UGM MENUJU GREEN CAMPUS

21
TUGAS UAS KONSERVASI ENERGI (TKF 3418) UGM MENUJU GREEN CAMPUS Aditya Muhtadi (33979) Cecep Setiawan (35996) Anastasia Fytry Putry (35783) PRODI FISIKA TEKNIK JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011

description

Kampus merupakan sarana bagi pelajar/mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan dan pengetahuan demi kemajuan suatu bangsa. Kampus menjadi salah satu lokasi yang digunakan sebagai sarana pembelajaran baik teori maupun praktek. Dengan ribuan kampus yang tersebar di seluruh bangsa, meliputi ratusan juta kaki persegi ruang gedung, kampus telah menjadi bagian integral dari suatu masyarakat. Kampus menjadi tempat dimana para terpelajar dididik dan didewasakan agar dapat memberi solusi dalam suatu permasalahan bangsa. Maka dari itu, sudah sepatutnya kampus menjadi ujung tombak terdepan dalam menyelesaikan suatu permasalahan bangsa, seperti permasalahan energi dan lingkungan.

Transcript of UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Page 1: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

TUGAS UAS

KONSERVASI ENERGI

(TKF 3418)

UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Aditya Muhtadi (33979)

Cecep Setiawan (35996)

Anastasia Fytry Putry (35783)

PRODI FISIKA TEKNIK

JURUSAN TEKNIK FISIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2011

Page 2: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

DESKRIPSI KAMPUS UGM

Kampus adalah salah satu sarana bagi setiap elemen masyarakat untuk menuntut ilmu,

terutama mahasiswa. Disinilah tempat para ahli dan masyarakat dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan dan mendalami berbagai bidang ilmu pengetahuan dan keahlian yang

diharapkan. Sarana yang mendukung membuat suasana kondusif bagi para pelajar

bereksperimen dan belajar secara maksimal. Oleh karena itu, kebanyakan para pakar dan ahli

terlahir dari kampus.

Sudah sepatutnya dalam rangka dalam mengatasi krisis energi yang berdampak secara

global ini dimulai dengan wilayah kampus. Dimana tempat para pakar dan ahli bertempat dan

mengembangkan risetnya dan ini pun akan menjadi sebuah contoh kepada kalangan dan

elemen masyarakat yang lain jika memang suasana kampus sudah sesuai dengan konsep

konservasi energi serta ramah lingkungan.

Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu kampus terbesar di Indonesia,

sepatutnya menjadikan konsep ini sebagai sesuatu hal yang mendasar. Bukan hanya untuk

menjadi contoh masyarakat namun pula untuk memicu kampus lain di Indonesia untuk pula

dapat menggunakan konsep konservasi energi ini dalam penataan kampusnya.

Kebijakan kampus UGM belakangan ini memang mengarah pada penghijauan

kampus. Beragam konsep hemat energi dalam manajemen dan penghijauan kampus telah

diusung dan dilakukan dengan bertahap. Mulai dari sepeda kampus, bis kampus yang sedang

dalam pembangunan, penghematan dan pembatasan penggunaan energi dalam manajemen,

pemanfaatan alam sebagai sumber energi, dan lain sebagainya. Langkah ini sangat tepat jika

dilakukan dan memang harus dilakukan sejak dini. Karena pengembangan konsep ini tidaklah

mungkin dapat dirasakan seketika itu juga namun merupakan konsep yang memerlukan

waktu yang lama agar dapat dirasakan manfaatnya.

Peninjauan tentunya tidaklah dari segi kebijakan saja namun juga harus pada hal

konsumsi energi kampus secara menyeluruh. Berdasarkan data konsumsi energi listrik setiap

bulannya, diketahui apabila kampus UGM harus mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk

membiayai konsumsi energi listriknya. Konsumsi energi listrik ini dapat terus meningkat

dikarenakan adanya peningkatan populasi dan pembangunan gedung baru di kampus UGM,

penambahan beban listrik di kampus UGM, perubahan fungsi ruangan, dan penambahan

pelanggan listrik, serta tingkat kuat penerangan yang tidak memadai.

Page 3: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Tentunya perlu dilakukan perhitungan konsumsi energi listrik ulang guna mengetahui

apakah konsumsi energi listrik di kampus UGM masih hemat dan efisien atau tidak. Setelah

dilakukan perhitungan konsumsi energi listrik, kemudian mencari alternatif peluang untuk

penghematannya. Untuk maksud inilah perlu dilaksanakan kegiatan audit energi listrik di

kampus UGM.

Dengan menghitung intensitas konsumsi energi listrik pada gedung kampus UGM

akan diketahui sejauh mana efisiensi penggunaan energi listrik pada gedung UGM, baik

secara keseluruhan maupun pada masing-masing sektor penggunaan dan mencari bagaimana

cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik pada gedung kampus UGM

tanpa mengurangi produktifitas dan kenyamanan penghuninya.

sumber: ugm.ac.id

Page 4: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

GREEN CAMPUS

Kampus, “suatu kata yang berasal dari bahasa Latin, campus, yang berarti lapangan

luas. Dalam pengertian modern, kampus berarti, sebuah kompleks atau daerah tertutup yang

merupakan kumpulan gedung-gedung universitas atau perguruan tinggi. Bisa pula berarti

sebuah cabang daripada universitas sendiri” (Wikipedia).

Kampus merupakan sarana bagi pelajar/mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan

dan pengetahuan demi kemajuan suatu bangsa. Kampus menjadi salah satu lokasi yang

digunakan sebagai sarana pembelajaran baik teori maupun praktek. Dengan ribuan kampus

yang tersebar di seluruh bangsa, meliputi ratusan juta kaki persegi ruang gedung, kampus

telah menjadi bagian integral dari suatu masyarakat. Kampus menjadi tempat dimana para

terpelajar dididik dan didewasakan agar dapat memberi solusi dalam suatu permasalahan

bangsa. Maka dari itu, sudah sepatutnya kampus menjadi ujung tombak terdepan dalam

menyelesaikan suatu permasalahan bangsa, seperti permasalahan energi dan lingkungan.

Dalam masalah energi, khususunya di Indonesia, dapat dikatakan selalu mengalami

krisis energi. Padahal sumber daya alam negeri ini melimpah ruah, sehingga seharusnya

negeri ini tidak mengalami krisis energi. Lalu apa yang menyebabkan krisis energi tersebut?

Hal ini disebabkan buruknya pengelolaan energi sehingga mengakibatkan terjadinya

pemborosan energi, seperti pemborosan penggunaan energi listrik, air, dll.

Sedangkan permasalahan lingkungan menjadi salah satu hal yang paling utama dan

paling diperhatikan dalam beberapa tahun belakangan ini. Isu pemanasan global dan

perubahan iklim (climate change) bukan lagi sekedar isapan jempol belaka, tapi sudah

menunjukan bentuk & wujud yang sebenarnya ke hadapan umat manusia di Bumi dengan

semakin tidak nyamannya Bumi sebagai tempat tinggal ataupun hunian makhluk hidup.

Berbagai fenomena alam yang cenderung mengalami penyimpangan (anomali) akhir-akhir

ini, seperti iklim yang kacau, panas yang ekstrim berkepanjangan, intensitas curah hujan yang

kelewat tinggi diluar normal, banjir, angin ribut, puting beliung, banyak dikaitkan dengan isu

pemanasan global tersebut.

Lalu, apa yang dapat dilakukan oleh suatu kampus untuk mencari solusi dalam

permasalahan energi dan lingkungan di Bumi ini?

Page 5: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Salah satu program yang akhir-akhir ini terutama ditujukan untuk lingkungan kampus

adalah yang disebut dengan program eco-campus (Green Campus). Program green campus

menjadi suatu perwujudan sebuah kampus yang memanfaatkan energi ramah lingkungan dan

menjadi tindakan nyata untuk menjawab berbagai permasalahan lingkungan yang terjadi di

Bumi ini. Dengan demikian yang diharapakan adalah muncul dan terbangunnya kesadaran

dan kepedulian warga kampus sendiri dalam memelihara kelestarian lingkungan. Selain itu

juga, kampus yang merupakan tempat berkumpulnya para intelektual dan tempat

dilahirkannya para intelektual muda generasi penerus bangsa diharapkan dapat menjadi

pelopor dan role model atau contoh bagi institusi lain dalam pengelolaan lingkungan yang

baik dengan menerapkan seluruh unsur ramah lingkungan dalam setiap aspeknya.

Beberapa kampus telah melakukan program green campus dan berlomba-lomba untuk

menjadi kampus terbaik dalam konteks green campus. Berdasarkan situs

http://gayahidup.liputan6.com, hasil riset dan survei yang dihimpun secara online oleh tim UI

Green Metric kepada ribuan kampus di dunia, pada Mei hingga November 2010, peringkat

pertama diduduki Universitas California, Barkeley, Amerika Serikat (skor 8,213). Adapun

posisi kedua diraih Universitas Nottingham, Inggris (skor 8,201) dan Universitas

Northeastern, AS (skor 7,909) berada di urutan ketiga.

Apa itu Green Campus?

Pengertian istilah Green Campus bukan berarti hanya

suatu lingkungan kampus yang dipenuhi dengan pepohonan yang

hijau ataupun kampus yang dipenuhi oleh cat hijau, ataupun

barangkali karena kebetulan jaket almamater kampus yang

bersangkutan berwarna hijau, namun lebih jauh dari itu makna

yang terkandung dalam green campus adalah sejauh mana warga

kampus dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan kampus secara efektif dan

efisien, misalnya dalam pemanfaatan kertas, alat tulis menulis, penggunaan listrik, air, lahan,

pengelolaan sampah, dll. Dimana semua kegiatan itu dapat dibuat neraca dan dapat diukur

secara kuantitatif baik dalam jangka waktu bulanan maupun tahunan (Nasoetion, P).

Green Campus adalah sebuah komunitas perguruan tinggi untuk meningkatkan

efisiensi energi, melestarikan sumber daya, dan meningkatkan kualitas lingkungan yang

Page 6: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

berkelanjutan, serta menciptakan lingkungan belajar yang sehat (Humblet, E. M., Owens, R.,

Roy, L. P., 2010).

Green Campus adalah salah satu yang mengintegrasikan pengetahuan lingkungan ke

dalam semua disiplin ilmu yang relevan, meningkatkan pembelajaran lingkungan,

memberikan kesempatan bagi pelajar/mahasiswa untuk belajar kampus dan masalah

lingkungan setempat, melakukan audit lingkungan, pertanggung jawaban institusi dalam

mengeluarkan kebijakan lingkungan, mengurangi sampah kampus, memaksimalkan efisiensi

energi, membuat kelestarian lingkungan menjadi

prioritas utama dalam penggunaan lahan,

transportasi, dan perencanaan pembangunan,

membentuk pusat studi mahasiswa lingkungan,

dan mendukung mahasiswa yang karirnya ingin

bertanggung jawab terhadap lingkungan (Teresa

Heinz, 1995).

Green Campus merupakan gerakan pengelolaan sumber daya alam di lingkungan

kampus untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. (PPLH-IPB, 2010)

Apabila disimpulkan dari seluruh pendapat yang ada, maka Green Campus

merupakan sebuah sistem manajemen lingkungan yang berkelanjutan untuk mewujudkan

kampus yang berwawasan lingkungan dan bertujuan untuk mengatasi permasalahan

lingkungan yang terjadi. Green Campus merupakan solusi yang paling tepat dalam mengatasi

permasalahan lingkungan yang terjadi terutama akibat dari keberlangsungan kampus yang

bersangkutan.

Page 7: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Latar Belakang Green Campus

Program green campus pada dasarnya dilatarbelakangi oleh suatu harapan bahwa

lingkungan kampus harus merupakan tempat yang nyaman, bersih, teduh (hijau), indah dan

sehat dalam menimba ilmu pengetahuan. Kemudian lingkungan kampus sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari ekosistem perkotaan tidak sedikit peranan dan sumbangannya dalam

pemakaian energi serta dalam meningkatkan maupun menurunkan pemanasan global.

Menurut PPLH-IPB (2010), Green Campus dilatarbelakangi oleh:

a) Kampus merupakan “gudangnya” para ahli dalam segala multidisiplim termasuk

diantaranya dalam hal pelestarian dan perlindungan lingkungan.

b) Kampus sebagai tempat pengembangan berbagai ilmu, termasuk dalam hal dan

perlindungan lingkungan.

c) Kampus mempunyai tanggung jawab moral memberikan contoh kepada komunitas

dalam berbagai hal, termasuk dalam hal dan perlindungan lingkungan.

Tujuan Green Campus

Tujuan terselanggaranya green campus selain untuk menciptakan kampus kawasan

hijau juga sebagai tahap awal sosialisasi menumbuhkan kesadaran. Selain itu bagaimana

masyarakat kampus dapat mengimplementasikan IPTEK bidang lingkungan hidup secara

nyata. Oleh karena itu, program green campus bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta

kepedulian masyarakat kampus sebagai kumpulan masyarakat ilmiah untuk turut serta

berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam mengurangi pemanasan global.

Indikator Green Campus

Ada beberapa indikator ataupun parameter yang dapat dijadikan sebagai ukuran

apakah kampus tersebut benar-benar telah mencapai sebutan Green Campus. Menurut P.

Nasoetion, ukuran keberhasilan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:

1) Efisiensi penggunaan kertas sebagai kebutuhan pokok pengajaran

2) Efisiensi pengelolaan sampah dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran

3) Efisiensi penggunaan lahan sebagai ruang terbuka hijau dan estetika (landscape)

4) Efisiensi penggunaan listrik

Page 8: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

5) Efisiensi penggunaan air

6) Efisiensi pemakaian sumber daya alam

7) Upaya kontribusi pengurangan pemanasan global

Pengelolaan Kertas dan Sampah

Kami tegaskan prinsip-prinsip dalam pengurangan limbah: desain dan mendesain ulang fasilitas dan

teknologi untuk mengurangi limbah; menciptakan sistem daur ulang, mengurangi konsumsi dengan

membeli hanya apa yang benar-benar diperlukan; pembuatan danau untuk penampungan air hujan;

membeli sesuatu yang secara lokal dapat didaur ulang, dan membangun dialog dengan vendor.

(http://www.heinzfamily.org)

Kampus sebagai suatu lembaga/institusi yang fungsinya utamanya menyelenggarakan

proses pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian masyarakat, tentunya dalam

semua kegiatannya tidak terlepas dari penggunaan kertas yang cukup banyak. Harus diakui

kondisi yang ada selama ini menunjukkan bahwa hampir semua lembaga/institusi baik

pemerintah maupun swasta tidak terkecuali lembaga pendidikan sangat boros dalam

pemakaian kertas (Nasoetion, P).

Seringkali pemakaian kertas ini kurang bijak dan sampah kertas ini sering tercampur

dengan sampah lainnya. Hal ini bukan saja akan berdampak pada meningkatnya volume

sampah yang kemudian akan memperpendek usia TPA, namun juga secara tidak langsung hal

ini akan memboroskan penggunaan sumber daya alam hutan (kayu).

Sampah menjadi masalah utama dan terus bertambah setiap hari bagi pengelolaan

sampah yang hanya mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa adanya proses

pendahulan. Keadaan seperti ini menyebabkan lahan TPA cepat penuh dan kurang efektif

untuk jangka panjang, karena ketersediaan lahan TPA semakin terbatas.

Pemusnahan sampah dengan cara membakar seperti yang lazim dilakukan bukanlah

penyelesaian masalah sampah, akan tetapi sebaliknya akan menimbulkan masalah baru

berupa pencemaran udara. Kandungan gas dari pembakaran sampah berbahaya karena

mengandung gas CO2, gas CO, dan sejumlah zat berbahaya lainnya. Dampaknya akan

memicu meningkatnya pemanasan global. Selain itu, apabila asap pembakaran terhirup terus

menerus akan menyebabkan gangguan pernafasan dan melemahnya sistem otak. Oleh sebab

Page 9: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

itu, penanganan sampah harus terus digalakkan demi mengurangi permasalahan sampah yang

semakin meresahkan. Bentuk penanganan yang mudah ialah dengan memisahkan sampah

sesuai karakteristik dan jenis. Di dalam lingkungan kampus diharapkan sudah tersedia

tempat-tempat sampah sekaligus upaya-upaya pemilahan sampah antara organik & an-

organik. Penerapan konsep 4 R (Reduce, Recycle, Reuse dan Repair atau Recovery)

merupakan pilihan yang tepat dan bijak dalam mengatasi masalah sampah termasuk di

lingkungan kampus.

STUDI KASUS KEBERHASILAN

Universitas Colorado, Boulder, Colorado

Salah satu kampus pertama

dan terbaik dalam program

pengurangan limbah dan daur ulang

adalah Universitas Colorado yang

dimulai pada tahun 1976. Program ini

– diawasi oleh Universitas Colorado

Student Union dan dikelola oleh

seorang direktur, mahasiswa, dan

sukarelawan pelayanan masyarakat –

mengumpulkan limbah daur ulang yang telah dipisahkan dari setiap gedung kampus. Untuk

mengurangi tumpukan sampah kertas, staff universitas dilatih untuk menggunakan surat

elektronik (e-mail), memakai dua sisi kertas, serta penggunaan produk kertas daur ulang.

Program ini didukung dengan pendidikan publik yang dikampanyekan secara luas, yang

meliputi siaran pers, iklan layanan masyarakat, artikel koran, dan benda-benda audio-visual,

serta orientasi bagi mahasiswa baru. Rencana ke depan mencakup kampanye pengurangan

limbah berbahaya rumah tangga, alternatif pembuangan limbah kimia, dan meningkatkan

pengadaan produk daur ulang (http://www.heinzfamily.org).

Pemanfaatan Lahan, Transportasi, Rencana Bangunan

Penggunaan lahan, transportasi, dan rencana pembangunan di lingkungan kampus

perlu mendapat perhatian. Dalam penggunaan lahan, transportasi, dan perencanaan

pembangunan, kelestarian lingkungan harus mendapat prioritas utama.

Page 10: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Idealnya dalam penggunaan lahan harus ada perimbangan antara luas bangunan

dengan ruang terbuka hijau. Menurut P.Nasoetion, minimal 30% lahan kampus sebaiknya

dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Kondisi yang ada selama ini ada

kecenderungan bahwa lahan-lahan di lingkungan kampus belum dimanfaatkan secara

optimal, bahkan cenderung ditelantarkan atau dibiarkan sebagai lahan tidur (sleeping land)

atau ruang hilang (lost space). Padahal bila lahan yang ada dimanfaatkan bagi berbagai

macam tanaman, termasuk tanaman produktif, misalnya buah-buahan akan memberikan

manfaat ganda. Disatu sisi tanaman dapat mendaur ulang gas-gas CO2 di udara, sekaligus

menghasilkan udara segar (oksigen) yang memberikan kenyamanan bagi lingkungan

sekitarnya, yang berarti juga akan mengurangi pemanasan global, disisi lain tanaman buah-

buahan dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga kampus/masyarakat. Di samping

itu, dengan adanya vegetasi/tanaman dapat memberikan nilai estetika/keindahan tersendiri

bagi lingkungan kampus.

Dalam hal transportasi, volume penggunaan kendaraan bermotor perlu dihambat.

Maka dari itu, dalam perencanaan transportasi pihak kampus perlu memberi insentif agar

warga kampus mau berjalan kaki. Selain itu, penyediaan sepeda kampus dan bis kampus

(gratis) menjadi opsi yang bagus.

Dalam rencana untuk konstruksi bangunan atau renovasi, kampus harus

mengutamakan pedoman untuk efisiensi energi, ventilasi yang baik, dan tidak beracun, serta

menggunakan material yang ramah lingkungan untuk konstruksi.

Penggunaan Energi

Energi menjadi salah satu hal yang paling sering diperhatikan beberapa tahun

belakangan ini. Kampanye agar seluruh masyarakat/lembaga/negara behemat energi terus

digalakkan tidak terkecuali di lingkungan kampus yang notabene memerlukan energi yang

cukup banyak dalam menjalankan kegiatannya.

Energi listrik di lingkungan kampus merupakan salah satu energi yang paling banyak

dikonsumsi di lingkungan kampus. Maka dari itu, konsumsi/penggunaan energi listrik

merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam menilai apakah suatu kampus telah

berwawasan lingkungan atau belum. Apalagi selama ini sebagian besar sumber utama energi

listrik berasal dari bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas, dan batubara yang jelas-jelas

Page 11: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

telah banyak menghasilkan gas-gas rumah kaca seperti CO2, dan telah memberikan kontribusi

terbesar bagi pemanasan global. Di samping itu, energi fosil merupakan energi tersimpan,

sehingga dapat diperkirakan cadangan yang ada di perut bumi, dimana hanya dapat

dimanfaatkan untuk beberapa tahun ke depan. Untuk itu, perlu upaya-upaya efisiensi dalam

penggunaannya sambil terus menerus mengembangkan energi terbarukan yang ramah

lingkungan, seperti solar cell.

Upaya konservasi energi harus dilakukan oleh setiap kampus apabila ingin menjadi

kampus yang “green campus”. Konservasi energi tidak berarti harus mengurangi jumlah

energi yang dibutuhkan, akan tetapi melakukan peningkatan efisiensi energi.

STUDI KASUS KEBERHASILAN

Universitas Brown, Providence, Rhode Island

Sebagai universitas menengah

dengan lebih dari 5.000 mahasiswa S-1

dan mahasiswa S-2 (pascasarjana),

sumber daya energi yang dikonsumsi

setiap tahun di Universitas Brown besar

dan mahal. Setiap tahun Universitas

Brown mengkonsumsi 55 juta

kilowatthours listrik, 23.000 barel

minyak pemanas, dan 204 juta kaki kubik

gas alam, biaya lebih dari $ 6 juta.

Pada tahun 1991, Universitas Brown menggalakkan program Brown is Green (BIG)

untuk mencari tahu potensi untuk meminimalkan konsumsi energi, biaya ekonomi dan

lingkungan yang terkait dengan kegiatan kampus sehari-hari. Proyek pertama BIG ini adalah

membuat suatu skema energi pencahayaan yang efisien dalam renovasi asrama, yang

sekarang telah menghemat lebih dari $ 16.000 setiap tahun. Proyek lainnya ialah bekerjasama

dengan mahasiswa untuk mengetahui konsumsi energi di setiap gedung kampus. Pihak

internal kampus mendapatkan bahwa laboratorium secara signifikan boros dalam konsumsi

energi dan bahwa penghuni cenderung tidak mematikan lampu ketika ruangan tidak dipakai.

Mahasiswa juga dicek dalam hal pembelian peralatan, diusulkan pembenahan penerangan

Page 12: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

tanda keluar, dan menciptakan sistem insentif bagi mahasiswa untuk mengurangi tagihan

energi mereka sendiri (http://www.heinzfamily.org).

Pemanfaatan Air

Air merupakan sumber daya yang paling penting dalam kehidupan manusia. Air

merupakan kebutuhan vital manusia dan makhluk hidup lainnnya. Pemanfaatan air oleh

manusia di perkotaan ataupun di pedesaan cenderung mengalami peningkatan baik secara

kuantitatif maupun kualitatif, serta menunjukkan pemakaian yang cenderung boros.

Lingkungan kampus tidak luput dari konsumsi air yang cenderung boros. Kasus

sederhananya ialah seringkali kran air di lingkungan kampus tidak tertutup rapat sehingga air

tersebut terus mengalir meskipun tidak dipakai.

Oleh sebab itu, efisiensi pemanfaatan air sangat penting dilakukan oleh semua warga

kampus. Penghematan air misalnya dapat dilakukan dengan jalan memanfaatkan kembali air

yang telah digunakan dengan menggunakan teknologi re-sirkulasi air seperti yang telah bayak

digunakan oleh institusi lain. Jadi, sisa air yang telah digunakan untuk berbagai keperluan,

seperti dari kamar mandi, dapur, dll, ditampung kembali dalam kolam penjernihan terpadu

yang kemudian dimanfaatkan kembali. Di samping itu, lahan yang ada juga dapat

dimanfaatkan sebagai sumur resapan ataupun biopori untuk menampung air hujan yang jatuh

agar tidak sia-sia mengalir sebagai air permukaan dan terbuang ke laut. Air hujan selanjutnya

dapat mengisi air tanah, kemudian tersimpan sebagai air persediaan pada saat musim

kemarau tiba (Nasoetion, P).

Program ini hanya akan menjadi sebuah wacana apabila tidak didukung semua pihak

kampus. Maka dari itu, untuk mewujudkan program green campus ini harus ada sinergi antar

elemen kampus, pihak universitas, fakultas, dan jurusan, serta mahasiswa.

Dalam konteks kampus UGM menuju green campus, salah satu upayanya ialah

dengan melakukan konservasi energi (khususnya dalam konsumsi energi listrik). Konservasi

energi tidak berarti harus mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan, akan tetapi melakukan

peningkatan efisiensi energi.

Page 13: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

AUDIT ENERGI

Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi

pada bangunan gedung dan mengenali cara-cara untuk penghematannya (SNI 03-6196-2000).

Batasan Masalah

1. Audit energi listrik hanya dilakukan pada 12 pelanggan yang ada di kampus

UGM.

2. Data pengukuran konsumsi energi listrik mengacu pada pengukuran rekening

listrik yang dilakukan pada bulan Januari - Juni 2010.

3. Pelaksanaan audit energi listrik pada kampus UGM berpedoman kepada SNI 03-

6196-2000 tentang Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung.

A. Audit Energi Awal

Merujuk pada SNI 03-6196-2000, kegiatan yang dilakukan pada saat audit energi

awal adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan dan penyusunan data energi bangunan gedung.

Data – data tersebut antara lain:

a. Dokumentasi bangunan terdiri dari:

Denah bangunan gedung.

Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.

Kurva satu garis listrik.

b. Pembayaran rekening listrik bulanan.

c. Tingkat hunian bangunan (occupancy rate).

2. Menghitung besarnya intensitas konsumsi energi (IKE).

B. Audit Energi Rinci

Merujuk pada SNI 03-6196-2000, audit energi rinci dilakukan bila nilai IKE lebih

besar dari nilai target yang ditentukan. Jika dari hasil perhitungan IKE ternyata sama atau

lebih kecil dari pada IKE yang ditargetkan, audit energi rinci masih dapat dilakukan untuk

memperoleh IKE yang lebih rendah lagi. Kegiatan yang dilakukan dalam audit energi

rinci adalah:

1. Penelitian konsumsi energi

2. Pengukuran energi

3. Identifikasi peluang hemat energi

4. Analisis peluang hemat energi

Page 14: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Bagan alur proses audit energi (SNI-03-6196-2000)

C. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik dan Standar

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik adalah pembagian antara konsumsi energi

listrik pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas bangunan gedung.

Menurut Pedoman Pelaksanaan Konservasi Energi dan Pengawasannya di

Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional nilai IKE dari suatu bangunan gedung

digolongkan dalam dua kriteria, yaitu untuk bangunan ber-AC dan bangunan tidak ber-

AC (Salpanio, 2007).

Audit

Energi

Awal

Audit

Energi

Rinci

Implementasi

&

Monitoring

Page 15: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Tabel IKE Bangunan Gedung Tidak ber-AC

Tabel IKE Bangunan Gedung ber-AC

Page 16: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Sumber: Salpanio, 2007

D. Analisis Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik

Kriteria IKE Pelanggan Listrik Kampus UGM

Apabila kita tinjau kriteria IKE Pelanggan Listrik Kampus UGM dengan standar IKE

Bangunan Gedung ber-AC dan tidak ber-AC maka ada beberapa gedung yang sudah

efisien dalam hal pemanfaatan energi listrik. Namun demikian, masih ada beberapa

gedung yang masih kurang efisien dan cenderung boros dalam pemanfaatan energi listrik

ini, seperti Lab. Kimia Org. (SEKIP UT) dan Lab. Kimia Dasar Ged. Baru.

Bengkel Fisika

Ditinjau dari IKE-nya (2,60 kwh/m2/bulan), pemanfaatan listrik di Bengkel Fisika

cenderung boros.

Fak.

MIPA

Fak.

Teknik

Page 17: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Lab. Kimia Dasar Ged. Baru

IKE Gedung Fisika MIPA ini sebesar 32,27 kwh/m2/bulan. Jika dibandingkan

dengan standar IKE Bangunan Gedung ber-AC, maka pemanfaatan listrik di Lab.

Kimia Dasar Ged. Baru sangat boros. Pengefisiensian energi listrik sangat perlu

dilakukan.

Administrasi Ged. Baru

Ditinjau dari IKE-nya (7,42 kwh/m2/bulan) maka pemanfaatan energi listrik di

Gedung Administrasi ini sangat efisien.

Lab. Fisika Dasar

IKE Lab. Fisika Dasar MIPA ini sebesar 0,06 kwh/m2/bulan. Jika dibandingkan

dengan standar IKE Bangunan Gedung tidak ber-AC, maka pemanfaatan listrik di

Lab. Fisika Dasar tidak efisien. Peluang penghematan energi yang dapat dilakukan

adalah dengan penurunan kapasitas langganan.

Gedung Fisika

IKE Gedung Fisika MIPA ini sebesar 4,44 kwh/m2/bulan. Jika dibandingkan

dengan standar IKE Bangunan Gedung ber-AC, maka pemanfaatan listrik di

Gedung Fisika sangat efisien.

Lab. Kimia Org. (SEKIP UT)

Apabila dibandingkan IKE Lab. Kimia Org. MIPA (15,04 kwh/m2/bulan) dengan

standar IKE Bangunan Gedung ber-AC, maka pemanfaatan listrik di Lab. Kimia

Org. MIPA agak boros. Pengefisiensian perlu dilakukan.

Lab. Komputer SIC (Lt. II)

IKE Lab. Komputer SIC (Lt. II) ini sebesar 2,28 kwh/m2/bulan. Jika dibandingkan

dengan standar IKE Bangunan Gedung ber-AC, maka pemanfaatan listrik di Lab.

Komputer SIC (Lt. II) masih kurang efisien. Peluang penghematan energi yang

dapat dilakukan adalah dengan penurunan kapasitas langganan.

Ged. Aministrasi Fakultas Teknik

Apabila dibandingkan IKE Ged. Aministrasi Fakultas Teknik (3,81 kwh/m2/bulan)

dengan standar IKE Bangunan Gedung ber-AC, maka pemanfaatan listrik di Ged.

Page 18: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Aministrasi Fakultas Teknik masih kurang efisien. Peluang penghematan energi

yang dapat dilakukan adalah dengan penurunan kapasitas langganan.

Masjid F. Teknik

IKE Masjid F. Teknik ini sebesar 0,26 kwh/m2/bulan. Jika dibandingkan dengan

standar IKE Bangunan Gedung tidak ber-AC, maka pemanfaatan listrik di Masjid

F. Teknik tidak efisien. Peluang penghematan energi yang dapat dilakukan adalah

dengan penurunan kapasitas langganan.

BEM F. Teknik

Ditinjau dari IKE-nya (29,56 kwh/m2/bulan), pemanfaatan listrik di BEM F.

Teknik cenderung boros. Perlu dilakukan pengefisiensian energi listrik.

Teknik Nuklir (Teknik Fisika)

IKE Gedung Teknik Nuklir (Teknik Fisika) ini sebesar 4,40 kwh/m2/bulan. Jika

dibandingkan dengan standar IKE Bangunan Gedung ber-AC, maka pemanfaatan

listrik di Gedung Teknik Nuklir (Teknik Fisika) sangat efisien.

Perpustakaan Fak. Teknik

IKE Perpustakaan Fak. Teknik ini sebesar 2,74 kwh/m2/bulan. Jika dibandingkan

dengan standar IKE Bangunan Gedung ber-AC, maka pemanfaatan listrik di

Perpustakaan Fak. Teknik tidak efisien. Peluang penghematan energi yang dapat

dilakukan adalah dengan penurunan kapasitas langganan.

STRATEGI UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Latar Belakang

Beberapa faktor yang melatarbelakangi perlu dilakukannya audit energi listrik pada

gedung kampus UGM adalah:

1. Peningkatan populasi dan pembangunan gedung baru di kampus UGM.

2. Penambahan beban listrik di kampus UGM.

3. Perubahan fungsi ruangan.

4. Penambahan pelanggan listrik.

5. Tingkat kuat penerangan yang tidak memadai.

Page 19: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

Dari faktor – faktor diatas maka perlu adanya suatu strategi agar UGM menuju green

campus. Strategi tersebut diperlukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik

pada gedung kampus UGM tanpa mengurangi produktifitas dan kenyamanan penghuninya.

Dengan strategi ini diharapkan adanya penghematan konsumsi energi listrik, penghematan

biaya konsumsi energi listrik, dan peningkatan keandalan penyaluran energi listrik pada

gedung kampus UGM.

Langkah-langkah untuk Mengurangi Konsumsi Energi Listrik pada Sistem Penerangan

1) Memanfaatkan cahaya alami pada siang hari sebaik-baiknya. Dalam pemanfaatan

cahaya alami pada siang hari, masuknya radiasi matahari langsung kedalam bangunan

harus dibuat seminimal mungkin. Cahaya langit harus diutamakan daripada cahaya

matahari langsung.

2) Matikan lampu-lampu listrik apabila sudah tidak digunakan.

3) Menyalakan lampu halaman/taman apabila hari benar-benar telah mulai gelap. Jika

malam sudah menjelang larut, hendaknya lampu-lampu tersebut dikurangi. Matikan

segera jika hari telah mulai terang kembali.

4) Peliharalah bola lampu atau tabung lampu beserta kapnya atau reflektornya agar tetap

bersih. Lampu dan kap lampu yang kotor dapat mengurangi cahaya sehingga mungkin

menyebabkan timbulnya keinginan untuk menambah lampu lagi, atau ingin

menggantinya dengan lampu lain yang lebih besar wattnya.

Langkah-langkah untuk Mengurangi Konsumsi Energi Listrik pada Sistem Tata Udara

1) Mematikan AC bilamana ruangan tidak ditempati (kosong) dalam waktu yang relatif

sama.

2) Usahakan agar pintu dan jendela selalu tertutup. Bila AC telah dioperasikan tutuplah

pintu dan jendela kecuali jendela yang khusus dimaksudkan untuk ventilasi udara.

Dengan demikian beban AC karena infiltrasi udara dapat dihindari/dikurangi.

3) Perhatikan kondisi udara luar. Jika temperatur diluar cukup dingin, misalnya dibawah

270C, maka AC dapat dimatikan dan jangan lupa untuk membuka jendela agar ada

sirkulasi udara.

4) Pertimbangkan menggunakan fan (kipas angin) yang konsumsi listriknya lebih kecil

dibandingkan dengan AC. Dengan menggunakan fan maka udara panas dari dalam

rungan dapat ditarik keluar dan diganti dengan udara segar yang lebih dingin,

khususnya pada kondisi udara luar yang tidak terlalu panas.

Page 20: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

5) Hindari sinar matahari langsung mengenai kondensor AC. Unjuk kerja akan turun bila

terkena radiasi langsung matahari. Bila tidak mungkin untuk menempatkan AC pada

tempat yang terlindung dari cahaya matahari, maka sebaiknya AC ditutup dengan

peneduh.

6) Bersihkan filter AC secara teratur. Pada umumnya AC dilengkapi dengan filter untuk

menyaring debu dan kotoran-kotoran lainnya masuk kedalam ruangan bersama-sama

dengan udara. Jika filter AC menjadi kotor maka efisiensi dari AC tersebut akan

berkurang.

7) Aturlah pengatur suhu (Thermostat) agar selalu pada batas nyaman nyaman tertinggi

yang diperbolehkan. Perbedaan temperatur sedikit saja akan memberikan dampak

yang cukup besar terhadap penggunaan energi AC.

Penurunan Kapasitas Langganan

Penurunan kapasitas langganan dilakukan dengan membandingkan kapasitas

langganan terpasang dengan beban puncaknya. Jika selisih antara beban puncak dan kapasitas

langganan terpasang besar, maka ada peluang penghematan pembayaran energi listrik, yaitu

dengan penurunan kapasitas langganan.

Perhitungan penurunan kapasitas langganan dilakukan dengan asumsi bahwa tidak

terjadi penambahan beban listrik pada gedung-gedung kampus UGM untuk beberapa tahun

ke depan.

Rekomendasi Untuk Rektorat dan Fakultas.

Memimpin penelitian dan mengajarkan tentang efisiensi energi.

Mendorong mahasiswa untuk memberikan solusi berbasis peneltian penggunaan

energi dalam kampus sebagai bentuk penghargaan akademik.

Rekomendasi Untuk Mahasiswa

Meningkatkan kesadaran mengenai gambaran bagaimana energi itu digunakan dan

bagaimana mahasiswa dapat menggunakan energi tersebut secara lebih efisien.

Mengadakan kompetisi “Green Cup” atau “Eco-Lympics”, kompetisi antar-jurusan

dan/atau antar-fakultas untuk melakukan pengefisiensian energi (khususnya dalam

konsumsi listrik).

Page 21: UGM MENUJU GREEN CAMPUS

DAFTAR PUSTAKA

Humblet, E. M., Owens, R., Roy, L. P., 2010, Roadmap to a Green Campus, U.S.

Green Building Council, Washington D.C.

http://www.centerforgreenschools.org/docs/roadmap-to-a-green-campus.pdf (diakses tanggal

12 Mei 2011, pukul 23.04 WIB)

Karono, SIP (Kasi Inst. Listrik dan Air), 2010, Daftar Rekening Sewa Listrik Fakultas

Dan Penunjang Universitas, Direktorat Pengelolaan Dan Pemeliharaan Aset Sub Direktorat

Prasarana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Murdiman, 2008, Inventaris Gedung Dan Luas Ruang Berdasarkan Peruntukannya

FMIPA UGM Yogyakarta, Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Nasoetion, P., Green Campus vs Pemanasan Global

http://www.gogreenindonesiaku.com/green_opinion2.php (diakses tanggal 12 Mei 2011,

pukul 23.11 WIB)

PPLH-IPB, 2010, Gerakan Menuju Kampus Hijau, Workshop Reposisi Peran

Stakeholders Dalam Implementasi Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Salpanio, R., 2007, Audit Energi Listrik Pada Gedung Kampus UNDIP Pleburan

Semarang, Makalah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro, Semarang

----, 1995, Blueprint For A Green Campus: The Campus Earth Summit Initiatives For

Higher Education, The Heinz Family Foundation

http://www.heinzfamily.org/pdfs/Blueprint-For-Green-Campus.pdf (diakses tanggal 13 Mei

2011, pukul 21.35 WIB)

----, 2000, Prosedur Audit Energi Pada Bagunan Gedung, Badan Standardisasi

Nasional

http://ecocampus.itb.ac.id/?page_id=230 (diakses tanggal 24 Mei 2011, pukul 21.37

WIB)

http://gayahidup.liputan6.com/read/311765/ui_masuk_15_besar_kampus_terhijau_du

nia (diakses tanggal 24 Mei 2011, pukul 21.56 WIB)

http://id.wikipedia.org/wiki/Kampus (diakses tanggal 24 Mei 2011, pukul 20.58 WIB)

http://ugm.ac.id

http://unand.org

http://colorado.edu (diakses tanggal 24 Mei 2011, pukul 21.13 WIB)

http://sustainability.fullerton.edu (diakses tanggal 24 Mei 2011, pukul 21.43 WIB)