Tugas Sistem Pernapasan Kdm
-
Upload
iman-labajo -
Category
Documents
-
view
229 -
download
4
description
Transcript of Tugas Sistem Pernapasan Kdm
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI
Pengertian Sistem Pernapasan Manusia
Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil Oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, pernapasan juga dapat di artikan sebagai proses untuk menghasilkan energi. Pernapasan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
Pernapasan Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan Oksigen dan pengeluaran Karbondioksida serta uap air antara organisme dan lingkungannya.
Pernapasan Internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu sitoplasma dan mitokondria.
Fungsi Sistem Pernapasan
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan ambilan oksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari dara ke udara bebas.
Saluran Penghantar Udara
Pada manusia, pernapasan terjadi melalui alat-alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh atau melalui jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur organ atau bagian-bagian alat pernapasan pada manusia terdiri atas Rongga hidung, Farings (Rongga tekak), Larings (kotak suara), Trakea (Batang tenggorok), Bronkus dan Paru-paru.
1. HIDUNG
Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di tengah menjadi rongga hidung kiri dan kanan. Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara.
Di bagian depan berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung) anterior dan di belakang berhubungan dengan bagian atas farings (nasofaring). Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi bagian vestibulum, yaitu bagian lebih lebar tepat di belakang nares anterior, dan bagian respirasi.
Permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri adanya kelenjar sabesa besar, yang meluas ke dalam vestibulum nasi tempat terdapat kelenjar sabesa, kelenjar keringat, dan folikel rambut yang kaku dan besar. Rambut ini berfungsi menapis benda-benda kasar yang terdapat dalam udara inspirasi.
Terdapat 3 fungsi rongga hidung : Dalam hal pernafasan = udara yang di inspirasi melalui rongga hidung akan menjalani 3 proses yaitu penyaringan (filtrasi),
penghanatan, dan pelembaban. Ephithelium olfactory = bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan bau. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara- suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonasi.
Pada potongan frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah alpukat, terbagi dua oleh sekat (septum mediana). Dari dinding lateral menonjol tiga lengkungan tulang yang dilapisi oleh mukosa, yaitu:
Konka nasalis superior, Konka nasalis medius, Konka nasalis inferior, terdapat jaringan kavernosus atau jaringan erektil yaitu pleksus vena besar, berdinding tipis, dekat
permukaan.Sinus paranasal adalah rerongga berisi udara yang terdapat dalam tulang-tulang tengkorak dan berhubungan dengan
rongga hidung. Macam-macam sinus yang ada adalah sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus etmoidalis, dan sinus sfenoidalis.
2. FARING (rongga tekak)
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larings pada dasar tengkorak.
Faring dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur
penting yaitu adanya saluran yang menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani. Apabila tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba Auditory yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah.
Orofaring merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan tulang hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif menyilang dimana orofaring merupakan bagian dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan dan system pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan secara stimulant, katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan. Orofaring dipisahkan dari mulut oleh fauces. Fauces adalah tempat
terdapatnya macam-macam tonsila, seperti tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual. Laringofaring terletak di belakang larings.
Laringofaring merupakan posisi terendah dari farings. Pada bagian bawah laringofaring system respirasi menjadi terpisah dari sitem digestif. Udara melalui bagian anterior ke dalam larings dan makanan lewat posterior ke dalam esophagus melalui epiglottis yang fleksibel.
3. LARING (pita suara)
Larings adalah suatu katup yang rumit pada persimpangan antara lintasan makanan dan lintasan udara. Laring terangkat dibawah lidah saat menelan dan karenanya mencegah makanan masuk ke trakea. Fungsi utama pada larings adalah untuk melindungi jalan napas atau jalan udara dari farings ke saluran napas lainnya , namun juga sebagai organ pembentuk suara atau menghasilkan sebagian besar suara yang dipakai berbicara dan bernyanyi.
Larings ditunjang oleh tulang-tulang rawan, diantaranya yang terpenting adalah tulang rawan tiroid (Adam’s apple), yang khas nyata pada pria, namun kurang jelas pada wanita. Di bawah tulang rawan ini terdapat tulang rawan krikoid, yang berhubungan dengan trakea.
Epiglotis terletak diatas seperti katup penutup. Epiglotis adalah sekeping tulang rawan elastis yang menutupi lubang larings sewaktu menelan dan terbuka kembali sesudahnya. Pada dasarnya, Larings bertindak sebagai katup, menutup selama menelan unutk mencegah aspirasi cairan atau benda padat masuk ke dalam batang tracheobronchial.
Disamping fungsi dalam produksi suara, ada fungsi lain yang lebih penting, yaitu Larings bertindak sebagai katup selama batuk, penutupan pita suara selama batuk, memungkinkan terjadinya tekanan yang sangat tinggi pada batang tracheobronchial saat otot-otot trorax dan abdominal berkontraksi, dan pada saat pita suara terbuka, tekanan yang tinggi ini menjadi penicu ekspirasi yang sangat kuat dalam mendorong sekresi keluar.
4. TRAKEA (batang tenggorok)
Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10 sampai 12 cm. Trakea terletak di daerah leher depan esophagus dan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Di daerah dada, trakea meluas dari larings sampai ke puncak paru, tempat ia bercabang menjadi bronkus kiri dan kanan. Jalan napas yang lebih besar ini mempunyai lempeng-lempeng kartilago di dindingnya, untuk mencegah dari kempes selama perubahan tekanan udara dalam paru-paru. Tempat terbukanya trakea disebabkan tunjangan sederetan tulang rawan (16-20 buah) yang berbentuk huruf C (Cincin-cincin kartilago) dengan bagian terbuka mengarah ke posterior (esofagus).
Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia (epithelium yang menghasilkan lendir) yang berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari saringan hidung, ke arah faring untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukkan dan sel gobet yang menghasikan mukus. Potongan melintang trakea khas berbentuk huruf D.
5. BRONKUS
Bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.
Trakea bercabang menjadi bronkus utama (primer) kiri dan kanan. Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri disebut bronkus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus lobaris (sekunder) dan kemudian menjadi lobus segmentalis (tersier). Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki diameter kurang lebih 1 mm. saluran ini disebut bronkiolus. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Bronkiolus memasuki lolubus pada bagian puncaknya, bercabang lagi membentuk
empat sampai tujuh bronkiolus terminalis. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
6. PARU-PARU
Paru-paru adalah struktur elastis sperti spons. Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya di sisi kiri dan kanan mediastinum (struktur blok padat yang berada di belakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esophagus dan trakea).
Paru-paru memilki : Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula. Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada. Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung. Basis, Terletak pada diafragma.
Paru-paru juga di lapisi oleh pleura yaitu parietal pleura (dinding thorax) dan visceral pleura (membrane serous). Di antara rongga pleura ini terdapat rongga potensial yang disebut rongga pleura yang didalamnya terdapat cairan surfaktan sekitar 10-20 cc cairan yang berfungsi untukmenurunkan gaya gesek permukaan selama pergerakan kedua pleura saat respirasi. Tekanan rongga pleura dalam keadaan normal ini memiliki tekanan -2,5 mmHg.
Paru kanan relative lebih kecil dibandingkan yang kiri dan memiliki bentuk bagian bawah seperti concave karena tertekan oleh hati. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan paru kiri dibagi dua lobus
yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Paru-paru divaskularisasi dari dua sumber, yaitu:a) Arteri bronchial yang membawa zat-zat makanan pada bagian conduction portion, bagian paru yang tidak terlibat dalam
pertukaran gas. Darah kembali melalui vena-vena bronchial.b) Arteri dan vena pulmonal yang bertanggungjawab pada vaskularisasi bagian paru yang terlibat dalam pertukaran gas yaitu
alveolus.
Mekanisme Pernapasan
1. Pernapasan DadaTerjadi karena aktivitas otot antartulang rusuk. Bila otot antartulang rusuk berkerut (berkontraksi), maka tulang-tulang rusuk akan
terangkat dan volume rongga dada akan membesar. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan udara di dalam paru-paru. Karena tekanan udara di luar tubuh lebih besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru. Dengan demikian terjadilah inspirasi.
Bila otot-otot antartulang rusuk mengendor (relakasasi), yaitu kembali pada posisi semula, maka tulang-tulang rusuk akan tertekan. Akibatnya, volume rongga dada mengecil. Keadaan ini mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalam paru-paru.
Pada saat insipirasi (a) rongga dada membesar dan (b) diafragma mendatar
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut terjadi karena aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Bila otot diafragma berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar sehingga tekanan udara di paru-paru mengecil. Akibatnya, udara luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan. Dengan demikian, terjadilah inspirasi.Sebaliknya, bila otot diafragma relaksasi (kembali pada posisi semula), maka kedudukan diafragma melengkung ke atas. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar. Akibatnya, udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida terdorong ke luar. Dengan demikian terjadilah ekspirasi.
Pada saat ekspirasi (a) rongga dada mengecil dan (b) diafragma melengkung ke atas
7. ALVEOLUS
Alveolus merupakan suatu kantong udara dengan dinding yang tipis merupakan bagian terminal cabang-cabang bronkus dan bertanggung jawab akan struktur paru-paru yang mempunyai kantong kecil terbuka pada salah satu sisinya. Pada orang dewasa paru-paru terdiri dari sekitar 300 juta alveoli, setiap alveoli mengandung satu lapisan sel epithelia skuamosa, disini terjadi pertukaran antara O2 dan CO2 secara difusi melalui alveolar dan dinding kapiler. Didalam alveoli terdapat cairan alveolar yang di sebut surfaktan.
Dinding alveoli terdiri dari 2 tipe sel epitel alveolar, yaitu: Tipe I : sel epitel simple squamosa sebagai pusat petukaran gas. Tipe II : sel septal yang terdiri dari mukrofili dan secret alveolar untuk menjaga permukaan antara sel dan udara tetap lembab.
PENGKAJIAN PADA KLIEN Tn. E.M
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
“ TUBERCULOSIS PARU ”
DIRUANG G4 (TROPIK INFEKSI) DI R.S.U.D PROF DR.H.ALOEI SABOE
Tanggal masuk : 05 November 2014 Tanggal pengkajian : 08 November 2014
Ruang kelas : G4 (Tropik/Infeksi) Sumber informasi : Klien dan Keluarga
Diagnosa Medis: Tubercolosis Paru
I. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama : Tn. E.M
Umur : 46 Tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Paguat
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Pabrik Gula Tolangohula
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. F.P
Umur : 42 Tahun
Alamat : Paguat
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan klien : Isteri
Lain-lain : Jamsostek
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan Masuk Rumah Sakit
Masuk Rumah sakit dengan keluhan batuk-batuk, sakit dada menyeluruh tembus sampai belakang, keringat dingin, Keram-
keram badan, panas, demam hilang timbul dirasakan + 1 minggu. TD : 90/60 Mmhg, SB : 37,6 0C, N : 80 x/mnt, R : 20 x/mnt
2) Keluhan Utama
Pada saat dikaji tanggal 23 Januari 2009, klien mengeluh batuk-batuk berlendir.
3) Keluhan Menyertai
Klien mengatakan nyeri dada pada saat batuk, tidak ada nafsu makan, pusing.
B. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit infeksi sebelumnya, klien hanya pernah menderita penyakit dengan
keluhan batuk, panas, beringus dan berobat ke Puskesmas terdekat. Klien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya, klien belum
pernah mengalami pembedahan, klien mempunyai kebiasaan merokok, klien tidak ada riwayat alergi obat dan alergi makanan.
C. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga
Menurut klien ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama yaitu orang tua laki-laki klien dan sudah mendapat
pengobatan selama 6 bulan.Riwayat Psikososial
Orang yang terdekat dengan klien adalah anak dan istrinya, interaksi klien dengan keluarga, perawat baik, dalam setiap ada
masalah dalam keluarga dipecahkan secara bersama-sama, keluarga merasa cemas dengan kondisi klien, demikian juga klien cemas
tentang proses penyakitnya dan bertanya-tanya tentang kesembuhan penyakitnya, harapan keluarga dan klien semoga setelah menjalani
perawatan pengobatan dapat lekas sembuh dan dapat beraktifitas seperti sediakala.
D. Kondisi Lingkungan Rumah
Klien mengatakan klien tinggal bersama isteri dan anak-anaknya, menurut klien tempat tinggalnya memiliki ventilasi yang
memadai, bangunan permanent, memiliki tempat sampah.dan sumber air berasal dari sumur serta memiliki jamban.
E. Aktifitas Sehari-Hari
1. Nutrisi
Sebelum sakit : Frekuensi makan 3 kali sehari dengan jenis makanan nasi dan lauk pauk, nafsu makan klien baik, waktu makan
klien teratur, klien tidak memiliki makanan pantangan..
Saat sakit : Saat dikaji klien mengeluh tidak ada nafsu makan, karena makanan terasa pahit dimulut dan terasa tidak enak
dimakan, klien makan bubur ditambah telur tapi porsi makan tidak dihabiskan hanya sebanyak ± 3-4 sendok.
2. Cairan
Sebelum sakit : Frekuensi minum 6-8 gelas sehari dengan jenis minuman air putih. Minuman ini tidak menentu diminum dengan
ukuran gelas 250/gelas.
Saat sakit : Saat dikaji klien minum 5-6 gelas, minum air putih dan dengan ukuran gelas 250 ml/gelas. Klien terpasang infus
Rl 20 gtt/mnt
3. Eliminasi
BAK :
Sebelum sakit : Frekuensi BAK 3-4 kali/hari dan waktu berkemih tidak menentu, warna kekuningan , bau khas, tidak ada keluhan
saat BAK
Saat sakit : Saat dikaji frekuensi BAK 3-4 kali/hari dan waktu berkemih tidak menentu, warna urine kuning, dan bau khas obat,
klien tidak mengalami kesulitan dalam hal berkemih
BAB :
Sebelum sakit : Frekuensi BAB 1-2 kali/hari dan waktu tidak menentu, konsistensi feces padat dan berbentuk dengan warna feces
kuning kecoklatan.
Saat sakit : Saat dikaji klien 1 kali/hari pada waktu pagi, konsistensi feces lembek dengan warna kuning kecoklatan.Tidak ada
keluhan dalam hal BAB
3. Istirahat Dan Tidur
Sebelum sakit : Pasien biasanya tidur 8 jam/hari dengan waktu tidur malam pukul 20.00 s/d 05.00 dan klien tidak tidur siang hari,
karena klien bekerja, klien tidak susah tidur.
Saat sakit : Saat dikaji klien bisa tidur, tidur siang pukul 13.00 s/d 16.00 dan malam hari pukul 21.00 s/d 05.00, klien sering
terbangun dari tidurnya karena batuk dan tidurnya tidak nyenyak.
4. Aktifitas dan Latihan
Sebelum sakit : Klien sebagai karyawan pada Pabrik Gula Tolanguhula.
Saat sakit : Saat dikaji klien mengeluh lemah, klien mengatakan tidak dapat beraktifitas sebagaimana biasa, kebutuhannya
dibantu keluarga dan perawat.
5. Personal Hygiene
Sebelum sakit : Klien mandi 2 kali sehari, yakni pada pagi hari dan sore hari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2-3 kali seminggu,
gunting kuku tidak menentu dan ganti pakaian setiap selesasi mandi.
Saat sakit : Saat di kaji klien belum dapat mandi sendiri hanya dimandikan oleh isterinya dengan menggunakan handuk kecil
yang dibasahi dengan air hangat.
6. Rekreasi
Sebelum sakit : Klien tidak pernah rekreasi ketempat wisata, tapi kliien mengatakan sering menonton tv
Saat sakit : Saat dikaji klien mengatakan kegiatannya hanya istirahat
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Keadaan umum klien nampak lemah
Tingkat kesadaran compos mentis
Tanda-tanda vital : TD : 100/60 MmHg
SB : 360 C
N : 80 x/menit
R : 21 x/menit
TB : 165 cm
BB : 39 kg
B. Pemeriksaan Sistemik
1) Sistem Penginderaan
Mata : Posisi simteris kiri dan kanan tidak ada peradangan konjungtiva anemis/pucat, pergerakan bola mata ke kiri dan ke kanan
keatas dan kebawah baik tidak ada nyeri tekan, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak terdapat lingkaran hitam
pada kelopak mata.
Telinga : Simetris kiri dan kanan, daun telinga normal, tidak merah dan tidak bengkak, tidak ada benda asing, tidak ada peradangan,
fungsi pendengaran baik, berserumen (+), tidak menggunakan alat bantu dengar.
Hidung : Simetris kiri dan kanan, tidak ada peradangan, tidak ada epiktasis, tidak ada deviasi septum, fungsi penciuman baik.
Mulut : Struktur simetris bibir pecah, gigi lengkap, klien dapat menggerakkan lidah kesegala arah, klien tidak ada kesulitan dalam
menelan hanya merasa pahit pada makanan yang masuk ke dalam mulut.
2) Sistem Pernapasan
Bentuk dada simetris kiri dan kanan , tidak ada pernapasan cuping hidung, klien menggunakan otot bantu pernapasan dengan
frekuensi pernapasan 21x/menit, klien batuk berlendir, warna sputum kuning dan kental, nyeri tekan pada dada (+), terdapat bunyi
tambahan pada paru kiri dan kanan yaitu Ronchi (+). Upaya batuk klien nampak buruk.
3) Sistem Kardiovaskuler
Pengisian kapiler baik (± 3 detik), tidak terdapat distensi vena jugularis, nadi teraba dengan baik (N : 80 x/menit),(TD : 100/60
MmHg), klien mengeluh nyeri dada pada saat batuk dan nyeri ini dirasakan hilang timbul, klien tidak ada riwayat hipertensi.
4) Sistem Pencernaan
Bibir pecah-pecah, gigi lengkap, warna abdomen sama dengan warna kulit sekitar, bentuk abdomen simetris, gerakan abdomen
normal, peristaltic usus 8 x/menit, tidak ada nyeri tekan, klien hanya merasakan pahit dimulut pada saat makan, porsi makan tidak
dihabiskan ± 3-4 sendok makan, keadaan anus normal, tidak ada lesi.
5) Sistem Perkemihan
Tidak ada nyeri pinggang,tidak ada distensi kandung kemih,palpasi ginjal tidak teraba, frekuensi BAK 3-4 kali/hari
6) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada perubahan suara, tidak ada riwayat diabetes mellitus, tidak ada tremor, tidak
ada hiperpigmentasi
7) Sistem Persarafan
Tingkat kesadaran compos mentis, orientasi orang, waktu dan tempat baik, memori jangka pendek dan jangka panjang baik.
Pemeriksaan nervus :
I : Fungsi penciumann baik
II : Ketajaman penglihatan baik
III : Reaksi pupil terhadap cahaaya mengecil
IV : Geraakan bola mata normal
V : Respon refleks kornea berkedip
VI : Gerakan mengunyah normal
VII : Lidah bisa membedakn rasa, waajah simetris
VIII : Pendengaran klien normal
IX-X : Tidak gangguan menelan
XI : Kekuatan otot sternocleidomastoideus normal
XII : Gerakan lidah simteris.
Tidak ada kaku kuduk, tidak ada kejang, tidak ada riwayat epilepsy, kekuatan menggenggam baik, refleks babinski positif.
8) Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot normal Klien tidak mengalami fraktur, tidak ada kekakuan sendi, tidak terjadi kelainan pada bentuk
tulang, tidak ada nyeri pada tulang sendi, tonus otot baik.
9) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, kulit lembab, tidak terasa gatal pada kulit, pada daerah ekstremitas kanan atas
terpasang IVFD dengan cairan RL 20 gtt/menit
5 5
5 5
10) Sistem Reproduksi
Tidak ada peradangan dan kelainan pada genetalia
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 20 Januari 2009 Normal
- Leukosit : 9.700 /UL : 4.000 – 11.000 /UL
- LED : 65 mm/jam umur < 50 : P.20mm/jam L.15 mm/jam
- HB : 11,9 g% : P.11-16g% L.11-13 g%
- Trombosit : 302.000/UL : 150.000 – 450.000/UL
- Asam Urat : 3,7 mg/dl : L. < 7,0 mg/dl, P. < 5,7 mg/dl
- Gds : 70 mg/dl : < 140 mg/dl
- Hematokrit : 36,3 vol % : L. 40-50 %, P. < 36-45 %
Pemeriksaan Rontgen tanggal 20 Januari 2009
Tampak bayangan bercak-bercak bergaris pada paru kiri dan sebagian paru kanan
V. PENGOBATAN
IVFD RL
Terpacef 3x1 tablet
Acran 2x1 tablet
Mucopet 2x1 tablet
Ostelox 2x1 tablet
Asam mefenamat 2x1 tablet
Sanmol 3x1 tablet
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF
1. Klien mengeluh batuk berlendir
2. Klien mengeluh nyeri dada pada saat batuk
3. Klien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul
4. Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
5. Klien mengeluh lemah
6. Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya
7. Klien bertanya-tanya apakah dirinya akan sembuh dari penyakitnya
DATA OBJEKTIF
1. Klien nampak cemas
2. Keadaan umum lemah
3. Ekspresi wajah nampak meringis
4. Konsistensi sputum kuning kental
5. Skala nyeri 2 (sedang)
6. Nyeri dirasakan lebih berat pada saat batuk
7. Porsi makan tidak dihabiskan
8. Porsi makan ± 3-4 sendok makan
9. BB = 39 Kg, TB = 165 cm
10. Bunyi napas ronchi
11. Sementara terpasang IVFD Rl
12. Vital sign : TD : 100/60 MmHg
SB : 36 0C
N : 80 x/meni
R : 21 x/menit
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. E.M
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN ”TUBERCULOSIS PARU”
DIRUANF G4 (TROPIK) DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO
Nama : Tn. E.M Tgl Masuk : 05/11/2014
Umur : 46 tahun Tgl Dikaji : 08/11/2014
Alamat : Paguat
NO/HARI/TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
1
SABTU
08/11/14
Bersihan jalan tidak efektif b/d
akumulasi secret ditandai dengan :
Data Subyektif
Klien mengeluh batuk berlendir
Klien mengeluh nyeri dada bila
batuk
Data Obyektif
KU Lemah
Vital Sign :
TD : 100/60 mmHg
SB : 36 OC
Jalan kembali bersih atau
dapat mempertahankan jalan
setelah diberikan intervensi
selama 3 hari dengan kriteria :
Klien tidak mengeluh
batuk berlendir
Klien tidak mengeluh
nyeri dada
Keadaan umum baik
Vital sign baik :
TD : 120/80 mmHg
SB : 36 – 37 0 C
N : 80-100x/m
1. Kaji fungsi peran misalnya nama,
frekuensi dan penggunaan otot
aksesoris dan bunyi
2. Observasi vital sign
N : 80 x/menit
R : 21 x/menit
Klien batuk berlendir
Bunyi napas ronchi
Warna sputum kuning dan kental
Terpasang IVFD Rl 20 gtt/mnt
Nyeri b/d proses penyakit ditandai
R : 18-20x/m
3. Kaji kemampuan klien untuk
mengeluarkan secret dan catat
karakternya
4. Atur posisi semi fowler/fowler tinggi
5. Ajarkan tehnik batuk efektif
6. Bersihkan secret dari mulut dan trachea
7. Pertahankan masuknya cairan
sedikitnya 2500 ml/hari
8. Penatalaksanaan pemberian antibiotic ,
2
SABTU
08/11/14
dengan :
Data subjektif
Klien mengeluh nyeri dada bila
batuk
Klien mengatakan nyeri dirasakan
hilang timbul
Data Objektif
Keadaan umum lemah
Ekspresi wajah klien nampak
meringis
Vital Sign :
TD : 100/60 mmHg
SB : 36 OC
N : 80 x/menit
R : 21 x/menit
Skala nyeri sedang
(Nilai 2)
Terpasang IVFD Rl20gtt/mnt
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d anoreksia
ditandai dengan :
Nyeri berkurang setelah
diberikan intervensi selama 3
hari dngan criteria:
Klien tidak mengeluh
nyeri dada pada saat
batuk
Ekspresi wajah nampak
rilex
Skala nyeri O
Vital sign baik :
TD : 120/80 mmHg
SB : 36 – 37 OC
N : 80-100x/m
R : 18-20x/m
Setelah diberikan intervensi
selama 3 hari, kebutuhan
terpacef 3x 1 gr/IV
1. Kaji tingkat nyeri dan karakteristiknya
2. Observasi tanda – tanda vital
3. Ajarkan tehnik penanganan nyeri
dengan tehnik relaksasi
4. Atur posisi klien sesuai keinginan
5. Jelaskan pada klien tentang terjadinya
nyeri
6. Penatalaksanaan pemberian analgetik ;
Asam mefenamat 500 mg 3x1 kaplet
1. Kaji status nutrisi klien pada
penerimaan riwayat mual muntah
2. Pastikan pola diit biasa klien, yang
3
SABTU
08/11/14
4.
Data Subyektif
Klien mengeluh makanan tidak enak
dimakan
Klien mengeluh tidak ada nafsu
makan
Klien mengeluh makanan terasa
pahit
Data Objektif
Ku lemah
Porsi makan tidak dihabiskan
Porsi makan + 3-4 sendok makan
BB = 39 Kg, TB = 165 cm
Terpasang IVFD Rl 20 gtt/mnt
Kurang pengetahuan berhu-bungan
dengan kurangnya informasi ditandai
dengan :
Data Subjektif
Klien bertanya-tanya tentang
penyakitnya
Klien bertanya apakah dirinya
akan sembuh dari penyakitnya
nutris terpenuhi dengan
kriteria:
Klien tidak mengeluh
nafsu makan
Klien tidak mengeluh
makanan terasa pahit
dimulut
Ku baik
Potsi makan lebih dari 4
sendok
Porsi makan dapat
dihabiskan
BB meningkat
Setelah diberikan intervensi
selama 3 hari klien
menyatakan paham tentang
penyakitnya dan kecemasan
klien teratasi dengan criteria
Klien tidak bertanya lagi
tentang penyakitnya
Ekspersi wajah klien
disukai dan tidak disukai
3. Timbang Berat badan klien
4. Anjurkan pada keluarga untuk
memberi makanan dalam porsi kecil
tapi sering dengan makanan tinggi
karbohidrat
5. Anjurkan klien untuk melakukan
perawatan mulut sebelum dan sesudah
makan
6. Anjurkan keluarga untuk menyajikan
makanan dalam keadaan hangat
7. Pertahankan masukkan nutrisi
parenteral
1. Kaji pengetahuan klien tentang
penyakitnya
2. Jelaskan dosis obat, frekuensi
pemberian, kerja obat yang diharapkan
dan alasan pengobatan lama
3. Kaji potensial efek samping
SABTU
08/11/14
Data Obyektif
Klien nampak cemas
Vital Sign
TD : 100/60 mmHg
SB : 36 OC
N : 80 x/menit
R : 21 x/menit
Terpasang IVFD Rl 20 gtt/mnt
nampak ceria
Vital Sign :
TD : 120/80 mmHg
SB : 36 – 37 OC
N : 80-100x/m
R : 18-20x/m
pengobataan misalnya konstipasi,
mulut kering dan gangguan penglihatan
4. Dorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya dan beri umpan balik.
5. Beri informasi dan pemahaman kepada
klien dan keluarga tentang penyakitnya
6. Anjurkan klien untuk selalu
mendekatkan diri pada Tuhan
.
DAFTAR PUSTAKA
Buku anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan
http://tikamaulidia92.blogspot.com/2013/07/makalah-anatomi-fisiologi-sistem.html