UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA -...

94
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FUNGI ENDOFIT DARI BUAH TANAMAN NANGKA MUDA Artocarpusheterophyllus Lamk) TERHADAP Staphylococcus aureus, Shigella dysentriae dan Escherichia coli SKRIPSI M.RIZAL ROSYIDI SULISTYO AZIZ 1113102000008 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA OKTOBER 2017

Transcript of UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA -...

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FUNGI ENDOFIT DARI

BUAH TANAMAN NANGKA MUDA Artocarpusheterophyllus

Lamk) TERHADAP Staphylococcus aureus, Shigella dysentriae

dan Escherichia coli

SKRIPSI

M.RIZAL ROSYIDI SULISTYO AZIZ

1113102000008

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

OKTOBER 2017

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FUNGI ENDOFIT DARI

BUAH TANAMAN NANGKA MUDA (Artocarpus heterophyllus

Lamk) TERHADAP Staphylococcus aureus, Shigella dysentriae

dan Escherichia coli

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

M.RIZAL ROSYIDI SULISTYO AZIZ

1113102000008

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

OKTOBER 2017

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

iii

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

iv

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

v

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

vi

ABSTRAK

Nama : M. Rizal Rosyidi Sulistyo Aziz

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Uji Aktivitas Antibakteri Fungi Endofit dari Buah

Tanaman Nangka Muda (Artocarpus heterophylus Lamk)

Terhadap Staphylococcus aureus, Shigella dysentriae dan

Escherichia coli

Endofit merupakan mikroorganisme menguntungkan yang berinteraksi dengan

tanaman inangnya tanpa menyebabkan gangguan atau kerusakan pada tanaman

inang, Fungi endofit juga mampu menghasilkan metabolit sekunder yang

memiliki aktivitas serupa dengan tanaman inangnya. Artocarpus heterophyllus

Lamk merupakan salah satu jenis tanaman buah tropis yang multifungsi dan di

Indonesia dikenal dengan Nangka. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya

mengenai skrining antibakteri ekstrak etanol buah nangka muda memiliki

aktivitas terhadap bakteri Escherichia coli dan Shigella dysentriae yang

menyebabkan diare. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolasi

fungi endofit, pemurnian fungi endofit, seleksi fungi endofit, karakterisasi fungi

endofit, uji kemurnian bakteri uji, fermentasi fungi endofit, ekstraksi hasil

fermentasi dan uji aktivitas ekstrak fungi endofit sebagai antibakteri. Fungi

endofit berhasil diisolasi sebanyak 4 (empat) isolat. Fermentasi dilakukan

selama 4-6 hari pada suhu ruang dengan metode shaker. Bakteri uji yang

digunakan yaitu bakteri Gram negatif (Escherichia coli ATCC 25922 dan

Shigella dysentriae ATCC 13335) dan bakteri Gram positif (Staphylococcus

aureus ATCC 25923). Aktivitas antibakteri ekstrak fungi endofit (0,5 mg/ml)

diuji terhadap tiga bakteri standar dengan metode difusi cakram menggunakan

Kloramfenikol (30μg/cakram) sebagai kontrol positif. Hasil uji aktivitas

antibakteri menunjukkan ekstrak fungi endofit dari buah tanaman

A.heterophyllus Lamk aktif sebagai antibakteri. Aktivitas antibakteri paling

tinggi ditunjukkan oleh ekstrak fungi fraksi etil asetat terhadap S.aureus dan

E.coli dengan diameter zona hambat masing-masing 8,10 mm dan 7,10 mm.

Kata Kunci : Antibakteri, Artocarpus heterophyllus Lamk, difusi cakram, Fungi

endofit,

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

vii

ABSTRACT

Name : M. Rizal Rosyidi Sulistyo Aziz

Study program : Pharmacy

Title : Antibacterial Activity Test from Endophytic Fungus Plant

Young Fruit Jackfruit (Artocarpus heterophylus L) against

Staphylococcus aureus, Shigella dysentriaeandEscherichia

coli

Endophytic is benefical microorganism that interacts with plant without causing

any harm to the host. Endophytic can improve the host growing and adaptation.

Besides endophytic can product second metabolites which have similar activities

to the host. Artocarpus heterophyllus Lamk is one of multifunctional tropical fruit

plants and in Indonesia known as Jackfruit. Based on the results of previous

studies on antibacterial screening of ethanol extract of young jackfruit fruit has

activity against bacteria Escherichia coli and Shigella dysentriae that cause

diarrhea. The method used in this research is the isolation of endophytic fungi,

purification of endophytic fungi, endophytic fungi selection, endophytic fungi

characterization, bacteria purity test, fermentation of endophytic fungus, and

examine their antibacterial activity of endhophytic fungi. A total of 4 isolates of

endophytic fungi were obtained from Artocarpus heterophyllus young fruit.

Fermentation of endhophytic fungi have done for 4-6 days at room temperature

by shaker method. Test bacteria used were Gram negative bacteria (Escherichia

coli ATCC 25922 and Shigella dysentriae ATCC 13335) and Gram positive

bacteria (Staphylococcus aureus ATCC 25923) .The antibacterial activity of

endophytic fungi extract (0.5 mg/ ml) was tested against three bacteria standard

with disc diffusion method using chloramphenicol (30 μg / disc) as positive

control The results of antibacterial activity test showed the extract of endophytic

fungi from A.heterophyllus L plant as active in antibacteria. The highest

antibacterial activity was shown by ethyl acetate endophytic fungi extract to

S.aureus and E.coli with inhibitory zone diameter of 8.10 mm and 7.10 mm

respectively.

Keywords: Antibacterial, Artocarpus heterophyllus L, Endophytic fungi, disc

diffusion

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil aalamiin, puji dan syukur penulis panjatkan atas

kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul

“Uji Aktivitas Antibakteri Fungi Endofit dari Buah Tanaman Nangka Muda

(Artocarpus heterophylus Lamk) Terhadap Staphylococcus aureus, Shigella

dysentriae danEscherichia coli”. Sholawat serta salam tak lupa tercurahkan

kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga

akhir zaman.

Skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam

penelitian sampai penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya

bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda M Budi Raharjo dan Ibunda Sutini

yang senantiasa mencurahkan cinta, kasih sayang, do’a, nasihat, serta

dukungan baik moral maupun materil.

2. Adik tersayang Aghniya khansa fiddaraini telah memberikan doa serta

dukungan baik moral maupun materil.

3. Prof. Dr. Atiek Soemiati, M.Si., Apt, dan Bapak Saiful Bahri, M.Si selaku

pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan, ilmu, masukan,

dukungan, dan semangat kepada penulis.

4. Dr. Arif Sumantri, M.KM selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Nelly Suryani, Ph.D, Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

ix

telah membimbing dan menerima keluh kesah selama perkuliahan.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan yang telah bersedia memberikan ilmunya kepada penulis

selama masa perkuliahan.

8. Teman-teman Tim Endofit: Lisa, Nuril, Yaya, Puspa, Ajeng, Vita, Ghifar,

Abbas yang telah berjuang bersama dalam penelitian ini, memberikan

motivasi dan bantuan selama penelitian.

9. Teman-teman Pria Farmasi 2013 seperjuangan Ghifaril Aziz, Ahmad

Hasyim Abbas, Hasan Asyari Khatib, Asyrak Fahruzzaman, Muhammad

Faisal, Muhammad Faris Hadiningrat, Rizal Rosyidi yang selalu sharing

kebahagiaan dan masalah bersama-sama

10. Teman-teman seperjuangan di laboratorium: Anggi Hilya, Aulia

Wardahani, Luthfia Wikhdatul, Ramaza Rizka, Aisyah, Puspa Novadianti,

Lisa Fizilalin, Nurillah Dwi Novarienti, Zakiyatul Munawaroh yang telah

memberikan motivasi dan bantuan selama penelitian.

11. Teman-teman sejawat program studi Farmasi UIN Jakarta angkatan 2013

atas persaudaraan dan kebersamaan yang telah terjalin dan memotivasi

penulis baik selama pengerjaan skripsi ini maupun selama di bangku

perkuliahan.

12. Seluruh laboran Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Jakarta atas kerjasamanya selama melakukan penelitian di

laboratorium.

13. Semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan penyelesaian

naskah skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung yang namanya

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

x

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : M.Rizal Rosyidi Sulistyo Aziz

NIM : 1113102000008

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah

saya dengan judul :

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FUNGI ENDOFIT DARI BUAH

TANAMAN NANGKA MUDA (Artocarpus heterophylus Lamk)

TERHADAP Staphylococcus aureus, Shigella dysentriae danEscherichia coli

Untuk dapat diakses melalui Digital Library Perpustakaan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas

sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Tanggal : 13 Oktober 2017

(M.Rizal Rosyidi Sulistyo Aziz)

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.5 Hipotesis 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Artocarpus heterophylus L 5

2.1.1 Klasifikasi 7

2.1.2 Nama Daerah dan Nama Asing 7

2.1.3 Bagian Tanaman yang dipakai 8

2.1.4 Kandungan Kimia 8

2.1.5 Efek Farmakologis 9

2.1.6 Aktivitas Antimikroba 10

2.2 Mikroba 11

2.2.1 Definisi 11

2.2.2 Macam-macam Mikroba 11

2.2.2.1 Bakteri 11

2.2.2.2 Kapang 12

2.2.2.3 Khamir 14

2.3 Karakterisasi 15

2.3.1 Karakterisasi Bakteri 15

2.3.2 Karakterisasi Kapang 16

2.3.3 Karakterisasi Khamir 16

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

xii

2.4 Metabolit Sekunder Kapang Endofit 17

2.5 Pertumbuhan Bakteri 17

2.5.1 Kurva Pertumbuhan Bakteri 17

2.6 Fungi Endofit 18

2.6.1 Definisi 18

2.6.2 Manfaat Mikroba Endofit 19

2.7 Bakteri Uji 20

2.7.1 Bakteri Gram Positif 20

2.7.1.1 Staphylococcus aureus 20

2.7.2 Bakteri Gram Negatif 22

2.7.2.1 Escherichia coli 21

2.7.2.2 Shigella dysentriae 22

2.8 Antibakteri 22

2.8.1 Mekanisme Kerja Antibakteri 23

2.9 Uji Aktivitas Antibakteri 23

2.9.1 Metode Disc Difussion 23

2.9.2 Metode Dilusi 24

2.10 Antibakteri Pembanding 24

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN 26

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitan 26

3.2 Alat 26

3.3 Bahan 26

3.3.1 Tanaman Uji 26

3.3.2 Bahan Penelitian 26

3.3.3 Medium 26

3.3.4 Bakteri Uji 27

3.4 Sterilisasi Alat 27

3.5 Prosedur Penelitian 27

3.5.1 Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroba 27

1. Pembuatan Media PDA (Potato Dextrose Agar) 27

2. Pembuatan Media NA (Nutrient Agar) 27

3. Pembuatan Media MHA (Mueller Hinton Agar ) 28

4. Pembuatan Media PDY ( Potato Dextrose Yeast) 28

3.5.2 Isolasi Fungi Endofit 28

3.5.2.1 Sterilisasi Permukaan 28

3.5.2.2 Pemurnian Fungi Endofit 29

3.5.3 Karakterisasi Makroskopis dan Mikroskopis 29

3.5.4 Seleksi Isolat Fungi Endofit 30

3.5.5 Fermentasi 30

3.5.6 Ekstraksi Hasil Fermentasi 31

3.5.7 Peremajaan Bakteri Uji 31

3.5.8 Uji Kemurnian Bakteri Uji 32

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

xiii

3.5.9 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji 32

3.5.10 Uji Aktivitas Antibakteri 33

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 34

4.1 Determinasi Tanaman ........................................................................ 34

4.2 Isolasi dan Pemurnian Kapang Endofit............................................... 34

4.2.1 Isolasi Kapang Endofit .............................................................. 34

4.2.2 Karakterisasi Isolat Kapang Endofit.......................................... 36

4.3 Seleksi Kapang Endofit yang Berpotensi sebagai Antibakteri ........... 40

4.4 Fermentasi dan Ekstraksi Kapang Endofit ......................................... 42

4.4.1 Fermentasi ............................................................................... 42

4.4.2 Ekstraksi Hasil Fermentasi ........................................................ 43

4.5 Uji Kemurnian Bakteri Uji.................................................................... 44

4.6 Uji Aktivitas Antibakteri....................................................................... 46

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 50

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 50

5.2 Saran .................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51

LAMPIRAN.......................................................................................................... 56

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1Tanaman Artocarpus heterophyllus L. 7

Gambar 2.2 Struktur Kimia Isoquercitrin 9

Gambar 2.3 Kurva Pertumbuhan Bakteri 18

Gambar 2.4 Rumus Bangun Kloramfenikol 24

Gambar 4.1 Bagian Buah Artocarpus heterophyllus L untuk Isolasi 35

Gambar 4.2 Pengamatan makroskopik Isolat BT.3B 36

Gambar 4.3 Pengamatan mikroskopik Isolat BT.3B 36

Gambar 4.4 Pengamatan makroskopik Isolat BU.2B 37

Gambar 4.5 Pengamatan mikroskopik Isolat BU.2B 37

Gambar 4.6 Pengamatan makroskopik Isolat BP.2B 38

Gambar 4.7 Pengamatan mikroskopik Isolat BP.2B 38

Gambar 4.8 Pengamatan makroskopik Isolat BP.3B 39

Gambar 4.9 Pengamatan mikroskopik Isolat BP.3B 39

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Nangka 6

Tabel 3.2 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Nangka Muda 10

Tabel 3.3 Nilai KHM Ekstrak Etanol Buah Nangka Muda 10

Tabel 4.1 Daftar Isolat Fungi Endofit Buah Tanaman A. heterophyllus L 35

Tabel 4.2 Diameter Hambat Hasil Seleksi Fungi Endofit 41

Tabel 4.3. Perolehan Berat Ekstrak Isolat Fungi Endofit 43

Tabel 4.4 Hasil Uji Kemurnian Bakteri Uji 45

Tabel 4.5 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri 46

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Bagan Alur Penelitian .................................................................... 56

Lampiran 2. Surat Hasil Determinasi Tanaman Artocarpus heterophyllus L....... 57

Lampiran 3. Bagan Tahapan Isolasi Fungi Endofit ............................................. 58

Lampiran 4. Bagan Tahapan Pemurnian Fungi Endofit ...................................... 59

Lampiran 5. Bagan Tahapan Karakterisasi Mikroskopis ................................... 60

Lampiran 6. Tahapan Seleksi Fungi Endofit....................................................... 61

Lampiran 7. Bagan Tahapan Fermentasi dan Ekstraksi........................................ 62

Lampiran 8. Bagan Cara Kerja Identifikasi Bakteri Uji ...................................... 63

Lampiran 9. Bagan Pembuatan Suspensi Bakteri Uji .......................................... 64

Lampiran 10. Bagan Uji Aktivitas Antibakteri .................................................... 65

Lampiran 11. Buah Tanaman Nangka Muda........................................................ 66

Lampiran 12. Hasil Isolat Fungi Endofit.............................................................. 68

Lampiran 13. Hasil Seleksi Fungi Endofit............................................................ 69

Lampiran 14. Proses Fermentasi Fungi Endofit.................................................... 72

Lampiran 15. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri....................................................... 74

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.

Salah satu tanaman berkhasiat obat yang sudah dikenal, dan digunakan

oleh masyarakat Indonesia yaitu tanaman nangka yang memiliki aktivitas

antibakteri (Artocarpus heterophyllus L). Nangka ditanam sebagai pohon

buah-buahan, merupakan tanaman asli di Nusa Tenggara serta dibudidayakan

di seluruh Asia Tropis. Nangka banyak digunakan sebagai bahan pangan dan

pengobatan penyakit malaria, demam, diare, disentri, bisul, penyakit kulit,

sakit gigi, tuberkulosis dan penyakit pada limpa.

Pada jaringan tanaman terdapat mikroorganisme yang diperkirakan

memiliki kemampuan sama dalam memproduksi bahan aktif yang dihasilkan

oleh tanaman induknya yang disebut dengan mikroba endofit. Sementara itu,

mikroba endofit yang terdapat dalam jaringan tanaman umumnya berupa

bakteri, kapang, dan khamir. Kapang adalah organisme yang paling sering

ditemukan sebagai endofit (Strobel GA & Daisy B, 2003)

Endofit merupakan mikroorganisme menguntungkan yang berinteraksi

dengan tanaman inangnya tanpa menyebabkan gangguan atau kerusakan pada

tanaman inang, Fungi endofit juga mampu menghasilkan metabolit sekunder

yang memiliki aktivitas serupa dengan tanaman inangnya (Arifin Syamsul,

2008).

Mikroba endofit di dalam bagian tanaman dapat terdiri dari bermacam

mikroorganisme, salah satunya yang paling banyak diisolasi yaitu kapang

(Ramadhan, 2011). Mikroba endofit merupakan mikroba yang hidup didalam

jaringan tanaman pada periode tertentu dan mampu hidup dengan membentuk

koloni dalam jaringan tumbuhan tanpa membahayakan inangnya. Mikroba

endofit memiliki potensi besar dalam pencarian sumber-sumber obat baru. Hal

ini karena mikroba merupakan organisme yang mudah ditumbuhkan, memiliki

siklus hidup yang singkat dan dapat menghasilkan jumlah senyawa bioaktif

dalam jumlah besar melalui proses fermentasi. Mikroba endofit dapat diisolasi

dari jaringan akar, batang, daun dan yang paling umum ditemukan adalah dari

jenis fungi (Strobel,2003).

1

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kapang endofit juga dapat diisolasi dari bagian organ tumbuhan yang

masih segar dan telah dilakukan sterilisasi permukaan. Kemampuan kapang

endofit dalam memproduksi senyawa metabolit sekunder sesuai dengan

tanaman inangnya merupakan peluang yang besar dan dapat diandalkan

sebagai cara alternatif untuk memproduksi senyawa bioaktif yang berkhasiat

(Agusta, 2009).

Penelitian sebelumnya mengenai skrining antibakteri eksrak etanol buah

nangka muda terhadap bakteri Escherichia coli dan Shigella dysentriae yang

menyebabkan diare. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode

difusi agar pada konsentrasi 50, 75, 100 dan 125 mg/mL dan tetrasiklin

dengan konsentrasi 36,30 μg/mL digunakan sebagai standar. Kromatografi

lapis tipis dilakukan untuk mengetahui senyawa marker dari buah nangka

muda. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol buah

nangka muda terhadap E. coli yaitu 1,25 mg/mL dan 2,5 mg/mL terhadap S.

dysentriae. Ekstrak etanol buah nangka muda pada konsentrasi 50 mg/mL

sebanding dengan tetrasiklin pada konsentrasi 36,30 μg/mL terhadap E. coli

dan 35,48 μg/mL terhadap S. dysentriae. Ekstrak etanol buah nangka muda

memberikan hasil positif terhadap senyawa golongan fenolat yang

berflouresensi merah muda dibawah sinar UV 366 nm dan memberikan warna

hitam dengan penampak bercak FeCl3 dengan nilai Rf 0,77. Ekstrak etanol

buah nangka muda mempunyai aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan S.

dysentriaeserta menunjukkan kandungan senyawa fenolat dengan nilai Rf 0,77

(Umi Yuniarni,2013).

Penelitian lain juga menunjukkan kristal nanopartikel yang disintesa dari

ekstrak buah nangka muda menunjukkan zona hambat yang lebih besar

daripada antibiotik standar yang dipakai yaitu Ampisilin, Penisilin, Bavistin

terhadap bakteri Escherichia coli dan Streptobacillus sp (Basavegowda, et al

.,2015)

Pada penelitian ini digunakan tiga bakteri uji yaitu Bakteri Staphylococcus

aureus (ATCC 25923), Shigella dysentriae(ATCC 13335), dan Escherichia

coli (ATCC 25922). Bakteri ini merupakan penyebab paling sering seseorang

terkena diare di Indonesia. Bakteri ini merupakan flora normal di saluran

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pencernaan tubuh manusia. Pada saat jumlah bakteri di saluran pencernaan

meningkat dan bakteri keluar dari saluran pencernaan menuju ke daerah yang

normalnya tidak ada ketiga bakteri, contohnya bila bakteri Escherichia coli di

dalam saluran pencernaan masuk ke dalam saluran kandung kemih dapat

menyebabkan sistitis. Pada keadaan seperti ini maka ketiga bakteri ini dapat

bersifat patogen. Ketiga bakteri ini dapat menyebabkan beberapa penyakit

seperti infeksi saluran kemih, meningitis dan sepsis (Kusuma,2009).Kondisi

inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai isolasi fungi endofit dan uji aktivitasnya sebagai antibakteri.

Selain itu secara empiris, berdasarkan kebiasaan masyarakat daerah

Padarek-Garut, diare akut dapat diobati dengan menggunakan dua buah

nangka muda segar (±20- 35gram), yang dikunyah dengan penambahan

sedikit garam dapur dan kemudian ditelan, digunakan sebanyak dua kali

sehari. Ternyata dalam dua hari terbukti dapat menyembuhkan diare akut

(Umi Yuniarni,2013).

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.2 Rumusan masalah

Adanya potensi aktivitas antibakteri berdasarkan penelitian sebelumnya

dari ekstrak etanol buah nangka muda terhadap bakteri E. coli dan S.

dysentriae yang menyebabkan diare, namun belum adanya penelitian lebih

lanjut mengenai isolasi dan uji aktivitas dari isolat fungi endofit.

1.3 Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui fungi endofit yang diisolasi dari buah tanaman nangka

(Artocarpus heterophyllusLamk)

2. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri fungi endofit dari buah tanaman

nangka (Artocarpus heterophyllusLamk) terhadap bakteri E. coli, S.

dysentriae dan S. Aureus

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritik

Diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan baru mengenai

ilmu mikrobiologi mengenai fungi endofit.

1.4.2 Manfaat Metodologik

Pengujian aktivitas antibakteri dengan menggunakan isolat fungi endofit

merupakan cara yang lebih efektif dan efisien tanpa harus memerlukan

bahan baku atau sampel yang banyak.

1.4.3 Manfaat Aplikatif

Dapat menjadi bahan informasi baru bagi para peneliti untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas dari isolat fungi endofit.

1.5 Hipotesis

Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya aktivitas antibakteri dari

ekstrak etanol buah tanaman nangka terhadap bakteri uji yang bersifat

patogen, maka isolat fungi endofit yang berasal dari tanaman yang sama

juga memiliki potensi yang sama sebagai antibakteri.

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Artocarpus heterophyllus Lamk

Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) merupakan salah satu

jenis tanaman buah tropis yang multifungsi dan dapat ditanam di daerah tropis

dengan ketinggian kurang dari 1.000 meter di atas permukaan laut yang berasal

dari India Selatan. Ciri-ciri buah nangka yang sudah matang yaitu memiliki duri

yang besar dan jarang, mempunyai aroma nangka yang khas walaupun dalam

jarak yang agak jauh, setelah dipetik daging buahnya berwarna kuning segar,

tidak banyak mengandung getah. Buah tersebut bisa dimakan langsung atau

diolah menjadi berbagai masakan (Widyastuti, 1993).

Tanaman nangka diduga merupakan tanaman asli India yang kini telah menyebar

luas keseluruh dunia, terutama Asia Tenggara. Ada dua macam nangka, yakni :

1 . Artocarpus heterophyllus Lamk atau Artocarpus integer (Thumb) Merr yang

biasa disebut nangka, dan

2. Artocarpus champeden (Lour) Stokes atau Artocarpus integrifolia Lf yang

biasa disebut cempedak.

Nangka merupakan tanaman hutan yang pohonnya dapat mencapai tinggi 25

m, kayunya besar, bila telah tua berwarna kuning hingga kemerahan. Seluruh

bagian tanaman bergetah dan getah nangka disebut pulut (Sunarjono. 2008).

Nangka memiliki beberapa jenis buah yang enak rasanya. Ada beberapa

jenis nangka yang populer di masyarakat karena keunikannya. Buahnya tak terlalu

komersial. Keistimewaannya yang membuat banyak orang tertarik

membudidayakannya dan memburu bibitnya, jenis nangka unik itu ialah nangka

mini dan nangka celeng. Adapun jenis yang tergolong komersial antara lain

sebagai berikut:

a.Nangka kunir

b.Nangka dulang

c.Nangka merah

d.Nangka mini

5

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e.Nangka celeng (Muchlisan.F.1994).

Buah nangka mengandung gizi cukup tinggi, kandungan gizi dalam buah nangka

dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel.2.1 Kandungan Gizi Nangka

Sumber : Direktorat Gizi Depkes R.I (1981)

No Kandungan Gizi Nangka Masak Nangka Muda

1 Kalori (kal) 106,00 51,00

2 Protein (g) 1,20 2,00

3 Lemak (g) 0,30 0,40

4 Karbohidrat (g) 27,60 11,30

5 Kalsium (mg) 20,00 45,00

6 Fosfor (mg) 19,00 29,00

7 Zat Besi (mg) 0,90 0,50

8 Vitamin A (SI) 330,00 25,00

9 Vitamin B1 (mg) 0,07 0,07

10 Vitamin C (mg) 7,00 9,00

11 Air (g) 70,00 85,40

12 Bagian dapat dimakan (%) 28,00 80,00

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.1 Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Morales

Famili : Moraceae

Genus : Artocarpus

Spesies : Artocarpus heterophyllusLamk

Gambar 2.1 : a. Tanaman Artocarpus heterophyllus Lb. Buah Artocarpus heterophyllus L

Sumber : (pribadi) diakses pada tanggal 16 Desembar 2016

2.1.2 Nama Daerah dan Nama Asing

a. Nama Daerah : Di Jawa misalnya, nangka dikenal dengan sebutan Nongko; di

Ambon: Anaane; di Aceh: Panaih; di Irian Jaya: Naknak atau Langge; di

Lampung: Lamasa atau Malasa: di Sumatera Barat: Cubadak(Yustina, 1993).

b. Nama Asing : di inggris : Jackfruit

(a) (b)

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.3 Bagian Tanaman yang Dipakai

Beberapa tanaman yang biasa dimanfaatkan adalah buah, buah nangka

banyak mengandung gizi cukup tinggi dan berkhasiatsebagai obat anti kanker dan

mencegah sembelit, tetapi bila dikonsumsi secara berlebihan buah ini dapat

menimbulkan gas dalam perut. Penderita infeksi usus atau maag tidak dianjurkan

untuk memakan buah nangka (Rukmana, 1997).

Saat ini,pemanfaatan nangka masih terbatas sehingga masyarakat hanya

mengkonsumsi daging buah segarnya saja, yaitu dami nangka. Dami nangka ini

biasanya dibuat manisan kering dan campuran sayur gudangan. Nangka muda

dibuat gudeg dan campuran sayur seperti pecel dan lodeh. nangka matang dibuat

sirup, dodol, keripik, kolak, puding atau dimakan dalam keadaan segar.

Keberadaan biji nangka yang sangat melimpah, belum banyak dimanfaatkan atau

dibuang begitu saja sebagai limbah. Pada umumnya biji nangka hanya

dimanfaatkan dalam bentuk biji nangka bakar, rebus, dan goreng (Widyastuti,

1993)

2.1.4 Kandungan Kimia

Buah nangka dilaporkan mengandung senyawa artocarpine, artocarpetin A,

cycloheterophyllin, artonins A, artonins B, morin, dihydromorin,

oxydihydroartocarpesin, cynomacurin, artocarpin, isoartocarpin, artocarpesin,

artocarpetin, norartocarpetin, cycloartinone and artocarpanone (Baliga M.S,

2011).

Ekstrak etanol buah nangka muda memberikan hasil positif terhadap

senyawa golongan fenolat yang berflouresensi merah muda dibawah sinar UV 366

nm dan memberikan warna hitam dengan penampak bercak FeCl3 dengan nilai Rf

0,77. Ekstrak etanol buah nangka muda mempunyai aktivitas antibakteri terhadap

E. coli dan S. dysentriae serta menunjukkan kandungan senyawa fenolat dengan

nilai Rf 0,77 (Umi Yuniarni,2013).

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil isolasi dari ekstrak etanol daun nangka diperoleh total senyawa

flavonoid sebesar 7,55 mg/g (Wang, et al., 2011). Pada penelitian lain yang

dilakukan oleh Omar dkk. (2011) dari hasil isolasi ekstrak n-butanol daun nangka

diperoleh senyawa dari golongan flavonoid yaitu isoquercitrin yang menunjuk

aktivitas farmakologinya sebagai antidiabetes.

Gambar 2.2 Struktur Kimia isoquercitrin(Wang et al., 2011)

Sumber : Natural product Research : Optimization of Ultrasonic-AssistedExtraction Of Total

Flavonoids From Leaves Of The Artocarpus heterophyllus byResponse Surface

Methodology

2.1.5 Efek Farmakologis

Nangka banyak digunakan sebagai bahan pangan dan pengobatan penyakit

malaria, demam, diare, disentri, bisul, penyakit kulit, sakit gigi, tuberkulosis dan

penyakit pada limpa. (Arifin Syamsul, 2008).Ekstrak biji nangka, kulit batang dan

akar digunakan untuk mengobati diare dan disentri. (Baliga M.S, 2011). Ekstrak

metanol, fraksi petroleum, dichloromethan, etil asetat dan butanol dari tangkai,

batang, akar, daun, buah dan biji nangkabersifat sebagai antibakteri spektrum luas

tetapi tidak terhadap fungi (Khan M.R., Omoloso A.D, 2003).

Berdasarkan data empiris dan kandungan kimia buah nangka muda yang

mengandung polifenol dan tanin, dimana biasanya polifenol dan tanin mempunyai

efek antibakteri, serta diare akut dapat diobati dengan menggunakan dua buah

nangka muda segar (±20- 35gram), yang dikunyah dengan penambahan sedikit

garam dapur dan kemudian ditelan, digunakan sebanyak dua kali sehari. Ternyata

dalam dua hari terbukti dapat menyembuhkan diare akut.

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.6 Aktivitas Antimikroba

Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan (Yuniarni dkk.,2013) mengenai

skrining antibakteri ekstrak etanol buah nangka muda terhadap bakteri

Escherichia coli dan Shigella dysentriae yang menyebabkan diare dengan metode

difusi agar diperoleh hasil aktivitas antibakteri yang dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah nangka muda terhadap E.Coli

dan S. dysentriae. (Zona hambat dalam mm)

Tabel 2.3 Nilai KHM ekstrak etanol buah nangka mudaterhadap Escherichiacoli

danShigella dysentriae

Keterangan : + = ada pertumbuhan bakteri

- = tidak ada pertumbuhan bakteri

Bakteri Rata-rata diameter hambat (mm) pada konsentrasi

ekstrak (ppm)

50.000 ppm 75.000 ppm 100.000 ppm 125.000 ppm

E.coli 11,73 12,56 12,83 13,53

S.dysentriae 11,47 12,30 12,53 13,3

Bakteri Rata-rata diameter hambat (mm) pada

konsentrasi ekstrak (ppm)

650 1250 2500 5000 7500

E.coli - + + + +

S.dysentriae - - + + +

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2 Mikroba

2.2.1 Definisi

Mikroba merupakan organisme berukuran mikroskopis yang antara lain

terdiri dari bakteri, fungi dan virus (waluyo, 2009). Bakteri merupakan mikroba

prokariotik yang rata-rata selnya berukuran 0,5-1 x 2-5 m, berbentuk elips, bola,

batang atau spiral (Pelczar dan chan ,2005).

Fungi adalah organisme eukariotik, bersifat heterotrof, dinding selnya

mengandung kitin, tidak berfotosintesis, mensekresikan enzim ekstraselular ke

lingkungan dan memperoleh nutrisi dengan cara absorbsi (Gandjar, 2006).

Berdasarkan penampakannya, fungi dikelompokkan kedalam kapang

(mold), khamir (yeast), dan cendawan (mushroom). Cendawan merupakan fungi

berukuran makroskopis, sedangkan kapang dan yeast adalah fungsi yang

berukuran mikroskopis. Menurut rachmawan (2001), rata-rata sel kapang

beukuran 1-5 x 5-30 m dan yeast berukuran 1-5 x 1-10 m. kapang adalah fungi

multiseluler berfilamen dengan susunan hifa yang menyerupai benang (brock et

al,2006).

Yeast merupakan fungi uniseluler. Pada yeast tertentu yang bersifat

patogenik seperti Candida sp, mengalami fase (dimorfisme) dalam siklus

hidupnya, yaitu fase yeast (membentuk sel tunggal) dan fase miselium untuk

penetrasi ke jaringan inangnya (Bambang, 2009).

2.2.2 Macam-Macam Mikroba

2.2.2.1 Bakteri

Bakteri adalah sel prokariotik yang khas; uniselular dan tidak mengandung

struktur yang terbatasi membran di dalam sitoplasmanya. Bentuk bakteri

bermacam-macam, yaitu sebagai berikut :

1. Bakteri berbentuk bulat

Bakteri berbentuk bulat atau dinamakan kokus (cocus); dapat dibedakan atas:

a. Monococcus, yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya Neisseria

gonorhoeae, penyebab penyakit kencing nanah.

b. Diplococcus, yaitu bakteri berbentuk bola yang bergandengan dua-dua,

misalnya Diplococcus pneumoniae, penyebab penyakit pneumonia atau

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

radang paru-paru.

c. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-empat,

sehingga bentuknya mirip kubus.

d. Streptococcus, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok memanjang

membentuk rantai (Irianto, 2002).

e. Staphylococcus, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni membentuk

sekoloni sel yang tidak teratur, sehingga bentuknya mirip dompolan buah

anggur. Bakteri ini sering ditemukan sebagai bakteri flora normal pada kulit

dan selaput lendir pada manusia. Dapat menjadi penyebab infeksi baik pada

manusia maupun pada hewan. Beberapa jenis bakteri ini dapat

menyebabkan keracunan makanan (Warsa dkk, 1993).

2. Bakteri berbentuk batang. Bakteri berbentuk batang dinamakan bacillus.

Bentuk basilus dapat pula dibedakan atas :

a. Basil tunggal, yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal

misalnya Salmonella typhi, penyebab penyakit tifus.

b. Diplobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua-dua.

c. Streptobasil,yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang

membentuk rantai misalnya Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks.

3. Bakteri berbentuk melilit, yang dinamakan spirillum atau spiral. Ada tiga

macam bentuk spiral, yaitu sebagai berikut :

a. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral, misalnya

Spirillum. Sel tubuhnya umumnya kaku.

b.Vibrio, atau bentuk koma yang dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna,

misalnya Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera.

c. Spirochaeta, yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang bersifat lentur.

Pada saat bergerak, tubuhnya dapat memanjang dan mengerut (Irianto,

2002).

2.2.2.2 Kapang

a. Morfologi Kapang

Kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari filamen yang bercabang

yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa disebut miselium. Miselium inilah bagian

dari tubuh fungi yang menyolok yang terbentuk dari kumpulan hifa yang

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bercabang – cabang membentuk suatu jala yang umumnya berwarna putih. Hifa

berisi protoplasma yang dikelilingi oleh suatu dinding yang kuat. Diameter hifa

umumnya tetap yaitu berkisar antara 3-30 m. spesies-spesies yang berbeda

memiliki diameter yang berbeda pula, dan ukuran diameter tersebut juga

dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (Carlile & Watkinson, 1994) pembentukan

miselium merupakan sifat yang membedakan grup-grup dalam fungi. Hifa dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu hifa vegetatif atau hifa tumbuh dan hifa fertil

yang membentuk bagian reproduksi. Pada kebanyakan kapang hifa fertil tumbuh

diatas permukaan, tetapi pada beberapa kapang mungkin terendam. Penyerapan

nutrisi terjadi pada permukaan miselium. Hifa- hifa yang sudah menjalin suatu

jaringan miselum yang makin lama makin tebal akan membentuk suatu koloni

yang dapat dilihat dengan kasat mata (Gandjar, et al. 2006).

b. Reproduksi Kapang

Reproduksi kapang dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara aseksual

dilakukan dengan :

1. Pembelahan (suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel yang serupa)

2. Penguncupan (suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inang)

3. Pembentukan Spora

c. Fisiologi Kapang

1. Kebutuhan Air

Pada umumnya kebutuhan air untuk pertumbuhan kapang lebih rendah

dibandingkan dengan khamir dan bakteri. Kadar air bahan pangan kurang dari 14-

15%, misalnya pada beras dan serealia, dapat menghambat atau memperlambat

pertumbuhan kebanyakan khamir.

2. Suhu Pertumbuhan

Kebanyakan kapang bersifat mesofilik yaitu tumbuh baik pada suhu kamar.

Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25-30°C

tetapi ada beberapa dapat tumbuh padasuhu 35-37°C atau pada suhu yang lebih

tinggi. Beberapa kapang bersifat psikotropik dan bersifat termolitik.

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Kebutuhan Oksigen dan pH

Semua kapang bersifat aerobic, yaitu membutuhkan oksigen untuk

pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat hidup pada kisaran pH 2-8,5 tetapi

biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi asam atau pH rendah.

4. Makanan

Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan

dari yang sederhana hingga kompleks. Kebanyakan kapang memproduksi enzim

hidrolitik, misal amylase, pectinase, proteinase, dan lipase, oleh karena itu dapat

tumbuh pada makanan- makanan yang mengandung pati, pektin protein atau lipid.

5. Komponen penghambat

Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat

organisme lainnya. Komponen itu disebut antibiotik, misalnya penisislin yang

diproduksi oleh Penicillium chrysogenum dan calvasin yang diproduksi oleh

Aspergillus clavatus. Pertumbuhan kapang biasanya berjalan lambat bila

dibandingkan dengan pertumbuhan khamir dan bakteri, oleh Karena itu jika

kondisi pertumbuhan memungkinkan semua mikroorganisme untuk tumbuh,

kapang biasanya kalah dalam berkompetisi dengan khamir dan bakteri. Tetapi

sekali kapang dapat mulai tumbuh, pertumbuhan yang ditandai dengan

pembentukan miselium dapat berlangsung cepat.

2.2.2.3 Khamir

a. Definisi

Khamir (yeast) adalah salah satu jenis protista eukariotik dari kelompok

jamur(fungi) yang tersebar luas di alam dan hidup di daerah yang memiliki

kelembaban rendah. Mikroba ini tidak dapat mengolah energi sinar matahari dan

umumnya hidup bebas. Jamur umumnya mempunyai morfologi yang relatif

kompleks, tetapi khamir terdapat dalam bentuk sel tunggal dengan panjang 5-

10m dan lebar 1-5 m (Dinata, 2007). Istilah khamir umumnya digunakan untuk

menyebut bentuk- bentuk yang menyerupai jamur dari kelompok Ascomycetes

yang tidak berfilamen tetapi uniseluler dengan bentuk ovoid dan spheroid

(Hidayat dkk,2006).

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Morfologi Khamir

Khamir dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik morfologinya.

Namun demikian sifat fisiologi juga dipentingkan bagi para ahli mikrobiologi

pangan. Beberapa karakteristik khamir antara lain (Hidayat dkk, 2006) :

1.Bentuk dan struktur

Bentuk khamir dapat sperikal sampai ovoid. Kadang dapat membentuk miselium

semu. Ukurannya juga bervariasi. Struktur yang dapat diamati meliputi dinding

sel, sitoplasma, vakuol air, globula lemak dan granula.

2. Reproduksi

Kebanyakan khamir melakukan reproduksi secara aseksual melalui pembentukan

tunas secara multilateral ataupun polar. Reproduksi secara aseksual menghasilkan

aksospora melalui konjugasi dua sel atau konjugasi aksospora yang menghasilkan

sel anakan kecil. Jumlah spora dalam askus bervariasi tergantung macam

khamirnya.

3. Karakteristik Kultur

khamir dapat membentuk lapisan film diatas permukaan medium cair.Sulit

membedakan antara khamir dengan bakteri pada medium agar, kecuali dengan

mikroskop. Koloni khamir yang masih muda biasanya lembab dan sering

berlendir dengan warna putih. Beberapa berwarna merah muda.

2.3 Karakterisasi

2.3.1 Karakterisasi bakteri

Salah satu cara yang dilakukan untuk melakukan karakterisasi terhadap

bakteri yaitu dengan teknik pewarnaan. Saat ini banyak senyawa organik yang

sering digunakan untuk pemeriksaan secara mikroskopis. Tujuan dari

pengembangan prosedur pewarnaan tersebut adalah :

a. mengamati dengan lebih baik bentuk morfologi mikroorganisme secara

kasar

b. mengidentifikasi bagian- bagian struktural sel mikroorganisme

c. membantu mengidentifikasi dan membedakan mikroorganisme yang serupa

(Pelczar, 1986)

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif

Berdasarkan komposisi dinding selnya, bakteri dibagi menjadi dua

golongan: bakteri Gram positif dan Gram negatif (Goering dkk., 2008). Bakteri

Gram positif mengandung lipid dengan konsentrasi rendah yaitu 1-4%. Sementara

pada bakteri Gram negatif dinding sel mengandung lipid dengan konsentrasi

tinggi yaitu 11-22%, selain itu bakteri gram negative mengandung lipoprotein,

membran luar fosfolipid, dan lipopolisakarida (Pelczar & Chan, 1986).

b. Teknik Pewarnaan Gram

Merupakan salah satu teknik pewarnaan differensial yang paling penting

dan paling luas digunakan untuk bakteri. Bakteri yang diwarnai dengan metode

Gram dibagi menjadi 2 kelompok yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif,

pada kelompok bakteri Gram positif dapat mempertahankan zat pewarna ungu

kristal dan tampak berwarna ungu tua. Sedangkan pada bakteri Gram negatif akan

terjadi kehilangan Kristal violet jika dicuci dengan alkohol 96% dan sewaktu

diberi warna merah safranin, tampak berwarna merah.

2.3.2 Karakterisasi Kapang

Melakukan karakterisasi kapang yaitu dengan mengamati morfologi secara

makroskopis dengan melihat karakteristik koloni suatu biakan, meliputi : warna

dan struktur permukaan koloni yaitu ada tidaknya tetes eksudat (exudate drops)

dan melihat ada atau tidaknya lingkaran kosentrasi (zonasi). Pengamatan koloni

dilakukan dimulai dari awal penanaman hingga pada waktu tertentu dan mencatat

semua perubahan yang terjadi (Gandjar et.al., 1999).

2.3.3 Karakterisasi Khamir

Pengamatan morfologi meliputi: morfologi koloni (warna, bentuk koloni,

tepi dan elevasi koloni) dan morfologi sel (bentuk sel, membentuk pseudo hifa

atau true hifa, reproduksi vegetatif (budding, fission, konidia) dan reproduksi

seksual bentuk spora: askospora dan basidiospora(Barnet, et.al.,2000).

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4 Metabolit Sekunder Kapang Endofit

Berbagai jenis endofit telah berhasil diisolasi dari tanaman inangnya, dan

telah berhasil dibiakkan dalam media perbenihan yang sesuai. Demikian juga

metabolit sekunder yang diproduksi oleh mikroba endofit telah berhasil diisolasi

dan dimurnikan serta telah dielusidasi struktur molekulnya.Metabolit sekunder

yang dihasilkan dari mikroba endofit memiliki bioaktivitas yang bermanfaat baik

dalam dunia farmasi maupun pertanian (Radji, M, 2005).

2.5 Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan adalah pertambahan teratur semua komponen suatu

organisme. Pada pertumbuhan bakteri terjadi sintesa yang khas dan berimbang

dari komponen komponen protoplasma dari bahan- bahan gizi (nutrien) yang

terdapat dalam lingkungan. Ini merupakan proses yang terus berubah menurut

waktu dan merupakan sifat utama makhluk hidup (Warsa dkk, 1993).

2.5.1 Kurva Pertumbuhan

Pembelahan bakteri didahului oleh peleburan bahan kromosom dari 2

bakteri. Akibatnya adalah timbul sel-sel bakteri dengan sifat- sifat yang berasal

dari sifat kedua induknya. Bakteri yang ditanam dalam perbenihan yang sesuai

dan pada waktu-waktu tertentu ditinjau jumlah bakteri yang hidup, dapat dilihat

suatu grafik yang dapat dibagi dalam 4 fase, yaitu :

1.Fase Penyesuaian Diri (lag phase)

Waktu penyesuaian ini umumnya berlangsung selama 2 jam. Bakteri belum

berkembang biak dalam fase ini, tetapi aktifitas metabolismenya sangat tinggi.

Fase ini merupakan persiapan untuk fase berikutnya.

2.Fase Pembelahan (logarhitmic phase/exponential phase) Bakteri berkembang

biak dengan berlipat 2, jumlah bakteri meningkat secara eksponensial. Untuk

kebanyakan bakteri fase ini berlangsung selama 18-24 jam. Pada pertengahan fase

ini pertumbuhan bakteri sangat ideal, pembelahan terjadi secara teratur, semua

bahan dalam sel berada dalam keadaan seimbang (balanced growth).

3.Fase Stasioner (stationary phase) Dengan meningkatkan jumlah bakteri,

meningkat juga jumlah hasil metabolisme yang toksik. Bakteri mulai ada yang

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mati, pembelahan terlambat. Pada suatu saat terjadi jumlah bakteri yang hidup

tetap sama dan menyebabkan gambaran grafik akan mendatar.

4.Fase Kemunduran/Penurunan (period of decline) Jumlah bakteri yang hidup

akan berkurang dan menurun. Keadaan lingkungan menjadi sangat jelek. Pada

beberapa jenis bakteri timbul bentuk-bentuk abnormal (bentuk involusi). Matinya

sel-sel mikroba ini disebabkan habisnya zat makanan dan menumpuknya zat

beracun (Warsa dkk, 1993).

Gambar 2.3 Kurva pertumbuhan bakteri Sumber : (Pratiwi, 2008)

2.6 Fungi Endofit

2.6.1 Definisi

Fungi endofit merupakan fungi yang hidupnya berada dalam jaringan

tumbuhan hidup dan biasanya tidak merugikan inangnya (Noverita et al, 2009).

Melimpahnya kandungan nutrisi dan mikroorganisme di dalam tanah

mengakibatkan tumbuhnya fungidi dalam jaringan tanaman. Fungi dapat masuk

ke dalam tanaman dengan cara masuknya hifa ke dalam akar melalui ronggga

intrasel epidermis sehingga mengakibatkan sel akar berlubang dan terjadinya

penetrasi hifa (Handayani, 2011).

Fungi endofit yang berhasil diisolasi dari tanaman inangnya dapat

menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang sama dengan yang dihasilkan

oleh tanaman aslinya (Radji, 2005). Kapang endofit dapat ditemukan hampir pada

semua tumbuhan di muka bumi ini, dan merupakan mikroba yang tumbuh di

dalam jaringan tumbuhan. Kapang endofit dapat diisolasi dari permukaan benih,

akar, batang, daun dan biji. Tetapi yang memiliki frekuensi isolat terbanyak pada

bagian akar. Hal ini sesuai dengan penelitian Paul et al., (2012) yang melaporkan

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bahwa akar adalah bagian yang paling tinggi isolatnya dibandingkan dengan

batang dan daun. Jaringan akar secara morfologi, fisik, dan kimianya

menyediakan habitat dan nutrisi bagi beragam komunitas mikroorganisme,

termasuk bagi kapang endofit.

Kapang endofit dapat membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa

membahayakan inangnya. Hubungan yang terjadi antara inang dan kapang endofit

bukan merupakan hubungan patogenitas. Kapang endofit yang terdapat dalam

tanaman dapat memacu perkecambahan, untuk bertahan dalam kondisi yang

kurang menguntungkan, mempercepat pertumbuhan, dan meningkatkan ketahanan

tanaman terhadap tekanan lingkungan (Syarmalina dalam Herlina et al., 2013).

2.6.2 Manfaat Fungi Endofit

Sebagian besar metabolit sekunder yang diproduksi oleh Fungi endofit telah

berhasil diisolasi dan dimurnikan serta telah dielusidasi struktur molekulnya.

Beberapa diantaranya adalah :

a. Fungi endofit yang menghasilkan Antibiotika

Dibidang farmasi fungi endofit yang umum digunakan dalam menghasilkan

antibiotik penisilin yaitu jenis jamur Penicillium, fungi endofit Acremonium dan

Neotyphodium yang berasosiasi dengan rumut-rumputan memproduksi senyawa

metabolit sekunder golongan amina dan amida (Agusta, 2009).Kapang endofit

Muscodor albus dariCinnamomum zeylanicum diketahui menghasilkan campuran

senyawa organik volatil dan mempunyai aktivitas antimikroba dengan spektrum

yang luas (Ezra, et al., 2004).

b. Fungi endofit yang menghasilkan metabolit sebagai antikanker

Kapang endofit Taxomyces andreane dari tanaman Taxus brevifolia

menghasilkan senyawa aktif berupa paclitaxel (taksol) yaitu obat antikanker

(Strobel & Daisy, 2003). Isaka, et al., (2010) melaporkan kapang endofit Xylaria

sp. dari tanaman Licuala spinosa mengandung senyawa Eremophilanoides yang

bersifat antikanker

c. Fungi endofit yang menghasilkan anti malaria

Senyawa Phomoarcherins A-C dihasilkan kapang endofit Phomopsis

archeri yang berasal dari tanaman obat Viguiera albindia, bersifat antimalaria

(Hemtasin, et al., 2011).

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Mikroba endofit yang memproduksi Antioksidan

Senyawa pestacin dan isopestacin yang diperoleh dari kultur endofit

Pestalotiopsis microspora dari tanaman Terminalia morobensis menunjukkan

aktivitas antimikroba dan antioksidan (Harper, et al., 2003).

2.7. Bakteri Uji

Dalam penelitian ini, bakteri yang digunakan antara lain : Bakteri

Staphylococcus aureus (ATCC 25923), Shigella dysenteriae (ATCC 13335) dan

Escherichia coli (ATCC 25922)

2.7.1 Bakteri Gram Positif

2.7.1.1 Staphylococcus aureus

Klasifikasi bakteri Staphylococcus aureus untuk lebih jelasnya dapat dilihat

sebagai berikut: (Handayani,2015).

Kingdom : Prokaryota

Divisio : Bacteria

Class : Schizomyces

Ordo : Eubacteriales

Famili : Micrococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

Bakteri merupakan kelompok organisme yang sangat omnivor

(memakan segalanya). Mereka mampu melaksanakan proses-proses

metabolisme dengan memanfaatkan segala macam sumber bahan

makanan,mulai substrat anorganik sampai bahan organik yang sangat

kompleks (Warsa dkk, 1993). Suhu pertumbuhan optimumnya adalah 35°C

dengan pH optimum 7,4. Pertumbuhan terbaik pada suasana aerob fakultatif

(Ayunda R.,2015).

BakteriS.aureus dapat menyerang seluruh tubuh. Bentuk klinisnya

tergantung dari bagian tubuh yang terkena infeksi. Contohnya adalah Toxic

Shock Syndrom (Suatu keadaan yang ditandai dengan panas mendadak,

diare, dan shock), keracunan makanan, ensefalitis, endokarditis, dan

septisema (Tim Mikrobiologi, 2013).

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7.2Bakteri Gram Negatif

2.7.2.1 Escherichia coli

Klasifikasi taksonomi (Krieg & Nolt 1984) :

Kingdom : Prokaryota

Divisi : Gracilicutes

Kelas : Scotobacteria

Ordo : Eubacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

Bakteri E.coli merupakan bakteri enterik yaitu bakteri berbentuk batang

pendek dengan ukuran 0,5 μm x 3,0 μm Gram negatif, tidak berspora, gerak

positif. Mempunyai kapsul atau selubung tipis ada juga yang tidak berkapsul sama

sekali.

Infeksi oleh bakteri enterik dapat berupa infeksi pada usus dan infeksi dari

luar usus. Infeksi pada usus paling sering disebabkan oleh bakteri-bakteri yang

termasuk didalam genus Escherichia, Salmonella dan Shigella. Penyakit yang

ditimbulkan antara lain enteritis, gastroenteritis, kolitis hemoragik, disentri basiler

dan demam enterik dengan gejala yang menonjol ialah diare. Infeksi diluar usus

yang paling sering dijumpai adalah sistitis dan infeksi saluran kemih lainnya,

infeksi saluran nafas, meningitis dan lainnya.

E. coli adalah bakteri oportunis yang banyak ditemukan didalam usus besar

manusia sebagai flora normal. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi primer pada

usus misalnya diare pada anak dan juga dapat menimbulkan infeksi pada jaringan

tubuh lain diluar usus. Bakteri E. coli sering ditularkan melalui makanan, air, dan

orang ke orang. E. coli merupakan bakteri nonpatogenik fakultatif anaerobik

terutama pada usus manusia. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi

primer pada usus misalnya diare pada anak dan travelers diarrhea, seperti juga

kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus.Bentuk

dari bakteri ini adalah batang pendek (kokobasil). Ukuran bakteri ini 0,4-0,7 μm,

dan beberapa strain mempunyai kapsul.

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7.2.2Shigella dysentriae

Klasifikasi menurut (Dwidjoseputro, 1998) antara lain:

Kingdom : Prokaryota

Divisi : Bacteriophyta

Kelas : Gammaproteobacteria

Ordo : Eubacteriales

Famili : Bactericeae

Genus : Shigella

Spesies : Shigella dysenteriae

Shigella dysenteriae merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang,

tidak berflagel, dan ukuran 0,5-0,7 μm x 2-3 μm. Sifat pertumbuhan adalah aerob

dan fakultatif anaerob, pH pertumbuhan 6,4-7,8, suhu pertumbuhan optimum

37oC.Bakteri ini dapat menyebabkan disentri basiler. Disentri adalah salah satu

dari berbagai gangguan pencernaan yang ditandai dengan peradangan usus

terutama kolon, disertai nyeri perut dan buang air besar yang sering mengandung

darah dan lendir (Pelczar, 1986).

2.8 Antibakteri

Antibakteri adalah suatu substansi kimia yang diperoleh dari, atau dibentuk

oleh berbagai spesies mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah mampu

menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Amoksisilin merupakan

antibiotik yang menyebabkan penghambatan pada pembentukan ikatan seberang

silang dan pada konsentrasi rendah amoksisilin menghambat pembentukan ikatan

glikosida, sehingga pembentukan dinding sel bakteri baru akan terganggu dan

mengakibatkan terlihatnya bakteridengan bentuk yang panjang tanpa dinding

sekat. Pada konsentrasi tinggi, ikatan seberang silang terganggu dan pembentukan

dinding sel terhenti. Sifat-sifat antibiotik sebaiknya adalah: menghambat atau

membunuh patogen tanpa merusak inang, bersifat bakterisid dan bukan

bakteriostatik, berspektrum luas, tidak bersifat alergik atau menimbulkan efek

samping, tidak aktif dalam plasma, cairan atau eksudat dan level bakterisidal

didalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktulama. Aktivitas suatu zat

yang bersifat antibakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor penting seperti

konsentrasi bahan, komposisi medium, suhu, jenis bakterinya(Warsa dkk, 1993).

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.1. Mekanisme Kerja Antibakteri

Antibiotik mengganggu (interfere) bagian-bagian yang peka didalam sel,

yaitu (Warsa dkk, 1993) :

1. Penghambatan Pertumbuhan Oleh Analog

Dalam kelompok ini termasuk sulfonamida. Pada umumnya bakteri memerlukan

para-aminobenzoat (PABA) untuk sintesis asam folat, yang diperlukan dalam

sintesis purin.

2. Menghambat Sintesis Dinding Sel

Sel bakteri dikelilingi oleh suatu struktur kaku yang disebut dinding sel, yang

melindungi membran protoplasma dibawahnya terhadap trauma, baik osmotik

maupun mekanik. Karena itu, setiap zat yang mampu merusak dinding sel atau

mencegah sintesisnya, akan menyebabkan terbentuknya sel-sel yang peka

terhadap tekanan osmotik. Diantara antibiotik yang mempengaruhi dinding sel

adalah penisilin, fosfomisin, sikloserin, ristosetin, vankomisin dan basitrasin

3. Penghambat Fungsi Membran Sel

Membran sel merupakan pembatas osmotik bagi bebasnya difusi antara

lingkungan luar dan dalam sel. Ia mempengaruhi konsentrasi metabolit dan bahan

gizi didalam sel dan merupakan tempat berlangsungnya pernafasan dan aktivitas

biosintetik tertentu.

4. Penghambat Sintesis Protein

Sintesis protein merupakan hasil akhir dari dua proses utama yaitu:

a. Transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA- dependent dan

b. Translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

2.9 Uji Aktivitas Antibakteri

2.9.1 Metode Disc Diffusion

Untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Cakram yang berisi agen

antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme

yang akan berdifusi pada media agar tersebut.Area jernih mengindikasikan adanya

hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan

media agar (Sylvia, 2008).

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.9.2 Metode Dilusi

Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair (broth dilution) dan

dilusi padat ( solid dilution)

a. Metode Dilusi Cair

Metode ini mengukur (MIC) minimum inhibitory concentration atau KHM

(Kadar Hambat Minimum) dan KBM (Kadar Bunuh Minimum). Cara

yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen animikroba

pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji agen

antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya

pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang

ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media

cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen mikroba, dan diinkubasi

selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah diinkubasi

ditetapkan sebagai KBM (Sylvia, 2008 ).

b. Metode Dilusi Padat

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media

padat(solid). Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen

antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba

uji (Sylvia, 2008).

2.10 Antibakteri pembanding

Karakteristik Kloramfenikol digunakan sebagai antibakteri pembanding

adalah sebagai berikut (Farmakope Indonesia Edisi ke- V, 2014) :

1. Rumus bangun

Gambar 2.4 Rumus bangun kloramfenikol (Sumber : FI edisi ke-V, 2014)

2. Rumus Kimia : C11H12Cl2N2O5

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Pemerian :Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih

hingga putih kelabu atau putih kekuningan; Larutan praktis netral terhadap lakmus

P; stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam.

4.Kelarutan :Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam propilen

glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat.

5.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Simpan ditempat sejuk dan kering

Kloramfenikol merupakan sediaan bakteriostatik alamiah berspektrum luas

golongan amphenicol, yang berasal dari jamur Streptomyces venezuelae ,dan

sekarang telah dibuat secara sintetik di laboratorium. Kloramfenikol bersifat

bakteriostatik terhadap semua bakteri Gram positif dan sejumlah bakteri Gram

negatif, namun pada konsentrasi tinggi dapat bersifat bakterisidal terhadap

bakteri-bakterri tertentu (Ganiswarna, 1995).

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan lokasi penelitan

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai dengan Agustus

2017 di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Farmasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah.

3.2 Alat

Alat- alat yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain ; cawan petri,

laminar air flow (Minihelic), bunsen dan pemantik api, jarum ose, autoklaf (ALP

Ogawa Seiki), hot plate (Cimarec), oven (memmert), neraca analitik(AND GH-

202), incubator (C 3000), mikroskop cahaya (Shimadzu), labu ukur (pyrex),

batang pengaduk, batang L, pipet tetes, spatula, mikropipet

(Thermoscientific),beaker glass (pyrex), erlenmeyer (Schott duran), dan alat gelas

lainnya yang digunakan di laboratorium.

3.3 Bahan

3.3.1 Tanaman Uji

Bahan tanaman yang akan digunakan yaitu bagian buah tanaman nangka

(Artocarpus heterophylus L)yang masih berumur kurang lebih 2 minggu setelah

tumbuh dari bakal buah yang diperoleh dari Kecamatan Ngambon, Kabupaten

Bojonegoro Provinsi Jawa Timur yang telah dideterminasi di Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong , Bogor.

3.3.2 Bahan Penelitian

Aquades, etanol 70%, aquades steril, NaCl 0,9%,natrium hipoklorit

(NaOCl)5,25%,paper disc 6 mm, kertas saring, alumunium foil, tissue, kain kasa,

kapas, kertas saring.

3.3.3 Medium

Beberapa medium yang akan digunakan yaitu Nutrient Agar (Merck),

Potato Dextrose Agar (Merck), Mueller Hinton Agar (Merck), dan Potato

Dextrose Yeast (Merck).

26

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.4 Bakteri Uji

Pada penelitian ini menggunakan 3 jenis bakteri yaitu : Staphylococcus

aureus (ATCC 25923) Escherichia coli (ATCC25922) dan Shigella dysentriae

(ATCC13335)

3.4 Sterilisasi Alat

Alat yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu menggunakan air mengalir

dan dikeringkan. Selanjutnya alat gelas seperti beaker glass, cawan petri

dibungkus dengan kertas lalu dilakukan sterilisasi. Proses sterilisasi dilakukan

dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121C selama 15 menit.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroba

1. Pembuatan Media PDA (Potato Dextrose Agar )

Sebanyak 39 g PDA selanjutnya ditambahkan dengan 1 liter aquades,

kemudian dipanaskan diatas hot plate hingga mendidih sambil dihomogenkan

menggunakan magnetic stirrer. Dilakukan sterilisasi menggunakan autoclaf

selama 15 menit pada suhu 121C . Sebanyak 10 ml media dituang kedalam

cawan petri secara aseptis dan sebanyak 5 ml media dituang kedalam tabung

reaksi untuk media PDA miring , tabung diletakkan dengan posisi miring +/- 45C

dan dibiarkan memadat pada suhu ruang (Rustanti, 2007).

2. Pembuatan Media NA ( Nutrient Agar )

Media NA digunakan untuk seleksi kapang endofit yang memiliki potensi

sebagai anti bakteri. Sebanyak 20 g Nutrient Agar dimasukan kedalam labu yang

sudah berisi 1 liter aquades. Kemudian dipanaskan diatas hot plate hingga

mendidih sambil dihomogenkan menggunakan magnetic stirrer. Lalu dilakukan

sterilisasi menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121C . Sebanyak 10

ml media dituang kedalam cawan petri dan sebanyak 5 ml media dituang kedalam

tabung reaksi utuk media NA miring,tabung diletakkan dengan posisi miring +/-

45C di Laminar Air Flowdan dibiarkan sampai memadat (Rustanti, 2007).

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Pembuatan Media MHA ( Mueller Hinton Agar )

Pembuatan Media MHA dilakukan untuk melakukan pengujian aktivitas

antibakteri. Sebanyak 38 gMHA ditambahkan dengan 1 liter aquades, kemudian

dipanaskan diatas hot plate hingga mendidih sambil dihomogenkan menggunakan

magnetic stirrer. Lalu dilakukan sterilisasi menggunakan autoklaf selama 15

menit pada suhu 121 C. sebanyak 10 ml media dituang kedalam cawan petri.

Dilakukan sterilisasi menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121C.

tabung diletakkan dengan posisi miring +/- 45C, biarkan media memadat di

Laminar Air Flow (Conda Laboratories, 2014).

4. Pembuatan Media PDY ( Potato Dextrose Yeast)

Media PDY dibuat dengan cara ditimbang sebanyak 200 g kentang yang

telah dikupas dan dibersihkan, ditambahkan 500 mL akuades, kemudian

dipanaskan hingga mendidih sekitar 15 menit. Ekstrak kentang disaring,

kemudian ditambahkan Dextrose sebanyak 22 g dan Yeast Extract 4,4 g,

campuran diaduk hingga homogen. Setelah larutan dingin ditambahkan akuades

sampai 1000 mL. Selanjutnya media PDY dimasukkan ke dalam botol fermentasi

sebanyak 250 mL kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121C selama

15 menit (Maryanti, 2015).

3.5.2 Isolasi Fungi Endofit

3.5.2.1 Sterilisasi Permukaan

Bagian buah tanaman nangka yang masih segar dicuci dengan aliran air

selama 10 menit. Selanjutnya bagian buah dipotong menjadi tiga bagian, masing-

masing bagian kemudian dipotong sepanjang 1 cm. Potongan buah ini disterilisasi

permukaannya dengan mencuci (merendam) dalam etanol 75% selama 1 menit,

kemudian selama 5 menit dalam larutan NaOCl 5,25 %, dan terakhir selama 0,5

menit dalam etanol 75% (Croizer, et.al., 2006; Rahmi, et.al., 2012). Untuk

mengisolasi kapang endofit dari buah nangka ini, potongan buah dibuat 2 bagian

selanjutnya secara hati hati potongan buah ini diletakkan secara berhadapan pada

media isolasi PDA yang sudah dipadatkan. Media PDA diinkubasi pada suhu

ruang selama 14 hari. Proses sterilisasi hingga proses pengeringan semuanya

harus dilakukan secara aseptis di ruang LAF Cabinet (Strobel, et.al.,2003).

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5.2.2 Pemurnian Fungi Endofit

Fungi yang tumbuh pada belahan buah nangka selama proses inkubasi,

dimurnikan dengan propagasi koloni yaitu memotong dan mentransfer secara

aseptik sebagian miselium kapang ke dalam media kultur baru secara aseptis.

Fungi yang tumbuh dari sayatan buah nangka diambil dengan menggunakan

jarum ose yangsebelumnya dipijarkan terlebih dahulu diatas api kemudian

digoreskan ke media PDA yang baru (working culture). Penggoresan dilakukan

dengan menggunakan metode penggoresan (streak) dengan metode penggoresan

sinambung dan pada media miring PDA(stock culture). Working culture fungi

endofit kemudian inkubasi pada suhu ruangan selama 7-9 hari selanjutnya stock

culture diinkubasi pada suhu ruang selama 5-7 hari kemudian disimpan pada suhu

4 C dalam lemari pendingin. Melakukan karakterisasi isolat hasil isolasi

berdasarkan ciri - ciri makroskopis dan mikroskopisnya (Nasih, 2009

dimodifikasi).

3.5.3 Karakterisasi Makroskopis dan Mikroskopis

Identifikasi fungi endofit yang dilakukan adalah pengamatan karakter

morfologi fungi. Pengamatan morfologi fungi menggunakan biakan fungi endofit

umur lima hari dari hasil pemurnian. Pengamatan morfologi kapang meliputi

warna dan struktur permukaan koloni, ada atau tidaknya tetes eksudat (exudate

drops), warna eksudat, diameter koloni, dan ada atau tidaknya lingkaran

konsentris (zonasi).(Gandjar,1999 dengan modifikasi)Pengamatan morfologi

khamir meliputi morfologi koloni (warna, bentuk koloni, tepi dan elevasi koloni)

dan morfologi sel (bentuk sel, membentuk pseudo hifa atau true hifa, reproduksi

vegetatif (budding, fission, konidia) dan reproduksi seksual bentuk spora:

askospora dan basidiospora (Barnet, et.al., 2000). Pengamatan mikroskopis

preparat kapang meliputi pertumbuhan hifa, ada atau tidaknya sekat pada

hifa,bentuk dan warna konidia (Ramadhan,2011).

Untuk pengamatan secara mikroskopik, dilakukan dengan pembuatan

preparat terlebih dahulu untuk dilakukan pengamatan dengan mikroskop cahaya.

Cara pembuatan preparat sebagai berikut : Inokulum kapang pada media agar

diambil dari cawan petri dengan menggunakan jarum ose. Selanjutnya Inokulum

kapang diletakkan diatas kaca objek steril yang sudah diteteskan dengan media

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PDA.Kaca objek ditutup dengan cover glass kemudian ditekan secara perlahan.

Kemudian Preparat ditetesi dengan alkohol 96%, lalu ditetesi dengan methylene

blue sebanyak 1 tetes (Ariyono,2014). Isolat kapang diamati dengan

menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 100x,200x,dan 400x (Hafsari

& Asterina,2012).

3.5.4 Seleksi Isolat Fungi Endofit yang Berpotensi Sebagai Antibakteri

Seleksi fungi endofit dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa

jumlah isolat fungi yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri yang

selanjutnya untuk dilakukan proses fermentasi. Seleksi dilakukan dengan

menggunakan metode agar disk. Isolat fungi dengan usia 14 hari yang

sebelumnya telah dimurnikan diambil beberapa bulatan sesuai jumlah bakteri uji

menggunakan sedotan steril dengan diameter 7 mm. Selanjutnya bulatan fungi

diletakkan pada cawan yang berisi medium NA padat dan suspensi bakteri.

Kemudian kultur diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam (Khokra, et al, 2008).

3.5.5 Fermentasi

Fermentasi dilakukan bertujuan untuk memperoleh sel kapang endofit dalam

jumlah yang banyak sehingga senyawa metabolit yang dihasilkan dapat optimal

(Ramadhan, 2011). Proses ini dilakukan pada saat koloni berumur 2-3 minggu,

koloni kapang endofit murni diambil sebanyak 3 bulatan kira-kira 1x1 cm terdiri

dari hifa dan agar kemudian diinokulasikan kedalam wadah botol bening yang

telah berisi 200 ml media PDY. Diinkubasi selama 5 hari pada rotatory shaker

dengan kecepatan 170 rpm suhu 37oC. Biomassa dipanen dengan menggunakan

sentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit pada suhu 4oC kemudian

diambil bagian supernatannya (Kumala, & Wahyudi, 2007)

Fermentasi biakan khamir pertama-tama dibuat stok kultur sel khamir,

Pembuatan Stok Kultur Sel Khamir dari masing masing isolat diambil 1 ose dan

dipindahkan ke dalam labu Erlenmeyer 50 mL yang berisi 10 mL media PDY

cair, kemudian diinkubasi bergoyang selama 18 jam dengan kecepatan 120 rpm,

dan suhu 30C. Setelah 18 jam sebanyak 1% sel khamir dipindahkan ke dalam

labu Erlenmeyer 250 mL yang berisi 50 mL media fermentasi yaitu media PDY

diinkubasi bergoyang selama 18 jam dengan kecepatan 120 rpm pada suhu 30C,

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prosedur ini dilakukan menurut metode Rao et al (2005).

3.5.6 Ekstraksi hasil Fermentasi

Kultur hasil fermentasi dilakukan ekstraksi dengan cara : dipisahkan antara

media fermentasi dan biomassa. Selanjutnya pada supernatan dilakukan filtrasi

dengan menggunakan kertas saring. Kemudian diekstraksi dengan menggunakan

pelarut n-heksan dengan perbandingan 1:1 (Kharismaya,2010) kemudian dipartisi

dalam corong pisah. Campuran didiamkan hingga terbentuk dua lapisan (atas dan

bawah). Lapisan atas (n-heksan) diambil sebagai fraksi n-heksan dan dipekatkan

dengan rotary evaporator pada suhu 40-50C sampai terbentuk ekstrak kental.

Lapisan bawah selanjutnya dipartisi dengan menggunakan etil asetat dengan

perbandingan 1:1 didalam corong pisah. Campuran didiamkan sampai terbentuk

dua lapisan (atas dan bawah). Lapisan atas (etil asetat) diambil sebagai fraksi etil

asetat dan dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40-50C sampai

terbentuk ekstrak kental (Nurhayati,2012 dengan modifikasi).

Bagian biomassa dihancurkan menggunakan lumpang dan alu yang

disemprotkan alkohol 70% dahulu, kemudian diekstraksi dengan pelarut metanol.

Penambahan metanol cukup hingga biomassa terendam. Lalu didiamkan kurang

lebih selama 24 jam, rendaman biomassa selanjutnya disaring untuk mendapatkan

filtrat. Jika Filtrat yang diperoleh masih keruh dilakukan perendaman lagi sampai

diperoleh filtrat bening sebagai fraksi metanol. Fraksi metanol selanjutnya

dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40-50C sampai terbentuk

ekstrak kental (Mpila dkk.,2012).

3.5.7 Peremajaan Bakteri uji

Peremajaan bakteri Staphylococcus aureus, Shigela dysentriae dan

Escherichia coli diinokulasi sebanyak satu ose ke media NA miring yang

selanjutnya diinkubasikan pada suhu 35C selama 18-24 jam. Pengerjaan

dilakukan secara steril didalam Laminar Air Flow (Radji, 2006).

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5.8 Uji Kemurnian Bakteri Uji

Identifikasi mikroskopik dilakukan dengan Pewarnaan Gram.Bakteri uji

diambil sebanyak satu ose kemudian diletakkan diatas kaca objek yang telah

ditetesi 1-2 tetes dengan NaCl 0,9%. Bakteri disebar pada kaca objek dengan

menggunakan ose bulat kemudian fiksasi dengan melewatkan preparat diatas api

Bunsen, Larutan Kristal violet diteteskan diatas preparat dan di biarkan 1 menit,

kemudian preparat dibilas dengan air mengalir. Preparat kemudian ditetesi dengan

cairan lugol dibiarkan selama 45-60 detik, kemudian dibilas dengan air mengalir.

Selanjutnya preparat ditetesi dengan alkohol 96% dan digoyang-goyangkan

selama 30 detik dan dibilas menggunakan air mengalir. Proses selanjutnya ditetesi

dengan safranin dan didiamkan selama 1-2 menit. Preparat dibilas kembali dengan

menggunakan air mengalir dsn dilakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan

perbesaran 100 kali (Rachmayani,2008).

3.5.9 Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Pembuatan suspensi bakteri uji dilakukan dengan cara masing masing

bakteri hasil peremajaan dibuat menjadi suspensi mikroba 109 sesuai dengan

kekeruhan Mc Farland III dengan cara beberapa ose biakan bakteri dimasukkan

secara aseptis kedalam tabung reaksi yang telah diisi larutan NaCl 0,9% kemudian

dihomogenkan menggunakan vortex. Kekeruhan suspensi bakteri yang dibuat

dibandingkan dengan kekeruhan standar Mc Farland III. Apabila kekeruhan

belum sama, biakan bakteri diinokulasi kembali kedalam suspensi yang dibuat

sehingga diperoleh kekeruhan yang sama dengan standar (Radji,2006).

Suspensi bakteri 109 yang sudah dibuat kemudian diencerkan sehingga

diperoleh suspensi bakteri 106, pengenceran dilakukan dengan cara suspensi 109

dipipet 1 ml kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml NaCl 0,9% sehingga

diperoleh suspensi bakteri 108. suspensi 108 dipipet 1 ml kedalam tabung reaksi

yang berisi 9 ml NaCl 0,9% sehingga diperoleh suspensi bakteri 107. Suspensi

107 dipipet 1 ml kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml NaCl 0,9% sehingga

diperoleh suspensi bakteri 106(Radji, 2006 dan Bobby, 2013).

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5.10 Uji Aktivitas Antibakteri

Dilakukan uji aktivitas antibakteri untuk masing-masing ekstrak,

menggunakan metode difusi cakram. Bakteri uji yang digunakan adalah S. aureus

,S. dysentriaedan E. coli. Kontrol positif yang digunakan adalah cakram

kloramfenikol dan kontrol negatifnya adalah pelarut dari fraksi ekstrak yang

digunakan.Ekstrak uji Fungi endofit masing- masing fraksi dibuat konsentrasi 500

ppm (Lemriss et al. 2003).

Suspensi bakteri uji sebanyak 1 mL dipipetkan kedalam cawan Petri, lalu

dituangkan 15 mL MHAsebagai media pertumbuhan bakteri, kemudian

dihomogenkan dengan cara menggoyangkan cawan searah dan dibiarkan

memadat selama 10 menit pada suhu 37C. Secara aseptik, kertas cakram kosong

steril diserapkan sebanyak 20 l masing- masing ekstrak ditunggu sampai kertas

cakram kering, diletakkan diatas media perbenihan yang sudah memadat dengan

menggunakan pinset steril dan antibiotik pembanding (kloramfenikol) dan kontrol

negatif dengan masing-masing pelarut dari fraksi ekstrak yang digunakan.

Kemudian diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37°C. Daerah bening disekitar

cakram menunjukkan adanya daerah hambat mikroba (DDH) dalam satuan

milimeter (mm) (Kumala, 2008).

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi Tanaman

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari determinasi tanaman uji yang telah

dideterminasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Bogor.

Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman uji yang digunakan adalah

(Artocarpus heterophyllus Lamk) suku Moraceae. Tanaman Nangka (Artocarpus

heterophyllus Lamk) yang digunakan sebagai sampel penelitian ini diperoleh dari

Desa Ngambon Kab. Bojonegoro, Jawa Timur. Determinasi dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui identitas tanaman uji. Hasil determinasi tanaman dapat

dilihat pada Lampiran 2 halaman 57.

4.2 Isolasi dan Karakterisasi Fungi Endofit

Penggunaan tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus L) sebagai sampel

uji berdasarkan beberapa ketentuan, diantaranya tanaman nangka merupakan

tanaman yang mudah dan banyak digunakan masyarakat sebagai bahan pangan

dan pengobatan penyakit, nangka muda memiliki sejarah etnobotani berdasarkan

penggunaan secara tradisional oleh masyarakat Ngambon Bojonegoro secara

turun temurun.

4.2.1 Isolasi fungi Endofit

Fungi endofit telah dilakukan isolasi dari buah tanaman nangka

(Artocarpus heterophyllus L) dari suku Moraceae. Isolasi dilakukan dengan

metode direct seed planting yaitu dengan cara menempelkan langsung bagian

tanaman pada media isolasi kemudian diinkubasi pada suhu ruang dan diamati

pertumbuhannya setiap hari. Media isolasi yang digunakan yaitu PDA (Potato

Dextrose Agar). PDA merupakan medium umum yang digunakan untuk

peremajaan dan isolasi kapang endofit (Ramadhan, 2011). Setiap fungi endofit

yang berhasil tumbuh pada medium isolasi kemudian dimurnikan dan

diremajakan pada medium PDA yang baru. Peremajaan fungi endofit merupakan

34

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hal yang harus dilakukan secara teratur. Berdasarkan hasil isolasi yang dilakukan,

didapatkan 4 isolat fungi endofit yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1. Daftar hasil Isolasi Fungi Endofit Buah Tanaman Artocarpus

heterophyllus Lamk

Bagian Buah Kode Hasil

BP

(Buah Pangkal)

BP.1

BP.2

BP.3

x

BT

(Buah Tengah)

BT.1

BT.2

BT.3

x

x

BU

(Buah Ujung)

BU.1

BU.2

BU.3

x

x

Keterangan :

✓ : Tumbuh

x : Tidak Tumbuh

Dari sejumlah isolat fungi yang didapat yaitu 4 (empat) isolat yaitu 1 kapang dan

3 khamir, kemudian dilakukan uji aktivitasnya terhadap bakteri uji. Hal ini

merupakan proses seleksi fungi yang mempunyai potensi sebagai antibakteri.

Proses seleksi fungi ini menggunakan metode agar disk, selanjutnya kapang yang

memiliki potensi antibakteri dilakukan ke tahap fermentasi.

BP BT BU

Gambar 4.1 Bagian buah Artocarpus heterophyllus Lamk yang diisolasi (Sumber : Pribadi, 2017)

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.2 Karakterisasi Isolat Fungi Endofit

a. Isolat BT. 3B

Isolat BT.3B memiliki permukaan koloni kapang berwarna putih seperti

kapas dan bagian pinggir berwarna putih permukaan kapang rata dan

diameter 85 mm pada hari ke 7. Warna sebaliknya dari kapang ini yaitu

putih kekuningan. Secara mikroskopis koloni kapang ini memiliki hifa

yang bersekat dan pertumbuhan hifa pada kapang ini bercabang dan tidak

terdapat konidia.Hasil yang diperoleh menunjukkan kapang isolat BT.3B

termasuk dalam genus Fusarium Menurut Samson dkk.(2004), koloni

Fusarium pada medium PDA berstruktur seperti kapas berwarna putih,

krem, kekuningan, kecokelatan, dan memiliki hifa bersekat.

Gambar 4.2 Isolat BT.3BFungi Endofit Buah Artocarpus heterophyllus L makroskopik Keterangan gambar : a.Isolat BT.3B hari ke-7 tampak atas, b.Isolat BT.3B hari ke-7 tampak belakang

(a) (b)

Gambar 4.3 Isolat BT.3B Fungi Endofit Buah Artocarpus heterophyllus L secara

mikroskopik dengan perbesaran 200x

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Isolat BU.2B

Isolat BU.2B memiliki Permukaan koloni khamir yang mengkilap, bentuk

koloni sirkuler, berwarna kuning pekat, diameter 67 mm pada hari ke-7.

Warna sebaliknya dari khamir ini yaitu kekuningan. Tepi koloni

bergelombang, dengan elevasi bagian tengah menonjol . Secara mikroskopis

koloni khamir ini memiliki bentuk sel oval bereproduksi dengan tunas atau

budding.

(b)

(c)

(a)

Gambar 4.5 Isolat BU.2B Fungi Endofit Buah Artocarpus heterophyllus L mikroskopik

dengan perbesaran 400x

Gambar 4.4 Isolat BU.2BFungi Endofit Buah Artocarpus heterophyllus L makroskopik

Keterangan gambar : a.Isolat BU.2B hari ke-7 tampak atas, b.Isolat BU.2B hari ke-7 tampak belakang

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Isolat BP.2B

Isolat BP.2B memiliki Permukaan koloni khamir yang buram, bentuk koloni

Rhizoid, berwarna putih gading, diameter 45 mm pada hari ke-7. Warna

sebaliknya dari khamir ini yaitu putih. Tepi koloni bergerigi, dengan elevasi

rata. Secara mikroskopis koloni khamir ini memiliki bentuk sel oval dan

bereproduksi dengan tunas atau budding.

(a) (b)

Gambar 4.6 Isolat BP.2B Fungi Endofit Buah Artocarpus heterophyllus L makroskopik Keterangan gambar : a.Isolat BP.2B hari ke-7 tampak atas, b.Isolat BP.2B hari ke-7 tampak belakang

Gambar 4.7 Isolat BP.2B Fungi Endofit Buah Artocarpus heterophyllus L mikroskopik

dengan perbesaran 400x

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Isolat BP.3B

Isolat BP.3B memiliki Permukaan koloni khamir yang mengkilap, bentuk

koloni sirkuler, berwarna kuning pucat, diameter 67 mm pada hari ke 7. Warna

sebaliknya dari khamir ini yaitu putih kekuningan, Tepi koloni berlekuk,

dengan elevasi rata. Secara mikroskopis koloni khamir ini memiliki bentuk sel

oval dan bereproduksi dengan tunas atau budding. Sel khamir mempunyai

ukuran yang bervariasi dengan panjang 1 – 5 μm sampai 20 – 50 μm. Bentuk

sel khamir antara lain bulat, oval, silinder, ogival, triangular, berbentuk botol,

spikulat, dan membentuk pseudomiselium (Barnet et al. 2000).

Gambar 4.9 Isolat BP.3B Fungi EndofitBuah Artocarpus heterophyllus L mikroskopik

dengan perbesaran 400x

Gambar 4.8 Isolat BP.3B Fungi Endofit Buah Artocarpus heterophyllus L makroskopik Keterangan gambar : a.Isolat BP.3B hari ke-7 tampak atas, b.Isolat BP.3B hari ke-7 tampak belakang

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Parameter Morfologi Fungi Endofit yang diamati diantaranya : Elevasi atau

sebalik meliputi : Flat: ketinggian tidak terukur, nyaris rata dengan medium,

Raised: Ketinggian nyata terlihat, namun rata pada seluruh permukaan, Convex:

betuk cembung seperti tetesan air, Umbonate: bentuk cembung dibagian tengah

lebih menonjol. Bentuk Koloni meliputi : Sirkular: bulat, bertepi, Irregular: tidak

beraturan, bertepi, Rhizoid : bentuk seperti akar, menyebar. Ukuran meliputi :

Bentuk titik, Kecil, Moderat / sedang, besar. Warna meliputi : Putih, Kuning,

Merah, Ungu. Margin atau bentuk tepi meliputi : Entire: rata, Lobate: berlekuk,

Undulate: bergelombang, Serrate: bergerigi, Filamentous: seperti benang

(Sherman. 2005).

4.3 Seleksi Fungi Endofit yang Berpotensi sebagai Antibakteri

Seleksi Fungi endofit dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa jumlah

isolat kapang yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri yang selanjutnya

untuk dilakukan proses fermentasi. Seleksi dilakukan menggunakan metode agar

disk. Isolat kapang yang sebelumnya telah dimurnikan diambil beberapa bulatan

sesuai dengan jumlah bakteri uji menggunakan sedotan steril dengan diameter 7

mm. Selanjutnya bulatan kapang diletakkan pada cawan yang berisi medium NA

padat dan suspensi bakteri. Kemudian kultur diinkubasi pada suhu 37 C selama 24

jam (Khokra, et al, 2008).

Pada uji ini dilakukan skrining isolat kapang endofit yang memiliki aktivitas

antibakteri terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan

Escherichia coli ATCC 25922 dan Shigella dysentriae ATCC 13335 Data hasil

uji seleksi fungi endofit dapat dilihat pada tabel 4.2

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.2 Diameter hambat hasil uji seleksi fungi endofit

No

Kode Isolat

Zona Hambat (mm)

Staphylococcus

aureus

Escherichia coli Shigella

dysentriae

1 BU.2B 6,8 mm (-) 6,2 mm

2 BT.3B 8 mm (-) 8 mm

3 BP.2B 7,8 mm 9,5 mm (-)

4 BP.3B 9,1 mm 6,8 mm 7 mm

Keterangan :

(-) = Tidak ada zona bening

Dari hasil seleksi kapang yang dilakukan, 4 isolat fungi endofit yang

berhasil diisolasi 4 isolat tersebut mempunyai aktivitas terhadap bakteri uji.

Keempat jenis isolat yang terdiri dari BU.2B, BT.3B, BP.2B, dan BP.3B.Isolat

BU.2B dan BT.3B tidak memiliki zona hambat terhadap bakteri uji Escherichia

coli, Isolat BP.2B juga tidak memiliki zona hambat terhadap bakteri uji Shigella

dysentriae. Hasil seleksi kapang endofit dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman

69. Diameter zona bening yang terbentuk merupakan salah satu parameter untuk

mengetahui apakah suatu senyawa memiliki aktivitas sebagai antibakteri dengan

cara menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Namun pada proses seleksi fungi

yang dilakukan, isolat fungi yang membentuk diameter hambat kecil bukan berarti

komponen senyawa memiliki aktivitas yang lemah akan tetapi hal tersebut dapat

disebabkan karena sifat aktif dari senyawa yang dihasilkan belum secara

maksimal sehingga perlu dilakukan fermentasi untuk mendapatkan hasil metabolit

sekunder yang optimal dan memiliki aktivitas yang lebih baik.

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4 Fermentasi

4.4.1 Fermentasi dan Ekstraksi Fungi Endofit

Proses fermentasi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan medium

PDY (Potato Dextrose Yeast) yang diproses semi sintetik dengan cara membuat

ekstrak kentang terlebih dahulu lalu kemudian dengan menambahkan Dextrose

danYeast Extract sebagai nutrisi. Medium PDY dipilih sebagai mediumfermentasi

sebab PDY mengandung nitrogen sebanyak 10,6% dari yeast extract dan 1% dari

PDB sehingga total nitrogen yang terkandung dalam medium ini merupakan total

nitrogen yang berasal dari yeast extract dan PDB. Nitrogen sebagai salah satu

makronutrien yang penting bagi pertumbuhan mikroorganisme (Nugroho et.al

2002).

Setelah media dibuat, dicuplik sebanyak ± 1 mL untuk mengukur pH

medium. Medium fermentasi memiliki pH 6. Pengukuran pH dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui keasaman dari medium fermentasi. Hal ini disebabkan

karena pH medium dapat mempengaruhi fungsi membran sel, morfologi dan

struktur sel serta produksi biosintesia kapang. Kapang akan tumbuh dan

berkembang biak dengan baik pada pH yang optimum yaitu, 6,7 ± 0,2. Pada

kondisi ini, merupakan pH yang optimal bagi kapang dalam memproduksi

metabolit sekunder (Gandjar et al., 2006). Pengukuran dilakukan menggunakan

pH indikator dan penambahan CaCO3 untuk mengatur keasaman medium. Setelah

itu medium dimasukkan ke dalam erlenmeyer sebagai fermentor. Sebanyak 250

mL medium dimasukkan ke dalam masing-masing botol erlenmeyer lalu

kemudian dilakukan sterilisasi menggunakan autoklaf pada temperatur 121C

selama 15 menit. Selanjutnya, kapang hasil biakan yang terbebas dari kontaminan

dan sudah berusia 14 hari dimasukkan secara aseptis ke dalam medium PDY

steril. Biakan kapang terlebih dahulu dibuat sumuran menggunakan sedotan steril

berdiameter 7 mm. Sebanyak 4 (empat) bulatan kapang secara aseptis dimasukkan

ke dalam medium PDY. Gambar proses fermentasi dapat dilihat pada Lampiran 7

halaman 62.

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Derajat keasaman optimum pada proses fermentasi berkisar antara 4 – 5.

Nilai pH dibawah 3 akan mengurangi kecepatan proses fermentasi. Kapang

mempunyai pH optimum rentang 5 – 7, tetapi kapang masih dapat hidup pada

rentang pH 3 – 8.5. Menurut Casida (1968), khamir dapat tumbuh secara optimum

pada rentang pH 3 – 6, namun seperti halnya kapang, khamir juga masih dapat

hidup pada pH 2,5 – 8.5.

4.4.2 Ekstraksi Hasil Fermentasi

Setelah proses fermentasi selesai, proses ekstraksi langsung dilakukan yaitu

pertama pemisahan antara medium cair dan biomassa. Selanjutnya medium cair

dilakukan filtrasi menggunakan corong yang telah dilapisi kapas dan diikuti

penyaringan menggunakan kertas saring. Tujuan dilakukannya filtrasi ini adalah

untuk mendapatkan filtrat jernih. Karena medium fermentasi ini menggunakan

aquades sehingga cara yang digunakan untuk memisahkan komponen senyawa

adalah dengan partisi cair-cair. Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan

kapang, biasanya dipanen setelah memasuki fase stasioner (Samuel et al. 2011).

Pada fase tersebut, metabolit sekunder dihasilkan sebagai pertahanan diri.Dari

hasil ekstraksi metabolit sekunder diperoleh 12 ekstrak dari 4 isolat.

Tabel 4.3 menunjukkan jumlah perolehan bobot ekstrak isolat kapang endofit

Kode Isolat Fraksi Metanol

(mg)

Fraksi n-heksan

(mg)

Fraksi Etil Asetat

(mg)

BU.2B 104 155 71

BT.3B 238 88 427

BP.2B 98 136 71

BP.3B 273 86 173

Ekstraksi dilakukan dengan tujuan untuk menarik senyawa metabolit

sekunder hasil fermentasi yang terdapat dalam isolat kapang endofit. Proses

ekstraksi bagian biomassa dilakukan dengan cara ekstraksi secara dingin yaitu

dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Maserasi merupakan

metode ekstraksi yang sederhana dengan merendam bahan dengan pelarut selama

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

beberapa hari pada temperatur ruang dan terhindar dari cahaya matahari

(Damayanti dan Fitriani, 2012).

4.5 Uji kemurnian Bakteri Uji

Uji kemurnian terhadap bakteri uji dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui kemurnian bakteri yang akan digunakan apakah masih murni dan

masih layak digunakan atau sudah mengalami kerusakan. Identifikasi dapat

dilakukan secara makroskopik maupun mikroskopik. Sebelum proses identifikasi

dilakukan, bakteri uji dibiakkan terlebih dahulu pada medium NA (Nutrient Agar)

selanjutnya diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam.

Pada penelitian ini menggunakan tiga bakteri uji yang bersifat patogen atau

yang dapat menyebabkan penyakit. Selain itu, dari tiga bakteri yang digunakan

mewakili bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus ATCC 25923) dan bakteri

Gram negatif (Escherichia coli ATCC 25922) dan (Shigella dysentriae ATCC

13335).

Karakterisasi bakteri uji dapat dilakukan secara makroskopik yaitu dengan

mengamati warna dan bentuk koloni, diameter koloni, dan permukaan pinggiran

koloni. Sementara identifikais bakteri secara mikroskopik dilakukan dengan cara

pewarnaan Gram. Tujuan dari pewarnaan ini yaitu untuk membedakan bakteri

Gram positif dan bakteri Gram negatif.

Perbedaan warna yang terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan struktur

pada dinding selnya. Dinding bakteri Gram positif banyak mengandung

peptidoglikan sedangkan dinding bakteri Gram negatif banyak mengandung

lipopolisakarida. Kompleks kristal violet-iodin yang masuk ke dalam sel bakeri

Gram positif tidak dapat tercuci oleh alkohol karena adanya lapisan peptidoglikan

yang kokoh pada dinding sel, sedangkan pada bakteri Gram negatif alkohol akan

merusak lapisan lipopolisakarida sehingga kompleks kristal violet-iodin

dapattercuci dan menyebabkan sel bakteri tampak transparan yang akan berwarna

merah setelah diberi safranin (Pratiwi, 2008).

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.4 Hasil Uji kemurnian Bakteri Uji

No Bakteri Uji Gambar Mikroskopik

1 Staphylococcus

aureus

ATCC 25923

Merupakan bakteri

Gram positif dengan

membentuk warna

ungu, sel berbentuk

kokus, berkelompok

seperti buah anggur.

2 Escherichia

coli

ATCC 25922

Bakteri Gram negatif,

berbentuk batang dan

tidak beraturan serta

tampak berwarna

merah

3 Shigella

dysentriae

ATCC 13335

Bakteri Gram negatif,

berbentuk batang dan

tampak berwarna

merah

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.6 Uji Aktivitas Antibakteri

Aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksan digambarkan

pada Tabel 4.6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak uji dengan

konsentrasi 500 ppm menunjukkan aktivitas antibakteri dengan diameter hambat

yang bervariasi. Dalam penelitian ini, pengujian aktivitas antibakteri dilakukan

terhadap strain bakteri yang berbeda yaitu bakteri Gram positif (Staphylococcus

aureus) dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli dan Shigella dysentriae) serta

menggunakan Kloramfenikol 30 μg/disk sebagai kontrol positif dan pelarut dari

masing masing ekstrak sebagai kontrol negatif.

Tabel 4.5 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri

Fraksi Isolat Diameter Hambat Rata-rata (mm)

S. aureus E. coli

S. dysentriae

BT.3B Em

Ea

En

K (-)

6,5

8,1

-

-

-

7,1

-

-

-

7,0

-

-

BU.2B Em

Ea

En

K (-)

6,3

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

BP.2B Em

Ea

En

K (-)

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

BP.3B Em

Ea

En

K (-)

-

-

-

-

-

6,5

-

-

-

-

-

-

Kontrol Positif 26,5 25,4 29,7

Keterangan :

(-) : Tidak ada aktivitas antibakteri

Em : Ekstrak metanol 0,5 mg/ml

Ea : Ekstrak etil asetat 0,5 mg/ml

En : Ekstrak n-heksan 0,5 mg/ml

K (-) : Kontrol negatif pelarut organik

K (+) : Kloramfenikol 30 μg/disk

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian sebelumnya mengenai potensi antibakteri dari ekstrak etanol buah

nangka muda menunjukan Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak

etanol buah nangka muda terhadap E. coli yaitu 1,25 mg/mL dan 2,5 mg/mL

terhadap S. dysentriae. Aktivitas antibakteri ditandai dengan adanya zona hambat

atau zona bening yang terbentuk di sekitar kertas cakram yang mengandung

ekstrak. Suatu senyawa memiliki aktivitas antibakteri apabila dengan konsentrasi

maksimum 1 mg/mL tercatat memiliki zona hambat minimum 8 mm (Surain dan

Aneja, 2014). Diameter zona hambat yang terbentuk diukur menggunakan jangka

sorong.

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, tidak semua isolat menunjukkan

aktivitas antibakteri terhadap tiga jenis bakteri yang diuji, seperti yang terdapat

pada tabel di atas (4.6). tidak semua isolat memiliki aktivitas terhadap tiga nakteri

uji, isolat BT.3B aktif terhadap S.aureus dengan diameter zona hambat 8,1 mm

dan terhadap E.coli dengan diameter zona hambat 7,1 mm dan S.dysentriae (7,0

mm). Isolat BU.2B aktif terhadap S.aureus dengan diameter zona hambat 6,3 mm.

Isolat BP.3B aktif terhadap E.colidengan diameter zona hambat 6,5 mm.

sementara untuk isolat BP.2B tidak aktif terhadap ketiga bakteri uji.

Untuk bakteri E,coli dan S.dysentriae masing masing isolat menunjukkan

aktivitas yang lemah bahkan tiga isolat lainnya tidak menunjukkan zona hambat.

Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kadar senyawa aktif yang terkandung

dalam ekstrak uji hanya sedikit sehingga kemampuan menghambat bakteri kurang

optimal. Hal ini kemungkinan juga berhubungan dengan perbedaan struktur

penyusun dinding sel bakteri Gram positif dan Gram negatif bahwa hanya

senyawa tertentu yang memiliki kemampuan menghambat bakteri Gram negatif

yang memiliki struktur dinding sel lebih kompleks dengan pertahanan lipoprotein,

membran luar fosfolipid, dan lipopolisakarida (Pelczar & Chan, 1986), sedangkan

metabolit sekunder yang ada di dalam ekstrak hanya mampu menghambat bakteri

Gram positif yang memiliki struktur dinding sel lebih sederhana. Aktivitas dari

suatu senyawa antimikroba juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lain

seperti kemampuan difusi senyawa antimikroba, konsentrasi senyawa antimikroba

yang terserap dalam kertas cakram, jumlah inokulum yang terkandung dalam

medium dan tipe medium biakan yang digunakan (Benson, 2001).

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kekuatan daya hambat bakteri menurut Davis dan Stout (1971)

dikategorikan atas; sangat kuat (zona bening >20 mm), kuat (zona bening 10-20

mm), sedang (zona bening 5-10 mm), dan lemah (<5 mm). Hasil uji aktivitas

antibakteri menunjukkan bahwa kekuatan daya hambat bakteri dari fraksi ekstrak

kapang endofit dikategorikan ke dalam daya hambat bakteri sedang karena

diameter zona bening berada diantara 5-10 mm.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa hampir semua penghambatan bakteri

dengan zona hambat yang luas ditunjukkan oleh fraksi ekstrak yang bersifat polar

dan semipolar. Menurut Kanazawa et al (1995), suatu senyawa yang mempunyai

polaritas optimum akan mempunyai aktivitas antibakteri maksimum, karena untuk

interaksi suatu senyawa antibakteri dengan bakteri diperlukan keseimbangan

hidrofilik dan lipofilik. Sifat hidrofilik diperlukan untuk menjamin senyawa larut

dalam fase air yang merupakan tempat hidup bakteri, tetapi senyawa yang bekerja

pada membran sel hidrofobik memerlukan pula sifat lipofilik sehingga senyawa

antibakteri memerlukan keseimbangan hidrofilik dan lipofilik untuk mencapai

aktivitas yang optimal, dan penghambatan pertumbuhan bakteri lebih banyak

menghambat bakteri gram positif yang diwakili oleh Staphylococcus aureus.

Bakteri gram positif memang memiliki sensitifitas lebih besar terhadap senyawa

kimia daripada bakteri gram negatif (Pratiwi, 2008).

Dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil uji yang dilakukan sebagian

besar yang memiliki aktivitas antibakteri cukup baik yaitu ekstrak Etil asetat dan

metanol. Ekstrak metanol dari tanaman umumnya memiliki kandungan senyawa

terpines dan fenolat, yang dilaporkan sebagai senyawa agen antibakteri. Oleh

karena itu, perbedaan fitokimia dari suatu tanaman yang berbeda menyebabkan

aktivitas antibakteri berbeda pula. Penelitian sebelumnya mengenai fitokimia dari

tanaman Artocarpus heterophyllus Lamk menunjukkan bahwa buah nangka

mengandung berbagai macam jenis carotenoid, flavonoid, sterol dan tannin yang

konsentrasinya berbeda tergantung varietasnya. Adanya kandungan senyawa

flavonoid, dan tannin pada ekstrak dapat memberikan aktivitas antibakteri,

umumnya tannin dan flavonoid memiliki potensi sebagai antimikroba. aktivitas

antibakteri yang diberikan oleh ekstrak ini disebabkan karena adanya metabolit

sekunder yang ada pada ekstrak. Golongan fenol memiliki aktivitas antimikroba

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang bersifat bakterisida namun tidak bersifat sporisida (Pratiwi, 2008). Senyawa

fenol bekerja dengan cara mendenaturasi protein sel dan merusak dinding sel

bakteri sehingga bakteri mati, juga dapat mempresipitasikan protein secara aktif

dan merusak lipid pada membran sel melalui mekanisme penurunan tegangan

permukaan membran sel (Pelczar dan Chan, 1986)

Kontrol positif yang digunakan adalah cakram disk kloramfenikol 30 μg.

Kloramfenikol dipilih karena merupakan antibiotik berspektrum luas yang dapat

menghambat atau membunuh bakteri dari golongan Gram positif maupun Gram

negatif. Kloramfenikol memberikan efek dengan cara bereaksi pada sub unit 50S

ribosom dan menghalangi aktivitas enzim peptidil transferase. Enzim ini berfungsi

untuk membentuk ikatan peptida antara asam amino baru yang masih melekat

pada tRNA dengan asam amino terakhir yang sedang berkembang. Sebagai

akibatnya, sintesis protein bakteri akan terhenti seketika dan menyebabkan bakteri

mati (Pratiwi, 2008).

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Diperoleh 4isolat Fungi endofit yang diisolasi dari bagian buah tanaman

nangka muda Artocarpus heterophyllus Lamk.yaitu fungi endofit isolat

BU.2B, BP.2B, BP.3B, BT.3B.

2. Hasil uji aktivitas antibakteri yang dilakukan yaitu ekstrak fungiendofit

yang diisolasi dari bagian buah tanaman Artocarpus heterophyllus L

terbukti memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap S. aureus, E.

Coli dan S. dysentriae. Aktivitas antibakteri paling tinggi ditunjukkan

oleh ekstrak fungi fraksi etil asetat isolat BT.3B terhadap S. aureus dan

E.coli dengan diameter zona hambat masing-masing 8,10 mm dan 7,10

mm.

5.2 Saran

1) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis senyawa yang

dihasilkan Fungi endofit yang bertanggung jawab terhadap aktivitas

antibakteri.

2) Melakukan optimasi terhadap waktu dan medium yang digunakan pada

proses fermentasi fungi yang aktif sebagai antibakteri.

3) Perlu dilakukan uji aktivitas terhadap bakteri patogen lainnya.

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Agusta. A. 2009. Biologi dan Kimia Jamur Endofit. Bandung : Institut Teknologi

Bandung

Anonymous.1980. Enzyme Information. Novo Nordisk Industries, Denmark

Arifin Syamsul 2008 :Ilmu Kimia dan Kegunaan Tumbuh-Tumbuhan Obat

Indonesia, Jilid 1, Bandung, Penerbit ITB, 69.

Atika, Dian. 2007. Uji Aktivitas Antimikroba Hasil Fermentasi Kapang Endofit

yangDiisolasi dari Akar, Batang, Daun Tanaman Garcinia fructiosa Lauterb

dan Garcinia lateriflora Reinw.ex Blume serta Akar dan Daun

TanamanGarcinia cowa Robx. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Indonesia: Depok

Bailey,B.A., H.Bae., M.D.Strem., D.P.Roberts., S.E.Thomas., J.Crozier.,

G.J.Samuels., I.Y.Choi., and K.A.Holmes. 2006. Fungal and Plant Gene

Expression During The Colonization of Cacao Seedlings by Endophytic

Isolates of Four Trichoderma Species. Planta 224: 1449-1464

Baliga M.S., Shivasshankara A.R., Haniadka R., Dsouza J., Bhat H.P.(2011) :

Phytochemystry, Nutritional and Pharmacological Properties of Artocarpus

heterophyllus Lam (jackfruit) : A review, Food Research International, 44

Barnett, J.A., Payne, R.W. & Yarrow, D. 2000. Yeasts : Characteristics and

identification, 3rd edn. Cambridge University Press.

Casida JR. 1968.Industrial Microbiology. John Wiley and Sons Inc., New York.

Crozier, J., Thomas, S. E., Aime, M. C., Evans, H. C., & Holmes, K. A.

(2006).Molecular characterization of fungal endophytic morphospecies

isolated from stems and pods of Theobroma cacao. Plant Pathology,

Davis & Stout. 1971. Disc Plate Method of Microbiological Antibiotic Essay.

Journal of Microbiology. Vol 22 No.4

Dinata, Deden Indra. 2009. Bioteknologi: Pemanfaatan Mikroorganisme dan

Teknologi Bioproses. Jakarta : EGC

Ezra, D., Hess, W. M. & Strobel G. A. (2004). New endophytic isolates of

Muscodor albus, a volatile-antibiotic-producing fungus. Microbiology. 150,

4023-4031. doi: 10.1099/mic0.27334-0.

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gandjar. I. R. A. Samson, K. V. T- Veurmeuleun, A. Oetari. dan I. Santosa.

1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ganiswarna, V.H.S. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisis ke -4. Jakarta: Bagian

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Handayani, PN. 2015. Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang

Endofit Dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap

Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus Subtilis,

Staphylococcus aureus, Candida albicans,dan Aspergillus niger. Skipsi.

Fakultas Kedokterandan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah: Jakarta

Hafsari, Anggita rahmi &Asterina I. 2013. Isolasi dan Identifikasi Kapang

Endofit dari Tanaman Obat Surian (Toona sinensis). Vol.VII No. 2. Jurusan

Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Harper, J. K., Arif, A. M. & Ford E. J. (2003). Pestacin: a 1,3-dihydro

isobenzofuran from Pestalotiopsis microspore possessing antioxidant and

antimycotic activities. Tetrahedron. 59(14), 2471- 2476.

Hemtasin, C., Kanokmedhakul, S., Kanokmedhakul, K., Hahnvajanawong,

C.,Soytong, K.,Prabpai, S. & Kongsaeree, P.2011. Cytotoxic Pentacyclic

and tetracyclic aromatic sesquiterpenes from Phomopsis archeri. J. Nat.

Prod. 74(4), 609-613.

Herlina, R. Burhanuddin, T. Soendaria, I. 2013. Isolasi Fungi Endofit Penghasil

Seyawa Antimikroba dari Daun Cabai Katokkon (Capsicum annuum L

var.chinensis) Dan Profil KLT Bioautografi. Majalah Farmasi dan

Farmakologi. Vol. 17, No. 2. Hal 39-46. ISSN:1410-7031

Hidayat, Nur dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta : Andi

Isaka, M., Chinthanom,P., Boonruangprapa,T., Rungjindamai,N. & Pinruan,U.

(2010). Eremophilanetype sesquiterpenes from the fungus Xylaria sp. BCC

21097. J. Nat. Prod. 73, 683– 687.

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1.

Yramawidya: Bandung. Hal 141-143.

Kaitu, Sidharta, dan Atmojo. 2013. Aktivitas Antibakteri Fungi Endofit Jahe

Merah (Zingeber officinale var.rubrum) Terhadap Escherichia coli dan

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Streptococcus pyogenes. Skripsi. Fakultas Teknobiologi. Universitas

Atmajaya:Yogyakarta

Khan M.R., Omoloso A.D., Kihara M. 2003 : Antibacterial Activity of

Artocarpus heterophyllus, Fitoterapia, 74, 501-505.

Khokra, 2008. Essential Oil Composition and Antibacterial Studies of Vitex

negundo Linn. Extracts. India. Department of Microbiology, Kurukshetra

University, Kurukshetra, Haryana-136 119,

Kumala S, Juniarti Hapsari D, Wahyudi P. 2008 : Isolasi Mikroba Endofit Ranting

Tumbuhan Trengguli (Cassia fistula L.) dan Aktivitas Enzim Xilanase

.Jurnal Bahan Alam Indonesia.;6(4): 139-144

Maryanti, Ati. 2015. Isolasi dan Karakterisasi Kapang Endofit dari Ranting

Tanaman Parijoto (Medinilla speciosaReinw. ex Blume) dan Uji

Aktivitasnya sebagai Antibakteri. Skripsi. Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mpila DA, Fatimawali, Wiyono Weny I. 2015 : Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak

Etanol Daun Mayana (Coleus artopurpureus L. Benth) terhadap

Staphylococcus aureus, E.coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In-

Vitro. Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado.95115,

Muchlisan. F. 1994. Buah Komersil. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.

Nasih. A. 2009. Isolasi Dan Identifikasi Jamur Endofit Pada Daun Mimba

(Azadirachta Indica A. Juss) Sebagai Penghasil Senyawa Antifungi

Terhadap Jamur Candida albicans Dan Aspergillus niger. [Skripsi]. Malang

: Universitas Islam Negri Malang.

Noverita. Dinah Fitria, Ernawati Sinaga. 2009. Isolasi Dan Uji Aktivitas

Antibakteri Jamur Endofit Dari Daun Dan Rimpang Zingiber ottensii Val.

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 4 (171-176).

Nugroho, N.B., Djaman, N. et.al. 2002. Pengaruh tepung kedele dan jenis pepton

terhadap aktivitas antijamur cendawan endofitik. Jurnal Biosains dan

Bioteknologi Indonesia. November : 40-43

Nurhayati, M. 2010. Penapisan dan Uji Efek Penghambatan Aktivitas -

Glukosidase dari Kapang Endofit kulit batang Randu (Ceiba pentandra

L.Gaertn). Skripsi. Program Studi Farmasi. Fakultas Matematika dan Ilmu

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia : Depok.

Omar,S.H., El-Beshbishy, H.A., Moussa, Z., Taha, K.F., and Singab, A.N.B.

,2011, Antioxidant Activity of Artocarpus heterophyllus Lam. (Jack Fruit)

Leaf Extracts: Remarkable Attenuations of Hyperglycemia and

Hyperlipidemia in Streptozotocin- Diabetic Rats, The Scientific World

Journal, 788-800

Paul NC, Deng JX, Sang HK, Choi YP, Yu SH. 2012. Distribution and antiffungal

activity of endophytic fungi in different growth stages of chili pepper

(Capsicum annuum L.) in Korea. Plant Pathol. J.28 (1) :10–19

Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 1,

Hadioetomo, R.S. Imas, T. Tjitrosomo, S.S. Angka, S.L. UI Press. Jakarta

Rachmayani, Renita. 2008. Garcinia mangostana. Skripsi. Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia: Depok

Radji, M. 2005, Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit dalam Pengembangan

Obat Herbal. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2(3):113-126

Ramadhan. M. G. 2011. Skrining dan Uji Aktivitas Penghambatan α-Glukosidase

Dari Kapang Endofit Daun Johar (Cassia siamea Lank).

[Skripsi].Depok:Universitas Indonesia.

Rahmawaty. 2012. Potensi Aspergillus niger dan Penicillium spp. Sebagai

Endosimbion Pelarut Fosfat Pada Akar Serealia. [Skripsi]. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Rahmi, R., Atiek, S., & Abdul, M. (2012). Isolation and α-Glucosidase inhib

itory activity of endophytic fungi from mahogany (Swietenia macrophylla

King) seeds. International Journal of Medicinal and Aromatic Plants, 2(3),

447-452.

Rustanti, Mirna. 2007. Isolasi dan Seleksi Kapang Endofit penghasil Antibakteri

pada akar Tanaman Sesoot (Garcinia picrorriza Miq). Skripsi. Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia: Depok

Samson, R.A., E.S. Hoekstra, & J.C. Frisvad. 2004. Introduction to food and

airborne fungi. Centraalbureau Voor Schimmelcultures, Utrecht: 383 hlm

Sherman N. Cappuccino J, Manual laboratorium mikrobiologi. Jakarta: EGC;

2014

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Strobel, G.A. & Daisy, B. (2003). Bioprocessing for microbial endophytes and

their natural products. Microbiology and Molecular Biology Revievs. 67(4),

491-502.

Sunarjono, Hendro. 2008. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya.

Jakarta

Surain, Parveen. 2014. Anticandidal potential of Crinum asiaticum leaves extract

against selected oral and vaginal Candida pathogens. DOM, Kurukshetra

University, Kurukshetra, India. (11 Desember 2015)

Sylvia T Pratiwi. 2008. Mikrobiologi farmasi. Jakarta : Erlangga Tim

Mikrobiologi.2003. Bakteriologi medic. Malang:Bayumedia Publishing

Wang, H.W., Liu, Y.Q., Wang, Y.H., 2011, Optimization of Ultrasonic- Assisted

Extraction Of Total Flavonoids From Leaves Of The Artocarpus

heterophyllus by Response Surface Methodology, Zhong Yao Cai, 34(7):11

Warsa, U.C. Karsinah, L.H.Muharyo, Suharto dan Mardiastuti. 1993.

Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta. Hal 18-22, 47-48,103-111,163-165

Widyastuti, Y. E.1993. Nangka dan Cempedak. Jakarta: Penebar Swadaya.

Umi Yuniarni, et al. 2013, Skrining Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Buah

Nangka Muda (Artocarpus Heterophyllus Lamk.) Terhadap Bakteri

Penyebab Diare, Universitas Islam Bandung

Yuhernita & Juniarti.Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak Metanol

Daun Surian yang Berpotensi sebagai Antioksidan. Makara Sains. Vol 15, no

1, April, 2011: 48-52

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1

BAGAN ALUR PENELITIAN

Tanaman Nangka

(Ngambon,Bojonegoro,Jatim)

Determinasi

(LIPI,Cibinong Bogor)

Bagian Buah Nangka Muda

Sterilisasi Permukaan

Isolasi Fungi Endofit

Pemurnian Fungi endofit

Karakterisasi Fungi Endofit

Makroskopik dan Mikroskopik

Fermentasi Fungi Endofit Ekstraksi

Uji Aktivitas Antibakteri

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2

SURAT HASIL DETERMINASI TANAMAN

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3

BAGAN CARA KERJA STERILISASI PERMUKAAN

Potongan buah yang sudah steril ditanam pada media PDA steril, kemudian

diinkubasi pada suhu ruang selama 14 hari

Buah Nangka muda segar

-Bagian Ujung (BU)

-Bagian Tengah (BT)

-Bagian pangkal (BP)

Dicuci bersih menggunakan air mengalir

Alkohol

70%

1menit

NaOCl

5,25%

5 menit

Alkohol

70%

30 detik

Akuades

steril

1 menit

Buah dikeringkan diatas kertas saring steril

enggunakan air mengalir

Buah dipotong dengan ukuran lebih kecil

ukuran 1x1 cm

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4

PEMURNIAN KAPANG ENDOFIT

Biakan kapang

Working culture

Diinkubasi pada suhu

ruang selama 7 hari

Isolat Murni

kapang endofit

Stock culture

disimpan pada suhu 4°C

(lemari pendingin)

Diinkubasi pada suhu

ruang selama 7 hari

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5

BAGAN KARAKTERISASI MIKROSKOPIS

Isolat Murni Fungi

endofit

1 ose

Kaca objek dan penutup

steril+media PDA

Cawan dan tissue steril

Inkubasi

Suhu ruang

7 hari

- Ditambahkan beberapa tetes

etanol 96% pada kapang dan

permukaan gelas objek

- Ditunggu sampai kering

- Ditambahkan 1 tetes

Methylen blue

- Ditunggu sampai kering

-ditunggu sampai kering Diamati Dimulai dari perbesaran

terkecil 100x sampai

400x

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6

TAHAPAN SELEKSI FUNGI ENDOFIT

1 ml

Suspensi

bakteri 106

Cawan steril berisi

media NA (Pour plate)

Cawan digoyang hingga merata

dan tunggu sampai memadat

Cawan petri yang sudah berisi

media NA dan Suspensi bakteri,

ditanami isolat- isolat kapang

endofit usia 14 hari

Diinkubasi selama 18-24 jam

pada suhu 37 C dan diamati

serta diukur zona bening yang

terbentuk

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7

BAGAN FERMENTASI DAN EKSTRAKSI KAPANG ENDOFIT

Isolat Murni

kapang endofit

1 Cm x 3 bulatan

( hifa & agar)

200 ml PDA

Laminar Air Flow Cabinet

Shaker, 37C ,

170 rpm, 5 hari

Supernatan dan

biomassa fungi

endofit

supernatan

Biomassa

-Dihaluskan

-Ekstraksi

metanol

Ekstrak

metanol

partisi

1:1 n-heksan Ekstrak

n-heksan Fraksi air

1:1etil asetat Ekstrak etil

asetat

inkubasi

200 ml PDY

Partisi

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8

SKEMA CARA KERJA IDENTIFIKASI BAKTERI UJI

Bersihkan kaca objek

dengan Alkohol 70%

Teteskan

NaCl 0,9%

Bakteri diinokulasikan sebanyak 1

ose kemudian Ratakan

Diteteskan

Dibilas dengan

Alkohol 96%,

didiamkan selama

30 detik

Cairan Lugol,

didiamkan selama

45-60 detik

Tambahkan

safranin, didiamkan

selama 1-2 menit

Larutan Kristal Ungu

0,5% didiamkan

selama 1 menit

Dilakukan pengamatan

dengan Mikroskop dengan

perbesaran 100x

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9

BAGAN PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI UJI

Bakteri uji 10 ml NaCl 0,9%

Dibandingkan Standar Mc Farland III

(109)

1 Ose

1 mL

1 mL 1 mL

9 mL NaCl 0,9%

106 107 108

Suspensi

bakteri uji

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10

BAGAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI

Lampiran 11

Ekstrak

kapang

endofit

fraksi

Dibuat knsentrasi

500 ppm dengan

cara pengenceran

Ekstrak

500 ppm

Diserapkan sebannyak 20 l pada kertas

cakram kosong steril masing- masing

ekstrak, ditunggu sampai kertas cakram

kering dan siap ditanam pada media

MHA yang sudah berisi bakteri

Staphylococcus aureus, Escherichia coli,

Shigella disentrie

Staphylococcus

aureus

Escherichia coli

Shigella dysentriae

Media MHA berisi

inokulum Bakteri

Cakram ditanam

diatas media

Diinkubasi pada suhu 37 C selama 24

jam, kemudian diamati dan diukur

zona hambat yang terbentuk

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Buah Tanaman Nangka Muda

Gambar 4.5 Buah NangkaArtocarpus heterophyllus L

Gambar 4.6. Kultur kapang endofit dari Buah Nangka Muda yang diisolasi pada

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.7. Kultur Fungi endofit dari Buah Pangkal yang diisolasi pada medium

PDA

Gambar 4.8. Kultur Fungi endofit dari Buah Ujung yang diisolasi pada medium

PDA

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12

Hasil Isolat Fungi Endofit

Isolat BT.3B Isolat BU.2B

Isolat BP.2B Isolat BP.3B

Gambar 4.9. Hasil isolat Fungi Edofit Buah muda tanaman Nangka

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13

Hasil Seleksi Fungi Endofit

Gambar 4.10 Hasil seleksi kapang endofit terhadap S.aureus

Keterangan :

BU.2B : membentuk diameter zona hambat sebesar 6,8 mm

BT.3B : membentuk diameter zona hambat sebesar 8,0 mm

BP.2B : membentuk diameter zona hambat sebesar 7,8 mm

BP.3B : membentuk diameter zona hambat sebesar 9,1 mm

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan Lampiran 13

Hasil Seleksi Fungi Endofit

Gambar 4.11 Hasil seleksi kapang endofit terhadap E.coli

Keterangan :

BU.2B : Tidak membentuk diameter zona hambat

BT.3B : Tidak membentuk diameter zona hambat

BP.2B : membentuk diameter zona hambat sebesar 9,5 mm

BP.3B : membentuk diameter zona hambat sebesar 6,8 mm

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan Lampiran 13

Hasil Seleksi Fungi Endofit

Gambar 4.12 Hasil seleksi kapang endofit terhadap S.dysentriae

Keterangan :

BU.2B : membentuk diameter zona hambat sebesar 6,2 mm

BT.3B : membentuk diameter zona hambat sebesar 8,0 mm

BP.2B : Tidak membentuk zona hambat

BP.3B : membentuk diameter zona hambat sebesar 7,0 mm

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14

Proses Fermentasi Fungi Endofit

Gambar 4.13 Proses Fermentasi Fungi Endofit

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Isolat BP.3B Isolat BU.2B

Isolat BP.2B

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15

Hasil Uji Aktivitas Antibakteri

Gambar 4.14. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat terhadap E. coli

Gambar 4.15. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol terhadap E. coli

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.16 Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksan terhadap E. coli

Gambar 4.16 Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat terhadap

S.dysentriae

BT.3B

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.17 Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol terhadap

S.dysentriae

Gambar 4.18 Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksan terhadap

S.dysentriae

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.19 Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat terhadap S.aureus

Gambar 4.19 Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol terhadap S.aureus

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37353/1/M. RIZAL... · Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.20 Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksan terhadap

S.aureus