Uas manejemen problem solving

25
1 PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029 Daftar Isi halaman Judul Daftar Isi 1 Kata Pengantar 2 Bab I Pendahuluan 3 Bab II Manejemen Pemecahan Masalah 4 Bab III Penerapan Manejemen Pemecahan Masalah 9 III.1. Analisis situasi 9 III.2. Analisis persoalan 12 III.3. Analisis Keputusan 15 III.4. Analisis Persoalan Potensial 19 Bab IV Kesimpulan dan Saran 24 Daftar Pustaka 25 Daftar Tabel 26

Transcript of Uas manejemen problem solving

Page 1: Uas manejemen problem solving

1

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

Daftar Isi

halaman

Judul

Daftar Isi 1

Kata Pengantar 2

Bab I Pendahuluan 3

Bab II Manejemen Pemecahan Masalah 4

Bab III Penerapan Manejemen Pemecahan Masalah 9

III.1. Analisis situasi 9

III.2. Analisis persoalan 12

III.3. Analisis Keputusan 15

III.4. Analisis Persoalan Potensial 19

Bab IV Kesimpulan dan Saran 24

Daftar Pustaka 25

Daftar Tabel 26

Page 2: Uas manejemen problem solving

2

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas ridho Nya

sehingga makalah tugas UAS yang membahas tentang Manejemen Problem

Solving dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini dibuat sebagai tugas akhir semester satu yang diberikan

oleh para pendidik agar dapat mengevaluasi hasil belajar mahasiswa dan

pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah Manejemen Problem Solving.

Dalam penulisan dan penyajian makalah ini kami berusaha membahas

sesuai dengan harapan pengajar, besar harapan permohonan maaf apabila

masih banyak kekurangan baik penulisan maupun pembahasan materi

dikarenakan keterbatasan pemahaman kami. Untuk itu kritik dan saran dari

semua pihak diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada

Ibu Dr Putri Yoen Aulina MARS dan Dr Avicena Indraswara MARS, sebagai

pendidik kami dalam satu semester ini. Semoga apa yang telah diberikan ,

diajarkan dan dibimbingkan dapat menjadi bekal pengetahuan kami kedepan,

Amien.

Jakarta, 10 Mei 2016

Arie Widiyasa

Page 3: Uas manejemen problem solving

3

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dalam menyelesaikan pembelajaran pada mata kuliah Manejemen

Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan pada Program

Pascasarjana Manajemen Administrasi Rumah Sakit Universitas Respati

Indonesia, mahasiswa diwajibkan untuk membuat makalah tugas akhir

semester pertama. Dalam pelaksanaan tugas tersebut membahas mengenai

manejemen pemecahan masalah yang telah diajarkan dan bagaimana

penerapannya pada suatu contoh kasus.

Sebuah Rumah Sakit Daerah “X” mengalami krisis dokter, ada 3 orang

dokter spesialis yang selama ini bertugas di rumah sakit tersebut, terhitung

awal April 2016 dipindahkan ke Puskesmas. Akibatnya, 2 hari yang lalu,

pelayanan di rumah sakit milik Pemkab tersebut nyaris lumpuh. Berdasarkan

SK Bupati yang dikeluarkan awal April 2016, ke 3 dokter tersebut

diperbantukan ke salah satu Puskesmas di daerah tersebut. Sedangkan

tugas pokok, termasuk gaji masih tetap di RS Daerah. Inilah yang juga

memunculkan keheranan beberapa kalangan, termasuk para dokter yang

dicopot itu. Ke 3 dokter spesialis tersebut adalah spesialis anak, spesialis

penyakit dalam dan spesialis kandungan.

Persoalan tersebut diatas diharuskan untuk dievaluasi bagaimana

duduk persoalannya dan bagaimana pula pemecahannya serta alternatifnya

I.2. Tujuan

I.2.a Tujuan umum:

Makalah dibuat membahas tentang manejemen pemecahan masalah.

I.2.b Tujuan khusus:

1. Masalah apa yang terjadi sebenarnya?

2. Bagaimana pemecahan permasalahannya yang terbaik?

Page 4: Uas manejemen problem solving

4

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

BAB II :MANEJEMEN PEMECAHAN MASALAH

II.1. SEJARAHProblem solving di dasari oleh teori belajar konstruktivistik. Teori

konstruktivistik muncul sebagai reaksi terhadap adanya kelemahan pada teori

behavioristik. Penganut paradigma pembelajaran kontruktivistik memandang

pembelajaran yang dilakukan mengikuti paradigma behavioristik

dikembangkan hanya menghasilkan pembelajaran yang berfokus pada

perilaku yang bisa diamati saja. Paradigma behavioristik ini memiliki

kelemahan dalam mencermati perilaku yang sulit diamati seperti afeksi,

pemahaman, cara berpikir memandang permasalahan. Oleh karena itu,

dengan pembelajaran behavioristik, bisa jadi seseorang hanya mampu

mengerjakan tindakan tertentu, namun tidak memahami apa yang

sesungguhnya ia lakukan. Sedang pandangan kontruktivistik memberikan

pembelajaran pada seseorang untuk memahami proses terjadinya masalah

secara mendetil dengan mengeksplorasi berbagai faktor terstruktur sebelum

terjadinya masalah. Berbagai faktor tersebut dengan menggunakan alat bantu

seperti SWOT, Brainstorming, Fishbone, 5W & 2H, akan dapat terpetakan

dengan rinci sehingga mendapatkan beberapa kemungkinan penyebab

masalah yang paling kuat pengaruhnya terhadap timbulnya gap persoalan

tersebut. Selanjutnya akan diikuti dengan analisa, pengumpulan data untuk

alternatif pemecahan masalah lalu menentukan alternatif pemecahan

permasalahan yang paling memungkinkan. Serta melakukan upaya monitor

dan evaluasi agar dapat menentukan langkah antisipasi yang bisa dikerjakan

agar masalah yang terselesaikan tidak timbul berulang yang bisa

menyebabkan kerugian karena melakukan proses pemecahan masalah ulang

kembali.

Munculnya teori belajar Problem Solving didasari oleh teori

konstruktivisme yang berprinsip bahwa orang orang yang terlibat dalam

proses harus mempunyai kemampua menghimpun pengetahuannya sendiri,

agar pembelajaran yang dialaminya bermakna. Seorang matematikawan

bernama George Polya tertarik terhadap teori ini dan Polya banyak

membahas mengenai Problem solving, maka dari itu Polya disebut sebagai

Page 5: Uas manejemen problem solving

5

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

Bapak Problem solving. George Polya lahir pada tahun 1887 dan berkarir

dalam dunia pendidikan. Tahun 1945, ia menerbitkan buku How To solve Ityang ditulis dalam bahasa Jerman. Setelah mencoba menawarkan ke

berbagai penerbit akhirnya buku tersebut dialih bahasakan ke dalam bahasa

Inggris sebelum diterbitkan oleh Princeton. Buku ini ternyata menjadi buku

best seller yang terjual lebih dari 1 juta copy dan kelak dialihbahasakan ke

dalam 17 bahasa.

Dalam teks ini dia mengidentifikasi empat prinsip dasar problem

solving. Riset mendasar yang dilakukan pada bidang analisis kompleks, fisika

matematika, teori probabilitas, geometri dan kombinatorik banyak memberi

sumbangsih bagi perkembangan matematika.

II.2. PENGERTIANNewell dan Simon menulis bahwa, "seseorang akan dihadapkan

dengan masalah ketika menginginkan sesuatu dan tidak tahu dengan segera

serangkaian tindakan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkannya ".

Demikian pula, martinez menyatakan bahwa, "problem solving adalah proses

bergerak menuju tujuan bila jalan menuju tujuan tidak pasti".

Pόlya mendefinisikan problem solving sebagai "pencarian beberapa

tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan yang jelas dipahami, tetapi tidak

segera dicapai. Dimana tidak ada kesulitan, maka tidak ada masalah ".

Menurut Michaelis, problem solving adalah aktivitas / proses yang dilakukan

oleh individu dalam upaya mencari solusi suatu masalah.

Dari beberapa pernyataan tersebut dapat dikatakan Problem solving

sebagai rangkaian tindakan yang tepat yang digunakan untuk mencapai

tujuan. Untuk memperoleh kemampuan dalam pemecahan masalah,

seseorang harus memiliki banyak pengalaman dalam, memecahkan berbagai

masalah. Dalam prosesnya seseorang harus sering melakukan upaya

pembelajaran problem solving agar didapatkan tahap tahap yang efektif dan

hemat serta cepat hasilnya.

Problem solving adalah cara penyajian semua kemungkinan yang

menyebabkan timbulnya gap berhubungan dengan masalah menjadikan

sebagai titik tolak pembahasan dianalisis kemudian disintesis dalam upaya

mencari pemecahan atau jawabannya masalah. Jadi problem solving

Page 6: Uas manejemen problem solving

6

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

memberikan tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.

Ciri-ciri utama problem solving problem solving (pemecahan masalah) adalah

meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau membahas masalah, memusatkan

keterkaitan antar disiplin, menghasilkan karya kerjasama proses peragaan.

Secara teoritis, problem solving dipercaya sebagai vehicle untuk

mengembangkan higher-order-thinking skills (Kusmawan, 2002). Melalui

problem solving diharapkan seseorang dapat membangun pemahamannya

sendiri tentang realita alam dan ilmu pengetahuan dengan cara merekontruksi

sendiri ‘makna’ melalui pemahaman relevan pribadinya (pandangan

konstruktivisme). Orang tersebut dituntut untuk berpikir dan bertindak kreatif

dan kritis. Mereka dilibatkan dalam melakukan eksplorasi situasi baru, dalam

mempertimbangkan dan merespon permasalahan secara kritis, dan dalam

menyelesaikan permasalahannya secara realistis.

II.3. PELAKSANAANPelaksanaan proses Problem solving yang berdasarkan pada teori

konstruktivistik menekankan pada pemahaman (understanding) juga

menghilangkan kesalahpahaman, serta memecahkan persoalan dalam,

konteks pemaknaan yang dimiliki seseorang dalam team/anggota/pemimpin.

Proses strategis yang dilakukan dimulai dari cara proses pemikiran deduktif

dan pemikiran induktif digabungkan. Dengan demikian dapat diketahui

prinsip-prinsip yang mendasar dari suatu fakta atau data lapangan yang

dijumpai, selanjutnya diolah melalui proses proses induktif.

Adapun ringkasan dari buku How To Solve It karya George Polya,

disebutkan ada beberapa tahapan untuk menyelesaikan problem, yaitu:

1) Memahami masalahProblem apa yang dihadapi? Bagaimana kondisi dan datanya?

Bagaimana memilah kondisi-kondisi tersebut? Identifikasi dan

eksplorasi multifaktorial (5M atau 5W & 2H)? Tanpa adanya

pemahaman terhadap masalah yang diberikan, suatu team kerja

tidak mampu menemukan ujung masalah tersebut agar dapat

menyelesaikan dengan benar.

Page 7: Uas manejemen problem solving

7

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

2) Menyusun rencanaMenemukan hubungan antara data dengan hal-hal yang belum

diketahui dengan analisis atau uji yang lainnya. Apakah pernah

terjadi problem yang mirip? Setelah dapat memahami masalahnya

dengan benar, mereka selanjutnya harus mampu menyusun

rencana penyelesaian masalah. Kemampuan melakukan fase kedua

ini sangat tergantung pada pengalaman menyelesaikan masalah

semakin bervariasi pengalaman mereka, semakin cepat dalam

menyusun rencana kreatif penyelesaian suatu masalah.

3) Melaksanakan rencanaMenjalankan rencana guna menemukan solusi, periksa setiap

langkah dengan seksama untuk membuktikan bahwa cara itu benar.

dan Jika rencana penyelesaian suatu masalah telah dibuat, baik

secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian

masalah sesuai rencana dengan yang dianggap paling tepat.

4) Melakukan pengecekanMelakukan penilaian terhadap solusi yang didapat. Dan langkah

terakhir dari proses penyelesaian masalah menurut Polya adalah

melakukan pengecekan atas apa yang telah mulai dari dilakukan

fase pertama sampai fase penyelesaian ketiga. Dengan cara seperti

ini maka berbagai kesalahan yang dapat terkoreksi kembali

Keempat tahapan ini lebih dikenal dengan See (memahami problem),

Plan (menyusun rencana), Do (melaksanakan rencana) dan Check (menguji

jawaban), sudah menjadi jargon sehari-hari dalam penyelesaian problem.

Pada pelaksanaannya, proses diatas dapat dilakukan berulang ulang guna

mendapatkan hasil yang paling optimal.

Kenyataannya, memang sering terjadi seseorang gagal mengenali

masalah sejak dini. Yang muncul adalah situasi kritis ketika masalah tersebut

menjadi besar. Akibatnya, penanganannya pun dilakukan secara darurat.

Kalau ini terus menerus, maka hasil pekerjaan pun tidak pernah optimal

apalagi efisien. Manager bukan lagi bekerja berdasarkan rencana tetapi

menjadi go-show manager ( Manajer Pemadam Kebakaran) yang

senantiasa sibuk reaktif menangani masalah.

Page 8: Uas manejemen problem solving

8

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

Dalam menghadapi masalah, proses berpikir harus bisa ditata secara

sistematis. Secara umum proses berpikir mengikuti pola, input process output. Masukan adalah bahan informasi yang didapat nantinya akan diolah

untuk menghasilkan berupa keputusan. Agar menghasilkan keputusan yang

bermutu, maka proses dan masukan harus juga bermutu. Agar prosesnya

bermutu maka proses berpikirnya harus bermutu. Dalam upaya proses

berpikir bermutu maka dilakukan 4 tahap konsep dasar melakukan analisa.

Yaitu :

i) Masalah apa yang dihadapi? dilakukan Analisis Situasi.

ii) Mengapa masalah itu terjadi? dilakukan Analisis Persoalan.

iii) Tindakan apa yang harus diambil? dilakukan Analisis

Keputusan.

iv) Bagaimana memastikan rencana tindakan dapat terlaksana?

dilakukan Analisis Persoalan Potensial.

Keempat alat analisis yang digunakan dalam proses berpikir untuk

memecahkan masalah dan pengambilan keputusan tidaklah berdiri sendiri.

Keempatnya terhubung satu sama lain, yang dapat digambarkan dalam

bentuk Kerangka Proses Minaut Indonesia.

Page 9: Uas manejemen problem solving

9

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

BAB IIIPENERAPAN MANEJEMEN PEMECAHAN MASALAH

III.1. ANALISIS SITUASI.

Pada tahap ini akan dilakukan : Permasalahan yang dihadapi oleh

Rumah Sakit Daerah “X”, menyebabkan pihak manejemen rumah sakit

didorong untuk bertindak sedangkan persoalan adalah sesuatu hal yang ingin

diketahui kenapa menyebabkan masalah. Langkah-langkah yang dilakukan :

- Mengidentifikasikan permasalahan. (observasi, kumpulkan informasi

wawancara atau rapat, telusur dokumen)

Pelayanan medis Rumah Sakit Daerah “X” mengalami nyaris

lumpuh

Menurut SK Bupati beberapa bulan sebelumnya, 3 dokter

spesialis dipindah keluar rumah sakit ke Puskesmas

Administrasi kepegawaian para dokter tersebut masih berada

dirumah sakit.

Dokter yang dipindah adalah dokter spesialis anak, dokter

spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis kandungan.

- Mengklarifikasi masalah.

No Masalah Umum Masalah tunggal

1 Pelayanan medis nyaris

lumpuh

Pelayanan medis di

ketiga poli (anak,penyakit

dalam dan kebidanan)

terganggu krn dokter

pengganti telat datang.

Jumlah tenaga dokter

spesialis yang ada pada

bagian tersebut terbatas.

RSUD tersebut saat ini

Page 10: Uas manejemen problem solving

10

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

berfungsi sebagai rumah

sakit rujukan BPJS

sehingga pasien rujukan

akan terus berdatangan.

Bagian lain mengalami

dampak perlambatan

karena pelayanan yang

terkait seperti farmasi,

laborat dan kamar operasi

serta pelayanan rawat

inap.

Spesialis lain melakukan

aksi solider dengan tidak

melakukan pelayanan.

2 SK Bupati pemindahan

ketiga dokter tersebut.

RS masih membutuhkan

tenaga profesi medis.

Laporan RSUD kepada

Bupati tentang ke 3

dokter tersebut.

Masukkan dari komite

medis RS.

Catatatan pelanggaran

administrasi maupun

hukum pidana Nakes

RSUD

Puskesmas sesuai kelas

pelayanan tidak sesuai

membutuhkan spesialis

tersebut.

Ada tendensi persoalan

individu terlibat.

3 Administrasi kepegawaian

masih di RSU Daerah

Kinerja dokter tersebut

ditempat baru menjadi

Page 11: Uas manejemen problem solving

11

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

tidak optimal.

Mengalami kesulitan

pengurusan rutin

administrasi kedinasan.

Puskesmas tidak ada

formasi jabatan struktural

yang sesuai tingkatannya.

4 Dokter yang dipindah

adalah dokter yang

melayani bagian utama

pelayanan medis RSUD

Keterbatasan sarana dan

prasarana Puskesmas.

RSUD mengalami defisit

tenaga pelayanan medis.

Turunnya pendapatan

RSUD.

Meningkatnya resiko

penelantaran pasien dan

angka morbiditas dan

mortalitas di RSUD.

TABEL 1 : Mengklarifikasi masalah.

- Menetapkan prioritas.

No Masalah

Kriteria prioritas Masalah

prioritasWaktu Dampak Tren

1 Pelayanan RSU terganggu T T T 1

2 Jumlah nakes terbatas S S S 5

3 Yan px BPJS yang ramai T S S 3

4 Bag terkait ikutan lambat T S S 4

5 Spesialis lain demo T T T 2

6 Laporan yang tak sesuai R S R 6

7 Penempatan yg tak sesuai R S S 7

8 Sentimen individu S S R 8

9 Kinerja di pkm terganggu R S R 9

10 Administrasi yg tak sesuai R R R 10

Page 12: Uas manejemen problem solving

12

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

11 Sarpras pkm yg tak sesuai R R R 11

Ket : T (tinggi), S (sedang), R (rendah)

TABEL 2 : Menetapkan prioritas dengan pembobotan.

- Menetapkan respon yang tepat

Masalah

Kriteria prioritas Masalah

prioritas AMWaktu Dampak Tren

Pelayanan RSU terganggu T T T 1 AP

Jumlah nakes terbatas S S S 5 AP

Yan px BPJS yang ramai T S S 3 AP

Bag terkait ikutan lambat T S S 4 AP

Spesialis lain demo T T T 2 APP

Laporan yang tak sesuai R S R 6 AP

Penempatan yg tak sesuai R S S 7 AK

Sentimen individu S S R 8 APP

Kinerja di pkm terganggu R S R 9 AP

Administrasi yg tak sesuai R R R 10 AK

Sarpras pkm yg tak sesuai R R R 11 AK

AM : Analisa Masalah.

AK : Analisis Keputusan.

AP : Analisis Persoalan.

APP : Analisis Persoalan Potensial

TABEL 3 : Menentukan penggunaan analisis bagi persoalan yang

diprioritaskan.

III.2. ANALISIS PERSOALAN.

Karena pada analisis situasi telah dilakukan pembobotan serta hasil

didapatkan rangking prioritas masalah, maka pada analisis persoalan (AP)

kami mencoba mencari sebab dengan mencari akar masalah mengapa terjadi

pelayanan medis yang nyaris lumpuh.

Page 13: Uas manejemen problem solving

13

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

Sistematika pada analisis persoalan adalah:

i) Mendeskripsikan penyimpangan.

“Pelayanan medis Rumah Sakit Umum Daerah “X” nyarislumpuh”.

ii) Merinci fakta dan bukan fakta.

No Pertanyaan Fakta Bukan Fakta

1 Apa yang

menyimpang

Pelayanan medis nyaris

lumpuh

Pelayanan

medis tetap

dikerjakan

2 Apa bentuk

penyimpangan

Pelayanan medis tidak

bisa memenuhi semua

pasien yang terdaftar

hari tersebut

Semua

pasien

terlayani

3 Di bag apa terjadi

penyimpangan

Pelayanan medis Pekerjaan

masing2 bag

4 Dimana Lokasi

penyimpangan

Di semua bagian yang

melibatkan tenaga

medis

Di bagian

manejemen

RSUD

5 Pada tahap apa

terjadi

penyimpangan

Pelayanan dan tindakan

profesi medis

Tahap

pelayanan

admistrasi

6 Bilamana terjadi

penyimpangan

Setelah mutasi tenaga

medis

Saat Libur

nasional

7 Kapan saja terjadi

penyimpangan

Apabila terjadi mutasi

tenaga medis dalam

jumlah signifikan

Saat diluar

jam kerja

8 Seberapa besar

penyimpangan

Bila > 25% tenaga

medis mutasi keluar

< 25% tenaga

medis

9 Bagaimana

kecenderungan

Pembiaran dapat

melumpuhkan kegiatan

Tidak

mengalami

Page 14: Uas manejemen problem solving

14

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

perkembangan

penyimpangannya

medis non medis RSU gangguan

yang berarti

TABEL 4 : Penentuan fakta dan bukan fakta penyebab masalah.

iii) Identifikasikan perbedaan.

(1) Perbedaan adalah bahwa pelayanan nyaris lumpuh karena

pasien yang terdaftar pada hari tersebut tak tertangani semua

dengan segera sesuai dengan alokasi waktu karena kurangnya

personel serta kondisi RSUD sebagai rumah sakit rujukan kasus

BPJS.

(2) Perbedaan tentang waktu pelayanan, dimana bila personel

medis cukup maka pelayanan medis baik diruangan serta di poli

akan lancar.

(3) Perbedaan mengenai bagian serta lokasi penyimpangan adalah

pelayanan medis merupakan unit produksi sedangkan bagian

non medis adalah unit penunjang.

(4) Perbedaan tentang bilamana terjadi adalah saat terjadi mutasi

tenaga medis yang memegang kunci pelayanan medis pasien

terbanyak. Karena Spesialis Anak, Spesialis Penyakit Dalam

dan Spesialis Kebidanan merupakan bidang keahlian utama dari

pelayanan rumah sakit selain Spesialis Bedah dan Spesialis

Anestesi.

(5) Perbedaan bila dilakukan pembiaran maka RSUD akan

mengalami kerugian materi dan imaterial yang signifikan.

iv) Identifikasikan perubahan

(1) Kekurangan tenaga medis profesional mengganggu pelayanan.

(2) Waktu pelayanan lebih panjang dan bertele-tele.

(3) Tenaga medis profesional yang bekerja pada bagian utama

jumlahnya tidak memadai.

(4) Mutasi personel dilakukan bersamaan.

(5) Pembiaran menyebabkan kerugian.

Page 15: Uas manejemen problem solving

15

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

v) Mengembangkan sebab yang mungkin

(1) Kekurangan tenaga medis profesional terutama para Spesialis

bagian pelayanan medis utama dapat menyebabkan terjadinya

gangguan rantai pelayanan medis pada RSU

(2) Karena kurang personel, waktu pelayanan menjadi lama.

Bagian lain yang terkait juga terkena dampak karena pasien

datangnya lebih lambat.

(3) Para Spesialis yang bekerja pada tempat yang utama sebaiknya

jumlahnya cukup.

(4) Sebaiknya apabila melakukan pembinaan personel, jangan

melakukan mutasi mendadak secara bersamaan apalagi pada

spesialis yang bekerja pada bidang utama.

(5) Jangan dilakukan pembiaran terlalu lama karena dapat

mempengaruhi pemasukkan keuangan RSU.

vi) Menentukan sebab yang paling mungkin.

Dari analisis pada sebab yang mungkin, didapatkan bahwa

“Sebaiknya apabila melakukan pembinaan personel, jangan

melakukan mutasi mendadak secara bersamaan apalagi pada

spesialis yang bekerja pada bidang utama.”

vii) Melakukan verifikasi.

Melakukan uji hasil atau uji laboratorium atau uji lapangan,

misalkan dengan melakukan penerimaan personel dokter spesialis

baru atau melakukan revisi dari SK Bupati yang telah diterbitkan

sebelumnya.

III.3. ANALISIS KEPUTUSAN.

Menurut survei yang dilakukan oleh Bain dan Company (2008)

terhadap 760 eksekutif perusahaan mendapatkan bahwa sebagian besar

pertemuan berakhir tanpa keputusan. Para maneger lebih dari 50% waktunya

dihabiskan menghadiri pertemuan namun didapatkan hampir dua pertiganya

berakhir tanpa keputusan. Hal ini disebabkan lebih dari 85% para eksekutif

Page 16: Uas manejemen problem solving

16

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

yang menghadiri pertemuan tersebut, merasa tidak puas atas efficiency and

effectiveness dari maksud pertemuan tersebut.

Pada kasus yang dihadapi oleh direktur RSUD “X”, setelah

mendapatkan akar masalah serta alternatif pemecahan masalahnya maka

direktur tersebut harus menentukan keputusan yang terbaik bagi

penyelesaian masalahnya. Sifat keputusan bisa keputusan sementara,

keputusan koreksi atau keputusan penyesuaian.

Jadi keputusan yang terpilih adalah alternatif terbaik saat itu setelah

mempertimbangkan batasan sumber daya guna mencapai hasil yang ideal.

Analisis Keputusan (AK) terdiri dari delapan (8) proses utama, yaitu :

i) Merumuskan tujuan keputusan.

Sesuai dengan analisis situasi (AS) dan analisis persoalan (AP),

maka sebagai direktur RSUD menemukan bahwa pada kasus ini

yang dilakukan analisis keputusan (AK) adalah “Lumpuhnya

pelayanan medis di RSUD “X””. Maka rumusan tujuan keputusan

yang rasional adalah melakukan perbaikan pelayanan medis yang

bermutu.

ii) Menetapkan kriteria sasaran.

Dengan memadukan keterbatasan sumberdaya dan hasil yang

diharapkan, maka sasaran yang dipilih antara lain :

Melakukan pembatasan pendaftaran pasien poli, kecuali

emergensi.

Mencukupi personel medis yang ada dengan memobilisasi

Spesialis yang libur atau “off” selama kondisi pelayanan

masih belum normal.

Memberikan insentif.

Mengefisiensikan dan mengefektifkan pelayanan

administrasi sebagai bentuk dukungan oleh tenaga non

medis membantu meringankan persoalan yang dihadapi.

Meminjam sementara para Spesialis yang dimutasi sambil

melakukan upaya rasionalisasi SK Bupati yaitu kalaupun

Page 17: Uas manejemen problem solving

17

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

memang harus mutasi paling tidak tidak harus bersamaan

keluar atau mutasi setelah ada penggantinya.

iii) Menetapkan kriteria mutlak dan keinginan.

No Sasaran Mutlak/ingin Bobot

1 Pembatasan jumlah pasien Ingin 9

2 Mobilisasi personel lain Ingin 8

3 Pemberian insentif Ingin 10

4 Mengefisiensikan dan mengefektifkan

administrasi mempermudah yankes

Mutlak -

5 Pinjam para Spesialis sementara Mutlak -

TABEL 5 : Penentuan kriteria mutlak dan keinginan dengan

pembobotan

iv) Memberi bobot kriteria keinginan. (dikerjakan pada tabel diatas).

v) Mengembangkan alternatif.

Alternatif dari pikiran kreatif adalah :

(a) Melakukan Lobi agar SK Bupati ditarik.

(b) Menrujuk ke RS lain yang setingkat.

(c) Menarik ulang.

(d) Rekruitmen baru.

(e) Mempersingkat hari perawatan bagi pasien-pasien dengan

gangguan fisik ringan.

vi) Menyaring dan menilai alternatif.

No Sasaran Mutlak/ingin Bobot

1 Mengefisiensikan dan mengefektifkan

administrasi mempermudah yankes

Mutlak -

2 Pinjam para Spesialis sementara Mutlak -

3 Pemberian insentif dan kemudahan. Ingin 7

Page 18: Uas manejemen problem solving

18

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

4 Pembatasan pendaftaran pasien Ingin 8

5 Mobilisasi bantuan personel yg libur Ingin 10

6 Lobi agar SK Bupati ditarik Ingin 4

7 Rekruitmen baru Ingin 9

8 Menarik ulang Ingin 6

9 Merujuk ulang ketempat lain Ingin 5

10 Mempersingkat BOR Ingin 3

TABEL 6 : Pembobotan nilai pada alternatif

vii) Mempertimbangkan konsekuensi merugikan.

Dilakukan untuk menilai apakah kelak pilihan yang ditentukan

berdasarkan pembobotan dapat menyebabkan kerugian. Pada

kasus ini sebagai alternatif keputusan sementara yang mempunyai

nilai pembobotan yang tinggi. Adalah :

(a) Mengefiensikan dan mengefektifkan palayanan adminstrasi

sehingga dapat mempermudah pelayanan kesehatan yang

sudah membludak akibat penanganan yang tak optimal.

(b) Meminjam sementara apabila tenaga kesehatan Spesialis

tersebut sedang tidak ada kegiatan lainnya.

(c) Memobilisasi atau memanggil personel yang sedang tidak

jaga atau sedang libur demi terselenggaranya pelayanan

medis yang paripurna, aman, efektif, efisien dan murah.

Keputusan M G MxG

Efisiesi dan efektif administrasi 10 9 90

Meminjam ulang personel yg mutasi 10 10 100

Memobilisasi personel yg sdng (off) 10 8 80

M : Skore kemungkinan

G : Skore kegawatan

TABEL 7 : Pembobotan berdasarkan kegawatan.

Page 19: Uas manejemen problem solving

19

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

viii) Menetapkan pilihan akhir.

Dengan mempertimbangkan hasil penilaian berdasar kriteria

keinginan dan penilaian konsekuensi merugikan untuk setiap

alternatif maka keputusan bisa diambil. Untuk saat ini keputusan

sementara yang memadai serta dapat diatasi kemungkinan

kerugiannya adalah “Meminjam ulang personel yang mutasi”,

selain karena keprofesiannya lebih bermanfaat di RSUD, juga

secara tertib administrasi ketatanegaraan sesuai dengan yang

diamanatkan Undang-Undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah

Sakit bahwa pelayanan medis yang paripurna dari RSU adalah

tanggung jawab pemerintah daerah. Maka pemerintah daerah

wajib menjaga mutu pelayanan. Apabila ada putusan pemerintah

daerah menyebabkan terganggunya pelayanan paripurna, maka

pemerintah daerah wajib melakukan perbaikan.

III.4. ANALISIS PERSOALAN POTENSIAL

Perencanaan yang dilakukan secara kurang menyeluruh akan

berujung berantakan. Sebuah gagasan cemerlang ideal diatas kertas, namun

sering kita tidak melihat kekurangan dan resiko kegagalan. Saat menentukan

pilihan keputusan, masa depan dari keputusan saat itu tidak jelas.

Tantangannya adalah bagaimana memprediksi situasi mendatang hingga

bisa menyusun langkah antisipasi.

Analisis Persoalan Potensial (APP), pertama dapat mengambil

tindakan untuk menahan agar persoalan tidak muncul dan yang kedua dapat

mengambil tindakan penanggulangannya guna meminimaliskan dampak yang

diakibatkannya.

Langkah-langkah APP :

i) Deskripsikan rencana yang di APP kan.

(Apa) Mengatasi nyaris lumpuhnya pelayanan medis, (Dimana) di

RSUD “X” dikarenakan dimutasikannya 3 orang dokter Spesialis

Utama secara bersamaan akibat terbitnya SK Bupati beberapa

bulan yang lalu. (Kapan) Upaya tersebut dikerjakan mulai

sekarang, dengan beberapa cara (Luas) antara lain menarik atau

Page 20: Uas manejemen problem solving

20

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

meminjam sementara ke 3 tenaga dokter sampai ada ketetapan

hukum administrasi. Karena direktur RSUD tidak tahu menahu

mengapa terjadi demikian (Tidak ada yang melapor ke Bupati, baik

direktur maupun ketua komite medik).

ii) Tetapkan langkah langkah kegiatan.

(1) Direktur melakukan komunikasi intern dan koordinasi dengan

masing-masing bagian yang dokternya dimutasi.

(2) Melakukan evaluasi kinerja masing-masing dokter bersama

dengan komite medis.

(3) Melakukan brainstorming bersama staf struktural dan

manejemen guna mengusulkan peninjauan ulang terbitnya SK

Bupati.

(4) Melobi dan membuka komunikasi interaktif dengan pihak

pemerintah daerah agar mendapat masukkan yang berimbang

dan jujur.

(5) Bersiap melakukan recruitmen baru.

(6) Memperbaiki sistem administrasi agar tidak merugikan personil

yang mutasi keluar atau mutasi masuk organisasi.

(7) Memperkuat komunikasi informal antar instansi agar kedepan

tidak terjadi salah keputusan.

iii) Kenali daerah kritis.

(1) Membuka komunikasi dan kemungkinan lobi informal agar tak

terjadi keluarnya keputusan yang merugikan banyak pihak. Bila

gagal maka di masa depan kesalahan kesalahan yang terjadi

saat ini bisa terulang kembali.

(2) Recruitmen baru. Kegagalan recruitmen akan menyebabkan

kerugian finansial dari RSUD serta turunnya mutu pelayanan

medis rumah sakit

Page 21: Uas manejemen problem solving

21

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

iv) Identifikasi penyebab persoalan

Daerah kritis Persoalan

potensial

M G Prioritas

Komunikasi antar RS

dgn Aparat

pemerintahan

Tidak

bersedia

Bersyarat

Tidak ada

R

T

S

R

T

S

MINOR

MAYOR

MEDIUM

Recruitmen baru Tidak ada

Mutu rendah

Bayaran

tinggi

S

R

T

S

R

T

MEDIUM

MINOR

MAYOR

M : Kemungkinan, G : kegawatan, T :Tinggi, S :Sedang, R :Rendah

TABEL 8 : Prioritas kemungkinan persoalan yang akan terjadi

setelah keputusan ditentukan.

v) Identifikasi kemungkinan timbulnya penyebab persoalan.

Potensi persoalan Sebab Kemungkinan

menjadi

penyebab

Komunikasi bersyarat Komunikasi yang

menguntungkan

membutuhkan

pengorbanan

Antara upt dan

penentu kebijakan

mempunyai sistim

garis komando.

Kegiatan RS tidak

menguntungkan

T

S

R

Bayaran tinggi org

baru

Merasa dibutuhkan

Tidak ada pilihan

T

S

Page 22: Uas manejemen problem solving

22

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

Titipan org kuat

Baru pertama kali

kerja

T

R

T : Tinggi, S : Sedang, R : Rendah

TABEL 9 : Kemungkinan alasan terjadinya masalah setelah

keputusan ditentukan.

vi) Tetapkan tindakan pencegahan.

Sebab Kemungkinan

menjadi

penyebab

Pencegahan

Komunikasi yang

menguntungkan

membutuhkan

pengorbanan

Antara upt dan

penentu kebijakan

mempunyai sistim

garis komando.

Kegiatan RS tidak

menguntungkan

T

S

R

Budayakan

keterbukaan

dalam segala

hal.

Permohonan

tertulis untuk

audience.

Publikasi

interna dan

perbaikan

indikator mutu

Merasa dibutuhkan

Tidak ada pilihan

Titipan org kuat

Baru pertama kali

kerja

T

S

T

R

Komunikasi

Publikasi

Lolos kredensial

Cari alternatif

lain

TABEL 10 : Alternatif antisipasi

Page 23: Uas manejemen problem solving

23

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

vii) Tetapkan tindakan proteksi/penanggulangan.

Potensial persoalan Tindakan proteksi Komunikasi yang

bersyarat Pembinaan jalur komunikasi

sejak awal. Melakukan kegiatan sosial dgn

melibatkan unsur Bupati danstaf.

Halal bihalal kepada pimpinan. Recruitmen baru

minta bayaran tinggi Aktif mencari dan mendekati

calon yang sesuai kriteria. Menggunakan lulusan lokal dan

orang asli setempat.TABEL 11 : Penentuan tindakan antisipasif.

viii)Buat mekanisme kontrol peringatan dini.

Mekanisme ini disusun guna menanggulangi serta mengantisipasi

kemungkinan terjadi lumpuhnya pelayanan RSUD “X” agar

merugikan baik penderita, tenaga medis yang terlibat, instansi

pembuat SK, UPT terkait lainnya. Antara lain :

(1) Prosedur pelaporan dari komite medis naik ke direktur,

kemudian secara struktural menjadi laporan tertulis kepada

kepala daerah hingga terbitnya SK Bupati.

(2) Proses pemindahan administrasi kepegawaian yang

terintergrasi sehingga data kepegawaian akan melekat bersama

keluar menuju tempat yang baru.

(3) Mekanisme kesiapan darurat apabila terjadi pelayanan yang

over kapasitas baik personel maupun administrasi.

Page 24: Uas manejemen problem solving

24

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

Akhirnya, sebagai kesimpulan dalam pembahasan manajemen

problem solving pada bab terdahulu didapatkan beberapa point utama adalah

sebagai berikut :

1. Kerangka Proses Minaut Indonesia merupakan salah satu alat yang

dapat digunakan untuk melakukan proses pemecahan masalah serta

pengambilan keputusan yang efektif.

2. Apa masalah yang terjadi.

Terjadinya kelumpuhan pelayanan rumah sakit oleh karena mutasinya

3 orang spesialis bidang pelayanan utama secara bersamaan yang

menyebabkan terlantarnya serta lumpuhnya pelayanan medis, disertai

manejemen RSUD tidak mempunyai rencana cadangan apabila terjadi

demikian.

3. Bagaimana cara penanganannya.

Antara lain : Pembinaan jalur komunikasi antar RSUD dengan Kepala

Daerah beserta jajarannya, Melakukan berbagai kegiatan bersama

dalam upaya menjaga hubungan antar UPT, sejak dini mempunyai tim

khusus yang upaya melakukan rekruitmen bagi orang-orang terpilih

dan sesuai kriteria serta mengupayakan menggunakan lulusan lokal.

Demikian makalah ini dibentuk dan dikerjakan sebagai salah satu

tugas UAS. Semoga apa yang kami kerjakan dapat bermanfaat. Tak lupa

saran dan kritik akan menambah khasanah makalah ini.

Wassalam

Arie Widiyasa

Page 25: Uas manejemen problem solving

25

PROB SOLV URINDO 24B ARIE WIDIYASA 150520029

DAFTAR PUSTAKA

1. Howard Senter. Fourth ed of Solving Problems. Institute of Leadership

and Management SuperSeries 2003. P 1-15.

2. Naomy Marie Tando, 2013. Konsep organisasi dan manejemen

kesehatan. Organisasi dan manejemen pelayanan kesehatan. Penerbit In

Media, halaman 1 – 40.

3. TP Rachmat. Tim Pengajar Minaut Indonesia PPM Manejemen.

Metode Efektif Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan Edisi ke 2.

4. Berny Gomulya. Problem solving and decision making for improfment

cetakan ke 5. Tahun 2015.

5.Rifna Corner. Definisi Problem Solving. Desember 2011