Tutorial Prakanker Cervix

24
KONDISI PRAKANKER PADA CERVIX Rayindra Dwi Rizky

description

prekanker cervix

Transcript of Tutorial Prakanker Cervix

Premalignant condition of the cervix

Kondisi prakanker pada cervixRayindra Dwi Rizky

cervixTerdiri dari jaringan stroma yang terbagi menjadi sel skuamosa di vagina (ectocervix) dan sel columnar di kanalis cervicalis (endocervix). Pertemuan dari keduanya disebut squamocolumnar junction SCJ yang sering terdapat di ectocervix.

Posisi dari SCJ berubah selama masa reproduktif. Pada anak-anak terletak pada ectocervix yaitu di tepi luar ostium. Pada pubertas dan masa kehamilan, melebar keluar mengikuti pembesaran dari cervix dan setelah menua akan kembali ke ectocervix melalui proses metaplasia.

Transformation zone:Letak SCJ seharusnya -> letak yang sekarang dan termasuk juga daerah metaplasia.Transformation zone (TZ) tempat terjadinya prakanker - kanker

etiologi

Human papillomavirus HPV infectionSangat sering hingga 80% HPV positive pada sexually active women.

Risk factorsMerokok mengurangi imunitas lokal dari cervix.Multiple sexual partners.Infeksi STD

Risk factorPenggunaan pil KB jangka panjang.Penggunaan Immunosupresan atau anticancer drugs.

Clinical feature:

asymptomatic and terdiagnosa pada pemeriksaan Pap smear, non-specific:Genital lesion (kutil)Abnormal lower genital bleeding.Abnormal vaginal discharge.Vague lower abdominal pain.

Pathophysiology:

Metaplasia + risk factors = abnormalitas pembentukan sel squamous (dysplasia) :Berkurangnya sel matur karena perpindahan dari sel basal ke superfisial.Inti sel besar yang bervariabel.Mitosis yang berlebih.

Pembagian perubahan sel:

Keparahan dari atypia.ketebalan dari epitel.CIN I =1/3 epitel dari basalCIN II = 2/3 epitel dari basalCIN III = tidak ada sel matur

CIN (cervical intraepithelial neoplasia) CIN ditandai dengan pertumbuhan sel baru (neoplasia) pada jaringan yang normal. Pertanda adanya jaringan abnormal pada cerviks.HPV

Tipe keganasan pada genitalia tersering. Marker adanya premalignansi atau prakanker Mitosis abnormal

Classification of CIN:

Low grade lesion: CIN I and HPV associated changes dengan resiko kecil untuk berkembang.High-grade lesion CIN II and CIN III memiliki kemungkinan menjadi prekursor kanker. Klasifikasi Bethesda :Low grade squamous intraepithelial lesion (LSIL) = CIN I.High grade squamous intraepithelial lesion (HSIL) = CIN II and CIN III

HPV Infection and Cin

Initial HPV infection

CLEARED HPV INFECTION CIN* 1

Persistentinfection

CIN* 2/3

CANCER

Up to 20 years 1 yearUp to 5 years*cervical intraepithelial neoplasia

Treatment of CIN:

Tujuan: memberikan hasil pemeriksaan post-treatment (-). Low grade lesion dapat berkurang dengan spontan (60% ) dan biasanya tidak membutuhkan terapi tapi perlu follow up lebih lanjut dengan colposcopy dan cytology 6 bulan setelah diagnosis awal.Jika CIN tidak berkurang pada follow up tests atau berkembang menjadi high grade lesion maka dibutuhkan tatalaksana untuk mencegah perkembangan menjadi aktif.

treatmentRawat jalan/rawat inapExcisional methods:Loop electrosurgical excision (LEEP) and large loop excision of TZ (LLETZ)Laser TZ excisionPisau, laser or loop cone biopsy.Hysterectomy.

Ablative methods:Cryocautery.ElectrodiathermyCoagulationLaser.

Metode yang sering dipakai adalah LLETZ, rawat jalan dengan anesthesi lokal sekitar 15 minutes dan diambil jaringan cervical sedalam 10 mm

efektif (95% test negative post treatment), murah, diagnostik + terapetik. Melemahkan cervics

Cone biopsy atau conization, treatment dan diagnosis dan dengan anesthesia.Jika dilakukan hysterectomy (biasanya setelah cukup anak), perlu PAP smear rutin.

Follow up:PAP Smear rutin setelah enam bulan kemudian tiap tahun selama 10 tahun, karena resiko rekurensi masih ada.