Tujuan Kebijakan
description
Transcript of Tujuan Kebijakan
Laporan Akhir – Tujuan, Kebijakan & Strategi
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Buton merupakan perwujudan visi dan
misi pembangunan jangka panjang Kabupaten Buton pada aspek keruangan (matra spasial),
yang pada dasarnya mendukung terwujudnya ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
Adapun Tujuan penataan ruang Kabupaten Buton adalah untuk mewujudkan:
1. Ruang wilayah Kabupaten Buton yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan yang
berbasis pada sektor pertanian dalam arti luas, pertambangan, perikanan dan kelautan
serta pariwisata, guna mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan
mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
2. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi dan kabupaten/kota;
3. Keterpaduan penyelenggaraan penataan ruang antara wilayah kabupaten dan wilayah
kecamatan di wilayah Kabupaten Buton, dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah;
4. Sistem pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Buton yang
berhierarki dan terstruktur sesuai dengan fungsi dan tingkat pelayanannya;
5. Pola ruang yang seimbang, dengan mengoptimalkan dan mensinergikan pemanfaatan
sumberdaya agar tercapai keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan yang berbasis pada
kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan.
6. Keseimbangan fungsi lindung dan fungsi budidaya pada wilayah Kabupaten Buton;
7. Kabupupaten Buton sebagai pusat pertumbuhan/pusat orientasi pelayanan di kawasan
barat Provinsi Sulawesi Tenggara.
8. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi dan
kabupaten/kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
II - 1
Laporan Akhir – Tujuan, Kebijakan & Strategi
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Buton adalah arahan pengembangan
wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Buton guna mencapai tujuan penataan
ruang wilayah Kabupaten Buton dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Buton meliputi kebijakan
pengembangan struktur ruang dan pola ruang, yang secara umum terdiri atas :
1) Kebijakan pengembangan struktur ruang Kabupaten Buton meliputi:
a. Peningkatan sistem pusat kegiatan, berupa pemantapan peran dan fungsi wilayah
Kota Pasar Wajo sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang menjadi pusat
orientasi pelayanan bagi Kawasan Kabupaten Buton;
b. Peningkatan sistem jaringan prasarana wilayah, berupa peningkatan kualitas dan
jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan
sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Buton;
2) Kebijakan pengembangan pola ruang Kabupaten Buton, meliputi:
a. Kebijakan pengembangan kawasan lindung, meliputi:
Pelestarian dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan
Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup;
b. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya, meliputi:
Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi
daya; dan
Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan.
3) Kebijakan pengembangan kawasan strategis Kabupaten Buton, meliputi:
a. Mengembangkan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buton;
b. Mengembangkan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial
budaya masyarakat di Kabupaten Buton;
c. Mengembangkan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah Kabupaten
Buton;
d. Mengembangkan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup di Wilayah Kabupaten Buton; dan
II - 2
Laporan Akhir – Tujuan, Kebijakan & Strategi
e. Mengembangkan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan
kepentingan pembangunan wilayah Kabupaten Buton.
Secara khusus Kebijakan penataan ruang Kabupaten Buton difokuskan pada tujuh
hal pokok, sebagai berikut:
1) peningkatan dan pengembangan pusat-pusat kegiatan dan infrastruktur wilayah;
2) pengembangan kawasan pertanian;
3) peningkatan dan pengembangan sektor kelautan dan perikanan serta
pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil;
4) pengelolaan pertambangan yang ramah lingkungan;
5) peningkatan kawasan lindung;
6) pengembangan pariwisata; dan
7) peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.
Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Buton merupakan penjabaran
kebijakan penataan ruang ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten Buton meliputi strategi pengembangan
struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis.
2.3.1. Strategi Penyusunan Struktur Ruang
Strategi penyusunan struktur ruang Kabupaten Buton dilakukan untuk peningkatan
sistem pusat permukiman dan peningkatan sistem jaringan prasarana wilayah yang meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1) Strategi Peningkatan Sistem Pusat Pemukiman
Strategi untuk peningkatan sistem pusat pemukiman, meliputi :
a. Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya;
b. Meningkatkan fungsi dan peranan Kota Muara Buton sebagai PKW; dan
c. Mendorong kawasan perkotaan lainnya sesuai hirarki yang telah ditetapkan, yaitu
kota PKL, PPK dan PPL.
II - 3
Laporan Akhir – Tujuan, Kebijakan & Strategi
2) Strategi Peningkatan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah
Strategi untuk peningkatan sistem jaringan prasarana wilayah, meliputi:
a. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana wilayah dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan sistem jaringan transportasi;
b. Mendorong pengembangan sistem jaringan telekomunikasi;
c. Meningkatkan sistem jaringan energi dan kelistrikan dengan memanfaatkan
energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan
keterpaduan sistem jaringan energi dan kelistrikan; dan
d. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem
jaringan sumber daya air.
2.3.2. Strategi Penyusunan Pola Ruang
Strategi penyusunan pola ruang Kabupaten Buton dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Strategi Pengembangan Kawasan Lindung
Strategi untuk pengembangan kawasan lindung, meliputi:
a. Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kawasan lindung meliputi :
Menetapkan kawasan lindung di ruang darat dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi;
Mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah dengan luas
paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Kabupaten Buton; dan
Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka
mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah.
b. Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup meliputi :
Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup;
Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau
dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mempu
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi
dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;
Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak
langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan
II - 4
Laporan Akhir – Tujuan, Kebijakan & Strategi
lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang
berkelanjutan;
Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk
menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin
pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan
untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya; dan
Mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana
di kawasan rawan bencana alam.
2) Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya
Strategi pengembangan kawasan budidaya meliputi :
a. Strategi pengembangan untuk perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan
keterkaitan antar kegiatan budi daya meliputi :
Menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis untuk
pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat, ruang laut dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan
keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah;
Mengembangkan kegiatan budi daya unggulan di dalam kawasan beserta
prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong
pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya;
Mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek politik,
pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan
Mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian pangan
untuk mewujudkan ketahanan pangan;
b. Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan meliputi:
Membatasi perkembangan kegiatan budi daya di kawasan rawan bencana
untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat
bencana;
Mengembangkan kawasan permukiman dengan mengoptimalkan
pemanfaatan ruang secara kompak;
II - 5
Laporan Akhir – Tujuan, Kebijakan & Strategi
Mengembangan kawasan budidaya dengan cara intensifikasi maupun
ekstensifikasi, yang dilakukan demi meningkatkan kesejahteraan penduduk
tanpa menimbulkan kerusakan alam/lingkungan.
Mengembangkan potensi sumber daya alam dan kegiatan budi daya
unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
Mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung kawasan;
Mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan kualitas
lingkungan; dan
Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.
2.3.3. Strategi Penetapan Kawasan Strategis
Strategi Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Buton, meliputi :
1. Mengakomodisikan kawasan strategis yang telah ditetapkan sebagai Kawasan
Strategis Nasional (KSN), dan Kawasan Strategis Provinsi (KSP);
2. Mengembangkan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buton;
3. Mengembangkan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
sosial budaya masyarakat di Kabupaten Buton;
4. Mengembangkan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah Kabupaten
Buton;
5. Mengembangkan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Wilayah Kabupaten Buton; dan
6. Mengembangkan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai
dengan kepentingan pembangunan wilayah Kabupaten Buton.
Strategi Penetapan masing-masing Kawasan Strategis Kabupaten Buton, meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1. Strategi untuk pelestarian dan peningkatan kawasan yang memiliki nilai strategis
dari sudut kepentingan ekonomi, meliputi :
a) Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan
kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
b) Menciptakan iklim investasi yang kondusif;
II - 6
Laporan Akhir – Tujuan, Kebijakan & Strategi
c) mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung
dan daya tampung kawasan;
d) Mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan kualitas
lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;
e) Mengintensifkan promosi peluang investasi; dan
f) Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.
2. Strategi untuk pelestarian dan peningkatan kawasan yang memiliki nilai strategis
dari sudut kepentingan sosial budaya meliputi :
a) Pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional;
b) Peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa;
c) Melindungi dan melestarikan aset nasional atau internasional;
d) Memberikan perlindungan peninggalan budaya nasional;
e) Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya;dan
f) Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
3. Strategi untuk pelestarian dan peningkatan kawasan yang memiliki nilai strategis
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi meliputi :
a) Pengembangan bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan
lokasi sumber daya alam strategis kabupaten;
b) Mengembangkan sumber daya alam strategis kabupaten;dan
c) Mengembangkan penggunaan teknologi tinggi strategis.
4. Strategi untuk pelestarian dan peningkatan kawasan yang memiliki nilai strategis
dari sudut kepentingan sumber daya buatan meliputi :
a) Mengembangkan lokasi sumber daya buatan yang ada di Kabupaten Buton;
b) Meningkatkan dukungan sumber daya alam; dan
c) Meningkatkan fungsi sebagai pusat kegiatan utama;
5. Strategi untuk pelestarian dan peningkatan kawasan yang memiliki nilai strategis
dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi :
a) Menetapkan kawasan strategis berfungsi lindung;
b) Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis yang berpotensi mengurangi
fungsi lindung kawasan;
c) Membatasi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan strategis yang berpotensi
mengurangi fungsi lindung kawasan;
d) Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar
kawasan strategis yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya;
II - 7
Laporan Akhir – Tujuan, Kebijakan & Strategi
e) Mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis
yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung
dengan kawasan budi daya terbangun; dan
f) Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak
pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis.
2.3.4. Strategi Pemanfaatan Ruang
Strategi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Buton, berfungsi memberikan arah bagi
penyusunan indikasi program utama yang meliputi :
1. Mendukung terwujudnya struktur ruang;
2. Mendukung terwujud pola ruang; dan
3. Mendukung terwujudnya kawasan strategis;
2.3.5. Strategi Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Strategi pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten Buton, berfungsi sebagai dasar
dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Buton,
meliputi :
1. Memberikan arahan bagi peraturan zonasi;
2. Memberikan arahan ketentuan perizinan;
3. Memberikan arahan insentif dan disinsentif; dan
4. Memberikan arahan sanksi.
2.3.6. Strategi Penataan Ruang Untuk Pokok Kebijakan Daerah
Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Buton untuk masing-masing tujuh pokok
kebijakan secara spesifik adalah sebagai berikut:
1. Strategi peningkatan dan pengembangan pusat-pusat kegiatan dan infrastruktur
wilayah, terdiri atas:
a) menata dan mengembangkan PKW, PPK dan PPL;
b) mengembangkan sistem sarana dan prasarana transportasi meliputi jaringan
jalan, angkutan umum dan pelabuhan;
c) menata dan membangun jaringan jalan desa pada pusat-pusat produksi pertanian
dan perikanan;
II - 8
Laporan Akhir – Tujuan, Kebijakan & Strategi
d) mengembangkan prasarana air bersih untuk meningkatkan kualitas dan cakupan
pelayanan air bersih;
e) meningkatkan kapasitas pembangkit tenaga listrik guna keberlangsungan
pertumbuhan ekonomi daerah;
f) meningkatkan jaringan distribusi minyak dan gas bumi untuk mendukung
pertumbuhan perekonomian daerah;
g) mendorong pemanfaatan sumber-sumber energi baru terbarukan untuk
mendukung diversifikasi energi;
h) mengembangkan jaringan telekomunikasi yang menjangkau seluruh wilayah; dan
i) mengembangkan sistem sanitasi lingkungan permukiman, persampahan dan
pengolahan air limbah.
2. Strategi pengembangan kawasan pertanian, terdiri atas:
a) meningkatkan kualitas dan produktifitas kawasan pertanian dalam arti luas;
b) meningkatkan jaringan irigasi; dan
c) meningkatkan teknologi pertanian secara tepat guna.
3. Strategi peningkatan dan pengembangan sektor kelautan dan perikanan serta
pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, terdiri atas:
a) menetapkan pusat kawasan pengembangan sektor perikanan dan kelautan
berupa kawasan pengembangan budidaya perairan dan kawasan perikanan
tangkap secara terintegrasi dengan usaha-usaha ekonomi wilayah sekitar; dan
b) melindungi dan mengelola sumberdaya kelautan untuk kebutuhan perlindungan
plasma nutfah, terumbu karang dan sumberdaya hayati
4. Strategi pengelolaan pertambangan yang ramah lingkungan, terdiri atas:
a) menata dan menetapkan kawasan peruntukan pertambangan;
b) mendukung pengembangan pusat industri pertambangan nasional dan provinsi
sebagai suatu kawasan pertambangan dan pengolahan bahan tambang secara
terpadu;
c) mengembangkan sarana dan prasarana pendukung guna menunjang
aksesibilitas pusat kawasan industri pertambangan dengan usaha ekonomi pada
wilayah sekitar;
d) mengembangkan sarana dan prasarana pelabuhan untuk menunjang
aksesibilitas perdagangan antar pulau dan ekspor;
II - 9
Laporan Akhir – Tujuan, Kebijakan & Strategi
e) mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan secara preventif maupun kuratif
sebelum dan sesudah eksplorasi bahan tambang dan limbah pabrik pengolahan;
dan
f) mengendalikan perijinan melalui aturan yang jelas dan tegas.
5. Strategi peningkatan kawasan lindung, terdiri atas:
a) meningkatkan fungsi kawasan lindung melalui upaya rehabilitasi lahan;
b) mengendalikan kegiatan budidaya yang berpotensi merusak atau mengganggu
kawasan lindung; dan
c) meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kawasan lindung.
6. Strategi pengembangan pariwisata, terdiri atas:
a) identifikasi dan pengelolaan potensi ekowisata;
b) pengembangan kawasan wisata alam pantai dan bahari;
c) pengembangan wisata sejarah dan budaya; dan
d) pengembangan potensi wisata alam hutan dan pegunungan.
7. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara,
terdiri atas:
a) mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;
b) mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;
c) mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun
di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga;
dan
d) turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.
II - 10