Tumor Mediastinum
-
Upload
niken-mareta -
Category
Documents
-
view
145 -
download
9
description
Transcript of Tumor Mediastinum
TINJAUAN PUSTAKA TUMOR MEDIASTINUM
Residen Pembimbing: dr. Sugento
Konsulen pembimbing: dr. Ch. Nawangsih, Sp.Rad, (K).Onk. Rad
Disusun oleh :Aulia Rizki A 22010112210172Ketut Wida Komalasari 22010112210175Miftahul Falah Ahmad 22010112210176Niken Maretasari.P.A 22010112210177Supri Suryadi 22010112210182
Pendahuluan
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam
mediastinum yaitu rongga yang berada diantara paru kanan dan kiri.
Rongga mediastinum ini sempit dan tidak dapat
diperluas, maka pembesaran tumor dapat
menekan organ di dekatnya
Secara garis besar mediastinum dibagi atas 4 bagian penting yaitu mediastinum superior, anterior, posterior dan mediastinum medial.
Keluhan penderita biasanya berkaitan dengan
ukuran dan invasi atau kompresi terhadap organ sekitar misalnya sindrom
vena kava superior (SVKS).
TUMOR MEDIASTINUM
• tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu rongga yang berada diantara paru kanan dan kiri
Definisi
• Jantung• Pembuluh darah arteri• Pembuluh darah vena• Trakea• Kelenjar timus• Saraf• Kelenjar getah bening• Jaringan ikat
Isi mediastinum
Mediastinum dibagi
1. Mediastinum superior2. Mediastinum anterior3.Mediastinum posterior4. Mediastinum medial
KLASIFIKASI TUMOR MEDIASTINUM
TimomaTumor epitel yang bersifat jinakDitemukan pada mediastinum anteriorPrevalensi : > 40 th, jarang pada anak dan dewasa muda
Keluhan : nyeri dada, batuk, sesak
Klasifikasi timoma Timoma jinakTimoma ganas
KLASIFIKASI TIMOMA MENURUT MULLER HERMELINK
STAGING BERDASARKAN SISTEM MASAOKA
T factor
T1 Makroskopis berkapsul, tidak tampak invasi ke kapsul secara
mikroskopis
T2 Invasi secara makroskopis ke jaringan lemak sekitar pleura
mediastinum atau invasi ke kapsul secara mikroskopis
T3 Invasi secara makroskopis ke organ sekitarnya
T4 Penyebaran ke pleura atau perikard
STAGING BERDASARKAN SISTEM MASAOKA
N factor
N0 Tidak ada pembesaran limfonodi
N1 Pembesaran kelenjar limfe di mediastinum anterior
N2 Pembesaran kelenjar limfe intrathorakal kecuali kelenjar limfe
mediastinum anterior
N3 Pembesaran kelenjar limfe ekstrathorakal
M factor
M0 Tidak ada metastasis
M1 Metastasis
Tumor Sel Germinal
Tumor sel germinal terdiri dari tumor seminoma, teratoma dan nonseminoma.
Teratoma adalah tumor sel germinal yang paling sering ditemukan diikuti seminoma. Tumor ini dapat berbentuk kista atau padat atau campuran keduanya yang terdiri dari lapisan sel germinal yaitu ectoderm, mesoderm atau endoderm.
Teratoma dibagi menjadi tiga kelompok yaitu matur (benigna), immatur (maligna), dan monodermal.
Tumor Sel Germinal
Tumor Saraf
•Tumor saraf adalah tumor yang terjadi di mediastinum posterior, tumor itu dapat bersifat jinak atau ganas dan biasanya diklasifikasi berdasarkan jaringan yang membentuknya.
•Tumor ini tumbuh dari saraf perifer, ganglia simpatis, atau dari sel – sel paraganglionik.
•Pembedahan merupakan terapi utama untuk tumor ini. Reseksi lengkap dibutuhkan untuk pencegahan kekambuhan lokal.
Pembagian Tumor Saraf
Limfoma
Limfoma Hodgkin Limfoma Non
Hodgkin
Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin merupakan suatu jenis limfoma yang ditandai dengan adanya sel datia.
Salah satu gejala klinis yang tersering yaitu limfadenopati, paling sering terjadi pada setengah atas dari tubuh dari tubuh yang mengenai kelenjar limfe daerah leher dan ketiak.
Secara mikroskopis kelenjar limfe menunjukkan
hilangnya sebagian atau seluruh struktur kelenjar yang normal akibat infiltrasi campuran yang mengandung limfosit, histiosit, sel plasma, dan eosinofil.
Stadium Limfoma Hodgkin
Stadium 1 • mengenai 1 kelenjar limfe dalam satu regio atau satu tempat atau organ ekstralimfatik
Stadium 2 •mengenai kelenjar limfe pada dua regio atau lebih, pada sisi yang sama pada diafragma atau satu organ ekstra limfatik atau tempat yang terlokalisasi dan satu kelenjar limfe atau lebih pada sisi yang sama pada diafragma
Stadium 3 •mengenai regio kelenjar limfe pada kedua sisi dari diafragma yang dapat pula disertai dengan terkenanya limfe atau oleh terkenanya jaringan ekstra limfatik yang terlokalisasi atau keduanya.
Stadium 4 •tersebar dan mengenai satu atau lebih organ limfatik seperti hati, paru, dan sumsum tulang dengan atau tanpa pembesaran kelenjar limfe
Limfoma Non Hodgkin
Kebanyakan berasal dari sel limfosit B. Klasifikasi berdasarkan asal anatomi (sentral, perifer), arsitektur histologis, dan sel yang predominan, folikuler atau difus, sentrositik, sentroblastik, imunoblastik, dan sebagainya
Stadium limfoma non Hodgkin
Stadium 1 • mengenai 1 kelenjar limfe dalam satu regio atau satu tempat atau organ ekstralimfatik
Stadium 2 •mengenai kelenjar limfe pada dua regio atau lebih, pada sisi yang sama pada diafragma atau satu organ ekstra limfatik atau tempat yang terlokalisasi dan satu kelenjar limfe atau lebih pada sisi yang sama pada diafragma
Stadium 3 •mengenai regio kelenjar limfe pada kedua sisi dari diafragma yang dapat pula disertai dengan terkenanya limfe atau oleh terkenanya jaringan ekstra limfatik yang terlokalisasi atau keduanya.
Stadium 4 •tersebar dan mengenai satu atau lebih organ limfatik seperti hati, paru, dan sumsum tulang dengan atau tanpa pembesaran kelenjar limfe
Diagnosis
• Tanpa gejala• Terdeteksi saat
pemeriksaan Ro toraks rutin
>>•Penekanan pada organ sekitarJinak
•Penekanan & invasi organ sekitarGanas
Anamnesis
Gambaran Klinis
Batuk, sesak/stridor trakea-bronkus
Disfagia esofagus SVCS >> tumor ganas Suara serak & batuk n laringeus Paralisis n. frenikus n frenikus Nyeri dinding dada tumor
neurogenik dan penekanan sistem syaraf
Pemeriksaan Fisik
informasi -> sesuai lokasi, ukuran dan keterbatasan organ lain
Dapat dikaitkan dg beberapa keadaan klinis spt:
- miastenia gravis -> timoma - limfadenopati -> limfoma
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen toraks->Lokasi tumor -> anterior, medial atau
posterior ->Tumor besar -> sulit
Pemeriksaan Penunjang
Tomografi jarang dilakukan CT scan toraks dgn kontras lokasi tumor -> perkiraan jenis Menentukan stage ->invasi sekitar +/- Guiding -> sampel sitologi Untuk menentukan luas radiasi
Pemeriksaan Penunjang
Angiografi Mendeteksi aneurisma aorta
Pemeriksaan Penunjang
Ekokardiografi deteksi pulsasi pada tumor yang diduga
aneurisma aorta Oesofagografi penekan atau invasi pada oesofagus
Pemeriksaan Penunjang
Prosedur endoskopi
Bronkoskopi
->indikasi operasi ->penekanan / pendorongan ->invasi ke saluran napas +/- ->membedakan tumor paru dgn tumor mediastinum
Pemeriksaan Penunjang
Terbatas pada mediastinum bagian bawah
Torakoskopi diagnostik
Esofagoskopi
Pemeriksaan Penunjang
BJH -> KGB, tumor superfisial Punksi pleura -> efusi pleura Bilasan/Sikatan bronkus -> bronkoskopi Biopsi jarum halus -> massa intrabronkial yg mudah berdarah TTB -> massa dekat dinding dada dan tidak dekat pembuluh darah
Pemeriksaan Sitologi
Sampel Prosedur Patologi
Anatomi
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi KGB atau Biopsi Daniels Biopsi mediastinal Biopsi eksisi pada massa tumor yang besar Torakoskopi diagnostik VATS
Prosedur Patologi Anatomi
Pemeriksaan Histologi
Sampel
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin ?? ->LED -> Limfoma & TB Uji tuberkulin -> Limfadenitis TB T3 – T4 -> tumor tiroid α- fetoprotein dan β-HCG -> tumor sel
germinal golongan nonseminoma
Pemeriksaan Lain
Torakotomi eksplorasi Bila semua upaya diagnostik gagal
EMG -> timoma / tumor lain -> miastenia gravis / myesthenic reaction
Tindakan Bedah
Diagnosis Banding berdasarkan lokasi tumor
Anterior mediastinum: “four Ts”— Thymoma, Thyroid tumor, Terrible lymphoma, teratoma
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan tumor mediastinum sangat bergantung
pada sifat tumor, jinak atau ganas• Tindakan untuk tumor mediastinum yang
bersifat jinak adalah bedah, sedangkan untuk tumor ganas berdasarkan jenisnya
•Secara umum terapi untuk tumor mediastinum ganas adalah multimodalitas yaitu bedah, kemoterapi dan radiasi
• Pilihan terapi untuk timoma ditentukan oleh staging penyakit saat diagnosis. Untuk tumor sel germinal sangat bergantung pada subtipe tumor sedangkan tumor saraf berdasarkan jaringan yang dominan pada tumor
Terapi untuk timoma adalah bedah
Jenis tindakan bedah untuk timoma adalah Extended Thymo Thymectomy (ETT) atau reseksi komplet yaitu mengangkat kelenjar timus beserta jaringan lemak sekitarnya
Reseksi komplet diyakini dapat mengurangi risiko invasi dan meningkatkan umur harapan hidup
Kemoterapi diberikan dengan berbagai rejimen tetapi hasil terbaik adalah cisplatin based rejimen. Rejimen yang sering digunakan adalah kombinasi cisplatin, doksorubisin dan siklofosfamid (CAP)
Penatalaksanaan Timoma
Terapi untuk seminoma
tidak resectableresectable
kemoterapimultimodaliti yaitu bedah, radiasi dan
kemoterapi
DOSIS RADIASI 4500 – 5000 cGY
SEMINOMA
SANGAT
RADIOSENSITIF
• Kemoterapi yang diberikan adalah cisplatin based, rejimen yang sering digunakan mengandung vinblastin, bleomisin dan
sisplatin.
NON SEMINOMA
Penatalaksanaan Tumor Sel Germinal
TUMOR SARAF
• Penatalaksanaan untuk semua tumor neurogenik adalah pembedahan, kecualii neuroblastoma.
• Tumor ini radiosensitif sehingga pemberian kombinasi radio kemoterapi akan memberikan hasil yang baik
Sindroma Vena Cava Superior
Sindroma vena cava superior (SVCS) merupakan salah satu gejala pada keganasan terutama kanker paru dan limfoma yang mengganggu aliran darah vena cava superior atau cabang-cabangnya.
Tanda khas untuk SVCS adalah peningkatan gejala disebabkan oleh pertambahan ukuran massa yang bersifat invasif (khusus untuk keganasan). Sesak napas adalah keluhan yang paling sering, kemudian leher dan lengan bengkak.
Keluhan yang juga dapat terjadi adalah suara serak, sakit menelan dan sinkop. Sedangkan tanda –tanda fisik yang paling sering ditemukan adalah pembengkakan vena-vena di leher dan lengan dan edema akibat penumpukan cairan di wajah dan lengan.
Gejala Klinis
Gejala Klinis Tanda KlinisSesak napas (Dyspnea) Pelebaran vena leher Muka bengkak Pletora pada wajah Lengan bengkak Venektasi vena di daerah dada,
punggung, lengan Batuk Lengan bengkak Ortopnea EdemaNyeri dada Sakit kepala
Gambaran Radiologis
Pada foto toraks polos terlihat bayangan massa di mediastinum superior kanan (90%), adenopati hilus (50%), efusi pleura kanan (25%).
Informasi lebih baik dengan menggunakan CT-scan toraks. Pada CT-scan toraks indikator paling baik untuk oklusi (penyempitan) pada vena cava superior
Kemampuan magnetic resonance imaging (MRI) untuk mendeteksi obstruksi pada vena toraksik juga tinggi yaitu dengan sensitifitas 94% dan spesifisitas 100%.
Tipe
IA.
Penyempitan sedang dan tanpa aliran kolateral atau
tidak terjadi penambahan ukuran vena azigos
Tipe
IB.
Penyempitan berat menyebabkan aliran darah balik
(retrograde) ke vena azigos
Tipe
II.
Obstruksi di atas azygos arch aliran darah balik ke
vena torasis, vertebra dan perifer
Tipe
III.
Obstruksi di bawah azygos arch menyebabkan aliran
darah balik melalui azygos arch ke vena kava inferior
Tipe
IV.
Obstruksi pada azygos arch dengan multipel kolateral
perifer sedangkan vena azigos tidak terlihat
Kategori Penekanan Vena Cava Superior
SINDROMA VENA CAVA SUPERIOR
Sesak nafasCefalgiaDyspneu d’effortParoxymal nocturnal dyspneuOrtopneuNyeri dadaBatuk Oedem palpebra superiorOedem wajahOedem leherJVP R+4 cmH2O
Paru: Kesan effusi pada lapang paru kananJantung: kesan sulit dinilai
INTERPRETASI
Interpretasi :Cor letak baik. Tampak lesi hipodens pada atrium kanan
bentuk relatif bulat, batas tegas, tepi sebagian irregular (uk AP 4,29 x CC 4,21 x LL 4,29 cm), meluas sampai ke v. Cava superior sepanjang 5,4 cm yang menyebabkan obliterasi total. Pasca contras tampak enhancement inhomogen.
Pada mediastinum anterior kiri tampak lesi isodens bentuk lobulated batas tegas, tepi irregular (uk AP 4,9 x LL 4,1 x CC 7 cm) sebagian tampak menempel dengan batas kiri jantung. Pasca injeksi kontras tampak enhancement inhomogen.
Tampak lesi isodens, bentuk relatif bulat, batas sebagian tegas, tepi sebagian regular, pada mediastinum superior kiri (uk AP 3,2 x LL 3,1 x CC 5 cm)
Tampak multiple lymfadenopaty berkonglomerasi pada highest mediastinum, upper lower paratrakea kanan-kiri, subaortik, subcarina, posterior aorta setinggi V. Thoraxal 7.
Tampak multipel penebalan pleura noduler bentuk oval, batas tegas, tepi reguler (uk AP 2,1 x CC 2,65 x LL 2,8 cm) yang menempel pada apeks hemithorax kiri dan dinding posterior cavum thorax kiri setinggi dengan corpus VTh 9 pasca injeksi kontras tampak slight hiperdens.
Paru kanan : corakan bronkovaskuler meningkat, tak tampak massa, nodul maupun infiltrat, collaps segmen 6 dan 10.
Paru kiri : corakan bronkovaskuler meningkat, tak tampak massa, nodul, tampak infiltrat pada segmen 4 paru kiri.
Tampak efusi pleura kanan
KESAN
Massa padat pada atrium kanan bentuk relatif bulat, batas tegas, tepi sebagian irregular (uk AP 4,29 x CC 4,21 x LL 4,29 cm), meluas sampai ke v. Cava superior sepanjang 5,4 cm yang menyebabkan obliterasi total dd/ trombus myxoma
Massa padat pada mediastinum anterior kiri tampak lesi isodens bentuk lobulated batas tegas, tepi irregular (uk AP 4,9 x LL 4,1 x CC 7 cm) sebagian tampak menempel dengan batas kiri jantung dd/ tumor mediastinum
Massa isodens pada mediastinum superior kiri (uk AP 3,2 x LL 3,1 x CC 5 cm) disertai multiple lymfadenopaty berkonglomerasi pada higest mediastinum, upper lower paratrakea kanan-kiri, subaortik, subcarina, posterior aorta setinggi V. Thoraxal 7 (uk AP 3,2 x LL 3,1 x CC 5 cm) limfoma dd/ limfadenopati metastasis
Multipel penebalan pleura noduler bentuk oval, batas tegas, tepi reguler (uk AP 2,1 x CC 2,65 x LL 2,8 cm) yang menempel pada apeks hemithorax kiri dan dinding posterior cavum thorax kiri setinggi dengan corpus VTh 9.
Infiltrat pada segmen 4 paru kiriEfusi pleura kanan disertai collaps paru kanan segmen 6
dan 10
TERIMAKASIH