UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

16
Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 1

description

Tulisan ini merupakan jawaban-jawaban dari UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial. Jawaban berkisar pada analisis-analisis atas teori-teori sosial yang diperoleh selama perkuliahan. Teori-teori tersebut diantaranya Peter L. Berger dan Thomas Luckman "Tafsir Sosial atas Kenyataan", Teori Identitas, Medikalisasi Tubuh (Michael Foucault), "The Power of Symbol" (Goodenough), dan Teori Liminalitas menurut Victor Turner.

Transcript of UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Page 1: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 1

Page 2: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 2

JAWABAN “Keberhasilan sebuah sosialisasi tergantung internalisasi dalam struktur sosial.” Dalam buku Berger dan Luckman (1990) dijelaskan bahwa sosialisasi akan berhadapan dengan situasi dan kondisi tertentu yang berbeda satu sama lain. Hal ini menyebabkan berhasil atau tidaknya sosialisasi. Hal ini ada kaitannya dengan struktur sosial. Sosialisasi akan berhasil jika terjadi tingkat simetri yang tinggi antara kenyataan objektif dan kenyataan subjektif (dan dengan sendirinya juga identitas). Sebaliknya, sosialisasi tidak berhasil karena adanya tingkat a-simetri antara kenyataan objektif dan kenyataan subjektif. Contohnya, dosen dalam menjelaskan materi, jika materi tersebut dekat dengan mahasiswa, atau dialami mahasiswa dalam kehidupan sehari-harinya, maka materi tersebut dapat disosialisasikan dengan baik. Beda cerita ketika yang disampaikan dosen adalah teori-teori yang sangat tinggi bahasanya, dan sangat abstrak bagi mahasiswa. Dapat dipastikan sosialisasi tidak berjalan dengan baik. Sosialisasi yang berhasil sepenuhnya tidaklah mungkin dari segi antropologis. Sosialisasi yang tidak berhasil hanya terbatas pada kasus-kasus individu yang gagal dalam sosialisasi yang paling minim sekalipun karena patologi organik yang sangat berat. Karena itu analisis kita harus tertuju pada tingkat-tingkat yang yang terletak pada suatu kontinuum yang kedua ujungnya secara empiris tidak tersedia bagi kita. Analisis seperti ini berguna karena dengan demikian memungkinkan mengungkapkan beberapa pernyataan umum mengenai berbagai kondisi dan konsekuensi sosialisasi yang berhasil. Keberhasilan yang maksimal dalam sosialisasi terjadi dalam masyarakat-masyarakat dengan pembagian kerja yang masih sangat sederhana dan distribusi pengetahuan yang masih minim. Sosialisasi dalam kondisi-kondisi seperti itu menghasilkan identitas-identitas yang secara rasional sudah didefinisikan lebih dahulu dan garis-garis besarnya sudah ditetapkan dengan sangat seksama. Karena tiap individu dihadapkan pada program kelembagaan yang pada pokoknya sama bagi

Dalam buku yang berjudul Tafsir Sosial Atas Kenyataan (Peter L. Berger dan Thomas Luckman, 1990. Terjemahan), disebutkan bahwa “keberhasilan sebuah sosialisasi tergantung internalisasi dalam Struktur Sosial.” Jelaskan pernyataan tersebut dalam analisis oleh pengarang buku yang bersangkutan.

Page 3: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 3

kehidupannya dalam masyarakat, maka segenap kekuatan tatanan kelembagaan dikerahkan dengan bobot yang kurang lebih sama untuk mempengaruhi tiap individu, sehingga menghasilkan suatu kemasifan yang memaksa (a compelling masivity) bagi kenyataan objektif yang hendak hendak diinternalisasikan. Hal-hal seperti di atas biasanya dimanfaatkan dengan baik oleh para politikus untuk menghimpun suara dari daerah-daerah pedesaan. Asumsinya, di daerah pedesaan merupakan masyarakat-masyarakat dengan pembagian kerja yang masih sangat sederhana dan distribusi pengetahuan yang masih minim. Dengan demikian, sosialisasi mengenai tokoh tertentu (kampanye) dapat berjalan dengan baik. Masyarakat tidak banyak memiliki akses untuk mengetahui track record tokoh tersebut secara mendalam, mengenai bagaimana karakter sebenarnya, kasus apa yang sedang membelenggunya, dan berapa nilai kekayaanya. Penciptaan citra positif sangat dimungkinkan pada masyarakat yang demikian. Implementasi teori ini juga bisa diterapkan pada pola pengasuhan anak. Anak-anak merupakan manusia mini yang masih memiliki sedikit informasi dalam dirinya. Ciri-ciri paling menonjol dari masa anak-anak adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain (Soeparwoto, 2006: 60). Dalam kondisi psikologis yang demikian, anak-anak perlu mendapatkan sosialisasi yang baik dari orang tua dan orang-orang terdekat di sekitar ruang hidup anak. Kondisi psikologis yang demikian juga menunjukkan bahwa sebagian besar dapat dikatakan sosialisasi pada anak akan berhasil.

Page 4: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 4

JAWABAN a. Konsep identitas adalah konsep yang bersifat relasional yang berkaitan dengan

identifikasi diri dan asal-usul sosial. Etnisitas dapat dikatakan eksis ketika orang mengklaim suatu identitas tertentu bagi diri mereka dan didefinisikan oleh yang lain dengan pelbagai asumsi. Etnisitas bermakna identifikasi dengan suatu kelompok etnik karena afiliasi. Subjektivitas dan identitas merupakan produk khas budaya yang bersifat tidak pasti. Karenanya, identitas maupun etnisitas dipahami sepenuhnya sebagai produk sosial dan tidak dapat mengada di luar representasi kultural dan sosial. Identitas merupakan suatu unsur kunci dari kenyataan subjektif dan berhubungan secara dialektis dengan masyarakat. Identitas adalah ciptaan wacana yang bisa berubah makna sesuai waktu, tempat, dan penggunaannya. Begitulah memperoleh wujudnya, ia dipelihara, dimodifikasi, atau malahan dibentuk ulang oleh hubungan-hubungan sosial. Proses-proses sosial yang terlibat dalam membentuk dan mempertahankan identitas ditentukan oleh struktur sosial. Sebaliknya, identitas-identitas yang dihasilkan oleh interaksi antara organisme, kesadaran individu, dan struktur sosial bereaksi terhadap struktur sosial yang sudah diberikan, memeliharanya, memodifikasinya, atau malahan membentuknya kembali. Masyarakat mempunyai sejarah dan didalam perjalanan sejarah itu muncul identitas-identitas khusus; tetapi, sejarah-sejarah itu dibuat oleh manusia dengan identitas-identitas tertentu. Berger menyebut hal ini dengan sub specie aeternitatis. Identitas merupakan suatu fenomena yang timbul dari dialektika antara individu dan masyarakat. Sebaliknya, tipe-tipe identitas merupakan produk-produk sosial semata-mata, unsur-unsur yang relatif stabil dari kenyataan sosial objektif. Teori-teori tentang identitas selalu berakar dalam penafsiran yang lebih umum tentang kenyataan. Teori-teori itu dipasang dalam universum simbolik dan legitimasi-legitimasi teoritisnya, serta bervariasi dengan sifat yang disebut belakangan. Identitas akan-tetap tak bisa dipahami kecuali jika ia berlokasi dalam suatu dunia.

Dalam buku yang sama juga dibahas tentang Teori identitas. Jelaskan: a. Apa yang dimaksud dengan teori Identitas? b. Berikan salah satu contoh dalam masyarakat sekarang?

Page 5: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 5

Karena itu, setiap kegiatan berteori tentang identitas-dan tentang tipe-tipe identitas tertentu.

b. Masyarakat modern merupakan suatu identitas sosial. Masyarakat modern erat

kaitannya dengan budaya populer. Orang dikatakan modern ketika orang tersebut mengenakan atribut-atribut tertentu yang sedang nge-in atau up to date. Atribut-atribut yang dimaksud diantaranya: pakaian yang sedang popoler, mengenakan celana jeans, menggunakan blackberry atau HP android, mengenakan gadget-gadget touchscreen super canggih, potongan rambut a la David Beckham, makan di restoran cepat saji, nongkrong di coffee shop, dan budaya-budaya populer lainnya.

Dari konstruksi sosial tentang masyarakat modern seperti di atas kemudian memunculkan istilah-istilah: “nggak gaul, cupu, kudet, kamseupay, dan kuno”, sebagai kelas oposisi dari masyarakat modern. Seseorang akan dianggap tidak gaul ketika tidak memenuhi kriteria-kriteria masyarakat modern.

Contoh lain yang dapat dikemukakan di sini adalah komunitas Punk. Mereka memiliki identitas mereka sendiri sebagai kaum anti-kemapanan. Biasanya komunitas Punk hidup nggembel (nomaden, berpindah dari lokasi satu ke lokasi lain), hidup di jalanan, dengan pakaian kumal dan compang-caping dominan warna hitam dan biru khas anak Punk, model rambut mohawk super tinggi (yang dibuat kaku menggunakan kampas rem), ditemani gitar atau kencrung sebagai media untuk mencari penghidupan, cenderung menyukai musik-musik cadas (punk) atau musik-musik yang mengusung tema anti-kemapanan. Konstruksi sosial ini kemudian menjadi identitas bagi individu-individu yang memiliki ciri-ciri identik dengan kriteria di atas.

Page 6: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 6

JAWABAN a. Teori Foucault diawali dari teori wacana. Foucault mengatakan bahwa jika kita

ingin memahami perilaku manusia pada tempat dan waktu tertentu, temukanlah wacana-wacana yang mendominasi di situ. Melalui wacana lah yang mendominasi suatu waktu dalam sejarah dan suatu tempat di dunia sehingga manusia memiliki kerangka pikir atau pandangan dunia tertentu. Mendasarkan diri pada teori tersebut, kemudian Foucault mencoba memahami modernitas, wacana-wacana apa yang berkembang pada modernitas sehingga menciptakan pola pikir yang sejalan dengan mainstream. Fokus analisis Foucault adalah pada tubuh sosial dan tubuh individual. Menurut Foucault, kedokteran Barat memberikan kepada kita contoh terbaik suatu bentuk modern pengetahuan yang menerapkan baik kekuasaan bio maupun kekuasaan anatomi yang cukup besar.

Medikalisasi tubuh merupakan salah satu fenomena modernitas. Untuk dapat memahami fenomena ini, yang perlu dilakukan kita adalah seberapa jauh kita sebagai manusia modern tunduk pada kekuasaan definisi medis, mengenai sehat atau sakit/normal atau menyimpang. Kekuasaan konsep sehat dan sakit dalam kehidupan saat ini sama halnya dengan kekuasaan baik dan buruk dalam kehidupan masyarakat pra-modern. Tokoh-tokoh Mahzab Frankfurt mengatakan bahwa “individu di kehidupan modern tidak memiliki otonomi, bahkan atas tubuh mereka sendiri”. Dominasi wacana ini dinamakan “kekuasaan medis atau kekuasaan klinik”.

Wacana-wacana yang berkembang dalam modernitas mengarahkan manusia modern untuk memiliki gaya hidup yang konform dengan budaya mainstream, konfrom dengan budaya yang diwacanakan oleh narasi besar kapitalisme. Manusia modern kini berbondong-bondong pergi ke salon, pusat-pusat kecantikan, melakukan manicure, pedicure, rebounding, meminum obat penenang ketika stres, meminum multivitamin, minum obat penambah stamina, minum CTM jika tidak bisa tidur, mem-behel gigi-gigi mereka, menghabiskan

Teori Wacana dan Modernitas yang berpusat pada Tubuh (menurut Foucault dalam buku Pengantar Teori-Teori Sosial) dijelaskan bahwa “tubuh mempunyai Wacana Sosial dan Bermakna Sosial,” Oleh karenanya tubuh dan kehidupan juga mengalami modernitas. Jelaskan: a. Medikalisasi Tubuh b. Modernitas Perkawinan

Page 7: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 7

waktu berjam-jam di pusat-pusat kebugaran, minum suplemen untuk pembentukan otot, membeli alat-alat kebugaran, serta bentuk-bentuk kekuasaan medis lainnya. Wacana yang mencengangkan adalah kasus yang terjadi di Korea. Wacana yang berkembang mengatakan bahwa perempuan yang cantik adalah perempuan yang memiliki mata besar, hidung mancung, rambut panjang ikal dan berwarna pirang, tubuh langsing, payudara yang proporsional, pinggul yang kecil, kaki yang panjang dan seksi. Wacana-wacana yang demikian tak pelak menimbulkan hasrat wanita-wanita Korea untuk melakukan operasi plastik. Mereka rela menghabiskan uang mereka demi untuk tampil cantik, walaupun mereka harus merasakan sakit selama proses operasi dan pasca operasi. Tidak berhenti disitu, mereka juga akan disibukkan lagi dengan perawatan kecantikan. Ada waktu-waktu tertentu secara periodik untuk menyuntikkan silikon atau botox agar bentuk tubuh hasil operasi tetap terlihat baik. Perempuan-perempuan Korea sudah sangat jauh dikuasai oleh wacana yang berkembang di masyarakat. Oknum-okum yang paling bertanggung jawab atas hal ini adalah para kapitalis, mereka yang memiliki perusahaan-perusahaan atau usaha-usaha jasa kecantikan. Agar perusahaan mereka tetap berjalan, para kapitalis kemudian menggelontorkan wacana-wacana mengenai perempuan cantik. Yang tujuan akhirnya adalah sugesti kepada masyarakat/konsumen untuk menggunakan produk kecantikan yang mereka jual. Iklan-iklan di TV juga banyak mewacanakan konsep perempuan cantik, semisal iklan sabun, pelembab kulit, iklan produk pencabut bulu kaki dan ketiak, iklan parfum, iklan shampo, iklan pelangsing tubuh, iklan alat-alat kesehatan, iklan obat kesehatan kulit, iklan lotion anti ultra violet, dan iklan-iklan TV lainnya. Ketika produk-produk tersebut banyak dikonsumsi oleh masyarakat, berarti ini merupakan indikator bahwa kita sebagai manusia modern sudah sangat jauh tunduk pada kekuasaan definisi medis. Bio-medisin memiliki perlakuan tertentu terhadap individu yang sakit. Ketika kita sakit, wacana yang bergulir adalah mengarahkan kita untuk segera ke dokter. Proses yang akan dilalui meliputi: diagnosa oleh dokter, kita menceritakan apa yang dikeluhkan, kemudian jika perlu dokter memeriksa secara fisik tubuh kita. Ada beberapa obat-obat yang perlu secara teratur dikonsumsi, dengan prasyarat-prasyarat tertentu. Jika diperlukan, kita direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut kesehatan atau melalui berobat jalan. Di klinik kesehatan, tubuh kita akan diperiksa secara lebih detail oleh petugas medis. Tubuh berada di bawah pengendalian ketat petugas medis. oleh Foucault ini dinamakan depersonalisasi manusia. Tubuh juga memiliki makna sosial. Kajian tubuh dari perspektif sosial tergabung dengan perpektif biologi yang disebut antropobiologi atau sosiobiologi. Tujuan

Page 8: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 8

dari kajian ini adalah karena setiap kasus ketubuhan selalu mempunyai benang merah diantara keduanya. Kajiannya meliputi ekspresi, gerakan, dan gesture tubuh. Hal-hal tersebut dapat dikaji pada tiga hal, yakni: 1) tubuh yang diwarisi (Inherited Body); 2) tubuh yang dipelajari (Learn Body); 3) tubuh bawaan (Innate Body). Individu-individu tertentu memiliki ekspresi, gerakan, dan gestur yang berbeda satu sama lain. Ada gerakan-gerakan yang itu merupakan warisan dari orang tua, semisal yang dapat diamati adalah cara tertawa. Kadang ada beberapa kesamaan tertawa anak dengan orang tuanya. Ekspresi, gerakan, dan gestur yang dipelajari contohnya adalah apa yang banyak dilakukan aktor/aktris di TV. Para aktor yang memerankan tokoh banci dan tokoh orang gila, aktor tersebut harus mempelajari terlebih dulu bagaimana biasanya banci/orang gila berkespresi, melakukan gerakan, dan gestur-gestur. Ekspresi, gerakan, dan gestur yang dilakukan oleh orang banci merupakan bawaan. Laki-laki yang bersikap demikian karena mereka memiliki kelebihan hormon perempuan. Mereka mengidentifikasikan diri dengan ekspresi, gerakan, dan gestur perempuan. Empat asumsi dasar menuju antropologi tubuh, yakni: 1) tubuh manusia mempunyai sistem yang merespon secara aktif keadaan lingkungan sekitarnya; 2) dalam tingkah laku selain ada kognitif individual yang menyebabkan tiap gerak berbeda,terdapat kesepakatan kolektif yang membuat gerak menjadi seragam; dari angka 1 dan 2 dapat dilihat bahwa tubuh manusia ada karena diinterkorelasikan dengan tubuh lainnya. Dari ketiganya dapat dilihat respek pada tubuh dengan situasi sekitarnya. Mary Douglas (Purity and Danger: 1973) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi tergantung pada penggunaan simbol-simbol yang dihadapi. Tubuh merupakan kesatuan yang tak terpisah. Konsep-konsep mengenai tubuh, diri, dan kebudayaan mengemukakan bahwa dalam suatu masyarakat yang mempunyai tingkatan komunalitas tinggi, aturan kebudayaan akan mengikat tubuh individu lebih kuat. Dalam hal ini tubuh berperan sebagai media “resiprokal” dengan konteks sosial budaya yang mengikatnya. Sebaliknya pada masyarakat yang mempunyai ikatan komunalitas rendah, maka batasan identitas tubuh, ditumpukanpada masing-masing indivdiu. Konsep-konsep mengenai tubuh, pikiran, dan masyarakat mengemukakan bahwa tubuh mempunyai hubungan sebab akibat yang kuat dalam lingkungan sosial & disebut dengan sosiopsycological

Konsep tentang tubuh dan identitas menjelaskan bahwa ada dua dikotomi penjelasan tentang tubuh, yakni: 1) tubuh dan latar belakang primordial

Page 9: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 9

autobiografi meliputi ras, etnis, gender, perilaku seks; dan 2) identitas tubuh terikat dalam suatu masyarakat, ideologi meliputi fanatisne, kesatuan, konflik. Tubuh merupakan simbol. Simbol adalah suatu tanda yang disampaikan (revealed), sekaligus disembunyikan (concealed). Tubuh adalah simbol bagi segala sesuatu kejadian. Dalam penampilan tubuh yang disampaikan (revealed) seperti rambut pendek; badan bertato; klitoris dipotong dll, selalu mempunyai makna tersembunyi yang disampaikan (concealed) seperti: memberontak; protes;pemenuhan kewajiban terhadap ritual atau hanya sekedar lifestyle. Dalam menangkap simbol diperlukan penafsiran mendalam, dengan mencoba menangkap latar belakang kultural yang dimiliki si empunya tubuh, serta struktur sosial yang melingkupinya. Manusia selalu menunjukkan ide, kreatifitas, rasa estetik hingga rasa humanitas. Salah satunya adalah dengan selalu menambah, mengurangi, mengubah, dan mengatur bagian tubuh alamiahnya dengan berbagai cara.Tubuh mengalami pergeseran dari masa ke masa. Pola pergeseran tubuh ini membuat tubuh secara estetis dan moralis diperebutkan maknanya. Organ tubuh, tanpa ada atribut tertentu, sudah memiliki fungsi bagi keseluruhan sistem tubuh. Mata menjalankan fungsinya sebagai indera penglihatan, telinga memiliki fungsi untuk mendengar, hidung menjalankan fungsinya sebagai indera pencium, kulit sebagai indera peraba, dan lidah menjalankan fungsinya sebagai indera pengecap. Modernitas merekonstruksi makna organ tubuh tersebut. Mata, dengan alasan kesehatan, kemudian perlu mengenakan contact lense, kaca mata, eye shadow, dan sebagainya. Kini, orang merasa perlu untuk mengikuti trend ini. Telinga, memunculkan instrumen-instrumen kesehatan seperti obat tetes telinga, cutton bud, dan sebagainya. Tidak hanya sampai di situ, telinga memiliki makna sosial ketika telah dikenakan anting-anting emas, tingkat perhiasan emas ini menunjukkan status sosial seseorang. Tindik yang dikenakan laki-laki, jika hanya dikenakan di daun telinga sebelah kanan menunjukkan berarti dia adalah seorang yang tidak normal, dan sebagainya. Kulit juga memiliki makna sosial, ketika seseorang memiliki kulit putih bersih dan sehat, berarti orang tersebut orang yang menjaga kesehatan berasal dari golongan sosial tertentu. Berbeda makna ketika seseorang tersebut memiliki kulit hitam, kusam, dan tidak terawat. Ini menunjukkan orang tersebut. Secara lebih luas, manusia modern kini tersugesti untuk mengenakan atribut pada tubuh mereka dengan simbol-simbol yang menunjukkan posisi status sosial mereka. Pakaian-pakaian bermerek, menambah aksesoris tangan dengan jam-

Page 10: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 10

jam bermerk, mengenakan sepatu bermerek, dan atribut lain yang menujukkan status sosial seseorang.

b. Perkawinan juga menjadi arena medikalisasi oleh modernitas. Pada masa bahtera perkawinan mengalami masa-masa penuh konflik, adalah hal wajar jika pasangan nikah itu pergi berkonsultasi dengan ahli kuasi-medis yakni penasihat perkawinan dan terapi seks. Selanjutnya, terapi keluarga, demikian disebut, adalah pendekatan terhadap masalah-masalah keluarga, khususnya di Amerika Serikat, yang memandang hal ini sebagai “kondisi sakit”, yang gejala-gejalanya dapat dilenyapkan melalui intervensi para ahli, mirip dengan yang dilakukan bio-medisin terhadap gangguan organik. Di televisi sering kita jumpai iklan-iklan on-clinic, iklan ini merepresentasikan medikalisasi perkawinan. Disugestikan bahwa untuk keharmonisan keluarga, perlu ada konsultasi-konsultasi dan terapi-terapi khusus yang harus dilakukan pasangan suami istri. Marak juga iklan-iklan sabun sirih untuk menjaga ke-sterilan organ vital perempuan. Produk-produk ini diwacanakan dapat mengharmoniskan hubungan suami-istri.

Page 11: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 11

JAWABAN Erwin Goodenough dalam telaah panjang lebar, Jewish Symbol in Graeco-Roaman Period, mendefinisikan simbol sebagai berikut; “Simbol adalah barang atau pola yang, apapun sebabnya. Bekerja pada manusia, dan berpengaruh pada manusia, melampauinya pengakuannya semata-mata tentang apa yang disajikan secara harfiah dalam bentuk yang diberikan itu”, selanjutnya, ia membedakan antara bahasa denotative: yaitu tepat, ilmiah, harfiah, dan bahasa yang bersifat konotative, yaitu; berasosiasi, tidak persis tepat, memungkinkan beragam penafsiran, dan simbol termasuk kategori yang kedua “simbol memiliki maknanya sendiri atau nilainya sendiri dan bersama dengan ini daya kekuatannya sendiri menggerakan kita”. Malahan, daya kekuatan simbol yang bersifat emotif, yang merangsang otak untuk bertindak dipandang sebagai ciri hakiki.

Simbol-simbol banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengungkapkan sesuatu. Masyarakat tradisional Jawa, karena memiliki keterbatasan pengetahuan ilmiah, kemudian menghubungkan larangan-larangan (kaitannya dengan nilai-nilai kesehatan, kesopanan, dan nilai-nilai adat) melalui konsep “ora ilok”. Tindakan pelanggaran terhadap konsep ora ilok akan mandapat sanksi-sanksi sosial. Orang Jawa akan mengatakan ora ilok jika ada orang yang makan sambil berdiri, jika orang perempuan keluar sampai malam, jika orang makan menggunakan tanga kiri, dan sebagainya. Hal-hal demikian sebenarnya memiliki penjelasan ilmiahnya, namun karena masyarakat awam tidak akan mampu menjangkau penjelasan tersebut, maka dibuatlah konsep-konsep “ora ilok”. Masyarakat modern memiliki simbol pengalihan yang berbeda, iklan-iklan di TV banyak mempraktekkan konsep ini. Iklan tentang kulit putih, iklan tentang rambut yang bagus, iklan tentang susu untuk anak cerdas, iklan produk dengan undian berhadiah, iklan produk bank, iklan kendaraan bermotor, iklan pasta gigi, iklan provider (Telkomsel: AS, Simpati; Indosat: IM3, Mentari; XL, Axis, dan sebagainya),

Menurut Goodenough dalam buku The Power Of Symbol yang ditulis Dillistone, dikatakan bahwa bahasa simbol mempunyai daya makna tersendiri yang lebih mudah diingat diandingkan dengan referensi ilmiah. Berilah contoh bahasa-bahasa simbol yang ada di sekitar masyarakat baik pada masa lampau maupun pada masa sekarang. Yang terkadang juga merupakan pengelabuhan-pengelabuhan logika akal sehat.

Page 12: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 12

iklan bumbu masakan, iklan pembersih pakaian, dan semua iklan-iklan di televisi menggunakan simbol-simbol untuk mengunggulkan produk mereka masing-masing. Mode promosi yang banyak diakukan produsen adalah menggunakan jasa sales promotion girl (SPG). SPG diidentikan dengan perempuan cantik, seksi, pakaian yang mini, centil, dan menggoda. SPG sangat menarik perhatian calon konsumen. Simbol-simbol yang melekat pada SPG mengelabuhi calon konsumen untuk datang, melihat, menanyakan, dan pada akhirnya membeli produk.

Page 13: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 13

JAWABAN a. Titik awal dari bangunan teori ini adalah konsep proses dalam pembentukan

realitas sosial, yakni proses konstruksi, dekonstruksi, dan rekonstruksi. Konstruksi merupakan susunan realitas objektif yang telah diterima dan menjadi kesepakatan umum, meskipun di dalam proses konstruksi itu tersirat dinamika sosial. Dekonstruksi terjadi pada saat keabsahan realitas (objektif) kehidupan mulai dipertanyakan yang kemudian memperlihatkan praktik-praktik baru dalam kehidupan. Dekonstruksi ini kemudian menghasilkan suatu proses rekonstruksi, yaitu proses rekonseptualisasi dan redefinisi.

Aspek penting dalam ritus adalah Liminalitas. Liminalitas berarti tahap atau periode waktu di mana subyek ritual mengalami kedaan yang ambigu yaitu “tidak di sana dan tidak di sini. Liminal itu sering diartikan sebagai peralihan dan sifatnya transisi. Liminalitas merupakan tahap di mana orang mengalami keadaan keberbedaan” Artinya, orang mengalami sesuatu yang lain dengan keadaan hidup sehari hari yaitu pengalaman yang “anti-struktur”. Orang yang berada pada tahap liminal, dia dalam suasana anti-struktur. Mereka tidak terpengaruh oleh norma-norma yang ada. Orang akan merekonstruksi hidup, kepentingan, dan masa depannya berdasarkan pengalaman yang diperoleh.

Liminalitas berasal dari bahasa latin “limen” yang berarti ambang pintu. Maka liminalitas dapat dilihat sebagai pengalaman ambang. Oleh Turner liminalitas tidak hanya diterapkan dalam ritus, melainkan juga dipakai dalam menganalisa masyarakat. Liminalitas mempunyai sifat-sifat yang begitu kaya sehingga memeberikan perspektif tersendiri dalam kehidupan masyarakat, yakni:

Teori Liminalitas (Victor Turner, dalam buku Penghargaan Semu dan Liminalitas Perempuan Migran) di Jelaskan bahawa liminalitas adalah suatu kondisi “yang seolah-olah tidak di sini dan tidak di sana” sehingga menimbulkan kondisi anti-struktur dalam masyarakat atau komunitas. Jelaskan: a. Bagaimana Teori Liminaitas menurut Victor Turner b. Berilah contoh analisis Liminalitas pada kasus perubahan

masyarakat tradisional agraris ke masyarakat industri modern.

Page 14: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 14

Di dalam liminalitas orang mengalami pengalaman dasar sebagai manusia. Kesadaran akan eksistensinya sebagai manusia meningkat;

Liminalitas menjadi tahap refleksi formatif. Artinya, dalam tahap ini subyek ritual diberi waktu untuk merefleksikan ajaran-ajaran adat istiadat masyarakat. Dengan merefleksi diharapkan, dia dibentuk menjadi anggota masyarakat baru. Di sini ada perubahan baik pandangan maupun kedudukannya;

Dari teori liminalitas ini dikembangkanlah teori komunitas. Bertolak dari konsep mengenai komunitas itu, dikembangkan analisa berbagai peristiwa baik dalam kehidupan religius maupun dalam kehidupan masyarakat pada umumnya.

Fenomena liminalitas dikembangkan oleh Turner untuk melihat gejala-gejala yang muncul dalam masyarakat dewasa ini. Istilah „Fenomen liminalitas‟ di sini mengacu pada gejala-gejala, ciri-ciri dan sifat-sifat yang dalam masyarakt dilihat sebagai liminalitas. Fenomena liminalitas sangat relevan dipakai untuk menganalisis masyarakat yang tengah berubah dewasa ini. (seperti juga komunitas tertentu, masyarakat yang melakukan Ritual tertentu, Tradisi tertentu)

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Van Gennep (1977) dan Turner (1974) bahwa pengalaman liminal dan peralihan akan menjadi tahap refleksi tentang peralihan status, kedudukan, dan perannya. Peralihan ini juga menjadi tanda bahwa mereka mempunyai kewajiban-kewajiban dan hak-hak sesuai dengan status dan kedudukannya.

Lebih lanjut Turner mengatakan, masyarakat yang berada pada tahap liminal ini seolah-olah “antistruktur” mereka tidak terpengaruh oleh norma-norma yang ada. Mereka akan merekonstruksi hidupnya, kepentinganya dan masa depannya berdasarkan pengalaman yang ia peroleh. Turner juga mengatakan, ada tiga tahap fase liminalitas ini, yakni Praliminal, Liminal, dan Postiminal.

Praliminal adalah fase suatu mayarakat atau komunitas masih berada dalam struktur dan norma-norma yang berlaku, kemudian memasuki fase Liminalitas, dan suatu kondisi yang ambigu, baru setelah mengalami tahap rekonstruksi pengalaman dalam fase liminal, dan fase antistruktur, masyarakat atau komunitas akan kembali kepada kemapanan dan hidup yang baru yang bisa saja sama seperti masa sebelumnya dalam hal-hal tertentu, tetapi bisa juga berubah. Masa seperti inilah yang disebut dengan Postliminal.

b. Contoh analisis Liminalitas pada kasus perubahan masyarakat tradisional agraris ke masyarakat industri modern, adalah perubahan pola pekerjaan masyarakat. Malthus mengatakan, pertumbuhan penduduk berkembang sangat cepat sedangkan alat pemenuh kebutuhan berkembang tidak secepat pertumbuhan penduduk. Ledakan penduduk ini juga berdampak pada meningkatnya angka angkatan kerja. Angka angkatan kerja ini tidak dapat diakomodir oleh lahan pekerjaan di pedesaan (pertanian, perkebunan, dan lain sebagainya).

Page 15: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 15

Kondisi ini sejalan dengan perkembangan masyarakat yang sudah mengarah pada masyarakat industri modern. Angkatan kerja yang tidak terakomodir di desa kemudian berbondong-bondong melakukan urbanisasi, mendekatkan diri dengan pusat-pusat industri. Mereka bekerja sebagai buruh di pabrik-pabrik. Selama masih di desa, angkatan kerja ini mereka masih terbiasa dalam norma dan nilai tradisi desa yang sudah tersosialisasi dan terenkulturasi dalam dirinya. Angkatan kerja masih dalam struktur (fase pra-liminal). Individu yang melakukan urbanisasi menghadapi situasi dan kondisi baru, yang berbeda dengan situasi dan kondisi di desa. Mereka telah melintasi batas wilayah dan batas kultural yang baru. Mereka dihadapkan pada situasi dan kondisi perkotaan. Mereka berada dalam wilayah anti-struktur, tidak di sini juga tidak di sana (fase liminal). Lambat laun, budaya urban mulai diadopsi oleh mereka. Mulai dari pola pikir, cara berpakaian, bahasa, pola konsumsi, cara berinteraksi, dan sebagainya. Mereka mulai melakukan dekonstruksi. Ada praktik-praktik baru dalam kehidupan buruh pabrik. Mereka merasa telah bisa hidup di wilayah perkotaan (fase post liminal). Pada tahap inilah para buruh pabrik merefleksikan pengalaman yang baru diperolehnya. Di daerah rantau, para buruh pabrik memiliki kecenderungan untuk menunjukkan identitas aslinya sebagai orang daerah. Ini ditujukan untuk menghimpun komunitas senasib dan sepenanggungan. Harapannya, ketika terjadi sesuatu, ada teman, kerabat, atau saudara yang bisa menolongnya. Mengingat daerah rantau merupakan wilayah yang individualistis. Ketika para buruh pulang ke desa, mereka akan mengalami tahap rekonstruksi dari pengalamannya, mencari identitasnya, dan masuk pada suatu kemapanan lagi, dengan kesepakatan-kesepakatan baru dengan keluarga dan lingkungan-nya. Di desa, para buruh pabrik berusaha menunjukkan identitas barunya sebagai orang urban melalui penggunaan bahasa, cara berpakaian, gadget yang digunakan, pola hidup (nongkrong, dan sebagainya). Upaya ini untuk menunjukkan bahwa mereka sudah menjadi orang kota, bukan lagi orang desa yang kuno dan ketinggalan zaman. Dalam hal ini, mereka mengalami kondisi tidak di sini juga tidak di sana.

Page 16: UAS Mata Kuliah Konsep & Teori Sosial

Ujian Akhir Semester | Konsep dan Teori Sosial 16

DAFTAR PUSTAKA Astuti, Tri Marhaeni Pudji. 2012. Penghargaan Sosial Semu dan Liminalitas

Perempuan. Semarang: Widya Karya. Berger, Peter L., dan Luckman, Thomas. 1990. Tafsir Sosial atas Kenyataan Risalah

tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES. Dillistone, FW. 2002. Daya Kekuatan Simbol: The Power of Symbol. Yogyakarta:

Kanisius. Jones, Pip. 2010. Pengantar Teori-Teori Sosial dari Teori Fungsionalisme hingga

Post-Modernisme. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Soeparwoto. 2006. Psikologi Perkembangan. Semarang: Unnes Press.