Uji Emisi (Ku)dfd

7
UJI EMISI Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai meningkatnya nilai konsumsi atas barang dan jasa menimbulkan efek terhadap kualitas lingkungan hidup. Sebagai contoh peningkatan kepemilikan kendaraan selalu disertai dengan meningkatnya jumlah emisi gas buangan ke udara sehingga meningkatkan tingkat polusi. Sementara kebutuhan sarana transportasi merupakan kebutuhan dasar masyarakat dalam mendukung mobilitas baik barang maupun jasa dalam meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat. Sehingga pada sektor ini menuntut pemerintah menyediaan prasarana transportasi. Uji emisi adalah pengukuran gas buang kendaraan bermotor untuk mendeteksi kinerja mesin kendaraan. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Pasal 1 No 141tahun 2003 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor Yang Sedang Diproduksi, maka yang dimaksud dengan ambang batas emisi gas buang kendaraan baru bahwa pengertian ambang batas gas emisi bagi kendaraan baru adalah batas maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor yang sedang di produksi. Sedangkan bagi kendaraan lama berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 5 tahun 2006 tentang Ambang Batas Gas Buang

description

dfddsfsdfdsf

Transcript of Uji Emisi (Ku)dfd

UJI EMISI

Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai meningkatnya nilai konsumsi

atas barang dan jasa menimbulkan efek terhadap kualitas lingkungan hidup. Sebagai

contoh peningkatan kepemilikan kendaraan selalu disertai dengan meningkatnya

jumlah emisi gas buangan ke udara sehingga meningkatkan tingkat polusi. Sementara

kebutuhan sarana transportasi merupakan kebutuhan dasar masyarakat dalam

mendukung mobilitas baik barang maupun jasa dalam meningkatkan kemampuan

ekonomi masyarakat. Sehingga pada sektor ini menuntut pemerintah menyediaan

prasarana transportasi.

Uji emisi adalah pengukuran gas buang kendaraan bermotor untuk

mendeteksi kinerja mesin kendaraan. M e n u r u t K e p u t u s a n M e n t e r i N e g a r a

L i n g k u n g a n H i d u p P a s a l 1 N o 1 4 1 tahun 2003 Tentang Ambang Batas

Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor  Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor

Yang Sedang Diproduksi, maka yang d i m a k s u d d e n g a n a m b a n g b a t a s

e m i s i g a s b u a n g k e n d a r a a n b a r u b a h w a p e n g e r t i a n a m b a n g

b a t a s g a s e m i s i b a g i k e n d a r a a n b a r u a d a l a h b a t a s

maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung

dari pipa gas buang kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor yang

sedang di produksi. Sedangkan bagi kendaraan lama berdasarkan Peraturan Menteri

Lingkungan H i d u p N o 5 t a h u n 2 0 0 6 t e n t a n g A m b a n g B a t a s

G a s B u a n g K e n d a r a a n B e r m o t o r L a m a a d a l a h b a t a s

m a k s i m u m z a t a t a u b a h a n p e n c e m a r y a n g boleh dikeluarkan

langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor tipe lama.

Sehubungan dengan usia kendaraan maka pemeriksaan dan

perawatan diperlukan karena sejalan dengan usia pakai kendaraan

kinerja mesin dan kondisi gas buang akan menurun. Melalui perawatan rutin

seperti penyetelan m e s i n , p e m b e r s i h a n f i l t e r u d a r a , d a n l a i n - l a i n

e m i s i g a s b u a n g C O d a p a t b e r k u r a n g h i n g g a 5 0 % , H C

h i n g g a 3 5 % , d a n p a r t i k u l a t h i n g g a 4 5 % . Disamping itu

efisiensi bahan bakar pun dapat mencapai antara 3%-10%.

Tanpa langkah pengendalian emisi lalu lintas yang konkret, pertumbuhan

kendaraan bermotor yang cepat di kota-kota besar disertai dengan

kondisi e m i s i r a t a - r a t a k e n d a r a a n y a n g m e l e b i h i

a m b a n g b a t a s e m i s i a k a n memperburuk kualitas udara dan

menimbulkan kerugian biaya kesehatan,produktivitas, dan ekonomi yang

makin besar.

Emisi gas yang dihasilkan oleh pembakaran kendaraan bermotor pada

umumnya berdampak negatif terhadap lingkungan. Sehingga perlu diambil beberapa

langkah untuk dapat mengendalikan gas buang yang dihasilkan tersebut. Salah satu

caranya adalah dengan pemeriksaan atau uji emisi berkala untuk mengetahui

kandungan gas buang kendaraan yang berpotensi mencemari lingkungan. Pada

negara-negara yang memiliki standar emisi gas buang kendaraan yang ketat, ada 5

unsur dalam gas buang kendaraan yang akan diukur yaitu senyawa HC, CO, CO2,

O2 dan senyawa NOx. Sedangkan pada negara-negara yang standar emisinya tidak

terlalu ketat, hanya mengukur 4 unsur dalam gas buang yaitu senyawa HC, CO, CO2

dan O2.

Secara umum upaya pengendalian pencemaran udara melalui pengendalian

emisi gas buang kendaraan bermotor didasarkan pada perundang-undangan dibidang

lingkungan dan angkutan jalan. Perundang-undangan dibidang lingkungan terkait

dengan pengaturan ambang batas emisi gas buang, sedangkan peraturan dibidang

angkutan jalan terkait dengan proses pemeriksaan kelayakan kendaraan bermotor.

Beberapa peraturan yang mendukung akan pelaksaan pemeriksaan kendaraan

bermotor untuk kelayakan kendaraan bermotor secra nasional adalah Undang-undang

No 23 tahun1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-undang No 22

tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No 141 tahun 2003 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang

Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor yang sedang diproduksi,

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 05 tahun 2006 tentang Ambang

Batas Kendaraan Bermotor Lama dan PERDA serta PERGUB yang dikeluarkan oleh

atau tiap masing-masing daerah.

Perda Pengendalian Pencemaran Udara mengatur bahwa penanggulangan

pencemaran udara dari kendaraan bermotor meliputi pengawasan terhadap penataan

ambang batas emisi gas buang, pemeriksaan emisi gas buang kendaraan bermotor,

perawatan emisi gas buang kendaraan bermotor, pemantauan mutu udara ambien

disekitar jalan, pemeriksaan emisis gas buang kendaraan bermotor dijalan dan

pengadaan bahan bakar ramah lingkungan. Dari ketentuan ini dapat diketahui bahwa

pemeriksaan emisi hanya merupakan satu dari rangkaian upaya penanggulan

pencemaran udara oleh kendaraan bermotor. Selanjutnya diatur bahwa kendaraan

bermotor wajib memenuhi ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor dan

menjalani uji emisi sekurang-kurangnya setiap 6 bulan sekali. Kendaraan bermotor

yang lulus uji akan diberi tanda lulus uji. Pengujian dilakukan oleh instansi yang

bertanggung jawab dibidang lalu lintas dan angkutan jalan atau pihak swasta yang

telah memenuhi syarat.

Pergub uji emisi selanjutnya mengatur bahwa uji emisi wajib dilaksanakan

terhadap kendaraan bermotor yang meliputi mobil bus, mobil barang, kendaraan

khusus, kereta gandengan, kereta tempelan, kendaraan umum, mobil penumpang,

dan sepeda motor. Mobil penumpang mencakup mobil penumpang umum, mobil

penumpang tidak umum, dan mobil penumpang instansi pemerintah. Selanjutnya

pergub ini mengatur bahwa setiap kendaraan bermotor yang berjenis mobil bus,

mobil barang, kendaraan khusus, kereta gandengan, kereta tempelan, kendaraan

umum, mobil penumpang umum yang dioperasikan dijalan wajib melakukan uji

berkala sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan. Adapun pelaksanaan pengujian berkala tersebut adalah Dinas Perhubungan.

Selain kendaraan jenis diatas, pengujian emisi juga wajib dilakukan terhadap mobil

penumpang bukan umum dan sepeda motor. Adapun yang melaksanakan pengujian

tersebut adalah bengkel pelaksana uji emisi dan dilakukan oleh teknisi uji emisi.

Pergub Ambang Batas Emisi mengatur tentang ambang batas emisi yang

harus dipenuhi oleh kendaraan bermotor agar dapat lulus uji emisi. Batas-batas emisi

gas buang yang dapat lulus uji adalah :

1. Kendaraan bermotor beroda 4 berbahan bakar bensin

- Kadar CO maksimal 3% dan HC maksimal 700ppm untuk mobil produksi

dibawah 2007.

- Kadar CO maksimal 1,5% dan HC maksimal 200ppm untuk mobil produksi

2007 keatas.

2. Kendaraan bermotor beroda 4 berbahan bakar solar

- Kadar opasitas (kadar timbal) maksimal 50% untuk yang berbobot 3,5 ton

kebawah.

- Kadar opasitas maksimal 60% untuk yang berbobot lebih besar dari 3,5 ton.

3. Sepeda motor

- CO maksimal 4,5% dan HC 12.000ppm untuk sepeda motor 2 langkah

produksi dibawah 2010.

- CO maksimal 5,5% dan HC 2.400ppm untuk sepeda motor 4 langkah

produksi dibawah 2010.

- CO maksimal 4,5% dan HC 2.000ppm untuk sepeda motor 2 dan 4 langkah

produksi di pada 2010 dan sesudahnya.

Daftar Pustaka

http://www.cadudasa.com/2010/06/uji-emisi.html diakses pada tanggal 06 Mei 2013

http://rengkodriders.wordpress.com/2012/05/08/pengertian-uji-emisi-terhadap-

mesin/ diakses pada tanggal 06 Mei 2013

http://jasaujiemisikendaraan.blogspot.com/2013/03/alasan-kenapa-kendaraan-harus-

di-uji.html diakses pada tanggal 06 Mei 2013

http://sains.kompas.com/read/

2008/12/16/12464422/2009..Sepeda.Motor.Juga.Diuji.Emisi diakses pada tanggal 06

Mei 2013

http://sains.kompas.com/read/2008/12/16/%2011435257/

Uji.Emisi..Beda.Kendaraan.Beda.Ambang.Batasnya diakses pada tanggal 06 Mei

2013

http://hukum.unsrat.ac.id/men/menlh_5_2006.pdf diakses pada tanggal 06 Mei 2013