Ujian Kasus Ika

30
I. RIWAYAT PSIKIATRI Riwayat psikiatri diperoleh dari heteroanamnesis dengan Ny. R (adik ipar pasien) dan Nn. M (anak kandung pasien) pada tanggal 23 November 2014 dan Autoanamnesis dengan Ny. R (pasien) pada tanggal 17 November 2014. Kebenaran anamnesis dapat dipercaya. A. Identitas Penderita Nama : Ny. R Usia : 45 tahun Jenis kelamin : Perempuan Status perkawinan : Sudah menikah dan memiliki 4 orang anak Agama : Islam Suku : Melayu Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jalan Guru Muchtar Tambak Sari Jambi Selatan RM : 050544 Pasien dikonsultasikan ke Poli Psikiatri Rumah Sakit Jiwa Jambi pada tanggal 17 November 2014 pukul 10.25 WIB. 1

description

jkbkjbkj

Transcript of Ujian Kasus Ika

I. RIWAYAT PSIKIATRI

Riwayat psikiatri diperoleh dari heteroanamnesis dengan Ny. R (adik ipar pasien) dan Nn. M (anak kandung pasien) pada tanggal 23 November 2014 dan Autoanamnesis dengan Ny. R (pasien) pada tanggal 17 November 2014. Kebenaran anamnesis dapat dipercaya.

A.Identitas PenderitaNama : Ny. RUsia : 45 tahunJenis kelamin : PerempuanStatus perkawinan : Sudah menikah dan memiliki 4 orang anakAgama : IslamSuku : MelayuPendidikan : SDPekerjaan : Ibu Rumah TanggaAlamat : Jalan Guru Muchtar Tambak Sari Jambi SelatanRM : 050544Pasien dikonsultasikan ke Poli Psikiatri Rumah Sakit Jiwa Jambi pada tanggal 17 November 2014 pukul 10.25 WIB.

B.Keluhan UtamaPasien malas beraktivitas dan bicara tidak jelas sejak + 2 minggu yang lalu.

C.Riwayat Penyakit Sekarang Tujuh bulan yang lalu, suami pasien memiliki tugas untuk ke luar kota yaitu Pekanbaru selama 1 bulan. Jadi selama 1 bulan itu, pasien kurang berkomunikasi dengan suaminya. Meskipun begitu, pasien belum merasa curiga dengan suaminya karena pasien menganggap jika suaminya sedang sibuk bekerja. Selama ditinggal suaminya, pasien tinggal bersama ketiga anaknya. Setelah satu bulan, akhirnya suami pasien kembali ke rumah. Namun setelah pulang dari Pekanbaru, ada perubahan yang terjadi pada suami pasien. Suami pasien menjadi semakin sibuk dan semakin sering pulang malam. Pasien selalu menanyakan kenapa suaminya pulang malam tapi suaminya justru mengacuhkannya. Hal ini awal yang menjadikan pasien mulai berpikiran negatif kepada suaminya. Sejak itu setiap suaminya pulang kerja. Suaminya jarang berkumpul dengan pasien dan anak-anaknya. Melainkan suaminya lebih memilih untuk duduk menyendiri atau pindah ke kamar atas untuk memainkan handphone atau menelepon seseorang yang sampai saat ini pasien juga tidak tau siapa. Hal ini tidak hanya satu atau dua kali terjadi, namun sudah berkali-kali suami pasien seperti itu. Pasien pernah tidak sengaja melihat suaminya sedang menelepon seorang wanita. Dan mulai saat itu, pasien merasa curiga jika suaminya telah berselingkuh. Semakin lama, pasien merasa tingkah laku suaminya sudah aneh. Suaminya semakin sering pulang malam bahkan pernah empat kali tidak pulang ke rumah. Pasien selalu memikirkan kemana suaminya pergi namun pasien selalu takut untuk menanyakan langsung.Menurut pengakuan pasien, memang sudah satu tahun terakhir ini hubungannya dengan suami kurang harmonis. Hal ini karena adanya masalah keluarga. Dulu suami pasien memang sering pulang malam, tapi sejak 6 bulan terakhir ini suaminya semakin sering pulang malam sehingga jarang berada di rumah. Hal ini membuat pasien semakin curiga kepada suaminya. Selain memikirkan suaminya, pasien juga selalu memikirkan nasib anak-anaknya. Pasien merasa kehidupan ekonomi keluarganya masih kurang sehingga pasien takut jika kelak anak-anaknya nanti tidak bisa apa-apa karena tidak memiliki uang. Pasien selalu memikirkan suami dan anak-anaknya. Menurut pengakuan anak pasien, sejak dua minggu yang lalu pasien mulai terlihat tidak bersemangat dan malas. Awalnya anak pasien mengganggap ini hal yang wajar, namun makin lama pasien semakin menjadi. Pasien menjadi sering diam. Sekarang semenjak pasien sakit, rumah pasien tidak pernah terawat lagi. Rumah terlihat cukup berantakan karena anak pasien sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Menurut pengakuan adik ipar pasien, ia mengetahui pasien sedang sakit ketika pasien datang ke acara keluarga + 2 minggu yang lalu. Pada acara tersebut, pasien terlihat seperti orang yang kebingungan, lesu, dan murung.Sejak dua minggu yang lalu, pasien sering tidak nyambung bila diajak bicara. Pasien sering lupa dengan apa yang telah dikerjakannya. Pasien berjalan dengan lambat dan tertatih-tatih. Pasien susah makan, jika sekali makan maka pasien akan muntah. Pasien merasa perutnya tidak enak. Pasien susah BAB. Pasien susah tidur, jika sudah tertidur nanti akan cepat bangun dan susah melanjutkan tidur lagi. Pasien selalu memikirkan anak dan suaminya. Pasien sering bengong bila di rumah. Pasien juga sering berbicara tidak jelas dan ngawur. Pasien pernah tiba-tiba membicarakan keluarga yang sudah meninggal dan ketika ditanya kenapa membicarakan mereka pasien bilang kalau nanti keluarga yang meninggal itu akan mengurus anaknya. Karena merasa ada yang aneh pada pasien, maka keluarga pasien membawa pasien ke dokter umum pada tanggal 12 November 2014. Namun karena tetap tidak ada perubahan maka pasien dibawa keluarga ke poli Psikiatri Rumah Sakit Jiwa Jambi pada tanggal 17 November 2014.

D. Riwayat Penyakit DahuluPasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.

E. Riwayat Medis dan Psikiatrik yang lain1. Gangguan Mental atau Emosi Riwayat gangguan mental dan emosi sebelumnya tidak ada.2. Gangguan PsikosomatisTidak didapatkan adanya riwayat asma, nyeri lambung, eksim, rematik atau penyakit psikosomatik lainnya3. Kondisi MedikRiwayat penyakit fisik berat dan riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif disangkal4. Gangguan NeurologiRiwayat panas badan sebelumnya, muntah-muntah, penglihatan ganda tidak ada. Riwayat trauma kepala, kejang dan kehilangan kesadaran tidak ada.

F.Riwayat Keluarga

Genogram

Keterangan:: Wanita : Laki Laki

: Pasien dan paman pasien

: Kakak ipar perempuan pasien, sudah meninggal Struktur keluarga yang tinggal serumah saat pasien berusia 10 tahun

NoNamaL/PUsiaHubunganSifat

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.Tn. MNy. STRARAUIPLPPLPPPPLP35 th28 th16 th15 th13 th10 th9 th7 th6 th5 thAyah kandungIbu kandungKakak kandungKakak kandungKakak kandungPasienAdik kandungAdik kandungAdik kandungAdik kandungTegas, disiplinPenyabar, penyayangTegasPenyayangPendiam, penyabarPendiam dan penurutPendiamPemarahCeria, manjaPeriang

Struktur keluarga yang tinggal serumah saat iniNoNamaL/PUsiaPekerjaanHubunganSifat

1.2.3.4.5.6.Tn. SNy. PDBMKLPPLPP47 th45 th23 th 21 th17 th6 thBuruhIRT-MahasiswaPelajarPelajarSuami pasienPasienAnak pasienAnak pasienAnak PasienAnak PasienPemarah, kurang perhatianPendiam dan penurutCuek, pemarah, kasarPendiam, perhatianPendiam, perhatianPeriang

Pasien adalah anak keempat dari delapan bersaudara. Pasien dibesarkan dalam lingkungan dengan kondisi status ekonomi yang cukup dan menerapkan nilai-nilai agama dengan baik. Ayah sifatnya tegas dan disiplin sedangkan ibu pasien memiliki sifat sabar, penyayang. Ibu lebih dominan dalam mendidik anak-anaknya. Hubungan ayah dan ibu harmonis, hubungan pasien dengan saudara-saudaranya harmonis. Pasien lebih dekat dengan ibu karena ayah lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk bekerja. Walaupun demikian ayah tetap memperhatikan anak-anaknya.Pasien menikah dengan suaminya yang merupakan anak keenam dari sebelas bersaudara. Pasien memiliki empat orang anak. Suami pasien bersifat pemarah dan kurang perhatian karena sibuk bekerja dan pulang malam. Anak pertama pasien adalah seorang perempuan yang bersifat kasar, cuek dan mudah marah. Anak kedua pasien adalah seorang laki-laki yang bersifat pendiam namun perhatian kepada pasien. Anak ketiga pasien adalah seorang perempuan yang bersifat pendiam dan perhatian kepada pasien. Anak keempat pasien adalah seorang perempuan yang bersifat periang. Namun pasien tidak tinggal serumah dengan anak keempat nya ini, karena anaknya ini sudah diasuh dengan adik suami pasien sejak masih kecil. Jadi pasien tinggal serumah hanya dengan suami dan ketiga anaknya. Di rumah pun, semua anaknya jarang berkumpul. Anak pertama dan kedua pasien juga jarang menginap di rumah melainkan lebih sering menginap di rumah keluarga lain dengan alasan rumah yang jauh. Jadi keluarga yang selalu bersama pasien hanya anak ketiga dan suami pasien. Dapat dilihat dari genogram di atas bahwa tidak ada riwayat gangguan jiwa dalam keluarga pasien.

Denah rumah pasien

Pasien menempati rumah di daerah Tambak Sari Jambi Selatan. Rumah yang dihuni pasien dan keluarganya terbuat dari tembok. Terdapat dua lantai. Cat rumah berwarna putih. Perabotan rumah tertata cukup rapi dan rumah terlihat cukup berantakan. Rumah tersebut adalah baru ditempati pasien sekitar 2 tahun yang lalu.

Lantai 2Tempat Jemur PakaianKamar Tidur AnakGudangRuang AtasKamar Tidur PasienR. Tengah atau R.KeluargaRuang TamuDapurLantai 1Kamar Tidur Anak

G.Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat prenatal dan perinatalPasien lahir setelah dikandung selama 9 bulan, merupakan kehamilan yang diharapkan dan direncanakan, lahir spontan dibantu oleh dukun dan tidak ada penyulit dalam proses kehamilan atau persalinan. Pasien lahir dengan berat badan cukup dan tidak memiliki kelainan fisik. 2.Masa kanak-kanak awal ( kelahiran sampai usia 3 tahun )a. Kebiasaan makan dan minumTidak diketahui dengan pasti oleh pasien karena kedua orangtuanya sudah meninggal. Sepengetahuan pasien, ibunya memberikan ASI sampai usia 2 tahun. b. Perkembangan awalSepengetahuan pasien, secara umum kesehatan pasien baik, pertumbuhan dan perkembangan tampak normal seperti anak lainnya. c. Toilet trainingTidak diketahui bagaimana toilet traning diajarkan oleh ibunya.d. Gejala-gejala dari gangguan perilakuTidak ada.e. Kepribadian dan temperamenPasien termasuk anak yang pendiam dan penurut.3.Masa kanak-kanak menengah ( usia 3 11 tahun )Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama seperti anak seusianya. Pasien merupakan anak yang pendiam meskipun begitu pasien juga ramah dan senang bergaul serta memiliki banyak teman di lingkungan sekitar rumahnya. Pasien mulai masuk Sekolah Dasar umur 7 tahun, Prestasi akademik pasien biasa saja, tidak pernah tinggal kelas dan tidak pernah ada masalah selama sekolah baik dengan guru maupun dengan teman-temannya. Pendidikan terakhir pasien adalah Sekolah Dasar. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi keluarga pasien pada saat itu tidak terlalu baik dan juga masih banyak adik-adik pasien yang perlu disekolahkan.4.Masa kanak-kanak akhir (pre-pubertas hingga remaja)a.Hubungan sosialPasien adalah anak yang pendiam, penurut, memiliki banyak teman dan senang bergaul. Pasien tidak pernah bermasalah dalam menjalin hubungan pertemanan dan lebih sering menjadi pengikut dalam permainan dengan teman-temannya.b. Riwayat sekolahPasien mulai masuk Sekolah Dasar umur 7 tahun, Prestasi akademik pasien biasa saja, tidak pernah tinggal kelas dan tidak pernah ada masalah selama sekolah baik dengan guru maupun dengan teman-temannya. Pendidikan terakhir pasien adalah Sekolah Dasar. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi keluarga pasien pada saat itu tidak terlalu baik dan juga masih banyak adik-adik pasien yang perlu disekolahkan.c.Perkembangan kognitif dan motorikSesuai dengan anak seusianyad.Masalah emosi dan fisik masa remaja Pasien mempunyai sifat yang pendiam dan penurut. e. Riwayat Psikoseksuali. Ketertarikan awal pada lawan jenisPasien mulai merasakan ketertarikan pada lawan jenis sejak umur 15 tahun dan mulai berpacaran pada saat umur 15 tahunii. Pasien mengetahui masalah seksual dari teman-temannya.iii. Kegiatan seksual pranikah tidak ada.

5.Masa dewasaa.Riwayat pekerjaanPasien hingga sekarang bekerja sebagai ibu rumah tanggac. Riwayat perkawinan dan relasiPasien pertama sekali berpacaran pada saat umur 15 tahun dengan teman laki-laki di lingkungan tempat tinggal pasien. Kemudian pasien menikah dengan suaminya pada umur 21 tahun. Setelah menikah, pasien tinggal ditempat mertua yang tinggalnya masih satu kampung dengan keluarga pasien. Awal pernikahan, kehidupan keluarga pasien cukup harmonis sampai anak pertama lahir. Keluarga pasien dikaruniai empat orang anak. Sejak dua tahun yang lalu, keluarga pasien sudah tidak tinggal bersama mertua lagi melainkan mereka sudah pindah ke rumah mereka sendiri.Sejak enam bulan yang lalu, terlihat perbedaan tingkah laku suami pasien yang sering pulang malam bahkan pernah tidak pulang sama sekali ke rumah. Jika sedang di rumah pun, suami pasien tidak terlalu perhatian dengan pasien. Suami pasien justru asik sendiri dengan handphonenya, kadang terlihat juga oleh pasien kalau suami pasien sedang bertelepon dengan wanita lain.c.Aktifitas sosialSebelum sakit, pasien aktif mengikuti pengajian di lingkungan tempat tinggalnya, cukup akrab dengan para tetangga dan sering menghadiri kegiatan keluarga.d.Latar belakang agamaKehidupan beragama pasien cukup baik, dalam kehidupannya menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan taat beribadah.e.Riwayat hukumPasien tidak pernah memiliki masalah hukum dan tidak mempunyai pengalaman militer.f.Riwayat seksualSelama perkawinan kegiatan seksual dengan suami berlangsung normal.

II.PEMERIKSAAN STATUS MENTALPemeriksaan dilakukan pada tanggal 17 November 2014 di poliklinik psikiatri Rumah Sakit Jiwa Jambi.A.Gambaran Umum1.Penampilan Pasien berpenampilan sesuai usianya, kondisi fisik tampak kurang sehat, perawakan sedang, berpakaian cukup rapi, kebersihan diri baik, roman wajah tampak lesu, murung, cemas, dan gelisah. Pasien memasuki ruang pemeriksaan dengan ragu-ragu.2.Perilaku terhadap pemeriksaPasien kurang kooperatif dan kontak mata dengan pemeriksa tidak terlalu ada. Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa dengan terbata-bata.3.Karakteristik bicaraPasien berbicara tidak spontan dengan suara yang kurang jelas, lambat dan tertahan. Semua pertanyaan dijawab dengan kemampuan berbahasa cukup. Pasien tampak tidak fokus sehingga beberapa pertanyaan harus diulang oleh pemeriksa.4.Tingkah laku dan aktivitas psikomotorSelama wawancara pasien sering meremas-remas jari-jari tangannya.

B.Mood dan Afek1.Mood: depresi2.Afek: tampak tidak bersemangat3.Kesesuaian afek : sesuaiC.Persepsi1.Ilusi : tidak ada2. Halusinasi : Halusinasi Auditorik3. Depersonalisasi : tidak ada4. Derealisasi : tidak adaD.Pikiran1.Bentuk pikiran : realistik, berpikir lambat2.Jalan pikiran : koheren 3. Isi pikiran : waham curigaE.Sensorium dan Kognisi1.Kesadaran: kompos mentis2.Orientasi -Tempat: terganggu, pasien tidak dapat mengetahui bahwa ia sedang berada di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Jiwa Jambi- Waktu : terganggu, pasien tidak mengetahui hari dan tanggal saat pemeriksaan- Orang : baik, pasien dapat mengenal dokter yang memeriksa3.Memori- Jangka panjang : baik, karena pasien dapat mengingat pengalaman masa kecilnya - Jangka sedang : baik, pasien dapat mengingat kejadian beberapa bulan ke belakang. - Jangka pendek : baik, pasien dapat mengingat kejadian sehari sebelumnya, apa yang dilakukannya pada pagi hari sebelum datang ke rumah sakit. - Jangka segera : baik, pasien dapat menyebutkan dengan segera 5 benda yang disebutkan oleh pemeriksa4. Konsentrasi dan perhatian : cukup, pasien dapat menghitung 100-7 sampai lima kali pengurangan, namun ada beberapa pertanyaan yang harus diulang kembali oleh pemeriksa karena pasien kurang menyimak.5.Membaca dan menulis : baik6.Berpikir abstrak : baik7.Informasi dan intelegensia : sesuai dengan tingkat pendidikan8. Impulsivitas : terkontrolF. Penilaian : baikG. Wawasan terhadap penyakit : tilikan derajat 3, pasien mengetahui dirinya mengalami depresi tetapi menyalahkan karena hal lain, faktor eksternal atau faktor organik. III.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTA. Pemeriksaan fisik Keadaan umum: tenang, tampak lesu Kesadaran: kompos mentis Gizi: cukup Tekanan darah: 100/90 mmhg Nadi: 60x/menit Respirasi: 20x/menit Suhu: 36,5 0C Kulit: turgor baik Kepala: tidak ada deformitas Mata: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor, refleks cahaya +/+ normalLeher: JVP tidak meningkat, KGB tidak terabaToraks: bentuk dan pergerakan simetris Jantung: bunyi jantung murni, regular, murmur (-) Pulmo: sonor, VBS kanan = kiri Abdomen: datar, lembut, bising usus (+) Hepar: tidak teraba Lien: tidak teraba Ekstremitas : telapak tangan tidak basah, tremor (+)B.Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan laboratorium: Dalam batas normal EKG: Tidak ada kelainan Insomnia Rating Scale: 18 (Insomnia Berat) HARS: 31 (Kecemasan Berat) Zung Self Rating Depression Scale: 71 (Depresi Berat)

IV.FORMULASI DIAGNOSTIKPada pasien ini ditemukan adanya gejala utama dan gejalan tambahan yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya dalam berbagai fungsi pekerjaan dan psikososial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu gangguan jiwa.Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah menderita penyakit yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak. Dari pemeriksaan fisik dan neurologis juga tidak ditemukan kelainan yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan.Pada pasien ini didapatkan adanya hendaya dalam menilai realita seperti waham curiga dan halusinasi auditorik sehingga digolongkan ke dalam gangguan psikotik.Dari anamnesis dan pemeriksaan status mental, pada pasien ini ditemukan gejala utama pasien malas beraktivitas dan bicara tidak jelas sejak + 2 minggu yang lalu. Pasien ini menunjukkan depresi sebagai gejala utama yang berlangsung hampir setiap hari selama beberapa bulan. Gejala utama tersebut mencakup afek depresif yaitu murung dan sedih pasien, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatknya keadaan mudah lelah dan menurunnya aktvitas pasie. Gejala tambahannya berupa tidur terganggu, nafsu makan berkurang, konsentrasi dan perhatian berkurang, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, serta harga diri dan kepercayaan diri yang berkurang. Pada pasien ini tidak ditemukan adanya kelainan fisik (kondisi medis umum) maupun penyalahgunaan zat yang dapat menyebabkan gangguan cemas. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka untuk diagnosis aksis I sesuai dengan PPDGJ III pada pasien ini adalah Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik.Pada aksis II tidak ada diagnosis.Pada aksis III tidak ada diagnosis. Pada aksis IV ditemukan adanya stressor dari primary support group yaitu keluarga. Dimana adanya perselingkuhan yang dilakukan oleh suami pasien dan kurangnya perhatian yang diberikan keluarga kepada pasien Untuk aksis V dilakukan penilaian kemampuan penyesuaian diri dengan menggunakan skala Global Assessment of Functioning (GAF). GAF untuk penilaian saat ini adalah 60 51 (gejala sedang, disabilitas sedang). Sedangkan untuk skala GAF tertinggi dalam 1 tahun terakhir adalah 70 61 (beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).

V.DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Aksis I: Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik (F32.3) DD : Skizofrenia Paranoid (F20.0)Aksis II:Tidak ada diagnosis (Z.03.2)Aksis III: Tidak ada diagnosis (Z.03.2) Aksis IV: Masalah dengan primary support group (keluarga)Aksis V: GAF Scale 1 tahun terakhir 70 61 (beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)GAF Scale saat pemeriksaan 60 51 (gejala sedang(moderate), disabilitas sedang)

VI.DAFTAR MASALAH1. Organobiologik : tidak ditemukan adanya kelainan2. Psikologis : Adanya gejala depresi3. Psikososial : Adanya perselingkuhan oleh suami pasien. Kurangnya perhatian yang diberikan oleh keluarga kepada pasien.

VII.PROGNOSISQuo ad vitam: dubia ad bonamQuo ad fungsionam : dubia ad bonam

VIII.RENCANA TERAPI MENYELURUH1. Farmakologi : Fluoksetin 10 mg 1x1 tab/pagi/oral Risperidone 2 mg 2x1 tab/hari/oral2. Non farmakologi : Psikoterapi suportif individu Terapi kognitif perilakuIX.PEMBAHASANPada pasien ini diberikan gabungan farmakoterapi dan psikoterapi. Obat utama yang dipertimbangkan untuk pengobatan depresi adalah Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI). Pasien ini diberikan fluoksetin 10 mg dosis sekali sehari pada pagi hari untuk menghindari efek insomnia yang justru merupakan salah satu keluhan pasien ini. Sedangkan efek samping pada sistem gastrointestinal diantisipasi dengan mengkonsumsinya setelah makan.Untuk pengobatan pada gejala psikotiknya, pasien diberikan obat atipikal yaitu Risperidone dua kali sehari. Disini diberikan risperidone karena obat atipikal dapat memperbaiki dari gejala psikotik pasien yaitu waham dan halusinasi tersebut.Psikoterapi yang efektif dalam penatalaksanaan Depresi ini adalah cognitive behaviour therapy, tujuannya untuk membantu pasien mengenali dan mengubah pola pemikiran menyimpang dan perilaku disfungsional, melalui proses ini untuk meringankan penderitaan dan hendaya yang ditimbulkan oleh depresi ini.CBT adalah suatu model terapi kognitif, yang intinya adalah kerjasama antara terapis dan pasien untuk mencari penyelesaian masalah. Terapi ini dilaksanakan dengan waktu yang singkat (15-25 pertemuan), terstruktur dan terarah. Pasien bisa belajar untuk mengatasi masalah sendiri di kemudian hari. Terapi ini difokuskan pada masalah saat ini dan juga pada pencegahan relaps.Tujuan CBT ini mengubah keyakinan tersebut untuk mengurangi respon yang bermasalah dan meningkatkan respon yang fungsional.Pasien juga diberikan psikoterapi suportif individu. Tahap awal dari psikoterapi suportif individu meliputi menentukan tujuan dan menetapkan pengaturan terapi. Terapis bekerjasama dengan pasien untuk menetapkan tujuan pengobatan, yang biasanya fokus pada pengentasan gejala dan membangun hubungan terapeutik.Pada psikoterapi ini, terapis juga menjelaskan proses pengobatan atau cara kerja pengobatan, memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai penyakitnya, membantu pasien mengembangkan pemahaman mereka terhadap masalahnya sehingga dapat menemukan solusi dari permasalahan mereka daripada mengatakan pada pasien apa yang harus mereka lakukan, membantu mengidentifikasi faktor-faktor presipitasi, mengurangi pertahanan yang maladaptif dan memperkuat pertahanan yang adaptif, modifikasi harapan pasien yang tidak mungkin tercapai.

13