Ukhuwah Nahdliyah Nu
-
Upload
opick-dflyer -
Category
Documents
-
view
580 -
download
26
Transcript of Ukhuwah Nahdliyah Nu
”UKHUWAH NAHDLIYAH NU”
I. Pengertian
Secara umum, ukhuwah dapat diartikan sebagai suatu sikap yang ciderminkan rasa
persaudaraan, kerukunan, persatuan, dan solidaritas yang dilakukan oleh seseorang terhadap
orang lain atau suatu kelompok kepada kelompok lain, dalam interaksi sosial (Muamalah
ijtimaiyah). Sikap ukhuwah dalam masyarakat biasanya timbul karena dua hal, yaitu :
Adanya persamaan, dalam baik masalah keyakinan/agama, wawasan, pengalaman,
kepentingan, tempat tinggal maupun cita-cita.
II. Sikap yang mempengaruhi Ukhuwah
Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan melalui kerja sama,
gotong royong dan persatuan. Keberlangsungan sikap ukhuwuwah dalam realisasi kehidupan
sosial dipengaruhi oleh beberapa sikap dasar, antara lain :
1. Saling mengenal (Ta’aruf)
2. Saling menghargai dan menegangkan (tasamuh)
3. Tolong menolong (ta’awun)
4. Saling mendukung (tadlamun)
5. Saling menyayangi (tarahum)
III. Sikap yang dapat mengganggu Ukhuwah
Sebaliknya, ukhuwah akan terganggu kelestariannya apabila terjadi sikap-sikap
destruktif (Muhlikat) yang bertentangan dengan etika sosial yang baik (akhlakul karimah),
seperti :
1. Saling menghina (Assakhriyah)
2. Saling mencela (allamzu)
3. Berburuk sangka (suudhan)
4. Suka mencemarkan nama baik (ghibah)
5. Sikap curiga yang berlebihan (Tajassus)
6. Sikap congkak (Takabbur)
1
IV. Penjabaran Konsep Ukhuwah Nadliyah
Dalam masalah sosial (ijtimaiyah), ukhuwah dapat dijabarkan dalam beberapa kontek
hubungan sebagai berikut :
Persaudaraan nasioanal (ukhuwah wathoyah) yang tumbuh dan berkembang karena
persamaan aqidah/keimanan, yang baik di tingkat nasional maupaun internasional.
Persatuan nasionak (ukhuwah wahtoniyah) yang tumbuh dan berkembang atas dasar
kesadaran berbangsa dan bernegara.
Solidaritas kemanusiaan (ukhuwah wathiniyah) yang tumbuh dan berkembang atas
dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal.
Ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah (persatuan nasional) merupakan dua
sikap yang saling mendukung. Keduanya harus diupayakan keberadanaanya secara serentak,
dan tidak dipertentangkan antara satu dengan yang lain. Hubungan antara keduanya adalah :
Akomodatif dalam arti ada kesediaan untuk saling memahami pendapatan aspirasi dan
kepentingan satu dengan yang lain.
Akomodatif dalam arti kesediaan untuk saling memahami pendapat aspirasi dan
kepentingan satu dengan yang lain.
Selektif, dalam arti ada kesediaan untuk menyelesaikan dalam menyelenggarakan
berbagai macam kepentingan dan aspirasi tersebut secara benar, adil, dan proposional.
Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathoniyah merupakan landasan dan modal dasar
bagi terwujudnya Ukhuwah Basyariyah (hubungan kemanusiaan) yang universal.
Ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan sosial, khususnya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara merupakan salah satu kondisi yang diperlukan dalam kehidupan perorangan
maupun masyarakat, disamping mampu memberikan kemantapan, ketentraman dan
kegairahan dalam mengenai berbagai tantangan yang dapat mengganggu kehidupan sosial
dan stabilitias nasional. Kondisi yang masyarakat dalam proses pencapaian tujuan bersama
dan pada giliran selanjutnya dan batiniyah yang lebih mutu persatuan bangsa dalam
menggalang keutuhan umat dalam rangka stabilitas nasional dan solidaritas Islam, serta
pengalaman agama yang bertujuan mencapai kesejahteraan hidup dunia dan kebahagiaan
hidup akhirat.
Akan tetapi proses pengembangan wawasan ukhuwah tersebut kerap kali mengalami
hambatan-hambatan yang disebabkan berbagai hal, seperti :
Adanya kebanggaan kelompok yang berlebihan yang mudah menumbuhkan sikap
apriori dan fanatisme yang tidak berkontrol.
2
Sempitnya cakrawala berpikir, baik yang disebabkan oleh keterbatasan tingkat
pemahaman masalah keagamaan dan kemasyarakatan, maupun yang kepemimpinan umat
dalam mengembangkan budaya ukhuwah baik dalam memberikan teladan pada bawahan
maupun dalam mengatasi gangguan kerukunan yang timbul dalam kehidupan umat maupun
organisasi.
Menurut Nahdlatul Ulama, penerapan konsep dan wawasan dan wawasan ukhuwah,
dapat dilakukan melalui bermacam cara, antara lain :
Ukhuwah Islamiyah seyogyanya dimulai dari lingkungan yang paling kecil
(keluarga), kelompok atau warga suatu jamiyah, kemudian dikembangkan dalam lingkungan
yang lebih luas (antar jamiyah, aliran, dan bangsa).
Perlu adanya keteladanan yang baik (uswah hasanah) dari pimpinan umat, dan
khususnya bagi Nahdlatul Ulama di perlukan keteladanan dari para pengurus untuk
menampilkan sikap ukhuwah yang dapat dijadikan contoh oleh warganya dan umat Islam
pada umumnya, baik dalam kehidupan pribadi maupund alam kehidupan fungsionalnya.
Mengembangkan perluasan cakrawala berpikir dalam masalah keagamaan
kemasyarakatan, dalam rangka lebih meningkatkan pengertian dan saling memahami
wawasan pihak lain dan mengembangkan sikap terbuka dalam menghadapi masalah-maslah
sosial.
Terbentuknay lemaga-lembaga atau pranata-pranata yang menumbukan kerukunan,
persatuan, dan solidaritas warga dan umat, seperti koperasi badan pengembangan ekonomi,
lembaga-lembaga bantuan, badan-badan dan konsultasi dan lain sebagainya, sesuai dengan
perkembangan dan kerukunan umat.
Mendayagunakan semua lembaga dan sarana yang sudah tersedot yang diadakan oleh
pemerintah maupun oleh swadaya masyarakat sendiri MUI, pesantren, sekolah, dan kampur
Perguruan Tinggi, sebagai pengembangan persaudaraan Islam dan persatuan nasional.
Mendayagunakan pesantren dan lemabaga-lembaga pendidikan lainnya dimiliki oleh
Nahdlatul Ulama Khususnya, agar lebih berperan pengambangan wawasan ukhuwah, baik
melalui program kurikuler, kokurikuler maupun ekstra kurikuler.
Menciptakan suatu mekanisme yang baik yang baik dan efektif dalam keluarga
jamiuah Nahdlatul Ulama yang mampu berperan dalam menyelesaikan masalah jika terjadi
perbedaan pandapat dalam pergaulan interen pengurus atau mengatasi perbedaan pandapat
dengan pihak lain. Dalam hubungan ini difungsikan mekanisme “Ishlahul Dzatil Bain”
(arbritase) seoptimal mungkin.
3