Tugas Sos Or

download Tugas Sos Or

of 25

Transcript of Tugas Sos Or

DOPING A. Pengertian Olahraga Dalam bahas Jawa (olah) berarti berlatih atau melakukan kegiatan. Raga berarti badan atau jasmani. Jadi olahraga adalah gerak badan yang mencakup sport. Istilah sport berasl dari kata disportae yang artinya bersenang-senang, foyafoya,menghabiskan waktu. Devinisi olahraga menurut Matveyev bahwa olahraga merupakan Kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan atlet memperagakan kemampuan geraknya dan kemampuannya semaksimal mungkin. Olahraga pada hakekatnya bersifat netral, namun masyarakatlah yang kemudian membentuk kegiatannya dan memberi arti bagi kegiatan itu. Masyarakat sangat berperan sekali dalam olahraga. Jika dilihat dari kacamata sosiologi, olahraga dan masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat atau bisa dikatakan olahraga telah menjadi bagian dari masyarakat tersebut. Bentuk Kegiatan Olahraga yaitu seperti : Olahraga Pendidikan (bersifat mendidik) Olahraga Rekreasi (Bersifat rekreasi) Olahraga Kesehatan (Bersifat Pembinaan Kesehatan) Olahraga Rehabilitasi (Tujuan Rehabilitasi), dan Olahraga Kompetitif ( Tujuan Mencapai Prestasi) Olahraga kompetitif inilah yang sekarang ini sedang marak dibicarakan. Karena sifatnya yang kompetitif jadi sering kali timbul permasalahan dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah penggunaan doping.

B. Pengertian Doping Doping berasal dari kata dope, yakni campuran candu dengan narkotika yang awalnya digunakan untuk pacuan kuda di Inggris. Para ahli memberikan definisi doping sebagai berikut : 1. Doping adalah pemberian obat/bahan secara oral/parental kepada

seorang olahragawan dalam kompetisi, dengan tujuan utama untuk meningkatkan prestasi secara tidak wajar (Richard V.Ganslen). 2. Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba, berupa

bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologi dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi (International Conggres of Sport Sciences; Olympiade Tokyo 1964). Menurut UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 22, Doping adalah penggunaan zat dan/atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga. Menurut International Congress of Sport Sciences; Olympiade Tokyo 1964 : Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang abnor-mal atau diberikan melalui jalan yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi. Sesuai dengan Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan

Nasional

dalam

Bab

XVIII

pasal

85

ayat (1) diuraikan : Doping dilarang dalam semua kegiatan olahraga. ayat (2) : Setiap induk organisasi cabang olah-raga dan/atau lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat peraturan doping dan disertai sanksi. ayat 3. Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah. C. Sejarah Doping Doping telah dikenal dan digunakan sejak lama, misalnya pada masyarakat Indian memakan tumbuhan tertentu untuk meningkatkan kekuatan dan menambah keberanian saat berburu. Perkembangan selanjutnya, doping banyak digunakan oleh atlet balap sepeda. Sejarah abad modern mencatat penggunaan doping sbb: 1. 1865 : doping digunakan perenang dlm lomba di saluran air

Amsterdam. 2. 1886 : Seorang pembalap sepeda Perancis yang mengikuti lomba

balap 600 Km, meninggal setelah menggunakan Trimethyl 3. 1910 : Pemberian paradoping pada lawan bertanding agar prestasi

lawan menurun. 4. 1960 : Pembalap sepeda meninggal karena terlalu banyak

mengkonsumsi Amphetamine 5. 1967 : Ditemukan kematian pembalap sepeda, pemain sepakbola dan

petinju karena pemakaian Wake Amine. 6. 1980 : Ben Johnson, pelari cepat 100 meter dicopot gelar juaranya

karena ketahuan menggunakan Anabolic Steroid pada Olimpiade Soul.

D. Alasan Penggunaan Doping Fakto-faktor yang menunjang penggunaan doping : 1. Aspek Psikososial Setiap individu pada hakekatnya berpotensi melakukan pelanggaran. ditambah lagi apabila lingkungan memberi kesempatan untuk melakukan pelanggaran tersebut Salah satunya adalah penggunaan doping ini. Kadang individu karena terpengaruh atau karena termotivasi oleh hal yang ingin dicapainya bisa melakukan segala cara termasuk melanggar aturan yang telah ditentukan seperti penggunaan doping ini. 2. Kepribadian. Setiap individu kadang kala memiliki harga diri rendah dalam menghadapi situasi kompetitif, dangan tujuan mencari keuntungan pribadi demi mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Salah satunya adalah menggunakan doping 3. a. Lingkungan Sosial Individu Nilai sosial kemenangan

Kemenangan atau medali terkadang bagi seorang individu (atlet) merupakan sebuah impian yang ingin di capai. Kerena dengan memperoleh kemenangan individu tersebut akan di pandang lebih kerena mempunyai kemampuan yang luar biasa. dan individu tersebut akan

memperoleh

nama

baik

berkat

kemenagan

tersebut

sehingga

memungkinkan atlet menghalalkan segala cara termasuk doping. b. Lingkungan masyarakat

Kekalahan dalam bertanding selalu mendapat respon dari masyarakat baik berupa cacian, makian, amukan bahkan kemarahan yang, sehingga Setiap individu pasti memiliki keinginan agar bisa menang dan dikenal oleh banyak orang. Apalagi jika dikenal karena prestasi yang diraihnya, hal ini juga bisa menjadi faktor penggunaan doping. c. Lingkungan pemain.

keinginan menang selalu ada dalam lingkungan pemain, baik pelatih maupun official bahkan keluarga, sehingga dapat membuat pemain merasa sungkan dan takut pada atasan jika kalah dalam pertandingan. Apalagi persaingan dilingkungan pemain atau atlet sangatlah ketat sekali. Setiap individu juga pasti ingin dipandang lebih terutama oleh para pemain atau atlet lainnya sehingga tidak menutup kemungkinan berkat bersaingan tersebut timbul niat untuk menggunakan doping agar bisa menjadi yang terbaik. 4. Kurangnya informasi tentang bahaya doping

Adakalanya atlet kurang mempedulikan informasi-informasi atau larangan pengguaan doping, sehingga meraka masih seringkali menggunakan doping dalam kompetisi demi mewujudkan ambisinya untuk mencapai kemenangan. 5. Ketatnya persaingan

Pesaingan menjadi salah satu factor kuat pengunaan doping, adakalanya atlet manghalalkan segala cara untuk memenagkan persaingan tersebut untuk memenagkan persaingan tersebut.

6.

Propaganda

Persaingan merebut bunus merupakan salah satu pendorong bagi atlet untuk dapat merebut predikat terbaik pada setiap pertandingan yang dihadapi, yang sayangnya terkadang dengan jalan menghalalkan segala cara, termasuk menggunakan doping 7. Frustasi

Frustasi merupakan faktor terkuat pengguanaan doping oleh para atlet, Frustasi karena latihan yang telah dilakukan tidak kunjung membuahkan hasil. menjadikan kurangnya rasa percaya dirinya atlet akan kemampuannya untuk memenagkan pertandingan, kadang atlet menjadi frustrasi akibat tidak pernah menang. Hal ini memungkinkan sekali pemaikain doping dengan tujuan menambah percaya dirinya agar bisa memenangkan pertandingan. E. Jenis-jenis Doping Setiap tahun Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengeluarkan daftar obat doping dan setiap tahun daftar obat-obatnya berubah. Obat doping ini dibagi atas tiga kelompok besar. 1. Kelompok zat yang dilarang

yaitu golongan stimulan (perangsang), golongan narkotik analgesic, golongan

anabolik steroid, golongan betablocker, golongan diuretika, serta golongan peptide hormons dan analognya. 2. Metode yang dilarang

Doping darah (infus), memakai administrasi cara memasukkan oksigen atau infus ke dalam tubuh, cara farmakologi, cara kimia, cara fisik, manipulasi farmakologi, kimia dan fisik. 3. dibolehkan yakni alkohol, mariyuana, lokal anastektik (penghilang rasa sakit), steroid (pembangun jaringan), dan betabloker (penenang). Selain ketiga hal diatas ada juga makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi oleh para atlet yang dipercaya dapat meningkatkan kinerja fisik dan menambah energi. 1. Golongan Zat Yang Dilarang Golongan Stimulan Kelompok zat yang dilarang dan dalam batasan tertentu

Golongan Stimulan (Upper) adalah jenis zat yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain. Golongan Narkotik Analgesik Obat saraf dan otot golongan analgesik atau obat yang dapat menghilangkan rasa sakit/obat nyeri sedangkan obat antipiretik adalah obat

yang dapat menurunkan suhu tubuh. Jenis ini sering dipakai para atlet wanita dengan tuujuan sebagai penghilang rasa sakit ketika haid menjelang. Golongan Anabolik Steroid Salah satu jenis doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, termasuk hormon androgenik steorid. Steroids merangsang sel otot dan tulang untuk membuat protein baru. Dikalangan para olahragawan, penggunaan obat golongan ini dimaksudkan untuk menambah massa otot. Golongan obat ini seperti testosteron sudah banyak diproduksi secara sintetik. Golongan Penghalang Beta (Betablocker) Zat doping ini biasanya digunakan oleh pemanah dan penembak dengan tujuan meningkatkan ketenangan, mengurangi tangan gemetar,

menurunkan denyut jantung agar lebih mudah berkonsentrasi adalah obat yang tergolong betablocker. Obat ini digunakan dokter untuk mengobati penyakit jantung, yaitu mengurangi palpitation (jantung berdebar) dan menurunkan tekanan darah akibat tekanan darah tinggi. Yang termasuk obat golongan betabloker adalah Metoprolol, Propranolol, dan Atenolol Golongan Diuretika Diuretik bermanfaat dalam pengobatan berbagai penyakit yang

berhubungan dengan retensi abnormal garam dan air dalam kompartemen ekstraseluler tubuh, biasanya dirujuk sebagai edema. Pada umumnya,

diuretik adalah suatu zat yang meningkatkan laju ekskresi urin oleh ginjal, terutama melalui penurunan reabsorbsi tubular ion natrium dan airnya dalam tubulus ginjal yang setara secara osmotik. Penimbunan cairan berlebih dalam kompartemen ekstraseluler dapat disebabkan oleh kegagalan jantung, sirosis hati, gangguan ginjal, toksemia kehamilan, atau akibat sampingan obat (Rahardja dan Tjay, 2002). Obat ini biasanya digunakan oleh atlet yang kelebihan berat badan dengan cara mengeluarkan cairan tubuh sebanyak-banyaknya (meningkatkan produksi dan pengeluaran air seni). Banyak dan cepatnya pengeluaran air seni ini akan cepat menurunkan berat badan sebab 60 persen dari berat badan manusia terdiri atas air. Contoh zat : Acetazolamid, Amiloride, Conrenone dan senyawa sejenis. Golongan Peptida Hormon Yang termasuk zat golongan peptida hormon adalah Andronocorticotropic hormon, Erithropoletin, Gonadrotropin, Growth hormon, dan Relasing faktor substansi tersebut. 2. Metode Yang Dilarang Suntikan eritropoetin dan menyuntikkan darah. Cara ini akan meningkatkan jumlah sel darah merah di dalam tubuh. Fungsi sel darah merah melalui hemoglobin adalah mengangkut oksigen. Dengan jumlah oksigen yang cukup bagi seluruh tubuh, proses pembakaran akan berjalan lancar sehingga energi yang dihasilkan akan

bertambah. Cara ini biasanya untuk atlet yang memerlukan daya tahan lama. Misalnya, untuk lari jauh, maraton, thriatlon, sky, berenang 800 m, dan balap sepeda jarak jauh. Manipulasi farmalogik kimia dan fisik.

Yaitu penggunaan bahan atau metode yang mengubah, mencoba mengubah kejujuran dan validitas sampel dalam pengawasan doping. Termasuk didalamnya tanpa pembatasan, pemberian diuretika, menghambat ekresi ginjal dan pengubahan pengukuran testoteron dan epitestoteron. Dengan kata lain pengguna doping memakan obat-obatan tertentu dengan tujuan agar zat doping yang digunakan tidak terdeteksi pada saat dilakukan pengetesan. 3. dalam batasan tertentu dibolehkan. Terkadang tanpa disengaja dan tanpa sepengatuan pelatih atau dokter tim, atlet menggunakan obat-obatan untuk mengobati sakitnya, misalnya flu, diare, pusing dan lain sebagainya. Namun, obat-obatan tersebut ternyata Kelompok zat yang dilarang dan

mengandung salah satu zat doping sehingga setelah dites ternyata atlet positif menggunakan doping. Untuk menghindari hal tersebut atlet harus mengetahui obat-obatan yang boleh dikonsumsi yaitu sebagai berikut : Antasida dan anti diare yang tidak

mengandung codein dan opium, seperti: acinomr, alcap, aludrox, prodexin

dan obat sejenis yang bahan dan komposisinya sama. Anti mual dan muntah, seperti : anaos,

antivert, avimare, torecan, vertogon, vomec dan obat sejenis yang bahan dan komposisinya sama. Anti asma dan alergi dalam bentuk aerosol,

seperti : albuterol, alotec, alupent, asmaten dan obat sejenis. Anti asma dan alergi tanpa mengindahkan formula, seperti : amono-dur, asmafil, atrovent, dan obat sejenis. Obat anti histamin, seperti : actidil, actidilon, dimentane, dan obat sejenis yang bahan dan komposisinya sama. Obat batuk sirup, seperti : bisolvon,

cosylan, dexytophan, dan obat sejenis. Obat batuk tablet, seperti : astomin, balminil, bisolvon, tablet isap, lysobex, dan obat sejenis yang bahan dan komposisinya sama. Obat dekongestan hidung, seperti :

acetamol, acetard, aluprin, aspirin (bayer), dan obat sejenis yang bahan dan komposisinya sama. Obat penenang, seperti : abasin, slhoralol,

dalmane, doriden, dan obat sejenis yang bahan dan komposisinya sama. Obat kontrasepsi, seperti : anacylin,

brevinor, conova 30, demulen 50, axuton, fekulen, mikronovum, minilyn ovral, ovrat, dan obat sejenis yang bahan dan komposisinya sama.

Bahan-bahan atau zat-zat yang penggunaannya dengan ketentuan khusus yaitu : Connabinoids : penggunaannya diatur pihak yang berwenang dan bila

pihak berwenang mengharuskan dilaksanakan tes maka disiapkan pengujian tes untuk connabinoids (misalnya marijuana, hashish). Anestesi lokal, diperbolehkan hanya dalam pemberian suntikan lokal dan

berdasarkan pertimbangan medik serta berhubungan dengan anestesi lokal seperti : bipivacaine, lidocain, mepivacaine (tapi bukan cocain),

vasokontriktor (misalnya andrenalin). Kortikosteroid jika diberikan secara sistematik dilarang, tetapi jika secara anal, aural, dermatologikal, dan opthalmologikal

diberikan

diperbolehkan dan jika diberikan dengan cara suntikkan kortikosteroid intraartikular dan lokal diperbolehkan. Bahan- bahan yang terlarang dalam cabang olahraga khusus : Alkohol

Penggunaan alkohol dilarang karena berbagai alasan dan berdasarkan peraturan yang berlaku, dalam cabang olahraga seperti : Balap mobil, Biliar, Terbang layar, Ski, Sepak bola dll. Beta bloker

Penggunaannya dilarang karena berbagai alasan dan berdasarkan peraturan yang berlaku dalam cabang olahraga : Terbang layang, Panahan, Menembak, Balap sepeda, dll.

Diuretik

Penggunaannya dilarang karena berbagai alasan dan berdasarkan peraturan yang berlaku dalam cabang olahraga : Boxing, Karate, Judo, dll. Makanan dan minuman yang yang sering dianggap dapat meningkatkan kinerja fisi : Alkohol

Alkohol yang terkandung dalam minuman keras seperti bir, wiski, dll mempunyai pengaruh pada vasodilatasi sehingga dapat melebarkan pembuluh darah perifer, gangguan lambung, kangker saluran pencernaan, gangguan saraf tepi, menyebabkan kulit kemerah-merahan, dan terasa hangat. Di samping itu, alkohol termasuk minuman penghasil energy instan, namun penggunaan alkohol merugikan tubuh sebab alkohol mempunyai sifat depresan terhadap syaraf pusat, mempercepat kelelahan karena memproduksi asam laktat, mengganggu kerja syaraf, menghambat waktu reaksi, mempengaruhi reflek, kecepatan dan koordinasi menjadi lambat, dan merupakan zat diuretic yang menyebabkan dehidrasi. Kafein

Kafein yang banyak terkandung didalam kopi, mempunyai manfaat sekaligus efek yang merugikan bagi kesehatan. Jika dikonsumsi dalam takaran yang wajar dan tepat, maka kafein dapat memberikan manfaat, dan begitu juga sebaliknya.

Kafein pada kopi, coklat dan koka berpengaruh terhadap perangsangan otot jantung, sehingga meningkatkan frekwensi kontraksi, merangsang susunan saraf yang menjadikan organ lebih siaga dan mempunyai efek vasodilatasi pada pembuluh darah perifer. Selain itu kafein juga merangsang mobilisasi lemak sehingga dapat meningkatkan prestasi aerobic, melindungi liver serta mengembangkan memori. Didalam dunia olahraga kafein termasuk didalam kategori doping. Jika didalam darah seorang atlet ditemukan kadar kafeinnya melebihi 12 mkg/ml, maka yang bersangkutan digolongkan sebagai pengguna doping. Kafein dapat meningkatkan level dopamin seseorang, yaitu neurotransmitter otak yang mengaktifkan pusat rasa gembira seperti halnya heroin, meski dalam tingkat aktivitas yang rendah. Kafein juga memberikan manfaat untuk menghilangkan rasa nyeri setelah habis berolah raga yang berlebihan yang biasanya timbul setelah beberapa hari kemudian. Gula

Gula termasuk karbihidrat sederhana yang mudah diserap di usus halus untuk menghasiklan energi guna kinerja fisik. Ginseng

Ginseng merupakan bahan berupa akar-akaran dari korea yang mengandung dametrene triol oksida, yang mempunyai efek merangsang sekresi andrenalin

dalam

tubuh

sehingga

membuat

orang

lebih

aktif.

Ginseng biasanya dikonsumsi dalam bentuk cairan, kapsul, obat-obatan, dan jamu. Sampai saat ini belum ada larangan penggunaan ginseng bagi olahragawan. Protein

Pemakaian suplemen protein pada atlet dipercaya dapat meningkatkan ukuran otot sehingga kekuatan otot akan bertambah dan dapat mengurangi lemak tubuh. Penggunaan ekstra protein dapat berupa menambah konsumsi bahan makanan sumber protein terutama protein hewani seperti daging dan telur. Sebenarnya kebutuhan protein relatif sedikit sehingga apabila asupan makanan sehari telah mencukupi kebutuhan zat gizinya termasuk protein maka suplemen protein tidak diperlukan lagi. Multivitamin

Vitamin dapat meningkatkan mempengaruhi prestasi seorang atlet, hal tersebut terjadi jika asupan vitamin dari makanan yang dikonsumsi belum mencukupi. Namun jika asupan vitamin yang dikonsumsi dalam makanan yang dimakan sudah mencukupi, maka seorang atlet tidak memerlukan lagi mengkonsumsi multivitamin.

Bagi atlet yang perlu pembatasan berat badan, misalnya senam, tinju, atau angkat besi yang membatasi konsumsi makanannya untuk mempertahankan berat badan perlu mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan vitamin dan

mineralnya terutama zat besi. Untuk atlet wanita yang sedang menstruasi kebutuhan vitamin dan mineralnya akan meningkat dikarenakan banyak zat yang dibuang melalui darah menstruasi. Demikian juga untuk atlet vegetarian, sangat membutuhkan suplemen vitamin khususnya vitamin B12 untuk mencegah anemia karena sumber vitamin ini berasal dari makanan hewani. Namun penggunaan multivitamin harus sesiau dosis dan tidak melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat menyebabkan hipervitaminosis. Madu

Madu merupakan jenis minuman yang diyakini dapat meningkatkan kinerja dan prestasi. Sebenarnya kandungan yang terdapat dalam madu hampir sama dengan gula yang beredar dipasaran seperti gula pasir, gula kelapa, dan gula aren. Telur Mentah

Beberapa orang meyakini bahwa dengan meminum telur mentah akan membuat fisik lebih tangguh. Hal tersebut banyak dilakukan oleh pekerja berat atau olahragawan yang mengharapkan prestasi kerja maksimal. Namun secara fisiologis otot manusia hanya dapat menyerap zat gizi dalam telur apabila dalam keadaan masak. Dalam putih telur terdapat zat avitin yang bersifat merusak vitamin A. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan mengkonsumsi telur mentah justru merugikan tubuh sebab tidak ada zat gizi yang tidak dapat diserap oleh saluran cerna. Telur yang dikonsumsi hanya lewat saluran pencernaan dan selanjutnya dibuang dalam bentuk faeces sehingga makan telur mentah dapat diibaratkan dengan memberi makan kloset. Selain itu, fungsi organ tubuh seperti mata dapat terganggu karena rusaknya vitamin A. F. Alasan Doping dilarang dan Akibat dari

Pemakaian Doping Adapun alasan pelarangan doping meliputi : 1. Alasan Etis

Penggunaan doping melanggar norma Fair Play dan sportivitas yang merupakan jiwa olah raga. 2. Alasan Medis

Penggunaan doping membahayakan keselamatan pemakainya, atlet akan mengalami habituation (kebiasaan) dan addiction (ketagihan) serta drugs abuse (ketergantungan obat) yang dapat membahayakan jiwanya. Bahaya doping antara lain: 1. Analgesik narkotik

Berpengaruh terhadap SSP, meningkatkan rasa kantuk, perubahan mood, dan

depresi pernafasan. 2. Anabolik steroid (hormon kelamin laki-laki)

Khusus bagi atlet perempuan, pemakaian hormon ini akan menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Lalu, timbul gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, itu akan mengakibatkan timbulnya jerawat. Yang terpenting, pertumbuhannya akan berhenti. Hal yang sering terjadi pada atlet wanita adalah pemakaian obat analgesic. Tujuannya jelas bahwa itu sebagai penghilang rasa sakit ketika haid menjelang. Tetapi, dampaknya jika salah memilih obat bisa mengakibatkan sulit bernapas. mual, kehilangan konsentrasi, dan mungkin menimbulkan adiksi atau kecanduan. G. Hubungan doping dengan olah raga Di Zaman kekarang ini olahraga telah menjadi bagian dari masyarakat karena olahraga telah berhasil mempersatukan masyarakat dari kalangan atas sampe kalangan bawah. Dan dari masyarakat itulah bisa tercipta atlet-atlet berbakat. Namun sekarang karena persaingan kompetisi yang sangat ketat dunia olah raga tengah menghadapi masalah yang berat terutama pada atlet-atletnya yaitu tentang penggunaan doping. Banyak atlet yang menggunakan doping untuk meningkatkan kemampuannya agar bisa memengkan pertandingan. Padahal

doping merupakan obat yang berbahaya jika terus dikonsumsi sebab dapat menyebabkan timbulnya penyakit, cacat, bahkan kematian. Korban pertama yang jatuh akibat pemakaian doping terjadi tahun 1886 saat atlet balap sepeda ditemukan tewas akibat terlalu banyak diberi zat yang mengandung trimethyl. Saat itu, zat-zat yang populer dipakai adalah caffeine, gula dilarutkan dalam ether, minuman yang mengandung alkohol, nitroglycerine, heroin, dan kokain. Akhirnya, peneliti menyimpulkan ada empat golongan obat yang termasuk ke dalam golongan doping, yakni psychomotor stimulants, symphatomimetic amines, central nervous system stimulants, dan narcotic analgesics. Selain contoh tadi juga masih ada lagi penggunaan doping lainnya yang ironisnya kasus doping ini melibatkan atlet-atlet elit kelas dunia, Kasus spektakuler Marion Jones, peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000, adalah salah satu ledakan besarnya. Kemudian pada saat Olimpiade Athena 2004, Peraih medali emas pertama cabang atletik, Irina Korzhanenko, dinyatakan positif memakai doping. Berdasarkan hasil tes pada sampel urin Korzhanenko ditemukan steroid jenis stanozolol pada atlet Rusia itu. Stanozolol adalah jenis doping yang dipakai sprinter Kanada Ben Johnson yang kehilangan medali emasnya pada Olimpiade 1988. Sementara itu masih banyak lagi atlet elite ataupun kelas bawah yang terseret ke dalam skandal penggunaan obat pemacu terlarang di dalam olahraga. Dari sedikit contoh tersebut sudah menggambarkan bahwa dunia olahraga saat ini sudah sangat rawan sekali tentang masalah doping. Untuk itu diharapkan

untuk bangsa kita ini jangan sampai mencontoh kelakuan tidak sportif diatas. Diharapkan atlet-atlet bangsa kita bisa percaya diri dengan kemampuannya tanpa harus menggunakan doping sehingga nantinya jika memperoleh juara akan membawa nama baik bangsa Indonesia di kancah dunia. H. Usaha Doping Kaitannya dengan usaha memerangi doping pemerintah telah berusaha keras untuk memerangi doping hal tersebut terbukti dengan disahkannya UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL Menurut UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 22, Doping adalah penggunaan zat dan/atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga. Penggunaan zat-zat yang terlarang tersebut seperti yang terdapat dalam Daftar Terlarang (Prohibited List). Jenis zat-zat tersebut jumlahnya banyak dan kemungkinan terus berkembang jumlahnya, namun dapat dikategori menjadi: (1) anabolic agent, (2) hormon dan zat terkait, (3) Beta-2 agonist, (4) antagonis dan modulator hormon, (5) diuretik dan masking agent lainnya. Selain juga, Indonesia ikut dalam penandatanganan Deklarasi Copenhagen pada 5 Maret 2003. Ini menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah berkomitmen kuat untuk ikut bersama-sama gerakan dunia internasional melawan doping dalam olahraga. Setahun setelah penandatangan Deklarasi Copenhagen, Pemerintah Indonesia,dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, yang pada Penanggulangan untuk Memerangi

waktu itu memiliki Direktorat Jenderal Olahraga, dengan Surat Keputusan Mendiknas Nomor 072/U2004 membentuk LADI yang bertugas

mengoordinasikan upaya pencegahan, pengawasan, dan penegakan peraturan perundangan terkait dengan doping dalam olahraga. Selain itu juga seperti yang dikatakan oleh Sekretaris Menegpora, Wafid Muharam, di Jakarta, Kamis, usai menerima "honorary license" dari Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) yang dimuat dalam ANTARA News, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga berencana membangun Laboratorium Anti Doping pada 2009.Dengan demikian, saat Indonesia menggelar SEA Games XXVI di Jakarta, diharapkan para atlet tidak lagi melakukan tes doping di Penang, Malaysia. DKI Jakarta, katanya, sebenarnya sudah memiliki Lab Anti Doping, namun karena sampelnya belum memenuhi standar maka tidak diakui oleh World Anti Doping Agency (WADA). Wafid melanjutkan, dengan berdirinya Lab Anti Doping yang sudah bertaraf internasional maka selanjutnya dapat bekerja sama dengan pemprov DKI Jakarta dan tenaga kerja dari ITB. Berdirinya Lab tersebut, katanya, juga akan menghemat pengeluaran negara karena selama ini ketika Indonesia menggelar event dan multi event nasional selalu hasilnya dikirim ke luar negeri. Menurut dia, Lab tersebut juga akan membantu memberikan pengertian kepada para atlet dan pelatih terhadap masalah doping.

Untuk itu, katanya, Lab tersebut diharapkan akan memiliki standar 1.500 sampel per tahun sehingga begitu Lab berdiri akan langsung mendapat pengakuan internasional.

Usaha memerangi doping juga tidak datang dari bangsa indonesia saja, sebagai contoh salah satunya adalah berita hangat tahun kemarin pada saai Olimpiade Beijing 2008, diskorsnya dua atlet China (perenang gaya punggung, Quyang Kunpeng, dan lifter, Luo Meng) dari kompetisi olahraga seumur hidup setelah mereka terbukti melakukan doping. Tidak tanggung-tanggung, pelatihnya pun dipecat. China menghendaki Olimpiade Bersih dan oleh karena itu, mereka bertekad untuk menegakkan olahraga bebas doping sehingga prestasi yang dicapai menjadi lebih murni dan dapat dibanggakan. Hal ini membuktikan bahwa usaha memerangi masalah doping sudah mulai di jalankan oleh semua masyarakat dunia guna menciptakan olahraga yang bersih. Namun sebebarnya usaha penaggulangan doping dapat efektif teratasi dengan beberapa cara : 1. Pemberian Gizi Atlet yang Mencukupi Pemberian gizi yang tepat akan sangat menunjang prestasi. Hal ini karena Gizi merupakan penunjang prestasi, pemberian gizi yang tepat secara tidak langsung memberi jaminan pada prestasi atlet. Hasil penelitian menunjukkan pemberian gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral) yang tepat baik pada saat latihan maupun saat bertanding memerlukan takaran yang tepat, pengukuran itu tidak saja dilihat dari olahraga yang diikuti, karena takaran gizi masing-masing cabang olahraga berbeda. Takaran yang tepat sangat menunjang prestasi atlet, jika takarannya kelebihan atau kekurangan juga berakibat buruk. Pengukuran takaran gizi itu hanya bisa

diketahui dengan prosedur pemeriksaan sport medicine seperti melihat periodisasi latihan, persiapan umum, khusus dan penyempurnaan biomotorik. Sehingga gizi yang diberikan tepat dan jangan sampai mengganggu selera makan. Selain itu pengetahuan soal sport medicine juga bisa mencegah kebiasaan doping. Dengan sport medicine bisa mengawasi penggunaan doping secara dini. 2. Tanggung Jawab Atlet itu Sendiri Cara ini dianggap paling efektif karena cara ini melekat melalui pengendalian diri. Atlet itu sendirilah yang mengawasi dirinya sendiri.

Godaan memang besar. Namun jika dari diri atlet itu sendiri sudah menolak atas doping maka akan mudah teratasi. Berkaitan dengan itu, realisasi pengawasan diri sendiri itu juga harus didukung oleh pihak lainnya yang sama-sama ikut mengamankan pelanggaran yang terjadi misal, pelatih dan anggota keluarga lainnya. Para dokter juga ikut bertanggung jawab. Pengawasan itu pada akhirnya ada pada etika dan nilai moral yang melekat pada diri seseorang. Atas dasar rujukan itulah ia menentukan pilihannya, apakah menggunakan dopping atau tidak. 3. Moral Dokter Olahraga Selain pelatih, dokter olahraga juga merupakan anggota tim atau warga mesyarakat olahraga yang ikut serta memelihara kepercayaan terhadap kompetisi dan performa. Sebagai ahli professional yang paham akan khasiat obat danaksesnya ditinjau dari aspek farmakologi, maka dokter berpotensi

untuk ikut terjebak kearah pemberian atau pendukung kepada atlet untuk menggunakan obat perangsang tersebut. 4. Tangung Jawab Semua Orang Pada akhirnya, penangkalan masalh doping menjadi tanggung jawab semua orang, bukan saja atlet dan pelatih atau dokter olahraga. Semua orang yang berkepentingan dengan olah raga ikut bertanggung jawab terhadap doping ini. Industri farmakologi juga ikut bertanggung jawab, sebab munculnya obat-obat baru dengan segala khasiat dan akibatnya merupakan produk dari iptek di bidang farmasi. Penggunaan doping memang terkait dengan konteks social. Masyarakat memang mengapresiasi pencapaian prestasi. Namun, penipuan terjadi, sehingga moral memang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, kita semua sebagai insane olahraga harus senantiasa mendukung usaha-usaha penanggulangan doping demi terciptanya olah raga yang bersih, tertib dan menjunjung tinggi Fair play.

DAFTAR PUSTAKA

Luthan, Rusli; Maum, Amung.2000. Sosiologi Olahraga. Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Luthan, Rusli; Sumardianto.2000. Filsafat Olahraga. Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Suniar, Leane.2002. Dukungan Zat-zat Gizi Untuk Menunjang Prestasi Olahraga. Jakarta : Kalamedia. Undang- Undang Republik Indonesia Sistem Keolahragaan Nasional ANTARA News. 2008. Indonesia Siap Bangun Laboratorium Anti Doping. PubDate:06/11/08 22:24 www.kompas.com/kompas- skandal doping rusak atlet dunia www.kompas.com/kompas- Suplemen, Olahraga, dan Kesehatan oleh Hario Tilarso http://infosehatbugar.blogspot.com/2009/05/penggunaan-doping-dalamolahraga.ht Bulutangkis.com/Bahaya Doping untuk Atlet Wanita Copyright 2003 Lampung Post. All rights reserved. Selasa, 24 Agustus 2004 www.wawasandigital.com/index.php? option=com_content&task=view&id=20931&Itemid=29 www.kompas.com?artikel perangmelawan doping Rabu, 6 Agustus 2008 | 01:14 WIB oleh Toho Cholik Mutohir http://www.ilmuolahraga.blogspot.com/2008/06/bahaya-doping.html www.lembagaantidopingindonesia.com/artikel deklarsi anti doping Nomor 3 tahun 2005 Tentang