Tugas Turbin Gas (PLTG)
-
Author
rendy-anggara -
Category
Documents
-
view
144 -
download
41
Embed Size (px)
description
Transcript of Tugas Turbin Gas (PLTG)
-
I. PENDAHULUAN
Energi listrik merupakan salah satu energi yang memiliki peranan penting bagi
kehidupan manusia. Untuk menghasilkan energi listrik, dibutuhkan unit pembangkit
energi listrik. Salah satu unit pembangkit listrik yang banyak ditemukan saat ini adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
menggunakan gas alam untuk menggerakkan turbin gas yang dikopel langsung dengan
generator, sehingga generator tersebut dapat menghasilkan energi listrik.
Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik
melalui udara bertekanan yang memutar roda turbin sehingga menghasilkan daya.
Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu
kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
Gambar 1. Mesin pembakaran dalam (turbin gas dan motor bakar)
Persamaan turbin gas dengan motor bakar adalah pada proses
pembakarannya yang terjadi di dalam mesin itu sendiri. Disamping itu proses
kerjanya adalah sama yaitu: hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan buang.
Perbedaannya adalah terletak pada konstruksinya. Motor bakar kebanyakan bekerja
gerak bolak-balik (reciprocating) sedangkan turbin gas adalah mesin rotasi,
proses kerja motor bakar bertahap (intermiten), untuk turbin gas adalah kontinyu
dan gas buang pada motor bakar tidak pernah dipakai untuk gaya dorong
.
-
II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)
2.1 Pengertian Turbin Gas
Turbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses kerjanya
seperti motor bakar yaitu udara atmosfer dihisap masuk kompresor dan dikompresi,
kemudian udara mampat masuk ruang bakar dan dipakai untuk proses pembakaran,
sehingga diperoleh suatu energi panas yang besar. Energi panas tersebut
diekspansikan pada turbin dan menghasilkan energi mekanik pada poros.
Sisa gas pembakaran yang ke luar turbin menjadi energi dorong (turbin gas
pesawat terbang). Jadi jelas bahwa turbin gas adalah mesin yang dapat mengubah
energi panas menjadi energi mekanik atau dorong.
2.2 Prinsip Kerja Turbin Gas
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk
kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan
cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran
tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan
ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut
dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan
aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut
digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya
seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang
keluar melalui saluran buang (exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan d dalam kompresor
2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
-
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh
turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri.
Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Adanya mechanical loss, dsb.
2.3 Siklus Kerja Turbin Gas
Turbin gas merupakan suatu mesin yang bekerja mengikuti siklus termodinamik
Brayton. Adapun siklus termodinamikanya pada diagram p-v dan t-s adalah sebagai
berikut
-
(a) (b)
Gambar 2. Siklus brayton ideal (a). Diagram P-v , (b). Diagram P-v
Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik).
Proses kompresi adiabatis udara pada kompresor, tekanan udara naik
Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma (h2 h1).
Proses 2 ke 3,
Proses pembakaran campuran udara dan bahan-bakar pada tekanan konstan,
dihasilkan panas pada ruang bakar. Pemasukan bahan bakar pada tekanan
konstan. Jumlah kalor yang dihasilkan:
Qa = (ma + mf) (h3 h2).
Proses 3 ke 4, (ekspansi isentropik didalam turbin).
Proses ekspansi adiabatis gas pembakaran pada turbin dihasilkan kerja
turbin berupa putaran poros dan gaya dorong, tekanan turun.
Daya yang dibutuhkan turbin: WT = (ma + mf) (h3 h4).
Proses 4 ke 1,
Pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara.
Jumlah kalor yang dilepas: QR = (ma + mf) (h4 h1)
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas,
sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat
mesin turbine atau manufacturer dalam analisa untuk performance upgrading.
-
Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan
proses pelepasan panas pada tekanan konstan. Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan
proses dapat dianalisa secara berikut:
2.4 Klasifikasi Turbin Gas
Ada banyak tipe turbin gas, tetapi dengan prinsip kerja yang sama, yaitu
mengikuti siklus Bryton. Siklus tersebut adalah siklus dasar yang menjadi patokan
dalam perancangan turbin gas . Secara teoritis kelihatan tidak ada kesulitan, tetapi
pada kenyataannya, pembuatan turbin gas menemui banyak kesukaran,
terutama yang berhubungan dengan efisiensi pemakaian bahan bakar dan
ketersedian material yang bekerja pada temperatur tinggi. Dengan berbagai alasan
dan tujuan, banyak tipe turbin gas yang dikembangkan.Turbin gas dapat dibedakan
berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan lainnya. Menurut siklusnya turbin gas
terdiri dari turbin gas siklus tertutep dan siklus terbuka
2.4.1 Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)
a. Turbin gas siklus terbuka (Open cycle) langsung
Gambar 3. Bagan kerja turbin gas sistem terbuka langsung
Pada sistem turbin gas terbuka langsung , fluida kerja akan ke luar masuk
sistem yaitu udara lingkungan masuk kompresor dan gas bekas ke luar turbin ke
lingkungan. Ruang bakar menjadi satu dengan sistem turbin gas dan bahan bakar
yang digunakan terbatas yaitu hanya bahan bakar cair dan gas. Bahan bakar
-
tersebut sebelum digunakan sudah dimurnikan, sehingga tidak mengandung unsur
unsur yang merugikan.
Turbin gas sistem terbuka banyak dipakai untuk mesin pesawat terbang,
karena bentuknya lebih simpel, ringan dan tidak banyak memakan tempat,
hal ini cocok dengan pesyaratan turbin gas untuk pesawat terbang. Model
transfer energi panas dari ruang bakar ke fluida kerja secara lansung adalah sebagai
berikut. Pipa pipa yang berisi fluida kerja udara mampat dari kompresor
dilewatkan ke ruang bakar atau dapur. Panas dari proses pembakaran ditransfer
secara langsung ke fluida kerja di dalam pipa pipa, temperatur fluida akan
naik sampai nilai tertentu sebelum masuk turbin.
b. Turbin gas siklus terbuka (Open cycle) tidak langsung
Gambar 4. Bagan kerja turbin gas sistem terbuka tak langsung
Pada gambar 4 adalah contoh sistem turbin gas tak langsung dengan
penukar kalor. Dapat dilihat, fluida kerja (fluida sekunder) yang dipakai adalah
udara. Udara masuk kompresor dan ke luar sebagai udara mampat pada titik 2.
Udara bertekanan tinggi tersebut, masuk penukar kalor dan menyerap panas
-
dari sumber panas. Sumber panas tersebut adalah fluida primer bertemperatur
tinggi yang mengalir dari reaktor. Fluida primer ini, sebagai pembawa
energi panas dari proses pembakaran bahan bakar nuklir, yang biasa
digunakan adalah air atau gas helium.
2.4.2 Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)
a. Turbin gas siklus tertutup (Close cycle) langsung
Gambar 5. Bagan kerja turbin gas sistem tertutup langsung
Sistem turbin gas tertutup langsung banyak digunakan untuk aplikasi
tubin gas dengan bahan bakar nuklir. Fluida kerja yang paling cocok adalah
helium. Proses kerja dari sistem tersebut adalah sebagai berikut. Helium
tekanan tinggi dari kompresor dimasukan reaktor untuk dipanasi dan sekaligus
untuk pendinginan reaktor. Setelah itu, helium berekspansi diturbin dengan
melepaskan sebagian besar energinya. Energi tersebut diubah pada sudu-sudu
turbin menjadi putaran poros turbin dan langsung menggerakan kompresor
ataupun beban lainnya. Helium ke luar turbin, tekanannya sudah menurun, tetapi
-
masih bertemperatur tinggi. Helium bertemperatur tinggi harus didinginkan
sebelum masuk kompresor, untuk keperluan tersebut, dipasang penukar kalor.
Selanjutnya, helium dingin masuk kompresor lagi untuk dikompresi lagi.
b. Turbin gas siklus tertutup (Close cycle) tidak langsung
Gambar 6. Bagan kerja turbin gas sistem tertutup tak langsung
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin
gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara
atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya
didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
2.5 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Pada awalnya, udara dimasukkan ke dalam kompresor untuk ditekan hingga
temperatur dan tekanannya naik. Proses ini disebut dengan proseskompresi. Udara
-
yang dihasilkan dari kompresor akan digunakan sebagai udara pembakaran dan juga
untuk mendinginkan bagian-bagian turbin gas. Setelah dikompresi, udara tersebut
dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang bakar, udara bertekanan 13 kg/cm2 ini
dicampur dengan bahan bakar dan dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas
(BBG), maka gas dapat langsung dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila
digunakan bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih
dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur
bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi
pembakaran.
Gambar 7. Sistem kerja PLTG
Turbin gas yang dipakai industri (PLTG) kerjanya sama dengan turbin gas
pesawat terbang. Motor starter dinyalakan untuk memutar kompresor, udara segar
-
terhisap masuk dan dimampatkan. Kemudian udara mampat dengan temperatur
dan tekanan yang cukup tinggi (2000C, 6 bar) mengalir masuk ruang bakar
bercampur dengan bahan bakar. Campuran udara mampat bahan-bakar kemudian
dinyalakan dan terjadi proses pembakaran, temperatur gas pembakaran naik
drastis. Gas pembakaran dengan temperatur tinggi (6 bar, 7500C) berekspansi
pada turbin, sehingga terjadi perubahan energi, dari energi panas menjadi energi
putaran poros turbin. Gas pembakaran setelah berekspansi di turbin, lalu ke
luar sebagai gas bekas. Selanjutnya, turbin gas bekerja dengan putaran poros
turbin, yaitu sebagai sumber tenaga penggerak kompresor dan generator listrik
2.6 Komponen Utama PLTG
Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti, compressor
section, combustion section, turbine section dan generator. Sedangkan komponen
pendukung turbin gas adalah air inlet section starting equipment, lube-oil system,
cooling system, dan beberapa komponen pendukung lainnya.
Gambar 8. Ilustrasi PLTG
Berikut ini penjelasan tentang komponen utama turbin PLTG :
2.6.1 Compressor.
Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi
untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan
-
tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas
berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar. Aksial
flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:
a. Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial
yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang
mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya
sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari
wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di
sekeliling sumbu rotor.
b. Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri
dari:
Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara
masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya
terdapat empat stage kompresor blade.
Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor blade
tingkat 5-10.
Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai
tempat keluarnya udara yang telah dikompresi.
2.6.2. Combustor
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida
kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran
ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan
udara panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi
dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin.
Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang jumlahnya
bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-
komponen itu adalah :
a. Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
-
b. Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
c. Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam
combustion liner.
d. Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam
combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat
terbakar.
e. Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran
gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
f. Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
g. Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses
pembakaran terjadi.
2.6.3. Turbin.
Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik
menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor aksial dan
perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan
untuk memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang
dibutuhkan. Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :
a. Turbin Rotor Case
b. First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first
stage turbine wheel.
c. First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi
kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik
berupa putaran rotor.
d. Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas
panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi
untuk memisahkan kedua turbin wheel.
e. Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang
masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan
putar rotor yang lebih besar.
-
2.6.4. Generator
KOSONGIN AJA SLIDE NYA. BARU GW MAU CARI
Gambar 9. Turbin gas untuk industri (pembangkit listrik)
2.7 Komponen Pendukung PLTG
2.7.1. Air Inlet Section.
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara sebelum
masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
a. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya
terdapat peralatan pembersih udara.
b. Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel
yang terbawa bersama udara masuk.
c. Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet
house.
-
d. Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam
inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam
kompresor aksial.
e. Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
f. Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur
jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan
2.7.2. Lube Oil System.
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap
komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian utama
turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil
system terdiri dari:
a. Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
b. Oil Quantity
c. Pompa
d. Filter System
e. Valving System
f. Piping System
g. Instrumen untuk oil
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube oil
guna keperluan lubrikasi, yaitu:
Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh
HP shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan
oleh tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika
kedua pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
2.7.3. Starting Equipment.
Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis
starting equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya adalah:
-
a. Diesel Engine, (PG 9001A/B)
b. Induction Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan 4X03)
c. Gas Expansion Turbine (Starting Turbine)
2.7.4. Coupling dan Accessory Gear.
Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak
ke poros yang akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu:
a. Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP
turbin rotor.
b. Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan HP
turbin rotor.
c. Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor
beban.
2.7.5. Fuel System.
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan
sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari
cairan kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut
diatas maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk
memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
2.7.6. Cooling System.
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara.
Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
Komponen-komponen utama dari cooling system adalah:
a. Off base Water Cooling Unit
b. Lube Oil Cooler
c. Main Cooling Water Pump
d. Temperatur Regulation Valve
e. Auxilary Water Pump
f. Low Cooling Water Pressure Swich
-
2.7.7. Hydraulic Rotor Barring
Rotor bearing system terdiri dari : DC pump, Manual pump, Constant
pressure valve, pilot valve, hydraulic piston rotor barring. Rotor barring beroperasi
pada saat unit stand by dan unit shutdown (selesai operasi). Rotor barring on < 1
rpm. Akibat yang timbul apabila rotor barring bermasalah ialah rotor bengkok dan
saat start up akan timbul vibrasi yang tinggi dan dapat menyebabkan gas turbin trip.
2.7.8. Exhaust Fan Oil Vapour
Berfungsi utama membuang gas-gas yang tidak terpakai yang terbawa oleh
pelumas setelah melumasi bearing-bearing turbin, compressor dan generator.
Fungsi lain adalah membuat vaccum di lube oil tank yang tujuannya agar proses
minyak kembali lebih cepat dan untuk menjaga kerapatan minyak pelumas di
bearing-bearing (seal oil) sehingga tidak terjadi kebocoran minyak pelumas di sisi
bearing.
2.7.9. Power Oil System
Berfungsi mensuplai minyak pelumas ke :
a. Hydraulic piston untuk menggerakkan VIGV
b. Control-control valve (CV untuk bahan bakar dan CV untuk air)
c. Protection dan safety system (trip valve staging valve) Terdiri dari 2 buah
pompa yang digerakkan oleh 2 motor AC.
2.7.10. Jacking Oil System
Berfungsi mensuplai minyak ke journal bearing saat unit shut down atstand
by dengan tekanan yang tinggi dan membentuk lapisan film di bearinTerdiri dari 6
cylinder piston-piston yang mensuplai ke line-line :
Dua line mensuplai minyak pelumas ke journal bearing.
Dua line mensuplai minyak pelumas ke compressor journal bearing.
Satu line mensuplai minyak pelumas ke drive end generator journal bearing.
Satu line mensuplai minyak pelumas ke non drive end generator journal
bearing.
-
2.8 Operasi dan Pemeliharaan PLTG
Dari segi operasi, unit PLTG tergolong unit yang masa start-nya pendek,
yaitu antara 15-30 menit, dan kebanyakan dapat di-start tanpa pasokan daya dari
luar (black start), yaitu menggunakan mesin diesel sebagai motor start.
Dari segi pemeliharaan, unit PLTG mempunyai selang waktu pemeliharaan
(time between overhaul) yang pendek, yaitu sekitar 4.000- 5.000 jam operasi.
Makin sering unit mengalami start-stop, makin pendek selang waktu
pemeliharaannya. Walaupun jam operasi unit belum mencapai 4.000 jam, tetapi jika
jumlah startnya telah mencapai 300 kali, maka unit PLTG tersebut harus mengalami
pemeriksaan (inspeksi) dan pemeliharaan.
Saat dilakukan pemeriksaan, hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus
adalah bagian-bagian yang terkena aliran gas hasil pembakaran yang suhunya
mencapai 1.300 oC, seperti: ruang bakar, saluran gas panas (hot gas path),dan sudu-
sudu turbin. Bagian-bagian ini umumnya mengalami kerusakan (retak) sehingga
perlu diperbaiki (dilas) atau diganti. Proses start-stop akan mempercepat proses
kerusakan (keretakan) ini, karena proses start-stop menyebabkan proses pemuaian
dan pengerutan yang tidak kecil. Hal ini disebabkan sewaktu unit dingin, suhunya
sama dengan suhu ruangan (sekitar 30 oC sedangkan sewaktu operasi, akibat
terkena gas hasil pernbakaran dengan suhu sekitar 1.300 oC).
2.9 Kelebihan Dan Kekurangan
2.9.1 Keunggulan PLTG :
a. Siklus kerja pembangkit lebih sederhana
b. Pembangunan pembangkit lebih cepat
c. Biaya pembangunan lebih murah
d. Area pembangkitan relatif tidak terlalu luas. Sehingga PLTG dapat
dipasang di pusat kota / industri
e. Waktu pemanasan dari kondisi dingin sampai beban penuh sangat singkat
(start up cepat)
f. Tidak seperti PLTU, PLTG mampu start up tanpa menggunakan motor
start
g. Peralatan kontrol dan alat bantu sangat minim dan sederhana
-
h. Waktu pemeliharaan singkat
2.9.2 Kekurangan PLTG:
a. Biaya pemeliharaan PLTG sangat besar. Hal ini dikarenakan pembangkit
bekerja pada suhu dan tekanan tinggi, komponen-komponen dari PLTG
yang disebut hot parts menjadi cepat rusak sehingga memerlukan perhatian
yang serius. Karena mahalnya komponen-komponen PLTG, maka hal
tersebut dapat dikurangi dengan memberikan pendingin udara pada sudu-
sudu turbin maupun porosnya.
b. Operasi turbin gas yang menggunakan gas hasil pembakaran dengan suhu
sekitar 1.300oC memberi risiko korosi suhu tinggi, yaitu bereaksinya logam
kalium, vanadium, dan natrium yang terkandung dalam bahan bakar dengan
bagian-bagian turbin seperti sudu dan saluran gas panas (hot gas path).