Tut 1

4
Rumah Sakit Umum Pemerintah Pusat dan Daerah diklasifikasikan menjadi Rumah Sakit Umum kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan fisik, dan peralatan. 1. rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subpesialistik luas. 2. rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas. 3. rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar. 4. rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar. Rumah Sakit Umum: Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit, RSU milik pemerintah dibagi dalam 4 tipe/kelas (A, B, C, D) Rumah Sakit Tipe D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis Dasar Rumah Sakit Tipe C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis Spesialitik Dasar yang meliputi spesialis : –penyakit dalam, –kesehatan anak, –kebidanan dan kandungan –bedah. Rumah Sakit Tipe B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 Spesialistik dan Sub Spesialistik Terbatas. –Penyakit dalam, –Kesehatan anak, –Kebidanan dan penyakit kandungan, –Bedah, –Anesthesi, –THT –Kulit dan Kelamin, –Radiologi, –Pathologi klinik, –Psikiatri, –Neurologi, –Mata, –Bedah Digestif/Ortopedi –Kardiologi Rumah Sakit Tipe A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis Spesialistik Luas dan Sub Spesialistik Luas. –Penyakit dalam, –Kebidanan dan penyakit kandungan, –Bedah, –Kesehatan anak, –Telinga, hidung dan tenggorokan, –Mata, –Syaraf, –Jiwa, –Kulit dan kelamin, –Jantung, –Paru, –Radiologi, –Anesthesi, –Rehabilitasi medis, –Patologi klinis, –Patologi anatomi. –dll Program akreditasi rumah sakit yang dilaksanakan sejak tahun 1995 diawali dengan 5 jenis pelayanan yaitu pelayanan medis, pelayanan keperawatan, rekam medis, administrasi dan manajemen dan pelayanan gawat darurat. Pada tahun 1997, program diperluas menjadi 12 pelayanan yaitu kamar operasi, pelayanan perinata resiko tinggi, pelayanan radiologi, pelayanan farmasi, pelayanan laboratorium, pengendalian infeksi dan kecelakaan keselamatan serta kewaspadaan bencana. Pada tahun 2000 dikembangkan instrumen 16 bidang

description

TUTORIAL

Transcript of Tut 1

Rumah Sakit Umum Pemerintah Pusat dan Daerah diklasifikasikanmenjadi Rumah Sakit Umum kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut didasarkanpada unsur pelayanan, ketenagaan fisik, dan peralatan.1. rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyaifasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subpesialistikluas.2. rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyaifasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistikdan subspesialistik terbatas.3. rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyaifasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.4. rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyaifasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

Rumah Sakit Umum:

Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit,RSU milik pemerintah dibagi dalam 4 tipe/kelas (A, B, C, D)Rumah Sakit Tipe Dadalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis DasarRumah Sakit Tipe Cadalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis Spesialitik Dasar yang meliputi spesialis :penyakit dalam,kesehatan anak,kebidanan dan kandunganbedah.Rumah Sakit Tipe Badalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 Spesialistik dan Sub Spesialistik Terbatas.Penyakit dalam,Kesehatan anak,Kebidanan dan penyakit kandungan,Bedah,Anesthesi,THTKulit dan Kelamin,Radiologi,Pathologi klinik,Psikiatri,Neurologi,Mata,Bedah Digestif/OrtopediKardiologiRumah Sakit Tipe Aadalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis Spesialistik Luas dan Sub Spesialistik Luas.Penyakit dalam,Kebidanan dan penyakit kandungan,Bedah,Kesehatan anak,Telinga, hidung dan tenggorokan,Mata,Syaraf,Jiwa,Kulit dan kelamin,Jantung,Paru,Radiologi,Anesthesi,Rehabilitasi medis,Patologi klinis,Patologi anatomi.dll

Program akreditasi rumah sakit yang dilaksanakan sejak tahun 1995diawali dengan 5 jenis pelayanan yaitu pelayanan medis, pelayanan keperawatan,rekam medis, administrasi dan manajemen dan pelayanan gawat darurat. Padatahun 1997, program diperluas menjadi 12 pelayanan yaitu kamar operasi,pelayanan perinata resiko tinggi, pelayanan radiologi, pelayanan farmasi,pelayanan laboratorium, pengendalian infeksi dan kecelakaan keselamatan sertakewaspadaan bencana. Pada tahun 2000 dikembangkan instrumen 16 bidangpelayanan di rumah sakit. Pelatihan akreditasi rumah sakit oleh Balai PelatihanKesehatan dilakukan untuk membantu proses persiapan akreditasi.Beberapa indikator pelayanan di rumah sakit antara lain adalah:1. Bed Occupancy Rate (BOR): angka penggunaan tempat tidurBed Occupancy Rate digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatantempat tidur rumah sakit. Angka Bed Occupancy Rate yang rendah menunjukkankurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. AngkaBed Occupancy Rate yang tinggi (lebih dari 85 %) menunjukkan tingkatpemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan rumah sakitatau penambahan tempat tidur.BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit) / (Jumlah tempat tidur X Jumlah haridalam satu periode) X 100%2. Length Of Stay (LOS): lamanya dirawatLength Of Stay digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumahsakit yang tidak dapat dilakukan sendiri tetapi harus bersama dengan interpretasiBed Turn Over dan Turn Over Interval. Secara umum nilai Length Of Stay yangideal antara 6-9 hari.LOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)3. Bed Turn Over (BTO): frekuensi penggunaan tempat tidurBersama-sama indikator TOI dan LOS dapat digunakan untuk mengetahuitingkat efisiensi penggunaan tempat tidur rumah sakit, berapa kali tempat tidurdipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempattidur rata-rata dipakai 40-50 kali.BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur4. Turn Over Interval (TOI): interval penggunaan tempat tidurBersama-sama dengan Length Of Stay merupakan indikator tentangefisiensi penggunaan tempat tidur. Semakin besar Turn Over Interval makaefisiensi penggunaan tempat tidur semakin jelek. Idealnya tempat tidur kosongtidak terisi pada kisaran 1-3 hari (Anonima, 2007).TOI = (Jumlah tempat tidur X Periode) Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar(hidup + mati)5. NDR (Net Death Rate)Net Death Rate adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiaptiap1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan dirumah sakit.NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X1000 6. GDR (Gross Death Rate)Gross Death Rate adalah angka kematian umum untuk setiap 1000penderita keluar.GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X1000

Yayasan (Inggris: foundation) adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004 menyetujui undang-undang ini, dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri mengesahkannya pada tanggal 6 Oktober 2004.Yayasan sebagai badan hukum merupakan artificial person (orang ciptaan hukum) yang hanya dapat melakukan perbuatan hukum dengan perantaraan manusia sebagai wakilnya. Yayasan sangat bergantung pada wakil wakilnya dalam melakukan perbuatan hukum, karenanya agar yayasan dapat dengan mudah melakykan perbauatan hukum tersebut yayasan harus mempunyai organ. Berdasarkan pasal 2 UUY No.16 Tahun 2001 yo UUY No.28 Tahun 2004, bahwa organ yayasan adalah Pembina, Pengurus dan Pengawas. Terhadap masing masing organ yayasan mempunyai fungsi, wewenang serta tugasnya masing-masing secara jelas diatur dalam undang undang yayasan. Yayasan sebagai badan hukum dalam melakukan pebuatan hukumnya memerlukan suatu perantara. Perantara yang dimaksud dalam hal ini, bahwa tanpa organ tersebut yayasan tidak dapat berfungsi untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan yang didirikan.Pegawai Tetap adalah Pegawai Non PNS yang ditingkatkan statusnya dari Pegawai Tidak Tetap setelah menempuh dan dinyatakan lulus verifikasi dan validasi yang kemudian diangkat dan diberhentikan oleh Direktur setelah mencapai batas usia pensiun atau atas permintaan sendiri.Dokter Tamu adalah dokter yang bukan pegawai RSUD yang mempunyai pasien dirawat dan ditindak dengan menggunakan fasilitas RSUD.Dokter tamu dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan dilaksanakan melalui perjanjian kerja antara Direktur dengan dokter tamu yang bersangkutan.Dokter tamu yang telah berakhir jangka waktu perjanjian kerjanya, dapat diperpanjang kembali dengan mempertimbangkan :a. kebutuhan; danb. persetujuan dari Komite Medik.Pasal 28Setiap Dokter Tamu wajib :a. setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;b. menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;c. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian dan rasa tanggung jawab;d. menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatan; dane. melaksanakan semua ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kerja.Pasal 29Setiap Dokter Tamu berhak mendapatkan penghasilan atas jasa pelayanannya.Pasal 30Setiap Dokter Tamu dilarang :a. menyalahgunakan wewenang;b. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;c. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang, baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;d. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau Pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;e. menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun dari orang lain yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;f. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit terselenggaranya pelayanan sehingga merugikan masyarakat; dang. menghalangi terselenggaranya tugas kedinasan.

rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat.Menurut Soedarmono dalam Rijadi (1997) bahwa fasilitas, peralatan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan kelancaran proses pelayanan yang pada akhirnya akan memengaruhi kualitas hasil pelayanan. Menurut Rijadi (1997), pasien atau keluarganya cenderung untuk menilai rumah sakit berdasarkan lingkungan fisik yang mereka lihat yaitu ruang tunggu yang nyaman, kamar mandi yang bersih, pengaturan tata ruang, perlengkapan fisik misalnya kursi dan tempat tidur.

Untuk itu rumah sakit dituntut memberikan pelayanan dengan mutu yang baik dan menyediakan fasilitas yang dilengkapi sarana peralatan yang memadai dan modern dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional yang mampu menghasilkan produktifitas kerja yang tinggi (Depkes,1996).

IGD adalah suatu unit integral dalam satu rumah sakit dimana semua pengalaman pasien yang pernah datang ke IGD tersebut akan dapat menjadi pengaruh yang besar bagi masyarakat tentang bagaimana gambaran Rumah Sakit itu sebenarnya. Fungsinya adalah untuk menerima, menstabilkan dan mengatur pasien yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan gawat serta juga kondisi-kondisi yang sifatnya tidak gawat. IGD juga menyediakan sarana penerimaan untuk penatalaksanaan pasien dalam keadaan bencana, hal ini merupakan bagian dari perannya di dalam membantu keadaan bencana yang terjadi di tiap daerah.

Unit gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada penderita gawat darurat dan merupakan bagian dari rangkaian upaya penanggulangan penderita gawat darurat yang perlu diorganisir.

pengembangan unit gawat darurat harus memperhatikan 2 (dua) aspek yaitu: a. Sistem rujukan penderita gawat darurat. b. Beban kerja rumah sakit dalam menanggulangi penderita gawat darurat

Suatu unit gawat darurat (UGD) harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem medis akut. Interpretasi : Harus mampu a. mencegah kematian dan cacat b. melakukan rujukan c. menanggulangi korban bencana Kriteria : a. Unit Gawat Darurat harus buka 24 jam b. Unit Gawat Darurat juga harus melayani penderita-penderita false emergency tetapi tidak boleh mengganggu/ mengurangi mutu pelayanan penderita-penderita gawat darurat. c. Unit Gawat Darurat sebaiknya hanya melakukan primary care. Sedangkan definitive care dilakukan di tempat lain dengan kerjasama yang baik. d. Unit Gawat Darurat harus meningkatkan mutu personalia maupun masyarakat sekitarnya dalam penanggulangan penderita gawat darurat. Interpretasi : Mengadakan kursus-kursus untuk personalianya sendiri maupun penyuluhan kepada masyarakat dalam penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD).e. Unit Gawat Darurat harus melakukan riset guna meningkatkan mutu/ kualitas pelayanan kesehatan masyarakat sekitarnya.

Fasilitas dan alat-alat/obat-obatan Unit Gawat Darurat harus memenuhi persyaratana sehingga penanggulangan penderita gawat darurat dapat dilakukan dengan optimal. Kriteria : a. Gedung untuk pelayanan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat harus sedemikian rupa sehingga Penanggulangan Penderita Gawat Darurat dapat dilakukan dengan optimal.1. Luas bangunan Unit Gawat Darurat disesuaikan dengan beban kerja Rumah Sakit dengan memperhitungkan kemungkinan penanganan korban massal/ bencana. 2. Lokasi gedung harus berada dibagian depan Rumah Sakit, mudah dijangkau oleh masyarakat dengan tanda-tanda yang jelas dari dalam dan luar Rumah Sakit. 3. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu utama (alur masuk kendaraan / pasien tidak sama dengan alur keluar. 4. Ambulans / kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai didepan pintu yang areanya terlindung dari panas dan hujan (catatan : untuk lantai Unit Gawat Darurat yang tidak sama tinggi dengan jalan ambulans harus membuat ramp). 5. Pintu Unit Gawat Darurat harus dapat dilalui oleh brankar. 6. Memiliki area khusus parkir ambulans yang dapat menampung lebih dari 2 ambulans (sesuai dengan beban Rumah Sakit). 7. Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar dan tidak terjadi cross infection, dapat menampung korban bencana sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh perawat kepala jaga. 8. Area dekontaminasi ditempatkan didepan/ diluar Unit Gawat Darurat atau terpisah dengan Unit Gawat Darurat.