Tugas Spss Lisa

38
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Kadar Kolestrol Dalam Tubuh Lisa Sari Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat 11510 Abstrak Hiperkolesterolemia adalah faktor risiko penting penyakit kardiovaskuler yang menjadi penyebab utama kematian dan kesakitan di seluruh dunia. Penyakit kardiovaskuler yang berdampak kerugian ekonomi dan penurunan produktivitas kerja dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko hiperkolesterolemia di kalangan masyarakat Kecamatan Duri Kepa 2015. Penelitian yang menggunakan desain studi cross sectional ini mengamati variabel independen umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,kadar hemoglobin, penghasilan, dan kerja. 1 Populasi penelitian adalah masyarakat di Kecamatan Duri Kepa yang berusia 60 tahun keatas. Hubungan antara variabel bebas dan terikat dianalisa dengan menggunakan metode T- test pada program SPSS 16.0. penelitian dilakukan dengan sampel 54 orang. Hasil penelitian adalah tidak terdapat hubungan kadar kolesterol dengan usia (p=0,823), jenis kelamin (p=1,0000), tingkat pendidikan (p=0,512), kadar hemoglobin (p=1,000), penghasilan (p=0,125) dan kerja (p=1,000) Kata kunci : hiperkolesterolemia, penyakit kardiovaskuler, umur, kolesterol, hemoglobin Abstract

description

blok 26

Transcript of Tugas Spss Lisa

Page 1: Tugas Spss Lisa

Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Kadar Kolestrol Dalam Tubuh

Lisa Sari

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat 11510

Abstrak

Hiperkolesterolemia adalah faktor risiko penting penyakit kardiovaskuler yang

menjadi penyebab utama kematian dan kesakitan di seluruh dunia. Penyakit kardiovaskuler

yang berdampak kerugian ekonomi dan penurunan produktivitas kerja dapat dicegah

dengan mengendalikan faktor risiko tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

prevalensi dan faktor risiko hiperkolesterolemia di kalangan masyarakat Kecamatan Duri

Kepa 2015. Penelitian yang menggunakan desain studi cross sectional ini mengamati

variabel independen umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,kadar hemoglobin, penghasilan,

dan kerja.1 Populasi penelitian adalah masyarakat di Kecamatan Duri Kepa yang berusia 60

tahun keatas. Hubungan antara variabel bebas dan terikat dianalisa dengan menggunakan

metode T-test pada program SPSS 16.0. penelitian dilakukan dengan sampel 54 orang.

Hasil penelitian adalah tidak terdapat hubungan kadar kolesterol dengan usia (p=0,823),

jenis kelamin (p=1,0000), tingkat pendidikan (p=0,512), kadar hemoglobin (p=1,000),

penghasilan (p=0,125) dan kerja (p=1,000)

Kata kunci : hiperkolesterolemia, penyakit kardiovaskuler, umur, kolesterol, hemoglobin

Abstract

Hypercholesterolemia is an important risk factor for cardiovascular disease is a major cause

of mortality and morbidity worldwide. Cardiovascular disease that affects the economic losses and

decreased work productivity can be prevented by controlling these risk factors. This study aims to

determine the prevalence and risk factors of hypercholesterolemia among people in District of Duri

Kepa, 2015. The study used cross sectional design of the study is to observe the independent

variables of age, sex, education level, hemoglobin level, income, and kerja.1 study population was

community The District of Duri Kepa aged 60 years and older. The relationship between independent

and dependent variables were analyzed using t-test in SPSS 16.0. research conducted with a sample

of 54 people. Results of the study there was no association with age cholesterol levels (p = 0.823),

Page 2: Tugas Spss Lisa

sex (p = 1.0000), educational level (p = 0.512), hemoglobin (p = 1.000), income (p = 0.125) and

employment (p = 1.000).

Keywords: hypercholesterolemia, cardiovascular disease, age, cholesterol, hemoglobin

Pendahuluan

Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 menunjukkan sebab utama kematian

penduduk Indonesia adalah penyakit sistem sirkulasi yaitu penyakit jantung dan pembuluh

darah sebesar 26,3%.2 PJK adalah penyebab kematian utama pada pasien di atas usia 65

tahun.3 Tingginya kadar kolesterol total secara umum merupakan faktor risiko tersendiri

untuk terjadinya berbagai macam penyakit. Demikian pula secara khusus, tingginya kadar

low density lipoprotein (LDL) merupakan faktor risiko bagi terjadinya aterosklerosis yang

mengarah kepada penyakit jantung koroner. Kadar high density lipoprotein (HDL) sampai

saat ini dipercaya berkorelasi dengan insidens berbagai penyakit vaskular.4 kolesterol

adalah produk khas hasil metabolisme hewan seperti kuning telur,daging,hati, dan otak.

Semua jaringan yang mengandung sel-sel berinti mampu mensintesis kolesterol. Kolesterol

merupakan prekursor semua steroid, seperti kortikosteroid,hormon seks, asam empedu, dan

vitamin D (Dalimartha, 2001). Kolesterol di dalam tubuh diproduksi dalam jumlah yang

diperlukan.

Hiperkolesterolemia terjadi jika kadar kolesterol melebihi batas normal.

Hiperkolesterolemia dapat berkembang menjadi aterosklerosis pada pembuluh arteri,

berupa penyempitan pembuluh darah, terutama di jantung, otak, ginjal, dan mata. Pada

otak, aterosklerosis menyebabkan stroke, sedangkan pada jantung menyebabkan penyakit

jantung koroner (Vodjani, 1999). Hiperkolesterolemia dapat terjadi karena bobot badan, usia,

kurang olah raga, stress emosional, gangguan metabolisme, kelainan genetik, serta diet

tinggi kolesterol danasam lemak jenuh (Grundy, 1991). Hiperkolesterolemia juga dapat

terjadi pada wanita yang kekurangan hormon estrogen (Ganong, 1995). Kolesterol total

adalah nilai kolesterol dalam darah yang merupakan penjumlahan dari kolesterol yang

terkandung dalam LDL, HDL, dan lipoprotein yang lain nya. Batas kolesterol normal dalam

tubuh adalah 160 – 200 mg/dL apabila di atas 240 mg/dL.5

Penyakit kardiovaskuler yang paling seringmenyerang usia produktif adalah penyakit

jantung koroner (PJK) dan gangguan yang mendasari terjadinya PJK adalah aterosklerosis.

Faktor resiko utama yang memengaruhitimbulnya PJK adalah peningkatan kadar kolesterol

hingga melebihi 200mg/dL, yang disebut hiperkolesterolemia (Marinetti 1990). Hal tersebut

biasanya diikuti dengan tingginya kadar low density lipoprotein (LDL), yang mudah

teroksidasi. Hasil samping oksidasi LDL adalah radikal bebas. Sehingga pada kondisi

hiperkolesterolemia terbentuk radikal bebas yang berlebihan. Hal inilah yang menyebabkan

Page 3: Tugas Spss Lisa

antioksidan intrasel superoksida dismutase menurun seperti yang dilaporkan oleh Wresdiyati

et al., (2006a; 2006b). Pada kondisi stres oksidatif, level radikal bebas yang sangat tinggi

dapat bereaksi dengan makromolekul sel seperti DNA, protein, dan lemak yang dapat

menyebabkan terjadinya kerusakan makromolekul tersebut (Valko et al., 2006; 2007).

Kerusakan tersebut dapat berlanjut dengan terjadinya beberapa penyakit dan proses

degenerasi seperti ketuaan dan karsinogenesis (Halliwell dan Gutteridge, 1998). Kondisi

stress oksidatif harus segera ditangani untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Salah

satu indikator keberhasilan penanganan kondisi stres oksidatif adalah status antioksidan

intrasel atau antioksidan endogen, yang meliputi catalase,glutathione peroxidase, dan

superoxide dismutase.6

Metode

Skala pengukuran variabel terbagi menjadi kategorik (nominal-ordinal) dan numerik

(rasio-interval).

a. Nominal dan ordinal (kategorik)

Variabel nominal dan variabel ordinal disebut sebagai variabel kategorik karena

variabel tersebut mempunyai kategori variabel. Sebagai contoh: jenis kelamin adalah

variabel, sedangkan laki-laki dan perempuan adalah kategorik variabel, klasifikasi

kadar kolesterol adalah variabel sedangkan ‘baik’, ‘sedang’, dan ‘buruk’ adalah

kaegorinya.

Berdasarkan kategori inilah Anda dapat membedakan variabel nominal dan variabel

ordinal. Variabel nominal mempunyai kategori yang sederajat dan tidak bertingkat,

contohnya: variabel jenis kelamin dengan kategori laki-laki dan perempuan,

sedangkan variabel ordinal mempunyai kategori yang tidak sederajat atau bertingkat,

contohnya: variabel kolesterol mempunyai kategori ‘baik’, ‘sedang’, dan ‘buruk’.

b. Rasio dan interval (numerik)

Variabel rasio dan variabel interval disebut sebagai variabel numerik karena variabel

tersebut tidak mempunyai kategori variabel. Anda dapat membedakan variabel rasio

dan interval berdasarkan nilai nolnya. Apabila variabel tersebut memiliki nilai nol

alami (seperti berat badan, tinggi badan, jarak) maka anda dapat menyebutnya

sebagai variabel rasio. Apabila variabel tersebut tidak mempunyai angka nol alami

(seperti suhu), makan Anda menyebutnya sebagai variabel interval. Perhatikan

bahwa nol derajat pada skala Celcius berbeda dengan nol derajat pada skala

Fahrenheit.

Page 4: Tugas Spss Lisa

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang (cross sectional) untuk

mencapai tujuan penelitian. Populasi penelitian adalah para lansia (usia ≥ 60 tahun) yang

ada di kecamatan Duri Kepa di Jakarta. Pemilihan sampel dilakukan secara simple random

sampling. Berdasarkan kriteria dari National Cholesterol Education Program kadar kolesterol

total batas tinggi adalah 200-239 mg/dl, LDL kolesterol 130-159 mg/dl dan trigliserida 150-

199 mg/dl. Sedangkan kadar HDL kolesterol tinggi besarnya ≥60 mg/dl.7

Pengolahan dan analisis data

Data diolah menggunakan program SPSSversi 16.0. Tingkat kemaknaan untuk uji

statistik besarnya 0,05.

Tinjauan Pustaka

Pada hasil penelitian didapatkan proporsi usia terbanyak adalah usia 60 tahun

sebanyak 37% dan usia 65 tahun sebanyak 14,8&. Usia rata-rata responden adalah 64,24

tahun. Terdapat 9,3% responden laki-laki dan 90,7% responden wanita. Pada populasi yang

diteliti ada 81,5 yang memiliki pendidikan rendah, 11,1 % berpendidikan sedang dan 7,4%

yang memiliki pendidikan tinggi. Ada 46,3% responden yang memiliki penghasilan dan

53,7% yang tidak memiliki penghasilan. Sddangkan jika di lihat dari segi pekerjaan terdapat

96,3 yang bekerja dan hanya 3,7% yang tidak memiliki pekerjaan. Untuk kadar hemoglobin

terbanyak adalah 9,3% responden memiliki kadar hemoglobin 12. Sebanyak 14,8%

responden yang memikili kadar kolesterol >200mg/dl dan 85,2% responden yang memiliki

kadar kolesterol lebih dari 200mg/dl.

Tabel1. Tabel Persentase Kadar Kolesterol

Total_Kolestrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 8 14.8 14.8 14.8

Tidak normal 46 85.2 85.2 100.0

Total 54 100.0 100.0

Page 5: Tugas Spss Lisa

Grafik 1. Persentase Kadar Kolesterol

Faktor usia mempengaruhi terjadinya akumulasi lipid sehingga bisa menyebabkan

terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis adalah perubahan dinding arteri yang ditandai

akumulasi lipid ekstrasel, recruitment dan akumulasi lekosit, pembentukan sel busa, migrasi

dan proliferasi miosit, deposit matriks ekstrasel, akibat pemicuan patomekanisme multifaktor

yang bersifat kronik progresif, fokal atau difus, bermanifestasi akut maupun kronis, serta

menimbulkan penebalan dan kekakuan arteri.Aterosklerosis disebabkan faktor genetik serta

intensitas dan lama paparan faktor lingkungan (hemodinamik, metabolik, kimiawi eksogen,

infeksi virus dan bakteri, faktor imunitas dan faktor mekanis), dan atau interaksi berbagai

faktor tersebut.

Berbagai Tipe Lesi Aterosklerotik

Lesi aterosklerotik, terutama terjadi pada arteri elastis berukuran sedang dan besar

serta arteri muskularis, dapat menimbulkan iskemi jantung, otak atau ekstremitas yang

menyebabkan terjadinya infark. The American Heart Association Committee on Vascular

Lesions menentukan klasifikasi baru perkembangan lesi aterosklerotik menjadi 6 (enam)

fase. Sistem klasifikasi ini mengkaitkan fase klinik evolusi plak dengan tipe lesi yang tampak

secara patologis.

Lesi aterosklerotik tipe I

Lesi aterosklerotik tipe I atau lesi inisial (Gambar 1.) memperlihatkan perubahan

paling dini yang pertamakali bisa terdeteksi secara mikroskopik dan kimiawi. Secara seluler

Page 6: Tugas Spss Lisa

ditandai dengan penambahan sejumlah sel busa di tunika intima arteri dan penebalan

adaptif tunika intima, terutama di regio yang mudah terkena.

Lesi aterosklerotik tipe II

Lesi tipe II (garis lemak) berupa garis-garis, bercak atau bintik berwarna kuning di

permukaan intima arteri. Gambaran mikroskopis lesi aterosklerotik tipe II terdiri atas; sel

busa berlapis, miosit berisi butiran lemak, sejumlah besar makrofag tanpa butiran lemak, sel

limfosit T dan sel mast di tunika intima, disertai butiran heterogen lipid ekstrasel. Garis lemak

mulanya terdiri atas makrofag, monosit, dan limfosit T yang mengandung sel busa yang

bergabung dengan sejumlah sel miosit. Tahapan pembentukan garis lemak (Gambar 2.)

meliputi; 1) migrasi miosit yang distimulasi oleh PDGF, FGF 2 dan TGF-, 2) aktivasi sel T

yang diperantarai oleh TNF-, IL-2 dan GMCSF, 3) pembentukan sel busa yang diperantarai

oleh LDL-oks, MCSF, TNF-, IL-1, 4) aderensi dan agregasi platelet yang dirangsang oleh

integrin, P-selektin, fibrin, tromboksan A2, faktor jaringan dan faktor lain yang

bertanggungjawab terhadap aderensi dan migrasi lekosit.

Lesi aterosklerotik tipe III

Lesi tipe III (intermedia, transisional, preateroma) merupakan jembatan morfologis dan

kimiawi antara lesi tipe II dan lesi tipe lanjut (tipe IV). Gambaran histopatologinya khas,

ditandai timbunan butiran dan partikel lipid ekstrasel yang identik dengan lesi tipe II, di sekitar

lapisan miosit di era tertentu yang mengalami penebalan adaptif tunika intimanya. Timbunan

lipid yang lebih banyak dan tebal terletak tepat di bawah lapisan makrofag dan sel busa,

menggantikan matriks dan serabut proteoglikan intersel, serta mendorong dan memisahkan

miosit.

Lesi aterosklerotik tipe lanjut (IV, V dan VI)

Pada lesi lanjut yang terbagi menjadi tipe IV, V dan VI, terdapat deposit lipid ekstrasel yang

cukup besar untuk merusak intima, juga terjadi mekanisme trombotik yang lebih menonjol

dalam mempercepat terjadinya aterosklerosis. Sedangkan pada stadiun yang amat lanjut,

deposit lipid memodifikasi tunika media dan adventitia di bawahnya. Lesi fase ini (Gambar 3)

cenderung membentuk sumbat fibrosa yang memisahkan lesi dengan lumen arteri. Sumbat

fibrosa menutupi campuran lekosit, lipid dan debris yang membentuk inti nekrotik. Pinggiran

lesi meluas akibat adesi dan masuknya lekosit yang terus berlangsung. Faktor utama yang

berhubungan dengan akumulasi makrofag meliputi; MCSF, MCP-1 dan LDL-oks. Inti nekrotik

merupakan akibat terjadinya apoptosis dan nekrosis, peningkatan aktivitas proteolitik dan

Page 7: Tugas Spss Lisa

akumulasi lipid. Sumbat fibrosa terbentuk akibat meningkatnya aktivitas PDGF, TGF-, IL-1,

Lipoprotein merupakan komplek makromolekular besar yang mentranspor lipid

hidrofobik (trigliserida, kolesterol, dan vitamin larut lemak) melalui cairan tubuh (plasma,

cairan interstitial, dan limfe) ke dan dari jaringan. Lipoprotein terdiri dari inti yang tersusun

atas lipid hidrofobik (trigliserida dan ester kolesterol), yang dikelilingi oleh lipid hidrofilik

(fosfolipid, kolesterol tidak teresterifikasi) dan protein yang berinteraksi dengan cairan tubuh.

Lipoprotein plasma dibagi menjadi 5 golongan berdasarkan densitas relatifnya, yaitu

kilomikron, very low-density lipoprotein (VLDL), intermediate-density lipoprotein (IDL), low-

density lipoprotein (LDL), dan high-density lipoprotein (HDL). Densitas lipoprotein ditentukan

oleh jumlah lipid per partikel. HDL merupakan lipoprotein yang paling kecil dan padat,

sementara kilomikron dan VLDL adalah lipoprotein paling besar dan tidak padat.

Kebanyakkan plasma trigliserida ditranspor oleh kilomikron atau VLDL, dan kebanyakkan

kolesterol plasma ditranspor oleh ester kolesterol dalam LDL dan HDL. LDL mentranspor

kolesterol ke sel-sel perifer untuk sintesis membran dan produksi hormon, dan ke hati untuk

produksi asam empedu. HDL membawa kembali kolesterol dari jaringan perifer ke hati untuk

diekskresi. LDL diyakini sebagai lipoprotein aterogenik mayor.

Kolesterol memiliki peranan penting dalam tubuh antara lain :

a. Kolesterol sebagai komponen lemak penting sebagai salah satu sumber

tenaga bagi tubuh selain karbohidrat dan protein.

b. Kolesterol mempunya peranan penting dalam produksi hormon seks, vitamin

D serta untuk fungsi otak dan saraf.

c. Kolesterol diperlukan untuk memelihara dinding sel dan fungsi tubuh lain.

Peningkatan trigliserida, kolesterol total, LDL, serta penurunan HDL sering

berhubungan dengan kegemukan. Distribusi lemak regional mempunyai pengaruh penting

terhadap faktor resiko pemyakit metabolik dan kardiovaskuler. Peningkatan akumulasi lemak

viseral adalah faktor resiko terhadap coronary artery disease (CAD), hipertensi, stroke dan

diabetes melitus tipe 2. Suatu penelitian di Taiwan menyatakan bahwa obesitas sentral

merupakan prediksi yang lebih baik dibandingkan dengan IMT dan rasio lingkar

pinggang/panggul, terhadap resiko penyakit .meskipun persentase lemak tubuh merupakan

parameter yang berguna terhadap general sentral, resiko kesehatan lebih baik dan lebih

mudah diprediksi dengan lingkar pinggang.

Page 8: Tugas Spss Lisa

Obesitas sentral berhubungan dengan profil lipid seperti peningkatan kolesterol total,

kolesterol LDL, trigliserida dan penurunan kolesterol HDL yang merupakan pencetus

terjadinya aterosklerosis koroner, peningkatan resiko kardiovaskuler terjadi bila kedua

keadaan tersebut terjadi bersama-sama.9

Hiperkolestrolemia dibedakan menjadi hiperkolestrolemia poligenik dan

hiperkolestrolemia familial. Hiperkolestrolemia poligenik merupakan penyebab tersering

peningkatan konsentrasi kolesterol serum. Hiperkolesterolemia poligenik biasanya

ditemukan pada screening rutin dan tidak menimbulkan gejala. Hiperkolesterolemia

poligenik lebih sering terjadi pada individu yang memiliki riwayat keluarga dengan

hiperkolesterolemia, namun faktor gaya hidup juga jelas berperan.

Hiperkolestrolemia familial adalah kelainan autosom dominan yang menyebabkan

kenaikan tinggi total kolesterol dan LDL. Hiperkolestrolemia familial dapat berbentuk

homozigot dan heterozigot. Bentuk homozigot lebih berat daripada bentuk heterozigot.

Hiperkolesterolemia familial berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya prematuritas arteri

koronaria.10

Tabel 2. Kadar Kolesterol Darah

Diharapkan Risiko Batas Risiko Tinggi

Kolesterol Total (mg/dl) < 200 200 – 239 ≥ 240

Kolesterol LDL (mg/dl) < 130 130 – 159 ≥ 160

Kolesterol HDL (mg/dl) ≥ 50 35 – 49 < 35

Rasio LDL/HDL > 1,3

Trigliserida (TG, mg/dl) > 250 (puasa) dianggap sebagai risiko kemungkinan

Umur dan jenis kelamin juga mempengaruhi seseorang untuk terserang kolesterol.

Kolesterol dulu menghinggapi seseorang ketika usia tua, namun kini usia muda pun rentan

dengan kolesterol yang secara perlahan mulai meningkat. Umumnya kolesterol hinggap pada

pria ketika memasuki usia 40 tahun ke atas dan pada wanita umumnya ketika memasuki masa

menopause. Seperti telah disebutkan, usia merupakan salah satu faktor risiko alami. Hal

tersebut mudah untuk dipahami karena semakin tua bagian organ tubuh manusia akan

semakin menuru kemampuannya untuk berfungsi. Begitu pula dengan pembuluh arteri

koroner, yang secara sederhana dapat diibaratkan sebagai saluran pipa air ledeng, semakin

lama akan semakin banyak kerak atau karat yang menumpuk di lapisan bagian dalamnya.

Jika kandungan kotoran di dalam air tinggi, pembentukan kerak akan bertambah cepat.

Page 9: Tugas Spss Lisa

Dalam perumpamaan itu, kolesterol jahat berperan sebagai kotoran yang terdapat dalam air

yang mengalir di dalam pipa. Jika tekanan darah meningkat secara perlahan-lahan,

keelastisitasan arteri menghilang.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor

umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, Hb, penghasilan dan pekerjaan tidak memiliki

hubungan dengan peningkatan kadar kolesterol.

Daftar Pustaka

1. Krisnawaty Bantas, Farida Mutiarawaty Tri Agustina, Dinie Zakiyah, Risiko

Hiperkolesterolemia pada Pekerja di Kawasan Industri, vol.6: no 5 ; 219. 2012 April.

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan studi mortalitas 2001: pola

penyakit penyebab kematian di Indonesia. Jakarta: Badan Penelitan dan

Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2002.

3. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya

Pengembangan Pusat Pelayanan Lanjut Usia. Jakarta; Oktober, 2001.

4. Dalal D, Robbins JA. Management of hyperlipidemia in the elderly population: an

evidence-based approach. South Med J 2002; 95: 1255-61.

5. Riani Hardiningsih, Novik Nurhidayat, Pengaruh Pemberian Pakan

Hiperkolesterolemia terhadap Bobot Badan Tikus Putih Wistar yang Diberi Bakteri

Asam Laktat, vol 7; no 2; 127. Januari 2006.

6. Tutik Wresdiyati, Ans Budi Hartanta, Made Astawan, Tepung Rumput Laut

(Eucheuma Cottonii)Menaikkan Level Superoksida Dismutase (Sod) Ginjal Tikus

Hiperkolesterolemia, vol.12;no 2; 127. Juni 2011.

7. Rita Khairani, Mieke Sumiera. Profil lipid pada penduduk lanjut usia di Jakarta,

Vol.24; No.4; Oktober 2005

8. Awal Prasetyo, Udadi Sadhana. Aspek seluler dan molekuler aterosklerosis,

Fakultas kedokteran Universitas Diponegoro. Juni 2006 [diunduh 01 Agustus 2015];

diunduh dari :http://eprints.undip.ac.id/1488/1/artikel_terkini_full_text_01.htm

9. Sudijanto Kamso. Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota

Padang, Vol.2 ; No.2;76-6. Oktober 2007.

10. Fuster V, Topol EJ, Nabel EG. Atherothrombosis and coronary artery disease. 2nd ed.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2005.p 37-8.

Page 10: Tugas Spss Lisa

Lampiran

Frequencies

[DataSet1] C:\Users\HP\Desktop\lisasari.sav

Statistics

UMUR

N Valid 54

Missing 0

Mean 64.24

Median 63.00

Mode 60

Std. Deviation 4.933

Sum 3469

UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 60 20 37.0 37.0 37.0

61 1 1.9 1.9 38.9

62 4 7.4 7.4 46.3

63 5 9.3 9.3 55.6

64 2 3.7 3.7 59.3

65 8 14.8 14.8 74.1

66 2 3.7 3.7 77.8

68 2 3.7 3.7 81.5

70 3 5.6 5.6 87.0

71 1 1.9 1.9 88.9

72 3 5.6 5.6 94.4

75 1 1.9 1.9 96.3

77 1 1.9 1.9 98.1

80 1 1.9 1.9 100.0

Total 54 100.0 100.0

Persentase umur terbanyak adalah 60 tahun sebanyak 37,0 % dan 65 tahun sebanyak 14,8%

Page 11: Tugas Spss Lisa
Page 12: Tugas Spss Lisa

Jenis Kelamin[DataSet1] C:\Users\HP\Desktop\lisasari.sav

Statistics

SEX

N Valid 54

Missing 0

Mean 1.91

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .293

Sum 103

SEX

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 5 9.3 9.3 9.3

perempuan 49 90.7 90.7 100.0

Total 54 100.0 100.0

Terdapat 9,3% responden laki-laki dan 90,7% responden perempuan

Page 13: Tugas Spss Lisa
Page 14: Tugas Spss Lisa

Tingkat Pendidikan

[DataSet1] C:\Users\HP\Desktop\lisasari.sav

Statistics

TINGKAT_PENDIDIKAN

N Valid 54

Missing 0

Mean 1.26

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .589

Sum 68

TINGKAT_PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 44 81.5 81.5 81.5

sedang 6 11.1 11.1 92.6

tinggi 4 7.4 7.4 100.0

Total 54 100.0 100.0

Ada 81,5% populasi yang memiliki pendidikan rendah, 11,1 % populasi memiliki pendidikan

sedang dan 7,4% memiliki populasi tinggi.

Page 15: Tugas Spss Lisa
Page 16: Tugas Spss Lisa

Penghasilan

[DataSet1] C:\Users\HP\Desktop\lisasari.sav

Statistics

PENGHASILAN

N Valid 54

Missing 0

Mean 1.54

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .503

Sum 83

PENGHASILAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ada 25 46.3 46.3 46.3

tidak ada 29 53.7 53.7 100.0

Total 54 100.0 100.0

Pada populasi ada 46,3% responden yang memiliki penghasilan dan 53,7% yang tidak

memiliki penghasilan.

Page 17: Tugas Spss Lisa
Page 18: Tugas Spss Lisa

Kerja

[DataSet1] C:\Users\HP\Desktop\lisasari.sav

Statistics

KERJA

N Valid 54

Missing 0

Mean 1.04

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .191

Sum 56

KERJA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kerja 52 96.3 96.3 96.3

tidak kerja 2 3.7 3.7 100.0

Total 54 100.0 100.0

Terdapat 96,3% populasi yang memiliki pekerjaan dan 3,7% yang tidak memiliki pekerjaan.

Page 19: Tugas Spss Lisa
Page 20: Tugas Spss Lisa

Hemoglobin

[DataSet1] C:\Users\HP\Desktop\lisasari.sav

Statistics

HB

N Valid 54

Missing 0

Mean 11.659

Median 11.750

Mode 12.0

Std. Deviation .8586

Sum 629.6

HB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 9.4 1 1.9 1.9 1.9

9.7 1 1.9 1.9 3.7

10.1 1 1.9 1.9 5.6

10.4 2 3.7 3.7 9.3

10.5 1 1.9 1.9 11.1

10.6 1 1.9 1.9 13.0

10.8 1 1.9 1.9 14.8

10.9 2 3.7 3.7 18.5

11 4 7.4 7.4 25.9

11.1 1 1.9 1.9 27.8

11.2 3 5.6 5.6 33.3

11.3 1 1.9 1.9 35.2

11.4 2 3.7 3.7 38.9

11.5 2 3.7 3.7 42.6

11.6 3 5.6 5.6 48.1

11.7 1 1.9 1.9 50.0

11.8 2 3.7 3.7 53.7

11.9 2 3.7 3.7 57.4

Page 21: Tugas Spss Lisa

12 5 9.3 9.3 66.7

12.1 2 3.7 3.7 70.4

12.3 4 7.4 7.4 77.8

12.4 2 3.7 3.7 81.5

12.5 1 1.9 1.9 83.3

12.6 2 3.7 3.7 87.0

12.8 2 3.7 3.7 90.7

12.9 3 5.6 5.6 96.3

13 2 3.7 3.7 100.0

Total 54 100.0 100.0

Page 22: Tugas Spss Lisa

Frequencies

[DataSet1] C:\Users\HP\Desktop\lisasari.sav

Statistics

HB

N Valid 54

Missing 0

Mean 1.9630

Median 2.0000

Mode 2.00

Std. Deviation .19063

Sum 106.00

HB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid anemia 2 3.7 3.7 3.7

Tidak anemia 52 96.3 96.3 100.0

Total 54 100.0 100.0

Page 23: Tugas Spss Lisa
Page 24: Tugas Spss Lisa

Total Kolesterol

[DataSet1] C:\Users\HP\Desktop\lisasari.sav

Statistics

TOTAL_KOLESTEROL

N Valid 54

Missing 0

Mean 2.5109E2

Median 2.4700E2

Mode 264.00

Std. Deviation 5.44919E1

Sum 1.36E4

TOTAL_KOLESTEROL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 122 1 1.9 1.9 1.9

158 1 1.9 1.9 3.7

167 1 1.9 1.9 5.6

173 4 7.4 7.4 13.0

200 1 1.9 1.9 14.8

204 1 1.9 1.9 16.7

212 2 3.7 3.7 20.4

213 1 1.9 1.9 22.2

217 1 1.9 1.9 24.1

221 2 3.7 3.7 27.8

223 4 7.4 7.4 35.2

229 1 1.9 1.9 37.0

234 2 3.7 3.7 40.7

236 1 1.9 1.9 42.6

244 4 7.4 7.4 50.0

250 3 5.6 5.6 55.6

254 2 3.7 3.7 59.3

264 5 9.3 9.3 68.5

Page 25: Tugas Spss Lisa

271 1 1.9 1.9 70.4

278 1 1.9 1.9 72.2

282 2 3.7 3.7 75.9

291 2 3.7 3.7 79.6

300 1 1.9 1.9 81.5

316 2 3.7 3.7 85.2

320 1 1.9 1.9 87.0

324 4 7.4 7.4 94.4

360 1 1.9 1.9 96.3

364 1 1.9 1.9 98.1

374 1 1.9 1.9 100.0

Total 54 100.0 100.0

Page 26: Tugas Spss Lisa

Frequencies

Statistics

Total_Kolestrol

N Valid 54

Missing 0

Mean 1.8519

Median 2.0000

Mode 2.00

Std. Deviation .35858

Sum 100.00

Total_Kolestrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 8 14.8 14.8 14.8

Tidak normal 46 85.2 85.2 100.0

Total 54 100.0 100.0

Terdapat 14,8% yang memiliki kolesterol normal dan 85,2% yang memiliki kolesterol tidak

normal.

Page 27: Tugas Spss Lisa

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TINGKAT_PENDIDIKAN *

Total_Kolestrol54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

Page 28: Tugas Spss Lisa

TINGKAT_PENDIDIKAN * Total_Kolestrol Crosstabulation

Count

Total_Kolestrol

TotalNormal Tidak normal

TINGKAT_PENDIDIKAN Rendah 7 37 44

Sedang 1 5 6

Tinggi 0 4 4

Total 8 46 54

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square .754a 2 .686

Likelihood Ratio 1.339 2 .512

Linear-by-Linear Association .488 1 .485

N of Valid Cases 54

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is .59.

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SEX * Total_Kolestrol 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

Page 29: Tugas Spss Lisa

SEX * Total_Kolestrol Crosstabulation

Count

Total_Kolestrol

TotalNormal Tidak normal

SEX laki-laki 0 5 5

perempuan 8 41 49

Total 8 46 54

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .958a 1 .328

Continuity Correctionb .101 1 .750

Likelihood Ratio 1.690 1 .194

Fisher's Exact Test 1.000 .433

Linear-by-Linear Association .941 1 .332

N of Valid Casesb 54

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .74.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KERJA * Total_Kolestrol 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

Page 30: Tugas Spss Lisa

KERJA * Total_Kolestrol Crosstabulation

Count

Total_Kolestrol

TotalNormal Tidak normal

KERJA kerja 8 44 52

tidak kerja 0 2 2

Total 8 46 54

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .361a 1 .548

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .655 1 .418

Fisher's Exact Test 1.000 .723

Linear-by-Linear Association .355 1 .552

N of Valid Casesb 54

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .30.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENGHASILAN *

Total_Kolestrol54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

Page 31: Tugas Spss Lisa

PENGHASILAN * Total_Kolestrol Crosstabulation

Count

Total_Kolestrol

TotalNormal Tidak normal

PENGHASILAN ada 6 19 25

tidak ada 2 27 29

Total 8 46 54

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 3.112a 1 .078

Continuity Correctionb 1.904 1 .168

Likelihood Ratio 3.195 1 .074

Fisher's Exact Test .125 .084

Linear-by-Linear Association 3.054 1 .081

N of Valid Casesb 54

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.70.

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

HB * Total_Kolestrol 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

Page 32: Tugas Spss Lisa

HB * Total_Kolestrol Crosstabulation

Count

Total_Kolestrol

TotalNormal Tidak normal

HB anemia 0 2 2

Tidak anemia 8 44 52

Total 8 46 54

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .361a 1 .548

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .655 1 .418

Fisher's Exact Test 1.000 .723

Linear-by-Linear Association .355 1 .552

N of Valid Casesb 54

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .30.

b. Computed only for a 2x2 table

T-Test

[DataSet0]

Group Statistics

Total_Kolestrol N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

UMUR Normal 8 63.88 4.612 1.630

Tidak normal 46 64.30 5.033 .742

Page 33: Tugas Spss Lisa