Tutorial Sap

73
ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA ATAP Gambar 1. Struktur Rangka Atap Baja Dalam struktur kuda kuda, beban yang bekerja adalah beban merata yang berasal dari genteng, reng, tekanan angin, maupun beban mati, dll. Dalam konstruksi kuda kuda batang tidak boleh menerima beban, untuk itu beban merata tersebut di ubah menajadi beban terpusat yang akan di arahkan pada titik buhul/simpul. Untuk mengubah beban merata tersebut digunakan gording untuk mengubah beban merata menjadi beban terpusat. Gambar 1.1 Skema Kuda kuda 1

description

Tutorial Software Structural Analysis Program atau biasa disebut SAP. SAP biasa digunakan untuk menganalisis struktur kolom, balok, ringbalok, rangkaian atap kuda kuda baja atau beton

Transcript of Tutorial Sap

Page 1: Tutorial Sap

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA ATAP

Gambar 1. Struktur Rangka Atap Baja

Dalam struktur kuda kuda, beban yang bekerja adalah beban merata yang berasal dari genteng,

reng, tekanan angin, maupun beban mati, dll. Dalam konstruksi kuda kuda batang tidak boleh

menerima beban, untuk itu beban merata tersebut di ubah menajadi beban terpusat yang akan di

arahkan pada titik buhul/simpul. Untuk mengubah beban merata tersebut digunakan gording

untuk mengubah beban merata menjadi beban terpusat.

Gambar 1.1 Skema Kuda kuda

Dalam pembebanan yang berlaku di Indonesia. Besarnya angin tiup yang bekerja pada struktur

atap diambil minimum sebesar 25 kg/m2 . Tekanan yang ada di tepi pantai hingga sejauh 5 km

dari tepi pantai diambil minimum 40 kg/m2 . Angin mempunyai pengaruh terhadap tekan dan

hisap, jadi beban yang bekerja pada struktur atap juga mempunyai beban angin tekan dan beban

angin hisap. Dimana harga tersebut didapat berdasarkan bentuk dan kemiringan atap.

Perhitungan di jelaskan dalam skema di bawah

1

Page 2: Tutorial Sap

Jika diketahui tekanan tiup angin : qw = ( 25 – 40 ) kg/m2 , kemiringan atap : a , jarak

rengka atap : L , jarak antar gording : Lg, maka besar tekanan angin hisap (Wh) angin tekan (Wt)

adalah

Angin tekan : Wt = Lg . L . [( 002 . a + 0,4 )]. Qw

Angin hisap : Wt = Lg . L . ( 0,4 . Qw )

Untuk keperluan perhitungan, beban terpusat pada titik simpul yang terjadi harus di urai menjadi

beban yang terarah Vertikal maupun Horisontal sebagai berikut

Tekanan angin (Wt) : Vt = Wt. cos t = Wt. sin

Tekanan angin (Wh) : Vh = Wh. cos h = Wh. sin

Beban mati pada struktur rangka atap terdiri dari berat sendiri rangka, beban penutup kap, usuk,

reng, gording, plafond, dan penggantung. Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk

Gedung 1987, besar beban dari (genting, usuk, dan reng) adalah

(qa) = 50 kg/m2 , plafond dan penggantung (qp) = 18 kg/m

Untuk berat jenis baja = 7850 kg/m3, dengan demikianbesar beban terpusat pada titik buhul

adalah, Qa = d.B.qa dan akibat plafond Qp = d.B.qp

Gambar 1.2 Skema Pembebanan

Besarnya beban hidup akibat berat pekerja diperhitungkan sebesar Qh = 100 kg

2

Page 3: Tutorial Sap

Gambar 1.3 Skema Pembebanan

3

Page 4: Tutorial Sap

SOAL PERHITUNGAN ANALISIS DAN DESAIN KUDA KUDA

Suatu struktur rangka atap dari baja, mempunyai konfigurasi seperti pada gambar. Sambungan antara batang menggunakan baut berdiameter 10 mm dan pelat buhul tebal 1 cm. Panjang bentang dari rangka = 865 cm, tinggi rangka = 249.7 cm, dan jarak antara rangka atap : B = 317.5 cm.

Untuk keperluan desain awal. batang tepi atas dan tepi bawah menggunakan profil siku rangkap 2L.30.30.3 . Batang vertikal dan batang diagonal menggunakan profil siku rangkap 2L.30.30.3 , 2L.35.35.4. DAN 2L.40.40.6. Mutu profil baja yang digunakan adalah BJ.37, dengan tegangan leleh (fy) = = 2400 kg/cm2.

Beban-beban yang diperhitungkan bekerja pada struktur rangka atap adalah beban angin (qw) = 25 kg/m2, beban penutup atap (qa) = 50 kg/m2, dan beban plafon (qp) :::; 20 kg/m2. Berat jenis baja = 7850 kg/m3 , modulus elastisitas baja E = 2100000 kg/cm2 , dan angka poisson baja = 0,3.

Kombinasi pembebanan yang ditinjau pada analisis struktur adalah :

- Pembebanan tetap : Beban mati + beban hidup - Pembebanan Sementara 1 : Beban mati + beban hidup + beban angin dari kiri- Pembebanan Sementara 2 : Beban mati + beban hidup + beban angin dari kanan

Gambar 1.4 Penggunaan Profil Batang Kuda kuda

4

Page 5: Tutorial Sap

Langkah Perhitungan Menggunakan

SAP Non Linier 2000

Perhitungan Beban Beban Angin (qw) = 40 kg/m2

Jarak antara kuda kuda = 3.175 m Jarak antara gording (Lg) = 2.497 m Kemiringan atap (α) = 30°

Tekanan Angin (Qt) = Lg.B.[0.02.α-0.4).qw]

= 2,497.3,175.[0,02.30-0,4).40]

= 63.424

Tekanan vertical (Vt) = Qt cos α = 63.424 x cos 30° = 54.927 Tekanan horizontal (Ht) = Qt sin α = 63.424 x sin 30° = 31.712

Hisapan angin (Qi) = Lg.B.[(0,4).40}

= 2,497.3.175.[(0,4).40]

= 126.848

Hisapan vertikal (Vi) = Qi cos α = 126.848 x cos 30° = 109.853 Hisapan horizontal (Hi) = Qi sin α = 126.848 x sin 30° = 63.424

Beban Penutup atap (qa) = 50 kg/m2

Beban Plafond = 18 kg/m2

Penutup atap (qa) = d.B.qa

= 1,25.3.175.50

= 198.438

Penutup plafon (Qp) = d.B.qp

=1,250.3,175.18

= 71,438

Besarnya beban hidup pada struktur rangka atap diperhitungkan sebesar Qh = 100 kg

5

Page 6: Tutorial Sap

LANGKAH PERHITUNGAN DAN PENERAPAN PADA PROGRAM SAP

1. Buka program SAP

Gambar 1.1 Dekstop Tampilan SAP

Muncul dialog sebagai berikut :

Gambar 1.2 Tampilan Program SAP

6

Page 7: Tutorial Sap

2. Ubah satuan awal dari Kip-in menjadi Kgf-cm

Gambar 1.3 Satuan Program SAP

3. Untuk membuat model awal, pilih File > New model

Gambar 1.4 Pembuatan Model Awal

4. Muncul tampilan sebagai berikut

Isi tabel dengan segmen skema kuda kuda

7

Page 8: Tutorial Sap

Gambar 1.5 Tab Koordinat Sistem

5. Ketika sudah didapat segmen nya, mulai membuat batang sebagai kuda kuda dengan

memilih icon di bawah (Draw Frame Element)

Gambar 1.6 Icon Membuat Frame

6. Rangkai sesuai titik sudut yang ada

Gambar 1.7 Pembuatan Skema Kuda kuda

8

Page 9: Tutorial Sap

7. Hingga membentuk gambar sebagai berikut :

Gambar 1.8 Kuda kuda dalam Program SAP

8. Berikutnya ubah material yang digunakan dengan cara Define > Materials

Ubah menjadi steel

Gambar 1.9 Pengaturan Material yang digunakan program SAP

9

Page 10: Tutorial Sap

9. Kemudian– Static Load Cases... – berikan nama beban mati dengan type Dead dan

masukkan angka 1 lalu beban hidup type Live dengan angka 0 sedangkan angin kanan

dan kiri satu per satu dimasukkan denagan type Wind dan angka 0 juga.

Gambar 1.10 Jendela Penggunaan Jenis Beban

Gambar 1.11 Tampilan Jendela Penggunaan Jenis Beban

10

Page 11: Tutorial Sap

10. Kombinasi pembebanan dapat diinput dengan cara Define > Load Combination

Define – Load Combinations... – Add New Combo –

COMB1 untuk beban hidup dan mati dengan beban mati diberi angka 1,2 dan beban hidup 1,6, pilih Use for Steel Design, OK.

Add New Combo lagi, COMB2 untuk beban mati, beban hidup dan angin kiri. Untuk angin masukkan angka 1,4, OK.

Add New Combo lagi, COMB3 untuk beban mati, beban hidup dan angin kanan.

Gambar 1.12 Tampilan Jendela Kombinasi Jenis Beban

11. Dengan hasil sebagai berikut :

Gambar 1.13 Hasil Kombinasi Beban

11

Page 12: Tutorial Sap

12. Kemudian beri perletakan pada ujung buhul seperti pada gambar

Gambar 1.14 Simpul Perletakan Tumpuan

13. Dengan cara Assign > Joint > Restraints

Gambar 1.15 Cara memberi Tumpuan

14. Lalu pilih seperti pada gambar

Gambar 1.16 Tumpuan Sendi

12

Page 13: Tutorial Sap

15. Kemudian buat untuk profil yang akan digunakan dengan cara :

Define > Frame Sections

Gambar 1.17 Cara memberi jenis batang/Frame

Muncul dialog sebagai berikut

16. Lalu pilih dibagian “click to” pilih anak panah yang ke2 seperti pada gambar

Gambar 1.18 Tampilan pembuatan jenis batang

13

Page 14: Tutorial Sap

17. Pilih profil Double Angle

Muncul format

Gambar 1.19 Tampilan Batang Double L / double Angle

18. Untuk mengisi format di atas, angka didapat dari

- Outside depth (t3)Adalah jarak dari atas hingga bawah dari plat LJadi t3 = ukuran panjang plat L kebawah + tebal sayap pelat

Gambar 1.20 Outside depth

- Outside width (t2)Adalah jarak dari ujung sayap satu ke sayap lainDengan rumus t2 = 2x lebar sayap + 2x tebal pelat + tebal pelat kopel

Gambar 1.21 Outside width

14

Page 15: Tutorial Sap

- Horizontal leg thickness (tf)Adalah tebal pelat horizontal / sayap pelat

Gambar 1.22 Horizontal leg thickness

- Vertical leg thickness (tf)Adalah tebal pelat vertical

Gambar 1.23 Vertical leg thickness

- Back to back distance (dis)Adalah tebal pelat kopel itu sendiri atau jarak antar punggung pelat

Gambar 1.24 Back to back distance

15

Page 16: Tutorial Sap

19. Untuk mengisi data di atas dibutuhkan tabel pelat baja

Sebagai contoh untuk membuat pelat double angle dengan ukuran 50x50x5mm

Dengan mengisi sebagai berikut

Gambar 1.25 Data data batang yang digunakan

20. Untuk mengisi beban menggunakan cara

Blok / select simpul yang akan di beri beban> Assign > Joint static loads > Forces

Gambar 1.26 Cara mengisi beban

16

Page 17: Tutorial Sap

Maka muncul tab

0

Gambar 1.27 Tampilan pengisian beban

21. Untuk mengisi beban, gunakan Force Global, sedangkan untuk (X,Y,Z) adalah arah dari

beban tersebut ,

Dalam hal ini gunakan beban Force Global Z ,karena beban searah dengan sumbu Z dalam program SAP

Isikan dengan notasi tanda min / negative

Gambar 1.28 Tampilan pengisian beban

17

Page 18: Tutorial Sap

Karena arah beban menuju kuda kuda / arah kebawah, maka angka beban bernilai negative

Kemudian “OK”

22. Kemudian pada perletakan diberi beban ½ dari beban sebelumnya

Gambar 1.29 Penggunaan beban

Karena peruntukan beban pada perletakan bernilai ½

Gambar 1.30 Pembagian beban

18

Page 19: Tutorial Sap

23. Untuk beban plafond dipasang pada:

Gambar 1.31 Beban Plafond

Diberi beban dengan cara yang sama seperti cara sebelumnya

Dengan total beban

19

Page 20: Tutorial Sap

pp

Gambar 1.32 Beban yang digunakan

24. Untuk memasang profil yang telah dibuat, digunakan cara

Blok batang yang akan di pasang profil> Assign > Frame > Sections…

Gambar 1.33 Pemasangan Profil Batang

Pilih batang yang diinginkan> OK

Maka akan muncul skema sebagai berikut :

Gambar 1.34 Hasil pemasangan batang

20

Page 21: Tutorial Sap

25. Kemudian untuk pengerjaan,

Pilih Analyze > Set Option

Gambar 1.35 Cara menjalankan perhitungan

26. Pilih XZ Plane > OK

Gambar 1.36 Mode dalam perhitungan

27. Kemudian Analyze > Run

Gambar 1.37 Cara menghitung dalam SAP

28. Tunggu proses berjalan hingga muncul tulisan

Gambar 1.38 Proses perhitungan SAP

21

Page 22: Tutorial Sap

29. Dengan hasil sebagai berikut

Gambar 1.39 Hasil Perhitungan

Gambar 1.40 Hasil keamanan dari gaya batang

22

Page 23: Tutorial Sap

Gambar 1.41 Hasil momen dari gaya batang

30. Dengan menggunakan profil baja

Gambar 1.42 Penggunaan profil batang

23

Page 24: Tutorial Sap

PERHITUNGAN SAP

RING BALOK DAN KOLOM LANTAI 2

24

Page 25: Tutorial Sap

Data teknis

Mutu Beton : K200 (20 MPa)

Mutu Baja : 240 MPa

Dimensi Ring Balok : 15x20

Dimensi Kolom Lt.02 : 15x15

Berat Jenis Beton : 2400 kg/m3

Berat Jenis Pas. Bata :1700 kg/m3

Dari data yang didapat pada perhitungan SAP untuk kuda kuda baja, didapat RAv maupun RBv.

dalam hal ini RAv dan RBv dijadikan sebagai beban titik yang menumpu pada ring balk, karena

beban yang bekerja = reaksi yang dihasilkan

Langkah Perhitungan Menggunakan Program SAP

1. Langkah pertama buka program SAP2000

25

Page 26: Tutorial Sap

Gambar 2.1 Tampilan dekstop

2. Maka muncul tampilan sebagai berikut

Gambar 2.2 Tampilan program SAP

Pilih OK , kemudian untuk membuat grid – grid model dari ring balk.

3. Dalam hal ini penulis menggunakan grid seperti pada gambar

Gambar 2.2 Cara membuat model baru

4. Kemudian terbentuk grid dari hasil input sebagai berikut.

Untuk menggambar segmen dari ring balok itu sendiri, gunakan toolbar “Draw Frame Element”

Kemudian ikuti titik (snap) perpotongan dari grid itu sendiri

26

Page 27: Tutorial Sap

Gambar 2.3 Cara penggambaran batang/Frame

Gambar 2.4 Hasil penggambaran Frame

27

Page 28: Tutorial Sap

5. Gambar bagian bagian balok hingga selesai

Gambar 2.5 Hasil akhir penggambaran frame balok

6. Untuk membuat material maupun dimensi, gunakan toolbar “Define” >> Materials

Gambar 2.6 Cara mengubah material

7. Karena kita menggunakan ringbalok dari bahan beton, maka gunakan bahan “conc” yang berarti

Concreate yang artinya beton

Gambar 2.7 Tampilan tab material

28

Page 29: Tutorial Sap

8. Untuk membuat dimensi dari ring balok,

“Define” >> Frame Section

Gambar 2.8 Cara membuat batang(ring balok)

9. Pilih Add Rectangular untuk membuat ring balok

Gambar 2.9 Tampilan pembuatan batang

29

Page 30: Tutorial Sap

10. Atur ukuran dari ringbalok , (menggunakan 15/20)

Gambar 2.10 Hasil akhir batang ring balok

11. Kemudian assign dimensi yang kita buat ke dalam frame yang telah ada

Dengan cara Blok yang ingin di assign >> Assign >> Frame >> Section

Gambar 2.11 Memasang batang pada skema

30

Page 31: Tutorial Sap

Gambar 2.12 Cara Memasang batang pada skema

Gambar 2.13 Pemilihan batang pada skema

31

Page 32: Tutorial Sap

Gambar 2.14 Hasil pemasangan batang

Dengan hasil sebagai berikut

Gambar 2.15 Hasil akhir permodelan

32

Page 33: Tutorial Sap

12. Kemudian buat kolom lantai 2 dengan cara yang sama seperti langkah di awal

Gambar 2.16 Pembuatan kolom lantai 2

13. Kemudian Assign kolom dan buat dimensi kolom yang digunakan seperti cara sebelumnya

Gambar 2.17 Pemasangan kolom

Gambar 2.18 Pembuatan dan pemasangan batang

33

Page 34: Tutorial Sap

Gambar 2.19 Hasil pemasangan batang pada permodelan

Dengan cara

Gambar 2.20 Cara pemasangan

14. Gunakan beban Kuda kuda pada perhitungan sebelumnya , dari reaksi menjadi sebuah beban

pada perletakan kuda kuda.

Gambar 2.21 Pemasangan beban kuda kuda

34

Page 35: Tutorial Sap

15. Berikan beban kuda kuda – 576,48 (sebesar reaksi)

Karena arah ke bawah maka gunakan

Tanda negative

Gambar 2.22 pengisian beban kuda kuda

Gambar 2.23 Pengisian Beban Hidup

35

Page 36: Tutorial Sap

Gambar 2.24 Jenis beban

Gambar 2.25 Kombinasi jenis beban

16. Buat beban kombinasi, antara beban mati dan beban hidup dengan

1.2 beban mati

1.6 beban hidup

Gambar 2.26pengisian kombinasi jenis beban

36

Page 37: Tutorial Sap

17. Kemudian pilih beban kombinasi yang telah dibuat dengan cara

Select design Combo

Gambar 2.27 Pemasangan kombinasi jenis beban

18. Setelah semua diatur baik beban maupun batang

Run untuk mendapatkan hasilnya

Gambar 2.27 Cara proses perhitungan

19. Berikut adalah hasil Run

Gambar 2.28 Hasil perhitungan

37

Page 38: Tutorial Sap

20. Pilih Design >> Start Design untuk menampilkan hasil

Gambar 2.29 Cara menampilkan hasil kebutuhan momen

Gambar 2.30 Angka kebutuhan tulangan minimal

21. Angka yang tertera adalah kebutuhan minimal tulangan

Gambar 2.31 Pengambilan sample angka kebutuhan tulangan terbesar

38

Page 39: Tutorial Sap

Untuk angka yang tercantum di atas adalah data kebutuhan tulangan minimal

Contoh

87.50 23,46 76,40

45.91 55,86 47,20

Ditentukan angka yang paling besar

87.50 jadi digunakan tulangan

2 buah diameter 10 = 2 x 78.5

= 157,00

Untuk luas tulangan kolom di samping 225

Adalah kebutuhan minimal luas tulangan

Kolom 15 x 15 menggunakan 4 buah tulangan pokok

Diameter 12 = 4 x 113.04

= 452.16

39

Page 40: Tutorial Sap

PERHITUNGAN SAP

BALOK DAN KOLOM LANTAI 1

40

Page 41: Tutorial Sap

Data teknis

Mutu Beton : K200 (20 MPa)

Mutu Baja : 240 MPa

Dimensi Ring Balok : 20x30 , 15x25

Dimensi Kolom Lt.01 : 25x25

Berat Jenis Beton : 2400 kg/m3

Berat Jenis Pas. Bata :1700 kg/m3

Langkah Perhitungan Menggunakan Program SAP

Untuk menghitung pembebanan menggunakan SAP

1. Langkah pertama buka program SAP2000 (versi SAP2000 Student)

Gambar 3.1 Tampilan dekstop

41

Page 42: Tutorial Sap

2. Ubah satuan menjadi kg.m pad pojok kanan bawah

Gambar 3.2 segmen koordinat

3. Buat Grid untuk ukuran balok dan Kolom seperti diatas

Gunakan Icon di samping untuk membuat rangka

42

Page 43: Tutorial Sap

Gambar 3.3 Permodelan Balok dan kolom

4. Gambar rangka hingga menjadi gambar seperti di atas

Setelah rangka jadi, ubah material yang digunakan menjadi Conc

Gambar 3.4 Penggunaan material

5. Buat dimensi ukuran kolom maupun balok yang dibutuhkan

Dalam hal ini menggunakan Kolom ukuran (25x25)

Serta untuk balok menggunakan (20x30), (15x25)

KOLOM 25x25 BALOK 20x30

43

Page 44: Tutorial Sap

BALOK 20x15

Gambar 3.5 Jenis batang

6. Kemudian Assign ke batang yang telah ditentukan

Gambar 3.6 Jenis material yang digunakan

44

Page 45: Tutorial Sap

Gambar 3.7 Penggunaan jenis batang

7. Buat beban dan kombinasi yang telah ditentukan

Gambar 3.8 Kombinasi beban

8. Setelah di buat assign untuk bebannya

45

Page 46: Tutorial Sap

Gambar 3.9 Daftar beban pada balok

Gambar 3.10 pemberian beban balok

9. Dan jangan lupa untuk meletakkan beban hasil akumulasi dari kolom lantai 2

Gambar 3.11 Beban terpusat pada kolom lantai 2

Setelah permodelan selesai

46

Page 47: Tutorial Sap

10. Run untuk mengetahui hasilnya

Gambar 3.12 cara perhitungan

Gambar 3.13 Proses perhitungan

Gambar 3.14 Hasil perhitungan

47

Page 48: Tutorial Sap

11. Pilih Design >> Start Design untuk mengetahui angka hasil perhitungan

Gambar 3.15 Menampilkan hasil kebutuhan tulangan minimal

Gambar 3.16 Hasil kebutuhan tulangan minimal

12. Berikut adalah hasil dari perhitungan

48

Page 49: Tutorial Sap

Gambar 3.17 Menampilkan hasil reaksi

13. Untuk mengetahui Reaksi/Beban akumulasi

Pilih icon tersebut

Lalu Pilih Reaction

Gambar 3.18 Hasil reaksi pada kolom lantai 1

Untuk angka yang tercantum di atas adalah data kebutuhan tulangan minimal

49

Page 50: Tutorial Sap

Contoh

Ditentukan angka yang paling besar

273,90 jadi digunakan tulangan

2 buah diameter 16 = 2 x 200,96

= 547,8

Untuk kolom

Angka minimal untuk luas tulangan = 625

Kolom ukuran 30x30 menggunakan 8 buah tulangan pokok

Jadi 625/8 = 78,125

Jadi menggunakan tulangan diameter 10

PERHITUNGAN SAP

50

Page 51: Tutorial Sap

SLOOF DAN PEDESTAL LANTAI 1.

Data teknis

51

Page 52: Tutorial Sap

Mutu Beton : K200 (20 MPa)

Mutu Baja : 240 MPa

Dimensi Sloof : 20x25

Dimensi Pedestal : 20x20

Berat Jenis Beton : 2400 kg/m3

Berat Jenis Pas. Bata :1700 kg/m3

Dari data yang didapat pada perhitungan SAP untuk kolom dan balok lantai 1 didapat reaksi

dari kolom , dan hasil reaksi kolom tersebut menjadi sebuah beban yang akan ditumpu oleh

pedestal.

Langkah Perhitungan Menggunakan SAP

1. Di sini penyusun menggunakan SAP 2000 non linear V7

Gambar 4.1 Program SAP 2000

Dengan tampilan sebagai berikut :

52

Page 53: Tutorial Sap

Gambar 4.2 Tampilan Program SAP 2000 V7

2. Ubah Satuan menjadi Kg.m

Gambar 4.3 Satuan Awal

3. Buat grid dan spacing sesuai frame yang diinginkan seperti pada gambar

Gambar 4.3 Grid yang digunakan

53

Page 54: Tutorial Sap

Gambar 4.3 Pembuatan permodelan

4. Beri tumpuan dengan pilih Assign – Joint – Restraints

Gambar 4.4 Pemberian Tumpuan

Gambar 4.5 Hasil setelah diberi tumpuan

5. Setelah gambar telah selesai di buat

54

Page 55: Tutorial Sap

Jangan lupa untuk mengatur kombinasi dan komponen beban serta bahan yang digunakan

Define -> Materials : Untuk mengatur material yang dipakai

Gambar 4.6 Penggunaan Material

Define -> Frame Section -> Add Rectangular : Untuk mengatur jenis dan ukuran balok dan kolom

BALOK 20x25 KOLOM 20x20

Gambar 4.7 Jenis dan ukuran balok/kolom yang digunakan

Define -> Static Load Cases : Untuk pemilihan beban apa saja yang dipakai pada konstruksi

yang akan kita hitung

55

Page 56: Tutorial Sap

Gambar 4.8 Tabel Define Static Load Cases

Define -> Load Combinations -> Add New Combo : untuk menentukan kombinasi beban

yang berlaku

Gambar 4.9 input Data Beban Tetap

6. Pilih batang pada sloof dan kolom struktur yang diinginkan dengan cara

Assign -> Frame Section

56

Page 57: Tutorial Sap

Gambar 4.10 Tampilan Setelah Mengatur Frame Balok dan Kolom

7. Setelah material di buat , kemudian assignkan pada yang diinginkan

Kemudian akumulasi beban yang didapat pada perhitungan Balok dan Kolom Lantai 1

Gambar 4.9 Akumulasi beban titik pada kolom lantai 1

57

Page 58: Tutorial Sap

Gambar 4.10 Input Beban Terpusat dari Kolom Lantai 1

Berat Sendiri sloof = 0,20 x 0,25 x 2400 = 120 kg/m

Gambar 4.11 Input Beban Sloof Sendiri

Berat DInding Pasangan Batu Bata = 0,15 x 1 x 1 x 1700

= 1020 kg/m

Gambar 4.12 Input Beban Dinding

58

Page 59: Tutorial Sap

Gambar 4.13 Input Beban Hidup

8. Setelah menginput semua beban untuk mengurangi beban pada sloof , jadi pada tumpuan sendi

per meter untuk pondasi plat lajur dengancara : select batang sloof yang akan diberikan tumpuan -

> Edit -> Divide Frames -> Input angka sesuai panjang batang

Gambar 4.14 Menginput data dalam Divide Selected Frames

9. Langkah selanjutnya memberi tumpuan ke setiap batang dan memberikan joint pada sloof dan

tumpuan sendi pada batang . Yang menghasilkan gambar seperti ini

Gambar 4.15 Batang Sloof setelah diberi tumpuan sendi

10. Analisa Struktur

Analyze -> Set Option , terlebih dahulu kita atur settingannya

59

Page 60: Tutorial Sap

Gambar 4.12 Option untuk Analyze

11. Lalu kita Analyze dengan cara Analyze -> Run

Gambar 4.13 beban merata

12. Hasil Analyze harus menunjukan tulisan seperti ini

60

Page 61: Tutorial Sap

Gambar 4.14 Hasil Analyze

Gambar 4.15 Hasil Analyze

13. Untuk mengecek kekuatan strukturnya , Design -> Start Design/Check of Structure atau dengan

menekan tombol dikeyboard “Ctrl+F5”

61

Page 62: Tutorial Sap

Gambar 4.15 Hasil pengecekan struktur

14. Untuk mengecek diagram moment , Display -> Show Forces/stresses -> Frames -> Moment 3-3

Gambar 4.16 Diagram Momen

15. Untuk mengecek diagram normal : Display -> Show Forces/stresses -> Frames -> Axial Force

62

Page 63: Tutorial Sap

Gambar 4.17 Diagram Gaya Normal

Untuk mengecek diagram gaya geser yang bekerja pada struktur dapat dilakukan dengan cara :Display -> Show forces/stresses -> Frames -> Shear 22

Gambar 4.18 Diagram Gaya Geser

16. Menghitung Luas Tulangan

63

Page 64: Tutorial Sap

Gambar 4.18 Hasil Gambar Joint Reaction Forces

Ditentukan angka yang paling besar

87,59 jadi digunakan tulangan

2 buah diameter 10 = 2 x 78,5

= 157

Untuk kebutuhan tulangan pedestal = 400

Karena pedestal ukuran 20x20 menggunakan 8 buah

Tulangan pokok

Maka 400/8 = 50

Jadi menggunakan 8 buah diameter 8

Gambar 4.20 Reaksi total pada pedestal

64

Page 65: Tutorial Sap

Diketahui :BJ Dinding : 1700 kg/m3 h dinding : 4 m = 1020 kg/m'b dinding : 0.15 m

No. Tipe Sloof

Dimensi Sloof

Panjang Sloof / L (m)

W Dinding (kg)

b h

Sloof Vertikal

1 A 1-2 0.2 0.3 4 4080 1020

2 C 1-2 0.2 0.3 4 4080 1020

3 D 1-2 0.2 0.3 4 4080 1020

4 E 1-2 0.2 0.3 4 4080 1020

5 D 1-2 0.2 0.3 4 4080 1020

6 A 2-3 0.2 0.3 1.5 1530 1020

7 B 2-3 0.2 0.3 1.5 1530 1020

8 D 2-3 0.2 0.3 1.5 1530 1020

9 E 2-3 0.2 0.3 1.5 1530 1020

10 A 3-4 0.2 0.3 3.15 3213 1020

12 E 3-4 0.2 0.3 3.15 3213 1020

Sloof Horisontal

1 1 A-C 0.2 0.3 3.475 3544.5 1020

2 1 C-D 0.2 0.3 3 3060 1020

3 1 D-E 0.2 0.3 3.325 3391.5 1020

5 2 A-B 0.2 0.3 1.975 2015 1020

6 2 B-C 0.2 0.3 1.5 1530 1020

7 2 C-D 0.2 0.3 3 3060 1020

8 2 D-E 0.2 0.3 3.325 3391.5 1020

9 3 A-B 0.2 0.3 1.975 2014.5 1020

10 3 D-E 0.2 0.3 3.325 3391.5 1020

11 4 A-C 0.2 0.3 3.475 3544.5 1020

12 4 C-D 0.2 0.3 3 3060 1020

Wd dinding per 1 meter panjang

Beban Merata Mati (qd) (kg/m)(L x Wddg per meter

pjg)

65