Uji Tetrazolium Topografis

5
UJI TETRAZOLIUM TOPOGRAFIS Uji tetrazolium merupakan pengujian untuk menduga kualitas benih secara cepat dan tepat, dan untuk mengetahui apakah benih dapat berkecambah atau tidak, selain itu dapat juga digunakan untuk menguji vigor benih asalkan pengamatan dilakukan lebih ketat pada struktur benih yang kritikal. Biasanya bermanfaat untuk benih yang mengalami dormansi sehingga tidak dapat diuji viabilitasnya dengan cara dikecambahkan. Pada pengujian secara biokimia akan terjadi proses reduksi pada jaringan hidup. Proses reduksi ini menjadi ciri bahwa benih yang diuji tersebut hidup. Bahan yang digunakan untuk pengujian adalah garam tetrazolium. Pada jaringan hidup, jika benih mengimbibisi larutan ini maka terjadi proses reduksi. Dengan adanya proses dehidrogenase maka larutan 2,3,5 triphenyltetrazolium chlorode atau bromide akan berwarna merah sehingga jaringan yang hidup berwarna merah stabil dan merupakan substan yang tidak terlarut oleh triphenyl formazan yang dihasilkan oleh jaringan hidup. Jaringan yang hidup berwarna merah dan yang akan mati tidak berwarna. Penilaian pengujian ini didasarkan pada warna merah yang stabil pada jaringan benih yang hidup, sebagai hidrogenase dari 2,3,5, trifenil-tetrazolium klorida yang membentuk tripenil-formazan. Tujuan : 1. Menilai vigor benih kedelai dan jagung dengan metode uji tetrazolium 2. Membandingkan hasil metode uji tetrazolium dengan hasil metode uji potensi tumbuh dan uji daya berkecambah Bahan dan Alat : 1. Benih kedelai dan benih jagung 2. Larutan 1% 2,3,5 trifenil tetrazolium klorida 3. Larutan buffer (pH 6,5 – 7) campuran KH2PO4 dan Na2HPO4

description

pertanian

Transcript of Uji Tetrazolium Topografis

UJI TETRAZOLIUM TOPOGRAFISUji tetrazolium merupakan pengujian untuk menduga kualitas benih secara cepat dan tepat, dan untuk mengetahui apakah benih dapat berkecambah atau tidak, selain itu dapat juga digunakan untuk menguji vigor benih asalkan pengamatan dilakukan lebih ketat pada struktur benih yang kritikal. Biasanya bermanfaat untuk benih yang mengalami dormansi sehingga tidak dapat diuji viabilitasnya dengan cara dikecambahkan.Pada pengujian secara biokimia akan terjadi proses reduksi pada jaringan hidup. Proses reduksi ini menjadi ciri bahwa benih yang diuji tersebut hidup. Bahan yang digunakan untukpengujian adalah garam tetrazolium. Pada jaringan hidup, jika benih mengimbibisi larutan ini maka terjadi proses reduksi. Dengan adanya proses dehidrogenase maka larutan 2,3,5 triphenyltetrazolium chlorode atau bromide akan berwarna merah sehingga jaringan yang hidup berwarna merah stabil dan merupakan substan yang tidak terlarut oleh triphenyl formazan yang dihasilkan oleh jaringan hidup. Jaringan yang hidup berwarna merah dan yang akan mati tidak berwarna. Penilaian pengujian ini didasarkan pada warna merah yang stabil pada jaringan benih yang hidup, sebagai hidrogenase dari 2,3,5, trifenil-tetrazolium klorida yang membentuk tripenil-formazan.Tujuan :1. Menilai vigor benih kedelai dan jagung dengan metode uji tetrazolium2. Membandingkan hasil metode uji tetrazolium dengan hasil metode uji potensi tumbuh dan uji daya berkecambahBahan dan Alat :1. Benih kedelai dan benih jagung2. Larutan 1% 2,3,5 trifenil tetrazolium klorida3. Larutan buffer (pH 6,5 7) campuran KH2PO4 dan Na2HPO44. Pinset5. Loupe6. Petridish7. Pisau scalpel/cutter8. Incubator/ovenPelaksanaan :Penyiapan larutan1. Siapkan larutan 1% tetrazolium yang dibuffer dalam pH6,5-7 dengan cara Buat larutan ke 1 : 9,078g KH2PO4 dalam 1000 ml aquades Buat larutan ke 2 : 11,876g Na2HPO4 dalam 1000 ml aquades Buat larutan buffer pH 6,5-7 dengan mencampurkan 2 bagian larutan ke 1 dengan 3 bagian larutan ke 2 (misal 400 ml larutan ke 1 dengan 600 ml larutan ke 2)2. Buat larutan 1% tetrazolium dengan melarutkan 10 g tetrazolium dalam 1000 ml larutan buffer. Tempatkan larutan ini dalam wadah gelap3. Buat pula 0,5 % larutan tetrazolium dengan mencampurkan 1 bagian larutan 1% tetrazolium dengan 1 bagian aquades (misal masing-masing 500 ml) tempatkan larutan ini dalam wadah gelap

PewarnaanJagung1. Rendam sebanyak 10 butir benih jagung dalam aquades selama 12 jam dalam suhu kamar2. Tempatkan benih yang telah diprakondisikan di dalam petridish3. Belah benih ke arah vertikal di tengah-tengahnya4. Rendam setengah bagian belahan benih di dalam larutan 0,5% tetrazolium sedangkan sisanya dibuang 5. Tunggu materi tersebut selama 0,5-1 jam pada suhu 40oC atau 1-2 jam pada suhu kamar6. Setelah timbul warna merah cerah, keluarkan benih dari larutan dan dicuci dengan air7. Tempatkan benih yang telah diwarnai ini di dalam petridish dalam keadaan terendam dalam sedikit airKedelai1. Prakondisikan benih dengan cara melembabkan 10 butir benih selama 12 jam dalam kertas merang atau direndam dalam air2. Rendam benih yang telah diprakondisikan dalam larutan 1% tetrazolium dan tempatkan dalam suhu 40oC selama 2-4 jam atau dalam suhu kamar selama 5-7 jam3. Setelah timbul pewarnaan merah cerah keluarkan benih dari larutan kemudian cuci dengan air4. Tempatkan benih yang telah diwarnai ini di dalam petridish dalam keadaan terendam sedikit air5. Amati kedua belah kotiledonnyaPengamatanPengamatan Jagung1. Benih dapat berkecambah : No 1 Seluruh embrio berwarna merah cerah No 2-4 Ujung skutelum tidak berwarna No 5-6 Ujung skutelum tidak berwarna, bagian radikula yang tidak kritis tidak berwarna2. Benih tidak dapat berkecambah No 7-8 Daerah asal akar seminal tidak berwarna No 9 Plumula tidak berwarna No 10 Bagian tengah skutelum dan daerah perkembangan akar seminal tidak berwarna No 11 Plumula dan radikula tidak berwarna No 12 Daerah tidak berwarna pada skutelum bagian bawah dan radikula yang meluas ke dalam daerah tempat akar seminal berkembang No 13 Seluruh skutelum tidak berwarna No 14 Skutelum dan radikula tidak berwarna No 15 Pewarnaan merah jambu sangat lemah No 16 Seluruh embrio tidak berwarna Pengamatan Kedelai1. Benih dapat berkecambah No 1 Seluruh benih berwarna, warna tidak terlalu gelap No 2-5 Sedikit daerah tidak berwarna pada kotiledon No 6 Sedikit ujung radikula tidak berwarna, sedikit daerah tidak berwarna pada kotiledon2. Benih tidak dapat berkecambah No 7 Tidak sedikit ujung radikula tidak berwarna No 8 Pertautan antara poros radikula-hipokotil dan kotiledon tidak berwarna No 9 Daerah tidak berwarna pada tempat plumula berada No 10 Sedikit daerah tidak berwarna pada bagian atas poros radikula-hipokotil No 11 Lebih dari setengah bagian atas kotiledon tidak berwarna No 12 Bagian bawah kotiledon dan poros radikula-hipokotil berwarna merah gelap atau merah susu, pewarnaan meluas ke seluruh daerah potongan melintang dari kotiledon No 13 Seperti pada No 12 kecuali bahwa daerah berwarna merah susu lebih meluas lagi No 14 Benih berwarna sangat merah keunguan, pewarnaan meluas ke seluruh daerah potongan melintang kotiledon N0 15 Seluruh benih tidak berwarna