Ukhuwah Nahdliyah Nu

5
”UKHUWAH NAHDLIYAH NU” I. Pengertian Secara umum, ukhuwah dapat diartikan sebagai suatu sikap yang ciderminkan rasa persaudaraan, kerukunan, persatuan, dan solidaritas yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain atau suatu kelompok kepada kelompok lain, dalam interaksi sosial (Muamalah ijtimaiyah). Sikap ukhuwah dalam masyarakat biasanya timbul karena dua hal, yaitu : Adanya persamaan, dalam baik masalah keyakinan/agama, wawasan, pengalaman, kepentingan, tempat tinggal maupun cita- cita. II. Sikap yang mempengaruhi Ukhuwah Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan melalui kerja sama, gotong royong dan persatuan. Keberlangsungan sikap ukhuwuwah dalam realisasi kehidupan sosial dipengaruhi oleh beberapa sikap dasar, antara lain : 1. Saling mengenal (Ta’aruf) 2. Saling menghargai dan menegangkan (tasamuh) 3. Tolong menolong (ta’awun) 4. Saling mendukung (tadlamun) 5. Saling menyayangi (tarahum) III. Sikap yang dapat mengganggu Ukhuwah Sebaliknya, ukhuwah akan terganggu kelestariannya apabila terjadi sikap-sikap destruktif (Muhlikat) yang bertentangan dengan etika sosial yang baik (akhlakul karimah), seperti : 1

Transcript of Ukhuwah Nahdliyah Nu

Page 1: Ukhuwah Nahdliyah Nu

”UKHUWAH NAHDLIYAH NU”

I. Pengertian

Secara umum, ukhuwah dapat diartikan sebagai suatu sikap yang ciderminkan rasa

persaudaraan, kerukunan, persatuan, dan solidaritas yang dilakukan oleh seseorang terhadap

orang lain atau suatu kelompok kepada kelompok lain, dalam interaksi sosial (Muamalah

ijtimaiyah). Sikap ukhuwah dalam masyarakat biasanya timbul karena dua hal, yaitu :

Adanya persamaan, dalam baik masalah keyakinan/agama, wawasan, pengalaman,

kepentingan, tempat tinggal maupun cita-cita.

II. Sikap yang mempengaruhi Ukhuwah

Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan melalui kerja sama,

gotong royong dan persatuan. Keberlangsungan sikap ukhuwuwah dalam realisasi kehidupan

sosial dipengaruhi oleh beberapa sikap dasar, antara lain :

1.      Saling mengenal (Ta’aruf)

2.      Saling menghargai dan menegangkan (tasamuh)

3.      Tolong menolong (ta’awun)

4.      Saling mendukung (tadlamun)

5.      Saling menyayangi (tarahum)

III. Sikap yang dapat mengganggu Ukhuwah

Sebaliknya, ukhuwah akan terganggu kelestariannya apabila terjadi sikap-sikap

destruktif (Muhlikat) yang bertentangan dengan etika sosial yang baik (akhlakul karimah),

seperti :

1.      Saling menghina (Assakhriyah)

2.      Saling mencela (allamzu)

3.      Berburuk sangka (suudhan)

4.      Suka mencemarkan nama baik (ghibah)

5.      Sikap curiga yang berlebihan (Tajassus)

6.      Sikap congkak (Takabbur)

1

Page 2: Ukhuwah Nahdliyah Nu

IV. Penjabaran Konsep Ukhuwah Nadliyah

Dalam masalah sosial (ijtimaiyah), ukhuwah dapat dijabarkan dalam beberapa kontek

hubungan sebagai berikut :

Persaudaraan nasioanal (ukhuwah wathoyah) yang tumbuh dan berkembang karena

persamaan aqidah/keimanan, yang baik di tingkat nasional maupaun internasional.

Persatuan nasionak (ukhuwah wahtoniyah) yang tumbuh dan berkembang atas dasar

kesadaran berbangsa dan bernegara.

Solidaritas kemanusiaan (ukhuwah wathiniyah) yang tumbuh dan berkembang atas

dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal.

Ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah (persatuan nasional) merupakan dua

sikap yang saling mendukung. Keduanya harus diupayakan keberadanaanya secara serentak,

dan tidak dipertentangkan antara satu dengan yang lain. Hubungan antara keduanya adalah :

Akomodatif dalam arti ada kesediaan untuk saling memahami pendapatan aspirasi dan

kepentingan satu dengan yang lain.

Akomodatif dalam arti kesediaan untuk saling memahami pendapat aspirasi dan

kepentingan satu dengan yang lain.

Selektif, dalam arti ada kesediaan untuk menyelesaikan dalam menyelenggarakan

berbagai macam kepentingan dan aspirasi tersebut secara benar, adil, dan proposional.

Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathoniyah merupakan landasan dan modal dasar

bagi terwujudnya Ukhuwah Basyariyah (hubungan kemanusiaan) yang universal.

Ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan sosial, khususnya dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara merupakan salah satu kondisi yang diperlukan dalam kehidupan perorangan

maupun masyarakat, disamping mampu memberikan kemantapan, ketentraman dan

kegairahan dalam mengenai berbagai tantangan yang dapat mengganggu kehidupan sosial

dan stabilitias nasional. Kondisi yang masyarakat dalam proses pencapaian tujuan bersama

dan pada giliran selanjutnya dan batiniyah yang lebih mutu persatuan bangsa dalam

menggalang keutuhan umat dalam rangka stabilitas nasional dan solidaritas Islam, serta

pengalaman agama yang bertujuan mencapai kesejahteraan hidup dunia dan kebahagiaan

hidup akhirat.

Akan tetapi proses pengembangan wawasan ukhuwah tersebut kerap kali mengalami

hambatan-hambatan yang disebabkan berbagai hal, seperti :

Adanya kebanggaan kelompok yang berlebihan yang mudah menumbuhkan sikap

apriori dan fanatisme yang tidak berkontrol.

2

Page 3: Ukhuwah Nahdliyah Nu

Sempitnya cakrawala berpikir, baik yang disebabkan oleh keterbatasan tingkat

pemahaman masalah keagamaan dan kemasyarakatan, maupun yang kepemimpinan umat

dalam mengembangkan budaya ukhuwah baik dalam memberikan teladan pada bawahan

maupun dalam mengatasi gangguan kerukunan yang timbul dalam kehidupan umat maupun

organisasi.

Menurut Nahdlatul Ulama, penerapan konsep dan wawasan dan wawasan ukhuwah,

dapat dilakukan melalui bermacam cara, antara lain :

Ukhuwah Islamiyah seyogyanya dimulai dari lingkungan yang paling kecil

(keluarga), kelompok atau warga suatu jamiyah, kemudian dikembangkan dalam lingkungan

yang lebih luas (antar jamiyah, aliran, dan bangsa).

Perlu adanya keteladanan yang baik (uswah hasanah) dari pimpinan umat, dan

khususnya bagi Nahdlatul Ulama di perlukan keteladanan dari para pengurus untuk

menampilkan sikap ukhuwah yang dapat dijadikan contoh oleh warganya dan umat Islam

pada umumnya, baik dalam kehidupan pribadi maupund alam kehidupan fungsionalnya.

Mengembangkan perluasan cakrawala berpikir dalam masalah keagamaan

kemasyarakatan, dalam rangka lebih meningkatkan pengertian dan saling memahami

wawasan pihak lain dan mengembangkan sikap terbuka dalam menghadapi masalah-maslah

sosial.

Terbentuknay lemaga-lembaga atau pranata-pranata yang menumbukan kerukunan,

persatuan, dan solidaritas warga dan umat, seperti koperasi badan pengembangan ekonomi,

lembaga-lembaga bantuan, badan-badan dan konsultasi dan lain sebagainya, sesuai dengan

perkembangan dan kerukunan umat.

Mendayagunakan semua lembaga dan sarana yang sudah tersedot yang diadakan oleh

pemerintah maupun oleh swadaya masyarakat sendiri MUI, pesantren, sekolah, dan kampur

Perguruan Tinggi, sebagai pengembangan persaudaraan Islam dan persatuan nasional.

Mendayagunakan pesantren dan lemabaga-lembaga pendidikan lainnya dimiliki oleh

Nahdlatul Ulama Khususnya, agar lebih berperan pengambangan wawasan ukhuwah, baik

melalui program kurikuler, kokurikuler maupun ekstra kurikuler.

Menciptakan suatu mekanisme yang baik yang baik dan efektif dalam keluarga

jamiuah Nahdlatul Ulama yang mampu berperan dalam menyelesaikan masalah jika terjadi

perbedaan pandapat dalam pergaulan interen pengurus atau mengatasi perbedaan pandapat

dengan pihak lain. Dalam hubungan ini difungsikan mekanisme “Ishlahul Dzatil Bain”

(arbritase) seoptimal mungkin.

3