Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

download Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

of 22

Transcript of Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    1/22

    1

    NASKAH

    AKADEM

    IK

    TENTANG ANTI-

    PROSTITUSI

    GIAN PAMUNGKAS

    A1011131126

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    2/22

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

    karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan Naskah Akademik tentang Anti

    Prostitusi. Naskah Akademik ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah

    Praktek Perancangan Perundangundangan

    !okumen naskah akademik tentang Anti Prostitusi ini dimaksudkan untuk menjadi

    sarana me"ujudkan kesejahteraan bagi rakyat #ndonesia.

    Semoga Naskah Akademik ini dapat terealisasikan dengan peraturan yang lebih lengkap

    yang dapat mengatur tentang larangan prostitusi, yang semoga nantinya bias menjadi

    ja"aban bagi keresahan masyarakat luas tentang meluasnya praktek prostitusi.

    Pontianak, $% Mei$&'%

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    3/22

    DAFTAR ISI

    KATA P(N)ANTA*..............................................................................$

    !A+TA* #S#............................................................................................

    -A- ' P(N!A/0/AN.......................................................................1

    -A- $ KA2#AN T(3*#T#S !AN P*AKT#K (MP#*#S.......................%

    -A- (4A0/AS# !AN ANA0#S#S P(*AT/*AN P(*/N!AN)/N!AN)ANT(*KA#T.................................................................................................'$

    -A- 1 0AN!ASAN +#03S3+#S, S3S#303)#S, !AN 5/*#!#S.....'6

    -A- 6 2AN)KA/AN, A*A P(N)AT/*AN, !AN */AN) 0#N)K/P MAT(*#M/ATAN /N!AN)/N!AN), P(*AT/*AN !A(*A P*34#NS#, ATA/P(*AT/*AN !A(*A KA-/PAT(N7K3TA..................................'8

    -A- % P(N/T/P...................................................................................$&

    !A+TA* P/STAKA..............................................................................$'

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    4/22

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar belakang

    )lobalisasi yang terjadi pada 9aman sekarang ini, secara signi:ikan

    merubah semua tatanan hidup dan budaya yang dahulunya telah berlaku,

    khususnya di #ndonesia ini yang pada a"alnya seperti yang kita ketahui

    #ndonesia sangat kental dengan budaya Timur yang sopan santunnya

    masih sangat kental. Semakin berubahnya tatanan hidup semakin

    berubah pula gaya hidup masyarakat yang semakin modern dan konsumti:.

    Salah satu masalah yang akan timbul adalah kemiskinan yang terjadi dengan

    berbagai :aktor yang melatarbelakanginya. al ini menyebabkan perubahan

    moral yang signi:ikan dan meningkatnya permasalahan sosial yang timbul,

    diantaranya permasalahan pelacuran atau yang disebut prostitusi. Masalah

    social seperti pelacuran merupakan salah satu damapak kemiskinan yang

    terjadi pada masyarakat perkotaan pada umunya tetapi jugas seiring

    berkembangnya 9aman prostitusi ini mulai terjadij uga di pedesaan. Akibat hal

    tersebut lambat laun tentu akan berimbas pada makin rusaknya moralitas

    generasi muda dan hilangnya norma masyarakat timur yang terkenal santun.-angsa #ndonesia yang terkenal bermartabat dan menjunjung tinggi nilainilai

    luhur Pancasila yaitu sila Kemanusiaan 5ang Adil dan -eradab.

    !i daerah Pontianak, kegiatan prostitusi sudah jelas adalah perbuatan

    illegal namun sangat menjamur dapat dengan mudah ditemukan dan dijumpai,

    baik secara terangterangan ataupun sembunyisembunyi berkedok tempat

    usaha seperti "arung"arung yang berkedok seperti menjual makanan,

    minuman, dan lainlain. berbagai alasan yang diungkapkan para pelaku

    prostitusi ini adalah dorongan ekonomi.

    Seiring dengan makin maraknya praktek prostitusi yang terjadi di

    Pontianak ini, harus diperhatikan pula bukan hanya pemerintah yang

    berke"ajiban untuk meniadakan praktek prostitusi ini, tetapi pihak di luar

    pemerintah pun harus membantu atau mendorong larangan praktek prostitusi

    ini.

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    5/22

    Merujuk pada uraian masalah diatas, perlu adanya Peraturan !aerah baru

    yang memperbaiki Peraturan !aerah lama yang dirasa kurang bias mengatur

    mengenai larangan prostitusi ini. #si Peraturan !aerah yang baru ini juga perlu

    dilengkapi dengan pengaturan tentang larangan bagi para pemakai

    jasa prostitusi, dan juga larangan bagi semua pihak yang memudahkan dan7atau

    memajukan adanya praktek prostitusi ini.

    Atas latar belakang tersebut maka dibutuhkan suatu kajian untuk

    penyiapan *ancangan Peraturan !aerah Pontianak tentang Anti Prostitusi yang

    diharapkan dapat menjadi sarana me"ujudkan daerah Pontianak bebas dan

    bersih dari praktek prostitusi dan kesejahteraan bagi masyarakat #ndramayu

    1.2. Identiika!i "a!ala#

    Kajian ini menja"ab masalahmasalah sebagai berikut;

    '. Apa saja persoalanpersoalan hokum dan social terkait dengan masalah

    social prostitusi< -agaimana permasalahan tersebut telah dan seharusnya

    diatasiPSK? sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat, tapi

    dibutuhkan oleh beberapa pihak yang sering menggunakan jasa prostitusi ini.

    Menurut teori de:inisi pelacuran yang dikemukakan oleh Kamus -esar -ahasa

    #ndonesia, para ahli maupun Peraturan Pemerintah yaitu;

    '. Menurut kamus -esar -ahasa #ndonesia prostitusi adalah

    pertukaran hubungan seksual dengan uang atau hadiah sebagai suatu transaksi

    perdagangan. ubungan seksual yang dimaksudkan bisa berupa seks oral ataupun

    hubungan seks, seseorang yang menjual jasa seksual tersebut biasanya disebut

    dengan pelacur atau Pekerja Seks Komersial >PSK?.

    $. Menurut @ommemge dalam Tjahjo Purnomo>'B6;'&? prostitusi

    atau pelacuran adalah suatu perbuatan seorang "anita memperdagangkan atau

    menjual tubuhnya, yang dilakukan untuk memperoleh bayaran dari lakilaki yang

    datang kepada "anita tersebut.

    . Kartini kartono >'$;$&8? mede:inisikan prostitusi atau

    pelacuran merupakan peristi"a penjualan diri dengan jalan memperjual belikan

    badan, kehormatan dan kepribadian kepada banyak orang untuk memuaskan na:su

    seks, dengan imbalan pembayaran.

    1. Soerjono Soekanto >'&;81? mengatakan prostitusi atau pelacuran

    merupakan suatu pekerjaan yang bersi:at menyerahkan diri untuk melakukan

    perbuatanperbuatan seksual dengan mendapatkan upah.

    -erdasarkan beberapa pendapat mengenai prostitusi di atas, dapat disimpulkan beberapa

    hal;

    '. Pelacuran atau prostitusi merupakan proses dimana seseorang menjual

    jasanya untuk sesuatu yang dianggap berharga oleh dirinya, seperti materi untuk

    memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk memenuhi keinginan terhadap materi

    oleh si pelaku prostitusi.

    $. Prostitusi adalah bentuk penyimpangan seksual, dengan polapola

    organisasi impuls7dorongan seks yang tidak "ajar dan tidak terintegrasi, dalam

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    8/22

    bentuk pelampiasan na:suna:su seks tanpa terkendali dengan banyak orang

    disertai ekploitasi dan komersialisasi, imppersonal tanpa a:eksi si:atnya.

    . Pelacuran merupakan peristi"a penjualan diri dengan jalan memperjual

    belikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada orang banyak untuk

    memuaskan na:su seks dengan imbalan bayaran.

    1. Pelacuran ialah perbuatan yang dilakukan perempuan dengan meyerahkan

    badannya untuk berbuat cabul secara seksual dengan mendapat upah.

    Menurut Kartini Kartono >'$;$&? ada beberapa orang yang termasuk kategori pelacuran

    atau prostitusi yaitu ;

    '. Penggundikan yaitu pemeliharaan istri tidak resmi, istri gelap atau

    perempuan piaraan. Mereka hidup sebagai suami istri, namun tanpa ikatan

    perka"inan.

    $. Tante girang yaitu "anita yang sudah menikah, namun tetap melakukan

    hubungan seks dengan lakilaki lain, untuk mengisi "aktu kosong dan

    bersenangsenang dan mendapatkan pengalamanpengalaman seks lain.

    . )adisgadis bar yaitu gadisgadis yang bekerja sebagai pelayanpelayan bar

    dan sekaligus bersedia memberikan layanan seks kepada para pengunjung.

    1. )adisgadis bebas yaitu gadisgadis yang masih sekolah atau putus sekolah,

    putus studi akademik atau :akultas, yang mempunyai pendirian yang tidak baik

    dan menyebarluaskan kebebasan seks untuk mendapatkan kepuasan seksual.

    6. )adisgadis panggilan adalah gadisgadis dan "anita"anita yang biasa

    menyediakan diri untuk dipanggil dan dipekerjakan sebagai pelacur, melalui

    penyaluran tertentu.

    %. )adisgadis taCi, yaitu gadisgadis panggilan yang dita"arta"arkan

    dan diba"a ketempattempat hiburan dengan taCitaCi tersebut.

    8. otstes atau pramuria yaitu "anita"anita yang menyamarkan kehidupan

    malam dalam nightclub. 5ang pada intinya pro:esi hostess merupakan bentuk

    pelacuran halus.

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    9/22

    B. Promisikuitas inilah hubungan seks secara bebas dengan pria manapun juga

    atau dilakukan dengan banyak lakilaki.

    Perubahan yang signi:ikan dari kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang

    diakibatkan oleh globalisasi membuat sebagian indiDidu tidak bisa

    menyesuaikan dengan keadaan sehingga menyebabkan ketidak harmonisan.

    Ketidak harmonisan tersebut menyebabkan munculnya kon:lik internal maupun

    eksternal dari diri indiDidu tersebut. -erikut adalah beberapa :aktor pendorong

    yang menyebabkan seseorang melakukan praktek prostitusi ;

    '. +aktor internal

    +aktor internal ini dalam *3@@#P# bisa dokategorikan sebagai capacity, yaitu

    dorongan yang desebabkan dari diri pelakunya tersebut. 5ang termasuk dalam

    capacity ini berdasarkan kasus prostitusi di #ndramayu khususnya adalah

    rendahnya pendidikan dan keterbatasan skill7keahlian dari pelakunya sendiri.

    Semakin rendah pendidikan seseorang, keahlian yang dimiliki pun semakin

    terbatas yang menyebabkan mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang pada

    umumnya memiliki kuali:ikasi yang tinggi yang tentu saja sulit untuk dipenuhi

    oleh yang memiliki pendidikan rendah. al itu yang membuat para pelaku

    prostitusi memilih jalan pintas memilih pekerjaan sebagai pelaku prostitusi.

    $. +aktor eksternal

    +aktor internal ini dalam *3@@#P# bisa dokategorikan sebagai opportunity,

    yaitu dorongan yang desebabkan dari luar ataupun lingkungan. +aktor eksternal ini

    bisa berbentuk desakan kondisi ekonomi, pengaruh lingkungan dan lain

    sebagainya. tidak adanya undangundang yang melarang pelacuran. 2uga tidak ada

    larangan terhadap orangorang yang melakukan relasi seks sebelum atau diluar

    pernikahan. al ini semakin memperbanyak jumlah pelacur, karena tidak adanya

    sanksi yang tegas yang perlu mereka takuti. merosotnya normanorma susila dan

    keagamaan. Masyarakat sekarang sudah bersi:at acuh tak acuh dan cenderung cuek

    sehingga mereka hanya mengurusi kehidupan pribadi tanpa memperdulikan

    normanorma susila dan keagamaan dalam masyarakat. bertemunya macam

    macam kebudayaan asing dan kebudayaankebudayaan setempat. al ini tidak

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    10/22

    terlepas dari asimilasi kebudayaan, dimana kebudayaan -arat membuat norma

    norma susila dan keagamaan semakin merosot.

    2.2. Ka&ian Ter#ada- A!a!Prin!i- 'ang Terkait Dengan Pen'%!%nan N*r(a

    Asasasas yang diharapkan dari peraturan daerah yang akan dibuat ini berdasarkan

    /ndang/ndang Nomor '& Tahun $&&1 ,pasal 6 adalah;

    '. Asas kejelasan tujuan.

    -ah"a setiap pembentukan peraturan perundangundangan harus mempunyai

    tujuan yang jelas yang hendak dicapai. Tujuan dari pembentukan peraturan

    perundangundangan ini adalah untuk membuat undangundang yang kuat dan

    dapat disetujui dan dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat

    serta melindungi kepentingan masingmasing pihak baik pemerintah maupun

    masyarakat.

    $. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat.

    -ah"a setiap jenis peraturan perundangundangan harus dibuat oleh

    lembaga7pejabat pembentuk peraturan perundangundangan yang ber"enang.

    Peraturan perundangundangan tersebut dapat dibatalkan demi hukum,bila

    dibuat oleh lembaga7pejabat yang tidak ber"enang.

    . Asas dapat dilaksanakan.

    -ah"a setiap pembentukan peraturan perundangundangan harus

    memperhitungkan e:ekti:itas peraturan perundangundangan tersebut di dalam

    masyarakat, baik secara :iloso:is, yuridis, maupun sosiologis.

    1. Asas kedayagunaan dan kehasilgunaan.

    -ah"a setiap peraturan perundangundangan dibuat karena memang benar benar

    dibutuhkan dan berman:aat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,

    berbangsa, dan bernegara.

    6. Asas kejelasan rumusan.

    -ah"a setiap peraturan perundangundangan harus memenuhi persyaratan teknis

    penyusunan peraturan perundangundangan, sistematika dan pilihan kata atau

    terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehinggatidakmenimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    11/22

    %. Asas keterbukaan.

    -ah"a dalam proses pembentukan peraturan perundangundangan mulai dari

    perencanaan, persiapan, penyusunan, dan pembahasan bersi:at transparan dan

    terbuka. !engan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan

    yang seluasluasnya untuk memberikan masukan dalam proses pembentukan

    peraturan perundangundangan.

    Adapun asasasas lain yang diharapkan dalam muatan materi perundang undangan adalah

    asas keadilan, setiap Materi Muatan Peraturan Perundang undangan harus mencerminkan

    keadilan secara proporsional bagi setiap "arga negara, dimana selama ini dalam semua

    perturan mengenai prostitusi dalam Kitab /ndang/ndang ukum Pidna maupun

    Peraturan daerah belum adanya keadilan, karena pada peraturan tersebut kita hanya

    menemuukan larangan bagi para penyedia jasa dan para PSK nya saja, sedangkan bagi

    para konsumen atau pengguna jasa prostitusi tidak ada larangan sama sekali.

    2.$. Ka&ian Praktik Pen'elenggaraan/ K*ndi!i 'ang Ada/ !erta Per(a!ala#an 'ang

    Di#ada-i "a!'arakat

    !i Pontianak peraturan yang mengatur mengenai prostitusi sama sekali belum ada. !alam

    hal penyidikan terhadap pelanggaran Prostitusi ini dilakukan oleh Penyidik /mum dan atau

    Penyidik Pega"ai Negeri Sipil di 0ingkungan Pemenrintah !aerah Pontianak. We"enang

    para Penyidik Pega"ai Negeri Sipil tertera dengan jelas dalam Peraturan !aerah ini dari

    mulai menerima laporan sampai menyerahkan kasus kepada Penuntut /mum.

    Pemerintah !aerah Pontianak belum mengeluarkan Peraturan !aerah ini karena

    menganggap bah"a prostitusi ini belum banyak dilakukan di daerah ini. Padahal harus

    dipikir lagi bah"a prostitusi baik banyak amupun sedikit masih memiliki banyak sekali

    kerugian bagi negara maupun masyarakat. Adanya praktek prostitusi membuat lingkungan

    masyarakat tidak sehat. Para pelaku prostitusi dipandang rendah oleh masyarakat

    sekitar, dicemooh, dihina dan lainlain sebagainya. Pekerjaan prostitusi ini pula dianggap

    sebagai kegiatan yang merendahkan martabat "anita. !alam prakteknya juga prostitusi ini

    tidak jarang terjadi pemerasan tenaga kerja, para "anita dipaksa untuk menjadi PSK.

    Prostitusi ini merupakan tindakan yang menyimpang dari norma masyarakat dan agama,

    maka prostitusi hanya akan mengakibatkan e:ek negti:. !engan adanya praktek prostitusi ini

    bisa merusak sendisendi kehidupan berkeluarga, memberikan pengarus yang tidak sesuai

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    12/22

    moral kepada lingkungan masyarakat khususnya anakanak muda, merusak moral, norma

    kesusilaan, norma hukum dan juga norma agama.

    2.). Ka&ian Ter#ada- Penera-an Si!te( Bar%

    Sistem yang harus diterapkan pada proses peniadaan praktek prostitusi di Pontianak adalah

    harus adanya suatu lembaga yang mengatur dan menga"asi khusus terhadap praktek

    prostitusi dan selain itu mengenai sanksi yang dikenakan kepada para pelaku praktek

    prostitusi maupun pengguna jasa prostitusi jangan hanya hukuman pidana kurungan ataupun

    denda, tetapi sebagai usaha pemerintah untuk mengembalikan lingkungan sehat di

    masyarakat harus adanya pemberian edukasi dan rehabilitasi kepada mereka, supaya mereka

    juga bisa memperbaiki hidup mereka kedepannya.

    Pengaruh yang mungkin akan timbul atas sistem yang akan diterapkan adalah adanya

    ketimpang tindihan "e"enang pengaturan mengenai prostitusi ini antara lembaga yang

    sebelumnya menangani masalah prostitusi ini dengan badan baru yang dibentuk, untuk itu

    harus adanya pembagian "e"enang. #mplikasinya bagi keuangan daerah mungkin akan

    mengalami pengeluaran yang lebih, tetapi dengan adanya badan ini akan membuat praktek

    prostitusi lebih terkontrol.

    BAB III

    E0ALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TERKAIT

    PR,STITUSI

    -ab ini menguraikan sejumlah undangundang dan peraturan yang berkaitan dengan

    larangan prostitusi. /ndangundang dan peraturan yang terkait dengan prostitusi adalahKitab /ndang/ndng ukum Pidana pasal $% K/P dan pasal 6&% K/P. !alam bab ini

    akan dijelaskan lebih dahulu bagaimana Kitah /ndang/ndang ukum Pidana mengatur

    mengenai larangan prostitusi, kemudian selanjutnya akan dibahas juga bagaimana

    pengaturan larangan prostitusi diatur dalam /ndang/ndang atau peraturan yang terkait

    dengan larangan prostitusi ini.

    $.1. Pengat%ran Pr*!tit%!i Dala( Kitab UndangUndang H%k%( Pidana

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    13/22

    !asar pengaturan larangan prostitusi di #ndonesia hanya memiliki dua pasal dalam K/P,

    yaitu pasal $% K/P dan pasal 6&% K/P. Pada dua pasal tersebut memang dengan

    tegas menyatakan bah"a melarang adanya praktek prostitusi, tetapi hanya dengan dua pasal

    dalam K/P tersebut pengaturan mengenai larangan prostitusi dilarang kurang jelas dan

    tidak tepat sasaran karena terlalu general dan tidak mengatur secara spesi:ik. Kedua pasal

    tersebut belum bisa mengakomodir semua aspek yang terlibat dalam praktek prostitusi.

    Pada pasal $% K/P disebutkan bah"a Ebarang siapa dengan sengaja menyebabkan

    atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang lain, dan menjadikannya

    sebagai pencarian atau kebiasaan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu

    tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak lima belas ribu rupiahF, dan pasal

    6&% K/P menyebutkan bah"a Ebarang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul

    seorang "anita dan menjadikannya sebagai pencarian, diancam dengan pidana kurungan

    paling lama satu tahunF.

    2ika kita melihat pada isi dan kandungan kedua pasal tersebut, pada kedua pasal

    tersebut hanya dengan jelas melarang pihak atau orang yang mengakomodir praktek

    prostitusi atau yang biasa disebut dengan mucikari7germo. -agi para pelaku prostitusi dan

    bahkan bagi para pengguna jasa prostitusi ini tidak dengan tegas dilarang oleh K/P.

    Salah satu pihak yang membuat praktek prostitusi semakin berkembang adalah para

    pengguna jasa prostitusi, karena merekalah yang memberikan keuntungan bagi para

    pembuka praktek prostitusi. 2ika dilihat dari unsurunsur pasal $%K/P dan 6&%

    K/P pengguna jasa prostitusi tidak bisa dijatuhi pertanggung ja"aban pidana. !ilihat

    dari penjabaran diatas, K/P belum memiliki aturan yang jelas mengenai pidana

    terhadap pelaku prostitusi >PSK? ataupun bagi pengguna jasa prostitusinya sendiri.

    !ibutuhkan kajian yang mendalam untuk bisa menjatuhkan pidana kepda PSK dan

    pengguna jasa prostitusi.

    $.2. UndangUndang N*. 2$ Ta#%n 22 Tentang Perlind%ngan Anak

    Pada undangundang perlindungan anak ini adapula diatur mengenai tindakan cabul

    pada seorang anak. Karena mengingat bah"a praktek prostitusi bukan hanya pada orang

    de"asa tetapi juga anakanak. /ndangundang ini dibuat dengan tujuan untuk melindungi

    anakanak, karena anakanak adalah ptensi, dan generasi penerus bangsa yang akan

    memimpin bangsa ini selanjut nya.

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    14/22

    Pada undangundang ini dituangkan dalam pasal B' dan B$. Pasal B' menyatakan

    bah"a Eorang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan

    memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana

    dengan pidana penjara paling lama '6 >lima belas? tahun dan paling singkat >tiga?

    tahun dan denda paling banyak *p&&.&&&.&&&,&& >tiga ratus juta rupiah? dan

    paling sedikit *p %&.&&&.&&&,&& >enam puluh juta rupiah?F. Pasal B$ menyatakan bah"a

    ESetiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,

    memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk

    melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara

    paling lama '6 >lima belas? tahun dan paling singkat >tiga? tahun dan denda paling

    banyak *p &&.&&&.&&&,&& >tiga ratus juta rupiah? dan paling sedikit *p%&.&&&.&&&,&& >enam puluh juta rupiah?F. !alam undangundang ini sudah jelas disebutkan

    larangan untuk melakukan perlkuan cabul ataupun memaksa anak anak melakukan

    perbuatan cabul.

    $.$. UndangUndang N*. 21 Ta#%n 23 Tentang Pe(beranta!an Tindak Pidana

    Perdagangan ,rang

    Pada undangundang ini sudah jelas pengaturan mengenai larangan orang untuk

    menjual seseorang dengan maksud mengekploitasinya itu dilarang dan akan dikenai

    ketentuan pidana. 2ika kegiatan pelacuran tersebut dilakukan dengan ancaman kekerasan

    atau peksaan terhadap seseorang untuk mau dujadikan pekerja seks komersial,, maka

    tindakan tersebut bisa dikenaka pidana berdasarkan /ndang/ndang No. $' Tahun $&&8

    Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan 3rang tindakan tersebut bisa

    dikategorikan sebagai eksploitasi orang, bisa dipidana paling singkat >tiga? tahun dan

    paling lama '6 >lima belas? tahun dan pidana denda paling sedikit *p '$&.&&&.&&&,&& dan

    paling banyak *p%&&.&&&.&&&,&&.

    $.). UndangUndang N*(*r 11 Ta#%n 24 tentang In*r(a!i dan Tran!ak!i

    Elektr*nik

    Setiap oran dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan7atau mentransmisikan

    dan7atau membuat dapat diaksesnya #n:ormasi (lektronik dan7atau !okumen (lektronik

    yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan dipidana dengan pidana penjara paling

    lama % >enam? tahun dan7atau denda paling banyak *p '.&&&.&&&.&&&,&&&

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    15/22

    BAB I0

    LANDASAN F,L,S,FIS/ S,SI,L,GIS DAN 5URIDIS

    RAN6ANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG

    ANTI PR,STITUSI

    ).1. Landa!an Fil*!*i!

    *ancangan Peraturan !aerah tentang Anti Prostitusi ini dibuat untuk

    Tujuan pembangunan nasisional #ndonesia yaitu membangun manusia #ndonesia

    seutuhnya. Pembangunan nasional berasaskan Pancasila, sila pertama adalah

    Ketuhanan 5ang Maha (sa, oleh karena itu sudah selayaknya kalau perilakupelacuran itu tidak dapat ditoleransi oleh masyarakat #ndonesia. /ntuk

    mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional tersebut, maka perlu

    memperhatikan pembangunan di bidang hukum, yang salah satunya, adalah

    tentang pelaksanaan hukum pidana. ukum pidana bagi suatu bangsa merupakan

    indikasi yang penting tentang tingkat peradaban bangsa itu, karena di dalamnya

    tersirat bagaimana pandangan bangsa tersebut tentang etika >tata susila?,

    moralitas, sistem masyarakat, dan normanorma sosial.

    Pengaturan mengenai penguasaan pemilikan dan penggunaan tanah di

    #ndonesia perlu lebih diarahkan bagi tercapainya keadilan sebuah hukum bagi

    semua pihak, dan tidak ada yang merasa dirugikan serta bagi tercapainya keadilan

    bagi seluruh rakyat #ndonesia.

    ).2. Landa!an S*!i*l*gi!

    Pengaturan Prostitusi pada pengaturan nasional belum bisa memenuhi apayang masyarakat harapkan, karena pada peraturan yang sudah ada hanya

    mengatur sebagian kecil masalah dari prostitusi, tidak seluruhnya. !engan masih

    berkembangnya praktek prostitusi di kalangan masyarakat membuta lingkungan

    tidak sehat dan bisa saja menyebabkan kon:lik karena ketidaksesuaian yang

    terjadi di kalangan masyarakat tersebut.

    ).$. Landa!an 5%ridi!

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    16/22

    Mengenai prostitusi, #ndonesia memiliki peraturan yang mengatur tentang

    prostitusi ini, yaitu pada pasal $6 dan 6&% Kitab /ndang/ndanh ukum Pidana

    >K/P?. Pasal dalam K/P tersebut menjadi sumber hukum utama bagi praktek

    prostitusi. Selain peraturan yang tercantum dalam K/P, ada pula peraturan lain

    yang mengatur tentang prostitusi, yaitu peraturan yang hierarkinya lebih rendah

    dari K/P, yaitu Peraturan !aerah. -eberapa daerah memiliki peraturannya

    masingmasing untuk mengatur prostitusi di daerah mereka. !aerah membuat

    peraturan yang lebih spesi:ik, karena mereka tau sendiri bagaimana keadaan

    prostitusi di daerah mereka.

    Pada pasal $6 K/P disebutkan E-arangsiapa dengan sengaja

    menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang

    lain, dan menjadikannya sebagai pencarian atau kebiasaan, diancam dengan

    pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling

    banyak lima belas ribu rupiah.F Pada pasal ini tidak secara tegas mengatur

    mengenai larangan seseorang untuk merelakan dirinya sebagai PSK >Pekerja Seks

    Komersil? dan tidak secara tegas pula mengatur larangan seseorang untuk

    menggunakan jasa prostitusi. Tetapi pada pasal ini terdapat unsur objekti:

    mengenai perbuatan yang menyebabkan dilakukannya perbuatan prostitusi dan

    mempermudah terjadinya prostitusi. -isa dikatakan bah"a pengguna jasa tersebut

    adalah orang yang mempermudah terjadinya prostitusi. Pada pasal 6&% disebutkan

    E-arangsiapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang "anita dan

    menjadikannya sebagai pencarian, diancam dengan pidana kurungan paling lama

    satu tahun.F

    Pada peraturan tentang prostitusi harus diperhatikan bukan hanya pelakunya

    saja yang dilarang. Seharusnya semua pihak yang terlibat dan memudahkan

    adanya prostitusi ini harus mendapatkan hukumannya juga. arus pula adanya

    larangan bagi para pengguna jasa prostitusi ini, karena para pengguna ini menjadi

    :aktor utama mengapa masih banyaknya praktek prostitusi. Karena itu dirasakan

    harus adanya undangundang yang mengatur mengenai prostitusi.

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    17/22

    BAB 0

    +ANGKAUAN/ ARAH PENGATURAN/ DAN RUANG LINGKUP

    "ATERI "UATAN PERATURAN DAERAH KABUPATENK,TA

    Aturan yang akan dibuat adalah Peraturan !aerah Pontianak tentang

    Anti Prostitusi, yang mana ditujukan bagi semua masyarakat Pontianak, yang

    diharapkan bisa melaksanakan dan mematuhi peraturan ini dengan baik.

    arapan terbesar dari Pembentukan Peraturan !aerah ini adalah untukmenghapuskan dan membersihkan Pontianak dari praktek prostitusi yang semakin

    merajalela.

    7.1. "ateri "%atan Perat%ran Daera#K*ta

    7.1.1. Ketent%an U(%(

    '. Prostitusi adalah pelacuran, pertukaran hubungan seksual dengan uang

    atau hadiahhadiah sebagai suatu transaksi perdagangan.

    $. Pelacuran adalah suatu perbuatan dimana seorang perempuan

    menyerahkan dirinya untuk berhubungan badan dengan la"an jenisnya dan

    menerima pembayaran baik berupa uang maupun bentuk lainnya.

    . Pekerja seks komersial adalah pro:esi yang menjual jasa untuk

    memuaskan kebutuhan seksual pelanggan. -iasanya pelayanan ini dalam

    bentuk menye"akan tubuhnya.

    7.1.2. A!a! dan T%&%an

    AsasAsas ;

    '. Asas kejelasan tujuan.

    -ah"a setiap pembentukan peraturan perundangundangan harus mempunyai tujuan yang

    jelas yang hendak dicapai. Tujuan dari pembentukan peraturan perundangundangan ini

    adalah untuk membuat undangundang yang kuat dan dapat disetujui dan dilaksanakan

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    18/22

    dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat serta melindungi kepentingan masing

    masing pihak baik pemerintah maupun masyarakat.

    $. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat.

    -ah"a setiap jenis peraturan perundangundangan harus dibuat oleh lembaga7pejabat

    pembentuk peraturan perundangundangan yang ber"enang. Peraturan perundang

    undangan tersebut dapat dibatalkan demi hukum,bila dibuat oleh lembaga7pejabat yang

    tidak ber"enang. Penyusunan peraturan perundangundangan ini disusun oleh !P*

    selaku badan legislati:.

    . Asas dapat dilaksanakan.

    -ah"a setiap pembentukan peraturan perundangundangan harus memperhitungkan

    e:ekti:itas peraturan perundangundangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara

    :iloso:is, yuridis, maupun sosiologis.

    1. Asas kedayagunaan dan kehasilgunaan.

    -ah"a setiap peraturan perundangundangan dibuat karena memang benarbenar

    dibutuhkan dan berman:aat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

    bernegara.

    6. Asas kejelasan rumusan.

    -ah"a setiap peraturan perundangundangan harus memenuhi persyaratan teknis

    penyusunan peraturan perundangundangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi,

    serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan berbagai

    macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

    %. Asas keterbukaan.

    -ah"a dalam proses pembentukan peraturan perundangundangan mulai dari perencanaan,

    persiapan, penyusunan, dan pembahasan bersi:at transparan dan terbuka. !engan

    demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluasluasnya untuk

    memberikan masukan dalam proses pembentukan peraturan perundangundangan.

    Adapun tujuannya ;

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    19/22

    '. Me"ujudkan dan memelihara tatanan kehidupan masyarakat yang beretika,

    berkepribadian luhur, menjunjung tinggi nilainilai Ketuhanan 5ang Maha (sa, serta

    menghormati harkat dan martabat kemanusiaan.

    $. Memberikan pembinaan dan pendidikan terhadap moral dan akhlak masyarakat.

    . Memberikan kepastian hukum dan perlindungan bagi masyarakat.

    1. Mencegah berkembangnya praktek prostitusi di kalangan masyarakat.

    7.1.$. "ateri Pengat%ran

    ak dan ke"ajiban;

    '. Setiap orang dilarang datang ke tempat prostitusi dan melakukan suatu tindak

    prostitusi, baik pelaku maupun pekerja seks komersial.

    $. Setiap orang dilarang melakukan pornoaksi di depan umum dan mengakibatkan

    seseorang melakukan prostitusi.

    . Setiap orang dilarang memerdagangkan orang atau anak untuk menjadi pekerja seks

    komersial.

    1. !ilarang membuka tempat prostitusi di setiap tempat di "ilayah Negara Kesatuan

    *epublik #ndonesia.

    6. Pihak ber"enang, yaitu polisi berhak menyegel tempattempat prostitusi

    tersebut.

    %. Tempattempat tersebut dilarang dibuka sebelum ada jaminan bah"a tempat tersebut

    tidak akan dibuka untuk pelacuran.

    8. Setiap orang "ajib melapor jika mengetahui ada tempat atau tindak prostitusi.

    !alam materi pengaturan ini, diatur juga materi mengenai pembentukan badan khusus

    untuk mengatur, menga"asi dan juga mencegah praktek prostitusi di pontianak. 5ang juga

    diharapkan kerjasama dari masyarakat untuk menyelesaikan masalah sosial ini

    Penyidikan,Penuntutan dan Pemeriksaan;

    Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan terhadap tindak pidana prostitusi dilaksanakan

    berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    20/22

    7.1.). Ketent%an Sank!i

    '. Setiap orang yang dengan sengaja datang ke tempat prostitusi dan melakukan suatu

    tindak prostitusi, baik pelaku maupun pekerja seks komersial dipidana dengan pidana

    penjara paling lama 6 >lima? tahun dan paling singkat >tiga? tahun dan denda paling

    banyak *p '&&.&&&.&&&,&& >tiga ratus juta rupiah? dan paling sedikit *p

    %&.&&&.&&&,&& >enam puluh juta rupiah?.

    $. Setiap orang yang memerdagangkan orang atau anak untuk menjadi pekerja seks

    komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 >tujuh? tahun dan paling

    singkat 6 >lima? tahun dan denda paling banyak *p $&&.&&&.&&&,&& >dua ratus juta

    rupiah? dan paling sedikit *p '6&.&&&.&&&,&& >seratus lima puluh juta rupiah?.

    . Setiap tempat prostitusi ditutup, apabila tetap dibuka, pemilik beserta isinya dipidana

    dengan pidana penjara '6 >lima belas? tahun dan paling singkat '& >sepuluh? tahun

    dan denda paling banyak *p. '.&&&.&&&.&&&,&& >satu milyar rupiah? dan

    paling sedikit *p. 6&&.&&&.&&&,&& >lima ratus juta rupiah?.

    1. Setiap orang yang mengerti ada tindak prostitusi maupun tempat prostitusi tapi

    tidak melapor, akan dipidana dengan pidana penjara paling lama $ >dua? tahun dan

    paling singkat ' >satu? tahun dan denda paling banyak *p. '&&.&&&.&&&,&& >seratus juta

    rupiah? dan paling sedikit *p. 6&.&&&.&&&,&& >lima puluh juta rupiah?.

    BAB 0I

    PENUTUP

    8.1. Ke!i(-%lan

    Peraturan daerah Pontianak yang mengatur dengan rinci, jelasm e:ekti: dan

    tepat sasaran jelas sangat dibutuhkan untuk membersihkan Pontianak dari

    praktek prostitusi. Praktek prostitusi di Pontianak selalu mengalami peningkatan,karena masih adanya pihak yang menyebabkan peningkatan tersebut yang belum

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    21/22

    diperhatikan oleh Pemerintah !aerah dan belum diatur dalam Peraturan daerah

    yang sebelumnya.

    /ntuk membersihkan Pontianak dari praktek prostitusi diperlukannya aturan

    yang bisa mengakomodir semua aspek dan pihak yang menyebabkan prostitusi ini

    tetap ada yang bahkan semakin meningkat. Peraturan yang harus mengatur mulai

    dari pelakunya, penyedia tempat, sampai pada para pengguna jasa prostitusi yang

    sampai sekarang belum terjamah oleh peraturan manapun.

    8.2. Saran

    '. Setelah mempelajari dan mengkaji berbagai :akta dan data yang ada, kami

    merekomendasikan perlu adanya suatu Peraturan daerah yang secara khusus, jelas,

    rinci dan adil mengatur tentang kegiatan prostitusi.

    $. !iperlukan suatu lembaga khusus yang ber:ungsi untuk menga"asi

    kegiatan prostitusi agar bisa ditertibkan dan ditanggulangi.

    . /ntuk sanksi bagi para pelaku prostitusi bukan hanya

    pemberian pidana penjara atau denda, tetapi juga harus diberikan kegiatan

    adDokasi, rehabilitasi, dan edukasi dalam penanggulangan masalah prostitusi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Kartono, K. >$&&'?.Patologi Sosial. 2akarta; *aja )ra:indo Persada

  • 7/26/2019 Ujian Praktek Perancangan Per UU-An

    22/22