al-Qurân kitab toleransi, tafsir tematik islam rahmatan lil alamin, (jakarta, Pustaka Oasis, 2010) cet.1 hal.245 19 Maulana wahid khan, Islam anti Kekerasan, (Jakarta: al-kautsar, 2000) cet. Ke-1 hal 86

Page 73: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

berlebihan yang diarahkan kepada para pengungsi dan orang-orang yang meminta

perlindungan politik. Dan toleransi dianggap sebagai jalan satu-satunya dan jalan yang

terbaik untuk memecahkan keruwetan itu.

Didalam Islam selain ukhwwah juga diajarkan yang namanya tawadu’ (toleransi)

sebagai ujung tombak perdamaian dunia. Dimana toleransi dan lapang dada adalah

merupakan ciri khas masyarakat Islam. Masing-masing individu tidak ada yang merasa

tinggi diri, sombong, congkak dan lain-lain. Dimana kesombongan, congkak, egois,

tinggi hati, merupakan sifat-sifat buruk yang cenderung pada perbuatan setan. Sebab

sifat-sifat itu dapat menimbulkan perpecahan dalam masyarakat dan permusuhan antar

sesama manusia. Maka dari itu, sifat buruk demikian haruslah dapat di hindari dan

dikendalikan (bilamana tidak mampu dihilangkan), dan hendaknya masing-masing dapat

mengendalikan diri dan mawas diri dan segala kekurangan yang ada pada dirinya demi

kesempurnaan akidah dan keserasian kehidupan masyarakat.20

Istilah toleransi yang terambil dari bahasa Inggris yaitu Tolerance yang berarti

sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan

persetujuan.21 Dalam kamus bahasa Umum bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadarminta

diungkapkan bahwa pengertian toleransi yaitu sifat atau sikap menenggang (menghargai,

membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan,

kelakuan) yang lain atau yang bertentangan dengan pendirian sendiri,22 dan dalam bahasa

20 Sayyid Sabiq, Unsur-unsur dinamika dalam Islam (Inashir al-Quwwah fi al-Islam), (Jakarta; PT. Intermasa, 1981) cet.1 hal.178 21 Sahibi Naim, Toleransi dalam Pergaulan Antara Umat Beragama, (Jakarta: PT. Gunug Agung, 1983), h.60 22 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai Pustaka, 1976), h.1084

Page 74: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Arab toleransi biasa disebut dengan ihtimam atau Tasammuh yang mempunyai arti

bersikap membiarkan murah hati, ramah, lunak dan berhati ringan.23

Sebuah kesaksian berkenaan realisasi toleransi yang dijunjung tinggi oleh umat

Islam diungkapkan oleh seorang Orentalis barat yang bernama Dr. T.W. Arnold J.

toynbee, berpendapat bahwa para misi Islam yang diutus oleh Nabi saw. kepada pemuka-

pemuka bangsa arab, adalah utusan yang selalu menunjukkan rasa toleransi yang tinggi

dan menjauhi segala macam sikap kekerasan. Lebih dari itu para utusan selalu

memperhatikan nasib mereka dengan budi pekerti yang lembut dan mereka selalu

mendamaikan golongan yang bertikai.24

Dalam toleransi setidaknya ada dua hal penting yang perlu diperhatikan yaitu yang

pertama: mengakui adanya perbedaan dan keragaman. Al-Qurân banyak menjelaskan hal

tersebut secara terang-benderang dalam Q.S. al-Hujuraat [49] ayat: 13 “Hai manusia,

Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan

dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku”.

Yang kedua: yaitu mencari titik temu (kalimatun sawa) dan koeksistensi (at-

ta’ammul as-silmi) dimana langkah ini, merupakan langkah lanjutan yang mesti menjadi

perhatian utama setiap muslim, mengakui perbedaan dan keragaman adalah niscaya.

Akan mustahil hal tersebut terwujud bilamana tidak dilengkapi dengan upaya mencari

titik temu dan koeksistensi.25

Maka dalam dalam rangka membangun titik temu dan koeksistensi, umat Islam

senantiasa diperingantkan oleh tuhan didalam al-Qurân Surat an-Nahl [16] ayat: 125 agar

23 A.W Munawir, Al-Mnawwir kamus Arab-Bahasa Indonesia (Yogyakarta: P.P Al-munawwir) h.702 24 Yunus Ali Muhdar, Toleransi-Toleransi Islam:Toleransi Kaum Muslimin dan Sikap Lawan-Lawannya,

(Bandung: Iqra, 1983) Cet. Ke-1 hal.9 25 Zuhairi misrawi, al-Qurân kitab toleransi, tafsir tematik islam rahmatan lil alamin, (jakarta, Pustaka Oasis, 2010) cet.1 hal.12

Page 75: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

menggunakan da’wah dengan toleran “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu

dengan hikmah (perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang

hak dengan yang bathil) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara

yang baik”

Allah menegaskan dalam firmannya menyinggung orang-orang yang bersifat buruk

Ÿωuρ Ä·ôϑs? ’ Îû ÇÚ ö‘ F{ $# $�mt�tΒ ( y7¨ΡÎ) s9 s− Ì�øƒ rB uÚ ö‘ F{ $# ∅s9 uρ xg è=ö6 s? tΑ$t6 Åg ø:$# ZωθèÛ ∩⊂∠∪

dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.

(Q.S. Al-Isra [17] ayat 37)

Lebih tegas Allah ungkapkan dalam sutar al-A’raf

ß∃Î�ñÀr'y™ ô tã zÉL≈ tƒ# u tÏ% ©!$# šχρã�¬6 s3tGtƒ ’ Îû ÇÚ ö‘ F{ $# Î�ö� tóÎ/ Èd,ysø9 $# βÎ) uρ (# ÷ρt�tƒ ¨≅ à2 7π tƒ# u

āω (#θãΖÏΒ÷σ ム$pκ Í5 βÎ) uρ (# ÷ρt�tƒ Ÿ≅‹Î6 y™ ωô© ”�9 $# Ÿω çνρä‹Ï‚−Gtƒ Wξ‹Î6 y™

Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya…..

(Q.S. Al-al-Arof[7] ayat 146)

Dan balasan yang pantaspun akan disediakan bagi orang-orang yang bersifat buruk

dalam firman-Nya:

’ Îû zΟ ¨Ψ yγ y_ “Yθ÷V tΒ šÎ�Éi9s3tGßϑù=Ïj9

neraka Jahanam itu terdapat tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.

(Q.S. Az-Zumar [39] ayat 60)

Page 76: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji
Page 77: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

”Manusia sebagai satu umat”1 perlu digaris bawahi, dan penting kiranya

mengingat seluruh umat manusia tentang ajaran yang dibawa nabi adam a.s sebagai cikal

bakal dari agama-agama. Nabi Adam a.s. menggariskan sebagai ummat yang satu, dan

nabi-nabi setelahnya sampai nabi Muhammad sesungguhnya senantiasa mengangkat dan

mengusung pentingnya prinsip tersebut.

Heterogensi dan keragaman dalam kehidupan, dalam ajaran Islam sudah diakui

adanya, dan Islam sudah memberikan pengalaman amat banyak dalam perjalanan

sejarahnya, baik pada masa nabi ataupun setelahnya (yang meliputi perbedaaan interen

ataupun external muslim itu sendiri), dan Islam mengajarkan cara menyikapinya.

Keragaman merupakan fakta sosial yang tidak bisa dihindari. Dan tidak sepatutnya

perbedaan, titik tolak dan hal-hal yang bersebrangan sepatutnya dicari solusi dan selalu

dicari jalan keluarnya, dan titik persamaan yang seharusnya di kedepankan.

1 QS Al-Baqoroh [2] ayat: 213

Page 78: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

B. SARAN-SARAN

Setelah panjang lebar membahas persaudaraan didalam al-Quran, dengan merujuk kepada

hadis dan beberapa Tafsir, setidaknya dapat disimpulkan menjadi beberapa poin penting

diantaranya yaitu:

1. Bagi seluruh lapisan masyarakat hendaknya hidup saling menghormati,

menghargai. dan Toleransi sebagai ujung tombak yang harus direalisasikan

2. Hal-hal yang dapat mengganggu dan mengkeruhkan suasana ketentraman dan

keharmonisan hendaknya dihindari, diupayakan dan didahulukan mencari titik

temunya.

3. Dan bagi para pembaca. Penulis menyarankan agar memberi kritik saran dan

masukan yang membangun untuk penulis, dikarenakan baik dari segi penulisan

maupun materi masih jauh dari kesempurnaan. dan mudah-mudahan penulisan

skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan khasanah bagi ilmu

pengetahuan ke-Islaman pada umumnya, dan bagi penulis pada khususnya.

Page 79: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji
Page 80: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

DAFTAR PUSTAKA

Agama, Departemen, Tafsir al-Qurân Tematik, Jakarta: Lajnah Pentashih al-Qurân 2009

Aziz, Abdul bin Fathi as-Sayyid Nada, Ensiklopedi Adab Islam, menurut al-Qurân dan as-Sunnah, Jakarta; Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

A,W Munawir, Al-Mnawwir kamus Arab-Bahasa Indonesia (Yogyakarta: P.P Al- munawwir)

Baqi, Muhammad Fuad Abdul. al-Mu’jam al-Mufahrof li alfad al-Qurân. Istanbl Turki . Al-Maktab Al-Islamiyah

Biosard, Marsel A. Humanisme dalam Islam. Jakarta: PT Intermasa, 1980.

Effendy, Muhadjir. Masyarakat Equilibrium. Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002.

Al-Ghazali, Muhammad, Akhlaq Seorang Muslim, Semarang: Wicaksana, 1993

Al-Ghazali, Menjalin Persaudaraan. Bandung: Penerbit Al-Bayan,1994.

Ghazali, Abdul Moqsith. Argumen Pluralisme Agama: Membangun Toleransi berbasis

Al-Qur’an. Jakarta: Kata Kita, 2009.

Halimuddin, S.H, Kembali Kepada aqidah Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1990

Haikal, Muhammad Husain, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta: Lentera antar Nusa, 1990

Al-Husaini, H.M.H Al-Qurân-Hamid, Membangun Peradaban Sejarah Muhammad

s.a.w. sejak sebelum diutus menjadi Nabi, Jakarta; Pustaka Hidayah, 2000

Hodgson, Marshall G. S. The Venture of Islam: Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia. Jakarta: Paramadina, 1999.

Iberani, Jamal Syarif. Mengenal Islam. Jakarta: El-Kahfi, 2004.

Khan, Maulana Wahiduddin. Islam Anti Kekerasan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000.

Khalim, Mahmud Ali abdul, Fiqih al-akhwat fi al-Islam (andalusia: dar at-toba’ahwa an-naser al-islamiyah) 1993

Kudus, Menara, Al-Quran al-Karim, kudus; dar at-tobaah 1974

Luth, Thohir. Tragedi Ukhuwwah: Telaah atas Rajutan Ukhuwwah Islamiyah yang Kian Rapuh. Jakarta: Penerbit Penamadani 2003.

Page 81: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Mansyur, Kahar. Membina Moral dan akhlak, Jakarta: Rineka Cipta,1994

Muchlas. Imam MA., Al-Qurân berbicara;kajian tekstual beragam persoalan, Surabaya: Penerbit Pustaka Progresif, 1996)

Misrawi, Zuhairi. Al-Qur’an Kitab Toleransi: Tafsir Tematik Islam Rahmatan lil ;Alamin. Jakarta: Pustaka Oasis, 2010.

Muthahhari, Murtadha. Masyarakat dan Sejarah. Bandung: Penerbit Mizan, 1990.

Madjid, Nurcholish dkk.. Fiqih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis. Jakarta: Paramadina, 2004.

Madjid, Nurcholish, dkk. Beragama di Abad Dua Satu. Jakarta: Zikru’l-Hakim, 1997.

______ Islam Agama Kemanusiaan: Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia. Jakarta: Paramadina, 1995.

Mulia, Musdah. Negara Islam. Depok: Kata Kita, 2010.

Muhdar. Yunus Ali, Toleransi-Toleransi Islam:Toleransi Kaum Muslimin dan Sikap

Lawan-Lawannya, (Bandung: Iqra, 1983)

Marlow, Louise. Masyarakat Egaliter Visi Islam. Bandung: Penerbit Mizan, 1999.

Pulungan, Shuyuthi. J, Prisip-Prinsip Pemerintahan dalam Piagam madinah ditinjau dari pandangan al-Qurân, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994

Al-Qudhat, Mustafa. Merajut Nilai-nilai Ukhuwwah. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002.

Sabiq, Sayid. Unsur-Unsur Dinamika dalam Islam. Jakarta: PT Intermasa, 1981.

Shihab, M. Quraish, Membumikan al-Qurân Fungsi dan Peranan wahyu dalam

kehidupan Masyarakat, Jakata: Mizan, 1992

as-Sarifain Khodim al-haramain, Al-Quran dan wa at-tarjamah ma’aniyyah ila lughotil Inonesia

Ulwan Abdullah Nashih, Indahnya Ukhuwwah Islamiyah – Rapatkan Barisan Umat Tebarkan Pesona Islam. Jakarta: Pustaka Nawaitu, 2007.

’Ulwan. Abdullah Nashih, Sikap Islam terhadap non Muslim, (jakarta: al-kautsar)

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai Pustaka, 1976),

Page 82: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji
Page 83: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji

Lampiran-Lampian

Page 84: UKHWAH DALAM AL-QURÂN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5258/1/...KataPengantar ÉΟŠÏm§ 9$ #Ç ≈uΗ÷q§ 9$ #«!$ #ÉΟó¡Î0 Puji