UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

67
UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DENGAN BASIS YANG BERVARIASI SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari DELLA JULIANA D1A151141 UNIVERSITAS AL-GHIFARI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FARMASI BANDUNG 2019

Transcript of UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

Page 1: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR

EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)

DENGAN BASIS YANG BERVARIASI

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Jurusan Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari

DELLA JULIANA

D1A151141

UNIVERSITAS AL-GHIFARI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FARMASI

BANDUNG

2019

Page 2: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL

UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR

EKSTRAK LIDAH BUAYA {Alec vera L) DENGAN

BASIS YANG BERVARIASI

PENYUSUN DELLA JULIANA

NIM D1A151141

Setelah membaca skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami telah memenuhi

persyaratan ilmiah sebagai suatu skripsi

Bandung, Agustus 2019

Kusdi rtono S.Si.M Kes Ita Inayah M.Pd

Page 3: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,

karunia dan nikmat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan, baik moril maupun materil dari awal sampai akhir

penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

dan memohon doa kepada Allah SWT agar diberikan balasan pahala yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H.Didin Muhafidin, S.I.P., M. Si Selaku Rektor Universitas Al-

Ghifari

2. Bapak Ardian Baitariza, M.Si.,Apt selaku Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari.

3. Ibu Ginayanti Hadisoebroto, M.Si.,Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari.

4. Bapak Kusdi Hartono S.Si.M.Mkes selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan waktu dan kesempatan selama proses bimbingan, arahan, nasihat

dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Ita Inayah M.MKes Pembimbing II yang telah memberikan waktu dan

kesempatan selama proses bimbingan, arahan, nasihat dan motivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Farmasi Universitas Al-

Ghifari, khususnya Dosen Jurusan Farmasi yang telah memberikan

Page 4: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

pengajaran dan pemahaman yang tulus sehingga menambah wawasan dan

pengetahuan penulis.

7. Seluruh anggota laboran jurusan Farmasi.

8. Keluarga tercinta, ayahanda Ale Permana, ibunda Iceu Ana dan suamiku Refa

Decki A yang telah memberikan kasih sayang yang tulus, motivasi, nasihat,

doa dan dukungan baik moril maupun materil.

9. Tim penelitian yang mempunyai solidaritas tinggi, yang telah memberikan

banyak dukungan dan semangat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini sangat

diharapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, sekian

dan terima kasih.

Bandung, Agustus2019

Penulis

Page 5: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

ABSTRAK

Luka bakar adalah cedera terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak terhadap panas kering

(api), panas lembab (uap atau cairan panas), kimiawi (seperti bahan-bahan korosif), bahan-bahan

elektrik (arus listrik atau lampu), friksi, atau energi elektromagnetik dan radian. Salah satu

penanganan pada luka bakar adalah dengan mengobati luka bakar tersebut dengan menggunakan

sediaan gel. Sediaan gel adalah sediaan yang tepat untuk diberikan pada penderita luka bakar

karena sediaan obat dalam bentuk gel memberikan rasa nyaman pada pasien mampu meresap

kedalam kulit, memberi rasa dingin, tidak lengket dan mudah dicuci oleh air. Penggunaan bahan

alami tanpa menimbulkan efek samping untuk pengobatan luka bakar adalah dengan menggunakan

bahan tradisional, salah satunya adalah Lidah Buaya (Aloe vera L).Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan sediaan gel ekstrak lidah buaya (Aloe vera L) yang stabil, aman, dan nyaman

digunakan serta untuk mengetahui kestabilan fisikokimia. Hasil evaluasi sediaan menunjukan

bahwa ketiga formulasi memenuhi syarat sediaan gel yang baik, stabil, aman dan nyaman

digunakan. Formulasi yang terbaik berdasarkan evaluasi sediaan dan paling disukai panelis

adalah formula 3, yaitu mengandung komposisi ekstrak lidah buaya 20gram HPMC 7gram,

propilenglikol 5gram, nipagin 0.2%, parfum papermint 5 tetes,dan aquadest 100 ml.

Kata kunci : Ekstrak lidah buaya, gel.

i

Page 6: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

ABSTRACT

Burns are injuries to tissue caused by contact with dry heat (fire), moist heat (steam or hot

liquids), chemical (such as corrosive materials), electrical materials (electric current or lights),

friction, or energy electromagnetic and radians. One treatment for burns is to treat these burns

using gel preparations. Gel preparations are the right preparations to be given to burn patients

because the drug preparations in the form of a gel provide comfort to the patient being able to

seep into the skin, giving a cold feeling, not sticky and easily washed by water. The use of natural

ingredients without causing side effects for the treatment of burns is to use traditional ingredients,

one of which is Aloe Vera (Aloe vera L). This research aims to obtain aloe vera L extract (Aloe

vera L) gel preparations that are stable, safe, and comfortable used as well as to determine the

physicochemical stability. The results of the preparation of the preparations showed that all three

formulations met the requirements of good, stable, safe and comfortable gel preparations. The best

formulation based on the evaluation of preparations and the panelists most preferred is formula 3,

which contains a composition of 20gram Aloe Vera extract 7gram, propilenglycol 5gram, nipagin

0.2%, 5 drops papermint perfume, and 100 ml aquadest.

Keywords: Aloe vera extract, gel.

ii

Page 7: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

ABSTRACT .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3 Tujuan Peneltian ...................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 3

1.5 Waktu dan Tempat penelitian .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

2.1 Tanaman Lidah Buaya ............................................................................. 5

2.1.1 Klasifikasi Lidah Buaya ................................................................ 5

2.1.2 Morfologi Tanaman… ................................................................... 6

2.1.3 Kandungan Lidah Buaya ................................................................ 7

2.1.4 Manfaat Lidah Buaya ..................................................................... 8

2.2 Luka Bakar… ......................................................................................... 10

2.2.1 Etiologi ......................................................................................... 10

2.2.2 Klasifikasi .................................................................................... 11

2.2.3 Proses Penyembuhan Luka Bakar… ............................................ 13

2.3 Gel .......................................................................................................... 16

2.3.1 Pengertian Gel .............................................................................. 16

2.3.2 Kegunaan Sediaan Gel ................................................................. 16

2.3.3 Keuntungan Sediaan Gel ..............................................................17

2.3.4 Kerugian Sediaan Gel ................................................................... 17

2.3.5 Sifat/Karakteristik Gel .................................................................. 18

2.3.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam formulasi ......................... 18

2.3.6 Formula Umum Gel ..................................................................... 19

2.2.6 Ekstrasi ................................................................................................ 22

2.2.7 Jenis-jenis Ekstrasi............................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 29

3.1 Alat dan Bahan ....................................................................................... 29

3.1.1 Alat Penelitian .............................................................................. 29

3.1.2 Bahan Penelitian ........................................................................... 29

3.2 Metode Penelitian ................................................................................... 30

3.2.1 Skrining Fitokimia ....................................................................... 30

3.2.2 Formulasi Sediaan Gel Luka Bakar Ekstrak Lidah Buaya ........... 32

3.3 Prosedur Pembuatan Sediaan Gel Luka Bakar Ekstrak Lidah Buaya .... 32

3.3.1 Prosedur Pembuatan Basis Gel Karbopol .................................... 33

iii

Page 8: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

3.3.2 Prosedur Pembuatan Basis Gel CMC ........................................... 33

3.3.3 Prosedur Pembuatan Basis Gel HPMC ........................................33

3.3.4 Evaluasi Sediaan Gel Luka Bakar Ekstrak Lidah Buaya ............ 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 37

4.1 Hasil Skrining Fitokimia Terhadap Ekstrak ...................... 37

4.2 Hasil Evaluasi Sediaan Formulasi Gel Lidah Buaya ............................. 37

4.2.1 Hasil Evaluasi Uji Organoleptis .................................................... 37

4.2.2 Hasil Evaluasi Uji pH .................................................................... 39

4.2.3 Hasil Evaluasi Uji Viskositas ........................................................ 40

4.2.4 Hasil Evaluasi Uji Homogenitas .................................................... 41

4.2.5 Hasil Uji Daya Sebar… ................................................................. 42

4.2.6 Hasil Uji Kesukaan ........................................................................ 43

4.2.5 Hasil Evaluasi Sediaan Sabun Cair Uji Uji Hedonic ..................... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 47

5.1 Simpulan dan Saran ............................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 48

iv

Page 9: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Derajat kedalaman luka bakar… ........................................................... 12

Tabel 3.1 Formulasi sediaan gel luka bakar ekstrak lidah buaya .......................... 32

Tabel 2 Hasil Skrining Fitokimia .......................................................................... 36

Tabel 3 Uji Organoleptik Sediaan Gel Luka Bakar .............................................. 37

Tabel 4 Uji pH Gel Luka Bakar… ........................................................................ 39

Tabel 5 Uji Viskositas Sediaan Gel Luka Bakar .................................................. 40

Tabel 6 Uji Homogenitas Sediaan Gel Luka Bakar .............................................. 41

Tabel 7 Uji Daya Sebar Sediaan Gel Luka Bakar ................................................. 42

Grafik 1 Uji Hedonik Warna Sediaan ................................................................... 43

Grafik 2 Uji Hedonik Sensasi Pada Kulit ............................................................. 44

Grafik 3 Uji Hedonik Aroma Sediaan .................................................................. 45

Grafik 4 Uji Tekstur Sediaan Gel Luka Bakar ..................................................... 46

v

Page 10: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Konsep Penelitian… ........................................................................... 51

Lampiran II Sediaan Gel ........................................................................................ 52

Lampiran III Format Uji Hedonik… ..................................................................... 53

Lampiran IV Sertifikat Ekstrak Lidah Buaya ........................................................ 54

Lampiran V Skrining Fitokimia ............................................................................ 55

Lampiran VI Homogenitas .................................................................................... 56

Lampiran VII Uji pH .............................................................................................. 57

Lampiran VIII Uji Viskositas ................................................................................. 58

Lampiran IX Uji Daya Sebar ................................................................................ 59

vi

Page 11: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka bakar adalah kerusakan pada jaringan yang tidak hanya terjadi pada

permukaan kulit, tetapi dapat terjadi di bagian bawah kulit. Jaringan yang terbakar

bahkan rusak menyebabkan cairan tubuh keluar melalui kapiler pembuluh darah

pada jaringan yang mengalami pembengkakan akibat luka bakar. Pada luka bakar

yang luas, akan mengalami kehilangan sejumlah besar cairan karena perembesan

cairan dari kulit sehingga menyebabkan terjadinya syok (Guyton dan Hall 2104) .

Salah satu penanganan pada luka bakar adalah dengan mengobati luka bakar

tersebut menggunakan sediaan topikal karena jaringan yang meradang akibat luka

bakar tidak dapat ditembus dengan pemberian obat dalam bentuk sediaan oral

maupun parenteral. Pemberian obat secara topikal diharapkan mampu mengurangi

dan mencegah infeksi luka.

Masyarakat Indonesia sudah sejak zaman dahulu mengenal dan

memanfaatkan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam

penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi, jauh sebelum pelayanan

kesehatan formal dengan obat-obatan modern. Pemeliharaan dan pengembangan

pengobatan tradisional sebagai warisan budaya bangsa terus ditingkatkan dan

didorong pengembangannya melalui penggalian, pengujian dan penemuan obat-

obat baru, termasuk budidaya tanaman yang secara medis dapat

1

Page 12: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

2

dipertanggung jawabkan (Syukur dan Hermani, 2012). Salah satu tanaman

berkhasiat untuk menyembuhkan luka bakar adalah lidah buaya (Aloe vera L.).

Lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman yang fungsional karena semua

bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan. Tanaman ini mendapat julukan medical

plant (Tanaman obat) atau master healing plant (tanaman penyembuh utama)

karena memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu khasiatnya

adalah membantu penyembuhan luka.

Tanaman lidah buaya mengandung saponin dan flavonoid, di samping itu

tanaman lidah buaya juga mengandung tanin dan polifenol. Saponin ini

mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk

menyembuhakan luka terbuka, sedangkan tanin dapat digunakan sebagai

pencegahan terhadap infeksi luka karena mempunyai daya antiseptik dan obat

luka bakar. Penggunaan lidah buaya untuk menyembuhkan luka bakar dapat

dipermudah dengan membuat dalam bentuk sediaan seperti gel. Gel mempunyai

sifat yang menyejukkan, melembabkan, mudah penggunaannya, mudah

berpenetrasi pada kulit sehingga memberikan efek penyembuhan.

Berdasarkan hal tersebut lidah buaya sangat potensial untuk diformulasi

menjadi sediaan topikal. Salah satu bentuk sediaan yang efektif untuk terapi

topikal adalah gel. Gel lebih disukai karena pada pemakaian meninggalkan lapisan

tembus pandang, elastis, pelepasan obatnya baik dan penampilan sediaan yang

menarik. Senyawa senyawa pembentuk gel yaitu polimer alam (seperti alginat,

tragakan, gom arab, pektin, karagenan, dan lain-lain), polimer akrilik (seperti

karbomer 934 P dan karbopol 934 P), derivat selulosa, polietilen, padatan koloidal

terdispersi, surfaktan dan bahan pen-gel lain. Komponen aktif bahan alam seperti

Page 13: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

3

lidah buaya sangat kompleks dan belum diketahui dengan jelas sifat kimia

fisikanya, oleh karenanya kemungkinan interaksi pada saat pengembangan

formulasi mungkin terjadi, oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan

formulasi menggunakan beberapa jenis basis gel, dan pengujian stabilitas fisika

dan kimia setelah penyimpanan pada waktu tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh ekstrak lidah buaya dengan basis yang bervariasi

terhadap stabilitas fisik formulasi gel luka bakar ?

2. Pada basis manakah yang menghasilkan formula terbaik sediaan gel luka

bakar yang memenuhi persyaratan mutu dan fisik ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menentukan sediaan gel luka bakar ekstrak lidah buaya dengan formula

terbaik dan yang memiliki stabilitas sifat fisika dan kimia yang stabil serta

memberikan kemudahan untuk konsumen.

2. Menentukan formula terbaik sediaan gel luka bakar lidah buaya yang

memenuhi persyaratan fisik, mutu, dan keamanan sediaan

1.4 Manfaat Penelitian

Menambah pengetahuan bagi penulis dalam bidang yang diteliti baik secara

teoritis maupun aplikasi serta untuk memberikan panduan yang ilmiah dan

masukan bagi universitas, masyarakat dan peneliti lain sebagai informasi dalam

penggunaan bahan alami Lidah Buaya (Aloe vera .L) tidak hanya berdasarkan

pengalaman empiris saja tetapi sudah terbukti secara ilmiah.

Page 14: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

4

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2019 sampai Juni 2019 di

laboratorium farmasetika fakultas MIPA jurusan farmasi Universitas Al-Ghifari

Bandung.

Page 15: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lidah Buaya (Aloe vera .L)

2.1.1 Klasifikasi Lidah Buaya (Aloe vera .L)

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Viridipantae

Infra Kingdom : Streptophyta

Super Divisi : Embryophyta

Devisi : Tracheophyta

Sub Divisi : Spermatophytina

Kelas : Magnoliopsida

Super Ordo : Lilianae

Ordo : Asparagales

Famili : Xanthorrhoeaceae

Genus : Aloe L.

Spesies : Aloe vera L. Burm. f

5

Page 16: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

6

Gambar 2.1 Tanaman Lidah Buaya

Sumber : Radmilo, 2007

Aloe vera adalah salah satu tanaman obat yang berkhasiat menyembuhkan

berbagai penyakit. Aloe vera mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh.

Diantara ke-72 zat tersebut, terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air,

vitamin, mineral, enzim, hormon dan zat golongan obat seperti antibiotik, antiseptik,

antibakteri, anti kanker, anti virus, anti jamur, anti infeksi, anti inflamasi, anti

pembengkakan, anti parkinson, anti arterosklerosis, serta anti obat yang resisten

terhadap antibiotik.

2.1.2 Morfologi Tanaman

1. Akar

Tanaman lidah buaya memiliki akar yang menyebar pada batang di bagian

bawah tanaman. Akar tidak tumbuh ke bawah seperti akar tunjang, tetapi akar lidah

buaya tumbuh kesamping. Hal ini menyebabkan tanaman lidah buaya dapat mudah

roboh karena perakarannya yang tidak cukup kuat menahan beban daun dan pelepah

lidah buaya yang cukup berat.

Page 17: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

7

2. Batang

Batang lidah buaya tidak terlalu besar dan relatif pendek berukuran sekitar 10

cm. Batang lidah buaya dikelilingi daun-daun tebal dengan ujung-ujung runcing

mengarah ke atas.

3. Daun

Letak daun lidah buaya berhadap-hadapan dan mempunyai bentuk yang sama.

Daun lidah buaya tebal dan berbentuk roset dengan ujung yang meruncing mengarah

ke atas dan tepi daun yang memiliki duri.

4. Bunga

Bunga lidah buaya memiliki warna yang bervariasi, berada di ujung atas pada

tangkai yang keluar dari ketiak daun dan bercabang. Bunga pada lidah buaya

mampu bertahan 1-2 minggu. Setelah itu, bunga akan mengalami perontokan dan

tangkai pada bunga akan mengering.

2.1.3 Kandungan Lidah buaya

Kandungan lidah buaya yang dapat bermanfaat :

1. Polifenol merupakan senyawa turunan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai

antioksidan. Antioksidan fenolik digunakan untuk mencengah kerusakan akibat

reaksi oksidasi pada makanan, kosmetik, farmasi dan plastik. Fungsi polifenol

sebagai penangkap dan pengikat radikal bebas dari rusaknya ion-ion logam (Hermani

dan Rahardjom, 2006).

Page 18: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

8

2. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang menimbulkan busa jika dikocok

dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hermolisis sel

darah merah. Samponin memiliki kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif

untuk luka bakar terbuka.

3. Flavonoid merupakan senyawa larut dalam air yang dapat diekstraksi dengan etanol

70% dan tetap dalam lapisan air setelah ekstrak dikocok dengan petroleum eter.

4. Tanin tersebar dalam setiap tanaman yang berbatang. Tanin berada dalam jumlah

tertentu, biasanya berada pada bagian yang spesifik tanaman seperti daun, buah, akar

dan batang. Tanin merupakan senyawa kompleks, biasanya merupakan campuran

polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam bentuk kristal. Tanin

biasanya berupa senyawa amorf, higroskopis, berwarna coklat kuning yang larut

dalam organik yang polar. Tanin mempunyai aktivitas antiseptik yaitu mencegah

kerusakan yang disebabkan bakteri atau jamur.

2.1.4 Manfaat Lidah Buaya

Tanaman Lidah Buaya dikenal sebagai bahan obat tradisional dan kosmetika

termasuk dalam bidang farmasi. Khasiat yang tersimpan dari lidah buaya untuk

pembersih darah, penurun panas, obat wasir, batuk rejan dan mempercepat

penyembuhan luka. Sejumlah nutrisi yang bermanfaat terkandung di dalam lidah

buaya, berupa bahan organik dan anorganik, di antaranya vitamin, mineral, beberapa

asam amino, serta enzim yang diperlukan tubuh.

Penggunaannya dapat berupa gel dalam bentuk segar atau dalam bentuk bahan

jadi seperti kapsul, jus, makanan dan minuman kesehatan.Manfaat lain dari lidah

buaya yaitu:

1. Membantu menyembuhkan luka.

Page 19: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

9

2. Meminimalkan kerusakan kulit akibat radang.

3. Melindungi kulit dari sinar X, karena tanaman lidah buaya adalah antioksidan

yang efektif dan dapat membersihan radikal bebas yang disebabkan oleh sinar

radiasi X.

4. Mengurangi timbulnya penyakit kanker, infeksi akibat serangan HIV dan

mengurangi pembengkakan pada radang sendi.

Bagian-bagian dari lidah buaya yang dapat di manfaatkan sebagai obat :

1. Eksudat, Saat daun lidah buaya yang diiris dari batangnya akan meleleh

semacam getah kental yang berwarna kuning. Cairan yang berasal dari bagian

pelepah daun lidah buaya mengandung aloin sebagai bahan aktif

laktasif/pencahar.

2. Gel, Bagian yang paling dominan dari lidah buaya adalah cairan lendir yang

keluar dari kulit daun lidah buaya daun yang dikupas yang mengandung zat

nutrisi yang meliputi asam amino, enzim, mineral, dan vitamin. Gel lidah buaya

ini tidak memiliki warna dan tidak berbau. Gel lidah buaya yang terdiri dari

polisakarida, berperan menghalangi kelembaban dan oksigen yang dapat

mempercepat pembusukan makanan. Gel ini juga mengandung antibiotik dan

anticendawan yang berpotensi memperlambat atau menghalangi mikroorganisme

yang mengakibatkan keracunan makanan pada manusia. Efek negatif dari aloe

vera jarang sekali terjadi.

Page 20: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

10

2.2 Luka Bakar

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas arus listrik, bahan

kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka

bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh, semua

sistem dapat terganggu, terutama sistem kardiovaskuler (Rahayuningsih, 2012).

Luka bakar bisa merusak kulit yang berfungsi melindungi kita dari kotoran dan

infeksi. Jika banyak permukaan tubuh terbakar, hal ini bisa mengancam jiwa karena

terjadi kerusakan pembuluh darah ketidak-seimbangan elektrolit dan suhu tubuh,

gangguan pernafasan serta fungsi saraf.

2.2.1 Etioogi

1. Luka Bakar Termal

Luka bakar termal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api,

cairan panas atau objek-objek panas lainnya. Penyebab paling sering yaitu luka bakar

yang disebabkan karena terpajan dengan suhu panas seperti terbakar api secara

langsung atau terkena permukaan logam yang panas.

2. Luka Bakar Kimia

Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan

asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan

yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia

dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat– zat pembersih yang sering

Page 21: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

11

dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang

digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer (Rahayuningsih, 2012).

3. Luka Bakar Elektrik

Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energi

listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh

lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai

tubuh (Rahayuningsih, 2012). Luka bakar listrik ini biasanya lukanya lebih

serius dari apa yang terlihat di permukaan tubuh.

4. Luka Bakar Radiasi

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe

injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri

atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran.

Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan

salah satu tipe luka bakar radiasi (Rahayuningsih, 2012).

2.2.2 Klasifikasi

Faktor yang mempengaruhi berat ringannya luka bakar :

1. Kedalaman luka bakar

Kedalaman luka bakar dilihat dari permukaan kulit yang paling luar.

Kedalaman suatu luka bakar terdiri dari beberapa kategori yang didasarkan

pada elemen kulit yang rusak seperti pada tabel di bawah ini:

Page 22: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

12

Tabel 2.1 Derajat dan kedalaman luka bakar

2. Lokasi luka bakar (bagian tubuh yang terkena)

Berat ringannya luka bakar dipengaruhi pula oleh lokasi luka bakar. Luka

bakar yang mengenai kepala, leher dan dada sering kali berkaitan dengan

komplikasi pulmoner. Luka bakar yang menganai wajah seringkali

menyebabkan abrasi kornea. Luka bakar yang mengenai lengan dan persendian

seringkali membutuhkan terapi fisik dan occupasi dan dapat menimbulkan

implikasi terhadap kehilangan waktu bekerja dan atau ketidak mampuan untuk

bekerja secara permanen (Rahayuningsih, 2012).

Luka bakar yang mengenai daerah perineal dapat terkontaminasi oleh urine

atau feces. Sedangkan luka bakar yang mengenai daerah torak dapat

menyebabkan tidak adekuatnya ekspansi dinding dada dan terjadinya

insufisiensi pulmoner (Rahayuningsih, 2012).

Page 23: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

13

2.2.3 Proses Penyembuhan Luka Bakar

1. Proses penyembuhan luka bakar terdiri dari 3 fase meliputi fase inflamasi, fase

fibioblastik, dan fase maturasi. Adapun proses penyembuhannya antaralain:

1. Fase inflamasi

Fase terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari pasca luka bakar. Pada fase ini

terjadi perubahan vascular dan proliferase seluler.Daerah luka mengalami

agregasi trombosit dan mengeluarkar serotonin serta mulai timbul

epitalisasi.

2. Fase Fibi Oblastik

Fase yang dimulai pada hari ke 4 sampai 20 pasca luka bakar Pada fase

ini timbul abrobast yang membentuk kolagen yang tampak secara klinis

sebagai jaringan granulasi yang berwarna kemerahan.

3. Fase Maturasi

Proses pematangan kolagen dan terjadi penurunan aktivitas seluler dan

vaskuler. Hasil ini berlangsung hingga 8 bulan sampai lebih dari satu tahun

dan berakhir jika sudah tidak ada tanda-tanda inflamasi untuk akhir dari fase

ini berupa jaringan parut yang berwarna pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri

atau gatal.

2. Penanganan luka bakar

A. Penatalaksanaan prehospital

Menurut Rahayuningsih (2012) mengatakan bahwa penanganan pertama

pada luka bakar antara lain :

1) Menjauhkan penderita dari sumber luka bakar

Page 24: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

14

2) Menghilangkan zat kimia penyebab luka bakar

3) Menyiram dengan air sebanyak –banyaknya bila karena zat

kimia.

4) Mematikan listrik atau buang sumber listrik dengan

menggunakan objek yang kering dan tidak menghantarkan arus.

B. Pengobatan luka bakar

Luka bakar harus ditutup secepat mungkin untuk memperkecil

kemungkinan kontaminasi bakteri dan mengurangi rasa nyeri dengan

mencegah aliran udara agar tidak mengenai permukaan kulit yang

terbakar. Pengobatan tergantung pada karakteristik dan ukuran dari

luka.Tujuan dari semua pengobatan luka bakar agar luka segera

sembuh rasa sakit yang minimal.Setelah luka dibersihkan dan di

debridement, luka ditutup. Penutupan luka ini memiliki beberapa

fungsi: pertama dengan penutupan luka akan melindungi luka dari

kerusakan epitel dan meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau

jamur. Kedua, luka harus benar-benar tertutup untuk mencegah

evaporasi pasien tidak hipotermi.Ketiga, penutupan luka diusahakan

semaksimal mungkin agar pasien merasa nyaman dan meminimalkan

timbulnya rasa sakit.

3. Pengobatan sesuai derajat luka bakar :

1. Luka bakar derajat I, merupakan luka ringan dengan sedikit hilangnya barier

pertahanan kulit. Luka seperti ini tidak perlu di balut, cukup dengan

pemberian salep luka bakar untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan

Page 25: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

15

kulit. Bila perlu dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminophen) untuk

mengatasi rasa sakit dan pembengkakan.

2. Luka bakar derajat II (superfisial ), perlu perawatan luka setiap harinya,

pertama-tama luka diolesi dengan salep antibiotik, kemudian dibalut dengan

perban katun dan dibalut lagi dengan perban elastik. Pilihan lain luka dapat

ditutup dengan penutup luka sementara yang terbuat dari bahan alami

(Xenograft (pig skin) atau Allograft (homograft, cadaver skin) ) atau bahan

sintetis (opsite, biobrane, transcyte, integra).

3. Luka derajat II ( dalam ) dan luka derajat III, perlu dilakukan eksisi awal dan

cangkok kulit (early exicision and grafting ) Setelah sembuh dari luka,

masalah berikutnya adalah jaringan parut yang dapat berkembang menjadi

cacat berat.Kontraktur kulit dapat mengganggu fungsi dan menyebabkan

kekakuan sendi atau menimbulkan cacat estetik yang buruk sekali sehingga

diperlukan juga ahli ilmu jiwa untuk mengembalikan kepercayaan diri.

Permasalahan-permasalahan yang ditakuti pada luka bakar (Yovita, 2010):

a) Infeksi dan sepsis

b) Oliguria dan anuria

c) Oedem paru

d) ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome )

e) Anemia

f) Kontraktur

g) Kematian

Page 26: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

16

2.3 GEL

2.3.1 PENGERTIAN GEL

Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel

anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.

gel kadang – kadang disebut jeli. (FI IV, hal 7)·

Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil

senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik, masing-masing terbungkus

dan saling terserap oleh cairan (Formularium Nasional, hal 315).

Zat zat pembentuk gel digunakan sebagai pengikat dalam granulasi, koloid

pelindung dalam suspensi, pengental untuk sediaan oral dan sebagai basis

supositoria. Secara luas sediaan gel banyak digunakan pada produk obat obatan,

kosmetik dan makanan juga pada beberapa proses industri. Pada kosmetik yaitu

sebagai sediaan untuk perawatan kulit, sampo, sediaan pewangi dan pasta gigi

(Herdiana, 2007).

2.3.2 Kegunaan Sediaan Gel

Untuk kosmetik, gel digunakan pada shampo, parfum, pasta gigi, dan kulit dan

sediaan perawatan rambut. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara

topikal (non streril) atau dimasukkan kedalam lubang tubuh atau mata (gel steril) (FI

IV, hal 8)

Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi tablet bahan

pelindung koloid dan suspensi, bahan pengental ada sediaan cairan oral dan basis

suppositoria.

Kegunaan (Lachman, 1989. Sistem Dosis Farmasi. Sistem dispersi. Volume 2, hal

495 - 496)

Page 27: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

17

Gel merupakan suatu sistem yang dapat diterima untuk pemberian oral, dalam

bentuk sediaan yang tepat, atau sebagai kapsul kulit yang dibuat dari gelatin dan

untuk bentuk sediaan obat jangka panjang yang diinjeksikan secara intramuskular.

Agen pembentuk gel biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada tablet

granulasi, bahan pelindung koloid pada suspensi, bahan pengental pada sediaan

cairan oral, dan basis suppositoria.

2.3.3 Keuntungan Sediaan Gel

Beberapa keuntungan sediaan gel, sebagai berikut :

1. Kemampuan penyebarannya baik pada kulit

2. Efek dingin, yang dijelaskan melalui penguapan lambat dari kulit

3. Tidak ada penghambatan fungsi rambut secara fisiologis

4. Kemudahan pencuciannya dengan air yang baik

Untuk Hidrogel : efek pendinginan pada kulit saat digunakan, penampilan sediaan

yang jernih dan elegan, pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film

tembus pandang, eiastic, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga

pernafasan pori tidak terganggu, mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik,

kemampuan penyebarannya pada kulit baik.

2.3.4 Kerugian sediaan gel

Untuk hidrogei : harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga

diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih

pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci atau

hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan

iritasi dan harga lebih mahal.

Page 28: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

18

2.3.5 Sifat / Karakteristik Gel (lachman, 496 - 499)

1. Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik inert,

aman dan tidak kompatibel dengan komponen lain

2. Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat menyediakan bentuk padatan

yang baik selama penyimpanan tetapi dapat rusak segera sediaan diberikan

kekuatan atau daya yang diperlukan oleh pengocokan dalam botol, tabung

pemerasan, atau selama penggunaan topikal.

3. Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan sediaan yang

diharapkan.

4. Penggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya sangat tinggi atau

BM besar dapat menghasilkan gel yang sulit untuk dikeluarkan atau

digunakan).

5. Gel dapat terbentuk melalui penurunan suhu, tetapi dapat juga pembentukan

gel terjadi satelah pemanasan hingga tertentu. Contoh polimer seperti MC,

HPMC dapat terlarut hanya pada air yang dingin yang akan membuat larutan

yang kental dan pada peningkatan suhu yang akan dihasilkan gel tersebut.

6. Fenomena pembentukan gel atau fase yang dibentuk oleh pemanasan disebut

thermogelation

2.3.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam formulasi

1. Penampilan gel: transparan atau berbentuk partikel suspensi koloid yang

terdispersi, dimana dengan jumlah pelarut yang cukup banyak membentuk

gel koloid yang memiliki struktur tiga dimensi.

2. Inkompatibilitas dapat terjadi dengan mencampur obat yang bereaksi pada

kombinasi zat aktif, pengawet atau surfaktan dengan pembentuk gel yang

Page 29: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

19

berinteraksi anionik (terjadi inaktivasi atau pengendapan zat kationik

tersebut).

3. Agen pembentuk gel yang dipilih harus tahan lembam, aman dan tidak

disetujui dengan komponen lain dalam formulasi.

4. Penggunaan polisakarida memerlukan pengawet sebab polisakarida rentan

terhadap mikroba.

5. Viskositas sediaan gel yang tepat, sehingga saat dipadatkan solid tetapi sifat

soliditas ini mudah diubah dengan pengocokan sehingga mudah dioleskan

saat menggunakan topikal.

6. Pemilihan komponen dalam rumus yang tidak banyak menarik perubahan

viskositas saat disimpan di bawah suhu yang tidak terkontrol.

7. Konsentrasi polimer sebagai agen pembentuk gel harus tepat disebabkan saat

penyimpanan dapat terjadi penurunan konsentrasi polimer yang dapat

menimbulkan sinergi (udara dipertimbangkan diatas permukaan gel)

8. Pelarut yang digunakan tidak bersifat melarutkan gel, sebab jika daya

adhesi antar pelarut dan gel lebih besar dari daya kohesi antar gel maka

sistem gel akan rusak.

2.3.6 FORMULA UMUM GEL

1. Zat aktif

Zat aktif yang digunakan adalah simplisia yang telah diekstraksi.

2. Basis gelling agent

Agen Pembentuk Gel (Pustaka: Sistem Dispersi, jilid II, halaman 499-504)

Page 30: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

20

Gel polimer yang digunakan dalam struktur gel merupakan bagian penting dari

sistem gel. Mengenai kelompok ini adalah gum alam, turunan selulosa, dan

karbomer. Lebih dari sistem tersebut dibuat dalam media udara, selain itu yang

membuat gel dalam cairan nonpolar. Beberapa partikel padat dapat berperilaku

sebagai pembentuk gel karena dikenakan flokulasi partikel. Konsentrasi yang

tinggi dari beberapa surfaktan nonionik dapat digunakan untuk menghasilkan gel

yang jernih di dalam sistem yang mengandung hingga 15% minyak mineral.

Berikut ini adalah beberapa contoh agen pembentuk gel:

A. Polimer (gel organik)

Gum Alam

Dapat disebut anionik (bermuatan negatif dalam larutan atau dispersi dalam

udara), sedangkan dalam jumlah kecil yang bermuatan netral, seperti guar gum.

Karena komponen yang membangun struktur kimianya, maka gum alami mudah

terurai mikrobiologi dan menunjang pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu,

sistem cair yang mengandung permen harus mengandung pengawet dengan

kontribusi yang cukup. Pengawet yang berfungsi sebagai kationik inkompatibel

dengan permen karet yang berfungsi sebagai anionik sehingga penggunaannya

harus dihindari.

Beberapa contoh gum alam:

Natrium alginat

Merupakan polisakarida, terdiri dari berbagai proporsi asam D-mannuronik

dan asam L-guluronik yang diperoleh dari rumput laut coklat dalam bentuk garam

Page 31: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

21

monovalen dan divalen. Natrium alginat 1,5-2% digunakan sebagai lubrikan, dan

5-10% digunakan sebagai pembawa. Garam dapat ditambahkan untuk

meningkatkan viskositas dan sebagian besar formulasi mengandung gliserol

sebagai pendispersi.

Derivat selulosa

Selulosa murni tidak larut dalam air karena sifat kristalinitas yang tinggi.

Substitusi dengan gugus hidroksi penurunan kristalinitas dengan penurunan ikatan

rantai dan ikatan hidrogen antar rantai.Derivat selulosa yang sering digunakan

adalah CMC, HEMC, HPMC, EHEC, HEC, dan HPC. Sifat fisik dari selulosa

ditentukan oleh jenis dan gugus substitusi. HPMC merupakan derivat selulosa

yang sering digunakan.Derivat selulosa rentan terhadap degradasi. Sterilisasi

sediaan atau ganti pengawet dapat dilakukan penurunan viskositas yang

diakibatkan oleh depolimerisasi oleh enzim yang dihasilkan dari mikroorganisme.

Polimer sintetis (Karbomer = karbopol)

Sebagai pengental sediaan dan produk kosmetik. Karbomer merupakan agen

pembentuk gel yang kuat, membentuk gel pada konsentrasi sekitar 0,5%. Dalam

media udara, yang ditawarkan dalam bentuk asam bebasnya, pertama-tama

dilindungi dulu, setelah udara yang terperangkap semua, gel akan terbentuk

dengan cara netralisasi dengan basa yang sesuai. PH harus dinetralkan karena

karakter gel dihasilkan oleh proses netralisasi atau pH yang tinggi.

3. Pengawet

Meskipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi semua

gel mengandung banyak air sehingga membutuhkan pengawet sebagai

antimikroba. Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya metil paraben

Page 32: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

22

(nipagin). Nipagin berupa serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak

mempunyai rasa, kemudian agak membakar, diikuti rasa tebal. Larut dalam 500

bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%), dalam 3

bagian aseton, mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida, larut

dalam 60 bagian gliserol panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas,

jika didinginkan larutan tetap jernih. Penggunaan nipagin atau metil paraben

antara 0,02 - 0,3 % (Rowe et all., 2009).

4. Penambahan bahan hidroskopis

Bertujuan untuk mencegah kehilangan air. Contohnya propilenglikol dengan

konsentrasi 10 - 20%. Propilenglikol berupa cairan kental, jernih tidak berwarna,

tidak berbau, rasa agak manis dan memiliki rasa yang sedikit tajam menyerupai

gliserin. Larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin dan air, tidak larut

dengan minyak mineral ringan atau fixed oil, tetapi akan melarutkan beberapa

minyak esensial. Konsentrasi propilenglikol yang biasa digunakan adalah 15 %

(Rowe et all., 2009).

2.2.6 EKSTRAKSI

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa

aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dari massa atau serbuk yang tersisa

diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Dirjen

POM, 2000).

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik dan memisahkan senyawa yang

mempunyai kelarutan berbeda – beda dalam berbagai pelarut komponen kimia yang

Page 33: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

23

terdapat dalam bahan alam baik dari tumbuhan, hewan, dan biota laut dengan

menggunakan pelarut organik tertentu (Dirjen POM, 2000).

2.2.7 Jenis – Jenis Ekstraksi

1. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut

dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan

(kamar). Maserasi bertujuan untuk menarik zat - zat berkhasiat yang tahan

pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. Secara teknologi maserasi

termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada

keseimbangan. Maserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan atau

pengadukan pada temperatur ruangan atau kamar (Depkes RI, 2000).

Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara ini

sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri. Metode ini dilakukan dengan

memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert yang

tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai

kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam

sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan

penyaringan. Kerugian utama dari metode maserasi ini adalah memakan banyak

waktu, pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar kemungkinan beberapa

senyawa hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin saja sulit diekstraksi pada

suhu kamar. Namun di sisi lain, metode maserasi dapat menghindari rusaknya

senyawa-senyawa yang bersifat termolabil (Agoes, 2007).

Page 34: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

24

Selama proses maserasi atau perendaman dilakukan pengocokan

berulangulang. Upaya ini menjamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang

lebih cepat didalam cairan. Sedangkan keadaan diam selama maserasi menyebabkan

turunnya perpindahan bahan aktif. Secara teoritis pada suatu maserasi tidak

memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin besar perbandingan simplisia

terhadap cairan pengekstraksi, akan semakin banyak hasil yang diperoleh.

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dan sempurna

(Exhaustiva extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Prinsip

perkolasi adalah dengan menempatkan serbuk simplisia pada suatu bejana silinder,

yang bagian bawahnya diberi sekat seperti berpori. Proses terdiri dari tahap

pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetasan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat)

yang jumlahnya 1 - 5 kali bahan (Depkes RI, 2000).

Pada metode perkolasi, serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam sebuah

perkolator (wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya).

Pelarut ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan menetes perlahan

pada bagian bawah. Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh

pelarut baru. Sedangkan kerugiannya adalah jika sampel dalam perkolator tidak

homogen maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini

juga membutuhkan banyak pelarut dan memakan banyak waktu (Agoes, 2007).

Page 35: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

25

3. Soxhletasi

Sokletasi merupakan proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu

baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus soxhletasi sehingga terjadi

ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik. Hal ini dilakukan dengan cara

serbuk bahan ditempatkan pada selongsong dengan pembungkus kertas saring, lalu

ditempatkan pada alat soklet yang telah dipasang labu dibawahnya. Tambahkan

pelarut sebanyak 2 kali sirkulasi. Pasang pendingin balik, panaskan labu, ekstraksi

berlangsung minimal 3 jam dengan interval sirkulasi kira - kira 15 menit (Atun,

2014).

Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung

selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas

labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan

suhu penangas diatur di bawah suhu reflux. Keuntungan dari metode ini adalah

proses ektraksi yang kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil

kondensasi sehingga tidak membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan banyak

waktu. Kerugiannya adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi

karena ekstrak yang diperoleh terus - menerus berada pada titik didih.

4. Destillasi uap

Destilasi uap memiliki proses yang sama dan biasanya digunakan untuk

mengekstraksi minyak esensial (campuran berbagai senyawa menguap). Selama

pemanasan, uap terkondensasi dan destilat (terpisah sebagai 2 bagian yang tidak

saling bercampur) ditampung dalam wadah yang terhubung dengan kondensor.

Page 36: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

26

Kerugian dari metode ini adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi

(Seidel, 2006).

Proses destilasi lebih banyak digunakan untuk senyawa organik yang tahan

pada suhu yang cukup tinggi, yang lebih tinggi dari titik didih pelarut yang

digunakan.

5. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama

waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya

pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama

sampai 3 - 5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna (Depkes RI,

2000).

Pada metode reflux, sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang

dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik didih.

Uap terkondensasi dan kembali ke dalam labu. Kerugian dari metode ini adalah

senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi (Seidel, 2006) .

6. Infundasi

Infundasi merupakan metode ekstraksi dengan pelarut air. Pada waktu proses

infundasi berlangsung, temperatur pelarut air harus mencapai suhu 90ºC selama 15

menit. Rasio berat bahan dan air adalah 1 : 10, artinya jika berat bahan 100 gr maka

volume air sebagai pelarut adalah 1000 ml. Cara yang biasa dilakukan adalah serbuk

bahan dipanaskan dalam panci dengan air secukupnya selama 15 menit terhitung

Page 37: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

27

mulai suhu mencapai 90ºC sambil sekali - sekali diaduk. Saring selagi panas melalui

kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh

volume yang diinginkan. Apabila bahan mengandung minyak atsiri, penyaringan

dilakukan setelah dingin (Atun, 2014).

7. Dekoktasi

Dekoktasi merupakan proses ekstraksi yang mirip dengan infundasi, hanya saja

infus yang dibuat membutuhkan waktu lebih lama (≥ 30 menit) dan suhu pelarut

sama dengan titik didih air. Caranya, serbuk bahan ditambah air dengan rasio 1:10,

panaskan dalam panci enamel atau panci stainless steel selama 30 menit. Bahan

sesekali diaduk. Saring pada kondisi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas

secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh volume yang diinginkan (Atun,

2014).

8. Ultrasound - Assisted Solvent Extraction

Merupakan metode maserasi yang dimodifikasi dengan menggunakan

bantuan ultrasound (sinyal dengan frekuensi tinggi, 20 kHz). Wadah yang berisi

serbuk sampel ditempatkan dalam wadah ultrasonic dan ultrasound. Hal ini

dilakukan untuk memberikan tekanan mekanik pada sel hingga menghasilkan rongga

pada sampel. Kerusakan sel dapat menyebabkan peningkatan kelarutan senyawa

dalam pelarut dan meningkatkan hasil ekstraksi (Seidel, 2006).

Getaran ultrasonik (> 20.000 Hz) memberikan efek pada ekstrak dengan

prinsip meningkatkan permiabilitas dinsing sel, menimbulkan gelembung spontan

(cavitation) sebagai stres dinamis serta menimbulkan fraksi interfase. Hasil ekstraksi

Page 38: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

28

tergantung pada frekuensi getaran, kapasitas alat dan lama proses ultrasonikasi

(Depkes RI, 2000).

Page 39: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat

3.1.1 Bahan Penelitian

Bahan yang dibutuhkan dalam uji penelitian ini : Ekstrak lidah buaya (Aloe

Vera), Alkohol, Propilenglikol, CMC, Gliserin, Hidroksi propil metil selulosa

(HPMC), Pepermint, Karbopol, TEA, Metil paraben dan Aquadest.

3.1.2 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Timbangan analitik,

bunsen, kertas perkamen, gelas ukur 100 ml, erlemeyer, batang pengaduk, pipet

tetes, spatel, mortir dan stamfer, cawan penguap, pot salep, botol gel, sudip, kaca

arloji, pH meter, plastik transparan, beker glass, plat kaca, kaca diameter 20 20,

botol maserasi, kain flanel, krus porselen, corong, viskometer Brookfield, rotary

evaporator, kertas saring, labu evaporasi dan alat-alat yang biasa digunakan di

Laboratorium Farmasetika dan Laboratorium Fitokimia.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Pengumpulan Tanaman

Ekstrak lidah buaya diperoleh dari PT. Lansida (Jln. Karanglo, Bumen KG

III/519 Yogyakarta 55173).

3.2.2 Skrining fitokimia

Setiap tanaman obat mengandung berbagai macam senyawa organik yang

terbentuk dan terkandung dalam tanaman tersebut. Kandungan senyawa aktif

29

Page 40: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

30

dalam tumbuhan dapat diketahui dengan perlakuan metode pemisahan,

pemurnian dan identifikasi kandungan didalam tanaman dengan skrinning

fitokimia.

1. Identifikasi Alkaloid

Sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan dalam 10 ml asam alkohol, dididihkan dan

disaring. Sebanyak 5 ml filtrate ditambahkan 2 ml larutan ammonia dan 5 ml

klorofom lalu kocok kuat. Lapisan klorofom yang terbentuk diekstrak dengan 10

ml asamasetat lalu dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

a. Uji dragendoff dilakukan dengan beberapa tetes pereaksi dragendroff

ditambahkan kedalam larutan klorofom, endapan berwarna coklat

menunjukan adanya alkaloid.

b. Uji mayer Sebanyak 2 mL sampel dilarutkan dalam 2 mL HCl 2%,

dipanaskan 5 menit dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditetesi dengan

pereaksi Mayer sebanyak 2-3 tetes.Adanya senyawa alkaloid ditujukkan

dengan terbentuknya endapan putih.

2. Uji bouchard dilakukan dengan beberapa tetes pereaksi bouchardat

ditambahkan dengan larutan klorofom, endapan coklat menunjukan adanya

alkaloid(Harbone, 2007).

3. Identifikasi Flavonoid

Masukan ekstrak lidah buaya sebanyak 500 mg ke dalam gelas kimia,

tambahkan 1 ml aquadest, lalu panaskan selama 5 menit, kemudian saring

menggunakan kertas saring, dinginkan. Setelah dingin ambil filtrat lalu

tambahkan 100 mg serbuk Mg, dan 1 ml HCL pekat. Hasil positif ditunjukan

dengan terbentuk warna merah atau kuning atau jingga.

Page 41: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

31

4. Identifikasi Tanin

Masukan ekstrak lidah buaya sebanyak 500 mg ke dalam gelas kimia,

tambahkan aquadest sebanyak 1 ml lalu saring menggunakan kertas saring,

kemudian filtratnya di encerkan dengan 5 ml aquadest, ambil 2 ml larutan

kemudian ditambahkan 3 tetes FeCl3. Hasil positif ditunjukan dengan

terbentuk warna biru atau hijau kehitaman. (Dhanraj et al, 2013)

5. Identifikasi Polifenol

Masukan ekstrak lidah buaya sebanyak 500 mg ke dalam gelas kimia,

tambahkan dengan 1 ml larutan aquadest, saring menggunakan kertas saring,

kemudian filtratnya di encerkan dengan 5 ml aquadest. Ambil 2 ml larutan

kemudian tambahkan FeCl3 dan gelatin. Jika terbentuk warna biru tua, biru

kehitaman atau hitam kehijauan menunjukkan adanya senyawa polifenol.

(Jones dan Kinghorn, 2006)

6. Identifikasi Saponin

Masukan ekstrak lidah buaya sebanyak 500 mg ke dalam gelas kimia,

kemudian tambahkan 5 ml aquadest panas, lalu saring menggunakan kertas

saring. Setelah dingin, ambil filtrat, kemudian dikocok kuat selama 10 detik,

akan membentuk busa yang stabil selama 10 menit setebal 1 – 10 cm, lalu

ditambahkan 1 ml HCL 2 N. Hasil positif ditunjukan dengan busa yang tidak

hilang. (Dhanraj et al, 2013).

Page 42: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

32

3.3 Formulasi sediaan gel luka bakar ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.)

Tabel 1

Formulasi sediaan gel luka bakar ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L.)

BAHAN

FORMULA

F1 gram F2 gram F3 gram

EKSTRAK Aloe vera 5 15 20

Karbopol 5 - -

CMC - 5 -

HPMC - - 5

TEA 1 1 1

GLISERIN 10 10 10

METIL PARABEN 0,2 0,2 0,2

PROPILENGLIKOL 5 5 5

PARFUM

PAPERMINT

5 tetes

5 tetes

5 tetes

AQUADEST Ad 100 Ad 100 Ad 100

Page 43: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

33

3.3 Prosedur Pembuatan Sediaan Gel Luka Bakar Ekstrak Lidah Buaya

(Aloe vera L.)

3.3.1 Prosedur pembuatan basis gel karbopol

Sediaan gel dengan basis karbopol dikerjakan dengan cara karbopol

dikembangkan dalam air suling di gelas piala, didiamkan hingga mengembang

selama 1 x 24 jam. Kemudian ditambahkan TEA lalu dihomogenkan. Selanjutnya

ditambahkan metil paraben yang sebelumnya telah dilarutkan dengan air suling

panas suhu 900C, diaduk hingga homogen. Ekstrak dicampur dengan gliserin,

dicampur ke dalam basis, dihomogenkan. Ditambahkan sisa air ke dalam basis,

kemudian tambahan papermint 5 tetes dan dihomogenkan kembali.

3.3.2 Prosedur pembuatan basis gel CMC

CMC dikembangkan dalam Aquadest diatas magnetic stirrer dengan kecepatan

pengadukan 400 rpm dan suhu 70°C ditambah metil paraben sampai larut.

Propilenglikol dan gliserin dicampur kemudian ditambahkan ke campuran CMC

dan metilparaben kemudian ditambahkan ekstrak yang sudah dicairkan, diaduk

sampai homogen hingga terbentuk gel. Kemudian tambahkan sisa air dan 5 tetes

papermint, aduk hingga homogen.

3.3.3 Prosedur pembuatan basis gel HPMC

HPMC didispersikan ke dalam 30 ml air pada suhu (80-90°C) hingga

mengembang dan diaduk sampai terbentuk gel. Metilparaben dicampur dalam

propilenglikol lalu ekstrak gel lidah buaya dimasukkan, diaduk hingga tercampur

rata. Campuran tersebut dimasukkan dalam campuran HPMC dan diaduk sampai

homogen, kemudian ditambah aquadest hingga 100 ml dan 5 tetes pepermint,

diaduk sampai homogen.

Page 44: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

34

3.4 Evaluasi sediaan Gel luka bakar Ekstrak Lidah Buaya

Penetapan profil stabilitas fisika dilakukan dengan mengevaluasi sifat fisika

sediaan selama 28 hari penyimpanan pada suhu 28°C - 30°C. Sampling dilakukan

pada hari ke 0, 1, 7, 14, 21 dan 28 dimana hari ke 0 merupakan waktu sediaan

selesai dibuat (Abdassah et all., 2009).

1. Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan secara visual dan dilihat secara langsung bentuk,

warna, bau, dari gel yang di buat . Gel biasanya jernih dengan konsentrasi

setengah padat.

2. Uji pH

Dilakukan dengan menimbang 10 gram sediaan dilarutkan dalam 50 mL

aquadest dalam beaker glass, ditambahkan aquadest hingga 100 mL lalu aduk

hingga merata. Larutan diukur pH nya dengan pH meter yang sudah

distandarisasi. Ukur dengan pH meter dan catat pH yang ditunjukkan. Hasil

pengukuran menunjukan target pH pada kulit, yaitu 4,5– 6,5 (Naibaho, 2013).

Naibaho, Olivia H. Paulina V.Y. Yamlean,

3. Uji Viskositas

Uji viskositas dilakukan dengan cara sebanyak 100 mL gel dimasukkan ke

dalam wadah berbentuk tabung lalu dipasang spindle 64. Spindle harus

terendam dalam sediaan uji. Viskometer dinyalakan dan dipastikan rotor dapat

berputar pada kecepatan 60 rpm. Diamati jarum penunjuk dari viskometer

Page 45: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

35

yang mengarah ke angkan pada skala viskositas lalu dicatat dan dikalikan

faktor 100. Nilai viskositas sediaan gel yang baik yaitu 2000 - 4000 cps (Garg

et all., 2002).

4. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel dioleskan pada sekeping

kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan

susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar.

5. Uji Daya sebar

Daya sebar merupakan kemampuan penyebaran gel pada kulit. Penentuannya

dilakukan dengan perlakuan sampel gel sebanyak 1 gram diletakkan dipusat antara

lempeng gelas/kaca berukuran 20 x 20 cm, dimana lempeng sebelah atas dalam

interval waktu tertentu dibebani anak timbangan di atasnya hingga bobot mencapai

100gram dan diukur diameternya setelah 1 menit. Permukaan penyebaran yang

dihasilkan dengan meningkatkan beban, merupakan karakteristik daya sebar. Daya

sebar yang baik akan menjamin pelepasan bahan obat yang memuaskan. Daya sebar

gel yang baik yaitu antara 5 sampai 7 cm (Garg et al., 2002)

6. Uji Kesukaan (uji hedonic)

Uji Hedonik telah dilakukan dengan melakukan analisis menurut uji kesukaan

(parameter aroma, rasa di kulit, dan warna sediaan) menggunakan 20 orang

panelis yang diberikan contoh sediaan gel. Untuk melihat tingkat kesukaan

responden terhadap sediaan gel berdasarkan masing-masing parameter, digunakan

skala numerik, yaitu 0 (sangat tidak suka), 1 (suka), 2 (netral), 3 (sangat suka), 4

(amat sangat suka) (Panjaitan, 2012). Berdasarkan tekstur, rasa dikulit, dan

warna.

Page 46: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia dilakukan secara kualitatif, dengan mengidentifikasi

senyawa tersebut yang didasarkan pada perubahan warna pada sampel. Sampel

yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu simplisia daun cengkeh dan ekstrak

etanol daun cengkeh. Hasil skrining fitokimia dari daun cengkeh dapat dilihat

pada tabel 2

Tabel 2 Hasil Skrining Fitokimia

No Jenis Uji Ekstrak

1. Alkaloid +

2. Flavonoid +

3. Tanin +

4. Polifenol +

5. Saponin +

Berdasarkan hasil skrining fitokimia tersebut dapat diketahui bahwa simplisia

dan ekstrak lidah buaya (Aloe vera L) memiliki kandungan metabolit sekunder

yaitu alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin dan saponin.

36

Page 47: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

37

4.2 Hasil Evaluasi Sediaan Formulasi Gel Lidah Buaya (Aloe vera L)

4.2.1 Hasil uji organoleptik

Gambar 1. Penampilan fisik sediaan gel luka bakar Aloe vera.

Tabel 3.

Uji Organoleptik Sediaan Gel Luka Bakar

Formulasi

(F)

Jenis Pengujian

Hari Ke

0 7 14 21 28

F1

Warna TB TB TB TB TB

Aroma AP AP AP AP AP

Tekstur SP SP SP SP SP

Rasa pada Kulit D D D D D

F2

Warna KB KB KB KB KB

Aroma AP AP AP AP AP

Tekstur SP SP SP SP SP

Rasa pada Kulit D D D D D

F3

Warna CB CB CB CB CB

Aroma AP AP AP AP AP

Tekstur SP SP SP SP SP

Rasa pada Kulit SL SL SL SL SL

Page 48: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

38

Keterangan

SP : Setengah Padat KB : Kuning Bening

AP : Aloe Vera & Papermint CB : Coklat Bening

D : Dingin

SL : Sedikit Lengket

TB : Tidak berwarna

Uji organoleptis dilakukan untuk mengetahui stabilitas tidaknya sediaan selama

penyimpanan. Di dapat dari hasil evaluasi ketiga formula sediaan gel luka bakar di

lakukan pada hari ke 0, 1, 7, 14, 21 dan 28 tidak ada sedian yang mengalami

perubahan baik itu aroma, warna,tekstur dan rasa pada kuit. Pengamatan

dilakukan dengan melihat secara langsung aroma, warna,tekstur dan rasa pada

kuit dari gel yang dibuat.Hasil pemeriksaan organoleptis sediaan gel luka bakar

dari ekstrak Aloe vera yang secara visual didapatkan hasil F1 (bentuk gel setengah

padat,warna bening,bau Aloe vera dan papermint, rasa dikulit dingin), F2 (bentuk

gel setengah padat,warna bening kekuningan,bau Aloe vera dan papermint, rasa

dikulit sedikit lengket), F3 (bentuk gel setengah padat,warna bening

kecoklatan,bau Aloe vera dan papermint, rasa dikulit dingin). Perbedaan

konsistensi antar formula disebabkan karena konsentrasi ekstrak yang digunakan

berbeda dan jenis pengaroma yang digunakan sama sehingga aromanya sama.

Dari hasil evaluasi organoleptis terhadap sediaan gel yang meliputi bentuk, warna

dan bau ini menunjukkan bahwa sediaan gel tidak mengalami perubahan selama

penyimpanan. Hal ini terjadi karena kesesuaian antara bahan-bahan dan cara

penyimpanan sehingga tidak terjadi interaksi kimia antara bahan yang dapat

Page 49: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

39

menyebabkan perubahan-perubahan pada sediaan dan menghasilkan suatu sediaan

yang stabil pada penyimpanan.

Perbedaan konsistensi antar formula disebabkan karena konsentrasi ekstrak

yang digunakan berbeda dan jenis pengaroma yang digunakan sama sehingga

aromanya sama. Dari hasil evaluasi organoleptis terhadap sediaan gel luka bakar

yang meliputi bentuk, warna dan bau ini menunjukkan bahwa sediaan gel luka

bakar tidak mengalami perubahan selama penyimpanan. Hal ini terjadi karena

kesesuaian antara bahan-bahan dan cara penyimpanan sehingga tidak terjadi

interaksi kimia antara bahan yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada

sediaan dan menghasilkan suatu sediaan yang stabil pada penyimpanan.

4.2.2 Hasil uji PH

Tabel 4.

Uji pH Sediaan Gel Luka Bakar

NO

HARI

NILAI pH

F1 F2 F3

1 0 5 5 5

2 7 5 5 6

3 14 5 5 6

4 21 5 6 6

5 28 5 5 6

Hasil uji pH sediaan gel luka bakar yang dibuat memiliki pH yang sesuai

dengan pH kuli Persyaratan pH untuk kulit yaitu 4,5 -6,5 (Tranggono, 2007). Bila

Page 50: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

40

pH sediaan berada di luar interval pH kulit dikhawatirkan akan menyebabkan kulit

bersisik atau bahkan terjadi iritasi sedangkan jika berada di atas pH kulit dapat

menyebabkan kulit terasa licin, cepat kering, serta dapat mempengaruhi elastisitas

kulit. Dari hasil evaluasi ketiga formula gel lidah buaya menunjukan pH dengan

kriteria yang sesuai yaitu pada pH 5-6. pH yang stabil akan membantu

menghindari atau mencegah kerusakan produk selama penyimpanan atau

penggunaan. Jika pH terlalu asam atau basa akan dapat mengiritasi kulit.

4.2.3 Hasil Uji Viskositas

Tabel 5.

Uji Viskositas Sediaan Gel Luka Bakar

N

O

HARI VISKOSITAS GEL

F1 F2 F3

1 0 1900 2400 2600

2 7 2300 2500 2900

3 14 2400 2500 3000

4 21 2500 2600 3000

5 28 2500 2900 3900

Hasil uji viskositas menunjukkan bahwa sediaan mengalami peningkatan

viskositas selama 28 hari penyimpanan dibandingkan dengan hari ke-0 pembuatan

sediaan. Gel memiliki sifat formulasi yang apabila dibiarkan dan tidak mengalami

gangguan seperti pengadukan akan menyebabkan terjadinya peningkatan

viskositas pada sediaan. Dari hasil pengukuran viskositas, semakin tinggi

Page 51: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

41

konsentrasi zat aktifnya maka semakin besar nilai viskositasnya. Dalam

pengamatan selama 4 minggu pada ketiga formula ini menunjukan peningkatan

viskositas pada formula 3 (F3) karena semakin tingginya nilai viskositas maka

semakin baik kekentalannya. Nilai viskositas sediaan gel yang baik yaitu 2000-

4000 cps. (Zulamanin, 2013)

4.2.4 Hasil Uji Homogenitas

Tabel 6.

Uji Homogenitas Sediaan Gel Luka Bakar

NO

FORMULASI

HARI KE

0 7 14 21 28

1 FORMULA 1 H H H H H

2 FORMULA 2 H H H H H

3 FORMULA 3 H H H H H

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya bahan-

bahan gel. Pengujian ini dilakukan dengan cara visual pada kaca transfaran

dengan mengamati rata atau tidaknya bahan gel. Hasil uji homogenitas

menunjukan bahwa ketiga formula sediaan gel teap homogen dalam waktu

penyimpanan dari hari ke 0-28. Seluruh sediaan gel tidak memperlihatkan adanya

butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transfaran.

Page 52: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

42

4.2.4 Hasil Uji Daya Sebar

Tabel 7.

Uji Daya Sebar Sediaan Gel Luka Bakar

No Formula Daya Sebar Sediaan Gel Luka Bakar

0 7 14 21 28

1 F I 13 13.4 12.8 11.9 11

2 F 2 11.5 10.7 10.5 8.7 7

3 F 3 10.8 10 9.5 8.4 8

Pengujian daya sebar selama 28 hari penyimpanan menunjukan bahwa sediaan

mengalami penurunan daya sebar. Daya sebar sediaan dihasilkan berbanding

terbalik dengan viskositas sediaan sehingga menyebabkan terjadinya penurunan

daya sebar sediaan yang dihasilkan. Pengukuran konsistensi dapat dilakukan

dengan cara uji daya menyebar, prinsipnya ialah menghitung pertambahan luas

yang diberikan sediaan setelah diberi beban 2 gram. Dari hasil evaluasi ketiga

formula sediaan gel luka bakar menunjukan daya sebar dengan kriteria yang

sesuai yaitu formula 2 dengan panjang diameter 7 cm.

Page 53: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

43

4.2.4 Hasil Uji Kesukaan

Uji hedonic di lakukan tehadap 20 orang dewasa dengan cara pengisian

kuisioner yang meliputi tekstrur, warna, aroma atau bau dan rasa pada kulit.

Grafik 1.

Uji Hedonic Warna Sediaan Gel Luka Bakar

Berdasarkan hasil uji kesukaan terhadap warna sediaan gel luka bakar ekstrak

Aloe Vera sebagian besar panelis pada formula 1 2 dan 3 menyukai warna sediaan

gel luka bakar ekstrak Aloe Vera terlihat pada gambar 4 sebagian besar panelis

menyukai warna dari ketiga formula dan tidak satupun panelis yang tidak suka

terhadap warna sediaan gel luka bakar ekstrak Aloe Vera. Pada formula 2 ada 10%

dan formula 3 ada 5% panelis yang agak tidak suka. Dapat dilihat pada gambar

4, sedangkan untuk formula 2 diperoleh 10% yang sangat suka dan formula 3

40% sangat suka . Hasil paling banyak pada panelis sangat suka warna sedian

100

80

60

40

20

0

F1

F2

F3

Per

senta

se (

%)

Page 54: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

44

sediaan gel luka bakar ekstrak Aloe Vera yaitu formula 3 sebanyak 40%. Hal ini di

sebabkan karna warna dari formula 3 sedikit agak gelap yaitu bening kecoklatan.

Grafik 2.

Uji Hedonic Sensasi Pada Kulit Sediaan Gel Luka Bakar

Untuk uji kesukaan terhadap rasa pada kulit sediaan gel luka bakar ekstrak

Aloe Vera dapat dilihat pada gambar 5 bahwa ada 5% panelis yang agak tidak

suka dengan rasa dikulit pada sediaan gel luka bakar ekstrak Aloe Vera pada

formula 1 dan 2. Pada formula 1 ada 10%, formula 2 sebanyak 35% dan formula 3

ada 30% panelis yang agak suka. Pada formula 1 paling banyak panelis yang suka

sebanyak 55% sedanglan jumlah formula 2 dan 3 sama sebanyak 35%. Untuk

panelis yang sangat suka paling banyak pada formulasi 3 sebanyak 35%

sedangkan formuasi 1 15% dan formulasi 2 sebanyak 25% panelis dan tidak

satupun panelis yang tidak suka terhadap warna sediaan gel luka bakar ekstrak

100

80

60

40

20

0

F1

F2

F3

Per

sen

tase

(%

)

Page 55: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

45

Aloe Vera. Jadi rata-rata panelis menyukai formula 3 karena sediaan lebih kental

dan mempunyai rasa pada kulit yang lebih baik dari formula 1 dan 2.

Grafik 3.

Uji Hedonic Aroma Sediaan Gel Luka Bakar

Untuk uji kesukaan terhadap aroma sediaan gel luka bakar ekstrak Aloe Vera.

dapat di lihat pada gambar 6 menunjukan bahwa panelis tidak suka dan agak suka

terhadap aroma formula 1, 2 dan 3. Namun sebanyak 5% sangat suka terhadap

aroma formula 3 dan formula 1 lebih banyak panelis yang suka. Dari ketiga

sediaan rata-rata disukai paling banyak adalah formula 3.

100

80

60

40

20

0

F1

F2

F3 Per

sen

tase

(%

)

Page 56: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

46

Grafik 4.

Uji Hedonic Tekstur Sediaan Gel Luka Bakar

Untuk uji kesukaan terhadap tekstur sediaan gel luka bakar ekstrak Aloe Vera

sama persis dengan Uji kesukaan rasa pada kulit, dapat dilihat pada gambar 6

bahwa ada 5% panelis yang agak tidak suka dengan rasa dikulit pada sediaan gel

luka bakar ekstrak Aloe Vera pada formula 1 dan 2. Pada formula 1 ada 10%,

formula 2 sebanyak 35% dan formula 3 ada 30% panelis yang agak suka. Pada

formula 1 paling banyak panelis yang suka sebanyak 55% sedanglan jumlah

formula 2 dan 3 sama sebanyak 35%. Untuk panelis yang sangat suka paling

banyak pada formulasi 3 sebanyak 35% sedangkan formuasi 1 15% dan formulasi

2 sebanyak 25% panelis dan tidak satupun panelis yang tidak suka terhadap

warna sediaan gel luka bakar ekstrak Aloe Vera. Jadi rata-rata panelis menyukai

formula 3 karena sediaan lebih kental dan mempunyai rasa pada kulit yang lebih

baik dari formula 1 dan 2.

100

80

60

40

20

0

F1

F2

F3

Per

sen

tase

(%

)

Page 57: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

1. Profil stabilitas fisika kimia sediaan gel luka bakar ekstrak lidah buaya selama

28 hari pada suhu ruangan adalah tidak mengalami perubahan organoleptis

(warna dan aroma), homogenitas sediaan yang baik, terjadi peningkatan

viskositas, dan stabilnya pH. Secara keseluruhan sediaan gel luka bakar ekstrak

lidah buaya stabil selama penyimpanan.

2. Berdasarkan uji hedonik yang tertinggi menunjukkan bahwa Formula 3 yang

paling banyak disukai oleh panelis dari segi warna yang menarik, bau yang

wangi, dan rasa yang terbaik saat dioleskan pada kulit. Konsistensi sediaan

yang ideal untuk sediaan gel luka bakar sehingga mudah untuk dioleskan dan

formula yang terbaik berdasarkan evaluasi adalah formula 3.

5.2 SARAN

Formulasi sediaan gel luka bakar ekstrak lidah buaya sebaiknya mencoba

memvariasikan formula basis yang berbeda dan memanfaatkan ekstrak kulit buah

naga merah dalam bentuk sediaan farmasetika lainnya.

47

Page 58: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

PEMBUATAN FORMULASI

Basis gel yang digunakan

adalah karbopol, CMC dan

HPMC

UJI STABILITAS

1. Uji Organoleptis

2. Uji pH

3. Uji Viskositas

4. Uji Daya sebar

5. Uji Kesukaan (uji

Lampiran I

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

PEMBAHASAN

SKRINING FITOKIMIA

A. Identifikasi Alkaloid

B. Identifikasi flavonoid

C. Identifikasi Tanin

D. Identifikasi polifenol

E. Identifikasi Saponin.

PENGUMPULAN BAHAN

Page 59: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

LAMPIRAN II

SEDIAAN GEL LUKA BAKAR

EKSTRAK LIDAH BUAYA

(Aloe vera. L)

FORMULA 1 FORMULA 2 FORMULA 3

Page 60: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

LAMPIRAN III

FORMAT PENILAIAN UJI HEDONIK

FORMAT UJI HEDONIK UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTAK ETHANOL LIDAH

BUAYA (Aloe Vera) DENGAN BASIS GEL YANG BERVARIASI

Nama Panelis :

Umur : Th

Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan

Tanggal : / /

Produk : Gel luka bakar ekstrak lidah buaya (Aloe Vera)

Amati warna, aroma, tekstur serta rasa pada kulit. Tentukanlah tingkat

kesukaan anda terhadap warna, aroma, tekstur serta rasa pada kulit terhadap produk

tersebut dengan memberi tanda (√).

no

Formulasi

(F)

Jenis Pengujian

Tingkat Kesukaan

Sangat tidak

suka (0)

Suka

(1)

Netral

(2)

Sangat

Suka (3)

Amat sangat

suka (4)

1

F1

Warna

Aroma

Tekstur

Rasa pada Kulit

2

F2

Warna

Aroma

Tekstur

Rasa pada Kulit

3

F3

Warna

Aroma

Tekstur

Rasa pada Kulit

Catatan :

Page 61: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

LAMPIRAN IV

SERTIFIKAT EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera .L)

Page 62: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

EA NUIDA

DATA IDENTIFIKASI TUMBUHAN No.: 292/LH/20 19

uralan determinasi: Kunci determinasi :

78b- 26. Liliaceae .

KlaSifikasi: Lidah Buaya (Aloe vera; Latin. A/oe 6arbac/ensis Milleerj K ngoom Piantae Subkingdom : Tracheobionta Super DiviSi Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : LiliopSida Ordo : Asparagales Famili : Liliaceae Genus : Atoe Spesies : A/oe vera L.

uraian Peruntukan Procluk: Nama Produk : Aloe vera Liquid Extract Batch 19033302 Penggunaan Ski ncare Metode Proses : Ekstra ksi Bentu k Sediaan : C6 ir Warna : Putih hingga Kehijauan Aroma : KhaS lid a h buaya Penyimpanan : Refrigerator Tanggal Produk si : 2 Ma ret 2019

Divisi Teknik,

Apriyani Sus lowai, S.Si,

}I. Karanglo , 8 umen KG III/319 Yogyakarta 55 L73 Tel p. 0B5 0G 6G 8BOB emarI: Iansida@yahoo .com

Page 63: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

Lampiran V

Skrining Fitokimia

UJI ALKALOID UJI FLAVONOID TANIN

SAPONIN POLIFENOL

Page 64: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

Lampiran VI

UJI HOMOGENITAS

FORMULASI 1 FORMULASI 2

FORMULASI 3

Page 65: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

Lampiran VI

UJI pH

` FORMULASI 1 FORMULASI 2

FORMULASI 3

Page 66: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

Lampiran VII

UJI VISKOSITAS

FORMULASI 1 FORMULASI 2

FORMULASI 3

Page 67: UJI STABILITAS FORMULASI GEL LUKA BAKAR EKSTRAK LIDAH ...

Lampiran VII

UJI DAYA SEBAR

FORMULASI 1 FORMULASI 2

FORMULASI 3