Tugas Teknik Bioenergi

17
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, kebutuhan akan bahan bakar alternatif sangat tinggi karena perannya sebagai pengganti bahan bakar bahan fosil sangat besar. Tak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama di muka bumi ini, termasuk di Indonesia. Padahal ia merupakan sumber energi yang tak terbarukan. Sedangkan, konsumsi masyarakat akan bahan bakar fosil ini semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini menyebabkan cadangan minyak bumi di Indonesia akan semakin menipis. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan energi alternatif yang lebih murah dan dapat diperbarui untuk menggantikan minyak bumi sebagai sumber energi utama. Salah satu jenis yang saat ini sedang marak dikembangkan adalah Biomass Energi, yang merupakan hasil pemanfaatan bahan biologis telah mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar. Berbagai macam teknologi pemanfaatan limbah biomassa telah banyak dikembangkan, seperti gasifikasi, pembakaran, pirolisis, thermochemical, fermentasi, biochemical dll. Masing-masing memiliki cara tersendiri dalam memanfaatkan biomassa. Proses gasifikasi adalah proses pengkonversian biomassa padat yang mengandung karbon menjadi gas yang combustible yang bisa dimanfaatkan langsung sebagai bahan bakar mesin. Pada dasarnya proses gasifikasi biomassa terdiri atas 4 tahapan utama, yaitu drying (pengeringan), pirolisis, oksidasi parsial dan reduksi dimana masing- masing memiliki karakteristik tersendiri. Berbagai macam jenis proses gasifikasi telah dikembangkan seperti downdraft, updraft, fluidized bed dan lain sebagainya.. Menurut roisul amin (2013) dalam presentasinya menyatakan bahwa produk dari gasifikasi berupa campuran gas CO dan H 2

Transcript of Tugas Teknik Bioenergi

6

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSaat ini, kebutuhan akan bahan bakar alternatif sangat tinggi karena perannya sebagai pengganti bahan bakar bahan fosil sangat besar. Tak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama di muka bumi ini, termasuk di Indonesia. Padahal ia merupakan sumber energi yang tak terbarukan. Sedangkan, konsumsi masyarakat akan bahan bakar fosil ini semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini menyebabkan cadangan minyak bumi di Indonesia akan semakin menipis. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan energi alternatif yang lebih murah dan dapat diperbarui untuk menggantikan minyak bumi sebagai sumber energi utama. Salah satu jenis yang saat ini sedang marak dikembangkan adalah Biomass Energi, yang merupakan hasil pemanfaatan bahan biologis telah mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar.Berbagai macam teknologi pemanfaatan limbah biomassa telah banyak dikembangkan, seperti gasifikasi, pembakaran, pirolisis, thermochemical, fermentasi, biochemical dll. Masing-masing memiliki cara tersendiri dalam memanfaatkan biomassa.Proses gasifikasi adalah proses pengkonversian biomassa padat yang mengandung karbon menjadi gas yang combustible yang bisa dimanfaatkan langsung sebagai bahan bakar mesin. Pada dasarnya proses gasifikasi biomassa terdiri atas 4 tahapan utama, yaitu drying (pengeringan), pirolisis, oksidasi parsial dan reduksi dimana masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Berbagai macam jenis proses gasifikasi telah dikembangkan seperti downdraft, updraft, fluidized bed dan lain sebagainya.. Menurut roisul amin (2013) dalam presentasinya menyatakan bahwa produk dari gasifikasi berupa campuran gas CO dan H2 (lebih dari 85% berdasarkan volume) dan karbondioksida dan metana (lebih kecil) dikenal sebagai syngas. Menurutnya juga, bahwa tiap satu kilogram biomassa, secara rata-rata setara dengan 0.1 0.25 bahan bakar + 0.3 kW energi listrik. Sehingga teknologi ini bisa dikembangkan secara intensif di sebuah desa dengan konsep desa mandiri.Menurut Haifa wahyu dkk (tanpa tahun) dalam jurnalnya bahwa, Syngas mempunyai komposisi sekitar 18-20% H2, 18-20% CO, 2-3% CH4, 12% CO2, 2.5% H2O dan sisanya N2, dengan nilai kalor gas sekitar 4.7-5.0 MJ/Nm3. Jika produk gasifikasi menggunakan uap air, maka komposisi gas berubah menjadi CO 50% dan H2 40%, serta 10% gas-gas yang lain (metan, karbondioksida, nitrogen dan ketakmurnian).Dari data, dapat disimpulkan bahwa teknologi gasifikasi bisa menghasilkan energi listrik. Sehingga bisa menjadikan gasifikasi biomassa sebagai teknologi alternatif dalam membuat bahan bakar gas hanya dengan bahan yang terbatas seperti oksigen dan udara. Oleh karena itu dari pemaparan diatas akan dikemukakan gasifikasi biomassa pada makalah ini.1.2 Rumusan MasalahPermasalahan yang akan dicari adalah bagaimana proses gasifikasi dan beberapa informasi tentang gasifikasi bimassa secara keseluruhan1.3 TujuanMakalah ini mempunyai tujuan yaitu:a. Memberikan pengetahuan tentang definisi, proses, dan macam alat yang digunakan gasifikasi biomassab. Mengetahui hasil keluaran produk gasifikasi biomassac. Mengetahui semua informasi tentang gasifikasi biomassad. Menambah pengetahuan kepada penulis dan pembaca

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Definisi Gasifikasi BiomassaGasifikasi biomassa adalah proses konversi termokimia dari biomassa padat menjadi gas bakar. Gas bakar tersebut mengandung karbon monoksida (CO), hydrogen (H2) dan sedikit kandungan metan (CH4). Rata-rata efisiensi konversi untuk gasifikasi biomassa 60-70%. Memanfaatkan gasifikasi biomassa sebagai pengganti minyak tanah untuk industry dapat menghemat sekitar 60 juta/bulan/industry, dimana rata-rata pemakaian minyak tanah industry 8 ton/minggu (anonim, --)Produksi syngas atau producer gas dari biomassa melalui dekomposisi termal (gasifikasi) merupakan proses alternatif sebagai pengganti dari proses pembakaran sempurna yang biasa digunakan dalam system pembangkit daya. Syngas mempunyai komposisi sekitar 18-20% H2, 18-20% CO, 2-3% CH4, 12% CO2, 2.5% H2O dan sisanya N2, dengan nilai kalor gas sekitar 4.7-5.0 MJ/Nm3. Jika proses dekomposisi biasa diubah menggunakan teknik dekomposisi termal menggunakan uap air, maka komposisi gas berubah menjadi CO 50% dan H2 40%, serta 10% gas-gas yang lain (metan, karbondioksida, nitrogen dan ketakmurnian). Gas yang dihasilkan mempunyai kualitas yang lebih tinggi dengan nilai kalor antara 8000-9000 kJ/Nm3 (Haifa Wahyu dkk, --)Sintesis gas yang dihasilkan dari gasifikasi biomassa mengandung hydrogen (H2), karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2), air (H2O), nitrogen (N2), metana (CH4) dan melacak sejumlah hidrokarbon lainnya. Proporsi relative dari masing-masing komponen dalam syngas tergantung pada kondisi operasi gasifikasi, yaitu temperatur, tekanan, jenis biomassa, dll dan diantara mereka, agen gasifikasi disebutkan dalam literature sebagai yang paling berpengaruh. Teknologi gasifikasi biomassa yang berbeda termasuk yang menggunakan udara, uap atau campuran uap-O2 merupakan bahan paling utama dalam proses gasifikasi biomassa (Eny Apriyanti, --)2.2 Faktor yang Mempengaruhi GasifikasiProses gasifikasi memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dan kandungan syngas yang dihasilkannya, faktor-faktor tersebut ialah: (Gita, 2009)2.2.1 Properties BiomassaTidak semua biomassa dapat dikonversikan dengan proses gasifikasi, karena ada beberapa klasifikasi dalam mendefinisikan bahan baku yang dipakai pada system gasifikasi berdasarkan kandungan dan sifat yang dimilikinya. Pendefinisian bahan baku gasifikasi ini dimaksudkan untuk membedakan antara bahan baku yang baik dan tidak baik. Adapun beberapa parameter yang dipakai untuk mengklasifikasikannya yaitua. kandungan energiSemakin tinggi kandungan energi yang dimiliki biomassa, maka syngas hasil gasifikasi biomassa tersebut semakin tinggi, karena energi yang dapat dikonversi juga semakin tinggi.b. MoistureBahan baku yang digunakan untuk proses gasifikasi umumnya diharapkan bermoisture rendah. Karena kandungan moisture yang tinggi menyebabkan heat loss yang berlebihan. Selain itu kandungan moisture yang tinggi juga menyebabkan beban pendinginan semakin tinggi karena pressure dropyang terjadi meningkat. Idealnya kandungan moisture yang sesuai untuk bahan baku gasifikasi kurang dari 20%.c. DebuSemua bahan baku gasifikasi menghasilkan dust (debu). Adanya debu ini sangat mengganggu karena berpotensi menyumbat saluran sehingga membutuhkan maintenance lebih. Desain gasifier yang baik setidaknya menghasilkan kandungan dust yang tidak lebih dari 2-6 g/m3.d. TarMerupakan salah satu kandungan yang paling merugikan dan harus dihindari karena sifatnya yang korosif. Sesungguhnya tar adalah cairan hitam kental yang terbentuk dari destilasi destruktif pada material organic. Selain itum tar memiliki bau yang tajam dan dapat mengganggu pernapasan. Desain gasifier yang baik setidaknya menghasilkan tar tidak lebih dari 1 g/m3.e. Ash dan SlaggingAsh adalah kandungan mineral yang terdapat pada bahan baku yang tetap berupa oksida setelah proses pembakaran. Sedangkan slag adalah kumpulan ash yang lebih tebal. Pengaruh adanya ash dan slag pada gasifier adalah menimbulkan penyumbatan pada gasifier dan pad titik tertentu dapat mengurangi respon pereaksian bahan baku.2.2.2 Desain ReaktorTerdapat berbagai macam bentuk gasifier yang pernah dibuat untuk proses gasifikasi. Untuk gasifier bertipe imbert yang memiliki neck didalam reaktornya, ikuran dan dimensi neck amat sangat mempengaruhi proses pirolisis, pencampuran, heatloss dan nantinya akan mempengaruhi kandungan gas yang dihasilkannya.2.2.3 Jenis Gasifying AgentYang digunakan dalam gasifikasi umumnya adalah udara dan kombinasi oksigen dan uap. Penggunaan jenis gasifying agent mempengaruhi kandungan gas yang dimiliki oleh syngas. Berdasarkan penelitian, perbedaan kandungan syngas yang mencolok terlihat pada kandungan nitrogen yang pekat didalam syngas, berlawanan dengan penggunaan oksigen/uap yang memiliki kandungan nitrogen yang relative sedikit. Sehingga penggunaan gasifying agent oksigen/uap memiliki nilai kalor syngas yang lebih baik disbanding gasfying agent udara.2.2.4 Rasio Bahan Bakar dan UdaraPerbandingan bahan bakar dan udara dalam proses gasifikasi mempengaruhi reaksi yang terjadi dan tentu saja pada kandungan syngas yang dihasilkan. Kebutuhan udara pada proses gasifikasi berada diantara batas konversi energi pirolisis dan pembakaran. Karena itu dibutuhkan rasio yang tepat jika menginginkan hasil syngas yang maksimal. Pada gasifikasi biomassa, rasio yang tepat untuk proses gasifikasi berkisar pada angka 1.25-1.5.2.3 GasifierGasifier adalah sebuah alat yang digunakan untuk membuat gas dari bahan-bahan yang merupakan energi alternatif. Bahan-bahan yang digunakan bisa berasal dari sisa tumbuhan yang kering, misalnya sekam padi, cangkang kelapa sawit, bungkil jagung, kayu-kayu kering, rumput-rumputan dan lain-lain. Dan bisa juga menggunakan batu bara (Jonathan Tanone, 2010)2.4 Klasifikasi GasifierKlasifikasi gasifier jika berdasarkan pada medium gasifikasi, dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu:a. Aliran udaraUdara sebagai medium gasifikasinyab. Aliran oksigenOksigen murni sebagai medium gasifikasinyaJika glasifier di klasifikasikan berdasarkan metode kontak antara gas dan bahan bakar, maka dapat dibagi menjadi tiga yaitu :a. Entrained bedMerupakan bejana horizontal yang beroperasi pada tekanan atmosfer atau sedikit lebih tinggi dari tekanan atmosferik. Pengoperasian pada tekanan tinggi menyebabkan kandungan tar dan minyak dalam gas hasil produksi sedikit atau tidak ada sama sekali. Dapat dioperasikan pada temperatur rendah untuk menjaga abu agar tetap dalam keadaan padatan kering atau juga dapat dioperasikan pada temperatur diatas titik lebur abu sehingga abu yang dihasilkan berbentuk lelehan cairb. Fluidized bed (bubbling atau circulating)Menggunakan unggun yang terdiri dari inert (pasir atau arang atau kombinasi keduanya). Inert yang digunakan berfungsi sebagai pegatur panas agar temperatur operasi tetap. Bahanbakar yang digunakan berupa padatan yang berukuran kurang dari 8 mesh (0.5-5 mm). bahan baku tersebut dimasukkan pada bagian tasa unggun atau langsung pada unggun, kemudian dialirkan dengan bantuan gas sehingga bergerak seperti fluida dan membentuk unggun gasc. Fixed atau moving bedMerupakan reaktor gasifikasi unggun tetap terbentuk vertical. Gasifier jenis ini digunakan untuk mempertahankan aliran padatan dengan kecepatan gas rendah. Aliran bahan bakar adalah counter current, bahan bakar dimasukkan dari bagian atas dan gas dimasukkan dari bagian bawah gasifier

Gambar 1. Gasifier berdasarkan metode kontak antara gas dan bahan bakarTabel kelebihan dan kekurangan dari metode kontak antara gas dan bahan bakarKLASIFIKASIKELEBIHANKEKURANGAN

Fixed Bed Mudah dibuat Mudah pengoperasian Temperatur gasifikasi rendah Membutuhkan oksigen yang rendah Menghasilkan kandungan metan yang tinggi Mahal untuk ukuran kapasitas yang relative kecil

Fluidized Bed Kemampuan memproses bahan bakar yang memiliki kandungan abu tinggi (bahan bakar berkualitas rendah), khususnya abu dengan titik lebur tinggi Kontak antara padatan dan gas sangat baik (efisien) Luas permukaan lebih besar, sehingga reaksi berlangsung cepat Temperatur dapat dikontrol dengan perbandingan antara udara dan bahan bakar sehingga kondisi operasi mudah diubah-ubah Gas yang dihasilkan kandungan tarnya tinggi (. 5 mg/m3) Tidak cocok untuk umpan dalam wujud cair

Entrained Bed Tidak terlalu memperhatikan karakteristik bahan baku Sesuai untuk bahan baku yang berukuran kecil Gas produser mengandung sedikit tar Abu diambil dalam bentuk slag Produk dengan suhu tinggi memerluakan quenching untuk pembersihan Pendinginan dapat dilakukan dengan cara perukaran panas (reuse) sehingga panas yang dihasilkan lebih efisien Oksigen yang dibutuhkan lebih banyak Bahan baku berukuran besar memerlukan pengolahan awal agar dapat memenuhi spesifikasi umpan gasifier Pengoperasian rumit

Tabel 1. kekurangan dan kelebihan fixed, fluidized dan entrained bedJika diklasifikasikan berdasarkan arah aliran dari medium gasifikasi sepanjang lapisan bahan bakar, fixed atau moving bed gasifier dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu:a. UpdraftArah aliran padatan kebawah sedangkan arah aliran gas mengalir ke atasb. DowndraftArah gas dan arah aliran padatan adalah sama-sama ke bawahc. CrossdraftArah aliran gas dijaga mengalir mendatar dengan aliran padatan ke bawahSkema gasifier :

Gambar 2. Skema gasifier updraft, downdraft dan crossdraftTabel kelebihan dan kekurangan dari updraft, downdraft dan crossdraftKLASIFIKASIKELEBIHANKEKURANGAN

DOWNDRAFT Biaya pembuatan lebih murah Gas yang dihasilkan lebih panas dibandingkan pada system updraft Teknik pembersihan gas lebih sederhana karean tar yang relative rendah Syngas yang dihasilkan memiliki temperatur yang sangat tinggi (sekitar 400oC, sehingga membutuhkan system secondary heat recovery agar tidak merusak komponen di sekitarnya Hanya dapat digunakan oleh bahan bakar (biomassa) tertentu karena sangat sensitive terhadap kelembaban biomassa, umumnya gasifier tipe ini dapat bekerja dengan efektif bila kandungan moisture biomassanya yang sangat rendah (, 20%) Kadar karbon pada abu relative lebih tinggi dari system updraft

UPDRAFT Mekanismenya sederhana Arang (charcoal) habis terbakar Suhu keluaran rendah Efisiensi tinggi Tingginya jumlah tar yang terkandung di dalam gas keluaran Kemungkinan gas produser membawa muatan rendah Kemungkinan terjadi channeling, sehingga ditribusi panas tidak merata dan dapat meurunkan efisiensi gasifier

CROSSDRAFT Waktu yang dibutuhkan untuk start up lebih singkat dari downdraft dan updraft, yaitu sekitar 5-10 menit Cocok untuk aliran udara dan bahan bakar yang kering Cocok dioperasikan pada skala kecil Proses hanya ditunjukkan untuk arang berkualitas tinggi Temperatur gas keluaran gasifier tinggi CO2 yang tereduksi rendah Kecepatan gas tinggi

Tabel 2. kelebihan dan kekurangan updraft, downdraft dan crossdraftMenurut Samsudin Anis dkk (tanpa tahun) faktor temperatur membedakan gasifikasi dengan proses lainnya. Temperatur gasifikasi yang dibutuhkan minimal 650 oC. dibawah temperatur tersebut biasanya merupakan fase pembakaran dan pirolisis. Selain temperatur, tekanan juga merupakan faktor yang penting dalam proses gasifikasi. Tekanan berdampak pada kebutuhan suplai udara. Jika kerugian tekanan dalam reaktor gasifikasi terlalu tinggi maka energi yang dibutuhkan untuk mensuplai udara pun semakin besar.Faktor kecepatan fluidisasi akan berdampak terhadap dimensi gasifier dan jenis fluidisasi yang digunakan. Sebagaimana diketahui bahwa gasifier yang dioperasikan pada kecepatan di atas kecepatan minimum fluidisasi temasuk kategori circulating fluidized bed sedangkan jenis lainnya yaitu bubbling fluidized bed beroperasi pada kecepatan minimal fluidisasi. Faktor lain adalah equivalence ratio dan sifat bahan bakar. Kedua faktor ini menentukan kualitas gas atau syngas yang dihasilkan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa equivalence ratio optimum berada pada rentang 0,2 0,4 (Anis dkk, --)2.5 Proses Gasifikasi BiomassaMenurut Prof. Dr. Herri Susanto (2013), tahapan proses gasifikasi melalui reaksi kimia pada temperature tinggi antara biomassa dengan udara. Berikut adalah tahapan proses gasifikasi biomassaa. Tahap pengeringanAkibat pengaruh panas, biomassa mengalami pengeringan pada temperatur sekitar 100 oCb. Tahap pirolisisBila temperatur mencapai 250C, biomassa mulai mengalami proses pirolisis yaitu perekahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil akibat pengaruh temperatur tinggi. Proses ini berlangsung sampai temperatur 500C. Hasil proses pirolisis ini adalah arang, uap air, uap tar, dan gas-gas.c. Tahap PereduksiPada temperatur di atas 600C arang bereaksi dengan uap air dan karbon dioksida. Untuk menghasilkan hidrogen dan karbon monoksida sebagai komponen utama gas hasil.d. Tahap OksidasiSebagian kecil biomassa atau hasil pirolisis dibakar dengan udara untuk menghasilkan panas yang diperlukan oleh ketiga tahap tersebut di atas. Proses oksidasi (pembakaran) ini dapat mencapai temperatur 1200C, yang berguna untuk proses perekahan tar lebih lanjut.

Gambar 3. Proses gasifikasi2.6 Hasil Keluaran GasifikasiProduk yang dihasilkan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian utama, yaitu padatan, cairan (termasuk gas yang dapat dikondensasikan) dan gas permanen. Gas yang dihasilkan dari gasifikasi dengan menggunakan udara mempunyai nilai kalor yang lebih rendah tetapi disisi lain, proses operasi menjadi lebih sederhana.2.7 Keuntungan dan Kerugian Menggunakan GasifikasiKeunggulan dari teknologi gasifikasi adalah:1. Mampu menghasilkan produk gas yang konsisten yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik.2. Mampu memproses beragam input bahan bakar termasuk batu bara, minyak berat, biomassa, berbagai macam sampah kota dan lain sebagainya.3. Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang bernilai lebih tinggi.4. Mampu mengurangi jumlah sampah padat.5. Gas yang dihasilkan tidak mengandung furan dan dioxin yang berbahaya.6. Tingkat efisiensi lebih bagus7. Polusi yang dihasilkan lebih rendahKekurangan sistem gasifikasi dengan pembakaran langsung yaitu 1. peralatan lebih rumit dan lebih mahal2. serta memerlukan ketrampilan yang lebih tinggi.

BAB IIIKESIMPULAN3.1. KesimpulanGasifikasi biomassa merupakan proses konversi termokimia dari biomassa padat menjadi gas bakar. Sintesis gas yang dihasilkan dari gasifikasi biomassa mengandung hydrogen (H2), karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2), air (H2O), nitrogen (N2), metana (CH4) dan melacak sejumlah hidrokarbon lainnya. Faktor yang mempengaruhi adalah properties biomassa, desain reaktor, jenis gasifying agent dan rasio bahan bakar dan udara. Alat yang digunakan sebagai proses gasifikasi adalah gasifier. Gasifier adalah sebuah alat yang digunakan untuk membuat gas dari bahan-bahan yang merupakan energi alternatif.Gasifier diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu berdasarkan medium, berdasarkan metode kontak antara gas dan bahan bakar dan berdasarkan arah aliran dari medium gasifikasi sepanjang lapisan bahan bakar, fixed atau moving bed gasifier. Berdasarkan medium yaitu aliran udara dan oksigen. Berdasarkan metode kontak antara bahan bakar dan gas adalah entrained bed, fluidized bed dan fixed bed. berdasarkan arah aliran dari medium gasifikasi sepanjang lapisan bahan bakar, fixed atau moving bed gasifier adalah updraft, downdraft dan crossdraft.Proses atau tahapan gasifikasi ada empat yaitu terdiri dari pembakaran yang menggunakan suhu sekitar 100 oC, tahap pirolisis yang mencapai temepratur maksimum yaitu 500 oC. Selanjutnya tahap pereduksi dengan suhu diatas 600 oC dan yang tahap terakhir adalah tahap oksidasi dengan suhu mencapai 1200 oC. Produk yang dihasilkan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian utama, yaitu padatan, cairan (termasuk gas yang dapat dikondensasikan) dan gas permanen. Keunggulan dari system ini salah satunya adalah Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang bernilai lebih tinggi. Sedangkan kekurangan dari system ini yaitu peralatan yang rumit dan biaya yang sangat tinggi.

DAFTAR PUSTAKAAmin, roisul. Tanpa tahun. Gasifikasi. Presentasi.-.-Anis, samsudin dkk. Tanpa tahun. Studi Eksperimen Pemanfaatan Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar Gasifikasi Penghasil Syngas. Jurnal. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. SemarangAnonim. Tanpa tahun. Gasifikasi Biomassa. http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=77:gasifikasi-biomasa&catid=80:ketenagalistrikan-dan-ebtke&Itemid=93. Diakses tanggal 2 april 2014 jam 10.00Anonim.2012. Gasifikasi-Pyrolisi-Pembakaran. http://santosorising.blogspot.com/2012/07/gasifikasi-pyrolysis-pembakaran.html. diakses tanggal 5 maret 2014 jam 09.00Anonim.tanpa tahun. Pengolahan Limbah Padat : Minggu 9 : Pirolisis dna Gasifikasi. Presentasi bahan ajar.-.-Apriyanti, Eny. Tanpa tahun. Pembuatan Gas Hidrogen dari Gasifikasi Biomassa dengan Katalis Oksidasi Menggunakan Katalis Water Gas Shift (WGS). Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Pandanaran. SemarangAstari Putri, Gita. 2009. Pengaruh Variasi Temperatur Gasifying Agent II Media Gasifikasi Terhadap Warna dan Temperatur Api Pada Gasifikasi Reaktor Downdraft dengan Bahan Baku Tongkol Jagung. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri. Institur Teknologi Sepuluh November. SurabayaSusanto, herri. Tahapan Proses Gasifikasi Biomassa Untuk Bioenergi. http://pengertian-definisi.blogspot.com/2013/11/tahapan-proses-gasifikasi-biomassa.html. diakses tanggal 3 april 2014 jam 20.00Tanone, Jonathan. 2010. Gasifier. http://gasifierelcogreenenergy.blogspot.com/. Diakses tanggal 2 april 2014 jam 12.00Tricahyandaru, Fikri dan Yudho Danu Priambodo. 2008. Pengembangan dan studi karakteristik gasifikasi batubara Sub - Bituminous menggunakan reaktor jenis FIX bed downdraft gasifier. Skripsi. Program studi teknik mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. JakartaWahyu, Haifa dkk. Tanpa tahun. Perancangan dan Pengembangan Reaktor Circulating Fluidized Bed untuk Gasifikasi Biomassa. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bandung