TUGASAKHIR …repository.unugha.ac.id/442/1/ANALISIS KUALITAS PELAYANAN... · 2019. 7. 16. ·...

116
TUGAS AKHIR ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DI BANK BNI KCP MERCU BUANA MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh: Nama : Rika Febriani Nim : 41615010063 Program Studi : Teknik Industri PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTASTEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA 2019

Transcript of TUGASAKHIR …repository.unugha.ac.id/442/1/ANALISIS KUALITAS PELAYANAN... · 2019. 7. 16. ·...

  • TUGAS AKHIR

    ANALISIS KUALITAS PELAYANANDI BANK BNI KCPMERCUBUANA MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

    (SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

    Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalammencapai gelar Sarjana Strata Satu

    (S1)

    Disusun Oleh:

    Nama : Rika Febriani

    Nim : 41615010063

    Program Studi : Teknik Industri

    PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRIFAKULTASTEKNIK

    UNIVERSITASMERCU BUANA2019

  • vi

    ABSTRAK

    Setiap harinya perkembangan jumlah nasabah semakin meningkat sehingga

    kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah sangat berkaitan dalam memberikan

    pelayanan kepada nasabah dengan bank. Dalam melakukan perbaikan kualitas

    pelayanan bank yang dapat digunakan adalah metode Servqual (Service Quality) dan

    QFD (Quality Function Deployment). Tujuan dari penelitian ini adalah merancang

    usulan perbaikan pelayanan di Bank BNI KCP Mercu Buana dengan menggunakan

    Servqual dan QFD. Pada penelitian ini dilakukan survey dengan menyebarkan

    kuesioner kepada 110 responden dari nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana.

    Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan menggunakan metode House Of Quality

    (HOQ). Tingkat kepuasan nasabah di Bank BNI KCP Mercu Buana lebih rendah jika

    dibandingkan dengan tingkat harapannya yaitu dengan nilai rata-rata (mean) 4,61 dan

    tingkat kenyataannya yaitu dengan nilai rata-rata (mean) 4,05. Faktor-faktor yang

    mempengaruhi kepuasan nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana yang perlu

    ditingkatkan lagi adalah pada dimensi Tangible (Bukti Fisik) ditunjukkan pada

    terdapat fasilitas fisik yang memadai, seperti ruang tunggu antrian nasabah dengan

    nilai gap -1,15. Nilai presentase ditunjukkan pada diadakan pelatihan dan seminar

    tentang Public Speaking bagi petugas teller 18,3%, menjaga hubungan baik antara

    petugas teller dengan nasabah 13,6%, memperluas fasilitas fisik seperti ruang tunggu

    antrian 9,8%, melakukan prosedur penataan dan pembersihan yang baik dan benar

    8,1%, pembinaan moral dengan sopan santun 19,7%, pengarahan tentang pemberian

    pelayanan yang maksimal 22,1%, dan melakukan evaluasi setiap bulannya 1,6% di

    Bank BNI KCP Mercu Buana. Disarankan kepada Bank BNI KCP Mercu Buana agar

    lebih meningkatkan kinerja pelayanan pada semua pelayanan.

    Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Kepuasan Nasabah, Servqual, QFD, HOQ,

    Gap.

  • vii

    ABSTRACT

    Every day the development of the number of customers is increasing so that the

    quality of service and customer satisfaction are closely related in providing services to

    customers with banks. In improving bank service quality that can be used are the

    Servqual (Service Quality) and QFD (Quality Function Deployment) methods. The

    purpose of this study was to design a service improvement proposal at BNI Bank

    Mercu Buana KCP using Servqual and QFD. In this study a survey was conducted by

    distributing questionnaires to 110 respondents from customers of the BNI Bank Mercu

    Buana Branch Office. Based on data processing carried out using the House Of

    Quality (HOQ) method. The level of customer satisfaction at Bank BNI KCP Mercu

    Buana is lower than the expected level with a mean value of 4.61 and a level of reality

    that is with a mean value of 4.05. The factors that influence customer satisfaction of

    BNI KCP Mercu Buana which need to be improved again are in the Tangible

    dimension (Physical Evidence) indicated by adequate physical facilities, such as the

    customer queue waiting room with a gap value of -1.15. The percentage value is

    shown in training and seminars on Public Speaking for teller officers 18.3%,

    maintaining good relations between tellers and customers 13.6%, expanding physical

    facilities such as 9.8% queuing waiting rooms, conducting procedures for cleaning

    and good and true 8.1%, moral coaching with courtesy 19.7%, direction on providing

    maximum service 22.1%, and evaluating every month 1.6% at BNI Bank Mercu

    Buana KCP. It is recommended to Bank BNI KCP Mercu Buana to further improve

    service performance in all services.

    Keywords: Service Quality, Customer Satisfaction, Servqual, QFD, HOQ, Gap.

  • iv

    KATAPENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan karunia-Nya,

    sehingga tugas akhir ini dapat dibuat dan terlaksana. Tugas akhir ini merupakan salah

    satu syarat untuk kelulusan di Program Studi S1 Teknik industri, Fakultas Teknik,

    Universitas Mercu Buana.

    Selama pelaksanaan kerja lapangan dan penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis

    mendapatkan bantuan, dukungan serta do’a dari berbagai pihak yang membantu

    sepanjang melaksanakan penyusunan tugas akhir ini. Untuk itu penulis mengucapkan

    terimakasih dan penghargaan yang sebesar besarnya kepada:

    1. Allah SWT sebagai pemberi hikmat dan kehidupan serta rahmat-Nya

    sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan penyusunan

    tugas akhir ini.

    2. Ibu Dr. Zulfa Ikatrinasari, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Industri

    serta pembimbing Tugas Akhir yang tiada henti-hentinya memberikan

    masukan dan bimbingan untuk Penulis dalam menulis Tugas Akhir ini

    sampai selesai.

    3. Bapak Deden selaku Manager Supervisor Bank BNI KCP Mercu Buana

    dan pembimbing lapangan.

    4. Seluruh dosen pengajar Teknik Industri yang telah mengajarkan berbagai

    ilmu tentang Teknik Industri kepada penulis.

    5. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan dorongan dan doa’a, serta

    kepercayaan pada penulis dan telah menjadi orang tua terhebat bagi

    penulis karena bimbingan dan kasih sayang yang tak terhingga.

    6. Sahabat-sahabatku Ikrima, Sinta Dewi Siregar, Eva Pebrianty dan Nur

  • v

    Afni Indah R yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

    penyusunan tugas akhir dan selalu mengingatkan, membantu, mendukung

    dan menghibur penulis ketika penulis mengalami masalah dalam

    menyusun laporan.

    7. Saudara-saudaraku Nico Junior Cristy dan Ibnu Restu Pamungkas yang

    selalu bersedia memberikan dorongan semangat hingga saat ini.

    8. Seluruh teman-teman Teknik Industri Angkatan 2015 yang telah

    memberikan dukungan dan kebersamaannya saat kuliah yang tidak

    terlupakan.

    9. Seluruh responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi

    kuesioner yang diberikan.

    Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna dan

    masih perlu dikembangkan lebih jauh lagi karena masih banyak kekurangannya. Oleh

    karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi kesempurnaan

    Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Jakarta, 6 Februari 2019

    Rika Febriani

  • viii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………………..ii

    LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………. iii

    KATAPENGANTAR………………………………………………………………. iv

    ABSTRAK…………………………………………………………………………... vi

    ABSTRACT……………………………………………………………………...… vii

    DAFTAR ISI………………………………………………………………………..

    viii

    DAFTARTABEL……………………………………………………………………xi

    DAFTARGAMBAR………………………………………………………………. xiii

    DAFTARDIAGRAM………………………………………………………………xiv

    DAFTARLAMPIRAN……………………………………………………………... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………..…....

    1

    1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………...…… 3

    1.3 Tujuan Penelitian……………...…………………………………….....….

    4

    1.4 Batasan Masalah…………………………………………………………..

    4

    1.5 Sistematika Penulisan………………………………………………..……

    4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  • ix

    2.1 Konsep Dan Teori..………………………………………………………. 6

    2.1.1 Jasa………………………..…...…………………………………... 6

    2.1.1.1 Karakteristik Jasa………………………………………... .. 6

    2.1.1.2 Klasifikasi Jasa……….………………………………….....

    8

    2.1.2 Kualitas Pelayanan…………………..…………………………….. 9

    2.1.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan…...………………………….

    10

    2.1.3 Kepuasan Pelanggan……………………………………..…..……

    11

    2.1.3.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan

    Pelanggan……………………………………………... 13

    2.1.3.2 Manfaat Mengukur Kepuasan Pelanggan………..…..…....

    14

    2.1.4 Metode SERVQUAL……...………………………………………

    15

    2.1.5 QFD (Quality Function Deployment)……………………………..

    17

    2.1.6 House Of Quality (HOQ)………………………………………….

    19

    2.1.7 Uji Validitas……………………………………………………….22

    2.1.8 Uji Reliabilitas…………………………………………………….

    22

  • x

    2.1.9 Uji Kecukupan Data……………………………………………….

    23

    2.2 Penelitian Terdahulu……………………………………………………..

    24

    2.3 Kerangka Pemikiran…………………………………………………….. 26

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian………………………………………………………….. 27

    3.2 Data Dan Informasi………………………………………………………

    27

    3.2.1 VariabelPenelitian……….………………………………………. 27

    3.2.2 Populasi Dan Sampel……………………………………………...

    29

    3.3 Metode Pengumpulan Data………………………………………………

    30

    3.4 Metode Pengolahan Data Dan Analisis Data…………………………… 31

    3.5 Langkah-Langkah Penelitian…………………………………………….

    33

    BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    4.1 Pengumpulan Data……………………………………………………….

    34

    4.2 Pengolahan Data………………………………………………………....

    34

    4.2.1 Uji Validitas……………………………………………………….34

    4.2.2 Uji Reliabilitas…………………………………………………….

  • xi

    35

    4.2.3 Karakteristik Responden…………………………………………..

    36

    4.2.4 Perhitungan Frekuensi Jawaban Nasabah…………………………

    40

    4.2.5 Perhitungan Bobot Dan Mean Dari Setiap Nasabah………………

    41

    4.2.6 Gap Antara Persepsi Dan Ekspektasi Pelanggan………………….

    43

    4.2.7 Perancangan House Of Quality (HOQ)……………………………

    45

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Karakteristik Responden…………………………………………………

    57

    5.2 Analisis Servqual………………………………………………………...

    57

    5.3 Analisis House Of Quality………………………………………………. 60

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan………………………………………………………………

    72

    6.2 Saran…………………………………………………………………….. 73

    DAFTARPUSTAKA………………………………………………………………. 74

    LAMPIRAN…………………………………………………………………………75

  • xii

  • xi

    DAFTARTABEL

    Tabel 1.1 Data hasil nilai kuesioner kepuasan pelanggan…………………………… 2

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………………………………………………………

    24

    Tabel 3.1 VariabelOperasional……………………………………………………... 27

    Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas……………………………………………………....... 35

    Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas………………………………………………………

    36

    Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………………………………...…

    37

    Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Usia…………………………………………….. 37

    Tabel 4.5 Pekerjaan…………………………………………………………………. 38

    Tabel 4.6 Pendidikan Terakhir………………………………………………………

    39

    Tabel 4.7 Perhitungan Frekuensi Jawaban Nasabah………………………………... 41

    Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Bobot…………………………………………………. 42

    Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Mean………………………………………………….. 43

    Tabel 4.10 Gap antara Persepsi dengan Ekspektasi………………………………….

    44

    Tabel 4.14 Kebutuhan Nasabah……………………………………………………...

    46

  • xii

    Tabel 4.15 Jumlah Kebutuhan Nasabah…………………………………………….. 47

    Tabel 4.16 Distibusi Frekuensi Kebutuhan Nasabah………………………………...48

    Tabel 4.17 Penetapan Derajat Kepentingan Nasabah………………………………..

    48

    Tabel 4.17 Penetapan Derajat Kepentingan Nasabah………………………………..

    49

    Tabel 4.18 Competitive Benchmarking……………………………………………...

    50

    Tabel 4.19 Karakteristik Teknis…………………………………………………….. 51

    Tabel 4.20 Technical Targets………………………………………………………….……54

    Tabel 4.21 Kepentingan Absolut & Kepentingan Relatif………………………...… 55

    Tabel 5.1 Kepentingan Relatif……………………………………………………….

    69

  • xiii

  • xiii

    DAFTARGAMBAR

    Gambar 2.1 Manfaat Kepuasan Pelanggan…………………………………………. 14

    Gambar 2.2 Skema SERVQUAL…………………………………………………... 15

    Gambar 2.3 Phase QFD…………………………………………………………….. 19

    Gambar 2.4 Model House of Quality………………………………...……………... 20

    Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian…………………………………………...

    34

    Gambar 4.1 Matriks Hubungan……………………………………………………... 53

    Gambar 4.2 Respon Teknis…………………………………………………………..

    54

    Gambar 4.3 Matriks House of Quality (HOQ)……………………………………… 57

  • xiv

    DAFTARDIAGRAM

    Diagram 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………………………………..

    37

    Diagram 4.2 Responden Berdasarkan Usia…………………………………………..

    38

    Diagram 4.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan…………………………………….

    39

    Diagram 4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir…………………………

    40

  • xv

    DAFTARLAMPIRAN

    Lampiran 1 KUESIONER TENTANGKUALITASPELAYANAN……………….76

    Lampiran 2 TABULASI SKOR TINGKATHARAPANNASABAH……………... 78

    Lampiran 3 TABULASI SKOR TINGKATKENYATAANNASABAH…………. 83

    Lampiran 4 HASIL UJI VALIDITASTINGKATHARAPANNASABAH………. 88

    Lampiran 5 HASIL UJI RELIABILITASTINGKATHARAPANNASABAH…… 92

    Lampiran 6 HASIL UJI VALIDITASTINGKATKENYATAANNASABAH…… 93

    Lampiran 7 HASIL UJI RELIABILITASTINGKATKENYATAANNASABAH... 97

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Lembaga keuangan perbankan merupakan instrumen penting dalam

    memberikan kontribusi dan memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa

    melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Sehingga bank harus semakin

    inovatif dalam mengembangkan produk barunya agar dapat memenuhi kebutuhan,

    menciptakan kepuasan dan dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi

    nasabah. Kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah sangat berkaitan, kualitas

    pelayanan memberikan dorongan kepada nasabah untuk menjalin ikatan yang

    sangat kuat dengan bank. Salah satu tujuan pelayanan perbankan adalah

    mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi. Pihak bank berusaha

    meningkatkan jasa pelayanan guna mempertahankan dan meningkatkan

    nasabahnya sedangkan bagi nasabah, pelayanan merupakan suatu alasan yang

    paling penting. Nasabah dapat mempercayai suatu bank karena pelayanan yang

    diberikan bank.

    Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan salah satu bank BUMN terbesar di

    Indonesia, Bank BNI merupakan salah satu bank yang sering menawarkan

    berbagai pelayanan yang menarik dan inovatif yang bertujuan untuk memuaskan

    dan membantu kebutuhan para nasabah akan urusan keuangannya. Upaya-upaya

    yang telah dilakukan oleh BNI selama ini adalah dengan melakukan survey kepada

    nasabah yang memiliki tabungan untuk memberikan penilaian secara keseluruhan

    baik dari lokasi, gedung, produk perbankan, dan juga para petugas, yang kemudian

    di konfirmasi lebih lanjut melalui telepon untuk mengetahui keabsahan data yang

    masuk. Cara ini dilakukan agar pihak BNI mengetahui sejauh mana kualitas

    pelayanan yang telah diberikan selama ini.

  • 2

    Pertanyaan

    Jumlah Jawaban

    TotalSangatBaik

    BaikCukupBaik

    TidakBaik

    SangatTidakBaik

    1. Kebersihan, kerapihan, dan

    kenyamanan ruangan yang sesuai

    dengan standard.6 17 7 0 0 30

    2. Ketepatan petugas teller saat

    melayani nasabah. 3 18 8 1 0 30

    3. Petugas teller jelas dalam

    memberikan informasi kepada

    nasabah.4 17 9 0 0 30

    4. Pelayanan kepada semua

    nasabah sama tanpa memandang

    suku, agama, status sosial dan

    lain-lain.

    6 14 7 2 1 30

    5. Petugas teller sabar pada saat

    melayani nasabah. 5 14 9 2 0 30

    Jumlah 24 80 40 5 1 150

    Presentase 16% 53% 27% 3% 0,7% 100%

    Tabel 1.1 Data hasil nilai kuesioner kepuasan pelanggan

    Dari data diatas, dapat dilihat presentase jawaban dari nasabah jawaban

    tertinggi dari kualitas pelyanan adalah baik sejumlah 53% sedangkan jawaban

    terendah adalah sangat tidak baik sejumlah 0,7%. Dengan penelitian ini, dapat

    dilakukan perbaikan untuk kualitas pelayanan bank agar nasabah merasa puas

    yaitu meningkatkan kembali pelayanan yang memiliki presentase rendah seperti

    ketepatan petugas teller saat melayani nasabah, pelayanan kepada semua nasabah

    sama tanpa memandang suku, agama, status sosial dan lain-lain, dan petugas teller

    sabar pada saat melayani nasabah.

    Dalam memberikan pelayanan salah satu metode yang dapat digunakan

    untuk menilai kepuasan pelayanan jasa adalah metode Servqual (Service Quality).

    Dalam menentukan suatu kualitas pelayanan (service quality) dapat dilihat dari

    lima dimensi yang sangat mempengaruhi yaitu keandalan (Reability),

    keresponsifan (Responsiveness), keyakinan (Anssurance), empati (Emphaty), dan

  • 3

    berwujud (Tangible) (Parasuraman, et al., 1990). Cara untuk mengukurnya adalah

    dengan mengukur seberapa besar tingkat pelayanan yang direalisasikan dalam

    nilai GAP sehingga diharapkan dapat memberikan suatu rancangan strategi dalam

    meningatkan kepuasan pelayanan. Sedangkan Quality Function Deployment

    (QFD) merupakan merupakan suatu jalan bagi perusahaan untuk mengidentifikasi

    dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan terhadap produk atau jasa

    yang dihasilkannya.

    Melihat peluang ini pengukuran kepuasan pelayanan merupakan elemen

    penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih

    efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang

    disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak

    efisien. Oleh karena itu, perusahaan jasa harus memberikan kualitas pelayanan

    secara maksimal guna meningkatkan hubungan kuat dalam jangka panjang dan

    kepuasan pelayanan serta dapat menjaga loyalitas pelayanan dengan baik.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis

    penelitian dengan judul “Analisa Kualitas Pelayanan Di Bank BNI KCP Mercu

    Buana Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) Dan Quality

    Function Deployment (QFD)”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, perumusan masalah yang

    menjadi obyek penelitian dalam tugas akhir ini antara lain :

    1. Bagaimana tingat kepuasan nasabah terhadap kualitas pelayanan yang

    diberikan Bank BNI KCP Mercu Buana?

    2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan

    pelanggan ?

    3. Bagaimana usulan perbaikan pelayanan Bank BNI KCP Mercu Buana

    dengan menggunakan QFD?

  • 4

    1.3 TujuanPenelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang dilakukan

    antara lain :

    1. Mengukur tingkat kepuasan nasabah terhadap kualitas pelayanan yang

    diberikan Bank BNI KCP Mercu Buana.

    2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat

    kepuasan pelanggan.

    3. Merancang usulan perbaikan pelayanan di Bank BNI KCP Mercu

    Buana dengan menggunakan QFD.

    1.4 Batasan Masalah

    Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah:

    1. Penelitian dilakukan di Bank BNI KCP Mercu Buana bagian teller.

    2. Responden dipilih dari nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana secara

    accidental sampling.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Dalam laporan penulisan Tugas Akhir ini, untuk mendapatkan hasil yang

    teratur, terarah dan mudah dipahami, maka penulisan disusun dengan

    menggunakan sistematika sebagai berikut:

    Untuk memudahkan bagi para pembaca yang lain dalam memahami isi

    secara keseluruhan dari hasil penelitian ini, penulis membagi isi penelitian dalam

    enam bab sebagaimana tersebut di bawah ini:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang masalah, perumusan

    masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini menerangkan secara singkat tentang teori-teori kualitas jasa, kepuasan

  • 5

    pelanggan, Servqual dan QFD.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini berisi suatu alur yang sistematis terdiri atas tahap-tahap yang saling

    berkaitan satu dengan yang lainnya atau hasil dari tahap tersebut akan menjadi

    masukan bagi tahap berikutnya.

    BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    Dalam bab ini berisikan data awal yang selanjutnya diolah menjadi informasi yang

    akan dibahas pada bagian analisis.

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini berisikan mengenai analisa dari hasil pengolahan data yang telah

    dilakukan sebelumnya yang berdasarkan landasan teori yang digunakan.

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisikan kesimpulan berisikan jawaban dari perumusan masalah dan

    tujuan penelitian serta diberikan juga saran, yang berisikan tentang perbaikan

    penelitian dimasa yang akan datang.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Dan Teori

    2.1.1 Jasa

    Jasa (service) adalah setiap tindakan atau perubuatan yang dapat ditawarkan

    oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud

    fisik (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Tjiptono, 2005).

    Dari definisi tersebut, bahwa jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak

    konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu

    menyadari. Jasa juga bukan merupakan barang, akan tetapi jasa adalah suatu

    proses atau aktivitas, dan aktivitas-aktivitas tersebut tidak terwujud. Produk jasa

    memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang.

    Menurut Lovelock, Patterson dan Walker (2012) menyatakan jasa atau

    pelayanan merupakan sesuatu yang dijual oleh produsen yang nantinya dibeli

    oleh konsumen, tetapi bukan merupakan suatu barang. Dari pengertian tersebut

    dapat disimpulkan bahwa jasa adalah hasil dari perekonomian yang bentuknya

    bukan secara fisik atau tidak berwujud, digunakan langsung saat produksi dan

    nilai tambahnya tidak bisa dilihat oleh pembeli.

    2.1.1.1 Karakteristik Jasa

    Menurut Berry L.L (1991) yang diterjemahkan oleh M. Nur. Nasution

    (2005) jasa memiliki empat karakteristik utama, yaitu tidak berwujud

    (intangibility), keanekaragaman (variability), tidak terpisah (inseparability), dan

    mudah lenyap (perishability).

  • 7

    1. Tidak Berwujud (Intangibility)

    Sifat jasa tidak berwujud artinya jasa tidak dapat dilihat, diraba,

    dirasakan, dicium atau didengar sebelum dibeli. Misalnya, orang yang

    akan menjalani bedah plastik tidak dapat melihat hasilnya sebelum

    membeli dan penumpang pesawat terbang tidak mempunyai apa pun,

    kecuali tiket dan janji untuk diterbangkan dengan selamat ke tujuan

    mereka. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli mencari “tanda” dari

    mutu jasa tersebut. Mereka menyimpulkan mengenai mutu jasa dari

    “tanda”, berupa tempet, orang, harga, peralatan, dan materi komunikasi

    yang dapat mereka lihat.

    2. Keanekaragaman (Variability)

    Jasa bersifat sangat beraneka ragam karena merupakan mounstandardized

    output, artinya banyak variasi kualitas dan jenis, tergantung pada siapa,

    kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat

    peduli terhadap variability yang tinggi dan sering kali mereka meminta

    pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih penyedia jasa.

    Dalam hal ini, penyedia jasa dapat menggunakan tiga pendekatan dalam

    pengendalian kualitasnya.

    a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik.

    b. Melakukan standardisasi proses pelaksanaan jasa (service

    performance process). Hal ini dapat dilakukan dengan jalan

    menyiapkan blueprint jasa yang menggambarkan peristiwa atau event

    dan proses jasa dalam suatu diagram alur, dengan tujuan untuk

    mengetahui faktor-faktor potensial yang dapat menyebabkan

    kegagalan dalam jasa tersebut.

    c. Mementau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan,

    survei pelanggan, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat

    dideteksi dan dikoreksi.

  • 8

    3. Tidak Terpisahkan (Inseparibility)

    Umumnya, jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jasa tak

    terpisahkan berarti jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, entah

    penyedianya itu manusia atau mesin. Bila karyawan jasa menyediakan

    jasa karyawan, maka karyawan adalah bagian dari jasa. Baik penyedia

    jasa maupun pelanggan mempengaruhi hasil jasa tadi.

    4. Mudah Lenyap (Perishability)

    Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan,

    kursi pesawat kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam tertentu

    tanpa pasien di temapat praktik dokter gigi akan berlalu/hilang begitu

    saja tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Kondisi

    diatas tidak akan menjadi masalah jika permintaanya konstan. Dalam

    kasus tertentu, jasa bisa disimpan, yaitu dalam bentuk pemesanan

    (misalnya reservasi tiket pesawat dan kamar hotel), peningkatan

    permintaan akan suatu jasa pada saat permintaan sepi (misalnya asuransi,

    sebagai contoh, jasa asuransi dibeli oleh pelanggan, kemudian jasa

    tersebut ditahan oleh perusahaan asuransi sampai saat dibutuhkan oleh

    pemegang polis atau ahli waris yang bersangkutan. Dengan demikian hal

    tersebut bisa dianggap sebagai suatu bentuk penyimpanan.

    2.1.1.2 Klasifikasi Jasa

    Produk jasa tidak ada yang benar-benar mirip antara satu dengan yang lain.

    Oleh karena itu terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan produk jasa ini.

    Lovelock yang dikutip oleh Tjiptono (2014) membagi klasifikasi jasa menjadi

    tujuh kriteria, yaitu:

    1. Segmen Pasar Berdasarkan segmen pasa, jasa dibedakan menjadi jasa

    kepada konsumen akhir seperti Taksi, Asuransi jiwa, Pendidikan. dan

  • 9

    Jasa kepada konsumen organisasional seperti jasa akuntasni dan

    perpajakan, atau jasa konsultasi.

    2. Tingkat berkewujudan (Tangibility) Klasifikasi ini berhubungan dengan

    tingkat keterlibatan produk fisik dan konsumen. Klasifikasi ini

    dibedakan menjadi, Rented Goods Service, Owned Good Service, dan

    Non Goods Service.

    3. Keterampilan Penyedia Jasa Berdasarkan kriteria ini, jasa terdiri atas

    profesional service (seperti konsultan manajemen, konsultan hukum dan

    konsultan pajak) serta non profesional (seperti sopir taksi dan penjaga

    malam).

    4. Tujuan Organisasi Jasa Berdasarkan klasifikasi ini jasa dibagi menjadi

    commercial service atau profit service (seperti bank dan penerbangan),

    serta Non-Profit (seperti sekola, yayasan, panti asuhan dan museum).

    5. Regulasi Dalam klasifikasi ini, jasa dibedakan menjadi regulated service

    (Seperti pialang, angkutan umum dan perbankan) dan non-regulated

    (Seperti catering dan pengecatan rumah).

    6. Tingkat Intensitas karyawan Berdasarkan tingkatan ini, klasifikasi jasa

    dibedakan menjadi equipment-based service (seperti cuci mobil

    otomatis, ATM) dan People based service (seperti satpan, jasa akuntasni

    dan konsultan hukum).

    7. Tingkat Kontak Penyedia Jasa dan Pelanggan Pada klasifikasi ini jasa

    dibedakn menjadi high-contact service (seperti bank, dokter) dan low-

    contact service (seperti bioskop).

    2.1.2 Kualitas Pelayanan

    Kualitas pelayanan adalah suatu cara kerja perusahaan yang berusaha

    mengadakan perbaikan mutu secara terus-menerus terhadap proses, produk dan

    service yang dihasilkan perusahaan (Kotler dan Keller, 2009).

    Kualitas pelayanan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan

    konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan

  • 10

    konsumen. Kualitas pelayanan dapat diukur dengan lima dimensi sesuai dengan

    urutan derajat kepentingan relatifnya (Tjiptono, 2009), yaitu keandalan, jaminan,

    bukti fisik, empati dan daya tanggap. Pelayanan yang berkualitas berperan penting

    dalam membentuk kepuasan konsumen, selain itu juga erat kaitannya dalam

    menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Semakin berkualitas pelayanan yang

    diberikan oleh perusahaan maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan akan

    semakin tinggi.

    2.1.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan

    Parasuraman, et al. (1990), mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai

    perbandingan antara layanan yang dipersepsikan konsumen dengan kualitas

    layanan yang diharapkan konsumen. Kualitas pelayanan, sebagaimana yang

    dipersepsikan oleh konsumen, dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh

    perbedaan antara harapan atau keinginan konsumen dengan persepsi yang

    dirasakannya, atas pelayanan yang mereka terima. Apabila pelayanan yang

    diterima sesuai atau bahkan melebihi apa yang diharapkan konsumen, maka

    kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Dan apabila melebihi

    harapan konsumen, maka kualitas jasa dipersepsikan ideal. Jika jasa yang diterima

    lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa dianggap buruk.

    Pada saat konsumen memiliki harapan pada jasa, kualitas akan menjadi

    elemen penting. Harapan yang dimaksud berasal dari banyak faktor menurut

    Zeithaml, et al. (2010) yaitu :

    1. Word of mouth communication

    Yaitu apa yang didengar dari konsumen lain yang telah menikmati

    kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan, merupakan faktor

    potensial mempengaruhi harapan konsumen.

  • 11

    2. Personal needs

    Yaitu keinginan perorangan yang dapat mempengaruhi harapan

    konsumen atau dengan kata lain adalah kebutuahan yang dirasakan

    seseorang mendasar bagi kesejahteraannya juga sangat menentukan

    harapannya.

    3. Past experience

    Yaitu tingkat pengalaman masa lalu yang dialami oleh seseorang

    konsumen yang mana dapat mempengaruhi tingkat harapan konsumen

    tersebut.

    4. External Communication

    Yaitu pernyataan masa lampau yang disampaikan oleh organisasi

    penyedia jasa yang ditawarkannya kepada konsumen. Pernyataan ini

    dapat berupa iklan, personal selling, perjanjian ataupun komunikasi

    langsung dengan karyawan yang bersangkutan.

    Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan Parasuraman et al, diperlukan

    dimensi dari kualitas pelayanan untuk mengukur kesenjangan antara persepsi

    dengan harapan konsumen. Yang hal tersebut dikenal sebagai dimensi

    SERVQUAL yaitu :

    1. Reliability (keandalan), kemampuan melaksanakan layanan yang

    dijanjikan secara meyakinkan dan akurat.

    2. Responsiveness (ketanggapan), kesediaan membantu konsumen dan

    memberikan jasa dengan cepat.

    3. Assurance (jaminan), pengetahuan dan kesopanan serta kemampuan

    mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan.

    4. Empathy (empati), kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan

    khusus kepada masing-masing konsumen.

    5. Tangibles (benda berwujud), penampilan fisik, perlengkapan, karyawan

    dan bahan komunikasi.

  • 12

    2.1.3 Kepuasan Pelanggan

    Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin satis artinya cukup

    baik, memadai dan facio (melakukan atau membuat). Secara sederhana kepuasan

    diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai

    (Tjiptono, 2008). Namun, ditinjau dari perspektif perilaku konsumen, istilah

    kepuasan pelanggan lantas menjadi sesuatu yang kompleks. Bahkan, hingga saat

    ini belum dicapai kesepakatan atau konsensus mengenai konsep kepuasan

    pelanggan, yakni apakah kepuasan merupakan respon emosional ataukah evaluasi

    kognitif, ini bisa dilihat dari beragam definisi yang dikemukakan banyak pakar

    (Tjiptono, 2008). Kepuasan konsumen yang ada pada konsumen saat ini adalah

    dampak dari proses konsumsi yang dilakukan oleh konsumen.

    Pada awalnya, konsumen hanya membeli sebuah produk kemudian

    konsumen baru akan menyadari apakah produk tersebut sesuai dengan yang

    diinginkan atau tidak. Apabila konsumen menyukai produk yang sudah dibeli

    maka konsumen telah merasakan kepuasan dalam menggunalan produk tersebut,

    dan sebaliknya apabila konsumen memilih untuk tidak menggunskan kembali atau

    membeli lagi produk tersebutmaka konsumen merasakan ketidak puasan terhadap

    produk tersebut.

    Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari

    perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan

    harapan-harapannya (Kotler dan Keller, 2009). Perusahaan akan berhasil

    memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai dapat

    memberikan kepuasan bagi pelanggan. Ketika pelanggan telah merasa puas maka

    akan terjalin hubungan harmonis antara produsen dan konsumen, menciptakan

    dasar yang baik bagi pembelian ulang dan membentuk rekomendasi dari mulut ke

    mulut yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan. Kepuasan konsumen

    terhadap perusahaan jasa diartikan sebagai suatu keadaan dimana harapan

    konsumen terhadap suatu pelayanan sesuai dengan kenyataan yang diterima

    tentang pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Jika pelayanan suatu

  • 13

    perusahaan jasa tersebut jauh dibawah harapan konsumen maka konsumen akan

    kecewa. Sebaliknya, jika layanan yang diberikan memenuhi harapan konsumen,

    maka konsumen akan senang. Harapan konsumen dapat diketahui dari

    pengalaman mereka sendiri saat menggunakan pelayanan suatu perusahaan jasa,

    omongan orang lain dan informasi iklan.

    Kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi pasca- pembelian mereka, dapat

    berupa kemarahan, ketidakpuasan, kejengkelan, netralitas, kegembiraan dan

    kesenangan (Lovelock dan Wright, 2007). Kepuasan dipengaruhi oleh

    perbandingan layanan yang dipahami dengan pelayanan yang diharapkan, dan

    sebagai reaksi emosional jangka pendek pelanggan terhadap kinerja pelayanan

    tertentu.

    Indikator untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah (Yuliarmi dan

    Riyasa, 2007):

    1. Kesesuaian kualitas pelayanan dengan tingkat harapan.

    2. Tingkat kepuasan apabila dibandingkan dengan yang sejenis

    3. Tidak ada pengaduan atau komplain yang dilayangkan.

    2.1.3.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan

    Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin

    ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan

    seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan

    pelanggan serta kebutuhan mereka sehingga perusahaan dapat meningkatkan

    kepuasan pelanggan dengan cara memaksimalkan pengalaman pelanggan yang

    menyenangkan dan meminimalkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang

    kurang menyenangkan (Yuliarmi dan Riyasa, 2007).

  • 14

    2.1.3.2 Manfaat Mengukur Kepuasan Pelanggan

    Kepuasan pelanggan memberikan dua manfaat utama bagi perusahaan, yaitu

    berupa loyalitas pelanggan dan penyebaran (advertising) dari mulut ke mulut atau

    yang biasa disebut dengan istilah gethok tular positif.

    Gambar 2.1 Manfaat Kepuasan Pelanggan

    Sumber: (Tjiptono, 2014)

    Lebih rinci, manfaat-manfaat spesifik kepuasan pelanggan bagi

    perusahaan mencakup:

    a. Dampak positif pada loyalitas pelanggan

    b. Berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan (terutama

    melalui pembelian ulang, cross – selling, dan up – selling).

    c. Menekan biaya transaksi pelanggan di masa depan (terutama

    biaya-biaya komunikasi, penjualan, dan layanan pelanggan).

    d. Menekan volatilasi dan risiko berkenaan dengan prediksi aliran

    kas masa depan.

    Kepuasan Pelanggan

    Pembelian

    Ulang

    Gethok Tular

    Positif

    Loyalitas

    Pelanggan

    Penjualan

    Silang

    Pertambahan

    Jumlah

    Pelanggan Baru

  • 15

    e. Meningkatnya toleransi harga (terutama kesediaan untuk

    membayar harga premium dan pelanggan tidak mudah tergoda

    untuk beralih pemasok).

    f. Rekomendasi gethok tular positif.

    g. Pelanggan cenderung lebih reseptif terhadap product – line

    extension, brand extension, dan new add – on service yang

    ditawarkan perusahaan.

    h. Meningkatnya bargaining power relatif perusahaan terhadap

    jejaring pemasok, mitra bisnis, dan saluran distribusi.

    2.1.4 Metode SERVQUAL

    Konsep dan teori SERVQUAL mengacu pada buku “Delivering Quality

    Service” yang ditulis oleh Valarie A. Zeithaml, A. Parasuraman, dan Leonard L.

    Berry yang dicetak pada tahun 1990 dan dicetak ulang pada tahun 2010. Model

    kualitas layanan ciptaan Parasuraman dkk mengidentifikasi alasan-alasan

    terciptanya kesenjangan antara persepsi dan ekspektasi konsumen, yaitu :

    Gambar 2.2 Skema SERVQUAL

  • 16

    Sumber : Zeithaml et al (2010)

    Gap 1, adalah kesenjangan antara apa yang menjadi harapan konsumen

    dan apa yang diasumsikan manajemen perusahaan sebagai harapan

    konsumen.

    Gap 2, adalah kesenjangan yang terjadi ketika manajemen gagal

    mendesain standar layanan yang memenuhi harapan konsumen. Jadi gap 2

    adalah gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan

    spesifikasi kualitas jasa.

    Gap 3, terjadi saat sistem penyampaian layanan oleh perusahaan yang

    terdiri dari SDM, teknologi, dan proses gagal memenuhi standar yang

    telah ditentukan. Jadi gap 3 adalah gap antara spesifikasi kualitas jasa yang

    telah ditentukan dan penyampaian jasa.

    Gap 4, terjadi ketika komunikasi yang terjadi antara perusahaan dengan

    konsumen menjanjikan level pelayanan yang tidak dapat diberikan oleh

    SDM, teknologi, dan proses. Jadi gap 4 adalah gap antara penyampaian

    jasa dengan komunikasi eksternal.

    Gap 5, terjadi apabila jasa yang dirasakan pelanggan tidak sesuai dengan

    yang diharapkan oleh pelanggan. Jadi Gap 5 adalah gap antara harapan

    dan persepsi pelanggan terhadap jasa.

    Agar Gap 5 dapat ditemukan, model SERVQUAL yang terdiri dari

    5 item berperan penting. Berikut ini adalah penjelasan kelima dimensi

    SERVQUAL.

    1) Reliability (keandalan).

    Kemampuan untuk menampilkan layanan yang dijanjikan

    secara andal dan akurat.

    2) Responsiveness (daya tanggap).

    Kemauan untuk menolong konsumen dan menyediakan

    layanan yang cepat.

  • 17

    3) Assurance (jaminan).

    Pengetahuan dan kesopanan yang dimiliki karyawan dan

    kemampuan mereka untuk menyampaian rasa percaya dan

    kepercayaan diri

    4) Tangibles (bukti langsung).

    Tampilan fasilitas-fasilitas fisik, peralatan, personel, dan alat-

    alat komunikasi.

    5) Empathy (empati).

    Ketentuan yang telah ditetapkan untuk memberikan perhatian

    dan kepedulian yang terfokus secara individu kepada

    konsumen. Kepentingan-kepentingan relatif dari variabel-

    variabel yang ada juga diukur untuk memungkinkan

    perhitungan kepentingan relatif antara ekspektasi dan

    persepsi. Setelahnya, manajemen dapat berfokus kepada

    strategi dan taktik untuk menutup kesenjangan-kesenjangan

    yang paling signifikan.

    2.1.5 QFD (Quality Function Deployment)

    QFD (Quality Function Deployment) adalah metode perencanaan dan

    pembangunan produk/jasa secara terstruktur yang memungkinkan tim

    pengembang mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan konsumen dan

    mengevaluasi kemampuan produk/jasa secara sistematik untuk memenuhi

    kebutuhan dan harapan tersebut (Cohen dalam Imron, 2014). Struktur QFD

    adalah House of Quality yaitu matriks yang berbentuk rumah seperti gambar,

    yang terdiri atas enam komponen seperti bentuk rumah. Penelitian ini bertujuan

    mendapatkan gap antar tingkat kepentingan dan kepuasan, serta mengidentifikasi

  • 18

    aspek-aspek kualitas layanan yang perlu dilakukan pengembangan oleh

    perusahaan (Bounds dalam Ginting, Halim, 2013).

    Menurut Cohen dalam Dantes (2013) bahwa QFD adalah suatu metode

    yang terstruktur didalam pengembangan produk yang memungkinkan tim

    pengembangan produk untuk menetapkan dengan jelas semua keinginan dan

    kebutuhan konsumen dan kemudian mengevaluasi masing-masing kemampuan

    produk atau service yang ditawarkan secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan

    konsumen.

    QFD secara sistematis menterjemahkan “Voice of Customer” menjadi

    persyaratan teknis dan operasional, kemudian mendokumentasikan dan

    menggambarkan terjemahan tersebut dalam bentuk matrix yang disebut House of

    Quality (karena bentuk matrix seperti rumah).

    Terdapat beberapa manfaat yang didapatkan dengan menerapkan QFD,

    yaitu:

    Memusatkan perancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan

    pelanggan.

    Memastikan kebutuhan pelanggan dipahami dan mendorong proses desain.

    Mengutamakan kegiatan desain, memastikan proses desain dipusatkan

    pada kebutuhan konsumen yang paling berarti.

    Menganalisa kinerja produk perusahaan terhadap kinerja pesaing-pesaing

    perusahaan yang utama untuk memenuhi kebutuhan utama pelanggan.

    Berfokus pada upaya perancangan sehingga meminimalkan waktu

    perancangan secara keseluruhan. Pemikiran baru memperhatikan adanya

    penghematan 1/4 sampai 1/3 dibanding sebelum QFD dilakukan.

    Mengurangi pengubahan desain setelah dikeluarkan dengan memastikan

    upaya yang berfokus pada tahap perencanaan.

    Metodologi dalam QFD

    Kembangkan pengertian dan prioritas tujuan strategis dan segmen pasar

  • 19

    yang menguntungkan

    Bentuk customer requirement

    Bentuk kebutuhan teknis : menterjemahkan kebutuhan konsumen ke dalam

    kebutuhan teknis yang sesuai

    Definisikan design : spesifikasi parts dan karakteristik

    Identifikasi proses produksi

    Bentuk kebutuhan pengendalian produk

    Phase QFD

    Terdapat 4 Phase dalam QFD, yaitu Phase Product Planing (Perencanaan

    Produk), Phase Part Deployment atau Product Design (Perencanaan Desain),

    Phase Process Planning (Perencanaan Proses ) dan Phase Production Planning

    (Perencanaan Produksi) yang terlihat pada Gambar 2.2.

    Gambar 2.3 Phase QFD

    Sumber : Liu,Kliewer,Stephen,Weening dalam Dantes, 2013.

    2.1.6 House of Quality (HOQ)

    Menurut Tjiptono dalam Santoso (2006) QFD berusaha menerjemahkan

    apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan perusahaan. Hal ini

    dilaksanakan dengan melibatkan pelanggan dalam proses pengembangan produk

    atau jasa sedini mungkin. Dengan demikian QFD memungkinkan suatu

  • 20

    perusahaan untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan

    inovatif terhadap kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses hingga tercapai

    efektifitas maksimum. Struktur QFD biasa digambarkan dalam House Of Quality

    (HOQ). Berikut gambar 2.3 merupakan Model House of Quality

    Gambar 2.4 Model House of Quality

    Sumber : Cohen dalam Sihombing, 2014.

    Bagian A (Kebutuhan pelanggan) berisi daftar keinginan dan kebutuhan

    pelanggan (Voice of Customer) untuk menentukan segmen pasar apa yang akan

    dianalisis dan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan melalui riset terhadap

    pelanggan. Agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, perusahaan mengatur

    spesifikasi kinerja tertentu yang digambarkan pada bagian C.

    Bagian B (Matriks Perencanaan) berisi tentang penilaian pelanggan terhadap

    pelayanan yang diberikan, kepentingan relatif dan tingkat kepuasan pelanggan

    akan produk atau jasa pesaing. Bagian ini adalah yang dijadikan pedoman dalam

    membuat keputusan untuk perbaikan.

  • 21

    Bagian C (Karakteristik Teknis) yang berisi bahasa teknis perusahaan

    berdasarkan tinggi rendahnya kebutuhan atas produk atau jasa yang direncanakan

    untuk dikembangkan. Penggambaran teknik ini didapatkan dari kebutuhan

    pelanggan pada bagian A.

    Bagian D (Matriks hubungan) berisi tentang hubungan antara keinginan

    pelanggan dengan karakteristik teknis dan kuat rendahnya hubungan antara

    keduanya kedalam simbol sebagai berikut :

    Θ = Simbol yang melambangkan hubungan yang kuat dan bernilai 9

    Ο = Melambangkan hubungan yang biasa atau sedang dan bernilai 3

    ▲ = Melambangkan hubungan yang lemah dan bernilai 1

    Bagian E (Respon Teknis) untuk menilai hubungan antara masing – masing

    Karakteristik teknis. Simbol yang digunakan untuk menggambarkan hubungannya

    adalah :

    ++ = hubungan kuat positif

    + = hubungan positif

    ▼ = hubungan kuat negatif

    - = hubungan negatif

    Bagian F (Matriks Teknis) berisi informasi mengenai prioritas tanggapan teknis

    berdasarkan kebutuhan dan harapan pelanggan pada bagian B dan hubungannya

    dengan bagian D, kepentingan absolut, dan kepentingan relatif. kebutuhan

    pelanggan pada bagian A.

  • 22

    2.1.7 Uji Validitas

    Uji Validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya

    suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner

    mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

    Adapun rumus uji validitas adalah sebagai berikut:

    ∑ ∑ ∑

    √ ∑ ∑ ∑ ∑

    Keterangan

    = Koefisien validitas

    = Banyaknya SUbjek

    = Nilai pembanding

    = Nilai dari instrument yang akan dicari validitasnya

    2.1.8 Uji Reliabilitas

    Reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk konsistensi skor yang dicapai

    oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada

    kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen

    (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.

    Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan

    merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil sehingga bila

    digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama.

  • 23

    Adapun rumus reliabilitas dalam mencari cronbach alpha yaitu :

    (

    )(

    )

    Keterangan

    = koefisien reliabilitas

    ∑ = Jumlah varian skor tiap-tiap item

    = Varians total

    = Jumlah item

    2.1.9 Uji Kecukupan Data

    Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui jumlah kuesioner

    yang disebar dapat mewakili keseluruhan hasil penelitian. Untuk

    mendapatkan data jumlah sampel minimum maka dapat dilakukan dengan

    perhitungan menggunakan formulasi metode slovin.

    Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk

    menghitung jumlah sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi

    tidak diketahui secara pasti. Rumus ini pertama kali diperkenalkan oleh

    Slovin pada tahun 1960. Rumus slovin ini biasa digunakan dalam

    penelitian survey dimana biasanya jumlah sampel besar sekali, sehingga

    diperlukan sebuah formula untuk mendapatkan sampel yang sedikit tetapi

    dapat mewakili keseluruhan populasi. Notasi rumus Slovin yaitu :

    dimana:

  • 24

    N = Jumlah populasi

    n = Jumlah sampel

    e = batas toleransi kesalahan (error tolerance) kesalahan dalam

    pengambilan sampel sebesar 10%

    2.2 Penelitian Terdahulu

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

    No Judul Tahun Penulis Metode Hasil dan Kesimpulan

    1. Using the

    SERVQUAL

    model to evaluate

    the quality

    of services for a

    farm school store

    2015 Handrinos, M.

    C., Folinas, D.

    dan Rotsios,

    K.

    SERVQUAL Studi tentang lebih banyak toko

    makanan akan menjadi langkah

    selanjutnya untuk mengukur layanan

    yang diberikan oleh toko UKM

    berbasis lokal kepada pelanggannya

    dapat membantu usaha kecil dan

    menengah untuk memperbaiki layanan

    yang mereka berikan kepada pelanggan

    mereka dengan memusatkan perhatian

    pada dimensi-dimensi ini.

    2. Improving the

    Service Quality

    by using

    Importance

    Performance

    Analysis and

    House of Quality

    in SMK Plus

    Laboratorium

    Indonesia,

    Karawang

    2013 Herwanto, D.,

    Ikatrinasari,

    Z., Yuliani, E.

    IPA & HOQ

    Kualitas layanan yang disediakan oleh

    SMK Plus Laboratorium Indonesia

    belum memenuhi harapan orang tua

    siswa sebagai nya pelanggan, ini

    terbukti dari kesenjangan layanan

    atribut kualitas yang semuanya negatif.

    Terdapat enam tindakan prioritas yang

    diperlukan untuk meningkatkan

    kualitas layanan SMK sebagai berikut:

    1)Melakukan lokakarya atau pelatihan

    kompetensi untuk guru setidaknya

    setahun sekali

    2) Membagikan kuesioner penilaian

    kinerja guru pada akhir semester

    3) Kunjungan studi ke sekolah yang

    lebih baik setiap 6 bulan sekali

    4)Melibatkan semua guru dalam

    pengembangan kurikulum, silabus, dan

    rencana pelajaran

    5) Mendelegasikan staf administrasi di

    pelatihan administrasi setahun sekali

    6)Pelatihan pelayanan prima (excellent

    service) setahun sekali.

  • 25

    3. QFD application

    using

    SERVQUAL for

    private hospitals:

    a case study

    2013 Akdag, Tarim,

    Lonial &

    Yatkin

    servqual &

    QFD

    Pada penelitian ini menggunakan

    kuesioner servqual dan dibagikan ke

    250 responden. Dari hasil penerapan

    QFD terlihat bahwa perilaku dan sikap

    staf memiliki nilai skor tertinggi untuk

    dijadikan prioritas perbaikan. berarti

    bahwa ketika perilaku dan sikap staf

    ditingkatkan, maka perbaikan dirumah

    sakit akan hal tersebut hampir 25%.

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (lanjutan)

    No Judul Tahun Penulis Metode Hasil dan Kesimpulan

    4. An Empirical

    Study of Servqual

    as a Tool for

    Service Quality

    Measurement

    2012 Tazreen, S. SERVQUAL Jika nilai gap di beberapa aspek

    layanan berubah menjadi positif,

    menyiratkan harapan sebenarnya tidak

    hanya terpenuhi tapi terlampaui, maka

    ini memungkinkan manajer untuk

    meninjau apakah mereka mungkin

    "kelebihan pasokan" fitur khusus

    layanan ini dan apakah ada adalah

    potensi untuk penyebaran ulang

    sumber daya ke fitur yang berkinerja

    buruk.

    5. A Conceptual

    Model of Service

    Quality and Its

    Implications for

    Future Research

    2010 Zeithaml, A.

    P. V. A. dan

    Berry, L. L.

    SERVQUAL Penelitian ini menunjukkan empat

    kelemahan utama atau kesenjangan

    pada sisi penyedia layanan yang

    cenderung mempengaruhi kualitas

    layanan seperti yang dirasakan oleh

    konsumen. Wawasan utama yang

    diperoleh menunjukkan model kualitas

    layanan konseptual.

    6. Evaluasi Kualitas

    Layanan Jasa

    Sertifikasi

    Tingkat

    Komponen

    Dalam Negeri

    (TKDN) Di PT.

    SUCOFINDO

    (Persero)

    2016 Susanti, I. SERVQUAL Analisa gap menunjukkan bahwa

    dimensi kualitas jasa yang paling

    berpengaruh positif terhadap

    meningkatnya jumlah keluhan

    pelanggan yaitu terdapat pada dimensi

    kehandalan (Reliability) khususnya

    pada atribut X16 (Ketepatan waktu

    pengiriman hasil laporan TKDN), yang

    selanjutnya atribut tersebut dianalisa

    melalui 5W+1H yang bertujuan untuk

    mengurangi jumlah keluhan pelanggan

    dengan pengendalian kualitas layanan

    jasa sertifikasi TKDN.

    7. Perbaikan Sistem

    Kerja Untuk

    Meningkatkan

    Produktivitas

    Karyawan

    2016 Purnomo, I.

    M. H.

    SERVQUAL

    & QFD

    Perbaikan yang dilakukan dari hasil

    partisipatori adalah pekerja diberikan

    kacamata, memberikan kipas angin di

    area produksi, pekerja diberikan ear

    plug, acara kumpul dan makan

    bersama, jadwal istirahat pendek disela

    pekerjaan dengan memberikan teh

    manis. Disamping itu juga dilakukan

  • 26

    senam peregangan, melakukan variasi

    kerja, meletakkan peralatan kerja

    sedekat mungkin dengan pekerja serta

    memberikan kursi (dingklik) untuk

    mengurangi sikap kerja yang tidak

    ergonomis.

    2.3 Kerangka Pemikiran

    Metode Servqual

    QFD-HOQ

    Kualitas pelayanan

    menurut

    manajemen Bank

    BNI KCP Mercu

    Buana

    Karakteristik pelayanan

    yang harus ditingkatkan

    Persepsi nasabah mengenai

    kualitas pelayanan Bank

    BNI KCP Mercu Buana

    Karakteristik

    pelayanan Bank BNI

    KCP Mercu Buana

    Dimensi Kualitas Pelayanan:

    1. Reliability(Keandalan)

    2. Responsiveness (Daya Tangkap)

    3. Assurance (Jaminan)

    4. Empahty (Empati)

    5. Tangible (Bukti Fisik)

  • 27

    Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran

    Peningkatan kualitas

    yang diharapkan

  • 27

    Variabel Dimensi IndikatorSkala

    Pengukuran

    Instrumen

    Pengukuran

    Jagdev et al.,

    1997

    Tangible

    (Bukti Fisik)

    1. Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan

    ruangan yang sesuai dengan standard.

    2. Kerapihan dan kebersihan penampilan

    petugas teller.

    3. Terdapat fasilitas fisik yang memadai,

    seperti ruang tunggu antrian nasabah.

    Skala Likert Kuesioner

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian didasarkan pada data kualitatif dan kuantitatif, dimana

    data tersebut akan diperoleh dari kuesioner yang dibagikan langsung kepada

    nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana sebanyak sampel yang telah ditentukan

    terlebih dahulu.

    3.2 Data dan Informasi

    Data penelitian yang digunakan:

    1. Data Primer merupakan data yang diperoleh dari kuesioner yang

    dibagikan kepada nasabah dan wawancara yang dilakukan di Bank BNI

    KCP Mercu Buana.

    2. Data Sekunder diperoleh dari Bank BNI KCP Mercu Buana yaitu lokasi,

    jumlah nasabah dan lain-lain.

    3.2.1 VariabelPenelitian

    Tabel 3.1 Variabel Operasional

  • 28

    Variabel Dimensi IndikatorSkala

    Pengukuran

    Instrumen

    Pengukuran

    Franceschi

    ni and

    Rossetto

    (1995)

    Reliability

    (Keandalan)

    4. Ketepatan petugas teller saat melayani

    nasabah.

    5. Pelayanan petugas terhadap semua nasabah

    sama.

    6. Waktu pelayanan petugas teller saat

    melayani nasabah.

    Skala Likert Kuesioner

    Kathawala

    and

    Motwani

    (1994);

    Zairi

    (1995)

    Responsive-

    ness (Daya

    Tangkap)

    7. Petugas teller jelas dalam memberikan

    informasi kepada nasabah.

    8. Petugas teller menjalin komunikasi yang

    lancar dengan nasabah.

    9. Petugas teller memiliki pengetahuan yang

    cukup untuk menjawab pertanyaan nasabah.

    Skala Likert Kuesioner

    Vonderem

    bse and

    Raghunath

    an (1997)

    Assurance

    (Jaminan)

    10. Petugas teller sopan, ramah dan jujur

    dalam melayani nasabah.

    11. Petugas teller memiliki sifat professional

    saat melayani nasabah.

    12. Pelayanan kepada semua nasabah sama

    tanpa memandang suku, agama, status sosial

    dan lain-lain.

    Skala Likert Kuesioner

    Zairi

    (1995)

    Emphaty

    (Empati)

    13. Petugas teller sabar pada saat melayani

    nasabah.

    14. Petugas teller memberikan pelayanan

    yang baik terhadap semua nasabah.

    15. Terjalin hubungan yang baik antara

    petugas teller dengan nasabah.

    Skala Likert Kuesioner

    Tabel 3.1 Variabel Operasional (Lanjutan)

  • 29

    3.2.2 Populasi dan Sampel

    Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

    kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

    kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini populasinya

    adalah seluruh nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana.

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

    (Sugiyono, 2011). Sampel penelitian ini akan diambil dari populasi yang ada. Adapun

    penentuan sampel minimal akan digunakan menurut Rumus Slovin.

    ........................................(3.1)

    dimana:

    N = Jumlah populasi

    n = Jumlah sampel

    e = batas toleransi kesalahan (error tolerance) kesalahan dalam pengambilan

    sampel sebesar 10%

    Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi

    kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil

    toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya,

    penelitian dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%.

    Penelitian dengan batas kesalahan 10% memiliki tingkat akurasi 90%. Dengan jumlah

    populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel

    yang dibutuhkan.

    Dalam penelitian ini diketahui jumlah populasinya adalah jumlah nasabah

    yang datang mengambil nomor antrian dan melakukan transaksi di BNI KCP Mercu

    Buana pada tahun terakhir yaitu 2017 sebanyak 8600 orang, dan tingkat kesalahan

    yang dikehendaki adalah 10%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah:

  • 30

    = 98,85 dibulatkan 99 orang.……………(3.2)

    Dari hasil perhitungan maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    99 responden.

    Metode pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel secara

    Accidental Sampling atau convience yaitu pengambilan sampel dari siapapun nasabah

    di Bank BNI KCP Mercu Buana.

    3.3 Metode Pengumpulan Data

    Peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut :

    1. Wawancara (Interview)

    Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara

    langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan permasalahan

    yang diangkat dalam penelitian guna mendapatkan data dan keterangan

    yang berlandaskan kepada tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan

    melalui metode ini di antaranya adalah mengenai sejarah dan

    perkembangan di Bank BNI KCP Mercu Buana.

    2. Penyebaran Angket (kuesioner)

    Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan

    dengan masalah penelitian. Peneliti membuat daftar pertanyaan yang akan

    diberikan kepada karyawan untuk memperoleh nilai harapan atau tingkat

    kepentingan dan tingkat kinerja atau persepsi nasabah akan kualitas

    pelayanan yang diberikan.

    Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner yang ditujukan

    kepada nasabah di Bank BNI KCP Mercu Buana. Dimensi kualitas yang

    digunakan untuk menentukan variabel penelitian ini yang selanjutnya

    dijabarkan dalam butir-butir pertanyaan kuesioner sesuai dimensi.

    3. Studi Kepustakaan

  • 31

    Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari

    kantor, landasan teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

    Studi dilakukan antara lain dengan mengumpulkan data yang bersumber

    dari buku dan penelitian terdahulu informasi yang relevan dari internet

    dan informasi dari pihak Bank BNI KCP Mercu Buana.

    3.4 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

    1. Analisis Data

    Analisis data dalam penelitian ini diawali dengan uji validitas dan uji

    reliabilitas.

    2. Analisis Servqual

    Tahap selanjutnya adalah mengukur penilaian tingkat kepuasan pelanggan

    (nasabah) dengan metode servqual melalui berapa langkah yang harus

    dilakukan dalam perhitungan nilai kualitas jasa yang diberikan oleh

    penyedia jasa dan menghitung besar gap antara persepsi dengan harapan.

    Pengukuran gap dilakukan untuk mengetahui pelayanan Bank yang masih

    dirasa kurang oleh nasabah.

    Dalam penelitian ini, digunakan skala Likert dengan lima tingkat

    penilaian untuk Harapan (Ekspektasi) dan Kenyataan (Persepsi). Skala

    yang digunakan adalah 1 sampai 5 yang didefinisikan sebagai

    berikut:

    Untuk Harapan (Ekspektasi) Untuk Kenyataan (Persepsi)

    1 = Tidak Penting (TP) 1 = Tidak Baik (TB)

    2 = Kurang Penting (KP) 2 = Kurang Baik (KB)

    3 = Cukup Penting (CP) 3 = Cukup Baik (CB)

    4 = Penting (P) 4 = Baik (B)

    5 = Sangat Penting (SP) 5 = Sangat Baik (SB)

  • 32

    3. QFD (Quality Function Deployment)

    Usulan perbaikan dengan menggunakan metode QFD. Dengan

    menggunakan metode QFD didapatkan rancangan baru yang

    mempermudah pihak Bank untuk dapat menciptakan kualitas pelayanan

    yang sesuai dengan keinginan pelanggan (nasabah). Terdapat 4 fase dalam

    metode QFD, pada penelitian ini dibuat sampai tahap HOQ.

  • 33

    3.5 Langkah-Langkah Penelitian

    Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian

  • 34

    BAB IV

    PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    4.1 Pengumpulan Data

    Data dalam penelitian ini diperoleh dari nasabah yang melakukan kegiatan

    transaksi di Bank BNI KCP Mercu Buana. Pengumpulan data dilakukan dengan

    beberapa cara, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, studi pustaka serta

    penyebaran kuesioner. Adapun penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung

    dengan mendampingi responden mengisi kuesioner, hal ini dilakukan untuk

    menjelaskan hal-hal yang tidak dimengerti responden dengan tujuan agar jawaban

    responden sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh pernyataan dalam kuesioner.

    Data yang terkumpul dari hasil kuesioner untuk data harapan (ekspektasi) dan

    kenyataan (persepsi) dapat dilihat pada lampiran.

    4.2 Pengolahan Data

    4.2.1 Uji Validitas

    Uji validitas dilakukan pada 110 responden setelah dilakukan penyebaran

    kuesioner. Tingkat validitas dapat diukur dengan membandingkan nilai rhitung

    (correlation item total) dengan rtabel dengan ketentuan degree of freedom (df) = n - 2,

    dimana n adalah jumlah sampel. Kriteria untuk penilaian uji validitas adalah jika

    rhitung > rtabel , maka pernyataan tersebut dikatakan valid. Hasil uji validitas dapat

    dilihat pada tabel 4.1 dengan menggunakan program SPSS 17.

  • 35

    Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

    No rhitung harapan

    (Ekspektasi)

    rhitung kenyataan

    (Persepsi) Keterangan

    1 0,833 0,628 Valid

    2 0,865 0,595 Valid

    3 0,922 0,701 Valid

    4 0,824 0,698 Valid

    5 0,838 0,845 Valid

    6 0,782 0,659 Valid

    7 0,842 0,826 Valid

    8 0,801 0,73 Valid

    9 0,912 0,619 Valid

    10 0,812 0,823 Valid

    11 0,893 0,596 Valid

    12 0,789 0,788 Valid

    13 0,873 0,878 Valid

    14 0,873 0,842 Valid

    15 0,846 0,844 Valid

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

    Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 4.1 dengan menggunakan program

    SPSS dapat diketahui bahwa 15 butir pernyataan dikatakan valid, karena rhitung > rtabel.

    dimana pada rtabel adalah 0,1576 dengan tingkat error atau kesalahan sebesar 10%.

    4.2.2 Uji Reliabilitas

    Untuk mengukur reliabilitas data digunakan uji statistik Cronbach’s Alpha(α).

    Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.

    Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.2.

  • 36

    Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas

    No

    Cronbach Alpha

    Harapan

    (Ekspektasi)

    Cronbach Alpha

    Kenyataan

    (Persepsi)

    Keterangan

    1 0,97 0,937 Reliabel

    2 0,969 0,938 Reliabel

    3 0,968 0,938 Reliabel

    4 0,97 0,936 Reliabel

    5 0,97 0,932 Reliabel

    6 0,971 0,937 Reliabel

    7 0,969 0,932 Reliabel

    8 0,971 0,935 Reliabel

    9 0,968 0,937 Reliabel

    10 0,97 0,932 Reliabel

    11 0,968 0,938 Reliabel

    12 0,97 0,933 Reliabel

    13 0,969 0,93 Reliabel

    14 0,969 0,932 Reliabel

    15 0,971 0,931 Reliabel

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

    Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.2 dengan menggunakan

    program SPSS dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60

    sehingga jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya.

    4.2.3 Karakteristik Responden

    Identitas responden atau nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana disajikan pada

    tabel 4.3, 4.4, 4.5 dan 4.6 dan diplot ke dalam diagram 4.1, diagram 4.2, diagram 4.3

    dan diagram 4.4.

  • 37

    Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase(%)

    1 Laki-laki 47 43 %

    2 Perempuan 63 57 %

    Total 110 100 %

    Sumber: Data Primer, 2018.

    Diagram 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Sumber: Pengolahan Data,2018.

    Diagram 4.1 memperlihatkan bahwa nasabah perempuan lebih sering

    melakukan transaksi di Bank BNI KCP Mercu Buana karena persentase perempuan

    lebih banyak daripada laki-laki, yaitu 57%.

    Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Usia

    No Tingkat Usia Jumlah Responden Persentase(%)

    1 < 20 tahun 35 32%

    2 20-29 tahun 75 68%

    Total 110 100%

    Sumber: Data Primer, 2018.

    LAKI-LAKI 43% PEREMPUAN

    57% LAKI-LAKI

    PEREMPUAN

  • 38

    Diagram 4.2 Responden Berdasarkan Usia

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

    Dari diagram 4.2 dapat diketahui bahwa, responden dengan usia 20-29 tahun

    memiliki persentase paling besar yaitu 68% yang berarti bahwa nasabah yang paling

    banyak transaksi di Bank BNI KCP Mercu Buana adalah nasabah dengan rentang

    usia 20-29 tahun.

    Tabel 4.5 Pekerjaan

    Sumber: Data Primer, 2018.

    32%

    68%

  • 39

    Diagram 4.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

    Diagram 4.3 menunjukkan bahwa, jenis pekerjaan pelajar/mahasiswa memiliki

    persentase paling besar, yaitu 100%. Responden dengan pilihan pekerjaan

    pelajar/mahasiswa. Di Bank BNI KCP Mercu Buana nasabah yang paling banyak

    bertransaksi adalah pelajar/mahasiswa.

    Tabel 4.6 Pendidikan Terakhir

    No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

    1 SD 0 0

    2 SMP 0 0

    3 SMA 110 100%

    4 Akademik 0 0

    5 Perguruan Tinggi 0 0

    6 Tidak Sekolah 0 0

    Total 110 100%

    Sumber: Data Primer, 2018.

    0% 0% 0% 0%

    100%

    0% Wiraswasta

    Pedagang

    Petani/Buruh

    PNS/TNI/POLRI

    Pelajar/Mahasiswa

    Lain-Lain

  • 40

    Diagram 4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

    Diagram 4.4 memberi kesan bahwa, pendidikan terakhir responden terbanyak

    adalah pendidikan SMA, yaitu 100%.

    4.2.4 Perhitungan Frekuensi Jawaban Nasabah

    Data mentah untuk perhitungan frekuensi jawaban nasabah terdiri dari 15

    pernyataan yang dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini.

    0% 0%

    100%

    0% 0% 0% SD

    SMP

    SMA

    Akademik

    Perguruan Tinggi

    Tidak Sekolah

  • 41

    Tabel 4.7 Perhitungan Frekuensi Jawaban Nasabah

    No

    Harapan (Ekspektasi)

    Total No

    Kenyataan (Persepsi)

    Total

    SP P CP KP TP SB B CB KB TB

    1 78 32 0 0 0 110 1 58 37 15 0 0 110

    2 74 36 0 0 0 110 2 43 44 23 0 0 110

    3 66 44 0 0 0 110 3 13 54 13 30 0 110

    4 68 42 0 0 0 110 4 23 72 11 4 0 110

    5 73 37 0 0 0 110 5 26 73 9 2 0 110

    6 69 41 0 0 0 110 6 22 59 26 2 1 110

    7 69 41 0 0 0 110 7 28 67 9 4 2 110

    8 65 41 4 0 0 110 8 23 65 14 7 1 110

    9 61 49 0 0 0 110 9 25 73 12 0 0 110

    10 70 40 0 0 0 110 10 24 67 12 5 2 110

    11 55 46 0 9 0 110 11 39 56 14 0 1 110

    12 84 26 0 0 0 110 12 48 47 9 4 2 110

    13 70 40 0 0 0 110 13 48 49 6 5 2 110

    14 70 40 0 0 0 110 14 29 69 11 0 1 110

    15 62 44 4 0 0 110 15 14 67 20 7 2 110

    Sumber: Data Primer, 2018.

    4.2.5 Perhitungan Bobot dan Mean dari setiap variabel

    Perhitungan Bobot

    Perhitungan bobot merupakan hasil perkalian antara frekuensi dan bobot

    jawaban. Nilai bobot pernyataan dapat diperoleh menurut tingkat

    harapan(ekspektasi) dan kenyataan (persepsi).

    Contoh perhitungannya untuk pernyataan 1:

    Harapan = (78 x 5)+(32 x 4)+(0 x 3)+(0 x 2)+(0 x 1) = 518

    Kenyataan = (58 x 5)+(37 x 4)+(15 x 3)+(0 x 2)+(0 x 1) = 483

    Hasil perhitungan bobot setiap variabel pernyataan dapat dirangkum pada

    tabel 4.8.

  • 42

    Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Bobot

    No Bobot

    Harapan/Ekspektasi (Y) Kenyataan/Persepsi (X)

    1 518 483

    2 514 460

    3 506 380

    4 508 444

    5 513 453

    6 509 429

    7 509 445

    8 501 432

    9 501 453

    10 510 436

    11 477 462

    12 524 465

    13 510 466

    14 510 455

    15 498 414

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

    Perhitungan Mean

    Perhitungan mean dilakukan dengan cara membagi nilai bobot setiap

    variabel pernyataan dengan jumlah nasabah dalam penelitian. Jumlah nasabah

    dalam penelitian ini adalah 110 orang.

    Contoh perhitungan untuk pernyataan 1:

    Harapan = 518/110 = 4,71

    Kenyataan = 483/110 = 3,93

    Hasil perhitungan mean setiap variabel pernyataan dirangkum pada tabel

    4.9.

  • 43

    Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Mean

    No

    Mean

    Harapan/Ekspektasi (Y) Kenyataan/Persepsi (X)

    1 4,71 4,39

    2 4,67 4,18

    3 4,60 3,45

    4 4,62 4,04

    5 4,66 4,12

    6 4,63 3,90

    7 4,63 4,05

    8 4,55 3,93

    9 4,55 4,12

    10 4,64 3,96

    11 4,34 4,20

    12 4,76 4,23

    13 4,64 4,24

    14 4,64 4,14

    15 4,53 3,76

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

    4.2.6 Gap antara Persepsi dan Ekspektasi Pelanggan

    Setelah kuesioner disebar maka diperoleh hasil nilai persepsi dan ekspektasi

    pada setiap pernyataan yang telah direkap berdasarkan kuesioner yang disebarkan

    oleh nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana. Hasil persepsi dan ekspektasi pada setiap

    pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.

  • 44

    Tabel 4.10 Gap antara Persepsi dengan Ekspektasi

    Dimensi Pernyataan Persepsi

    (Kenyataan)

    Ekspektasi

    (Harapan) Gap

    Tangible (Bukti

    Fisik)

    1. Kebersihan, kerapihan, dan

    kenyamanan ruangan yang sesuai

    dengan standard.

    4,71 4,39 -0,32

    2. Kerapihan dan kebersihan

    penampilan petugas teller. 4,67 4,18 -0,49

    3. Terdapat fasilitas fisik yang

    memadai, seperti ruang tunggu antrian

    nasabah.

    4,60 3,45 -1,15

    Reliability

    (Keandalan)

    4. Ketepatan petugas teller saat

    melayani nasabah. 4,62 4,04 -0,58

    5. Pelayanan petugas terhadap semua

    nasabah sama. 4,66 4,12 -0,55

    6. Waktu pelayanan petugas teller saat

    melayani nasabah. 4,63 3,90 -0,73

    7. Petugas teller jelas dalam

    memberikan informasi kepada

    nasabah.

    4,63 4,05 -0,58

    Responsiveness

    (Daya Tangkap)

    8. Petugas teller menjalin komunikasi

    yang lancar dengan nasabah. 4,55 3,93 -0,63

    9. Petugas teller memiliki

    pengetahuan yang cukup untuk

    menjawab pertanyaan nasabah.

    4,55 4,12 -0,44

    Assurance

    (Jaminan)

    10. Petugas teller sopan, ramah dan

    jujur dalam melayani nasabah. 4,64 3,96 -0,67

    11. Petugas teller memiliki sifat

    professional saat melayani nasabah. 4,34 4,20 -0,14

    12. Pelayanan kepada semua nasabah

    sama tanpa memandang suku, agama,

    status sosial dan lain-lain.

    4,76 4,23 -0,54

  • 45

    Tabel 4.13 Gap antara Persepsi dengan Ekspektasi (lanjutan)

    Dimensi Pernyataan Persepsi

    (Kenyataan)

    Ekspektasi

    (Harapan) Gap

    Emphaty

    (Empati)

    13. Petugas teller sabar pada saat

    melayani nasabah. 4,64 4,24 -0,40

    14. Petugas teller memberikan

    pelayanan yang baik terhadap semua

    nasabah.

    4,64 4,14 -0,50

    15. Terjalin hubungan yang baik

    antara petugas teller dengan nasabah. 4,53 3,76 -0,76

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

    Dari hasil perhitungan gap pada tabel di atas dapat diketahui bahwa, seluruh

    pernyataan memiliki nilai gap negatif. Ini berarti bahwa, pelayanan yang diberikan

    kepada nasabah lebih rendah dibandingkan harapan nasabah, gap terbesar dimiliki

    oleh dimensi tangible dengan nilai -1,15 dan gap terkecil dimiliki oleh dimensi

    assurance dengan nilai -0,14.

    Gap terbesar ditunjukkan pada fasilitas fisik yang memadai, seperti ruang

    tunggu antrian nasabah dengan nilai -1,15, sedangkan gap terkecil diperlihatkan

    atribut petugas teller memiliki sifat professional saat melayani nasabah dengan nilai -

    0,14.

    4.2.7 Perancangan House Of Quality (HOQ)

    House of Quality merupakan matriks pertama dari Quality Function

    Deployment (QFD), yaitu suatu pendekatan visual yang sistematis dengan berbasis

    perancangan produk dan jasa.

    Dalam perancangan HOQ digunakan data kuesioner mengenai harapan

    (ekspektasi) nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana. Adapun langkah-langkah yang

    dilakukan untuk perancangan House Of Quality (HOQ) sebagai berikut :

  • 46

    1. Kebutuhan Nasabah

    Tahap awal dalam pengisian house of quality adalah menjaring karakteristik

    kebutuhan dan keinginan konsumen yang dapat disebut sebagai voice of customer

    (VOC) yang dapat disusun sesuai dengan dimensi kualitas jasa. Daftar kebutuhan

    nasabah dapat dilihat pada tabel 4.14.

    Tabel 4.14 Kebutuhan Nasabah

    Dimensi Kebutuhan Nasabah

    Tangible (Bukti Fisik) Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan yang sesuai dengan

    standard.

    Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas teller.

    Terdapat fasilitas fisik yang memadai, seperti ruang tunggu antrian

    nasabah.

    Ketepatan petugas teller saat melayani nasabah.

    Pelayanan petugas terhadap semua nasabah sama.

    Reliability (Keandalan) Waktu pelayanan petugas teller saat melayani nasabah.

    Petugas teller jelas dalam memberikan informasi kepada nasabah.

    Petugas teller menjalin komunikasi yang lancar dengan nasabah.

    Responsiveness (Daya Tangkap)

    Petugas teller memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjawab

    pertanyaan nasabah.

    Petugas teller sopan, ramah dan jujur dalam melayani nasabah.

    Assurance (Jaminan)

    Petugas teller memiliki sifat professional saat melayani nasabah.

    Pelayanan kepada semua nasabah sama tanpa memandang suku, agama,

    status sosial dan lain-lain.

    Emphaty (Empati) Dimensi

    Petugas teller sabar pada saat melayani nasabah.

    Petugas teller memberikan pelayanan yang baik terhadap semua

    nasabah.

    Terjalin hubungan yang baik antara petugas teller dengan nasabah.

    Kebutuhan Nasabah

  • 47

    Sumber : Data Primer, 2018.

    2. Matriks Perencanaan

    Setelah menentukan voice of customer langkah selanjutnya adalah

    mengurutkan kebutuhan nasabah seperti yang diperlihatkan pada tabel 4.15

    berdasarkan derajat kepentingan. Derajat kepentingan diperoleh dari perhitungan

    distribusi dengan menggunakan skala 1 sampai 5, dengan langkah-langkah

    perhitungan sebagai berikut:

    Masukkan jumlah setiap variabel kebutuhan nasabah, jumlahnya didapat

    berdasarkan hasil perhitungan bobot harapan (ekspektasi) pada tabel 4.8.

    Tabel 4.15 Jumlah Kebutuhan Nasabah

    Kebutuhan Nasabah Jumlah

    Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan yang sesuai dengan

    standard. 518

    Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas teller. 514

    Terdapat fasilitas fisik yang memadai, seperti ruang tunggu antrian nasabah. 506

    Ketepatan petugas teller saat melayani nasabah. 508

    Pelayanan petugas terhadap semua nasabah sama. 513

    Waktu pelayanan petugas teller saat melayani nasabah. 509

    Petugas teller jelas dalam memberikan informasi kepada nasabah. 509

    Petugas teller menjalin komunikasi yang lancar dengan nasabah. 501

    Petugas teller memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjawab

    pertanyaan nasabah. 501

    Petugas teller sopan, ramah dan jujur dalam melayani nasabah. 510

    Petugas teller memiliki sifat professional saat melayani nasabah. 477

    Pelayanan kepada semua nasabah sama tanpa memandang suku, agama,

    status sosial dan lain-lain. 524

    Petugas teller sabar pada saat melayani nasabah. 510

    Petugas teller memberikan pelayanan yang baik terhadap semua nasabah. 510

  • 48

    Terjalin hubungan yang baik antara petugas teller dengan nasabah. 498

    Sumber: Data Primer, 2018.

    Melakukan perhitungan interval kelas, menggunakan rumus: (jumlah

    variabel tertinggi – jumlah variabel terendah) / 5. Adapun perhitungan

    interval kelas dilakukan sebagai berikut:

    (524-477) / 5 = 9,4 dibulatkan menjadi 9.

    Setelah mendapatkan interval kelas, maka dibuat frekuensi setiap jumlah

    variabel pelanggan menurut interval yang ada, kemudian setiap kelas

    interval diberi derajat kepentingan dengan skala 1 sampai 5. Distribusi

    frekuensi kebutuhan nasabah dapat dilihat pada tabel 4.16.

    Tabel 4.16 Distibusi Frekuensi Kebutuhan Nasabah

    Interval Derajat Kepentingan

    477 – 486 1

    487 – 496 2

    497 – 506 3

    507 – 516 4

    517 – 526 5

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

    Selanjutnya setiap variabel kebutuhan pelanggan ditetapkan atau diberi

    derajat kepentingan sesuai kelas intervalnya. Penetapan derajat

    kepentingan nasabah dirangkum pada tabel 4.17.

    Tabel 4.17 Penetapan Derajat Kepentingan Nasabah

    Variabel Jumlah Derajat Kepentingan

    Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan

    yang sesuai dengan standard. 518 5

    Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas teller. 514 4

    Terdapat fasilitas fisik yang memadai, seperti ruang 506 3

  • 49

    tunggu antrian nasabah.

    Ketepatan petugas teller saat melayani nasabah. 508 4

    Tabel 4.17 Penetapan Derajat Kepentingan Nasabah

    Variabel Jumlah Derajat Kepentingan

    Pelayanan petugas terhadap semua nasabah sama. 513 4

    Waktu pelayanan petugas teller saat melayani

    nasabah. 509 4

    Petugas teller jelas dalam memberikan informasi

    kepada nasabah. 509 4

    Petugas teller menjalin komunikasi yang lancar

    dengan nasabah. 501 3

    Petugas teller memiliki pengetahuan yang cukup

    untuk menjawab pertanyaan nasabah. 501 3

    Petugas teller sopan, ramah dan jujur dalam

    melayani nasabah. 510 4

    Petugas teller memiliki sifat professional saat

    melayani nasabah. 477 1

    Pelayanan kepada semua nasabah sama tanpa

    memandang suku, agama, status sosial dan lain-lain. 524 5

    Petugas teller sabar pada saat melayani nasabah. 510 4

    Petugas teller memberikan pelayanan yang baik

    terhadap semua nasabah. 510 4

    Terjalin hubungan yang baik antara petugas teller

    dengan nasabah. 498 3

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

    Setelah menentukan derajat kepentingan langkah selanjutnya melakukan penilaian

    terhadap jasa pesaing yang terdapat pada tabel 4.18. Pada tabel tersebut ditunjukkan

    tingkat kenyataan (persepsi) yang terjadi di Bank BNI KCP Mercu Buana dan Bank

    Mandiri Joglo. Adapun skala yang digunakan adalah skala likert yang terdiri dari lima

  • 50

    jenjang, yaitu 1 (Tidak Baik), 2 (Kurang Baik), 3 (Cukup Baik), 4 (Baik) dan 5

    (Sangat Baik) berdasarkan hasil diskusi dengan Manager HRD Bank.

    Tabel 4.18 Competitive Benchmarking

    No Pernyataan Our

    Company Competitor 1

    1 Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan

    ruangan yang sesuai dengan standard. 5 4

    2 Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas

    teller. 5 4

    3 Terdapat fasilitas fisik yang memadai, seperti

    ruang tunggu antrian nasabah. 5 4

    4 Ketepatan petugas teller saat melayani

    nasabah. 5 4

    5 Pelayanan petugas terhadap semua nasabah

    sama. 5 4

    6 Waktu pelayanan petugas teller saat melayani

    nasabah. 5 4

    7 Petugas teller jelas dalam memberikan

    informasi kepada nasabah. 5 4

    8 Petugas teller menjalin komunikasi yang

    lancar dengan nasabah. 5 5

    9 Petugas teller memiliki pengetahuan yang

    cukup untuk menjawab pertanyaan nasabah. 5 4

    10 Petugas teller sopan, ramah dan jujur dalam

    melayani nasabah. 5 4

    11 Petugas teller memiliki sifat professional saat

    melayani nasabah. 5 4

    12

    Pelayanan kepada semua nasabah sama tanpa

    memandang suku, agama, status sosial dan

    lain-lain.

    5 4

    13 Petugas teller sabar pada saat melayani

    nasabah. 5 4

    14 Petugas teller memberikan pelayanan yang

    baik terhadap semua nasabah. 5 3

  • 51

    15 Terjalin hubungan yang baik antara petugas

    teller dengan nasabah. 5 4

    Sumber: Data Primer, 2018.

    3. Karakteristik Teknis

    Karakteristik teknis (technical responses) merupakan tindakan yang

    dilakukan untuk memenuhi karakteristik kebutuhan pelanggan, Tabel 4.19

    memperlihatkan respon dari karakteristik teknis.

    Tabel 4.19 Karakteristik Teknis

    Karakteristik Teknis

    Pelatihan dan seminar tentang Public Speaking

    Menjaga hubungan baik dengan nasabah

    Memperluas fasilitas fisik

    Melakukan prosedur penataan dan pembersihan yang baik dan benar

    Memaksimalkan tenaga petugas teller

    Pembinaan moral dengan sopan santun

    Pengarahan tentang pemberian pelayanan yang maksimal

    Melakukan evaluasi setiap bulannya

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

    4. Matriks Hubungan

    Langkah selanjutnya adalah menentukan hubungan kebutuhan pelanggan

    dengan karakteristik teknis yang dapat dilihat pada gambar 4.1. Hubungan antara

    keduanya dapat dimasukkan kedalam simbol sebagai berikut:

    Θ = Simbol yang melambangkan hubungan yang kuat dan bernilai 9

    Ο = Melambangkan hubungan yang biasa atau sedang dan bernilai 3

    ▲ = Melambangkan hubungan yang lemah dan bernilai 1

  • 52

  • 53

    Gambar 4.1 Matriks Hubungan

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

    5. Respon Teknis

    Selanjutnya menilai hubungan antara masing - masing respon teknik. Simbol

    yang digunakan untuk menggambarkan hubungannya adalah :

    ++ = hubungan kuat positif

    + = hubungan positif

    ▼ = hubungan kuat negatif

    - = hubungan negatif

    Gambar 4.2 Respon Teknis

    Sumber: Pengolahan Data, 2018.

  • 54

    6. Matriks Teknis

    Langkah ini berisikan nilai dari karakteristik teknik atau technical targets,

    kepentingan absolut dan kepentingan relatif. Tiap karakteristik teknik mempunyai

    target untuk masing-masing nilai agar dapat dilanjutkan ke House of Quality fase 2.

    Berikut ini target atau nilai dari karakteristik teknik dapat dilihat pada tabel 4.20.

    Tabel 4.20 Technical Targets Technical Responses Technical Targets

    Pelatihan dan seminar tentang Public Speaking bagi petugas teller.

    Terciptanya profesionalisme petugas teller

    Menjaga hubungan baik antara petugas teller dengan nasabah

    Nasabah merasa aman

    Memperluas fasilitas fi