UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang...

138

Transcript of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang...

Page 1: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung
Page 2: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung
Page 3: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung
Page 4: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung
Page 5: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

iii

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah pemberitaan di media massa dan riset-riset

yang menyebutkan bahwa buku teks PAI SMA mengandung muatan radikalisme,

intoleransi dan kekerasan. Penelitian memiliki dua tujuan. Pertama: untuk mengetahui

teks-teks yang bermuatan radikal, toleransi dan demokrasi. Kedua: untuk melakukan

perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan

toleransi dan demokrasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dan analisis

wacana. Obyek penelitian ialah buku teks PAI SMA terbitan Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, Erlangga, dan Yudistira.

Penelitian ini menemukan bahwa ketiga buku teks mengandung pesan yang

berlawanan. Pada satu sisi, buku teks mengandung stigma negatif terhadap kelompok

agama yang berbeda, membid’ahkan pandangan yang berbeda dan mengklaim diri paling

benar, mengusung khilafah Islamiyah, menolak demokrasi, dan memiliki stigma negatif

terhadap Barat. Pada sisi lain, ketiga buku teks menekankan kedamaian, mengutamakan

persatuan, mengedepankan sikap saling menghargai dan saling menghormati,

mengutamakan musyawarah, menekankan kebebasan berpendapat dan beragama. Yang

penting dicatat bahwa buku teks terbitan Erlangga mengandung banyak muatan toleransi

dan demokrasi. Sedangkan buku teks terbitan pemerintah mengandung banyak muatan

radikalisme.

Penelitian ini menguatkan riset Abu Rochmad tahun 2012 yang menyatakan

bahwa buku rujukan dan lembar kerja siswa (LKS) PAI SMA mengandung pemahaman

yang dapat mendorong siswa untuk membenci agama ataupun bangsa lain. Penelitian ini

juga selaras dengan hasil Riset PPIM tahun 2016 yang menyebutkan bahwa buku teks PAI

SMA mengandung pesan ambigu dan kontradiktif. Hal tersebut terlihat dari adanya teks-

teks radikal, intoleran, anti demokrasi di samping teks-teks toleransi dan demokrasi.

Selanjutnya, tesis ini membantah pendapat Syarif Abdurrahmanul Hakim tahun 2014 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat unsur-unsur radikalisme dalam kurikulum PAI.

Kata kunci: buku teks PAI, radikalisme, toleransi dan demokrasi

Page 6: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

iv

ABSTRACT

The background of this research is the news in media and researh which the says that

Islamic Religious Studies (PAI) textbook of Senior High School are radicalism, intolerance

and violence content. The research has two goals. Firstly, to understand the texts

radicalism, tolerance and democracy. Secondly, to compare proportion of texts that

radicalism, tolerance and democracy content. This research uses content analysis and

discourse analysis. And, the object of this research is Islamic Religious Studies (PAI)

textbook of Senior High School that is published by The Ministry of Education and

Culture of Republic Indonesian.

This research found contradiction massage in the three books. In other hand, there is

negative stigma in the different religion in the text book, justifying a different view and

claimed self-righteous, carrying the Caliphate Islamiyah, refused to democracy, and having

negative stigma to Western. In other hand, the three books presses peacefull and

prioritying unity. Priority of unitalism, priority deliberation, promoting mutual respect and

mutual respect, pressing liberalism opinion and religion. It’s so importand to noted that

book from Erlangga, so much tolerance and democracy content in the book. While, the

book is published by Goverment are a lot of radicalism content.

This research will be strengthent Abu Rocmad, 2012 which the says that book reference

and student worksheet (LKS) Islamic Religious Studies (PAI) textbook contains idealism

that motivating the student for hating of religion and other nation. This research suitabel

with PPIM research on 2016. It mentioned that text book of Islamic Religious Studies

(PAI) of Senior High School contains ambiguism massages and contradiction. It is seen

from radicalism, un-tolerance, un-democracy, in other hand tolerance and democracy

content. So, this research denies syrif Abdurrahmanul Hakim’s arguments on 2014. That

arguements say that is not radicalism unsures in the Islamic Religious Studies (PAI)

curriculum.

Key words: PAI textbook, radicalism, tolerance, and democracy.

Page 7: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

v

البحث تجريد على خلفية هذا البحث هي تقارير في وسائل الإعلام والبحوث التي تنص على أن الكتب

المدرسية عالية تحتوي بي أي تهمة التطرف والتعصب والعنف. وكانت الدراسة هدفين. أولا: أن نفهم النص مع التسامح النصوص اتهم المتطرفين والتسامح والديمقراطية. ثانيا: لا مقارنة بين النسب بين لادن

الديمقراطي الجذري النص لادن. تستخدم هذه الدراسة تحليل المحتوى وتحليل الخطاب. كائن من بحوث التعليم الديني الإسلامي عند الكتب المدرسية عالية نشرت من قبل وزارة التربية والتعليم والثقافة لجمهورية

.Yudistiraو Erlangga اندونيسيا، اللاعبحث إلى أن الكتب الثلاثة لها رسالة من ناحية المعاكس ، والكتب المدرسية لديها وخلص الب

الوصمة السلبية ضد الجماعات الدينية المختلفة، وعبر بدعة من جهة نظرة مختلفة وادعت الذاتي الصالحين، ى، والكتب وتحمل الخلافة الإسلامية، ورفض الديمقراطية، ولها وصمة عار سلبي ضد الغرب. من ناحية أخر

الثلاثة تؤكد السلام، وتعزيز الوحدة، وتعزيز الاحترام المتبادل والاحترام المتبادل والتشاور الأولوية، مع التركيز على حرية التعبير والدين. من المهم أن نلاحظ أن منح كتاب إلى التسامح مضمونها والديمقراطية. بينما

تطرف.الكتب التي نشرتها الحكومة لاحتواء تهمة الوطالب التي تنص على أن الكتب المرجعية 2102تعزز هذه الدراسة البحثية أبو رحمد في عام ينطوي تفاهم لتشجيع الطلاب على الكراهية الدينية أو أي دولة أخرى. PAI SMA (LKS) ورقة العمل

أي كتاب الذي ينص على أن بي 2102البحوث في عام PPIM متسقة مع نتائج الدراسة هي أيضا هذهعلى رسائل غامضة ومتناقضة. ويبدو من نصوص متطرفة، غير متسامح، الثانوية تحتوي مدرسي المدارس

والديمقراطية. وعلاوة على ذلك، دحض شريف عبد إلى نصوص التسامح معادية للديمقراطية بالإضافة لامي.منهج التطرف الإس أن وجود عناصر في مشيرا إلى الرحمن الحكيم هذه الفرضية

، التطرف والتسامح والديمقراطية.PAI كلمات البحث: الكتب المدرسية

Page 8: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan

salam semoga senantiasa tertuju keharibaan junjungan Nabiyullah Muhammad SAW, Nabi

yang telah mengajarkan manusia prinsip-prinsip perdamaian dan kemaslahatan dalam

menjalani kehidupan masyarakat yang diwarnai dengan berbagai perbedaan melalui sebuah

undang-undang konstitusi pertama dunia yaitu Piagam Madinah. Mengiringi ucapan

syukur penulis, Ucapan terima kasih yang tak terhingga Penulis sampaikan kepada kedua

orang tua Penulis yaitu Abba (Badawi) dan Emma (Mujjiza) yang telah begitu sabar

mendidik dan membesarkan penulis selama ini sekaligus memberikan dorongan moril

maupun materil demi selesainya studi Penulis.

Penulis sadar bahwa menulis tesis tidaklah mudah,, karena pertolongan Allah

serta bantuan dari beberapa pihaklah maka tesis ini dapat Penulis selesaikan. Oleh karena

itu, dalam hal ini, Penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Thib Raya MA Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H.Sapiudin Shidiq., M.Ag. Ketua prodi magister PAI FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Didin Syafruddin, Ph.D, Pembimbing dalam penelitian ini, yang dengan penuh

kesabaran dan perhatian telah membimbing dan memberikan petunjuk-petunjuk

kepada Penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Kepala dan staf perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas

kesabarannya melayani Penulis mencari dan meminjam buku-buku perpustakaan.

6. Kepala dan staf perpustakaan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas

kesabarannya melayani Penulis mencari dan meminjam buku-buku perpustakaan.

7. Kepala dan staf perpustakaan sekolah pasca sarjana Syarif Hidayatullah Jakarta,

atas kesabarannya melayani Penulis mencari dan meminjam buku-buku

perpustakaan.

8. Saudara-saudaraku yaitu Alimuddin dan Istri Muspida, Muliati, S.H.I dan suami

Matturiang, S,Pd., Sinarwati, S.Pd.I dan suami Wardiman, Basir, S.Pd dan

Mulchoiri, S.Ag., S.Pd dan suami Dr. Alimin Mesra, MA yang telah memberikan

bantuan moril maupun materil guna penyelesaian tesis ini.

9. Muh. Abrar Amiruddin., S.Hum, M.Hum yang telah membantu Penulis dalam

penyelesaian tesis ini.

10. Rohillah, S.E dan Roni, S.H.I yang memberikan dorongan moril demi selesainya

tesis ini.

11. Teman-teman magister FITK prodi PAI angkatan 2014 yang menjadi teman

seperjuangan Penulis. Terima kasih atas dukungan morilnya selama ini.

12. Semua Pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dengan pahala yang berlimpah.

Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat menambah wawasan pembaca

tentang kajian radikalisme, toleransi dan demokrasi.

Jakarta, 17 Januari 2017

Hasniati

Page 9: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

vii

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Penguji ........................................................................................ i

Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi ........................................................................... ii

Abstrak ........................................................................................................................ iii

Kata Pengantar............................................................................................................. vi

Daftar Isi ...................................................................................................................... vii

Pedoman Transliterasi ................................................................................................. ix

BAB I Pendahuluan ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Permasalahan .................................................................................................. 4

1. Identifikasi Masalah ................................................................................. 4

2. Pembatasan Masalah ................................................................................ 4

3. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5

E. Kerangka Konseptual ..................................................................................... 5

F. Metodologi Penelitian .................................................................................... 6

G. Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................... 7

BAB II Tipologi Pemikiran Islam, Toleransi dan Demokrasi ............................... 11

A. Tipologi Pemikiran Islam ............................................................................... 11

1. Islam Radikal ............................................................................................ 11

a. Konsep Islam Radikal .......................................................................... 11

b. Karakteristik Islam Radikal .................................................................. 15

c. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Radikalisme ................................. 20

B. Islam Moderat ................................................................................................. 24

1. Konsep Islam Moderat ............................................................................. 24

2. Karakteristik Islam Moderat ................................................................... 25

C. Islam Liberal ................................................................................................... 29

1. Konsep Islam Liberal ............................................................................... 29

2. Karakteristik Islam Liberal ..................................................................... 31

3. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Liberalisme ..................................... 32

D. Toleransi dan Demokrasi ............................................................................... 34

BAB III Muatan Radikalisme, Toleransi dan Demokrasi dalam

Buku Teks PAI SMA .................................................................................... 39

A. Materi Buku Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas

(SMA) ............................................................................................................. 39

1. Buku PAI Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia .................................................................................. 39

2. Buku PAI Terbitan Erlangga ................................................................... 47

3. Buku PAI Terbitan Yudistira ................................................................... 54

B. Muatan Radikalisme, Toleransi dan Demokrasi dalam Buku PAI SMA ....... 61

1. Buku PAI Terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia .................................................................................. 61

2. Buku PAI Terbitan Erlangga ................................................................... 76

3. Buku PAI Terbitan Yudistira ................................................................... 84

Page 10: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

viii

BAB IV Analisis Komparasi Muatan Radikalisme, Toleransi dan Demokrasi

dalam Buku Teks Pendidikan agama Islam (PAI) SMA ......................... 93

A. Analisis Komparasi Muatan Radikalisme dengan Muatan Toleransi,

Demokrasi Dalam Buku Pendidikan Agama Islam SMA Terbitan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,

Erlangga dan Yudistira ............................................................................ 93

B. Analisis Komparasi Riset Buku Teks PAI SMA ..................................... 109

C. Deradikalisasi Paham Islam Radikal di Sekolah ..................................... 115

BAB V Penutup.......................................................................................................... 119

A. Kesimpulan .............................................................................................. 119

B. Saran ........................................................................................................ 119

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 121

Page 11: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

b be ب

t te ت

ts te dan es ث

j je ج

h h dengan garis dibawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sy es dan ye ش

s es dengan garis bawah ص

d de dengan garis bawah ض

t te dengan garis bawah ط

z zet dengan garis bawah ظ

koma terbalik di atas, menghadap ke kanan ‘ ع

gh ge dan ha غ

f ef ف

q ki ق

k ka ك

l el ل

n em م

n en ن

w we و

h ha ه

apostrog , ء

y ye ي

2. Vokal

a. Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

__ a fathah

__ i kasrah

____ u dammah

b. Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i __ ي

au a dan u __ و

Page 12: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

x

c. Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas ىا

î i dengan topi di atas ىي

û u dengan topi di atas ىو

3. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu

dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf

qamariyyah. Contoh: جال .al- rijâl bukan ar-rijâl = الر

ي وان .al-dîwân bukan ad-dîwân = الد

Adapun jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf

kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya.

Contoh: Abu Hâmid al-Ghazâlî bukan Abu Hamid Al-Ghazâlî

Page 13: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jauh sebelum Indonesia merdeka, agama telah menjadi bagian terpenting

dalam perjalanan bangsa Indonesia. Oleh karena itu tidak heran jika agama akhirnya

diakomodasi oleh konstitusi negara sebagai bagian yang tidak terpisah dari sektor

pendidikan. Komitmen bahwa agama merupakan elemen penting pendidikan dapat

dilihat dari undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

nasional yang berbunyi: pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang

maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU No.20 Tahun 2003)

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam sistem pendidikan nasional,

keberagamaan dan kebangsaan harus diarahkan untuk saling menguatkan, bukan malah

sebaliknya justru saling menyalahkan. Kompatibilitas itu harus tercermin pada setiap

komponen yang ada baik kurikulum, buku teks, guru, kepala sekolah, dan lingkungan

pendidikan. karena setiap komponen pendidikan Islam memiliki misi dan tanggung

jawab untuk membentuk pribadi yang taat ibadah, toleran, adil dan demokratis. (PPIM,

2016)

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menunjang tercapainya tujuan

pendidikan nasional yaitu dengan memasukkan agama sebagai salah satu mata

pelajaran yang harus ada dalam setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan. Adapun

salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan dalam setiap jenis, jenjang dan jalur

pendidikan yaitu pendidikan agama Islam. Namun sangat disayangkan bahwa

keberadaan pendidikan agama Islam kini kembali dipertanyakan. Belakangan banyak

orang yang menggugat bahwa pendidikan agama Islam justru mengajarkan intoleransi,

anti demokrasi dan kekerasan.

Gugatan-gugatan yang dilayangkan sebenarnya bukanlah tanpa sebab karena

berdasarkan beberapa temuan di beberapa daerah di Indonesia, menunjukkan bahwa

pendidikan agama Islam mengalami berbagai masalah mulai dari lingkungan sekolah,

kurikulum, guru dan buku ajar hingga buku LKS itu sendiri.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Maarif Institute pada tahun 2001

tentang pemetaan problem radikalisme di kalangan sekolah menengah umum (SMU)

negeri yaitu di empat daerah Pandeglang, Cianjur, Yogyakarta dan Solo (Gaus AF:

2012: 175) menunjukkan bagaimana sekolah dapat menjadi tempat masuknya paham

radikalisme. Keberadaan sekolah dan lembaga pendidikan sebagai ruang terbuka bagi

semua organisasi-organisasi keagamaan seringkali dimanfaatkan oleh segelintir orang

untuk memasukkan paham-paham keagamaan mereka mulai dari paham yang moderat

hingga paham keagamaan yang radikal. Kondisi seperti ini mempunyai konsekuensi

makin banyaknya siswa yang terpengaruh pada paham-paham radikal keagamaan.

Selaras dengan riset maarif Institute, hasil riset yang dilakukan oleh Abu

Rocmad menunjukkan bahwa banyaknya unit-unit kajian keislaman di sekolah yang

proses belajarnya diserahkan kepada pihak ketiga menyebabkan unit kajian keislaman

rentan terhadap penyebaran paham radikal. Selanjutnya adanya beberapa pernyataan

dalam buku ajar dan buku lembar kerja siswa (LKS) yang dapat mendorong lahirnya

sikap intoleran dan eksklusif dalam diri siswa.

Page 14: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

2

Berbeda dengan Abu Rochmad, Maarif Institute menurut hasil riset Syarif

Abrurrahmanul Hakim, Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bahwa penyebaran paham radikal bukan semata karena faktor kurikulum pendidikan

agama Islam, guru ataupun buku teks akan tetapi faktor lingkungan tempat tinggal

justru menjadi faktor utama penyebab seseorang menganut paham radikal. Sebagai

contoh, meskipun dalam kurikulum pendidikan agama Islam di SMA tempat dani

permana sekolah tidak mengandung radikalisme, akan tetapi karena adanya pengaruh

lingkungan menyebabkan dani menjadi pelaku aksi radikalisme dan terorisme.

Sementara itu, Berdasarkan hasil riset terbaru dari PPIM tahun 2016 tentang

diseminasi paham eksklusif dalam buku ajar pendidikan agama Islam SD sampai SMA

menunjukkan bahwa beberapa teks dalam buku PAI memang mengandung unsur

radikalisme dan intoleransi. Hal tersebut tercermin dalam bunyi teks yang senang

menyalahkan pendapat atau praktik ibadah yang berbeda, mempromosikan pendapat

yang satu tanpa menghadirkan pendapat lainnya, memuat pandangan negatif tentang

umat lain tanpa menegaskan Islam menghormati kebebasan berkeyakinan dan tanpa

menegaskan bahwa antar umat beragama harus rukun dan secara sosial harus bahu

membahu sebagaimana Islam ajarkan.

Selaras dengan riset PPIM. Beberapa pengaduan tentang buku PAI

menunjukkan bahwa buku PAI memang bermasalah. Di tahun 2014, buku SMK

terbitan Erlangga di gugat karena disinyalir mengandung muatan syi’ah. Selanjutnya di

tahun 2015, buku PAI SMA terbitan kementerian pendidikan dan kebudayaan RI juga

dilaporkan oleh berbagai kalangan karena di anggap mengandung muatan radikal. Di

tahun yang sama buku SMP juga dilaporkan karena dianggap memuat konten yang

salah dimana menyebutkan sholat jum’at sebagai sholat sunnah. Selanjutnya buku SD

pun dilaporkan karena dianggap melakukan pembodohan publik sebab menempatkan

Nabi Muhammad dalam urutan 13 sementara Nabi Isa diurutan terakhir. Tidak sampai

disitu, di tahun 2016, masyarakat kembali dihebohkan dengan berita ditemukannya

konten radikal dalam buku TK.

Berdasarkan laporan dan beberapa pemberitaan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa permasalahan dalam PAI begitu kompleks mulai dari lingkungan,

guru, buku ajar hingga lembar kerja siswa (LKS). Untuk itu penulis merasa tertarik

untuk meneliti buku ajar PAI karena pemberitaan dan riset menyebutkan bahwa buku

PAI telah terkontaminasi paham radikal,intoleransi dan kekerasan. Untuk itu, penulis

ingin membuktikan benarkah buku pendidikan agama Islam SMA mengajarkan paham

radikal, intolerasi seperti yang diberitakan di media cetak, online, TV Nasional pada

tahun 2015 dan riset yang dilakukan oleh Abu Rochmad dan PPIM tahun 2016. Jika

dibandingkan dengan teks-teks toleransi dan demokrasi, yang manakah yang lebih

banyak: Apakah teks yang bermuatan radikal ataukah toleransi demokrasi?

Berbagai kasus dan riset di atas menjadi alasan terbesar mengapa peneliti

mengangkat judul tersebut. Materi buku PAI di samping mengajarkan toleransi dan

demokrasi, sebagian kalangan menganggap bahwa buku PAI juga mengajarkan

radikalisme dan intoleransi. Oleh karena itu, Penulis dalam hal ini ingin teks-teks yang

dikatakan radikal itu seperti apa dan penulis juga ingin membandingkan muatan yang

lebih banyak dalam buku teks PAI: radikalisme atau toleransi demokrasi.

Dalam hal ini peneliti memilih mengambil buku SMA dan bukan buku MA

atau pesantren. Karena sebagian besar remaja Indonesia memilih melanjutkan

pendidikan di bangku SMA, di samping itu, nilai tawar dan pengetahuan agama siswa

Page 15: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

3

SMA lebih rendah dibanding siswa MA ataupun pesantren. Sehingga dengan demikian

lebih mudah terpengaruh ideologi yang mengatasnamakan agama.

Adapun buku teks PAI SMA yang penulis pilih untuk di analisis yaitu buku

pendidikan agama Islam untuk SMA terbitan Kementrian pendidikan dan kebudayaan

Republik Indonesia, buku pendidikan agama Islam untuk SMA terbitan Erlangga dan

buku pendidikan agama Islam terbitan Yudistira. Ada beberapa alasan penulis memilih

buku teks ini untuk digunakan sebagai obyek penelitian penulisan tesis yaitu karena

ketiga penerbit ini merupakan penerbit yang sama-sama bukunya pernah digugat karena

mengajarkan paham radikal. Untuk buku pendidikan agama Islam SMA kelas XI

terbitan Kementrian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia di tahun 2015

sempat santer diberitakan karena mengandung paham Wahabi. Sementara itu, buku

pendidikan agama Islam SMK/MAK terbitan Erlangga sebelumnya juga pernah digugat

karena dianggap menyebarkan paham Syiah. Begitupun dengan Yudistira, buku SMP

terbitan Yudistira juga pernah digugat karena dianggap mengajarkan paham Syi’ah.

Berikut ini gambar buku-buku yang menuai kontroversi di kalangan masyarakat.

Gambar. 1

Buku PAI SMA/SMK yang menuai kontroversi

Page 16: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

4 B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis memetakan beberapa masalah yang

berhubungan dengan buku pendidikan agama Islam yaitu:

a. Pada tahun 2014 buku pendidikan agama Islam kelas XI terbitan Erlangga

dilaporkan karena dianggap menyebarkan paham syi’ah.

b. Pada tahun 2015 buku pendidikan agama Islam untuk SMP terbitan Yudistira

dilaporkan karena dianggap melakukan pembodohan dan penyesatan dengan

menyebutkan sholat jum’at sebagai sholat sunnah.

c. Pada tahun 2015 buku pendidikan agama Islam untuk SD dilaporkan karena

dianggap melakukan pembodohan dan penyesatan publik karena menempatkan

Nabi Muhammad pada urutan ke 13 dan Nabi Isa pada urutan terakhir.

d. Pada awal Maret 2015 lalu buku pendidikan agama Islam kelas XI terbitan

kemendikbud dilaporkan karena dianggap memuat paham radikal, intoleransi

dan kekerasan.

2. Batasan Masalah

Kajian tentang buku yang bermuatan radikalisme sangat luas. Karena itu

penulis ingin membatasi hanya pada buku teks PAI SMA. Adapun buku PAI SMA

yang akan penulis teliti ada tiga penerbit. Pertama: Buku PAI SMA terbitan

Kementrian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia (RI) yang digunakan

SMA Negeri 9 Tangerang Selatan. Kedua: Buku PAI SMA terbitan Erlangga yang

digunakan di SMA Islam Terpadu Al-Qur’aniyyah. Ketiga: Buku PAI SMA terbitan

Yudistira yang digunakan di SMA Adzkia Islamic School.

Adapun yang dimaksud dengan buku PAI SMA yaitu buku PAI kelas X,

XI dan XII yang digunakan di sekolah menengah umum (SMA). Sementara yang

dimaksud paham radikal dalam buku PAI SMA yaitu teks yang bersifat tersurat

maupun tersirat yang menunjukkan penolakan terhadap demokrasi dan toleransi

seperti pembauran antar umat beragama, kepemimpinan non muslim dan

perempuan, pluralisme, kekerasan hingga dukungan terhadap pemberlakuan syariat

Islam dan khilafah Islamiyah.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana teks-teks radikal, toleran dan demokrasi dalam buku pendidikan

agama Islam SMA terbitan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI,

Erlangga dan Yudistira?

2. Bagaimana analisis komparasi muatan radikal, toleran dan demokrasi dalam

buku pendidikan agama Islam SMA terbitan Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan RI, Erlangga dan Yudistira?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui teks-teks yang

bermuatan radikal, toleransi dan demokrasi serta melakukana analisis komparasi

muatan radikal, toleran dan demokrasi dalam buku pendidikan agama Islam SMA

terbitan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Erlangga dan Yudistira

Page 17: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

5

D. Manfaat Penelitian

Adapun hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Penulis: Secara formal-akademis, sebagai syarat untuk meraih gelar “Magister”

pada Program Magister FITK UIN Jakarta di bidang pendidikan agama Islam.

2. Secara langsung menambah wawasan peneliti terkait radikalisme, toleransi dan

demokrasi dalam buku PAI SMA.

3. Menjadi salah satu sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmiah dalam kajian

keilmuan Islam khususnya dalam bidang pengembangan buku ajar pendidikan

agama Islam di sekolah menengah umum.

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan lembaga pendidikan dalam

menyusun dan mengembangkan buku teks pendidikan agama Islam sekolah

menengah umum di masa mendatang.

E. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada dasarnya dapat dibuat dalam bentuk skema dan

narasi. Dalam hal ini, penulis memilih membuat dalam bentuk skema. Adapun skema

dari penelitian ini yaitu:

Skema 1.1

Kerangka Pikir

Berdasarkan skema tersebut di atas, maka dapat dijelaskan bahwa obyek

penelitian ini yaitu buku PAI SMA yang diterbitkan oleh kementrian pendidikan dan

kebudayaan republik Indonesia, Erlangga dan Yudistira. Dimana ketiga buku tersebut

di samping mengandung muatan toleransi dan demokrasi, buku tersebut juga disinyalir

mengandung muatan radikalisme. Adapun yang akan penulis teliti dalam buku tersebut

yaitu perbandingan teks yang bermuatan radikal, toleransi dan demokrasi. Apakah buku

PAI SMA lebih banyak memuat teks radikal, toleransi ataukah demokrasi. Hal ini

penulis lakukan guna mematahkan atau sebaliknya justru memperkuat argumen yang

Buku PAI SMA

Kemendikbud Erlangga Yudistira

Radikalisme Toleransi Demokrasi

Page 18: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

6

selama ini bergulir di tengah masyarakat bahwa buku teks PAI banyak memuat paham

radikal, intoleransi dan kekerasan.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. penelitian

kualitatif adalah suatu penelitian yang tidak menggunakan prosedur matematik atau

data statistic dalam melakukan analisis data.

Dilihat dari segi obyeknya, penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan

(library research). Library research dilakukan dengan menelaaah dokumen, arsip,

koran, majalah, jurnal, maupun buku-buku yang berkaitan dengan topik yang

dibahas.

2. Obyek dan fokus penelitian

Obyek penelitian ini adalah buku teks PAI SMA terbitan Kementrian

pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, buku teks PAI SMA terbitan

Erlangga dan buku teks PAI SMA terbitan Yudistira. Sedangkan fokus penelitiannya

yaitu isi materi dalam buku pelajaran SMA terbitan Kementrian pendidikan dan

kebudayaan Republik Indonesia, Erlangga dan Yudistira yang berkaitan dengan

radikalisme, toleransi dan demokrasi.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah buku PAI SMA terbitan

Erlangga yang digunakan di SMA Islam Terpadu Al-qur’aniyyah, buku PAI SMA

terbitan Yudistira yang digunakan di SMA Adzkia Islamic School, buku PAI SMA

terbitan Kementrian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia yang

digunakan di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan. Sedangkan sumber sekunder yaitu

buku-buku, artikel, jurnal, koran, majalah dan tulisan-tulisan sebagai pendukung

untuk menganalisa adanya teks yang bermuatan radikalisme, toleransi, demokrasi

dalam buku PAI SMA.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan penulis gunakan dalam

penelitian ini yaitu dokumentasi. Dokumentasi adalah proses pengumpulan data

dengan cara memilih, memilah, menelaah dan menganalisis dokumen-dokumen

seperti buku, jurnal, hasil riset sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini.

5. Metode Analisis Data

Metode Analisis yang penulis gunakan yaitu menggunakan metode content

analisys dan discourse analysis. Content analisys disebut juga analisis isi. Analisis

isi merupakan suatu metode untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan yang

tampak dalam buku. (Syaodih, 2008: 81) Sedangkan discourse analysis disebut juga

analisis wacana. Analisis wacana adalah suatu metode untuk mempelajari dan

menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kualitatif terhadap pesan

yang tidak tampak. (Bungin, 2007: 186) Dengan demikian, terdapat perbedaan yang

jelas dari kedua teknik tersebut yaitu jika content analysis lebih menekankan teks

tersurat atau muatan teks yang kongkrit (nyata) maka discourse analysis lebih

menekankan pada teks tersirat atau muatan teks yang abstrak (tersembunyi. Dengan

demikian, maka kedua teknik content analysis dan discourse analysis akan saling

melengkapi, sehingga penulis dapat mengetahu makna dari isi pesan baik yang

tersurat maupun yang tersirat dalam buku teks PAI SMA kelas X, XI dan XII

Page 19: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

7

terbitan Kementrian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Erlangga dan

Yudistira yang berkaitan dengan radikalisme, toleransi dan demokrasi.

G. Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang radikalisme

yaitu:

Tesis Syarif Abdurrahmanul Hakim yang berjudul Unsur Radikalisme

Keislaman dalam Kurikulum pendidikan agama Islam (SMA Yadika 7 Kemang

Kabupaten Bogor). Tesis Syarif Abrurrahmanul Hakim menyatakan bahwa kurikulum

PAI SMA SMA Yadika 7 Kemang Bogor tidaklah mengandung unsur-unsur radikal.

Adapun kasus terorisme yang melibatkan salah satu alumni SMA Yadika 7 Kemang

Bogor, sesungguhnya itu murni perngaruh dari luar dan tidak ada sangkut pautnya

dengan kurikulum PAI SMA Yadika 7 Kemang Bogor.

Kritik yang patut dilayangkan atas penelitian ini yaitu karena dalam

pembahasan, Syarif hanya membahas buku teks pelajaran PAI sebagai bagian dari

komponen kurikulum. Padahal kurikulum PAI itu tidak hanya terbatas pada buku ajar,

guru dan lingkungan sekolah termasuk bagian dari kurikulum PAI. Di samping itu,

penulis melihat bahwa analisis yang Syarif lakukan sangatlah minim hanya terbatas

pada judul dan sub bab buku PAI dan tidak melakukan penelusuran mendalam terhadap

teks-teks yang ada.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Ma’arif Institute yang berjudul

Pemetaan Problem Radikalisme di sekolah menengah umum Negeri di 4 Daerah.

Adapun fokus penelitian tersebut yaitu radikalisme di sekolah menengah umum SMU

di 4 daerah di Indonesia. Penelitian ini menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa paham

radikalisme telah menyusup di sekolah mengah umum. Salah satu hal yang

menyebabkan sekolah rentan terhadap radikalisme karena sekolah sangat terbuka

terhadap berbagai organisasi keagamaan.

Penelitian ini menjadi penting untuk diperhatikan karena hasilnya

menunjukkan bahwa sekolah menjadi lahan empuk penyebaran paham radikal. Di

samping itu, penelitian ini tidak hanya di fokuskan pada satu wilayah saja akan tetapi

mengambil beberapa wilayah di Indonesia. Namun satu kritikan bagi Ma’arif Institute,

seharusnya lokasi penelitian bukan hanya di wilayah Jawa saja akan tetapi sekolah-

sekolah di daerah Timur dan Barat Indonesia seharusnya dijadikan sebagai lokasi

penelitian agar peneliti bisa mendapatkan gambaran yang utuh tentang kemungkinan

penyebaran paham radikal dalam lingkungan SMU.

Berdasarkan paparan di atas, maka jelas terlihat bahwa penelitian ini

berbeda dengan penelitian Syarif Abdurrahmanul Hakim yang fokus penelitiannya

kurikulum PAI. Penelitan ini juga berbeda dengan penelitian Ma’arif Institute yang

fokus penelitiannya lebih kepada lembaga sebagai target penyebaran paham radikal.

Adapun fokus penelitian ini yaitu buku PAI SMA yang diterbitkan oleh kementrian

pendidikan dan kebudayaan, Erlangga dan Yudistira. Dengan objek kajian teks-teks

yang bermuatan radikal, toleransi dan demokrasi.

Di samping riset tentang radikalisme, riset terdahulu yang relevan dengan

penelitian ini yaitu riset buku PAI. Adapun beberapa riset tentang buku PAI yang

relevan dengan penelitian ini yaitu:

Page 20: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

8

Riset yang dilakukan oleh Abu Rocmad dengan judul Radikalisme Islam

dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal. Meskipun riset ini judulnya bukan

membahas tentang PAI akan tetapi salah satu poin penting dalam riset ini yaitu buku

ajar PAI dan LKS yang dianggap sebagai salah satu elemen radikalisme. Berdasarkan

hasil risetnya, Abu Rochmad menyebutkan bahwa ada tiga poin yang mengandung

elemen radikalisme yaitu organisasi sekolah, guru dan buku dan LKS PAI. Oleh karena

itu, penelitian ini menjadi penting karena menghasilkan sebuah temuan bahwa di

samping sekolah, guru dan buku PAI, sesungguhnya LKS juga telah menjadi buku

penyemai radikalisme. Namun satu kritikan bagi Abu Rochmad bahwa analisis yang

dilakukan terkait elemen radikalisme dalam buku dan LKS masih sangat minim

sehingga terkesan kurang serius dalam melakukan penelitian.

Penelitian berikutnya yaitu dari Diana Sulaisih dengan judul Pendidikan

Agama Islam,berbasis pluralisme (analisis nilai-nilai pluralisme buku teks tahun 1994-

2004) adapun fokus riset ini yaitu buku teks PAI tahun 1994-2004. Adapun fokus tesis

ini yaitu nilai-nilai pluralisme dalam buku teks PAI SMA tahun 1994-2004. Tesis ini

menyimpulkan bahwa buku-buku teks PAI tahun 1994-2004 banyak mengandung nilai-

nilai pluralisme. Nilai-nilai pluralisme itu tercermin dalam materi PAI yang bercorak

eksklusif pluralis. Kritikan untuk tesis ini adalah peneliti kurang gamblang dalam

menjabarkan nilai-nilai pluralisme dalam buku teks dan lebih banyak memaparkan

pendapat tokoh dibanding melakukan analisis pada buku PAI.

Melihat fokus dan objek penelitian, maka jelas bahwa penelitian ini berbeda

dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Tesis ini fokus dan objek kajiannya yaitu

nilai pluralisme dalam buku PAI SMA tahun 1994-2004 sementara fokus dan objek

kajian penelitian yang akan penulis lakukan yaitu nilai radikalisme, toleransi dan

demokrasi dalam buku PAI SMA dari tiga penerbit yaitu Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, Erlangga dan Yudistira.

Selanjutnya, riset yang relevan dengan penelitian ini yaitu riset yang

dilakukan oleh PPIM tahun 2016 dengan judul Diseminasi paham eksklusif dalam buku

ajar SD sampai SMA. Riset ini menyoroti muatan radikalisme, intoleransi dan

kekerasan dalam buku teks PAI SD-SMA yang sempat menuai kecaman di kalangan

masyarakat. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini bahwa buku PAI SD-SMA

mengandung muatan radikalisme dan intoleransi. Kesan intoleransi pada buku teks PAI

tercermin dalam bentuk teks yang sering menyalahkan pendapat atau praktik ibadah

yang berbeda, mempromosikan pendapat yang satu tanpa menghadirkan pendapat yang

lain. Adapun kritikan untuk riset PPIM yaitu riset ini hanya fokus pada muatan

radikalisme saja, dan kurang menggali muatan toleransi dalam buku PAI. Hal tersebut

terlihat dari beberapa teks-teks yang ditampilkan yang dianggap mengandung muatan

radikal. Padahal teks-teks tersebut bisa jadi hanya sebagai contoh dari keragaman

pendapat yang ada. Artinya teks-teks tersebut tidak boleh dipahami secara parsial akan

tetapi harus dipahami secara komprehensif sebagai bagian dari penjelasan yang ada

dalam buku PAI.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa riset yang

dilakukan oleh PPIM berbeda dengan riset yang penulis lakukan. Riset PPIM fokus

pada muatan radikalisme dalam buku PAI SD-SMP. Sementara riset ini, fokus

kajiannya bukan semata muatan radikalisme akan tetapi muatan toleransi dan

demokrasi juga menjadi bagian dari fokus penelitian ini. Objek kajianpun berbeda,

objek kajian dalam riset PPIM adalah buku PAI SD-SMA, sementara riset ini objek

kajiannya fokus pada buku PAI SMA. Akan tetapi riset ini menyasar buku PAI SMA

Page 21: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

9

dari tiga penerbit yang berbeda yaitu Erlangga, Yudistira dan Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia yang sempat menuai kecaman di kalangan

masyarakat karena dianggap melakukan pembodohan publik dan menanamkan

radikalisme, intoleransi dan kekerasan.

Page 22: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung
Page 23: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

11

BAB II

TIPOLOGI PEMIKIRAN ISLAM, TOLERANSI DAN DEMOKRASI

A. Tipologi Pemikiran Islam

1. Islam Radikal

a. Konsep Islam Radikal

Dalam kamus bahasa Indonesia, radikalisme berasal dari dua kata yakni

radikal dan isme. Radikal berarti akar, pangkal dan dasar. (KBBI, 1995: 808)

Sedangkan isme berarti paham. Dengan demikian, maka radikal dapat diartikan

paham yang mendasar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, radikalisme diartikan

sebagai paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial

dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; serta sikap ekstrim dalam aliran

politik. (KBBI, 1995: 808)

Radikalisme dalam bahasa arab, disebut tatharruf yang artinya tidak ada

keseimbangan karena tindakan melebih-lebihkan atau mengurangi. Disamping kata

tatharruf, radikalisme sering pula disebut ghuluw. Ghuluw dalam beragama berarti

sikap kasar dan kaku dalam melewati batasan yang diperintahkan dan ditentukan

dalam syari’at.(Yusuf Qardhawy, 2001: 11)

Menurut Azyumardi Azra, radikal adalah suatu kondisi yang mendorong

seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perubahan sosial maupun politik

dengan cepat dan menyeluruh dengan menggunakan cara-cara kekerasan dan tanpa

kompromi. (Azra, 2002: 112) Sedangkan menurut Agus SB, radikalisme merupakan

paham politik yang menghendaki perubahan ekstrim sesuai dengan

pengejawantahan ideologi yang mereka anut. (Agus SB, 2016: 47) Melihat

perkembangan radikalisme saat ini, maka dapat dikatakan bahwa pendapat Azra dan

Agus tidak sepenuhnya benar. Radikalisme tidak sepenuhnya dapat diartikan sebagai

paham yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan

perubahan sosial maupun politik dengan cepat dan menyeluruh, ataupun dikatakan

sebagai paham yang menggunakan cara-cara kekerasan. Karena dalam

perkembangannya, kelompok radikal memilih cara-cara lain seperti melalui jalur

dakwah ataupun jalur politik untuk menanamkan ideologinya. Perubahan-perubahan

yang terjadipun tidak cepat dan menyeluruh akan tetapi bertahap.

Menurut Simon Tormey sebagaimana dikutip Najib Azca, radikalisme

adalah ideologi yang mempersoalkan atau menggugat sesuatu (atau segala sesuatu)

yang dianggap mapan, diterima, atau menjadi pandangan umum. (Azca, 2012: 24-

25). Seperti mempersoalkan ideologi Pancasila sebagai ideologi negara karena

dipandang tidak sesuai dengan syari’at Islam. Padahal jika ditelisik lebih jauh tidak

satupun isi dari Pancasila yang bisa dianggap bertentangan dengan syari’at Islam.

Menurut Penulis, Pancasila jelas merupakan cerminan dari syari’at Islam. Pendapat

penulis sejalan dengan pendapat Soetrino Hadi bahwa Pancasila sejalan dengan

syari’at Islam. Kesesuaian Pancasila dengan syari’at Islam dapat dilihat dari sila

pertama yang mencerminkan aqidah Islam. Sedangkan sila kedua hingga sila kelima

adalah cerminan dari akhlak dan syari’ah. Dengan demikian, kita tidak perlu

memilih untuk menggunakan atau meninggalkan salah satu dari keduanya karena

keduanya sejalan satu sama lain. (Hadi, 2014: 231)

Adapun yang dimaksud dengan radikalisasi yaitu proses perubahan di

mana kelompok mengalami transformasi ideologi atau perilaku yang mengarah pada

penolakan prinsip-prinsip demokrasi dengan cara menuntut untuk dilakukannya

revolusi di bidang politik dengan jalan kekerasan. (Anshour, 2009: 6) Contohnya:

Page 24: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

12

aksi pemberontakan yang dilakukan oleh tentara Islam Indonesia di bawah

Kartosuwiryo ataupun aksi pemberontakan yang dilakukan oleh tentara GAM di

Aceh sebagai bentuk tuntutan agar pemerintah mengganti sistem demokrasi

Pancasila dan menerapkan syari’at Islam di Indonesia.

Dalam bukunya Radical Islam: Medieval Theology and Modern Politics,

Emmanuel Sivan menggunakan istilah Radical Islam untuk menggambarkan

kelompok Islam ekstrim. (Sivan, 1985) Istilah Islam radikal juga digunakan oleh

Wildan untuk menggambarkan kelompok garis keras yang menggunakan isu-isu

agama untuk memperjuangkan ideologinya. (Wildan, 2013)

Kelompok Islam radikal adalah sebuah gerakan politik ekstrim yang

berusaha membentuk negara Islam melalui perjuangan bersenjata. Di mana terdapat

doktrin-doktrin pada kelompok untuk membenarkan tindakan kekerasan untuk

menghilangkan rezim di dunia yang dianggap kafir saat ini. (Cavatorta, 2005:11)

Contohnya: ISIS. ISIS merupakan sebuah kelompok radikal yang ingin membentuk

daulah Islamiyah di seluruh dunia. Untuk mencapai tujuannya, ISIS berusaha

menduduki wilayah-wilayah di bagian Timur Tengah melalui perjuangan bersenjata.

Tidak sampai disitu, ISIS juga melakukan teror bom pada rezim kafir melalui

anggota-anggotanya yang menjadi calon pengantin/ pelaku pengeboman.

Berbeda dengan Cavatorta, menurut Mubarok, Gerakan kelompok Islam

radikal dapat diartikan sebagai tindakan yang secara sadar dilakukan oleh kelompok

Islam radikal, baik berupa aksi, reaksi maupun tanggapan yang dilandasi oleh

ideologi yang dianutnya. Adapun bentuk dari gerakan kelompok ini yaitu bersifat

kolektif dan terorganisir dengan tujuan untuk melakukan perubahan tatanan lama

yang bersifat sekular menjadi bersifat islami. (Mubarok, 2008: 53) Dalam mencapai

tujuan, kelompok ini melakukan proses rekruitmen anggota mulai dari tingkat

sekolah hingga universitas. Umumnya proses indoktrinasi ini dilakukan melalui

kegiatan ekstrakurikuler agama yang ada di sekolah maupun perguruan tinggi.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka

peneliti lebih cenderung pada pendapat Simon Tormey dan Yusuf Qardhawy bahwa

radikalisme adalah suatu ideologi yang berangkat dari sikap fanatisme berlebihan

dan intoleransi yang memiliki kecenderungan untuk menolak dan menggugat

kondisi maupun sistem yang sudah mapan dan menjadi pandangan umum.

Dalam sejumlah literatur, istilah Islam radikal sering kali diganti dengan

istilah Islam fundamentalis dan Islam ekstrim.Untuk memberikan penjelasan yang

mendalam mengenai alasan mengapa kedua istilah tersebut sering kali digunakan

secara bergantian, maka penulis merasa perlu menguaraikan berbagai makna dari

istilah-istilah Islam fundamentalisme dan Islam ekstrim.

a) Islam Fundamentalisme

Istilah fundamentalisme merupakan istilah kedua yang paling sering

disematkan terhadap kelompok Islam yang memperjuangkan ideologi mereka

dengan jalan kekerasan. Menurut bahasa, fundamentalisme merupakan gabungan

dua kata yaitu fundamental dan isme. Fundamental berarti bersifat dasar (pokok).

Sementara itu, isme berarti paham. Dengan demikian, maka fundamentalisme

dapat diartikan sebagai paham yang mendasar. Sedangkan menurut istilah,

fundamentalisme berarti paham yang cenderung untuk memperjuangkan sesuatu

secara radikal. (KBBI: 1995: 281). Oleh karena itu, berdasarkan arti kata,

fundamental dan radikal memiliki makna yang sama yaitu dasar.

Page 25: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

13

Istilah fundamentalis pada dasarnya disematkan kepada gerakan

Protestan yang tumbuh di Amerika pada abad 19 M yang menafsirkan melakukan

penafsiran secara harfiah terhadap kitab injil dan teks-teks agama. Sedangkan

dalam kacamata Islam, istilah fundamentalis disamakan dengan kata ussuliyah.

Ushuliyyah berasal dari kata al-ashl yang berarti paling dasar dari suatu

bilangan/hitungan. Adapun jamak dari kata al-ashl yaitu ushul. Istilah ushul

sendiri banyak digunakan dalam istilah bidang ilmu agama seperti ushul ad-din,

ushul fiqh. (Imarah, 1998: 67-71)

Lanjut Imarah, pada dasarnya istilah fundamentalis yang dipahami oleh

barat dan Islam tidaklah sama. Jika dalam pengertian Kristen, istilah

fundamentalisme disematkan pada kaum yang statis dan didominasi oleh sikap

taklid yang memusuhi ilmu pengetahuan, teks alegoris, ta’wil, penalaran akal,

menarik diri dari modernitas, serta berpegang pada penafsiran harfiah terhadap

teks-teks agama. Maka dalam Islam, istilah ushuliyyah disematkan kepada para

ulama ushul fiqh yang mewakili bidang kajian ilmu-ilmu akal, menggunakan

dalil melalui isyarat teks agama (istidlal), ijtihad dan pembaruan (tajdid).

(Imarah, 1998: 71) dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa

fundamentalisme Islam memiliki makna yang lebih baik dari fundamentalisme

Kristen. Pendapat Imarah akan sulit dipahami apabila istilah fundamentalisme

Islam disematkan kepada gerakan Islam politik, karena sebagaimana dipahami

bahwa mayoritas gerakan mereka kerap diwarnai oleh kekerasan dan aksi teror.

(Syu’aibi, 2004: 167)

Menurut Misrawi, ada dua karakteristik fundamentalisme agama yaitu:

fundamentalisme positif dan fundamentalisme negatif. Fundamentalisme positif

yaitu fundamentalisme yang menjadikan teks dan tradisi keagamaan sebagai

sumber moral dan etika kemaslahatan publik. Fundamentalisme positif

mempunyai visi dan misi untuk menjadikan doktrin keagamaan sebagai elan vital

bagi etika sosial dan pemberdayaan masyarakat. Sementara itu, fundamentalisme

negatif adalah fundamentalisme yang menjadikan teks dan tradisi sebagai sumber

dan justifikasi atas kekerasan. (Misrawi, 2007: 189-190)

b) Islam Ekstrim

Kata ekstrim sebenarnya berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata

extreme yang berarti perbedaan yang besar, berbuat keterlaluan, pergi dari ujung

ke ujung, berbalik memutar, mengambil tindakan/jalan sebaliknya. (Kementerian

Agama RI, 2012: 14) Sementara dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)

edisi kedua, ekstrem berarti sangat keras dan fanatik. (KBBI, 1995: 225) Dalam

bahasa arab, ekstrem disebut dengan istilah tatharruf yang berarti berdiri di tepi,

jauh dari tengah. Dengan demikian, sikap, pemikiran maupun tindakan yang

dikategorikan ekstrim selalu bermakna negatif. (Kementerian Agama, 2012: 14)

Di dalam bahasa arab, setidaknya ada dua term yang digunakan untuk

menyebutkan istilah ekstrem yaitu al-guluw dan tatharruf. Ghuluw berasal dari

kata gala-yaglu yang berarti melampaui batas. (Kementerian agama, 2012: 14-

15) Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Q.S An-Nisa:171 yang berbunyi:

Page 26: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

14

Artinya:

“Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu,

dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.

Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang

diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan

(dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-

rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari

Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha

Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi

adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara” (Q.S.An-Nisa:171)

Menurut Quraish Shihab dalam bukunya tafsir Al-Misbah bahwa kata

la taglu di atas meski secara eksplisit ditujukan bagi kaum Nabi Isa agar tidak

berlebih-lebihan dalam beragama, akan tetapi secara implisit mengandung

sebuah pelajaran bagi umat Islam untuk tidak berbuat serupa yakni berlebih-

lebihan dalam agama. Lebih lanjut Quraish Shihab menyatakan bahwa al-ghuluw

mengandung makna melampaui batas dalam kepercayaan, ucapan ataupun

perbuatan. (Shihab, 2000: 646) Sedangkan menurut Buya Hamka dalam tafsir al-

Azhar, ghuluw mengandung makna berlebih-lebihan atau keterlaluan. Kata

ghuluw dalam ayat di atas, ditujukan kepada orang Nasrani yang berlebih-lebihan

dalam memuliakan Nabi Isa alaihissalam, Isa bahkan dikatakan sebagai Tuhan

dan disebut dengan nama Tuhan Yesus. (Hamka, 1984:81)

Dalam bukunya al-Shahwah al-Islamiyah Bain al-Juhud Wa al

Tatharruf, Yusuf Qardhawi menggunakan istilah Islam ekstrim sebagai lawan

dari Islam moderat. (Qardhawi, 2001:12) Selaras dengan Yusuf Qardhawi,

Muhammad Abid Al-Jabiri juga menggunakan istilah Islam ekstrim untuk

menggambarkan kelompok Islam yang menjadi musuh dari kelompok moderat.

Selain Qardhawi dan Al-Jabiri, istilah ekstrimisme juga digunakan oleh

Muhammad Sa’id Al-Asymawi untuk menggambarkan gerakan suatu kelompok

untuk merebut kekuasaan dengan menunggangi isu-isu agama. (Rahmat, 2005:

xvii) Contohnya yaitu DI/TII yang dipimpin oleh Kartosuwiryo.

Page 27: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

15

Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa istilah radikal memiliki

makna yang sejalan dengan istilah fundamentalisme maupun ekstrimisme.

Karena itu, tidak heran jika ketiga istilah tersebut sering digunakan secara

bergantian.

2. Karakteristik Radikalisme

Radikalisme dan praktek kekerasan yang mengatasnamakan agama

merupakan ancaman serius bagi kehidupan manusia dewasa ini. Bukan hanya itu,

radikalisme yang dibalut dengan pandangan-pandangan sempit keagamaan yang

kemudian menjelma menjadi sebuah teror bahkan akan mengancam keberadaan

agama itu sendiri. Tidak jarang, orang menjadi skeptik bahkan kehilangan keyakinan

pada agama bahkan Tuhan disebabkan adanya segelintir orang yang menjadikan

agama sebagai alat pembenaran atas tindakan teror maupun kekerasan yang ia

lakukan.

Berikut ini, penulis akan memaparkan karakteristik radikalisme menurut

para ahli. Hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan penulis dalam mencari dan

menentukan indikator-indikator radikalisme dalam buku teks PAI tingkat SMA.

Adapun karakteristik radikalisme atau ekstrimisme agama menurut Yusuf

al-Qordhowi, adalah sebagai berikut:

a) Fanatisme berlebihan.

Fanatik secara bahasa berasal dari kata ashaba al-aqumu bir rajuli

ashban yang artinya mengepungnya untuk melidunginya. Kata al-ashabah

berarti kelompok yang mengikuti seseorang. Fanatik artinya meliputi dan

menarik. (Az-zuhail, 2012: 139-141) Sikap fanatik pada dasarnya bisa menjadi

filter untuk menangkal aliran sesat maupun berbagai upaya pemurtadan. Akan

tetapi, sikap fanatik akan menjadi momok menakutkan apabila dibarengi sikap

intoleransi yakni tidak menghargai keberadaan kelompok maupun umat agama

lain serta berusaha mengeliminir kelompok maupun penganut agama yang

berbeda.

Perbedaan agama pada hakikatnya telah dijelaskan oleh Allah dalam

Alqur’an karena itu, tidak pantas rasanya jika kita sebagai hambanya

memaksakan kehendak kita kepada yang lainnya karena Allah saja sebagai

pencipta manusia memberikan kebebasan kepada manusia untuk menganut suatu

agama.

b) Memaksakan kehendak

Adapun karakteristik radikalisme yang kedua yaitu memaksakan

kehendak maksudnya memaksakan kepada orang lain untuk melakukan seperti

yang dia inginkan. Contohnya memaksakan membentuk negara Islam dengan

cara merubah ideologi negara seperti yang dilakukan oleh kelompok DI/TII,

memaksa seseorang untuk memeluk agama Islam, memaksa orang untuk

memiliki paham yang sama dengannya seperti yang dilakukan oleh kelompok

wahabi. (Qardhawi, 2001: 34-36)

Perlu diperhatikan bahwa Islam melarang pemeluknya untuk memaksa

pemeluk lain untuk mengikuti ataupun masuk dalam agama Islam sebagaimana

firman Allah dalam Q. S Al-Baqarah: 256 yang berbunyi:

Page 28: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

16

Artinya:

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya

telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa

yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia

telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan

Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”( Q. S Al-Baqarah: 256)

c) Menganut ideologi kekerasan

Diantara tanda-tanda radikalisme yang ke tiga yaitu memperlakukan

orang secara zalim, melakukan pendekatan dengan kekerasan, serta kaku dalam

menganjak orang untuk masuk dalam Islam. Padahal Allah memerintahkan untuk

mengajak kepada agamanya dengan jalan hikmah bukan dengan jalan kekerasan,

dengan pengajaran yang baik bukan dengan ungkapan yang kasar. (Qardhawi,

2001: 36) sebagaimana firmannya dalam Q.S An-Nahl: 125 yang berbunyi:

Artinya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk.” (Q.S An-Nahl: 125)

Perlu diperhatikan bahwa, sikap keras dan kasar justru akan semakin

memupuk rasa kebencian dan permusuhan antar suatu kelompok, dan sebaliknya

lemah lembut dan kasih sayang akan mempererat hubungan antar suatu

kelompok. Oleh sebab itu seyogiya-nya, metode inilah yang digunakan oleh para

juru dakwah dalam menyampaikan seruannya.(Qardhawi, 2001: 37-40)

Page 29: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

17

d) Negative Thinking terhadap yang lain

Buruk sangka terhadap orang lain serta memandang mereka sebagai

orang jahat, dan menyembunyikan kebaikan dan membesar-besarkan keburukan

mereka adalah karakteristik radikalisme yang berikutnya. Umumnya kaum

radikal memiliki kebiasaan memburuk-burukkan orang. Kebiasaan memburuk-

burukkan orang tersebut tidak hanya berlaku pada orang awam akan tetapi

mereka tidak segan untuk menuduh ulama, tokoh agama ataupun bahkan imam

mazhab sebagai pelaku bid’ah apabila mereka menemukan fatwa yang berbeda

dengan paham ataupun pendapat mereka. (Qardhawi, 2001: 41-45)

e) Terjerumus dalam jurang pengkafiran (takfiri)

Puncak dari sikap ekstrim adalah pentakfiran. Perbuatan mentakfirkan

seseorang adalah suatu hal yang sangat krusial sebab pentakfiran bukan hanya

berakibat pemutusan hubungan rumah tangga, pemutusan hubungan waris serta

wali nikah akibat perbedaan agama. Akan tetapi, berakibat penghalalan darah

seperti yang dilakukan oleh kaum wahabi yang menghalalkan darah orang yang

kafir seperti musyrik serta non muslim.

Menurut Muhammad Zuhdi sebagaimana dikutip Nurlena rifa’i bahwa

radikalisme memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Klaim kebenaran.

Setiap pemeluk agama percaya bahwa kitab suci dan doktrin agama

mereka adalah yang paling murni dan paling benar. Sementara itu, kitab suci,

sekte maupun agama lain adalah sesat dan salah.

2) Taklid buta dan setia kepada pemimpin mereka.

Umumnya penganut radikalisme memiliki loyalitas dan kesetiaan yang

besar terhadap pemimpin mereka.

3) Memiliki tujuan untuk mendirikan negara dan pemerintahan yang ideal.

Penganut percaya dalam membangun/ menegakkan aturan tuhan di bumi

dengan cara memperbaiki moral serta teologi masyarakat.

4) Memiliki kecenderungan untuk main hakim sendiri. (Muh. Zuhdi dalam Nurlena

Rifai, 2016:3)

Tabel. 2.1

Karakteristik radikalisme menurut para ahli

No Nama Karakteristik Radikalisme

1 John L. Esposito

1. Menganggap Islam sebagai sebuah

pandangan hidup yang komprehensif dan

bersifat total. Karena itu, Islam tidak

dapat dipisahkan dari kehidupan politik,

hukum dan masyarakat.

2. Menolak ideologi masyarakat Barat

karena menganggap sekuler dan

materialistik.

3. Cenderung mengajak pengikutnya untuk

kembali kepada Islam sebagai bentuk

usaha untuk perubahan sosial.

4. Menolak segala bentuk peraturan-

Page 30: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

18

peraturan yang lahir dari tradisi barat.

5. Memiliki keyakinan bahwa islamisasi

pada masyarakat muslim tidak akan

berhasil tanpa menekankan pada aspek

pengorganisasian atau pembentukan

sebuah kelompok yang kuat. (John L.

Esposito, 1992: 207)

2 Abuddin Nata 1. Memiliki sikap rigid dan literlis dari segi

keyakinan.

Kaum radikal lebih menekankan

simbol-simbol agama dari pada

substansinya. Berbeda dengan kaum

moderat yang bukan hanya

mementingkan simbol semata akan tetapi

lebih dari itu yaitu bagaimana supaya

prinsip-prinsip Islam dapat menjadi roh

dalam setiap lini kehidupan masyarakat.

(Nata, 2001: 25)

2. Memiliki sikap dan pandangan yang

eksklusif.

Kaum radikal memiliki pandangan

dan keyakinan yang ekstrem, mereka

menganggap hanya pandangan merekalah

yang benar sementara yang tidak sejalan

dengannya adalah salah. Karena itu,

kaum ini sangat tertutup dan tidak mau

menerima pandangan orang lain. (Nata:

2001, 24)

3. Menolak modernisasi

Kehidupan kaum radikal cenderung

kaku dan kolot mereka cenderung

menolak berbagai produk budaya

modern. (Nata, 2001: 25)

4. Dari segi gerakan cenderung

menggunakan kekerasan.

Kelompok ini cenderung keras

dalam setiap gerakannya seperti dalam

setiap propaganda dan teror hingga aksi

pembunuhan yang mereka lakukan.

(Nata, 2001: 25)

3 Syukron Kamil 1.Cenderung menafsirkan teks-teks

keagamaan secara rigid, literalis, absolut,

dan dogmatis.

2. Cenderung memonopoli kebenaran atas

tafsir agama. Akibatnya, menganggap diri

dan kelompoknya paling benar sedangkan

kelompok lain sebagai kelompok yang

Page 31: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

19

sesat.

3. Melakukan perekrutasan secara agresif

serta berusaha mengeliminasi orang lain

dan kelompok lain yang dianggap sebagai

kelompok sesat dan musuh Islam.

4. Meyakini penyatuan agama dan negara

dan menolak sekularisme

5. Memiliki stigma negatif terhadap Barat.

Barat dipandang sebagai monster

imprealis yang mengancam akidah dan

eksistensi umat Islam.

6. Mendeklarisasikan perang terhadap

sekularisme, pluralisme, hedonisme serta

liberalisme.

7.Cenderung radikal dalam memperjuangkan

ideologinya. (Kamil, 2013: 251-252)

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa setidaknya

tokoh-tokoh di atas memiliki beberapa pandangan yang sama dengan orang-orang

barat tentang karakteristik orang maupun kelompok yang berpaham radikal.

Radikalisme umumnya dilukiskan sebagai paham yang intoleran, fanatik

berlebihan, mengklaim diri paling benar, memiliki stigma buruk terhadap barat,

mengusung khilafah Islamiyah serta syari’at Islam, menolak modernisasi,

cenderung anarkis dalam memperjuangkan ideologinya, terkesan rigid dan

tekstual dalam menafsirkan ayat maupun hadits.

Karakteristik yang disampaikan oleh para tokoh di atas bisa jadi tidak

sepenuhnya benar. Terutama dalam beberapa hal seperti: Pertama, klaim

kebenaran. Menyatakan bahwa klaim kebenaran sebagai karakter radikalisme

adalah sesuatu yang tidak benar. Karena seseorang yang memeluk agama tertentu

haruslah meyakini kebenaran agamanya dan sebaliknya meyakini bahwa yang

bertentangan dengannya adalah sesuatu yang salah. Meyakini kebenaran mutlak

agama adalah syarat dari keimanan. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa

klaim kebenaran bisa menjadi pemicu bibit-bibit radikalisme manakala klaim

kebenaran diikuti kecenderungan untuk menafikkan keberadaan pemeluk agama

lain serta memaksakan kepada pemeluk agama yang berbeda untuk mengikuti

agamannya.

Kedua, menolak modernisasi. Mengeneralisasi kaum radikal sekarang

seperti kaum radikal masa lalu sebagai kaum kolot tak berpendidikan serta

menolak modernisasi adalah pernyataan yang kurang tepat. Karena dalam

perkembangannya, kelompok radikal sekarang sangat terbuka dalam penggunaan

produk modern termasuk penggunaan IT. Bahkan dalam sistem perekrutan dan

sebagainya kini mereka lebih banyak memanfaatkan media yang ada.

Ketiga, memiliki stigma negatif terhadap barat. Menggeneralisasi setiap

orang yang memiliki pandangan negatif terhadap barat adalah sesuatu yang picik.

Karena tidak semua orang yang memiliki stigma negatif terhadap barat khususnya

dalam persoalan hegemoni barat terhadap dunia Islam dapat dipandang sebagai

penganut radikalisme. Karena meskipun sebagian orang mengamini hegemoni

Page 32: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

20

politik barat terhadap sebagian wilayah Islam akan tetapi mereka tetap bijak dalam

menjalin interaksi dengan orang-orang maupun dunia barat.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kriteria

orang atau kelompok radikal tidak berdiri sendiri. Artinya seorang/ kelompok tidak

serta merta dapat dinyatakan radikal hanya karena memiliki salah satu dari

karakteristik yang dipaparkan oleh tokoh di atas. Karena pada dasarnya, indikator

radikalisme saling terkait satu sama lain. Namun demikian, kepemilikan atas satu

karakteristik menunjukkan bahwa seseorang memiliki bibit-bibit radikalisme

dalam dirinya. Bibit-bibit radikalisme tersebutlah yang harus dan dikelola dengan

bijak agar tidak berubah menjadi radical action.

Terlepas dari perdebatan tentang pengklasifikasian orang maupun

kelompok yang dapat disebut radikal dan tidak, maka penulis lebih cenderung

sepakat pada karakteristik radikalisme yang dipaparkan oleh Yusuf Qordhowi dan

Syukron Kamil. Karena karakteristik tersebutlah yang bisa mewakili

pengelompokan orang-orang radikal masa kini.

3). Faktor-faktor Penyebab Berkembangnya Radikalisme.

Persoalan radikalisme tidak boleh dipandangan dari sudut internal agama

saja tetapi memerlukan kajian literatur yang mendalam untuk mengetahui faktor-

faktor penyebab kemunculannya. (Sirry, 2003: 28) Radikalisme tidak hadir dalam

ruang kosong. Setidaknya ada beberapa konteks dan keadaan yang turut melahirkan

fenomena radikalisme seperti, kondisi ekonomi yang tidak adil, kondisi sosial yang

penuh dengan ketidakpastian, kondisi hukum yang penuh dengan penyimpangan,

kekumuhan politik yang terus dibayangi dengan penyakit korupsi, kesalahan dalam

penanaman pendidikan agama pada masyarakat menyebabkan masyarakat rentan

terhadap pengaruh paham radikal. (Darraz, 2013; 155)

Menurut Saeed Rahnema, munculnya gerakan-gerakan Islam radikal

dipengaruhi oleh beberapa yaitu faktor sosial, ekonomi dan politik seperti

pertumbuhan penduduk yang cepat, persoalan gaji kelas menengah, kesenjangan

antara kaya dan miskin, kegagalan program modernisasi dan kebijakan

pembangunan, pemerintahan yang korup, rezim yang diktator dan tidak demokratis,

gerakan-gerakan sekuler dan liberal, gagalnya gerakan nasionalis, serta adanya

dorongan langsung dari imprealisme dan kekuatan asing. Karena itu, gerakan radikal

hanya dapat dikalahkan jika faktor-faktor sosial, ekonomi dan politik yang

menimbulkan lahirnya gerakan ini dapat di eliminasi. (Rahnema, 2008: 2).

Berbeda dengan Rahnema, menurut Hilmy ada dua faktor yang

menyebabkan munculnya ideologi Islam radikal yakni:

1. Faktor internal

Adanya pandangan yang berbeda dalam persoalan ideologi jihad.

Kalangan Islam moderat menilai bahwa makna jihad tidak terbatas dalam arti

perang fisik. Perang melawan hawa nafsu juga dapat dikategorikan jihad, perang

melawan kebodohan juga termasuk dalam kategori jihad. Berbeda dengan

kalangan Islam radikal yang memiliki pandangan sempit terkait makna jihad.

Kalangan radikal cenderung memaknai jihad sebatas perang fisik.

2. Faktor eksternal

Munculnya Islam radikal merupakan salah satu bentuk perlawanan

terhadap kolonialisme, hegemoni politik negara-negara tertentu terhadap negara

Islam serta penyitaan tanah-tanah Islam oleh negara-negara non Islam. (Hilmy,

2013: 12) Seperti yang dialami oleh negara Palestina yang tanahnya di ambil oleh

Page 33: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

21

negara Israel. Perbuatan Israel ini telah melahirkan kelompok Islam militan di

Palestina yang berusaha untuk memperjuangkan tanah mereka.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil sebuah kesimpulan

bahwa dalam pandangan Hilmy, kelompok Islam yang muncul sebagai reaksi

atas kolonialisme dan hegemoni politik negara barat disebut kelompok radikal.

Termasuk para pejuang Palestina. Namun dalam pandangan penulis, istilah

kelompok Islam radikal tidaklah tepat disematkan terhadap kelompok Islam yang

muncul untuk melawan kolonialisme seperti pejuang Palestina. Karena pada

hakikatnya kelompok Islam radikal mengandung makna negatif sebagai

kelompok militan. Sementara itu, pejuang palestina mengandung makna positif

sebagai pembela negara Palestina dari penjajahan Israel.

Pendapat Hilmy ini, sejalan dengan Abuddin Nata, bahwa menguatnya

ideologi radikalisme Islam di Indonesia dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

1. Faktor eksternal

a. Adanya konflik primordial antar suku maupun umat beragama seperti:

pengusiran kelompok Islam Syi’ah oleh kelompok Islam Sunni di Sampang,

Madura. Pembakaran serta pembunuhan umat Islam oleh umat Kristen di

Ambon.

b. Adanya konstalasi politik Amerika yang menyudutkan Islam sebagai agama

terorisme.

2. Faktor internal

a. Doktrin ajaran

Timbulnya sikap radikal tidak lepas dari faktor doktrin agama. Setiap agama

pada dasarnya mengklaim dirinya sebagai agama yang paling benar dan

setiap agamapun memiliki doktrin ajaran masing-masing. (Nata, 2001:56)

Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa Allah itu satu dan Islam tidak

mengenal istilah trinitas seperti ajaran Kristen. Sebagaimana disebutkan

dalam Q.S al-Maidah: 73 yang artinya: “Sungguh telah kafir orang-orang

yang menyatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal

tidak ada (Tuhan yang berhak disembah) selain Tuhan yang Maha Esa.”

(Q.S al-Maidah: 73)

b. Kurangnya ilmu pengetahuan

Kurangnya pemahaman ilmu agama seringkali menyebabkan seseorang

dengan gampang mengkafirkan saudara sesama muslim. (Nata, 2001:56)

Seperti ajaran wahabi yang begitu mudah mengkafirkan orang atau kelompok

yang tidak sama dengannya.

c. Sejarah

Sejarah mencatat peperangan yang terjadi antara umat Islam dengan umat

Nasrani yang berlangsung selama perang salib kurang lebih tiga abad yaitu

tahun 1095-1292 yang menyebabkan kerugian yang besar bagi kedua umat

tersebut. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab sikap radikal bahwa

sejarah memang telah mencatat perjalan panjang sentimen antar umat

beragama. (Nata, 2001:56)

Page 34: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

22

Menurut Wasisto Raharjo Jati, ada tiga cara yang dapat ditempuh untuk

menganalisis munculnya gerakan Islam radikal di Indonesia yakni:

a) Dalam konteks historis. Islam radikal di Indonesia memiliki hubungan dengan

kolonialisme pada masa lalu serta gerakan islamisme kontemporer di Timur

Tengah.

Gerakan-gerakan radikal yang muncul dewasa ini tak lain bersumber dan tertular

dari gerakan radikalisme yang ada di timur tengah. Ide gerakan diimpor dari

kalangan Islam radikal Indonesia yang selama dekade 1980 dan 1990 telah

berhubungan dengan para radikalis di Timur Tengah melalui jalur studi. Mereka

kemudian terpengaruh dengan pemikiran gerakan ikhwan al-muslimin dan al-

qaeda. (Darraz, 2013: 156)

b) Kebangkitan gerakan jihad dalam konteks yang lebih besar.

Ideologi Islam radikal pada dasarnya berasal dari adanya konflik yang terjadi di

Timur Tengah yaitu konflik antara Palestina dan Israel.

c) Implementasi syariat Islam sebagai ideologi negara dianggap sebagai alat dalam

mengatasi berbagai bencana dan berbagai krisis di Indonesia.( Jati, 2013: 283)

Para penganut paham radikal meyakini bahwa berbagai persoalan yang terjadi di

Indonesia dapat di atasi apabila sistem pemerintahan di Indonesia menerapkan

syariat Islam oleh karena itu tidak heran jika berbagai gerakan radikal di

Indonesia menginginkan syariat Islam diterapkan di Indonesia.

Menurut Khamami Zada ada dua faktor yang menyebabkan hadirnya Islam

radikal. Pertama: Faktor internal yaitu terkait dengan carut marutnya persoalan

bangsa yang mendorong mereka menawarkan alternatif yaitu urgensi sosialisasi dan

penerapan syariat Islam secara totalitas (kaffah). Kedua: Faktor eksternal yaitu

terkait dengan tantangan yang datang dari barat. Segala bentuk produk budaya barat

yang sekuler harus dilawan dan ditentang. (Zada, 2002)

Table 2.2

Faktor-faktor Penyebab Berkembangnya Radikalisme

Faktor Internal Faktor Eksternal

1. Doktrin Agama

Timbulnya paham radikal pada

dasarnya disebabkan oleh

pemahaman terhadap doktrin agama

yang terlalu rigid dan literal.

Sebagaimana dipahami bahwa setiap

agama mempunyai klaim kebenaran

(claim truth). Oleh kalangan radikal,

doktrin Islam sebagai agama paling

benar dan sempurna membuat kaum

radikal beranggapan menyalahkan

dan menafikkan keberadaan agama

lain. Bahkan tidak sampai disitu,

umat Islam yang lain mazhab serta

organisasipun bahkan sering dianggap

sebagai kelompok yang sesat dan

telah menyimpang dari ajaran Islam.

2. Situasi politik Indonesia

Terbukanya kran kebebasan

1. Adanya kontalasi politik Amerika

yang seringkali menyudutkan Islam

sebagai agama teroris ikut andil

terhadap pertumbuhan paham radikal.

Di samping itu, Adanya sentimen

terhadap Amerika yang dianggap

berusaha menghancurkan Islam

dengan berbagai agendanya seperti

menyudutkan Islam, menyerang dan

menaklukkan negara-negara Islam

serta menebar paham sekularisme,

hedonisme mendorong sebagian umat

Islam berpaham keras untuk

melakukan perlawanan terhadap

Amerika dan negara sekutunya.

2. Adanya pengaruh dari Timur Tengah.

Menjamurnya gerakan serta

pemikiran radikal di Indonesia pada

hakikatnya tidak lepas dari pengaruh

Page 35: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

23

sejak tumbangnya rezim Soeharto

telah membuka peluang bagi

berkembangnya radikalisme serta

terorisme di Indonesia. Hal tersebut

dapat kita lihat dari begitu banyaknya

tindak terorisme yang terjadi 15 tahun

belakangan ini. Mulai dari peristiwa

Bom Bali hingga penemuan bom di

Tangerang Selatan tanggal 22-12-

2016.

3. Situasi ekonomi

Kondisi ekonomi yang sulit

membuat seseorang dengan mudah

terpengaruh dengan iming-iming

kesejahteraan. Sebagaimana di lansir

dalam sebuah surat kabar ternama

bahwa anggota ISIS dijanjikan

sebuah salary + 12-14 juta perbulan.

4. Situasi sosial

Adanya dekadensi moral yang

ditandai dengan meningkatnya

kenakalan remaja, kemaksiatan,

kekerasan, ketimpangan hukum serta

menjamurnya KKN di kalangan

aparat pemerintahan ikut mendorong

para kaum radikal untuk berjuang

keras memerangi serta meruntuhkan

berbagai rantai kejahatan dan

kemaksiatan dengan jalan kekerasan

hingga penegakan syariat Islam.

5. Kurangnya pengetahuan agama

Kurangnya pengetahuan agama

menjadi celah masuknya paham

radikal. Karena kurangnya

pengetahuan agama menyebabkan

daya analisis seseorang menjadi

kurang, sehingga akan mudah

menerima doktrin yang salah.

gerakan dan pemikiran radikal timur

tengah. Hal tersebut dapat kita lihat

dari tujuan yang sama yaitu

menegakkan khilafah Islamiyah serta

syari’at Islam di seluruh muka bumi.

Berdasarkan paparan pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor radikalisme tidaklah berdiri sendiri, akan tetapi saling terkait satu sama

lain. Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa kondisi sosial tidaklah serta

merta membuat orang menjadi radikal. Akan tetapi, faktor-faktor lain seperti

ekonomi, politik maupun agama ikut berkontribusi dalam menumbuhkan paham

radikal dalam diri seseorang.

Page 36: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

24

B. ISLAM MODERAT

1. Konsep Moderat

Secara etimologis, kata moderat berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata

“moderare” yang berarti mengurangi atau mengontrol. Sedangkan secara

terminologis, moderat diartikan dengan selalu menghindarkan perilaku atau

pengungkapan yang ekstrem; cenderung ke arah dimensi atau jalan tengah. (KBBI,

1995: 662).

Dalam bahasa arab, ada beberapa term yang biasa dimaknai dengan

moderat yaitu Wasat, al-Wazn, dan al-Adl. (Kemenag RI, 2012: 8-14) Term

wasatiyyah menurut bahasa berasal dari kata wasat yang berarti pertengahan

sedangkan menurut istilah wasatiyyah dimaknai sebagai berada di tengah-tengah

antara dua hal. Disamping istilah wasathiyah, moderat juga sering disebut dengan

istilah tawazun. (Qardhawi, 2004: 249)

Tawazun menurut bahasa berasal dari kata al-Wazn yang berarti

timbangan. Sedangkan menurut istilah tawazun berarti sikap pertengahan dan

seimbang antara dua kutub yang berlawanan dan bertentangan, dimana salah satunya

tidak berpengaruh sendirian, akan tetapi kutub lawannya pun tidak dinafikkan,

dimana salah satu dari kedua kutub ini tidak diambil melebihi haknya atapun

melanggar dan menzholimi kutub lawannya. (Qardhawi, 2004: 250)

Disamping istilah wasatiyah dan tawazun, term moderat juga sering

disebut dengan istilah al-Adl. al-Adl sendiri selain bermakna adil juga bermakna

keseimbangan/keserasian. (Kemenag RI, 2012: 12-13) Namun terlepas dari

banyaknya term yang dimaknai dengan moderat. Dalam pandangan penulis, term

wasatlah yang paling sesuai karena term wasat ini sesuai dengan firman Allah dalam

Q.S Al-Baqarah:143 yang berbunyi:

Artinya”

“dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat

yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar

Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak

menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami

mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot.

dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang

yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan

imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada

manusia.”( Q.S al-Baqarah:143)

Page 37: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

25

Muhammad Imârah dalam bukunya ma’rakatul mushthalahat baina al-

gharbi wal Islami menyatakan bahwa term moderat dalam Islam tidaklah sama

moderat dalam konsep barat. Jika dalam konsep barat, moderat diartikan sebagai

sebuah sikap diam dalam menghadapi problema serta persoalan-persoalan yang

kompleks. Maka dalam konsep Islam, term moderat memiliki kandungan makna

yang sangat penting dan mulia, yang mencerminkan karakter dan jati diri Islam.

Moderat dalam Islam dimaknai sebagai kebenaran di tengah-tengah dua kebathilan,

keadilan di tengah dua kedzholiman, dan dua ekstrimitas yang saling bertentangan,

dan menolak eksageritas (sikap berlebihan) pada salah satu pihak yang pada

akhirnya menimbulkan keberpihakan pada salah satu dari dua kutub yang

bertentangan. (Imarah, 1998: 265-266)

Selaras dengan Qardhawi dan Imarah, menurut Mahmud Yunus dalam

bukunya Tafsir Qur’an Karim, wasat berarti pertengahan antara berlebih-lebihan

dan ketaksiran (kelalaian), seimbang antara urusan dunia dan akhirat. (Yunus,

2004:29)

Berdasarkan pendapat tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Islam

moderat adalah Islam yang selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang

ekstrem dan cenderung kepada jalan tengah.

2. Karakteristik Islam moderat

Islam adalah agama yang moderat dalam artian Islam tidak mengajarkan

sikap esktrim dalam berbagai aspeknya. Umatnya disebut sebagai ummatan

wasatan, yaitu umat pertengahan,umat yang adil, tidak memihak ke kiri atau ke

kanan. Karena itu, umat ini bisa berdiskusi dan berinteraksi dengan pihak mana

saja. (Kemenag RI, 2012: 44)

Adapun karakteristik Islam moderat menurut Kementerian Agama RI

adalah:

1. Memahami realitas

Manusia adalah makhluk yang beraneka ragam baik suku, bangsa, ras,

bahasa dan agama. Perbedaan yang ada membuat kita harus realistis dalam

menetapkan hajat hidup orang banyak. Berdasarkan hal inilah para ulama

kemudian membagi ajaran Islam menjadi dua macam yaitu ajaran Islam yang

berisikan ketentuan-ketentuan yang tetap, dan hal-hal yang dimungkinkan untuk

berubah sesuai dengan perubahan ruang dan waktu. (Kemenag RI, 2012: 45)

Sejarah mencatat bahwa sejak awal perkembangan Islam, banyak fatwa

yang berbeda disebabkan oleh realitas kehidupan masyarakat yang berbeda.

Sebut saja khalifah Umar yang dalam memutuskan suatu perkara yang secara

lahiriyah terkadang terlihat tidak sesuai dengan teks Alqur’an maupun hadits hal

ini disebabkan karena berdasarkan ijtihad beliau yang melihat sesuatu tidak

hanya pada dalil qathi akan tetapi melihat juga realitas yang ada. (Kemenag RI,

2012: 45-46)

Atas dasar realistislah, maka para tokoh pendiri bangsa akhirnya

menerima keberadaan pancasila sebagai ideologi negara. Mereka menyadari

bahwa kurang realistis jika bangsa Indonesia memaksakan untuk menganut

ideologi Islam karena negara Indonesia didirikan hasil dari perjuangan semua

rakyat Indonesia yang bersatu meraih kemerdekaan. Kemerdekaan Indonesia

Page 38: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

26

adalah hasil perjuangan semua rakyat Indonesia bukan hanya umat Islam akan

tetapi juga umat yang lain.

2. Memahami fiqh prioritas

Karakteristik kedua dari Islam moderat adalah prioritas dalam beramal.

Setiap muslim harus mengetahui tingkatan prioritas amal karena dengan

mengetahui tingkatan prioritas amal maka seorang muslim akan dapat memilih

mana amal yang paling penting di antara yang penting, yang utama diantara yang

biasa dan yang wajib diantara yang sunnah. (Kemenag RI, 2012: 53)

Sebagai contoh dalam hal ini adalah khilafiyah dalam masalah amalan-

amalan ajaran agama. Khususnya yang berkaitan dengan masalah fikih.

Seringkali kita menemukan seseorang yang bersikap ekstrim dalam berpegang

kepada salah satu mazhab fikih untuk amalan yang hukumnya sunnah sehingga

menyebabkan mereka tidak segan-segan menyalahkan hingga memusuhi pihak

yang lain yang berbeda dengan mereka. Kalau orang tersebut memahami fikih

prioritas dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi, karena mereka akan

mengetahui bahwa menjaga persaudaraan itu hukumnya wajib sedangkan apa

yang mereka pertentangkan itu hukumnya adalah sunnah. Intinya, sikap moderat

akan sulit terwujud manakala seseorang tidak memahami fikih prioritas dengan

baik. (Kemenag RI, 2012: 55-56)

3. Menghindari fanatisme berlebihan

Pada dasarnya semua umat beragama fanatik terhadap ajaran agama

mereka. Namun bukan berarti sikap fanatisme tersebut membuat mereka

memperlakukan orang lain yang tidak seagama dengan perlakukan yang tidak

baik. Fanatisme seperti inilah yang dilarang karena hal tersebut bukan tidak

mungkin akan memicu permusuhan hingga perkelahian diantara umat beragama.

Untuk menghindari fanatisme yang berlebihan maka kerukunan hidup antar umat

beragama dalam masyarakat yang plural harus terus diperjuangkan dengan

catatan tidak mengorbankan akidah. (Kemenag RI, 2012: 57) Sebagaimana

firman Allah dalam Q.S Al-Kafirun: 5-6 yang berbunyi:

Artinya:

“Bagimu agamamu dan bagiku agamaku” (Q.S Al-Kafirun: 5-6)

Ungkapan ayat di atas mengandung makna pengakuan eksistensi

secara timbal balik, sehingga masing-masing pihak dapat melaksanakan apa yang

dianggapnya benar dan baik, tanpa memutlakkan pendapat kepada orang lain

sekaligus tanpa mengabaikan keyakinan masing-masing. (Kemenag RI, 2012:

57)

4. Mengedepankan prinsip kemudahan dalam beragama.

Islam adalah agama yang mudah, mencintai dan menganjurkan

kemudahan. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-baqarah: 185 yang

berbunyi:

Page 39: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

27

Artinya:

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan

yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi

manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara

yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di

negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan

itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka

(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada

hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak

menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan

bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang

diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Q.S Al-baqarah: 185)

Adapun contoh-contoh kemudahan yang diberikan Islam yaitu

bolehnya tidak berpuasa karena sakit, bolehnya menjamak sholat karena safar

ataupun bolehnya tayammum sebagai ganti dari wudhu. Prinsip-prinsip di atas,

seharusnya cukup untuk menjadikan umat Islam menjadi umat yang moderat

bukan umat yang radikal.

5. Memahami teks-teks keagamaan secara komprehensif

Ajaran Islam yang bersumber dari Alqur’an dan hadits akan dapat

dipahami dengan baik apabila dilakukan secara komprehensif dan tidak parsial.

Ayat-ayat Alqur’an dan hadits harus dipahami secara utuh karena antara ayat satu

dengan yang lainnya saling terkait dan saling menafsirkan. Untuk memahami

ajaran Islam secara komprehensif, kita bisa menggunakan metode tematik, salah

satu metode tafsir yang dinilai paling objektif dalam menjawab setiap persoalan

yang diarahkan kepadanya. (Kemenag RI, 2012: 63)

Umat Islam dianjurkan untuk memahami teks-teks keagamaan secara

komprehensif, karena dengan memahami teks-teks agama secara komprehensif

maka mereka dapat melihat wajah Islam yang moderat. Sebaliknya apabila ayat

Alqur’an seperti Q.S at-Taubah: 123 yang berbunyi:

Page 40: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

28

k

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di

sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan

ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S At-

taubah: 123)

Dipahami secara parsial maka akan menghasilkan kesimpulan yang

keliru bahwa semua orang kafir harus diperangi.

6. Keterbukaan dalam menyikapi perbedaan (intern dan antar umat beragama).

Islam yang moderat sangat terbuka dalam menyikapi setiap perbedaan

baik inter maupun antar umat beragama. Prinsip ini didasari pada realitas bahwa

perbedaan pandangan dalam kehidupan manusia adalah sebuah keniscayaan.

(Kemenag RI, 2012: 65) Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Yunus: 99 yang

berbunyi:

Artinya:

“dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang

yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia

supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya.”( Q.S. Yunus:

99)

Ayat di atas mengandung makna bahwa pada dasarnya Allah memiliki

kemampuan untuk membuat manusia beriman kepadanya namun dalam hal

tersebut, Allah tidaklah memaksa akan tetapi Allah memberikan kebebasan

beriman dan tidak beriman kepada manusia. Dengan ayat di atas, semestinya

menjadikan umat Islam untuk dapat selalu bersikap toleran dalam

mengeskpresikan sikap keberagamaanya, karena jika Allah saja tidak bersikap

memaksa maka pantaskah kita hambanya tuk berlaku berlebihan. (Kemenag RI,

2012: 63)

7. Komitmen terhadap keadilan dan kebenaran.

Islam yang moderat memiliki komitmen untuk menegakkan kebenaran

dan keadilan, bukan saja eksklusif untuk umat Islam akan tetapi bagi seluruh

umat manusia. Komitmen ini selaras dengan firman Allah dalam Q.S al-Maidah:

8 yang berbunyi:

Page 41: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

29

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang

selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan

janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu

untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada

takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan.” (Q.S al-Maidah: 8)

Berdasarkan ayat di atas maka dapat kita simpulkan bahwa keadilan

dimanapun dan kapanpun harus senantiasa ditegakkan. Setiap orang yang diberi

kekuasaan harus senantiasa berlaku adil karena perintah menegakkan keadilan

dan larangan mengikuti hawa nafsu pada hakikatnya adalah upaya pemeliharaan

martabat kemanusiaan agar tidak berbuat salah. Adapun sebuah kepemimpinan

bukan hanya sekedar hasil kesepakatan semata akan tetapi kepemimpinan adalah

sebuah tanggung jawab dan komitmen untuk selalu menegakkan keadilan dan

kebenaran. (Kemenag RI, 2012: 73-78)

Sedangkan menurut Imarah, moderat memiliki karakteristik yaitu

memadukan antara ruh dan jasad, dunia dan akhirat, agama dan negara, subjek

dan objek, individu dan masyarakat, pemikiran dan realitas, materi dan idealisme,

yang riil dan ideal, tujuan dan cara, akal dan naql, lokal dan global, ijtihad dan

taklid, agama dan ilmu, yang umum dan khusus, dan seterusnya. (Imarah, 1998:

265-266)

C. ISLAM LIBERAL

1. Konsep Liberal

Defenisi liberal hingga saat ini sesungguhnya masih menjadi sebuah

perdebatan. Terlebih lagi, ketika kata liberal dikaitkan dengan kata “Islam”, dua

entitas yang sesungguhnya bertentangan secara diametral. Frase “Islam liberal” tidak

hanya mengandung kontradiksi dalam peristilahan (contradiction in terms) tetapi

juga absurd. Islam dalam makna generic-nya menuntut kepasrahan, yaitu sikap

pasrah seorang hamba kepada Allah dengan mengikuti seluruh perintah dan

menjauhi larangan-Nya. Sedangkan kata “liberal”, menunjuk pada kebebasan, lepas

dari tuntutan atau perintah dan seterusnya. Oleh karena itu, hampir tidak mungkin

untuk mempertemukan dua entitas yang bertentangan ini (Islam dan liberal) menjadi

sebuah istilah yang berdiri sendiri. (Zuhdi, 2014: 178) Meskipun dua kata ini

bertentangan akan tetapi sekelompok orang seperti Charles Kruzman, Leonard

Binder, Greg Barton, Luthfi As-Syaukanie, dan Ulil Abshar Abdalla tetap saja

menyandingkan dua kata ini menjadi sebuah peristilahan untuk menunjukkan diri,

pikiran serta agenda-agendanya.

Page 42: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

30

Menurut bahasa, term liberal berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata

liberal yang berarti bebas. Sedangkan menurut istilah liberal mengandung makna

berpandangan bebas, luas dan terbuka. (KBBI, 1995:591). Dalam bahasa arab, term

liberal dimaknai dengan hurriyah yang berarti kebebasan/kemerdekaan. (Imarah,

1998: 141) Liberalisme menurut istilah berarti falsafah politik yang menekankan

nilai -nilai kebebasan individu dan peran negara dalam melindungi hak-hak

warganya. (Salim, 2013: 182)

Kurzman menyebut Islam liberal sebagai sebuah gerakan keagamaan yang

berusaha menghadirkan kembali kejayaan Islam masa lalu untuk kepentingan

modernitas, kemajuan ekonomi, demokrasi, hak-hak hukum dan sebagainya.

(Kruzman, 2001: xvii) Sementara itu, Leonard Binder men-definisikan Islam liberal

sebagai “ for Islamic liberal the language of the Alquran is coordinate with the

essence of revelation, but the content and meaning of the revelation is not essentially

verbal. Since the words of the Alquran do not exhaust the meaning of revelation,

there is a need for an effort beyond them, seeking that which is represented or

revealed by language.”( Binder: 2014: 178)

Muhammad Imârah dalam bukunya mengulas term kebebasan (hurriyah)

ini dari sudut pandang Islam dan barat. Dalam konsep Islam, kebebasan bertolak

belakang dengan yang teologi kebebasan yang dianut oleh filsuf barat. Islam tidak

memandang iffah sebagai sebuah ikatan yang mengurangi kebebasan berbeda yang

dipahami oleh kalangan barat yang memandang bahwa sikap iffah sebagai

penghambaan. Oleh karena itu, tidak heran jika barat mengusung slogan kebebasan

seksual. (Imarah, 1998: 35)

Menurut Setiawan, liberalisme adalah sebuah ajaran yang menekankan

pada kebebasan manusia baik kebebasan beragama, berfikir, berpendapat,

berperilaku dan kebebasan-kebebasan lainnya. (Setiawan, 2008: 19) Senada dengan

Setiawan, menurut Luthfi Assyaukanie istilah Islam liberal mengandung dua makna.

Pertama: Pembebasan kaum muslim dari dari kolonialisme yang melanda dunia

Islam saat ini. Kedua: Pembebasan kaum muslim dari cara-cara berpikir dan

berperilaku keberagamaan yang menghambat kemajuan. (Assyaukanie, 2007: 61)

Menurut Khalimi, Islam Liberal adalah suatu bentuk penafsiran tertentu

atas Islam dengan landasan sebagai berikut:

(1) Membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam.

Islam liberal percaya bahwa ijtihad atau penalaran rasional atas teks-teks

keislaman adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus bisa bertahan

dalam segala cuaca. Penutupan pintu ijtihad, baik secara terbatas atau secara

keseluruhan adalah ancaman atas Islam itu sendiri, sebab dengan demikian

Islam akan mengalami pembusukan. Islam liberal percaya bahwa ijtihad bisa

diselenggarakan dalam semua segi, baik segi muamalat, ubudiyyah dan

ilahiyyat. (Khalimi, 2010: 222)

(2) Mengutamakan semangat religio-etik, bukan makna literal-teks.

Ijtihad yang dikembangkan oleh Islam liberal adalah upaya menafsirkan Islam

berdasarkan semangat religio-etik qur’an dan sunnah nabi, bukan menafsirkan

Islam semata-mata berdasarkan makna literal sebuah teks. Penafsiran yang

literal hanya akan melumpuhkan Islam. Dengan penafsiran yang berdasarkan

semangat religio-etik, Islam akan hidup dan berkembang secara kreatif menjadi

bagian dari peradaban kemanusiaan universal. (Khalimi, 2010: 223)

Page 43: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

31

(3) Mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka dan plural.

Islam liberal mendasarkan diri pada gagasan tentang kebenaran (dalam

penafsiran keagamaan) sebagai sesuatu yang relatif, sebab sebuah penafsiran

adalah kegiatan manusia yang terkungkung oleh konteks tertentu, terbuka, sebab

setiap bentuk penafsiran mengundang kemungkinan salah, selain kemungkinan

benar, plural, sebab penafsiran keagamaan, dalam satu dan lain cara adalah

cerminan dari kebutuhan seorang penafsir di suatu masa dan ruang yang terus

berubah-ubah. (Khalimi, 2010: 223)

(4) Memihak pada yang minoritas dan tertindas.

Islam liberal berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum

minoritas yang tertindas dan dipinggirkan. Setiap struktur sosial-politik yang

mengawetkan praktek ketidakadilan atas yang minoritas adalah berlawanan

dengan semangat Islam. Minoritas disini dipahami dalam maknanya yang luas,

mencakup minoritas agama, etnik, ras, gender, budaya, politik dan ekonomi.

(Khalimi, 2010: 223)

(5) Meyakini kebebasan beragama.

Islam liberal meyakini bahwa urusan beragama dan tidak beragama adalah hak

perorangan yang harus dihargai dan dilindungi. Islam liberal tidak membenarkan

penganiayaan atas dasar suatu pendapat atau kepercayaan. (Khalimi, 2010: 223)

(6) Memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi serta otoritas keagamaan dan politik.

Islam liberal yakin bahwa kekuasaan keagamaan dan politik harus dipisahkan.

Islam liberal menentang negara agama. Islam liberal yakin bahwa bentuk negara

yang sehat bagi kehidupan agama dan politik adalah negara yang memisahkan

kedua wewenang tersebut. Agama adalah sumber inspirasi yang dapat

mempengaruhi kebijakan publik, tetapi agama tidak punya hak suci untuk

menentukan segala bentuk kebijakan publik. Agama berada di ruang privat, dan

urusan publik harus diselenggarakan melalui proses konsensus. (Khalimi, 2010:

223)

Dari beberapa pendapat di atas, Penulis cenderung sependapat dengan

pendapat Zuhdi, Khalimi, dan Imarah. Penulis cenderung menolak penafsiran Binder

tentang Islam liberal. Karena, jika kita merujuk pada definisi yang diberikan oleh

Binder, maka, ulama-ulama juga masuk dalam kategori liberal karena bagi Binder

penafsiran liberal itu tidak hanya berpegang pada aspek tekstualitas Alqur’an,

namun juga melihat makna yang terkandung di dalam al-Qur’an. Oleh karena itu,

penulis menolak makna Islam liberal seperti yang didefenisikan oleh Binder karena

dalam pandangan penulis Islam liberal mengandung makna negatif sebagai Islam

yang bebas dalam menafsirkan ayat serta Islam yang melakukan pemisahan agama

dengan politik.

2. Karakteristik Islam Liberal

Adapun karakteristik pemikiran Islam liberal yaitu:

1. Islam liberal berangkat dari preposisi bahwa kebenaran adalah relatif, terbuka

dan plural. Oleh karena itu, Islam liberal berusaha melakukan dekonstruksi atas

segala bentuk teks dan penafsiran atasnya yang sebelumnya telah dianggap final.

Islam liberal berangkat dari keyakinan bahwa kebenaran tidaklah tunggal. Selalu

tersedia ruang untuk melakukan tafsir ulang terhadap seluruh bahasa Alqur’an

yang berkaitan erat dengan esensi pewahyuan. Karena, isi dan makna dari

Page 44: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

32

wahyu itu sendiri tidaklah verbal secara esensial. Kata-kata Alqur’an tidak

menjelaskan secara mendalam makna yang dikandung oleh wahyu, maka

dibutuhkan usaha untuk mencari makna yang diwahyukan oleh Alqur’an dan

Hadis sekalipun. Menurut mereka, penafsiran tunggal akan mematikan

kreativitas akal budi manusia yang semestinya mendapatkan tempat terhormat

dalam jagad pemikiran. (Zuhdi, 2014: 181)

2. Paralel dengan kecenderungan pertama di atas, Islam liberal menggugat

ortodoksi keagamaan yang dianggap mapan dan melakukan dekonstruksi

terhadapnya. Dalam berbagai kesempatan, para pendukung Islam liberal sering

melontarkan gugatan terhadap pendapat para ulama yang dianggap mapan

(established) dan dianggap sebagai sumber ke-jumûd-an Islam. (Zuhdi, 2014:

181)

3. Para pendukung kelompok liberal sering menyuarakan teologi pembebasan,

yaitu satu bentuk teologi yang menolak segala bentuk penindasan terhadap

kebebasan manusia, seperti kebebasan beragama atau kebebasan untuk tidak

beragama, kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat. Mereka juga

mengklaim berpihak kepada kalangan minoritas. Oleh karenanya, dalam kasus-

kasus tertentu seperti tuntutan pembubaran Jamaah Ahmadiyah oleh mayoritas

umat Islam, kalangan liberal berdiri di barisan paling depan untuk menentang

pembubaran tersebut. (Zuhdi, 2014: 181-182)

4. Kelompok liberal mengusung paham sekularisme yaitu satu bentuk ideologi

yang mengusung pemisahan otoritas duniawi dan ukhrawi, serta otoritas

keagamaan dan politik. Bagi pendukungnya, agama tidak mempunyai hak untuk

menentukan segala bentuk kebijakan publik. Dalam bidang politik misalnya,

Islam liberal meyakini bahwa bentuk negara yang sehat adalah negara yang

kehidupan agama dan politik terpisah. (Zuhdi, 2014: 182) Sehingga dengan

demikian, tidak heran jika kaum liberal berada pada garda terdepan mendukung

kepemimpinan non muslim dengan alasan keadilan dan anti diskriminatif.

Adapun karakteristik Islam liberal menurut Azra yaitu memiliki

kecenderungan untuk mendukung pemisahan agama dan politik, karena bagi mereka

Islam hanya terbatas pada masalah moral dan pribadi. Senada dengan Azra menurut

Halid Alkaf, kaum liberal memiliki karakteristik yaitu mendukung upaya pemisahan

agama dan negara, menolak pandangan bahwa Tuhan melaknat kebebasan

berkehendak manusia dan Tuhan tidak mengurus hal-hal khusus. (Alkaf, 2011: 17)

Dalam konteks Islam, pemikiran liberal pada hakikatnya merupakan

pengaruh pandangan hidup barat dan hasil perpaduan antara paham modernisasi

yang menafsirkan Islam sesuai dengan modernitas dan paham postmodernisme yang

anti kemapanan. Upaya merombak segala yang sudah mapan kerap dilakukan

termasuk memanfaatkan modal murah dan ekstrimisme yang terjadi di sebagian

kecil kaum muslimin dan sekaligus tidak segan mengambil ajaran HAM versi

humanisme barat, falsafah sekularisme dan paham lainnya yang bertentangan

dengan Islam. (Salim, 2013: 182-183)

3. Faktor-faktor Penyebab Berkembangnya Pemikiran Islam Liberal

Menurut Charles Kruzman, Islam liberal muncul sebagai bentuk

perlawanan akibat berkembangnya paham radikal. Adapun menurut Khalimi, sekitar

abad ke 18 dikala kerajaan Turki Utsmani, Dinasti Safawi dan Dinasti Mughal

berada di ambang kehancuran. Pada saat itu, tampillah gerakan pemurniaan agama

Page 45: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

33

yang dipelopori para ulama. Untuk menandingi hak tersebut maka lahirlah gerakan

Islam liberal.

Menurut Zuly Qadir, ada beberapa faktor-faktor penyebab berkembangnya

pemikiran Islam liberal di Indonesia yaitu:

1. Faktor Internasional (konteks global)

Kemunculan Islam liberal di Indonesia tidak lepas dari perkembangan

yang terjadi di negara-negara lain yang secara umum menuntut adanya perubahan

besar terkait masalah-masalah demokrasi politik, persamaan hak, dan kesetaraan

gender. Maraknya gelombang gerakan demokratisasi di barat ikut mendorong

kalangan intelektual Islam untuk ikut memperjuangkan hak-hak minoritas yang

selama ini kurang diperhatikan, mengusung demokrasi politik dan kesetaraan

gender hingga mendiskusikan isu-isu liberalisme seperti plernikahan beda agama

dan sesama jenis. (Qadir, 2010: 89-92)

2. Faktor regional dan nasional

Di tingkat regional, beberapa isu penting turut mempengaruhi laju

pertumbuhan dan perkembangan pemikiran Islam liberal. Seperti isu liberalisme

yang melanda Filipina, China, Korea, India, Thailand, dan Malaysia menjadi

bagian tak terpisahkan dari gelombang perubahan yang terjadi di Asia. Apa yang

terjadi di beberapa negara Asia dan Asia Tenggara secara tidak langsung

berpengaruh terhadap perkembangan pemikiran Islam liberal di Indonesia.

Seperti adanya isu pelegalan dan penolakan LGBT di beberapa wilayah di Asia.

Gerakan penolakan LGBT di Malaysia, pelegalan pernikahan sesama jenis di

Thailand. Peristiwa-peristiwa ini ikut memberikan gejolak penolakan di kalangan

mayoritas masyarakat Indonesia, meski tidak dipungkiri ada pula pihak-pihak

yang mendukung bahkan ikut-ikutan mengadakan seminar-seminar tentang

LGBT.

Dalam konteks internal Islam di Indonesia, ada beberapa faktor yang

menyebabkan lahirnya pemikiran Islam liberal yaitu:

a. Islam liberal muncul sebagai respon dari para intelektual Islam Indonesia.

Kalangan intelektual muslim Indonesia memandang bahwa Islam sebagai agama

rahmat. Oleh karena itu, Islam harus bersifat rasional, harus mampu

mengimbangi materialisme ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu

mengimbangi relativisme barat, mampu menghidupkan nilai-nilai spiritualisme di

hati masyarakat modern, serta tidak ketinggalan zaman.

b. Pemikiran Islam liberal merupakan refleksi kritis atas kekebalan teologi Islam

dalam menjawab masalah-masalah modern yang terus berkembang. Seperti

mengimbangi munculnya semangat fundamentalisme Islam yang mengusung

semangat pemberlakuan syariat Islam, kurang mengapresiasi hak-hak minoritas,

dan wacana teologis yang tidak pluralis.

c. Maraknya wacana globalisasi, demokrasi, pluralisme dan kesetaraan gender

mendorong para intelektual Islam untuk melakukan perubahan pemikiran dalam

negara dan agama sehingga masyarakat memiliki pemahaman agama yang lebih

inklusif terhadap perubahan.

d. Pemikiran Islam liberal tidak lepas dari terjadinya mobilitas sosial akibat

pengaruh pendidikan ataupun lingkungan pergaulan. (Qodir, 2010: 89-114)

Adapun faktor-faktor penyebab munculnya gerakan Islam liberal di

Indonesia yaitu modernisasi pendidikan Islam yang mengadopsi model pendidikan

Page 46: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

34

barat, terjadinya proses sekularisasi pendidikan Islam serta kebuntuan Islam dalam

merespon berbagai masalah yang terjadi dalam masyarakat. (Qodir, 2010: 115)

Berbeda dengan Qodir, menurut Khalimi, munculnya gerakan Islam liberal sebagai

rekasi atas bangkitnya Islam radikal, fundamentalis, atau ekstrimis yang anti barat

dan masih memegang teguh ajaran dakwah dan jihad. (Khalimi, 2010: 213)

Pembaharuan pemikiran Islam liberal terus berkembang termasuk di

Indonesia, adapun beberapa nama intelektual Islam liberal di Indonesia yaitu

Nurcholis Majid, Ulil Abshar Abdalla, Musdah Mulia, Ratna Megawangi dan lain-

lain. Sebagai tokoh dan pemikir Islam, kehadiran mereka ikut memberikan

kontribusi besar terhadap berkembangnya pemikiran Islam liberal di Indonesia.

Adapun wacana-wacana yang mereka usung yaitu pluralisme, toleransi, kesetaraan

gender dan lain-lain. Meski wacana yang mereka usung baik akan tetapi tidak sedikit

yang menuduh mereka sebagai antek-antek barat hal ini disebabkan karena gerakan

demokratisasi merupakan bagian dari kampanye Amerika kepada negara-negara di

dunia termasuk Indonesia. (Qodir, 2010: 114-120)

D.Toleransi dan Demokrasi

Pada dasarnya, agama memuat esensi berupa tuntutan hidup damai secara

komprehensif, termasuk kehidupan yang penuh toleransi dalam masyarakat yang plural.

Dalam kaidah-kaidah kehidupan beragama, terdapat tuntutan hidup yang harmonis

dalam realitas kehidupan yang plural. Dalam rangka membangun toleransi dan

demokrasi di negara yang plural (Rufaidah, 2008: 29) seperti ini, pemerintah dan

seluruh praktisi pendidikan perlu memberikan perhatian penuh terhadap ajaran agama

yang bisa mendorong tumbuhnya sikap tumbuhnya sikap toleran dalam diri siswa

khususnya dalam materi pendidikan agama Islam dan kewarganegaraan.

Pelajaran agama dalam masyarakat yang plural seperti bangsa Indonesia,

hendaknya lebih menekankan kepada materi pelajaran kontekstual dan toleran untuk

saling menghormati perbedaan. Menanamkan sikap toleransi dan saling menghargai

antar umat beragama sangat mungkin dilakukan melalui materi pelajaran agama dan

kewarganegaraan. Sebab, pintu gerbang pengajaran adalah sarana yang paling baik

untuk menumbuhkan semangat toleransi.

Dalam menanamkan semangat toleransi dalam diri siswa, setidaknya perlu

digalangkan upaya dialog agama serta diupayakan penguatan materi toleransi

beragama. (Rufaidah, 2008: 29) Materi toleransi mutlak diperlukan dalam memberikan

alternatif pemikiran dalam rangka menyiapkan relitas kemajemukan, baik dalam

lingkup intra agama maupun antar agama. Paham keagamaan sejak dahulu merupakan

paham yang bersifat dinamis dan sistesis. Hampir tidak ada paham keagamaan yang

bersifat otoriter, karena itu, para ulama senantiasa mengakhiri pendapatnya dengan

ungkapan wallahu a’lam bi al-shawab sebagai tanda sikap rendah hati dan asketis

bahwa yang maha benar dan maha tahu hanyalah Allah. (Misrawi, 2007: 226)

Dalam skala yang lebih luas, materi toleransi beragama sejatinya dapat menyentuh

tiga wilayah. Pertama; pada level diskursus keagamaan. Dalam hal ini, harus

dimunculkan kesadaran massif bahwa hakikatnya agama membawa pesan toleransi,

perdamaian dan anti kekerasan. (Misrawi, 2007: 226) Pesan toleransi dalam Alqur’an

diantaranya:

Page 47: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

35

1. Adanya kebebasan beragama

Allah Swt berfirman dalam Q.S al-Kahfi: 29 yang artinya:

“Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin

(beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) hendaklah ia

kafir. (Q.S al-Kahfi: 29)

Q.S al-Kahfi: 29 mempunyai makna yang penting untuk membangun kesadaran

tentang bagaimana seharusnya kita menyikapi realitas keberagamaan dan

ketidakberagamaan. Secara eksplisit Q.S al-Kahfi: 29 menggambarkan bagaimana

keagungan sikap Allah dalam menyikapi realitas keberagamaan dan

ketidakberagamaan makhluk ciptaanya. Sikap Allah inilah yang patut kita tiru

sebagai hambanya. Bahwa manusia itu diberikan kebebasan beragama. Karena itu

tidak heran jika kita menjumpai manusia dalam keragamaan keyakinan bahkan

keragaman dalam kekufuran. Q.S al-Kahfi: 29 juga mengandung makna yang

sangat penting bahwa Allah merupakan sumber kebenaran. Manusia tidak memiliki

wewenangan mengatasnamakan dirinya sebagai sumber kebenaran dengan dalih

dan cara apapun termasuk menganggap dirinya sebagai satu-satunya pemeluk

kebenaran. (Misrawi, 2007: 316-317)

Satu hal yang perlu diketahui bahwa kebenaran sesungguhnya milik dan

bersumber dari Allah. Karena itu, semua pihak harus berbesar hati bila terdapat

perbedaan pendapat dalam menyikapi suatu persoalan. Misalnya dalam masalah

demokrasi. Menurut Maududi, demokrasi adalah sistem kafir. Pernyataan ini

tentunya menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan, terutama terkait penolakan

terhadap sistem demokrasi. Karena, sebagian ilmuan Islam seperti Yusuf Qardhawi

menilai bahwa nilai-nilai demokrasi tidaklah bertentang dengan Islam, menganggap

bahwa demokrasi adalah sistem kafir adalah sesuatu yang salah. (Misrawi, 2007:

317).

2. Larangan menebar kebencian dan kerusakan

Menebar kebencian dan kekerasan adalah perbuatan yang di larang oleh

Allah sebagaimana firman-Nya dalam Q. S al-Hujurat: 11 dan Q.S. al-Qashahsh: 77

yang artinya:

“Wahai orang yang beriman, hendaklah suatu kaum tidak menghina kaum

yang lain” (Q. S al-Hujurat: 11)

“ Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. al-Qashahsh: 77 )

Secara implisit, kedua ayat ini menegaskan adanya larangan menebar

kebencian dan kerusakan.

Dalam tataran sosial, paham dan sikap mengaggap diri sebagai pihak yang

benar dan orang lain salah adalah perkara yang tidak bisa dihindari. Sikap seperti

ini seringkali menyebabkan seseorang menafikkan keberadaan orang lain,

menghina bahkan melakukan berbagai tindak kekerasan. Fenomena sekarang ini

menunjukkan adanya sekelompok masyarakat yang senantiasa melakukan upaya

mendiskreditkan kelompok lain dengan berbagai ungkapan yang tidak pantas.

Seolah-olah, kelompoknya merupakan kelompok yang paling benar. (Misrawi,

2007: 324- 325).

Q.S al-Hujurat: 11 dan Q.S. al-Qashahsh: 77 merupakan dua ayat yang

sangat penting sebagai upaya membangun etika sosial. Sejatinya dalam ranah

sosial, harus dibangun kehidupan sosial yang harmonis baik antara pemeluk agama

Page 48: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

36

yang satu maupun yang lainnya, antara kelompok yang satu maupun yang lainnya,

serta antara mazhab yang satu dengan mazhab yang lainnya.

Perbedaan adalah sebuah keniscayaan, karenanya perbedaan harus

dibangun di atas persaudaraan dan kebersamaan bukan sebaliknya di bangun di atas

kebencian karena hal ini akan menjuruskan kepada konflik.

Kedua; pada level legal formal. Harus disadari bahwa toleransi bukanlah

konsep kosong, melainkan sebuah konsep yang meniscayakan persatuan dan

perdamaian. Sebagai contoh, dalam rangka mengukuhkan misi toleransi, Nabi

Muhammad senantiasa melakukan kesepakatan/ perjanjian yang dibangun atas

dasar prinsip toleransi. Piagam Madinah dan perjanjian Hudaibiyah adalah dua

contoh perjanjian yang dibangun Rasulullah atas dasar prinsip toleransi. Perjanjian

ini menunjukkan bahwa Rasulullah memilih toleransi sebagai upaya membangun

masyarakat madinah. (Misrawi, 2007: 226-227).

Toleransi berasal dari bahasa latin, yaitu tolerantia yang berarti

kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. (Misrawi, 2007: 181)

Sedangkan menurut Istilah, toleransi adalah sikap toleran (bersikap menenggang,

menghargai, membiarkan, membolehkan) pendapat, pandangan, kepercayaan,

kebiasaan, kelakuan, dsb yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

(KBBI, 1995: 1065)

Menurut Rufaidah, toleransi adalah kerukunan sesama warga negara

dengan saling menenggang berbagai perbedaan yang ada diantara mereka baik

perbedaan ras, suku, bahasa, budaya maupun agama. (Rufaidah, 2008, 29) Misrawi

membagi toleransi menjadi dua model. Pertama: Model toleransi pasif. Dalam

toleransi pasif, yang menonjol adalah sikap menerima perbedaan sebagai sesuatu

yang faktual. Sebab, setiap manusia berbeda, baik dari segi pemikiran maupun

tindakan, maka tidak ada pilihan lain kecuali setiap kelompok bersikap toleran

terhadap kelompok yang lain. Kedua: Model toleransi aktif. Dalam toleransi aktif,

ada kemajuan dari sekedar toleransi pasif. Sikap aktif ditunjukkan dengan cara

melibatkan diri ditengah-tengah kelompok yang berbeda dan beragama. (Misrawi,

2007: 186)

Menurut Michael Walzer sebagaimana dikutip Misrawi bahwa ada lima

hal yang menjadi subtansi toleransi yaitu: Pertama, menerima perbedaan untuk

hidup damai. Kedua, menjadikan keseragaman menuju perbedaaan artinya

membiarkan segala kelompok berbeda dan eksis dalam dunia. Ketiga, membangun

moral stoisisme, yaitu menerima bahwa orang lain mempunyai hak, kendatipun

dalam prakteknya haknya kurang menarik simpati orang lain. Keempat,

mengeskpresikan keterbukaan terhadap yang lain, ingin tahu, menghargai, ingin

belajar dari orang lain. Kelima, dukungan yang antusias terhadap perbedaan serta

menekankan aspek otonomi. (Misrawi, 2007: 181)

Demokrasi menurut bahasa, berasal dari dua kata Yunani yaitu demos yang

berarti rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan. Sedangkan menurut istilah,

Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan

hak dan kewajiban serta perlakukan yang sama bagi semua warga negara. (KBBI,

1995: 220)

Henry B. Mayo menyatakan bahwa demokrasi adalah sistem yang

menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-

wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala

yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana

Page 49: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

37

terjaminnya kebebasan politik. (Ubaedillah, 2010: 36) Adapun nilai-nilai demokrasi

menurut Henry B. Mayo, Zamroni, Nurcholis Madjid, dan Asykuri Ibn Chamim

yaitu kebebasan berpendapat, saling menghargai, kesadaran akan pluralisme,

prinsip musyawarah, kesetaraan dan keadilan. (Winarno, 2013: 111-112)

Sebuah pengalaman berdemokrasi telah dicontohkan oleh bangsa

Indonesia. Aksi 212 bisa dijadikan sebagai contoh berdemokrasi yang baik. Karena,

pada aksi 212 tidak ditemukan aksi anarkis atas nama agama oleh para peserta aksi.

Aksi demonstrasi dapat dikatakan berjalan dengan sangat tertib, aman dan damai

dan bahkan bisa dikatakan mematahkan berbagai pendapat yang berseliweran

selama ini bahwa umat Islam itu anarkis. Pelaksanaan aksi demonstrasi yang seperti

ini dapat menjadi contoh yang baik dalam menyalurkan pendapat, ide maupun

gagasan warga negara. Bahwa dalam menyampaikan aspirasi tidak selalu harus

berakhir dengan bentrok maupun tindakan anarkis.

Page 50: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung
Page 51: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

39

BAB III

TEKS-TEKS BERMUATAN RADIKALISME, TOLERANSI DAN DEMOKRASI

DALAM BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA

Pada dasarnya pendidikan agama memiliki peran penting dalam menanamkan

nilai-nilai dan pemahaman agama pada peserta didik. Perilaku siswa akan dipengaruhi oleh

nilai-nilai dan pemahaman agama yang dia terima. Jika nilai-nilai dan pemahaman agama

yang radikal dan intoleran yang ia terima maka perilaku keagamaan siswa akan cenderung

radikal dan intoleran sebaliknya jika pemahaman agama yang liberal yang ia terima maka

perilaku keagamaannya pula akan cenderung liberal dan bebas. Akan tetapi jika nilai-nilai

dan pemahaman agama yang moderat yang di ajarkan padanya maka perilaku

keagamaannya pula akan cenderung moderat.

Di tengah keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh guru, buku memiliki

posisi penting sebagai penunjang sekaligus sumber pengetahuan kedua bagi siswa.

Sayangnya beberapa tahun belakangan keberadaan buku sebagai media pembelajaran

kembali dipersoalkan. Pada tahun 2015, buku pendidikan agama Islam digugat oleh

berbagai kalangan pemerhati pendidikan karena dianggap mengandung muatan intoleran,

mengajarkan kekerasan serta memuat ajaran Wahabi. Pada tahun yang sama, buku

pendidikan agama Islam untuk SMP juga digugat karena dianggap bermasalah dan

mengandung muatan Syi’ah di dalamnya. Permasalahan dalam buku pendidikan tidak

hanya sampai di situ, di tahun yang sama, pemerintah kembali menemukan buku ajar

bermasalah yang menempatkan Nabi Muhammad pada urutan ke 13 dan Nabi Isa pada

urutan terakhir. Di tahun 2016 teks bermuatan radikal kembali ditemukan dalam buku baca

TK.

Berdasarkan beberapa persoalan di atas. Maka pada bab ini, Pertama: penulis

akan memaparkan tentang isi materi yang terdapat dalam buku pendidikan agama Islam

SMA terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Erlangga dan

Yudistira. Kedua: Penulis akan menguraikan muatan radikalisme, toleransi dan demokrasi

dalam buku pendidikan agama Islam SMA terbitan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, Erlangga dan Yudistira.

A. Materi Buku pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas (SMA)

1. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam SMA Terbitan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia

a) Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas X, Penulis: Endi Suhendi Zen

dan Nelty Khairiyah.

Tabel 3.1

Materi Buku Pendidikan Agama Islam Kelas X

No Bab Judul bab Materi pembahasan

1 I Aku selalu dekat

dengan Allah

Pengertian asma’ul husna, dalil asma’ul

husna dan makna asma’ul husna: Al-Karim,

Al-Mu’min, Al-Wakil, Al-Matin, Al-Jami’,

Al-Adl dan Al-Akhir.

2 II Berbusana muslim

dan muslimah

merupakan cermin

kepribadian dan

keindahan diri.

Makna busana muslim/ muslimah dan

menutup aurat, ayat-ayat Al-Qur’an dan

hadits tentang perintah berbusana

muslim/muslimah.

Page 52: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

40

Sumber: Buku PAI Kelas X terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam buku ajar PAI kelas

X terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, materi

pelajaran terbagi menjadi dua belas bab. Bab pertama menjelaskan tentang

pengertian asma’ul husna, dalil asma’ul husna dan makna asma’ul husna: al-Karim,

al-Mu’min, al-Wakil, al-Matin, al-Jami’, al-adl dan al-Akhir. Dari pembahasan

materi pada bab satu maka penulis menemukan bahwa bahwa materi ini

mengandung muatan toleransi dan demokrasi. Hal tersebut tercermin dari perilaku

yang dapat diperoleh dari mempelajari sifat-sifat Allah. Bab kedua menjelaskan

3 III Mempertahankan

kejujuran sebagai

cermin kepribadian

Makna kejujuran, ayat-ayat Al-Qur’an dan

hadits tentang perintah berlaku jujur

4 IV Al-Qur’an dan

hadits adalah

pedoman hidupku.

Kedudukan Al-Qur’an , hadits dan ijtihad

sebagai sumber hukum Islam.

5 V Meneladani

perjuangan

Rasulullah di

Mekkah

Substansi dakwah nabi di Mekkah, strategi

dakwah Rasulullah Saw di Mekkah, reaksi

kafir quraisy terhadap dakwah Rasulullah

Saw, contoh-contoh penyiksaan Quraisy

terhadap Rasulullah Saw dan para

pengikutnya, perjanjian aqabah.

6 VI Meniti hidup dengan

kemulian

Makna pengendalian diri, prasangka baik dan

husnuzzan, ayat-ayat Al-Qur’an tentang

pengendalian diri, prasangka baik dan

persaudaraan.

7 VII Malaikat selalu

bersamaku

Makna iman kepada malaikat dan tugas-

tugasnya,hikmah beriman kepada malaikat.

8 VIII Sayang, patuh dan

hormat kepada

orang tua dan guru

Sayang, hormat dan patuh kepada orang tua,

hormat dan patuh kepada guru.

9 IX Mengelola wakaf

dengan penuh

amanah

Makna wakaf sebagai syari’at Islam, harta

wakaf dan pemanfaatannya, pengelolaan

wakaf dan problematikannya, prinsip-prinsip

pengelolaan wakaf.

10 X Meneladani

perjuangan dakwah

Rasulullah Saw di

Madinah

Perjuangan dakwah Nabi Muhammad Saw,

substansi dakwah Nabi di Madinah, strategi

dakwah Nabi di Madinah.

11 XI Nikmatnya mencari

ilmu dan indahnya

berbagi pengetahuan

Makna menuntut ilmu dan keutamaannya,

ayat-ayat Al-Qur’an tentang ilmu

pengetahuan, hadits tentang mencari ilmu

dan keutamaannya.

12 XII Menjaga martabat

manusia dengan

menjauhi pergaulan

bebas dan zina

Makna larangan pergaulan bebas dan zina,

ayat-ayat Al-Qur’an tentang hadits larangan

mendekati zina.

Page 53: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

41

tentang makna busana muslim/ muslimah dan menutup aurat, ayat-ayat al-Qur’an

dan hadits tentang perintah berbusana muslim/muslimah. Dari pembahasan materi

pada bab dua maka penulis menemukan adanya bibit-bibit intoleransi dan

radikalisme. Hal tersebut tercermin dari hukum wajibnya menutup aurat bagi

perempuan. Bab ketiga menjelaskan tentang makna kejujuran, ayat-ayat al-Qur’an

dan hadits tentang perintah berlaku jujur. Dari pembahasan materi, secara implisit

bab tiga mengandung indikator demokrasi. Hal tersebut tercermin dari perintah

untuk berlaku jujur. Jujur adalah sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

sebagai penentu kebijakan.

Adapun pokok pembahasan pada bab empat yaitu kedudukan al-Qur’an

hadits dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam. Pembahasan ini di samping dapat

menumbuhkan sikap toleransi dan demokrasi dengan penerimaan al-Qur’an, hadits

dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam, materi ini juga dapat memicu tumbuhnya

sikap intoleransi dan radikalisme. Hal tersebut tercermin dari adanya penolakan

ijtihad sebagai sumber hukum Islam di samping al-Qur’an dan hadits karena al-

Qur’an dianggap sudah sempurna. Selanjutnya pada bab lima, dijelaskan tentang

Substansi dakwah Nabi di Mekkah, strategi dakwah Rasulullah Saw di Mekkah,

reaksi kafir quraisy terhadap dakwah Rasulullah Saw, contoh-contoh penyiksaan

quraisy terhadap Rasulullah SAW dan para pengikutnya, dan perjanjian aqabah.

Baik secara eksplisit maupun implisit, materi ini mengandung muatan toleransi dan

demokrasi. Hal tersebut tercermin dari pemaparan materi tentang bagaimana cara

Rasulullah menghadapi kafir Qurays, bagaimana cara Rasulullah berdakwah

sehingga dapat dijadikan contoh bagi para dai dan mubaligh tentang bagaimana

seharusnya contoh berdakwah yang baik. Pembahasan materi ini juga dapat menjadi

contoh bagaimana seharusnya manusia berinteraksi dengan manusia lain.

Pembahasan pada bab ke enam menjelaskan tentang makna pengendalian

diri, prasangka baik dan husnuzzan, ayat-ayat al-Qur’an tentang pengendalian diri,

prasangka baik dan persaudaraan. Secara eksplisit, materi ini mengandung muatan

toleransi dan demokrasi. Hal tersebut tergambar dari materi tentang anjuran untuk

berprasangka baik (husnuzzan) dan ayat-ayat tentang pengendalian diri dan

persaudaraan sehingga orang akan lebih toleran terhadap orang lain. Bab berikutnya

yaitu bab tujuh membahas tentang makna iman kepada malaikat dan tugas-tugasnya,

dan hikmah beriman kepada malaikat. Secara implisit, materi ini mengandung

muatan demokrasi. Hal tersebut terdapat pada perilaku jujur yang dapat tumbuh dari

keyakinan bahwa manusia selalu diawasi oleh malaikat. Dengan meyakini adanya

malaikat, maka orang akan selalu bersikap jujur dimanapun dan kapanpun. Bab

berikutnya yaitu bab ke delapan. Bab delapan menjelaskan tentang sayang, hormat

dan patuh kepada orang tua, hormat dan patuh kepada guru. Secara implisit, materi

ini juga memuat unsur toleransi yaitu anjuran untuk sayang dan hormat kepada

orang tua dan guru.

Bab Sembilan menjelaskan tentang makna wakaf sebagai syari’at Islam,

harta wakaf dan pemanfaatannya, pengelolaan wakaf dan problematikannya, prinsip-

prinsip pengelolaan wakaf. Bab berikutnya yaitu bab sepuluh. Bab sepuluh

memaparkan perjuangan dakwah Nabi Muhammad saw, substansi dakwah Nabi di

Madinah, strategi dakwah Nabi di Madinah. Secara implisit, materi ini mengandung

muatan toleransi dan demokrasi. Hal tersebut tercermin dari hubungan yang terjalin

antara orang muslim dan non muslim di Madinah. Dalam rangka menjalin hubungan

Page 54: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

42

yang baik antara penduduk Madinah, Rasulullah membentuk sebuah perjanjian yang

disebut Piagam Madinah. Bab selanjutnya yaitu bab sebelas yang menjelaskan

tentang makna menuntut ilmu dan keutamaannya, ayat-ayat al-Qur’an tentang ilmu

pengetahuan, hadits tentang mencari ilmu dan keutamaannya. Secara implisit, materi

ini mengandung muatan toleransi. Hal tersebut terdapat uraian tentang hadits

mencari dan menuntut ilmu. Pada hadits tersebut diuraikan tentang persamaan hak

antara laki-laki dan perempuan dalam menuntut ilmu. Bab terakhir yaitu bab dua

belas memaparkan makna larangan pergaulan bebas dan zina, ayat-ayat al-Qur’an

tentang hadits larangan mendekati zina.

b). Buku teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas XI, Penulis: Mustahdi dan

Mustakim

Tabel 3.2

Materi Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XI

No Bab Judul bab Materi Pembahasan

1 I Al-Qur’an sebagai

pedoman hidup

Pentingnya mengimanai kitab-kitab Allah

SWT, pengertian kitab dan suhuf, kitab-kitab

Allah Swt dan para penerimanya.

2 II Hidup nyaman

dengan perilaku

jujur

Pentingnya perilaku jujur, keutamaan perilaku

jujur, macam-macam kejujuran, petaka

kebohongan dan hikmah perilaku jujur.

3 III Kepedulian umat

Islam terhadap

jenazah

Perawatan jenazah, memandikan jenazah,

mengkafani jenazah, menyalati jenazah,

menguburkan jenazah, ta’ziyyah (melayat),

dan ziarah kubur.

4 IV Sampaikan dariku

walau satu ayat

Pengertian khutbah, tabligh dan dakwah,

pentingnya khutbah, tabligh dan dakwah,

ketentuan khutbah, tabligh dan dakwah.

5 V Masa kejayaan

Islam yang

dinantikan kembali

Periodesasi sejarah Islam, masa kejayaan

Islam, tokoh-tokoh pada masa kejayaan

Islam.

6 VI Membangun bangsa

melalui perilaku

taat, kompetisi

dalam kebaikan,

dan etos kerja

Pentingnya taat kepada aturan, kompetisi

dalam kebaikan, etos kerja.

7 VII Rasul-rasul itu

kekasih Allah Swt

Pengertian iman kepada rasul-rasul Allah

Swt, sifat rasul-rasul Allah Swt, tugas rasul-

rasul Allah Swt, hikmah beriman kepada

rasul-rasul Allah Swt.

8 VIII Hormati dan

sayangi orang tua

dan gurumu

Pentingnya hormat dan patuh kepada orang

tua, hormat dan patuh kepada guru.

9 IX Prinsip dan praktik

ekonomi Islam

Pengertian mu’amalah, macam-macam

mu’amalah, syirkah, perbankan dan asuransi

syari’ah.

Page 55: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

43

10 X Bangun dan

bangkitlah wahai

pejuang Islam

Islam masa modern (1800-sekarang), tokoh-

tokoh pembaharuan dunia Islam pada masa

modern.

11 XI Toleransi sebagai

alat pemersatu

bangsa

Pentingnya perilaku toleransi, menghindarkan

diri dari perilaku tindak kekerasan.

Sumber: Buku PAI Kelas XI terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam buku ajar PAI kelas

XI terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, materi

pelajaran terbagi menjadi sebelas bab. Bab pertama menjelaskan tentang pentingnya

mengimani kitab-kitab Allah SWT, pengertian kitab dan suhuf, kitab-kitab Allah

Swt dan para penerimanya. Secara eksplisit, materi ini mengandung indikator

toleransi. Hal tersebut tercermin dari sikap menerima perbedaan kitab sebagai

pedoman hidup. Akan tetapi, materi ini juga dapat menjadi penumbuh sikap radikal

dan toleran apabila seseorang tidak mau menerima perbedaan yang ada dan hanya

memandang bahwa ajaran dan kitabnyalah yang paling benar. Bab ke dua

menjelaskan tentang Pentingnya perilaku jujur, keutamaan perilaku jujur, macam-

macam kejujuran, petaka kebohongan dan hikmah perilaku jujur. Secara implisit,

materi ini memuat indikator toleransi dan demokrasi bahwa setiap manusia harus

mengutamakan kejujuran karena kebohongan hanya akan membuat manusia menjadi

dibenci. Bahkan pentingnya kejujuran, maka wajar jika jujur menjadi slogan dari

komisi pemberantasan korupsi (KPK). Bab ke tiga menjelaskan tentang perawatan

jenazah, memandikan jenazah, mengkafani jenazah, menyalati jenazah,

menguburkan jenazah, ta’ziyyah (melayat), dan ziarah kubur. Materi ini secara

implisit, di samping mengandung indikator toleransi yaitu anjuran melayat sebagai

bentuk empati kepada keluarga mayat. Materi ini juga mengandung indikator

radikalisme yaitu aperbedaan pendapat tentang anjuran ziarah. Di satu sisi, terdapat

kelompok yang melarang ziarah kubur, namun disisi lain terdapat pula kelompok

yang menganjurkan ziarah kubur. Jika materi ini tidak dijelaskan secara gamblang

maka akan memicu perdebatan bahkan bukan tidak mungkin akan memicu

perpecahan.

Bab keempat memaparkan tentang pengertian khutbah, tabligh dan

dakwah, pentingnya khutbah, tabligh dan dakwah, ketentuan khutbah, tabligh dan

dakwah. Materi ini bukan hanya mengandung toleransi akan tetapi juga bisa memicu

tumbuhnya paham radikalisme. Muatan toleransi dapat dilihat dari bagaimana cara

berdakwah yang dianjurkan dalam Islam. Dakwah haruslah disampaikan dengan

baik. Selanjutnya, indikator radikalisme juga ditemukan dalam bab ini, indikator

radikalisme dapat dilihat dari hadits nabi tentang bagaimana cara menghentikan

kemungkaran yang ada. Apabila hadits tersebut dipahami secara literal maka akan

menimbulkan intoleransi dan kekerasan. Selanjutnya bab lima, pada bab ini

menjelaskan tentang periodesasi sejarah Islam, masa kejayaan Islam, tokoh-tokoh

pada masa kejayaan Islam. Materi ini secara implisit mengandung bibit-bibit

permusuhan dengan negara dan agama lain. Bibit permusuhan terkandung pada

muatan materi sejarah Islam. Akan tetapi, pemaparan lebih banyak mengungkap

tentang tokoh-tokoh Islam yang berjasa dalam bidang ilmu pengetahuan sehingga

bibit-bibit permusuhan dan kekerasan dapat dinetralisir. Bab berikutnya yaitu bab

enam. Pada bab ini dijelaskan tentang pentingnya taat kepada aturan, kompetisi

Page 56: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

44

dalam kebaikan, etos kerja. Berdasarkan pokok bahasan materi, maka dapat

disimpulkan bahwa bab ini mengandung muatan toleransi. Hal tersebut terlihat dari

adanya bahasan tentang kompetisi dalam kebaikan. Hal ini menunjukkan bahwa

manusia itu pada hakikatnya memiliki kedudukan yang sama, baik buruknya

manusia ditentukan oleh amal baiknya. Karena itu, manusia dianjurkan untuk

berlomba-lomba dalam kebaikan.

Bab ketujuh menjelaskan tentang pengertian iman kepada rasul-rasul Allah

Swt, sifat rasul-rasul Allah Swt, tugas rasul-rasul Allah Swt, hikmah beriman kepada

rasul-rasul Allah Swt. Pembahasan pada bab ini juga menunjukkan bahwa materi-

materi ini mengandung muatan toleransi. Hal tersebut tercermin dari hikmah

mengimani rasul-rasul Allah. Dengan mengimani hal tersebut, maka orang akan

menerima bahwa Allah telah mengutus beberapa rasul kepada umat manusia. dengan

demikian, maka dapat meminimalisir sikap suka menyalahkan umat lain yang

berbeda. Bab kedelapan menjelaskan tentang pentingnya hormat dan patuh kepada

orang tua, hormat dan patuh kepada guru. Materi pada bab ini juga secara implisit

mengandung muatan toleransi yaitu pentingnya hormat dan patuh pada guru dan

orang tua. Bab selanjutnya yaitu bab Sembilan. Bab Sembilan memaparkan

pengertian mu’amalah, macam-macam mu’amalah, syirkah, perbankan dan asuransi

syari’ah. Secara implisit, materi ini di samping mengandung muatan toleransi

tentang mu’amalah, materi ini juga mengandung bibit-bibit pertentangan. Hal

tersebut tercermin dari adanya perbedaan pendapat tentang status bank

konvensional. Di satu sisi, bank konvensional dikatakan haram karena menganut

sistem bunga, namun disisi lain mengatakan syubhat bahkan mubah. Bab sepuluh.

Bab ini menjelaskan Islam masa modern (1800-sekarang), tokoh-tokoh

pembaharuan dunia Islam pada masa modern. Dilihat dari pokok pembahasan,

materi ini sesungguhnya tidaklah mengandung muatan radikalisme tetapi lebih

kepada demokrasi. Akan tetapi, materi ini bisa saja memuat bibit radikal, intoleran

dan kekerasan apabila pembahasan materi masuk pada ide-ide pembaharuan dari

para tokoh pembaharuan Islam yang sarat nuansa politik. Bab terakhir yaitu bab

sebelas. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya perilaku toleransi, menghindarkan

diri dari perilaku tindak kekerasan. Secara eksplisit, materi ini mengandung muatan

toleransi. hal tersebut tergambar dari pembahasan materi tentang pentingnya

toleransi sebagai bentuk upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.

c). Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas XII, Penulis: Feisal Ghozaly dan

HA. Sholeh Dimyati

Tabel 3. 3

Materi Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XII

No Bab Judul bab Materi pembahasan

1 I Semangat beribadah

dengan meyakini

hari akhir

Memahami makna beriman kepada hari

akhir, periode hari akhir, hakikat hari

akhir, dan hikmah beriman kepada hari

akhir.

2 II Meyakini qada dan

qadar melahirkan

semangat bekerja

Hakikat qada dan qadar, makna beriman

kepada qada dan qadar, hikmah beriman

kepada qada dan qadar.

3 III Menghidupkan

nurani dengan

Perintah berpikir kritis, hakikat berpikir

kritis, dan manfaat berpikir kritis.

Page 57: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

45

berpikir kritis

4 IV Bersatu dalam

keragaman dan

demokrasi

Demokrasi dalam Islam, demokrasi dalam

syura, pandangan ulama (intelektual

muslim) tentang demokrasi.

5 V Cerahkan nurani

dengan saling

menasehati

Perintah saling menasehati, adab dan

metode menyampaikan nasihat (dakwah),

hikmah dan manfaat nasihat.

6 VI Meraih kasih Allah

dengan ihsan

Perintah berlaku ihsan, ruang lingkup

ihsan, hikmah dan manfaat ihsan.

7 VII Indahnya

membangun

mahligai rumah

tangga

Anjuran menikah, ketentuan pernikahan

dalam Islam, pernikahan menurut UU

perkawinan Indonesia (UU No.1 tahun

1974), hak dan kewajiban suami istri,

hikmah pernikahan.

8 VIII Meraih berkah

dengan mawaris

Pengertian hukum waris atau kewarisan,

dasar-dasar hukukm waris, ketentuan

mawwaris dalam Islam, menerapkan

syari’ah Islam dalam pembagian warisan,

manfaat hukum waris Islam.

9 IX Rahmat Islam bagi

nusantara

Masuknya Islam ke nusantara (Indonesia),

strategi dakwah Islam di nusantara,

perkembangan dakwah Islam di nusantara,

kerajaan Islam, gerakan pembaharuan

Islam di Indonesia.

10 X Rahmat Islam bagi

alam semesta

Perkembangan Islam di dunia, masa

kemajuan peradaban Islam di dunia, masa

kemunduran peradaban Islam.

Sumber: Buku PAI Kelas XII terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam buku ajar PAI kelas

XII terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, materi

pelajaran terbagi menjadi sebelas bab. Bab pertama menjelaskan makna beriman

kepada hari akhir, periode hari akhir, hakikat hari akhir, dan hikmah beriman kepada

hari akhir. Berdasarkan materi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

sesungguhnya poin-poin pembahasan sifatnya netral, tidak mengandung muatan

kekerasan maupun radikalisme. Bab kedua menjelaskan hakikat qada dan qadar,

makna beriman kepada qada dan qadar, hikmah beriman kepada qada dan qadar.

Materi ini secara implisit mengandung muatan intoleransi dan kekerasan. Hal

tersebut tercermin dari contoh-contoh perilaku beriman kepada qadha dan qadar.

Pengambilan contoh yang sifatnya sensitif seperti lesbian bisa memicu bibit-bibit

ekslusivisme, fundamentalisme hingga liberalisme. Bab ketiga menjelaskan

perintah berpikir kritis, hakikat berpikir kritis, dan manfaat berpikir kritis. Bab

keempat menjelaskan demokrasi dalam Islam, demokrasi dalam syura, pandangan

ulama (intelektual muslim) tentang demokrasi. Secara eksplisit materi ini

mengandung muatan demokrasi. Hal tersebut tergambar dari demokrasi sebagai

pokok pembahasan utama. Akan tetapi, materi ini juga bisa menjadi penyemai

Page 58: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

46

radikalisme apabila pembahasan materi demokrasi justru lebih banyak mengutip

pendapat dari tokoh berpaham radikal yang menganggap demokrasi sebagai sebuah

sistem yang salah. Selanjutnya, muatan toleransi juga bisa saja tumbuh pada

pembahasan ini, apabila materi ini disajikan dengan benar dengan menampilkan

berbagai pendapat tokoh terkait makna demokrasi. Sehingga murid dapat

membandingkan pendapat dari para tokoh.

Bab kelima menjelaskan perintah saling menasehati, adab dan metode

menyampaikan nasihat (dakwah), hikmah dan manfaat nasihat. Materi ini disamping

mengandung muatan toleransi tentang adab dan metode menyampaikan nasihat yang

baik. Materi ini juga mengandung muatan radikalisme. Hal tersebut tercermin dari

anjuran menghilangkan kemungkaran yang ada. Bab keenam menjelaskan perintah

berlaku ihsan, ruang lingkup ihsan, hikmah dan manfaat ihsan. Materi ini sarat

muatan toleransi. hal tersebut dapat dilihat dari anjuran untuk berlaku baik kepada

sesama manusia tanpa memandang perbedaan ras, suku, bangsa maupun agama.

poin toleransi juga diperjelas dengan adanya hadits nabi yang menyatakan bahwa

tidak akan beriman manusia yang tetangganya tidak aman dari gangguannya. Secara

implisit, hadits ini menganjurkan manusia tuk berbuat baik terhadap sesame

manusia. Bab ketujuh menjelaskan anjuran menikah, ketentuan pernikahan dalam

Islam, pernikahan menurut UU perkawinan Indonesia (UU No.1 tahun 1974), hak

dan kewajiban suami istri, hikmah pernikahan. Materi ini pada dasarnya bersifat

pengetahuan atau doktrin. Akan tetapi, adanya materi-materi yang bersifat eksklusif

seperti larangan pernikahan beda agama dalam Al-Qur’an maupun UU perkawinan

di Indonesia, adanya persyaratan Islam bagi calon mempelai menjadi sebuah

indikator bahwa materi ini mengandung bibit radikalisme dan eksklusivisme.

Bab kedelapan memaparkan pengertian hukum waris atau kewarisan,

dasar-dasar hukukm waris, ketentuan mawaris dalam Islam, menerapkan syari’ah

Islam dalam pembagian warisan, manfaat hukum waris Islam. Indikator radikalisme

terdapat pada ketentuan warisan dalam Islam. Adanya perbedaan pendapat tentang

bagian laki-laki dan perempuan serta adanya pembagian warisan dalam masyarakat

yang tidak sesuai dengan tuntutan Islam dapat memicu bibit-bibit eksklusivisme

maupun liberalisme. Bab Sembilan menjelaskan proses masuknya Islam ke

nusantara (Indonesia), strategi dakwah Islam di Nusantara, perkembangan dakwah

Islam di Nusantara, kerajaan Islam, gerakan pembaharuan Islam di Indonesia.

Indikator toleransi tercermin dari proses masuknya Islam di Indonesia yang

dilakukan baik melalui jalur perdagangan, pendidikan hingga perkawinan. Indikator

toleransi juga terdapat pada poin pembahasan strategi dakwah para ulama dalam

menyebarkan agama Islam yang sangat akomodatif terhadap budaya masyarakat

Indonesia. Bab sepuluh menjelaskan perkembangan Islam di dunia, masa kemajuan

peradaban Islam di dunia, masa kemunduran peradaban Islam. Indikator intoleransi

dan kekerasan sangat mewarnai pembahasan ini. Adanya fakta sejarah yang

menunjukkan hubungan yang tidak baik dengan barat serta agama lain dapat

memicu tumbuhnya sikap eksklusif dan permusuhan.

Page 59: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

47

2. Buku Ajar Pendidikan agama Islam SMA terbitan Erlangga

a) Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas X, Penulis: Drs. H. Syamsuri

Tabel 3.4

Materi Buku Pendidikan Agama Islam Kelas X

No Bab Judul Bab Materi Pembahasan

1 I al-Qur’an surah al-

Baqarah, 2: 30, al-

Mu’minun, 23: 12-

14, az-Zariyat, 51-

56, dan an-Nahl,

16:78

al-Baqarah, 2: 30 tentang peranan manusia

sebagai khalifah, al-Mu’minun, 23: 12-14

tentang kejiadian manusia, az-Zariyat, 51: 56

tentang tugas manusia, an-Nahl, 16: 78

tentang kewajiban manusia untuk bersyukur.

2 II Al-Qur’an surah al-

An’am, 6: 162-163

dan al-Bayyinah,

98:5

al-An’am, 6: 162-163 tentang keikhlasan

beribadah, al-Bayyinah, 98: 5 tentang

keikhlasan beribadah.

3 III Iman kepada Allah

Swt

Pengertian iman kepada Allah Swt, sifat-sifat

Allah Swt dalam asma’ul husna, perilaku

orang beriman terhadap 10 sifat Allah dalam

al-asma’ul husna.

4 IV Berperilaku terpuji Pengertian perilaku husnuzzan, contoh-

contoh perilaku husnuzzan terhadap

Allah,diri sendiri dan terhadap sesama,

membiasakan diri berperilaku husnuzzan.

5 V Sumber hukum

Islam, hukum taklifi

dan hukum wad’i

Sumber hukum Islam, pengertian hukum

taklifi, kedudukan hukum taklifi, fungsi

hukum taklifi penerapan hukum taklifi dalam

kehidupan sehari-hari dan pengertian hukum

wad’i, kedudukan hukum wad’i, fungsi

hukum wad’i dan penerapan hukum wad’i

dalam kehidupan sehari-hari.

6 VI Keteladanan

Rasulullah Saw

periode Mekkah

Sejarah dakwah Rasulullah Saw periode

Mekkah, substansi dan strategi dakwah

Rasulullah Saw periode Mekkah.

7 VII Al-Qur’an surah Ali

Imran, 3: 159 dan

asy-Syura, 42: 48

Ali Imran, 3: 159 tentang musyawarah, asy-

Syu’ra, 42: 38 tentang anjuran

bermusyawarah.

8 VIII Iman kepada

Malaikat

Pengertian iman kepada malaikat, tanda-

tanda beriman kepada malaikat, contoh-

contoh perilaku beriman kepada malaikat,

penerapan beriman kepada malaikat dalam

sikap dan perilaku.

9 IX Berperilaku terpuji Perilaku terpuji, Adab berpakaian dan

berhias, adab dalam perjalanan, adab dalam

bertamu dan menerima tamu.

Page 60: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

48

10 X Perilaku tercela Pengertian hasad, riya, aniya dan

diskriminasi, contoh-contoh perilaku hasad,

riya, aniya dan diskriminasi, menghindari

perilaku hasad, riya, aniya dan diskriminasi.

11 XI Zakat, haji dan

wakaf

Perundang-undangan tentang zakat, haji dan

wakaf, pengelolaan zakat, haji dan wakaf.

12 XII Keteladanan

Rasulullah Saw

periode Mekkah

Sejarah dakwah Rasulullah Saw periode

Madinah, strategi dakwah Rasulullah Saw

periode Madinah.

Sumber: Buku PAI Kelas X terbitan Erlangga

Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam buku ajar PAI kelas

X terbitan Erlangga, materi pelajaran terbagi menjadi dua belas bab. Bab pertama

menjelaskan surah al-Baqarah, 2: 30 tentang peranan manusia sebagai khalifah, al-

Mu’minun, 23: 12-14 tentang kejadian manusia, az-Zariyat, 51: 56 tentang tugas

manusia, an-Nahl, 16: 78 tentang kewajiban manusia untuk bersyukur. Materi ini di

samping memuat unsur demokrasi, materi ini juga memuat unsur radikalisme. Hal

tersebut terdapat materi peranan manusia sebagai khalifah.

Khalifah seringkali dimaknai sempit sebagai pemimpin politik. Dalam persoalan

tersebut, status agama seringkali dijadikan dasar penolakan terhadap kepemimpinan

seseorang. Bab kedua membahasa surah al-An’am, 6: 162-163 tentang keikhlasan

beribadah, al-Bayyinah, 98: 5 tentang keikhlasan beribadah. Materi ini mengandung

muatan toleransi. ikhlas menjadi salah satu indikator toleransi. Bab ketiga

menjelaskan pengertian iman kepada Allah Swt, sifat-sifat Allah Swt dalam asma’ul

husna, perilaku orang beriman terhadap 10 sifat Allah dalam al-asma’ul husna. Poin

pembahasan pada bab ini mengandung muatan toleransi dan demokrasi. Hal tersebut

tercermin dari hikmah beriman kepada sifat-sifat Allah.

Bab keempat menjelaskan pengertian perilaku husnuzzan, contoh-contoh

perilaku husnuzzan terhadap Allah, diri sendiri dan terhadap sesama, membiasakan

diri berperilaku husnuzzan. Materi ini mengandung muatan toleransi. hal tersebut

tercermin dari perintah untuk berbuat baik kepada sesama manusia tanpa

membedakan status agama, suku dan ras. Bab kelima menjelaskan sumber hukum

Islam, pengertian hukum taklifi, kedudukan hukum taklifi, fungsi hukum taklifi

penerapan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari dan pengertian hukum wad’i,

kedudukan hukum wad’i, fungsi hukum wad’i dan penerapan hukum wad’i dalam

kehidupan sehari-hari. Materi ini mengandung muatan islamisme yaitu penguatan

pemahaman Islam, akan tetapi materi ini juga bisa berubah menjadi ekstrim apabila

memuat unsur fanatisme dan claim truth. Bab keenam menjelaskan sejarah dakwah

Rasulullah Saw periode Mekkah, substansi dan strategi dakwah Rasulullah Saw

periode Mekkah. Muatan toleransi dalam materi ini jelas tergambar dari bagaimana

strategi Rasulullah dalam berdakwah.

Bab ketujuh menjelaskan surah Ali Imran, 3: 159 tentang musyawarah,

asy-syu’ra, 42: 38 tentang anjuran bermusyawarah. Muatan demokrasi terlihat pada

poin pembahasan musyawarah. Pengambilan keputusan dengan jalan musyawarah

menjadi salah satu indikator dari demokrasi. Bab delapan menjelaskan pengertian

iman kepada malaikat, tanda-tanda beriman kepada malaikat, contoh-contoh

perilaku beriman kepada malaikat, penerapan beriman kepada malaikat dalam sikap

Page 61: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

49

dan perilaku. Iman kepada malaikat secara implisit mengandung muatan demokrasi.

Dengan mengimani malaikat maka seseorang akan senantiasa berbuat baik kepada

sesama. Bab sembilan menjelaskan perilaku terpuji, adab berpakaian dan berhias,

adab dalam perjalanan, adab dalam bertamu dan menerima tamu. Materi ini sarat

muatan toleransi. indikator toleransi dalam materi ini tergambar dari anjuran untuk

memperlakukan tamu dengan baik. Bab sepuluh menjelaskan pengertian hasad, riya,

aniya dan diskriminasi, contoh-contoh perilaku hasad, riya, aniya dan diskriminasi,

menghindari perilaku hasad, riya, aniya dan diskriminasi. Indikator toleransi dan

demokrasi pun terlihat jelas dari larangan berikap aniya dan diskriminasi. Bab

sebelas menjelaskan perundang-undangan tentang zakat, haji dan wakaf,

pengelolaan zakat, haji dan wakaf. Indikator toleransi juga tergambar dari hikmah

zakat dan wakaf. Salah satu dari hikmah zakat dan wakaf yaitu membantu sesama

manusia yang membutuhkan.Bab kedua belas menjelaskan sejarah dakwah

Rasulullah Saw periode Madinah, strategi dakwah Rasulullah Saw periode Madinah.

Materi ini pun sarat dengan unsur toleransi. indikator toleransi dapat dilihat dari

kehidupan umat muslim dan non muslim di Madinah.

b). Buku ajar pendidikan agama Islam (PAI) kelas XI, penulis: Drs. H. Syamsuri

Tabel 3. 5

Materi buku pendidikan agama Islam Kelas XI

No Bab Judul bab Materi pembahasan

1 I Ayat al-Qur’an

surah al-Baqarah, 2:

148 dan surah Fatir,

35:32

Surah al-Baqarah tentang anjuran berlomba

dalam kebaikan, surah Fatir, 32, adanya tiga

kelompok umat Islam.

2 II Ayat al-Qur’an

surah al-Isra, 17: 26-

27 dan surah al-

Baqarah, 2: 177

Surah al-Isra, 26-27 tentang anjuran

membantu kaum dhuafa, surah al-Baqarah:

177 tentang anjuran menyantuni kaum

dhuafa.

3 III Iman kepada rasul-

rasul Allah

Pengertian iman kepada rasul-rasul Allah,

tanda-tanda beriman kepada rasul-rasul

Allah, contoh-contoh perilaku beriman

kepada rasul-rasul Allah, perilaku yang

mencerminkan keimanan kepada rasul-rasul

Allah.

4 IV Berperilaku sifat-

sifat yang terpuji

Pengertian tobat dan raja’, contoh-contoh

perilaku tobat dan raja’ dan pembiasaan

tobat dan raja’ dalam kehidupan sehari-hari.

5 V Hukum Islam

tentang muamalah

Pengertian muamalah, asas-asas transaksi

ekonomi dalam Islam dan contohnya,

penerapan transaksi ekonomi dalam Islam.

6 VI Perkembangan

Islam pada abad

pertengahan

Sekilas tentang dunia Islam pada abad

pertengahan, perkembangan ajaran Islam,

perkembangan ilmu pengetahuan,

perkembangan kebudayaan, manfaat

mempelajari perkembangan Islam pada

abad pertengahan.

Page 62: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

50

7 VII Al-Qur’an surah ar-

Rum, 30: 41-42,

surah al-A’raf, 7:56-

58

Surah ar-Rum: 41-42 tentang larangan

berbuat kerusakan di bumi, surah al-A’raf:

56-58 tentang larangan berbuat kerusakan

di bumi, surah Sad: 27-28 tentang

keburukan kaum yang berbuat kerusakan di

bumi.

8 VIII Iman kepada kitab-

kitab Allah Swt

Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah

Swt, sikap dan perilaku beriman kepada

kitab-kitab Allah Swt, hikmah beriman

kepada kitab-kitab Allah Swt.

9 IX Berperilaku terpuji Etika Islam dalam berkarya dan tujuannya,

maksud menghargai karya orang lain,

perilaku menghargai karya orang lain,

membiasakan perilaku menghargai karya

orang lain.

10 X Berperilaku tercela Pengertian dosa besar, contoh-contoh

perbuatan dosa besar, mampu menghindari

perbuatan dosa besar.

11 XI Perawatan jenazah Hal-hal yang dilakukan sebelum meninggal

dunia, perawatan jenazah, praktik

perawatan jenazah.

12 XII Khotbah, tabligh

dan dakwah

Pengertian khotbah, tabligh dan dakwah,

tata cara khotbah, tabligh dan dakwah,

praktik khotbah, tabligh dan dakwah.

13 XIII Perkembangan

Islam pada masa

modern

Sekilas tentang dunia Islam pada masa

modern, perkembangan ajaran Islam pada

masa modern, perkembangan ilmu

pengetahuan pada masa modern, hikmah

mempelajari sejarah perkembangan Islam

pada masa modern.

Sumber: Buku PAI Kelas XI terbitan Erlangga

Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam buku ajar PAI Kelas

XI terbitan Erlangga, materi pelajaran terbagi menjadi tiga belas bab. Bab pertama

menjelaskan surah Al-baqarah tentang anjuran berlomba dalam kebaikan, surah

Fatir, 32, adanya tiga kelompok umat Islam. Indikator toleransi terdapat pada

anjuran berlomba dalam kebaikan. Bab kedua menjelaskan surah Al-isra, 26-27

tentang anjuran membantu kaum du’afa, surah Al-baqarah: 177 tentang anjuran

meyantuni kaum du’afa. Indikator toleransi pun terlihat dari anjuran untuk

membantu orang yang membutuhkan seperti kaum dhuafa. Bab ketiga menjelaskan

pengertian iman kepada rasul-rasul Allah, tanda-tanda beriman kepada rasul-rasul

Allah, contoh-contoh perilaku beriman kepada rasul-rasul Allah, perilaku yang

mencerminkan keimanan kepada rasul-rasul Allah. Muatan toleransi dalam bab ini

terdapat pada keyakinan bahwa Allah mengutus beberapa rasul kepada setiap

kaumnya. Bab keempat menjelaskan pengertian tobat dan raja’, contoh-contoh

perilaku tobat dan raja’ dan pembiasaan tobat dan raja’ dalam kehidupan sehari-hari.

Page 63: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

51

Bab kelima menjelaskan pengertian muamalah, asas-asas transaksi

ekonomi dalam Islam dan contohnya, penerapan transaksi ekonomi dalam Islam.

Bab ini juga mengandung muatan toleransi, hal tersebut tercermin dari prinsip-

prinsip muamalah dalam Islam bahwa Islam tidak melarang umat Islam tuk

bermuamalah dengan non muslim. Bab enam menjelaskan dunia Islam pada abad

pertengahan, perkembangan ajaran Islam, perkembangan ilmu pengetahuan,

perkembangan kebudayaan, manfaat mempelajari perkembangan Islam pada abad

pertengahan. Indikator radikalisme dalam bab ini yaitu pada pembahasan

perkembangan Islam abad pertengahan yang penuh dengan intrik dan pergolakan

yang menyebabkan kemunduran dalam Islam. Bab tujuh menjelaskan surah Ar-rum:

41-42 tentang larangan berbuat kerusakan di bumi, surah Al-a’raf: 56-58 tentang

larangan berbuat kerusakan di bumi, surah Sad: 27-28 tentang keburukan kaum yang

berbuat kerusakan di bumi. Bab kedelapan menjelaskan pengertian iman kepada

kitab-kitab Allah Swt, sikap dan perilaku beriman kepada kitab-kitab Allah Swt,

hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah Swt. Indikator toleransi dalam bab ini

yaitu hikmah dari beriman kepada kitab-kitab Allah. Meyakini keberadaan kitab-

kitab Allah akan menghindarkan orang dari fanatisme yang berlebihan serta klaim

kebenaran.

Bab sembilan menjelaskan etika Islam dalam berkarya dan tujuannya,

maksud menghargai karya orang lain, perilaku menghargai karya orang lain,

membiasakan perilaku menghargai karya orang lain. Menghargai karya orang lain

menjadi salah satu indikator toleransi bahwa manusia harus saling menghormati,

mengasihi dan menghargai agar tidak timbul perselisihan yang berujung pada

perpecahan. Bab kesepuluh menjelaskan pengertian dosa besar, contoh-contoh

perbuatan dosa besar, mampu menghindari perbuatan dosa besar. Materi ini lebih

mengandung muatan Islamisme yaitu pemahaman agama agar umat Islam terhindari

dari perbuatan yang tidak baik. Bab sebelas menjelaskan hal-hal yang dilakukan

sebelum meninggal dunia, perawatan jenazah, praktik perawatan jenazah. Indikator

toleransi terdapat dari hikmah melayat. Salah satu hikah melayat adalah membantu

sesama yang terkena musibah. Bab dua belas menjelaskan pengertian khotbah,

tabligh dan dakwah, tata cara khotbah, tabligh dan dakwah, praktik khotbah, tabligh

dan dakwah. Indikator toleransi tergambar dari praktik dakwah dalam Islam yang

lebih mengedepankan persaudaraan. Bab tiga belas menjelaskan tentang dunia Islam

pada masa modern, perkembangan ajaran Islam pada masa modern, perkembangan

ilmu pengetahuan pada masa modern, hikmah mempelajari sejarah perkembangan

Islam pada masa modern.

c). Buku ajar pendidikan agama Islam (PAI) kelas XII, penulis: Drs. H. Syamsuri

Tabel 3.6

Materi buku pendidikan agama Islam kelas XII

No Bab Judul bab Materi pembahasan

1 I Al-Qur’an surah al-

kafirun, 109: 1-6,

surah yunus, 10:40-

41 dan surah al-

kahfi, 18: 29

Al-Qur’an surah al-kafirun, 109: 1-6

tentang tidak ada toleransi dalam hal

keimanan dan peribadahan, surah Yunus,

10: 40-41 tentang sikap orang yang

berbeda pendapat, dan surah al-kahfi, 18:

29 tentang kebebasan beragama.

Page 64: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

52

2 II Al-Qur’an surah al-

mujadalah, 58: 11

dan surah al-

jumu’ah, 62: 9-10

Al-Qur’an surah al-mujadalah, 58: 11

tentang keunggulan orang yang beriman

dan berilmu, al-Qur’an surah al-jumu’ah,

62: 9-10 tentang dorongan agar rajin

beribadah dan giat bekerja.

3 III Iman kepada hari

akhir

Hari kiamat sebagai hari pembalasan

hakiki, perilaku sebagai pencerminan

keimanan terhadap hari akhir, hikmah

beriman pada hari akhir.

4 IV Perilaku terpuji Adil, rida dan amal shaleh.

5 V Munakahat Pengertian munakah, hukum nikah, tujuan

nikah, rukun nikah, muhrim, kewajiban

suami istri, perceraian, iddah, rujuk,

hikmah nikah, hikmah talak, hikmah rujuk,

perkawinan menurut perundang-undangan

di Indonesia.

6 VI Perkembangan

Islam di Indonesia

Perkembangan Islam di Indonesia, contoh

perkembangan Islam di Indonesia, hikmah

perkembangan Islam di Indonesia.

7 VII Al-Qur’an surah

yunus, 10: 101 dan

surah al-baqarah, 2:

164

Al-Qur’an surah Yunus, 10:101 tentang

IPTEK, al-Qur’an surah al-baqarah, 2: 164

tentang dorongan untuk mengembangkan

IPTEK.

8 VIII Iman kepada qada

dan qadar

Pengertian qada dan qadar, tanda-tanda

keimanan kepada qada dan qadar, hikmah

beriman kepada qada dan qadar.

9 IX Perilaku terpuji Pengertian dan maksud Persatuan dan

kerukunan, contoh-contoh perilaku

persatuan dan kerukunan, membiasakan

perilaku persatuan dalam kehidupan

sehari-haridan menunjukkan perilaku

rukun dalam pergaulan.

10 X Perilaku tercela Menjelaskan pengertian israf, tabzir, gibah,

dan fitnah, contoh-contoh israf, tabzir,

gibah, dan fitnah, menghindari perilaku

pengetian israf, tabzir, gibah, dan fitnah,

memahami dan menunjukkan akibat buruk

dari israf, tabzir, gibah, dan fitnah.

11 XI Mawaris Ketentuan mawaris, harta benda sebelum

di waris, ahli waris, hijab, perhitungan

waris, warisan menurut perundang-

undangan waris di Indonesia, pelaksanaan

waris menurut adat.

12 XII Perkembangan

Islam di dunia

Perkembangan Islam di dunia, contoh-

contoh perkembangan Islam di dunia dan

manfaat dari perkembangan Islam di dunia.

Sumber: Buku PAI Kelas XII terbitan Erlangga

Page 65: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

53

Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam buku ajar PAI Kelas

XII terbitan Erlangga, materi pelajaran terbagi menjadi tiga belas bab. Bab pertama

menjelaskan surah Al-kafirun, 109: 1-6 tentang tidak ada toleransi dalam hal

keimanan dan peribadahan, surah Yunus, 10: 40-41 tentang sikap orang yang

berbeda pendapat, dan surah Al-kahfi, 18: 29 tentang kebebasan beragama. Indikator

toleransi tergambar dari penjelasan surah Al-kafirun dan Yunus bahwa tidak ada

paksaan dalam beragama, orang diberikan kebebasan untuk beribadah sesuai agama

yang dianutnya. Bab dua menjelaskan tentang surah Al-mujadalah, 58: 11 tentang

keunggulan orang yang beriman dan berilmu, Al-Qur’an surah Al-jumu’ah, 62: 9-10

tentang dorongan agar rajin beribadah dan giat bekerja. Indikator toleransi terlihat

dari anjuran untuk berlaku seimbang dalam artian bekerja dan beribadah. Bab tiga

menjelaskan hari kiamat sebagai hari pembalasan hakiki, perilaku sebagai

pencerminan keimanan terhadap hari akhir, hikmah beriman pada hari akhir.

Hikmah dari beriman kepada hari akhir yaitu orang akan berlaku adil dan senantiasa

berbuat kebaikan. Adil dan berbuat baik adalah bagian dari indikator toleransi. Bab

empat menjelaskan pengertian adil, rida dan amal shaleh. Sikap adil sebagaimana

dijelaskan sebelumnya bahwa adil merupakan salah satu indikator dari toleransi dan

demokrasi.

Bab lima menjelaskan pengertian munakah, hukum nikah, tujuan nikah,

rukun nikah, muhrim, kewajiban suami istri, perceraian, iddah, rujuk, hikmah nikah,

hikmah talak, hikmah rujuk, perkawinan menurut perundang-undangan di Indonesia.

Indikator radikalisme terdapat dalam rukun nikah. Syarat perkawinan yaitu Islam

menjadi salah satu dasar penolakan pernikahan beda agama, peraturan undang-

undang di Indonesia yang melarang perkawinan beda agama juga menjadi salah satu

indikator radikalisme. Bab enam menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia,

contoh perkembangan Islam di Indonesia, hikmah perkembangan Islam di Indonesia.

Indikator toleransi tergambar jelas pada perkembangan Islam di Indonesia. Proses

masuknya Islam yang sangat akomodatif terhadap budaya di Indonesia menunjukkan

indikator toleransi. Bab tujuh menjelaskan surah Yunus, 10:101 tentang IPTEK, Al-

Qur’an surah al-baqarah, 2: 164 tentang dorongan untuk mengembangkan IPTEK.

Bab delapan menjelaskan pengertian qada dan qadar, tanda-tanda keimanan kepada

qada dan qadar, hikmah beriman kepada qada dan qadar.

Bab Sembilan menjelaskan pengertian dan maksud persatuan dan

kerukunan, contoh-contoh perilaku persatuan dan kerukunan, membiasakan perilaku

persatuan dalam kehidupan sehari-hari dan menunjukkan perilaku rukun dalam

pergaulan. Indikator toleransi tampak jelas dari judul pembahasan persatuan dan

kesatuan. Bab sepuluh menjelaskan pengertian israf, tabzir, gibah, dan fitnah,

contoh-contoh israf, tabzir, gibah, dan fitnah, menghindari perilaku pengertian israf,

tabzir, gibah, dan fitnah, memahami dan menunjukkan akibat buruk dari israf, tabzir,

gibah, dan fitnah. Indikator intoleransi adalah israf, gibah dan suka menebar fitnah.

Hikmah dari materi ini adalah akan mendorong siswa untuk berkelakuan baik dan

menghindari sikap-sikap buruk seperti israf, tabzir, gibah serta suka menebar fitnah.

Bab sebelas menjelaskan ketentuan mawaris, harta benda sebelum di waris, ahli

waris, hijab, perhitungan waris, warisan menurut perundang-undangan waris di

Indonesia, pelaksanaan waris menurut adat. Indikator radikalisme terdapat pada

adanya perbedaan pandangan terkait ketentuan pembagian harta warisan. dalam al-

Page 66: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

54

Qur’an dijelaskan bahwa laki-laki mendapat lebih banyak dari perempuan. Oleh

kalangan liberal, hal inilah yang digugat karena dianggap melakukan diskriminasi.

Bab dua belas menjelaskan perkembangan Islam di dunia, contoh-contoh

perkembangan Islam di dunia dan manfaat dari perkembangan Islam di dunia.

Indikator radikalisme juga dapat lahir dari pembahasan tokoh-tokoh pembaharuan

Islam di dunia.

2. Buku Ajar Pendidikan agama Islam SMA terbitan Yudistira

a) Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas X, penulis: Drs. Margiono,

M.Pd, Drs. Junaidi Anwar, dan Dra. Latifah

Tabel 3.7

Materi Buku Pendidikan Agama Islam Kelas X

No Bab Judul bab Materi pembahasan

1 I Ayat-ayat al-Qur’an

tentang manusia dan

tugasnya sebagai

khalifah

Al-baqarah, 2: 30 tentang peranan manusia

sebagai khalifah, al-mu’minun, 23: 12-14

tentang kejiadian manusia, az-zariyat, 51:

56 tentang tugas manusia, an-nahl, 16: 78

tentang kewajiban manusia untuk

bersyukur, sikap dan perilaku yang

mencerminkan penghayatan akan tugas

khalifah di muka bumi.

2 II Ayat-ayat al-Qur’an

tentang keikhlasan

dan jalan beribadah

Al-an’am, 6: 162-163 tentang keikhlasan

beribadah, al-bayyinah, 98: 5 tentang

keihklasan beribadah, sikap dan dan

perilaku yang mencerminkan penghayatan

tentang keikhlasan dalam beribadah.

3 III Iman kepada Allah

sifat-sifat Allah Swt dan asma’ul husna

penjelasan mengenai asmaul husna, tanda

penghayatan iman kepada Allah, hikmah

beriman kepada Allah.

4 IV Perilaku terpuji

Pengertian husnuzzan, contoh-contoh

perilaku husnuzzan terhadap allah, diri

sendiri, dan sesama manusia,

membiasakan perilaku husnuzzan dalam

kehidupan sehari-hari.

5 V Hukum dan ibadah

dalam Islam

Pengertian, kedudukan, dan fungsi al-

Qur’an, hadis dan ijtihad sebagai sumber

hukum Islam, pengertian kedudukan, dan

fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam,

menerapkan hukum taklifi dalam

kehidupan sehari-hari, hikmah ibadah

salat, puasa, zakat dan haji.

6 VI Dakwah Rasulullah

periode Mekkah

Latar belakang masyarakat Mekkah,

penyebaran Islam di Mekkah, reaksi kaum

quraisy terhadap dakwah Rasulullah di

Mekkah, substansi dan strategi dakwah

Rasulullah Saw periode Mekkah, hikmah

Page 67: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

55

sejarah dakwah periode Mekkah, sikap

dan perilaku.

7 VII Ayat-ayat al-Qur’an

tentang demokrasi

Ali Imran, 3: 159 tentang musyawarah,

asy-Syu’ra, 42: 38 tentang anjuran

bermusyawarah.

8 VIII Iman kepada

Malaikat Allah

Pengertian, nama dan tugas malaikat,

penghayatan iman kepada malaikat,

hikmah penghayatan iman kepada

malaikat.

9 IX Tata karma pribadi Perilaku terpuji, adab berpakaian dan

berhias, adab dalam perjalanan, adab

dalam bertamu dan menerima tamu.

10 X Perilaku tercela Pengertian hasad, ria, aniya dan

diskriminasi, contoh perilaku hasad, ria,

aniya, dan diskriminasi, menghindari

perilaku hasad, ria, aniya, dan diskriminasi

dalam kehidupan sehari-hari.

11 XI Hukum Islam

tentang zakat, haji

dan wakaf

Perundang-undangan tentang pengelolaan

zakat, haji dan wakaf, contoh-contoh

pengelolaan zakat, haji dan wakaf,

ketentuan perundang-undangan tentang

pengelolaan zakat, haji dan wakaf.

12 XII Dakwah Rasulullah

periode Madinah

Sejarah dakwah Rasulullah Saw periode

madinah, strategi dakwah Rasulullah Saw

di Madinah.

Sumber: Buku PAI Kelas X terbitan Yudistira

Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam buku ajar PAI kelas

X terbitan Yudistira, materi pelajaran terbagi menjadi sebelas bab. Bab pertama

menjelaskan surah al-Baqarah, 2: 30 tentang peranan manusia sebagai khalifah, al-

Mu’minun, 23: 12-14 tentang kejadian manusia, az-Zariyat, 51: 56 tentang tugas

manusia, an-Nahl, 16: 78 tentang kewajiban manusia untuk bersyukur, sikap dan

perilaku yang mencerminkan penghayatan akan tugas khalifah di muka bumi. Bibit-

bibit radikalisme dapat ditemui dalam pembahasan tentang makna khalifah.

Pemaknaan khalifah yang terlalu sempit dan ketentuan pengangkatan khalifah yang

terlalu ketat akan mendorong lahirnya pemahaman yang radikal. Bab kedua

menjelaskan surah Al-an’am, 6: 162-163 tentang keikhlasan beribadah, al-Bayyinah,

98: 5 tentang keikhlasan beribadah, sikap dan dan perilaku yang mencerminkan

penghayatan tentang keikhlasan dalam beribadah. Adanya keikhlasan dalam

beribadah akan mendorong seseorang untuk lebih toleran terhadap orang lain. Bab

tiga menjelaskan sifat-sifat Allah Swt dan asma’ul husna penjelasan mengenai

asmaul husna, tanda penghayatan iman kepada Allah, hikmah beriman kepada Allah.

Hikmah dari beriman kepada asma’ul husna adalah menjadikan seseorang akan

lebih toleran. Bab empat menjelaskan pengertian husnuzzan, contoh-contoh perilaku

husnuzzan terhadap Allah, diri sendiri, dan sesama manusia, membiasakan perilaku

husnuzzan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku husnuzzan adalah salah satu

indikator toleransi.

Page 68: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

56

Bab lima menjelaskan pengertian, kedudukan, dan fungsi al-Qur’an, hadis

dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam, pengertian kedudukan, dan fungsi hukum

taklifi dalam hukum Islam, menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari,

hikmah ibadah salat, puasa, zakat dan haji. Perkara sholat bisa menjadi salah satu

pemicu lahirnya sikap eksklusivisme apabila tidak disajikan dengan baik. Perbedaan

dalam persoalan bacaan hingga qunut dalam masyarakat hendaknya disajikan dalam

materi kelas X. Bab enam menjelaskan latar belakang masyarakat Mekkah,

penyebaran Islam di Mekkah, reaksi kaum quraisy terhadap dakwah Rasulullah di

Mekkah, substansi dan strategi dakwah Rasulullah Saw periode Mekkah, hikmah

sejarah dakwah periode Mekkah, sikap dan perilaku. Penjelasan materi pada bab

enam dapat digunakan sebagai salah satu upaya dalam menanamkan sikap toleransi

dalam diri siswa. Bab tujuh menjelaskan surah Ali Imran, 3: 159 tentang

musyawarah, asy-Syu’ra, 42: 38 tentang anjuran bermusyawarah. Indikator

demokrasi dapat dilihat dari pembahasan materi musyawarah. Musyawarah adalah

bagian dari demokrasi.

Bab delapan menjelaskan pengertian, nama dan tugas malaikat,

penghayatan iman kepada malaikat, hikmah penghayatan iman kepada malaikat.

Mengimani malaikat akan menjadi salah satu indikator bagi seseorang tuk berbuat

adil dan jujur. Sikap adil dan jujur adalah salah satu indikator dari toleransi. Bab

Sembilan menjelaskan perilaku terpuji, adab berpakaian dan berhias, adab dalam

perjalanan, adab dalam bertamu dan menerima tamu. Indikator toleransi dapat

dijumpai pada pembahasan adab bertamu dan menerima tamu. Memperlakukan

tamu dengan baik adalah salah satu bentuk toleransi. Bab sepuluh menjelaskan

pengertian hasad, ria, aniya dan diskriminasi, contoh perilaku hasad, ria, aniya, dan

diskriminasi, menghindari perilaku hasad, ria, aniya, dan diskriminasi dalam

kehidupan sehari-hari. Larangan untuk bersikap diskriminatif menjadi sah satu

indikator toleransi. Bab sebelas menjelaskan perundang-undangan tentang

pengelolaan zakat, haji dan wakaf, contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf,

ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf. Hikmah

dari zakat adalah membantu orang yang membutuhkan, hal tersebut juga

mengandung muatan toleransi yaitu saling menbantu antar sesama. Bab dua belas

menjelaskan sejarah dakwah Rasulullah Saw periode Madinah, strategi dakwah

Rasulullah Saw di Madinah. Sejarah dakwah Islam di madinah mengandung muatan

toleransi yang sangat kental. Apalagi dalam sejarah Islam dimadinah, umat Islam

dapat hidup rukun antar pemeluk agama lainnya seperti Yahudi dan Nasrani. Bahkan

untuk mengokohkan hal tersebut maka di buatlah Piagam Madinah yang mengatur

hubungan antar umat Islam, Yahudi dan Nasrani.

b). Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas XI, Penulis: Drs. Margiono, M.Pd,

Drs. Junaidi Anwar, dan Dra. Latifah

Tabel 3.8

Materi Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XI

No Bab Judul bab Materi pembahasan

1 I Ayat-ayat al-Qur’an

tentang kompetisi

dalam kebaikan

al-Baqarah, 2: 30 tentang peranan manusia

sebagai khalifah, al-Mu’minun, 23: 12-14

tentang kejiadian manusia, az-Zariyat, 51:

56 tentang tugas manusia, an-Nahl, 16: 78

tentang kewajiban manusia untuk

bersyukur, sikap dan perilaku yang

Page 69: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

57

mencerminkan khalifah di muka bumi.

2 II Ayat-ayat al-Qur’an

tentang perintah

menyantuni kaum

dhuafa

Ali Imran, 3: 159 tentang musyawarah, asy-

Syu’ra, 42: 38 tentang anjuran

bermusyawarah, menampilkan perilaku

hidup demokrasib seperti terkandung dalam

al-Qur’an surah ali Imran 159 dan asy-

Syu’ra: 38 dalam kehidupan sehari-hari.

3 III Iman kepada rasul

Allah

Pengertian rasul Allah, nama-nama dan

fungsi rasul Allah, tanda penghayatan

terhadap iman kepada rasul Allah.

4 IV Perilaku terpuji Pengertian tobat dan raja, contoh-contoh

perilaku tobat dan raja’, membiasakan

perilaku bertobat dan raja dalam kehidupan

sehari-hari.

5 V Hukum Islam

tentang muamalah

Pengertian muamalah, asas-asas kerja sama

ekonomi dalam Islam, penerapan sikap dan

perilaku.

6 VI Perkembangan

Islam pada abad

pertengahan

Perkembangan agama, politik, ekonomi,

ilmu pengetahuan dan teknologi,

perkembangan seni dan budaya, hikmah

perkembangan Islam pada abad

pertengahan.

7 IV Ayat-ayat al-Qur’an

tentang menjaga

kelestarian

lingkungan hidup

Surah ar-Rum: 41-42 tentang larangan

berbuat kerusakan di bumi, surah al-A’raf:

56-58 tentang larangan berbuat kerusakan di

bumi, surah Sad: 27-28 tentang keburukan

kaum yang berbuat kerusakan di bumi.

8 V Iman kepada kitab-

kitab Allah

Pengertian dan nama-nama kitab, tanda

penghayatan terhadap iman kepada kitab-

kitab Allah, hikmah penghayatan terhadap

iman kepada kitab-kitab Allah.

9 VI Perilaku tercela

Pengertian dosa besar dan macam-macam

dosa besar.

10 VII Tata karma pribadi Menghargai karya orang lain, perlindungan

terhadap hak karya cipta, penerapan sikap

dan perilaku.

11 VIII Hukum Islam

tentang pengurusan

jenazah

Hukum pengurusan jenazah, tata cara

pengurusan jenazah, dan hal-hal yang

berkaitan dengan pengurusan jenazah.

12 IX Khotbah, tabligh

dan dakwah

Pengertian khotbah, tabligh, dakwah dan

tata cara khotbah, tabligh dan dakwah.

13 X Perkembangan

Islam pada masa

modern

Perkembangan agama, politik,

ekonomi,ilmu pengetahuan dan teknologi,

perkembangan seni budaya dan hikmah

perkembangan Islam pada masa modern.

Sumber: Buku PAI Kelas XI terbitan Yudistira

Page 70: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

58

Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam buku ajar PAI kelas

XI terbitan Yudistira, materi pelajaran terbagi menjadi sebelas bab. Bab pertama

menjelaskan surah al-Baqarah, 2: 30 tentang peranan manusia sebagai khalifah, al-

Mu’minun, 23: 12-14 tentang kejadian manusia, az-Zariyat, 51: 56 tentang tugas

manusia, an-Nahl, 16: 78 tentang kewajiban manusia untuk bersyukur, sikap dan

perilaku yang mencerminkan khalifah di muka bumi. Makna dan syarat khalifah

yang terlalu sempit menjadi indikator radikalisme. Bab dua menjelaskan surah Ali

Imran, 3: 159 tentang musyawarah, asy-Syu’ra, 42: 38 tentang anjuran

bermusyawarah, menampilkan perilaku hidup demokrasi seperti terkandung dalam

al-Qur’an surah ali Imran 159 dan asy-Syu’ra: 38 dalam kehidupan sehari-hari.

Anjuran untuk bermusyawarah menjadi indikator demokrasi. Bab tiga menjelaskan

pengertian rasul Allah, nama-nama dan fungsi rasul Allah, tanda penghayatan

terhadap iman kepada rasul Allah. Menerima keberadaan rasul-rasul Allah yang lain

menjadi salah satu indikator toleransi. Bab empat menjelaskan pengertian tobat dan

raja, contoh-contoh perilaku tobat dan raja’, membiasakan perilaku bertobat dan raja

dalam kehidupan sehari-hari. Bab lima menjelaskan pengertian muamalah, asas-asas

kerja sama ekonomi dalam Islam, penerapan sikap dan perilaku. Dalam muamalah

terdapat indikator toleransi yaitu melakukan kerja sama dalam bidang ekonomi

tanpa memandang adanya perbedaan suku, ras, bangsa, negara dan agama.

Bab enam menjelaskan perkembangan agama, politik, ekonomi, ilmu

pengetahuan dan teknologi, perkembangan seni dan budaya, hikmah perkembangan

Islam pada abad pertengahan. Indikator toleransi terlihat dari adanya kerjasama

yang baik dalam masyarakat dalam upaya mengembangkan agama, politik,

ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Bab tujuh menjelaskan Surah ar-Rum:

41-42 tentang larangan berbuat kerusakan di bumi, surah al-A’raf: 56-58 tentang

larangan berbuat kerusakan di bumi, surah Sad: 27-28 tentang keburukan kaum yang

berbuat kerusakan di bumi. Bab delapan menjelaskan pengertian dan nama-nama

kitab, tanda penghayatan terhadap iman kepada kitab-kitab Allah, hikmah

penghayatan terhadap iman kepada kitab-kitab Allah. Salah satu hikmah dari

beriman kepada kitab-kitab Allah adalah menerima keberadaan pemeluk agama lain.

Bab Sembilan menjelaskan pengertian dosa besar dan macam-macam dosa

besar. Pembahasan dosa besar akan menantarkan siswa pada perilaku yang baik.

Toleransi adalah salah satu perilaku yang baik yang harus dimiliki oleh bangsa

Indonesia yang notabene merupakan bangsa yang plural. Bab sepuluh menjelaskan

menghargai karya orang lain, perlindungan terhadap hak karya cipta, penerapan

sikap dan perilaku. Menghargai orang lain adalah salah satu indikator dari sikap

toleransi. Bab sebelas menjelaskan hukum pengurusan jenazah, tata cara pengurusan

jenazah, dan hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan jenazah. Muatan toleransi

tercermin dari hukum pengurusan jenazah bahwa setiap orang harus saling

membantu. Bab dua belas menjelaskan pengertian khotbah, tabligh, dakwah dan tata

cara khotbah, tabligh dan dakwah. tata cara berdakwah yang baik dan tanpa paksaan

menjadi dalah satu indikator sikap toleransi. Bab tiga belas menjelaskan

perkembangan agama, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi,

perkembangan seni budaya dan hikmah perkembangan Islam pada masa modern.

Adanya kerjasama dalam masyarakat untuk mengembangkan politik, ekonomi, ilmu

pengetahuan dan teknologi mengandung indikator toleransi.

Page 71: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

59

c). Buku Teks Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas XII, Penulis: Drs. Margiono,

M.Pd, Drs. Junaidi Anwar, dan Dra. Latifah

Tabel 3.9

Materi Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XII

No Bab Judul bab Materi pembahasan

1 I Ayat-ayat al-Qur’an

tentang toleransi

Al-Qur’an surah al-Kafirun, 109: 1-6

tentang tidak ada toleransi dalam hal

keimanan dan peribadahan, surah Yunus,

10: 40-41 tentang sikap orang yang

berbeda pendapat, dan surah al-Kahfi, 18:

29 tentang kebebasan beragama.

2 II Ayat-ayat al-Qur’an

tentang etos kerja

Al-Qur’an surah al-Mujadalah, 58: 11

tentang keunggulan orang yang beriman

dan berilmu, al-Qur’an surah al-jumu’ah,

62: 9-10 tentang dorongan agar rajin

beribadah dan giat bekerja.

3 III Iman kepada hari

akhir

Pengertian hari akhir, hal-hal yang

berhubungan dengan alam akhirat, tanda

penghayatan iman kepada hari akhir,

hikmah penghayatan iman kepada hari

akhir.

4 IV Perilaku terpuji Pengertian adil, bijaksana, rida dan amal

shaleh, contoh-contoh perilaku adil,

bijaksana, rida dan amal shaleh,

membiasakan perilaku adil, bijaksana, rida

dan amal saleh.

5 V Munakahat Ketentuan hukum Islam tentang

perkawinan, ketentuan perkawinan di

Indonesia, hikmah perkawinan, hikmah

talak dan rujuk.

6 VI Perkembangan Islam

di Indonesia

Perkembangan agama. politik, ekonomi,

ilmu pengetahuan dan teknologi,

perkembangan seni dan budaya serta

hikmah perkembangan Islam di Indonesia.

7 VII Ayat-ayat al-Qur’an

tentang

mengembangkan

IPTEK

Al-Qur’an surah Yunus, 10:101 tentang

IPTEK, al-Qur’an surah al-Baqarah, 2:

164 tentang dorongan untuk

mengembangkan IPTEK.

8 VIII Iman kepada qada

dan qadar

Pengertian qada dan qadar, tanda

penghayatan iman kepada qada dan qadar,

hikmah penghayatan qada dan qadar.

9 IX Tata karma

pergaulan

Makna persatuan dan kesatuan, contoh

perilaku menjaga persatuan dan kesatuan,

membiasakan perilaku menjaga persatuan

dan kesatuan.

Page 72: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

60

10 X Akhlak tercela Pengertian israf, tabzir, gibah, dan fitnah,

contoh-contoh perilaku israf, tabzir,

gibah, dan fitnah,menghindari perilaku

israf, tabzir, gibah, dan fitnah.

11 XI Hukum Islam

tentang mawaris

Hukum Islam tentang mawaris, ketentuan

tentang harta dalam mawaris, contoh

pelaksanaan hukum waris, hikmah

mawaris.

12 XII Perkembangan Islam

di dunia

Perkembangan Islam di dunia, contoh

perkembangan Islam di dunia dan hikmah

dari perkembangan Islam di dunia.

Sumber: Buku PAI Kelas X terbitan Yudistira

Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam buku ajar PAI kelas

XII terbitan Yudistira, materi pelajaran terbagi menjadi sebelas bab. Bab pertama

menjelaskan surah al-Kafirun, 109: 1-6 tentang tidak ada toleransi dalam hal

keimanan dan peribadahan, surah Yunus, 10: 40-41 tentang sikap orang yang

berbeda pendapat, dan surah al-Kahfi, 18: 29 tentang kebebasan beragama. Muatan

toleransi terpampang jelas dari pembahasan materi yang menekankan adanya

kebebasan dalam beragama. Bab dua menjelaskan surah al-Mujadalah, 58: 11

tentang keunggulan orang yang beriman dan berilmu, al-Qur’an surah al-jumu’ah,

62: 9-10 tentang dorongan agar rajin beribadah dan giat bekerja. Bab tiga

menjelaskan pengertian hari akhir, hal-hal yang berhubungan dengan alam akhirat,

tanda penghayatan iman kepada hari akhir, hikmah penghayatan iman kepada hari

akhir. Penghayatan iman kepada hari akhir adalah senantiasa berbuat naik. Toleransi

adalah bagian dari sikap yang baik. Bab empat menjelaskan pengertian adil,

bijaksana, rida dan amal shaleh, contoh-contoh perilaku adil, bijaksana, rida dan

amal shaleh, membiasakan perilaku adil, bijaksana, rida dan amal saleh. Adil dan

bijaksana adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia khusunya seorang

pemimpin. Seorang pemimpin haruslah berbuat adil kepada rakyatnya. Setiap kasus

harus diproses dengan baik tanpa ada unsur tebang pilih. Dalam materi ini, sikap

adil dan bijaksana jelas mengandung muatan toleransi dan demokrasi.

Bab lima menjelaskan ketentuan hukum Islam tentang perkawinan,

ketentuan perkawinan di Indonesia, hikmah perkawinan, hikmah talak dan rujuk.

Ketentuan perkawinan di Indonesia yang mengharuskan mempelai memiliki agama

yang sama menjadi salah satu perdebatan yang apik. Di satu sisi menolak dan disisi

lain menerima. Pembahasan yang kontroversial seperti ini perlu pemaparan yang

jelas guna menghindari timbulnya pemahaman yang radikal maupun pemahaman

yang liberal. Bab enam menjelaskan perkembangan agama. politik, ekonomi, ilmu

pengetahuan dan teknologi, perkembangan seni dan budaya serta hikmah

perkembangan Islam di Indonesia. Hikmah dari upaya mengembangkan agama.

politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan seni dan budaya

adalah terjalinya kerja sama yang baik antar masyarakat, bangsa dan negara. Bab

tujuh menjelaskan surah Yunus, 10:101 tentang IPTEK, al-Qur’an surah al-Baqarah,

2: 164 tentang dorongan untuk mengembangkan IPTEK. Bab delapan menjelaskan

pengertian qada dan qadar, tanda penghayatan iman kepada qada dan qadar, hikmah

penghayatan qada dan qadar.

Page 73: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

61

Bab sembilan menjelaskan makna persatuan dan kesatuan, contoh perilaku

menjaga persatuan dan kesatuan, membiasakan perilaku menjaga persatuan dan

kesatuan. Sikap intoleransi akan melahirkan perpecahan di kalangan masyarakat dan

sebaliknya sikap toleransi, saling menghormati dan menerima perbedaan dalam

masyarakat akan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Bab sepuluh

menjelaskan pengertian israf, tabzir, gibah, dan fitnah, contoh-contoh perilaku israf,

tabzir, gibah, dan fitnah,menghindari perilaku israf, tabzir, gibah, dan fitnah.

Perilaku israf, gibah dan suka mengfitnah akan menjadi salah satu sumber

perpecahan. Dengan menghindari perilaku tersebut maka persatuan dan kesatuan

dapat terjaga. Bab sebelas menjelaskan Hukum Islam tentang mawaris, ketentuan

tentang harta dalam mawaris, contoh pelaksanaan hukum waris, hikmah mawaris.

Perbedaan pendapat tentang bagian wanita dan laki-laki dalam harta warisan dapat

memicu timbulnya sikap intoleransi. Bab dua belas menjelaskan perkembangan

Islam di dunia, contoh perkembangan Islam di dunia dan hikmah dari perkembangan

Islam di dunia. Indikator radikalisme akan tampak apabila materi pembahasan

diwarnai dengan pemahaman yang ekstrim seperti menampakkan tokoh-tokoh Islam

yang memiliki pemahaman yang ekstrim.

B. Muatan Radikalisme, Toleransi dan Demokrasi dalam Buku PAI SMA

Mengklasifikasikan teks sebagai sebuah teks bermuatan radikal, moderat

maupun liberal sesungguhnya bukanlah perkara mudah. Pengklasifikasian teks sangat

dipengaruhi oleh sudut pandang serta metode yang digunakan. Perbedaan sudut

pandang serta paradigma berfikir membuat teks menjadi multi makna. Oleh karena itu,

tidak heran jika satu teks yang sama memiliki banyak karena adanya perbedaan

paradigma antara satu dan yang lain.

1. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam SMA Terbitan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan

a) Radikalisme

Radikalisme merupakan suatu paham keagamaan yang berangkat dari

sikap fanatisme yang berlebihan sehingga cenderung ekstrim dalam memandang

setiap perbedaan yang ada. Berdasarkan analisis yang penulis lakukan, terdapat

beberapa teks yang bermuatan radikalisme dalam buku PAI SMA terbitan

kemendikbud RI. Berikut ini beberapa teks yang bermuatan radikalisme dalam

buku PAI SMA terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia yaitu:

Pada buku PAI kelas X bab IV: Al-Qur’an dan hadits adalah pedoman

hidupku, halaman 57 terdapat teks kalimat sebagai berikut:

Page 74: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

62

Apabila diperhatikan secara seksama teks tersebut sesungguhnya tidak

mengandung paham radikalisme. akan tetapi, teks tersebut akan bisa menyulut

sikap intoleransi apabila teks tersebut dipahami secara tekstual oleh siswa atau

malah justru jatuh di tangan guru yang sedikit berpaham fundamental. Namun

sebaliknya, teks tersebut bisa menumbuhkan sikap toleransi manakala jatuh pada

tangan guru yang berpaham moderat dan memiliki pemahaman yang luas tentang

agama sehingga dapat memberikan penjelasan yang memadai bahkan dapat

menampilkan perbedaan pandangan tokoh-tokoh agama tentang makna musyrik

serta bagaimana menyikapi perbedaan agama.

Sejatinya teks yang bisa menimbulkan penafsiran ganda perlu diberikan

penjelasan yang komprehensif bukan parsial. Seperti halnya teks di atas, apabila

dipahami secara tekstual dan jatuh di tangan guru yang fundamental maka bisa

menyulut paham yang radikal dan intoleran. Makna musyrik bahkan bisa jadi

dikembangkan bukan sebatas pada orang yang menyembah selain Allah, para

ahli kitab, ataupun bahkan orang Islam yang memiliki paham, mazhab maupun

aliran yang berbedapun bisa divonis sebagai musyrik. Oleh karena itu, sejatinya

teks di atas dihadirkan dengan penjelasan yang komprehensif tentang siapa yang

dimaksud dengan musyrik dalam hal tersebut. Selanjutnya dipaparkan pula

makna kotor dalam teks tersebut. karena tanpa pemaparan yang jelas dan

komprehensif maka teks tersebut bisa menimbulkan penafsiran yang salah.

Apalagi, penjelasan teks tersebut ambigu dalam memaparkan makna kotor.

keambiguan teks tersebut terlihat dari lanjutan teks yang menyatakan bahwa

“Mendengar kata-kata adiknya tersebut, Umar segera bergegas untuk bersuci.

Kemudian Fatimah menyerahkan lembaran ayat-ayat al-Qur’an surah Taha.”

Pernyataan bahwa Fatimah menyerahkan surah taha kepada umar setelah bersuci

menimbulkan sebuah pertanyaan tentang makna kotor dalam teks di atas. Kotor

dalam arti apa? Jasad atau hati? Bagaimana cara menyucikannya?. Ketidak

adanya penjelasan tentang semua ini bisa menimbulkan sebuah tanda tanya baru,

yang bisa mendorong siswa menafsirkan teks tersebut secara serampangan.

Oleh karena itu, sejatinya, teks dihadirkan secara komprehensif agar tidak

menimbulkan penafsiran yang salah dan dangkal. Di samping itu, teks-teks

agama sebagai salah satu bagian dari upaya mengembangkan karakter bangsa

maka harus selalu diupayakan untuk menghadirkan teks-teks moderat yang

bukan hanya menampilkan suatu sisi akan tetapi menghadirkan sisi lain sebagai

pembanding.

Page 75: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

63

Teks-teks inklusif juga perlu dikembangkan seperti melarang memvonis

orang lain sebagai orang kotor tanpa dalil serta pemaparan yang jelas. Karena

menentukan baik buruknya manusia itu adalah hak prerogatif Tuhan. Manusia

tidak berhak untuk mengatakan orang buruk, karena bisa jadi orang yang kita

katakan buruk malah sebaliknya lebih baik dari kita sendiri. Sebagaimana

ditegaskan Allah dalam Q.S. Al-hujurat: 11 yang berarti bahwa: “Wahai orang

yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena)

boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka yang (yang

mengolok-olok),dan janganlah pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan)

perempuan yang lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan)

lebih baik dari perempuan yang (mengolok-olok).” (Q.S. Al-hujurat: 11)

Pada buku PAI kelas XI bab 4: Sampaikan dariku walau satu ayat,

halaman 58 terdapat teks kalimat sebagai berikut:

Hadits di atas jika dipahami secara tekstual maka akan berakhir pada

kesimpulan bahwa mencegah segala bentuk kejahatan dengan cara kekerasan

maupun melalui kekuasaan lebih utama dibandingkan melalui lisan seperti

dakwah ataupun melalui dialog. Interpretasi yang seperti ini tentunya akan

memperburuk citra Islam sebab akan timbul penafsiran baru bahwa Islam lebih

mengutamakan penyelesaian masalah dengan menggunakan kekerasan dari pada

dialog. Padahal, sejatinya Islam adalah agama yang sangat mengutamakan

kedamaian. selama ini, perang yang dilakukan oleh Rasululullah hanyalah

sebagai salah satu upaya menjaga eksistensi umat Islam. Oleh karena itu, hadits

maupun ayat al-Qur’an yang mengandung kesan ambigu perlu penjabaran yang

baik guna menghindari timbulnya intrepretasi yang ekstrim.

Pada buku PAI kelas XI bab 10: bangun dan bangkitlah wahai pejuang

Islam, halaman 168 terdapat teks kalimat sebagai berikut:

Page 76: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

64

Seperti halnya teks sebelumnya, teks di atas bisa menjadi penyulut paham

radikal. Apalagi secara eksplisit, bunyi teks di atas terkesan mengusung paham

kaum salaf. Menyalahkan praktek ibadah yang berbeda dari kaum salaf serta

cenderung mengusung ideologi kekerasan. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya

pertanyaan memerangi orang-orang yang menyimpang dari aqidah kaum salaf

seperti kemusyrikan, khurafat, bid’ah, taqlid dan tawasul. Kata memerangi secara

harfiah mengandung konotasi negatif yaitu membenarkan tindak kekerasan atas

nama agama atau membenarkan tindak kekerasan untuk menumpas setiap orang

maupun kelompok yang menyimpang dari ideologi kaum Salafi.

Teks seperti ini apabila jatuh kepada guru yang fundamental yang ataupun

ditafsirkan oleh siswa secara tekstual serta dangkal hanya perang dalam arti

mengangkat senjata maka bisa menjadi salah satu bentuk pembenaran tindak

kekerasan atas nama agama. Namun sebaliknya apabila teks tersebut jatuh

kepada guru yang moderat yang menafsirkan kata perang bukan sebatas perang

fisik, melainkan sebagai sebuah upaya memerangi setiap bentuk penyimpangan

dalam Islam melalui dunia pendidikan dan dakwah maka teks tersebut akan

menghindarkan umat Islam dari kemungkinan pengaruh-pengaruh aliran sesat

tanpa mengganggu aktivitas keberagamanaan orang lain.

Di samping kata memerangi yang terkesan intoleran, teks intoleran yang

bisa memicu berkembangnnya paham radikal dalam diri siswa yaitu pemaparan

teks yang bersifat parsial. Pemaparan parsial tentang tawassul sebagai sebuah

perbuatan menyimpang. Padahal sejatinya, tawassul masih dalam perdebatan. Di

satu sisi terdapat kelompok yang menolah tawassul. Namun disisi lain, terdapat

kelompok yang membenarkan praktek tawassul.

Senada dengan teks di atas, penyalahan praktek tawassul kembali

ditemukan pada buku PAI kelas XI Bab 10: Bangun Dan Bangkitlah Wahai

Pejuang Islam. Halaman 170.

Pada poin c di atas, disebutkan bahwa menyebut nama nabi, syekh atau

malaikat sebagai perantara doa merupakan tindakan syirik. Secara implisit, teks

ini membenturkan dua pandangan yang berbeda tentang praktek tawassul dalam

kalangan umat Islam. Dalam pandangan kalangan NU, perbuatan tawassul

Page 77: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

65

dianjurkan untuk dilakukan. Karena itu, dapat kita lihat bersama bahwa

masyarakat NU sering melakukan tawassul baik langsung kepada Nabi

Muhammad, para sahabat maupun kepada para ulama. Sementara itu, dalam

pandangan kalangan ulama Muhammadiyyah tawassul sesuatu yang tidak

dibenarkan dan untuk itu kalangan Muhammadiyah diminta untuk menghindari

hal tersebut. Agar terhindar dari sikap pengkultusan seperti yang dialami oleh

kaum Yahudi dan Nasrani yang begitu mengkultuskan Nabi Isa.

Pada buku PAI SMA Negeri 9 Tangsel, Kelas XI, halaman 176 dijelaskan

tentang ide-ide pemikiran hukum Rashid Ridho bahwa:

Teks di atas, mengindikasi muatan radikalisme. hal tersebut terlihat jelas

dari pernyataan perlunya menghidupkan kembali sistem khalifah. Teks di atas

mengindikasi masuknya muatan radikalisme dengan masuknya cita-cita para

kelompok Islam Radikal yang menginginkan umat Islam menghidupkan kembali

sistem khalifah di seluruh belahan dunia. Teks seperti ini apabila dipahami secara

tekstual maka bisa mengganggu ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Upaya perubahan ideologi Pancasila akan semakin menguat. Apalagi, adanya

segelintir orang yang menginginkan Indonesia menjadi sebuah negara Islam

tentunya bisa menjadi salah satu upaya merubah ideologi bangsa yang telah

disepakati oleh founding father bangsa ini.

Di samping indikasi radikalisme, indikasi intoleransi juga akan semakin

menguat dengan adanya pernyataan bahwa khalifah adalah penguasa di seluruh

dunia Islam yang mengurusi bidang agama dan politik. Kemudian adanya syarat

mutlak bahwa khalifah haruslah mujtahid besar dan harus menerapkan hukum

Islam. Dalam konteks ke indonesiaan, teks ini bisa menjadi pemicu konflik antar

umat beragama. khalifah yang dimaknai sebagai penguasa serta adanya prasyarat

mujtahid dan harus menerapkan hukum Islam mengindikasi bahwa adanya

penolakan terhadap pemimpin non muslim.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa wacana kepemimpinan non

muslim menjadi salah topik perdebatan yang apik dalam bangsa ini. Di satu sisi

bergulir penolakan atas kepemimpinan non muslim dan disisi lain mengalir pula

dukungan terhadap kepemimpinan non muslim. Adanya pro kontra terhadap

kepemimpinan non muslim tersebut kini bukan lagi menjadi perdebatan di meja

publik akan tetapi telah berkembang menjadi konflik antar mapun inter agama.

Oleh karena itu, sejatinya teks-teks kontoversial yang menjadi perdebatan dalam

masyarakat perlu disajikan dengan baik dengan menampilkan berbagai sudut

pandang yang berbeda tentang apakah sebenarnya yang dimaksud dengan

khalifah? Apa saja syarat khalifah?

Page 78: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

66

Karena tanpa menghadirkan perbedaan pendapat tentang makna dan syarat

khalifah maka teks tersebut bukan hanya akan memicu sikap intoleransi akan

tetapi akan menjadi penyubur paham radikal.

Pada buku PAI kelas XII Bab 4: Bersatu Dalam Keragaman dan

Demokrasi, halaman 67 terdapat teks sebagai berikut:

Secara eksplisit teks di atas memuat pandangan kaum radikal terhadap

demokrasi bahwa demokrasi berasal dari barat dan termasuk produk kafir karena

itu demokrasi harus di tolak. Dengan demikian, jika kita melihat teks ini secara

parsial maka kita akan berakhir pada kesimpulan bahwa teks ini adalah

mengandung muatan radikalisme yaitu penolakan terhadap demokrasi serta

pengusungan terhadap teo-demokrasi. Akan tetapi, jika teks dipahami secara

komprehensif, maka kita akan menyimpulkan hal sebaliknya bahwa teks ini

bermuatan toleransi dan demokrasi. Indikator kedemokratisan teks tersebut

terlihat dari adanya paparan tentang perbandingan konsep demokrasi menurut

para intelektual Islam baik yang berpaham radikal, moderat hingga liberal.

Pada buku PAI SMA Negeri 9 Tangsel, kelas XII halaman 201, penulis

memaparkan bahwa:

Page 79: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

67

Teks di atas merupakan teks yang menarik. Penggambaran tindakan

kekerasan yang dilakukan oleh umat Hindu terhadap umat Islam di India

menunjukkan bahwa kekerasan atas nama agama atau dikenal dengan nama

radikalisme agama ternyata bukan hanya dilakukan oleh penganut agama Islam.

Akan tetapi, kekerasan agama juga dilakukan oleh pemeluk agama lainnya dunia.

Karena itu, memjudge Islam sebagai agama kekerasan adalah tindakan yang

tidak benar karena sejatinya agama Islam tidak mengajarkan kekerasan.

Kalaupun ada tindak kekerasan maka itu kembali pada personalnya. Teks di atas

membuktikan bahwa umat Islampun menjadi korban dari radikalisme agama.

Karena itu, sebagai pengembangn karakter sejatinya buku pelajaran agama

lebih banyak Memberikan gambaran tentang keharmonisan kehidupan

masyarakat beragama.bukan malah sebaliknya, karena hal seperti ini, hanya akan

memicu lahirnya sentimen keberagamaan. Seperti halnya teks di atas,

penggambaran kondisi umat Islam yang ditekan dan ditindas oleh penguasa dan

umat Hindu di India bisa memicu sentimen agama. Bahkan bukan tidak mungkin

akan memicu pemikiran dan tindak radikal sebagai balasan atas tindakan yang

diterima kaum Muslim dari kaum Hindu. Sebagai mana telah dipaparkan oleh

Irfan Ahmad dalam bukunya Islamism and Democracy in India: The

Transformation of Jamaat e-Islami bahwa konflik antara umat Hindu dan India

yang berakhir dengan peristiwa 1992 yang menyebabkan pembunuhan besar-

besaran rezim Hindu yang berkuasa terhadap ratusan umat Islam menjadi salah

satu faktor penyebab berkembangnya kelompok radikal Islamic Salvation Front

(FIZ) di India. (Ahmad; 2009: 166)

Pada buku PAI SMA Negeri 9 Tangsel, kelas XII halaman 210 dinyatakan

bahwa:

Indikator radikalisme dari teks ini yaitu adanya stigma negatif terhadap

Amerika. Secara Implisit, teks di atas menyebutkan bahwa Amerikalah yang

bertanggung jawab terhadap penyebaran isu terorisme yang menyudutkan agama

dan umat Islam. Teks-teks seperti ini apabila diyakini sebagai sebuah kebenaran

akan menyebabkan sebuah masalah, sebab akan menyulut konflik dan

memunculkan ledakan aksi-reaksi yang keras.

Tugas dan tantangan muslim dewasa ini adalah membalikkan dinamika

yang semakin memperkuat diri, bukan malah mengkampanyekan nilai-nilai

intoleran untuk membalas kebencian Amerika. Tugas Muslim yang

Page 80: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

68

sesungguhnya adalah berupaya untuk tidak terjerumus atau menjerumuskan

orang lain dalam perang gagasan yang simplistik, tidak akurat, ekstrem dan

sangat berbahaya. Sadar atau tidak, bahwa teks-teks yang cenderung

menggambarkan Islamphobia Amerika, akan menyuburkan ideologi ekstrim

yang merestui pembunuhan. (Rauf, 2013: 230-232)

b) Toleransi dan demokrasi

Indikator toleransi, berikutnya terdapat pada buku kelas X halaman 7 yang

berbunyi sebagai berikut:

Salah satu indikator toleransi adalah terciptanya kedamaian. Dalam teks ini

disebutkan bahwa salah satu hikmah dari beriman kepada asma’ul husna adalah

menjadikan pribadi yang baik yang senantiasa mencintai kedamaian. dengan

menjadikan orang-orang disekitarnya aman dari segala macam gangguan baik

secara lisan maupun perbuatan. Sebagai masyarakat sosial, tidak dipungkiri

bahwa konflik sosial seringkali mewarnai interaksi sosial, akan tetapi sebagai

masyarakat beragama, kita dituntut untuk bersikap bijak dalam menghadapi

setiap persoalan. Melakukan dialog terbuka sebagai bentuk upaya penyelesaian

masalah sangatlah ditekankan.

Indikator toleransi, berikutnya terdapat pada buku kelas X halaman 86

yang berbunyi sebagai berikut:

Page 81: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

69

Indikator toleransi dan demokrasi adalah prinsip persaudaraan. Ukhwah itu

terbagi menjadi tiga yaitu ukhwah basyariyah, Islamiyah dan wathaniyah. Ketiga

persaudaraan tersebut telah dicontohkan oleh Rasulullah dengan cara mengikat

tali persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar, antara penduduk Madinah

yang terdiri dari berbagai suku dan agama.

Indikator toleransi, berikutnya terdapat pada buku kelas X halaman 96

yang berbunyi sebagai berikut:

Indikator toleransi dan demokrasi adalah menghargai perbedaan. Bagi

sebagian yang lain, keragaman adalah sebuah rahmat yang dapat meruntuhkan

paham monoisme yang melekat dalam baju kesukuan, kebangsaan dan

keagamaan. Namun sebaliknya, bagi sebagian kalangan, keragaman merupakan

sebuah ancaman. Oleh karena itu, tidak heran jika ada pihak yang berbeda

dengan komunitasnya dianggap sebagai musuh yang harus dihadapi secara kursif.

Di tengah masyarakat yang majemuk seperti bangsa indonesia, keragaman

haruslah dilirik sebagai sebuah keniscayaan. Sebab keragaman bukanlah semata-

mata kehendak alam akan tetapi, yang pasti keragaman adalah kehendak sang

pencipta. Bahkan Allah telah menyatakan hal tersebut dengan jelas bahwa jikalau

ia menghendaki, niscaya dijadikannya umat manusia itu menjadi umat yang

seragam, umt yang satu dan monolitik, tapi Allah menghendaki yang sebaliknya

yaitu menjadikan umat manusia itu sebagai umat yang beragam. (Misrawi, 2007:

301-302) Oleh karena itu, sepatutnya umat manusia menghargai setiap perbedaan

suku, bangsa, agama dan budaya sebagai sebuah keunikan tersendiri yang

diciptakan oleh Allah.

Page 82: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

70

Indikator toleransi, berikutnya terdapat pada buku kelas X halaman 153

yang berbunyi sebagai berikut:

Salah satu indikator toleransi dalam teks ini adalah teks yang menegaskan

adanya kebebasan beragama. Islam merupakan agama yang sangat menghargai

kebebasan beragama. Hal tersebut dapat dilhat dari Q.S Al-Kahfi: 29 yang berarti

bahwa: “Barang siapa yang ingin beriman maka hendaklah ia beriman, dan

barang siapa yang ingin kafir, maka biarlah ia kafir”. (Q.S Al-Kahfi: 29)

Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa Allah memiliki sikap yang sangat

agung dan patut diperhatikan dalam menyikapi realtas perbedaan agama. ada satu

hal yang tidak terbantahkan bahwa manusia itu diciptakan dalam keragaman

termasuk dalam persoalan keyakinan. Dalam hal ini, Allah memberikan

kebebasan kepada manusia untuk memilih antara beriman atau tidak beriman.

dengan sebuah catatan bahwa iman adalah jalan terbaik untuk mencapai ridho-

Nya dan kufur adalah jalan yang buruk. (Misrawi, 2007: 317)

Buku kelas X halaman 155 yang berbunyi:

Page 83: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

71

Indikator toleransi juga tergambar jelas dari teks di atas. Pemaparan teks

tentang sejarah perjalanan hidup nabi Muhammad dalam membangun masyarakat

di Madinah menunjukkan semangat toleransi yang tinggi. Hal tersebut ditegaskan

oleh bentuk kebijakan yang sarat nilai toleransi dan demokrasi seperti piagam

Madinah. Piagam Madinah adalah konstitusi yang sangat modern pada

zamannya. Bahkan, di era sekarang ini, piagam Madinah bisa dijadikan salah satu

contoh cara membangun masyarakat yang memiliki latar belakang kemajemukan.

(Misrawi, 2007: 32)

Pada buku PAI kelas XI Bab 10: Bangun dan Bangkitlah Wahai Pejuang

Islam, halaman 192 terdapat kalimat sebagai berikut:

Indikator toleransi secara eksplisit tergambar dari paparan tentang larangan

bermusuhan dan melakukan tindakan kekerasan. Permusuhan berasal dari rasa

benci yang dimiliki oleh setiap manusia. sebagaimana cinta, benci berasal dari

nafsu yang bertumpu di atas pondasi akal. Permusuhan di antara manusia

terkadang karena persoalan wanita, harta namun terkadang pula karena persoalan

ideology/ keyakinan. Persolan ideologi merupakan persoalan yang sangat sensitif

yang paling sering menjadi pemicu terjadinya konflik atas nama agama. Konflik

apapun itu, pada dasarnya hanya akan menimbulkan kepedihan, kesengsaraan

serta penderitaan. Oleh karena itu, Islam melarang menabur kebencian. Karena

kebencian merupakan sumber konflik. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S al-

Hujurat: 11 yang berbunyi: “ Wahai orang yang beriman, hendaklah suatu kaum

tidak menghina kaum yang lain.”( Q.S al-Hujurat: 11)

Page 84: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

72

Indikator demokrasi, terdapat pada buku kelas XI, bab 10 halaman 174

yang berbunyi:

Secara implisit, nilai demokrasi terlihat dari poin C. Berdasarkan kalimat

di atas, maka dapat diketahui bahwa kekuasaan negara harus dibatasi oleh

konstitusi menunjukkan sistem demokrasi yang baik. Adanya pembatasan

kekuasaan akan menjadi salah satu pengontrol pemerintah dalam menjalankan

kekuasaannya. Tanpa adanya batasan kekuasaan maka pemerintah bisa saja

berbuat sekehendak hatinya tanpa memperhatikan ketetapan dan ketentuan yang

ada.

Indikator toleransi, berikutnya terdapat pada buku kelas XI halaman 196

yang berbunyi sebagai berikut:

Secara eksplisit, nilai tolerasi dalam teks ini ialah adanya kebebasan

beragama. Islam adalah agama yang menjujung tinggi kebebasan beragama. hal

tersebut tercermin dari firman Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

Page 85: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

73

ayat di atas menegaskan bahwa Islam mengajarkan kebebasan beragama.

Umat Islam tidak boleh mengusik atau mengganggu umat non Islam baik dengan

cara mengucapkan kata-kata yang tidak menyenangkan (mencela, menghina

atupun menistakan) maupun dengan melakukan perbuatan yang merugikan

(meneror, menyerang, ataupun merusak). (Ismail, 2014: 7) Sebaliknya, umat non

muslim juga harus berlaku sama yaitu memberikan kebebasan beragama terhadap

umat muslim, tidak boleh mengusik atau mengganggu umat Islam baik dengan

cara mengucapkan kata-kata yang tidak menyenangkan (mencela, menghina

atupun menistakan) maupun dengan melakukan perbuatan yang merugikan

(meneror, menyerang, ataupun merusak).

Nilai toleransi dalam teks ini yaitu menghargai perbedaan. Dalam

toleransi, setidaknya ada satu poin penting yang harus diperhatikan yaitu

mengakui adanya perbedaan. Perbedaan manusia bukan hanya dalam persoalan

ras, suku, bangsa dan agama. sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Hujurat:

11. Dari ayat di ini, maka dapat kita pahami bahwa Al-Qur’an telah menegaskan

adanya fenomena multikulturalisme. Oleh karena itu, hendaknya disadari bahwa

perbedaan adalah sebuah realitas kehidupan sosial yang harus diterima dan

dijadikan sebagai sebuah kekuatan.

Selanjutnya pada buku PAI kelas XI halaman 188 terdapat kalimat sebagai

berikut:

Page 86: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

74

Dari teks di atas secara eksplisit tergambar muatan toleransi. penekanan

akan pentingnya menjaga toleransi dalam teks ini mengandung makna bahwa

hal inilah yang harus ditekankan bagi bangsa yang majemuk. karena, dalam

bangsa yang majemuk, sikap toleransi menjadi awal untuk kita semua

menerima bahwa perbedaan itu adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat

dipungkiri keberadaannya. Perbedaan bukanlah perkara yang salah yang harus

disikapi secara arogan karena perbedaan adalah sunnatullah, sehingga

sepantasnya disikapi secara bijak demi menjaga persatuan dan kesatuan

bangsa.Sebagaimana disebutkan dalam Q.S Al-hujurat: 13 yang berarti bahwa:

“ Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seornag

perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

agar kamu saling mengenal.” (Q.S. al-hujurat: 13)

Indikator toleransi, berikutnya terdapat pada buku kelas XII halaman 63

yang berbunyi sebagai berikut:

Muatan demokrasi secara implisit terlihat dari adanya penekanan akan

pentingnya musywarah dalam pengambilan keputusan. Muatan demokrasi pada

teks di atas terdapat pada proses musyawarah yang dilakukan oleh rasulullah

dengan para sahabat dalam mengambil sebuah keputusan. Sebagaimana

disebutkan dalam sistem demokrasi, pengambilan keputusan dilakukan dengan

jalan musyawarah.

\

Page 87: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

75

Muatan toleransi terdapat pada buku kelas XII halaman 88:

Indikator toleransi dan demokrasi dalam teks ini yaitu menghargai

perbedaan. Perbedaan adalah sunnatullah yang harus diterima. Menolak

perbedaan sama artinya menolak kodrat Allah. Karena Allahlah yang

menciptakan dan menginginkan adanya perbedaan tersebut. sebagaimana telah

disebutkan sebelumnya dalam Q.S. al-Hujurat: 13 bahwa manusia itu terdiri dari

berbagai macam ras, dan suku bangsa. Oleh karena itu, manusia tidak akan bisa

menghindar dari perbedaan karena perbedaan merupakan sebuah ketentuan

tuhan. Manusia setidaknya harus bersikap bijak menghadapi setiap perbedaan

dalam realitas sosial.

Kalimat yang mengandung indikator toleransi berikutnya terdapat pada

buku kelas XII, bab 5 cerahkan hati nurani dengan saling menasehati, halaman 91

yang menegaskan bahwa:

Kisah di atas, sarat akan muatan demokrasi. Muatan demokrasi tercermin

dari adanya hak menyampaikan pendapat. Setiap orang berhak menyampaikan

aspirasinya termasuk dalam hal mengkritik penguasa. Penguasa yang bijak

adalah yang mendengarkan aspirasi rakyatnya. Sebaliknya, rezim yang tiran

Page 88: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

76

adalah yang menjalankan kekuasaan sekehendak hatinya, tidak mau mendengar

aspirasi dari bawah serta lebih mengutamakan kepentingan elit politik.

Muatan toleransi juga ditemukan pada buku kelas XII bab VI meraih kasih

Allah dengan ihsan pada halaman 108 :

Indikator toleransi terdapat pada anjuran untuk berlaku ihsan kepada

tetangga baik tetangga yang merupakan saudara sedarah, seagama maupun

sebangsa. Berbuat baik tanpa memandang perbedaan agama, suku maupun

bangsa menunjukkan indikator toleransi. Muatan toleransi juga diperkuat dengan

hadits nabi yang berbunyi demi Allah, tidak beriman orang yang tetangganya

tidak nyaman dari gangguannya.

2. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam SMA Terbitan Erlangga

a) Radikalisme

Buku kelas 2 halaman 5 yang berbunyi:

Page 89: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

77

Salah satu indikator radikalisme menurut Zuhdi adalah klaim kebenaran.

Dengan demikian, maka secara implisit teks di atas, mengandung muatan

radikalisme. Hal tersebut dapat dilihat dari Q.S. Ali-imran:19 dan Ali Imran: 85.

Selaras dengan pendapat Zuhdi, menurut Muhammad Ali, Q.S. Ali-imran:19 dan

Ali Imran: 85 apabila dipahami secara parsial dan tekstual maka akan

menumbuhkan pemahaman radikal. Karena itu, lanjutnya, kegiatan misi agama

yang penuh dengan prasangka teologis seperti pemberian label kufur pada agama

lain dan ungkapan tidak ada penyelamatan selain agamanya perlu dibenahi dan

kemudian dikembangkan sikap saling menghargai (mutual respect), saling

mengakui eksistensi (mutual recognition) serta relatively absolute bahwa yang

saya miliki memang benar, akan tetapi kebenaran itu sifatnya relative. perlu

Indikatornya yaitu menganggap agamanya sebagai paling benar.

Berbeda dengan Zuhdi dan Ali, menurut Adian Husaini bahwa Q.S. Ali-

imran:19 dan Ali Imran: 85 memang perlu dipahami secara eksklusif. Karena

dalam tatara teologis, semestinya keyakinan eksklusif akan kebenaran agama

harus dibangun. Karena apabila tidak maka akan sangat berbahaya. Orang yang

meragukan kebenaran agamanya tentunya dengan mudah akan melepaskan diri

dari aturan-aturan (syariat agamanya), sehingga dengan mudah akan melepaskan

agamanya. (Husaini, 2002: 101-102)

Senada dengan Husaini, menurut penulis, klaim kebenaran sangat

dibutuhkan sebagai upaya meneguhkan keimanan. Karena itu, tidak etis jika

klaim kebenaran dimasukkan sebagai indikator radikalisme karena pada dasarnya

setiap agama meyakini akan kebenaran agamanya. Meski demikian, tidak penulis

pungkiri bahwa klaim kebenaran bisa berubah menjadi bibit radikalisme apabila

diikuti dengan sifat yang berlebihan. Indikator berlebihan ditunjukkan dengan

kecenderungan mengeliminir setiap agama, mazhab, aliran maupun organisasi

yang berbeda dari diri dan kelompoknya adalah salah.

Dalam Buku PAI SMA Islam Terpadu Al-Qur’aniyyah kelas XI pada

halaman 188 lembar biografi tokoh Sayyid Ahmad Khan dikemukan pandangan

tokoh yang terkesan intoleran seperti:

Indikator intoleransi dalam teks ini jelas tergambar dari masuknya teks

larangan pembauran umat beragama tanpa adanya penjelasan tentang alasan dan

faktor penyebab larangan pembauran umat Hindu dan umat Islam di India.

Karena sadar atau tidak, ketidak adanya pemaparan yang komprehensif bisa

menimbulkan penafsiran yang salah bahwa umat Islam tidak boleh berbaur

dengan penganut agama lainnya karena itu, umat Islam harus punya negara

Page 90: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

78

sendiri. Penafsiran seperti ini tentunya bukan hanya menyebabkan perpecahan di

kalangan umat beragama bahkan akan merusak kesatuan dan persatuan bangsa.

Sejatinya buku pelajaran agama bukan hanya dituntut untuk memupuk

rasa keimanan akan tetapi buku pelajaran agama juga dituntut mengupayakan

terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa. dengan demikian, buku pelajaran

agama harus memberikan gambaran yang jelas bahwa dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara, perbedaan adalah sebuah keniscayaan karena itu

perbedaan harus diterima sebagai sebuah kekayaan bangsa. Melarang pembauran

umat beragama tentunya akan bisa memecah bangsa. Jika konteks kalimat

dibawa dalam kehidupan bangsa Indonesia tentunya teks ini akan bisa memicu

perpecahan dikalangan umat beragama di Indonesia. Umat Islam tidak akan mau

hidup berdampingan dengan rukun dengan umat Hindu bahkan dengan umat-

umat beragama lainnya seperti Budha, Kristen Katolik, Protestan dan

Konghuchu.

Bangsa Indonesia harus sadar betul bahwa Indonesia adalah negara

multikultural terbesar dunia yang terdiri dari berbagai etnis, suku, bahasa,

maupun agama. Oleh karena itu, guna menjaga kesatuan dan persatuan bangsa

Indonesia, setiap warga negara harus memiliki semangat toleransi yang tinggi.

Lanjutnya teks bermuatan radikal penulis juga temukan dalam buku kelas

3 halaman 174 yang berbunyi:

Teks di atas sesungguhnya sangat menarik, di satu sisi teks tersebut bisa

menjadi filter bagi penyemaian aliran sesat di kalangan siswa. Namun disisi lain

bisa menyemai sikap eksklusif, radikal dan intoleran dalam diri siswa.

Pernyataan yang bernada menyudutkan, menyalahkan dengan menganggap

sebagai aliran sesat sesungguhnya bisa menimbulkan sikap intoleransi terhadap

kelompok Ahmadiyah. Namun sebaliknya, ketidak tegasan buku pelajaran dan

guru dalam memaparkan tentang berbagai penyimpangan dalam agama Islam bis

menyebabkan lemahnya tingkat pengetahuan dan keimanan siswa sehingga

dengan mudah akan terpengaruh pada aliran-aliran sesat. Oleh karena itu, teks

seperti ini sejatinya di jelaskan secara komprehensif dan kontekstual agar siswa

dapat lebih bijak dalam menyikapi berbagai fenomena keberagamaan di

sekitarnya. Hal ini penting dilakukan guna menghindari timbulnya pemahaman

yang radikal hingga pemahaman yang sekuler

Page 91: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

79

2. Toleransi Dan Demokrasi

Buku kelas X, halaman 37 yang berbunyi:

Hadits di atas dapat menjadi landasan teologis sekaligus sosiologis

(Misrawi, 2007: 244) untuk menjalin interaksi sosial yang baik antar umat

manusia. bahwa iman bukan semata habluminallah akan tetapi iman juga

ditentukan oleh habluminannas. Hadits di atas menjadi landasan sosiologis untuk

berperilaku baik kepada sesama manusia tanpa membedakan warna kulit, suku,

bangsa dan agama.

Buku kelas X halaman 80:

Sikap toleransi merupakan fondasi utama dalam menjalin ukhuwah

(persaudaraan) baik saudara sesama manusia, saudara sesama muslim maupun

saudara sebangsa. Tanpa sikap toleransi, niscaya persaudaraan akan sulit

diwujudkan. Begitupun dengan persatuan, karena landasan utama menjaga

persatuan umat, bangsa dan negara adalah semangat persaudaraan. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan guna menumbuhkan semangat persaudaraan yaitu

dengan menanamkan keyakinan bahwa manusia berasal dari satu nenek moyang

Page 92: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

80

yang sama yaitu Nabi Adam as dan Siti Hawa. Oleh karena itu, sepatutnya

manusia saling menyayangi dan menghormati satu sama lain.

Buku kelas XI, halaman 174:

Penyampaikan materi dakwah yang bernuansa politis yang menyudutkan

tokoh maupun kelompok masyarakat sering kali kita jumpai dalam kehidupan

masyarakat dewasa ini. Sebagai bangsa yang plural, tentunya materi dakwah

yang bisa menyulut api kebencian dan permusuhan tentunya akan membawa

pengaruh buruk bagi keberlangsungan hidup bangsa dan negara. Pernyataan yang

bernuansa sara akan memicu perpecahan di tengah masyarakat.

Etika berdakwah telah dijelaskan secara gamblang dalam Q.S An-

Nahl:125. Dalam surah tersebut dijelaskan bahwa dakwah tidak hanya cukup

berbekal penampilan yang hanya mampu membangkitkan emosi kolektif umat.

Sejatinya, dakwah menjadi media menyampaikan pesan-pesan universal agama

sekaligus mengajak umat untuk memahami ajaran, tradisi dan konteks kehidupan

beragama yang baik dan benar.

Buku kelas XII, halaman 12 yang berbunyi:

Page 93: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

81

Tuhan telah menggaris bawahi sebuah landasan bahwa keimanan tidak

dibangun di atas paksaan, melainkan atas dasar pengetahuan dan pertimbangan

matang untuk memilih agama tertentu. (Misrawi, 2007: 253) Pentingnya ajaran

tentang tidak adanya paksaaan dalam agama diperkuat oleh Q.S Yunus: 99.

Secara eksplisit Q.S Yunus: 99 memperkuat dan meneguhkan larangan paksaan

dalam agama, karena tidak sesuai dengan kehendak tuhan yang memberikan

kebebasan kepada manusia untuk beriman dan tidak beriman. (Misrawi, 2007:

253) Senada dengan firman Allah dalam Q.S Yunus: 99, Deklarasi Cairo juga

menegaskan tentang kebebasan beragama sebagai bagian dari hak asasi manusia

yang harus dilindungi.

Buku kelas XII halaman 43 yang berbunyi:

Secara eksplisit, ayat ini menjelaskan bahwa setiap orang yang beriman

harus berpegang teguh kepada ajaran-ajaran Tuhan, khususnya yang berkaitan

dengan mewujudkan keseimbangan dan keadilan sosial. Tuhan menciptakan

manusia bukan untuk memapankan kezaliman dan kediktatoran, melainkan

sebagai khalifah yang mampu menegakkan kemanusiaan yang beriorientasi pada

keadilan sosial. Karena itu, keharmonisan dan kelanggengan di tengah-tengah

masyarakat yang plural tidak akan tercapai bilamana kezaliman dan

ketidakadilan sosial masih tumbuh subur di tengah-tengah masyarakat. (Misrawi,

2007: 322-323)

Page 94: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

82

Buku kelas XII halaman 121 yang berbunyi:

Persatuan dan kerukunan merupakan landasan utama dalam menjalin

interaksi sosial. Rasulullah telah memberikan contoh persatuan dan kesatuan

umat dengan mampu menyatukan masyarakat Madinah yang memiliki latar

belakang yang berbeda baik dari segi agama, sosial, politik, geografis maupun

dari segi budaya. Oleh karena itu, sejatinya teladan yang ditunjukkan Rasulullah

haruslah kita jadikan contoh dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

semboyan bhineka tunggal ika benar-benar harus kita wujudkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 95: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

83

Buku kelas XII halaman 125:

Indonesia dikenal sebagai bangsa yang plural bukan hanya dari segi suku,

budaya, bahasa tapi juga dalam hal agama. Setidaknya ada enam agama yang

diakui di Indonesia yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha, Hindu dan

Konghuchu. Dari hal tersebut, menunjukkan bahwa Indonesia sangat menjunjung

Page 96: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

84

tinggi prinsip kebebasan beragama. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya

jaminan kebebasan beragama sebagimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 29

ayat 2.

Namun sungguh sangat disayangkan bahwa jaminan kebebasan beragama

yang tertuang dalam konstitusi negara seolah hanya peraturan yang tak memiliki

kekuatan hukum sedikitpun karena pelanggaran-pelanggaran atas nama agama

tetap saja terjadi. Perusakan tempat ibadah, penjarahan, hingga pembunuhan

kerap dilakukan terhadap kelompok-kelompok agama yang dianggap sesat dan

menyimpang. Padahal sejatinya, Rasulullah telah mencontohkan bagaimana

menjalin hubungan antar umat manusia. bahkan dalam berdakwahpun Rasulullah

sangat mengutamakan prinsip kasih sayang dan perdamaian. Adapun perang

adalah alternatif terakhir untuk menjaga eksistensi diri.

3. Buku Teks Pendidikan Agama Islam SMA Terbitan Yudistira

a) Radikalisme

Indikator radikalisme juga terdapat dalam buku kelas XI pada halaman 79:

Indikator intoleransi juga tampak dari pada terhadap tasawuf. Tasawuf

dalam teks ini dimaknai secara negatif yaitu sebagai sebuah praktik-praktik

mistik yang menyimpang dari al-Qur’an dan hadits. Teks seperti ini apabila

dipahami secara literal dan parsial maka akan berada pada sebuah kesimpulan

bahwa tasawuf adalah suatu perbuatan yang menyimpang. Padahal dalam sejarah

Islam, tasawuf memiliki makna positif yaitu upaya mendekatkan diri kepada

Allah. Pelaku tasawuf dikenal sebagai sufi/orang suci. Oleh karena itu, perlu

pemaparan yang jelas dan komprehensif tentang makna dari tasawuf dan tarekat.

Dengan demikian siswa dapat berpikir secara bijak mana tasawuf yang benar dan

mana yang salah.

Muatan radikalisme juga ditemukan dalam buku PAI kelas XI pada

halaman 122:

Indikator radikal dari teks di atas yaitu menampilkan teks secara tekstual

sehingga bisa menimbulkan penafsiran yang parsial. Ketidak adanya penjelasan

tentang pengklasifikasian musyrik pada teks di atas, bisa menimbulkan polemik

ditengah masyarakat. Setiap orang yang dianggap musyrik akan dilarang untuk

masuk ke dalam masjid bahkan bukan tidak mungkin dilarang masuk ke dalam

rumah orang Islam karena dianggap najis sehingga apabila mereka masuk ke

dalam rumah maka apa-apa saja yang disentuh dan didudukinya harus di

bersihkan sebagaimana membersihkan kotoran maupun benda bekas kena ludah

anjing.

Page 97: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

85

Sadar atau tidak, Pelabelan najis kepada orang musyrik bukanlah sesuatu

yang baik dan bisa berpotensi konflik. Oleh karena itu, teks yang terkesan

ekstrim dan fundamental seperti ini hendaknya dihindari karena hanya akan

menciptakan jarak antar umat beragama, bahkan bukan tidak mungkin akan

memupuk bibit-bibit permusuhan diantara umat beragama. kalaupun hal tersebut

tidak bisa dihindari, maka teks tersebut harus disikapi dan disajikan secara tepat

dan komprehensif dengan memasukkan asbabun nuzul ayat sehingga konteks

dari ayat tersebut tidak kabur. Karena tanpa menghadirkan asbabun nuzulnya

ataupun menghadirkan pandangan para intelektual Islam tentang makna musyrik

dalam ayat tersebut serta pandangan para intelektual dalam menyikapi larangan

bagi orang musyri masuk kedalam tempat ibadah umat Islam.

Seperti dengan menghadirkan pandangan Imam Syafi tentang makna

larangan ayat di atas. yang dikutip oleh Syaikh Ahmad bin Mustafa bahwa, orang

musyrik boleh menginap di masjid manapun kecuali Masjidil Haram. (Mustafa,

2006: 28)

Teks berpotensi radikal juga ditemukan dalam buku PAI kelas XI pada

halam 184:

Teks serupa juga ditemukan dalam buku teks PAI kelas XI terbitan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Menurut penulis,

adapun teks yang berpotensi radikal dalam teks di atas yaitu adanya pendapat yang

suka menyalahkan praktek keberagamaan umat yang berbeda seperti praktek tasawul

yang senantiasa dilakukan oleh golongan Nahdiyin.

Page 98: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

86

Indikator radikalisme berikutnya terdapat dalam buku teks PAI SMA kelas

185:

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa indikator intoleransi

yang bisa memicu lahirnya radikalisme yaitu adanya stigma buruk pada barat,

penolakan terhadap konsep nasionalisme serta nation-state. Pernyataan ini

menunjukkan bahwa bukan hanya anti terhadap barat, akan tetapi anti terhadap

nasionalisme serta nation-state. Dengan demikian, apabila paham seperti

berkembang maka bisa menjadi ancaman bagi kesatuan bangsa dan negara, sebab

negara nasional dianggap sebagai produk barat yang seharusnya di tolak.

2. Toleransi dan demokrasi

Buku kelas X, halaman 118:

Page 99: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

87

Indikator demokrasi pada teks ini tercermin jelas dari pemaparan akan

makna demokrasi. Selama ini, makna demokrasi seolah mengalami pendangkalan

sebab demokrasi cenderung hanya dimaknai sebagai kekuasaan memutus perkara

atas dasar suara mayoritas. Dalam pemaknaan tersebut, demokrasi cenderung

direduksi menjadi sekedar soal kuantitas diamana mekanisme pengambilan

keputusan berdasarkan pada voting suara. Padahal, sejatinya demokrasi bermakna

kekuatan dan kemampuan kolektif untuk mewujudkan kebaikan bersama dalam

artian bahwa voting suara dilakukan untuk kemaslahatan bersama. Oleh karena

demokrasi tidak seharusnya hanya dimaknai suara mayoritas melainkan pada

kualitasnya. (Benget Silitonga, 2012: XIV-XV) Berdasarkan hal tersebut, maka

jelas bahwa demokrasi memuat prinsip-prinsip musyawarah yaitu bukan hanya

menetapkan keputusan berdasarkan suara mayoritas semata, akan tetapi memiliki

makna yang dalam yaitu untuk mewujudkan kemaslahatan bersama.

Buku kelas X, halaman 164:

Indikator toleransi dan demokrasi dalam teks ini yaitu larangan berlaku

diskriminatif. Perlakukan diskrimintif seringkali kita jumpai dalam kehidupan

sehari-hari. Tindakan diskriminasi bukan hanya terjadi dalam lingkungan

kehidupan berbangsa, akan tetapi diskriminasi juga tidak jarang kita temukan

dalam kehidupan keluarga, sekolah, bangsa dan negara. Terkadang tanpa sadar

orang tua berlaku diskriminasi dengan lebih perhatian terhadap anaknya,

terkadang guru berlaku diskriminasi dengan lebih sayang pada murid yang pintar

dari pada murid yang terbelakang, tidak jarang pula kita melihat bahwa hukum

berlaku berat sebelah, tajam kebawah dan tumpul ke atas. Intinya perlakuan

diskriminasi bukan hal baru dalam kehidupan. Diskriminasi adalah suatu realitas

nyata, buruknya perilaku manusia. Sebagai umat Islam sekaligus bangsa yang

plural, kita harus menghindari perilaku diskriminatif, karena hal tersebut

merupakan salah satu pemicu tumbuhnya kebencian yang bisa memicu

perpecahan bangsa dan umat manusia.

Page 100: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

88

Buku kelas XI halaman 2:

Selanjutnya, indikator toleransi dalam teks di atas yaitu anjuran untuk

saling menghargai perbedaan yang ada. Sebagaimana penulis jelaskan

sebelumnya bahwa perbedaan itu adalah sebuah sunnatullah yang harus diterima.

al-Qur’an telah menjelaskan tentang berbagai perbedaan yang ada dalam diri

manusia termasuk dalam perbedaan kiblat. Perbedaan kiblat bukan semata-mata

bermakna arah sholat akan tetapi kiblat juga bisa bermakna syari’at bahkan

agama. Jika kiblat diartikan sebagai arah sholat, maka jelas bahwa terdapat

perbedaan arah sholat dalam umat manusia. Jika Islam, sholat dengan mengarah

ke kiblat (Ka’bah), maka Yahudi dan Nasrani mengarah ke Yerussalam

(Palestina). Pernyataan tersebut di atas, menunjukkan bahwa Allah telah

Page 101: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

89

menjadikan perbedaan sebagai alat bagi manusia untuk berpacu dalam kebaikan.

Bukan malah sebaliknya, menjadikan perbedaan sebagai sumber perpecahan.

Buku kelas XI halaman 34:

Indikator toleransi pada teks di atas yaitu penyebutan berbagai ayat-ayat

yang mengandung muatan toleransi. Ayat-ayat di atas menarik untuk dieksplor

lebih jauh, terutama dalam konteks yang berkaitan dengan upaya membangun

toleransi. Menebar kebencian, mengolok-olok orang lain ataupun menghina

Tuhan orang lain bukanlah perbuatan yang terpuji. karena sadar atau tidak,

perbuatan tersebut akan menjadi pemicu tumbuhnya permusuhan.

Buku kelas XII, halaman 2:

Page 102: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

90

Dari hal tersebut di atas, maka diketahui bahwa perbedaan dan keragaman

sesungguhnya tidak hanya dalam hal pendapat, usaha, keadaan, pekerjaan, jenis

kelamin, suku akan tetapi juga dalam hal agama. Dalam aspek agama kita

mengenal agama Budha, Hindu, Kristen, Katolik, Konghuchu dan juga agama

Islam. Dalam Islam sendiri, tercatat berbagai macam gerakan, aliran maupun

mazhab seperti Syafi’i, Maliki, Hambali, Hanafi serta Ja’fari. Perbedaan dan

keragaman tersebut, apabila dipahami secara bijak tentunya akan menjadi salah

satu aspek yang akan memperkaya khazanah keislaman serta menjadi salah satu

poin penting untuk menegaskan pentingnya berkompetisi dalam kebaikan.

Sebaliknya apabila di sikapi negatif justru akan semakin memicu timbulnya

pertikaian dan disintegrasi.

Buku kelas XII, halaman 10:

Pesan toleransi dalam Al-Qur’an begitu banyak, diantaranya Q.S.Al-

Kafirun: 6, Yunus: 40-41, Al-Kahfi: 29, al-Baqarah: 256 dan masih banyak

lainnya. Hal ini menjelaskan bahwa Al-Qur’an adalah kitab toleransi, kitab yang

sangat mengedepankan perdamaian dan kasih sayang antar sesama manusia.

(Misrawi, 2007: 229) oleh karena itu, umat Islam mempunyai tanggung jawab

yang besar untuk menghadirkan ajaran cinta kasih sebagaimana di ajarkan dalam

Al-Qur’an.

Page 103: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

91

Buku kelas XII, halaman 127:

Salah satu indikator dari sikap toleransi adalah menjaga persatuan.

Banyaknya menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan

menegaskan bahwa pemerintah mempunyai perhatian besar terhadap keberadaan

buku PAI sebagai salah satu alat membangun karakter bangsa.

Page 104: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

92

Buku kelas XII halaman 174 yang berbunyi:

Perbedaan paham/ aliran di kalangan umat Islam sangat banyak. Dalam

ranah fikih saja, setidaknya kita mengenal lima macam mazhab yaitu mazhab

Maliki, Hanafi, Syafi’i, Hambali serta Ja’fari. Kelima mazhab ini memiliki

paradigma yang berbeda dalam memahami hukum Islam. Adanya fakta ini,

seharusnya menjadikan kita sadar bahwa perbedaan itu adalah sebuah

keniscayaan yang seharusnya dijadikan sebagai rahmat. Sebagaimana sabda

Rasulullah bahwa “ Perbedaan di antara umatku itu adalah rahmat”.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa di

samping mengandung muatan radikalisme, buku teks PAI juga mengandung

muatan toleransi dan demokrasi. dengan demikian, hasil riset ini membuktikan

kebenaran dari berbagai riset-riset sebelumnya yang menyatakan bahwa buku

teks PAI mengandung muatan radikalisme, intoleransi dan kekerasan.

Page 105: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

93

BAB IV

ANALISIS KOMPARASI MUATAN RADIKALISME, TOLERANSI DAN

DEMOKRASI DALAM BUKU TEKS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SMA

Buku pendidikan agama Islam, di samping bertujuan untuk menguatkan

keimanan siswa akan agamanya, buku pendidikan Islam juga bertujuan untuk membentuk

karakter peserta didik yang bisa menerima setiap perbedaan yang ada dan menghargainya

sebagai bagian dari sunnatullah. Oleh karena itu, materi-materi pendidikan agama Islam, di

samping memuat materi penguatan iman, juga memuat materi-materi toleransi dan

demokrasi sebagai salah satu upaya menumbuhkan menumbuhkan semangat pluralisme.

Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan, penulis menemukan bahwa

materi-materi pendidikan agama Islam di SMA, di samping memuat toleransi dan

demokrasi, buku teks pendidikan agama Islam SMA juga memuat radikalisme.

Berikut ini, penulis akan memaparkan analisis komparasi muatan radikalisme,

toleransi, demokrasi dalam buku pendidikan agama Islam SMA terbitan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI), Erlangga dan Yudistira.

A. Analisis Komparasi Muatan Radikalisme, Toleransi Dan Demokrasi Dalam Buku

Teks Pendidikan Agama Islam SMA Terbitan Kementerian Pendidikan Dan

Kebudayaan Ri, Erlangga Dan Yudistira.

1. Buku Teks Pendidikan agama Islam SMA terbitan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan RI.

Tabel 4.1

Komparasi teks-teks bermuatan radikalisme, toleransi dan demokrasi

dalam buku teks PAI SMA kelas X, XI dan XII terbitan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Radikalisme Toleransi dan Demokrasi

“……………, Umar lalu berkata “

Berikan kepadaku lembaran-lembaran

ayat-ayat yang kalian baca

itu!........................

“………….., Kata Fatima dengan

lembut. “Engkau adalah kotor karena

engkau adalah musyrik. Sedangkan al-

Qur’an tidak boleh disentuh oleh orang

yang kotor.” (Kelas X)

“Demi Allah tidak

beriman,…………………, orang yang

tetangganya tidak aman dari

gangguannya.” (Kelas X)

“……………………….., “Barang

siapa yang melihat kemungkaran,

maka ubahlah dengan tangannya,

Apabila tidak mampu maka ubahlah

dengan lisannya…………………...”

(Kelas XI)

“Persaudaraan dalam Islam bukan

sebatas hubungan

kekerabatan…………………….., yaitu

mempersaudarakan kaum Muhajirin dan

Ansar, serta menjalin hubungan

persaudaraan dengan suku-suku yang

lain yang tidak seiman dan melakukan

kerjasama dengan mereka.” (Kelas X)

“Memerangi orang-orang yang

menyimpang dari aqidah kaum salaf

seperti kemusyrikan, khurafat, bid’ah,

taklid dan tawassul.” (Kelas XI)

“Persaudaraan (ukhwah)

………………………………………….

.

5. Menghargai perbedaan suku, bangsa,

Page 106: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

94

agama, dan budaya teman/orang lain.”

(Kelas X)

“Menyebut nama Nabi, Syekh atau

Malaikat sebagai perantara dalam doa

juga termasuk syirik.” (Kelas XI)

“Tujuan ajaran yang dibawa Nabi

Muhammad Saw adalah memberikan

ketenangan kepada penganutnya dan

memberikan dan memberikan jaminan

kebebasan kepada kaum Muslimin,

Yahudi, dan Nasrani dalam menganut

kepercayaan agama masing-masing.”

(Kelas X)

“g. Perlu menghidupkan kembali

sistem khalifah.

h. Khalifah adalah penguasa di seluruh

dunia Islam yang mengurusi bidang

agama dan politik.

i. Khalifah haruslah seorang mujtahid

besar……….. “(Kelas XI)

“………………………………………

Menjalin persahabatan dengan pihak-

pihak lain yang nonmuslim. Untuk

menjaga stabilitas di Madinah. Nabi

menjalin persahabatan dengan orang-

orang Yahudi dan Arab yang masih

menganut agama nenek moyangnya.

Sebuah piagam pun dibuat yang

kemudian dikenal dengan piagam

Madinah. Dalam piagam itu ditegaskan

persamaan hak dan menjamin

kebebasan beragama bagi orang-orang

Yahudi. ………………………………”

(Kelas X)

“Al-Maududi secara tegas menolak

demokrasi. Menurutnya, Islam tidak

mengenal paham demokrasi yang

memberikan kekuasaan besar pada

rakyat…………………….

karenanya, al-Maududi menganggap

demokrasi modern (Barat)

merupakan sesuatu yang bersifat

syirik. Menurutnya, Islam menganut

paham teokrasi………….. “ (Kelas

XII)

“………………………………………

…….Islam melarang perilaku kekerasan

terhadap siapapun.” (Kelas X)

“Umat Islam di India nasibnya juga

sama dengan dengan negara-negara

lain yang umat Islamnya minoritas.

Mereka ditindas, ditekan oleh

penguasa. Sebagai contoh

penghancuran Masjid Babry, Ayodia,

India……………….terjadinya

pembunuhan besar-besaran terhadap

sekitar 100 ribu jiwa, oleh partai

ekstrimis Hindu yang berkuasa.”

(Kelas XII)

“………………………………………

…………

c. Kekuasaan Negara harus dibatasi oleh

konstitusi yang telah dibuat oleh Negara

yang bersangkutan.” (Kelas XI)

“………………………………..., “Toleransi sangat penting dalam

Page 107: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

95

Amerikalah yang sengaja menciptakan

kampanye tersebut di dunia Islam, dan

isu teroris dihembuskan untuk

menyudutkan dunia Islam.” (Kelas

XII)

kehidupan

masyarakat……………………………

………, diharapkan manusia bisa

mempunyai sikap toleransi terhadap

segala perbedaan yang ada, dan

berusaha hidup rukun, baik individu dan

individu, individu dan kelompok

masyarakat, serta kelompok masyarakat

dan kelompok masyarakat yang

lainnya.” (Kelas XI)

“1.Saling menghargai perbedaan

keyakinan…….

2.Saling menghargai adanya perbedaan

pendapat….. ………….

3. Belajar empati…………

Dengan toleransi yaitu sikap saling

menghargai dan saling menghormati,

akan terbina kehidupan yang rukun,

tertib dan damai.”(Kelas XII)

“Sebab-sebab turunnya ayat 159 surat

Ali-

Imran……………………………………

menjelaskan bahwasanya setelah terjadi

perang badar Rasulullah mengadakan

musyawarah dengan Abu Bakar r.a dan

Umar bin Khattab r.a untuk meminta

pendapat mereka tentang para tawanan

perang Badar.” (Kelas XII)

“…………………………………….,

Dakwah adalah mengajak dengan cara

santun, bukan memaksa. Karena

Rasulullah pun dilarang memaksa “

kamu bukanlah pemaksa bagi mereka”

(Q.S. al-Ghassiyah: 22)” (Kelas XII)

“Suatu saat, Umar r.a. seorang diri

tengah pulang dari kunjungan ke Syam

Syiria menuju Madinah untuk melihat

kehidupan rakyatnya dari dekat. Ia

bertemu dengan seorang nenek tengah

beristirahat di gubuknya, lalu umar

bertanya kepada nenek itu.

…………………………………………

……

“Bagaimana menurutmu tentang

pemerintahannya?” Tanya Umar r.a

lagi.

“ Tentang ini, aku berharap semoga

Page 108: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

96

Allah Swt, tidak membalasnya dengan

kebaikan,” (Kelas XII)

“Ihsan kepada tetangga dekat meliputi

tetangga dekat dari kerabat atau yang

berada di dekat rumah, serta tetangga

jauh………...”(Kelas XII)

Dari tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teks bermuatan

radikalisme paling banyak ditemukan dalam buku kelas XI sedangkan muatan

toleransi dan demokrasi paling banyak ditemukan pada buku ajar kelas X.

Adapun nilai-nilai radikalisme dalam buku PAI SMA terbitan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yaitu:

1. Memuat pandangan negatif terhadap umat yang lain. Hal tersebut tercermin dari

pernyataan pada buku teks kelas X yang menyatakan bahwa “ ……………,

Umar lalu berkata “ Berikan kepadaku lembaran-lembaran ayat-ayat yang kalian

baca itu!........................

“………….., Kata Fatima dengan lembut. “Engkau adalah kotor karena

engkau adalah musyrik. Sedangkan al-Qur’an tidak boleh disentuh oleh orang

yang kotor.”

2. Mengusung Ideologi Kekerasan dan ideologi salafi. Hal tersebut tercermin dari

dua pernyataan yang tertulis pada buku teks kelas kelas XI yang berbunyi:

“……………………….., “Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka

ubahlah dengan tangannya, Apabila tidak mampu maka ubahlah dengan

lisannya…………………... “(Kelas XI)

“Memerangi orang-orang yang menyimpang dari aqidah kaum salaf

seperti kemusyrikan, khurafat, bid’ah, taklid dan tawassul.” (Kelas XI)

3. Suka menyalahkan pendapat maupun praktek ibadah yang berbeda. Hal tersebut

tercermin dari pernyataan berikut ini :

“Menyebut nama Nabi, Syekh atau Malaikat sebagai perantara dalam doa juga

termasuk syirik.” (Kelas XI)

4. Mengusung khilafah Islamiyah. Hal tersebut tercermin dari pernyataan di bawah

ini:

Perlu menghidupkan kembali sistem khalifah.

Khalifah adalah penguasa di seluruh dunia Islam yang mengurusi

bidang agama dan politik.

Khalifah haruslah seorang mujtahid besar……….. (Kelas XI)

5. Menolak Demokrasi. Hal tersebut tergambar dari pernyataan pada buku teks

kelas XI yang berbunyi:

“Al-Maududi secara tegas menolak demokrasi. menurutnya, Islam tidak

mengenal paham demokrasi yang memberikan kekuasaan besar pada

rakyat……………………. karenanya, Al-maududi menganggap demokrasi

modern (Barat) merupakan sesuatu yang bersifat syirik. Menurutnya, Islam

menganut paham teokrasi…………..” (Kelas XII)

6. Memiliki stigma negatif terhadap umat lain. Hal tersebut tergambar dari

pernyataan pada buku teks kelas XII yang berbunyi:

“Umat Islam di India nasibnya juga sama dengan dengan negara-negara lain

yang umat Islamnya minoritas. Mereka ditindas, ditekan oleh penguasa. Sebagai

contoh penghancuran masjid Babry, Ayodia, India……………….terjadinya

Page 109: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

97

pembunuhan besar-besaran terhadap sekitar 100 ribu jiwa, oleh partai ekstrimis

Hindu yang berkuasa.” (Kelas XII)

7. Memiliki stigma negatif terhadap Barat khususnya Amerika. Hal tersebut

tergambar dari pernyataan pada buku teks kelas XI yang berbunyi:

“………………………………..., Amerikalah yang sengaja menciptakan

kampanye tersebut di dunia Islam, dan isu teroris dihembuskan untuk

menyudutkan dunia Islam.” (Kelas XII)

Adapun nilai-nilai toleransi dan demokrasi dalam buku teks PAI SMA

terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yaitu:

menekankan pentingnya menjaga ketentraman dan kedamaian dalam kehidupan

bermasyarakat, mengusung persatuan, mengedepankan sikap saling menghargai dan

menghormati, mengutamakan musyawarah dalam mencapai mufakat,

mengutamakan prinsip toleransi dalam berdakwah serta memberikan kebebasan

beragama.

1. Menekankan pentingnya menjaga kedamaian dan keamanan dalam kehidupan

bermasyarakat. Hal tersebut tercermin dari dua pernyataan berikut ini:

“Demi Allah tidak beriman,…………………, orang yang tetangganya

tidak aman dari gangguannya.” (Kelas X)

“Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau

yang berada di dekat rumah, serta tetangga jauh………...”(Kelas XII)

2. Mengusung persatuan. Hal tersebut tercermin dari pernyataan berikut ini:

“Persaudaraan dalam Islam bukan sebatas hubungan

kekerabatan…………………….., yaitu mempersaudarakan kaum muhajirin dan

ansar, serta menjalin hubungan persaudaraan dengan suku-suku yang lain yang

tidak seiman dan melakukan kerjasama dengan mereka.” (Kelas X)

3. Mengedepankan sikap saling menghargai dan saling menghormati. Hal tersebut

tercermin dari pernyataan berikut ini:

“1. Saling menghargai perbedaan keyakinan…….

2. Saling menghargai adanya perbedaan pendapat….. ………….

3. Belajar empati…………

Dengan toleransi yaitu sikap saling menghargai dan saling menghormati, akan

terbina kehidupan yang rukun, tertib dan damai.”(Kelas XII)

4. Mengutamakan musyawarah dalam mencapai mufakat. Hal tersebut tercermin

dari pernyataan berikut ini:

“Sebab-sebab turunnya ayat 159 surat Ali-

Imran……………………………………………

Menjelaskan bahwasanya setelah terjadi Perang Badar Rasulullah mengadakan

musyawarah dengan Abu Bakar r.a dan Umar bin Khattab r.a untuk meminta

pendapat mereka tentang para tawanan perang Badar.” (Kelas XII)

5. Menekankan prinsip toleransi dalam berdakwah. Hal tersebut tercermin dari

pernyataan berikut ini:

“……………………………………., ……………………………………., Dakwah

adalah mengajak dengan cara santun, bukan memaksa. Karena Rasulullah pun

dilarang memaksa “ kamu bukanlah pemaksa bagi mereka” (Q.S. Al-Ghassiyah:

22)” (Kelas XII)

Page 110: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

98

6. Adanya kebebasan berpendapat. Hal tersebut tercermin dari pernyataan berikut

ini:

“Suatu saat, Umar r.a. seorang diri tengah pulang dari kunjungan ke Syam Syiria

menuju Madinah untuk melihat kehidupan rakyatnya dari dekat. Ia bertemu

dengan seorang nenek tengah beristirahat di gubuknya, lalu umar bertanya

kepada nenek itu.

………………………………………………

“Bagaimana menurutmu tentang pemerintahannya?” Tanya Umar r.a lagi.

“ Tentang ini, aku berharap semoga Allah Swt, tidak membalasnya dengan

kebaikan,”

…………………………………………………………..”(Kelas XII)

Dari tabel tersebut di atas, maka dapat disimpulkan pula bahwa materi-

materi toleransi dan demokrasi dalam buku PAI SMA terbitan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sesungguhnya cukup banyak, akan

tetapi materi-materi yang mengandung indikator radikalisme juga cukup banyak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pesan toleransi dan demokrasi dalam

buku teks PAI SMA terkesan ambigu karena disamping mengajarkan paham

inklusif, toleran dan demokratis, buku teks PAI SMA juga ternyata mengajarkan

paham eksklusif, intoleran dan anti demokrasi.

2. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Terbitan Erlangga

Tabel 4.2

Komparasi teks-teks bermuatan radikalisme, toleransi dan demokrasi dalam

buku teks PAI SMA kelas X, XI dan XII terbitan Erlangga.

Radikalisme Toleransi dan Demokrasi

“Ditinjau dari segi kiblatnya atau

agama yang dianutnya, umat

manusia di dunia terbagi menjadi

beberapa golongan………………..

Alhamdulillah, sebagai umat Islam

kita menganut agama yang

sempurna dan diridhoi oleh

Allah……………..

Begitupun juga dalam ayat yang

lain…………………..

“Barang siapa mencari agama

selain Islam, maka sekali-kali tidak

akan diterima (agama itu) dari

padanya……….. Q.S. Ali-

Imran:3:85” (Kelas XI)

“Penghayatan terhadap sifat dan nama

Allah SWT seperti tersebut hendaknya

mendorong setiap orang beriman untuk

berusaha agar senantiasa bersikap dan

berperilaku baik kepada sesama manusia,

tanpa membedakan warna kulit, suku

bangsa dan agama……………………..”

(Kelas X)

“…………………………………..,

Umat Islam tidak mungkin bersatu

dengan umat Hindu dalam satu

negara, karenanya umat Islam India

harus mempunyai negara sendiri

terpisah dari umat Hindu.” (Kelas

XI)

“Persaudaraan mempunyai hubungan

yang erat dengan persatuan, bahkan

persaudaraan adalah landaan bagi

persatuan………………”(Kelas X)

Page 111: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

99

“……………………………………

., Ahmadiyah termasuk aliran sesat

dan menyesatkan.” (Kelas XI)

“Dalam berdakwah hendaknya

menggunakan metode dakwah yang telah

dijelaskan Allah dalam Q.S.an-Nahl: 125

yaitu:

a. Metode Al-hikmah yang artinya

menyampaikan dakwah terlebih

dahulu mengetahui tujuannya dan

sasaran dakwahnya.

b. Metode Wal mau’izah al-

hasanah yakni memberikan

keputusan kepada orang atau

masyarakat yang menjadi sasaran

dakwah dengan cara memberikan

nasihat, pelajaran

dan…………………..

c. Metode mujadalah bi al-lati hiya

ahsan ialah bertukar pikiran

(berdiskusi) dengan cara-cara

yang terbaik. Metode ini

digunakan bagi sasaran dakwah

tertentu, misalnya bagi orang-

orang yang berpikir kritis dan

kaum pelajar.” (kelas XI)

“Kebebasan memilih agama merupakan

Hak Asasi Manusia. Hal tersebut

tercantum dalam piagam PBB tentang hak

asasi manusia yang biasa disebut the

universal declaration of human

right……………………………………

………Ajaran Islam melarang

pengikutnya memaksa orang lain masuk

Islam…………….., sehingga kerukunan

hidup antarumat beragama dapat

terwujud.” (Kelas XII)

“…………………………………

………………..,

Perintah Allah kepada orang-orang

beriman agar betul-betul menegakkan

keadilan tercantum dalam Q.S. An-Nisa:

135.” (Kelas XII)

“Pepatah dalam bahasa Indonesia

mengatakan bersatu kita teguh bercerai

kira runtuh. Sebagai ilustrasi, setiap

individu manusia itu diibaratkan sebatang

lidi, yang digunakan untuk membersihkan

sampah-sampah yang berserakan, di

halaman sebuah rumah yang cukup luas.

Page 112: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

100

Tentu sebatang lidi itu, tidak akan mampu

membersihkan sampah-sampah yang

berserakan di halaman sebuah rumah yang

luas. Akan tetapi jika ratusan batang lidi

diikat menjadi satu dan digunakan untuk

membersihkan sampah-sampah yang

berserakan tersebut,…………………….”

(Kelas XII)

“a..………………………….

b…………………..

c. Tatkala Rasulullah dan para sahabatnya

sedang berkumul, tiba-tiba lewatlah

sekelompok orang mengusung

jenazah. Ketika jenazah itu lewat,

seraya Nabi SAW berdiri sebagai

tanda hormat. Lalu ada seorang

sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah

bukankan itu mayat Yahudi?”

Rasulullah menjawab, “bukankah itu

nyawa juga?” “Ya,” jawab orang itu.

Selanjutnya Rasulullah menjawab

SAW

bersabda………………………………

….

Artinya: “Setiap nyawa menurut

Islam, harus dihormati dan

mempunyai tempat.”

d. Abu Thalib adalah paman

Nabi………………………………….

setelah Nabi Muhammad SAW

diangkat menjadi Rasul ia mengajak

pamannya tersebut masuk Islam. Tapi

ajakan Nabi SAW tidak dipenuhi

sehingga pamannya itu tetap kafir.

Walaupun begitu, hubungan Nabi

SAW tetap terjalin baik…………….”

(Kelas XII)

Dari tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teks bermuatan

radikalisme paling banyak ditemukan dalam buku kelas XI sedangkan muatan

toleransi dan demokrasi paling banyak ditemukan pada buku ajar kelas XII.

Adapun nilai-nilai radikalisme dalam buku PAI SMA terbitan Erlangga

yaitu:

1. Klaim kebenaran dan keselamatan. Hal tersebut terlihat dari pernyataan di

bawah ini:

“Ditinjau dari segi kiblatnya atau agama yang dianutnya, umat manusia di dunia

terbagi menjadi beberapa golongan………………..

Alhamdulillah, sebagai umat Islam kita menganut agama yang sempurna dan

diridhoi oleh Allah……………..

Page 113: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

101

Begitupun juga dalam ayat yang lain…………………..

“Barang siapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima

(agama itu) dari padanya……….. (Q.S. Ali-Imran: 85)” (Kelas XI)

2. Melarang pembauran antar umat beragama. Hal tersebut secara eksplisit

tercermin dari pernyataan berikut ini:

“…………………………………..,

Umat Islam tidak mungkin bersatu dengan umat Hindu dalam satu negara,

karenanya umat Islam India harus mempunyai negara sendiri terpisah dari umat

Hindu. (Kelas XI)

3. Memiliki kecenderungan menganggap kelompok atau aliran lain sebagai aliran

yang sesat. Hal tersebut terlihat dari pernyataan berikut ini:

“……………………………………., Ahmadiyah termasuk aliran sesat dan

menyesatkan. (Kelas XI)

Sementara itu, adapun nilai-nilai toleransi dan demokrasi dalam buku teks

PAI SMA terbitan Erlangga yaitu :

1. Melarang diskriminasi. Hal tersebut secara eksplisit terlihat dari pernyataan di

bawah ini:

Penghayatan terhadap sifat dan nama Allah SWT seperti tersebut hendaknya

mendorong setiap orang beriman untuk berusaha agar senantiasa bersikap dan

berperilaku baik kepada sesama manusia, tanpa membedakan warna kulit, suku

bangsa dan agama…………………….. (Kelas X)

2. Mengutamakan persatuan. Hal tersebut terlihat dari teks di bawah ini:

Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan, bahkan

persaudaraan adalah landaan bagi persatuan………………(Kelas X)

3. Mengedepankan prinsip toleransi dalam berdakwah. Hal tersebut secara implisit

terlihat dari pernyataan di bawah ini:

Dalam berdakwah hendaknya menggunakan metode dakwah yang telah

dijelaskan Allah dalam Q.S.An-Nahl: 125 yaitu:

a. Metode Al-hikmah yang artinya menyampaikan dakwah terlebih dahulu

mengetahui tujuannya dan sasaran dakwahnya.

b. Metode Wal mau’izah al-hasanah yakni memberikan keputusan kepada orang

atau masyarakat yang menjadi sasaran dakwah dengan cara memberikan

nasihat, pelajaran dan…………………..

c. Metode mujadalah bi al-lati hiya ahsan ialah bertukar pikiran (berdiskusi)

dengan cara-cara yang terbaik. Metode ini digunakan bagi sasaran dakwah

tertentu, misalnya bagi orang-orang yang berpikir kritis dan kaum pelajar.

(Kelas XI)

4. Memberikan kebebasan beragama.

Kebebasan memilih agama merupakan Hak Asasi Manusia. hal tersebut tercantum

dalam piagam PBB tentang hak asasi manusia yang biasa disebut the universal

declaration of human right……………………………………………Ajaran Islam

melarang pengikutnya memaksa orang lain masuk Islam…………….., sehingga

kerukunan hidup antarumat beragama dapat terwujud. (Kelas XII)

Page 114: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

102

5. Mengusung persatuan.

Pepatah dalam bahasa Indonesia mengatakan bersatu kita teguh bercerai kira

runtuh. Sebagai ilustrasi, setiap individu manusia itu diibaratkan sebatang lidi,

yang digunakan untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan, di

halaman sebuah rumah yang cukup luas. Tentu sebatang lidi itu, tidak akan

mampu membersihkan sampah-sampah yang berserakan di halaman sebuah

rumah yang luas. Akan tetapi jika ratusan batang lidi diikat menjadi satu dan

digunakan untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan

tersebut,………………………. (Kelas XII)

6. Menghormati pemeluk agama yang berbeda.

a..………………………….

b…………………..

c. Tatkala Rasulullah dan para sahabatnya sedang berkumul, tiba-tiba lewatlah

sekelompok orang mengusung jenazah. Ketika jenazah itu lewat, seraya Nabi

SAW berdiri sebagai tanda hormat. Lalu ada seorang sahabat bertanya,

“Wahai Rasulullah bukankan itu mayat Yahudi?” Rasulullah menjawab,

“bukankah itu nyawa juga?” “Ya,” jawab orang itu. Selanjutnya Rasulullah

menjawab SAW bersabda………………………………….

Artinya: “Setiap nyawa menurut Islam, harus dihormati dan mempunyai

tempat.”

d. Abu Thalib adalah paman Nabi………………………………….setelah Nabi

Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul ia mengajak pamannya tersebut

masuk Islam. Tapi ajakan Nabi SAW tidak dipenuhi sehingga pamannya itu

tetap kafir. Walaupun begitu, hubungan Nabi SAW tetap terjalin

baik……………. (Kelas XII)

Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan pula bahwa materi-materi

toleransi dan demokrasi dalam buku PAI SMA terbitan Erlangga cukup banyak,

sedangkan muatan radikalismenya sangat sedikit.

3. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Terbitan Yudistira

Tabel 4.3

Komparasi teks-teks bermuatan radikalisme dalam buku teks PAI SMA

kelas X, XI dan XII terbitan Yudistira:

Radikalisme Toleransi dan Demokrasi

“Dalam kehidupan beragama, tasawuf

yang sudah muncul pada zaman

kejayaan Islam mulai mengambil

bentuk tarikat yang telah pula

melahirkan bentuk-bentuk praktis mistik

yang aneh-aneh dan menyimpang dari

Al-Qur-an dan Hadits. (Kelas XI)

“……………………………………

…penekanan demokrasi dalam ajaran

Islam adalah musyawarah dalam

mengambil keputusan atas suatu

masalah (persoalan). Pada saat

pelaksanaan musyawarah, pasti akan

muncul berbagai

pendapat……………………perbeda

an pendapat yang tajam dan sulit

dipecahkan, hendaknya tidak

dilanjutkan dengan berselisih

Page 115: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

103

pendapat yang akan menimbulkan

perpecahan………”

“Orang musyrik adalah najis dan haram

masuk masjidil haram.” (Kelas XI)

“……………………….Diskriminasi

merupakan perbuatan tercela yang

harus dihapuskan……………….. “

(Kelas XI)

Menyebut nama Nabi, Syekh atau

Malaikat sebagai perantara dalam doa

juga dikatakan sebagai syirik. (Kelas XI)

“Allah tidak pernah memerintahkan

manusia untuk saling bermusuhan,

saling

membunuh…………………………

Allah memerintahkan manusia

untuk………………….., dan

berlomba-lomba berbuat baik kepada

sesama makhluk, khususnya kepada

manusia tanpa membedakan jenis

kelamin, agama, suku,…………….”

(Kelas XI)

……………………………Pendapat

ulama tidak merupakan sumber. (Kelas

XI)

“Menjauhi perbuatan yang dilarang

Allah seperti berikut ini:

a. Dengki…………….

b. Berselisih……………

c. Membenci……….

d. Bermusuhan………..

e…………

f…………

g…………..

h………….

i. Memaki Tuhan orang

lain…………”(Kelas XI)

Menurut Al-Afgani, Umat Islam harus

menyatukan barisan dan kekuatannya

dalam Satu bentuk Pan-Islamisme. Hal

ini menjadi snagat penting untuk

menbentengi diri umat Islam dari

dominasi penjajahan Barat. Konsep

Nasionalisme, yang membuat umat

Islam terpecah-pecah dan terkotak-kotak

dalam sekian banyak nation-

state,…………………………………….

“Ajaran Islam tidak pernah

memerintahkan umat manusia untuk

saling bermusuhan, membenci

terhadap orang yang berbeda

pendapat, bahkan manusia

diwajibkan untuk menghargai dan

melindungi orang-orang yang

memohon perlindungan meskipun

mereke bukan beeragama

Islam………………” (Kelas XII)

“1. Tidak suka menganggap diri

paling benar dan berusaha

bersikap terbuka terhadap

keberadaan agama atau keyakinan

lain di luar dirinya.

2. Tidak membeda-bedakan orang

lain dan bersikap adil meskipun

terhadap keluarga dan diri sendiri.

Page 116: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

104

3. Tidak memaksakan kehendak,

kepercayaan, atau keyakinan

terhadap orang lain apalagi

dengan jalan kekerasan.

4. Tidak menjelek-jelekkan Tuhan

dan agama lain karena hal tersebut

justru akan menimbulkan

kebencian dan rasa antipasti

terhadap Islam.

5. Menunjukkan bahwa Islam adalah

rahmat bagi seluruh alam dengan

tidak mengintimidasi kelompok

yang minoritas atau beragama

lain.” (Kelas XII)

“Ada pepatah mengatakan, “bersatu

kita teguh, bercerai kita runtuh.”

Memang betul pepatah ini, tidak

sedikit negara di belahan bumi yang

seharusnya makmur dan dami, tetapi

kini sedang diancam krisis

kekerasan, perpecahan, atau perang

antarkepentingan dan hawa nafsu.

Ketidakdilan dan ketidakrukunan

telah membuat sulit terjalinnya

persatuan negeri tersebut…………..”

(Kelas XII)

“Perbedaan paham atau aliran di

kalangan umat Islam dunia ternyata

sangat banyak. Apabila hal itu

diwarnai oleh toleransi, maka yang

terjadi adalah kemajuan dan

kehidupan yang damai. Akan tetapi,

apabila perbedaan itu

dipertentangkan atau diperselisihkan,

maka yang terjadi adalah

kemunduran.” (Kelas XII)

Dari tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teks bermuatan

radikalisme paling banyak ditemukan dalam buku kelas XI sedangkan muatan

toleransi dan demokrasi paling banyak ditemukan pada buku teks kelas XII. Adapun

nilai-nilai radikalisme dalam buku PAI SMA terbitan Yudistira yaitu:

1. Suka menyalahkan praktek ibadah kelompok yang berbeda. Hal tersebut terlihat

dari pernyataan berikut ini:

“Dalam kehidupan beragama, tasawuf yang sudah muncul pada zaman kejayaan

Islam mulai mengambil bentuk tarikat yang telah pula melahirkan bentuk-

bentuk praktis mistik yang aneh-aneh dan menyimpang dari Al-Qur-an dan

Hadits.” (kelas XI)

Page 117: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

105

2. Memiliki stigma negatif terhadap pemeluk agama lain. Hal tersebut terlihat dari

pernyataan berikut ini:

Orang musyrik adalah najis dan haram masuk masjidil haram. (kelas XI)

Secara eksplisit pernyataan di atas, mengandung stigma negatif kepada orang

musyrik. Konsep musyrik yang masih dalam perdebatan melahirkan stigma

negatif kepada non Islam termasuk umat Islam yang berbeda aliran ataupun

mazhab.

3. Mengusung ajaran Wahabi. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyatakaan berikut

ini:

Menyebut nama Nabi, Syekh atau Malaikat sebagai perantara dalam doa juga

dikatakan sebagai syirik. (Kelas XI)

4. Menolak fatwa ulama sebagai sumber hukum Islam. Hal tersebut tercermin dari

pernyataan berikut ini:

……………………………Pendapat ulama tidak merupakan sumber. (Kelas XI)

5. Stigma negatif pada barat dan menolak nasionalisme. hal tersebut tercermin dari

pernyataan berikut ini:

Menurut Al-Afgani, Umat Islam harus menyatukan barisan dan kekuatannya

dalam Satu bentuk Pan-Islamisme. Hal ini menjadi snagat penting untuk

menbentengi diri umat Islam dari dominasi penjajahan Barat. Konsep

Nasionalisme, yang membuat umat Islam terpecah-pecah dan terkotak-kotak

dalam sekian banyak nation-state,……………………………………. (Kelas

XII)

Sementara itu, nilai-nilai toleransi dan demokrasi dalam buku teks PAI

SMA yaitu:

1. Menekankan prinsip musyawarah mufakat. Hal tersebut tercermin dari

pernyataan berikut ini:

“………………………………………penekanan demokrasi dalam ajaran

Islam adalah musyawarah dalam mengambil keputusan atas suatu masalah

(persoalan). Pada saat pelaksanaan musyawarah, pasti akan muncul berbagai

pendapat……………………perbedaan pendapat yang tajam dan sulit

dipecahkan, hendaknya tidak dilanjutkan dengan berselisih pendapat yang

akan menimbulkan perpecahan………”

2. Melarang diskriminasi. Hal tersebut dapat dilihat pada pernyataan di bawah

ini:

“…………………………………….Diskriminasi merupakan perbuatan tercela

yang harus dihapuskan……………….. “(Kelas XI)

3. Larangan saling bermusuhan. Hal tersebut tercermin dari dua pernyataan

berikut:

“Allah tidak pernah memerintahkan manusia untuk saling bermusuhan,

saling membunuh…………………………Allah memerintahkan manusia

untuk………………….., dan berlomba-lomba berbuat baik kepada sesama

makhluk, khususnya kepada manusia tanpa membedakan jenis kelamin,

agama, suku,…………….” (Kelas XI)

“Ajaran Islam tidak pernah memerintahkan umat manusia untuk saling

bermusuhan, membenci terhadap orang yang berbeda pendapat, bahkan

manusia diwajibkan untuk menghargai dan melindungi orang-orang yang

Page 118: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

106

memohon perlindungan meskipun mereke bukan beeragama

Islam……………… “(kelas XII)

4. Melarang perbuatan dengki, permusuhan dan menghina Tuhan pemeluk agama

lain. Hal tersebut tergambar dari teks berikut ini:

Menjauhi perbuatan yang dilarang Allah seperti berikut ini:

“a. Dengki…………….

b. Berselisih……………

c. Membenci……….

d. Bermusuhan………..

i. Memaki Tuhan orang lain…………” (Kelas XI)

5. Tidak menganggap diri paling benar, tidak berlaku diskriminatif, tidak egois,

tidak menjelek-jelekkan tuhan dan agama lain. Hal tersebut tergambar dari

pernyataan berikut ini:

1. Tidak suka menganggap diri paling benar dan berusaha bersikap terbuka

terhadap keberadaan agama atau keyakinan lain di luar dirinya.

2. Tidak membeda-bedakan orang lain dan bersikap adil meskipun terhadap

keluarga dan diri sendiri.

3. Tidak memaksakan kehendak, kepercayaan, atau keyakinan terhadap orang

lain apalagi dengan jalan kekerasan.

4. Tidak menjelek-jelekkan Tuhan dan agama lain karena hal tersebut justru

akan menimbulkan kebencian dan rasa antipasti terhadap Islam.

5. Menunjukkan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam dengan tidak

mengintimidasi kelompok yang minoritas atau beragama lain. (Kelas XII)

6. Mengutamakan persatuan. Hal tersebut secara ekpslisit terlihat dari pernyataan

berikut ini:

“Ada pepatah mengatakan, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Memang

betul pepatah ini, tidak sedikit negara di belahan bumi yang seharusnya

makmur dan dami, tetapi kini sedang diancam krisis kekerasan, perpecahan,

atau perang antarkepentingan dan hawa nafsu. Ketidakdilan dan

ketidakrukunan telah membuat sulit terjalinnya persatuan negeri

tersebut…………..” (Kelas XII)

7. Menerima perbedaan. Hal tersebut secara eksplisit terlihat dari teks di bawah

ini:

“Perbedaan paham atau aliran di kalangan umat Islam dunia ternyata sangat

banyak. Apabila hal itu diwarnai oleh toleransi, maka yang terjadi adalah

kemajuan dan kehidupan yang damai. Akan tetapi, apabila perbedaan itu

dipertentangkan atau diperselisihkan, maka yang terjadi adalah kemunduran.”

(kelas XII)

Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan pula bahwa materi-materi

toleransi dan demokrasi dalam buku PAI SMA Yudistira sesungguhnya cukup

banyak, akan tetapi materi-materi yang mengandung indikator radikalisme juga

cukup banyak. Hal ini disebabkan karena penyajian materi pembelajaran pendidikan

agama Islam dalam buku terbitan Yudistira lebih bersifat ekslusif, dikotomis dan

parsial, padahal seharusnya pembelajaran pendidikan agama Islam lebih bersifat

inklusif, integralistik dan holistik agar dapat mencerminkan visi dan misi pendidikan

agama Islam.

Page 119: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

107

Page 120: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

108

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil dua kesimpulan bahwa:

Pertama, muatan toleransi dan demokrasi dalam buku PAI tingkat SMA sebenarnya

lebih banyak di banding muatan radikalisme. Kedua, nilai-nilai radikalisme paling

banyak ditemukan dalam buku teks PAI terbitan Kementerian pendidikan dan

kebudayaan, dilanjutkan oleh buku PAI terbitan Yudistira dan terakhir yaitu buku

PAI terbitan Erlangga.

Fakta bahwa muatan radikalisme paling banyak ditemukan dalam buku

terbitan Kementerian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Tentunya

sangat mengejutkan karena bagaimana mungkin buku terbitan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia lebih banyak memuat radikalisme

di bandingkan Erlangga dan Yudistira. Bukankah buku terbitan Kementerian

pendidikan dan kebudayaan merupakan buku rujukan bagi penerbit lainnya.

Sehingga buku terbitan Kementerian pendidikan dan kebudayaan harusnya lebih

baik dan lebih bisa mengakomodir perbedaan yang ada dalam bangsa Indonesia.

Jika di telusuri lebih jauh faktor penyebab buku PAI terbitan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia lebih banyak memuat radikalisme

dibanding buku terbitan Erlangga dan Yudistira, maka penulis berasumsi bahwa bisa

jadi pendistribusian buku ke sekolah-sekolah yang terlalu cepat tanpa proses seleksi

dan editing buku yang matang. Penulis buku untuk tiap tingkatanpun berbeda

sehingga pesan yang ingin disampaikan dalam buku juga sedikit berbeda mengikuti

ideolog penulisnya. Perbedaan penerbit yang memiliki latar belakang paham

keagamaan yang berbeda. Perbedaan kurikulum, perbedaan zaman, waktu dan rezim

yang berkuasa juga menjadi salah satu faktor penentu perbedaan muatan buku PAI

terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Erlangga dan

Yudistira.

Pemerintah harus lebih kritis dan teliti sebelum menerbitkan buku teks

PAI. Pemerintah harus memastikan isi buku teks PAI bersendikan Islam rahmatan

lil `alamin dan menguatkan nilai-nilai kebangsaan yang menghargai perbedaan,

kebebasan, persatuan, dan mengokohkan keadilan. Tujuannya ialah untuk

memastikan bahwa bahan ajar tersebut bukan saja berkontribusi kepada

pembentukan moral masyarakat tapi juga warga negara yang baik. (PPIM, 2016) Di

samping itu, pemerintah juga harus memberikan perhatian penuh terhadap guru.

Karena sadar atau tidak, sebenarnya penyebaran paham radikal dan intoleran bukan

hanya melalui buku ajar sekolah akan tetapi melalui proses pengajaran di kelas

dalam artian melalui guru. Apabila seorang guru mempunyai paradigma pemahaman

keberagamaan yang eksklusif dan radikal maka dia akan cenderung mengajarkan

dan mengimplementasikan nilai-nilai keberagamaan tersebut terhadap siswa di

sekolah. Namun sebaliknya, jika guru mempunyai paradigma pemahaman

keberagamaan yang inklusif dan moderat maka Dia akan memiliki kecenderungan

mengajarkan dan mengimplementasikan nilai-nilai keberagamaan tersebut terhadap

siswa di sekolah. (Yaqin, 2005: 61)

Guru mempunyai peran penting dalam pendidikan agama karena dia

merupakan salah satu target dari strategi pendidikan. berikut peran guru dalam

menanamkan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif dan moderat yaitu:

1. Seorang guru harus mampu untuk bersikap demokratis dalam artian segala

tingkah lakunya, baik sikap maupun perkataannya tidak diskriminatif. Ketika

guru agama menjelaskan tentang konflik agama yang melibatkan kaum Muslim

dengan Kristen, maka dia harus mempu bersikap tidak memihak terhadap salah

Page 121: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

109

satu kelompok yang terlibat dalam pertikaian. Meskipun agama yang dianutnya

sama dengan salah satu kelompok yang terlibat di dalamnya. Karena apabila

seorang guru memihak terhadap salah satu kelompok agama yang terlibat

dalam perang tersebut, tentunya analisa dan penjelasannya akan menjadi sangat

subyektif.

2. Guru seharusnya mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kejadian-

kejadian tertentu yang ada hubungannya dengan konflik agama. Contohnya

ketika terjadi pengrusakan dan pembakaran tempat ibadah serta pengusiran

kaum Ahmadiyah, maka guru harus mampu menjelaskan kasus tersebut dengan

menggunakan paradigma pemahaman keberagamaan yang inklusif tanpa

sedikitpun mengurangi eksistensi agama. Seorang guru harus mampu

menjelaskan bahwa inti ajaran agama adalah menciptakan kedamaian dan

kesejahteraan seluruh umat manusia. pengrusakan, pembakaran, pengeboman

dan segala bentuk kekerasan adalah sesuatu yang dilarang agama karena

kekerasan hanya akan menimbulkan masalah baru. Dialog dan musyawarah

adalah cara-cara penyelesaian segala bentuk masalah yang sangat dianjurkan

oleh agama. (Yaqin, 2005: 61-62)

B. Analisis Komparasi Riset Buku Teks PAI

1. Riset Abu Rochmad

Riset yang dilakukan oleh Abu Rocmad dengan judul Radikalisme Islam dan

Upaya Deradikalisasi Paham Radikal. Meskipun riset ini judulnya bukan membahas

tentang PAI akan tetapi salah satu poin penting dalam riset ini yaitu buku ajar PAI

dan LKS yang dianggap sebagai salah satu elemen radikalisme. Berikut beberapa

materi yang dianggap mengandung elemen radikal oleh Abu Rocmad:

Materi pembahasan ayat-ayat al-Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai

khalīfah di bumi, diuraikan ayat-ayat al-Baqarah [2]: 30, al-Mu’minun [23]: 12-14,

al-Dzariyat [51]: 56 dan al-Nahl [16]: 78. Pada materi ini terdapat pernyataan “tugas

pokok manusia sebagai khalīfah adalah mengolah bumi untuk diperoleh manfaatnya

bagi kehidupan manusia itu sendiri secara berkelanjutan. Dari satu sisi, penugasan

tersebut dapat merupakan pelimpahan kekuasaan politik kepada manusia. Di sisi lain

karena yang menjadikan dan menugaskan itu adalah Allah SWT. Maka para petugas

dalam menjalankan tugasnya harus memperhatikan kehendak dan aturan yang

memberi tugas.” Dalam pandangan Rocmad, kalimat ini bisa melahirkan pandangan

ekstrem apabila aturan tersebut dianggap aturan Allah. Sehingga akan kurang

menguntungkan bagi meraka yang memiliki pemahaman berbeda dengan kelompok

Islam yang menghendaki penegakkan aturan atau syari’at Islam.

Materi pembahasan ayat-ayat al-Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai

khalīfah di bumi sebenarnya penulis juga temukan dalam materi buku PAI terbitan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Erlangga dan

Yudistira. Dalam pandangan Peneliti, pembahasan materi ini masih wajar, kalaupun

ada teks yang terkesan radikal, dalam pandangan Peneliti hal tersebut tidaklah bisa

langsung dinyatakan radikal, karena pada dasarnya pernyataan tersebut hanyalah

potongan-potongan teks yang sebelumnya telah dijelaskan tentang tindakan-tindakan

yang harus dilakukan sebagai upaya menumbuhkan toleransi dan menerima berbagai

perbedaan.

Selanjutnya materi kedua yang dianggap mengandung elemen radikalisme

yaitu ayat-ayat al-Qur’an tentang keikhlasan beribadah, yaitu ayat-ayat al-An’am:

Page 122: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

110

162-163, dan al-Bayyinah: 5. Pada materi ini terdapat kalimat yang menyebutkan

“Ayat tersebut dari segi redaksional terkait dengan Ahli Kitab, yaitu orang Yahudi

dan Nasrani. Mereka disuruh Allah untuk shalat dan membayar zakat, sebab itulah

cara beragama yang benar. Tetapi mereka menyimpang dan menyekutukan Allah,

padahal mereka sudah mengetahui perintah-perntah itu dari isi kitab-kitab yang

mereka miliki yaitu kitab Taurat dan Injil.” Dalam pandangan Rocmad, Pernyataan

ini jika dibawa di luar konteks ayat maka akan melahirkan persoalan terkait dengan

hubungan antar pemeluk agama, karena image negatif yang mungkin dapat

terbangun di benak siswa.

Materi berikutnya yaitu materi pembahasan ayat al-Qur’an tentang demokrasi.

Dalam pembahasan materi ini, terdapat pernyataan yang dianggap mengandung

dimensi radikalisme yaitu “tidak boleh bermsyawarah untuk memilih pemimpin bagi

kaum Muslimin yang bukan Muslim” ini didasarkan pada ayat 51 surat Al-Maidah.

Ayat tersebut diartikan sebagai berikut: ““Wahai orang-orang yang beriman,

janganlah kamu menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani teman setia(mu),

mereka satu sama lain saling melindungi. Barangsiapa di antara kamu menjadikan

mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka.” Dalam

pandangan Rocmad, menjadikan ayat ini sebagai rujukan untuk tidak boleh

menjadikan orang yang bukan Muslimin sebagai pemimpin adalah diskriminatif,

jika tanpa menyebutkan kepemimipinan apa yang dimaksudkan. Dalam batas

tertentu, pemahaman atas ayat di atas dapat memicu timbulnya kebencian antar umat

beragama.

Selaras dengan pendapat Rocmad, menurut Penulis. Pembahasan tentang

kepemimpinan haruslah dijabarkan secara jelas, komprehensif dan kontekstual.

Persoalan kepemimpinan non muslim khususnya kepemimpinan di sektor politik

merupakan persoalan sensitif yang banyak menuai pro dan kontra di kalangan

masyarakat. Oleh karena itu, sejatinya persoalan ini dibahas secara komprehensif

bagaimana pendapat para intelektual Islam dalam menyikapi persoalan ini.

Berikut ini, penulis paparkan beberapa perbedaan pendapat tentang

kepemimpinan non muslim di sektor politik. Sebagaimana disebutkan oleh Alusi

yang dikutip oleh Syarif bahwa orang muslim dilarang untuk mengangkat non

muslim menjadi karyawan hingga kepala negara. Bahkan lebih lanjut ia menyatakan

bahwa dilarangan mengangkat non muslim juga mengakomodasi larangan

penghormatan kepadanya seperti memanggil dengan gelar kehormatan hingga

memberi salam kepada mereka. Karena menurutnya suatu penghormatan dianggap

sebagai pemberian loyalitas kepada non muslim. (Mujar; 2006: 96)

Selaras dengan pandangan Alusi, menurut al-Shabuni sebagaimana dikutip

oleh Mujar bahwa Allah melarang orang muslim untuk menjalin keakraban penuh

cinta kepada orang-orang kafir. Tiada pada tempatnya jika orang-orang mu’min

bekerjasama dengan musuh-musuh Allah. Sebab tidak logis, bila dalam diri

seseorang dapat berpadu perasaan sinta kepada Allah dan kepada musuh-musuhnya

sekaligus. Ini suatu perpaduan dari dua hal yang saling kontradiktif secara diametral.

Seseorang yang mencintai Allah, seharusnya membenci musuh-musuh Allah.

Karena itu, tidak boleh seseorang muslim bekerjasama dan menjadikan orang-orang

kafir sebagai pemimpin yang diakrabi, dicintai dan dimintai pertolongan dengan

meninggalkan saudara-saudaranya sesame mu’min, sebab keimanan dan kekafiran

itu dua hal yang tidak mungkin dipertemukan satu sama lain. (Mujar; 2006: 101-

102)

Page 123: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

111

Larangan mengangkat non muslim sebagai pemimpin juga diutarakan oleh al-

Zamakhsyari, menurutnya orang-orang kafir merupakan musuh umat Islam karena

itu sangat tidak logis jika umat Islam justru mengangkat musuhnya sebagai

pemimpinnnya. Senada pula dengan Al-Zamakhsyari, ali al-sayis menyatakan

bahwa dengan mengangkat orang kafir sebagai pemimpin umat Islam maka umat

Islam seolah memandangan bahwa jalan yang ditempuh oleh orang-orang kafir itu

adalah hal yang baik. Hal seperti ini tidak boleh terjadi, sebab dengan meridhoi

kekafiran berarti bahwa seseorang telah menjadi kafir pula. (Mujar; 2006: 102)

Senada dengan Alusi, al-Zamaksyari, Ali al-sayis, menurut thabathaba’i

bahwa mengangkat orang kafir sebagai pemimpin muslim lebih berbahaya dari pada

kekafiran kaum kafir dan kemusyrikan kaum musyrik. Karena menurutnya, kaum

kafir merupakan musuh umat Islam dan apabila musuh dijadikan teman, maka ia

akan menjadi musuh dalam selimut yang jauh lebih sulit untuk dihadapi ketimbang

menghadapi musuh yang berada di luar lingkungan umat Islam. Oleh karena itu,

menurut thabathaba’I, jika umat Islam tidak ingin mengalami kehancuran maka

umat Islam tidak boleh menjadikan non muslim sebagai pemimpin mereka. (Mujar;

2006: 101-103)

Adapun dalil-dalil yang sering digunakan oleh kaum radikal untuk menolak

kepemimpinan non muslin yaitu :

Q.S Ali Imran: 118 yang

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman

kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak

henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa

yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa

yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah

Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (Q.S Ali

Imran: 118)

Al-maidah: 51 dan 57 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-

orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka

adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu

mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk

golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-

orang yang zalim.” (Al-maidah: 51)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil Jadi

pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu Jadi buah ejekan dan

permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan

orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). dan bertakwalah kepada Allah

jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (Al-maidah: 57)

Di kalangan sebagian kaum muslim, ayat tersebut bermakna tidak

bolehnya menjadikan kaum muslim mengangkat kaum non muslim sebagai

pemimpin atau sebaliknya tidak bolehnya kaum muslim berpartisipasi dalam

pemerintahan non muslim. Sebagaimana ditegaskan oleh Al-Maududi yang

dikutip oleh Mujar bahwa semua muslim yang ada di negara sekuler haruslah

menjauhkan diri dari proses pemerintahan. Karena barangsiapa yang melanggar

maka mereka akan menjalani kehidupan yang bergelimang dosa sehingga dengan

demikian mereka halal untuk di bunuh.(Mujar; 2006: 111)

Page 124: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

112

Senada dengan Al-Maududi, pentolan Ikhwanul Muslimin Sayyid Quthub

dengan tegas menolak kepemimpinan non muslim bahkan kaum muslim bukan

hanya dilarang menjadikan non muslim sebagai pemimpin akan tetapi juga di

larang untuk bekerjasama atau mengadakan perjanjian persahabatan ataupun

persekutuan dengan non muslim karena mereka pada dasarnya, non muslim itu

adalah penghianat dan musuh umat Islam. (Mujar; 2006: 114) sama dengan Al-

Maududi dan Sayyid Quthub, menurut Taqi al-din Al-Nabhani, haram hukumnya

bagi kaum muslim menjadikan orang kafir sebagai penguasa/ pemimpin mereka.

(Mujar; 2006:138)

Berdasarkan hal di atas, tidak heran jika sebagian kalangan menolak

kepemimpinan Basuki Cahaya Purnama atau Ahok di Jakarta serta berusaha

mencegah dan melunturkan popularitas Ahok agar tidak terpilih menjadi gubernur

Jakarta periode 2017-2022. Penolakan atas kepemimpinan Ahok bukan tanpa

dasar karena Ahok merupakan pemeluk agama Kristen sehingga dianggap sebagai

kafir. Bahkan berita terbaru yang di muat di sebuah Koran Ibukota menyebutkan

bahwa Ahok adalah seorang kafir yang bisa memicu terjadinya konflik di

Indonesia.

Berbeda dengan al-Maududi, Sayyid Qutbh, dukungan terhadap

kepemimpinan non muslim mengalir dari Mahmoud Muhammad Thoha,

Abdullah Ahmad Na’im, Thariq al-bishri, Asghar Ali Enginer dan Muhammad

Sa’id Al-Ashmawi.

Menurut Muhammad Thoha, kaum minoritas non muslim memiliki hak

yang sama antara umat Islam untu menjadi seorang pemimpin. Karena itu,

pandangan fiqh klasik yang bercorak diskriminatif terhadap non muslim, yang

menganggap bahwa non muslim tidak boleh menjadi seorang pemimpin harus

segera di reformasi. Dukungan kepemimpinan non muslim tersebut juga

diutarakan oleh Abdullah Ahmad Na’im, menurut Na’im bahwa pandangan fiqh

klasik yang menolak presiden non muslim dapat dibenarkan pada konteks

historisnya karena pada waktu itu, belum dibentuk konsepsi hak-hak asasi

manusia universal di dunia ini. Akan tetapi, untuk konteks sekarang hal tersebut

tidak dapat dibenarkan mengingat bahwa setelah konsepsi hak-hak asasi manusia

dibentuk maka diskrimiasi atas dasar agama seperti penolakan kepemimpinan

non musli itu jelas melanggar penegakan hak asasi manusia sehingga bisa

menyulut konflik baik pada skala lokal maupun internasional. (Mujar; 2006: 144-

145)

Senada dengan Muhammad Thoha, menurut Asghar Ali enginer,

Penolakan kepemimpinan non muslim atas mayoritas muslim adalah suatu

bentuk perlakukan diskriminasi. Melakukan diskriminasi karena alasan

perbedaan agama, kasta maupun kelas bukan lagi jamannya. Untuk itu, seseorang

tidak boleh menjadikan agama sebagai focus dalam memilih pemimpin akan

tetapi, memilih pemimpin haruslah didasarkan pada kecakapan memerintah dan

kemampuan menegakkan keadilan, menentang kezaliman dan kesewenang-

wenangan. (Mujar; 2006: 155)

Dalam kondisi politik dan social budaya yang semakin terbuka dan

menuntut diperlakukannya setiap orang, apapun agamanya atas dasar prinsip

persamaan, sudah sewajarnyalah jika hukum Islam mengenai kedudukan non

muslim perlu diredefisi. Orientasinya hendaknya pada prestasi dan kemampuan

menjalankan pekerjaan sebagai amanah, sehingga tidak akan didiskriminasikan

Page 125: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

113

apakah muslim atau non musli dalam menjalankan amanah itu. Yang paling

penting adalah mana atau siapa yang mampu melaksanakan amanah dengan

prestasi yang terbaik. Dengan kata lain, maka yang menjadi ukuran adalah

profesionalisme, untuk menduduki jabatan gubernur: muslim yang tidak mampu

atau non muslim yang mampu? Maka jawabannya adalah yang mampu,

meskipun dia adalah non muslim. ((Mujar; 2006: 156)

Pernyataan di atas, selaras dengan ungkapan ibnu taimiyah yang berarti

bahwa: “Allah dapat membuat bangsa non Muslim menang atas bangsa Muslim

jika mereka adil sedang bangsa Muslim berbuat sebaliknya” (Mernissi; 2000:

224).

Dari ungkapan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam sistem

demokrasi tidak ada istilah diskriminasi dan setiap masyarakat punya hak yang

sama dalam pemerintahan termasuk di dalamnya hak memilih dan dipilih sebagai

pemimpin. Berbeda dengan negara Islam yang tidak membolehkan mengangkat

pemimpin dari kalangan non muslim sebab dalam negara Islam, pemimpin

wilayah juga sebagai pemimpin agama. Oleh karena itu, bagi kaum liberal, status

agama maupun jenis kelamin seorang tidak menjadi persoalan selama pemimpin

tersebut bisa berlaku adil terhadap rakyatnya dan bisa membawa kemajuan bagi

Negara.

Materi berikutnya yaitu perkembangan Islam pada masa modern yang

diawali pada tahun 1800 sampai sekarang. Dalam pembahasan materi ini terdapat

pernyataan yang dianggap mengandung dimensi radikalisme yang berakar dari

sikap anti barat. Adapun pernyataan yang dianggap anti barat tersebut adalah

“Faktor lain yang mempengaruhi kemunduran umat Islam saat ini yaitu adanya

pengaruh kebudayan Barat. Pengaruh tersebut banyak ditiru oleh para pemuda

Islam tanpa memilih mana yang layak dan sesuai dengan etika Islam. Hal ini

menyebabkan krisis moral di kalangan umat Islam, baik terhadap pemuda, atau

terhadap penguasa sekalipun. Menurut Rocmad, tidak ada penjelasan secara rinci

bisa mendorong siswa untuk anti terhadap barat. Sebab seolah-olah, Barat-lah

yang merusak generasi muda Islam.

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa Bom Bali

adalah Kebencian terhadap Barat. Sebagaimana pengakuan dari pelaku Bom

Bali yaitu Imam Samudra bahwa “Berdasarkan niat atau target, jelas bom Bali

merupakan jihād fī sabīlillāh, karena yang jadi sasaran utama adalah bangsa-

bangsa penjajah seperti AS dan sekutunya. (Abu rocmad, 2011: 18)

Di samping materi-materi di atas, materi-materi yang menurut Rocmad

mengandung muatan radikalisme yaitu materi tentang toleransi dalam Q.S. Al-

Kafirun:1-6, nikah beda agama serta negara-negara Islam. Dalam pandangan

Rocmad, materi seperti ini bisa memicu radikalisme apabila materi ini jatuh di

tangan guru yang menganut ideologi radikal.

Hasil riset Abu Rochmad menyebutkan organisasi sekolah, guru, buku

ajar dan LKS mengandung elemen radikalisme. Berdasarkan hal tersebut, maka

dapat penulis simpulkan bahwa hasil riset Abu rocmad memiliki kesamaan

dengan hasil riset yang peneliti lakukan. Titik temu dari riset Abu Rocmad

dengan riset peneliti yaitu pada hasil riset yang menyimpulkan bahwa buku teks

PAI mengandung elemen radikalisme.

Perbedaan riset Rocmad dengan riset yang penulis lakukan yaitu subyek

penelitian. Jika Rocmad mengkaji buku ajar PAI terbitan Karya Toha Putra

Page 126: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

114

Semarang, maka peneliti mengkaji buku PAI terbitan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, Erlangga dan Yudistira.

2. Riset PPIM 2016

Riset yang dilakukan oleh PPIM tahun 2016 dengan judul Diseminasi paham

eksklusif dalam buku ajar SD sampai SMA. Riset ini menyoroti muatan radikalisme,

intoleransi dan kekerasan dalam buku teks PAI SD-SMA yang sempat menuai

kecaman di kalangan masyarakat. Sebagai kesimpulan, riset ini menyatakan bahwa

buku PAI SD-SMA mengandung muatan radikalisme dan intoleransi. Kesan

intoleransi pada buku teks PAI tercermin dalam bentuk teks yang sering

menyalahkan pendapat atau praktik ibadah yang berbeda, mempromosikan pendapat

yang satu tanpa menghadirkan pendapat yang lain. Berikut ini contoh teks buku PAI

SMA yang tidak akomodatif, dengan perbedaan dalam Islam yaitu:

Buku PAI SMA Pernyataan yang terkesan eksklusif,

intoleran dan tidak akomodatif pada

perbedaan.

Kelas 10, hal. 56 “Kau adalah kotor karena kau kafir”

Kelas 10, hal. 22 “Menutup aurat wajib hukumnya bagi

perempuan muslim”

Kelas 11, hal. 181 Penegasan pelaksanaan syariah

mensyaratkan khilafah

Kelas 12, hal. 129 Permusuhan terhadapa kafir dan musyrik.

Kelas 12, hal. 68 Demokrasi sebagai syirik,

merujuk pendapat Abul A’la

Maududi

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dipaparkan bahwa bagi kalangan PPIM

bahwa kalimat yang menggambarkan non muslim (umar sebelum masuk Islam)

sebagai najis. Menunjukkan bahwa buku PAI tidak akomodatif pada perbedaan

karena kalimat-kalimatnya dapat memancing kebencian sehingga terkesan ambigu

terhadap toleransi. Seharusnya buku PAI memberikan gambaran positif tentang

Yahudi, Nasrani dengan menampilkan ayat yang mendukung kebebasan beragama

agar kesan toleransi menjadi jelas.

Kalimat yang menekankan konsep tentang kewajiban bagi perempuan untuk

menutup aurat termasuk saat berada di ruang publik. Oleh PPIM juga dianggap

terkesan intoleran pada perbedaan. Karena di samping ada perbedaan paham tentang

konsep aurat dalam masyarakat, terdapat juga perbedaan penggunaan busana di

kalangan umat Islam. Sehingga dengan demikian, penegasan kalimat ini akan

berbenturan langsung dengan realitas lapangan yang menunjukkan masih banyak

kalangan perempuan muslim yang tidak menutup aurat. Lebih lanjut menurut PPIM,

terdapat perbedaan pandangan tentang konsep menutup aurat bahwa menutup aurat

kecuali muka dan telapan tangan hanya berlaku saat sholat dan bukan di ruang

publik.

Berbeda dengan PPIM, menurut penulis, teks tentang konsep menutup aurat

dalam buku kelas X halaman 22 tidaklah menyiratkan muatan radikal j meustru ini

lebih menyuratkan toleransi. toleransi dalam hal ini terlihat dari adanya kebebasan

dalam berbusana. Selama ini, pengekangan bagi wanita muslim untuk masuk dalam

Page 127: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

115

ranah militer terlihat sangat jelas. Indikasinya yaitu adanya larangan bagi polisi

wanita untuk menggunakan hijab. Namun seiring dengan perjalanan zaman,

semuanya mulai bergeser. Kesempatan terbuka lebar bagi wanita muslim untuk

berkarir di bidang apa saja.

Di samping itu, penekanan tentang wajibnya menutup aurat bukanlah hal

mengada-ada akan tetapi berdasarkan firman Allah. Dengan demikian, terlalu dini

jika mengatakan bahwa adanya perintah wajib menutup aurat adalah indikator

radikalisme. Dalam pandangan penulis, anjuran menutup aurat adalah sesuatu hal

yang sangat tepat karena di samping menjaga pemakainya dari pandangan nakal dan

niat-niat jahat yang mungkin muncul dari penggunaan pakaian yang minim,

penggunaan hijab juga menjadi sebagai sebuah kewajiban bagi umat muslim.

Kalimat selanjutnya yang dipersoalkan oleh PPIM adalah penegasan

pelaksanaan syariah mensyaratkan khilafah. Bagi kalangan PPIM, penegasan

kalimat ini, akan berdampak pada pengetahuan siswa pada pancasila. Pancasila bisa

jadi dianggap bertentangan dengan syari’at Islam. Padahal sejatinya, Pancasila

tidaklah sama sekali bertentangan dengan Islam bahkan pengamalan Pancasila

dengan sebaik-baiknya merupakan bentuk dari pengamalan Islam.

Kalimat yang menegaskan adanya permusuhan kepada kafir dan musyrik.

Bagi kalangan PPIM termasuk kalimat intoleran. Tujuan PAI adalah pada

hakikatnya bukan hanya mengukuhkan menyampaikan konsep habluminallah akan

tetapi juga habluminannas. Sehingga seharusnya pernyataan-pernyataan dalam buku

PAI tidak memberikan gambaran permusuhan akan tetapi lebih pada toleransi dan

kebebasan berkeyakinan.

Bagi PPIM, kalimat yang menegaskan demokrasi sebagai syirik dengan

merujuk pendapat Abul A’la Maududi dianggap sebagai kalimat yang tidak

akomodatif terhadap perbedaan.

Berdasarkan hasil analisis penulis, apa yang disampaikan oleh PPIM bahwa

pesan toleransi dalam buku PAI terkesan ambigu adalah benar adanya. Hal tersebut

dapat dilihat dari adanya teks-teks bermuatan radikalisme disamping teks-teks

bermuatan toleransi dan demokrasi dalam buku PAI.

Dengan demikian, maka dapat dijelaskan bahwa adapun persamaaan antara

penelitian ini dengan penelitian PPIM yaitu di samping pada objek penelitian yaitu

pada kesimpulan penelitian bahwa buku teks PAI mengandung muatan radikalisme.

sementara itu, adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian dari PPIM adalah

objek penelitian. Jika PPIM meneliti buku teks PAI SD-SMA, maka peneliti sendiri

mengambil objek kajian buku PAI tingkat SMA yang diterbitkan oleh tiga penerbit

yang berbeda yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,

Erlangga dan Yudistira. Perbedaan juga terdapat pada fokus penelitian, jika PPIM

fokusnya hanya pada muatan radikalisme, maka peneliti memilih untuk meneliti

muatan toleransi dan demokrasi di samping muatan radikalisme.

C. Deradikalisasi Paham Islam Radikal di Sekolah

Untuk mencegah penyebaran ideologi Islam radikal di kalangan siswa-siswi,

Deradikalisasi merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Pendidikan sebagai pusat

pembelajaran siswa-siswi yang sedang berkembang dan mencari identitas adalah tempat

yang paling strategis untuk menangkal paham radikalisme dan sebaliknya

menumbuhkan pemahaman yang moderat. Ditemukan muatan radikalisme yang

mengajak siswa-siswi untuk bersikap anti-Barat, intoleran, fanatik, anti demokrasi di

Page 128: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

116

samping muatan toleransi dan demokrasi dalam buku ajar (buku paket dan LKS) yang

saling bertentangan ini membutuhkan kebijaksanaan guru untuk menjelaskannya secara

utuh dan komprehensif. (Rocmad, 2012) Karena posisi guru sangat strategis untuk

mempengaruhi pikiran para siswa-siswi baik pengaruh positif maupun negatif.

Untuk mengantisipasi penyebaran radikalisme, para guru PAI mesti memiliki

strategi yang baik untuk menangkal radikalisme. Adapun strategi-strategi yang dapat

dilakukan oleh guru dalam upaya deradikalisasi yaitu:

1. Melakukan kontra-ideologi dan mendoktrin siswa bahwa Islam adalah agama

damai yang menempatkan Muslim lain sebagai saudara sekalipun akidahnya

menyimpang.

2. Menjadikan akhlak sebagai determinan penting dalam kehidupan sesuai dengan Al-

Qur’an dan Hadits. “Menjelaskan Islam sesuai al-Qur’an dan Hadits” pasti

dilakukan oleh setiap umat Islam. Termasuk orang-orang yang berdakwah dengan

cara kekerasan pun merasa tindakannya sudah sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits.

Akan tetapi, adanya kekakuan dalam memahami Al-Qur’an dan hadits mendorong

seseorang untuk berpikir dan berperilaku keras. Sehingga menyebabkan munculnya

benturan di kalangan umat Islam karena mereka kaku dalam tafsir dan penerapan

hukum.

3. Memberikan penjelasan terhadap teks-teks agama secara komprehensif dan

kontekstual. Dalam menanamkan pemahaman yang inklusif pluralis pada siswa

maka guru harus menyelipkan penjelasan tentang perbandingan mazhab serta

perbandingan pandangan para alama maupun intelektual Islam terhadap ajaran

Islam. Karena hal tersebut akan membuka horizon siswa bahwa Islam memang satu

dan sumber pegangannya juga sama (Al-Qur’an dan Hadits). Tetapi dalam hal

memahami ajaran Islam, setiap ulama mungkin berbeda cara pandangnya. Inilah

yang menyebabkan banyaknya mazhab-mazhab ulama dalam Islam. Dengan

memahami banyaknya aliran mazhab, siswa -siswi menjadi tidak fanatik hanya satu

mazhab saja. Di samping itu, peserta didik juga menjadi toleran atas perbedaan

pandangan yang mungkin terjadi di antara para ulama.

4. Melakukan dialog persuasif terkait persoalan-persoalan yang ada.

5. Memberikan tambahan jam pelajaran pendidikan agama agar guru dapat

menjelaskan hakikat Islam yang sebenarnya kepada siswa. Sebab, akan sangat

sulit mengkaji hakikat Islam dengan waktu yang terbatas.

6. Memberikan pelatihan kepada guru PAI tentang pendidikan agama yang inklusif

pluralis bukan hanya pendidikan agama yang bersifat teologis-normatif.

Guru memiliki peran penting dalam menanamkan paham keagamaan yang inklusif-

moderat bahwa Islam sesungguhnya agama yang cinta damai, mengutamakan

toleransi.

7. Melakukan tracking anak yang terindikasi radikal dengan cara bertanya kepada

guru-guru yang lain. Termasuk menanyakan kepada siswa yang bersangkutan dari

mana mereka mendapatkan ajaran demikian. Setelah semua informasi diketahui,

guru agama, pihak sekokah bersama keluarga pihak keluarga duduk bersama untuk

mencari solusi bagi siswa yang terkena paham radikal tersebut. (Rocmad, 2012).

Untuk mengantisipasi radikalisme berkembang di kalangan siswa. Pihak

sekolah perlu memberikan pemahaman yang benar kepada yang siswa tentang bahaya

radikalisme. di samping itu, peran serta orang tua untuk mengawasi perilaku dan

kegiatan anak-anaknya juga sangat diperlukan. Karena, tanpa kerja sama yang baik

Page 129: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

117

antara pihak sekolah dan orang tua, upaya deradikalisasi paham radikal tidak akan

maksimal. (Rocmad, 2012).

Page 130: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung
Page 131: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

119

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Nilai-nilai radikalisme dalam buku teks terbitan Kementerian Pendidikan dan

kebudayaan Republik Indonesia, Erlangga dan Yudistira ialah memiliki

stigma negatif terhadap kelompok agama yang berbeda, membid’ahkan

pandangan yang berbeda dan memonopoli kebenaran, mengusung khilafah

Islamiyah, menolak demokrasi, dan memiliki stigma negatif terhadap Barat.

Sedangkan nilai-nilai toleransi dan demokrasi dalam buku teks yang

diterbitkan oleh ketiga penerbit di atas ialah menekankan pentingnya

perdamaian, persatuan, sikap saling menghargai dan saling menghormati,

musyawarah, kebebasan berpendapat dan beragama.

2. Buku teks yang diterbitkan oleh terbitan Kementrian Pendidikan dan

kebudayaan Republik Indonesia, Erlangga dan Yudistira pada dasarnya

banyak mengandung muatan toleransi dan demokrasi. Akan tetapi, tidak

dipungkiri bahwa buku teks PAI dari ketiga penerbit tersebut juga

mengandung muatan radikalisme. Yang paling miris, ternyata muatan

radikalisme paling banyak ditemukan dalam buku terbitan Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

B. Saran

1. Pemerintah dan penerbit harus selektif dalam memilih penulis dan

menerbitkan buku agama. Karena, buku PAI memiliki pengaruh terhadap

perkembangan pemahaman maupun pola pikir peserta didik.

2. Pemerintah, penerbit, penulis, pihak sekolah, guru maupun orang tua harus

menjalin kerja sama yang baik guna mengkonter penyemaian paham radikal

terhadap generasi muda.

Page 132: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

120

Page 133: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

121

121

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

AF, Ahmad Gaus. (2005). Islam Negara dan Civil Society: Gerakan dan

Pemikiran Islam Kontemporer, Jakarta: Paramadina.

Ahmad, Irfan. ( 2009). Islamism and Democracy in India: The Transformation

of Jamaat e-Islami, British: Pricenton University Press and Pricenton

And Oxford.

Alkaf, Halid. (2011). Quo Vadis Liberalisme Islam Indonesia. Jakarta: PT.

Kompas Media Nusantara.

Anwar, Junaidi., Latifah., & Margiono. (2007). Pendidikan Agama Islam Kelas

X. Jakarta: Yudistira.

--------. (2007). Pendidikan Agama Islam Kelas XI. Jakarta: Yudistira.

--------. (2007). Pendidikan Agama Islam Kelas XII. Jakarta: Yudistira.

Arofah, Arief . (2004). Diskursus Politik Islam. Jakarta: Lembaga Studi Islam

Progresif dan Yayasan Tifa Jakarta.

Assyaukanie, Luthfi. (2007). Islam Benar Versus Islam Salah. Depok: Katakita.

Azra, Azyumardi. (2002). Konflik Baru Antar Peradaban: Globalisasi,

Radikalisme, dan Pluralitas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bakti, Agus Surya. (2016). Deradikalisasi Nusantara: Perang Semesta Berbasis

Kearifan Lokal Melawan Radikalisasi dan Terorisme. Jakarta: Daulat

Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati, Sholeh., & Feisal, Ghozaly. (2015). Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti Kelas XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaa Republik Indonesia.

Al-Farran, Syaikh Ahmad bin Mustafa. Tafsir Imam Syafi’I (surah an-nisa-

surah Ibrahim) 2. Riyadh: Dar at-tadmuriyyah, 2006

Fauziah, A., Sri, H., & Syukron, K. (2010). Pandangan Sivitas Akademika UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Atas Radikalisme Islam. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Sarif Hidayatullah Jakarta.

Hadi, Soetrisno. (2014). Pemikiran Politik Islam di Indonesia Pasca Soeharto

1998-200: Studi Partai-partai Islam. Magelang: PKBM Ngudi Ilmu.

Hamka. (1984). Tafsir al-Azhar Juz 6: An-Nisa- al-Maidah. Jakarta: PT.Pustaka

Panjimas.

Hasbi, Artani. (2001). Musyawarah dan Demokrasi (Analisis Konseptual

Aplikatif dalam Lintasan Sejarah Pemikiran Politik Islam). Jakarta:

Gaya Media Pratama.

Hassan, Rifat., & Fatima Mernissi. (2000). Setara Dihadapan Allah.

Yogyakarta: LSPPA.

Hidayat, Kamaruddin. ( 2005). Islam Negara dan Civil Society: Gerakan dan

Pemikiran Islam Kontemporer. Jakarta: Paramadina.

Husaini, Adian dan Nuim Hidayat. (2002). Islam Liberal: Sejarah, Konsepsi,

Penyimpangan dan Jawaban. Jakarta: Gema Insani Press, 2002.

Page 134: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

122

Husaini, Adian. (2002). Penyesatan Opini: Sebuah Rekayasa Mengubah Citra.

Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Imarah, Muhammad. (1998). Perang Terminologi Islam Versus Barat, di

terjemahkan dari Ma’rakatul Mushthalahat Baina Al-Gharbi Wal

Islami oleh Musthalah Maufur. Jakarta: Robbani Press.

Ismail, Faisal. (2014). Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama: Konflik,

Rekonsiliasi dan Harmoni. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kamil, Syukron. (2013). Pemikiran Politik Islam Tematik: Agama dan Negara,

Demokrasi, Civil Society, Syari’ah dan HAM, Fundamentalisme, dan

Antikorupsi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kemenag RI. (2012). Moderasi Islam (Tafsir Al-Qur’an Tematik). Jakarta:

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.

Khalimi. (2010). Ormas-ormas Islam. Jakarta: Gang Persada Press.

Khairiyah, Nelty., & Endi Suhendi Zen. (2015) Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaa

Republik Indonesia.

Kibil, Gills., & Ali, Syu’aibi. (2004). Meluruskan Radikalisme Islam. Ciputat:

Pustaka Azhary.

Kurzman, Charles. (2003). Wacana Islam Lliberal Pemikiran Islam

Kontemporer Tentang Isu-isu Global, di terjemahkan dari Liberal

Islam: A Sourcebook oleh Bahrul Ulum dan Heri Junaidi. Jakarta:

Paramadina.

Lewis, Bernard. (2002) Islam Liberlisme Demokrasi: Membangun Sinerji

Warisan Sejarah, Doktrin dan Konteks Global. Jakarta: Paramadina.

Misrawi, Zuhairi. (2007). Al-Qur’an Kitab Toleransi: Inklusivisme, Pluralisme,

dan Multikulturalisme. Jakarta: Fitrah.

Mubarok, Zaky. (2008). Geneologi Islam Radikal di Indonesia: Gerakan,

Pemikiran, dan Prospek Demokrasi. Jakarta: Pustaka LP3ES.

Mulkhan, Abdul Munir., & Bilveer Singh. (2012). Jejaring Radikalisme Islam

Di Indonesia: Jejak Sang Pengantin Bom Bunuh Diri. Yogyakarta:

Jogja Bangkit Publisher.

Mustahdi., & Mustakim. (2014). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaa Republik

Indonesia.

Nata, Abuddin.( 2001). Peta Keragaman Pemikiran Islam Di Indonesia. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Qodir, Zuly. (2010). Islam Liberal: Varian-Varian Liberalisme Islam Di

Indonesia 1991-2002. Yogyakarta: PT.LkiS Printing Cemerlang.

Qardhawy, Yusuf. (2001). Sistem Pengetahuan Islam, Diterjemahkan dari

Madkhal Li Ma’rifah Al-Islam oleh Ahmad Barmawi. Jakarta: Restu

Ilahi, 2004.

--------, (2010). Membedah Islam Ekstrem, diterjemahkan dari Al-Shahwah Al-

Islamiyah Bain Al-Juhud Wa al-Tatharruf, oleh Alwi A.M. Bandung:

Mizan.

Page 135: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

123

123

Rauf, Feisal Abdul. (2013). Islam di Amerika: Refleksi Seorang Imam di

Amerika Tentang Keislaman dan Keamerikaan. Bandung: Al-Mizan.

Razak, Yusron. (2010). Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran

Sosiologis Perspektif Islam. Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama.

Rifai, Nurlena. 2015. Preventing Terrorism At School: An Evluation Of The

Indonesian Ministry of Religiuous Affairs’ Policies Concerning

Terrorism, Radical Religious Movements in curriculum content and

pedagogy of secondary Education. Makalah ini di sampaikan dalam

konferens “Building Network and Sharing Best Practices For

Strengthening Quality of Education in Muslim Society”, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 11 November 2015.

Rozak, Abdul., & Ubaedillah. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan:

Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta:

ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rufidah, Any, dkk. (2008). Agama dan Demokrasi. Malang: Averroes Press.

Sabirin, Rahimi. (2004). Islam & Radikalisme. Jakarta: Ar Rasyid.

Salim, Fahmi. (2013). Tafsir Sesat: 58 Essai Kritis Wacana Islam di Indonesia.

Jakarta: Gema Insani.

Sihbudi, Riza., & Endang, Turmudi. (2005). Islam dan Radikalisme di

Indonesia. Jakarta: LIPI Press.

Sivan, Emmanuel. (1985). Radical Islam: Medieval Theology and Modern

Politics. New Haven.

Sirry, Mun’im A. (2003). Membendung Militansi Agama (Iman dan Politik

dalam Masyarakat Modern). Jakarta: Erlangga.

Syafruddin, Didin. Police brief: Tanggung Jawab Negara Terhadap Pendidikan

Agama Islam. Di Sampaikan Dalam Seminar Hasil Penelitian

PPIM“Paham Eksklusif dan Radikalisme di Sekolah: Meninjau Ulang

Kebijakan Negara dan Politik Pendidikan Islam, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 29 September 2016.

Syamsuri. (2007). Pendidikan Agama Islam Kelas X. Jakarta: Erlangga.

--------. (2007). Pendidikan Agama Islam Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

--------. (2007). Pendidikan Agama Islam Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Syarif, Ibnu Mujar. (2006) Presiden Non Muslim di Negara Muslim: Tinjauan

dari Perspektif Politik Islam dan Relevansinya dalam Konteks

Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Winarno. (2013). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan: Panduan

Kuliah di Perguruan Tinggi. Jakarta: Sinar Grafika.

Yunus, Mahmud,. 2004. Tafsir Qur’an Karim, Jakarta: PT. Hidakarya Agung

Jakarta.

Zada, Khamami. (2002). Islam Radikal: Pergulatan Ormas-ormas Islam Garis

Keras di Indonesia. Jakarta: Teraju.

--------. (2004). Diskursus Politik Islam. Jakarta: Lembaga Studi Islam Progresif

dan Yayasan Tifa Jakarta.

Az-Zuhaili, Muhammad. (2012). Moderat Dalam Islam, (Penerjemah Kuwais

dan Ahmad Yunus Naidi). Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.

Page 136: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

124

B. Jurnal

Anshour, Omar. The Radicalization, di akses dari http://icsr.info/wp-

content/uploads/2012/10/1264507559VotesandViolenceIslamistsandthePr

ocessesofTransformationOmarAshour.pdf tanggal 25 September 2015

AF, Ahmad Gaus. ―Pemetaan Problem Radikalisme di SMU Negeri di 4

Daerah‖ Jurnal Maarif, Vol. 8, No. 1 (Juli 2013): 172-191. Diakses dari

http://maarifinstitute.org/ images/xplod/jurnal/vol%20viii%20no%201

%20juli%202013.pdf tanggal 25 September 2015

Akmaliah, Muhammad, Wahyudi dan Khelmy K. Pribadi “Anak Muda,

Radikalisme, dan Budaya Populer” Jurnal Maarif, Vol. 8, No. 1 (Juli

2013): 14-41. Diakses dari http://maarifinstitute.org/

images/xplod/jurnal/vol%20viii %20no%201%20juli %202013.pdf

tanggal 25 September 2015

Azca, Muhammad Najib. “Yang Muda, Yang Radikal: Refleksi Sosiologis

Terhadap Fenomena Radikalisme Kaum Muda Muslim di Indonesia Pasca

Orde Baru” Jurnal Maarif, Vol. 8, No. 1 (Juli 2013): 14-41. Diakses dari

http://maarifinstitute.org/ images/xplod/jurnal/vol%20viii

%20no%201%20juli %202013.pdf tanggal 25 September 2015.

Cavatorta, Francesco, (2005). The ‘War on Terrorism’—Perspectives from

Radical Islamic Groups. Journal of Irish Studies in International Affairs,

Vol. 16 (2005). Diakses dari http://doras.dcu.ie/488/1/isia_16_1_2005.pdf

Darraz, Muhd. Abdullah.“Radikalisme dan Lemahnya Peran Pendidikan

Kewargaan” Jurnal Maarif, Vol. 8, No. 1 (Juli 2013): 14-41. Diakses

darihttp://maarifinstitute.org/ images/xplod/jurnal/vol%20viii

%20no%201%20juli %202013.pdf tanggal 25 September 2015

Farikhatin, Anis. “Membangun Keberagamaan Inklusif-Dialogis di SMA PIRI I

Yogyakarta (Pengalaman Guru Agama Mendampingi Peserta Didik di

Tengah Tantangan Radikalisme)” Jurnal Maarif, Vol. 8, No. 1 (Juli 2013):

102 – 129. Diakses dari http://maarifinstitute.org/images/xplod/

jurnal/vol%20viii%20no%201%20juli%202013.pdf tanggal 25 September

2015.

Qodir, Zuly. “Perspektif Sosiologi tentang Radikalisasi Agama Kaum Muda”

Jurnal Maarif, Vol. 8, No. 1 (Juli 2013): 14-41. Diakses

darihttp://maarifinstitute.org/ images/xplod/jurnal/vol%20viii

%20no%201%20juli %202013.pdf tanggal 25 September 2015

Rahnema, Saeed. “Radical Islamism and Failed Developmentalism”. Journal of

third world quarterly volume 29, issue 3, 2008. Diakses dari

http://courses.arch.vt.edu/courses/wdunaway/gia5524/rahnema08.pdf pada

tanggal 25 September 2015

Rokhmad, Abu. ―Radikalisme Islam dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal.

Jurnal Walisongo, Vol. 20, No. 1, (Mei 2012): 79–114. Diakses dari

http://eprints.walisongo.ac.id/1931/1/Abu_Rokhmad-Radikalisme_

Islam.pdf tanggal 25 September 2015.

Page 137: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung

125

125

Wildan, Muhammad. “The Nature of Radical Islamic Groups In Solo”. Jurnal of

Indonesia Islam, Vol.07, No.I (June 2013): 49-69. Diakses pada tanggal 25

September 2015

Zubadki, Zora A. “Kaum Muda dan Radikalisme” Jurnal Maarif, Vol. 8, No. 1

(Juli 2013): 14-41. Diakses dari http://maarifinstitute.org/

images/xplod/jurnal/vol%20viii %20no%201%20juli %202013.pdf

tanggal 25 September 2015.

Page 138: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website€¦ · perbandingan proporsi antara teks yang bermuatan radikal dengan teks yang bermuatan toleransi dan demokrasi. ... benar, mengusung