TUGAS SEJARAH FISIKA
-
Upload
zakaria-sandy -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
description
Transcript of TUGAS SEJARAH FISIKA
TUGAS SEJARAH FISIKA
(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah sejarah fisika dengan dosen pengampu Prof.
Dr. Sutarto M.Pd )
Disusun Oleh :
Nama : Zakaria Sandy Pamungkas
NIM : 130210102071
Kelas C
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan
Universitas Jember
2015
CAHAYA
I. DEFINISI CAHAYA
a. Newton (1642-1727)
Cahaya menurut Newton (1642-1727) terdiri dari
partikel-partilkel ringan berukuran sangat kecil yang
dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan
kecepatan yang sangat tinggi. Penemuan Newton yang
pertama adalah tentang cahaya. Dulu orang
beranggapan warna putih merupakan warna tunggal
atau warna murni. Tapi, lewat serangkaian percobaan
seksama, Newton menemukan sekaligus membuktikan,
warna putih merupakan campuran dari tujuh warna
berbeda yang sama dengan warna-warna pelangi, yaitu
merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu
(Mejikuhibiniu). Teori ini kemudian dikenal dengan
istilah Pembiasan Cahaya.
PEMBAHASAN
“Dua berkas cahaya dapat saling berpotongan pada sudut berapa pun tanpa saling mempengaruhi
satu dengan lainnya, baik dalam hal arah rambat maupun warnanya. Padahal jika benar cahaya
merupakan berkas partikel, seharusnya terjadi tumbukan antara kedua berkas tersebut”.
b. Christian Huygens (1629 – 1695)
Sementara menurut Christian Huygens (1629 – 1695)
yang mengemukakan teori undulasi “bahwa cahaya adalah
gelombang yang berasal dari sumber yang bergetar, merambat
dalam medium “ia menyatakan cahaya pada dasarnya sama
dengan bunyi, hanya berbeda frekuensi dan panjang
gelombangnya. Christian Huygens berpendapat bahwa cahaya
adalah gelombang yang berasal dari sumber yang bergetar,
merambat dalam medium “eter”. Teori undulasi ini dapat
menjelaskan peristiwa difraksi, interferensi dan polarisasi tetapi tidak dapat menerangkan
perambatan cahaya lurus.
Huygens memperkenalkan eter sebagai medium (zat antara) perambatan cahaya. Walaupan
keberadaan eter belum dapat dipastikan di dekade awal Abad 20, berbagai eksperimen yang
dilakukan oleh para ilmuwan berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan seperti
Thomas Young (1773-1829) dan Agustin Fresnell (1788-1827) berhasil membuktikan bahwa
cahaya dapat melentur (difraksi) dan berinterferensi.
Zat ini sangat ringan, tembus pandang dan memenuhi seluruh alam semesta. Eter membuat
cahaya yang berasal dari bintang-bintang sampai ke bumi. Gejala alam yang khas merupakan
sifat dasar gelombang bukan partikel.
PEMBAHASAN
“Seharusnya terjadi perbedaan interferensi ketika cahaya bergerak sejajar dengan eter
dengan saat cahaya bergerak tegak lurus dengan eter, namun fakta yang terjadi sedikit sekali
terjadi perbedaan sehingga bisa disimpulkan bahwa eter itu tidak ada”
c. Jeans Leon Foulcoult (1819-1868)
Percobaan yang dilakukan oleh Jeans Leon Foulcoult (1819-1868) menyimpulkan bahwa
cepat rambat cahaya dalam air lebih rendah dibandingkan
kecepatannya di udara. Padahal Newton dengan teori emisi
partikelnya meramalkan kebaikannya.
“pebedaan cepat rambat cahaya dalam medium udara
dan air disebabkan karena perbedaan permisitivitas dan
permeabilitas’’
d. Maxwell (1831-1874)
Maxwell (1831-1874) mengemukakan pendapatnya bahwa cahaya dibangkitkan oleh
gejala kelistrikkan dan kemagnetan sehingga tergolong gelombang elektomagnetik. Sesuatu yang
berbeda dengan gelombang bunyi yang tergolong gelombang mekanik. Gelombang
elekromagnetik dapat merambat dengan atau tanpa medium dan kecepatan rambatnyapun amat
tinggi bila dibandingkan dengan gelombang bunyi. Gelombang elekromagnetik merambat
dengan kecepatan 300.000 km/s. Kebenaran pendapat Maxwell tak terbantahkan ketika Hertz
(1857-1894) berhasil membuktikan secara
eksperimental yang disusun dengan penemuan-
penemuan berbagai gelombang yang tergolong
gelombang elekromagnetik seperti sinar x, sinar
gamma, gelombang mikro RADAR dan sebagainya.
Teori undulasi Huygens ini dapat menjelaskan
peristiwa pemantulan dan pembiasan cahaya dengan
sangat memuaskan, sehingga mendapat dukungan
yang sangat luas. Teori inipun dapat menjelaskan
dengan sangat memuaskan peristiwa interferensi dan
difraksi cahaya. Pada pembahasan tentang pembiasan,
teori gelombang dapat menunjukkan bahwa kecepatan
cahaya di dalam medium lebih rapat adalah lebih kecil daripada kecepatan cahaya dalam
medium kurang rapat. Namun pendukung teori gelombang mendapat kesulitan dalam
menjelaskan peristiwa perambatan cahaya yang berupa garis lurus. Kelemahan inilah yang
menyebabkan Newton tidak setuju dengan teori gelombang cahaya.
Cahaya merambat lurus seperti yang dapat kita lihat pada cahaya yang keluar dari sebuah
lampu teater di ruangan yang gelap atau Laser yang melintasi asap atau debu. Oleh karenanya
cahaya yang merambat digambarkan sebagai garis lurus berarah yang disebut sinar cahaya ,
sedangkan berkas cahaya terdiri dari beberapa garis berarah. Berkas cahaya bisa paralel,
divergen (menyebar) atau konvergen(mengumpul).