Uji Konsolidasi

18
Prakata Standar ini disusun oleh Gugus Kerja Bidang Geoteknik, Bendungan dan Waduk yang termasuk pada Sub. Pantek Sumber Daya Air yang berada di bawah panitia teknik konstruksi dan bangunan Badan Litbang Kimpraswil Departemen Kimpraswil. Penulisan Standar ini mengacu kepada pedoman BSN No.8 tahun 2000. Perumusan standar ini dilakukan melalui proses pembahasan pada Gugus Kerja Prakonsensus dan Konsensus yang melibatkan para nara sumber dan pakar dari berbagai Instansi terkait. Standar ini menentukan pedoman untuk memberi keseragaman dalam melakukan pengujian pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium.

description

peraturan pengujian konsolidasi

Transcript of Uji Konsolidasi

Page 1: Uji Konsolidasi

Prakata

Standar ini disusun oleh Gugus Kerja Bidang Geoteknik, Bendungan dan Waduk yang

termasuk pada Sub. Pantek Sumber Daya Air yang berada di bawah panitia teknik konstruksi dan

bangunan Badan Litbang Kimpraswil Departemen Kimpraswil. Penulisan Standar ini mengacu

kepada pedoman BSN No.8 tahun 2000. Perumusan standar ini dilakukan melalui proses

pembahasan pada Gugus Kerja Prakonsensus dan Konsensus yang melibatkan para nara sumber

dan pakar dari berbagai Instansi terkait. Standar ini menentukan pedoman untuk memberi

keseragaman dalam melakukan pengujian pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium.

Page 2: Uji Konsolidasi

Pendahuluan

Metode pengujian ini menguraikan prosedur pengujian pengukuran potensi keruntuhan

tanah dengan menempatkan suatu benda uji pada kadar air aslinya ke dalam alat konsolidometer,

memberikan tegangan vertikal yang telah di tentukan kepada benda uji dan menggenanginya

untuk mengetahui potensi keruntuhan dari benda uji. Cairan yang digunakan berupa air destilasi

apabila melakukan evaluasi terhadap indek keruntuhan Ie cairan tersebut mensimulasi tekanan

air pori dari contoh uji atau kondisi lapangan yang lain seperti yang diperlukan bila melakukan

evaluasi terhadap potensi keruntuhan Ic.

Page 3: Uji Konsolidasi

CARA UJI PENGUKURAN POTENSI KERUNTUHAN TANAH

DI LABORATORIUM

1. Ruang Lingkup

1.1 Standar menentukan besaran keruntuhan satu dimensi yang terjadi bila tanah tak jenuh

digenangi atau dibasahi dengan cairan.

1.2 Standar menentukan besaran potensi keruntuhan yang terjadi pada suatu tegangan

vertikal dan indeks potensi keruntuhan.

1.3 cara uji ini meliputi pengaturan dan penyiapan benda uji, peralatan, serta prosedur untuk

mengukur perubahan tinggi benda uji sehubungan dengan terjadinya keruntuhan.

2. Acuan

- SNI 03-2812-1992, Metode Pengujian Konsolidasi Satu Dimensi Menggunakan Alat

Oedometer

- ASTM D 4829, Test Method for lab. Determination of water content of soil and Rock

3. Istilah dan definisi

3.1 keruntuhan (collapse)

tanah yang mudah runtuh (collepsible soil) tanah tertekan yang mengalami penurunan

akibat pembasahan pada tegangan vertical yang tetap

CATATAN : Suatu tanah yang mudah runtuh dapat menahan tekanan vertikal yang lebih

besar dengan deformasi yang kecil, meskipun pada kadar air yang rendah. Tetapi tanah ini

akan menghasilkan penurunan (yang cukup besar) setelah terjadinya pembasahan dengan

tanpa penambahan tekanan

3.2 indeks keruntuhan (Ie)

potensi keruntuhan yang ditentukan pada tingkat tegangan vertikal 200 kPa yang

dinyatakan dalam persen (%)

3.3 potensi keruntuhan (Ie)

besaran relatif keruntuhan tanah ditentukan pada sembarang tingkat tegangan yang

dinyatakan dalam persen (%)

Page 4: Uji Konsolidasi

3.4 derajat keruntuhan

kondisi yang menyatakan tingkat penurunan tanah berdasarkan besarnya indeks

keruntuhan Ie

4. Indeks keruntuhan

Ie, digunakan untuk mengukur indeks dasar dari sifat tanah dengan ketentuan sebagai

berikut :

1) Ie sepadan dengan indeks ekspansi yang diukur dengan metode pengujian ASTM D

4829, Test Method for lab. Determination of water content of soil and Rock dan

digunakan untuk menggambarkan tingkat keruntuhan dari suatu jenis tanah dalam

suatu kondisi tertentu;

2) Ie, tidak dimaksudkan sebagai keruntuhan dari suatu kondisi lapangan seperti :

pembebanan, struktur tanah atau kimiawi air tanah;

3) Ie, dikelompokan menurut Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1 Klasifikasi potensi keruntuhan berdasarkan nilai Ie (%)

Potensi Penurunan Ie

Tidak Potensi 0

Rendah 0,1 – 2,0

Sedang 2,1 – 6,0

Tinggi 6,1 – 10,0

Sangat Tinggi ¿ 10

4) bila berat jenis diketahui data harus di plot dalam kurva regangan terhadap logaritma

tegangan vertikal; angka pori dapat dipakai selain dari regangan.

5. Ketentuan dan Persyaratan

5.1 Umum

1) tingkat pemberian tegangan sebelum pembasahan ditentukan oleh tujuan dari

pengujian Ic dan Ie. yang akan dicari menurut keperluan perencanaan;

Page 5: Uji Konsolidasi

2) potensi keruntuhan Ic, digunakan untuk memperkirakan penurunan yang dapat

terjadi pada suatu lokasi. Ic dihitung dengan persamaan (1) sampai (3), sedangkan

penurunan lapisan dihitung dengan persamaan (4);

5.2 Benda Uji

1) benda uji dapat berupa contoh terganggu atau tidak terganggu. Karena tanah yang

mudak runtuh sangat sensitif terhadap air diperlukan persiapan benda uji sesuai

dengan SNI 03-2812-1992, Metode pengujian konsolidasi satu dimensi

menggunakan alat Oedometer;

2) benda uji harus diambil dengan menggunakan metoda kering; metoda pengambilan

kering dilakukan dengan menggunakan auger tabung ganda atau pengambilan blok

contoh;

3) perendaman harus dilakukan dengan air destilasi atau deionisasi untuk menentukan

Ie;

4) penggunaan air perendaman disesuaikan dengan berbagai kondisi lapangan dan

perubahan karakteristik airtanah dalam menentukan Ie, hal tersebut harus dijelaskan

dalam laporan.

5.3 Peralatan

Peralatan pengujian yang digunakan harus memenuhi persyaratan peralatan yang

digunakan dalam metode pengujian konsolidasi, sesuai SNI 03-2812-1992. Dengan

dilengkapi alat pemberian air dari bagian bawah.

5.4 Kalibrasi

Kalibrasi alat ukur consolidometer menurut Metode Pengujian Konsolidasi SNI 03 -2812

-1992

6. Cara Uji

6.1 Lakukan pengujian menurut Metode Pengujian Konsolidasi, SNI 03-2812-1992, dengan

beberapa pengecualian sebagai berikut :

1) tempatkan benda uji (hasil trimming atau dipadatkan) dalam alat pembebanan

dengan segera setelah massa basah dan tinggi awal diukur;

Page 6: Uji Konsolidasi

2) bungkus (tutup) ring benda uji, kertas saringan (bila ada) dan batu pori sesegera

mungkin dengan menggunakan lembaran plastik, handuk, kertas lembab atau kertas

aluminium untuk memperkecil perubahan kadar air dan isi akibat penguapan;

3) berikan tegangan awal sebesar 5 kPa supaya alat pembebanan tepat duduk pada

tempatnya selama 5 menit.

6.2 Berikan kenaikan tegangan setiap 1 jam pada kadar air asli sampai pada tegangan yang

diperlukan; urutan kenaikan tegangan adalah 12, 25, 50, 100, 200 kPa dan seterusnya;

catat deformasi sebelum setiap penambahan beban. Interval waktu antara penambahan-

penambahan beban sebelum pembasahan adalah 1 jam untuk mencegah penguapan yang

berlebihan yang akhirnya dapat mempengaruhi hasil pengujian. Tegangan yang

diberikan pada benda uji sebelum pembasahan, tergantung pada harga Ic dan Ie yang

disesuaikan dalam desain.

6.3 Isi air dari bagian bawah benda uji, sehingga udara dapat keluar di dalam contoh;

6.4 Rendam benda uji dengan air destilasi selama 1 jam setelah pembebanan pada tegangan

vertikal tertentu dan setelah pencatatan deformasi; catat deformasi pada 0.1, 0.25, 0.50,

1.0, 2.0, 4.0, 8.0, kg/cm pada waktu 15 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam dan

24 jam setelah perendaman

CATATAN : Tanah yang mempunyai permeabilitas tinggi akan mengakibatkan penurunan secara cepat

sehingga sulit untuk diukur.

6.5 Pada kondisi perendaman, lakukan penambahan beban selama 24 jam atau sampai

konsolidasi primer selesai, sesuai Metoda Pengujian SNI 03-2812-19926.6 Tingkatkan

tegangan vertikal sesuai SNI 03-2812-1992, sampai mencapai tegangan yang diperlukan;

atau sampai terjadinya kemiringan pada kurva deformasi terhadap tegangan seperti

lampiran A

6.6 Tingkatkan tegangan vertikal sesuai SNI 03-2812-1992, sampai mencapai tegangan yang

diperlukan; atau sampai terjadinya kemiringan pada kurva deformasi terhadap tegangan

seperti lampiran A

6.7 Catat deformasi terhadap waktu.

Page 7: Uji Konsolidasi

7. Rumus Perhitungan

1) Potensi keruntuhan (Ic) dalam % persen dihitung, sebagai berikut:

I c=[ d f −d0

h0

−d i−d0

h0]100=[ d f −d i

h0]100(1)

dengan :

d adalah pembacaan dial, (mm)

do adalah pembacaan pada kedudukan awal, (mm )

ho adalah tinggi awal contoh, (mm)

df adalah pembacaan pada tegangan tertentu setelah perendaman, (mm) di adalah

pembacaan pada tegangan tertentu sebelum perendaman, (mm)

(df - do)/ho adalah regangan pada tegangan tertentu setelah pembasahan /penjenuhan

(di - do)/ho adalah regangan pada tegangan tertentu sebelum pembasahan

/penjenuhan/perendaman

2) Rumus perhitungan potensi keruntuhan dalam persamaan 1 dapat ditulis dalam fungsi

angka pori dengan rumus :

I c=∆ e

1+e0

× 100 % (2)

dengan:

De adalah perubahan rasio pori akibat pembasahan/penjenuhan o e adalah angka pori awal

3) Karena pengujian dalam satu dimensi, maka persamaan 1 dapat ditulis :

I c=∆ eh0

×100 % (3)

dengan:

Dh adalah perubahan tinggi contoh akibat pembasahan, (mm)

ho adalah tinggi awal dari contoh, (mm)

4) Penurunan lapisan tanah untuk suatu tegangan vertikal, dihitung dengan rumus :

S= H100

×lc (4)

Page 8: Uji Konsolidasi

dengan:

S adalah penurunan, (mm)

H adalah ketebalan lapisan tanah, (mm)

5) Indeks penurunan dihitung dengan rumus :

I e=I c pada tegangan 200 Kpa(5)

dengan :

Ic adalah potensi keruntuhan dalam (%)

8. Pelaporan

Laporan harus mencakup informasi sebagai berikut :

1) identifikasi dan deskripsi dari contoh tanah termasuk apakah contoh merupakan contoh

terganggu atau contoh yang dipersiapkan dengan cara lain;

2) kadar air awal dan akhir serta berat isi kering;

3) ukuran contoh;

4) deskripsi dari consolidometer;

5) tingkat tegangan vertikal pada saat pembasahan;

6) persentase kompresi atau regangan dari contoh pada saat tingkat tegangan akhir sebelum

pembasahan;

7) seluruh penyimpangannya dari prosedur ini termasuk urutan pembebanan, proses

penyiapan contoh, ukuran contoh dan cara perendaman;

8) hitung indeks keruntuhan Ie atau potensi keruntuhan lc;

9) nama penguji dan penanggung jawab pengujian.

Page 9: Uji Konsolidasi

BIBLIOGRAFI

American Standard Test and Material, “Terminologi, Relating to soil, Rock & Contained

Fluids”, D-653

American Standard Test and Material, “Standard Test Method for Measurement of Collapse

Potential of Soils”, D 5333-1992.

Page 10: Uji Konsolidasi

Lampiran A

Contoh hasil pengujian keruntuhan tanah

Gambar A1 Contoh hasil pengujian keruntuhan tanah

dengan :

d adalah pembacaan (dial reading), (mm)

d0 adalah pembacaan dial reading at seating stres pada dudukan, (mm)

h0 adalah tinggi awal benda uji, (mm)

Potensi Keruntuhan (I,) pada 1 00 kPa adalah

Ic = (9,6 – 1,5) = 8,1

Page 11: Uji Konsolidasi

dengan :

9,6 % adalah regangan di titik C

1,5 % adalah regangan di titik B

Potensi penurunan untuk tanah dengan ketebalan 3 m adalah 8,1 x 3/100 = 0,24 m

Potensi keruntuhan (Ic) pada 40 kPa adalah:

Ic = (6,8 – 0,8) = 6, 0

Potensi keruntuhan untuk tanah dengan ketebalan 3 m adalah 6 x 3/1 00 =0.18 m

Regangan (d-do)/ho Prosen

Tegangan Vertikal, KPa

Page 12: Uji Konsolidasi

Lampiran B

Gambar Contoh alat uji keruntuhan tanah

Keterangan :

P adalah beban1 adalah batu pori2 adalah contoh tanah3 adalah batu pori

Gambar B1 Contoh alat uji keruntuhan tanah

Page 13: Uji Konsolidasi

Lampiran C

Hasil uji keruntuhan tanah

SOIL MECHANIC LABORATORYCONSOLIDATION TEST

(COLLAPSIBLE TEST)

Project : Apparatus :Location : Testted by :Bor/Test Pit No. : Weight of sample :Depth : Volume of sample :Soil Type : Unit weight γ n :Colour : Moisture content :Speciment Condition : Specific grafity :Height :Diameter :

Page 14: Uji Konsolidasi

Lampiran D

FomulirCONSOLIDATION TEST(COLLAPSIBLE TEST)

PROJECT : PROJECT NO:SAMPLE NUMBER :

Location : Sample tube numberDepth : Elevation : (m)Soil type : Colour :Specific gravity (G) : Water content : (%)

Disturbed Undistured