Tumor Ganas Ovarium

23
BAB I PENDAHULUAN Kanker ovarium merupakan penyabab utama kematian akibat kanker ke-5 terbanyak di Amerika Serikat dan merupakan salah satu dari 7 keganasan tersering di seluruh dunia. Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Walaupun kelihatannya mempunyai respons yang cukup baik dengan pengobatan yang baku, namun prognosis kanker ovarium ini masih tetap jelek. Kanker ovarium dapat mengenai semua wanita dari segala usia, mulai dari usia 20 hingga 80 tahun, jarang terjadi pada wanita di bawah usia 20 tahun. Delapan puluh persen kanker muncul pada usia di atas 40 tahun, dan bila muncul sesudah menopause maka hampir 30% adalah ganas. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut – sehingga penyakit ini disebut juga sebagai “silent killer”. Karsinoma ovarium di Indonesia sebesar 32% dari kanker ginekologik dan menyebabkan 55% kematian akibat keganasan ginekologik. Data statistik American Cancer Society Insiden kanker ovarium di dunia sekitar 4% dari seluruh keganasan pada wanita dan menempati peringkat kelima penyebab kematian akibat kanker. 21

Transcript of Tumor Ganas Ovarium

Page 1: Tumor Ganas Ovarium

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker ovarium merupakan penyabab utama kematian akibat kanker ke-5 terbanyak di

Amerika Serikat dan merupakan salah satu dari 7 keganasan tersering di seluruh dunia. Pada

sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik dan sebagian kecil berbentuk tumor padat.

Walaupun kelihatannya mempunyai respons yang cukup baik dengan pengobatan yang baku,

namun prognosis kanker ovarium ini masih tetap jelek.

Kanker ovarium dapat mengenai semua wanita dari segala usia, mulai dari usia 20 hingga

80 tahun, jarang terjadi pada wanita di bawah usia 20 tahun. Delapan puluh persen kanker

muncul pada usia di atas 40 tahun, dan bila muncul sesudah menopause maka hampir 30%

adalah ganas.

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.

Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik

dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang

pada stadium lanjut – sehingga penyakit ini disebut juga sebagai “silent killer”.

Karsinoma ovarium di Indonesia sebesar 32% dari kanker ginekologik dan menyebabkan

55% kematian akibat keganasan ginekologik. Data statistik American Cancer Society Insiden

kanker ovarium di dunia sekitar 4% dari seluruh keganasan pada wanita dan menempati

peringkat kelima penyebab kematian akibat kanker.

Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah menyebar kerongga

peritoneum, pada keadaan seperti ini tindakan pembedahan dan terapi adjuvan sering kali tidak

menolong. Penderita akan meninggal karena malnutrisi dan obstruksi usus halus akibat tumor

intraperitoneal.

Diagnosis tumor ganas ini lebih sering dibuat sesudah laparatomi atas indikasi

ditemukannya tumor ovarium. Agar tindakan yang benar tidak terlambat dilakukan, seharusnya

dilakukan pemeriksaan histologik durante operationem (frozen section atau beku). Pada

laparatomi juga tidak boleh dilupakan pembilasan kavum peritonei untuk diperiksakan tentang

ada/tidak adanya sel ganas (sitologi eksfoliatif cairan ascites atau cairan bilasan kavum

peritoneum).

21

Page 2: Tumor Ganas Ovarium

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kira-kira 15% tumor ovarium adalah ganas dan kanker ovarium merupakan penyebab

kematian wanita nomor lima. Insiden keganasan meningkat dengan pertambahan usia, rata-rata

50-59 tahun. Lebih dari 80% kematian akibat kanker ovarium terjadi antara umur 35-75 tahun.

Resiko seumur hidup mengalami kanker ovarium di Amerika Serikat (tidak berubah dalam 30

tahun) adalah 1,4%. Karena tumor ini sulit didiagnosis dan diobati dini, kelangsungan hidup 5

tahun hanya sebesar 35-38%, meskipun kemoterapi dan radioterapi sudah semakin baik.

Definisi

Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histogenesis yang beraneka

ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, dan mesodermal) dengan

sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam.

Anatomi

Ovarium pada seorang wanita dewasa sebesar ibu jari tangan dan terletak di kiri dan

kanan dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium berhubungan dengan uterus dengan

ligamentum ovarii proprium. Pembuluh darah kedua ovarium melalui ligamentum suspensorium

ovarii.

Gambar 1. Anatomi Ovarium

21

Page 3: Tumor Ganas Ovarium

Epidemiologi

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.

Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik

dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang

pada stadium lanjut.

Gambar 2. Kejadian Kanker Ovarium

Umumnya secara histologis hampir seluruh kanker ovarium berasal dari epitel, yaitu

menempati sekitar 85–90% dari seluruh kanker ovarium.

Patologi

Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya itu dapat

menjadi besar tanpa disadari oleh penderita.

Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan

pelbagai keluhan samar-samar seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat menjadi

kenyang, sering kembungn nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi

di rongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites.

Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka

ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal dan mesodermal) dengan

sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Oleh sebab itu histiogenesis maupun

klasifikasinya masih sering menjadi perdebatan. Semua klasifikasi tumor ovarium mempunyai

21

Page 4: Tumor Ganas Ovarium

kelemahan oleh karena masih kurangnya pengetahuan tentang histogenesis semua tumor ovarium

dan oleh karena tumor ovarium yang tampaknya serupa mempunyai asal yang berbeda.

Kira-kira 60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam masa reproduksi dan 10%

pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak

pasti ganas (borderline malignancy atau carcinoma of low-malignant potensial) dan yang jelas

ganas (true malignant).

Patofisiologi

Meskipun kanker ovarium menyebabkan 15-20% kanker saluran reproduksi wanita,

kanker ini menyebabkan lebih banyak kematian dibanding gabungan tumor lainnya. Kanker

ovarium biasanya tidak bergejala sampai dapat teraba atau menyebar luas.

Kanker ovarium lebih sering terjadi pada wanita infertil atau yang pernah mengalami

abortus spontan berulang, terlambat hamil atau menderita kanker payudara. Di Amerika Serikat,

insidennya sebesar 6-7/100.000 dengan kejadian pada kulit hitam dan putih hampir sebanding.

Kanker ovarium sering dihubungkan dengan wanita dengan angka melahirkan yang

rendah dan infertile/tidak subur. Hal ini berkaitan dengan proses ovulasi dalam ovarium. Pada

lapisan korteks, gamet mengalami perkembangan untuk menjadi matang dan siap dilepaskan ke

rahim dalam hal ini terjadi setiap bulannya. Teorinya, perubahan epitel korteks secara terus

menerus untuk mematangkan gamet dapat memicu terjadinya mutasi spontan yang pada akhirnya

menimbulkan kanker pada ovarium. Pada wanita yang hamil proses ini terhenti untuk ± 9 bulan

sehingga resiko kanker semakin turun.

Faktor lain yang dapat meningkatkan resiko kanker adalah :

Menstruasi yang terlalu awal

Menopause yang terlalu terlambat

Faktor genetik, di mana dikatakan resiko tinggi terkena kanker ovarium bila ada mutasi pada

gen BRCA 1 dan gen BRCA 2.

Riwayat pernah menderita kanker payudara atau kanker lainnya pada usia muda

Sindrom Lynch II

Tidak pernah melahirkan

Melahirkan pertama sekali pada usia > 35 tahun.

21

Page 5: Tumor Ganas Ovarium

Tumor ganas ovarium pada anak-anak paling sering berasal dari sel benih, sedangkan

pada wanita dewasa adalah tumor ganas epitel (> 90%), sebesar 70% bermetastasis ke luar

panggul pada saat diagnosis. Tempat metastasis adalah sebagai berikut; peritoneum (85%),

pelvis dan nodus limfe aorta (80%), omentum (70%), ovarium kontralateral (70%), nodus limfe

mediastinum atau supraklavikula (50%), hati (35%), pleura (33%), paru (25%), uterus (20%),

vagina (15%), tulang (15%), limpa (5-10%), ginjal (5-10%), adrenal (5-10%), kulit (5-10%),

vulva (1%) dan otak (1%). Ovarium juga dapat menjadi tempat metastasis tumor primer lainnya

atau karena perluasan langsung.

Stadium

Penentuan stadium neoplasma ovarium yang paling luas digunakan adalah menurut

International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO). Ingatlah bahwa penentuan

stadium kanker ovarium mencakup semua penemuan saat operasi, berlawanan dengan kanker

serviks dan vulva yang penentuan stadiumnya didasarkan atas temuan klinis non operatif.

Penyebaran

Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta, mediastinal, dan

supraklavikular untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang jauh, terutama paru-paru, hati dan

otak.

Manifestasi Klinik

Anamnesis yang cermat dan pemeriksaan fisik yang lengkap sangat penting. Rasa tidak

nyaman dan rasa penuh di perut, serta cepat merasa kenyang sering berhubungan dengan kanker

ovarium. Kanker ovarium pada stadium dini tidak memberikan keluhan. Keluhan yang timbul

berhubungan dengan peningkatan massa tumor, penyebaran tumor pada permukaan serosa dari

kolon dan asites. Gejala lain yang sering timbul adalah mudah lelah, perut membuncit, sering

kencing dan nafas pendek akibat efusi pleura dan asites yang masif.

Dengan meningkatnya usia kemungkinan keganasan akan meningkat pula. Secara umum

akan terjadi peningkatan risiko keganasan mencapai 13% pada premenopause dan 45% setelah

menopause.

21

Page 6: Tumor Ganas Ovarium

Table 1. FIGO staging system for ovarian cancer

Dengan melakukan pemeriksaan bimanual akan membantu dalam memperkirakan

ukuran, lokasi, konsistensi dan mobilitas dari massa tumor. Penemuan fisik yang paling sering

adalah massa adneksa, massa abdomen, asites atau nodulasi.setiap massa yang terfiksir dalam

cul-de-sac posterior harus dipertimbangkan kemungkinan ganas, seperti massa berukuran besar

dan terfiksir.

21

Page 7: Tumor Ganas Ovarium

Keganasan ovarium diketahui setelah stadium lanjut. Gejala dan tanda keganasan, yaitu :

Perubahan menstruasi.

Rasa sakit atau sensasi nyeri saat bersenggama (dyspareunia).

Gangguan pencernaan yang menetap, seperti: kembung, mual.

Obstruksi pada vesica urinaria (poliuria sampai dengan anuria) atau rektum (obstipasi dan

konstipasi).

Massa tumor di pelvis. Tumor memiliki bagian padat, ireguler dan terfiksir ke dinding

panggul, bila tanda-tanda tersebut ada maka keganasan perlu dicurigai.

Tumor cepat membesar

Berbenjol-benjol

Terdapat asites

Tubuh bagian atas kering, sedangkan bagian bawah terjadi edema tungkai.

Gambar 3. Gejala awal kanker ovarium

Barber (1982) mengingatkan perlunya perhatian khusus, bila dalam pemeriksaan

dijumpai hal-hal sebagai berikut :

1. Adanya massa tumor di daerah ovarium

2. Gerakan tumor terbatas

3. Permukaan tumor irreguler

4. Adanya tumor di daerah cul de sac

21

Page 8: Tumor Ganas Ovarium

5. Massa tumor bilateral

6. Tumor daerah panggul yang membesar dalam observasi

7. Adanya asites

8. Adanya omental cake atau hepatomegali

9. Tumor di daerah panggul setelah menopause

Disaia (1989) mengamati perbedaan-perbedaan antara tumor jinak dan ganas ovarium,

baik pada pemeriksaan panggul maupun pada saat pembedahan; sehingga kewaspadaan terhadap

adanya keganasan tersebut dapat lebih terarah lagi,

Table 2. Penemuan pada pemeriksaan panggul (Disaia, 1989)

Jinak GanasSifatKonsistensiGerakanPermukaanAsitesBenjolan di daerah cul de sacPertumbuhan

unilateralkistikbebaslicinsedikit/tidak adatidak adalambat

bilateralpadatterbatastidak licinbanyakadacepat

Table 3. Penemuan pada saat pembedahan (Disaia,1989)

Jinak GanasPermukaan papilerIntrakistik papilerKonsistensi padatBilateralPerlengketanAsitesNekrosisImplantasi pada peritoneumKapsel utuhKonsistensi kistik

jarangjarangjarangjarangjarangjarangjarangjarangseringsering

sangat seringsangat seringsangat seringseringseringseringserngseringjarangjarang

Sedangkan Sudaryanto (1989) mengemukakan penggunaan suatu indeks untuk

melakukan diagnosis keganasan ovarium prabedah, dengan 8 variabel yang masing-masing

21

Page 9: Tumor Ganas Ovarium

diberi bobot dengan skor dan nilai pisah untuk indeks ini adalah 3. Skor 3-5 menunjukkan

kecurigaan keganasan, sedangkan skor 6 atau lebih dapat dikatakan ganas

Table 4. Indeks keganasan ovarium (Sudaryanto, 1989)

No.

Petunjuk Diagnosis Variabel Skor

1

2

3

4

5

6

7

8

Lamanya pembesaran perut atau tumor

Keadaan umum

Tingkat kekurusan

Konsistensi tumor

Permukaan tumor

Gerakan tumor

Ascites

LED 1 jam

a. Lambat (lebih dari 16 bulan atau tak ada pembesaran)

b. Cepat (16 bulan atau kurang)a. Baikb. Kurang/tidak baika. Normal/gemukb. Kurusa. Kistik homogenb. Solid homogenc. Macam-macama. Rata/licinb. Berbenjol/tidak teratura. Bebasb. Tak bebasa. Tak adab. Adaa. Rendah (60 mm atau kurang)b. Tinggi (lebih dari 60 mm)

0

1010101201010101

Diagnosis

Melihat topografi ovarium hampir tak memungkinkan kita melakukan deteksi dini tumor

ganas ovarium oleh karena letaknya sangat tersembunyi. Tidak ada uji penapisan rutin yang

tersedia untuk kanker ovarium. Gejala berupa nyeri yang terjadi jika terdapat regangan yang

bermakna, peradangan, torsi atau traksi. Penekanan pada pelvis mungkin terjadi jika tumor besar.

Pembesaran lingkar perut, penambahan atau penurunan berat badan dan gejala-gejala saluran

cerna berkisar dari gangguan cerna hingga obstruksi usus, dapat terjadi pada kanker ovarium.

Diagnosis didasarkan atas 3 tanda dan gejala yang biasanya muncul dalam perjalanan

penyakitnya yang sudah agak lanjut.

1. Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan infiltrasi ke jaringan

sekitar.

21

Page 10: Tumor Ganas Ovarium

2. Gejala diseminasi/penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi peritoneal dan

bermanifestasi adanya ascites.

3. Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi atau

hiperesterogenisme; intensitas gejala ini sangat bervariasi dengan tipe histologik tumor dan

usia penderita.

Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan mendapatkan tumor atau massa, di

dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dari yang kistik sampai yang solid

(padat). Kondisi yang sebenarnya dari tumor jarang dapat ditegakkan hanya dengan pemeriksaan

klinik. Pemakaian USG dan CT-scan dapat memberi informasi yang berharga mengenai ukuran

tumor dan perluasannya sebelum pembedahan. Laparatomi eksploratif disertai biopsi potong

beku (frozen section) masih tetap merupakan prosedur diagnostik paling berguna untuk

mendapat gambaran sebenarnya mengenai tumor dan perluasannya serta menentukan strategi

penanganan selanjutnya. Diagnosis tergantung penilaian klinis, laboratorium dan pembedahan

yang tepat.

Laboratorium

Evaluasi perioperatif untuk kecurigaan kanker ovarium meliputi pemeriksaan darah

lengkap dan hitung jenis, kimia darah, urinalisis, sitologi serviks dan vagina, pemeriksaan

radiologi dada dan perut, pielografi intravena, barium enema dan mungkin uji fungsi hati, profil

koagulasi, pemeriksaan gastrointestinal serial. Akhirnya, antigen tumor berupa Ca125 atau CEA

dapat membantu dalam mengevaluasi keganasan.

Pemeriksaan Penunjang

1. USG Ginekologi

Ultrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang dalam diagnosis suatu tumor ganas atau

jinak. Pada keganasan akan memberikan gambaran dengan septa internal, padat, berpapil,

dan dapat ditemukan adanya asites. Walaupun ada pemeriksaan yang lebih canggih seperti

CT-Scan, MRI, dan positron tomografi akan memberikan gambaran yang lebih

mengesankan, namun pada penelitian tidak menunjukan tingkat sensitifitas dan spesifisitas

yang lebih baik dari ultrasonografi.

21

Page 11: Tumor Ganas Ovarium

2. CT-Scan (Computed Tomography Scanning) dan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

3. Laparoskopi

4. Parasentesis cairan asites

Pengambilan cairan asites dengan parasintesis tidak dianjurkan pada penderita dengan asites

yang disertai massa pelvis, karena dapat menyebabkan pecahnya dinding kista akibat bagian

yang diduga asites ternyata kista yang memenuhi rongga perut. Pengeluaran cairan asites

hanya dibenarkan apabila penderita mengeluh sesak akibat desakan pada diafragma.

Bila terdapat cairan ascites yang tidak dapat diterangkan asalnya atau sebabnya (misalnya

akibat Cirrhosis hepatis), laparatomi eksploratif harus dijalankan.

5. Tumor marker

Serum CA 125 saat ini merupakan petanda tumor yang paling sering digunakan dalam

penapisan kanker ovarium jenis epitel, walaupun sering disertai keterbatasan. Perhatian telah

pula diarahkan pada adanya petanda tumor untuk jenis sel germinal, antara lain Alpha-

fetoprotein (AFP), Lactic acid dehidrogenase (LDH), human placental lactogen (hPL),

plasental-like alkaline phosphatase (PLAP) dan human chorionic gonadotrophin (hCG).

Tatalaksana

Pada dasarnya setiap tumor ovarium yang diameternya lebih dari 5 sentimeter merupakan

indikasi untuk tindakan laparatomi, karena kecenderungan untuk mengalami komplikasi. Apabila

tumor ovarium tidak inemberikan gejala dan diameternya kurang dari 5 sentimeter, biasanya

merupakan kista folikel atau kista lutein.

Pengobatan baku dari kanker ovarium stadium awal adalah dengan pembedahan radikal

berupa pengangkatan tumor secara utuh, pengangkatan uterus beserta kedua tuba dan ovarium,

pengangkatan omentum, pengangkatan kelenjar getah bening, pengambilan sampel dari

peritoneum dan diafragma, serta melakukan bilasan rongga peritoneum di beberapa tempat untuk

pemeriksaan sitologi. Tindakan pembedahan ini juga dimaksudkan untuk menentukan stadium

dari kanker ovarium tersebut (surgical staging). Setelah pembedahan radikal ini, jika diperlukan

diberikan terapi adjuvant dengan kemoterapi, radioterapi atau immunoterapi.

Operasi

Terapi standar terdiri atas histerektomi abdominal total (TAH), salpingoooforektomo

bilateral (BSO) dan omentektomi serta APP (optional). Nodus retroperitoneal harus dipalpasi

21

Page 12: Tumor Ganas Ovarium

dan dibiopsi jika mencurigakan. Sebanyak mungkin tumor (untuk memperkecil) harus

diangkat untuk mengurangi keseluruhan massa tumor. Namun pembedahan lebih radikal

belum terbukti menambah manfaat.

Dapat didahului frozen section untuk kepastian ganas dan tindakan operasi lebih lanjut. Hasil

operasi harus dilakukan pemeriksaan PA, sehingga kepastian klasifikasi tumor dapat

ditetapkan untuk menentukan terapi.

Pada sebagian kasus, penyakit terlalu luas untuk histerektomi total, adneksektomi dan

omentektomi.pada kasus-kasus seperti ini sebaiknya sebanyak mungkin tumor diangkat

untuk meningkatkan hasil terapi tambahan (kemoterapi dan terapi radiasi). Operasi tumor

ganas diharapkan dengan cara “debulking” (cytoreductive) – pengambilan sebanyak mungkin

jaringan tumor sampai dalam batas aman. Dengan debulking memungkinkan kemoterapi

maupun radioterapi menjadi lebih efektif.

Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang tersisa, hanya efektif pada jenis tumor yang

peka terhadap sinar (radiosensitif) seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa.

Radioterapi sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik T1 dan T2

yang diberikan kepada panggul saja atau seluruh rongga perut.

Kemoterapi merupakan terapi tambahan awal yang lebih disukai karena terapi radiasi

mempunyai keterbatasan (misalnya merusak hati atau ginjal). Setelah mendapatkan radiasi

atau kemoterapi, dapat dilakukan operasi ke dua (eksplorasi ulang) untuk mengambil

sebanyak mungkin jaringan tumor.

Untuk memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi atau kemoterapi, lazim

dilakukan lapatotomi kedua (second-look laparotomi), bahkan kadang sampai ketiga (third-

look laparotomi). Hal ini memungkinkan kita membuat penilaian akurat proses penyakit,

hingga dapat menetapkan strategi pengobatan selanjutnya. Bisa dihentikan atau perlu

dilanjutkan dengan alternatif pengobatan lain.

Komplikasi

Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus tingkatan lanjut

yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa kali untuk membuat by pass

bila kondisi penderita mengizinkan.

21

Page 13: Tumor Ganas Ovarium

Prognosis

Angka kelangsungan hidup 5 tahun (“Five years survival rate”) penderita kanker

ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%.

Prognosis dari tumor ovarium tergantung dari beberapa hal antara lain :

Stadium

Jenis histologis

Derajat diferensiasi tumor

Residu tumor

Free disease interval

Pengamatan Lanjut

Untuk tumor ganas ovarium skema/bagan pengamatan lanjut (follow up control) adalah

sebagai berikut :

Sampai 1 tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan.

Kemudian sampai 3 tahun setelah penanganan, setiap 4 bulan.

Kemudian sampai 5 tahun setelah penanganan, setiap 6 bulan

Seterusnya setiap setahun sekali.

21

Page 14: Tumor Ganas Ovarium

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien, 54 tahun, datang dengan keluhan perut semakin lama menjadi semakin membesar

sejak enam bulan yang lalu. Tidak disertai dengan pembangkakan di kedua tungkai, kulit dan

kedua mata tidak pernah kuning.. Pernah dilakukan pungsi cairan “ascites”sebanyak dua kali,

yaitu tiga bulan dan lima hari yang lalu di RS Yarsi. Cairan sebanyak ± 6 Liter berwarna kuning

jernih. Namun perut kembali membesar sehingga akhirnya dirujuk ke RSU dr Soedarso. Pasien

menyangkal adanya perdarahan dari jalan lahir. Berat badan menurun, pasien mengaku bahwa

tubuhnya menjadi jauh lebih kurus dalam enam bulan terakhir. Demam dan sesak nafas

disangkal. BAB dan BAK normal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa di regio kiri bawah abdomen, ukuran 5 cm x 3

cm, konsistensi kenyal, permukaan tidak rata/berbenjol-benjol, tidak nyeri tekan, dan tidak dapat

digerakkan (imobile). Pada perkusi didapatkan Shifting dullnes dan tes undulasi yang positif.

Berdasarkan hasil USG Ginekologi ditemukan cairan bebas intra abdomen, kista

unilateral dengan diameter 8 cm di ovarium kiri. Sedangkan uterus tampak normal.

Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, apabila pada

seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk

menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium). Ciri-ciri kista yang

bersifat ganas yaitu dapat dilihat pada penemuan saat pemeriksaan panggul (Tabel 2), penemuan

saat pembedahan (Tabel 3), dan dengan menggunakan indeks keganasan ovarium (Table 4).

Dengan menggunakan indeks keganasan ovarium, didapatkan skor 6 yang berarti bahwa kista

ovarium tersebut dapat dikatakan ganas. Namun diagnosis pasti hanya dapat diketahui dengan

dilakukannya pemeriksaan histopatologi (PA).

Pengobatan baku dari kanker ovarium stadium awal adalah dengan pembedahan radikal

berupa pengangkatan tumor secara utuh, pengangkatan uterus beserta kedua tuba dan ovarium,

pengangkatan omentum, pengangkatan kelenjar getah bening, pengambilan sampel dari

peritoneum dan diafragma, serta melakukan bilasan rongga peritoneum di beberapa tempat untuk

pemeriksaan sitologi. Tindakan pembedahan ini juga dimaksudkan untuk menentukan stadium

dari kanker ovarium tersebut (surgical staging). Setelah pembedahan radikal ini, jika diperlukan

diberikan terapi adjuvant dengan kemoterapi, radioterapi atau immunoterapi.

21

Page 15: Tumor Ganas Ovarium

Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad malam, karena angka kelangsungan hidup 5

tahun (“Five years survival rate”) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-

30%.

21

Page 16: Tumor Ganas Ovarium

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, S. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

2005.

2. Busmar, B. Kanker Ovarium. Dalam Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Editor:

M.F. Azis, Andrijono, dan A.B. Saifuddin. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, 2006: hal. 468-257.

3. De Jong, W. Tumor Ovarium dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC. 2003:729-

730.

4. Kumar V, Cotran RS, and Robbins SL. Robbins Basic Pathology 7 th ed. New York: W.B.

Saunders Company. 2003.

21