tugas SMP

20
Konsep – Konsep Dasar dalam Perencanaan Pajak 1.Pendahuluan Pada hakekatnya, pembangunan nasional di suatu negara dilaksanakan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat. Untuk dapat mensukseskan pembangunan nasional tersebut, peranan penerimaan dalam negeri menjadi sangat penting dan memiliki kedudukan yang cukup strategis. peran masyarakat melalui pembayaran pajak harus terus ditumbuhkan dengan mendorong kesadaran, pemahaman, dan penghayatan bahwa pembangunan adalah hak dan kewajiban serta tanggung jawab dari seluruh rakyat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pajak merupakan pungutan wajib, biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga beli barang dan lain-lain. Pajak yang penarikannya bersifat memaksa ini juga terdapat timbal balik berupa keuntungan yang di dapat masyarakat secara tidak langsung. Bagi negara pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik rutin maupun pembangunan. Sedangkan bagi perusahaan pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih. Keputusan bisnis sebagian besar dipengaruhi oleh pajak baik secara langsung maupun tidak langsung. 1

description

seminar manajemen pajak, pembahasan awal

Transcript of tugas SMP

Konsep Konsep Dasar dalam Perencanaan Pajak

1. PendahuluanPada hakekatnya, pembangunan nasional di suatu negara dilaksanakan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat. Untuk dapat mensukseskan pembangunan nasional tersebut, peranan penerimaan dalam negeri menjadi sangat penting dan memiliki kedudukan yang cukup strategis. peran masyarakat melalui pembayaran pajak harus terus ditumbuhkan dengan mendorong kesadaran, pemahaman, dan penghayatan bahwa pembangunan adalah hak dan kewajiban serta tanggung jawab dari seluruh rakyat.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pajak merupakan pungutan wajib, biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, harga beli barang dan lain-lain. Pajak yang penarikannya bersifat memaksa ini juga terdapat timbal balik berupa keuntungan yang di dapat masyarakat secara tidak langsung. Bagi negara pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik rutin maupun pembangunan. Sedangkan bagi perusahaan pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih. Keputusan bisnis sebagian besar dipengaruhi oleh pajak baik secara langsung maupun tidak langsung. Guna meminimalkan beban pajak tersebut, diperlukan upaya dan strategi tertentu yang dilakukan oleh manajemen. Upaya dan strategi ini biasa dinamakan perencanaan pajak. Menurut Chrisdianto (2009:1) perencanaan pajak adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa, sehingga hutang pajak yang dimiliki, baik itu pajak penghasilan maupun pajak lainnya berada dalam posisi yang minimal sepanjang hal ini dimungkinkan oleh peraturan yang berlaku.Pada umumnya, perencanaan pajak merujuk kepada proses merekayasa usaha dan transaksi wajib pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat diartikan sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari pemborosan sumber daya. Dengan melakukan perencanaan pajak, pajak yang dibayarkan tidak lebih besar dari yang seharusnya dan perusahaan dapat menghemat pajak sehingga kas yang tadinya digunakan untuk membayar pajak dapat dialihkan sebagai modal kerja perusahaan.

2. Pembahasan2.1 Konsep Manajemen Strategis dan Perencanaan StrategisPerencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasi) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik, dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Perencanaan strategis atau manajemen strategis merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah kepada pekembangan suatu strategi yang efektif untuk membantu membantu mencapai sasaran perusahaan. Tujuan merupakan hasil akhir yang dicari organisasi melalui eksistensi dan operasinya. Faktor penyebab mengapa perusahaan memiliki tujuan:a. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya;;b. Tujuaan membantu mengoordinasikan keputusan dalam pengambilan keputusan;c. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaan prestasi organisasi;d. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata dari pada misi;2.2 Risiko dan Pengaruh Pajak atas PerusahaanBeberapa risiko yang mungkin timbul karena investasi sebagai berikut:a. Risiko Penghasilan b. Risiko Modalc. Risiko Keuangan d. Risiko Inflasi e. Risiko atas keputusan yang tidak dapat diubah f. Risiko Politik Pajak merupakan pungutan berdasarkan undang-undang oleh pemerintah. Secara adiministratif pungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi pajak langsung dan pajak tidak langsung.Pajak langsung dikenakan atas masuknya sumber daya yaitu penghasilan, sedangkan pajak tidak langsung dikeluarkan terhadap keluarnya sumber daya seperti pengeluaran untuk konsumsi atau barang atau jasa. Beban pajak langsung umumnya ditanggung oleh orang atau badan yang memperoleh penghasilan, sedangkan beban pajak tidak langsung ditanggung oleh konsumen atau masyarakat. Bagi perusahaan pajak yang dikenakan terhadap penghasilan dianggap sebagai biaya/beban dalam menjalankan atau melakukan kegiatan usaha. Pajak sebagai biaya akan mempengaruhi besarnya laba yang diterima maupun yang akan dikembalikan kepada pemegang saham. Jadi pada dasarnya secara ekonomis pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagikan atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan.Dalam praktek bisnis umumnya pengusaha mengidentifikasikan pembayaran pajak sebagai beban. Sehingga pengusaha akan berusaha untuk meminimalkan pembayaran pajak tersebut, untuk mengoptimalkan besarnya laba.Dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing maka pengusaha wajib menekan biaya seoptimal mungkin. Demikian juga dengan kewajiban membayar pajak, karena merupakan biaya yang menurunkan laba sesudah pajak. Upaya dalam melakuakn penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak.Menurut Gunadi (2007:483), Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Sedangkan perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen pajak yang terdiri dari: a. Perencanaan pajak(tax planning)b. Pelaksanaan kewajiban perpajakanc. Pengendalian pajak2.3 Perencanaan Pajak2.3.1 Pengertian Perencanaan PajakSuatu bentuk perencanaan pajak (tax planning) atau manajemen pajak merupakan suatu bentuk penghematan atas perpajakan, semakin baik suatu perencanaan perpajakan dibuat oleh perusahaan maka akan mengakibatkan besarnya pajak terhutang yang harus dibayar juga semakin efisien, namun semua bentuk perencanaan tersebut harus tetap berada dalam bingkai peraturan perpajakan Indonesia. Menurut Lumbantoruan seperti yang dikutip oleh Suandy (2001) Manajemen Pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan-peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan dari pembuat undang-undang. Maka tax planning disini sama dengan tax avoidance karena secara hakekat ekonomis kedua-duanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak, karena pajak merupakan beban pengurang laba yang tersedia, baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun untuk diinvestasikan kembali. Tax avoidance adalah rekayasa yang masih tetap berada dalam bingkai ketentuan perpajakan. Tax avoidance dapat terjadi didalam bunyi ketentuan atau tertulis dalam undang-undang dan berada dalam jiwa dari undang-undang atau dapt juga terdapat dalam bunyi ketentuan undang-undang.2.3.2 Aspek Formal dan Administratif Perencanaan PajakKewajiban perpajakan bermula dari implementasi undang-undang perpajakan. Oleh karena itu ketidakpatuhan terhadap undang-undang dapat dikenakan sanksi, baik sanksi administrative maupun sanksi pidana. Sanksi administrative maupun pidana merupakan pembrorosan sumber daya sehingga perlu dieliminasi melalui suatu perencanaan pajak yang baik. Untuk dapat menyusun perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan yang baik diperlukan pemahaman terhadap peraturan perpajakan. Selanjutnya selaras dengan pengelompokkan hukum pajak, aspek formal administrasi maupun aspek materiel perlu dimengerti dan dipahami untuk dapat mengeliminir sanksi administrasi maupun sanksi pidana.Pungutan pajak oleh DitJen Pajak adalah UU KUP, UU PPh, UU PPN/PPnBM, PBB, Bea materai, dan Bea Peralihan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Dimana UU pajak tersebut diatur lebih lanjut dalam PP, KepPres, KMK, SK, serta SE DitJen Pajak. Aspek administrasi dari kewajiban perpajakan meliputi kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP/NPPKP. Menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan, membayar pajak, menyampaikan SPT, disamping memotong atau memungut pajak. Kewajiban perpajakan berakhir pada saat pelunasan pajak oleh WP.Dalam sistem perpajakan selalu dipisahkan antara assessment dan payment. Assessment yang berlaku saat ini adalah self assessment dengan kewajiban menghitung sendiri, membayar sendiri, dan melaporkan sendiri. Sedangkan sistem pembayaran yang berlaku dapat dilakukan sendiri oleh WP maupun melalui pemotongan oleh pihak ketiga (withholding system).Pembayaran pajak sebagai transfer sumber daya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan maka pembayaran pajak harus direncanakan secara baik supaya jangan sampai terjadi pemborosan. Penyediaan dana harus direncanakan dengan baik supaya pembayaran pajak dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Disamping pembayaran pajak masih ada kewajiban pelaporan yang juga harus direncanakan supaya dapat selesai dan dilaporkan tepat pada waktunya.2.3.3 Aspek Materiel dalam Perencanaan PajakPajak dikenakan terhadap objek pajak yang dapat berupa keadaan, perbuatan maupun peristiwa. Basis perhitungan pajak adalah objek pajak, maka dalam rangka optimalisasi alokasi sumber dana, maka manajemen akan merencanakan pajak yang tidak lebih karena dapat mengurangi optimalisasi sumber daya dan tidak kurang supaya tidak membayar sanksi administrasi yang merupakan pemborosan dana. Untuk itu objek pajak harus dilaporkan secara benar dan lengkap. Pelaporan objek pajak yang benar dan lengkap harus bebas dari rekayasa negatif.Setidak-tidaknya terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam suatu perencanaan pajak (tax planning) :a. Tidak melanggar kewajiban dan ketentuan perpajakan. Bila suatu perencanaan pajak ingin dipaksakan dengan melanggar ketentuan perpajakan buat WP merupakan resiko yang sangat berbahaya dan mengancam keberhasilan perencanaan pajak tersebut.b. Secara bisnis perencanaan pajak masuk akal, karena perencanaan pajak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan menyeluruh perusahaan, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Maka perencanaan pajak yang tidak masuk akan akan memperlemah perencanaan itu sendiri.c. Bukti-bukti pendukungnya yang memadai.

2.4 Pelaksanaan Kewajiban PerpajakanSistem perpajakan menganut prinsip substansi dalam bentuk formal. Walaupun perusahaan telah memenuhi kewajiban perpajakan secara formal tetapi kalau ternyata substansi menunjukkan lain atau motivasi rekayasa tidak sesuai dengan jiwa dari ketentuan perpajakan, maka administrasi pajak (fiskus) dapat menganggap bahwa wajib pajak kurang patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.. Apabila terjadi perbedaan interpretasi fakta perpajakan, lembaga peradilan pajak (Badan Penyelesaian Sengketa Pajak) yang akan memutuskan.Apabila pada tahap perencanaan pajak telah diketahui faktor-faktor yang akan dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya baik secara formal maupun materiel. Harus dipastikan bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakannya telah memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku. Manajemen pajak tidak dimaksudkan untuk melanggar peraturan. Dan jika dalam pelaksanaannya menyimpang dari peraturan yang berlaku maka praktek tersebut telah menyimpang dari tujuan manajemen pajak.Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai dan dilaksanakan yaitu:a. Memahami ketentuan dan peraturan perpajakan.Dengan mempelajari peraturan perpajakan seperti UU, PP, Keppres, KMK, SK, dan SE DitJen Pajak, kita dapat mengetahui peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menghemat beban pajak.b. Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat.Pembukuan merupakan sarana yang sangat penting dalam menyajikan informasi keuangan perusahaan yang disajikan dalam bentuk LK dan menjadi dasar dalam menghitung besarnya jumlah pajak. (UU KUP pasal 28)

2.5 Pengendalian PajakPengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal maupun materil. Dalam pengendalian pajak yang penting adalah pengecekan pembayaran pajak. Oleh sebab itu pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi penghematan pajak, misalnya pembayaran pajak dilakukan saat akhir tentu lebih menguntungkan dibandingkan membayar lebih awal. Pengendalian pajak termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari jumlah pajak terutang.

2.6 Motivasi Perencanaan PajakMotivasi dilakukannya tax planning bersumber dari tiga unsur perpajakan:2.6.1 Tax PolicyKebijaksanaan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan. Dari berbagai aspek kebijaksanaan pajak ada faktor-faktor yang mendorong dilakukannya perencanaan pajak yaitu:a. Pajak yang akan dipungutAda berbagai tipe pajak yang harus menjadi pertimbangan utama baik berupa pajak langsung maupun pajak tidak langsung serta cukai seperti: PPh Badan dan OP Pajak atas Capital Gain Withholding tax, gaji, upah, sewa, bunga, dan royalti Pajak atas ekspor, impor dan bea masuk Pajak atas undian/hadiah Bea MateraiAdanya berbagai kewajiban jenis pajak yang harus dibayar dimana masing-masing jenis pajak tersebut mempunyai sifat perlakuan sendiri-sendiri misalnya Bea Masuk akan dianggap sebagai biaya yang dapat dikurangkan dari PKP atau bisa dimintakan restitusi apabila kita melakukan ekspor barang.Sedangkan PPh adalah pajak atas laba atau penghasilan yang dapat mengurangi besarnya penghasilan bersih setelah pajak. Maka agar tidak menganggu atau tidak menderaskan cashflow perusahaan, perlu adanya perencanaan pajak yang baik agar bisa menganalisis atas transaksi apa, terkena pajak apa, dan perlu dana berapa sehingga diketahui berapa penghasilan bersih setelah pajak.b. Subjek PajakIndonesia mengadakan pemisahan antara Badan Usaha dengan pribadi pemiliknya (pemegang saham), yang akan menimbulkan pajak ganda. Adanya perbedaan perlakuan perpajakan atas pembayaran dividen kepada pemegang saham dari Badan Usaha dimana pemegang saham adalah orang pribadi atau perorangan dan pemegang saham adalah berbentuk Badan Usaha (PT), maka disini menimbulkan usaha untuk perencanaan pajak dengan baik agar beban pajaknya rendah dan meringankan arus kas (cashflow) perusahaan sehingga bisa dimanfaatkan untuk tujuan lain.Disamping itu adanya pertimbangan untuk menunda pembayaran deviden dengan cara meningkatkan jumlah laba yang ditahan, yang bagi perusahaan juga akan menimbulkan penundaan pajak.c. Objek PajakAdanya perlakuan perpajakan yang berbeda atas obyek pajak yang secara ekonomis hakekatnya sama akan menimbulkan usaha perencanaan pajak, agar beban pajak rendah. Jadi karena objek pajak merupakan basis perhitungan (tax bases) besarnya pajak, maka dalam rangka optimalisasi alokasi sumber dana, manajemen akan merencanakan pajak yang tidak lebih dan tidak kurang.d. Tarif PajakAdanya penerapan tarif yang diterapkan di Indonesia mengakibatkan seseorang perencana pajak akan berusaha sedapat mungkin dikenakan tarif yang palin rendah.e. Prosedur PembayaranAdanya self assessment system dan payment system mengharuskan seorang perencana pajak untuk melakukan tax planning dengan baik. Saat ini sistem pemungutan (withholding) di Indonesia makin ditingkatkan penerapannya. Hal ini disamping mengganggu cash flow perusahaan juga bisa berakibat terjadinya kelebihan pembayaran pajak atas pemungutan pendahuluan tersebut, dimana untuk memperoleh restitusinya memerlukan waktu dan biaya.2.6.2 Tax LawKita menyadari bahwa kenyataannya dimanapun tidak ada undang-undang yang mengatur secara permasalahan dengan sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan yang lain (PP, Keppres, KMK, dan SE DJP), serta tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan undang-undang itu sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain yang ingin dicapai. Keadaan ini menyebabkan munculnya celah (loophole) bagi WP untuk menganalisis dengan cermat atas kesempatan tersebut untuk digunakan perencanaan pajak yang baik.

2.6.3 Tax AdministrationIndonesia merupakan negara yang begitu luas wilayahnya dan begitu banyak penduduknya dan sebagai negara yang sedang membangun masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan administrasi perpajakannya secara memadai. Hal yang mendorong perusahaan untuk melaksanakan perencanaan perpajakan dengan baik agar terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana karena adanya perbedaan penafsiran antara fiskus dengan WP, akibat dari begitu luasnya peraturan perpajakan yang berlaku dan sistem informasi yang belum efektif.

Secara umum motivasi dilaksanakannya tax planning adalah untuk memaksimalkan laba setelah pajak, Karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan perpajakan yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas obyek pajak yang secara ekonomis hakekatnya sama, dengan memanfaatkan :a. Perbedaan tarif pajak (tax rate)b. Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (tax base)c. Loop hole (celah), shelter, dan haven

2.7 Tahapan Perencanaan PajakDalam arus globalisasi dan tingkat persaingan yang semakin tajam seorang manajer dalam membuat suatu perencanaan pajak sebagaimana strategi perencanaan perusahaan secara keseluruhan (global company strategy) juga harus memperhitungkan adanya kegiatan yang bersifat lokal maupun internasional, maka agar tax planning dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka rencana itu seharusnya dilakukan melalui berbagai urutan. Menurut Suandy (2001) tahapan yang yang dilakukan dalam membuat pajak yaitu:1) Menganalisis informasi yang adaTahap pertama dari proses pembuatan perencanaan pajak adalah menganalisa komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan menghitung seakurat mungkin beban pajak yang harus ditanggung. Manajer perpajakan harus mempertimbangkan faktor-faktor baik internal maupun eksternal,yaitu fakta yang relevan, faktor pajak, dan faktor non pajak lainnya Hal ini hanya bisa dilakukan dengan mempertimbangkan masing masing elemen dari pajak baik secara sendiri sendiri maupun secara total pajak yang harus dapat dirumuskan sebagai tax planning yang paling efisien. Penting juga untuk memperhitungkan kemungkinan besarnya penghasilan dari suatu proyek dan pengeluaran pengeluaran lain di luar pajak yang mungkin terjadi.2) Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak (design of one or more possible tax plans).Penentuan model yang akan digunakan untuk penyusunan rencana besarnya pajak terutang dapat menggunakan berbagai pertimbangan yaitu:a. Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional.b. Pemilihan negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau menjadi residen dari negara tersebut.c. Penggunaan satu atau lebih negara tambahan.3) Mengevaluasi pelaksanaan rencana pajakEvaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak, perbedaan laba kotor, dan pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perencanaan.4) Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajakAkan sangat membantu jika pembuatan suatu rencana disertai dengan gambaran atau perkiraan berapa peluang kesuksesan dan berapa laba potensial yang akan diperoleh jika berhasil maupun kerugian potensial jika terjadi kegagalan.5) Memuktahirkan rencana pajakPemutakhiran dari suatu rencana adalah konsekuensi yang perlu dilakukan sebagaimana dilakukan oleh masyarkat yang dinamis.

3. KesimpulanPerencanaan pajak (tax planning) merupakan hal yang perlu dalam suatu perusahaan untuk membantu keuangan perusahaan, dengan memanfaatkan kemudahan-kemudahan perpajakan. Tujuan perencanaan pajak yang paling utama adalah untuk mencari berbagai kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan agar dalam konteks pemenuhan kewajiban perpajakan, perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah yang paling kecil. Tax planning juga mencakup usaha-usaha untuk melakukan proteksi agar perusahaan terhindar atau paling tidak meminimalisasi kemungkinan koreksi pajak pada masa-masa yang akan datang. Manajemen perusahaan berusaha agar dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan strategi dalam bidang perpajakan berupa strategi tax planning. Strategi tax planning ini dapat membantu dalam meminimalisir, berusaha menghindari pajak guna mengoptimalkan laba dengan melakukan pengaturan terhadap pajak yang harus dibayar agar seminimal mungkin melalui manajemen pajak (tax managment).

7

Daftar Pustaka

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.Zain, Muhammad. 2003. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.Suandy, Erly. 2003. Perencanaan Pajak Revisi. Jakarta: Salemba Empat.Pusparini, Indah Ayu dan Dzulkirom A.R,Moch. 2013. Implementasi Tax Planning Dalam Upaya Penghematan Pajak Penghasilan (Pph) Badan (Studi Kasus Pada PT. Citra Perdana Kendedes Malang). Skripsi. Universitas Brawijaya.Tata Cara dan Ketentuan Pajak diakses pada 17 Februari 2015 dari www.pajak.go.id