UAS Hukum Acara Pidana

6
1. HUKUM ACARA PIDANA ADALAH hukum yang mempertahankan bagaimana hukum pidana materil dijalankan KUHAP = UU No 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana 2. PRAPERADILAN ADALAH (Ps 1 (10)) wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini, tentang: a. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka; b. sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan; c. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan. 3. PRAPENUNTUTAN ADALAH tindakan jaksa penuntut umum untuk memeriksa dan meneliti kembali keseluruhan berkas perkara sebagai persiapan dan kelengkapan jaksa penuntut umum sebelum melakukan penuntutan perkara ke sidang pengadilan 4. PENYELIDIKAN ADALAH (Ps 1 (5)) serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana. Pasal 1 angka 4: PENYELIDIK adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan. Pasal 4 : Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia. 5. Pasal 1 angka 2: PENYIDIKAN ADALAH serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. PENYIDIK (Ps 6): a. pejabat polisi negara Republik Indonesia; b. pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang. 6. PRA PENUNTUTAN: tindakan JPU untuk memeriksa dan meneliti kembali keseluruhna berkas perkara yang disampaikan, tindakan mempersiapkan surat dakwaan sebagai persiapan dan kelengkapan sebelum melakukan penuntutuan perkara ke sidang pengadilan 7. TUJUAN PRA PENUNTUTAN : o Untuk mengetahui berita acara pemeriksaan yang diajukan/dikirm penyidik apakah sudah lengkap atau belum, o Untuk mengetahui berkas perkara itu telah memenuhi persyaratan atau belum untuk dilimpahkan ke pengadlan, dan o Untuk menentukan sikap penuntut umum apakah segera menyusun surat dakwaan sebagai kelngkapan berkas untuk dilimpahkan ke pengadilan 8. ASAS2 YANG ADA DI DALAM ACARA PIDANA : o Asas kebenaran materil

Transcript of UAS Hukum Acara Pidana

Page 1: UAS Hukum Acara Pidana

1. HUKUM ACARA PIDANA ADALAH hukum yang mempertahankan bagaimana hukum pidana

materil dijalankan KUHAP = UU No 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana

2. PRAPERADILAN ADALAH (Ps 1 (10)) wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan

memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini, tentang:

a. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan tersangka atau

keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka;

b. sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi

tegaknya hukum dan keadilan;

c. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas

kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.

3. PRAPENUNTUTAN ADALAH tindakan jaksa penuntut umum untuk memeriksa dan meneliti

kembali keseluruhan berkas perkara sebagai persiapan dan kelengkapan jaksa penuntut umum

sebelum melakukan penuntutan perkara ke sidang pengadilan

4. PENYELIDIKAN ADALAH (Ps 1 (5)) serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan

menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana.

Pasal 1 angka 4: PENYELIDIK adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi

wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.

Pasal 4 : Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia.

5. Pasal 1 angka 2: PENYIDIKAN ADALAH serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut

cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan

bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

PENYIDIK (Ps 6):

a. pejabat polisi negara Republik Indonesia;

b. pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang.

6. PRA PENUNTUTAN: tindakan JPU untuk memeriksa dan meneliti kembali keseluruhna berkas

perkara yang disampaikan, tindakan mempersiapkan surat dakwaan sebagai persiapan dan

kelengkapan sebelum melakukan penuntutuan perkara ke sidang pengadilan

7. TUJUAN PRA PENUNTUTAN :

o Untuk mengetahui berita acara pemeriksaan yang diajukan/dikirm penyidik apakah sudah

lengkap atau belum,

o Untuk mengetahui berkas perkara itu telah memenuhi persyaratan atau belum untuk dilimpahkan

ke pengadlan, dan

o Untuk menentukan sikap penuntut umum apakah segera menyusun surat dakwaan sebagai

kelngkapan berkas untuk dilimpahkan ke pengadilan

8. ASAS2 YANG ADA DI DALAM ACARA PIDANA :

o Asas kebenaran materil

Page 2: UAS Hukum Acara Pidana

o Asas cepat, sederhana dan biaya murah

Asas cepat :diselesaikan dalam waktu sesingkat2nya

Sederhana : simpel dan tidak berbelit2

Biaya murah :terjangkau oleh semua orang

o Asas praduga tidak bersalah dan asas praduga bersalah

Asas praduga tidak bersalah : asas yang menghendaki agar setiap orang yang terlibat

dalam perkara pudana harus dianggap belum bersalah sebelum ada putusan

pengadilan yang menyatakan kesalahan itu

Asas praduga bersalah :setiap orang yang melakukan perbuatan pidana sudah dapat

dianggap bersalah sekalipun belum ada putusan dari pengadilan yang menyatakan

kesalahannya itu

o Asas inquisitor dan accusatoir

Asas inquisitor: bahwa setiap pemeriksaan yang harus rahasia dan tertutup

Asas accusatoir: asas yang menempatkan tersangka/terdakwa tidak lagi sebagai objek

pemeriksaan melainkan sebagai subjek pemeriksaan

9. BAP harus dibuat dengan baik dan sebenar-benarnya karena di dalam BAP dilampirkan semua berita

acara keterangan tersangka dan saksi, berita acara penangkapan, penahanan, penggeledahan,

penyitaan, dan sebagainya jika hal tersebut telah benar-benar dilakukan dalam rangka penyidikan

suatu tindak pidana.

10. KAPAN SUATU PENUNTUTAN ITU DIANGGAP TELAH ADA? KUHAP tidak menjelaskan

hal itu. Dalam hal ini, Moeljatno menjelaskan bahwa yang dapat dipandang dalam konkretnya

sebagai tindakan penuntutan adalah:

a. Apabila jaksa telah mengirimkan daftar perkara kepada hakim disertai surat tuntutannya untuk

mengadili perkara tersebut.

b. Apabila terdakwa ditahan dan mengenai tempo penahanan dimintakan perpanjangan kepada

hakim sebab kalau sudah lima puluh hari waktu tahanan masih dimintakan perpanjangan secara

moril boleh dianggap bahwa jaksa sudah menganggap cukup alasan untuk menuntut, dan

c. Apabila dengan salah satu jalan jaksa memberitahukan kepada hakim bahwa ada perkara yang

akan diajukan kepadanya.

11. ASAS LEGALITAS: pasal 1 ayat (1) tiada suatu perbuatan dapat di hukum atas kekuatan aturan

pidana dalam perundang-undangan yang telah ada sebelum perbuatan dilakukan.

12. PASAL 137 KUHAP: penuntut umum berwenang melakukan penuntutan terhadap siapapun yang

didakwa melakukan suatu tindak pidana dalam daerah hukumnya dengan melimpahkan perkara ke

pengadilan yang berwenang mengadili

13. TERJADINYA DELIK :

- Kedapatan tertangkap tangan

Page 3: UAS Hukum Acara Pidana

- Karena laporan

- Karena pengaduan

- Diketahui sendiri sehingga penyidik mengetahui terjadinya delik

14. LAPORAN DAPAT DILAKUKAN OLEH SIAPA SAJA, tetapi pengaduan adalah sesuatu yang

dilakukan hanya oleh orang yang terlibat dalam tindak pudana dan tidak dapat dilakukan oleh semua

orang

15. PENGADUAN ABSOLUT:hanya dapat dilakukan penyelidikan jika telah ada pengaduan

PENGADUAN RELATIF: penyidikan dapat dilakukan meskipun tidak ada pengaduan tapi hanya

pada tingkat pengdilan diperlukan pengaduan

16. PENANGKAPAN ADALAH (KUHP pasal 1 ayat 20) : Penangkapan adalah suatu tindakan

penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat

cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta

menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.

17. PENAHANAN ADALAH (KUHP pasal 1 ayat 21) : Penahanan adalah penempatan tersangka atau

terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya,

dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini

18. MACAM PENAHANAN (pasal 22)

a. penahanan rumah tahanan negara;

b. penahanan rumah;

c. penahanan kota.

19. …

P16: Kejaksaan menunjuk jaksa peneliti

P18: Polisi menyerahkan berkas kepada jaksa untuk meneliti kembali

P19: Petunjuk kepada polisi untuk melengkapi

P20: Penyidikan tambahan

P21: Berkas tersebut sudah lengkap

P22: Dasar pelimpahan berkas dan tersangka

20. SURAT DAKWAAN ADALAH surat yang dibuat oleh JPU dari hasil penyelidikan yang berisikan

kronologis yang tujuannya mengancam terdakwa

21. UPAYA HUKUM

1. Biasa:

Verzet (P 214)

Banding (P 233 – 243)

Kasasi (P 244 – 258)

2. Luar biasa:

Page 4: UAS Hukum Acara Pidana

Kasasi demi kepentingan hukum (259-262)

peninjauan kembali (herziening) 263-269

22. TUJUAN UTAMA SURAT DAKWAAN merupakan dasar dan sekaligus membatasi ruang lingkup

pemeriksaan, dasar pertimbangan dalam penjatuhan keputusan; dasar pembuktian/analisis yuridis;

dan/atau merupakan dasar untuk mempersiapkan pembelaan.

23. SYARAT FORMAL SURAT DAKWAAN :

Identitas terdakwa,

Tanggal,

Ditandatangani PU.

24. SYARAT MATERIL SURAT DAKWAAN :

Memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkaptentang tindak pidana yang didakwakan

Menyebutkan waktu terjadinya tindak pidana

Menyebutkan tempat terjadinya tindak pidana

25. MACAM-MACAM BENTUK SURAT DAKWAAN (Surat Edaran Jaksa Agung Nomor SE-

004/J.A/11/1993 tentang Pembuatan Surat Dakwaan).

a. Dakwaan tunggal hanya 1 tindak pidana yang didakwakan

b. Dakwaan alternatif dibuat untuk menuntut perkara pidana yang terdapat keragu-raguan

mengenai jenis perbuatan pidana nya

c. Dakwaan kumulasi/kumulatif Dakwaan ini untuk terdakwa yang melakukan lebih dari satu

perbuatan pidana

d. Dakwaan subsider Disusun dengan mempertimbangkan bobot pidana

e. Dakwaan kombinasi/gabungan Gabungan antara gugatan kumulatif dengan subsidair

26. ALAT BUKTI YANG SAH (PASAL 184)

1. keterangan saksi

2. keterangan ahli

3. bukti surat

4. petunjuk

5. keterangan terdakwa

27. LAMA PENAHANAN PASAL 24-28

no pejabat penahan lama perpanjangan jumlah

1 Penyidik 20 40 60

2 P.Umum 20 30 50

Page 5: UAS Hukum Acara Pidana

3 Hakim PN 30 60 90

4 Hakim PT 30 60 90

5 Hakim MA 50 60 110

Total 400

28. FUNGSI PRAPERADILAN ADALAH sebagai pengawas apakah upaya paksa dilakukan dengan

sah atau tidak, maupun melakukan tindakan sebagai eksekutif yaitu berhak untuk memanggil dan

mengadakan penahanan

29. ALASAN JAKSA MEMBUAT BANYAK SURAT DAKWAAN merupakan dasar

pembuktian/analisis yuridis, tuntutan pidana dan penggunaan upaya hukum.

30. PELIMPAHAN PERKARA MELIPUTI surat pelimpahan perkara itu sendiri, berkas perkara,

surat dakwaan

31. PENYIDIKAN proses pencarian serta pengumpulan barang bukti agar tindak pidana yang

ditemukan menjadi terang, dan agar dapat menemukan dan menentukan pelakunya

32. TUGAS HAKIM KOMISARIS berwenang menetapkan dan memutus antara lain: sah atau

tidaknya penangkapan, penggeledahan, penyitaan, atau penyadapan serta pembatalan dan penangguhan

penahanan sebelum diajukan ke pengadilan.

33. TUJUAN PENCIPTAAN LEMBAGA PRAPERADILAN DALAM KUHAP sebagai pelindung

HAM terutama mereka yang terlibat dalam perkara pidana, khususnya pada tahap penyidikan dan

penuntutan. - alat kontrol terhadap penyidik / penuntut umum terhadap penyalahgunaan wewenang

olehnya.

34. YANG DIMINTA DARI PENGGANTIAN RUGI DALAM SUATU PERKARA imbalan

sejumlah uang

35. YANG BERWENANG MENGAJUKAN PRAPERADILAN ADALAH:

tersangka, keluarga, atau kuasa hukumnya

penyidik atau penuntut umum

pihak ketiga yang berkepentingan

36. CARA MENGAJUKAN PRA PERADILAN:

permohonan ketua PN, disertai alasan, Panitera, KPK tunjuk hakim tunggal, 3 hari setelah diterima

permohonan, tetapkan hari sidang. (Ps 82 Ayat (1) B KUHAP)

37. DUA JENIS GANTI RUGI DALAM KUHAP:

ganti kerugian karena penangkapan dan atau penahanan yang tidak sah/tdk sesuai dg UU yg

berlaku.

ganti kerugian karena tindakan-tindakan lain tanpa alasan UU

Page 6: UAS Hukum Acara Pidana

38. SAKSI MAHKOTA saksi yang berasal dan/atau diambil dari salah seorang atau lebih tersangka

atau terdakwa yang bersama-sama melakukan perbuatan pidana dan tersangka tadi (biasanya yang

paling ringan tuntutannya) diberikan kesempatan u/ menjadi saksi.

39. PEMISAHAN BERKAS PERKARA Adalah apa yang dilakukan Penuntut Umum terhadap suatu

perkara (dipisahkan) karena perkara tadi tidak memenuhi unsur pasal 141 KUHAP (dilakukan orang

yang sama, tindak pidana bersangkut paut, dan tindak pidana saling berhubungan satu sama lain).

40. MENGAPA BERKAS PERKARA DAPAT DIGABUNG/DIPISAH?

Alasan Berkas Digabung (Pasal 141 KUHAP:

1) Perkara tadi dilakukan orang yang sama

2) Tindak pidana bersangkut paut,

3) Dan ataupun tidak bersangkut paut tapi saling berhubungan

Alasan Berkas Dipisah PU memeriksa beberapa tindak pidana yang dilakukan beberapa tersangka

tapi tidak masuk dalam ketentuan Pasal 141 KUHAP tadi.