Tugas sim kelompok 3 Universitas Pakuan
-
Upload
venny-melinda -
Category
Career
-
view
85 -
download
1
Transcript of Tugas sim kelompok 3 Universitas Pakuan
Tugas Sistem Informasi Manajemen
PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor
DISUSUN OLEHKELOMPOK 3
Dede Sudrajat 021113196Ega Prianih 021113598Venny Melinda 021113432Marini 021113013
Atih Nurasiah 021113051
FAKULTAS EKONOMI – JURUSAN MANAJEMENUNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tak lupa ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah, teman-teman, dan semua
pihak yang telah memberi bantuan serta dukungan kepada penulis dalam menyusun dan
menyelesaikan makalah ini.
Penulis membuat makalah ini, bertujuan untuk menjelaskan peranan teknologi
informasi dalam mencapai keunggulan kompetitif dalam mencapai sebuah keberhasilan suatu
organisasi. Oleh sebab itulah dalam makalah ini dijelaskan mengenai definisi, fungsi sebuah
teknologi dalam suatu organisasi.
Selaku manusia biasa, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik
dan saran yang membangun dalam penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya. Penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya.
Bogor, 10 April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3 Tujuan dan Manfaat............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Keunggulan Kompetitif....................................................................................... 3
2.2 Dampak sistem informasi strategis bagi manajer dan organisasi........................ 6
2.3 Membangun bisnis yang berfokus pada pelanggan............................................. 9
BAB III KESIMPULAN ................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ iii
DAFTAR PUSTAKA
Adif Pradita. (2015, 18 Maret). Teknologi Informasi Dalam Mencapai Keunggulan
Kompetitif. Diperoleh 8 April 2016, dari https://adifpradita.wordpress.com/2015/03/teknologi
-informsi dalam -mencapai keungulan/
Anoraga,Panji dan Sri Suyati,1995, Teknologi Informasi, Pustaka Jaya, Jakarta
Arifin, Anwar, 2003, Sistem Keunggulan Kompetitif, Balai Pustaka, Jakarta
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Bandung, PT Remaja
Rosdakarya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran sistem informasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan untuk mendukung
strategi bersaing bisnis sehingga keuntungan dapat diraih. Pemanfaatan sistem informasi
dalam suatu organisasi dapat optimal apabila direncanakan dengan baik dalam suatu
perencaan srategis. Salah satu stretegi dalam meningkatkan daya saing adalah melalui
pengembangan peran sistem informasi dalam perusahaan. Jika sebelumnya peranan sistem
informasi hanya sebagai proses penunjang saja dalam memperoleh data dengan titik berat
pasa efisiensi biya operasional minimalisasi risiko operasi dari berbagai fungsi perusahaan,
maka pada saat ini peranannya telah berubah menjadi alat stratergik dalam perusahaan untuk
meningkatkan kemampuan bersaingnya.
Secara khusus dapat dinyatakan bahwa penyusunan dan pengembangan perencanaan
strategi informasi merupakan upaya peningkatan peranan fungsi dan nilai sistem informasi
setiap unit kegiatan manajemen dan operasinal perusahaan untuk meningkatkan kemampuan
bersaingnya. Dengan dilakukannya perencanaan maka diharapkan hasil atau target yang ingin
dicapai mempunyai gambaran berdasarkan tolak ukur dari perencanaan yang telah dilakukan
sebelumnya. Untuk melakukan perencanaan tersebut, dapat didukung oleh dua faktor, yaitu
komputer dan komunikasi terutama dari pihak-pihak yang terkait dalam hal yang ingin
dilakukan. Oleh karena itu, untuk menunjang kedua faktor tersebut kita dapat teknologi
sistem informasi sebagai penunjang keberhasilan perusahaan untuk mencapai keunggulan
yang kompetitif.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam pemanfaatan sistem informasi untuk mencapai suatu keunggulan, maka dalam
makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah diantaranya dalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari keunggulan kompetitif ?
2. Apa dampak dari sistem informasi strategis bagi manager dan organisasi ?
3. Bagaimana cara menggunakan teknologi informasi sebagai keunggulan strategis ?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa tujuan dalam pemanfaatan sistem
informasi yang optimal untuk mecapai suatu kenggulan yang kompetittif, diantaranya :
1. Mengetahui pengertian dari keunggulan kompetitif dan sumber-sumber dari
keungguan kompetitif.
2. Mengetahui dampak dari sistem informasi strategis bagi manager dan organisasi
3. Mengetahui cara menggunakan teknologi informasi sebagai keunggulan strategis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keunggulan Kompetitif
Suatu perusahaan pasti ingin memiliki suatu keunggulan tersendiri
dibandingkan dengan para pesaingnya. Berbagai cara pastilah dilakukan, seperti
halnya peningkatan mutu dan kualitas barang atau jasa, peningkatan pelayanan,
penyediaan barang dan jasa yang lebih murah, dan lain-lain. Definisi dari keunggulan
kompetitif yaitu merujuk pada kemampuan sebuah organisasi untuk
memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang
menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya. Keunggulan kompetitif
muncul bila pelanggan merasa bahwa mereka menerima nilai lebih dari transaksi
yang dilakukan dengan sebuah organisasi pesaingnya (Setiawan, 2006). Kemudian
di dalam Kamus Bahasa Indonesia, dinyatakan bahwa keunggulan kompetitif bersifat
kompetisi dan bersifat persaingan.
2.1.1 Sumber keunggulan kompetitif
Sumber keunggulan kompetitif yang pertama adalah apabila seseorang
merasakan value jika jasa/ produk yang dinikmati sepadan atau lebih besar dari
biaya yang ia keluarkan. Contoh, potong rambut di salon yang sangat mahal. Jika
hanya melihat harga yang mahal kita pasti berpikir ulang untuk potong rambut di
sana rambut anda dipotong oleh pemotong rambut beberapa artis terkenal. Karena
ia tukang potong artis terkenal anda memperoleh value berupa potongan ranmbut
yang bagus dan juga rasa bangga karena kita sekelas dengan artis paling tidak pada
selera potong rambutnya.
Sumber keunggulan kompetitif yang kedua adalah keunikan. Artinya adalah
produk anda tidak mudah di contoh atau di-copy oleh pesaing. Contoh pada rumah
makan yang cukup laris. Tiba-tiba ada pesaing yang membuka rumah makan di
dekat lokasi tersebut. Pesaing menyajikan makanan dan aksesorisnya mirip dengan
rumah makan tersebut. Rasa desain warung hingga seragam karyawannya mirip
dengan warung kita. Kita mungkin akan kehilangan sebagian pelanggan bahkan
mungkin perpindahan pelanggan bakso itu bisa makin besar jika pesaing usaha
tersebut menyajikan ‘value’ tambahan seperti fasilitas penunjang lainnya. Sehingga
agar kita tidak kehilangan pelanggan atau konsumen maka kita harus memiliki ciri
“khas” atau value guna mempertahankan bisnis yang sedang kita jalankan.
2.1.2 Kekuatan menentukan daya tarik
Persaingan dalam industri di Indonesia semakin berkembang dengan adanya
pesaing lama yang memperluas pasarnya dan pesaing-pesaing baru muncul untuk
merebut pasar dari pesaing lama, sehingga masing-masing perusahaan berusaha
mempertahankan posisi pasar untuk berhadapan dengan pesaing-pesaing. Berikut
ini Michael Porter mengidentifikasikan lima kekuatan dalam menentukan daya tarik
struktural segmen yaitu:
1. Pendatang baru
Pesaing baru memiliki hambatan-hambatan dalam memasuki pasar karena
dalam memasuki pasar, suatu produk memerlukan diferensiasi dari produk pesaing,
juga dibutuhkan modal yang besar, biaya untuk berpindah supllier, pendistribusian
yang tepat dan memperhatikan aspek kebijakan pemerintah. Dalam industri
hambatan pendatang baru untuk memasuki pasar adalah pesaing lama yang telah
menjadi market leader. Pesaing lama selalu memonitor pesaing baru dengan
memanfaatkan kelemahan dari produk pesaing, sehingga pendatang baru tidak
dapat berkembang dan merebut pasar. Dengan menggunakan strategi fighting
brand, yaitu menggunakan merk baru dari produk sejenis yang harganya jauh lebih
rendah, serta mengandalkan biaya iklan dan promosi yang lebih rendah. Produk ini
biasanya dibuat oleh pesaing dalam jangka waktu yang terbatas dan dalam wilayah
pasar tertentu. PT Wings Group mengeluarkan deterjen Daia dan So klin yang
bersaing melawan Rinso yang dikeluarkan oleh PT Unilever.
2. Pembeli
Pembeli akan selalu berusaha untuk mencari produk yang memiliki harga
lebih murah namun tetap memiliki kualitas produk dan pelayanan yang tinggi. Hal ini
membuat para pesaing saling beradu untuk memenuhi keinginan konsumen
tersebut. Kekuatan posisi tawar menawar pembeli akan meningkat apabila:
1. Produk memberikan biaya yang besar bagi konsumen
2. Produk tidak berbeda
3. Tingkat pendapatan konsumen rendah
4. Pembeli memproduksi sendiri
5. Pembeli tidak tahu harga
6. Adanya substitusi produk
Selama ini produk yang dihasilkan oleh PT Wings Group cenderung lebih
rendah dari PT Unilever. Misalnya jenis shampoo yaitu Emeron yang harganya lebih
murah dibandingkan dengan Sunsilk atau Zinc yang lenih murah dari Clear. Wings
Group meluncurkan produk yang sesuai dengan kualitas dan harga untuk pasar yang
ingin dituju.
3. Pemasok
Kekuatan pemasok akan sangat berpengaruh terhadap proses produksi
sebuah industri, terlebih jika jumlah pemasok bahan baku tidak banyak maka
pemasok dapat menetapkan harga yang tidak rendah selain itu lokasi pemasok yang
jauh akan menambah besar biaya untuk pengadaan bahan baku. Selain itu bahan
baku atau produk substitusi sangat sedikit serta meiliki biaya berpindah pemasok
yang tinggi, dan penawaran yang terbatas. Oleh karena itu untuk menghindari
tingginya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian dan keterbatasan bahan baku dari
pemasok, produsen sebaiknya memiliki industri yang memproduksi bahan baku
(industri hulu) untuk proses produksi. Wings sebagai salah satu perusahaan yang
memproduksi produk deterjen di Indonesia memiliki pabrik yang memproduksi bahan
baku untuk produk deterjen mereka sehingga mereka tidak memiliki gangguan dalam
hal pasokan bahan baku. Bahkan perusahaan Unilever Indonesia pun memilih Wings
untuk memasok bahan baku produksi deterjen mereka.
4. Substitusi
Produk substitusi merupakan ancaman yang besar bagi produk lain karena
selain mampu menjadi produk alternatif dari sebuah produk yang ada, dapat juga
merebut pasar dari sebuah produk yang disubstitusikan. Biasanya produk substitusi
memiliki harga yang murah dan menggunakan teknologi yang baru, sehingga
perusahaan harus cermat mengamati perubahan harga produk substitusi yang
menjadi ancaman bagi produk perusahaan tersebut, jika kemajuan teknologo atau
persaingan meningkat di industri substitusi, maka harga dan laba dalm segmen akan
menurun. Dari hasil pengamatan di pasar menunjukan bahwa produk substitusi dari
PT Wings adalah produk deterjen So klin yang sebenarnya ditujukan untuk mencuci
pakaian secara menual (tanpa menggunakan mesin cuci) tapi tetap digunakan untuk
mencuci dengan menggunakan mesin cuci.
5. Pesaing
Semakin banyak pesaing industri maka semakin tinggi tingkat persaingan,
karena pesaing saling bersaing untuk menjadi market leader di pasar dan untuk
memiliki market share yang besar. Persaingan ini sangat jelas terlihat antara
Unilever dan Wings. Wings berusaha “menempel” ketat Unilever dalam meluncurkan
produk-produknya, misalnya So klin vs Rinso, Nuvo vs Lifebuoy, Ciptadent vs
Pepsodent, Zinc vs Clear dan sebagainya. Selain itu tingkat persaingan yang tinggi
juga dipengaruhi oleh pertumbuhan industri yang lambat, tingginya biaya tetap (fixed
cost) perusahaan, dan persaingan secara personal antara pesaing dengan pesaing
lainnya.
2.2 Dampak sistem informasi strategis bagi manajer dan organisasi
Sistem Informasi Strategis (SIS) adalah dukungan terhadap sistem yang ada
dan membantu dalam mencapai keunggulan kompetitif atas pesaing organisasi
dalam hal adalah tujuan.Sistem Informasi dapat mempengaruhi aktivitas bisnis
perusahaan secara keseluruhan sehingga dapat membantu perusahaan dalam
persaingan bisnis dengan perusahaan lainnya. Hal ini menciptakan sistem informasi
strategis, sistem informasi yang mendukung atau membentuk posisi kompetitif dan
strategi dari perusahaan bisnis. Jadi, sistem informasi strategis dapat berupa sistem
informasi, yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu organisasi
memperoleh keunggulan kompetitif, mengurangi kelemahan kompetitif, atau untuk
memenuhi tujuan strategis perusahaan lainnya.
Dengan adanya aplikasi teknologi informasi perusahaan dapat meningkatkan
kinerja operasional dan manajemen. Teknologi seperti otomatisasi kantor,
otomatisasi pabrik, sistem pemrosesan transaksi dan sistem manajemen database
berpengaruh pada kualitas organisasi Sistem informasi bagi manajer sangatlah
penting baik untuk perusahaan kecil maupun besar. Manajer harus mengidentifikasi
jenis- jenis sistem yang dapat dijadikan sebagai keunggulan strategis bagi
organisasinya. Namun sampai saat ini sistem informasi baru memainkan peran yang
teramat sedikit di bidang produksi, distribusi dan penjualan produk maupun jasa.
Peningkatan produktivitas terhadap proses informasi menjadikannya sedikit berbeda
dalam produktivitas perusahaan.
Dalam hal ini ada tiga kunci utama yang mendukung teknologi informasi yang
dapat dijadikan aset perusahaan dalam jangka panjang :
1. Sumber Daya Manusia, yaitu para staf penanggung jawab perencanaan dan
pengembangan teknologi informasi pada sebuah perusahaan, sehingga para staf
tersebut benar-benar memiliki tanggung jawab terhadap pengoperasian teknologi
informasi.
2. Teknologi, Seluruh infrastruktur teknologi informasi, termasuk perangkat lunak dan
perangkat keras dipergunakan secara bersama-sama dalam proses operasional
perusahaan.
3. Relasi, adalah hubungan teknologi informasi dengan pihak manajemen perusahaan
sebagai pengambil keputusan (decision maker).
2.2.1 Menggunakan Tegnologi Informasi sebagai Keunggulan Stategis
2.2.1.1 Penggunaan strategis Teknik Informasi
Perusahaan menggunakan informasi untuk mencapai keunggulan kompetitif
pada awalnya dimulai dengan membuat hubungan komputer dengan pelanggan. EDI
(Electronic Data Interchange) memberikan dasar teknologi bagi perusahaan-
perusahaan untuk berkumpul membentuk sistem antar organisasi - IOS (Inter
Organizational System). EDI dapat menangani transmisi elektronik kepada dan dari
para pelanggan , pemasok, pemerintah, dan masyarakat keuangan. Arus informasi
dengan elemen lainnya lebih sukar dilakukan secara elektronik, dan menggunakan
hubungnan non-komputer. Arus informasi antara semua lingkungan sangat penting
terhadap keunggulan kompetitif.
Sumber daya informasi terdiri dari:
Perangkat keras komputer
Perangkat lunak komputer
Spesialis informasi
Fasilitas
Database
Informasi
Pengelola sumber daya informasi adalah :
CEO ( Chief Executive Officer)
CFO ( Chief Financial Officer)
COO ( Chief Operating Officer)
CIO ( Chief Information Officer)
Seorang manager jasa informasi dapat berperan sebagai Chief Information
Officer dengan mengikuti anjuran-anjuran sbb:
Dapat menyediakan waktu untuk pelatihan bisnis
Buat kemitraan dengan unit-unit bisnis dan line management
Fokuskan pada perbaikan proses dasar bisnis
Jelaskan biaya-biaya IS dalam istilah bisnis
Bangun kepercayaan dengan memberikan jasa IS yang dapat diandalkan
Jangan bersifat defensif.
Rencana Strategis Sumber
Daya
Gambar Rencana Strategis Sumber Daya Informasi
Ket :
SIA : Sistem Informasi Akuntansi
SIM : Sistem Informasi Manajemen
DSS : Decision Support System (Sistem Pendukung Keputusan)
2.3 Membangun bisnis yang berfokus pada pelanggan
Bagi banyak perusahaan, nilai bisnis utama mereka untuk menjadi bisnis
yang berfokus pada pelanggan terletak pada kemampuan mereka untuk
mempertahankan pelanggan agar tetap loyal, mengantisipasi kebutuhan di masa
mendatang, merespons kekhawatiran pelanggan, dan menyediakan layanan
pelanggan berkualitas tinggi. Fokus strategis atas nilai bagi pelanggan ini mengakui
Tujuan
SIA
Tujuan
SIM
Tujuan
DSS
Tujuan
Otom
Tujuan
Sistem
Pakar
Kebutuhan
Sumber daya
Informa
Kebutuhan
Sumber daya
Informa
Kebutuhan
Sumber daya
Informa
Kebutuhan
Sumber daya
Informa
Kebutuhan Sumb
er daya
SDM
Hard
Ware
SoftWar
e
Informasi
dan
bahwa kualitas, bukan harga, telah menjadi determinan utama dalam presepsi
pelanggan atas nilai. Dari sudut pandang pelanggan, perusahaan-perusahaan yang
secara konsisten menwarkan nilai terbaik mampu menelusuri preferensi setiap
pelanggannya, mengikuti tren pasar, pasokan produk, layanan dan informasi, kapan
saja, dimana saja, dan memberi layanan pelanggan yang disesuaikan dengan
kebutuhan tiap pelanggan.
Teknologi internet telah menciptakan peluang strategis bagi perusahaan,
besar dan kecil, untuk menawarkan layanan dan produk yang cepat, responsif, serta
berkualitas tinggi yang disesuaikan dengan preferensi setiap pelanggan. Teknologi
internet dapat membuat pelanggan menjadi titik pusat manajemen hubungan
pelanggan (Customer Relation Management-CRM) dan aplikasi e-Business lainnya.
Situs Web sistem CRM dan interenet, intranet, dan ekstranet menciptakan saluran-
saluran baru untuk komunikasi yang interaktif dalam suatu perusahaan, dengan para
pelanggan, dengan para pemasok, mitra bisnis, serta pihak lainnya di lingkungan
eksternal. Hal ini memungkinkan interaksi terus-menerus dengan para pelanggan ke
sebagian besar fungsi bisnis dan mendororng kerjasama lintas fungsi dengan para
pelanggan dalam hal pengembangan produk, pemasaran, pengiriman, layanan, dan
dukungan teknis.
Biasanya para pelanggan menggunakan Internet untuk mengajukan
pertanyaan, menyampaikan keluhan, mengevaluasi produk, meminta dukungan dan
membuat serta melaporkan pembelian mereka. Dengan menggunakan Internet dan
intranet perusahaan, para ahli dalam berbagai fungsi bisnis di semua perusahaan
dapat memberi kontribusi berupa respons yang efektif. Hal ini mendorong penciptaan
diskusi kelompok lintas fungsi dan ttim pemecah masalah yang dibentuk demi
keterlibatan pelanggan, layanan dan dukungan untuk pelanggan. Bahkan jalur
Internet dan intranet ke para pemasok dan mitra bisnis dapat digunakan untuk
mendaftar mereka masuk dengan cara tertentu agar dapat memastikan kiriman tepat
waktu atas berbagai komponen dan jasa yang berkualitas untuk memenuhi
komitmen perusahaan pada para pelanggannya.
2.3.1 Perekayasaan ulang proses bisnis
Salah satu dari implementasi paling penting dari strategi kompetitif adalah
perekayasaan proses bisnis (Business Process Reenginering-BPR), sering kali
disebut saja perekayasaan ulang. Perekayasaan ulang adalah pemikiran kembali
yang mendasar dan pendesainan ulang yang radikal atas proses bisnis untuk
mencapai perbaikan yang dramatis dalam biaya, kualitas, kecepatan, dan layanan.
Jadi, BPR menggabungkan strategi untuk mempromosikan inovasi bisnis agar
perusahaan dapat menjadi jauh lebih kuat serta menjadi pesaing yang lebih berhasil
dalam pasar.
Melakukan perubahan yang radikal atas proses bisnis untuk secara dramatis
meningkatkan efisiensi dan efektivitas bukanlah tugas yang mudah. Contohnya,
banyak perusahaan yang menggunakan software Enterprise Resource Planning
(ERP) fungsional untuk merekayasa ulang, mengotomatisasi, dan mengitegrasikan
proses manufaktur, distribusi, keuangan, dan sumberdaya manusia. Sementara
banyak perusahaan telah melaporkan keuntungan yang mengesankan dengan
proyek perekayasaan melalui ERP, banyak yang mengalami kegagalan yang
dramatis atau telah gagal mencapai perbaikan yang mereka kejar. Banyak
perusahaan menemukan bahwa pendekatan desain organisasi adalah pelaku
perekayasaan ulang yang penting, bersama dengan penggunaan tegnologi
informasi. Contohnya salah satu pendekatan yang umum adalah penggunaan tim
proses mandiri lintas fungsi atau multidisiplin. Para karyawan dari berbagai
departemen dan keahlian termasuk para teknisi, bagian pemasaran, layanan bagi
pelanggan, dan manufaktur dapat bekerja sebagai tim untuk proses pengembangan
produk.
2.3.2 Membuat perusahaan virtual
Dalam lingkungan bisnis global yang dinamis saat ini, pembentukan
perusahaan virtual dapat menjadi salah satu penggunaan strategis terpenting dari
tegnologi informasi. Perushaan virtual (juga disebut korporasi virtual atau organisasi
virtual) adalah organisasi yang menggunakan teknologi informasi untuk
menghubungkan banyak orang, organisasi, aktiva dan ide.
Perusahaan virtual biasanya membentuk aliansi dan kelompok kerja virtual
dengan mitra bisnis yang saling berhubungan melalui Internet, intranet dan
ekstranet. Perhatika bahwa perusahaan ini telah diorganisir secara internal menjadi
kelompok-kelompok lintas fungsi dan proses yang dihubungkan dengan intranet.
Perusahaan tersebut juga mengembangkan aliansi dan hubungan ekstranet yang
membentuk sistem informasi antar perusahaan dengan pemasok, pelanggan,
subkontraktor dan pesaing. Jadi, perusahaan virtual menciptakan aliansi dan
kelompok kerja virtual yang fleksibel dan dapat beradaptasi untuk mengeksploitasi
peluang bisnis yang berubah dengan cepat.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keunggulan kompetitif adalah merujuk pada kemampuan sebuah organisasi
untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang
menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya.
Sumber keunggulan kompetitif :
1. Seseorang merasakan value jika jasa/ produk yang ia nikamti sepadan atau lebih
besar dari biaya yang ia keluarkan.
2. Keunikan, artinya adalah produk anda tidak mudah di contoh atau di-copy oleh
pesaing anda.
Kekuatan menentukan daya tarik :
1. Pendatang baru
2. Pembeli
3. Pemasok
4. Substitusi
5. Pesaing
Dampak sistem informasi strategis bagi manajer dan organisasi. Dengan
adanya aplikasi teknologi informasi perusahaan dapat meningkatkan kinerja
operasional dan manajemen. Teknologi seperti otomatisasi kantor, otomatisasi
pabrik, sistem pemrosesan transaksi dan sistem manajemen database berpengaruh
pada kualitas organisasi. Menggunakan tegnologi informasi sebagai keunggulan
strategis, dengan cara perusahaan melakukan perekayasaan ulang proses,
mengetahui peran dan tegnologi informasi, menjadi perusahaan yang lincah,
membuat perusahaan virtual dan membangun perusahaan yang menghasilkan
pengetahuan.