TUTOR 1 BLOK 16-Sindyrputri

40
TUTORIAL 1B BLOK 16 – MALOKLUSI SINDY RUSTIANTI PUTRI 4211121037

description

efektivitas menyikat gigi metode roll dan metode bass

Transcript of TUTOR 1 BLOK 16-Sindyrputri

TUTORIAL 1B BLOK 16 MALOKLUSI

TUTORIAL 1BBLOK 16 MALOKLUSI SINDY RUSTIANTI PUTRI 4211121037OVERVIEW CASEOS laki-laki 9 tahun 6 bulanKeluhan: ingin memperbaiki gigi depan atas yang maju kedepan terlihat besar dan tonggosAnamnesis: Kebiasaan menghisap ibu jari tangan kanan dan berhenti diusia 7 tahunRiwayat medis: masalah tenggorokan Pemeriksaan EO: Adenoid face syndrome karena dulu memiliki kebiasaan mouth breathingProfil convex karena gigi anterior RA protusifBibir inkompeten, prominen dan tonus: hipotorus

Pemeriksaan IO:Oedema anterior RA dan ulkus region lingual bawah karena mouth breathingPalatum dalam karena tekanan ibu jariPalatum sempit karena otot kontriksi otot bucinanator karena menghisap ibu jariPemeriksaan model:Diastema 11, 21 karena kebiasaan menghisap ibu jariMidline shifting ke kanan karena kebiasaaan menghisap ibu jari tangan kanan

Analisis skeletal:SNA: 83 (normal = 82)SNB: 79 (normal = 80)ANB: 4 (normal = 2)I-NA mm/: 9mm/30 (normal = 4 mm / 22)I-NB mm/ : 4mm/14 (normal = 4 mm/ 25)Bidang mandibula: 30 Bidang oklusal: 15 Hipotesis: pasien dengan maloklusi kelas II divisi 1 sebagai akibat dari kebiasaan buruk menghisap ibu jari melewati fase oral dan mouth breathing, pasien masih dalam fase tumbuh kembang sehingga masih bisa dilakukan modifikasi pertumbuhan rahang.

1.Anatomi craniofacial

2.Histologi tulang SEL TULANG a. Osteoblas : yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.

b.Osteosit :merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang.

c.Osteoklas :sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.

3. fisiologi tumbuh kembang ?PERTUMBUHAN TULANGA. AsimetrisB. KompleksC. 2 mekanisme pertumbuhan tulang Direct Displacement ResorbsiDeposisi

-Displacement entire bone due to growth bone itself-Expansion of adjacent structure

Intramembran-IntracartilagoMesenkimalFlat bone-Endochondral- Long BoneMEKANISME PERTUMBUHAN TULANG SECARA SELULER

-Hyperplasia Penambahan Jumlah-Hypertropi Penambahan Ukuran-Extracelluler Matrix Secretion perbesaran ukuran yang di sebebkan oleh sekresi sel ke dalam matriks ekstra selulerCranium VaultTerjadi secara intramembran tanpa diawali pembentukan kartilago. Mekanisme pertumbuhan yang terjadi melalui proses aposisi pada cranial vault terjadi pada daerah sutura.

Cranial BaseMerupakan osifikasi endochondralis yaitu diawali dengan pembentukan kartilago.Ossifikasi dasar kranium terjadi pada basis occipital, spehenoid dan ethmoid, proses penulangan ini disebut : synchondrosis

Maxilla (Nasomaxillary Complex)Perkembangan maksilla secara intramembranPertumbuhan dan perkembangan terjadi melalui 2 cara :(1) melalui aposisi tulang pada sutura yang menghubungkan maksila dengan cranium dan basis cranii. (2) melalui remodeling permukaan

Relokasi dan remodelingAkibat aposisi tulang (+) dan resorpsi (-). Sebagai hasil dari proses pertumbuhan tahap demi tahap, daerah hitam mengalami translokasi dari batas posterior menjadi batas anterior ramus, tanpa merubah posisinya.

Warna merah = Deposisi tulangWarna biru = Resorpsi tulangPrinsip V Ekspansi horizontal :Mandibula diperlihatkan dari atas, termasuk potongan horizontal melalui dasar dari prosesus koronoid. Tulang terdeposisi pada permukaan lingual dari struktur mandibula sampai pd permukaan ramus. Maka, prosesus koronoid begerak dan tulang terdeposisi pd permukaan bagian dalam kearah belakang, dan bagian posterior dari mandibula mengalami pelebaran ( Enlow, 1982).

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang ? Anomali-anomali cranio-dentofacial terjadi kebanyakan sebagai akibat adanya ketidak seimbangan antara ukuran gigi dengan tulang penyangga gigi, atau adanya ketidak seimbangan antara masing-masing komponen cranio-dentofacial yang menyusun kompleks cranio-dentofacial.

A. Herediter (keturunan) B. Lingkungan 1. Trauma a. Trauma prenatal b. Trauma postnatal 2. Agen fisis a. Prematur ekstraksi gigi susu b. Makanan

3. Kebiasaan buruk a. Mengisap jempol dan mengisap jari b. Menjulurkan lidah c. Mengisap dan menggigit bibir d. Posture e. Menggigit kuku f. Kebiasaan buruk lain

4. Penyakit a. Penyakit sistemik b. Penyakit endokrin c. Penyakit-penyakit lokal Penyakit nasopharingeal dan gangguan pernapasan Penyakit periodontal Tumor Karies

5. Malnutrisi

5. Apa etiologi dari kasus ?Kelainan Dental dan Skeletal akibat BAD HABIT

Kebiasaan yang mengakibatkan tekanan dan penyimpangan fungsionalMenghisap jari dan ibu jariMendorong dan menghisap lidahPenggunaan botol susu yang salah

Adanya tekanan pada otot buccinator dan otot bibir sehingga akan menyebabkan konstriksi maksilaPalatum dalam dan sempitAdanya tekanan jari pada gigi anterior RA ke arah labial menyebabkan gigi anterior RA proklinasi, tekanan dari jari juga menekan anterior RB sehingga menyebabkan gigi anterior RB retroklinasiairway disturbance pasien bernafas melalui mulut lidah diletakkan diantara gigi anterior RA dan RB open bite anteriorobstruksi kronis respiratori dikarenakan inflamasi berkepanjangan dari nasal mukosa dengan alergi atau infeksi kronis, dari mekanisme sistem nasorespiratori.mouthbreathing habitmengakibatkan perubahan rahang dan gigi adenoidektomi peningkatan yang signifikan terhadap panjang wajah bagian anterior dan kecenderungan konstriksi maksila dan peningkatan tinggi wajah rata-rata 3mm. Thumbs SuckingMouth BreathingAdenoid Face Syndrome6. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan penunjang ?7. Apa diagnosis pada kasus ?Kelas II subdivisi 1GingivitisTosilitis

8. RENCANA PERAWATAN Informed Concent dan komunikasi terapeutikTatalaksana pasien dan orangtua-Diperlukan motivasi dan kerja sama yang tinggi (untuk kasus anak kecil)-Kontrol dan recall diperhatikan (orangtua) menjelaskan sistem rujukan pada pasien dan melakuak rujukan ke psikolog dan dokter THT2. Mouth PreparationPersiapan mulut-Kebersihan mulut : dilakukan skeling untuk menghilangkan plak dan kalkulus3.Koreksi maloklusi dan kelainan skeletalMenggunakan activator

9. PENATALAKSANAAN Menejemen Bad habitSecara umum terapi oral bad habits meliputi konseling pasien beserta orang tuanya, modifikasi pola hidup sehari-hari terapi miofungsional, terapi dengan menggunakan alat dan masih banyak hal yang dilakukan selain yang telah disebutkan. Namun penggunaan alat hanya diindikasikan jika anak benar-benar kooperatif.Pendekatan perawatan :Dilakukan dengan hati-hatiMotivasi anak untuk menghentikan bad habit sebelum gigi permanen erupsiKerjasama orang tuaPertimbangkan faktor psikologis anak

Terapi Oral bad habit :Counseling : konsultasi dengan orang tua mengenai apa yang harus dilakukan untuk menghentikan kebiasaan buruk anak serta akibat yang dapat ditimbulkan jika tidak segera dihentikan.Reward : memotivasi anak untuk menghentikan bad habit dengan cara memberikan penghargaan misalnya berupa hadiah.Remainder : mengingatkan anak untuk menghentikan bad habit, dapat digunakan pengingat berupa kalender yang diberi tanda pada hari dimana anak menghentikan bad habit kemudian mengingatkan anak untuk tetap menghentikan kebiasaan buruknya.Terapi Intraoral : menggunakan alat misalnya menggunakan palatal crib

Modifikasi pertumbuhanPerawatan fungsional , Aktivator(Bionator) Bionator adalah salah satu alat fungsional lepasan yang dikembangkan oleh wilhelm Balters > Bionator adalah sebuah alat orthodontics lepasan yang didesain untuk mengkoreksi fungsi dan perbedaan skeletal anteropoterior anatara maksila dan mandibula .Bionator tidak setebal aktivator.

Case selection criteriaAnak anak pada awala atau akhir fase gigi campuranMildly retrognatic mandibleLengkung rahangnya baikTidak ada proklinasi dari gigi Insisif bawah

Indikasi :Digunakan untk perawtan Maloklusi Kelas II divisi I dengan retrognatic mandibulaOpen bite karena fungsionalKelas III MO karena defisiensi maksilaTMJ problem pada orang dewasa

Kontraindikasi :Kelas II karena prognati maksilaProklinasi insisif bawahCrowding anterior Ada pola pertumbuhan vertikal

10. Apa prognosis pada kasus Tidak dilakukan rujukan ke dokter THT tonsilitis dibiarkan menyebabkan pasien masih bsulit bernafas sehingga maloklusi bisa semakin parahTidak dilakukan konsul ke psikolog anak kehilangan rasa percaya diri

11. Bagaiamana komplikasi yang terjadi pada kasus ?Jika tidak dilakukan perawatan :Maloklusi makin parahRetensi makananKurangnya percaya diri makin meningkat.

Jika dilakukan perawatan :Keraguan mengenai termodifikasinya pertumbuhan dari bagian basal rahang (pertumbuhan rahang atas dari sutura atau intramembrane bone dan rahang bawah dari kondilues/ kartilago bone) yaitu aposisi dari tulang. Mengurangi tekanan otot yang mengenai gigi- gigi, maksudnya adalah membatasi pertumbuhan Perubahan posisi gigi jika diberikan daya yang berlebih

12. Bagaiamana BHP pada kasus ?Adalah berbuat baik untuk kebaikan seseorang.Misalnya : memberikan pertolongan pada pasien, meringankan kekhawatiran pasien.Memandang pasien tak hanya sejauh menguntungkan dokter Menerapkan Golden Rule Principle dengan tujuan maksimalisasi pemuasan kebahagiaan

Beneficience NonmaleficenceTidak membahayakan pasien karena kelalaianMengobati secara proporsional

AutonomiArtinya hak pasien untuk menentukan pilihan.Menghargai hak menentukan nasib sendiriTidak mengintervensi dan sabar menunggu pasien dlm membuat keputusan(elektif)Berterus terang tidak berbohong pd pasien Melaksanakan Informed consent (meminta persetujuan kepada orangtuanya (karena pasien dibawah umur) untuk melakukan perawatan)

JusticeMemberikan kesempatan yg sama terhadap pribadi dalam posisi yang samaMemberikan kontribusi yg relatif sama dengan kebutuhan pasienTidak membeda-bedakan pelayanan untuk pasien

13. Adenoid face syndrome ?obstruksi kronis respiratori dikarenakan inflamasi berkepanjangan dari nasal mukosa dengan alergi atau infeksi kronis, dari mekanisme sistem nasorespiratori. mouthbreathing habit mengakibatkan perubahan rahang dan gigi adenoidektomi peningkatan yang signifikan terhadap panjang wajah bagian anterior dan kecenderungan konstriksi maksila dan peningkatan tinggi wajah rata-rata 3mm.

TERIMAKASIH