Tutorial Respirasi

download Tutorial Respirasi

of 38

description

tutorial

Transcript of Tutorial Respirasi

Slide 1

PERTUSISOleh:Syahidah Amaniyya Ramadhan 0910015043

Pembimbing : dr. Hj.Sukartini,SpA

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2014

Tutorial KasusIdentitas PasienNama : An. ANZ Jenis kelamin : Laki-lakiUmur: 5 tahun 8 bulanAlamat: Jl. Nahkoda RT 18 Bukuan PalaranAnak ke: 2 dari 2 bersaudaraMRS: 22 November 2014Anamnesa Anamnesa dilakukan pada tanggal 11 November 2014 pukul 14.00 WITA, di ruang Melati RSUD AW. Sjahranie Samarinda. Alloanamnesa oleh ibu kandung pasien Identitas Orang TuaNama Ayah: Tn. DEUmur: 41 tahun Alamat: Jl. Nahkoda RT 18 Bukuan PalaranPekerjaan: swastaPendidikan Terakhir: SMAAyah perkawinan ke: 1Nama Ibu: Ny. J Umur: 40 tahun Alamat: Jl. Nahkoda RT 18 Bukuan PalaranPekerjaan: IRTPendidikan Terakhir: SMAIbu perkawinan ke: 1Keluhan UtamaBatukRiwayat Penyakit SekarangBatuk dialami pasien sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, pada awalnya pasien mengalami pilek dengan lendir yang cair dan jernih, batuk ringan dengan dahak berwarna kuning dan jarang, serta demam yang tidak terlalu tinggi.kurang lebih 1 minggu kemudian batuk berubah menjadi panjang, sehingga anak sampai memerah wajahnya saat batuk, lidah menjulur, mengeluarkan air mata, sesak dan kemudian muntah, selain itu demam yang dialami pasien juga menjadi tinggi. Demam pasien diakui oleh ibu pasien cukup tinggi, namun turun saat minum obat penurun panas. Tidak ada mengigau saat pasien tidur, tidak ada menggigil, dan tidak ada manifestasi perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, ataupun BAB hitam.Muntah yang dialami pasien hanya setiap kali setelah batuk, menurut ibu muntah hanya sedikit, kurang dari setengah gelas, berisi air bercampur lendir atau terkadang makanan yang sebelumnya dikonsumsi pasien.Pasien juga sangat berkurang nafsu makannya semenjak batuk menjadi berat.BAB dan BAK dalam batas normal.

Muntah yang dialami pasien hanya setiap kali setelah batuk, menurut ibu muntah hanya sedikit, kurang dari setengah gelas, berisi air bercampur lendir atau terkadang makanan yang sebelumnya dikonsumsi pasien.Pasien juga sangat berkurang nafsu makannya semenjak batuk menjadi berat.BAB dan BAK dalam batas normal.

AnamnesisRiwayat Penyakit DahuluPasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnyaRiwayat alergi dan asma disangkal.

Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupaRiwayat HT (-), DM (-), asma (-), alergi (-)

AnamnesisBerat badan lahir : 3100gramPanjang badan lahir : 48 cmMiring: ibu lupaTengkurap: ibu lupaTersenyum: ibu lupaDuduk: ibu lupaGigi keluar: ibu lupaMerangkak: ibu lupaBerdiri : ibu lupaBerjalan: 1 tahunBerbicara dua suku kata: 1 tahunMasuk TK: 4 tahunMasuk SD: -AnamnesaMakan dan Minum AnakASI : 0 hari hingga usia 2 tahunSusu sapi/buatan: 6 bulan hingga sekarangBuah : 6 bulanBubur susu : 6 bulanTim saring : 6 bulanMakanan padat dan lauknya : ibu lupa

Riwayat KehamilanPemeliharaan Prenatal : ANC rutin Periksa di : praktek bidan Penyakit kehamilan : -Obat-obatan yang sering diminum: suplemen zat besiAnamnesisRiwayat KelahiranLahir di : praktek bidandi tolong oleh : bidanBerapa bulan dalam kandungan : 9 bulan Jenis partus : spontan, tidak langsung menangis, sempat biru.Pemeliharaan postnatal Periksa di : bidanKeadaan anak : sehat

Keluarga BerencanaKeluarga Berencana: yaMemakai sistem: pil kombinasi

Riwayat ImunisasiIIIIIIIVBooster IBCG(+)////////////////////////////////////////////Polio(+)(+)(+)(+)-Campak (+)-/////////////////////////////////DPT(+)(+)(+)///////////-Hepatitis B(+)(+)(+)//////////-Pemeriksaan FisikDilakukan pada tanggal 25 September 2014Kesan sakit: Sakit sedangKesadaran: compos mentis

Tanda Vital Frekuensi nadi: 88x/menit (reguler, isi cukup, kuat angkat) Frekuensi napas: 28x/menitSuhu aksiler: 36,1C

AntropometriBerat badan : 20 kg Panjang Badan: 113 cmBB ideal = (umur dalam tahun x 2) + 8 = (5,8 x 2) + 8 = 19,6 kgStatus gizi= BB sekarang/BB ideal x 100% = 20 / 19,6 x 100 = 102% (gizi baik)

Pem. FisikKepalaRambut: Warna hitam, tidak mudah dicabutMata: Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor diameter 3mm/3mm, reflex cahaya (+/+), mata cowong (-/-)Hidung: Sekret hidung (-), pernafasan cuping hidung (-)Mulut: Mukosa bibir tampak basah, sianosis (-), lidah bersih, faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-), soft palatum menutup sempurnaLeher: Kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)Pem. FisikThoraksPulmo Inspeksi: Bentuk dan pergerakan simetris, retraksi subcostal (-) retraksi suprasternal (-)Palpasi: Fremitus raba simetris kanan-kiriPerkusi: Sonor di semua lapangan paruAuskultasi: Rhonki (-/-), wheezing (-/-),

Cor:Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak Palpasi: Ictus cordis tidak terabaPerkusi: Batas jantung Kanan : ICS III right parasternal lineKiri : ICS V left midclavicular lineAuskultasi: S1,S2 tunggal reguler, gallop (-), murmur (-)

Pem. FisikAbdomenInspeksi: CembungPalpasi : Soefl, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-), turgor kulit baik.Perkusi: TimpaniAuskultasi : Bising usus (+) kesan normal

Ekstremitas: Akral hangat (+), oedem (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan tanggal 22 September 2014Hasil Nilai normalHemoglobin10,911,0-16,0Hematokrit39,2%37,0% - 54%Leukosit26.2004000-10.000Limfosit63,4%37% - 54%Trombosit 288.000150.000-450.000GDS10660-150DIAGNOSISDiagnosis Utama: PertusisDiagnosis Lain : -Diagnosis Komplikasi: -PENATALAKSANAANIVFD RL 15 tpmInj Cefotaxim 3 x 600 mg ivAmbroxol syr 3 x 1 cth

Follow UpTinjauan Pustaka

pertusisPertusis artinya batuk yang intensif, merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang dapat menyerang setiap orang yang rentan seperti anak-anak yang tidak diimunisasi atau pada orang dewasa dengan kekebalan menurun.sebutan lain untuk pertusis antara lain batuk rejan (whooping cough), tussis quinta, violent cough, dan di Cina adalah batuk 100 hari.etiologiPenyebabnya adalah Bordetella pertusis.epidemiologiPertussis adalah satu dari penyakit-penyakit yang paling menular, dapat menimbulkan attack rate 80-100% pada penduduk yang rentan. Di seluruh dunia ada 60 juta kasus pertusis setahun dengan lebih dari 500.000 meninggal.patofisologiBordetella pertusis ditularkan melalui sekresi udara pernafasan kemudian melekat pada silia epitel saluran pernapasanFilamentous hemaglutinin (FHA), lymphositosis promoting factor (LPF) / pertusis toxin (PT) dan protein 69-Kd berperan dalam perlekatan B. pertusis pada silia. Setelah terjadi perlekatan, kemudian bermultiplikasi dan menyebar ke seluruh permukaan epitel saluran pernapasan.Toksin terpenting yang menyebabkan penyakit yaitu pertusis toxin. Toksin pertusis memilki 2 sub unit, yaitu A dan B. toksin pertusis akan menyebabkan penyakit yang dikenal dengan whooping cough. Toxin mediated adenosine disphosphate (ADP) mempunyai efek mengatur sintesis protein di dalam membrane sitoplasma, berakibat terjadi perubahan fungsi fisiologis dari sel target termasuk limfosit (menjadi lemah dan mati), meningkatkan pengeluaran histamin dan serotonin, efek memblokir beta adrenergic dan meningkatkan aktivitas insulin.Toksin menyebabkan peradangan ringan dengan hiperplasia jaringan limfoid peribronkial dan meningkatkan jumlah mucus pada permukaan silia, maka fungsi silia sebagai pembersih tergangu, sehingga mudah terjadi infeksi sekunder (tersering oleh Streptococcus pneumonia, H. influenzae dan Staphylococcus aureus).Manifestasi klinisMasa inkubasi pertusis rata-rata 7 hari (6-20 hari).Stadium kataral : 1-2 mingguGejala-gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas predominan:rinore, conjuctival injection lakrimasibatuk ringanpanas tidak begitu tinggipada stadium ini biasanya diagnosis pertussis belum dapat ditetapkan

Stadium paroksismal : 2-4 mingguJumlah dan berat batuk bertambah. Khas, ada ulangan 5-10 batuk kuat selama ekspirasi yang diikuti oleh usaha inspirasi masif yang mendadak yang menimbulkan whoopMuka merah atau sianosis, mata menonjol, lidah menjulur, lakrimasi, salivasi dan distensi vena leher selama serangan.Petekia pada kepala dan leher atau perdarahan konjungtiva.Emesis sesudah batuk dengan paroksimalAnak tampak apatis dan berat badan menurun.Serangan-serangan dapat dirangsang dengan menguap, bersin, makan, minum, aktivitas fisik

Stadium Konvalesens : 1-2 mingguBerhentinya whoop dan muntah-muntah.Puncak serangan paroksimal berangsur-angsur menurun.Batuk masih menetap untuk beberapa waktu dan akan hilang sekitar 2-3 minggu.Ronki difus pada stadium spasmodik mulai menghilang.Infeksi semacam commond cold dapat menimbulkan serangan.Pemeriksaan penunjangLeukositosis (20.000-50.000/mm darah) dengan limfositosis absolut khas, Foto toraks dapat memperlihatkan infiltrat perihiler, atelaktasis atau empiema.Apusan nasofaring yang dibiak pada media Bordet-Gengou. Direct flourescent antibody staining dari spesimen faring dapat membedakan diagnosis spesifik secara tepat. Diagnosis serologis cara ELISA dapat dipakai untuk menentukan IgM, IgG, dan IgA serum terhadap filamentous hemoaglutinin (FHA) dan toksin pertussis (TP). penatalaksanaanEritromisin : 50 mg/kg BB/hari atau ampicilin (100 mg/kgBB/hari)Suportif : terutama menghindarkan faktor-faktor yang menimbulkan serangan batuk, mengatur hidrasi dan nutrisi.Oksigen diberikan pada distres pernapasan akut/kronik.Penghisapan lendir terutama pada bayi dengan pneumonia dan distres pernapasan.Betametason dan salbutamol diduga dapat mengurangi batuk paroksismal yang berat

PEMBAHASAN

FaktaTeoriAnak umur 5 tahun dengan keluhan:

2 minggu SMRS pasien mengalami pilek dengan lendir yang cair dan jernih, batuk ringan dengan dahak berwarna kuning dan jarang, serta demam yang tidak terlalu tinggi.

Anamnesis dan pemeriksaan fisik :Stadium kataral : 1-2 mingguPertusis diawali dengan gejala seperti common cold, yaitu timbulnya rinore dengan lendir yang cair dan jernih, injeksi pada konjungtiva, lakrimasi, batuk ringan dan panas yang tidak begitu tinggi

FaktaTeori Seminggu kemudian batuk berubah menjadi panjang, sehingga anak sampai memerah wajahnya saat batuk, mata melotot, lidah menjulur, mengeluarkan air mata dan kemudian muntah, selain itu demam yang dialami pasien juga menjadi tinggi. Pasien juga sangat berkurang nafsu makannya semenjak batuk menjadi berat.

Stadium paroksismal : 2-4 mingguSelanjutnya, pada stadium paroksismal frekuensi dan derajat batuk bertambah, khas terdapat 5-10 kali batuk kuat selama ekspirasi yang diikuti oleh usaha inspirasi massif yang mendadak dan menimbulkan bunyi melengking (whoop). Selama serangan muka memerah dan sianosis, mata menonjol, lidah menjulur, lakrimasi, salivasi dan distensi vena leher, muntah sesudah batuk paroksismal cukup khas.

TeoriFaktaPemeriksaan penunjang :Pemeriksaan darah lengkap: leukositosis dengan limfositosis absolute.Isolasi B.pertusis dari secret nasofaringTes serologi terhadap antibody toksin pertusisFoto thorax Leukosit 18.370, Limfosit: 60,2% TeoriFaktaPemberian antibiotic:Eritromisin (50mg/kgBB/hari) atauAmpisilin (100mg/kgBB/hari)Suportif : terutama menghindarkan faktor-faktor yang menimbulkan serangan batuk, mengatur hidrasi dan nutrisi.Oksigen diberikan pada distres pernapasan akut/kronik.Penghisapan lendir terutama pada bayi dengan pneumonia dan distres pernapasan.Betametason dan salbutamol (albuterol) dapat mengurangi batuk paroksismal yang berat walaupun kegunaannya belum dibuktikan melalui penelitian kontrolIVFD D5 NS 16 tpmParacetamol 3 x II cthEritromicin 3 x I cth Ambroxol syr 3 x I cth Terima kasih