Tutorial Kejang

13

Transcript of Tutorial Kejang

Page 1: Tutorial Kejang
Page 2: Tutorial Kejang

KEJANG PASCA STROKE

• Stroke adalah defisit neurologis baik fokal maupun global yang terjadi secara mendadak akibat gangguan vaskular otak, yang pola dan gejalanya berhubungan dengan waktu.

• Stroke merupakan penyebab paling umum terjadinya kejang pada usia lanjut yang merupakan.

• Sekitar 10% dari semua pasien stroke pernah mengalami kejang

Page 3: Tutorial Kejang

Pada onset cepat ( < 2 minggu dan onset lambat ( > 2 minggu )

Selama cedera iskemik akut, akumulasi Ca+ intraseluler dan Na+ menyebabkan depolarisasi

potensial transmembran.

Terjadi perubahan terus-menerus dalam rangsangan saraf. Terjadi pergantian parenkim

yang sehat dengan sel-sel neuroglia dan sel imun.

Lokasi kortikal merupakan salah satu faktor risiko yang paling dapat menyebabkan kejang pasca

stroke.

Page 4: Tutorial Kejang

• Pasien dengan bentuk gelombang epilepsi periodik lateralizing dan bentuk gelombang bilateral independen epilepsi periodik lateralizing pada EEG setelah stroke sangat rentan terhadap terjadinya kejang.

• Perlambatan fokus pada EEG mungkin hanya mencerminkan wilayah yang luas dari iskemia jaringan atau infark yang melibatkan korteks serebral atau daerah subkortikal.

DIAGNOSA

Page 5: Tutorial Kejang

PENATALAKSANAAN

Kejang fokal pasca stroke, pilihan

pengobatan yang termasuk lini

pertama karbamazepin dan fenitoin natrium.

Gabapentin monoterapi untuk

kejang parsial

Page 6: Tutorial Kejang

TETANUS• Tetanus adalah penyakit yang

ditandai dengan onset akut hypertonia, kontraksi otot yang menyakitkan (biasanya dari otot-otot rahang dan leher

• Penyakit ini disebabkan oleh Clostridium tetani, merupakan basil Gram positif anaerob.

• Bakteri ini nonencapsulated dan berbentuk spora, yang tahan panas, pengeringan dan desinfektan

Page 7: Tutorial Kejang
Page 8: Tutorial Kejang

• Kontraksi otot tetanik dan hiperrefleksi trismus, spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus, spasme respiratoris, serangan kejang dan paralisis.

Tetanus Generalisata

• Kedutan (twitching) otot lokal dan spasme kelompok otot didekat lokasi cidera

Tetanus Lokal

• Terjadi setelah trauma kepala atau infeksi telinga. Masa inkubasinya 1-2 hari. Dijumpai trismus dan disfungsi satu atau lebih saraf kranial, yang tersering N.VII. Dysphagia dan paralisis otot ekstraokular dapat terjadi.

Tetanus Sefalik

• Terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir, disebabkan oleh sisa tali pusat yang tidak higienis atau kekurangan imunisasi maternal.

Tetanus Neonatoru

m

Page 9: Tutorial Kejang

Masa inkubasi 5-14 hari

Kejang bertambah berat selama 3 hari

pertama, dan menetap selama 5 -7

hari.

Didahului dengan ketegangaan otot

terutama pada rahang dari leher. Kemudian

timbul kesukaran membuka mulut ( trismus, lockjaw ) karena spasme

otot masetter.

Opistotonus

Risus sardonicus karena spasme otot

muka

Badan kaku dengan opistotonus, tungkai

dengan eksistensi, lengan kaku dengan mengepal

Page 10: Tutorial Kejang

Grade I

• Masa inkubasi > 14 hari.• Period of onset > 6 hari• Ttrismus + tapi tidak berat• Sukar makan dan minum tetapi disfagi -• Lokalisasi kekakuan dekat dengan luka

berupa spasme disekitar luka dan kekakuan umum terjadi beberapa jam atau hari.

Grade II

• Masa inkubasi 10-14 hari• Period of onset 3 hari atau kurang• Trismus dan disfagi ada• Kekakuan umum terjadi dalam

beberapa hari tetapi dispnoe dan sianosis tidak ada

Grade III

• Masa inkubasi < 10 hari• Period of onset < 3 hari• Trismus dan disfagia berat• Kekakuan umum dan gangguan

pernapasan asfiksia, ketakutan, keringat banyak dan takikardia.

Page 11: Tutorial Kejang

Anamnesis

•Apakah dijumpai luka tusuk, luka kecelakaan/patah tulang terbuka, luka dengan nanah atau gigitan binatang•Apakah pernah keluar nanah dari telinga•Apakah pernah menderita gigi berlubang•Apakah sudah pernah mendapat imunisasi DT atau TT, kapan imunisasi yang terakhir•Selang waktu antara timbulnya gejala klinis pertama (trismus atau spasme local) dengan kejang yang pertama.

Pemeriksaan Fisik

•Trismus•Risus sardonicus•Opistotonus•Otot dinding perut kaku seperti papan•Kejang umum•Pada tetanus yang berat akan terjadi gangguan pernafasan•Pengaruh toksin pada saraf autonom menyebabkan gangguan sirkulasi, dapat pula menyebabkan suhu badan yang tinggi atau berkeringat banyak

Pemeriksaan Penunjang

•Hasil pemeriksaan laboratorik tidak khas, likuor serebrospinal normal, jumlah leukosit normal atau sedikit meningkat.

Page 12: Tutorial Kejang

PENATALAKSANAAN

UMUMMencaku

pi kebutuhan cairan

dan nutrisi

Memberikan

tambahan

oksigen dengan sungkup (masker)

/ trakheostomi paa

kasus berat

Jika karies

dentis dokter gigi,

OMSK THT.

KHUSUSAntibiotik

Gol.penisilin grup beta laktam termasuk

( penisilin G 1 juta unit IV/6 jam , ampisilin

150 mg/kg/hari Alergi penisilin tetrasiklin 25-50

mg/kg/hari, maks.2 gr/hari dibagi 4 dosis

Perawatan luka

Anti tetan

us serum 50.00

0-100.0

00 unit

Human

Tetanus

Immunuglobulin

(HTIG) 3000-6000

IM

Menekan efek

toksin pada SSP

Barbiturat

( fenobarbit

al ) 100 mg

untuk anak-anak

tiap 8-12 jam

Klorpromazin 50

mg IM 4 kali sehari

Page 13: Tutorial Kejang

ELECTROLIT IMBALANCEGANG.ELEK

TROLITTERAPI

HIPONATREMIA

<136 mEq/L

Pemberian cairan garam hipertonik (3%), Pengobatan harus menargetkan kenaikan natrium serum menjadi lebih dari 120-125 mEq / L. Rata-rata koreksi yang digunakan adalah 1–2mEq/L/h,.

HIPERNATREMIA

> 145 mEq/L

Hipernatremia kronis tidak boleh melebihi 0,5-0,7mEq/L/jamHipernatremia akut pengurangan konsentrasi natrium serum yang sesuai yaitu 1 mEq/L/h dengan cairan hipotonik (larutan garam hipotonik atau larutan dekstrosa).

HIPOKALSEMIA

< 8,5mg/

dl

Diberikan kalsium 100 sampai 300 mg dalam waktu > 10 - 20 menit. Infus drip dimulai pada 0,5 mg/kg/jam.

HIPERKALSEMIA

≥ 10,5 mg/dl

Rehidrasi kuat dengan normal saline harus dimulai, pada tingkat 200-500 ml/jam, dengan monitoring overload cairan. Kemudian 20 -40 mg furosemid iv. Setelah rehidrasi telah dicapai. bifosfonat intravena: pamidronat (60-90 mg iv selama periode 2-jam) atau zoledronate (4 mg iv selama periode 15-menit). Lini kedua: glukokortikoid, kalsitonin, mithramycin,