Tunjangan Kinerja pada PTN-bh - Welcome to KMS IPB ...kms.ipb.ac.id/1774/1/Penjelasan Tukin 17 feb...
Transcript of Tunjangan Kinerja pada PTN-bh - Welcome to KMS IPB ...kms.ipb.ac.id/1774/1/Penjelasan Tukin 17 feb...
Tunjangan
Kinerja
pada
PTN
Badan
Hukum
Dialog
Bersama Rektor IPB
Bogor,
17 Februari 2014
Kronologi kejadian dan
informasi yang diperoleh
1. Tanggal 22 November 2012
Direktur SDM IPB menyampaikan kepada
Biro Kepegawaian Kemendikbud (sesuai
permintaannya), usulan peta dan evaluasi
jabatan yang lazim digunakan sebagai
dasar penetapan remunerasi. Usulan
tersebut sebelumnya sudah dibahas dalam
lokakarya dan rapat Tim Teknis secara
intensif.
2. Tanggal 25 Juni 2013
Wakil Presiden Prof. Dr. Boediono
memberikan persetujuan pemberian
remunerasi tahun 2013 bagi PNS pada 28
Kementerian dan Lembaga. Selanjutnya,
diperoleh informasi bahwa pemberian
remunerasi tersebut akan dilakukan
terhitung mulai tanggal 1 Juli 2013.
3. Tanggal 18 Juli 2013
Informasi tentang rencana pemberian
tunjangan kinerja bagi PNS di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) diterima sebagai bagian
dari penjelasan lisan oleh Kepala Biro
Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan pada acara Sosialisasi
Penataan SDM Berbasis Kompetensi di
Hotel Milenium, Jakarta.
4. Tanggal 18 Juli 2013
Menurut Kepala Biro Kepegawaian
Kemendikbud, tunjangan kinerja akan
diberikan kepada PNS pada unit utama dan
satuan kerja dan tidak termasuk PNS pada
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Badan
Hukum (BH) dan PTN Badan Layanan
Umum (BLU) yang telah memberikan
insentif kepada pegawainya karena
dikhawatirkan terjadi pembayaran ganda.
5. Tanggal 21 Oktober 2013
Badan Anggaran DPR memutuskan bahwa
27 Kementerian dan Lembaga akan
menerima remunerasi 2013, termasuk
Kemendikbud dengan alokasi Rp 989,8 M.
Selanjutnya, akan diterbitkan Perpres
sebagai dasar hukum pencairan anggaran
tunjangan kinerja. Perpres tersebut akan
menjadi dasar peraturan dan petunjuk
teknis tentang pelaksanaan pembayaran
tunjangan kinerja.
6. Tanggal 19 November 2013
Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan
Kajian Strategis (WRSK) IPB mengadakan
pertemuan untuk memberikan penjelasan
mengenai wacana pemberian remunerasi
untuk PNS. Pertemuan tersebut dihadiri
oleh WRSK, Sekretaris Institut, Direktur
SDM, Kasubdit/Kabag/Kabid, Kasubag/Kasi
dan KTU unit pelaksana akademik dan unit
pelaksana administrasi di lingkungan IPB.
7. Tanggal 13 Desember 2013
Setelah aktif mencari informasi ke berbagai
sumber, Direktorat SDM IPB memperoleh
informasi melalui website mengenai
Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2013
tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di
Lingkungan Kemendikbud dan memperoleh
foto copy surat/undangan Kemendikbud
perihal permintaan daftar nominatif pegawai
sesuai nama dan jabatan. Pada daftar
undangan dalam lampiran surat tersebut
PTN BH tidak tercantum.
8. Tanggal 13 Desember 2013
Direktur SDM mempertanyakan kepada Kepala Biro Kepegawaian Kemendikbud dan Kepala Bagian Kepegawaian Ditjen Pendidikan Tinggi tentang alasan mengapa PTN BH (termasuk IPB) tidak diundang dalam pertemuan tentang daftar nominatif pegawai tersebut. Sejak saat itu IPB mengambil inisiatif melalui komunikasi dan rapat koordinasi PTN BH untuk memperjuangkan agar kepada tenaga kependidikan PNS pada PTN BH juga diberikan tunjangan kinerja.
9. Tanggal 23 & 24 Desember 2013
Setelah rapat di Ditjen Pendidikan Tinggi,
WRSK, SI, dan Direktur SDM IPB
menemui Sekretaris Ditjen (Sesditjen)
Pendidikan Tinggi dan Kepala Biro
Kepegawaian untuk memohon agar PNS
pada PTN BH diberi perlakuan yang
sama dengan PNS pada PTN Satker
karena status kepegawaian yang sama
yaitu sebagai PNS.
10.Tanggal 29 Desember 2013
Setelah rapat mengenai penerimaan CPNS,
Rektor IPB menyampaikan usulan kepada
Mendikbud, Sekjen Kemendikbud, dan
Dirjen Dikti agar ada solusi atas masalah
PTN BH yang belum memperoleh alokasi
tunjangan kinerja. Dirjen Dikti berupaya
akan memberi tambahan BOPTN bagi PTN
BH untuk memenuhi kebutuhan pemberian
tunjangan kinerja bagi PNS pada PTN BH,
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2013.
11.Tanggal 6 Januari 2014
IPB mengkoordinasikan Direktur SDM
pada PTN BH untuk mengadakan rapat di
Bogor dan merumuskan usulan kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
alternatif solusi atas masalah pemberian
Tunjangan Kinerja. Pembahasan masih
bersifat penyamaan persepsi, tukar
menukar informasi, mendalami peraturan-
peraturan terkait, dan merancang surat
untuk Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
12.Tanggal 9 Januari 2014
Pertemuan Direktur SDM pada PTN BH
diadakan di Universitas Indonesia untuk
menyempurnakan simulasi perhitungan
kebutuhan Tunjangan Kinerja PTN BH
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 88
Tahun 2013 dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 107
Tahun 2013, serta Peraturan Menteri PAN
dan RB Nomor 34 Tahun 2011 tentang
Klasifikasi Jabatan.
13.Tanggal 23 Januari 2014
Pada pidato pelantikan KTU, Rektor IPB
menyampaikan bahwa terhadap kegalauan
mengenai tunjangan kinerja, WRSK dan SI
telah memberikan penjelasan-penjelasan.
Namun, masih ada saja sms tanpa nama
yang justru mencerminkan ketidaktahuan
ybs dan logika-logika yang salah. Untuk itu,
Rektor IPB mengajak para KTU untuk terus
memberi penjelasan dan membina mereka
agar tidak sibuk mengirim sms tanpa nama
yang berpotensi mengganggu kinerjanya.
14.Tanggal 7 Februari 2014
Secara Resmi IPB memperoleh surat dari
Kemendikbud sebagai pengantar buku
tentang Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan masing-masing Nomor
107 Tahun 2013 tentang Tunjangan
Kinerja .
Surat PTN Badan Hukum
kepada Mendikbud
tentang Tunjangan Kinerja
Pada tanggal 16 Januari 2014, Mendikbud
berkenan menerima audiensi Rektor IPB sbg
Ketua Sekretariat Bersama 7 (tujuh) PTN BH
untuk menyampaikan informasi persoalan
implementasi rencana pemberian tunjangan
kinerja dan usulan solusi dari PTN BH, yaitu :
1. Sejak mendapatkan status sebagai Badan
Hukum Milik Negara (BHMN), 7 (tujuh)
PTN telah menerapkan prinsip-prinsip
manajemen modern untuk membangun
sistem manajemen kinerja, termasuk
konsekuensinya antara lain dalam bentuk
pemberian insentif kepada para pegawai
yang berkinerja baik. Pemberian insentif
kinerja merupakan konsekuensi logis dari
pengembangan model reformasi birokrasi di
Perguruan Tinggi BHMN (PT BHMN) yang
sesuai dengan Undang-undang Nomor 12
Tahun 2012 PT BHMN telah ditetapkan
menjadi PTN Badan Hukum. Besaran
insentif kinerja yang diberikan oleh PTN
Badan Hukum kepada setiap pegawai yang
berkinerja baik bervariasi sesuai dengan
kemampuan masing-masing PTN BH tetapi
pada umumnya jauh lebih kecil dibanding
tunjangan kinerja yang menurut informasi
akan diberikan kepada pegawai di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. PTN BH berpendapat bahwa
besaran insentif kinerja yang diberikan tsb
belum dapat dikategorikan sbg tunjangan
kinerja yang dimaksud dalam Peraturan
Presiden tersebut dan lampirannya serta
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tersebut dan lampirannya.
2.Keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor
65, 66, 67, dan 68 Tahun 2013 masing-
masing tentang Statuta ITB, IPB, UGM, dan
UI telah memperkuat landasan otonomi
PTN Badan Hukum. Diharapkan bahwa PP
tentang Statuta USU, UPI, dan Unair juga
akan terbit dalam waktu dekat. Walaupun
PTN BH memperoleh keleluasaan dalam
pembangkitan pendapatan, tetapi untuk
memberikan insentif kinerja bagi tenaga
kependidikan dalam besaran setara dengan
tunjangan kinerja yang menurut informasi
akan diberikan kepada pegawai di
lingkungan Kemendikbud tersebut, PTN BH
tidak mampu. Satuan Usaha Komersial
yang dibentuk pada PTN BH bukan
dimaksudkan untuk menjadi sumber dana
yang menggantikan sumber pendanaan
dari Pemerintah. Untuk itu sebagai badan
hukum publik, PTN BH sangat
mengharapkan dana APBN yang khusus
dialokasikan untuk tunjangan kinerja
tersebut.
Alokasi dana APBN tersebut sesuai dengan
Pasal 89 Undang-undang Nomor 12 Tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 3
dan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2013 tentang Bentuk dan
Mekanisme Pendanaan PTN BH, serta tidak
bertentangan dengan prinsip otonomi
perguruan tinggi.
3. Apabila tunjangan kinerja bagi pegawai di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan diberikan terhitung mulai bulan
Juli 2013 dengan tidak meliputi tenaga
kependidikan pada PTN Badan Hukum
maka dapat menyebabkan ketidakadilan.
Hal ini karena sebagai sesama PNS di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan ada sebagian pegawai yang
memperoleh tunjangan kinerja tetapi pada
waktu yang sama sebagian pegawai lainnya
tidak memperoleh tunjangan kinerja.
4. Apabila tunjangan kinerja diberikan dalam
besaran seperti informasi yang diterima,
sementara tunjangan fungsional untuk dosen
masih tetap seperti yang berlaku pada saat
ini, maka hal tersebut kurang sejalan
dengan prinsip proporsionalitas. Hal ini
karena jabatan fungsional dosen yang
membutuhkan pengetahuan disamping
faktor-faktor evaluasi jabatan lainnya yang
memerlukan kompetensi khusus dan
menjadi bagian terpenting pencapaian
target kinerja akademik perguruan tinggi
tersebut menjadi kurang dihargai. Dalam
beberapa kasus, besaran tunjangan bagi
dosen tidak berbeda nyata dengan
tunjangan bagi tenaga kependidikan.
5. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, PTN
BH mengusulkan ada kebijakan pemberian
remunerasi yang dirancang secara lebih
komprehensif untuk seluruh pegawai di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, termasuk mempertimbangkan
evaluasi kinerja pegawai sebagaimana
diatur dalam Peraturan Kepala BKN Nomor
46 Tahun 2011 tentang Sasaran Kerja
Pegawai (SKP). Berdasarkan peraturan-
peraturan yang berlaku dan kemungkinan
yang ada, PTN BH mengusulkan:
a. Agar kepada tenaga kependidikan pada
PTN Badan Hukum diberikan tunjangan
kinerja yang setara dengan tunjangan
kinerja tenaga kependidikan di PTN
Satker terhitung mulai bulan dan tahun
yang sama. Mengingat bahwa selama ini
masing-masing PTN Badan Hukum telah
memberikan insentif kinerja bervariasi
sesuai kemampuannya maka tunjangan
kinerja tenaga kependidikan pada PTN
Badan Hukum tersebut diberikan
selisihnya atau kekurangannya saja.
b. Apabila kepada tenaga kependidikan
diberikan tunjangan kinerja seperti
informasi yang diterima dan mengingat
bahwa menurut Peraturan Presiden dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tersebut kepada dosen tidak
diberikan tunjangan kinerja maka PTN BH
mengusulkan kenaikan tunjangan
fungsional dosen dan tunjangan tugas
tambahan dosen sehingga secara
keseluruhan menjadi lebih proporsional.
Hasil audiensi dengan Mendikbud:
1. Mendikbud menyambut baik usulan dari
PTN BH mengenai solusi atas persoalan
pemberian tunjangan kinerja,
2. Perlu disusun Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan untuk landasan pemberian
tunjangan kinerja (atau sebutan lain) pada
PTN BH,
3. Sekretaris Ditjen Pendidikan Tinggi akan
memasukkan usulan tunjangan kinerja (atau
sebutan lain) pada PTN BH dalam revisi
DIPA Tahun Anggaran 2014.
Kesimpulan
dan
Tindak Lanjut
1. Para Wakil/Pembantu Rektor, Sekretaris
Institut dan Direktur SDM/Kepala Biro pada
7 (tujuh) PTN BH telah mengadakan
pertemuan di USU (8 Februari 2014) dan di
ITB (14 Februari 2014) untuk merumuskan
draft awal Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Permendikbud) tentang
BOPTN BH. Telah dihasilkan batang tubuh
Permendikbud dan model awal untuk
alokasi BOPTN BH, termasuk usulan
tunjangan kinerja atau sebutan lainnya.
2. Rapat-rapat internal pada masing-masing
PTN BH dilakukan secara intensif untuk
menyempurnakan rumusan Permendikbud
tersebut.
3. Para Wakil/Pembantu Rektor, Sekretaris
Institut dan Direktur SDM/Kepala Biro pada
PTN BH akan mengadakan RAPAT
KERJA (19 dan 21 Februari 2014) untuk
melakukan finalisasi usulan Permendikbud
PTN BH dan melakukan verifikasi akhir
perhitungan usulan BOPTN BH, termasuk
tunjangan kinerja atau sebutan lainnya.
4. Rektor IPB memberikan apresiasi kepada
sebagian besar dari tenaga kependidikan
yang tetap fokus untuk bekerja dengan baik
dan tidak terbawa-bawa menjadi galau.
Mereka percaya bahwa Rektor IPB dan
pimpinan lainnya pasti akan mengerahkan
segenap tenaga dan pikirannya untuk
memperjuangkan kesempatan peningkatan
kesejahteraan kita semua yang sejalan
dengan sistem manajemen kinerja yang
dikembangkan di IPB termasuk pemberian
tunjangan kinerja atau sebutan lainnya.
5. Rektor IPB menginstruksikan kepada
seluruh tenaga kependidikan untuk tetap
fokus bekerja dengan baik, jujur, tertib,
berdisiplin, cermat, dan penuh semangat.
Terima Kasih
Semoga Allah SWT
meridhoi usaha dan
perjuangan kita semua.
Amiin Ya Robbal ‘Alamiin.