Tugas ti tentang kebudayaan

20
Cicin kuraesin 32402130260 managemen F KAMPUNG NAGA menu

description

Kebudayaan Kampung Naga di Tasikmalaya

Transcript of Tugas ti tentang kebudayaan

Page 1: Tugas ti tentang kebudayaan

Cicin kuraesin32402130260managemen F

KAMPUNG NAGA menu

Page 2: Tugas ti tentang kebudayaan

PENGERTIAN BUDAYA

Sejarah kampung naga

Next

Letak GeografisSistem

Kepercayaan ( Religi )

KESENIAN

Peralatan Hidup Masyarakat

Kampung Naga

Sistem Kemasyarakatan

SISTEMBANGUNAN

/ARSITEK

Sistem Bahasa dan Sistem Pendidikan ( Ilmu Pengetahuan )

Sistem Perekonomian

Masyarakat Kampung Naga

SISTEM POKITIK DAN SISTEM HUKUM

KEADAAN

PENDUDUK

KAMPUNG

NAGA

CUPLIKAN SEPUTAR KAMPUNG NAGA

Page 3: Tugas ti tentang kebudayaan

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimilikibersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasike generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana jugabudaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusiasehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskansecara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi denganorang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budayaadalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilakukomunikatif

menu

Page 4: Tugas ti tentang kebudayaan

Nama Kampung Naga ternyata merupakan suatu singkatan kata dariKampung diNa Gawir ( red. bahasa sunda ) yang artinya adalahmerupakan kampung yang berada di lembah yang subur. KampungNaga adalah sebuah kampung kecil, yang para penduduknya patuhdan menjaga tradisi yang ada, hal inilah yang membuat kampung iniunik dan berbeda dengan yang lain. Tak salah jika kampung inimenjadi salah satu warisan budaya Bangsa Indonesia yang patutdilestarikan.Nama Kampung Naga tu sendiri ternyata merupakansuatu singkatan kata dari Kampung diNa Gawir ( red. bahasa sunda )yang artinya adalah merupakan kampung yang berada di lembahyang subur. Kampung Naga adalah sebuah kampung kecil, yangpara penduduknya patuh dan menjaga tradisi yang ada, hal inilahyang membuat kampung ini unik dan berbeda dengan yang lain. Taksalah jika kampung ini menjadi salah satu warisan budaya BangsaIndonesia yang patut dilestarikan.

nextmenu

Page 5: Tugas ti tentang kebudayaan

Masyarakat Kampung Naga memilki tempat-tempatlarangan yaitu : 2 hutan larangan, sebelah Timur dan Barat,tempat ini tidak boleh dimasuki oleh seorangpun kecualipada waktu upacara atau berziarah. Ada satu buahbangunan yang dianggap keramat yaitu “Bumi Ageung”yaitu tempat pelaksanaan rutinitas upacara adat, tempatini tidak boleh dimasuki kecuali oleh Ketua Adat atauKuncen.Hari yang diagungkan masyarakat Kampung Nagadiantaranya hari Selasa, Rabu dan Sabtu.Pada hari itumasyarakat dilarang untuk menceritakan asal usul atausejarah mengenai Kampung Naga dan pada bulan Syafartidak boleh melaksanakan upacara adat atau berziarah.Dalam pembangunan rumah-rumah diatur sedemikianrupa yaitu dengan membujur Timur Barat menghadap keSelatan, setiap rumah harus saling berhadapan untukmenjaga kerukunan antar warga. Praktek pembangunannyapun mempunyai wawasan lingkungan yang futuristik, baiksecara fisik, sosial, ekonomi maupun budaya.

menu

Page 6: Tugas ti tentang kebudayaan

Kampung Naga secara administratife berada di wilayahDesa Neglasari, Kecamatan Salawu, KabupatenTasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Lokasi Kampung Nagatidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kotaGarut dengan kota Tasikmalaya. Kampung ini berada dilembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelahbarat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramatkarena di hutan tersebut terdapat makam leluhurmasyarakat Kampung Naga. Di sebelah selatan dibatasioleh sawah-sawah penduduk, dan di sebelah utara dantimur dibatasi oleh sungai Ciwulan yang bermata airdari Gunung Cikuray.

Menu

Page 7: Tugas ti tentang kebudayaan

Masyarakat Kampung Naga merupakan masyarakatyang masih menggunakan peralatan ataupunperlengakpan hidup yang sederhana, non teknologiyang kesemua bahannya tersedia di alam. Sepertiuntuk memasak, masyarakat Sanaga menggunakantungku dengan bahan bakar menggunakan kayu bakardan untuk membajak sawah mereka tidak menggunkantraktor melainkan menggunakan cangkul. Dan masihbanyak hal lainnya, yang pasti masayarakat Sanagatidak menggunakan peralatan canggih berteknologitinggi, dan kampung mereka pun tidak ada listrik.

menu

Page 8: Tugas ti tentang kebudayaan

Dalam sistem perekonomian kami fokuskankepada mata pencaharian dimana matapencaharian warga Kampung Naga bermacam-macam mulai dari pokok yaitu bertani,menanam padi sedangkan mata pencahariansampingannya adalah membuat kerajinan,beternak dan berdagang.

menu

Page 9: Tugas ti tentang kebudayaan

Kemasyarakatan di Kampung Naga masih sangat lekat denganbudaya gotong royong, hormat menghormati, dan mengutamakankepentingan golongan diatas kepentingan pribadi.Lebih jauh menilik pola hidup dan kepemimpinan Kampung Naga,kita akan mendapatkan dua pemimpin dengan tugasnya masing –masing yaitu pemerintahan desa dan pemimpin adat atau yang olehmasyarakat Kampung Naga disebut Kuncen. Peran keduanya salingbersinergi satu sama lain untuk tujuan keharmonisan warga Sanaga.Sang Kuncen yang meski begitu berkuasa dalam hal adapt istiadatjika berhubungan dengan system pemerintahan desa maka harustaat dan patuh pada RT atau RW, begitupun sebaliknya RT atau RWharuslah taat pada sang Kuncen apabila berurusan dengan adaptistiadat dan kehidupan rohani penduduk Kampung Naga.

menu next

Page 10: Tugas ti tentang kebudayaan

Lembaga PemerintahanSistem kemasyarakatan disini lebih terfokus kepada sistem atau lembaga-lembaga pemerintahan yang ada di Kampung Naga. Ada dua lembaga yaitu :

• Lembaga Pemerintahan• RT• RK / RW• Kudus ( Kepala Dusun )

Lembaga Adat• Kuncen dijabat oleh Bapak Ade Suherlin yang bertugas sebagai

pemangku adat dan memimpin upacara adat dalam berziarah.• Punduh dijabat oleh Bapak Ma’mun• Lebe dijabat oleh Bapak Ateng yang bertugas mengurusi jenazah dari

awal sampai akhir sesuai dengan syariat Islam.

menu

Page 11: Tugas ti tentang kebudayaan

Dalam berkomunikasi warga Kampung Naga mayoritasmenggunakan bahasa Sunda Asli, hanya sebagian orang dalam artiyang duduk di pemerintahan. Adapula yang bisa berbahasaIndonesia itupun hanya digunakan apabila bercakap – cakap denganwisatawan dari luar jawa barat.

Tingkat Pendidikan masyarakat Kampung Naga mayoritas hanyamencapai jenjang pendidikan sekolah dasar, tapi adapula yangmelanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi itupun hanyaminoritas. Kebanyakan pola pikirnya masih pendek sehingga merekapikir bahwa buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya pulangkampung juga. Dari anggapan tersebut orang tua menganggap lebihbaik belajar dari pengalaman dan dari alam atau kumpulan-kumpulan yang biasa dilakukan di mesjid atau aula.

menu

Page 12: Tugas ti tentang kebudayaan

Penduduk Kampung Naga Mengaku mayoritas adalah pemeluk agamaislam, akan tetapi sebagaimana masyarakat adat lainnya mereka jugasangat taat memegang adat-istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya.

Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga, dengan menjalankanadat-istiadat warisan nenek moyang berarti menghormati para leluhuratau karuhun. Segala sesuatu yang datangnya bukan dari ajaran karuhunKampung Naga, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya dianggapsesuatu yang tabu. Apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh masyarakatKampung Naga berarti melanggar adat, tidak menghormati karuhun, halini pasti akan menimbulkan malapetaka

Masyarakat Sanaga pun masih mempercayai akan takhayul mengenaiadannya makhluk gaib yang mengisi tempat – tempat tertentu yangdianggap angker.

menu next

Page 13: Tugas ti tentang kebudayaan

Kepercayaan masyarakat Kampung Naga kepada mahluk halus masihdipegang kuat. Percaya adanya jurig cai, yaitu mahluk halus yangmenempati air atau sungai terutama bagian sungai yang dalam (“leuwi”).Kemudian “ririwa” yaitu mahluk halus yang senang mengganggu ataumenakut-nakuti manusia pada malam hari, ada pula yang disebut “kuntianak” yaitu mahluk halus yang berasal dari perempuan hamil yangmeninggal dunia, ia suka mengganggu wanita yang sedang atau akanmelahirkan. Sedangkan tempat-tempat yang dijadikan tempat tinggalmahluk halus tersebut oleh masyarakat Kampung Naga disebut sebagaitempat yang angker atau sanget. Demikian juga tempat-tempat sepertimakam Sembah Eyang Singaparna, Bumi ageung dan masjid merupakantempat yang dipandang suci bagi masyarakat Kampung Naga

Adapun upacara – upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Sanagayang bertepatan dengan hari besar Islam yaitu :

• Bulan Muharam untuk menyambut datangnya Tahun Baru Hijriah• Bulan Maulud untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW• Bulan Jumadil Akhir untuk memperingati pertengahan bulan Hijriah• Bulan Nisfu Sya’ban untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan• Bulan Syawal untuk menyambut datangnya Idul Fitri• Bulan Zulhijah untuk menyambut datangnya Idul Adha menu

Page 14: Tugas ti tentang kebudayaan

Di bidang kesenian masyarakat Kampung Naga mempunyai pantanganatau tabu mengadakan pertunjukan jenis kesenian dari luar KampungNaga seperti wayang golek, dangdut, pencak silat, dan kesenian yang lainyang mempergunakan waditra goong. Sedangkan kesenian yangmerupakan warisan leluhur masyarakat Kampung Naga adalah terbangan,angklung, beluk, dan rengkong. Kesenian beluk kini sudah jarangdilakukan, sedangkan kesenian rengkong sudah tidak dikenal lagi terutamaoleh kalangan generasi muda. Namun bagi masyarakat Kampung Nagayang hendak menonton kesenian wayang, pencak silat, dan sebagainyadiperbolehkan kesenian tersebut dipertunjukan di luar wilayah Kampung

Naga.Terdapat tiga pasangan kesenian di Kampung Naga diantaranya :

• Terebang Gembrung yang dimainkan oleh dua orang sampai tidak terbatasbiasanya ini dilaksanakan pada waktu Takbiran Idul Fitri dan Idul Adhaserta kemerdekaan RI. Alat ini terbuat dari kayu.

• Terebang Sejat, dimainkan oleh 6 orang dan dilaksanakan pada waktuupacara pernikahan atau khitanan massal.

• Angklung, dimainkan oleh 15 orang dan dilaksanakan pada waktu khitananmassal

menu

Page 15: Tugas ti tentang kebudayaan

Bangunan-bangunan yang ada diKampung Naga berbentuk segitigasemuanya beratap ijuk, danmenghadap ke arah kiblat, terdapatkurang lebih 113 bangunan dalamarea 1,5 ha yang terdiri dari 110rumah warga dan 1 tempat ibadah,selain itu juga terdapat balaipertemuan dan lumbung padi (Leuit)dan Bumi Ageung yang kesemuabahan bangunannya menggunakanbilik-bilik, kayu-kayu, dan lain-lain.Tidak menggunakan semen ataupasir. Semua bentuk, ukuran, alat danbahan bangunan semuanya sama halini menunjukkan adanyakeseimbangan dan keselarasan yangada di daerah tersebut.

Bentuk rumah masyarakat Kampung Naga haruspanggung, bahan rumah dari bambu dan kayu.Atap rumah harus dari daun nipah, ijuk, ataualang-alang, lantai rumah harus terbuat daribambu atau papan kayu. Rumah harusmenghadap kesebelah utara atau ke sebelahselatan dengan memanjang kearah Barat-Timur.Dinding rumah dari bilik atau anyaman bambudengan anyaman sasag. Rumah tidak bolehdicat, kecuali dikapur atau dimeni. Bahan rumahtidak boleh menggunakan tembok, walaupunmampu membuat rumah tembok atau gedung(gedong).

Rumah tidak boleh dilengkapi denganperabotan, misalnya kursi, meja, dan tempattidur. Rumah tidak boleh mempunyai daun pintudi dua arah berlawanan. Karena menurutanggapan masyarakat Kampung Naga, rizki yangmasuk kedalam rumah melaui pintu depan tidakakan keluar melalui pintu belakang. Untuk itudalam memasang daun pintu, mereka selalumenghindari memasang daun pintu yang sejajardalam satu garis lurus.

menu

SISTEM BANGUNAN /ARSITEK

Page 16: Tugas ti tentang kebudayaan

SISTEM POKITIK DAN SISTEM HUKUM

Dalam sistem politik di tekankan pada penyelesaian masalah di pimpinoleh ketua adat yaitu dengan cara bermusyawarah untuk mufakat dimanahasi yang diperoleh adalah merupakan hasil mufakat yang demokratis danterbuka.Seperti kebanyakan kampung adat lainnya, masyarakat Sanaga jugamemiliki aturan hukum sendiri yang tak tertulis namun masyarakat sangatpatuh akan keberadaan aturan tersebut. Kampung Naga memang memilikiLarangan namun tidak memiliki banyak aturan. Prinsip yang mereka anutadalah Larangan, Wasiat dan Akibat.

Sistem hukum di kampung Naga hanya berlandaskan kepada kata pamali,yakni sesuatu ketentuan yang telah di tentukan oleh nenek moyangKampung Naga yang tidak boleh di langgar. Sanksi untuk pelanggaran yangdilakukan tidaklah jelas, mungkin hanyalah berupa teguran, karenamasyarakat Sanaga memegang prinsip bahwa siapa yang melakukanpelanggaran maka dia sendiri yang akan menerima akibatnya.

nextmenu

Page 17: Tugas ti tentang kebudayaan

Tabu, pantangan atau pamali bagi masyarakatKampung Naga masih dilaksanakan dengan patuhkhususnya dalam kehidupan sehari-hari,terutama yang berkenaan dengan aktivitaskehidupannya.pantangan atau pamali merupakanketentuan hukum yang tidak tertulis yang merekajunjung tinggi dan dipatuhi oleh setiap orang.Misalnya tata cara membangun dan bentukrumah, letak, arah rumah,pakaian upacara,kesenian, dan sebagainya.

menu

Page 18: Tugas ti tentang kebudayaan

KEADAAN PENDUDUK

KAMPUNG NAGAKelompok umur Laki-laki perempuan jumlah

0-5 tahun10 5 15

6-15 tahun 20 23 43

16-25 tahun 12 10 22

26-40 tahun 45 49 94

41- ke atas 78 70 148

Jumlah 165 157 322

menu

Page 19: Tugas ti tentang kebudayaan

CUPLIKAN SEPUTAR KAMPUNG NAGA

Menu

Page 20: Tugas ti tentang kebudayaan