Tutorial Abortus Komplet

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahunnya di Indonesia, berjuta-juta perempuan mengalami kehamilan yang tidak direncanakan, dan sebagian besar dari perempuan tersebut memilih untuk mengakhiri kehamilan mereka, walaupun dalam kenyataanya aborsi secara umum adalah illegal. Seperti di negara-negara berkembang lainnya dimana terdapat stigma dan pembatasan yang ketat terhadap aborsi, perempuan Indonesia sering kali mencari bantuan untuk aborsi melalui tenaga- tenaga nonmedis yang menggunakan cara-cara antara lain dengan meminum ramuan-ramuan yang berbahaya dan melakukan pemijatan penguguran kandungan yang membahayakan. 1 Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di laur kandungan. Sebagai batasan adalah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena banyak kasus abortus provokatus tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. 1

description

kasus dan pembahasan abortus komplit

Transcript of Tutorial Abortus Komplet

Page 1: Tutorial Abortus Komplet

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap tahunnya di Indonesia, berjuta-juta perempuan mengalami

kehamilan yang tidak direncanakan, dan sebagian besar dari perempuan

tersebut memilih untuk mengakhiri kehamilan mereka, walaupun dalam

kenyataanya aborsi secara umum adalah illegal. Seperti di negara-negara

berkembang lainnya dimana terdapat stigma dan pembatasan yang ketat

terhadap aborsi, perempuan Indonesia sering kali mencari bantuan untuk

aborsi melalui tenaga-tenaga nonmedis yang menggunakan cara-cara antara

lain dengan meminum ramuan-ramuan yang berbahaya dan melakukan

pemijatan penguguran kandungan yang membahayakan.1

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup di laur kandungan. Sebagai batasan adalah kehamilan kurang

dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Angka kejadian

abortus sukar ditentukan karena banyak kasus abortus provokatus tidak

dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Abortus spontan dan tidak

jelas umur kehamilannya hanya sedikit memberikan gejala atau tanda

sehingga biasanya ibu tidak melapor atau berobat. Sebagian besar kegagalan

kehamilan ini disebabkan oleh kegagalan gamet (misalnya sperma dan

disfungsi oosit).2

Di Indonesia saat ini hukum tentang aborsi didasarkan pada hukum

kesehatan tahun 1992. Walaupun bahasa yang digunakan untuk aborsi

adalah samar-samar, secara umum hukum tersebut mengizinkan aborsi bila

perempuan yang akan melakukan aborsi mempunyai surat dokter yang

mengatakan bahwa kehamilannya membahayakan kehidupannya, surat dari

suami atau anggota keluarga yang mengijinkan penguguran kandungannya,

1

Page 2: Tutorial Abortus Komplet

test laboratorium yang menyatakan perempuan tersebut positif dan

pernyataan yang menjamin bahwa setelah melakukan aborsi perempuan

tersebut akan menggunakan kontrasepsi.1

1.2. Tujuan

1.2.1. Mengetahui prosedur anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

penunjang yang diperlukan dan penegakkan diagnosis obstetrik.

1.2.2. Mengetahui keadaan patologis persalinan yang didapatkan dalam kasus

ini, yaitu abortus inkomplit termasuk alur penegakkan diagnosis dan

penatalaksanaannya.

1.2.3. Mengkaji ketepatan penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan dalam

kasus ini.

2

Page 3: Tutorial Abortus Komplet

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Anamnesa Umum

Identitas Pasien

Nama : Ny. R

Usia : 19 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Alamat : Jalan Sebulu RT 10

Suku : Timor

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SMA

Status : Menikah

MRS : 29 November 2013

Diperiksa : 2 Desember 2012

B. Anamnesis Khusus

Keluhan utama:

Keluar darah dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang:

Keluar darah dari jalan lahir sejak 8 jam sebelum masuk RS, bergumpal-gumpal

berwarna merah kecoklatan. Perdarahan yang terjadi menyebabkan pasien

mengganti pembalut sebanyak 4 kali. Pasien tidak ada merasa keluar gumpalan

berwarna keputihan. Selain itu, keluhan ini juga disertai perut bagian kiri

bawah. Pasien tidak ada minum obat –obatan atau jamu. Riwayat di pijet ke

3

Page 4: Tutorial Abortus Komplet

HPHT : 26-09-2013Pemeriksaan :30-11-

2013Usia kehamilan : 9-

10 minggu

Keluar darah dan gumpala

merah kecoklatan jalan lahir

sejak 11 jam sebelum MRS

riw. minum obat atau jamu (-), riw. dipijet (-), riwayat

hub. badan terakhir dgn suami

1 bulan yg lalu

Masuk RS dan didiagnosa AB imminens dan direncanakan

USG

dukun juga tidak ada. Riwayat berhubungan tubuh terakhir dengan suami yaitu

1 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Dahulu: tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga: tidak ada

Riwayat Menstruasi :

Menarche usia 14 tahun

Lama menstruasi per siklus 7 hari dan tiap hari 2x ganti pembalut

HPHT : 26-09-2013

Usia kehamilan : 9-10 minggu

Riwayat Perkawinan :

Sekarang dalam status menikah, pernikahan yang ke-1

Lama pernikahan yang sekarang : 1 tahun

Usia pertama menikah : 18 tahun.

Riwayat Obstetri :

1. 2013/hamil ini

Riwayat Kontrasepsi : tidak ada

SKEMA PERJALANAN PENYAKIT

D. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum

4

Page 5: Tutorial Abortus Komplet

Keadaan Sakit : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Kompos mentis GCS 15 (E4M6V5)

Status Gizi

Berat badan : 43 kg

Tinggi badan : 154 cm

Vital sign

• Tekanan darah : 110/60 mmHg

• Nadi : 76 x/menit

• Respirasi : 20 x/menit

• Suhu : 36,5º C

Kepala

Wajah tidak pucat

Tidak ada edema pada wajah

Mata

Sklera : Ikterik (-), kanan=kiri

Konjungtiva : anemis (+) kanan=kiri

Pupil : bulat isokor, kanan=kiri

Refleks cahaya : (+) kanan=kiri

Gerakan bola mata : Normal kanan=kiri

Hidung

Septum deviasi (–)

Tanda radang (–)

Epistaksis (-)

Telinga

Bentuk : Normal

5

Page 6: Tutorial Abortus Komplet

Tidak ada cairan keluar

Pendengaran : Baik

Mulut

Kebersihan mulut baik

Bibir: tidak ada kelainan

Gusi dan gigi geligi tidak ada kelainan

Lidah : merah, candidiasis (-)

Tonsil : bengkak (-), hiperemi (-)

Pharynx : bengkak (-), hiperemi (-)

Leher

Pembesaran KGB (-)

Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thorax

Paru

Inspeksi :

bentuk simetris dan pergerakan simetris.

Retraksi otot pernapasan (-)

Pelebaran ICS (+)

Palpasi:

Pergerakan simetris

Fremitus vokal (+) kanan=kiri

Perkusi:

Sonor kanan=kiri

Auskultasi:

Suara napas vesikuler di semua lapang paru

Ronki (-/-), Wheezing (-/-)

6

Page 7: Tutorial Abortus Komplet

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tampak di ICS V MCL Sinistra

Palpasi : thrill (-), Ictus cordis teraba di ICS V MCL Sinistra

Perkusi : Batas jantung

Batas atas = ICS II, 3 jari sebelah kiri dari PSL sinistra

Batas jantung kiri = ICS V 1 jari lateral MCL sinistra

Batas jantung kanan = ICS II PSL dekstra

Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler, bising jantung (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi

flat, striae (-)

Palpasi

Soefl, Nyeri tekan epigastrium (-). Massa (-)

Hepar, lien dan ginjal dalam batas normal

Perkusi

Thympani, ascites (-), nyeri ketuk costovertebra (-).

Batas hepar: Batas atas-bawah hepar pada MCL dekstra : ICS VI -

ICS X, batas hepar 2 jari dibawah prosessus xypoideus

Auskultasi

Bising usus (+ ) kesan normal.

Ektremitas

Akral hangat

Edema -/-

Pemeriksaan Ginekologi

Tinggi fundus uteri tidak teraba

7

Page 8: Tutorial Abortus Komplet

Pemeriksaan dalam : pembukaan kuncup, teraba jaringan.

E. Pemeriksaan Penunjang

DL NilaiHb 10,6 g/dL

Leukosit 10,400/uLTrombosit 229.000/uLHematokrit 31%

BT 3’CT 9’

GDS 85

Pemeriksaan USG

Kesimpulang : uterus anteflexi, gestational sac (-), fetal folk (-)

: complet abortus

F. Diagnosis:

G1P0A0 gravid 9-10 minggu + abortus komplet

H. Penatalaksanaan:

Pasien boleh pulang

Metergin tab 3x1

Asam mefenamat 3x500 mg

I. Prognosis

Vitam : Dubia ad bonam

Fungsionam : Dubia ad bonam

Follow Up Pasien di ruang Mawar

Tanggal 29 November 2013

8

Tes Urine : PPT (+)

Page 9: Tutorial Abortus Komplet

05.44 Menerima pasien baru dari IGD, dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik :GIP0A0 Gravid 9-10 minggu + suspek abortus imminens

06.00 Lapor dr Sp.OG, Advice :Rencana Masuk rumah sakitRencana USG

07.00 Pindah ke ruang nifas30 November 2013

08.00 Perdarahan (-)TD : 100/70, N : 78x/menit, RR:18 x/menit, T : 36,1Diagnosa : Abortus ImminensTerapi : istirahat total , rencana USG hari senin

1 Desember 2013

08.00 Perdarahan (-)TD : 100/70, N : 72x/menit, RR:18 x/menit, T : 36,2Diagnosa : Abortus ImminensTerapi : istirahat total , rencana USG hari senin

2 Desember 201308.00 Perdarahan (-)

TD : 90/60, N : 76x/menit, RR:18 x/menit, T : 36,2, anemis (-/-)Diagnosa : Abortus ImminensTerapi : istirahat total , rencana USG hari ini, IVFD RL 10 tpm

11.00 Hasil USG sudah keluar janin sudah tidak adaLapor ke dokter Sp.OG :Pasien boleh pulangTerapi metorgin tab 3x1Asam mefenamat 3x500 mg

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

9

Page 10: Tutorial Abortus Komplet

I. DEFINISI

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup di laur kandungan. Sebagai batasan adalah kehamilan

kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.3

II. EPIDEMIOLOGI

Insidensi dari aborsi bervariasi tergantung dari variabel yang digunakan

untuk menentukan status aborsi dari suatu kehamilan.3 Menurut

penelitian yang dilakukan Aan Guttmacher Institute, angka kejadian

aborsi di Amerika Serikat adalah 1.287.000 kasus pada tahun 2003

dengan rasio 20.8 per 1000 kelahiran pada wanita usia produktif (15-49

tahun).4 Di Indonesia sendiri, sebuah penelitian menunjukkan angka

kejadian aborsi sebesar 2.000.000 kasus pada tahun 2000 dengan rasio

37 per 1000 kelahiran pada wanita usia produktif (15-49 tahun).

Penelitian ini dilakukan pada fasilitas kesehatan dari 6 wilayah. Dari

penelitian yang telah dilakukan, terbuktu sebagian besar perempuan

yang melakukan aborsi memiliki profil khusus yaitu mereka cendering

sudah menikah dan hampir dua pertiga sudah pernah duduk di bangku

Sekolah Menengah Atas. Hal ini bertentangan dengan kenyataan bahwa

hanya 38% dari perempuan pernah kawin yang pernah duduk di bangku

Sekolah Menengah. Selanjutnya ditemukan bahwa hampir setiap klien

yang melakukan aborsi berusia lebih dari 20 tahun (58% berusia lebih

dari 30 tahun). Dan hampir separuh dari perempuan-perempuan tersebut

sudah memiliki paling sedikit dua anak. Hampir sebagian besar dari

mereka yang melakukan praktek aborsi mengaku karena sudah tidak

ingin memiliki anak lagi.

10

Page 11: Tutorial Abortus Komplet

III. Etiologi

Aborsi memiliki banyak faktor penyebab, tetapi beberapa studi

menunjukkan 60% disebabkan oleh kelainan kromosom. 5 Berikut

adalah penyebab yang umum didapatkan dalam kasus aborsi:3

1. Faktor janin:

a. Aborsi aneuploidi

95% dari kelainan kromosom yang berkaitan dengan aborsi

disebabkan oleh kesalahan gametogenesis. Trisomi autosomal

paling sering ditemukan berkaitan dengan kelainan kromosom

pada aborsi pada trimester pertama. Sedangkan monosomy X

adalah kelainan kromosom tunggal spesifik yang paling sering

ditemukan

b. Aborsi eupliodi

Janin dengan kromosom normal cenderung untuk aborsi lebih

jauh di kemudian hari dibandingkan dengan aborsi aneuploidi.

Angka kejadian dari aborsi euploidi berkurang dramatis setelah

umur ibu lebih dari 35 tahun.

2. Faktor ibu:

a. Infeksi

Infeksi tidak umum menyebabkan aborsi. Studi yang dilakukan

Simpson dan teman-teman (1996) tidak menemukan bukti aborsi

akibat infeksi. Studi lain yang dilakukan Oakshet dan teman-

teman (2002) menunjukkan hubungan antara aborsi pada

trimester kedua dengan bakterial vaginosis

b. Hipotiroid

11

Page 12: Tutorial Abortus Komplet

Defisiensi tiroid yang berat mungkin berkaitan dengan aborsi.

Efek dari hipotiroid sendiri terhadap aborsi belum banyak diteliti

namun peningkatan autoantibodi terhadap tiroid berkaitan

dengan peningkatan angka kejadian dari aborsi.

c. Diabetes Mellitus

Kadar gula darah yang tidak terkontrol meningkatakan angka

kejadian aborsi

d. Merokok

Kebiasaan merokok berkaitan dengan meningkatnya resiko dari

aborsi euploidi. Resiko ini meningkata sesuai dengan

peningkatan frekuensi dan dosis dari merokok itu sendiri.

e. Alkohol

Konsumsi alkohol pada 8 minggu pertama kehamilan berkaitan

erat dengan peningkata angka kejadian aborsi

f. Kafein

Peningkatan resiko aborsi baru terjadi pada mereka yang

mengkonsumsi kafein lebih dari 500 mg per hari.

g. Defek uterus

Resiko aborsi meningkat pada sindrom Asherman

h. Servix inkompeten

Servix inkompeten adalah terjadinya dilatasi servix yang tidak

sakit pada trimester kedua. Kejadian tersebut bisa diikuti oleh

prolap dan penggembungan dari membran ke vagina sehingga

terjadi expulsi dari janin prematur.

IV. KLASIFIKASI

Secara umum aborsi dibagi menjadi:6

1. Abortus Spontan:

12

Page 13: Tutorial Abortus Komplet

a. Abortus yang mengancam (iminens)

Ditandai oleh terjadinya perdarahan pada awal kehamilan yang

tidak disertai dengan dilatasi servix dan pengeluaran janin

b. Abortus insipiens

Ditandai oleh terjadinya perdarahan pada awal kehamilan yang

disertai dengan dilatasi servix dan nyeri

c. Abortus inkomplit

Ditandai oleh pengeluaran sebagian hasil konsepsi dari kavum

uterus

d. Abortus komplit8

Ditandai oleh pengeluaran seluruh hasil konsepsi

e. Abortus tertunda

Ditandai oleh kematian janin tanpa disertai pengeluaran hasil

konsepsi

f. Abortus Habitualis

Ditandai oleh abortus yang berlangsung selama 3 kali atau lebih

secara berurutan

g. Abortus Septik8

Abortus yang disertai dengan infeksi pada uterus

2. Abortus yang diinduksi:

Aborsi yang dicetuskan karena pertimbangan medis atau secara

elektif.

V. PATOGENESIS

Walau sebagian besar kasus abortus spontan disebabkan oleh karena

kelainan kromosom, pada prakteknya banyak ditemukan anak lahir

dengan kelainan kromosom tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita

13

Page 14: Tutorial Abortus Komplet

untuk memahami proses terjadinya abortus secara umum. Dalam

sebagian besar dari kasus aborsi, terdapat plasentasi yang tidak adekuat

sehingga menyebabkan kegagalan dari sel-sel trofoblast untuk masuk

dalam arteri spiralis. Kegagalan dari sel-sel trofoblast tersebut

mengakibatkan terjadinya peredarahan dari dari ibu ke anak yang

prematur. Masuknya darah ibu tersebut lama-kelamaan menyebabkan

terjadinya ekspulsi dari kantung kehamilan. Selain hal tersebut,

kegagalan sel-sel trofoblast di atas mengakibatkan peningkatan tekanan

oksigen di ruang intervili sehingga terjadi peningkatan stres dan

berkurangnya fungsi dari plasenta.8

VI. GEJALA KLINIS

Gejala klinis pada abortus pada umumnya sama, antara lain: 7

a. Perdarahan atau bercak darah dari jalan lahir pada trimester pertama

b. Jumlah darah umumnya sedikit

c. Warna darah bervariasi dari kecoklatan hingga merah segar

d. Perdarahan bisa berlangsung hingga beberapa hari

e. Biasa didahului oleh mulas-mulas atau sakit pinggang

VII. DIAGNOSIS

a. Abortus iminens:5

- Anamnesis:

Perdarahan pada trimester pertama kehamilan

Biasa berupa bercak-bercak

Bisa atau tidak disertai dengan mulas atau nyeri pinggang

Tidak ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir

- Pemeriksaan Fisik:

Inspekulo: ditemukan bercak darah di sekitar dinding vagina,

portio tertutup, tidak ditemukan jaringan

14

Page 15: Tutorial Abortus Komplet

b. Abortus insipiens:5

- Anamnesis:

Perdarahan pada trimester pertama kehamilan

Biasa berupa darah segar yang mengalir

Disertai dengan mulas atau nyeri pinggang

Tidak ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir

- Pemeriksaan Fisik:

Inspekulo: ditemukan darah segar di sekitar dinding vagina,

portio terbuka, tidak ditemukan jaringan

c. Abortus inkomplit:5

- Anamnesis:

Perdarahan pada trimester pertama kehamilan

Biasa berupa darah segar yang mengalir

Disertai dengan mulas atau nyeri pinggang

Ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir

- Pemeriksaan Fisik:

Inspekulo: ditemukan darah segar di sekitar dinding vagina,

portio terbuka, bisa ditemukan jaringan di jalan lahir

d. Abortus komplit:5

- Anamnesis:

Perdarahan pada trimester pertama kehamilan

Darah biasa berupa bercak-bercak

Disertai dengan mulas atau nyeri pinggang

Ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir

- Pemeriksaan Fisik:

Inspekulo: ditemukan bercak darah di sekitar dinding vagina,

portio tertutup, tidak ditemukan jaringan

15

Page 16: Tutorial Abortus Komplet

e. Abortus tertunda:5

- Anamnesis:

Uterus yang berkembang lebih rendah dibandingkan usia

kehamilannya

Bisa tidak ditemukan perdarahan atau hanya bercak-bercak

Tidak ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir

- Pemeriksaan Fisik:

Inspekulo: bisa ditemukan bercak darah di sekitar dinding

vagina, portio tertutup, tidak ditemukan jaringan

f. Abortus septik:5

- Anamnesis:

Ditemukan satu atau lebih tanda-tanda abortus di atas

Riwayat sedang menggunakan IUD

Riwayat percobaan aborsi sendiri

- Pemeriksaan Fisik:

Demam > 38 °C

Inspekulo: ditemukan salah satu tanda abortus seperti di atas

Pemeriksaan Penunjang:5

- Serum β-hCG

Serum β-hCG > 2500 IU per mL disertai dengan USG

transvaginal merefleksikan 90% kehamilan intrauterine

Serum β-hCG > 6500 IU per mL disertai dengan USG abdomen

merefleksikan 90% kehamilan intrauterine

- USG

Gerakan jantung janin harusnya sudah bisa dilihat sejak masa

gestasi 6-7 minggu

16

Page 17: Tutorial Abortus Komplet

VIII. TATALAKSANA

Secara umum tatalaksana aborsi dibagi 2, yaitu: 9

a. Terapi medikasi

Terapi medikasi menggunakan mifepristone yang disusul dengan

penggunaan misoprostol atau mungkin hanya misoprostol saja.

Terapi medikasi ini digunakan pada aborsi dengan masa gestasi 4-9

minggu dan lebih dari 14 minggu. Terapi bedah cenderung

digunakan pada masa gestasi 9-14 minggu. Regimen lain seperti

methotrexate disusul dengan misroprostol juga sering digunakan.

Indikasi penggunaan terapi medikasi:

- Pilihan pasien

- Masa gestasi yang kecil

- Obesitas (BMI > 30) tanpa kelainan kardiovaskular

- Fibroma uterus

- Malformasi uterus

- Riwayat bedah sevik sebelumnya

Kontraindikasi terapi medikasi;

- Riwayat alergi mifepristone, misoprostol atau obat terapi

medikasi lainnya

- Mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang

- Gagal ginjal kronik

- Kelainan pembekuan darah

- IUD yang masih terpasang

- Infeksi daerah panggul yang berat

Rekomendasi WHO dan IPPF:

17

Page 18: Tutorial Abortus Komplet

- Mifeprostone 200mg oral diikuti misprostol 800µg 36-48 jam

setelahnya (oral, sublingual, bukal atau intravaginal) dalam satu

dosis atau dibagi menjadi dua dosis 400µg yang diberikan selang

2 jam

Rekomendasi FDA Amerika Serikat:

- Hari pertama: Mifepristone 600mg per oral dalam satu kali

minum

- Hari kedua: Rh-imunoglobin 50µg tidak lebih dari 48 jam

sesudah terjadinya tanda-tanda aborsi pada pasien dengan Rh –

- Hari ketiga: bila proses aborsi belum selesai dan dikonfirmasi

dengan USG, berikan misoprostol 400µg

- Hari keempat belas: cek kembali keadaan aborsi pasien dengan

USG atau serum β-hCG. Serum β-hCG seharusnya berada di

bawah 1.000IU/L setelah 2 minggu pemberian mifepristone. Bila

proses aborsi belum selesai, dilanjutkan dengan aspirasi vakum.

b. Terapi bedah

Indikasi terapi bedah:

- Pilihan pasien

- Sterilisasi

- Terdapat kontraindikasi pada pemakaian terapi medikasi

- Pasien tidak mampu datang untuk kontrol setelah terapi medikasi:

Pendekatan terapi bedah yang umum dilakukan yaitu:

1. Aspirasi Vakum

Aspirasi vakum adalah prosedur yang aman dan efektif dan

menjadi terapi pilihan sebelum teknik dilatasi dan kuretase.

Teknik ini bisa digunakan hingga masa gestasi 12 minggu dan

99,5% efektif. Komplikasi teknik ini lebih rendah dibandingkan

18

Page 19: Tutorial Abortus Komplet

teknik dilatasi dan kuretase, dilatasi servik yang dibutuhkan

lebih kecil, harga yang lebih murah, tidak diperlukan anastesi

umum.

2. Dilatasi dan Kuretase

Teknik ini lebih berbahaya dan lebih sakit dibandingkan teknik

aspirasi vakum sehingga pemilihan teknik ini umumnya dibatasi

bila aspirasi dan terapi medikasi tidak bisa diberikan. Teknik ini

bisa digunakan hingga masa gestasi 12 minggu an 99% efektif.

IX. KOMPLIKASI

Komplikasi pada aborsi dibagi dua antara lain:6

a. Komplikasi akut

Komplikasi ini terjadi selama prosedur atau 3 jam sesudah proses

abortus selesai:

- Perdarahan

- Luka serviks

- Perforasi uterus

- Hematometra

b. Komplikasi lanjut:

- Infeksi

- Jaringan sisa

- Sensitisasi Rh

X. Follow Up

Pasien yang mendapat terapi medikasi sebaiknya diobservasi selama 4-

6jam telebih dahulu. Pada pasien dengan terapi medikasi yang ingin

segera pulang, minum obat di rumah, atau yang proses abortusnya

belum selesai sebaiknya kembali kontrol ke dokter 10-15 hari setelah

mendapat terapi untuk mengkonfirmasi status aborsinya.9

19

Page 20: Tutorial Abortus Komplet

Setelah terapi bedah, pasien idealnya kembali kontrol ke dokter 7-10

hari setelah mendapat terapi. Pasien sebaiknya diberi informasi bahwa

mungkin terdapat tanda-tanda perdarahan dari bercak hingga sebanyak

darah menstruasi untuk beberapa minggu ke depan. Pasien juga

sebaiknya mendapat informasi tentang gejala-gejala klinis yang

memerlukan intervensi medis segera dan sebaiknya segera kembali ke

rumah sakit seperti perdarahan yang banyak, demam lebih dari satu hari

disertai nyeri panggul.9

Selain kontrol berkaitan dengan aborsinya, semua pasien sebaiknya

mendapat informasi mengenai kontrasepsi. Secara umum, semua jenis

kontrasepsi aman digunakan pada wanita post abortus. Penelitian

menunjukkan bahwa kesuburan akan kembali normal dalam 2 minggu

dan 75% wanita akan mengalami ovulasi dalam 6 minggu, setiap pasien

sebaiknya diberi informasi bahwa ia bisa melahirkan kembali sebelum

menstr uasi berikutnya.8

XI. PROGNOSIS

Resiko dari kematian atau komplikasi medis yang serius lebih banyak

terjadi pada wanita dengan kehamilan cukup bulan dibandingkan aborsi,

kesehatan secara umum lebih baik pada pasien aboertus dibandingkan

kelahiran cukup bulan. Resiko kematian yang berkaitan dengan

kehamilan dan kelahiran berkisar 7-8 per 100.000 kelahiran sedangkan

bila dikaitkan dengan abortus, berkisar kurang dari 1 per 100.000

kelahiran. Beberapa studi tidak menunjukkan hubungan yang signifikan

antara aborsi dengan penurunan kesuburan atau resiko terjadinya

kehamilan ektopik. Sebuah studi di Cina berkaitan dengan pemakaian

mifepristone dan misoprostol menunjukkan tidak adanya hubungan

20

Page 21: Tutorial Abortus Komplet

antara pemakaian obat tersebut dengan peningkatan resiko kehamilan

prematur.10

21

Page 22: Tutorial Abortus Komplet

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS KASUS

Penegakkan Diagnosis

a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Teori Kasus

Perdarahan pada trimester

pertama kehamilan

Darah biasa berupa bercak-

bercak

Disertai dengan mulas atau nyeri

pinggang

Ada riwayat keluarnya jaringan

dari jalan lahir

Keluar darah dari jalan lahir sejak 8

jam sebelum masuk RS, bergumpal-

gumpal berwarna merah kecoklatan.

Perdarahan yang terjadi

menyebabkan pasien mengganti

pembalut sebanyak 4 kali. Pasien

tidak ada merasa keluar gumpalan

berwarna keputihan. Selain itu,

keluhan ini juga disertai perut bagian

bawah.

b. Pemeriksaan Fisik

Teori Kasus

Inspekulo: ditemukan bercak darah

di sekitar dinding vagina, portio

tertutup, tidak ditemukan jaringan

TFU tidak teraba Tidak dilakukan inspekulo,

hanya pemeriksaan dalam: Pemeriksaan dalam : portio tebal lunak, pembukaan 0 cm, jaringan (-).

22

Page 23: Tutorial Abortus Komplet

c. Pemeriksaan Penunjang

Teori Kasus

Pemeriksaan penunjang: β-hCG

ataupun USG sebaiknya

dilakukan pada pasien ini untuk

memperkuat diagnosa.

Darah Rutin

Hemoglobin : 10,6 gr %

Leukosit : 10.400

Hematokrit :31 %

Trombosit : 229.000 /

mm3

Bleeding Time: 3 menit

Clotting Time : 9 menit

GDS : 85

Urine tes : PPT (+)

USG

uterus anteflexi, gestational sac (-),

fetal folk (-)

kesimpulan : complet abortus

d. Penatalaksanaan

Teori Kasus

1. Pada aboertus komplet tidak

memerlukan tindakan khusus.

2. Terapi medikamentosa biasanya

hanya diberikan roboransia atau

kematenik bila keadaan pasien

memerlukan.

- Pasien boleh pulang

- Metergin tab 3x1

- Asam mefenamat 3x500 mg

23

Page 24: Tutorial Abortus Komplet

Prognosis

Prognosis pada pasien ini terbilang baik karena umur pasien yang masih muda

disertai dengan keadaan klinis pasien yang stabil. Pasien sebaiknya diedukasi

untuk kontrol kembali ke dokter spesialis 1 minggu kemudian.

24

Page 25: Tutorial Abortus Komplet

BAB V

PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus atas pasien Ny.R yang berusia 19 tahun

datang ke rumah sakit dengan keluhan utama keluar darah dari jalan lahir.

Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

maka didapatkan diagnosis G1P0A0 gravid 9-10 minggu + abortus komplit.

Diagnosis akhir pada pasien ini adalah post kuretase atas indikasi

abortus komplit. Secara umum penegakkan diagnosis maupun penatalaksanaan

pada pasien ini sudah tepat dan sesuai dengan teori.

25

Page 26: Tutorial Abortus Komplet

DAFTAR PUSTAKA

1. Guttmatcher Institute. Aborsi di Indonesia. Guttmatcher Institue.

2008

2. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. P.T Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. 2009

3. Norman F. Gant MD, Kenneth J., Md Leveno, Larry C., Iii, Md

Gilstrap, John C., Md Hauth, Katharine D., Md Wenstrom, John

C. Hauth, J. Whitridge Obstetrics Williams (Editor), Steven L.

Clark, Katharine D. Wenstrom. Williams Obstetrics 23rd Ed:

McGraw-Hill Professional

4. McBride, Dorothy E. Abortion in United State. ABC-CLIO.2008

5. Evans, Arthur T. Manual of Obstetric 7th ed. Lippincot

Williams and Willkins. 2007

6. Morgan, Mark. Siddighi, Sam. Obstetrics and Gynecology

Volume 1. Lippincot Williams and Willkins. 2004

7. R. James. Scoot, Md. S. Ronald et al. Danforth’s Obstetric and

Gynecology 9th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2003

8. Keeling, Jean W. Khong T Yee.Fetal and Neonatal Pathology.

Springer. 2007

9. World Health Organization. Safe Abortion: Technical and Policy

Guidance for Health Systems. World Health Organization. 2003

10. Hatcher, Robert A. Trussell, James. Nelson, Anita L.

Contraceptice Technology. Ardent Media. 2008

26