Tutot Slide Sinus

36
TUTORIAL SINUSITIS Kelompok Stase THT Pembimbing : Dr. Hj. Fitriah S, Sp.THT

description

Tutot Slide Sinus

Transcript of Tutot Slide Sinus

TUTORIAL

SINUSITIS

Kelompok Stase THT Pembimbing : Dr. Hj. Fitriah S, Sp.THT

Sinus parasanal adalah rongga udara yang

terdapat pada tulang tengkorak disekitar daerah hidung.

Empat area sinus paranasal : •Sinus frontal•Sinus maxillary•Sinus ethmoid•Sinus sphenoid

Anatomi Sinus

Anatomi sinus

SINUS MAXILLARISTerbesar, btk segitiga, didalam os

maxillaDinding anteriornya adalah

permukaan fasial os maksila yang disebut fosa kanina.

Dinding posterior adalah permukaan infra temporal maksila.

Lanjutan .....Dinding medial adalah dinding

lateral rongga hidung.

Dinding superior adalah dasar orbita.

Dinding inferiornya adalah prosesus alveolaris dan palatum.

SINUS MAXILLARIS

SINUS FRONTALISSINUS FRONTALIS

Sinus frontal dipisahkan oleh tulang yang relatif tipis dari orbita dan fosa serebri anterior, sehingga infeksi dari sinus frontal mudah menjalar ke daerah ini.

Sinus frontal berdrainase melalui ostiumnya yang terletak di resesus frontal.

Tidak adanya gambaran septum-septum atau lekuk-lekuk dinding sinus pada foto Rontgen menunjukkan adanya infeksi sinus.

SINUS ETHMOIDALISSINUS ETHMOIDALIS

Sinus etmoid bentuknya berongga – rongga terdiri dari sel – sel yang menyerupai sarang tawon

Terletak di dalam massa bagian lateral os etmoid

sinus etmoid anterior yang bemuara di meatus medius sinus etmoid posterior yang bermuara di meatus

superior. Bagian anterior ada bagian yang sempit yang disebut

resesus frontal berhubungan sinus frontal Atap sinus etmoid disebut fovea etmoidalis yang

berbatasan dengan lamina kribrosa Dinding lateral adalah lamina papirasea yang

membatasi sinus etmoid dengan rongga orbita Bagian belakang sinus etmoid posterior berbatasan

dengan sinus sphenoid.

SINUS SPHENOIDALISSINUS SPHENOIDALIS

Lanjutan....

Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior.

Sinus sfenoid di bagi menjadi dua oleh sekat yang disebut septum intersfenoid.

Sebelah superior terdapat fosa serebri media dan kelenjar hipofisa,

Sebelah inferiornya atap nasofaring, Sebelah lateral berbatasan dengan sinus

kavernosus dan a. Karotis interna dan Disebelah posteriornya berbatasan dengan fosa

serebri posterior di daerah pons.

Peranan sinus paranasalis

Sebagai pengatur kondisi udara Sebagai penahan suhu. Membantu keseimbangan kepala Membantu resonansi suara Peredam perubahan tekanan udara Membantu produksi mukus untuk

membersihkan rongga hidung. Mengurangi berat dari tengkorak.

Pemeriksaan Sinus Paranasal Inspeksi Palpasi Rinoskopi anterior Rinoskopi posterior Transiluminasi Radiologik Sinoskopi

SinusitisSinusitis

Merupakan inflamasi yang terjadi pada satu atau lebih organ sinus paranasal

Klasifikasi Sinusitis di kategorikan menjadi tiga

bagian:

1.Sinusitis akut ( beberapa hari – 4minggu)

2.Sinusitis sub akut ( 4mgg- 3 bln)

3.Sinusitis kronik ( > 3bln)

SINUSITIS AKUT Penyakit ini dimulai dengan

penyumbatan daerah kompleks ostiomeatal oleh infeksi, obstruksi mekanis atau alergi.

Selain itu juga dapat merupakan penyebaran dari infeksi gigi.

Etiologi Rinitis akut Infeksi faring Infeksi gigi rahang atas Berenang dan menyelam Trauma Barotrauma

Gejala sinusitis akut

Gejala sistemik ( demam dan rasa lesu)

Gejala lokal (ingus kental yang berbau dan mengalir ke nasofaring

Hidung tersumbat Rasa nyeri di daerah sinus yang

terkena

Pemeriksaan Penunjang

Transiluminasi : sinus yang sakit tampak gelap

Radiologik posisi Waters, PA dan lateral : perselubungan atau penebalan mukosa atau air fluid level pada sinus yang sakit.

Pemeriksaan penunjang

Gambar . Transiluminasi dar i sinus maksilaris. Cahaya diarahkan kedaerah infraorbital dan melakukan inspeksi di daerah palatum.

Gambar . Radiografi pada sinus (posisi Waters) Pada sinus maksilaris kanan tampak ada cairan yang tebal (panah merah) .

Terapi

Diberikan antibiotik selama 10-14 hari golongan penisilin.

Diberikan dekongestan hidung dan Analgetik untuk anti nyeri.

SINUSITIS SUBAKUT

Gejalanya sama dengan sinusitis akut tapi tanda-tanda radang akut (demam, sakit kepala hebat, nyeri tekan sudah reda.

Pada rinoskopi anterior tampak sekret purulen di meatus medius atau superior. Pada rinoskopi posterior tampak sekret purulen di nasofaring. Pada pemeriksaan transiluminasi tampak sinus yang sakit gelap.

Terapi Terapinya diberikan antibiotik spektrum luas

atau yang sesuai dengan tes resistensi kuman, selama 10-14 hari.

Dekongestan, Obat tetes hidung hanya diberikan terbatas

5-10haririnitis medikamentosa. Diberikan analgetik, Antihistamin dan Mukolitik.

Lanjutan.... Tindakan berupa diatermi dengan

sinar gelombang pendek (ultra short wave diathermy), sebanyak 5-6 kali pada daerah yang sakit untuk memperbaiki vaskularisasi sinus. Pada sinusitis maksila dapat dilakukan pungsi irigasi.

Sinusitis kronik

POLUSI BAHAN KIMIA

SILIA RUSAK

INFEKSI KRONIK

OBSTRUKSIMEKANIK

GANGGUAN DRAINASE

ALERGI DAN DEFISIENSI

IMUNOLOGIKPERUBAHAN

MUKOSA

PENGOBATAN INFEKSI AKUT YANG

TIDAK SEMPURNA

SINUSITIS KRONIK

Gejala subjektif :•Post nasal drips•Gatal dan rasa tidak nyaman di

tenggorokan •Pendengaran terganggu tersumbatnya

tuba auditiva•Nyeri kepala•Gejala matapenjalaran infeksi melalui

duktus nasolakrimalis.

Diagnosis Anamnesis yang cermat Rinoskopi anterior Rinoskopi posterior Transiluminasi Pemeriksaan radiologik Naso endoskopi CT scan.

CT scan sinusitis maksilaris

Normal

Terapi

Terapinya diberikan antibiotik sekurang-kurangnya 2 minggu.

Dapat dibantu dengan diatermi gelombang pendek selama 10 hari pada daerah yang sakit.

Pungsi dan irigasi sinus untuk pembersihan sekret.

Bila tidak ada perubahan PEMBEDAHAN RADIKAL

Pembedahan Radikal

•Sinus maksila Caldwell-Luc•Sinus ethmoid Ethmoidektomi•Sinus frontal Drenase sekret intranasal

atau ekstranasal•Sinus sfenoid Drenase sekret intranasal

Tidak radikal•Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF)

membersihkan daerah Kompleks Ostio Meatal mukosa sinus kembali normal

Pemeriksaan radiologi Sinus Paranasalis Convensional Ro:- Occipitomental ( posisi Water’s )- sinus maxilla, frontal , sphenoid & tlg - zygomaticus- Occipitofrontal ( Posisi Caldwell )- Frontal, ethmoid, orbita & cavum nasi- Lateral :- Frontal, maxillasphenoid, cavum nasi & - nasopharynx- 2. CT – Scan :- Paranasal sinus , orbita serta soft tissue

3 kategori untuk sinus yang besar : - Hyper sinus :pembesaran sinus dengan tidak ada perubahan kontur - Pneumosinus dilitan : Pembesaran sinus dengan perubahan kontur tetapi tidak ada penipisan dinding - Pneumocele : Pembesaran sinus

dengan perubahan kontur tulang disertai penipisan dinding