TUGAS.pdf

25
TUGAS WAWASAN KEBANGSAAN Disusun oleh : Nabil Kirom (2112030026) D3 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Transcript of TUGAS.pdf

Page 1: TUGAS.pdf

TUGAS

WAWASAN KEBANGSAAN

Disusun oleh :

Nabil Kirom (2112030026)

D3 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2014

Page 2: TUGAS.pdf

BAB I

SEJARAH KEBANGSAAN INDONESIA

Indonesia, sejak diproklamirkan kemerdekaan negara ini menganut falsafah

bahwa hanya ada satu bangsa di wilayah negara Republik Indonesia yaitu bangsa

Indonesia. Hal ini sesuai dengan tekad (pakai d atau t sih) para pemimpin Indonesia

yang tercetus pada “Sumpah Pemuda” tahun 1928. Tetapi, kemudian perlu dipahami

lebih dalam bahwa konteks “satu bangsa” yang diucapkan dalam sumpah pemuda

tersebut sangat bernuansa “historis”, dimana semua manusia atau kelompok manusia

(anda boleh menyebutnya dengan suku bangsa) yang berdiam di wilayah Indonesia

punya “majikan” yang sama yaitu pemerintah Belanda (yang diwakili oleh pemerintah

kolonial Hindia Belanda).

Ini yang kemudian menyebabkan bahwa rasa persatuan atau kesadaran akan

kebutuhan bersama untuk menentang kolonialisme dalam bentuk apapun kemudian

menjadi manifes dengan munculnya “rasa kebangsaan” Indonesia. Tetapi harap diingat

bahwa proses penaklukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda yang belangsung

cukup sukses hanya di pulau Jawa, sedang di bagian timur dan barat dari Indonesia

malah berlangsung dalam periode yang amat singkat kurang dari 45 tahun. Secara legal

formal dalam hukum internasional mengatur tentang kepemilikan suatu wilayah yang

dinyatakan “terra nullius” oleh hukum internasional, yang kemudian mensyaratkan

adanya keefektifan pemerintahan di wilayah yang dikuasai, baik secara politik, hukum,

dan ekonomi (lihat kasus sipadan dan ligitan), Aceh dan Papua Barat adalah wilayah

terakhir yang kemudian secara efektif dikuasai dan dimasukkan ke dalam wilayah

Hindia Belanda.

Proses Pembentukan Indonesia.

Dari sejak awal pergerakan kemerdekaan dari tindasan pemerintah kolonial

Hindia Belanda dimulai dari daerah-daerah lokal (setingkat propinsi/kabupaten kalau

sekarang), hal ini wajar karena mengingat bahwa rasa kebangsaan di tingkat lokal

sangat kuat (ini terbukti hingga saat ini).

Kemudian setelah pemerintah Belanda menerapkan politik “etis” di Indonesia

mulai terbentuk segolongan elit terdidik dan terpelajar di seluruh kepulauan Indonesia

yang kemudian mentransformasikan dirinya dengan identitas keindonesiaan dalam

wujud perhimpunan mahasiswa Indonesia di negeri Belanda yang berwadah dalam

Perhimpunan Indonesia.

Pada saat yang sama, partai-partai politik atau yang menyamai partai politik tidak

ada yang menggunakan identitas keindonesiaan (sebagai contoh Budi Utomo, Sarikat

Islam, NIP), kecuali PKI. Saat itu hanya Partai Komunis Indonesia-lah yang

menggunakan identitas keindonesiaan, walaupun mereka tidak bisa mengklaim bahwa

Page 3: TUGAS.pdf

dalam pergerakan kemerdekaan mereka adalah pelopor penggunaan nama Indonesia

karena pada awalnya pun mereka menggunakan nama Perserikatan Komunis Hindia.

Harus diakui bahwa dua organisasi politik inilah yang memperkenalkan identitas

keindonesiaan pada dunia Internasional (PI untuk ke luar negeri dan PKI untuk ke

dalam negeri), dan kemudian menjadi sandaran bagi partai-partai politik yang berbasis

nasionalisme untuk menggunakan identitas keindonesiaan.

Sehingga proses adanya kesadaran keindonesiaan ini kemudian lebih dikarenakan

adanya penindasan secara politik, ekonomi, dan hukum yang dilakukan oleh

pemerintah kolonial Hindia Belanda, tanpa adanya kesadaran luhur akan pentingnya

federasi yang longgar antar bangsa di wilayah Indonesia.

Proses Pemerdekaan dan Kemerdekaan Indonesia

Proses penyatuan Indonesia yang sedikit mengambil bentuk “keterpaksaan” mulai

mengemuka ketika pemerintahan fasis Jepang memberikan sedikit kemerdekaan untuk

merancang proses kemerdekaan Indonesia kepada para pemimpin Indonesia.

Pikiran-pikiran yang kemudian mengemuka kemudian malah menjadi manifes

dalam bentuk negara integralistik yang dalam sejarah perjalanannya justru anti

demokrasi dan menjadikan tiap rejim yang memerintah tidak menghormati hak asasi

manusia. Hal ini kemudian menjadi basis legalitas pembentukan Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang dinyatakan dalam pasal 1 ayat 1 UUD RI.

Pikiran tentang negara integralistik ini sebenarnya sangat dijiwai oleh paham

kosmologi Jawa yang sangat feodal itu, yang sayangnya justru di adopsi oleh para

pemimpin Indonesia (mungkin ini berkaitan dengan banyaknya pemimpin Indonesia

yang berasal dari Jawa). Yang kemudian justru menciptakan suatu “monster” yang

melenyapkan segala kearifan lokal masyarakat adat di Indonesia (lihat UU

pemerintahan di desa pada masa rejim orde baru). Dan hal ini kemudian menuimbulkan

resistensi daerah-daerah di luar Jawa yang menolak hegemoni Jawa atas pemerintahan

di Indonesia, sehingga yang diciptakan oleh setiap pemerintahan di Indonesia bukannya

rasa kebangsaan Indonesia tetapi malah memunculkan adanya “Sentimen

Keindonesiaan” .

Proses yang terjadi dengan pemaksaan ini malah diteruskan oleh rejim militer

orde baru. Proses yang sama kemudian terjadi pada wilyah Timor Leste atas nama

“integrasi”, wilayah tersebut dimasukkan (baca;dianeksasi) secara melanggar hukum

internasional ke dalam wilyaah Indonesia, pada saat yang sama di Aceh dan Papua juga

terjadi kekerasan yang sistematis demi melanggengkan ideologi militer yaitu persatuan

dan negara integralistik.

Page 4: TUGAS.pdf

Di Bawah Rejim Korporatis Militer Orde Baru

Masa ini ditandai dengan lenyapnya penghargaan terhadap perbedaan tiap bangsa

yang hidup di Indonesia, dengan diterapkannya suatu kebijakan yang mengharamkan

masalah SARA didiskusikan secara terbuka. Perbedaan yang ada kemudian dicoba

untuk ditutupi dengan slogan semu “bhinneka tunggal ika” versi orde baru dan militer

kemudian secara mencolok diberi “baju baru” sebagai stabilisator dan dinamisator

dalam kehidupan politik nasional.

Di dalam rejim ini paham negara integralistik kemudian sangat menonjol,

sehingga setiap perbedaan pendapat dibungkam dengan cara-cara kekerasan.

Kebebasan akademik kemudian diberangus dengan menempatkan satu unit milisi

mahasiswa di tiap kampus yang diberi baju “Resimen Mahasiswa”. Pada saat ini pula

berbagai bibit ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah mulai bermunculan

meskipun dalam skala lokal dan sangat elitis sekali. Di dua propinsi Indonesia; Aceh

dan Papua Barat serta satu koloni Indonesia –Timor Leste- kemudian secara terbuka

mengumumkan prinsip politiknya untuk memperoleh kemerdekaan dari Indonesia.

Penindasan yang dilakukan secara sistematis di dua propinsi dan satu koloni ini

ternyata tidak menyurutkan “niat” untuk merdeka. Bahkan setelah jatuhnya presiden

Soeharto pada tahun 1998, gerakan kemerdekaan di Aceh, Papua Barat, dan Timor

Leste semakin berkibar dan semakin mendapat tempat di hati bangsa Aceh, Papua

Barat, dan Timor Leste serta menjadi pusat perhatian dunia Internasional karena

ditemukan fakta tentang terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia di dua propinsi dan

satu koloni Indonesia itu.

Munculnya Tawaran Otonomi Khusus

Setelah kemenangan bangsa Timor Leste melepaskan diri dari kolonialisme

Indonesia, di Aceh dan Papua Barat semakin bertambah kuat keinginan kemerdekaan

ini. Gerakan Aceh Merdeka justru mulai menampilkan perlawanan bersenjata secara

terbuka dan lebih dari 30 % pemerintahan di tingkat kecamatan telah diambil alih

secara efektif oleh Gerakan Aceh Merdeka. Sementara di Papua Barat dengan

diselenggarakannya Kongres Rakyat Papua II yang salah satu resolusinya adalah

meminta pemerintah Indonesia mengembalikan kedaulatan bangsa Papua Barat seperti

yang telah dicapai pada tahun 1961, dan hasil dari Kongres tersebut mendapat

dukungan yang meluas di seluruh wilayah Papua Barat.

Dalam keadaan terdesak seperti ini, disamping dengan maraknya kampanye di

dunia internasional tentang pelanggaran hak asasi manusia, kemudian pemerintah

Indonesia menawarkan resep otonomi khusus. Tawaran ini mendapatkan reaksi yang

berbeda dari rakyat di Aceh dan Papua Barat. Tetapi tawaran ini kemudian malah tidak

didiskusikan secara terbuka dengan bangsa Aceh dan Papua Barat dan malah kemudian

menetapkan secara sepihak materi dalam UU otonomi khusus tersebut.

Page 5: TUGAS.pdf

Bagaimana Sekarang?

Pemerintah Indonesia sebaiknya segera berunding ulang dengan wakil-wakil

bangsa Aceh dan Papua Barat secara terbuka untuk penyelesaian damai di Aceh dan

Papua Barat serta menghukum para pelaku pelanggaran hak asasi manusia. Dan tidak

lagi melakukan aksi perdamaian semu serta mulai mengakui bahwa disamping bangsa

Indonesia juga terdapat bangsa Aceh dan Papua Barat serta bangsa-bangsa lain yang

hidup secara berdampingan di wilayah negara Indonesia. Dan kemudian juga

memformulasi ulang bentuk negara kesatuan menjadi negara federal di dalam UUD RI.

Page 6: TUGAS.pdf

BAB II

IDEOLOGI PANCASILA

Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu idea dan logia. Idea

berasal dari idein yang berarti melihat. Idea juga diartikan sesuatu yang ada di dalam

pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Kata logia

mengandung makna ilmu pengetahuan atau teori, sedang kata logis berasal dari kata

logos dari kata legein yaitu berbicara.

Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy

(1754 – 1836), ketika bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains

tentang ide. Jadi dapat disimpulkan secara bahasa, ideologi adalah pengucapan atau

pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus di dalam pikiran.Dalam tinjauan

terminologis, ideology is Manner or content of thinking characteristic of an individual

or class (cara hidup/ tingkah laku atau hasil pemikiran yang menunjukan sifat-sifat

tertentu dari seorang individu atau suatu kelas).

Ideologi adalah ideas characteristic of a school of thinkers a class of society, a

plotitical party or the like (watak/ ciri-ciri hasil pemikiran dari pemikiran suatu kelas di

dalam masyarakat atau partai politik atau pun lainnya). Ideologi ternyata memiliki

beberapa sifat, yaitu dia harus merupakan pemikiran mendasar dan rasional. Kedua,

dari pemikiran mendasar ini dia harus bisa memancarkan sistem untuk mengatur

kehidupan. Ketiga, selain kedua hal tadi, dia juga harus memiliki metode praktis

bagaimana ideologi tersebut bisa diterapkan, dijaga eksistesinya dan disebarkan.

Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah

mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam

mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari

konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara

moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai

kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi.

Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh Soekarno pada saat berlangsungnya

sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia

(BPUPKI).

Pada pidato tersebut, Soekarno menekankan pentingnya sebuah dasar negara.

Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan fundamen, filsafat, pemikiran yang

mendalam, serta jiwa dan hasrat yang mendalam, serta perjuangan suatu bangsa

senantiasa memiliki karakter sendiri yang berasal dari kepribadian bangsa.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pancasila secara formal yudiris

terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945. Di samping pengertian formal

menurut hukum atau formal yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga

mempunyai isi dan arti (unsur-unsur yang menyusun Pancasila tersebut). Tepat 64

Page 7: TUGAS.pdf

tahun usia Pancasila, sepatutnya sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami

kandungan nilai-nilai luhur tersebut.

Ketuhanan (Religiusitas)

Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan

sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami

Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang

beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun

semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.

Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa

itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk

agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini

pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat

yang beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama, apapun agama dan

keyakinan mereka.

Kemanusiaan (Moralitas)

Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran

tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi

untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju

peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin

untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal

hukum universal.

Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan

alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat

diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.

Persatuan (Kebangsaan) Indonesia

Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran

Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia

hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai

Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan

sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari

dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah

perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun

perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan

Indonesia.

Page 8: TUGAS.pdf

Permusyawaratan dan Perwakilan

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan

orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu

sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang

menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi

mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah

menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan

perubahan dan pembaharuan.

Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir

dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu

pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.

Keadilan Sosial

Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak

berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan

berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara

organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh

dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan

kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga

kesejahteraan tercapai secara merata.

Page 9: TUGAS.pdf

BAB III

HAK ASASI MANUSIA

Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) - Definisi atau pengertian HAM atau Hak

Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia sejak manusia lahir yang

tidak dapat diganggu gugat dan bersifat tetap. kita sebagai warga negara yang baik

tentunya haruslah saling menghormati satu sama lain dengan tidak membedakan ras,

agama, golongan, jabaatan ataupun status sosial.

dibawah ini merupakan sedikit dari pembagian Hak Asasi Manusia :

Pengertian HAM atau Hak Asasi Manusia (Human Rights)

secara universal ham adalah hak dasar yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir

sampai mati sebagai anugerah dari tuhan YME. semua orang memiliki hak untuk

menjalankan kehidupan dan apa yang dikendakinya selama tidak melanggar norma dan

tata nilai dalam masyarakat. Hak asasi ini sangat wajib untuk dihormati, dijunjung

tinggi serta dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah. setiap orang sebagai harkat

dan martabat manusia yang sama antara satu orang dengan lainnya yang benar-benar

wajib untuk dilindungi dan tidak ada pembeda hak antara orang satu dengan yang

lainnya.

Pengertian HAM atau Hak Asasi Manusia (Human Rights)

HAM adalah hak fundamental yang tak dapat dicabut yang mana karena ia adalah

seorang manusia.

Jack Donnely, mendefinisikan hak asasi tidak jauh berbeda dengan pengertian di

atas. Hak asasi adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia.

Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau

berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai

manusia dan hak itu merupakan pemberian dari tuhan yang maha esa.

Sementara menurut John Locke, Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa

sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu

gugat. John Locke menjelaskan bahwa HAM merupakan hak kodrat pada diri manusia

yang merupakan anugrah atau pemberian langsung dari tuhan YME.

secara filosofis, pandangan menurut hak asasi manusia adalah, "jika wacana

publik masyarakat global di masa damai dapat dikatakan memiliki bahasa moral yang

umum, itu adalah hak asasi manusia." Meskipun demikian, klaim yang kuat dibuat oleh

doktrin hak asasi manusia agar terus memunculkan sikap skeptis dan perdebatan

tentang sifat, isi dan pembenaran hak asasi manusia sampai dijaman sekarang ini.

Page 10: TUGAS.pdf

Memang, pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan "hak" itu sendiri kontroversial

dan menjadi perdebatan filosofis terus (Shaw, 2008)

diatas merupakan sedikit pengertian dari HAM, dewasa ini banyak sekali

pengertian HAM menurut beberapa pendapat, dan sampai sekarang pun HAM masih

belum jelas, karena setiap individu itu mempunyai pemikiran pemikiran masing masing

tentang HAM.

Page 11: TUGAS.pdf

BAB IV

DEMOKRASI

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara

sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara

untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga

kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam

tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat

yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini

diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol

berdasarkan prinsip checks and balances.

Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga

pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan

kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang

menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR,

untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di

bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang

wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen)

dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum

dan peraturan.

Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting,

misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum.

Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun

oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum.

Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak

pilih).

Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan

memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti

yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara

langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan

rakyat memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak

kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu

pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama

dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan

sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa

pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa

hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara

demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur

tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal,

narapidana atau bekas narapidana).

Page 12: TUGAS.pdf

Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno

pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari

sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari

istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi

sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak

negara.

Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan

kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai

pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh

rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam

bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut

sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.

Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam

suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan

kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan

dan kemakmuran rakyat. Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting

untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah

(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang

adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan

pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.

Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya

kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji

dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan

membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus

akuntabel (accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan

akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional

(bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.

Page 13: TUGAS.pdf

BAB V

GEOPOLITIK

Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan politik berasal

dari bahasa Yunani politeia. Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan

teia artinya urusan. Geopolitik merupakan Ilmu penyelenggaraan negara yang setiap

kebijakannya dikaitkan dengan masalah –masalah geografi wilayah atau tempattinggal

suatu bangsa. Geopolitik biasa juga di sebut dengan wawasan nusantara. Geopolitik

diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan

dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang

titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti

luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung

kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya, politik Negara itu secara langsung

akan berdampak pada geografi Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada

geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi

dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.

Maka kebijakan penyelenggaraan bernegara didasarkan atas keadaanatau tempat tinggal

negara itu. Geopolitik juga bisa disebut wawasan nusantara.

Berbagai Pandangan Tentang Geopolitik

• Frederich Ratzel (1844-1904) seorang penggagas geopolitik sebagai ilmu bumi

politik (Political Geography), peletak dasar-dasar suprastruktur geopolitik bahwa

kekuatan suatu negara harus mampu mewadahi pertumbuhannya. Semakin luas ruang

potensi geografi yang ditempati sekelompok politik (kekuatan), makin memungkinkan

kelompok politik itu tumbuh. Negara sebagai suatu organisme yang memerlukan ruang

hidup, mengenal proses lahir, hidup, dan mati.

• Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1946) mengembangkan

geopolitik sebagai Geographical Politic yang menitik beratkan kepada analisis

fenomena geografi dari aspek politik geografi menyangkut kependudukan, ekonomi

sosial, dan pemerintahan, bahwa negara tidak sekedar satuan biologis juga mempunyai

inteketualitas.

Negara sebagai satu kesatuan politik yang menyeluruh, meliputi geografi,

kependudukan, ekonomi, sosio & crato (pemerintahan) politik. Dinamika kebudayaan

berupa gagasan, kegiatan ekonomi harus diikuti oleh pemekaran wilayah. Perluasan ini

dapat dilakukan secara damai atau kekerasan. Berarti dapat menuju ke arah politik adu

kekuatan dan adu kekuasaan serta ekspansionisme.

• Karl Haushofer (1928) ajarannya (mengacu pokok pikiran Kjellen ) berkembang

di Jerman Adolf Hitler (Nazisme), dan di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang di

landasi oleh faham militerisme dan fasisme. Pokok pikiran ajarannya:

Page 14: TUGAS.pdf

1. Suatu bangsa dalam mempertahankan hidupnya mengikuti hukum alam,

artinya yang kuat atau unggul akan tetap bertahan hidup.

2. Geopolitik sebagai doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi

perbatasan.

3. Ruang hidup bangsa dan tekanan kekuasaan ekonomi dan sosial yang rasial

mengharuskan pembagian baru dari kekayaan alam di dunia.

4. Geopolitik sebagai landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam

mempertahankan kelangsungan hidup untuk mendapat ruang hidup.

5. Teori ekspansionisme, dan wilayah dunia dibagi-bagi menjadi region-region

yang akan dikuasai oleh bangsa unggul seperti AS, Inggeris, Jerman, Rusia, dan Jepang

di Asia

Page 15: TUGAS.pdf

BAB VI

GEOSTRATEGI

A. Pengertian

Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis Negara

dalam menentukan kebijakan, tujuan dan sarana untuk mewujudkan cita-cita

proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi memberi arahan tentang bagaimana

merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik,

aman, dan sejahtera.

Geostrategi/ Ketahanan Nasional Indonesia adalah strategi dalam memanfaatkan

konstelasi geografis Negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-

sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia, serta memberi arahan tentang

bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih

baik, aman dan sejahtera. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud konsepsi

“Ketahanan Nasional”.

Geostrategi/ Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus

diwujudkan. Kondisi kehidupan tersebut sejak dini dibina secara terus menerus dan

sinergis mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan nasional. Proses

berkelanjutan untuk mewujudakan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran

geostrategi berupa konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memelihara

kondisi bangsa dan konstelasi geografi Indonesia. Konsepsi tersebut dinamakan

Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia.

Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan

dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,

dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan

baik yang datang dari dalam maupun dari luar, yang langsung maupun tidak langsung

membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta

perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasionalnya.

Dari definisi tersebut ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan artinya agar tidak

menimbulkan perbedaan penafsiran. Istilah-istilah tersebut adalah:

1) Daya tahan : kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu

dapat bertahan, kuat menderita, atau kuat menaggung beban.

2) Keuletan : suatu usaha yang terus-menerus secara giat dengan

kemauan keras didalam menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk

mencapai tujuan dan cita-cita.

3) Identitas : ciri khas suatu negara sebagai suatu totalitas, yaitu negara

yang dibatasi oleh wilayah, penduduk, sejarah, pemerintahan dan tujuan nasional.

Page 16: TUGAS.pdf

4) Integritas : kesatuan yang menyeluruh didalam kehidupan bangsa

baik sosial maupun alamiah, potensial, maupun real.

5) Tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan : tantangan

merupakan usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijakan secara

kosepsional, dari sudut kriminal atau politis. Hambatan merupakan usaha yang bersifat

atau bertujuan melemahkan/menghalangi kebijakan, yang tidak bersifat konsepsional

dan yang berasal dari dalam. Kalau berasal dari luar, hambatan ini dapat disebut

gangguan.

Ketahanan Nasional pada hakikatnya merupakan suatu konsepsi dalam

pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraandan kemakmuran serta pertahanan dan

keamanan dalam kehidupan nasional. Untuk dapat mencapai tujuan Nasionalnya, suatu

bangsa harus mempunyai kekuatan, kemampuan, daya tahan dan keuletan. Inilah yang

dinamakan Ketahanan Nasional. Dengan demikian jelaslah bahwa Ketahanan Nasional

harus diwujudkan dengan mempergunakan baik pendekatan kesejahteraan (prosperty

approach) maupun pendekatan keamanan (security approach).

Kehidupan nasional tersebut diatas meliputi beberapa aspek, yang dapat

dikelompok-kelompokkan sebagai berikut:

(a) Aspek ilmiah, yang meliputi:

1) Letak geografis;

2) Keadaan dan kekayaan alam;

3) Keadaan dan kemampuan penduduk.

(b) Aspek sosial (kemasyarakatan), yang meliputi:

1) Ideologi. Dapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan ideologi

bangsa Indonesia. Ketahanan ini diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan

kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman,

hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung

maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan

negara Indonesia.

2) Politik. Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis

kehidupan politik bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan

nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan

gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak

langsung untuk menjamin kelangsungan kehidupan politik bangsa dan negara Republik

Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945.

3) Ekonomi. Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan

perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam

menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang

Page 17: TUGAS.pdf

datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk

menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan negara berlandaskan Pancasila dan

UUD 1945.

4) sosial budaya. Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis

budaya Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam

menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang

datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung

membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.

5) Militer (pertahanan dan keamanan). Ketahanan pertahanan dan keamanan

diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa

Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam

mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang

datang dari luar maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak langsung

membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Perlu dikemukakan disini bahwa sebenarnya Ketahanan Nasional dapat juga

dipandang sebagai suatu kondisi dan suatu strategi.

Ketahanan Nasional sebagai kondisi akan nampak dengan jelas apabila diajukan

pertanyaan ”bagaimana Ketahanan Nasional kita dewasa ini?” Jelaslah bahwa yang

dinyatakan bukan konsepsi, melainkan kondisi bangsa dan negara Indonesia. Sesuai

dengan konsepsi, kondisi Ketahanan Nasional tersebut mengandung kemampuan untuk

menyusun seluruh kekuatan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kekuatan ini

diperlukan untuk dapat mengatasi dan menanggulangi segala macam dan bentuk

ancaman yang ditujukan kepada bangsa dan Negara Indonesia.

Dengan memperhatikan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

apabila kita berbicara tentang Ketahanan Nasional kita, maka hal ini berarti

mempersoalkan tentang kemampuan dan kelemahan bangsa kita serta ancaman-

ancaman yang kita hadapi, baik dari luar maupun dalam. Dengan demikian kondisi

Ketahanan Nasional akan sangat tergantung pada:

(a) ancaman atau bahaya yang dihadapi oleh bangsa dan negara;

(b) kemampuan dan daya tahan kita untuk menghadapi ancaman dan bahaya

tersebut.

Oleh karena itu perlu dilakukan apresiasi yang setepat-tepatnya atas kemampuan

dan daya tahan diri sendiri serta ancaman dan bahaya yang mengancam. Kelemahan-

kelemahan diri diri sendiri tidak ditutup-tutupi dan diabaikan demikian pula ancaman

dan bahaya yang dihadapi tidak boleh diremehkan.

Didalam praktek apresiasi yang setepat-tepatnya sulit untuk dikerjakan

oleh karena diperlukan penelitian dan pengualitatif. Kriteria yang dapat dipakai untuk

Page 18: TUGAS.pdf

mengukur belum diketemukan, oleh karena itu masih merupakan tantangan bagi kita

untuk menemukan alat pengukur atau metode pengukuran, paling tidak yang bersifat

kualitatif.

Ketahanan Nasional sebagai strategiberpokok pangkal pada masalah

kelangsungan hidup (survival) dari suatu bangsa. Masalah ”survival” ini bukanlah

masalah dari Negara dan bangsa Indonesia saja, tetapi juga menjadi negara-negara

sedang berkembang lainnya, bahkan juga menjadi masalah negara-negara maju, tidak

salah apabila dikatakan bahwa masalah kelangsungan hidup (survival) merupakan

masalah utama bagi semua bangsa. Walaupun masalahnya sama, yaitu masalah survival

(kelangsungan hidup), tetapi bahaya dari ancaman yang dihadapi berbeda, ditambah

lagi situasi dan kondisi negara-negara tadi sangat berlainan, maka cara-cara yang

dipilih untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara

dipengaruhi oleh macam atau jenis bahaya dan ancaman yang dihadapi serta situasi dan

kondisi bangsa dan negara yang bersangkutan.

Dalam hubungan dengan uraian diatas timbul pertanyaan ”strategi apa yang

dianut oleh Indonesia?”. Dengan mengingat bahaya ancaman yang dihadapi Indonesia,

yaitu infiltrasi san subversi yang ditujukan kepada semua bidang kehidupan Nasional

serta situasi dan kondisi bangsa kita, dimana mempunyai kemuk yang sedang

membangun, maka strategi yang dipilih ialah strategi Ketahanan Nasional yang

meliputi Ketahanan Nasional dibidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan

Militer atau Hankam.

B. Sifat-sifat Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional memiliki beberapa sifat, yaitu:

1) Sifat Manunggal

Setiap bangsa yang berusaha mencapai cita-citanya tidak dapat lepas dari segenap

aspek kehidupan Nasionalnya, baik alamiah maupun yang sosial. Setiap aspek

kehidupan tadi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling berkaitan, sehingga sangan

sendirinya terdapat hubungan interpendensi dan korelasi.

Dengan demikian maka segenap aspek kehidupan Nasional tersebut harus

merupakan suatu kesatuan yang bulat/utuh sehungga mewujudkan sesuatu yang

manunggal.

Aspek-aspek kehidupan nasional, seperti telah dikemukakan diatas meliputi aspek

alamiah yang terdiri dari letak geografis, kekayaan alam dan kemampuan penduduk (tri

gatra) dan aspek sosial yang terdiri dari IPOLEKSOSBUDMIL (pancagatra).

Page 19: TUGAS.pdf

Jadi sifat manunggal berarti bahwa adanya integrasi atara trigatra dan pancagatra,

yang kesemuanya disebut astagatra. Sifat integratif tidak dapat diartikan pencampur

adukan semua aspek, tetapi integrasi dilaksanakan secara serasi dan selaras.

Dari uraian diatas, maka sifat manunggal didalam Ketahanan Nasional itu

adalah tepat, karena sifat integratif/manunggal merupakan syarat bagi terbentuknya

Kekuatan Nasional yang dapat menciptakan Ketahanan Nasional.

Hal ini sesuai pula dengan salah satu pikiran pokok yang harus melandasi

Ketahanan Nasional, yaitu dengan memandang semua permasalahan. Secara

menyeluruh /integral. Dengan demikian, sifat manunggal didalam Ketahanan Nasional

suatu bangsa merupakan sesuatu yang mutlak.

2) Sifat mawas ke dalam.

Mawas kedalam berarti bahwa suatu bangsa harus lebih memperhatikan kedalam

dirinya daripada keluar, oleh karena Ketahanan Nasional terutama diarahkan kepada

diri bangsa dan negara itu sendiri dengan tujuan mewujudkan hakekat dan sifat

nasionalnya sendiri. Hal ini tidak berarti bahwa bangsa itu harus menutup atau

mengisolasikan diri dari dunia luar, juga tidak berarti bahwa bangsa itu harus menjadi

bangsa yang ”chauvinist” yaitu bangsa yang hanya mementingkan diri sendiri.

Jadi mawas kedalam merupakan kemampuan dan kesanggupan untuk terus

menerus meneliti kekuatan dan kemampuannya yang kongkrit selanjutnya

bersedia/berusaha untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi kelemahan-

kelemahan atau kerawanan yang ada serta memanfaatkan dan meningkatkan

kekuatannya demi Ketahanan Nasional. Sifat mawas kedalam ini harus dimiliki oleh

seluruh bangsa itu terutama oleh pimpinan baik pimpinan formal maupun informal.

Di atas disebutkan bahwa mawas ke dalam tidak berarti menutup diri terhadap

dunia luar. Disadari bahwa dengan kemajuan teknologi yang pesat maka telah dapat

dirasakan makin meningkatnya interdependensi antar bangsa di dunia sehingga dalam

sifat mawas kedalam telah pula diperhatikan kepentingan-kepentingan negara lain.

Dengan demikian diharapkan bahwa kerukunan antara bangsa sejauh mungkin akan

terjamin.

Dari uraian di atas jelas bahwa sifat mawas ke dalam adalah suatu sifat yang

penting untuk Ketahanan Nasional.

3) Sifat berwibawa

Seperti diuraikan di atas, bahwa Ketahanan Nasional akan terwujud apabila suatu

bangsa dapat mengembangkan semua unsur kekuatan nasionalnya yang mencakup

aspek alamiah maupun nasional maupun sosial, menjadi satu kesatuan yang bulat.

Page 20: TUGAS.pdf

Ketahanan Nasional suatu bangsa yang mampu menghadapi dan mengatasi segala

tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari

dalam, yang langsung maupun tidak langsung, akan dapat menjamin kelangsungan

hidup bangsa dan negara tersebut.

Semakin tinggi Ketahanan Nasional suatu bangsa semakin besar kemampuannya

untuk menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan

tersebut diatas, sehingga harus diperhitungkan oleh pihak-pihak lain. Tingkat

Ketahanan Nasional yang diperhitungkan oleh pihak lain dan mempunyai daya

pencegah akan mewujudkan kewibawaan nasional. Dengan demikian berwibawa

merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh Ketahanan Nasional.

4) Sifat berubah menurut waktu

Konsepsi Ketahanan Nasional adalah bersifat obyektif umum, maka secara

teoritis konsepsi tersebut harus dapat diterapkan dinegara manapun saja. Satu hal tidak

boleh kita lupakan adalah bahwa faktor situasi dan kondisi negara yang bersangkutan

adalah sangat menentukan (dominan). Situasi dunia internasional akan selalu berubah

dan berkembang terus sesuai dengan kepentingan masing-masing negara berdasarkan

aspirasi nasionalnya masing-masing negara tersebut di dalam mencapai tujuannya. Bagi

bangsa-bangsa yang dalam pengetrapan Konsepsi Ketahanan Nasional mempunyai

salah satu sifat/ciri yang cukup kenyal dan dinamis di dalam menghadapi perubahan-

perubahan situasi dan kondisi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, maka

bangsa-bangsa tersebut akan dapat mempertahankan eksistensinya.

Perubahan-perubahan perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang

atau akan dihadapi, sehingga hal ini akan memperkuat daya tahan dan keuletan guna

meningkatkan kondisi Ketahanan Nasional disegala bidang. Perlu ditekankan bahwa

penyesuaian prubahan untuk menentukan strategi yang paling tepat guna

mempertahankan kelangsungan hidup bangsa melalui Ketahanan Nasional ini harus

selalu dilandasi oleh falsafah bangsa yang bersangkutan, dan wawasan yang dianut oleh

bangsa yang bersangkutan, yang harus dilaksanakan secara realistis dan pragmatis

sesuai kemampuan dan pembatasan-pembatasan yang ada.

5) Sifat tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan kekuatan

Konsepsi Ketahanan Nasional tidak bertujuan untuk menanamkan rasa

permusuhan terhadap suatu negara ataupun sekelompok negara tertentu, serta tidak

menyetujui konfrontasi dan dominasi dalam bentuk apapun. Pada dasarnya, dengan

konsepsi Ketahanan Nasional hendak dibina daya, kekuatan dan kemampuan suatu

bangsa dan negara demi terjaminnya kemerdekaan, kesejahteraan dan kebahagiaan

serta keamanan bangsa dan negara itu sendiri. Daya, kekuatan dan kemampuan bangsa

dan negara ini dengan sendirinya juga dapat diaplikasikan dalam pergaulan

Page 21: TUGAS.pdf

internasional untuk menghadapi tantangan, ancaman, gangguan dan hambatan baik

langsung maupu tidak langsung yang dapat membahayakan kelangsungan hidup,

kesejahteraa dan keamanan bangsa dan negara. Pembentukan dan pengembangan

kekuatan nasional itu sendiri, baik fisik maupun dalam bentuk lainnya, pada dasarnya

bukanlah suatu hal yang negatif. Yang negatif adalah motivasi dari penggunaan

kekuatan itu oleh orang-orang atau negara terhadap negara atau bangsa lain dalam

memaksakan kehendaknya.

Oleh karena itu konepsi Ketahanan Nasional mengutamakan konsultasi dan saling

menghargai di dalam pergaulan hidup antagonisma dan adu kekuasaan. Hal ini

mengabaikan pembangunan, pembinaan, dan pengembangan kekuatan.

Page 22: TUGAS.pdf

BAB VII

OTONOMI DAERAH

Pendahuluan

Pengertian otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Selain pengertian otonomi daerah sebagaimana disebutkan diatas, kita juga dapat

menelisik pengertian otonomi daerah secara harafiah. Otonomi daerah berasal dari kata

otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan

namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga

dapat dikatakan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk

membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah

kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.

Berdasarkan pengertian otonomi daerah yang disebutkan diatas sesungguhnya

kita telah memiliki gambaran yang cukup mengenai otonomi daerah. Namun perlu

diketahui bahwa selain pengertian otonomi daerah yang disebutkan diatas, terdapat juga

beberapa pengertian otonomi daerah yang diberikan oleh beberapa ahli atau pakar.

Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para Ahli

Beberapa pengertian otonomi daerah menurut beberapa pakar, antara lain:

Pengertian Otonomi Daerah menurut F. Sugeng Istianto, adalah:

“Hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah”

Pengertian Otonomi Daerah menurut Ateng Syarifuddin, adalah:

“Otonomi mempunyai makna kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan

melainkan kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu terwujud pemberian

kesempatan yang harus dapat dipertanggungjawabkan”

Pengertian Otonomi Daerah menurut Syarif Saleh, adalah:

“Hak mengatur dan memerintah daerah sendiri dimana hak tersebut merupakan hak

yang diperoleh dari pemerintah pusat”

Page 23: TUGAS.pdf

Selain pendapat pakar diatas, ada juga beberapa pendapat lain yang memberikan

pengertian yang berbeda mengenai otonomi daerah, antara lain:

Pengertian otonomi daerah menurut Benyamin Hoesein, adalah:

“Pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu Negara secara

informal berada di luar pemerintah pusat”

Pengertian otonomi daerah menurut Philip Mahwood, adalah:

“Suatu pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sendiri dimana keberadaannya

terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh pemerintah guna mengalokasikan sumber

material yang bersifat substansial mengenai fungsi yang berbeda”

Pengertian otonomi daerah menurut Mariun, adalah:

“Kebebasan (kewenangan) yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang memungkinkan

meeka untuk membuat inisiatif sendiri dalam rangka mengelola dan mengoptimalkan

sumber daya yang dimiliki oleh daerahnya sendiri. Otonomi daerah merupakan

kebebasan untuk dapat berbuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat”

Pengertian otonomi daerah menurut Vincent Lemius, adalah:

“Kebebasan (kewenangan) untuk mengambil atau membuat suatu keputusan politik

maupun administasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Di dalam otonomi

daerah tedapat kebebasan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk menentukan apa

yang menjadi kebutuhan daerah namun apa yang menjadi kebutuhan daerah tersebut

senantiasa harus disesuaikan dengan kepentingan nasional sebagaimana yang telah

diatur dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi”

Page 24: TUGAS.pdf

BAB VIII

GLOBALISASI

Pengertian Globalisasi.

Menurut asal katanya, kata "GLOBALISASI" diambil dari kata global, yang

maknanya ialah universal. Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru

khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun

elektronik.

Ada pula yang mengatakan globalisasi yaitu sebagai berikut :

- hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi.

- suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas

wilayah.

(Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005) Globalisasi pada

hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan

untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan

bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.

Pengaruh Globalisasi

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu

negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif

dan pengaruh negatif.

Dampak positif globalisasi antara lain:

- Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan

- Mudah melakukan komunikasi

- Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)

- Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran

- Memacu untuk meningkatkan kualitas diri

- Mudah memenuhi kebutuhan

Dampak negatif globalisasi antara lain:

- Informasi yang tidak tersaring.

- Membuat tidak kreatif, karna prilaku konsumtif.

Page 25: TUGAS.pdf

- Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit.

- Banyak meniru perilaku yang buruk.

- Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau

kebudayaan suatu negara.

Jadi adanya kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi

kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu

pengaruh positif dan pengaruh negatif. Dampak-dampak pengaruh globalisasi tersebut

kita kembalikan kepada diri kita sendiri sebagai generasi muda Indonesia agar tetap

menjaga etika dan budaya, agar kita tidak terkena dampak negatif dari globalisasi.