tumor jinak ovarium

28
TUMOR JINAK OVARIUM KLASIFIKASI Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat non-neoplastik. Tumor-tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid. TUMOR NON-NEOPLASTIK 1. Tumor akibat radang 2. Tumor lain 2.1. Kista folikel 2.2. Kista korpus luteum 2.3. Kista lutein 2.4. Kista inklusi germinal 2.5. Kista endometrium 2.6. Kista Stein-Leventhal TUMOR NEOPLASTIK JINAK 1. Kistik 1.1. Kistoma ovarii simpleks 1.2. Kistadenoma ovarii serosum 1.3. Kistadenoma ovarii mucinosum 1.4. Kista endometroid 1.5. Kista dermoid 2. Solid

description

sarwono

Transcript of tumor jinak ovarium

Page 1: tumor jinak ovarium

TUMOR JINAK OVARIUM

KLASIFIKASI

Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat non-

neoplastik. Tumor-tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya

tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.

TUMOR NON-NEOPLASTIK

1. Tumor akibat radang

2. Tumor lain

2.1. Kista folikel

2.2. Kista korpus luteum

2.3. Kista lutein

2.4. Kista inklusi germinal

2.5. Kista endometrium

2.6. Kista Stein-Leventhal

TUMOR NEOPLASTIK JINAK

1. Kistik

1.1. Kistoma ovarii simpleks

1.2. Kistadenoma ovarii serosum

1.3. Kistadenoma ovarii mucinosum

1.4. Kista endometroid

1.5. Kista dermoid

2. Solid

2.1. Fibroma, leiomyoma, fibroadenoma, papilloma, angioma, limfangioma

2.2. Tumor Brenner

2.3. Tumor sisa adrenal

GAMBARAN KLINIK

1. Akibat pertumbuhan

Page 2: tumor jinak ovarium

Adanya tumor didalam perut bagian bawah bias menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan

terhadap organ-organ disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya didalam

perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa besar, tetapi terletak didepan

uterus dapat menekan kantung kencing dan dapat menimbulkan gangguan miksi, sedangkan

suatu kitsa yang lebih besar tetapi terletak bebas dirongga perut kadang-kadang hanya

menimbulkan rasa berat didalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat

menyebabkan obstipasi, edema tungkai. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu

makan dan rasa sesak.

2. Akibat aktivitas hormonal

Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut

mengeluarkan hormon. Sebuah tumor sel granulosa dapat menimbulkan hipermenorea, dan

arhenoblastoma dapat menyebabkan amenorea.

3. Akibat Komplikasi

Perdarahan ke dalam kista

Biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan perdarahan

kista,dan hanya menimbulkan gejala klinik yang minimal,tetapi apabila perdarahan

terjadi dalam jumlah banyak akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan

nyeri perut mendadak

Putaran tungkai

Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih

yang belum terlalu besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang mempermudah

terjadinya torsi adalah kehamilan karena pada kehamilan, uterus yang membesar

dapat mengubah letak tumor, dan karena sesudah persalinana dapat terjadi perubahan

mendadak dalam rongga perut. Putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui

ligamentum infudibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini menimbulkan

rasa sakit. Perlu hal ini diperhatikan pada pemeriksaan. Karena vena lebih mudah

tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran

tumor dan terjadinya perdarahan didalamnya. Jika putaran tangkai berjalan terus,

akan terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor, dan jika tidak diambil tindakan, dapat

terjadi robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau peradangan

Page 3: tumor jinak ovarium

sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan-lahan, tumor dapat melekat pada

omentum, yang membuat sirkulasi baru untuk tumor tersebut.

Infeksi pada tumor

Terjadi jika di dekat tumor tersebut terdapat sumber kuman patogen, seperti

appendisitis, divertikulitis, atau salpingngitis akut. Kista dermoid cendrung

mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.

Robek dinding kista

Robekan dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat

trauma, seperti jatuh, atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu

persetubuhan. Jika kista hanya mengandung cairan serous, rasa nyeri akibat robekan

dan iritasi peritoneum segera berkurang. Tetapi, jika terjadi robekan pada kista

disertai perdarahan yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas dapat

berlangsung terus kedalam rongga peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus

menerus disertai tanda-tanda akut abdomen.

Robekan dinding pada kista adenoma musinosum dapat mengakibatkan implantasi

sel-sel kista pada peritoneum. Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan musin yang

mengisi rongga perut. Keadaan ini dikenal dengan nama pseudomiksoma peritonei.

Perubahan keganasan

Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma

ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid, Oleh sebab itu,

setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi,perlu dilakukan pemeriksaan

mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya

asites dalam hal ini mencurigakan; adanya anak sebar (metastasis) memperkuat

diagnosis keganasan.

4. Sindrom Meigs

Dalam 40 % dari kasus-kasus fibroma ovarii ditemukan asites dan hidrotoraks, Keadaan ini

dikenal dengan Sindrom Meigs dan dapat diteumukan pula pada beberapa tumor neoplastik

jinak lain. Dengan pengangkatan tumor,sindrom juga menghilang. Cairan dari rongga toraks

berasal dari cairan dalam rongga perut. Hal ini dapat dibuktikan dengan penyuntikkan tinta

Indai dalam rongga perut, yang kemudian dapat ditemukan dalam rongga toraks.

Page 4: tumor jinak ovarium

Sindrom Meigs perlu dibedakan dari asites denan atau tanpa hidrotoraks, yang ditemukan

pada tumor ganas. Dalam hal yang terakhir ditemukan sel-sel tumor ganas dalam sedimen

cairan.

DIAGNOSIS

Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan/ atau

dirongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan,

konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut.

Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor; dalam hal

ini mioma subserosum atau mioma intraligamenter dapat menimbulkan kesulitan dalam

diagnosis. Jika tumor ovarium terletak digaris tengah dalam rongga perut bagian bawah dan

tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung kemih

penuh. Umumnya dengan memikirkan kemungkinan ini, pada pengambilan anamnesis yang

cermat dan disertai pemeriksaan tambahan, kemungkinan-kemungkinan ini dapat

disingkirkan.

Tumor-tumor bukan dari ovarium yang terletak didaerah pelvis ialah antara lain ginjal

ektopik, limpa bertangkai, dan tumor dari kolon sigmoideum. Pemeriksaan pielogram

intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon dapat menentukan ada tidaknya

kemungkinan itu.

Di Negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium dapat menjadi

besar,sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk

menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau asites,akan tetapi dengan

pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi. Jika terdapat

asites, perlu ditentukan sebab asites. Fibroma ovarii (sindrom Meigs) dan tumor ovarium

ganas dapat menyebabkan asites, akan tetapi asites dapat juga disebabkan oleh penyakit lain

seperti sirosis hepatis. Pemeriksaan bimanual sebelum atau sesudah pungsi asites bisa

memberi petunjuk apakah asites disebabkan oleh tumor ovarium. Pemeriksaan kimiawi

cairan dan pemeriksaan histologi sedimen cairan dapat membantu dalam penegakan

diagnose. Pada tuberculosis peritonei terdapat pula cairan dalam rongga perut, akan tetapi

disini cairan tidak bergerak bebas seperti pada asites, karena dibatasi oleh perlekatan-

perlekatan.

Page 5: tumor jinak ovarium

Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu

diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau non-neoplastik. Tumor non-neoplastik

akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah

peradangan genital dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat

digerakkan karena perlekatan. Kista non-neoplastik umumnya tidak menjadi besar dan

diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.

Jika tumor ovarium itu bersifat neoplastik, timbul persoalan apakah tumornya jinak atau

ganas. Tidak jarang tentang hal ini tidak dapat diperoleh kepastian sebelum dilakukan

operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang

ditemukan dapat membantu dalam membuat diagnosis diferensial.

Metod-metode yang selanjutnya dapat menolong dalam pembuatan diagnosis yang tepat ialah

antara lain :

Laparoskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari

ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.

Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal

dari uterus, ovarium, atau kandung kemih, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat

dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

Foto Roentgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada

kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

Parasentesis

Pungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites, tetapi perlu diingat bahwa

tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding

kista tertusuk.

PENANGANAN

Dapat dipakai sebagai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor

nonneoplastik tidak. Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/ keluhan

pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm,

Page 6: tumor jinak ovarium

kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi tumor

nonneoplastik. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan

menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan

ovarium yang kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini hendaknya diambil sikap

menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang.

Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tesebut, kita dapat

mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar tumor itu bersifat neoplastik, dan dapat

dipertimbangkan satu pengobatan operatif.

Tindakan operasi ada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor

dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Akan tetapi, jika

tumornya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai

dengan pengangkatan tuba ( salpingo-oovorektomi). Pada saat operasi kedua ovarium harus

diperiksa untuk mengetahui apakah tumor ditemukan pada satu ada pada dua ovarium. Pada

operasi tumor ovarium yang diangkat harus segera dibuka untuk mengetahui apakah ada

keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan

sediaan yang dibekukan ( frozen section ) oleh seorang ahli patologi anatomi untuk mendapatkan

kepastian apakah tumor ganas atau tidak.

Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan salpingo-oovorektomi

bilateral. Akan tetapi, pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat

keganasan tumor yang rendah ( misalnya tumor sel granulosa), dapat dipertanggung-jawabkan

untuk mengambil risiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

A. TUMOR OVARIUM NON-NEOPLASTIK

TUMOR AKIBAT RADANG

Termasuk disini abses ovarial, abses tubo-ovarial, dan kista tubo-ovarial. Pada

kista tubo-ovarial, hidrosalping bersatu dengan kista folikel ovarium, sedangkan pada

abses tubo-ovarial piosalping bersatu dengan abses ovarium. (HALAMAN 289)

TUMOR LAIN

KISTA FOLIKEL

Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh

terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh

Page 7: tumor jinak ovarium

di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan

membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau beberapa, dan besarnya

biasanya dengan diameter 1-1,5 cm.

Kista yang berdiri sendiri bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding

kista yang tipis terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan

di dalam kista, terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista jernih dan

seringkali mengandung estrogen ; oleh sebab itu, kista kadang-kadang dapat

menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lambat laun mengecil dan dapat

menghilang spontan, atau bisa terjadi rupture dan kista menghilang pula.

Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi itu

neoplasma atau kista folikel. Umumnya, jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm,

dapat ditunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan menghilang sendiri.

KISTA KORPUS LUTEUM

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus

albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri ( korpus luteum

persisten); perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista,

berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus

luteum lebih jarang dari kista folikel dan kista korpus luteum dapat menjadi lebih

besar daripada kista korpus luteum.

Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas.

Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang

berasal dari sel teka.

Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti

perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat pula menyebabkan rasa berat di perut

bagian bawah. Perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur.

Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorea sering

menimbulkan kesulitan dalam diagnosis diferensial dengan kehamilan ektopik

terganggu. Jika dilakukan operasi, gambaran yang khas kista korpus luteum

memudahkan pembuatan diagnosis.

Page 8: tumor jinak ovarium

Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam

hal ini dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu,kista korpus

luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.

KISTA TEKA LUTEIN

Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan

tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.

Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar kepalan tangan. Pada pemeriksaan

mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula

menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia.

Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang

berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil

spontan.

KISTA INKLUSI GERMINAL

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel

germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita

yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya

secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat

waktu operasi. Kista terletak dibawah permukaan ovarium; dindingnya terdiri atas

satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serous.

KISTA ENDOMETRIUM

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium dan dibahas dalam BAB

Endometriosis.

KISTA STEIN-LEVENTHAL

Pada tahun 1955 Stein dan Leventhal meminta perhatian terhadap segolongan wanita

muda dengan gejala-gejala infertilitas, amenorea atau oligomenorea sekunder,

kadang-kadang agak gemuk, seringkali (dalam kurang lebih 50%) hirsutisme tanpa

maskulinisasi, dan dengan kedua ovarium membesar. Ovarium tampak pucat,

membesar 2 sampai 3 kali, polikistik dan permukaannya licin. Kapsul ovarium

menebal.

Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan

oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terdapat gangguan

Page 9: tumor jinak ovarium

ovulasi; oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia

endometrii sering ditemukan.

Diagnosis dibuat atas dasar gejala-gejala klinis; laparaskopi dapat membantu dalam

pembuatan diagnosis. Sebagai diagnosis diferensial perlu diperkirakan tumor ovarium

yang mengeluarkan androgen; tetapi tumor yang akhir ini umumnya terdapat hanya

pada satu ovarium, dan menyebabkan perubahan suara dan pembesaran klitoris. Perlu

disingkirkan pula kemungkinan hiperplasia korteks adrenal atau tumor adrenal; pada

sindrom Stein-Leventhal tidak ada tanda-tanda defeminisasi, dan fungsi glandula

suprarenalis normal.

Terapi: dahulu banyak dilakukan wedge resection ovarium, tetapi sekarang untuk

sebagian besar diganti pengobatan dengan klomifen yang bertujuan menyebabkan

ovulasi.

Wedge resection perlu dipertimbangkan, apabila terapi dengan klomifen tidak

berhasil menyebabkan ovulasi, atau menimbulkan efek samping.

B. TUMOR OVARIUM NEOPLASTIK JINAK

TUMOR KISTIK

Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali

bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih,

serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.

Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan

gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum,

yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista.

Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan

yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah

ada keganasan.

Kistadenoma ovarii musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal dari

suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-

elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor ini berasal dari epitel

Page 10: tumor jinak ovarium

germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama

dengan tumor Brenner.

ANGKA KEJADIAN

Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii

serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang

kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma

ovarium.

Di Indonesia (Hariadi,1970) menemukan frekuensi sebesar 27% ; sedangkan

Gunawan (1977) menemukan angka 29,9% ; Sapardan (1970) 37,2%; dan Djaswadi

15,1%. Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-5- tahun, dan

jarang sekali pada masa prapubertas.

GAMBARAN KLINIK

Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berlobus. Kira-

kira 10 % dapat mencapai ukuran yang amat besar. Pada tumor yang besar tidak lagi

dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan

tetapi dapat juga bilateral.

Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi

yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan

perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya

perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan-abuan khususnya jika terjadi

perdarahan atay perubahan degeneratif di dalam kista. Pada pembukaan terdapat

cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning sampai

coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.

Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh sel epitel torak

tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat diantaranya sel-sel yang membundar

karena terisi lendir (goblet cells).

Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh

seperti struktur kelenjar : kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista yang baru, yang

Page 11: tumor jinak ovarium

menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista,

maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan

dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma

peritonei adalah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan

menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggak kerena ileus

dan/atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan

pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama ole

karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda keganasan. Keganasan ini terdapat dalam

kira-kira 5-10% dari kistadenima musinosum.

PENANGANAN

Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup

besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan

pengangkatan ovarium berserta tuba salpingo-oovorektomi). Pada waktu mengangkat

kista sedapat-dapatnya diusahakn mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi

dahulu,untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi

kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk

mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan

tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan

histologic di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan.

Waktu operasi,ovarium yang lain perlu diperiksa pula.

Kistadenoma ovarii serosum

Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kista ini berasal dari epitel

permukaan ovarium (germinal epithelium)

ANGKA KEJADIAN

Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma

musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Agak lebih sering

ditemukan kista bilateral (10-20%); Hariadi (1970) dalam hal ini menemukan

frekuensi 19,7%, Sapardan (1970) 15%, Djaswadi (1970) 10,9% ; dan Gunawan

(1977) 20,3%. Selanjutnya, di Surabaya Hariadi dan Gunawan menemukan angka

Page 12: tumor jinak ovarium

kejadian tumor ini masing-masing 39,8% dan 28,5%; di Jakarta Sapardan mencatat

angka 20,0%; dan di Yogyakarta Djaswadi mencatat angka 36,1%.

GAMBARAN KLINIK

Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang besar dibandingkan dengan

kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula

berlobus karena kista serosum dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya

berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista adalah potensi

pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%,dan keluar pada permukaan

kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran

darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan

pertumbuhan papiler (solid papilloma).

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran

makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak,bahkan

pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik dan

epitel torak rendah, dengan sitoplasma eosinophil dan inti sel yang besar dan gelap

warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium ( germinal

epithelium), maka bentuk epitel dan papil dapat beraneka ragam,tetapi sebagian besar

epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba.

Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang

dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah

kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas

PERUBAHAN GANAS

Apabila ditmeukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta

anaplasia dan mitosis pad sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik

digolongkan ke dalalm kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara

kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan.

Oleh karen itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan

sangat berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa 30% sampai 35%

dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus

Page 13: tumor jinak ovarium

terdapat implantasi pad aperitoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit

itu kurang baik, meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak

(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus

dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant)

TERAPI

Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya,

berhubungan dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan

pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang

perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk

menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi

Kista endometrioid

kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin ; pada dinding dalam terdapat

satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang

ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan

endometriosis ovarii.

Kista dermoid

Sebenarnya kista dermoid ialah suatu teratoma kistik yang jinak di mana struktur-

struktur ectodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi,

dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak lebih

menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm.

Tentang histogenesis kista dermoid, teorti yang paling banyak dianut adalah bahwa

tumor berasala dari sel telur melalui proses parthenogenesis.

ANGKA KEJADIAN

Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling

sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari semua kista

dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista dermoid

dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat

besar, shingga beratnya mencapai beberapa kilogram.

Page 14: tumor jinak ovarium

Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai berikut :

Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan masing-

masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum perang

dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar 2,8%

dari 451 tumor ovarium yang diperiksa di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di

Bandung, di antaranya satu kasus pada anak umur 13 tahun.

GAMBARAN KLINIK

Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih,

keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain

padar. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah,

biasanya Nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil di dinding bagian

dalam, yang menonjol dan padat

Tumor mengandung elemen-elemen ectodermal, mesodermal, dan entodermal. Maka

dapat ditemukan kulit,rambut, kelenjar sebasea, gigi (ectodermal), tulang rawan, serat

otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran

pernafasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista

ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur

dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan

gelondongan seperti konde.

Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut

bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat

engeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang,

kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat

menopause. Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu

elemen ectodermal. Ada kemungkinan pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat

dan menyebabkan tumor yang khas. Termasuk disini :

1. Struma ovarium

Tumor ini terdiri terutema atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang

dapat menyebabkan hipertiroid. Antara 1960 dan 1964 di RS

Dr.Soetomo Surabaya pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium,

Page 15: tumor jinak ovarium

semuanya tak berfungsi dan tidak ganas. Hariadi selama 5 tahun

(1963-1968) menemukan 3 kasus struma ovarium (=0,5%); sedangkan

Gunawan selama 3 tahun (1974-1977) melaporkan 1 kasus (=0,2%)

2. Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum

Kista-kista ini dapat dianggap sebagai adenoma yang berasal dari satu

elemen dari epithelium germinativum

3. Koriokarsinoma

Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagnosis harus

dibuktikan adanya hormon koriogonadotropin

Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. Umumnya teratoma solid ialah suatu

tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang, dapat juga ditemukan teratoma solid yang jinak

Terapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan,biasanya dengan seluruh ovarium.

TUMOR-TUMOR OVARIUM PADAT YANG JINAK

Fibroma Ovarii

Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti

bahwa mereka itu semua neoplasma yang ganas,meskipun semuanya mempunyai

potensi maligna. Potensi menjadi ganas ini sangat berbeda pada berbagia jenis,

umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma

embrional yang padat. Fibroma ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastic stroma

ovarium atau dari beberapa sel mesenkhim yang multipoten

FREKUENSI

Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan paling sering

ditemukan pada penderita dalama masa menopause dan sesudahnya. Hariadi (1970)

menemukan 9 kasus selama 5 tahun atau sebesar 1,4%; Gunawan (1977) 5 kasus

dalam 3 tahun atau 1,2%; Sapardan (1970) satu kasus dalam 5 tahun atau 0,3%.

Sebelum perang dunia ke II, Goedadi Wreksoatmodjo (1936) melaporkan satu kasus

fibroma ovarium yang ditemukan durante operationem. Van Buren (1907) dan

Boerma (1921) masing-masing memberitahukan satu kasus fibroma ovarii. Pada

Page 16: tumor jinak ovarium

waktu itu RS. Petronella di Yogyakarta dilaporkan satu kasus fibroma ovarium yang

beratnya 7,35 kg.

GAMBARAN KLINIK

Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20

kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata,konsistensi keras,

warnanya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang

konsistensinya memang betul-betul keras yang disebut fibroma durum; sebaliknya,

ada yang cukup lunak dan disebut fibroma molle.

Jika tumor dibelah, permukaannya biasanya homogen. Akan tetapi, pada tumor yang

agak besar mungkin terdapat bagian-bagian yang menjadi cair karena nekrosis.

Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah-tengah jaringan

kolagen. Selain mempunyai struktur fibroma biasa, kadang-kadang terdapat bagian-

bagian yang mengalami degenerasi hialin. Mungkin pula terdapat elemen-elemen otot

polos (fibromioma ovarii) dan kelenjar-kelenjar kistik (kistadenofibroma ovarii).

Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai, dan dapat terjadi torsi

dengan gejala-gejala mendadak. Yang penting ialah bahwa pada tumor ini sering

ditemukan sindrom Meigs. Potensi keganasan pada fibroma ovarii sangat rendah,

kurang dari 1%.

TERAPI

Terapi terdiri atas operasi yaitu oovorektomi. Sesudah operasi,asites dan hidrothoraks

menghilang secara spontan.

Tumor Brenner

Tumor Brenner adalah satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,

biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Angka frekuensinya ialah 0,5%

dari semua tumor ovarium.

Menurut Meyer, epitel pulau-pulau dalam tumor berasal dari sisa-sisa sel-sel

Walthard yang belum mengadakan diferensiasi. Penyelidikan yang terakhir memberi

Page 17: tumor jinak ovarium

petunjuk bahwa sarang-sarang tumor Brenner berasal dari epitel selomik duktus

Mulleri.

GAMBARAN KLINIK

Besar tumor ini beraneka ragam, dari yang kecil (diameter <5cm) sampai yang

beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor unilateral, yang pada pembelahan

berwarna kuning muda menyerupai fibroma, dengan kista-kista kecil (multikistik).

Kadang-kadang pada tumor ini ditemukan sindrom Meigs.

Mikroskopik gambaran tumor sangat khas,terdiri dari 2 elemen, yakni sarang0sarang

yang terdiri atas sel-sel epitel, yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang luas dan padat.

Sarang-sarang tadi dapat mengalami degenerasi, sehingga terbentuk ruangan yang

terisi sitoplasma ; segala sesuatu mirip folikel dalam ovarium.

Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih

kecil biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik ovarium.

Jika menjadi besar,beratnya sampai beberapa kilogram dan dapat memberi gejala

seperti fibroma. Meskipun tumor Brenner biasanya jinak, namun telah dilaporkan

beberapa kasus tumor jenis ini yang histopatologik maupun kinis menunjukkan

keganasan. Dalam meneliti 402 kasus tumor Brenner , Farrar dan kawan-kawan

(1960) menyatakan bahwa 7,5% dari tumor tersebut menghasilkan estrogen. Terapi

terdiri atas pengangkatan ovarium. Bila ada tanda-tanda keganasan dikerjakan

salpingo-oovorektomi bilateral dan histerektomi totalis.

Maskulinovoblastoma

tumor ini sangat jarang ; dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya dilaporkan 30

kasus. Tumor ini biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5 – 16 cm

diameter. Tentang asalnya, ada beberapa teori ; yang mendapat dukungan ialah 2

teori, yang satu menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkim folikel

primordial, yang lain mengatakan dari sel adrenal ektopik dalam ovarium.

Pada pembelahan warna permukaan tumor kuning, dan pada pemeriksaan histologic

sel-sel disusun dalam stroma, seperti zona glomerulosa dan zona fasikulata pada

glandula suprarenalis.