Uji Katalase
-
Upload
shawn-dyer -
Category
Documents
-
view
480 -
download
2
Transcript of Uji Katalase
1. Uji katalase
Setiap bakteri mempunyai suatu enzim yang tergolong flavoprotein yang dapat bereaksi dengan
oksigen membentuk senyawa-senyawa beracun yaitu hidrogen peroksida (H2O2) dan suatu radikal bebas
yaitu superoksida (O2-*) sebagai berikut :
Flavoprotein O2→
H2O2 + O2-*
Bakteri yang bersifat aerobik dan bersifat anaerobik aerotoleran mempunyai enzim katalase
yang dapat memecah H2O2 dan enzim superoksida dismutase yang memecah radikal bebas tersebut.
2 O2-* + 2H+ superoksidadismutase
→ H2O2 + O2(g)
H2O2 katalase
→H2O + ½ O2 (g)
Bakteri yang bersifat anaerobik fakultatif juga mempunyai enzim superoksida dismutase, tetapi
tidak mempunyai enzim katalase, melainkan mempunyai enzim peroksidase yang mengatalisis reaksi
antara H2O2 dengan senyawa organik, menghasilkan senyawa yang tidak beracun. Reaksinya adalah
sebagai berikut :
H2O2 + senyawa organik peroksidase→
senyawa organik teroksidasi + H2O
Bakteri yang bersifat anaerobik obligat tidak mempunyai enzim superoksida dismutase maupun
katalase. Oleh karena itu, oksigen merupakan racun bagi bakteri tersebut karena senyawa yang
terbentuk dari reaksi flavoprotein dengan oksigen yaitu H2O2 dan suatu radikal bebas yaitu O2-*. Jenis
bakteri ini akan memberikan hasil uji katalase negatif (Fardiaz, 1992).
Katalase adalah enzim yang mengatalisis penguraian hidrogen peroksida (H2O2) menjadi H2O dan
O2. Hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap sel karena bahan ini dapat menginaktivasikan beberapa
jenis enzim dalam sel. Hidrogen peroksida terbentuk sewaktu metabolisme aerob, sehingga
mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan aerob harus menguraikan bahan toksik tersebut.
Katalase merupakan salah satu enzim yang digunakan mikroorganisme untuk menguraikan
hidrogen peroksida, enzim lainnya yang dapat menguraikan hidrogen peroksida adalah peroksidase.
Pada penguraian hidrogen peroksida oleh peroksidase tidak dihasilkan gas atau gelembung oksigen.
Penentuan adanya katalase diuji dengan larutan 3% H2O2 pada koloni terpisah. Pada bakteri yang
bersifat katalase-positif terlihat pembentukan gelembung udara sekitar koloni.
Uji katalase berguna dalam identifikasi kelompok bakteri aerobik dan anaerobik aerotoleran
dengan bakteri anaerobik fakultatif. Pada bakteri bentuk kokus, uji katalase digunakan untuk
membedakan Staphylococcus dan Streptococcus. Kelompok Streptococcus bersifat katalase-negatif,
sedangkan Staphylococcus bersifat katalase-positif.
2. Uji oksidase
Transport elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi terminal.
Transport elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam mitokondria. Molekul yang
berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan dari siklus Krebs. Selain itu,
molekul lain yang juga berperan adalah molekul oksigen (O2), koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b,
sitokrom c, dan sitokrom a atau sitokrom oksidase.
Pertama-tama, NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi yang berasal
dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q. Energi yang dihasilkan ketika NADH dan FADH2
melepaskan elektronnya cukup besar untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP.
Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b. Selain melepaskan elektron, koenzim Q juga
melepaskan 2 ion H+. Setelah itu sitokrom b dioksidasi oleh sitokrom c. Energi yang dihasilkan dari
proses oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga menghasilkan cukup energi untuk menyatukan ADP dan
fosfat anorganik menjadi ATP, kemudian sitokrom c mereduksi sitokrom a.
Pada keadaan aerobik atau pada mikroorganisme yang bersifat aerobik, jenis sitokrom a yang
dimiliki adalah sitokrom aa3 atau sitokrom oksidase. Pada tahap selanjutnya sitokrom oskidase ini
kemudian akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen yang merupakan zat yang paling elektronegatif
dalam rantai tersebut, dan merupakan akseptor elektron terakhir.
Setelah menerima elektron dari sitokrom oksidase, oksigen tersebut kemudian bergabung
dengan ion H+ yang dihasilkan dari oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b membentuk air (H2O). Oksidasi
yang terakhir ini menghasilkan energi yang cukup besar untuk dapat menyatukan ADP dan gugus fosfat
anorganik menjadi ATP. Jadi, secara keseluruhan ada tiga tempat pada Transport elektron yang
menghasilkan ATP (Jakubowski,. 2008).
Uji oksidase berfungsi untuk menentukan adanya sitokrom oksidase yang dapat ditemukan pada
mikroorganisme tertentu. Mikroorganisme aerobik dan anaerobik fakultatif memiliki enzim sitokrom
oksidase dan oksigen sebagai akseptor elektronnya sehingga dalam uji ini akan memberikan hasil uji
positif yang ditunjukkan dengan perubahan warna koloni bakteri menjadi hitam dalam waktu 30 menit
setelah penambahan reagen uji. Perubahan warna ini disebabkan sitokrom oksidase mengoksidasikan
larytan reagen. Pada mikroorganisme anaerobik obligat akan memberikan hasil uji negatif yang ditandai
dengan tidak terjadi peruabahn warna (Lay, 1994).