Uji Model Alat Pengering Tipe Rak Dengan
-
Upload
justin-morris -
Category
Documents
-
view
243 -
download
6
Transcript of Uji Model Alat Pengering Tipe Rak Dengan
-
UJI MODEL ALAT PENGERING TIPE RAK DENGAN KOLEKTOR SURYA (Studi Kasus Untuk Pengeringan Cabai Merah
(Capsium annum var. Longum))
SKRIPSI
Oleh : DIAH MUFTI ERLINA
NIM. 04540024
JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALIKI MALANG
Oktober 2009
-
UJI MODEL ALAT PENGERING TIPE RAK DENGAN KOLEKTOR SURYA (Studi Kasus Untuk Pengeringan Cabai Merah
(Capsium annum var. Longum))
SKRIPSI
Diajukan Kepada: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh : DIAH MUFTI ERLINA
NIM. 04540024
JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALIKI MALANG
Oktober 2009
-
HALAMAN PERSETUJUAN UJI MODEL ALAT PENGERING TIPE RAK DENGAN
KOLEKTOR SURYA (Studi Kasus Untuk Pengeringan Cabai Merah (Capsium annum var. Longum))
SKRIPSI
Oleh : DIAH MUFTI ERLINA
NIM. 04540024
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Imam Tazi, M.Si NIP. 19740730 200312 1002
Pembimbing II
Munirul Abidin, M.Ag NIP. 19720420200212 1003
Mengetahui, Ketua Jurusan Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Drs. M. Tirono, M.Si NIP. 19641211 199111 1001
-
HALAMAN PENGESAHAN
UJI MODEL ALAT PENGERING TIPE RAK DENGAN KOLEKTOR SURYA (Studi Kasus Untuk Pengeringan Cabai Merah
(Capsium annum var. Longum))
SKRIPSI
OLEH DIAH MUFTI ERLINA
NIM 04540024
Telah Dipertahankan di Depan penguji Skripsi dan Dinyatakan Diterima sebagai Salah Satu Persyaratan untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Tanggal : 14 Oktober 2009
Susunan Dewan Penguji
1. Penguji Utama : Abd. Basit, M. Si
2. Ketua Penguji : Dr. Agus Mulyono, M.Kes
3. Sekretaris : Imam Tazi, M. Si
4. Anggota : Munirul Abidin, M.Ag
Tanda Tangan
( ....................................)
(......................................)
(......................................)
(......................................)
Mengetahui dan Mengesahkan Ketua Jurusan Fisika
Drs. M. Tirono, M. Si NIP. 19641211 199111 1001
-
MottoMottoMottoMotto
$ u=yy_ u 9$# u$ p]9$# u tGt#u ( !$ t ys ys st#u 9$# !$ u=yy_ u st#u $ p]9$# Z u7 (#tG;tGj9 W s i 3 n/ (#n=tG9u y y t t b9$# z>$ |t :$#u 4
2 u & x o = s W s? "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu
Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tandKami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tandKami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tandKami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda a a a
siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari
Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahunbilangan tahunbilangan tahunbilangan tahun----tahun dan perhitungantahun dan perhitungantahun dan perhitungantahun dan perhitungan
. dan segala sesuatu telah . dan segala sesuatu telah . dan segala sesuatu telah . dan segala sesuatu telah
Kami terangkan Kami terangkan Kami terangkan Kami terangkan
dengan dengan dengan dengan
jelas."jelas."jelas."jelas."
-
SEBUAH PERSEMBAHAN:
Ku ucap Syukur Hanya PadaMU
ROBBY Penguasa Jiwaku
Dan Sholawatku Hanya Padamu
Muhammad SAW
Karya ini akan Erlina persembahkan kepada:
Ibuku Tercinta dan Terkasih Yang Penuh Kasih Sayang, slalu memberiku motivasi
dan dorongan, Do'a yang tak pernah lelah, ibu baktiku hanya untukmu love u,
Bapak terima kasih Engkau telahmendidik, membimbingku dan memberikan kekuatan
jiwa untukku, Adekku Rosikhon celotehmu adalah inspirasiku,
Suamiku Muhajir S.S yang Tersayang dan Terkasih, terimakasih atas kasih
sayangmu, kesabaranmu, motivasimu yang menguatkanku dan menemaniku dalam
perjalanan hidup
Kepada Seluruh Guru dan Dosen yang saya hormati, yang telah memberikan
ilmunya, terima kasih tak terhingga atas didikan dan bimbingan serta ilmu yang
Engkau berikan selama ini yang penuh kesabaran dalam memberikannya. Semoga
Allah membalas yang terbaik atas jasanya.Aminn
Sahabat-Sahabatku yang menemaniku saat ku senang dan sedih, memberiku
semangat dan arti sebuah sahabat: Menyun, Erik, Dani, Dewi, Wahyu, Anti,
Titik, Mb Nia, P.Dhe, KHusy, Semoga Kita tidak termasuk Orang-orang yang
Merugi.
Seluruh Teman-teman Fisika khususnya angkatan 2004 semoga generasi kita berjaya
slalu..Amin..
Dan untuk semua yang membantu memberikan motivasi dan inspirasi selama erlina
berjuang menyelesaikan karya kecil ini terima kasih banyak
El-Muha
-
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul " Uji Model Alat Pengering Tipe Rak Dengan Kolektor Surya (Studi Kasus Untuk Pengeringan Cabai Merah (Capsium Annum Var. Longum)) "
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada penghulu kita nabi agung Muhammad SAW dan semoga kita termasuk orang yang akan mendapatkan syafaatnya di hari kiamat kelak.
Penulis menyadari bahwa baik dalam perjalanan studi maupun dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Maliki malang, dan para pembantu Rektor, atas segala motivasi dan layanan fasilitas yang telah diberikan selama penulis menempuh studi.
2. Prof. Dr. Sutiman Bambang, SU, Dsc. Selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maliki Malang.
3. Drs. Moh.Tirono, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika
4. Imam Tazi, M. Si selaku Dosen Pembimbing yang penuh perhatian, ketelatenan, kesabaran dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Munirul Abidin, M.Ag selaku pembimbing kedua yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi di bidang integrasi Sains dan Al-Qur'an.
6. Segenap bapak ibu dosen pengajar UIN Maliki Malang terima kasih atas ilmu yang telah diberikan dengan penuh ketulusan kepada penilis.
-
7. Ibu dan bapak yang selalu membimbing, mendidik, mengarahkan dan mendo'akan sehingga sampai pada detik-detik penulisan skripsi ini dengan lancar.
8. Suamiku Muhajir S.S yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang memberikan dukungan, do'a dan motivasinya.
9. Teman-teman Fisika, terutama angkatan 2004 beserta semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi in. Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali "Jazaakumullah Ahsanal
jazaa" semoga semua amal baiknya diterima oleh Allah SWT. Dengan bekal dan kemampuan terbatas, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Akhirnya, tiada kata selain harapan semoga skripsi ini bermanfaat sesuai dengan maksud dan tujuannya. Amiin Ya Robbal Alamiin. Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Malang, 05 Oktober 2009 Penulis
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PENGAJUAN................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv MOTTO ............................................................................................................... v PERSEMBAHAN............................................................................................... vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii DAFTAR ISI....................................................................................................... ix DAFTAR TABEL............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii DAFTAR GRAFIK...........................................................................................xiii ABSTRAK ........................................................................................................ xiv ABSTRAC ......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7 1.5 Batasan Masalah............................................................................................. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 8 2.1 Cabai Merah ................................................................................................... 8
2.1.1 Penanganan Cabai Merah Pasca Panen.................................................. 10 2.2 Pengeringan.................................................................................................. 10 2.3 Kadar Air Bahan .......................................................................................... 13 2.4 Radiasi Matahari .......................................................................................... 14 2.5 Kolektor Plat Datar ...................................................................................... 16 2.6 Sistim Kolektor Surya .................................................................................. 18 2.7 Radiasi Benda-Hitam ................................................................................... 20 2.8 Natrium Metabisulfit ................................................................................. 21 2.9 Perpindahan Panas .................................................................................... 22 2.10 Alat Pengering Tipe Rak........................................................................... 25 2.11 Matahari Dalam Perspektif Al-Qur'an dan Fisika..................................... 29
2.13.1 Manfaat Matahari Dalam Al-Qur'an .................................................... 35 BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 37 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................................... 37 3.2 Alat dan Bahan............................................................................................. 37 3.3 Deskripsi Rancangan Fungsional................................................................. 38 3.4 Prosedur Penelirian ...................................................................................... 39 3.5 Penelitian Pertama........................................................................................ 40
3.4.1 Penelitian Kedua .................................................................................... 41 3.6 Pengambilan data ......................................................................................... 43 3.7 Analisa Data ................................................................................................. 43 3.8 Prinsip Kerja Alat......................................................................................... 45
-
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 46 4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian................................................................. 46 4.2 Analisa Perhitungan Perpindahan Kalor Selama Proses Penelitian............. 66 4.3 Kecepatan Aliran Udara............................................................................... 73 4.4 Efesiensi Alat Pengering .............................................................................. 73 4.5 Analisa Matahari dalam Perspektif Al-Qur'an dan Fisika ........................... 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 80 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 80 5.2 Saran............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 82
-
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan gizi cabai merah per 100 g bahan ..................................... 9 Tabel 4.1 Data pengamatan I ............................................................................. 48 Tabel 4.2 Data pengamatan II ............................................................................ 55 Tabel 4.3 Penurunan berat dan penguapan kadar air (%) .................................. 60 Tabel 4.4 Penurunan massa dengan menggunakan alat pengering .................... 61 Tabel 4.5 Penurunan penguapan kadar air (%) dan penurunan massa pada
jenis P1................................................................................................ 62 Tebel 4.6 Penurunan penguapan kadar air (%) dan penurunan massa pada
jenis P2................................................................................................ 63 Tabel 4.7 Penurunan penguapan kadar air (%) dan penurunan massa pada
jenis P3................................................................................................ 63 Tabel 4.8 Penurunan massa dengan pengeringan secara manual....................... 63 Tabel 4.9 Penurunan penguapan kadar air (%) dan penurunan massa pada
jenis P1 (secara manual)...................................................................... 64 Tabel 4.10 Penurunan penguapan kadar air (%) dan penurunan massa pada
jenis P2 (secara manual)...................................................................... 64 Tabel 4.11 Penurunan penguapan kadar air (%) dan penurunan
massa pada jenis P3 (secara manual) .................................................. 64 Tabel 4.12 Sebaran suhu rata-rata perjam pada penelitian kedua...................... 68 Tabel 4.13 Suhu pada alat pengering dalam kondisi kosong............................. 69 Tabel 4.14 Sebaran suhu rata-rata alat pengering dalam kondisi kosong.......... 72
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Desain Alat ..................................................................................... 20 Gambar 3.1 Desain Alat ..................................................................................... 43
-
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Pengamatan hari pertama pada pengamatan pertama....................... 49 Grafik 4.2 Pengamatan hari ke-2 pada pengamatan pertama............................. 49 Grafik 4.3 Pengamatan hari ke-3 pada pengamatan pertama............................. 50 Grafik 4.4 Pengamatan hari ke-4 pada pengamatan pertama............................. 50 Grafik 4.5 Pengamatan hari ke-1 pada pengamatan kedua ................................ 56 Grafik 4.6 Pengamatan hari ke-2 pada pengamatan kedua ................................ 56 Grafik 4.7 Pengamatan hari ke-3 pada pengamatan kedua ................................ 56 Grafik 4.8 Pengamatan hari ke-4 pada pengamatan kedua ................................ 57 Grafik 4.9 Pengamatan hari ke-5 pada pengamatan kedua ................................ 57 Grafik 4.10 Penurunan massa perhari dengan jenis sampel P1 ......................... 65 Grafik 4.11 Sebaran suhu rata-rata perjam pada pengamatan ke-2 ................... 69 Grafik 4.12 Sebaran suhu rata-rata perjam dalam kondisi ruang
pengering kosong ................................................................................ 72
-
ABSTRAK
Diah Mufti Erlina. 2009. Uji Model Alat Pengering Tipe Rak Dengan Kolektor Surya (Studi Kasus Untuk Pengeringan Cabai Merah (Capsium Annum Var. Longum)). Pembimbing: Imam Tazi, M. Si dan Munirul Abidin, M. Ag.
Kata Kunci: Kolektor Surya, Pengering Tipe Rak Pemanfaatan energi radiasi dari matahari merupakan salah satu bentuk energi
alternatif yang dapat menggantikan energi yang dihasilkan oleh minyak bumi. Salah satu bentuk pemanfaatan dari energi radiasi matahari adalah untuk mengeringkan hasil panen dengan menggunakan sebuah perangkat yang disebut dengan kolektor surya.
Alat pengering tenaga surya merupakan alat pengering bahan dalam ruang tertutup yang memanfaatkan radiasi matahari secara langsung dengan menggunakan kolektor. Prinsip kerjanya adalah dengan sinar matahari yang masuk menembus tutup yang berbahan kaca dan memanasi pelat kolektor hitam yang ada di bawahnya. Kolektor didesain dengan diberi lubang-lubang yang bertujuan agar suhu yang ada di dalam ruang kolektor yang mempunyai tekanan besar dapat turun ke tekanan suhu yang lebih rendah melalui lubang-lubang kolektor sehingga udara panas akan mengalir ke bawah dan masuk ke ruang pengering untuk mengeringkan bahan-bahan di dalam ruang pengering tersebut.
Pengamatan ini dilakukan di lahan terbuka di belakang gedung Saintek dimulai tanggal 26 April 2009. Pengambilan data dilakukan setiap 60 menit selama 10 jam dari jam 07.00WIB sampai 17.00 WIB. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh kualitas cabai merah kering yang baik. Dengan prinsip kerja di atas akan dianalisa seberapa besar manfaat dan efisiennya alat pengering cabai merah ini dibandingkan dengan alat pengering yang lain.
Hasil dari penelitian ini adalah suhu yang dihasilkan alat pengering dengan kolektor surya tipe rak mencapai 53oC 59oC selama proses pengeringan. Dan pada saat alat pengering dalam kondisi kosong suhu pada ruang pengering mencapai 65oC. Proses pengeringan hanya membutuhkan waktu 5 hari dengan penurunan massa dari 500g menjadi 126g. dan dengan penambahan zat warna yang baik sehingga warna cabai tetap baik. Sedangkan pengeringan secara manual membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 7 hari dengan penurunan massa dari 500g menjadi 160g, dan cabai yang tidak dicampur dengan natrium metabisulfit kulit cabai terlihat kehitam-hitaman dan timbul bercak-bercak. Kecepatan udara yang masuk alat pengering mencapai 2,01 m/s dan yang keluar mencapai 5,02 m/s hal ini dapat mempengaruhi proses pengeringan. Perpindahan panas yang terjadi selama proses pengeringan yaitu dengan konveksi dan konduksi. Nilai perpindahan panas di dalam ruang kolektor melalui proses konduksi dengan suhu maksimum yang ada di dalam 57,8oC tepatnya pada jam 13.00 WIB, nilai perpindahan panasnya mencapai 5,28 J/s. Sedangakan di ruang pengering sendiri melalui proses konveksi nilai perpindahan panasnya mencapai 15.7x104J/s. Hal inilah yang mampu mempercepat proses pengeringan.
-
ABSTRACTION
Diah Mufti Erlina. 2009. The Test Of Rack Type Dryer Model With Collector Of Surya (Case Study For The Draining Of Red Chilli (Capsium Annum Var. Longum)). Mentors: Imam Tazi, M. Si and Munirul Abidin, M. Ag
Keyword: Collector of Surya, Dryer Of Rack Type
Exploiting of radiant energy of sun represent one of the form of alternative energy able to replace energy yielded by petroleum. One of the exploiting form of sun radiant energy is to dry result of crop by using a peripheral is called collector of surya.
Energy dryer of surya represent materials dryer in room closed exploiting sun radiation directly by using collector. Principal of its activity is with sunshine which enter to penetrate cover which is glass and heat lisp black collector exist in under him. Collector is designed with given by holes which aim to be temperature exist in collector room having pressure big can go down to lower temperature pressure pass holes collector so that hot weather will empty into under and step into room dryer to dry materials in dryer room.
This perception is conducted in open farm rear building of Saintek from date 26 April 2009. Intake of data conducted by each every 60 minute during 10 hours from 07.00 WIB until 17.00 WIB. Perception is conducted to obtain get the quality of red chilli run dry good. With that principle work will be analysed how big benefit and is efficient of this red chilli dryer compared to other dryer.
The result from this research is temperature dryer with collector of surya rack type is tired 53 0C 59 0C during draining process. And the dryer at the empty condition a temperature at dryer room tired 65 0C. Draining process only requiring time 5 days with degradation of mass from 500g becoming 126g. and with addition of good colour so that chilli colour remain to goodness. While draining manually require longer time that is around 7 days with degradation of mass from 500g becoming 160g, and chilli which do not be mixed with husk metabisulfit natrium chilli seen blackish and arise pocks.
Speed of air which enter tired dryer 2,01 m/s and which go out to reach 5,02 m/s this matter can influence draining process. Transfer of heat that happened during draining process that is with convection and conduction. Assess transfer of heat in collector room through process conduction with maximum temperature exist in 57,8 0C precisely at 13.00 WIB, assess transfer of tired heat 5,28 J/s. While in dryer room through convection process assess transfer of tired heat 15.7x104 J/s. This matter can quicken draining process
-
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Diah Mufti Erlina
NIM : 04540024 Fakultas/Jurusan : Saintek/ Fisika Judul penelitian : UJI MODEL ALAT PENGERING TIPE RAK DENGAN
KOLEKTOR SURYA (Studi Kasus Untuk Pengeringan Cabai Merah (Capsium annum var. Longum))
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa hasil penelitian saya ini tidak terdapat unsur-unsur penjiplakan karya penelitian atau karya ilmiah yang pernah dilakukan atau dibuat oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata hasil penelitian ini terbukti terdapat unsur-unsur penjiplakan, maka saya bersedia untuk mempertanggungjawabkan, serta diproses sesuai peraturan yang berlaku.
Malang, 14 Oktober 2009 Yang membuat pernyataan,
Diah Mufti Erlina
NIM. 04540024
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matahari merupakan salah satu bintang yang ada di jagad raya ini.
Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi. Matahari memiliki jarak
150 juta km dari bumi, dan dia menyediakan energi yang sangat dibutuhkan oleh
kehidupan di bumi ini secara terus-menerus.
Dalam al-Quran disebutkan:
9 $#u $y8 pt u y s) 9 $#u # s ) $y9 n= s? $p ]9$# u #s ) $y9 = y_ 9 $#u #s ) $y8 tt !$u 9 $# u $t u $y9 t t/ F{ $# u $t u $y8 yss
-
pada permukaan matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H Helmholz, panas
itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothe menyatakan bahwa
panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi termonuklir yang juga disebut reaksi
hidrogen helium sintetis.
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari energi matahari di
antaranya:
Panas Matahari juga dapat mengeringkan biji-bijan seperti biji jagung,
gandum, dan padi. Sebelum ditumbuk, padi perlu dijemur dahulu di bawah
panas Matahari.
Merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam
batu bara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal dari matahari.
Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol
terjadinya siang dan malam, tahun serta mengontrol planet-planet lainnya.
Tanpa matahari, sulit dibayangkan kalau akan ada kehidupan di bumi.
Dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Sel surya dan panel surya dapat
menghasilkan energi listrik. dll.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa energi matahari dapat
dimanfaatkan dalam segala hal salah satu contohnya untuk mengeringkan hasil
pertanian seperti cabai merah.
Energi radiasi dari matahari merupakan salah satu bentuk energi alternatif
yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan guna menggantikan energi
yang dihasilkan oleh minyak bumi. Salah satu bentuk pemanfaatan dari energi
radiasi matahari adalah untuk mengeringkan hasil panen. Suatu karunia yang
-
indah bahwa Indonesia yang terletak pada katulistiwa bumi mendapatkan sinar
matahari sepanjang tahun, sehingga bentuk energi yang tak terhabiskan ini dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan sebagai bentuk energi alternatif.
Agar dapat memanfaatkan energi radiasi matahari untuk mengeringkan
hasil panen digunakan suatu perangkat untuk mengumpulkan energi radiasi
matahari yang sampai ke permukaan bumi dan mengubahnya menjadi energi
panas yang berguna. Perangkat ini disebut dengan kolektor surya.
Kolektor surya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengumpulkan
energi matahari yang masuk dan diubah menjadi energi thermal dan meneruskan
energi tersebut ke fluida. Kolektor surya memiliki beberapa komponen yaitu:
transmisi, refleksi dan absorbsi. Komponen transmisi dapat diperoleh dengan
menggunakan kaca, refleksi dari elemen cermin dan absorber dari bahan
aluminium atau kuningan yang dilapisi dengan permukaan benda hitam.
Pengeringan cabai dilakukan sebagai langkah alternatif untuk
menanggulangi produksi cabai yang berlebihan terutama pada saat panen raya
Proses pengeringan yang dilakukan oleh petani selama ini masih bersifat
sederhana yaitu dengan metode penjemuran secara langsung di bawah sinar
matahari. Metode ini kurang efektif karena akan membutuhkan area yang luas,
waktu pengeringan yang relatif lama yaitu 10-12 hari, proses pengeringan
tergantung pada cuaca, serta efek sinar ultraviolet matahari dapat merusak warna
dari kulit cabai yang tidak terlihat cerah lagi. Mempertimbangkan
kekurangefektifan metode tersebut maka perlu dicari suatu metode yang dapat
menggantikan, namun masih memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai pengering
-
yang dapat menurunkan kandungan kadar air dalam cabai merah menjadi sekitar
10 %.
Pengeringan adalah suatu usaha pengurangan kadar air dari suatu bahan
pangan dengan cara mengubah air tersebut menjadi uap. Pada umumnya, media
pengeringan menggunakan udara kering panas yang dialirkan dengan laju alir
tertentu (mass flow rate). Udara yang semula bersuhu ruang dipanaskan
menggunakan electric heating agar suhunya meningkat. Udara kering panas ini
akan melewati bahan pangan yang ingin dikeringkan, lalu mengangkat air dari
dalam bahan pangan tersebut. Kapasitas udara kering panas dalam mengangkat air
diatur oleh suhu yang semula disetting pada pemanasan dengan electric heating.
Telah banyak dibuat berbagai macam model pengeringan yang digunakan
untuk mengeringkan hasil pertanian. Di antaranya adalah:
Teknologi Hybrid Kolektor Sel Surya Sebagai Teknologi Pengering Hasil
Panen alat ini mempunyai kelebihan yaitu memanfaatkan efek fotovoltaik
untuk merubah energi matahari menjadi energi listrik. Energi thermal yang
dihasilkan dari kolektor surya diubah menjadi energi listrik dan disimpan
dalam sel surya untuk dapat digunakan sewaktu-waktu dan pada berbagai
aplikasi. Akan tetapi alat ini mempunyai kelemahan yaitu masih sangat
tergantung dengan cuaca, kendala ketergantungan terhadap waktu
penggunaan kolektor surya, dan juga biaya yang relatif mahal. (Anonim,
2008)
Pengeringan dengan cara dioven yaitu dengan mengatur panas,
kelembaban, dan kadar air, oven dapat digunakan sebagai dehydrator.
-
waktu yang diperlukan adalah sekitar 5-12 jam. lebih lama dari dehydrator
biasa. agar bahan menjadi kering, temperatur oven harus di atas 140o
derajat Fahrenheit, membutuhkan biaya yang lebih mahal. (Anonim, 2008)
Sistem pengering hasil panen secara elektrik, alat ini mempunyai
kelebihan antara lain dia bekerja selama 4 jam untuk mengeringkan, lebih
cepat kering dibandingkan secara manual. Akan tetapi juga mempunyai
kelemahan yaitu membutuhkan daya yang relatif besar, maka perlu
adanya penambahan rangkaian penghemat daya. Perlu adanya
penambahan sensor kelembapan dalam menentukan kadar air kering.
Biaya yang relatif besar pula. (Anonim, 2008)
Pengering dengan tenaga surya dan minyak. Kelebihan pada alat ini
hampir sama pada umumnya yaitu mampu mengeringkan bahan yang
relatif cepat dan tidak megitu tergantung dengan cuaca karena ada bantuan
minyak tanah. Akan tetapi kelemahannya adalah membutuhkan banyak
biaya untuk minyak tanah.
Dari berbagai macam alat pengering yang telah disebutkan di atas yang
mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga berdasarkan hal tersebut
dibuatlah alat pengering untuk mengeringkan berbagai macam sayuran dengan
memanfaatkan radiasi matahari dan kolektor surya plat tipe rak. Diharapkan
dengan pembuatan dan pengujian alat ini, dapat membantu para petani dalam hal
pengeringan hasil panen. Karena alat ini sangat ramah lingkungan, murah dan
tidak membutuhkan biaya besar dalam proses pengeringan.
-
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, terdapat
permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah alat pengering tipe rak dengan kolektor surya ini dapat
dijadikan salah satu alternatife sebagai alat pengering?
b. Seberapa besarkah tingkat keefektifan pengering tipe rak dengan
kolektor surya dibandingkan dengan pengeringan secara manual?
c. Apakah alat pengering tipe rak dengan kolektor surya ini lebih murah
dibandingkan dengan alat pengering tenaga surya dengan
menggunakan minyak?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Menunjukkan bahwa alat pengering tipe rak dengan kolektor surya
agar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatife alat pengering atau
tidak
b. Menunjukkan bahwa alat pengering tipe rak dengan kolektor surya
lebih efektif dibandingkan dengan pengeringan secara manual
c. Menunjukkan bahwa alat pengering tipe rak dengan kolektor surya ini
lebih murah bila dibandingkan dengan alat pengering tenaga surya
dengan menggunakan minyak
-
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Memperkecil biaya yang dikeluarkan dalam proses pengeringan.
b. Resiko terjadinya pembusukan pada cabai dapat ditekan
c. Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif alat pengering.
E. Batasan Masalah
Penulisan laporan skripsi ini, agar tidak menyimpang dari inti pokok
pembahasan, maka diberikan batasan masalah. Batasan masalah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Cabai yang dikeringkan jenis cabai merah besar
2. Cabai merah yang dikeringkan memiliki berat 1 kg dan 500 g dengan
ketentuan telah mengalami proses pembersihan dan perendaman
dengan air panas.
3. Tidak membahas masalah jenis dari macam-macam cabai.
4. Hanya membahas masalah pengeringannya.
5. Sebagai pembanding pengering cabai adalah pengering pada cabai tipe
rak dengan menggunakan energi minyak.
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Cabai Merah
Cabai merah (Capsium annum var. Longum) merupakan suatu komoditas
sayuran yang tidak dapat ditinggalkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
tanaman cabai berasal dari daratan Amerika Tengah hingga Amerika Selatan dan
Peru. Cabai dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu Cabai besar (Capsicum
annum L.) dan Cabai kecil atau rawit (Capsicum frutescens L.). Tanaman cabai
dapat tumbuh dengan baik pada suhu sekitar 16 23 C. Suhu optimum untuk
pertumbuhan vegetatif dan generatif adalah sekitar 15 20 C.
Tanaman cabai merah merupakan jenis palawija yang dapat tumbuh
dengan baik di daerah tropik dan subtropik. Umumnya tanaman cabai tumbuh di
dataran rendah seperti persawahan dan ladang. Jenis dari cabai merah sangat
bervariasi, namun yang umum dikonsumsi adalah cabai jenis keriting. Cabai
merah keriting ini memiliki banyak keunggulan di antaranya memiliki tekstur
kulit yang tipis dan memiliki banyak isi. Buah cabai banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, baik keperluannya untuk memasak maupun untuk
keperluan lainnya. Cabai merah memiliki dua komponen kimia yang penting yaitu
capsaicin yang memberikan rasa pedas, dan capsantin yang memberikan warna
merah pada cabai.
-
Tabel 2.1 Kandungan gizi cabai merah besar per 100 g bahan
Cabai memiliki manfaat untuk kesehatan manusia. Antara lain menambah
nafsu makan, melarutkan lendir di tenggorokan, mengobati perut kembung, dan
mempercepat metabolisme tubuh. Selain itu, cabai yang sudah diolah
mengandung vitamin A yang lebih besar daripada kandungan vitamin A pada
wortel. Bahkan masakan yang dicampuri cabai mampu membakar kalori hingga
25 persen. Pemanfaatan cabai dalam dunia farmasi yaitu sebagai campuran dalam
pembuatan obat luar (obat gosok, penghilang rasa gatal dan pegal-pegal), caranya
dengan mencampur bagian dari cabai yang memiliki rasa pedas dengan bahan
utama pembuatan obat-obatan. (Prajnanta, Final. 2004)
Kandungan Gizi Cabai Merah Segar
CabaiMerah Kering
Kadar air (%) Kalori (kal) Protein (g) Lemak (g)
Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg)
Vitamin A (SI) Vitamin C (mg)
Vitamin B1 (mg) Berat yang dapat
dimakan/ BBD (%)
90,9 31,0 1,0
0,3 7,3
29,0 24,0
0,5 470
18,0 0,05 85
10,0
311 15,9 6,2
61,8 160 370
2,3 576 50,0 0,4 85
-
2.1.1 Penanganan Cabai Merah Pasca Panen
Penangan pasca panen adalah dengan metode pengeringan yang memiliki
beberapa keuntungan di antaranya adalah memudahkan pengangkutan, produknya
dapat dikemas secara ringkas, dan tahan lama. Untuk mendapatkan kualitas cabai
kering yang memenuhi selera konsumen (pasar), pengeringan cabai dilakukan
untuk menghindari kebusukan. Cara pengeringan yang biasanya dilakukan oleh
para petani ada kalanya menjemurnya di tempat terbuka dengan memanfaatkan
sinar matahari.
Upaya untuk mendapatkan hasil cabai kering yang berkualitas dan tahan lama
yaitu dengan pengeringan. Pengeringan adalah proses pemindahan kandungan air
bahan dengan bantuan energi panas dari sumber panas dan dipindahkan dari
permukaan bahan. Dasar proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke
udara dari bahan yang dikeringkan. Penguapan ini dilakukan dengan menurunkan
kelembapan udara dalam ruangan dan mengalirkan udara panas ke sekeliling
bahan sehingga kandungan uap air bahan lebih besar dari pada tekanan uap air
udara. Perbedaan tekanan ini menyebabkan terjadinya uap air dari bahan ke udara
(terjadi proses penguapan yaitu dari air menjadi gas atau uap air ). (Rukmana,
Rahmad. 1996)
2.2 Pengeringan
Selain itu juga bisa didefinisikan sebagai suatu peristiwa perpindahan massa
dan energi yang terjadi dalam pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan
sampai batas kandungan air yang ditentukan dengan menggunakan gas sebagai
-
fluida sumber panas dan penerima uap cairan (Sumber: Treybal, 1980). (dikutip
oleh Saipul Rahman, 2008)
Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air bahan sampai batas di
mana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat
menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Semakin banyak kadar air
dalam suatu bahan, maka semakin cepat pembusukannya oleh mikroorganisme.
Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang
lebih lama dan kandungan nutrisinya masih ada. Akan tetapi misalnya pada ikan
asin, dilakukan penggaraman terlebih dulu sebelum dikeringkan. Ini dilakukan
agar spora yang dapat meningkatkan kadar air dapat dimatikan. (Anonim, 2008)
Cabai dikeringkan dengan cara penjemuran atau cara pengeringan mekanis.
Pengeringan cabai dapat dilakukan dengan suhu sekitar 60 o C dalam waktu 24 -30
jam. Cabai dapat dikeringkan dalam bentuk utuh atau dibelah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa cabai yang dibelah pengeringannya lebih cepat dibandingkan
dengan cabai utuh. Pengeringan dengan oven 60 o C lebih baik dibandingkan
dengan penjemuran. Untuk mencapai kadar air 5 8%, cabai utuh membutuhkan
waktu pengeringan 20-25 jam, sedangkan cabai belah membutuhkan waktu 10 -15
jam. Hasil cabai kering berkisar antara 40 -50%, susut berat 50 -60% dihitung dari
berat cabai bersih.(I. Sandi, Adhi. 2008)
Menurut Winarno dan janie (1977) pengeringan secara mekanis atau dengan
alat untuk mendapatkan cabai yang kering dengan suhu yang dicapai 54 o C maka
waktu yang dibutuhkan sekitar 5 -7 hari dengan kadar air 10 -13%.
-
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu:
1. Faktor yang berhubungan dengan udara pengering
Yang termasuk golongan ini adalah:
- Suhu: Makin tinggi suhu udara maka pengeringan akan
semakin cepat
- Kecepatan aliran udara pengering: Semakin cepat udara maka
pengeringan akan semakin cepat
- Kelembaban udara: Makin lembab udara, proses pengeringan
akan semakin lambat
- Arah aliran udara: Makin kecil sudut arah udara terhadap
posisi bahan, maka bahan semakin cepat kering
2. Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan
Yang termasuk golongan ini adalah:
- Ukuran bahan: Makin kecil ukuran benda, pengeringan akan
makin cepat
- Kadar air: Makin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan
makin cepat.
Laju pengeringan tetap bergantung pada:
a. luas permukaan pengeringan
b. perbedaan kelembapan antara aliran udara pengeringan dengan
permukaan basah.
c. Koefisien pindah massa
d. Kecepatan aliran udara.
-
2.3 Kadar Air Bahan
Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air persatuan bobot
bahan dan biasanya dinyatakan dalam satuan persen. Ada dua metode dalam
menyatakan kadar air bahan yaitu kadar air basis basah dan kadar air basis kering.
Kadar air basis basah merupakan perbandingan antara berat air terhadap berat
bahan total (berat bahan kering dan berat air). Sedangkan kadar air basis kering
merupakan perbandingan berat air terhadap berat bahan kering mutlak.
Dalam penetuan kadar air bahan hasil pertanian biasanya dilakukan
berdasarkan basis basah. Namun dalam suatu analisis bahan, biasanya kadar air
bahan ditentukan berdasarkan sistem basis kering. Hal ini disebabkan karena
perhitungan berdasarkan basis basah mempunyai kelemahan yakni basis basah
bahan selalu berubah-ubah setiap saat. Kalau berdasarkan basis kering hal ini
tidak akan terjadi karena basis kering bahan selalu tetap. (Taib, 1988 dalam
rahmad, 2001)
Persamaan kedua kadar air tersebut adalah sebagai berikut:
2.1)
2.2)
Keterangan:
m = kadar air basis basah (%)
Wm = berat kadar air (kg)
Wa = berat bahan total (kg)
%100
%100
xWdWmM
xWaWm
Wmm
=
+=
-
M = kadar air basis kering (%)
Wd = bahan kering mutlak (kg)
2.4 Radiasi Matahari
Teori yang paling populer sampai dengan saat ini yang dapat diterima para
ahli tentang terbentuknya matahari adalah terjadinya proses konstraksi grafitasi
dari partikel-partikel atom hidrogen. Partikel-pertikel atom hidrogen berfusi
sesamanya menghasilkan atom-atom helium. Akibat fusi termonuklir ini adalah
naiknya temperatur yang sangat tinggi.
Dari reaksi fusi atau penggabungan atom-atom hidrogen yang membentuk
atom-atom helium yang terjadi pada inti matahari, energi dibebaskan dalam
bentuk radiasi gelombang elektromagnetik. Pada reaksi inti ini, reduksi atau
pengurangan netto massa inti dapat melepaskan energi yang sangat besar dan
disertai perubahan dari satu jenis inti ke inti lain. Perubahan tersebut sebanding
dengan perubahan netto massa inti dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya.
Secara matematis ditunjukkan oleh persamaan: 2
.cmE = 2.3)
Keterangan :
E = Energi yang dilepaskan
m = Netto massa inti yang berkurang
c = Kecepatan cahaya (3.10 8 )m/s
-
reaksi inti yang terjadi di matahari diperkirakan sebagai berikut:
EnergiOHNEnergiNHC
EnergiNHeHH
+++
+++
+++
158
11
147
137
11
126
10
42
31
21
2.4)
Matahari merupakan sebuah reaktor fusi kontinyu dan gasnya dikandung oleh
gaya grafitasi yang besar sekali dan pada bagian permukaan terdapat lapisan gas
tersebut fotosfer yang merupakan sumber radiasi terbanyak.
Energi radiasi fusi inti matahari yang dipancarkan dalam bentuk radiasi
melalui permukaan matahari mempunyai panjang gelombang dari yang paling
panjang yaitu gelombang radio sampai dengan yang paling pendek yaitu
gelombang sinar X dan sinar gamma.
Radiasi matahari merambat melalui ruang hampa pada panjang gelombang
ultra violet, cahaya tampak dan panjang gelombang pendek inframerah dengan
perbandingan cahaya ultra violet terdiri dari 7% dari cahaya total yang
dipancarkan matahari. Cahaya ultra violet dipancarkan dengan panjang
gelombang 0 sampai 0.38 micrometer. Cahaya tampak 47% dari cahaya total.
Cahaya tampak ini dipancarkan dengan panjang gelombang berkisar antara 0.38
micrometer samapi 0.78 micrometer, sedangkan cahaya inframerah sekitar 46%
dari cahaya total dan dipancarkan dengan panjang gelombang 0.78 micrometer
sampai tak terhingga. (jurnal nutrino,2008)
Atmosfer bumi menyerap jumlah spektrum matahari yang berbeda dan
memodifikasi radiasi matahari lapisan ozon pada atmosfer bagian atas kira-kira
terletak 30 km dari permukaan bumi menyerap radiasi ultra violet. Sedangkan uap
-
air menyerap dengan kuat bagian belakang dari pita radiasi infra merah dan
berkondioksida menyerap dengan kuat bagian tengah pita infra merah.
Setelah melewati atmosfer bumi, komponen radiasi ultra violet berkurang
sampai 4.5%, cahaya tampak 42% sampai 46%, sedangkan infra merah bertambah
menjadi 52% sampai 54%.Perubahan jumlah karbon dioksida (CO2) dan uap air
yang ada di udara. Penting untuk dicatat bahwa cahaya ultraviolet telah berkurang
dari 7% menjadi 4.5%.
Cahaya matahari dalam daerah tampak terdiri dari radiasi semua warna yang
disebut cahaya putih. Warna-warna spektral tampak terdistribusi dalam ukuran
panjang gelombang (0.38-0.45) micrometer cahaya ungu, (0.45-0.48) micrometer
cahaya biru, (0.48-0.51) micrometer cahaya biru hijau, (0.51-0.55) micrometer
cahaya hijau, (0.55-0.57) micrometer cahaya kuning-hijau, (0.57-0.59)
micrometer cahaya kuning, (0.59-0.63) micrometer cahaya jingga dan (0.63-0.78)
micrometer cahaya merah. (Jurnal Nutrino, 2008)
2.5 Kolektor Plat Datar
Kolektor panas merupakan sebuah kotak yang mampu menyerap sinar
matahari, sehingga dapat meningkatkan suhu dalam kotak tersebut. Panas di
dalam kotak kolektor tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan salah
satunya bisa untuk pengering dalam bidang pertanian.
Kolektor datar dan konsentrator merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan energi radiasi surya sedemikian sehingga energi termal yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan secara lebih praktis untuk berbagai proses.
-
Kolektor datar surya terdiri dari cover (penutup) transparan, absorber dan
insulator. Radiasi surya yang jatuh pada permukaan bahan transparan dalam
gelombang pendek akan diteruskan oleh bahan transparan untuk kemudian diserap
oleh absorber. Warna hitam pada absorber memiliki sifat absorpsi terhadap radiasi
yang lebih besar sehingga sebagian besar radias matahari akan diserap.
Penyerapan radiasi ini akan membuat suhu absorber menjadi tinggi. Radiasi
panas akan dipancarkan oleh absorber akan tetapi dalam bentuk gelombang
panjang. Kebanyakan bahan transparan akan memiliki sifat opak terhadap radiasi
gelombang panjang dan oleh karena itu sebagian radiasi gelombang panjang ini
dipantulkan kembali oleh bahan transparan menuju absorber. Sebagian radiasi
yang dipantulkan tersebut akan diserap kembali dan sisanya akan mengalami
proses yang sama yaitu sebagian dipantulkan kembali ke absorber. Dengan
demikian, kehilangan panas akibat radiasi menjadi minimal dengan menggunakan
kolektor datar. Selain itu, penutup transparan juga berfungsi sebagai penahan
kehilangan panas yang dibawa oleh udara di atas absorber menuju lingkungan.
Panas dari absorber dimanfaatkan melalui penukar panas ke media pembawa
panas. Media pembawa panas yang umum digunakan dapat merupakan udara
atau air. Ketika menggunakan air sebagai media, absorber akan
mengkonduksikan panas menuju ke permukaan pipa-pipa bagian luar.
Selanjutnya berlangsung konduksi panas dari permukaan luar ke permukaan
dalam. Dengan proses konveksi, panas akan berpindah dari permukaan dalam ke
air yang mengalir di dalam pipa tersebut, sehingga suhu air akan meningkat. Air
dengan suhu yang tinggi kemudian dimanfaatkan pada di bagian lain di luar
-
kolektor datar. Proses yang mirip terjadi ketika udara digunakan sebagai media
pembawa panas, namun dalam hal ini pipa jarang digunakan. Udara di atas (atau
di bawah) absorber dipanaskan melalui proses konveksi akibat kontak langsung
dengan absorber. Udara dengan suhu tinggi ini kemudian dialirkan keluar
kolektor untuk dimanfaatkan pada proses-proses yang memerlukan udara panas.
Kinerja sebuah kolektor surya akan bergantung dari karakteristik absorptivitas
dari absorber, transmisivitas dari bahan transparan, overall heat transfer
coefficient (koefisien pindah panas keseluruhan) dari insulator, bahan transparan
serta absorber.
Absorbtivitas merupakan porsi cahaya yang diserap oleh suatu objek;
transmisivitas merupakan porsi cahaya yang diteruskan oleh suatu objek;
sedangkan koefisien pindah panas keseluruhan merupakan daya hantar panas atau
kebalikan dari resistansi panas.
2.6 Sistem Kolektor Surya
Dalam kasus plat kolektor surya sebagai perangkap terbaik untuk radiasi
matahari adalah permukaan hitam. Pada permukaan ini radiasi diserap dan
konversi dari energi cahaya menjadi energi panas.
Desain penting yang perlu dipertimbangkan pada kolektor surya adalah
meminimalkan kehilangan (rugi) panas pada kolektor. Untuk keperluan ini
biasanya digunakan penutup transparan yang dapat dilalui oleh radiasi surya dan
dapat mengurangi konduksi dan konveksi panas yang hilang dengan
mempertahankan lapisan udara panas di atas plat kolektor dan juga mengurangi
-
kehilangan panas radiasi kembali dari plat kolektor. Berkurangnya panas yang
hilang dari sebuah plat kolektor surya berarti pula peningkatan efisiensi.
Peningkatan efisiensi dari kolektor surya ditentukan oleh penutup transparan.
Penutup transparan ideal mempunyai permukaan yang transparan terhadap radiasi
matahari yang menimpanya, dan memantulkan radiasi panjang gelombang besar
kembali ke permukaan kolektor di mana akan diserap kembali.
Efisiensi atau randemen penangkap ( ) dari sebuah plat kolektor surya
didefinisikan sebagai rasio jumlah penggunaan energi yang dikumpulkan dengan
dengan radiasi yang diterima.
=
=
Daya yang digunakan
Daya yang diterima
Daya termal yang diserap - rugi termal
Daya termal yang diterima
2.6)
Kerugian termik pada kolektor surya ada pada refleksi, pancaran kembali
radiasi, konveksi dan konduksi. Selain itu pada kaca (penutup transparan) juga
menyerap sekitar 7 8% radiasi yang menimpanya.
Perlu diketahui bahwa mayoritas kehilangan panas dari kolektor surya adalah
dari permukaan kaca depan (penutup transparan). Sementara kehilangan panas
melalui bagian belakang dan samping dari sebuah kolektor yang diisolasi dengan
baik kira-kira 10% total kehilangan panas. Oleh karena itu, membangkitkan usaha
untuk mengoptimalkan efisiensi kolektor berkaitan dengan permukaan depan
(kaca transparan) ini.
Mekanisme konduksi, konveksi dan radiasi pada kolektor surya dapat
dijelaskan sebagai berikut. Radiasi surya yang menimpa permukaan kaca sebagian
-
besar ditransmisikan ke permukaan kolektor sehingga terjadi absorbsi pada
permukaan hitam. Permukaan itu menjadi panas (terjadi perpindahan panas
konduksi) dan memberikan radiasi ke kaca pada panjang gelombang besar. Dalam
prakteknya semua radiasi suhu rendah yang dipancarkan oleh benda dalam rumah
kaca bersifat panjang gelombang besar, dan karena itu radiasi tetap terkurung
dalam rumah kaca sehingga terjadi akumulasi panas dalam ruang. Panas ini
kemudian dilepas secara konveksi melalui celah udara, sedangkan permukaan luar
kaca melepas kalor melalui radiasi dan konveksi ke lingkungan. Untuk memahami
konduksi, konveksi dan radiasi pada kolektor dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 : Desain alat (sumber: Jurnal Neutrino, 2009)
Keterangan:
(1) isolator terbuat dari tripleks (2) kolektor terbuat dari seng bergelombang
dicat hitam (3) celah tempat mengalirnya udara panas ke ruang pengeringan
(4) kaca transparan (5) perpindahan kalor konduksi (6) perpindahan kalor
konveksi (7) radiasi surya (8) refleksi (9) radiasi termal.
2.7 Radiasi Benda-Hitam
Radiasi (sinaran gelombang elektromagnet) yang dipancarkan oleh suatu
benda akibat temperaturnya disebut radiasi termal. Setiap benda selalu
12
3
4
5
6
6
8 7
9
8
-
memancarkan radiasi termal ke lingkungannya dan bersama itu juga menyerap
rasiasi termal kelingkungannya. Jika sudah dicapai kesetimbangan termal dengan
lingkungannya, laju pemancarannya selalu sama dengan laju penyerapannya.
Benda hitam didefinisikan sebagai benda yang menyerap seluruh radiasi yang
mengenainya. Contoh terbaik benda hitam adalah lubang kecil di dinding benda
berongga. Radiasi yang masuk ke dalam rongga melalui lubang tidak dapat keluar
lagi dengan segera. Sebab, begitu masuk ke dalam rongga, ia dipantulkan berkali-
kali oleh dinding rngga sebelum akhirnya menemukan lubang dan lepas keluar.
Spektrum radiasi termal benda hitam tidak tergantung pada bahan penyusun
benda, melaikan hanya bergantung pada temperatur benda. Akibatnya, pada
temperatur yang sama semua benda benda hitam memancarkan radiasi termal
dengan spektrum yang sama. (Sutopo, 2005)
2.8 Natrium Metabisulfit
Sulfit dalam makanan mempunyai beberapa fungsi utama yaitu pengendalian
atau penghambatan tumbuhnya mikroba, penghambatan reaksi-reaksi pencoklatan
enzimatis, antioksidan dan senyawa pemutus ikatan disulfida protein dan sebagai
senyawa pemucat untuk pati dan pektin bahan pangan.
Garam-garam sulfit seperti natrium metabisulfit memiliki warna putih sampai
coklat tergantung kemurniannya. Bersifat mudah larut dalam air dan sedikit larut
dalam alkohol. Karena kelarutannya yang tinggi natrium metabisulfit sering
digunakan sebagai pengawet makanan dibandingkan dengan garam sulfit lainnya.
Natrium metabisulfit mempunyi struktur kimia 522 OSNa .
-
2.9 Perpindahan Panas
Apabila dua logam saling berhimpitan dan suhu-suhu benda itu berbeda, maka
akan terjadi proses perpindahan panas dari benda yang panas menuju benda yang
lebih dingin, sehingga menyebabkan suhu keduanya menjadi sama. Secara umum,
proses perpindahan panas dapat berlangsung dengan beberapa cara, di antaranya :
1) Konduksi
perpindahan panas secara konduksi adalah proses di mana panas
mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu lebih
rendah di dalam suatu medium. Proses perpindahan panas secara
konduksi terjadi karena molekul-molekul suatu bahan saling berbenturan
atau bersinggungan, dengan demikian saling meneruskan energi panas
yang mereka miliki. Proses perpindahan panas secara konduksi tidak
terjadi pada semua bahan, umumnya penghantaran panas hanya terjadi
pada bahan yang memiliki daya hantar yang baik (konduktor).
Laju perpindahan panas konduksi dapat dinyatakan dengan hukum
Fourier sebagai berikut:
LTTAkq T 12..
= 2.7)
Keterangan:
q = kalor (J/s)
kT = konduktivitas termal (W/m)
A = luas penampang (m2)
T = suhu (0C)
L = tebal bahan (m)
-
2) Radiasi
Perpindahan panas secara radiasi adalah proses di mana mengalirnya
panas dari suatu benda bertemperatur tinggi menuju benda bertemperatur
lebih rendah tanpa adanya perantara dari benda lain. Pemindahan energi
panas lewat pancaran dilakukan oleh gelombang gelombang
elektromagnetik. Cara pemindahan ini juga dapat berlangsung dalam
ruang hampa udara, sebagai contohnya adalah perambatan panas pada
oven. Perpindahan panas secara pancaran atau radiasi ini kebanyakan
dimanfaatkan oleh petani dalam pembudidayaan tanaman pada ruangan
kaca. Bila seberkas energi panas mengenai suatu benda maka sebagian
energi tersebut akan diserap, dipantulkan, dan sebagian diteruskan
melalui benda tersebut. Ciri khas pertukaran energi radiasi yang penting
adalah sifatnya yang menyebar secara merata ke segala arah.
Ini merupakan hukum Stefan-Boltzman untuk rumus radiasi dapat
ditulis:
4ATeR = 2.8) 428
./1067.5 KmWx =
Keterangan:
R = emitansi radian (W/m2)
e = daya pancar permukaan
= tetapan Stefan-Boltzmann (W/m2 K4)
A = luas penampang (m2)
T = suhu (oC)
-
3) Konveksi
Zat cair dan gas tidak dapat menghantarkan panas dengan baik.
Pemindahan panas lewat zat cair dan gas terutama terjadi karena
konveksi, yaitu karena adanya perbedaan suhu.
Laju perpindahan panas konveksi dapat dinyatakan dengan :
ThAq = . 2.9)
Keterangan:
q = kalor (J/s)
h = koefisien konveksi (J/sm2 oC)
A = luas penampang (m2)
T = perubahan suhu (oC)
Perpindahan panas secara konveksi berlangsung dalam beberapa tahap. Tahap
pertama panas akan mengalir dengan cara konduksi yaitu dari sumber panas
menuju permukaan benda, kemudian energinya berpindah ke benda lainnya
sehingga menaikkan suhu dan energi di sekitarnya. Tahap kedua, partikel-partikel
bergerak dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih
rendah. Udara kemudian akan bercampur dan memindahkan sebagian energinya
kepada partikel fluida yang lain.
Perpindahan panas yang terjadi dalam ruangan pengering adalah secara
konveksi. Perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi jika adanya perbedan
suhu antara kedua ruangan. Dalam hal ini udara akan bergerak dari daerah yang
bersuhu lebih tinggi menuju ke daerah yang bersuhu yang lebih rendah, kemudian
akan bercampur dan memindahkan sebagian energinya ke partikel fluida yang
-
lainnya. Perpindahan panas secara konveksi dikenal dua macam yaitu : a)
Perpindahan konveksi alamiah Perpindahan konveksi secara alamiah terjadi
dengan sendirinya tanpa adanya bantuan dari peralatan lain. b) Perpindahan
konveksi paksa Perpindahan konveksi paksa terjadi apabila kalor yang dihasilkan
oleh sumber panas disalurkan menuju ke tempat lain (objek) dengan bantuan
peralatan lain seperti kipas (fan). ( Nyoman Kertiasa, 1997 :136)
2.10 Alat Pengering Tipe Rak
Mesin pengering tipe rak (Tray Dryer) mempunyai bentuk persegi dan
didalamnya terdapat rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan
dikeringkan, bahan diletakkan diatas rak-rak yang diletakkan dalam ruang tertutup
dan hanya disediakan lubang-lubang untuk saluran udara masuk, saluran ke luar
uap air yang dihembuskan oleh blower (Suharto,1991)
Suhu pada proses pengeringan buah dan sayuran yang aman adalah 350
630C. Suhu idealnya adalah 48oC. Pada suhu ini pengeringan berlangsung cukup
cepat tetapi sedikit merusak enzim. Enzim yang penting akan rusak bila suhu
melebihi 60oC. (Kordylas,1991)
Mesin pengering tipe rak dengan suatu ruang pengering, dengan sistem
pemanasan tidak langsung (direct drying) dapat digunakan untuk mengeringkan
beberapa produk hasil pertanian. Kelebihan pengering ini adalah suhu
pengeringan yang lebih seragam, karena bentuk dan ukuran antara ruang
pengering dan heat exchanger sama. Sehingga distribusi suhu pada tiap bagian
(atas, tengah dan bawah) sama. Rak pada mesin pengering tipe rak ini terbuat dari
-
stainless steel untuk mengamankan produk dari kontaminasi akibat korosi. (susilo,
2000)
Benda padat basah yang diletakkan dalam aliran gas kontinyu akan kehilangan
kandungan air sampai suatu saat tekanan uap air di dalam padatan sama dengan
tekanan parsial uap air dalam gas. Keadaan ini disebut equilibrium dan kandungan
air yang berada dalam padatan disebut equilibrium moisture content. Pada
kesetimbangan, penghilangan air tidak akan terjadi lagi kecuali apabila material
diletakkan pada lingkungan (gas) dengan relative humidity yang lebih rendah
(tekanan parsial uap air yang lebih rendah).
Macam-macam alat pengering antara lain:
a. Batch Tray Dryer (Batch Drying)
Metode batch merupakan metode tray drying yang paling sederhana.
Tray dryer terdiri dari bilik pemanasan yang terbuat dari kayu atau
logam-logam tertentu. Tray/kolom yang telah dimasukkan material
yang ingin dikeringkan kemudian di letakkan secara bersusun dalam
kolom. Setelah ruangan ditutup, maka udara panas dialirkan ke dalam
ruang pemanas hingga semua bahan menjadi kering.
Udara panas yang masuk dari sebelah bawah ruang menyebabkan
material yang ada kolom yang paling bawah menjadi yang paling
pertama kering. Setelah tenggat waktu tertentu, tray akan dikeluarkan
dan material yang telah kering diambil. Material lain yang ingin
dikeringkan dimasukkan dan prosedur terjadi berulang-ulang.
-
b. Solar Dryer (Continuous Drying)
Solar drying merupakan metode pengeringan yang saat ini sering
digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan makanan hasil panen.
Metode ini bersifat ekonomis pada skala pengeringan besar karena
biaya operasinya lebih murah dibandingkan dengan pengeringan
dengan mesin. Prinsip dari solar drying ini adalah pengeringan dengan
menggunakan bantuan sinar matahari. Perbedaan dari pengeringan
dengan sinar matahari biasa adalah solar drying dibantu dengan alat
sederhana sedemikian rupa sehingga pengeringan yang dihasilkan
lebih efektif.
Metode solar drying sering digunakan untuk mengeringkan padi.
Namun karena pada prinsipnya pengeringan adalah untuk mengurangi
jumlah air (kelembaban) bahan, maka metode ini juga bisa
diaplikasikan untuk bahan makanan lain.
- Cara kerja solar dryer adalah sebagai berikut:
Bahan yang ingin dikeringkan dimasukkan ke dalam bilik yang berada
pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah. Udara sekitar masuk
melalui saluran yang dibuat lebih rendah daripada bilik pemanasan dan
secara otomatis terpanaskan oleh sinar matahari secara konveksi pada
saat udara tersebut mengalir menuju bilik pemanasan. Udara yang
telah terpanaskan oleh sinar matahari kemudian masuk ke dalam bilik
pemanas dan memanaskan bahan makanan. Pengeringan bahan
makanan jadi lebih efektif karena pemanasan yang terjadi berasal dari
-
dua arah, yaitu dari sinar matahari secara langsung (radiasi) dan aliran
udara panas dari bawah (konveksi). (Sumber: http://
www.appropedia.org/Solar_drying)
c. Spray Dryer (Continuous Drying)
Metode mengeringan spray drying merupakan metode pengeringan
yang paling banyak digunakan dalam industri terutama industri
makanan. Metode ini mampu menghasilkan produk dalam bentuk
bubuk atau serbuk dari bahan-bahan seperti susu, buah buahan, dll.
Cara kerja spray dryer adalah sebagai berikut:
Pertama-tama seluruh air dari bahan yang ingin dikeringkan, diubah ke
dalam bentuk butiran-butiran air dengan cara diuapkan menggunakan
atomizer. Air dari bahan yang telah berbentuk tetesan-tetesan tersebut
kemudian di kontakan dengan udara panas. Peristiwa pengontakkan ini
menyebabkan air dalam bentuk tetesan-tetesan tersebut mengering dan
berubah menjadi serbuk. Selanjutnya proses pemisahan antara uap
panas dengan serbuk dilakukan dengan cyclone atau penyaring. Setelah
di pisahkan, serbuk kemudian kembali diturunkan suhunya sesuai
dengan kebutuhan produksi.
2.11 Matahari Dalam Perspektif Al-Quran dan Fisika
Agama Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi alam semesta ini.
Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk selalu menggunakan akalnya agar
dapat memahami maksud penciptaan alam semesta.
-
Seperti dalam Firman Allah SWT:
!$t u o = y r& ) Zt qy n= y= j9 Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Anbiyaa, 21:107)
Peranan akal dalam menghayati ajaran Islam sangatlah penting. Begitu juga
dalam hal memahami isi kandungan al-Quran dan al-Hadist., peranan akal
sangatlah menentukan kemampuan untuk menyerap pesan-pesan yang terdapat di
dalam al-Quran dan al-Hadist. Seperti pengkajian tentang penciptaan alam
semesta ini, di dalam al-Quran telah banyak dijelaskan tentang penciptaan alam
semesta dan juga manfaat dari penciptaan itu. Al-Quran banyak memberikan
informasi-informasi yang merkaitan dengan berbagai macam ilmu pengetahuan
dan teknologi. Seperti yang akan dikaji oleh penulis yaitu tentang matahari dalam
perspektif al-quran dan fisika.
Matahari merupakan pusat tata surya dan sumber energi bagi segala bagi
kehidupan di bumi. Matahari adalah suatu bola gas panas, merupakan bintang
terdekat dengan bumi dengan jarak 149,680,000 kilometer. Matahari dan sembilan
buah planet membentuk sistem surya. Matahari mempunyai diameter 1,391,980
kilometer dengan suhu permukaan 5,500 C dan suhu teras 15 juta C. Cahaya
daripada matahari memakan masa 8 menit untuk sampai ke bumi dan cahaya yang
terang ini dapat mengakibatkan kebutaan bagi yang memandang terus kepada
matahari.
Matahari merupakan satu bola plasma dengan berat sekitar 2 x 1030 kg. Untuk
terus bersinar, matahari, yang terdiri daripada gas panas menukar unsur hidrogen
kepada helium melalui tindak balas gabungan nuklear pada kadar 600 juta ton,
-
dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat. Matahari dipercayai
terbentuk pada 5,000 juta tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1.41
berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan bumi
dikenali sebagai pemalar solar menyamai 1.37 kilowatt semeter persegi setiap
saat. Matahari berputar 25.04 hari bumi setiap putaran dan mempunyai gravitasi
27.9 kali gravitasi bumi.
Seperti penjelasan sebelumnya bahwa matahari merupakan salah satu sumber
cahaya. Matahari merupakan bintang dengan pengertian bahwa matahari dapat
menghasilkan atau memancarkan cahaya sendiri. Hal ini berbeda dengan bulan.
Bulan bercahaya bukan dihasilkan oleh bulan sendiri, tetapi cahaya didapatkan
dari cahaya matahari.
Matahari merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh semua makhluk
hidup. Hidup ini terasa gelap bila di siang hari tidak ada Matahari terbit. Mungkin
rasanya, siang hari seperti malam terus tanpa sinar yang menerangi dalam arti
gelap. Walaupun di malam hari ada Bulan dan Bintang yang menerangi, tetap saja
tidak akan seterang benderang Matahari. Cahaya Matahari lebih terlihat terang
dibandingkan dengan Bulan dan Bintang.
Matahari mempunyai energi yang besar yang dapat dimanfaatkan oleh alam
jagad raya termasuk bulan dan bumi. Di dalam al-Quran telah memberikan
informasi tentang manfaat dari energi matahari. Walaupun energi matahari tidak
secara gamblang disebutkan dalam al-Quran, namun tersirat juga bahwa matahari
adalah sumber energi:
yy_u t y s) 9$# #Y yy_u } 9 $# % [`# u
-
Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? (QS. Nuuh, 71:16)
$u = yy_u % [`#u % [`$ u Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari). (QS. An Naba, 78: 13)
Penciptaan matahari sebagai pelita adalah bagian dari penciptaan alam
semesta oleh Allah SWT yang merupakan tanda-tanda akan kekuasaaNya bagi
orang-orang yang mau menggunakan akalnya. Matahari sebagai pelita, berarti di
permukaan matahari terdapat sumber energi yang dapat dibakar (dinyalakan)
sehingga energinya dapat dikirim sampai bumi.
Energi matahari dikirim ke bumi dalam bentuk radiasi gelombang
elektromagnetis yang sampai di bumi dalam bentuk panas. Sehingga hal ini dapat
dimanfaatkan seperti menjemur, mengeringkan hasil panen, mengawetkan bahan
makanan dan lain sebagainya. Sekarang ini energi matahari juga dimanfaatkan
sebagai sumber tenaga untuk baterai matahari atau solar cell.
Di dalam tafsir nurul quran dikatakan bahwasannya ada sejumlah sumpah
penting yang ditunjukkan pada permulaan surah asy-Syams. Dan jumlah sumpah
dalam surah ini merupakan yang terbesar (terbanyak) di sepanjang al-Quran.
Itulah sebabnya, ayat-ayat asy-Syams ini memiliki daya tarik yang dirujukkan
pada sesuatu yang sangat besar (agung). Seperti begitu pentingnya pengkhidmatan
langit, matahari, bumi dan bulan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan
manusia.
-
Dari penjelasan di atas betapa pentingnya matahari buat seisi alam raya ini
salah satu contohnya adalah bumi. Sehingga di dalam al-Quran Allah pun
bersumpah demi matahari, firman Allah:
9 $#u $y8 pt u Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. (QS. Asyams, 91:1)
Sumpah yang diucapkan Allah seperti dalam surah asy-Syams ayat 1
menyimpan makna yang sangat penting. Dalam hal ini, sumpah-sumpah itu
menjadikan manusia berpikir dan menghidupkan pemikiranya untuk menjalankan
proses tertentu dari objek besar ciptaan Allah, yang melalui proses itu bisa
menemukan jalan kepadaNya.
Matahari adalah subjek yang memainkan peran penting dalam kehidupan
manusia dan semua makhluk hidup dimuka bumi. Ia bukan saja sumber panas dan
energi yang merupakan faktor esensial bagi kehidupan, namun ia juga menjadi
sumber bagi sejumlah faktor pemberi kehidupan lainnya, seperti angin, hujan,
tetumbuhan, sungai-sungai yang mengalir, air terjun, selain itu juga seumber-
sumber energi lain seperti batu bara, minyak dan lain-lain, semunya tergantung
pada cahaya matahari. Sehingga, apabila lampu yang menyinari dunia ini
berhenti bersinar satu hari saja maka kegelapan, kebisuan dan kematian akan
merajalela di mana-mana. Itulah sebabnya kenapa sampai Allah bersumpah demi
matahari di dalam al-Quran. Betapa penting dan besarnya pengaruh matahari bagi
dunia ini dan juga jagad raya.
Matahari banyak memberikan manfaat. Matahari selalu terbit dari sebelah
timur dan memantulkan radiasi sinar dengan hangat, mengandung energi dan
-
sumber vitamin E untuk kesehatan kulit dan tulang. Panas Matahari juga dapat
mengeringkan biji-bijan seperti biji jagung, gandum, padi dan cabai. Bahkan pada
masa sekarang ini energi Matahari sudah dapat diubah menjadi energi listrik.
Selain itu juga dimanfaatkan dalam dunia teknologi yaitu energi matahari
digunakan sebagai energi untuk alat pengeringan.
Penelitian ilmiah menemukan bahwa matahari adalah bintang, memiliki
sumber panas berasal dari zona paling inti yang panasnya selalu menyembur.
Semburan ini akibat areal-areal magnetis yang menghasilkan partikel-partikel
panas yang bergerak sangat cepat kemudian menghantam materi udara matahari
terluar yang mengakibatkan bagian ini tertarik ke bagian sumber panasnya. Proses
tersebut berulang terus menerus sehingga matahari seolah hidup dari dirinya
sendiri.
Dalam Al-Quran telah dijelaskan tentang benda-benda yang mengeluarkan
cahaya sendiri (dalam Al-Quran menggunakan kata dhiya seperti matahari.
Sedangkan kata nur (cahaya) dan beberapa turunannya menggambarkan makna
cahaya yang ditimbulkan akibat pantulan benda yang terkena sinar, seperti bulan.
Energi matahari juga mengandung energi panas. Sudah dari zaman dahulu
energi panas matahari dimanfaatkan oleh manusia seperti untuk menjemur
pakaian, mengeringkan hasil panen dan lain sebagainya.
Energi panas matahari sejak 15 abad yang lalu telah disinggung di dalam al-
Quran dan para ilmuan banyak yang belum menyadari hal ini. Walaupun energi
panas matahari tidak secara nyata disebutkan sebagai energi di dalam al-Quran,
-
akan tetapi tersirat juga bahwa matahari adalah sumber energi. Firman Allah
sebagai berikut :
yy_u t y s) 9$# #Y yy_u } 9 $# % [`# u Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? (QS. Nuuh, 71:16)
$u = yy_u % [`#u % [`$ u Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari). (QS. An Naba: 13)
Ayat di atas memberikan definisi yang tepat untuk kata dhiya (sinar) dan nur
(cahaya) yang dalam bahasa arab kedua kata tersebut digunakan untuk
menunjukkan sesuatu yang memancar dari benda yang terang dan membantu
manusia untuk dapat melihat benda-benda yang dilalui pancaran itu.
Firman Allah yang menyatakan bahwa matahari diciptakan sebagai pelita
seperti yang disebutkan dalam dua ayat tersebut di atas, telah menarik para ahli
astronomi dan astrofisika untuk memikirkan bagaimana terjadinya sumber panas
(pelita) di matahari. Apakah panas matahari mengikuti reaksi kima biasa atau
reaksi lainnya sehingga nyalanya dapat bertahan lama sekali.
Dengan demikian pengartian bahwa pelita yang amat terang itu adalah
suatu reaksi yang terjadi di matahari yang dapat menghasilkan sebuah energi yang
besar yang amat sangat panas, dan merupakan suatu interpretasi baru karena al-
Quran memberikan kemungkinan arti yang tidak terbatas dan ayat-ayatnya selalu
terbuka untuk interpretasi baru sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini.
-
2.11.1 Manfaat Matahari Dalam Al-qur'an
Di dalam al-Qur'an telah banyak disebutkan manfaat dari matahari . Di antara
manfaat matahari yang dapat diambil oleh manusia adalah:
1. Petunjuk waktu sholat
# s * s F s% n 4n= 9 $# (# 2 $$s !$# $V u % # Y% u 4 n?t u 6 / _ 4 #s * s G t' y $# (# % r' s n 4n= 9 $# 4 ) n 4n= 9 $# M t%x. n?t 9 $# $Y7 tF. $Y?%
"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman". (QS. An-Nisa : 103)
2. Menentukan perubahan musim
> u s% pR Q$# > u u t/ pR Q $# "Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya". (QS. Ar-Rahman : 17) [1442]
[1442] Dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah
tempat dan terbenam matahari di waktu musim panas dan di musim
dingin.
3. Merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam
batu bara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal dari matahari.
f9$# = %$W9$# "(yaitu) bintang yang cahayanya menembus". (At-Thoriq: 3)
4. Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol
terjadinya siang dan malam, tahun serta mengontrol planet lainnya. Tanpa
matahari, sulit membayangkan kalau akan ada kehidupan di bumi.
-
$u = yy_u 9$# u$p ]9 $# u tG t# u ( !$t ysy s st# u 9$# !$u = yy_u st# u $p ]9 $# Zu 7 (#tG ;tG j9 Ws i 3n/ (# n= tG 9 u yy t t b9$# z>$|t : $# u 4 2u & x o = s W s?
"Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas". (QS. Al Isra : 12)
5. Matahari mempunyai fungsi yang sangat penting bagi bumi. Energi
pancaran matahari telah membuat bumi tetap hangat bagi kehidupan,
membuat udara dan air di bumi bersirkulasi, tumbuhan bisa
berfotosintesis, untuk mengeringkan pakaian, hasil panen dan banyak hal
lainnya.
-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi uji model pengeringan cabai merah (capsium annum var. longum)
menggunakan pengering tipe rak dengan kolektor surya dilaksanakan pada lahan
terbuka di belakang gedung Saintek Universitas Islam Negeri (UIN) Maliki
Malang. Pengambilan data dilakukan setiap jam selama 10 jam mulai dari pukul
07.00 WIB sampai jam 17.00 WIB.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat ukur yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Termoter raksa sejumlah 2 buah untuk mengukur suhu udara dan
bahan.
b. Timbangan kg dan g untuk mengukur berat cabai merah dan berat
natrium metabisulfit 0.2%.
c. Anemometer
d. Stopkontak yang digunakan sebagai sumber listrik untuk menjalankan
blower.
e. Triplek digunakan sebagai isolator
f. Seng yang dicat hitam digunakan sebagai plat datar yang berfungsi
untuk menyerap panas.
-
g. Kaca transparan yang fungsi agar radiasi matahari dapat masuk
menembus kaca menuju plat datar.
h. Pipa yang digunakan untuk aliran udara
i. Kawat yang digunakan untuk tempat pengeringan benda yang dibuat
rak
j. Blower (30 Watt/220 V) yang berfungsi untuk mensirkulasikan udara
dalam kotak pengering.
k. Nampan yang digunakan untuk tempat pengeringan secara manual.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cabai merah dan
natrium metabisulfit 0.2%.
3.3 Deskripsi Rancangan Fungsional
Alat pengering pada penelitian ini memanfaatkan energi matahari untuk
diubah menjadi energi panas melalui media kolektor. Selain itu juga
menggunakan bantuan energi listrik untuk memperlancar sirkulasi udara yang
masuk dan keluar. Unit kolektor sebagai media penangkap radiasi matahari terdiri
atas beberapa bagian, yaitu: 1) penutup transparan berupa kaca berfungsi untuk
meneruskan radiasi matahari ke permukaan plat penyerap, 2) permukaan penyerap
panas berupa plat seng berfungsi untuk menyerap sinar matahari, 3) isolator
berfungsi untuk mengurangi kehilangan panas secara konduksi dan 4) kerangka
untuk menunjang komponen kolektor.
-
Rak-rak pengering terletak di dalam ruang pengering dan berfungsi
sebagai tempat cabai basah yang akan dikeringkan. Pintu digunakan untuk
memasukan atau mengeluarkan rak-rak tersebut.
Blower di bagian ujung yang digerakan dengan energi listrik berfungsi
untuk mengatur sirkulasi udara yang masuk dan keluar dan sebagai sumber
tambahan selain energi matahari. Udara akan keluar melalui cerobong
pembuangan udara. Kedudukan cerobong lebih tinggi dari pada saluran udara
yang masuk.
3.4 Prosedur Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
1. Persiapan bahan dan alat, semua alat dan bahan yang telah disebutkan
di atas disiapkan terutama blower, termometer dan sampel yang akan
diamati.
2. Pemasangan alat ukur, termometer sebagai pencacat suhu dipasang
sebelum pengamatan dilakukan. Yang diletakkan tiap-tiap rak di dalam
alat pengering dan dipasang di luar sebagai pencacat suhu yang ada di
luar.
3. Penimbangan bahan, cabai merah yang akan dijadikan sampel terlebih
dahulu ditimbang untuk mengetahui bobot awalnya. Massa pada
pengamatan pertama menggunakan 1 kg sedangkan pada pengamatan
yang kedua menggunakan 500 g.
-
4. Proses pengeringan cabai merah. Setelah semua alat dan bahan telah
siap kemudian masuk pada proses pengeringan seperti yang telah
dijelaskan pada prinsip kerja alat.
5. Pengukuran dilakukan secara periodik pada setiap parameter teknik
(60 menit) dari jam 07.00 WIB sampai 17.00 WIB. Hal ini untuk
dilakukan untuk pengambilan data.
3.5 Pengamatan Pertama
pengamatan ini dimulai dengan membuat sampel dengan cabai merah.
Sebelum dikeringkan, cabai merah terlebih dahulu harus mengalami beberapa
proses yaitu cabai merah ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui beratnya.
Kemudian cabai merah dipilih yang baik atau tidak cacat, cabai merah dibersihkan
agar kotoran yang ada pada cabai hilang. Baru kemudian lanjut pada tahap
pengambilan sampel yaitu dengan:
b. Sampel A
- Cabai merah yang sudah dibersihkan kemudian ditimbang dan tanpa
belah
- Cabai merah direndam dalam air panas (Blancing) dan dicampur
dengan natrium metabisulfit 0.2 % atau setara dengan 2 g selama 10
menit.
- Cabai kemudian ditiriskan dan siap untuk dikeringkan.
-
c. Sampel B
- Cabai merah yang sudah dibersihkan kemudian ditimbang dan
dibelah.
- Cabai merah direndam dalam air panas (Blancing) selama 10 menit
tidak dicampur dengan natrium metabisulfit 0.2%.
- Cabai kemudian ditiriskan dan siap untuk dikeringkan.
d. Sampel C
- Cabai merah yang sudah di bersihkan kemudian ditimbang tanpa
dibelah
- Cabai merah tidak direndam dalam air panas (Blancing) dan
dicampur dengan natrium metabisulfit 0.2%.
- Cabai kemudian ditiriskan dan siap untuk dikeringkan.
e. Sampel D
- Cabai merah yang sudah di bersihkan kemudian ditimbang dan
dibelah.
- Cabai merah tidak direndam dalam air panas dan tidak dicampur
dengan natrium metabisulfit.
3.5.1 Pengamatan Kedua
Pada pengamatan kedua dilakukan dengan dua perlakuan yaitu
dikeringkan dengan menggunakan alat pengering tipe rak dengan kolektor surya
dan dengan dikeringkan secara manual (Dijemur). Masing-masing sampel akan
dibagi menjadi dua.
-
Sampel A
- Cabai yang telah dibersihkan ditimbang kemudian dibelah dan
dibuka.
- Cabai direndam dalam air panas (Blancing) dan dicampur
menggunakan natrium metabisulfit 0.2%.
- Cabai ditiriskan sebentar di bawah sinar matahari langsung sebelum
dimasukan ke alat pengering.
a. Sampel B
- Cabai yang telah dibersihkan ditimbang kemudian dibelah dan
dibuka.
- Cabai direndam dalam air panas (Blancing) tanpa dicampur
menggunakan natrium metabisulfit 0.2%.
- Cabai ditiriskan sebentar di bawah sinar matahari langsung sebelum
dimasukan ke alat pengering
b. Sampel C
- Cabai yang telah dibersihkan ditimbang kemudian dibelah dan
dibuka.
- Cabai tidak direndam dalam air panas (Blancing) dan juga tidak
dicampur dengan natrium metabisulfit 0.2%.
- Cabai ditiriskan sebentar dibawah sinar matahari langsung sebelum
dimasukkan ke alat pengering.
-
3.6 Pengambilan Data
a. Penurunan kadar air cabai merah selama proses pengeringan (%)
b. Berat cabai merah sebelum dan sesudah dikeringkan (kg)
c. Suhu udara pengeringan dan bahan (oC)
d. Perpindahan panas
e. Kecepatan udara
f. Efesiensi pengeringan (%)
Gambar 3.1 Desain Alat
Keterangan:
(1) kaca transparan (2) kolektor surya terbuat dari seng dicat hitam(3)
cerobong untuk udara keluar (4) rak-rak untuk tempat cabai (5) isolator terbuat
dari tripleks (6) celah untuk udara masuk.
3.7 Analisa Data
Dari data yang telah diperoleh untuk setiap pengamatan akan dianalisa
sebagai berikut:
a. Untuk menguji alat pengering tipe rak dengan menggunakan kolektor surya
agar menjadi salah satu alternatif alat pengering maka perlu menganalisa
-
data perbandingan suhu yang dihasilkan antara suhu pengeringan secara
manual dan dengan suhu yang menggunakan alat pengering. Menganalisa
penurunan massa cabai merah baik yang menggunakan alat pengering
maupun dengan pengeringan secara manual (penjemuran) dan juga
penurunan penguapan kadar air dengan menggunakan kedua perlakuan
tersebut. Kemudian dihitung besarnya nilai perpindahan panas baik dengan
konveksi maupun dengan konduksi untuk mengetahui besarnya penyerapan
panas selama proses pengeringan cabai merah dan penyerapan panas pada
saat alat pengering dalam kondisi kosong (tidak ada bahan). Diukur
besarnya kecepatan udara yang masuk untuk mengetahui pengaruh udara
terdapat proses pengeringan. Dari data-data tersebut di atas maka hasilnya
akan dianalisa untuk mengetahui besarnya nilai efesiensinya.
b. Dari hasil pengamatan yang kedua, data pengukuran suhu yang ada di luar
maupun yang ada di ruang pengering kemudian dibuat grafik. Dari
pengukuran tersebut tujuannya untuk mengetahui seberapa besar penyerapan
panas alat pengering tipe rang dengan kolektor surya. Yang hasilnya adalah
data penurunan massa dan penguapan kadar air dengan menggunakan alat
pengering. Kemudian data tersebut dibandingkan dengan data penurunan
massa dan penguapan kadar air dengan pengeringan secara manual.
c. Membandingkan banyaknya biaya yang dikeluarkan selama proses
pengeringan yang menggunakan alat pengering tipe rak dengan
menggunakan kolektor surya dan yang menggunakan alat pengering surya
yang dibantu dengan minyak.
-
3.8 Prinsip Kerja Alat.
Prinsip kerja pengering tenaga surya ini adalah sinar matahari memanasi
kolektor yang dicat hitam dan diberi lubang-lubang yang mengakibatkan suhu di
dalam ruang kolektor meningkat. Udara panas di dalam ruang kolektor mengalir
melalui lubang-lubang ke ruang pengering dan akan mengeringkan bahan-bahan
di dalam ruang tersebut. Untuk pengering sederhana tenaga surya ini ruang
kolektor menjadi satu dengan ruang/kotak pengering.
Sinar matahari yang masuk menembus tutup kaca dan memanasi pelat
kolektor hitam yang ada di bawahnya. Sinar matahari akan masuk dan menembus
kaca, mengenai pelat kolektor hitam yang menyebabkan udara di dalam kotak
pengering tersebut menjadi panas yang dibantu dengan blower untuk melancarkan
sirkulasi udara di dalamnya. Udara yang masuk ke dalam kotak pengering melalui
cerobong yang berada di bawah. Jadi bahan yang ada di dalam kotak pengering
tersebut akan dikeringkan langsung oleh sinar matahari dari udara panas di dalam
kotak pengering yang ditimbulkan akibat radiasi benda hitam dari kolektor.
Kemudian uap air yang timbul akan terbawa keluar oleh udara yang masuk dari
bawah menuju ke atas dan keluar melalui cerobong. Ketika matahari redup,
misalnya tertutup awan atau hujan, udara di dalam kotak pengering tersebut tetap
panas karena adanya isolator, meskipun tidak sepanas ketika ada sinar matahari,
ketika sinar matahari bersinar kembali, suhu udara di dalam kotak pengering
tersebut akan segera meninggi kembali .
Kolektor yang digunakan pada alat pengering ini terbuat dari bahan
alumunium (seng) yang mudah menyerap panas. Alat pengering ini dibuat atas
-
dasar konsep sifat radisi benda hitam. Jadi atas dasar tersebut kolektor dari bahan
alumunium (seng) tersebut dicat warna hitam dan diberi rongga-rongga yang
bertujuan agar udara panas yang dihasilkan dari radiasi matahari dapat turun ke
bawah dan mengeringkan bahan yang ada di bawahnya. Hal ini dikarenakan udara
panas yang dihasilkan dari radiasi matahari yang menggunakan konsep radiasi
benda hitam yang sangat tergantung oleh frekuensi cahaya dan temperatur.
Sehingga kolektor hitam ini bersifat menyerap semua radiasi yang diterimanya
dari sinar matahari yang masuk. Besarnya energi yang diserap oleh benda hitam
dapat menggunakan persamaan empiris hukum stefan: 4
... TAeR = atau 2.10)
Keterangan:
R = emitansi radian (W/m2) e = daya pancar permukaan
= tetapan Stefan-Boltzmann (W/m2 K4)
A = luas penampang (m2)
T = suhu (oC)
Udara panas yang dihasilkan tersebut tidak dapat keluar kotak karena
kotak pengering dibuat tertutup. Sehingga udara panas yang melalui lubang-
lubang pada kolektor tadi akan turun ke bawah. Di bawah kolektor terjadi tekanan
panas yang tinggi karena ada udara yang masuk melalui lubang yang tekanannya
lebih rendah. Uap air yang dihasilkan dari proses ini yang mampu mengeringkan
bahan akan keluar melalui cerobong. Sirkuasi udara di dalam kotak sendi