Tugas Sistem Pernapasan Kdm

42
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI Pengertian Sistem Pernapasan Manusia Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O 2 ) dan karbondioksida (CO 2 ) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil Oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, pernapasan juga dapat di artikan sebagai proses untuk menghasilkan energi. Pernapasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

description

hfjdgfhuhdjhfdj

Transcript of Tugas Sistem Pernapasan Kdm

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

Pengertian Sistem Pernapasan Manusia

Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil Oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, pernapasan juga dapat di artikan sebagai proses untuk menghasilkan energi. Pernapasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

Pernapasan Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan Oksigen dan pengeluaran Karbondioksida serta uap air antara organisme dan lingkungannya.

Pernapasan Internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu sitoplasma dan mitokondria.

Fungsi Sistem Pernapasan

Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan ambilan oksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari dara ke udara bebas.

Saluran Penghantar Udara

Pada manusia, pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur organ atau bagian-bagian alat pernapasan pada manusia terdiri atas Rongga hidung, Farings (Rongga tekak), Larings (kotak suara), Trakea (Batang tenggorok), Bronkus dan Paru-paru.

1. HIDUNG

Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di tengah menjadi rongga hidung kiri dan kanan. Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara.

Di bagian depan berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung) anterior dan di belakang berhubungan dengan bagian atas farings (nasofaring). Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi bagian vestibulum, yaitu bagian lebih lebar tepat di belakang nares anterior, dan bagian respirasi.

Permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri adanya kelenjar sabesa besar, yang meluas ke dalam vestibulum nasi tempat terdapat kelenjar sabesa, kelenjar keringat, dan folikel rambut yang kaku dan besar. Rambut ini berfungsi menapis benda-benda kasar yang terdapat dalam udara inspirasi.

Terdapat 3 fungsi rongga hidung : Dalam hal pernafasan = udara yang di inspirasi melalui rongga hidung akan menjalani 3 proses yaitu penyaringan (filtrasi),

penghanatan, dan pelembaban. Ephithelium olfactory = bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan bau. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara- suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonasi.

Pada potongan frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah alpukat, terbagi dua oleh sekat (septum mediana). Dari dinding lateral menonjol tiga lengkungan tulang yang dilapisi oleh mukosa, yaitu:

Konka nasalis superior, Konka nasalis medius, Konka nasalis inferior, terdapat jaringan kavernosus atau jaringan erektil yaitu pleksus vena besar, berdinding tipis, dekat

permukaan.Sinus paranasal adalah rerongga berisi udara yang terdapat dalam tulang-tulang tengkorak dan berhubungan dengan

rongga hidung. Macam-macam sinus yang ada adalah sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus etmoidalis, dan sinus sfenoidalis.

2. FARING (rongga tekak)

Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larings pada dasar tengkorak.

Faring dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur

penting yaitu adanya saluran yang menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani. Apabila tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba Auditory yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah.

Orofaring merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan tulang hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif menyilang dimana orofaring merupakan bagian dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan dan system pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan secara stimulant, katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan. Orofaring dipisahkan dari mulut oleh fauces. Fauces adalah tempat

terdapatnya macam-macam tonsila, seperti tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual. Laringofaring terletak di belakang larings.

Laringofaring merupakan posisi terendah dari farings. Pada bagian bawah laringofaring system respirasi menjadi terpisah dari sitem digestif. Udara melalui bagian anterior ke dalam larings dan makanan lewat posterior ke dalam esophagus melalui epiglottis yang fleksibel.

3. LARING (pita suara)

Larings adalah suatu katup yang rumit pada persimpangan antara lintasan makanan dan lintasan udara. Laring terangkat dibawah lidah saat menelan dan karenanya mencegah makanan masuk ke trakea. Fungsi utama pada larings adalah untuk melindungi jalan napas atau jalan udara dari farings ke saluran napas lainnya , namun juga sebagai organ pembentuk suara atau menghasilkan sebagian besar suara yang dipakai berbicara dan bernyanyi.

Larings ditunjang oleh tulang-tulang rawan, diantaranya yang terpenting adalah tulang rawan tiroid (Adam’s apple), yang khas nyata pada pria, namun kurang jelas pada wanita. Di bawah tulang rawan ini terdapat tulang rawan krikoid, yang berhubungan dengan trakea.

Epiglotis terletak diatas seperti katup penutup. Epiglotis adalah sekeping tulang rawan elastis yang menutupi lubang larings sewaktu menelan dan terbuka kembali sesudahnya. Pada dasarnya, Larings bertindak sebagai katup, menutup selama menelan unutk mencegah aspirasi cairan atau benda padat masuk ke dalam batang tracheobronchial.

Disamping fungsi dalam produksi suara, ada fungsi lain yang lebih penting, yaitu Larings bertindak sebagai katup selama batuk, penutupan pita suara selama batuk, memungkinkan terjadinya tekanan yang sangat tinggi pada batang tracheobronchial saat otot-otot trorax dan abdominal berkontraksi, dan pada saat pita suara terbuka, tekanan yang tinggi ini menjadi penicu ekspirasi yang sangat kuat dalam mendorong sekresi keluar.

4. TRAKEA (batang tenggorok)

Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10 sampai 12 cm. Trakea terletak di daerah leher depan esophagus dan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Di daerah dada, trakea meluas dari larings sampai ke puncak paru, tempat ia bercabang menjadi bronkus kiri dan kanan. Jalan napas yang lebih besar ini mempunyai lempeng-lempeng kartilago di dindingnya, untuk mencegah dari kempes selama perubahan tekanan udara dalam paru-paru. Tempat terbukanya trakea disebabkan tunjangan sederetan tulang rawan (16-20 buah) yang berbentuk huruf C (Cincin-cincin kartilago) dengan bagian terbuka mengarah ke posterior (esofagus).

Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia (epithelium yang menghasilkan lendir) yang berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari saringan hidung, ke arah faring untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukkan dan sel gobet yang menghasikan mukus. Potongan melintang trakea khas berbentuk huruf D.

5. BRONKUS

Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.

Trakea bercabang menjadi bronkus utama (primer) kiri dan kanan. Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri disebut bronkus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.

Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris (sekunder) dan kemudian menjadi lobus segmentalis (tersier). Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki diameter kurang lebih 1 mm. saluran ini disebut bronkiolus. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Bronkiolus memasuki lolubus pada bagian puncaknya, bercabang lagi membentuk

empat sampai tujuh bronkiolus terminalis. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.

6. PARU-PARU

Paru-paru adalah struktur elastis sperti spons. Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya di sisi kiri dan kanan mediastinum (struktur blok padat yang berada di belakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esophagus dan trakea).

Paru-paru memilki :         Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.         Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada.         Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.         Basis, Terletak pada diafragma.

Paru-paru juga di lapisi oleh pleura yaitu parietal pleura (dinding thorax) dan visceral pleura (membrane serous). Di antara rongga pleura ini terdapat rongga potensial yang disebut rongga pleura yang didalamnya terdapat cairan surfaktan sekitar 10-20 cc cairan yang berfungsi untukmenurunkan gaya gesek permukaan selama pergerakan kedua pleura saat respirasi. Tekanan rongga pleura dalam keadaan normal ini memiliki tekanan -2,5 mmHg.

Paru kanan relative lebih kecil dibandingkan yang kiri dan memiliki bentuk bagian bawah seperti concave karena tertekan oleh hati. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan paru kiri dibagi dua lobus

yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.

Paru-paru divaskularisasi dari dua sumber, yaitu:a) Arteri bronchial yang membawa zat-zat makanan pada bagian conduction portion, bagian paru yang tidak terlibat dalam

pertukaran gas. Darah kembali melalui vena-vena bronchial.b) Arteri dan vena pulmonal yang bertanggungjawab pada vaskularisasi bagian paru yang terlibat dalam pertukaran gas yaitu

alveolus.

Mekanisme Pernapasan

1.       Pernapasan DadaTerjadi karena aktivitas otot antartulang rusuk. Bila otot antartulang rusuk berkerut (berkontraksi), maka tulang-tulang rusuk akan

terangkat dan volume rongga dada akan membesar. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan udara di dalam paru-paru. Karena tekanan udara di luar tubuh lebih besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru. Dengan demikian terjadilah inspirasi.

Bila otot-otot antartulang rusuk mengendor (relakasasi), yaitu kembali pada posisi semula, maka tulang-tulang rusuk akan tertekan. Akibatnya, volume rongga dada mengecil. Keadaan ini mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalam paru-paru.

Pada saat insipirasi (a) rongga dada membesar dan (b) diafragma mendatar

2.       Pernapasan Perut

Pernapasan perut terjadi karena aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Bila otot diafragma berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar sehingga tekanan udara di paru-paru mengecil. Akibatnya, udara luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan. Dengan demikian, terjadilah inspirasi.Sebaliknya, bila otot diafragma relaksasi (kembali pada posisi semula), maka kedudukan diafragma melengkung ke atas. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar. Akibatnya, udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida terdorong ke luar. Dengan demikian terjadilah ekspirasi.

Pada saat ekspirasi (a) rongga dada mengecil dan (b) diafragma melengkung ke atas

7. ALVEOLUS

Alveolus merupakan suatu kantong udara dengan dinding yang tipis merupakan bagian terminal cabang-cabang bronkus dan bertanggung jawab akan struktur paru-paru yang mempunyai kantong kecil terbuka pada salah satu sisinya. Pada orang dewasa paru-paru terdiri dari sekitar 300 juta alveoli, setiap alveoli mengandung satu lapisan sel epithelia skuamosa, disini terjadi pertukaran antara O2 dan CO2 secara difusi melalui alveolar dan dinding kapiler. Didalam alveoli terdapat cairan alveolar yang di sebut surfaktan.

Dinding alveoli terdiri dari 2 tipe sel epitel alveolar, yaitu: Tipe I : sel epitel simple squamosa sebagai pusat petukaran gas. Tipe II : sel septal yang terdiri dari mukrofili dan secret alveolar untuk menjaga permukaan antara sel dan udara tetap lembab.

PENGKAJIAN PADA KLIEN Tn. E.M

DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN

“ TUBERCULOSIS PARU ”

DIRUANG G4 (TROPIK INFEKSI) DI R.S.U.D PROF DR.H.ALOEI SABOE

Tanggal masuk : 05 November 2014 Tanggal pengkajian : 08 November 2014

Ruang kelas : G4 (Tropik/Infeksi) Sumber informasi : Klien dan Keluarga

Diagnosa Medis: Tubercolosis Paru

I. BIODATA

A. Identitas Klien

Nama : Tn. E.M

Umur : 46 Tahun

Jenis kelamin : Laki - laki

Alamat : Paguat

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan Pabrik Gula Tolangohula

B. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. F.P

Umur : 42 Tahun

Alamat : Paguat

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Hubungan dengan klien : Isteri

Lain-lain : Jamsostek

II. RIWAYAT KEPERAWATAN

A. Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Alasan Masuk Rumah Sakit

Masuk Rumah sakit dengan keluhan batuk-batuk, sakit dada menyeluruh tembus sampai belakang, keringat dingin, Keram-

keram badan, panas, demam hilang timbul dirasakan + 1 minggu. TD : 90/60 Mmhg, SB : 37,6 0C, N : 80 x/mnt, R : 20 x/mnt

2) Keluhan Utama

Pada saat dikaji tanggal 23 Januari 2009, klien mengeluh batuk-batuk berlendir.

3) Keluhan Menyertai

Klien mengatakan nyeri dada pada saat batuk, tidak ada nafsu makan, pusing.

B. Riwayat Kesehatan Lalu

Klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit infeksi sebelumnya, klien hanya pernah menderita penyakit dengan

keluhan batuk, panas, beringus dan berobat ke Puskesmas terdekat. Klien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya, klien belum

pernah mengalami pembedahan, klien mempunyai kebiasaan merokok, klien tidak ada riwayat alergi obat dan alergi makanan.

C. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga

Menurut klien ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama yaitu orang tua laki-laki klien dan sudah mendapat

pengobatan selama 6 bulan.Riwayat Psikososial

Orang yang terdekat dengan klien adalah anak dan istrinya, interaksi klien dengan keluarga, perawat baik, dalam setiap ada

masalah dalam keluarga dipecahkan secara bersama-sama, keluarga merasa cemas dengan kondisi klien, demikian juga klien cemas

tentang proses penyakitnya dan bertanya-tanya tentang kesembuhan penyakitnya, harapan keluarga dan klien semoga setelah menjalani

perawatan pengobatan dapat lekas sembuh dan dapat beraktifitas seperti sediakala.

D. Kondisi Lingkungan Rumah

Klien mengatakan klien tinggal bersama isteri dan anak-anaknya, menurut klien tempat tinggalnya memiliki ventilasi yang

memadai, bangunan permanent, memiliki tempat sampah.dan sumber air berasal dari sumur serta memiliki jamban.

E. Aktifitas Sehari-Hari

1. Nutrisi

Sebelum sakit : Frekuensi makan 3 kali sehari dengan jenis makanan nasi dan lauk pauk, nafsu makan klien baik, waktu makan

klien teratur, klien tidak memiliki makanan pantangan..

Saat sakit : Saat dikaji klien mengeluh tidak ada nafsu makan, karena makanan terasa pahit dimulut dan terasa tidak enak

dimakan, klien makan bubur ditambah telur tapi porsi makan tidak dihabiskan hanya sebanyak ± 3-4 sendok.

2. Cairan

Sebelum sakit : Frekuensi minum 6-8 gelas sehari dengan jenis minuman air putih. Minuman ini tidak menentu diminum dengan

ukuran gelas 250/gelas.

Saat sakit : Saat dikaji klien minum 5-6 gelas, minum air putih dan dengan ukuran gelas 250 ml/gelas. Klien terpasang infus

Rl 20 gtt/mnt

3. Eliminasi

BAK :

Sebelum sakit : Frekuensi BAK 3-4 kali/hari dan waktu berkemih tidak menentu, warna kekuningan , bau khas, tidak ada keluhan

saat BAK

Saat sakit : Saat dikaji frekuensi BAK 3-4 kali/hari dan waktu berkemih tidak menentu, warna urine kuning, dan bau khas obat,

klien tidak mengalami kesulitan dalam hal berkemih

BAB :

Sebelum sakit : Frekuensi BAB 1-2 kali/hari dan waktu tidak menentu, konsistensi feces padat dan berbentuk dengan warna feces

kuning kecoklatan.

Saat sakit : Saat dikaji klien 1 kali/hari pada waktu pagi, konsistensi feces lembek dengan warna kuning kecoklatan.Tidak ada

keluhan dalam hal BAB

3. Istirahat Dan Tidur

Sebelum sakit : Pasien biasanya tidur 8 jam/hari dengan waktu tidur malam pukul 20.00 s/d 05.00 dan klien tidak tidur siang hari,

karena klien bekerja, klien tidak susah tidur.

Saat sakit : Saat dikaji klien bisa tidur, tidur siang pukul 13.00 s/d 16.00 dan malam hari pukul 21.00 s/d 05.00, klien sering

terbangun dari tidurnya karena batuk dan tidurnya tidak nyenyak.

4. Aktifitas dan Latihan

Sebelum sakit : Klien sebagai karyawan pada Pabrik Gula Tolanguhula.

Saat sakit : Saat dikaji klien mengeluh lemah, klien mengatakan tidak dapat beraktifitas sebagaimana biasa, kebutuhannya

dibantu keluarga dan perawat.

5. Personal Hygiene

Sebelum sakit : Klien mandi 2 kali sehari, yakni pada pagi hari dan sore hari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2-3 kali seminggu,

gunting kuku tidak menentu dan ganti pakaian setiap selesasi mandi.

Saat sakit : Saat di kaji klien belum dapat mandi sendiri hanya dimandikan oleh isterinya dengan menggunakan handuk kecil

yang dibasahi dengan air hangat.

6. Rekreasi

Sebelum sakit : Klien tidak pernah rekreasi ketempat wisata, tapi kliien mengatakan sering menonton tv

Saat sakit : Saat dikaji klien mengatakan kegiatannya hanya istirahat

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Keadaan umum klien nampak lemah

Tingkat kesadaran compos mentis

Tanda-tanda vital : TD : 100/60 MmHg

SB : 360 C

N : 80 x/menit

R : 21 x/menit

TB : 165 cm

BB : 39 kg

B. Pemeriksaan Sistemik

1) Sistem Penginderaan

Mata : Posisi simteris kiri dan kanan tidak ada peradangan konjungtiva anemis/pucat, pergerakan bola mata ke kiri dan ke kanan

keatas dan kebawah baik tidak ada nyeri tekan, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak terdapat lingkaran hitam

pada kelopak mata.

Telinga : Simetris kiri dan kanan, daun telinga normal, tidak merah dan tidak bengkak, tidak ada benda asing, tidak ada peradangan,

fungsi pendengaran baik, berserumen (+), tidak menggunakan alat bantu dengar.

Hidung : Simetris kiri dan kanan, tidak ada peradangan, tidak ada epiktasis, tidak ada deviasi septum, fungsi penciuman baik.

Mulut : Struktur simetris bibir pecah, gigi lengkap, klien dapat menggerakkan lidah kesegala arah, klien tidak ada kesulitan dalam

menelan hanya merasa pahit pada makanan yang masuk ke dalam mulut.

2) Sistem Pernapasan

Bentuk dada simetris kiri dan kanan , tidak ada pernapasan cuping hidung, klien menggunakan otot bantu pernapasan dengan

frekuensi pernapasan 21x/menit, klien batuk berlendir, warna sputum kuning dan kental, nyeri tekan pada dada (+), terdapat bunyi

tambahan pada paru kiri dan kanan yaitu Ronchi (+). Upaya batuk klien nampak buruk.

3) Sistem Kardiovaskuler

Pengisian kapiler baik (± 3 detik), tidak terdapat distensi vena jugularis, nadi teraba dengan baik (N : 80 x/menit),(TD : 100/60

MmHg), klien mengeluh nyeri dada pada saat batuk dan nyeri ini dirasakan hilang timbul, klien tidak ada riwayat hipertensi.

4) Sistem Pencernaan

Bibir pecah-pecah, gigi lengkap, warna abdomen sama dengan warna kulit sekitar, bentuk abdomen simetris, gerakan abdomen

normal, peristaltic usus 8 x/menit, tidak ada nyeri tekan, klien hanya merasakan pahit dimulut pada saat makan, porsi makan tidak

dihabiskan ± 3-4 sendok makan, keadaan anus normal, tidak ada lesi.

5) Sistem Perkemihan

Tidak ada nyeri pinggang,tidak ada distensi kandung kemih,palpasi ginjal tidak teraba, frekuensi BAK 3-4 kali/hari

6) Sistem Endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada perubahan suara, tidak ada riwayat diabetes mellitus, tidak ada tremor, tidak

ada hiperpigmentasi

7) Sistem Persarafan

Tingkat kesadaran compos mentis, orientasi orang, waktu dan tempat baik, memori jangka pendek dan jangka panjang baik.

Pemeriksaan nervus :

I : Fungsi penciumann baik

II : Ketajaman penglihatan baik

III : Reaksi pupil terhadap cahaaya mengecil

IV : Geraakan bola mata normal

V : Respon refleks kornea berkedip

VI : Gerakan mengunyah normal

VII : Lidah bisa membedakn rasa, waajah simetris

VIII : Pendengaran klien normal

IX-X : Tidak gangguan menelan

XI : Kekuatan otot sternocleidomastoideus normal

XII : Gerakan lidah simteris.

Tidak ada kaku kuduk, tidak ada kejang, tidak ada riwayat epilepsy, kekuatan menggenggam baik, refleks babinski positif.

8) Sistem Muskuloskeletal

Kekuatan otot normal Klien tidak mengalami fraktur, tidak ada kekakuan sendi, tidak terjadi kelainan pada bentuk

tulang, tidak ada nyeri pada tulang sendi, tonus otot baik.

9) Sistem Integumen

Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, kulit lembab, tidak terasa gatal pada kulit, pada daerah ekstremitas kanan atas

terpasang IVFD dengan cairan RL 20 gtt/menit

5 5

5 5

10) Sistem Reproduksi

Tidak ada peradangan dan kelainan pada genetalia

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 20 Januari 2009 Normal

- Leukosit : 9.700 /UL : 4.000 – 11.000 /UL

- LED : 65 mm/jam umur < 50 : P.20mm/jam L.15 mm/jam

- HB : 11,9 g% : P.11-16g% L.11-13 g%

- Trombosit : 302.000/UL : 150.000 – 450.000/UL

- Asam Urat : 3,7 mg/dl : L. < 7,0 mg/dl, P. < 5,7 mg/dl

- Gds : 70 mg/dl : < 140 mg/dl

- Hematokrit : 36,3 vol % : L. 40-50 %, P. < 36-45 %

Pemeriksaan Rontgen tanggal 20 Januari 2009

Tampak bayangan bercak-bercak bergaris pada paru kiri dan sebagian paru kanan

V. PENGOBATAN

IVFD RL

Terpacef 3x1 tablet

Acran 2x1 tablet

Mucopet 2x1 tablet

Ostelox 2x1 tablet

Asam mefenamat 2x1 tablet

Sanmol 3x1 tablet

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF

1. Klien mengeluh batuk berlendir

2. Klien mengeluh nyeri dada pada saat batuk

3. Klien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul

4. Klien mengeluh tidak ada nafsu makan

5. Klien mengeluh lemah

6. Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya

7. Klien bertanya-tanya apakah dirinya akan sembuh dari penyakitnya

DATA OBJEKTIF

1. Klien nampak cemas

2. Keadaan umum lemah

3. Ekspresi wajah nampak meringis

4. Konsistensi sputum kuning kental

5. Skala nyeri 2 (sedang)

6. Nyeri dirasakan lebih berat pada saat batuk

7. Porsi makan tidak dihabiskan

8. Porsi makan ± 3-4 sendok makan

9. BB = 39 Kg, TB = 165 cm

10. Bunyi napas ronchi

11. Sementara terpasang IVFD Rl

12. Vital sign : TD : 100/60 MmHg

SB : 36 0C

N : 80 x/meni

R : 21 x/menit

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. E.M

DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN ”TUBERCULOSIS PARU”

DIRUANF G4 (TROPIK) DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO

Nama : Tn. E.M Tgl Masuk : 05/11/2014

Umur : 46 tahun Tgl Dikaji : 08/11/2014

Alamat : Paguat

NO/HARI/TGL

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI

1

SABTU

08/11/14

Bersihan jalan tidak efektif b/d

akumulasi secret ditandai dengan :

Data Subyektif

Klien mengeluh batuk berlendir

Klien mengeluh nyeri dada bila

batuk

Data Obyektif

KU Lemah

Vital Sign :

TD : 100/60 mmHg

SB : 36 OC

Jalan kembali bersih atau

dapat mempertahankan jalan

setelah diberikan intervensi

selama 3 hari dengan kriteria :

Klien tidak mengeluh

batuk berlendir

Klien tidak mengeluh

nyeri dada

Keadaan umum baik

Vital sign baik :

TD : 120/80 mmHg

SB : 36 – 37 0 C

N : 80-100x/m

1. Kaji fungsi peran misalnya nama,

frekuensi dan penggunaan otot

aksesoris dan bunyi

2. Observasi vital sign

N : 80 x/menit

R : 21 x/menit

Klien batuk berlendir

Bunyi napas ronchi

Warna sputum kuning dan kental

Terpasang IVFD Rl 20 gtt/mnt

Nyeri b/d proses penyakit ditandai

R : 18-20x/m

3. Kaji kemampuan klien untuk

mengeluarkan secret dan catat

karakternya

4. Atur posisi semi fowler/fowler tinggi

5. Ajarkan tehnik batuk efektif

6. Bersihkan secret dari mulut dan trachea

7. Pertahankan masuknya cairan

sedikitnya 2500 ml/hari

8. Penatalaksanaan pemberian antibiotic ,

2

SABTU

08/11/14

dengan :

Data subjektif

Klien mengeluh nyeri dada bila

batuk

Klien mengatakan nyeri dirasakan

hilang timbul

Data Objektif

Keadaan umum lemah

Ekspresi wajah klien nampak

meringis

Vital Sign :

TD : 100/60 mmHg

SB : 36 OC

N : 80 x/menit

R : 21 x/menit

Skala nyeri sedang

(Nilai 2)

Terpasang IVFD Rl20gtt/mnt

Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b/d anoreksia

ditandai dengan :

Nyeri berkurang setelah

diberikan intervensi selama 3

hari dngan criteria:

Klien tidak mengeluh

nyeri dada pada saat

batuk

Ekspresi wajah nampak

rilex

Skala nyeri O

Vital sign baik :

TD : 120/80 mmHg

SB : 36 – 37 OC

N : 80-100x/m

R : 18-20x/m

Setelah diberikan intervensi

selama 3 hari, kebutuhan

terpacef 3x 1 gr/IV

1. Kaji tingkat nyeri dan karakteristiknya

2. Observasi tanda – tanda vital

3. Ajarkan tehnik penanganan nyeri

dengan tehnik relaksasi

4. Atur posisi klien sesuai keinginan

5. Jelaskan pada klien tentang terjadinya

nyeri

6. Penatalaksanaan pemberian analgetik ;

Asam mefenamat 500 mg 3x1 kaplet

1. Kaji status nutrisi klien pada

penerimaan riwayat mual muntah

2. Pastikan pola diit biasa klien, yang

3

SABTU

08/11/14

4.

Data Subyektif

Klien mengeluh makanan tidak enak

dimakan

Klien mengeluh tidak ada nafsu

makan

Klien mengeluh makanan terasa

pahit

Data Objektif

Ku lemah

Porsi makan tidak dihabiskan

Porsi makan + 3-4 sendok makan

BB = 39 Kg, TB = 165 cm

Terpasang IVFD Rl 20 gtt/mnt

Kurang pengetahuan berhu-bungan

dengan kurangnya informasi ditandai

dengan :

Data Subjektif

Klien bertanya-tanya tentang

penyakitnya

Klien bertanya apakah dirinya

akan sembuh dari penyakitnya

nutris terpenuhi dengan

kriteria:

Klien tidak mengeluh

nafsu makan

Klien tidak mengeluh

makanan terasa pahit

dimulut

Ku baik

Potsi makan lebih dari 4

sendok

Porsi makan dapat

dihabiskan

BB meningkat

Setelah diberikan intervensi

selama 3 hari klien

menyatakan paham tentang

penyakitnya dan kecemasan

klien teratasi dengan criteria

Klien tidak bertanya lagi

tentang penyakitnya

Ekspersi wajah klien

disukai dan tidak disukai

3. Timbang Berat badan klien

4. Anjurkan pada keluarga untuk

memberi makanan dalam porsi kecil

tapi sering dengan makanan tinggi

karbohidrat

5. Anjurkan klien untuk melakukan

perawatan mulut sebelum dan sesudah

makan

6. Anjurkan keluarga untuk menyajikan

makanan dalam keadaan hangat

7. Pertahankan masukkan nutrisi

parenteral

1. Kaji pengetahuan klien tentang

penyakitnya

2. Jelaskan dosis obat, frekuensi

pemberian, kerja obat yang diharapkan

dan alasan pengobatan lama

3. Kaji potensial efek samping

SABTU

08/11/14

Data Obyektif

Klien nampak cemas

Vital Sign

TD : 100/60 mmHg

SB : 36 OC

N : 80 x/menit

R : 21 x/menit

Terpasang IVFD Rl 20 gtt/mnt

nampak ceria

Vital Sign :

TD : 120/80 mmHg

SB : 36 – 37 OC

N : 80-100x/m

R : 18-20x/m

pengobataan misalnya konstipasi,

mulut kering dan gangguan penglihatan

4. Dorong klien untuk mengungkapkan

perasaannya dan beri umpan balik.

5. Beri informasi dan pemahaman kepada

klien dan keluarga tentang penyakitnya

6. Anjurkan klien untuk selalu

mendekatkan diri pada Tuhan

.

DAFTAR PUSTAKA

Buku anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan

http://tikamaulidia92.blogspot.com/2013/07/makalah-anatomi-fisiologi-sistem.html

Materi :

SISTEM RESPIRASI

NAMA : MEYKO LAHAY

NIM : PO 3120014178

KELAS : 1B

PRODI : DIV. KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2014/2015