UJI EFEK FRAKSI ASAM DAN BASA DAUN MINDI (Melia Azedarach L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH...
-
Upload
fegama2302 -
Category
Documents
-
view
74 -
download
0
description
Transcript of UJI EFEK FRAKSI ASAM DAN BASA DAUN MINDI (Melia Azedarach L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH...
UJI EFEK FRAKSI ASAM DAN BASA DAUN MINDI (Melia Azedarach L.)
TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH
MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN
(Proposal)
Oleh
SITI MUNFAIYAH
08311071
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TULANG BAWANG
LAMPUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan modern yang semakin pesat dan
canggih di zaman sekarang ini, ternyata tidak mampu menggeser atau
mengesampingkan begitu saja obat tradisional, tetapi justru hidup
berdampingan dan saling melengkapi. Hal ini terbukti dari banyaknya peminat
pengobatan tradisional. Namun yang menjadi masalah dan kesulitan bagi para
peminat obat tradisional adalah kurangnya pengetahuan dan informasi yang
memadai mngenai berbagai jenis tumbuhan yang dipakai sebagai obat
tradisional untuk pengobatan penyakit tertentu (Dalimartha, Setiawan., 2000).
Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan RI juga mendukung
pengobatan tradisional yang berkembang di Indonesia, terutama untuk
mengantisipasi harga obat yang mahal. Untuk itu, telah terbit Surat Keputusan
Mentri Kesehatan tentang pembentukan Sentra Pengembangan dan Penerapan
Pengobatan Tradisional (Sentra P3T) (Dalimartha, Setiawan., 2000).
Prospek pengembangan produksi tanaman obat semakin pesat saja meningkat
perkembangan industri obat modern dan obat tradisional terus meningkat.
Kondisi ini turut dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat yang semakin
meningkat tentang manfaat tanaman sebagai obat. Masyarakat semakin sadar
akan pentingnya kembali ke alam (back to nature) dengan memanfaatkan
obat-obat alami. Banyak masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya dengan mengkonsumsi produk alami (Djauhariya, E., dan
Hernani., 2004).
Sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang silam manusia telah mengetahui
mengenai manfaat obat-obatan yang berasal dari sumber alam hayati. Pada
hakekatnya, tumbuh-tumbuhan mempunyai nilai yang sangat tinggi untuk
digunakan dalam bidang kesehatan. Di Indonesia, obat tradisional jamu telah
membuka peluang untuk berhubungan dengan berbagai jenis obat-obatan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan (Achmad, S.A, dkk, 2008).
Penggunaan tumbuh-tumbuhan oleh penduduk seringkali berdasarkan
pertimbangan rasional sehubungan dengan pengetahuan tentang senyawa-
senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan ini yang diketahui mempunyai
aktivitas biologi. Namun, ada juga diantara senyawa-senyawa ini yang tidak
dapat dijelaskan menggunakan pertimbangan tersebut sehingga perlu dilakukan
penyelidikan lebih lanjut. Akhir-akhir ini terlihat adanya kecenderungan untuk
berlomba-lomba menentukan aktivitas biologi ekstrak tumbuhan obat, yang
seringkali memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa kimia yang
mempunyai bioaktivitas terkait, dan modifikasi kimia untuk memperoleh
senyawa terapetik yang potensial (Achmad, S.A, dkk, 2008).
Meskipun obat modern berkembang cukup pesat, namun potensi obat
tradisional terutama yang berasal dari tumbuhan tetap tinggi. Hal ini
disebabkan obat tradisional dapat diperoleh tanpa resep dokter, dapat diramu
sendiri, bahan baku tidak perlu diimpor, dan tanaman obat dapat ditanam
sendiri oleh pemakainya (Djauhariya, E., dan Hernani., 2004).
Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat, dikenal dan digunakan oleh
masyarakat adalah tumbuhan mindi (Melia azedarach L.) dari famili
Meliaceae. Tumbuhan ini, pada bagian daunnya mempunyai khasiat sebagai
peluruh cacing usus (anthelmintik), peluruh kencing (diuretik), malaria,
gangguan saluran pencernaan atau maag, kencing manis atau diabetes, dan
memelihara rasa nyeri (Dalimartha, Setiawan., 2003).
Kandungan kimia daun, buah, dan biji tanaman mindi (Melia azedarach L.)
adalah saponin, flafonoid, dan polifenol, di samping itu daun dan buahnya juga
mengandung alkaloid (Syamsuhidayat , S.S. dan Jonny Ria H., 1991).
Berdasarkan hasil penelitian (Meilina, Evy., 2004), bahwa ekstrak etanol daun
mindi (Melia azedarach L.) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada
mencit secara bermakna. Akan tetapi penelitian yang dilakukan masih
merupakan penelitian pendahuluan, sehingga belum dapat dipastikan zat aktif
yang berkhasiat untuk menurunkan kadar glukosa darah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Uji Efek Fraksi Asam dan Basa Daun Mindi (Melia
azedarach L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan
Yang Diinduksi Aloksan”.
1.2 Perumusan Masalah
Apakah fraksi asam atau basa dalam daun mindi (Melia azedarach L)
berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit jantan yang
diinduksi aloksan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mengetahui efek fraksi asam dan basa daun mindi
(Melia azedarach L.) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit
jantan yang diinduksi aloksan.
1.4 Manfaat Penelitian
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang daun mindi (Melia
azedarach L.) dapat digunakan sebagai penurun kadar glukosa darah sebagai
alternatif pengobatan diabetes.
1.5 Hipotesis
Fraksi asam atau basa dalam daun mindi (Melia azedarach L.) berpengaruh
terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit jantan yang diinduksi
aloksan.