TUGASAKHIR …repository.unugha.ac.id/442/1/ANALISIS KUALITAS PELAYANAN... · 2019. 7. 16. ·...
Transcript of TUGASAKHIR …repository.unugha.ac.id/442/1/ANALISIS KUALITAS PELAYANAN... · 2019. 7. 16. ·...
-
TUGAS AKHIR
ANALISIS KUALITAS PELAYANANDI BANK BNI KCPMERCUBUANA MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY
(SERVQUAL) DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalammencapai gelar Sarjana Strata Satu
(S1)
Disusun Oleh:
Nama : Rika Febriani
Nim : 41615010063
Program Studi : Teknik Industri
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRIFAKULTASTEKNIK
UNIVERSITASMERCU BUANA2019
-
vi
ABSTRAK
Setiap harinya perkembangan jumlah nasabah semakin meningkat sehingga
kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah sangat berkaitan dalam memberikan
pelayanan kepada nasabah dengan bank. Dalam melakukan perbaikan kualitas
pelayanan bank yang dapat digunakan adalah metode Servqual (Service Quality) dan
QFD (Quality Function Deployment). Tujuan dari penelitian ini adalah merancang
usulan perbaikan pelayanan di Bank BNI KCP Mercu Buana dengan menggunakan
Servqual dan QFD. Pada penelitian ini dilakukan survey dengan menyebarkan
kuesioner kepada 110 responden dari nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan menggunakan metode House Of Quality
(HOQ). Tingkat kepuasan nasabah di Bank BNI KCP Mercu Buana lebih rendah jika
dibandingkan dengan tingkat harapannya yaitu dengan nilai rata-rata (mean) 4,61 dan
tingkat kenyataannya yaitu dengan nilai rata-rata (mean) 4,05. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana yang perlu
ditingkatkan lagi adalah pada dimensi Tangible (Bukti Fisik) ditunjukkan pada
terdapat fasilitas fisik yang memadai, seperti ruang tunggu antrian nasabah dengan
nilai gap -1,15. Nilai presentase ditunjukkan pada diadakan pelatihan dan seminar
tentang Public Speaking bagi petugas teller 18,3%, menjaga hubungan baik antara
petugas teller dengan nasabah 13,6%, memperluas fasilitas fisik seperti ruang tunggu
antrian 9,8%, melakukan prosedur penataan dan pembersihan yang baik dan benar
8,1%, pembinaan moral dengan sopan santun 19,7%, pengarahan tentang pemberian
pelayanan yang maksimal 22,1%, dan melakukan evaluasi setiap bulannya 1,6% di
Bank BNI KCP Mercu Buana. Disarankan kepada Bank BNI KCP Mercu Buana agar
lebih meningkatkan kinerja pelayanan pada semua pelayanan.
Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Kepuasan Nasabah, Servqual, QFD, HOQ,
Gap.
-
vii
ABSTRACT
Every day the development of the number of customers is increasing so that the
quality of service and customer satisfaction are closely related in providing services to
customers with banks. In improving bank service quality that can be used are the
Servqual (Service Quality) and QFD (Quality Function Deployment) methods. The
purpose of this study was to design a service improvement proposal at BNI Bank
Mercu Buana KCP using Servqual and QFD. In this study a survey was conducted by
distributing questionnaires to 110 respondents from customers of the BNI Bank Mercu
Buana Branch Office. Based on data processing carried out using the House Of
Quality (HOQ) method. The level of customer satisfaction at Bank BNI KCP Mercu
Buana is lower than the expected level with a mean value of 4.61 and a level of reality
that is with a mean value of 4.05. The factors that influence customer satisfaction of
BNI KCP Mercu Buana which need to be improved again are in the Tangible
dimension (Physical Evidence) indicated by adequate physical facilities, such as the
customer queue waiting room with a gap value of -1.15. The percentage value is
shown in training and seminars on Public Speaking for teller officers 18.3%,
maintaining good relations between tellers and customers 13.6%, expanding physical
facilities such as 9.8% queuing waiting rooms, conducting procedures for cleaning
and good and true 8.1%, moral coaching with courtesy 19.7%, direction on providing
maximum service 22.1%, and evaluating every month 1.6% at BNI Bank Mercu
Buana KCP. It is recommended to Bank BNI KCP Mercu Buana to further improve
service performance in all services.
Keywords: Service Quality, Customer Satisfaction, Servqual, QFD, HOQ, Gap.
-
iv
KATAPENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
sehingga tugas akhir ini dapat dibuat dan terlaksana. Tugas akhir ini merupakan salah
satu syarat untuk kelulusan di Program Studi S1 Teknik industri, Fakultas Teknik,
Universitas Mercu Buana.
Selama pelaksanaan kerja lapangan dan penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis
mendapatkan bantuan, dukungan serta do’a dari berbagai pihak yang membantu
sepanjang melaksanakan penyusunan tugas akhir ini. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih dan penghargaan yang sebesar besarnya kepada:
1. Allah SWT sebagai pemberi hikmat dan kehidupan serta rahmat-Nya
sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan penyusunan
tugas akhir ini.
2. Ibu Dr. Zulfa Ikatrinasari, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
serta pembimbing Tugas Akhir yang tiada henti-hentinya memberikan
masukan dan bimbingan untuk Penulis dalam menulis Tugas Akhir ini
sampai selesai.
3. Bapak Deden selaku Manager Supervisor Bank BNI KCP Mercu Buana
dan pembimbing lapangan.
4. Seluruh dosen pengajar Teknik Industri yang telah mengajarkan berbagai
ilmu tentang Teknik Industri kepada penulis.
5. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan dorongan dan doa’a, serta
kepercayaan pada penulis dan telah menjadi orang tua terhebat bagi
penulis karena bimbingan dan kasih sayang yang tak terhingga.
6. Sahabat-sahabatku Ikrima, Sinta Dewi Siregar, Eva Pebrianty dan Nur
-
v
Afni Indah R yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
penyusunan tugas akhir dan selalu mengingatkan, membantu, mendukung
dan menghibur penulis ketika penulis mengalami masalah dalam
menyusun laporan.
7. Saudara-saudaraku Nico Junior Cristy dan Ibnu Restu Pamungkas yang
selalu bersedia memberikan dorongan semangat hingga saat ini.
8. Seluruh teman-teman Teknik Industri Angkatan 2015 yang telah
memberikan dukungan dan kebersamaannya saat kuliah yang tidak
terlupakan.
9. Seluruh responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih perlu dikembangkan lebih jauh lagi karena masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi kesempurnaan
Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 6 Februari 2019
Rika Febriani
-
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………………..ii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………. iii
KATAPENGANTAR………………………………………………………………. iv
ABSTRAK…………………………………………………………………………... vi
ABSTRACT……………………………………………………………………...… vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
viii
DAFTARTABEL……………………………………………………………………xi
DAFTARGAMBAR………………………………………………………………. xiii
DAFTARDIAGRAM………………………………………………………………xiv
DAFTARLAMPIRAN……………………………………………………………... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………..…....
1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………...…… 3
1.3 Tujuan Penelitian……………...…………………………………….....….
4
1.4 Batasan Masalah…………………………………………………………..
4
1.5 Sistematika Penulisan………………………………………………..……
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
-
ix
2.1 Konsep Dan Teori..………………………………………………………. 6
2.1.1 Jasa………………………..…...…………………………………... 6
2.1.1.1 Karakteristik Jasa………………………………………... .. 6
2.1.1.2 Klasifikasi Jasa……….………………………………….....
8
2.1.2 Kualitas Pelayanan…………………..…………………………….. 9
2.1.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan…...………………………….
10
2.1.3 Kepuasan Pelanggan……………………………………..…..……
11
2.1.3.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan……………………………………………... 13
2.1.3.2 Manfaat Mengukur Kepuasan Pelanggan………..…..…....
14
2.1.4 Metode SERVQUAL……...………………………………………
15
2.1.5 QFD (Quality Function Deployment)……………………………..
17
2.1.6 House Of Quality (HOQ)………………………………………….
19
2.1.7 Uji Validitas……………………………………………………….22
2.1.8 Uji Reliabilitas…………………………………………………….
22
-
x
2.1.9 Uji Kecukupan Data……………………………………………….
23
2.2 Penelitian Terdahulu……………………………………………………..
24
2.3 Kerangka Pemikiran…………………………………………………….. 26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian………………………………………………………….. 27
3.2 Data Dan Informasi………………………………………………………
27
3.2.1 VariabelPenelitian……….………………………………………. 27
3.2.2 Populasi Dan Sampel……………………………………………...
29
3.3 Metode Pengumpulan Data………………………………………………
30
3.4 Metode Pengolahan Data Dan Analisis Data…………………………… 31
3.5 Langkah-Langkah Penelitian…………………………………………….
33
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data……………………………………………………….
34
4.2 Pengolahan Data………………………………………………………....
34
4.2.1 Uji Validitas……………………………………………………….34
4.2.2 Uji Reliabilitas…………………………………………………….
-
xi
35
4.2.3 Karakteristik Responden…………………………………………..
36
4.2.4 Perhitungan Frekuensi Jawaban Nasabah…………………………
40
4.2.5 Perhitungan Bobot Dan Mean Dari Setiap Nasabah………………
41
4.2.6 Gap Antara Persepsi Dan Ekspektasi Pelanggan………………….
43
4.2.7 Perancangan House Of Quality (HOQ)……………………………
45
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden…………………………………………………
57
5.2 Analisis Servqual………………………………………………………...
57
5.3 Analisis House Of Quality………………………………………………. 60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan………………………………………………………………
72
6.2 Saran…………………………………………………………………….. 73
DAFTARPUSTAKA………………………………………………………………. 74
LAMPIRAN…………………………………………………………………………75
-
xii
-
xi
DAFTARTABEL
Tabel 1.1 Data hasil nilai kuesioner kepuasan pelanggan…………………………… 2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………………………………………………………
24
Tabel 3.1 VariabelOperasional……………………………………………………... 27
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas……………………………………………………....... 35
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas………………………………………………………
36
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………………………………...…
37
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Usia…………………………………………….. 37
Tabel 4.5 Pekerjaan…………………………………………………………………. 38
Tabel 4.6 Pendidikan Terakhir………………………………………………………
39
Tabel 4.7 Perhitungan Frekuensi Jawaban Nasabah………………………………... 41
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Bobot…………………………………………………. 42
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Mean………………………………………………….. 43
Tabel 4.10 Gap antara Persepsi dengan Ekspektasi………………………………….
44
Tabel 4.14 Kebutuhan Nasabah……………………………………………………...
46
-
xii
Tabel 4.15 Jumlah Kebutuhan Nasabah…………………………………………….. 47
Tabel 4.16 Distibusi Frekuensi Kebutuhan Nasabah………………………………...48
Tabel 4.17 Penetapan Derajat Kepentingan Nasabah………………………………..
48
Tabel 4.17 Penetapan Derajat Kepentingan Nasabah………………………………..
49
Tabel 4.18 Competitive Benchmarking……………………………………………...
50
Tabel 4.19 Karakteristik Teknis…………………………………………………….. 51
Tabel 4.20 Technical Targets………………………………………………………….……54
Tabel 4.21 Kepentingan Absolut & Kepentingan Relatif………………………...… 55
Tabel 5.1 Kepentingan Relatif……………………………………………………….
69
-
xiii
-
xiii
DAFTARGAMBAR
Gambar 2.1 Manfaat Kepuasan Pelanggan…………………………………………. 14
Gambar 2.2 Skema SERVQUAL…………………………………………………... 15
Gambar 2.3 Phase QFD…………………………………………………………….. 19
Gambar 2.4 Model House of Quality………………………………...……………... 20
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian…………………………………………...
34
Gambar 4.1 Matriks Hubungan……………………………………………………... 53
Gambar 4.2 Respon Teknis…………………………………………………………..
54
Gambar 4.3 Matriks House of Quality (HOQ)……………………………………… 57
-
xiv
DAFTARDIAGRAM
Diagram 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………………………………..
37
Diagram 4.2 Responden Berdasarkan Usia…………………………………………..
38
Diagram 4.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan…………………………………….
39
Diagram 4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir…………………………
40
-
xv
DAFTARLAMPIRAN
Lampiran 1 KUESIONER TENTANGKUALITASPELAYANAN……………….76
Lampiran 2 TABULASI SKOR TINGKATHARAPANNASABAH……………... 78
Lampiran 3 TABULASI SKOR TINGKATKENYATAANNASABAH…………. 83
Lampiran 4 HASIL UJI VALIDITASTINGKATHARAPANNASABAH………. 88
Lampiran 5 HASIL UJI RELIABILITASTINGKATHARAPANNASABAH…… 92
Lampiran 6 HASIL UJI VALIDITASTINGKATKENYATAANNASABAH…… 93
Lampiran 7 HASIL UJI RELIABILITASTINGKATKENYATAANNASABAH... 97
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga keuangan perbankan merupakan instrumen penting dalam
memberikan kontribusi dan memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa
melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Sehingga bank harus semakin
inovatif dalam mengembangkan produk barunya agar dapat memenuhi kebutuhan,
menciptakan kepuasan dan dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi
nasabah. Kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah sangat berkaitan, kualitas
pelayanan memberikan dorongan kepada nasabah untuk menjalin ikatan yang
sangat kuat dengan bank. Salah satu tujuan pelayanan perbankan adalah
mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi. Pihak bank berusaha
meningkatkan jasa pelayanan guna mempertahankan dan meningkatkan
nasabahnya sedangkan bagi nasabah, pelayanan merupakan suatu alasan yang
paling penting. Nasabah dapat mempercayai suatu bank karena pelayanan yang
diberikan bank.
Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan salah satu bank BUMN terbesar di
Indonesia, Bank BNI merupakan salah satu bank yang sering menawarkan
berbagai pelayanan yang menarik dan inovatif yang bertujuan untuk memuaskan
dan membantu kebutuhan para nasabah akan urusan keuangannya. Upaya-upaya
yang telah dilakukan oleh BNI selama ini adalah dengan melakukan survey kepada
nasabah yang memiliki tabungan untuk memberikan penilaian secara keseluruhan
baik dari lokasi, gedung, produk perbankan, dan juga para petugas, yang kemudian
di konfirmasi lebih lanjut melalui telepon untuk mengetahui keabsahan data yang
masuk. Cara ini dilakukan agar pihak BNI mengetahui sejauh mana kualitas
pelayanan yang telah diberikan selama ini.
-
2
Pertanyaan
Jumlah Jawaban
TotalSangatBaik
BaikCukupBaik
TidakBaik
SangatTidakBaik
1. Kebersihan, kerapihan, dan
kenyamanan ruangan yang sesuai
dengan standard.6 17 7 0 0 30
2. Ketepatan petugas teller saat
melayani nasabah. 3 18 8 1 0 30
3. Petugas teller jelas dalam
memberikan informasi kepada
nasabah.4 17 9 0 0 30
4. Pelayanan kepada semua
nasabah sama tanpa memandang
suku, agama, status sosial dan
lain-lain.
6 14 7 2 1 30
5. Petugas teller sabar pada saat
melayani nasabah. 5 14 9 2 0 30
Jumlah 24 80 40 5 1 150
Presentase 16% 53% 27% 3% 0,7% 100%
Tabel 1.1 Data hasil nilai kuesioner kepuasan pelanggan
Dari data diatas, dapat dilihat presentase jawaban dari nasabah jawaban
tertinggi dari kualitas pelyanan adalah baik sejumlah 53% sedangkan jawaban
terendah adalah sangat tidak baik sejumlah 0,7%. Dengan penelitian ini, dapat
dilakukan perbaikan untuk kualitas pelayanan bank agar nasabah merasa puas
yaitu meningkatkan kembali pelayanan yang memiliki presentase rendah seperti
ketepatan petugas teller saat melayani nasabah, pelayanan kepada semua nasabah
sama tanpa memandang suku, agama, status sosial dan lain-lain, dan petugas teller
sabar pada saat melayani nasabah.
Dalam memberikan pelayanan salah satu metode yang dapat digunakan
untuk menilai kepuasan pelayanan jasa adalah metode Servqual (Service Quality).
Dalam menentukan suatu kualitas pelayanan (service quality) dapat dilihat dari
lima dimensi yang sangat mempengaruhi yaitu keandalan (Reability),
keresponsifan (Responsiveness), keyakinan (Anssurance), empati (Emphaty), dan
-
3
berwujud (Tangible) (Parasuraman, et al., 1990). Cara untuk mengukurnya adalah
dengan mengukur seberapa besar tingkat pelayanan yang direalisasikan dalam
nilai GAP sehingga diharapkan dapat memberikan suatu rancangan strategi dalam
meningatkan kepuasan pelayanan. Sedangkan Quality Function Deployment
(QFD) merupakan merupakan suatu jalan bagi perusahaan untuk mengidentifikasi
dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan terhadap produk atau jasa
yang dihasilkannya.
Melihat peluang ini pengukuran kepuasan pelayanan merupakan elemen
penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih
efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang
disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak
efisien. Oleh karena itu, perusahaan jasa harus memberikan kualitas pelayanan
secara maksimal guna meningkatkan hubungan kuat dalam jangka panjang dan
kepuasan pelayanan serta dapat menjaga loyalitas pelayanan dengan baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis
penelitian dengan judul “Analisa Kualitas Pelayanan Di Bank BNI KCP Mercu
Buana Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) Dan Quality
Function Deployment (QFD)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, perumusan masalah yang
menjadi obyek penelitian dalam tugas akhir ini antara lain :
1. Bagaimana tingat kepuasan nasabah terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan Bank BNI KCP Mercu Buana?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan
pelanggan ?
3. Bagaimana usulan perbaikan pelayanan Bank BNI KCP Mercu Buana
dengan menggunakan QFD?
-
4
1.3 TujuanPenelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang dilakukan
antara lain :
1. Mengukur tingkat kepuasan nasabah terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan Bank BNI KCP Mercu Buana.
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat
kepuasan pelanggan.
3. Merancang usulan perbaikan pelayanan di Bank BNI KCP Mercu
Buana dengan menggunakan QFD.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah:
1. Penelitian dilakukan di Bank BNI KCP Mercu Buana bagian teller.
2. Responden dipilih dari nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana secara
accidental sampling.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam laporan penulisan Tugas Akhir ini, untuk mendapatkan hasil yang
teratur, terarah dan mudah dipahami, maka penulisan disusun dengan
menggunakan sistematika sebagai berikut:
Untuk memudahkan bagi para pembaca yang lain dalam memahami isi
secara keseluruhan dari hasil penelitian ini, penulis membagi isi penelitian dalam
enam bab sebagaimana tersebut di bawah ini:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menerangkan secara singkat tentang teori-teori kualitas jasa, kepuasan
-
5
pelanggan, Servqual dan QFD.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi suatu alur yang sistematis terdiri atas tahap-tahap yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya atau hasil dari tahap tersebut akan menjadi
masukan bagi tahap berikutnya.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Dalam bab ini berisikan data awal yang selanjutnya diolah menjadi informasi yang
akan dibahas pada bagian analisis.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan mengenai analisa dari hasil pengolahan data yang telah
dilakukan sebelumnya yang berdasarkan landasan teori yang digunakan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan berisikan jawaban dari perumusan masalah dan
tujuan penelitian serta diberikan juga saran, yang berisikan tentang perbaikan
penelitian dimasa yang akan datang.
-
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dan Teori
2.1.1 Jasa
Jasa (service) adalah setiap tindakan atau perubuatan yang dapat ditawarkan
oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud
fisik (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Tjiptono, 2005).
Dari definisi tersebut, bahwa jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak
konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu
menyadari. Jasa juga bukan merupakan barang, akan tetapi jasa adalah suatu
proses atau aktivitas, dan aktivitas-aktivitas tersebut tidak terwujud. Produk jasa
memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang.
Menurut Lovelock, Patterson dan Walker (2012) menyatakan jasa atau
pelayanan merupakan sesuatu yang dijual oleh produsen yang nantinya dibeli
oleh konsumen, tetapi bukan merupakan suatu barang. Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa jasa adalah hasil dari perekonomian yang bentuknya
bukan secara fisik atau tidak berwujud, digunakan langsung saat produksi dan
nilai tambahnya tidak bisa dilihat oleh pembeli.
2.1.1.1 Karakteristik Jasa
Menurut Berry L.L (1991) yang diterjemahkan oleh M. Nur. Nasution
(2005) jasa memiliki empat karakteristik utama, yaitu tidak berwujud
(intangibility), keanekaragaman (variability), tidak terpisah (inseparability), dan
mudah lenyap (perishability).
-
7
1. Tidak Berwujud (Intangibility)
Sifat jasa tidak berwujud artinya jasa tidak dapat dilihat, diraba,
dirasakan, dicium atau didengar sebelum dibeli. Misalnya, orang yang
akan menjalani bedah plastik tidak dapat melihat hasilnya sebelum
membeli dan penumpang pesawat terbang tidak mempunyai apa pun,
kecuali tiket dan janji untuk diterbangkan dengan selamat ke tujuan
mereka. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli mencari “tanda” dari
mutu jasa tersebut. Mereka menyimpulkan mengenai mutu jasa dari
“tanda”, berupa tempet, orang, harga, peralatan, dan materi komunikasi
yang dapat mereka lihat.
2. Keanekaragaman (Variability)
Jasa bersifat sangat beraneka ragam karena merupakan mounstandardized
output, artinya banyak variasi kualitas dan jenis, tergantung pada siapa,
kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat
peduli terhadap variability yang tinggi dan sering kali mereka meminta
pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih penyedia jasa.
Dalam hal ini, penyedia jasa dapat menggunakan tiga pendekatan dalam
pengendalian kualitasnya.
a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik.
b. Melakukan standardisasi proses pelaksanaan jasa (service
performance process). Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
menyiapkan blueprint jasa yang menggambarkan peristiwa atau event
dan proses jasa dalam suatu diagram alur, dengan tujuan untuk
mengetahui faktor-faktor potensial yang dapat menyebabkan
kegagalan dalam jasa tersebut.
c. Mementau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan,
survei pelanggan, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat
dideteksi dan dikoreksi.
-
8
3. Tidak Terpisahkan (Inseparibility)
Umumnya, jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jasa tak
terpisahkan berarti jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, entah
penyedianya itu manusia atau mesin. Bila karyawan jasa menyediakan
jasa karyawan, maka karyawan adalah bagian dari jasa. Baik penyedia
jasa maupun pelanggan mempengaruhi hasil jasa tadi.
4. Mudah Lenyap (Perishability)
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan,
kursi pesawat kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam tertentu
tanpa pasien di temapat praktik dokter gigi akan berlalu/hilang begitu
saja tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Kondisi
diatas tidak akan menjadi masalah jika permintaanya konstan. Dalam
kasus tertentu, jasa bisa disimpan, yaitu dalam bentuk pemesanan
(misalnya reservasi tiket pesawat dan kamar hotel), peningkatan
permintaan akan suatu jasa pada saat permintaan sepi (misalnya asuransi,
sebagai contoh, jasa asuransi dibeli oleh pelanggan, kemudian jasa
tersebut ditahan oleh perusahaan asuransi sampai saat dibutuhkan oleh
pemegang polis atau ahli waris yang bersangkutan. Dengan demikian hal
tersebut bisa dianggap sebagai suatu bentuk penyimpanan.
2.1.1.2 Klasifikasi Jasa
Produk jasa tidak ada yang benar-benar mirip antara satu dengan yang lain.
Oleh karena itu terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan produk jasa ini.
Lovelock yang dikutip oleh Tjiptono (2014) membagi klasifikasi jasa menjadi
tujuh kriteria, yaitu:
1. Segmen Pasar Berdasarkan segmen pasa, jasa dibedakan menjadi jasa
kepada konsumen akhir seperti Taksi, Asuransi jiwa, Pendidikan. dan
-
9
Jasa kepada konsumen organisasional seperti jasa akuntasni dan
perpajakan, atau jasa konsultasi.
2. Tingkat berkewujudan (Tangibility) Klasifikasi ini berhubungan dengan
tingkat keterlibatan produk fisik dan konsumen. Klasifikasi ini
dibedakan menjadi, Rented Goods Service, Owned Good Service, dan
Non Goods Service.
3. Keterampilan Penyedia Jasa Berdasarkan kriteria ini, jasa terdiri atas
profesional service (seperti konsultan manajemen, konsultan hukum dan
konsultan pajak) serta non profesional (seperti sopir taksi dan penjaga
malam).
4. Tujuan Organisasi Jasa Berdasarkan klasifikasi ini jasa dibagi menjadi
commercial service atau profit service (seperti bank dan penerbangan),
serta Non-Profit (seperti sekola, yayasan, panti asuhan dan museum).
5. Regulasi Dalam klasifikasi ini, jasa dibedakan menjadi regulated service
(Seperti pialang, angkutan umum dan perbankan) dan non-regulated
(Seperti catering dan pengecatan rumah).
6. Tingkat Intensitas karyawan Berdasarkan tingkatan ini, klasifikasi jasa
dibedakan menjadi equipment-based service (seperti cuci mobil
otomatis, ATM) dan People based service (seperti satpan, jasa akuntasni
dan konsultan hukum).
7. Tingkat Kontak Penyedia Jasa dan Pelanggan Pada klasifikasi ini jasa
dibedakn menjadi high-contact service (seperti bank, dokter) dan low-
contact service (seperti bioskop).
2.1.2 Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan adalah suatu cara kerja perusahaan yang berusaha
mengadakan perbaikan mutu secara terus-menerus terhadap proses, produk dan
service yang dihasilkan perusahaan (Kotler dan Keller, 2009).
Kualitas pelayanan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan
-
10
konsumen. Kualitas pelayanan dapat diukur dengan lima dimensi sesuai dengan
urutan derajat kepentingan relatifnya (Tjiptono, 2009), yaitu keandalan, jaminan,
bukti fisik, empati dan daya tanggap. Pelayanan yang berkualitas berperan penting
dalam membentuk kepuasan konsumen, selain itu juga erat kaitannya dalam
menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Semakin berkualitas pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan akan
semakin tinggi.
2.1.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan
Parasuraman, et al. (1990), mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai
perbandingan antara layanan yang dipersepsikan konsumen dengan kualitas
layanan yang diharapkan konsumen. Kualitas pelayanan, sebagaimana yang
dipersepsikan oleh konsumen, dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh
perbedaan antara harapan atau keinginan konsumen dengan persepsi yang
dirasakannya, atas pelayanan yang mereka terima. Apabila pelayanan yang
diterima sesuai atau bahkan melebihi apa yang diharapkan konsumen, maka
kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Dan apabila melebihi
harapan konsumen, maka kualitas jasa dipersepsikan ideal. Jika jasa yang diterima
lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa dianggap buruk.
Pada saat konsumen memiliki harapan pada jasa, kualitas akan menjadi
elemen penting. Harapan yang dimaksud berasal dari banyak faktor menurut
Zeithaml, et al. (2010) yaitu :
1. Word of mouth communication
Yaitu apa yang didengar dari konsumen lain yang telah menikmati
kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan, merupakan faktor
potensial mempengaruhi harapan konsumen.
-
11
2. Personal needs
Yaitu keinginan perorangan yang dapat mempengaruhi harapan
konsumen atau dengan kata lain adalah kebutuahan yang dirasakan
seseorang mendasar bagi kesejahteraannya juga sangat menentukan
harapannya.
3. Past experience
Yaitu tingkat pengalaman masa lalu yang dialami oleh seseorang
konsumen yang mana dapat mempengaruhi tingkat harapan konsumen
tersebut.
4. External Communication
Yaitu pernyataan masa lampau yang disampaikan oleh organisasi
penyedia jasa yang ditawarkannya kepada konsumen. Pernyataan ini
dapat berupa iklan, personal selling, perjanjian ataupun komunikasi
langsung dengan karyawan yang bersangkutan.
Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan Parasuraman et al, diperlukan
dimensi dari kualitas pelayanan untuk mengukur kesenjangan antara persepsi
dengan harapan konsumen. Yang hal tersebut dikenal sebagai dimensi
SERVQUAL yaitu :
1. Reliability (keandalan), kemampuan melaksanakan layanan yang
dijanjikan secara meyakinkan dan akurat.
2. Responsiveness (ketanggapan), kesediaan membantu konsumen dan
memberikan jasa dengan cepat.
3. Assurance (jaminan), pengetahuan dan kesopanan serta kemampuan
mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan.
4. Empathy (empati), kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan
khusus kepada masing-masing konsumen.
5. Tangibles (benda berwujud), penampilan fisik, perlengkapan, karyawan
dan bahan komunikasi.
-
12
2.1.3 Kepuasan Pelanggan
Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin satis artinya cukup
baik, memadai dan facio (melakukan atau membuat). Secara sederhana kepuasan
diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai
(Tjiptono, 2008). Namun, ditinjau dari perspektif perilaku konsumen, istilah
kepuasan pelanggan lantas menjadi sesuatu yang kompleks. Bahkan, hingga saat
ini belum dicapai kesepakatan atau konsensus mengenai konsep kepuasan
pelanggan, yakni apakah kepuasan merupakan respon emosional ataukah evaluasi
kognitif, ini bisa dilihat dari beragam definisi yang dikemukakan banyak pakar
(Tjiptono, 2008). Kepuasan konsumen yang ada pada konsumen saat ini adalah
dampak dari proses konsumsi yang dilakukan oleh konsumen.
Pada awalnya, konsumen hanya membeli sebuah produk kemudian
konsumen baru akan menyadari apakah produk tersebut sesuai dengan yang
diinginkan atau tidak. Apabila konsumen menyukai produk yang sudah dibeli
maka konsumen telah merasakan kepuasan dalam menggunalan produk tersebut,
dan sebaliknya apabila konsumen memilih untuk tidak menggunskan kembali atau
membeli lagi produk tersebutmaka konsumen merasakan ketidak puasan terhadap
produk tersebut.
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari
perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan
harapan-harapannya (Kotler dan Keller, 2009). Perusahaan akan berhasil
memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai dapat
memberikan kepuasan bagi pelanggan. Ketika pelanggan telah merasa puas maka
akan terjalin hubungan harmonis antara produsen dan konsumen, menciptakan
dasar yang baik bagi pembelian ulang dan membentuk rekomendasi dari mulut ke
mulut yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan. Kepuasan konsumen
terhadap perusahaan jasa diartikan sebagai suatu keadaan dimana harapan
konsumen terhadap suatu pelayanan sesuai dengan kenyataan yang diterima
tentang pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Jika pelayanan suatu
-
13
perusahaan jasa tersebut jauh dibawah harapan konsumen maka konsumen akan
kecewa. Sebaliknya, jika layanan yang diberikan memenuhi harapan konsumen,
maka konsumen akan senang. Harapan konsumen dapat diketahui dari
pengalaman mereka sendiri saat menggunakan pelayanan suatu perusahaan jasa,
omongan orang lain dan informasi iklan.
Kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi pasca- pembelian mereka, dapat
berupa kemarahan, ketidakpuasan, kejengkelan, netralitas, kegembiraan dan
kesenangan (Lovelock dan Wright, 2007). Kepuasan dipengaruhi oleh
perbandingan layanan yang dipahami dengan pelayanan yang diharapkan, dan
sebagai reaksi emosional jangka pendek pelanggan terhadap kinerja pelayanan
tertentu.
Indikator untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah (Yuliarmi dan
Riyasa, 2007):
1. Kesesuaian kualitas pelayanan dengan tingkat harapan.
2. Tingkat kepuasan apabila dibandingkan dengan yang sejenis
3. Tidak ada pengaduan atau komplain yang dilayangkan.
2.1.3.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan
Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin
ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan
seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan
pelanggan serta kebutuhan mereka sehingga perusahaan dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan dengan cara memaksimalkan pengalaman pelanggan yang
menyenangkan dan meminimalkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang
kurang menyenangkan (Yuliarmi dan Riyasa, 2007).
-
14
2.1.3.2 Manfaat Mengukur Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan memberikan dua manfaat utama bagi perusahaan, yaitu
berupa loyalitas pelanggan dan penyebaran (advertising) dari mulut ke mulut atau
yang biasa disebut dengan istilah gethok tular positif.
Gambar 2.1 Manfaat Kepuasan Pelanggan
Sumber: (Tjiptono, 2014)
Lebih rinci, manfaat-manfaat spesifik kepuasan pelanggan bagi
perusahaan mencakup:
a. Dampak positif pada loyalitas pelanggan
b. Berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan (terutama
melalui pembelian ulang, cross – selling, dan up – selling).
c. Menekan biaya transaksi pelanggan di masa depan (terutama
biaya-biaya komunikasi, penjualan, dan layanan pelanggan).
d. Menekan volatilasi dan risiko berkenaan dengan prediksi aliran
kas masa depan.
Kepuasan Pelanggan
Pembelian
Ulang
Gethok Tular
Positif
Loyalitas
Pelanggan
Penjualan
Silang
Pertambahan
Jumlah
Pelanggan Baru
-
15
e. Meningkatnya toleransi harga (terutama kesediaan untuk
membayar harga premium dan pelanggan tidak mudah tergoda
untuk beralih pemasok).
f. Rekomendasi gethok tular positif.
g. Pelanggan cenderung lebih reseptif terhadap product – line
extension, brand extension, dan new add – on service yang
ditawarkan perusahaan.
h. Meningkatnya bargaining power relatif perusahaan terhadap
jejaring pemasok, mitra bisnis, dan saluran distribusi.
2.1.4 Metode SERVQUAL
Konsep dan teori SERVQUAL mengacu pada buku “Delivering Quality
Service” yang ditulis oleh Valarie A. Zeithaml, A. Parasuraman, dan Leonard L.
Berry yang dicetak pada tahun 1990 dan dicetak ulang pada tahun 2010. Model
kualitas layanan ciptaan Parasuraman dkk mengidentifikasi alasan-alasan
terciptanya kesenjangan antara persepsi dan ekspektasi konsumen, yaitu :
Gambar 2.2 Skema SERVQUAL
-
16
Sumber : Zeithaml et al (2010)
Gap 1, adalah kesenjangan antara apa yang menjadi harapan konsumen
dan apa yang diasumsikan manajemen perusahaan sebagai harapan
konsumen.
Gap 2, adalah kesenjangan yang terjadi ketika manajemen gagal
mendesain standar layanan yang memenuhi harapan konsumen. Jadi gap 2
adalah gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan
spesifikasi kualitas jasa.
Gap 3, terjadi saat sistem penyampaian layanan oleh perusahaan yang
terdiri dari SDM, teknologi, dan proses gagal memenuhi standar yang
telah ditentukan. Jadi gap 3 adalah gap antara spesifikasi kualitas jasa yang
telah ditentukan dan penyampaian jasa.
Gap 4, terjadi ketika komunikasi yang terjadi antara perusahaan dengan
konsumen menjanjikan level pelayanan yang tidak dapat diberikan oleh
SDM, teknologi, dan proses. Jadi gap 4 adalah gap antara penyampaian
jasa dengan komunikasi eksternal.
Gap 5, terjadi apabila jasa yang dirasakan pelanggan tidak sesuai dengan
yang diharapkan oleh pelanggan. Jadi Gap 5 adalah gap antara harapan
dan persepsi pelanggan terhadap jasa.
Agar Gap 5 dapat ditemukan, model SERVQUAL yang terdiri dari
5 item berperan penting. Berikut ini adalah penjelasan kelima dimensi
SERVQUAL.
1) Reliability (keandalan).
Kemampuan untuk menampilkan layanan yang dijanjikan
secara andal dan akurat.
2) Responsiveness (daya tanggap).
Kemauan untuk menolong konsumen dan menyediakan
layanan yang cepat.
-
17
3) Assurance (jaminan).
Pengetahuan dan kesopanan yang dimiliki karyawan dan
kemampuan mereka untuk menyampaian rasa percaya dan
kepercayaan diri
4) Tangibles (bukti langsung).
Tampilan fasilitas-fasilitas fisik, peralatan, personel, dan alat-
alat komunikasi.
5) Empathy (empati).
Ketentuan yang telah ditetapkan untuk memberikan perhatian
dan kepedulian yang terfokus secara individu kepada
konsumen. Kepentingan-kepentingan relatif dari variabel-
variabel yang ada juga diukur untuk memungkinkan
perhitungan kepentingan relatif antara ekspektasi dan
persepsi. Setelahnya, manajemen dapat berfokus kepada
strategi dan taktik untuk menutup kesenjangan-kesenjangan
yang paling signifikan.
2.1.5 QFD (Quality Function Deployment)
QFD (Quality Function Deployment) adalah metode perencanaan dan
pembangunan produk/jasa secara terstruktur yang memungkinkan tim
pengembang mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan konsumen dan
mengevaluasi kemampuan produk/jasa secara sistematik untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan tersebut (Cohen dalam Imron, 2014). Struktur QFD
adalah House of Quality yaitu matriks yang berbentuk rumah seperti gambar,
yang terdiri atas enam komponen seperti bentuk rumah. Penelitian ini bertujuan
mendapatkan gap antar tingkat kepentingan dan kepuasan, serta mengidentifikasi
-
18
aspek-aspek kualitas layanan yang perlu dilakukan pengembangan oleh
perusahaan (Bounds dalam Ginting, Halim, 2013).
Menurut Cohen dalam Dantes (2013) bahwa QFD adalah suatu metode
yang terstruktur didalam pengembangan produk yang memungkinkan tim
pengembangan produk untuk menetapkan dengan jelas semua keinginan dan
kebutuhan konsumen dan kemudian mengevaluasi masing-masing kemampuan
produk atau service yang ditawarkan secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
QFD secara sistematis menterjemahkan “Voice of Customer” menjadi
persyaratan teknis dan operasional, kemudian mendokumentasikan dan
menggambarkan terjemahan tersebut dalam bentuk matrix yang disebut House of
Quality (karena bentuk matrix seperti rumah).
Terdapat beberapa manfaat yang didapatkan dengan menerapkan QFD,
yaitu:
Memusatkan perancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan
pelanggan.
Memastikan kebutuhan pelanggan dipahami dan mendorong proses desain.
Mengutamakan kegiatan desain, memastikan proses desain dipusatkan
pada kebutuhan konsumen yang paling berarti.
Menganalisa kinerja produk perusahaan terhadap kinerja pesaing-pesaing
perusahaan yang utama untuk memenuhi kebutuhan utama pelanggan.
Berfokus pada upaya perancangan sehingga meminimalkan waktu
perancangan secara keseluruhan. Pemikiran baru memperhatikan adanya
penghematan 1/4 sampai 1/3 dibanding sebelum QFD dilakukan.
Mengurangi pengubahan desain setelah dikeluarkan dengan memastikan
upaya yang berfokus pada tahap perencanaan.
Metodologi dalam QFD
Kembangkan pengertian dan prioritas tujuan strategis dan segmen pasar
-
19
yang menguntungkan
Bentuk customer requirement
Bentuk kebutuhan teknis : menterjemahkan kebutuhan konsumen ke dalam
kebutuhan teknis yang sesuai
Definisikan design : spesifikasi parts dan karakteristik
Identifikasi proses produksi
Bentuk kebutuhan pengendalian produk
Phase QFD
Terdapat 4 Phase dalam QFD, yaitu Phase Product Planing (Perencanaan
Produk), Phase Part Deployment atau Product Design (Perencanaan Desain),
Phase Process Planning (Perencanaan Proses ) dan Phase Production Planning
(Perencanaan Produksi) yang terlihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.3 Phase QFD
Sumber : Liu,Kliewer,Stephen,Weening dalam Dantes, 2013.
2.1.6 House of Quality (HOQ)
Menurut Tjiptono dalam Santoso (2006) QFD berusaha menerjemahkan
apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan perusahaan. Hal ini
dilaksanakan dengan melibatkan pelanggan dalam proses pengembangan produk
atau jasa sedini mungkin. Dengan demikian QFD memungkinkan suatu
-
20
perusahaan untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan
inovatif terhadap kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses hingga tercapai
efektifitas maksimum. Struktur QFD biasa digambarkan dalam House Of Quality
(HOQ). Berikut gambar 2.3 merupakan Model House of Quality
Gambar 2.4 Model House of Quality
Sumber : Cohen dalam Sihombing, 2014.
Bagian A (Kebutuhan pelanggan) berisi daftar keinginan dan kebutuhan
pelanggan (Voice of Customer) untuk menentukan segmen pasar apa yang akan
dianalisis dan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan melalui riset terhadap
pelanggan. Agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, perusahaan mengatur
spesifikasi kinerja tertentu yang digambarkan pada bagian C.
Bagian B (Matriks Perencanaan) berisi tentang penilaian pelanggan terhadap
pelayanan yang diberikan, kepentingan relatif dan tingkat kepuasan pelanggan
akan produk atau jasa pesaing. Bagian ini adalah yang dijadikan pedoman dalam
membuat keputusan untuk perbaikan.
-
21
Bagian C (Karakteristik Teknis) yang berisi bahasa teknis perusahaan
berdasarkan tinggi rendahnya kebutuhan atas produk atau jasa yang direncanakan
untuk dikembangkan. Penggambaran teknik ini didapatkan dari kebutuhan
pelanggan pada bagian A.
Bagian D (Matriks hubungan) berisi tentang hubungan antara keinginan
pelanggan dengan karakteristik teknis dan kuat rendahnya hubungan antara
keduanya kedalam simbol sebagai berikut :
Θ = Simbol yang melambangkan hubungan yang kuat dan bernilai 9
Ο = Melambangkan hubungan yang biasa atau sedang dan bernilai 3
▲ = Melambangkan hubungan yang lemah dan bernilai 1
Bagian E (Respon Teknis) untuk menilai hubungan antara masing – masing
Karakteristik teknis. Simbol yang digunakan untuk menggambarkan hubungannya
adalah :
++ = hubungan kuat positif
+ = hubungan positif
▼ = hubungan kuat negatif
- = hubungan negatif
Bagian F (Matriks Teknis) berisi informasi mengenai prioritas tanggapan teknis
berdasarkan kebutuhan dan harapan pelanggan pada bagian B dan hubungannya
dengan bagian D, kepentingan absolut, dan kepentingan relatif. kebutuhan
pelanggan pada bagian A.
-
22
2.1.7 Uji Validitas
Uji Validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya
suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Adapun rumus uji validitas adalah sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan
= Koefisien validitas
= Banyaknya SUbjek
= Nilai pembanding
= Nilai dari instrument yang akan dicari validitasnya
2.1.8 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk konsistensi skor yang dicapai
oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada
kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen
(equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.
Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan
merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil sehingga bila
digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama.
-
23
Adapun rumus reliabilitas dalam mencari cronbach alpha yaitu :
(
)(
∑
)
Keterangan
= koefisien reliabilitas
∑ = Jumlah varian skor tiap-tiap item
= Varians total
= Jumlah item
2.1.9 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui jumlah kuesioner
yang disebar dapat mewakili keseluruhan hasil penelitian. Untuk
mendapatkan data jumlah sampel minimum maka dapat dilakukan dengan
perhitungan menggunakan formulasi metode slovin.
Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk
menghitung jumlah sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi
tidak diketahui secara pasti. Rumus ini pertama kali diperkenalkan oleh
Slovin pada tahun 1960. Rumus slovin ini biasa digunakan dalam
penelitian survey dimana biasanya jumlah sampel besar sekali, sehingga
diperlukan sebuah formula untuk mendapatkan sampel yang sedikit tetapi
dapat mewakili keseluruhan populasi. Notasi rumus Slovin yaitu :
dimana:
-
24
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance) kesalahan dalam
pengambilan sampel sebesar 10%
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul Tahun Penulis Metode Hasil dan Kesimpulan
1. Using the
SERVQUAL
model to evaluate
the quality
of services for a
farm school store
2015 Handrinos, M.
C., Folinas, D.
dan Rotsios,
K.
SERVQUAL Studi tentang lebih banyak toko
makanan akan menjadi langkah
selanjutnya untuk mengukur layanan
yang diberikan oleh toko UKM
berbasis lokal kepada pelanggannya
dapat membantu usaha kecil dan
menengah untuk memperbaiki layanan
yang mereka berikan kepada pelanggan
mereka dengan memusatkan perhatian
pada dimensi-dimensi ini.
2. Improving the
Service Quality
by using
Importance
Performance
Analysis and
House of Quality
in SMK Plus
Laboratorium
Indonesia,
Karawang
2013 Herwanto, D.,
Ikatrinasari,
Z., Yuliani, E.
IPA & HOQ
Kualitas layanan yang disediakan oleh
SMK Plus Laboratorium Indonesia
belum memenuhi harapan orang tua
siswa sebagai nya pelanggan, ini
terbukti dari kesenjangan layanan
atribut kualitas yang semuanya negatif.
Terdapat enam tindakan prioritas yang
diperlukan untuk meningkatkan
kualitas layanan SMK sebagai berikut:
1)Melakukan lokakarya atau pelatihan
kompetensi untuk guru setidaknya
setahun sekali
2) Membagikan kuesioner penilaian
kinerja guru pada akhir semester
3) Kunjungan studi ke sekolah yang
lebih baik setiap 6 bulan sekali
4)Melibatkan semua guru dalam
pengembangan kurikulum, silabus, dan
rencana pelajaran
5) Mendelegasikan staf administrasi di
pelatihan administrasi setahun sekali
6)Pelatihan pelayanan prima (excellent
service) setahun sekali.
-
25
3. QFD application
using
SERVQUAL for
private hospitals:
a case study
2013 Akdag, Tarim,
Lonial &
Yatkin
servqual &
QFD
Pada penelitian ini menggunakan
kuesioner servqual dan dibagikan ke
250 responden. Dari hasil penerapan
QFD terlihat bahwa perilaku dan sikap
staf memiliki nilai skor tertinggi untuk
dijadikan prioritas perbaikan. berarti
bahwa ketika perilaku dan sikap staf
ditingkatkan, maka perbaikan dirumah
sakit akan hal tersebut hampir 25%.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No Judul Tahun Penulis Metode Hasil dan Kesimpulan
4. An Empirical
Study of Servqual
as a Tool for
Service Quality
Measurement
2012 Tazreen, S. SERVQUAL Jika nilai gap di beberapa aspek
layanan berubah menjadi positif,
menyiratkan harapan sebenarnya tidak
hanya terpenuhi tapi terlampaui, maka
ini memungkinkan manajer untuk
meninjau apakah mereka mungkin
"kelebihan pasokan" fitur khusus
layanan ini dan apakah ada adalah
potensi untuk penyebaran ulang
sumber daya ke fitur yang berkinerja
buruk.
5. A Conceptual
Model of Service
Quality and Its
Implications for
Future Research
2010 Zeithaml, A.
P. V. A. dan
Berry, L. L.
SERVQUAL Penelitian ini menunjukkan empat
kelemahan utama atau kesenjangan
pada sisi penyedia layanan yang
cenderung mempengaruhi kualitas
layanan seperti yang dirasakan oleh
konsumen. Wawasan utama yang
diperoleh menunjukkan model kualitas
layanan konseptual.
6. Evaluasi Kualitas
Layanan Jasa
Sertifikasi
Tingkat
Komponen
Dalam Negeri
(TKDN) Di PT.
SUCOFINDO
(Persero)
2016 Susanti, I. SERVQUAL Analisa gap menunjukkan bahwa
dimensi kualitas jasa yang paling
berpengaruh positif terhadap
meningkatnya jumlah keluhan
pelanggan yaitu terdapat pada dimensi
kehandalan (Reliability) khususnya
pada atribut X16 (Ketepatan waktu
pengiriman hasil laporan TKDN), yang
selanjutnya atribut tersebut dianalisa
melalui 5W+1H yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah keluhan pelanggan
dengan pengendalian kualitas layanan
jasa sertifikasi TKDN.
7. Perbaikan Sistem
Kerja Untuk
Meningkatkan
Produktivitas
Karyawan
2016 Purnomo, I.
M. H.
SERVQUAL
& QFD
Perbaikan yang dilakukan dari hasil
partisipatori adalah pekerja diberikan
kacamata, memberikan kipas angin di
area produksi, pekerja diberikan ear
plug, acara kumpul dan makan
bersama, jadwal istirahat pendek disela
pekerjaan dengan memberikan teh
manis. Disamping itu juga dilakukan
-
26
senam peregangan, melakukan variasi
kerja, meletakkan peralatan kerja
sedekat mungkin dengan pekerja serta
memberikan kursi (dingklik) untuk
mengurangi sikap kerja yang tidak
ergonomis.
2.3 Kerangka Pemikiran
Metode Servqual
QFD-HOQ
Kualitas pelayanan
menurut
manajemen Bank
BNI KCP Mercu
Buana
Karakteristik pelayanan
yang harus ditingkatkan
Persepsi nasabah mengenai
kualitas pelayanan Bank
BNI KCP Mercu Buana
Karakteristik
pelayanan Bank BNI
KCP Mercu Buana
Dimensi Kualitas Pelayanan:
1. Reliability(Keandalan)
2. Responsiveness (Daya Tangkap)
3. Assurance (Jaminan)
4. Empahty (Empati)
5. Tangible (Bukti Fisik)
-
27
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
Peningkatan kualitas
yang diharapkan
-
27
Variabel Dimensi IndikatorSkala
Pengukuran
Instrumen
Pengukuran
Jagdev et al.,
1997
Tangible
(Bukti Fisik)
1. Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan
ruangan yang sesuai dengan standard.
2. Kerapihan dan kebersihan penampilan
petugas teller.
3. Terdapat fasilitas fisik yang memadai,
seperti ruang tunggu antrian nasabah.
Skala Likert Kuesioner
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian didasarkan pada data kualitatif dan kuantitatif, dimana
data tersebut akan diperoleh dari kuesioner yang dibagikan langsung kepada
nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana sebanyak sampel yang telah ditentukan
terlebih dahulu.
3.2 Data dan Informasi
Data penelitian yang digunakan:
1. Data Primer merupakan data yang diperoleh dari kuesioner yang
dibagikan kepada nasabah dan wawancara yang dilakukan di Bank BNI
KCP Mercu Buana.
2. Data Sekunder diperoleh dari Bank BNI KCP Mercu Buana yaitu lokasi,
jumlah nasabah dan lain-lain.
3.2.1 VariabelPenelitian
Tabel 3.1 Variabel Operasional
-
28
Variabel Dimensi IndikatorSkala
Pengukuran
Instrumen
Pengukuran
Franceschi
ni and
Rossetto
(1995)
Reliability
(Keandalan)
4. Ketepatan petugas teller saat melayani
nasabah.
5. Pelayanan petugas terhadap semua nasabah
sama.
6. Waktu pelayanan petugas teller saat
melayani nasabah.
Skala Likert Kuesioner
Kathawala
and
Motwani
(1994);
Zairi
(1995)
Responsive-
ness (Daya
Tangkap)
7. Petugas teller jelas dalam memberikan
informasi kepada nasabah.
8. Petugas teller menjalin komunikasi yang
lancar dengan nasabah.
9. Petugas teller memiliki pengetahuan yang
cukup untuk menjawab pertanyaan nasabah.
Skala Likert Kuesioner
Vonderem
bse and
Raghunath
an (1997)
Assurance
(Jaminan)
10. Petugas teller sopan, ramah dan jujur
dalam melayani nasabah.
11. Petugas teller memiliki sifat professional
saat melayani nasabah.
12. Pelayanan kepada semua nasabah sama
tanpa memandang suku, agama, status sosial
dan lain-lain.
Skala Likert Kuesioner
Zairi
(1995)
Emphaty
(Empati)
13. Petugas teller sabar pada saat melayani
nasabah.
14. Petugas teller memberikan pelayanan
yang baik terhadap semua nasabah.
15. Terjalin hubungan yang baik antara
petugas teller dengan nasabah.
Skala Likert Kuesioner
Tabel 3.1 Variabel Operasional (Lanjutan)
-
29
3.2.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini populasinya
adalah seluruh nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2011). Sampel penelitian ini akan diambil dari populasi yang ada. Adapun
penentuan sampel minimal akan digunakan menurut Rumus Slovin.
........................................(3.1)
dimana:
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance) kesalahan dalam pengambilan
sampel sebesar 10%
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi
kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil
toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya,
penelitian dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%.
Penelitian dengan batas kesalahan 10% memiliki tingkat akurasi 90%. Dengan jumlah
populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel
yang dibutuhkan.
Dalam penelitian ini diketahui jumlah populasinya adalah jumlah nasabah
yang datang mengambil nomor antrian dan melakukan transaksi di BNI KCP Mercu
Buana pada tahun terakhir yaitu 2017 sebanyak 8600 orang, dan tingkat kesalahan
yang dikehendaki adalah 10%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah:
-
30
= 98,85 dibulatkan 99 orang.……………(3.2)
Dari hasil perhitungan maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
99 responden.
Metode pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel secara
Accidental Sampling atau convience yaitu pengambilan sampel dari siapapun nasabah
di Bank BNI KCP Mercu Buana.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara (Interview)
Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan permasalahan
yang diangkat dalam penelitian guna mendapatkan data dan keterangan
yang berlandaskan kepada tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan
melalui metode ini di antaranya adalah mengenai sejarah dan
perkembangan di Bank BNI KCP Mercu Buana.
2. Penyebaran Angket (kuesioner)
Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan
dengan masalah penelitian. Peneliti membuat daftar pertanyaan yang akan
diberikan kepada karyawan untuk memperoleh nilai harapan atau tingkat
kepentingan dan tingkat kinerja atau persepsi nasabah akan kualitas
pelayanan yang diberikan.
Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner yang ditujukan
kepada nasabah di Bank BNI KCP Mercu Buana. Dimensi kualitas yang
digunakan untuk menentukan variabel penelitian ini yang selanjutnya
dijabarkan dalam butir-butir pertanyaan kuesioner sesuai dimensi.
3. Studi Kepustakaan
-
31
Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari
kantor, landasan teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.
Studi dilakukan antara lain dengan mengumpulkan data yang bersumber
dari buku dan penelitian terdahulu informasi yang relevan dari internet
dan informasi dari pihak Bank BNI KCP Mercu Buana.
3.4 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini diawali dengan uji validitas dan uji
reliabilitas.
2. Analisis Servqual
Tahap selanjutnya adalah mengukur penilaian tingkat kepuasan pelanggan
(nasabah) dengan metode servqual melalui berapa langkah yang harus
dilakukan dalam perhitungan nilai kualitas jasa yang diberikan oleh
penyedia jasa dan menghitung besar gap antara persepsi dengan harapan.
Pengukuran gap dilakukan untuk mengetahui pelayanan Bank yang masih
dirasa kurang oleh nasabah.
Dalam penelitian ini, digunakan skala Likert dengan lima tingkat
penilaian untuk Harapan (Ekspektasi) dan Kenyataan (Persepsi). Skala
yang digunakan adalah 1 sampai 5 yang didefinisikan sebagai
berikut:
Untuk Harapan (Ekspektasi) Untuk Kenyataan (Persepsi)
1 = Tidak Penting (TP) 1 = Tidak Baik (TB)
2 = Kurang Penting (KP) 2 = Kurang Baik (KB)
3 = Cukup Penting (CP) 3 = Cukup Baik (CB)
4 = Penting (P) 4 = Baik (B)
5 = Sangat Penting (SP) 5 = Sangat Baik (SB)
-
32
3. QFD (Quality Function Deployment)
Usulan perbaikan dengan menggunakan metode QFD. Dengan
menggunakan metode QFD didapatkan rancangan baru yang
mempermudah pihak Bank untuk dapat menciptakan kualitas pelayanan
yang sesuai dengan keinginan pelanggan (nasabah). Terdapat 4 fase dalam
metode QFD, pada penelitian ini dibuat sampai tahap HOQ.
-
33
3.5 Langkah-Langkah Penelitian
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian
-
34
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari nasabah yang melakukan kegiatan
transaksi di Bank BNI KCP Mercu Buana. Pengumpulan data dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, studi pustaka serta
penyebaran kuesioner. Adapun penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung
dengan mendampingi responden mengisi kuesioner, hal ini dilakukan untuk
menjelaskan hal-hal yang tidak dimengerti responden dengan tujuan agar jawaban
responden sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh pernyataan dalam kuesioner.
Data yang terkumpul dari hasil kuesioner untuk data harapan (ekspektasi) dan
kenyataan (persepsi) dapat dilihat pada lampiran.
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan pada 110 responden setelah dilakukan penyebaran
kuesioner. Tingkat validitas dapat diukur dengan membandingkan nilai rhitung
(correlation item total) dengan rtabel dengan ketentuan degree of freedom (df) = n - 2,
dimana n adalah jumlah sampel. Kriteria untuk penilaian uji validitas adalah jika
rhitung > rtabel , maka pernyataan tersebut dikatakan valid. Hasil uji validitas dapat
dilihat pada tabel 4.1 dengan menggunakan program SPSS 17.
-
35
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas
No rhitung harapan
(Ekspektasi)
rhitung kenyataan
(Persepsi) Keterangan
1 0,833 0,628 Valid
2 0,865 0,595 Valid
3 0,922 0,701 Valid
4 0,824 0,698 Valid
5 0,838 0,845 Valid
6 0,782 0,659 Valid
7 0,842 0,826 Valid
8 0,801 0,73 Valid
9 0,912 0,619 Valid
10 0,812 0,823 Valid
11 0,893 0,596 Valid
12 0,789 0,788 Valid
13 0,873 0,878 Valid
14 0,873 0,842 Valid
15 0,846 0,844 Valid
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 4.1 dengan menggunakan program
SPSS dapat diketahui bahwa 15 butir pernyataan dikatakan valid, karena rhitung > rtabel.
dimana pada rtabel adalah 0,1576 dengan tingkat error atau kesalahan sebesar 10%.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Untuk mengukur reliabilitas data digunakan uji statistik Cronbach’s Alpha(α).
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.2.
-
36
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas
No
Cronbach Alpha
Harapan
(Ekspektasi)
Cronbach Alpha
Kenyataan
(Persepsi)
Keterangan
1 0,97 0,937 Reliabel
2 0,969 0,938 Reliabel
3 0,968 0,938 Reliabel
4 0,97 0,936 Reliabel
5 0,97 0,932 Reliabel
6 0,971 0,937 Reliabel
7 0,969 0,932 Reliabel
8 0,971 0,935 Reliabel
9 0,968 0,937 Reliabel
10 0,97 0,932 Reliabel
11 0,968 0,938 Reliabel
12 0,97 0,933 Reliabel
13 0,969 0,93 Reliabel
14 0,969 0,932 Reliabel
15 0,971 0,931 Reliabel
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.2 dengan menggunakan
program SPSS dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60
sehingga jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya.
4.2.3 Karakteristik Responden
Identitas responden atau nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana disajikan pada
tabel 4.3, 4.4, 4.5 dan 4.6 dan diplot ke dalam diagram 4.1, diagram 4.2, diagram 4.3
dan diagram 4.4.
-
37
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase(%)
1 Laki-laki 47 43 %
2 Perempuan 63 57 %
Total 110 100 %
Sumber: Data Primer, 2018.
Diagram 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Pengolahan Data,2018.
Diagram 4.1 memperlihatkan bahwa nasabah perempuan lebih sering
melakukan transaksi di Bank BNI KCP Mercu Buana karena persentase perempuan
lebih banyak daripada laki-laki, yaitu 57%.
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Usia
No Tingkat Usia Jumlah Responden Persentase(%)
1 < 20 tahun 35 32%
2 20-29 tahun 75 68%
Total 110 100%
Sumber: Data Primer, 2018.
LAKI-LAKI 43% PEREMPUAN
57% LAKI-LAKI
PEREMPUAN
-
38
Diagram 4.2 Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
Dari diagram 4.2 dapat diketahui bahwa, responden dengan usia 20-29 tahun
memiliki persentase paling besar yaitu 68% yang berarti bahwa nasabah yang paling
banyak transaksi di Bank BNI KCP Mercu Buana adalah nasabah dengan rentang
usia 20-29 tahun.
Tabel 4.5 Pekerjaan
Sumber: Data Primer, 2018.
32%
68%
-
39
Diagram 4.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
Diagram 4.3 menunjukkan bahwa, jenis pekerjaan pelajar/mahasiswa memiliki
persentase paling besar, yaitu 100%. Responden dengan pilihan pekerjaan
pelajar/mahasiswa. Di Bank BNI KCP Mercu Buana nasabah yang paling banyak
bertransaksi adalah pelajar/mahasiswa.
Tabel 4.6 Pendidikan Terakhir
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
1 SD 0 0
2 SMP 0 0
3 SMA 110 100%
4 Akademik 0 0
5 Perguruan Tinggi 0 0
6 Tidak Sekolah 0 0
Total 110 100%
Sumber: Data Primer, 2018.
0% 0% 0% 0%
100%
0% Wiraswasta
Pedagang
Petani/Buruh
PNS/TNI/POLRI
Pelajar/Mahasiswa
Lain-Lain
-
40
Diagram 4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
Diagram 4.4 memberi kesan bahwa, pendidikan terakhir responden terbanyak
adalah pendidikan SMA, yaitu 100%.
4.2.4 Perhitungan Frekuensi Jawaban Nasabah
Data mentah untuk perhitungan frekuensi jawaban nasabah terdiri dari 15
pernyataan yang dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini.
0% 0%
100%
0% 0% 0% SD
SMP
SMA
Akademik
Perguruan Tinggi
Tidak Sekolah
-
41
Tabel 4.7 Perhitungan Frekuensi Jawaban Nasabah
No
Harapan (Ekspektasi)
Total No
Kenyataan (Persepsi)
Total
SP P CP KP TP SB B CB KB TB
1 78 32 0 0 0 110 1 58 37 15 0 0 110
2 74 36 0 0 0 110 2 43 44 23 0 0 110
3 66 44 0 0 0 110 3 13 54 13 30 0 110
4 68 42 0 0 0 110 4 23 72 11 4 0 110
5 73 37 0 0 0 110 5 26 73 9 2 0 110
6 69 41 0 0 0 110 6 22 59 26 2 1 110
7 69 41 0 0 0 110 7 28 67 9 4 2 110
8 65 41 4 0 0 110 8 23 65 14 7 1 110
9 61 49 0 0 0 110 9 25 73 12 0 0 110
10 70 40 0 0 0 110 10 24 67 12 5 2 110
11 55 46 0 9 0 110 11 39 56 14 0 1 110
12 84 26 0 0 0 110 12 48 47 9 4 2 110
13 70 40 0 0 0 110 13 48 49 6 5 2 110
14 70 40 0 0 0 110 14 29 69 11 0 1 110
15 62 44 4 0 0 110 15 14 67 20 7 2 110
Sumber: Data Primer, 2018.
4.2.5 Perhitungan Bobot dan Mean dari setiap variabel
Perhitungan Bobot
Perhitungan bobot merupakan hasil perkalian antara frekuensi dan bobot
jawaban. Nilai bobot pernyataan dapat diperoleh menurut tingkat
harapan(ekspektasi) dan kenyataan (persepsi).
Contoh perhitungannya untuk pernyataan 1:
Harapan = (78 x 5)+(32 x 4)+(0 x 3)+(0 x 2)+(0 x 1) = 518
Kenyataan = (58 x 5)+(37 x 4)+(15 x 3)+(0 x 2)+(0 x 1) = 483
Hasil perhitungan bobot setiap variabel pernyataan dapat dirangkum pada
tabel 4.8.
-
42
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Bobot
No Bobot
Harapan/Ekspektasi (Y) Kenyataan/Persepsi (X)
1 518 483
2 514 460
3 506 380
4 508 444
5 513 453
6 509 429
7 509 445
8 501 432
9 501 453
10 510 436
11 477 462
12 524 465
13 510 466
14 510 455
15 498 414
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
Perhitungan Mean
Perhitungan mean dilakukan dengan cara membagi nilai bobot setiap
variabel pernyataan dengan jumlah nasabah dalam penelitian. Jumlah nasabah
dalam penelitian ini adalah 110 orang.
Contoh perhitungan untuk pernyataan 1:
Harapan = 518/110 = 4,71
Kenyataan = 483/110 = 3,93
Hasil perhitungan mean setiap variabel pernyataan dirangkum pada tabel
4.9.
-
43
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Mean
No
Mean
Harapan/Ekspektasi (Y) Kenyataan/Persepsi (X)
1 4,71 4,39
2 4,67 4,18
3 4,60 3,45
4 4,62 4,04
5 4,66 4,12
6 4,63 3,90
7 4,63 4,05
8 4,55 3,93
9 4,55 4,12
10 4,64 3,96
11 4,34 4,20
12 4,76 4,23
13 4,64 4,24
14 4,64 4,14
15 4,53 3,76
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
4.2.6 Gap antara Persepsi dan Ekspektasi Pelanggan
Setelah kuesioner disebar maka diperoleh hasil nilai persepsi dan ekspektasi
pada setiap pernyataan yang telah direkap berdasarkan kuesioner yang disebarkan
oleh nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana. Hasil persepsi dan ekspektasi pada setiap
pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.
-
44
Tabel 4.10 Gap antara Persepsi dengan Ekspektasi
Dimensi Pernyataan Persepsi
(Kenyataan)
Ekspektasi
(Harapan) Gap
Tangible (Bukti
Fisik)
1. Kebersihan, kerapihan, dan
kenyamanan ruangan yang sesuai
dengan standard.
4,71 4,39 -0,32
2. Kerapihan dan kebersihan
penampilan petugas teller. 4,67 4,18 -0,49
3. Terdapat fasilitas fisik yang
memadai, seperti ruang tunggu antrian
nasabah.
4,60 3,45 -1,15
Reliability
(Keandalan)
4. Ketepatan petugas teller saat
melayani nasabah. 4,62 4,04 -0,58
5. Pelayanan petugas terhadap semua
nasabah sama. 4,66 4,12 -0,55
6. Waktu pelayanan petugas teller saat
melayani nasabah. 4,63 3,90 -0,73
7. Petugas teller jelas dalam
memberikan informasi kepada
nasabah.
4,63 4,05 -0,58
Responsiveness
(Daya Tangkap)
8. Petugas teller menjalin komunikasi
yang lancar dengan nasabah. 4,55 3,93 -0,63
9. Petugas teller memiliki
pengetahuan yang cukup untuk
menjawab pertanyaan nasabah.
4,55 4,12 -0,44
Assurance
(Jaminan)
10. Petugas teller sopan, ramah dan
jujur dalam melayani nasabah. 4,64 3,96 -0,67
11. Petugas teller memiliki sifat
professional saat melayani nasabah. 4,34 4,20 -0,14
12. Pelayanan kepada semua nasabah
sama tanpa memandang suku, agama,
status sosial dan lain-lain.
4,76 4,23 -0,54
-
45
Tabel 4.13 Gap antara Persepsi dengan Ekspektasi (lanjutan)
Dimensi Pernyataan Persepsi
(Kenyataan)
Ekspektasi
(Harapan) Gap
Emphaty
(Empati)
13. Petugas teller sabar pada saat
melayani nasabah. 4,64 4,24 -0,40
14. Petugas teller memberikan
pelayanan yang baik terhadap semua
nasabah.
4,64 4,14 -0,50
15. Terjalin hubungan yang baik
antara petugas teller dengan nasabah. 4,53 3,76 -0,76
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
Dari hasil perhitungan gap pada tabel di atas dapat diketahui bahwa, seluruh
pernyataan memiliki nilai gap negatif. Ini berarti bahwa, pelayanan yang diberikan
kepada nasabah lebih rendah dibandingkan harapan nasabah, gap terbesar dimiliki
oleh dimensi tangible dengan nilai -1,15 dan gap terkecil dimiliki oleh dimensi
assurance dengan nilai -0,14.
Gap terbesar ditunjukkan pada fasilitas fisik yang memadai, seperti ruang
tunggu antrian nasabah dengan nilai -1,15, sedangkan gap terkecil diperlihatkan
atribut petugas teller memiliki sifat professional saat melayani nasabah dengan nilai -
0,14.
4.2.7 Perancangan House Of Quality (HOQ)
House of Quality merupakan matriks pertama dari Quality Function
Deployment (QFD), yaitu suatu pendekatan visual yang sistematis dengan berbasis
perancangan produk dan jasa.
Dalam perancangan HOQ digunakan data kuesioner mengenai harapan
(ekspektasi) nasabah Bank BNI KCP Mercu Buana. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan untuk perancangan House Of Quality (HOQ) sebagai berikut :
-
46
1. Kebutuhan Nasabah
Tahap awal dalam pengisian house of quality adalah menjaring karakteristik
kebutuhan dan keinginan konsumen yang dapat disebut sebagai voice of customer
(VOC) yang dapat disusun sesuai dengan dimensi kualitas jasa. Daftar kebutuhan
nasabah dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Kebutuhan Nasabah
Dimensi Kebutuhan Nasabah
Tangible (Bukti Fisik) Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan yang sesuai dengan
standard.
Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas teller.
Terdapat fasilitas fisik yang memadai, seperti ruang tunggu antrian
nasabah.
Ketepatan petugas teller saat melayani nasabah.
Pelayanan petugas terhadap semua nasabah sama.
Reliability (Keandalan) Waktu pelayanan petugas teller saat melayani nasabah.
Petugas teller jelas dalam memberikan informasi kepada nasabah.
Petugas teller menjalin komunikasi yang lancar dengan nasabah.
Responsiveness (Daya Tangkap)
Petugas teller memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjawab
pertanyaan nasabah.
Petugas teller sopan, ramah dan jujur dalam melayani nasabah.
Assurance (Jaminan)
Petugas teller memiliki sifat professional saat melayani nasabah.
Pelayanan kepada semua nasabah sama tanpa memandang suku, agama,
status sosial dan lain-lain.
Emphaty (Empati) Dimensi
Petugas teller sabar pada saat melayani nasabah.
Petugas teller memberikan pelayanan yang baik terhadap semua
nasabah.
Terjalin hubungan yang baik antara petugas teller dengan nasabah.
Kebutuhan Nasabah
-
47
Sumber : Data Primer, 2018.
2. Matriks Perencanaan
Setelah menentukan voice of customer langkah selanjutnya adalah
mengurutkan kebutuhan nasabah seperti yang diperlihatkan pada tabel 4.15
berdasarkan derajat kepentingan. Derajat kepentingan diperoleh dari perhitungan
distribusi dengan menggunakan skala 1 sampai 5, dengan langkah-langkah
perhitungan sebagai berikut:
Masukkan jumlah setiap variabel kebutuhan nasabah, jumlahnya didapat
berdasarkan hasil perhitungan bobot harapan (ekspektasi) pada tabel 4.8.
Tabel 4.15 Jumlah Kebutuhan Nasabah
Kebutuhan Nasabah Jumlah
Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan yang sesuai dengan
standard. 518
Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas teller. 514
Terdapat fasilitas fisik yang memadai, seperti ruang tunggu antrian nasabah. 506
Ketepatan petugas teller saat melayani nasabah. 508
Pelayanan petugas terhadap semua nasabah sama. 513
Waktu pelayanan petugas teller saat melayani nasabah. 509
Petugas teller jelas dalam memberikan informasi kepada nasabah. 509
Petugas teller menjalin komunikasi yang lancar dengan nasabah. 501
Petugas teller memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjawab
pertanyaan nasabah. 501
Petugas teller sopan, ramah dan jujur dalam melayani nasabah. 510
Petugas teller memiliki sifat professional saat melayani nasabah. 477
Pelayanan kepada semua nasabah sama tanpa memandang suku, agama,
status sosial dan lain-lain. 524
Petugas teller sabar pada saat melayani nasabah. 510
Petugas teller memberikan pelayanan yang baik terhadap semua nasabah. 510
-
48
Terjalin hubungan yang baik antara petugas teller dengan nasabah. 498
Sumber: Data Primer, 2018.
Melakukan perhitungan interval kelas, menggunakan rumus: (jumlah
variabel tertinggi – jumlah variabel terendah) / 5. Adapun perhitungan
interval kelas dilakukan sebagai berikut:
(524-477) / 5 = 9,4 dibulatkan menjadi 9.
Setelah mendapatkan interval kelas, maka dibuat frekuensi setiap jumlah
variabel pelanggan menurut interval yang ada, kemudian setiap kelas
interval diberi derajat kepentingan dengan skala 1 sampai 5. Distribusi
frekuensi kebutuhan nasabah dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Distibusi Frekuensi Kebutuhan Nasabah
Interval Derajat Kepentingan
477 – 486 1
487 – 496 2
497 – 506 3
507 – 516 4
517 – 526 5
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
Selanjutnya setiap variabel kebutuhan pelanggan ditetapkan atau diberi
derajat kepentingan sesuai kelas intervalnya. Penetapan derajat
kepentingan nasabah dirangkum pada tabel 4.17.
Tabel 4.17 Penetapan Derajat Kepentingan Nasabah
Variabel Jumlah Derajat Kepentingan
Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan
yang sesuai dengan standard. 518 5
Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas teller. 514 4
Terdapat fasilitas fisik yang memadai, seperti ruang 506 3
-
49
tunggu antrian nasabah.
Ketepatan petugas teller saat melayani nasabah. 508 4
Tabel 4.17 Penetapan Derajat Kepentingan Nasabah
Variabel Jumlah Derajat Kepentingan
Pelayanan petugas terhadap semua nasabah sama. 513 4
Waktu pelayanan petugas teller saat melayani
nasabah. 509 4
Petugas teller jelas dalam memberikan informasi
kepada nasabah. 509 4
Petugas teller menjalin komunikasi yang lancar
dengan nasabah. 501 3
Petugas teller memiliki pengetahuan yang cukup
untuk menjawab pertanyaan nasabah. 501 3
Petugas teller sopan, ramah dan jujur dalam
melayani nasabah. 510 4
Petugas teller memiliki sifat professional saat
melayani nasabah. 477 1
Pelayanan kepada semua nasabah sama tanpa
memandang suku, agama, status sosial dan lain-lain. 524 5
Petugas teller sabar pada saat melayani nasabah. 510 4
Petugas teller memberikan pelayanan yang baik
terhadap semua nasabah. 510 4
Terjalin hubungan yang baik antara petugas teller
dengan nasabah. 498 3
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
Setelah menentukan derajat kepentingan langkah selanjutnya melakukan penilaian
terhadap jasa pesaing yang terdapat pada tabel 4.18. Pada tabel tersebut ditunjukkan
tingkat kenyataan (persepsi) yang terjadi di Bank BNI KCP Mercu Buana dan Bank
Mandiri Joglo. Adapun skala yang digunakan adalah skala likert yang terdiri dari lima
-
50
jenjang, yaitu 1 (Tidak Baik), 2 (Kurang Baik), 3 (Cukup Baik), 4 (Baik) dan 5
(Sangat Baik) berdasarkan hasil diskusi dengan Manager HRD Bank.
Tabel 4.18 Competitive Benchmarking
No Pernyataan Our
Company Competitor 1
1 Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan
ruangan yang sesuai dengan standard. 5 4
2 Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas
teller. 5 4
3 Terdapat fasilitas fisik yang memadai, seperti
ruang tunggu antrian nasabah. 5 4
4 Ketepatan petugas teller saat melayani
nasabah. 5 4
5 Pelayanan petugas terhadap semua nasabah
sama. 5 4
6 Waktu pelayanan petugas teller saat melayani
nasabah. 5 4
7 Petugas teller jelas dalam memberikan
informasi kepada nasabah. 5 4
8 Petugas teller menjalin komunikasi yang
lancar dengan nasabah. 5 5
9 Petugas teller memiliki pengetahuan yang
cukup untuk menjawab pertanyaan nasabah. 5 4
10 Petugas teller sopan, ramah dan jujur dalam
melayani nasabah. 5 4
11 Petugas teller memiliki sifat professional saat
melayani nasabah. 5 4
12
Pelayanan kepada semua nasabah sama tanpa
memandang suku, agama, status sosial dan
lain-lain.
5 4
13 Petugas teller sabar pada saat melayani
nasabah. 5 4
14 Petugas teller memberikan pelayanan yang
baik terhadap semua nasabah. 5 3
-
51
15 Terjalin hubungan yang baik antara petugas
teller dengan nasabah. 5 4
Sumber: Data Primer, 2018.
3. Karakteristik Teknis
Karakteristik teknis (technical responses) merupakan tindakan yang
dilakukan untuk memenuhi karakteristik kebutuhan pelanggan, Tabel 4.19
memperlihatkan respon dari karakteristik teknis.
Tabel 4.19 Karakteristik Teknis
Karakteristik Teknis
Pelatihan dan seminar tentang Public Speaking
Menjaga hubungan baik dengan nasabah
Memperluas fasilitas fisik
Melakukan prosedur penataan dan pembersihan yang baik dan benar
Memaksimalkan tenaga petugas teller
Pembinaan moral dengan sopan santun
Pengarahan tentang pemberian pelayanan yang maksimal
Melakukan evaluasi setiap bulannya
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
4. Matriks Hubungan
Langkah selanjutnya adalah menentukan hubungan kebutuhan pelanggan
dengan karakteristik teknis yang dapat dilihat pada gambar 4.1. Hubungan antara
keduanya dapat dimasukkan kedalam simbol sebagai berikut:
Θ = Simbol yang melambangkan hubungan yang kuat dan bernilai 9
Ο = Melambangkan hubungan yang biasa atau sedang dan bernilai 3
▲ = Melambangkan hubungan yang lemah dan bernilai 1
-
52
-
53
Gambar 4.1 Matriks Hubungan
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
5. Respon Teknis
Selanjutnya menilai hubungan antara masing - masing respon teknik. Simbol
yang digunakan untuk menggambarkan hubungannya adalah :
++ = hubungan kuat positif
+ = hubungan positif
▼ = hubungan kuat negatif
- = hubungan negatif
Gambar 4.2 Respon Teknis
Sumber: Pengolahan Data, 2018.
-
54
6. Matriks Teknis
Langkah ini berisikan nilai dari karakteristik teknik atau technical targets,
kepentingan absolut dan kepentingan relatif. Tiap karakteristik teknik mempunyai
target untuk masing-masing nilai agar dapat dilanjutkan ke House of Quality fase 2.
Berikut ini target atau nilai dari karakteristik teknik dapat dilihat pada tabel 4.20.
Tabel 4.20 Technical Targets Technical Responses Technical Targets
Pelatihan dan seminar tentang Public Speaking bagi petugas teller.
Terciptanya profesionalisme petugas teller
Menjaga hubungan baik antara petugas teller dengan nasabah
Nasabah merasa aman
Memperluas fasilitas fi