Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

download Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

of 15

Transcript of Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    1/15

    TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH BUDIDAYA TANAMAN HIAS

    DAN BINGA

    BUDIDAYA TANAMAN PURING

    OLEH :

    RIANTO

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

    2013

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    2/15

    I. PENDAHULUAN

    Puring (Codiaeum variegatum),merupakan tanaman hias daun yang tealah

    umum dikenal olah masyarakat Indonesia. Tanaman puring memiliki warna dan

    bentuk yang unik dan indah sehingga banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.

    Warna daun bermacam-macam, seperti hijau, kuning, orange, merah, dan ungu

    dengan corak daun bintik-bintik atau garis. Umumnya, semakin tua umur tanaman,

    warna daun semakin menonjol, bahkan dalam satu tanaman memiliki dua atau tiga

    warna. Bentuk daun puring juga bervariasi, ada yang berbentuk huruf Z, burung

    walet, ekor ayam, dasi, keriting spiral, dan anting-anting.

    Selain karena keindahan warna dan bentuknya, alasan tanaman puring

    banyak diminati olah masarakat juaga karena tanaman puring mampu menyerap

    polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan. Menurut Rahman (2008), puring

    merupakan tanaman yang memiliki daun paling baik dalam menyerap unsur

    plumbum (Pb/timah hitam/timbal) yang bertebaran di udara terbuka yaitu 2,05

    mgr/liter.

    Karena berbagai potensi yang dimiliki oleh tanaman puring makaperlu

    dilakukan upaya-upaya untuk mengembangkan tanaman puring. Selain untuk

    memenuhi tingginya permintaan tanaman puring, juga untuk melesatarikan jenis

    tanaman hias ini agar tidak punah.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    3/15

    II. KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI TANAMAN PURING

    A.

    Klasifikasi

    Klasifikasi tanaman puring antara lain sebagai berikut :

    Kingdom : Plantae

    Subkingdom : Tracheobionta

    Superdivisi : Spermatophyta

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Subklas : Rosidae

    Ordo : Euphorbiales

    Familia : Euphorbiaceae

    Genus : Codiaeum

    Spesies : Codiaeum variegatum

    B. Morfologi Tanaman Puring

    Tanaman puring memiliki tinggi 90 cm - 3,5 m dengan naungan 90 cm 1,8

    m dan tekstur kasar. Susunan daun spiral dengan tipe daun bulat, bergelombang.

    Keindahan tanaman ini terletak pada bentuk daunnya yang sangat variatif. Batang

    berkayu, berkambium, dan bercabang. Akar puring termasuk dalam akar serabut.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    4/15

    Dalam satu tanaman memiliki bunga jantan dan betina (monoceous) dan berukuran

    kecil dengan warna agak kekuningan. Bentuk buah membulat dengan warna hijau

    atau coklat (Henny, et.al, 2007).

    C. Jenis-Jenis Puring

    Beberapa jenis tanaman puring yang ada di Indonesia dengan penamaan

    bersifat lokal sebagai berikut.

    1. Puring KuraPuring yang dikenal dengan nama Croton Tao Thong atau Tortoise sangat

    populer di Indonesia. Kata Tao berasal dari bahasa Thai yang berarti kura-kura,

    begitu pula Tortoise dalam bahasa Inggris. Warna daun tersusun atas warna hijau,

    kuning, merah, dan coklat. Permukaan/guratan daun agak berkerut, seperti

    tubuh/tempurung hewan kura-kura.

    2. Puring EmpingPuring emping berdaun kecil, tebal dengan warna dominan kuning dan

    hijau. Bentuk daun agak bundar dan bergelombang seperti emping. Puring ini juga

    disebut sebagai puring kuping.

    3. Puring WaletPuring walet yang juga disebut puring sriti, memiliki daun seperti tersobek

    dan memanjang di bagian tengah. Helaian daun tumbuh menjuntai. Warna daun

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    5/15

    menarik terlihat saat daun sudah tua, yaitu warna daun coklat gelap dengan semburat

    merah di bagian tulang utama daun. Sedangkan warna bintik-bintik daunnya adalah

    merah.

    4. Puring Apel MalangBentuk daun puring apel malang membulat dengan bercak-bercak putih.

    Daun-daunnya tersusun rapat seperi spiral dengan warna kuning dan hijau.

    5. Puring AntingTanaman ini dikenal sebagai Mother and Daughters di luar negeri.

    Penamaan tersebut didasarkan pada daunnya yang memanjang disertai daun kecil

    yang dihubungkan oleh tulang daun. Puring ini sebenarnya merupakan jenis dengan

    nama populer Appendiculatum. Dengan nama lengkapnya Codiaeum variegatum

    var.Pictum. F. Appendiculatum. Warna daun bervariasi dari hijau ke merah dengan

    tulang daun kuning dan merah.

    6. Puring JengkolPuring ini memiliki bentuk dan warna mirip jengkol. Hal ini tampak dari

    bentuk daun yang bundar dan permukaan bawah daun yang berwarna coklat kehitam-

    hitaman. Daunnya agak terpuntir dan diperindah oleh adanya anting di bagian ujung.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    6/15

    III. SYARAT TUMBUH

    A.

    Cahaya

    Tanaman puring di habitat aslinya tumbuh di tempat terbuka dengan sinar

    matahari penuh. Namun demikian, di tempat teduh pun puring dapat tumbuh dengan

    subur. Sebagaimana tanaman lainnya, puring membutuhkan sinar matahari dalam

    proses metabolismenya, terutama dalam proses fotosintesis. Tanpa sinar matahari,

    proses tumbuh dan berkembangnya tanaman akan terhambat. Setiap tanaman

    membutuhkan cahaya dengan intensitas yang berbeda-beda. Intensitas cahaya adalah

    banyaknya cahaya yang diterima setiap tanaman setiap harinya. Kebutuhan intensitas

    cahaya puring berkisar antara 90-100%, dengan lama penyinaran 10-12 jam/hari.

    Pada umumnya tanaman puring tidak membutuhkan naungan. Jika cahaya terlalu

    sedikit, warna daun tidak cemerlang, rata-rata warna yang muncul hanya hijau.

    Beberapa jenis puring berdaun cerah, akan lebih terlihat tajam/jelas warna daunnya

    apabila terkena sinar matahari sehingga sangat baik dijadikan tanaman outdoor.

    B. Temperatur

    Tanaman puring dan kerabatnya tumbuh paling ideal pada temperatur

    sekitar 18200C. Namun beberapa jenis tertentu, seperti puring yang berdaun kecil

    menyukai suhu sekitar 300C. Suhu tersebut merupakan suhu rata-rata di Indonesia.

    Jadi, tanaman puring sangat ideal ditanam di Indonesia ini. Pada suhu rendah, daun

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    7/15

    akan lebih sempit tetapi tebal, sedangkan pada suhu tinggi, daun akan lebih lebar

    tetapi tipis.

    C. Kelembaban

    Tanaman puring menyukai kelembaban sedang. Kelembaban optimal untuk

    puring berkisar antara 30-60% yang didukung dengan sirkulasi udara yang lancar atau

    tidak terhambat. Dengan demikian, tanaman ini mampu tumbuh di daerah kering.

    Kelembaban yang terlalu tinggi akan merangsang munculnya serangan hama dan

    penyakit, terutama penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan cendawan.

    D. Media Tanam

    Media tanam puring, meliputi pupuk kandang, tanah merah, akar pakis

    halus, akar pakis kasar, pasir malang, sekam bakar, dan pupuk lambat urai (slow

    release) adalah kombinasi media tanam terbaik dengan pH 5,5-7,5. Pakis, pasir

    malang, dan sekam bakar digunakan untuk mendapatkan media tanam yang gembur

    (porous) dengan perbandingan 1:1. Sealin itu dapt juaga mengunakan media tanam

    alternatif adalah tanah dan daun bambu (1:1), atau sekam yang telah dilapukkan dan

    tanah (2:1), atau sekam yang telah dilapukkan dan humus daun bambu (2:1), atau

    sekam bakar, pasir, dan cocopeat (3:1:1). Media juga dapat ditambahkan dengan

    sedikit pupuk kandang dan pakis halus sebagai bahan campuran media tersebut.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    8/15

    IV. PERBANYAKAN TANAMAN PURING

    Perbanyakan tanaman puring dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif.

    Namun, pada umumnya perbanyakan tanaman puring dilakukan secara vegetative

    karena lebih cepat dan efisien. Teknik perbanyakan vegetatif yang bias dilakukan

    untu tanaman puring antara lain dengan stek batang, cangkok dan okulasi.

    A. Stek BatangMetode stek merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sebab

    tidak perlu persiapan yang panjang selain itu alat yang digunakan juga tidak terlalu

    rumit. Langkah dalam stek batang tanaman puring antara lain :

    1. Siapkan peralatan yang terdiri dari gunting tanaman, pisau, plastik penutup,tali plastik, pot dan media tanam.

    2. Siapkan media tanam dengan campuran pasir, dengan humus bambu.3. Pilih batang puring yang sudah terlihat tua untuk dipotong. Cirinya cukup

    mudah perhatikan kulit bila sudah berwarna cokelat seperti kulit kayu berarti

    batang sudah siap di stek.

    4. Potong dengan menggunakan gunting tanaman yang sudah dibersihkan.Hindari pengunaan pisau sebab batang punya struktur yang keras dan

    mengandung kayu.

    5. Setelah terpisah jangan lupa untuk untuk menutup luka di pohon indukandengan fungisida.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    9/15

    6. Bila daun terlihat rimbun potong di bagian bawah dengan menyisakan sekitar5-7 daun. Tujuannya untuk mengurangi penguapan yang harus di jaga selama

    proses stek.

    7. Ikat sisa daun mengarah keatas dan tutup dengan plastik untuk mengurangipenguapan.

    8. Rendam potongan bawah dalam larutan perangsang akar sekitar 15-20 menit.9. Masukkan dalam media tanam dengan urutan stylofoam/gabus bisa juga

    dengan menggunakan pecahan genting, selanjutnya masukkan pasir hingga

    setengah pot. Setelah itu masukkan potongan stek.

    10.Lapisan atas gunakan campuran pasir dengan humus bambu hingga penuh.11.Tekan media tanam hingga batang bisa berdiri tegak.12.Siram media tanam dengan menggunakan sisa air perangsang akar13.Tempatkan ditempat teduh.

    Tanda berhasilnya proses stek bisa dilihat dari kondisi daun selama satu

    hingga dua minggu. Bila terlihat tetap segar bahkan tumbuh tunas baru berarti stek

    berhasil dan tutup plastik bisa dilepas. Cara stek ini mempunyai kelebihan cepat dan

    mudah namun keberhasilan proses ini masih mempunyai keberhasilan hingga 90%.

    Jadi masih ada kemungkinan 10 persen tidak berhasil.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    10/15

    Untuk meminimalkan kegagalan usahakan saat melakukan pemotongan stek

    dipastikan pohon dalam keadaan sehat. Selain itu batang juga harus sudah tua supaya

    pertumbuhan akar bisa maksimal. Yang tak kalah penting adalah untuk menjaga

    kelembaban dengan menempatkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.

    B. Cangkok

    Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan cangkok. Cara ini punya

    keberhasilan lebih besar dari pada model stek sebab akar di rangsang sebelum batang

    di potong. Namun beberapa nursery menganggap cara ini jauh lebih merepotkan.

    1. Pilih batang yang sudah tua dengan warna cokelat. Usahkan batang yangdipilih lebih tua dari metode stek

    2. Siapkan pisau tajam, plastik, media tanam, dan tali plastik.3. Kupas kulit batang sekitar 3-4 cm untuk tempat media tanam cangkok.4. Masukkan media tanam yang terdiri dari humus daun dan bungkus dengan

    plastik

    5. Lubangi plastik untuk memberikan sirkulasi udara6. Siram media cangkok untuk menjaga kelembaban tanaman jadi jaga agar

    tidak kering.

    7. Bila akar sudah terlihat lepas media tanam dan potong batang.8. Masukan dalam pot urutan sama dengan model stek.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    11/15

    Metode cangkok ini lebih aman sebab saat dipisah dari indukan batang

    sudah mempunyai akar sehingga yang harus dijaga adalah kandungan nutrisinya.

    Namun cangkok memang punya waktu lebih lama dan batang yang dipilih harus lebih

    tua dari metode stek.

    C. Okulasi

    Okulasi alias tempel mata tunas juga bisa jadi pilihan. Cara ini tergolong

    efektif dan cepat. Cocok diterapkan untuk memperbanyak puring langka dan sedang

    diminati. Semisal puring kura kura. Umumnya memakai batang bawah puring

    murah Sementara mata tempelnya adalah puring mahal. Mata tempel dipilih yang

    sehat da n masih aktif. Ditandai dengan warna hijau kecoklatan dan nampak segar

    berair. Mata tunas yang mati biasanya berwarna hitam.

    Mata tunas diambil dengan jalan menyayat. Disarankan menggunakan pisau

    yang benar benar bersih dan tajam. Setelah itu disiapkan tempat penempelan di

    batang tanaman puring yang lain. Ukurannya harus benarbenar pas. Mata tunas lalu

    secepatnya dipasang. Lendir dan kambim jangan sampai mengering aau terpegang.

    Mata tunas yang sudah dipasang lau diikat erat dengan tali rafia. Cara

    mengikatnya seperti orang menyusun genting. Yaitu dari bawah menuju ke arah atas.

    Supaya air hujan tidak masuk ke dalam. Air hujan bisa mengakibatkan mata empel

    membusuk. Sekitar sebulan kemudian biasanya mata tempel sudah melekat. Tali

    pembalut bisa dilepas. Tajuk tanaman pokok bisa dipangkas. Supaya mata tunas bisa

    segera tumbuh.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    12/15

    Begitu juga sambung pucuk, tingkat keberhasilannya terbilang sangat tinggi.

    Batang bawah puring murah disambung dengan entres puring favorit. Biasanya

    menggunakan bentuk sambungan V lantas diikat plastik. Sama seperti okulasi,

    entres alias batang atas dipilih yang belum terlalu tua, berciri tak terlalu keras, juga

    sedang aktif tumbuh.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    13/15

    V. PEMELIHARAAN TANAMAN PURING

    Pemeliharaan tanaman, meliputi penyiraman, pemupukan, penggantian

    pot/reportting, pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan 1-2 kali

    sehari pada pagi hari atau sore hari. Pemupukan dapat menggunakan pupuk lambat

    urai yang diberikan setiap 6 bulan sekali, pupuk NPK dapat diberikan 1 bulan sekali,

    pupuk daun dapat diberikan dengan cara disemprotkan ke dalam media 2-3 minggu

    sekali, atau pupuk kandang dapat diberikan 2 bulan sekali. Untuk mendapatkan hasil

    yang optimal sebaiknya pemupukan dilakukan dengan kombinasi antar pupuk

    tersebut yang diberikan secara bergantian. Apabila ukuran tanaman tidak lagi

    proporsional terhadap ukuran pot dan akarnya, maka perlu dilakukan penggantian

    pot/ reportting yaitu 6 bulan - 1 tahun sekali. Gangguan hama yang sering

    menyerang, yaitu kutu putih (mealy bugs), kutu sisik, thrips, laba-laba kecil, dan ulat.

    Sedangkan penyakit pada tanaman puring seringkali disebabkan oleh jamur dan

    bakteri (Agrobacterium tumefaciens). Pengendalian dan pencegahan hama

    menggunakan insektida dan penyakit tanaman menggunakan fungisida yang

    diberikan secara berkala, yakni 2 minggu sekali

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    14/15

    VI. KESIMPULAN

    1. Tanaman puring memiliki peran dan manfaat yang sangat besar, selainsebagai tanaman hias juga memiliki kamampuan untuk menyerap logam berat

    di udara dan mampu mengikat unsur fosfor.

    2. Pembudidayaan tanaman puring dilakukan dengan menggunakan media tanamdan lingkungan (syarat tumbuh) yang baik, pemeliharan secara berkala, serta

    menerapkan berbagai cara perbanyakan, sehingga pertumbuhan yang

    diharapkan akan optimal.

  • 7/22/2019 Tugas Terstruktur Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hias Dan Binga

    15/15

    DAFTAR PUSTAKA

    Henny, R.j, L.S. Orbone & A.R. Chase. 2007. Classification for Kingdom Plantae

    Down to Species Codiaeum variegatum (L.) Blume. Plants Database Natural

    Resources Conservation Service, united States Departement of agriculture.

    Kadir, A. 2008.Puring. Yogyakarta: Andi Offset.

    Rahman. 2008. Hasil penelitian UII: Daun tanaman puring efektif serap timbal.

    http://langitlangit.com. Diakses tanggal 3 Desember 2013.

    Silitonga, R.R. 2007.Puring eksotis. Jakarta: PT Buana Ilmu Populer.