Uh Sejarah Indonesia
description
Transcript of Uh Sejarah Indonesia
UH SEJARAH INDONESIA
OLEH
ADITA SUCI RAMADHAN
X MIA 2
1. Jelaskan perubahan kehidupan bangsa indonesia setelah mendapat pengaruh
kebudayaan islam!
JAWAB:
a. pengaruh islam di bidang bahasa
Konversi Islam nusantara awalnya terjadi di sekitar semenanjung Malaya.
Menyusul konversi tersebut, penduduknya meneruskan penggunaan bahasa
Melayu. Melayu lalu digunakan sebagai bahasa dagang yang banyak digunakan
di bagian barat kepulauan Indonesia. Seiring perkembangan awal Islam, bahasa
Melayu pun memasukkan sejumlah kosakata Arab ke dalam struktur bahasanya.
Selain itu, terjadi modifikasi atas huruf-huruf Pallawa ke dalam huruf Arab, dan
ini kemudian dikenal sebagai huruf Jawi.
Bersamaan naiknya Islam menjadi agama dominan kepulauan nusantara, terjadi
sinkretisasi atas bahasa yang digunakan Islam. Sinkretisasi terjadi misalnya
dalam struktur penanggalan Çaka. Secara sinkretis, nama-nama bulan Islam
disinkretisasi Agung Hanyakrakusuma (sultan Mataram Islam) ke dalam sistem
penanggalan Çaka. Penanggalan çaka berbasis penanggalan Matahari (syamsiah,
mirip gregorian), sementara penanggalan Islam berbasis peredaran Bulan
(qamariah). Hasilnya pada 1625, Agung Hanyakrakusuma mendekritkan
perubahan penanggalan Çaka menjadi penanggalan Jawa yang sudah banyak
dipengaruhi budaya Islam. Nama-nama bulan yang digunakan tetap 12, sama
dengan penanggalan Hijriyah (versi Islam).
b. Pengaruh Islam di Bidang Pendidikan
Salah satu wujud pengaruh Islam yang lebih sistemik secara budaya adalah
pesantren. Pada dasarnya, pesantren adalah sebuah asrama tradisional pendidikan
Islam. Siswa tinggal bersama untuk belajar ilmu keagamaan di bawah bimbingan
guru yang disebut Kyai. Asrama siswa berada di dalam kompleks pesantren di
mana kyai berdomisili. Dengan kata lain, pesantren dapat diidentifikasi adanya
lima elemen pokok yaitu: pondok, masjid, santri, kyai, dan kitab-kitab klasik
(kitab kuning)
c. pengaruh islam dibidang arsitektur dan kesenian
Masjid.
Masjid-masjid awal yang dibangun pasca penetrasi Islam ke nusantara cukup
berbeda dengan yang berkembang di Timur Tengah. Salah satunya tidak
terdapatnya kubah di puncak bangunan. Kubah digantikan semacam meru, susunan
limas tiga atau lima tingkat, serupa dengan arsitektur Hindu. Masjid Banten
memiliki meru lima tingkat, sementara masjid Kudus dan Demak tiga tingkat.
Namun, bentuk bangunan dinding yang bujur sangkar sama dengan budaya
induknya.
Perbedaan lain, menara masjid awalnya tidak dibangun di Indonesia. Menara
dimaksudkan sebagai tempat mengumandakan adzan, seruan penanda shalat. Peran
menara digantikan bedug atau tabuh sebagai penanda masuknya waktu shalat.
Setelah bedug atau tabuh dibunyikan, mulailah adzan dilakukan. Namun, ada pula
menara yang dibangun semisal di masjid Kudus dan Demak.
Pusara
Setelah pengaruh Islam, makam seorang berpengaruh tidak lagi diwujudkan ke
dalam bentuk candi melainkan sekadar cungkup. Lokasi tubuh dikebumikan ini
ditandai pula batu nisan.
Seni
Ajaran Islam melarang kreasi makhluk bernyawa ke dalam seni. Larangan dipegang
para penyebar Islam dan orang-orang Islam Indonesia. Sebagai pengganti
kreativitas, mereka aktif membuat kaligrafi serta ukiran tersamar.
Seni sastra
Sastrawan Islam melakukan gubahan baru atas Mahabarata, Ramayana, dan
Pancatantra. Hasil gubahan misalnya Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Perang
Pandawa Jaya, Hikayat Seri Rama, Hikayat Maharaja Rawana, Hikayat
Panjatanderan. Di Jawa, muncul sastra-sastra lama yang diberi muatan Islam
semisal Bratayuda, Serat Rama, atau Arjuna Sasrabahu. Di Melayu berkembang
Sya’ir, terutama yang digubah Hamzah Fansuri berupa suluk (kitab yang
membentangkan persoalan tasawuf). Suluk gubahan Fansuri misalnya Sya’ir
Perahu, Sya’ir Si Burung Pingai, Asrar al-Arifin, dan Syarab al Asyiqin.
(sumber: http://setabasri01.blogspot.com/2012/04/penyebaran-budaya-islam-di-
indonesia.html)
2. Apa perbadaan kerajaan pada masa pengaruh Islam dengan pada masa pengaruh
Hindu-Budha secara politik,ekonomi,sosial,dan budaya? Sajikan dalam bentuk
tabel berikut!
No Aspek Kerajaan pada masa pengaruh Hindu-
Budha
Kerajaan pada masa pengaruh
islam
1. Politik Didalam kerajaan Hindu-Budha tidak
ada gelar khusus bagi sebutan raja
Raja menggunakan gelar sultan
atau susubunan
2. Ekonomi Masuknya hindu budha makin
memperluas wilaya perdagangan di
Indonesia
Masuknya agama islam ke
Indonesia memiliki andil yang
sangat besar terhadap kemajuan di
tanah air
3. Sosial Sejak masuknya pengaruh Hindu
budha di Indonesia terdapat pembagian
kelompok masyarakat indonesia
berdasarkan kasta
Sejak masuknya pengaruh Islam
di Indonesia tidak terdapat
pembagian kelompok masyarakat
indonesia berdasarkan kasta
4. Budaya Didalam kebudayaan jawa menyatakan
bahwa raja adalah makhluk yang
tertinggi di rakyat
Muncur berbagai tradisi setelah
islam berinteraksi dengan
kebudayaan setempat
(sumber: Buku cetak sejarah Indonesia)
3. Tuliskan isi perjanjian Bongaya dan apa dampaknya bagi kerajaan Gowa-Tallo?
Isi Perjanjian Bongaya adalah sebagai berikut:
1. VOC menguasai monopoli perdagangan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi
Tenggara.
2. Makasar harus melepas seluruh daerah bawahannya, seperti Sopeng, Luwu,
Wajo, dan Bone.
3. Aru Palaka dikukuhkan sebagai Raja Bone.
4. Makasar harus menyerahkan seluruh benteng-bentengnya.
5. Makasar harus membayar biaya perang dalam bentuk hasil bumi kepada VOC
setiap tahun.
Pengaruh perjanjian Bongaya terhadap Gowa-Tallo:
Perjanjian tersebut sangat merugikan rakyat Indonesia, terlebih di Makasar dan
politik adu domba Belanda terhadap Sultan Hasanudin dan Aru Palaka telah
menghancurkan persatuan rakyat di Makasar.
(sumber: http://buihkata.blogspot.com/2012/11/isi-perjanjian-bongaya.html)
4. Jelaskan hubungan antara kerajaan Gowa dengan kerajaan Lombok dan
Sumbawa!
Selaparang merupakan pusat kerajaan Islam di Lombok di bawah
pemerintahan Prabu Rangkesari. Pada masa itulah Selaparang mengalami
zaman keemasan dan memegang hegemoni di seluruh Lombok. Dari
Lombok, Islam disebarkan ke Pejanggik, Parwa, Sokong, Bayan, dan tempat-
tempat lainnya. Konon Sunan Perapen meneruskan dakwahnya dari Lombok
menuju Sumbawa. Hubungan dengan beberapa negeri dikembangkan
terutama dengan Demak. Kerajaan-kerajaan di Sumbawa Barat dapat
dimasukkan kepada kekuasaan Kerajaan Gowa pada 1618. Bima ditaklukkan
pada 1633 dan kemudian Selaparang pada 1640. Pada abad ke-17 seluruh
Kerajaan Islam Lombok berada di bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan
Gowa. Hubungan antara Kerajaan Gowa dan Lombok dipererat dengan cara
perkawinan seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik, dan Pemban
Parwa. Kerajaan-kerajaan di Nusa Tenggara mengalami tekanan dari VOC
setelah terjadinya perjanjian Bongaya pada 18 November 1667. Oleh karena
itu pusat Kerajaan Lombok dipindahkan ke Sumbawa pada 1673 dengan
tujuan untuk dapat mempertahankan kedaulatan kerajaan-kerajaan Islam di
pulau tersebut dengan dukungan pengaruh kekuasaan Gowa. Sumbawa
dipandang lebih strategis daripada pusat pemerintahan di Selaparang
mengingat ancaman dan serangan terhadap VOC terus-menerus terjadi.
(sumber: http://www.gurusejarah.com/2015/01/kerajaan-kerajaan-islam-di-
nusa-tenggara.html)
5. Hubungan antara kerajaan ternate dan tidore serta jelaskan bagaimana
perkembangan islam diwilayah tersebut!
Letak Kerajaan Ternate dan Tidore sangat strategis sehingga dijadikan
pelabuhan perdagangan rempah-rempah karena Maluku merupakan daerah
pengahasil rempah-rempah terbesar. Sehingga banyak pedagang dari berbagai
daerah maupun negara lain datang untuk membeli rempah-rempah. Kerajaan-
kerajaan di Maluku sangat akrab menjalin hubungan ekonomi dengan pedagang
Jawa. Hubungan kedua belah pihak sangat berpengaruh terhadap proses
penyebaran Agama Islam. Seiring dengan ramainya perdagangan di Maluku,
berdatangan para mubaligh dari Gresik, Jawa Timur untuk menyebarkan Agama
Islam
6. Jelaskan bagaimana islam masuk dan berkembang di papua!
Sejarah Masuknya Islam di kepulauan Papua sama halnya dengan sejarah
masuknya islam di kota-kota yang ada di Nusantara, dan rata-rata melalui jalur
perdagangan. Karena letak Papua yang strategis menjadikan wilayah ini pada
masa lampau menjadi perhatian dunia Barat, maupun para pedagang lokal
Indonesia sendiri. Daerah ini kaya akan barang galian atau tambang yang tak
ternilai harganya dan kekayaan rempah-rempah sehingga daerah ini menjadi
incaran para pedagang. Karena kandungan mineral dan kekayaan rempah-
rempah maka terjadi hubungan politik dan perdagangan antara kepulauan Raja
Ampat dan Fakfak dengan pusat kerajaan Ternate dan Tidore, sehingga banyak
pedagang datang untuk memburu dagangan di daerah tersebut. Dalam sejarah
islamisasi di papua terdapat 7 teori yang membahas kedatangan islam, yaitu :
Teori Papua
Teori ini merupakan pandangan adat dan legenda yang melekat di sebagaian
rakyat asli Papua, khususnya yang berdiam di wilayah fakfak, kaimana,
manokwari dan raja ampat (sorong). Teori ini memandang Islam bukanlah
berasal dari luar Papua dan bukan di bawa dan disebarkan oleh kerejaan ternate
dan tidore atau pedagang muslim dan da’I dari Arab, Sumatera, Jawa, maupun
Sulawesi. Namun Islam berasal dari Papua itu sendiri sejak pulau Papua
diciptakan oleh Allah Swt. mereka juga mengatak bahwa agama Islam telah
terdapat di Papua bersamaan dengan adanya pulau Papua sendiri, dan mereka
meyakini kisah bahwa dahulu tempat turunya nabi adam dan hawa berada di
daratan Papua.
Teori Aceh
Studi sejarah masukanya Islam di Fakfak yang dibentuk oleh pemerintah
kabupaten Fakfak pada tahun 2006, menyimpulkan bahwa Islam datang pada
tanggal 8 Agustus 1360 M, yang ditandai dengan hadirnya mubaligh Abdul
Ghafar asal Aceh di Fatagar Lama, kampong Rumbati Fakfak. Penetapan
tanggal awal masuknya Islam tersebut berdasarkan tradisi lisan yang
disampaikan oleh putra bungsu Raja Rumbati XVI (Muhamad Sidik Bauw) dan
Raja Rumbati XVII (H. Ismail Samali Bauw), mubaligh Abdul Ghafar
berdakwah selama 14 tahun (1360-1374 M) di Rumbati dan sekitarnya,
kemudian ia wafat dan di makamkan di belakang masjid kampong Rumbati pada
tahun 1374 M.
Baca Juga : Sejarah Perkembangan Islam di Kepulauan Maluku
Teori Arab
Menurut sejarah lisan Fakfak, bahwa agama Islam mulai diperkenalkan di tanah
Papua, yaitu pertama kali di Wilayah jazirah onin (Patimunin-Fakfak) oleh
seorang sufi bernama Syarif Muaz al-Qathan dengan gelar Syekh Jubah Biru
dari negeri Arab, yang di perkirakan terjadi pada abad pertengahan abad XVI,
sesuai bukti adanya Masjid Tunasgain yang berumur sekitat 400 tahun atau di
bangun sekitar tahun 1587. Selain dari sejarah lisan tadi, dilihat dalam catatan
hasil Rumusan Seminar Sejarah Masuknya Islam dan Perkembanganya di
Papua, yang dilaksanakan di Fakfak tanggal 23 Juni 1997, dirumuskan bahwa:
1. Islam dibawa oleh sultan abdul qadir pada sekitar tahun 1500-an (abad XVI),
dan diterima oleh masyarakat di pesisir pantai selatan Papua (Fakfak, Sorong
dan sekitarnya)
2. Agama Islam datang ke Papua dibawa oleh orang Arab (Mekkah).
Teori Jawa
Berdasarkan catatan keluarga Abdullah Arfan pada tanggal 15 Juni 1946,
menceritakan bahwa orang Papua yang pertama masuk Islam adalah Kalawen
yang kemudian menikah dengan siti hawa farouk yakni seorang mublighat asal
Cirebon. Kalawen setelah masuk Islam berganti nama menjadi Bayajid,
diperkirakan peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1600. Jika dilihat dari silsilah
keluarga tersebut, maka Kalawen merupakan nenek moyang dari keluarga Arfan
yang pertama masuk Islam.
Teori Banda
Menurut Halwany Michrob bahwa Islamisasi di Papua, khusunya di Fakfak
dikembagkan oleh pedagang-pedagang Bugis melalui banda yang diteruskan ke
fakfak melalui seram timur oleh seorang pedagang dari Arab bernama haweten
attamimi yang telah lama menetap di ambon. Microb juga mengatakan bahwa
cara atau proses Islamisasi yang pernah dilakuka oleh dua orang mubaligh dari
banda yang bernama salahuddin dan jainun, yaitu proses pengIslamanya
dilakukan dengan cara khitanan, tetapi dibawah ancaman penduduk setempat
yaitu jika orang yang disunat mati, kedua mubaligh tadi akan dibunuh, namun
akhirnya mereka berhasil dalam khitanan tersebut kemudian penduduk setempat
berduyun-duyun masuk agama Islam.
Teori Bacan
Kesultanan bacan dimasa sultan mohammad al-bakir lewat piagam kesiratan
yang dicanangkan oleh peletak dasar mamlakatul mulukiyah atau moloku kie
raha (empat kerajaan Maluku: ternate, tidore, bacan, dan jailolo) lewat walinya
ja’far as-shadiq (1250 M), melalui keturunannya keseluruh penjuru negeri
menyebarkan syiar Islam ke Sulawesi, philipina, Kalimantan, nusa tenggara,
Jawa dan Papua.
Menurut Arnold, raja bacan yang pertama masuk Islam bernama zainal abiding
yang memerintah tahun 1521 M, telah menguasai suku-suku di Papua serta
pulau-pulau disebelah barat lautnya, seperti waigeo, misool, waigama dan
salawati. Kemudian sultan bacan meluaskan kekuasaannya sampai ke
semenanjung onin fakfak, di barat laut Papua pada tahun 1606 M, melalui
pengaruhnya dan para pedagang muslim maka para pemuka masyarakat pulau –
pulau tadi memeluk agama Islam. Meskipun masyarakat pedalaman masih tetap
menganut animisme, tetapi rakyat pesisir menganut agama Islam.
Dari sumber – sumber tertulis maupun lisan serta bukti – bukti peninggalan
nama – nama tempat dan keturunan raja bacan yang menjadi raja – raja Islam di
kepulauan raja ampat. Maka diduga kuat bahwa yang pertama menyebarkan
Islam di Papua adalah kesultanan bacan sekitar pertengahan abad XV. Dan
kemudian pada abad XVI barulah terbentuk kerajaan – kerajaan kecil di
kepulauan raja ampat itu.
Teori Maluku Utara (Ternate-Tidore)
Dalam sebuah catatan sejarah kesultanan Tidore yang menyebutkan bahwa pada
tahun 1443 M Sultan Ibnu Mansur ( Sultan Tidore X atau sultan Papua I )
memimpin ekspedisi ke daratan tanah besar ( Papua ). Setelah tiba di wilayah
pulau Misool, raja ampat, maka sultan ibnu Mansur mengangkat Kaicil Patrawar
putra sultan Bacan dengan gelar Komalo Gurabesi ( Kapita Gurabesi ). Kapita
Gurabesi kemudian di kawinkan dengan putri sultan Ibnu Mansur bernama Boki
Tayyibah. Kemudian berdiri empat kerajaan dikepulauan Raja Ampat tersebut
adalah kerajaan Salawati, kerajaan Misool/kerajaan Sailolof, kerajaan Batanta
dan kerajaan Waigeo. Dari Arab, Aceh, Jawa, Bugis, Makasar, Buton, Banda,
Seram, Goram, dan lain – lain.
Masa antara abad XIV-XV memiliki arti penting dalam sejarah kebudayaan
Nusantara, di mana pada saat itu ditandai hegemoni Majapahit sebagai Kerajaan
Hindu-Budha mulai pudar. Sejak zaman itu muncul zaman baru yang ditandai
penyebaran Islam melalui jalar perdagangan Nusantara. Melalui jalur damai
perdagangan itulah, Islam kemudian semakin dikenal di tengah masyarakat
Papua. Kala itu penyebaran Islam masih relatif terbatas di kota-kota pelabuhan.
Para pedagang dan ulama menjadi guru-guru yang sangat besar pengaruhnya di
tempat-tempat baru.
(sumber: http://kota-islam.blogspot.com/2013/10/sejarah-perkembangan-
islam-di-papua.html)
7. Buatlah peta tentang letak kerajaan islam dikalimantan dan berikan
penjelasan singkatnya!
Penjelasan: Kerajaan Banjar adalah kerajaan Islam di pulau kalimantan yang
wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar daerah kalimantan pada saat
sekarang ini. Pusat Kerajaan Banjar yang pertama adalah daerah di sekitar Kuin
Utara (sekarang di daerah Banjarmasin) , kemudian dipindah ke martapura
setelah keraton di Kuin dihancurkan oleh Belanda. Kerajaan ini berdiri pada
september 1526 dengan Sultan Suriansyah (Raden Samudera) sebagai Sultan
pertama Kerajaan Banjar. Kerajaan Banjar runtuh pada saat berakhirnya Perang
Banjar pada tahun 1905. Perang Banjar merupakan peperangan yang diadakan
kerajaan Banjar untuk melawan kolonialisasi Belanda. Raja terakhir adalah
Sultan Mohammad Seman (1862 - 1905), yang meninggal pada saat melakukan
pertempuran dengan belanda di puruk cahu,
(sumber: http://brainly.co.id/tugas/52030)
8. Tuliskan sumber sejarah dari kerajaan samudera pasai!
1. Berita dari Marco Polo yang singgah di daerah Samudera Pasai pada tahun
1292.
2. Berita dari Tome Pires dalam Summer Orienal-nya. Ia menyebutkan bahwa
pada tahun 1512-1515 M, ia berkunjung ke daerah pesisir utara dan timur
daerah Sumatera.
3. Berita dari Ibnu Batutah seorang musafir daro Maroko yang singgah di
Samudera Pasai.
4. Nisan kubur Sultan Malik Al-Saleh yang berangka tahun 696 H/ 1297 M.
5. Naskah atau Hikayat raja-raja Pasai, karangan Hamzah Fansuri dari abad
ke-15 M.
6. Nisan kubur ratu Nahrasiyah yang berangka tahun 1428 M.
7. Mata uang logam emas yaitu dirham yang mulai dibuat pada masa
pemerintahan Sultan Muhammad (1297-1326 AD)
8. Nisan Na’ina Husam al-Din.
(sumber: https://langit2download.wordpress.com/2014/08/27/ringkasan-
materi-kerajaan-samudera-pasai-dan-kerajaan-aceh/)
9. Jelaskan latar belakang berdirinya kerajaan demak!
Kerajaan Islam Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang
didirikan oleh Raden Patah tahun 1475 di Bintoro,Demak. Raden Patah
mendirikan kerajaan tanpa ikatan dengan kerajaan Majapahit karena pada
saat itu, kerajaan Majapahit sedang mengalami kemunduran. Para Wali
Songo mendukung berdirinya kerajaan Demak dan dalam waktu singkat
Demak berhasil menjadi kerajaan yang sangat besar
(sumber: http://riohandicha.blogspot.com/2015/02/uji-kompetensi-
halaman-163-sejarah.html)
10. Bagaimana proses berdirinya kerajaan Mataram!
Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pernah
berdiri pada abad ke-17. Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan
Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan, yang mengklaim sebagai
suatu cabang ningrat keturunan penguasa Majapahit. Asal-usulnya
adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang, berpusat di
"Bumi Mentaok" yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan
sebagai hadiah atas jasanya. Raja berdaulat pertama adalah Sutawijaya
(Panembahan Senapati), putra dari Ki Ageng Pemanahan.
(sumber: http://riohandicha.blogspot.com/2015/02/uji-kompetensi-
halaman-163-sejarah.html)
11. Slogan kota demak adalah “Demak Kota Para Wali” hal apa yang
mendasari slogan tersebut?
Karena demak dahulu adalah tempat rapatnya para Wali Songo
(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Demak#Julukan)
12. Ceritakan bagaimana islam masuk dan berkembang di sumatera barat!
(berikan bukti atau sumber sejarahnya)
Agama Islam pertama kali memasuki Sumatera Barat pada abad ke-7,
dimana pada tahun 674 telah didapati masyarakat Arab di pesisir timur
Pulau Sumatera. Selain berdagang, secara perlahan mereka membawa
masuk agama Islam ke dataran tinggi Minangkabau atau Sumatera Barat
sekarang melalui aliran sungai yang bermuara di timur pulau Sumatera,
seperti Batang Hari.
Perkembangan agama Islam di Sumatera Barat menjadi sangat pesat setelah
Kesultanan Aceh diperintah oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar,
yang berhasil meluaskan wilayahnya hampir ke seluruh pantai barat
Sumatera. Sehingga pada abad ke-13, Islam mulai memasuki Tiku,
Pariaman, Air Bangis, dan daerah pesisir Sumatera Barat lainnya. Islam
kemudian juga masuk ke daerah pedalaman atau dataran tinggi
Minangkabau yang disebut "darek". Di kawasan daerak pada saat itu berdiri
Kerajaan Pagaruyung, dimana kerajaan tersebut mulai mendapat pengaruh
Islam sekitar abad ke-14. Sebelum Islam diterima secara luas, masyarakat
yang ada di sekitar pusat kerajaan dari beberapa bukti arkeologis
menunjukan pernah memeluk agama Buddha dan Hindu terutama sebelum
memasuki abad ke-7.
Sejak abad ke-16, agama Islam telah dianut oleh seluruh masyarakat
Minangkabau baik yang menetap di Sumatera Barat maupun di luar
Sumatera Barat. Jika ada masyarakatnya keluar dari agama Islam atau
murtad, secara langsung yang bersangkutan juga dianggap keluar dari
masyarakat Minangkabau. Namun hingga akhir abad ke-17, sebagian dari
mereka terutama yang ada di lingkungan kerajaan, belum sepenuhnya
menjalankan syariat Islam dengan sempurna dan bahkan masih melakukan
perbuatan yang dilarang dalam Islam. Mengetahui hal tersebut, ulama-
ulama Minangkabau yang saat itu disebut Kaum Padri dalam suatu
perundingan mengajak masyarakat di sekitar kerajaan Pagaruyung terutama
Raja Pagaruyung untuk kembali ke ajaran Islam. Namun perundingan
tersebut pada tahun 1803 berujung kepada konflik yang dikenal sebagai
Perang Padri.
(sumber: .wikipedia.org/wiki/Islam_di_Sumatera_Barat)