TUGAS SARJANA KONVERSI ENERGI ANALISA KINERJA ALIRAN ...
Transcript of TUGAS SARJANA KONVERSI ENERGI ANALISA KINERJA ALIRAN ...
i
TUGAS SARJANA
KONVERSI ENERGI
ANALISA KINERJA ALIRAN FLUIDA PADA POMPA
SENTRIFUGAL DENGAN VARIASI DIAMETER IMPELLER
DiajukanSebagaiSyaratUntukMemperolehGelarSarjanaTeknik( S.T )
Program StudiTeknikMesinFakultasTeknik UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara
Disusunoleh :
NAMA : IWAN RIZKA RIYANTO
NPM : 1307230226
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
i
ABSTRAK
Analisa kinerja aliran fluida pada pompa sentrifugal dilakukan secara
eksperimental dengan melakukan serangkaian pengujian variasi diameter impeller
pompa yang meliputi debit air, head, dan daya pompa. Penelitian ini
menggunakan tiga variasi impeller pompa yang berdiameter 110 mm, 115mm,
dan 120mm. Untuk mengukur tekanan pipa pada sisi suction dan discharge
digunakan manometer U air raksa, untuk mengukur debit aliran digunakan
flowmeter sensor sedangkan untuk mendesain impeller menggunakan proses
pengecoran dengan bahan alumunium. Hasil penelitian menunjukan jika semakin
besar diameter impeller maka debit, head dan efisiensi semakin meningkat. Hal ini
disebabkan karna tidak terdapatnya sela-sela di antara diameter impeller dengan
dinding luar casing volute sehingga fluida dapat mengakses ke seluruh bagian
casing volute dan terkirim ke discharge pompa akan semakin meningkat dan
penghantaran aliran menjadi lebih maksimum. Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan setelah melakukan pengujian diketahui bahwa dari variasi diameter
impeller tesebut yang paling bagus (efektif) adalah impeller yang ber diameter 120
mm.
Kata Kunci: Pompa sentrifugal, Impeller,Aliran fluida
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik. Tugas Sarjana ini merupakan tugas
akhir bagi mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara dalam menyelesaikan studinya, untuk memenuhi
syarat tersebut penulis dengan bimbingan dari para Dosen Pembimbing
merencanakan sebuah “Analisa Kinerja Aliran Fluida Pada Pompa Sentrifugal
Dengan Variasi Diameter Impeller”.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umat muslim dari alam kegelapan menuju alam yang terang
menderang. Semoga kita mendapat syafa’atnya di yaumil akhir kelak amin
yarabbal alamin.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan baik dalam kemampuan pengetahuan dan
penggunaan bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.
Dalam penulisan Tugas Sarjana ini, penulis banyak mendapat bimbingan,
masukan, pengarahan dari Dosen Pembimbing serta bantuan moril maupun
material dari berbagai pihak sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
tugas sarjana ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Pairan dan Ibunda Sumarni yang telah
banyak memberikan kasih sayang, nasehatnya, doanya, serta pengorbanan
yang tidak dapat ternilai dengan apapun itu kepada penulis selaku anak
yang di cintai dalam melakukan penulisan Tugas Sarjana ini.
2. Bapak Munawar Alfansury Siregar, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing I
Tugas Sarjana ini dan selaku wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Bapak H. Muharnif M, S.T., M.Sc selaku Dosen Pembimbing II Tugas
Sarjana ini.
4. Bapak Khairul Umurani, S.T., M.T., selaku Dosen Pembanding I Tugas
Sarjana ini dan selaku Wakil Dekan III Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Bapak Chandra A. Siregar, S.T., M.T selaku Dosen Pembanding II Tugas
Sarjana ini.
iii
6. Bapak Affandi, S.T selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
7. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar di Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah banyak
memberikan masukan dan dorongan dalam menyelesaikan Tugas Sarjana
ini.
8. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Program Studi Teknik
Mesin khususnya kelas A2 Siang dan B2 Siang yang telah banyak
membantu dan memberikan semangat kepada penulis dengan memberikan
masukan-masukan yang bermanfaat selama proses perkuliahan maupun
dalam penulisan Tugas Sarjana ini.
9. Seluruh rekan-rekan seperjuangan khususnya Yasri gayo, sanjela Anak
teves, Ardiansyah, Mahdan Pasmiko Ara, Wen Melapuk, Mukhlis, Riski.
Yang tak pernah berhenti memberikan Suport.
10. Dan Khlara Octafrilidya yang selalu mendukung dan memberikan
motivasi selama proses perkuliahan maupun dalam penulisan tugas
sarjana.
Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih jauh dari kata sempurna
dan tidak luput dari kekurangan, karena itu dengan senang hati dan penuh lapang
dada penulis menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan Tugas Sarjana ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga Tugas Sarjana ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT selalu merendahkan hati atas
segala pengetahuan yang kita miliki. Amin ya rabbal alamin.
Wasssalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Medan, 1 Januari 2018
Penulis
IWAN RIZKA RIYANTO
1307230226
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN I
LEMBAR PENGESAHAN II
LEMBAR SPESIFIKASI TUGAS SARJANA
LEMBAR ASISTENSI TUGAS SARJANA
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS SARJANA
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR SIMBOL x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Batasan Masalah 2
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.4.1. Tujuan Umum 3
1.4.2. Tujuan Khusus 3
1.5. Manfaat Penelitian 3
1.6. sistematika Penulisan 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1.Pompa Sentrifugal 5
2.2.impeller 6
2.2.1. Jenis-jenis impeler 7
2.2.2. Arah Aliran Keluar Impeller 8
2.3.Pengertian fluida 9
2.3.1. Aliran Fluida Dalam Pipa 9
2.4. Head 10
2.5. Kinerja Aliran Fluida 11
2.5.1. Debit Air 12
2.5.2.Kecepatan Aliran 12
2.5.3. Tekanan Hidrostatis 12
2.6. Segitiga Kecepatan 13
2.7. Putaran Spesifik 15
2.8.Perhitungan Head 16
2.8.1. Head Total Pompa 16
2.8.2. Head Statis Total 17
2.8.3. Head Kerugian Gesek Untuk Zat Cair Di Dalam Pipa 17
2.8.4. Kerugian head pada sambungan elbow 90º pada pipa 19
2.8.5. Kerugian head pada katub isap dengan saringan 19
2.9. Daya hidrolis 19
2.10. Efisiensi Pompa 20
v
2.11. Daya Pompa Sentrifugal 20
2.12. NPSH 20
2.13. Pelukisan Sudu Impeller 21
BAB 3 METODE PENELITIAN 23
3.1. Diagram Alir Penelitian 23
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 24
3.3.1. Spesifikasi Pompa 25
3.3.2. Spesifikasi Impeller 25
3.3. Alat dan Bahan 26
3.4. Desain Alat 33
3.5. Skema rangkaian flowmeter sensor dengan arduino uno 34
3.6. Pengujian dan teknik pengambilan data 35
BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 37
4.1. Data Hasil Pengujian 37
4.1.1. Perhitungan pada diameter impeller 110 mm 37
4.1.1.1. Melukis bentuk sudu impeller dengan diameter
110 mm 38
4.1.1.2. Debit air Q 39
4.1.1.3. Kecepatan aliran pada pipa isap 41
4.1.1.4. Kecepatan aliran pada pipa tekan 41
4.1.1.5. Tekanan hidrostatis pada pipa isap 41
4.1.1.6. Tekanan hidrostatis pada pipa tekan 42
4.1.1.7. Nilai kekasaran relatif 42
4.1.1.8. Perhitungan Head 43
4.1.1.9. Daya Hidrolis 51
4.1.1.10. Efisiensi pompa 51
4.1.1.11. Daya Pompa Sentrifugal 51
4.1.1.12. Diameter impeller 52
4.1.1.13. Net Positive Suction Head (NPSH yang
tersedia) 52
4.1.1.14. Segitiga kecepatan 52
4.1.2. Perhitungan pada diameter impeller 115 mm 53
4.1.2.1. Melukis bentuk sudu impeller dengan diameter
110 mm 53
4.1.2.2. Debit air Q 55
4.1.2.3. Kecepatan aliran pada pipa isap 56
4.1.2.4. Kecepatan aliran pada pipa tekan 57
4.1.2.5. Tekanan hidrostatis pada pipa isap 57
4.1.2.6. Tekanan hidrostatis pada pipa tekan 58
4.1.2.7. Nilai kekasaran relatif 58
4.1.2.8. Perhitungan Head 59
vi
4.1.2.9. Daya Hidrolis 66
4.1.2.10. Efisiensi pompa 67
4.1.2.11. Daya Pompa Sentrifugal 67
4.1.2.12. Diameter impeller 67
4.1.2.13. Net Positive Suction Head (NPSH yang
tersedia) 68
4.1.2.14. Segitiga kecepatan 68
4.1.3. Perhitungan pada diameter impeller 115 mm 69
4.1.3.1. Melukis bentuk sudu impeller dengan diameter
110 mm 69
4.1.3.2. Debit air Q 71
4.1.3.3. Kecepatan aliran pada pipa isap 72
4.1.3.4. Kecepatan aliran pada pipa tekan 73
4.1.3.5. Tekanan hidrostatis pada pipa isap 73
4.1.3.6. Tekanan hidrostatis pada pipa tekan 74
4.1.3.7. Nilai kekasaran relatif 74
4.1.3.8. Perhitungan Head 74
4.1.3.9. Daya Hidrolis 82
4.1.3.10. Efisiensi pompa 82
4.1.3.11. Daya Pompa Sentrifugal 82
4.1.3.12. Diameter impeller 83
4.1.3.13. Net Positive Suction Head (NPSH yang
tersedia) 83
4.1.3.14. Segitiga kecepatan 83
4.2. Pembahasan 84
4.2.1. Gambar Segitiga Kecepatan Pada Impeller 84
4.2.2. Grafik hasil uji eksperimen 88.
BAB 5 KESIMPULAN 92
5.1. Kesimpulan
92
5.2. Saran
93
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Pompa sentrifugal 6
Gambar 2.2. Jenis impeler 8
Gambar 2.3. Metode-metode pengukuran berbagai bentuk head 11
Gambar 2.4. Penampang Melalui Sudu-Sudu Roda Jalan Suatu Pompa 14
Gambar 2.5. Pemilihan dari bentuk impeller 15
Gambar 2.6. Head pompa 16
Gambar 2.7. Pelukisan sudu impeller 22
Gambar 3.1. Diagram Alir 24
Gambar 3.2. Pompa sentrifugal merek san-ei SE -401A 25
Gambar 3.3. Spesfikasi Impeller 25
Gambar 3.4. Pompa Sentrifugal 26
Gambar 3.5. Pipa 27
Gambar 3.6. Elbow 27
Gambar 3.7. Flow Meter Sensor 28
Gambar 3.8. Manometer U 28
Gambar 3.9. Impeller 29
Gambar 3.10. Stopwatch 29
Gambar 3.11. Arduino Uno 30
Gambar 3.12. Softwere Arduino 30
Gambar 3.13. Leptop 31
Gambar 3.14. Gelas Ukur 31
Gambar 3.15. Kunci-Kunci untuk membuka impeller dan rumah impeller 32
Gambar 3.16. Meteran 32
Gambar 3.17. Desain alat 33
Gambar 3.18. Skema rangkaian Flow meter sensor 34
Gambar 4.1. Pelukisan sudu pada diameter impeller 110 mm 39
Gambar 4.2. Data hasil pengujian pada sisi isap 40
Gambar 4.3. Data hasil pengujian pada sisi tekan 40
Gambar 4.4. Head Pompa 43
Gambar 4.5. Diagram moody menentukan faktor gesek pada pipa isap 45
Gambar 4.6. Diagram moody menentukan faktor gesek pada pipa tekan 48
Gambar 4.7. Pelukisan sudu pada diameter impeller 115 mm 55
Gambar 4.8. Data hasil pengujian pada sisi isap 56
Gambar 4.9. Data hasil pengujian pada sisi tekan 56
Gambar 4.10. Head Pompa 59
Gambar 4.11. Diagram moody menentukan faktor gesek pada pipa isap 61
Gambar 4.12. Diagram moody menentukan faktor gesek pada pipa tekan 64
Gambar 4.13. Pelukisan sudu pada diameter impeller 120 mm 71
Gambar 4.14. Data hasil pengujian pada sisi isap 72
Gambar 4.15. Data hasil pengujian pada sisi tekan 72
Gambar 4.16. Head Pompa 74
Gambar 4.17. Diagram moody menentukan faktor gesek pada pipa isap 76
Gambar 4.18. Diagram moody menentukan faktor gesek pada pipa tekan 79
viii
Gambar 4.19. Segitiga Kecepatan pada diameter Impeller 110 mm 85
Gambar 4.20. Segitiga Kecepatan pada diameter Impeller 110 mm 86
Gambar 4.21. Segitiga Kecepatan pada diameter Impeller 110 mm 87
Gambar 4.22. Grafik pengaruh diameter impeller terhadap debit aliran 88
Gambar 4.23. Grafik pengaruh diameter impeller terhadap head 89
Gambar 4.24. Grafik pengaruh diameter impeller terhadap efisiensi 90
Gambar 4.25. Grafik pengaruh diameter impeller terhadap daya pompa sentrifugal 91
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Contoh perhitungan harga ρ untuk pelukisan sudu impeller 21
Tabel 3.1. Waktu Penelitian 24
Tabel 4.1. Data hasil pengujian 37
Tabel 4.2. Perhitungan melukis sudu impeller 110 mm 38
Tabel 4.3. Perhitungan melukis sudu impeller 115 mm 54
Tabel 4.4. Perhitungan melukis sudu impeller 120 mm 70
x
DAFTAR SIMBOL
Keterangan Simbol Satuan
Bilangan Reynold Re
Berbagai kerugian head dipipa, katub, belokan dll hl m
Diameter Poros D mm
Diameter Sisi Isap Impeller mm
Diameter Sisi Luar Impeller mm
Diameter Pipa d inchi
Debit aliran Q
Debit aliran sisi isap
Debit aliran sisi tekan
Daya Hidrolis kW
Daya Yang dibutuhkan pompa kW
Daya Motor kW
Efisiensi pompa %
Faktor gesekan Faktor akibat adanya katub isap dengan saringan k
Head statis pada sisi tekan Z m
Head statis pada sisi isap Z m
Head gerugian gesek dalam pipa hf m
Head total H m
Head statis total m
Jari-jari busur bentuk sudu impeller
Jari-jari lingkaran konsentrasi awal
Jari-jari lingkaran konsentrasi berikutnya
Jumlah Sambungan
Jumlah Sudu z
Kerugian keseluruhan pada pipa Tekan m
Kerugian keseluruhan pada pipa isap m
Kerugian head pada sambungan
Kerugian head pada katub isap dengan saringan
Ketinggian Fluida manometer U h m
Ketinggian fluida manometer U sisi isap m
Ketinggian fluida manometer U sisi isap m
Kecepatan aliran V m/s
Kecepatan Aliran Pada Sisi Tekan m/s
Kecepatan Aliran Pada Sisi Isap m/s
Kecepatan mutlak aliran fluida masuk sudu impeller m/det
Kecepatan mutlak aliran fluida keluar sudu impeller m/det
Kecepatan relative aliran fluida pada sisi masuk impeller
Kecepatan relative aliran fluida pada sisi keluar impeller
Luas Penampang A
Massa jenis fluida kg/
Massa jenis air raksa kg/
xi
Nilai kekasaran pada pipa (PVC)
NPSH m
Panjang L mm
Putaran n rpm
Putaran Spesifik rpm
Percepatan gravitasi g m/s2
Perbedaan Head Tekanan m
Sudut Masuk Impeller º
Sudut Keluar Impeller º
Sudut kemiringan sudu pada º
Sudut kemiringan sudu pada º
Segitiga Kecepatan
Tebal Sudu s mm
Tinggi T mm
Tekanan hidrostatis P N/m2
Tekanan hidrostatis pada pipa isap N/m2
Tekanan hidrostatis pada pipa tekan N/m2
Volume
Viskositas kinetic zat cair
Waktu t s
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan akan penggunaan pompa sentrifugal dalam kehidupan sehari-
hari semakin meningkat, mulai dari kebutuhan rumah tangga sampai
penggunaan untuk dunia industri. Pompa Sentrifugal berguna untuk
memindahkan fluida dari satu wadah ke wadah yang lain. Pompa sentrifugal
merupakan salah satu mesin yang menambahkan energi pada fluida melalui
impeller yang berotasi. Energi yang di pindahkan oleh impeller tersebut
menghasilkan kecepatan pada fluida yang mengalir melalui pipa.
Prinsip kerja dari Pompa Sentrifugal ini adalah mengubah energi mekanis
dari Poros menjadi energi fluida yaitu dengan cara pompa di gerakan oleh motor,
daya dari motor di berikan kepada poros pompa untuk memutar impeller yang
dipasangkan pada poros tersebut. Fluida yang ada dalam impeller akan ikut
berputar karna dukungan Sudu-sudu karna timbulnya gaya sentrifugal, maka
fluida mengalir dari tengah impeller keluar melalui saluran diantara sudu dan
meninggalkan impeller dengan kecepatan yang tinggi. Di mana fluida yang di
maksud adalah Air, Uap, dan Gas.
Pada pompa terdapat Sudu-sudu impeller yang berfungsi mengangkat zat
cair dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi. Impeller merupakan
cakram bulat dari logam dengan lintasan untuk aliran fluida yang sudah
terpasang, sebagaimana kinerja pompa tergantung pada jenis impeller nya. Maka
penting untuk memilih rancangan yang cocok dan mendapatkan impeller dalam
kondisi yang baik.
2
Impeller memegang peranan penting dalam menentukan head dan
kapasitas pompa. Bentuk impeller mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kinerja pompa, salah satunya bentuk diameter. Pengaruh diameter impeller dapat
menyebabkan sudut β2 juga akan berubah dan akan mempengaruhi head teoritis
pompa yang dihasilkan.
Jadi untuk mengetahui diameter yang lebih bagus (efektif). Maka akan
dilakukan pengujian eksperimental pengaruh variasi diameter impeller. Dalam
pengujian nanti nya akan dilakukan dengan percobaan dari masing-masing
diameter impeller. Dengan adanya pengujian tersebut, maka bisa di analisa
pengaruh diameter impeller terhadap debit air, head, daya pompa, maupun
efisiensi yang dihasilkan dari masing-masing diameter impeller.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka di dapat rumusan masalah yaitu:
Bagaimana pengaruh diameter impeller terhadap unjuk kerja pompa?
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian tugas sarjana ini batasan masalah meliputi sebagai
berikut:
1. penelitian ini memfokuskan permasalahan hanya pada diameter impeller,
dengan diameter yang berbeda yaitu 110 mm, 115 mm, dan 120 mm.
2. Tidak membahas proses manufaktur dalam pembuatan sudu impeller.
3
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Tujuan Umum Penelitian ini yaitu Untuk mengetahui kinerja aliran fluida
pada pompa sentrifugal dengan variasi diameter impeller.
1.4.2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus penelitian ini yaitu:
1. Untuk menghitung pengaruh variasi diameter impeller terhadap debit air.
2. Untuk menghitung pengaruh variasi diameter impeller terhadap daya.
3. Untuk menghitung pengaruh variasi diameter impeller terhadap head.
4. Untuk menghitung pengaruh variasi diameter impeller terhadap efisiensi
pompa.
5. Untuk mengetahui diameter impeller yang lebih bagus (efektif) untuk
pompa.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya penelitian ini yaitu :
1. Untuk memberikan rekomendasi terkait efektifitas dan efisiensi aliran
fluida pada pompa sentrifugal dengan diameter impeller yang sesuai.
2. Dapat mengetahui dan mengimplementasikan cara kerja pompa sentrifugal
menggunakan diameter impeller yang berbeda yaitu 110 mm, 115 mm
120 mm.
4
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini yaitu sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini beriikan tentang latar belakang masalah, manfaat dan tujuan
penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka tentang pompa baik
pengertian, dan klasifikasi pompa. Berdasarkan dari teori-teori inilah penulis
akan melakukan pengujian impeller yang telah di bentuk.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang bagaimana penulis untuk mencapai tujuan dalam
penelitian ini. Bagian ini berisikan tentang mulai dari langkah-langkah skema
penelitian, penyiapan bahan bahan yang diperlukan dan prosedur penelitian.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai pengolahan data pengujian dan data yang diproleh
dari hasil penelitian dan juga grafik hasil dari perhitungan data.
BAB 5 KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pengujian dan analisa yang telah
dilakukan serta saran-saran yang diajukan oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan
fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara memberikan energi
mekanik pada pompa yang kemudian diubah menjadi energi gerak fluida. Pompa
sentrifugal mempunyai sebuah impeller (baling-baling) untuk mengangkat
Fluida dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Daya dari luar
diberikan pada poros pompa untuk memutarkan impeller. Maka zat cair yang ada
di dalam impeller dapat berputar oleh dorongan sudu – sudu. Karena timbul gaya
sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah impeller ke luar melalui saluran
di antara sudu–sudu. Disini head tekanan zat cair menjadi lebih tinggi. Demikian
juga head kecepatannya menjadi lebih tinggi karena mengalami percepatan.
Pompa ini mempunyai konstruksi sdemikian rupa hingga aliran zat cair
yang keluar dari impeller akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros pompa.
Hali ini secara diagramatik di perlihatkan dalam gambar 2.1. namun konstruksi
yang sebenarnya dari pompa-pompa yang banyak dipakai adalah seperti di
perlihatkan dalam gambar 2.1.
Impeller di pasang pada satu ujung poros, dan pada ujung yang lain di
pasang kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros di tumpu oleh dua
buah bantalan. Sebuah paking atau parapat di pasang pada bagian rumah yang di
tembus poros, untuk mencegah air membocor keluar atau udara masuk ke dalam
6
pompa. Dalam gambar 2.1 di perlihatkan paking sebagai perapat poros. Namun
selain paking juga digunakan perapat mekanis.( Sumber: Sularso (2000:75))
Gambar 2.1. Pompa sentrifugal
(Sumber: Sularso (2000:75))
2.2. Impeller
Impeler Merupakan bagian yang berputar dari pompa dan memberikan
daya pada air, sehingga air akan mendapatkan energi spesifik berupa kecepatan
dan tekanan. Di dalam rumah pompa, kecepatan air secara berangsur-angsur
diubah menjadi tekanan statis.
Impeler dipasang pada satu ujung poros dan pada ujung yang lain dipasang
kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh dua buah
bantalan. Sebuah paking atau perapat dipasang pada bagian rumah yang
7
ditembus poros, untuk mencegah air membocor keluar atau udara masuk dalam
pompa.
Bentuk impeller mempunyai pengaruh yang besar terhadap kinerja suatu
impeller, salah satunya bentuk diameter. Untuk menentukan diameter impeller
dapat dinyatakan pada persamaan berikut:
2
D =n
H. 84,5 (2.1)
2.2.1. Jenis-jenis impeler
a. Impeler Tertutup
Disebut sebagai impeler tertutup karena baling-baling di dalamnya tetutupi
oleh mantel di kedua sisi.Jenis impeler ini banyak digunakan pada pompa air
dengan tujuan mengurung air agar tidak berpindah dari sisi pengiriman ke sisi
penghisapan. Impeler jenis ini memiliki kelemahan pada kesulitan yang akan
didapat jika terdapat rintangan atau sumbatan.
b. Impeler Terbuka dan Semi Terbuka
Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka kemungkinan
adanya sumbatan pun jauh berkurang.Hal ini memungkinkan adanya
pemeriksaan impeler dengan mudah.Namun, jenis impeler ini hanya dapat diatur
secara manual untuk mendapatkan setelan terbaik.
c. Impeler Pompa Berpusar/Vortex
Pompa yang digunakan untuk memompa bahan-bahan yang lebih padat
ataupun berserabut dari fluida cair, impeler vortex dapat menjadi pilihan yang
baik.Pompa jenis ini 50% kurang efisien dari rancangan konvensionalnya.
Seperti yang di jelaskan pada gambar 2.2. adalah jenis-jenis impeller.
8
Gambar 2.2 Jenis impeler
(Sumber : https://logamceper.com/wp-content/uploads/2016/02/impeller.jpg)
2.2.2. Arah Aliran Keluar Impeller
a. Pompa aliran radial
Arah aliran dalam sudu gerak pada pompa aliran radial pada bidang yang
tegak lurus terhadap poros dan head yang timbul akibat dari gaya sentrifugal itu
sendiri. Pompa aliran radial mempunyai head yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pompa jenis yang lain.
b. Pompa aliran aksial
Arah aliran dalam sudu gerak pada pompa aliran aksial terletak pada
bidang yang sejajar dengan sumbu poros dan head yang timbul akibat dari
besarnya gaya angkat dari sudu-sudu geraknya. Pompa aliran aksial head yang
lebih rendah tetapi kapasitasnya lebih besar.
c. Pompa aliran campuran
Pada pompa ini fluida yang masuk sejajar dengan sumbu poros dan keluar
sudu dengan arah miring (merupakan perpaduan dari pompa aliran radial dan
aliran aksial). Pompa ini mempunyai head yang lebih rendah namun mempunyai
kapasitas lebih besar.
9
2.3. Pengertian fluida
Fluida didefinisikan sebagai zat atau substansi yang akan mengalami
deformasi secara berkesinambungan apabila terkena gaya geser (gaya
tangensial) sekecil apapun. Berdasarkan mampu mampatnya fluida dibagi
menjadi 2 yaitu compressible fluid dan incompressible fluid.
2.3.1. Aliran Fluida Dalam Pipa
Fluida yang bergerak dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa katagori.
Apakah alirannya steadi atau tak steadi, apakah fluidanya kompresibel
(dapat mampat) atau inkompresibel (tak dapat mampat), apakah fluidanya
viskos atau nonviskos, atau apakah aliran fluidanya laminar atau turbulen.
Jika fluidanya steadi, kecepatan partikel fluida pada setiap titik tetap terhadap
waktu. Fluida pada berbagai bagian dapat mengalir dengan laju atau
kecepatan yang berbeda, tetapi fluida pada satu lokasi selalu mengalir dengan
laju atau kecepatan yang tetap.
Fluida inkompressibel adalah suatu fluida yang tak dapat dimampatkan.
Sebagian besar cairan dapat dikatakan sebagai inkompressibel. Dengan mudah
anda dapat mengatakan bahwa fluida gas adalah fluida kompressibel, karena
dapat dimampatkan. Sedangkan fluida viskos adalah fluida yang tidak
mengalir dengan mudah, seperti madu dan aspal. Sementara itu, fluida tak
viskos adalah fluidayang mengalir dengan mudah, seperti air.
Aliran fluida dapat dikategorikan:
a. Aliran Laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-
lapisan membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain.
10
Hal tersebut di tunjukkan oleh percobaan Osborne Reynold. Pada laju
aliran rendah, aliran laminer tergambar sebagai filamen panjang yang
mengalir sepanjang aliran. Aliran ini mempunyai Bilangan Reynold lebih
kecil dari 2300
b. Aliran Turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak
secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling
interaksi. Akibat dari hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling
berpotongan. Oleh Osborne Reynold digambarkan sebagai bentuk yang
tidak stabil yang bercampur dalam wamtu yang cepat yang selanjutnya
memecah dan menjadi takterlihat. Aliran turbulen mempunyai bilangan
reynold yang lebih besar dari 4000.
c. Aliran transisi
merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
2.4. Head
Head didefinisikan sebagai ketinggian pada mana kolom fluida harus naik
untuk memperoleh jumlah energi yang sama dengan yang di kandung satu
satuan bobot fluida pada kondisi yang sama. Tnggi tekan itu ada dalam tiga
bentuk, yang dapat saling dipertukarkan antara lain:
a. Head tekanan adalah energi yang dikandung oleh fluida akibat tekanannya,
dan sama dengan P/𝛾. bila satu manometer terbuka dihubungkan tegak
lurus dengan aliran, fluida akan naik di dalam tabung ke ketinggian yang
sama dengan P/𝛾
11
b. Head kecepatan adalah suatu ukuran energi kinetik yang di kandung satu
satuan bobot fluidaa yang di sebabkan oleh kecepatannya, dan dinyatakan
oleh persamaan yang biasa di pakai untuk energi kinetik, v2/2g. Energi
energi ini dapat di ukur dengan tabung pitotyang di tempatkan dalam
aliran seperti yang di tunjukan pada gambar 2.3. kaki manometer yang
sebelah lagi dihubungkan dengan laluan secara tegak-lurus terhadap aliran
untuk menyamatkan tekanan yang ada pada laluan paa titik ini.
c. Head potensial / elevasi adalah idasarkan pada ketinggian fluida di atas
bidang banding (datum plane). Jadi, suatu kolom air setinggi z ft
mengandung sejumlah energi di sebabkan oleh posisi nya, dan disebutkan
fluida tersebut mempunyai head sebesar z ft kolom air.
(Sumber: Autin H. Church. Zulkifli Harahap (1993:9))
Gambar 2.3 Metode-metode pengukuran berbagai bentuk head
(Sumber: Autin H. Church. Zulkifli Harahap (1990;10))
2.5. Kinerja Aliran Fluida
Faktor yang mempengaruhi terhadap kinerja aliran fluida didalam pipa
dapat meliputi, debit air, tekanan. dan kecepatan aliran. Dari ketiga faktor
kinerja aliran tersebut didapat persamaan sebagai berikut :
12
2.5.1. Debit air
Debit / kapasitas merupakan volume fluida yang dapat dialirkan per satuan
waktu. Pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan flow meter
sensor, venturimeter, orifice, pitot tube dan lain-lain. Satuan dari kapasitas (Q)
adalah m3/s, liter/s, atau ft3/s.
Perhitungan debit dapat dinyatakan pada persamaan berikut:
t
VQ (2.2)
2.5.2. Kecepatan Aliran
Kecepatan aliran sebagai kinerja aliran fluida dapat di nyatakan pada
persamaan berikut :
A
QV (2.3)
luas peampang pipa dapat dirumuskan dengan:
2
4d
nA (2.4)
2.5.3. Tekanan Hidrostatis
Pada prinsip tekanan terdiri dari tekanan atmosfir, tekanan terukur dan
tekanan absolute. Tekanan atmosfir disebabkan oleh berat grafitasi udara diatas
permukaan bumi dan tekanan ini sulit dihitung. Pengukuran tekanan biasanya
diukur dengan manometer U yang menggunakan pipa berdiameter berbentuk U
dan di isi dengan cairan yang lebih besar masssa jenisnya dari pada air
contohnya air raksa.
13
persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut:
hgP .. (2.5)
Persamaan (2.5) menyatakan bahwa tekanan P berbanding terbalik dengan
luas permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama,
luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar dari pada
luas bidang yang besar.
Tekanan disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan yang dialami oleh
suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas
titik tersebut.
2.6. Segitiga Kecepatan
Segitiga kecepatan adalah dasar kinematika dari aliran fluida yang
menumbuk sudu. Dengan pemahaman segitiga kecepatan akan sangat membantu
dalam pemahaman proses konversi pada sudu-sudu impeller atau pada jenis
yang lain. Adapun persamaan dari segitiga kecepatan adalah sebagai berikut
Pada titik 1 bisa diproleh segitiga kecepatan masuk, yaitu dengan jalan
pada titik 1 di gambar 𝑐 yang arahnya tegak lurus 𝜇 di dapat dari :
60
..1
1
nDu
(2.6)
Dari gambar 2.4 memperlihatkan bentuk roda dari penampang roda jalan
pompa sentrifugal. Terjadi dari sudut awal sudu 𝛽 , dan 𝛽 sudah diketahui
besanya karena sudah menjadi syarat pembuatan sudu.
Dari sini fluida yang mengalir ke bagian punggung dari sudu jalan yang
melengkung, supaya mendapatkan penghantaran dan pengaliran yang maka
jumlahnya sudu jalan harus tertentu, karena adanya gaya sentrifugal fluida yang
14
ada pada saluran sudu jalan tersebut menjadi bergerak maju dan didorong keluar
dari saluran sudu jalan. Jadi dari akibat berputarnya roda jalan dengan kecepatan
u dan bentuknya sudu jalan yang sedemikian rupa didapat kecepatan relatif
aliran fluida di bagian masuk saluran sudu 𝑤 dan kecepatan relatif di bagian
keluar 𝑤 . Besarnya kecpatan w didapat dari persamaan kontiniutas. Diameter
roda jalan di bagian keluar 𝐷 lebih besar dari pada di bagian masuk 𝐷 dan
lebar sudu 𝑏 hanya sedikit lebih dari pada 𝑏 , sehingga pada umumnya 𝑤 lebih
kecil dari pada 𝑤 .
Kondisi luar dari roda jalan yaitu titik 2, fluida mempunyai kecepatan
keluar mutlak 𝑐 , yang didapat dengan melalui segitiga kecepatan keluar dari
𝑤 , 𝑢 - sudut keluar sudu 𝛽 yang besarnya bisa dipilih dengan bebas.
Setelah keluar dari roda jalan fluida melalui ruang tanpa sudu 3 dan
sampai didalam sudu pengarah dengan kecepatan 𝑐 , tetapi bila kontruksi pompa
harus dibuat sederhana dimana fluida yang keluar dari roda jalan langsung
masuk ke dalam rumah pompa, maka 𝑐 harus diarahkan sedemikian rupa
sehingga perpindahan fluida dari roda jalan kerumah pompa sedapat mungkin
bisa bebas.
Gambar 2.4. Penampang Melalui Sudu-Sudu Roda Jalan Suatu Pompa
(Sumber : Fritz dietzel, Dakso sriyono.1993)
15
2.7. Putaran Spesifik
Komponen utama pada pompa antara lain adalah impeller dan rumah
pompa. Dimana pada impeller, zat cair mendapatkan percepatan sedemikian
rupa sehingga dapat mengalir keluar. Bentuk dari impeller pompa dapat
ditentukan dengan menggunakan besaran yang disebut putaran spesifik ( ).
Dengan kata lain harga dipakai sebagai parameter untuk menentukan jenis
impeller pompa, jadi apabila harga putaran spesifik pompa sudah ditentukan
maka bentuk impeller dapat ditentukan pula.seperti yang di tujukan pada gambar
2.5.
Gambar 2.5. Pemilihan dari bentuk impeller
(Sumber: Fritz dietzel, Dakso sriyono.1993)
4/3.
H
Qnn
s (2.7)
Kecepatan spesifik yang didiefinisikan dalam persamaan diatas adalah
sama utuk pompa-pompa yang sebangun atau sama bentuk impellernya,
meskipun ukuran dan putarannya berbeda, ada empat jenis impeller berdasarkan
putaran spesifik adalah sebagai berkut :
16
= (100 -2500 = Impeller jenis radial
= (100 - 780) = impeller jenis francis
= (320 - 1400) = Impeller jenis aliran campuran
= (890 – 2500) = Impeller jenis aksial
(Fritz dietzel, Dakso sriyono.1993).
2.8. Perhitungan Head
2.8.1. Head Total Pompa
Dalam memilih suatu pompa untuk maksud tertentu, terlebih dahulu harus
diketahui aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan fluida yang akan
dipompa. Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan
untuk mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai kondisi instalasi
pompa atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair, yang umumnya
dinyatakan dalam satuan panjang seperti yang di tujukan pada gambar 2.6. Head
dapat bervariasi pada penampang yang berbeda, tetapi pada kenyataannya selalu
ada rugi energi. Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan
jumlah air seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang
akan dilayani oleh pompa.
Gambar 2.6. Head pompa
(Sumber: Sularso, Haruo Tahara.2000)
17
Dari gambar 2.6. kita dapat menentukan head total pompa dengan
persamaan dibawah ini:
g
VthlhphH
s2
2
(2.8)
Head total pompa salah satunya dipengaruhi oleh bebagai kerugian pada
sistem perpipaan yaitu gesekan dalam pipa, katup, belokan, sambungan, reduser
dll. Untuk menentukan head total yang harus disediakan pompa, perlu
menghitung terlebih dahulu kerugaian-kerugaian pada instalasi. Dimana
kerugian-kerugian tersebut akan dijumlahkan untuk mengetahui kerugian head
yang terjadi dalam instalasi. Berikut akan dihitung kerugian head pemipaan dan
instalasi pengujian pompa.(Sularso, Haruo Tahara.2000)
2.8.2. Head Statis Total
Head potensial / elevasi adalah perbedaan ketinggian antara fluida pada
sisi tekan dengan ketinggian fluida pada sisi isap. Head elevasi dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut:
itsZZh (2.9)
2.8.3. Head Kerugian gesek untuk zat cair di dalam pipa
Untuk aliran yang laminar dan turbulen, terdapat rumus yang berbeda.
Sebagai patokan apakah suatu aliran itu laminar atau turbulen, dipakai bilangan
reynold yang bersangkutan.
Bilangan Reynold
18
u
dV .Re (2.10)
Keterangan :
= Viskositas kinetic zat cair ( .
(sumber: sularso,2000. Tabel kerapatan dan kekentalan air 1 atm)
Pada Re < 2300, aliran laminar dan Re > 4000, aliran bersifat turbulen dan
jika Re = 2300-4000 terdapat aliran transisi.
Perhitungan pola aliran di dalam pipa dipengaruhi oleh pola aliran, untuk
aliran laminar dan turbulen akan menghasilkan nilai faktor gesekan yang
berbeda. Hal ini di karenakan karakteristik dari aliran tersebut. Nilai faktor
gesekan pipa dapat di cari dengan diagram moody, namun untuk ketelitian dapat
digunakan persamaan moody pada aliran laminar:
Aliran Laminar (Re < 2300) harga dapat dihitung dengan persamaan:
Re
64f ( 2.11)
Dan nilai untuk faktor gesekan pipa pada aliran turbulen (Re > 4000)
harga dapat dihitung dengan persamaan:
3/16Re/10/2000010055,0 df
(2.12)
Untuk menghitung faktor gesekan antara dinding pipa dengan aliran fluida
tanpa adanya perubahan luas penampang di dalam pipa dapat dipakai rumus
Darcy yang secara matematis ditulis sebagai berikut:
gd
vLh
f2
.2
(2.13)
19
2.8.4. Kerugian head pada sambungan elbow 90º pada pipa
Kerugian minor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan yang terjadi
pada katup-katup, sambungan T, sambungan belokan dan pada luas penampang
yang tidak konstan. Pada aliran yang melewati belokan dan katup head loss
minor yang terjadi dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut:
g
vnkhl
2
2
11 (2.14)
Keterangan :
= Factor kelengkungan pipa lekuk 90º = 1,129
(sumber;Sularso,pompa dan kompresor. Tabel kerugian belokan pipa)
2.8.5. Kerugian head pada katub isap dengan saringan.
Kerugian ini dapat dilihat dengan persamaan sebagai berikut:
g
vkhl
2
2
2 (2.15)
Keterangan :
k=faktor akibat adanya katub isap dengan saringan = 1,97
(sumber;Sularso,pompa dan kompresor. Tabel kerugian belokan pipa)
2.9. Daya Hidrolis
Daya hidrolis (daya pompa teoritis) adalah daya yang diperlukan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair. Daya hidrolis dapat dihitung dengan persamaan
berikut.
102
.. QHN
h
(2.16)
20
2.10. Efisiensi Pompa
Efisiensi pompa merupakan perbandingan daya yang diberikan pompa
kepada fluida dengan daya yang diberikan motor listrik kepada pompa.
Berubahnya kapasitas akan mempengaruhi efisiensi pompa dan daya pompa.
Sehingga untuk efisiensi pompa ( ) dapat dicari dengan menggunakan
persamaan 2.17. (Austin H.Chruch. Zulkifli Harahap.1990)
%100
m
h
N
N (2.17)
2.11. Daya Pompa Sentrifugal
Berdasarkan energi atau daya dibutuhkan untuk memutar poros pompa
dipengaruhi oleh kapasitas pompa, tinggi tekan total pompa, berat jenis fluida
yang dipompakan, serta efisiensi total pompa tersebut. Daya yang dibutuhkan
untuk memutar poros pompa di sebut juga dengan daya pompa dirumuskan
dengan persamaan sebagai berikut:
102
..
HQN
p (2.18)
2.12. NPSH
NPSH adalah head yang dimiliki zat cair pada sisi isap pompa dikurangi
dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat tersebut.NPSH yang tersedia
tergantung kepada tekanan atmosfer atau tekanan absolut pada permukaan zat
cair dan kondisi instalasinya. Besarnya dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
21
ii
va
svhlZ
PPh
(2.19)
2.13. Pelukisan Sudu Impeller
Perencanaan impeller ini dalam melukis bentuk sudu dapat dilakukan
dengan metode arkus tangen pada metode ini impeller dibagi menjadi lingkaran-
lingkaran konsentris, tidak perlu jaraknya sama antara R1 dan R2. Jari-jari busur
yang menggambarbkan bentuk sudu antara sembarang jari-jari Ra dan Rb
diberikan oleh rumus :
aabb
RR
aRbR
cos.cos..2
2
2
(2.20)
Dengan rumus diatas harga kelengkungan (panjang) sudu dapat
dihitung dalam bentuk tabel di bawah ini
Tabel 2.1. Contoh perhitungan harga untuk pelukisan sudu impeller
Ring R R² 𝛽 cos𝛽 R.cos𝛽 cos𝛽 - cos𝛽 𝑏
1
A
B
C
2
Harga-harga pada kolom terakhir menunjukkan jari jari busur lingkaran
yang berada di antara lingkaran-lingkaran konsentris. Busur-busur lingkaran ini
22
adalah merupakan garis singgung terhadap masing-masing lingkaran, pusat
lingkaran busur-busur yang bersebelahan adalah letak garis dengan masing-
masing titik sesungguhnya.
Untuk memulai pelukisan, lukis lingkaran dengan jari-jari dan lalu
lingkaran , , , dengan harga-harga yang terdapat ditabel. Lukis sebuah
garis yang di tarik dari titik , yang membuat sudut 𝛽 , dengan panjang garis
yang diambil dari nilai , lalu membuat garis dengan jangka dari Jari-jari titik
sehingga memotong jari-jari A.
Dari jari-jari titik A ditarik garis dengan nilai sehingga menyentuh garis
sudut 𝛽 . Lalu membuat garis dengan jangka dari jari-jari titik A sehingga
memotong jari-jari B.
Proses ini di ulang hingga dicapai lingkaran yang paling luar ( ),
Sehingga mendapat sudut 𝛽 seperti yang di tujukan pada gambar 2.7. (Autin H.
Church. Zulkifli Harahap (1990))
Gambar 2.7. Pelukisan sudu impeller
23
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode ekperimental, yaitu dengan melakukan
serangkaian pengujian variasi diameter impeller pompa yang meliputi debit air,
head, daya dan efisiensi pompa. Penelitian ini menggunakan 3 buah impeller
pompa dengan diameter impeller 110 mm, 115 mm dan 120 mm.
3.1. Diagram Alir Penelitian
Start
Persiapan Alat dan bahan
Pengecoran variasi diameter impeller
Perakitan instalasi pengujian
Pemasangan alat ukur pada sistem instalasi
pengujian
Tes Kebocoran dan Tes
Alat ukur sistem di beri
Tekanan Air
Variasi penggunaan Diameter Impeller
110 mm
115 mm
120 mm
Perbaikan
24
Gambar 3.1. Diagram Alir
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat
Penelitian dilakukan di laboratorium Teknik Mesin UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA, Jl. Kapten Mukhtar Basri, Ba No.
3 Medan - 20238 Telp. 061-6622400 Ext. 12.
3.2.2. Waktu
Tabel 3.1. Waktu penelitian
No KEGIATAN BULAN (2017-2018)
5 6 7 8 9 10 11 12 1
1 Referensi Judul
2 ACC Judul
3 Pembuatan Prposal
4 Pengecoran Impeller
5 Pembuatan instalasi
6 Pengujian Impeller
7 Pembuatan Laporan
8 Seminar
kesimpulan
Analisis dan Generalisasi hasil
Penempatan Posisi Flowmeter Sensor
Selesai
A
A
25
9 Sidang
3.3. Alat dan Bahan
3.3.1. Spesifikasi Pompa
Pompa yang digunakan untuk penelitian tugas akhir ini adalah pompa
sentrifugal yang bermerek SAN-EI dengan code401A dan spesifikasi sebagai
berikut :
Gambar 3.2. Pompa sentrifugal merek san-ei SE -401A
3.3.2. Spesifikasi Impeller
Gambar 3.3. Spesfikasi Impeller
26
Spesifikasi
1. Diameter Dalam Impeller ( ) : 38 mm
2. Diameter Luar Impeller ( ) : 120 mm
3. Diameter Lubang Poros (D) : 12 mm
4. Tinggi Impeller (T ) : 20 mm
5. Tinggi Sudu (T ) : 12 mm
6. Tebal sudu (s) : 2,9 mm
7. Jumlah Sudu (z) : 3
8. Panjang Sudu (L) : 120 mm
3.3.3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu:
1. Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal berfungsi sebagai alat uji untuk memompakan
air dari sisi hisap ke sisi tekan.
Gambar 3.4. Pompa Sentrifugal
27
2. Pipa 1 ½ inchi
Pipa berfungsi sebagai instalasi pipa untuk mengalirkan air dari pipa
isap dan mengalir menuju pipa tekan.
Gambar 3.5. Pipa
3. Elbow
Elbow berfungsi untuk menyambung pipa dengan arah yang
melengkung, elbow memiliki kelengkungan 90º
Gambar 3.6. Elbow
28
4. Flow Meter Sensor
Flow Meter Sensor berfungsi sebagai alat ukur untuk mengetahui
debit air dan volume air dengan spesifikasi : Model YF-DN40. Working
Range 5-150- L/min dan Water Pressure = 1,75 Mpa.
Gambar 3.7. Flow Meter Sensor
5. Manometer U
Manometer U Befungsi sebagai alat mengukur tekanan air di dalam pipa.
29
Gambar 3.8. Manometer U
6. 3 buah impeller dengan panjang 110 mm, 120 mm, dan 130 mm.
Impeller berfungsi sebagai spesimen yang akan di uji pada pompa
dengan diameter impeller yang berbeda.
Gambar 3.9. Impeller
7. Stopwatch
Berfungsi untuk mengukur waktu pada saat menampung air untuk
mengetahui dabit aliran.
30
Gambar 3.10. Stopwatch
8. Arduino UNO
Arduino Uno berfungsi sebagai memuat semua yang dibutuhkan
untuk mendukung microcontroller, dengan cara dihubungkan dengan
komputer menggunakan kabel USB.
Gambar 3.11. Arduino Uno
9. Softwere Arduino
Berfungsi untuk memprogram arduino flow meter sensor dan
mengetahui debit air dan volume yang keluar.
31
Gambar .3.12. Softwere Arduino
10. Laptop
Berfungsi untuk membuka Softwere Arduino
Gambar 3.13. Leptop
11. Gelas Ukur
Berfungsi untuk mengukur banyak air yang keluar dari ujung pipa.
32
Gambar 3.14. Gelas Ukur
12. Kunci T, Kunci Pas dan kunci Ring
Berfungsi untuk membuka rumah impeller dan membuka mur
untuk melapas inpeller
Gambar 3.15. Kunci-Kunci untuk membuka impeller dan rumah impeller
13. Meteran
33
Berfungsi untuk mengukur panjang pipa, mengukur jarak antara pipa
isap dengan permukaan air dan mengukur jarak antara pipa tekan dengan
permukaan air.
Gambar 3.16. Meteran
3.4. Desain Alat
Desain alat yang digunakan pada penelitian variasi diameter impeller ini
adalah desain alat yang sederhana. Alat yang dibuat untuk mengalirkan fluida
dari pipa isap dan mengalir ke pipa tekan, setelah adanya perubahan diameter
pada impeller. Desain alat dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.3.
34
Gambar 3.17. Desain alat
Keterangan :
1. Pompa Sentrifugal mempunyai elemen utama yakni berupa motor
penggerak dengan sudu impeller yang berputar dengan kecepatan tinggi
untuk memompakan fluida dari sisi isap ke sisi tekan
2. Pipa tekan berguna untuk mengalirkan air menuju flowmeter sensor
3. Pipa isap berguna untuk menghisap fluida dari bak air dan mengalirkannya
menuju pipa tekan.
4. Manometer U sisi tekan berguna untuk mengukur tekanan hidrostatis pipa
tekan.
5. Manometer U sisi isap berguna untuk mengukur tekanan hidrostatis pipa
isap.
6. Flow meter sensor berguna untuk mengukur kapasitas air yang telah di
pompakan dari pompa sentrifugal
7. Bak air berguna sebagai wadah Fluida.
35
3.5. Skema rangkaian flowmeter sensor dengan arduino uno
Rangkaian pada flowmeter sensor terhadap arduino digunakan rangkaian
receiver, dimana bagian receiver terdiri dari receiver modul yang akan
menerima data kemudian diolah di mikrokontroller arduino uno kedua yang
akan didisplay pada leptop.
Untuk skema rangkaian receiver seperti pada gambar di bawah:
Gambar 3.18. Skema rangkaian Flow meter sensor
Bagian transmiter dimulai dari sensor flowmeter yang mempunyai 3 pin.
Pertama pin merah sensor yaitu VCC dihubungkan dengan 5V pada arduino,
kedua pin hitam yaitu ground dihubungkan dengan ground pada arduino, dan
yang terakhir pin kuning yaitu output dihubungkan dengan pin digital I/O (2)
pada arduino.
3.6. Pengujian dan teknik pengambilan data
Adapun pengujian dan cara pengambilan data sebagai berikut :
1. Mempersiapkan instalasi dan peralatan.
2. menguji impeller standart dari pompa dengan panjang sudu 120 mm. Lalu
hidupkan mesin.
36
3. Pengambilan data debit air secara manual, dengan cara menampung air
sebanyak 5 liter sekaligus mengukur waktu menggunakan stopwatc. Untuk
diameter impeller 120 mm.
4. Pengambilan data dari flowmeter sensor dan pengambilan data tekanan
pada manometer U untuk impeller dengan diameter 120 mm.
5. Membuka rumah impeller dengan kunci 14 T dan 14 pas lalu membuka
impeller dengan kunci 17 ring.
6. mengganti impeller dengan diameter 120 mm, dengan diameter 115 mm,
lalu hidupkan pompa.
7. Penguian dan Pengambilan data debit air secara manual, dengan cara
menampung air sebanyak 5 liter sekaligus mengukur waktu menggunakan
stopwatch. Untuk diameter impeller 115 mm.
8. Pengambilan data dari flowmeter sensor dan pengambilan data tekanan
pada manometer U untuk impeller dengan diameter 115 mm.
9. Membuka rumah impeller dengan kunci 14 T dan 14 ring lalu membuka
impeller dengan kunci 17 ring.
10. Mengganti diameter impeller 115 mm, dengan diameter 110 mm, lalu
hidupkan pompa.
11. Pengujian dan Pengambilan data debit air secara manual, dengan cara
menampung air sebanyak 5 liter sekaligus mengukur waktu menggunakan
stopwatch. Untuk diameter impeller 110 mm.
12. Pengambilan data arduino flowmeter sensor dan pengambilan data tekanan
pada manometer U untuk impeller dengan diameter impeller 110 mm.
13. Selesai.
37
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Pengujian
38
Dari hasil pengujian eksperimen variasi diameter impeller yang dilakukan
dengan menggunakan instalasi alat yang sederhana di peroleh data sebagai
berikut.
Tabel 4.1. Data hasil pengujian
Diamete
r
impeller
(mm)
𝐡𝐢
Tekanan
Sisi Isap
(mm)
𝐡𝐭
Tekanan
Sisi
Tekan
(mm)
Voltmeter
volt
(V)
Waktu
(detik
)
Volume
(liter)
Debit
Sisi
Isap
(l/min)
Debit
Sisi
Tekan
(l/min)
110 mm 9 10 220 3.6 5 54,4 99,9
115 mm 10 11 220 3.4 5 66,0 101,6
120 mm 10 12 220 3.3 5 69,9 103,2
4.1.1. Perhitungan pada diameter impeller 110 mm
Data yang telah diketahui:
Diameter pipa d = inchi = 38 mm = 0,038 m
Massa jenis fluida 𝛾 = 1000 kg/m3
Viskositas kinetic zat cair =
Percepatan gravitasi g = 9,81 m/s2
Pipa yang digunakan pada instalasi adalah pipa plastik halus (PVC)
dengan nilai kekasaran = 0,05 mm.
4.1.1.1. Melukis bentuk sudu impeller dengan diameter 110 mm
39
Dalam perancanagan panjang (kelengkungan) sudu impeller pengaruh
diameter impeller dapat menyebabkan sudut inlet 𝛽 dan sudut outlet 𝛽 juga
akan berubah dan akan mempengaruhi head pompa yang dihasilkan. Sudut inlet
yang diijinkan dalam perancangan sudu impeller ialah 15º s/d 25º, sedangkan
untuk sudut outlet 15º s/d 40º.
Sudut inlet harus lebih kecil dari pada sudut outlet, jadi untuk mengetahui
panjang sudu dari diameter 110 di pakai sudut inlet 15º dan sudut outlet 25º.
Diketahui : = 110 mm 𝛽 = 15º
= 38 mm 𝛽 = 25º
/ 2 110/2 = 55 mm / 2 38/2 = 19 mm
Tabel 4.2. Perhitungan melukis sudu impeller 110 mm Ring R R² ß Cosß R.cosß Rb.cosßb - Ra.cosßa R²b-R²a ρ
1 19 361 15 0.965 18.335 - - -
A 28 784 17.5 0,953 26,684 8,349 423 25,33
B 37 1369 20 0,939 34,743 8,059 585 36.29
C 46 2116 22.5 0,923 42,458 7,715 747 48,41
2 55 3025 25 0.906 49.83 7,372 909 61,65
Harga pada kolom terakhir menunjukkan kelengkungan dan panjang sudu
impeller, dapat di hitung dengan persamaan (2.20) sebagai berikut:
aabb
RR
aRbR
cos.cos..2
2
2
33,25
33,9.2
56,494
29,3678,8.2
69,704
40
41,49
11,8.2
81,914
65,61
38,7.2
94,1124
Dari perhitungan kelengkungan (panjang) sudu impeller diatas maka dapat
dilukiskan sudu dari diameter impeller 110 seperti pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Pelukisan sudu pada diameter impeller 110 mm
pengaruh diameter impeler dapat menyebabkan sudut 𝛽 akan berubah
sehingga panjang dari sudu pada diameter 110 adalah:
28,87 + 27,48 + 24,67 + 22,28 = 97,3 mm
4.1.1.2. Debit air Q
Debit air diketahui dari hasil pengujian menggunakan flow meter sensor
kemudian diolah di mikrokontroller arduino uno yang akan didisplay pada
leptop. Yang ditunjukan pada gambar 4.2 dan 4.3. pengambilan data debit air
dilakukan secara manual dengan cara memasang flow meter sensor pada pipa
41
dan menampung air pada ujung pipa ke dalam sebuah wadah yang memiliki
volume 5 meter, pada saat yang sama juga dilakukan perhitungan waktu yang di
peroleh 3,6 detik untuk diameter 110 mm.
Maka data yang di peroleh dari flow meter sensor pada sisi isap sebagai berikut:
Gambar 4.2. Data hasil pengujian pada sisi isap
Debit air Pada sisi isap 𝑄𝑖 = 54,4 L/min = 0,00091
Dan data yang di peroleh dari flow meter sensor pada sisi tekan sebagai berikut:
Gambar 4.3. Data hasil pengujian pada sisi tekan
Debit air Pada sisi tekan 𝑄𝑡 = 99,9 L/min = 0,00167
42
4.1.1.3. Kecepatan aliran pada pipa isap
Sebelum menghitung kecepatan aliran, terlebih dahulu harus mengetahui
luas penampang pipa dengan persamaan (2.4):
2
4d
nA
2
038,04
14,3mA = 0,0011
Setelah menghitung luas penampang maka kecepatan pada pipa isap dapat
diketahui dengan persamaan (2.3):
A
QV
i
i
2
3
0011,0
/00091,0
m
smV
i = 0,82 m/s
4.1.1.4. Kecepatan aliran pada pipa tekan
Kecepatan pada pipa tekan didapat dari debit air pada sisi tekan dibagi
dengan luas penampang. Dapat diketahui dengan persamaan (2.3):
A
QV
t
t
2
3
0011,0
/00167,0
m
smV
t = 1,51 m/s
4.1.1.5. Tekanan hidrostatis pada pipa isap
Dari hasil uji eksperimen pada diameter impeller 110 diperoleh tekanan di
dalam pipa yang di ukur menggunakan manometer U, tekanan yang diperoleh
pada sisi isap adalah:
43
untuk menentukan tekanan hidrostatis pada pipa isap Dapat diketahui
dengan persamaan (2.5):
iihgP ..
iP msmmkg 009,0./81,9./13600
23
= 2/1200 mN
4.1.1.6. Tekanan hidrostatis pada pipa tekan
Pada sisi tekan tekanan yang terukur dengan manometer U adalah ℎ𝑡 = 10
mm = 0,010 m. (Tabel data hasil pengujian). untuk menentukan tekanan
hidrostatis pada pipa isap Dapat diketahui dengan persamaan (2.5):
tthgP ..
iP msmmkg 010,0./81,9./13600
23
=2
/1334 mN
4.1.1.7. Nilai kekasaran relatif
Nilai kekasaran relatif dapat diketahui dengan kekasan pipa yang digunakan,
yaitu pipa plastik halus (PVC) yang di ambil 0,002 mm (Lampiran tabel nilai
kekasaran pada pipa PVC). dibagi dengan diameter pipa:
/d = 0,002 mm/38 mm = 0,05
44
4.1.1.8. Perhitungan Head
Gambar 4.4. Head Pompa
Keterangan :
𝑡 = ketinggian fluida dari poros pompa ke permukaan air atas = (57 cm)
𝑖 = Ketinggian fluida dari poros ke permukaan air bawah (40 cm).
𝑡 = Panjang pipa, Bagian pipa tekan = (122 cm)
𝑖 = Panjang pipa, Bagian pipa isap = ( 80 cm)
a. Head Statis total
Head statis total perbedaan ketinggian antara fluida pada sisi tekan
dengan ketinggian fluida pada sisi isap. Dimana diketahui ketinggian sisi tekan
dengan ketinggian pada sisi isap pada instalasi di ukur dengan meteran yaitu
Ketinggian fluida pada sisi tekan 𝑡 = 0,57 m. Dan 𝑖 = 0,4 m. Untuk
mendapatkan head statis total, satuan cm di konversikan menjadi m. Dapat
dinyatakan dengan rumus (2.9) sebagai berikut:
itsZZh
4,057,0 s
h = 0,17 m
45
b. Head kerugian gesek dalam pipa isap dengan bilangan reynold
Dalam mencari kerugian gesek (f) terlebih dahulu mengetahui sifat aliran
dengan menggunakan bilangan reynold ( 𝑖): 𝑖 = didapat dari perhitungan
kecepatan aliran pada sisi isap. d = diameter pipa. = didapat dari (Lampiran
tabel viskositas kinetik zat cair). Dapat ditentukan dengan persamaan (2.10)
sebagai berikut:
u
dVi
i
.Re
sm
smsmi
/10.307.1
/038,0./82,0Re
26 = 23718,43
Pada 𝑖 > 4000, aliran pada pipa isap bersifat turbulen, dari bilangan
reynold diatas yang diproleh dengan perhitungan tersebut maka kerugian gesek
dalam pipa dapat di tentukan dengan diagram moody, namun untuk ketelitian
lebih dapat digunakan persamaan moody untuk aliran turbulen (2.12):
3/16Re/10/2000010055,0 df
3/1685,23840/1005,02000010055,0 f
= 0,081
Menentukan kerugian gesek dalam pipa dengan diagram moody pada
gambar (4.5)
46
Gambar 4.5. Diagram moody menentukan faktor gesek pada pipa isap
Dari diagram moody diatas dapat dapat diketahui faktor gesekan pada pipa
isap yaitu f : 0,072
c. Head kerugian gesek pada pipa isap
Untuk menghitung kerugian gesek antara dinding pipa dengan aliran fluida
tanpa adanya perubahan luas penampang di dalam pipa dapat dipakai rumus
Darcy yang secara matematis ditulis sebagai berikut, dimana nilai f di ambil dari
persamaan moody untuk aliran turbulen dengan nilai f : 0,081, 𝑖 : 80 cm
47
panjang pipa pada sisi tekan,(diukur dengan meteran), 𝑖 : di dapat dari
perhitungan Kecepatan pada sisi isap dan d: diameter pipa. dapat ditentukan
dengan persamaan (2.13):
gd
vLfh
ii
f2
.2
1
2
2
1 /81,9.2.038,0
/82,0.8,0081,0
smm
smmh
f = m05,0
d. Kerugian head akibat sambungan elbow 90º pipa isap
Kerugian head pada sambungan elbow 90º pada instalasi, pipa isap hanya
ada 1 sambungan elbow dengan nilai faktor kelengkungan pipa lekuk 1,129
didapat dari (Lampiran tabel faktor kerugian belokan pipa) dan 𝑖 di dapat dari
perhitungan kecepatan pada sisi isap. dapat ditentukan dengan persamaan (2.14):
g
vnkhl
i
2
2
11
2
2
1/81,9.2
/82,0129,1.1
sm
smhl
= 0,03
e. Kerugian pada katub isap dan saringan
Kerugian head pada katub dan saringan k : 1,97 didapat dari (Lampiran
tabel faktor kerugian dari berbagai katub) dan 𝑖 di dapat dari perhitungan
kecepatan pada sisi isap. Dapat ditentukan dengan persamaan (2.15):
g
vikhl
2
2
2
2
2
2/81,9.2
/82,097,1
sm
smhl = m06,0
48
Jadi kerugian head pada sisi isap seluruhnya didapat dari kerugian head
pada pipa isap lurus ditambah kerugia head terhadap sambungan ditambah
kerugian head terhadap katub dan saringan:
06,003,005,0 i
hl m14,0
f. Head kerugian gesek pada pipa tekan dengan bilangan reynold
Dalam mencari kerugian gesek (f) terlebih dahulu mengetahui sifat aliran
dengan menggunakan bilangan reynold ( 𝑡): 𝑖 = didapat dari perhitungan
kecepatan aliran pada sisi tekan. d = diameter pipa. = didapat dari (Lampiran
tabel viskositas kinetik zat cair). Dapat ditentukan dengan persamaan (2.10):
u
dVt.
Re
sm
msm
/10.307,1
038,0./51,1Re
6 = 43611,32
Pada 𝑡 > 4000, aliran pada pipa isap bersifat turbulen, dari bilangan
reynold diatas yang diproleh dengan perhitungan tersebut maka koefisen gesek
dalam pipa dapat di tentukan dengan diagram moody, namun untuk ketelitian
lebih dapat digunakan persamaan moody (2.12) untuk aliran turbulen:
3/16Re/10/2000010055,0 df
3/1632,43611/1005,02000010055,0 f
= 0,047
Menentukan kerugian gesek dalam pipa dengan diagram moody di tujukan
pada gambar (4.6)
49
Gambar 4.6. Diagram moody menentukan faktor gesek pada pipa tekan
Dari diagram moody diatas dapat dapat diketahui faktor gesekan pada pipa
isap yaitu f : 0,072
g. Head kerugian gesek pada pipa tekan
Untuk menghitung kerugian gesek antara dinding pipa dengan aliran fluida
tanpa adanya perubahan luas penampang di dalam pipa dapat dipakai rumus
Darcy yang secara matematis ditulis sebagai berikut, dimana nilai f diambil dari
persamaan moody untuk aliran turbulen f : 0,047, 𝑡 : 1,22 m panjang pipa pada
50
sisi tekan (Di ukur dengan meteran), 𝑡 : didapat dari perhitungan kecepatan
alirn fluida pada sisi tekan. dan d: diameter pipa. Dapat dipakai rumus Darcy
yang secara matematis ditulis sebagai berikut (2.13):
gd
vLfh
tt
f2
.2
2
2
2
2 /81,9.2.038,0
/51,1.22,1047,0
smm
smmh
f m17,0
h. Kerugian head akibat sambungan elbow 90º pada pipa tekan
Kerugian head pada sambungan elbow 90º pada instalasi pipa tekan ada n :
2 sambungan elbow dengan nilai Factor kelengkungan pipa lekuk = 1,129
didapat dari (Lampiran tabel faktor kerugian belokan pipa) dan 𝑡: di dapat dari
perhitungan kecepatan aliran fluida pada sisi tekan. Dapat dihitung dengan
rumus (2.14) sebagai berikut:
g
vnkhl
t
2
2
22
2
2
2/81,9.2
/51,1129,1.2
sm
smhl = 0,24
Jadi kerugian head keseluruhan pada pipa tekan adalah: ℎ head kerugain
gesek pada pipa lurus tekan ditambah ℎ head kerugian akibat sambungan 90º
22hlhfhl
t
24,017,0 t
hl = m41,0
51
i. Head kerugian keseluruhan dari pipa tekan dan pipa isap (hl)
Jadi keseluruhan kerugian head di pipa, katub, belokan dll. (hl) adalah
kerugian keseluruhan pada pipa tekan (ℎ 𝑡 di tambah kerugian kesluruhan pada
pipa isap (ℎ 𝑖 .
ithlhlhl
14,041,0 hl = m55,0
j. Head Total pompa
Sebelum mencari head total pompa harus menentukan head kecepatan
Keluar. Head total pompa dapat di ketahui dengan persamaan sebagai berikut:
2
22
/81,9.2
/51,1
2 sm
sm
g
Vt
= 0,11 m/s
Nilai Δhp adalah tekanan pada pemukaan air sisi atas dan tekanan
permukaan air pada sisi bawah, di mana dari instalasi yang di rancang tidak
memiliki tekanan pada permukaan air, jadi Δhp = 0. Maka head total pompa
dapat diketahui dengan persamaan (2.8) sebagai berikut:
g
VthlhphH
s2
2
11,055,0017,0 H
= 0,83 m
52
4.1.1.9. Daya Hidrolis
Daya pompa teoritis yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah
zat cair. Nilai Daya hidrolis dapat dihitung dengan persamaan (2.16) sebagai
berikut:
102
.. QHN
h
102
00167,0.83,0.1000
hN
kW014,0
4.1.1.10. Efisiensi pompa
Efisiensi pompa merupakan perbandingan daya yang diberikan pompa
kepada fluida dengan daya yang diberikan motor listrik kepada pompa. Sehingga
untuk efisiensi pompa ( ) dapat dicari dengan menggunakan persamaan(2.17):
%100
m
h
N
N
%10040,0
014,0
= 3,5
4.1.1.11. Daya Pompa Sentrifugal
Berdasarkan energi atau daya dibutuhkan untuk memutar poros pompa
dipengaruhi oleh kapasitas pompa, tinggi tekan total pompa, berat jenis fluida
yang dipompakan, serta efisiensi total pompa tersebut. Daya yang dibutuhkan
untuk memutar poros pompa dirumuskan dengan persamaan (2.18) sebagai
berikut:
102
..
HQN
t
p
53
102.5,3
83,0.00167,0.1000
pN = kW 0,0038
4.1.1.12. Diameter impeller
Untuk melakukan perhitungan pada diameter impeller 110 diketahui
putaran pompa 2850, over head coeff =(0,8-0,9) maka diambil =0,9.
Perhitungan diameter impeller 110 dapat ditentukan dengan persamaan (2.1)
2D =
n
H. 84,5
2D =
2850
0,839,0. 84,5
= m026,0
4.1.1.13. Net Positive Suction Head (NPSH yang tersedia)
Besarnya NPSH dapat dihitung dengan persamaan berikut (2.17):
ii
va
svhlZ
PPh
14,04,098,9
237
98,9
0
svh = m2,23
4.1.1.14. Segitiga kecepatan
Untuk mendapatkan besarnya kecepatan relative (w) dapat di gambar
segitiga kecepatan pada impeller. Terlebih dahulu harus mengetahui kecepatan
impeller dapat di tentukan dengan persamaan sebagai berikut (2.6):
a. Untuk sisi inlet
60
..1
1
nDu
60
2850.14,3.038,01u
6,5
54
b. Untuk sisi outlet
60
..2
2
nDu
60
2850.14,3.110,01u
4,16
4.1.2. Perhitungan pada diameter impeller 115 mm
Data yang telah diketahui:
Diameter pipa d = inchi = 38 mm = 0,038 m
Massa jenis fluida 𝛾 = 1000 kg/m3
Viskositas kinetic zat cair =
Percepatan gravitasi g = 9,81 m/s2
Pipa yang digunakan pada instalasi adalah pipa plastik halus (PVC)
dengan nilai kekasaran = 0,05 mm
4.1.2.1. Melukis bentuk sudu impeller dengan diameter 115 mm
Dalam perancanagan panjang (kelengkungan) sudu impeller pengaruh
diameter impeller dapat menyebabkan sudut inlet 𝛽 dan sudut outlet 𝛽 juga
akan berubah dan akan mempengaruhi head pompa yang dihasilkan. Sudut inlet
yang diijinkan dalam perancangan sudu impeller ialah 15º s/d 25º, sedangkan
untuk sudut outlet 15º s/d 40º.
Sudut inlet harus lebih kecil dari pada sudut outlet, jadi untuk mengetahui
panjang sudu dari diameter 115 di pakai sudut inlet 15º dan sudut outlet 25º.
Diketahui : = 115 mm 𝛽 = 15º
= 38 mm 𝛽 = 25º
55
/ 2 115/2 = 57,5 mm / 2 38/2 = 19 mm
Tabel 4.3. Perhitungan melukis sudu impeller 115 mm
Ring R R² ß cosß R.cosß Rb.cosßb - Ra.cosßa R²b-R²a ρ
1 19 361 15 0.96 18.24 - - -
A 28,62 819.1 17.5 0.95 27,189 8,949 458 25,58
B 38,24 1462,2 20 0.93 35,56 8,38 643,19 38,36
C 47,86 2290,5 22.5 0.92 44,03 8,47 828,28 48,89
2 57,5 3306 25 0.9 51,75 7,72 1015,43 65,79
Harga pada kolom terakhir menunjukkan kelengkungan dan panjang sudu
impeller, dapat di hitung dengan persamaan (2.20) sebagai berikut:
aabb
RR
aRbR
cos.cos..2
2
2
60,25
65,9.2
56,494
27,31
45,9.2
69,704
61,49
21,8.2
81,914
81,62
95,8.2
94,1124
Dari perhitungan kelengkungan (panjang) sudu impeller diatas maka dapat
dilukiskan sudu dari diameter impeller 115 seperti pada gambar 4.7.
56
Gambar 4.7. Pelukisan sudu pada diameter impeller 115 mm
pengaruh diameter impeler dapat menyebabkan sudut 𝛽 akan berubah
sehingga panjang dari sudu pada diameter 115 adalah:
28,35 + 28,71 + 25,98 + 21,89 = 104,93 mm
4.1.2.2. Debit air Q
Debit air diketahui dari hasil pengujian menggunakan flow meter sensor
kemudian diolah di mikrokontroller arduino uno yang akan didisplay pada
leptop. Yang ditunjukan pada gambar 4.7 dan 4.8. pengambilan data debit air
dilakukan secara manual dengan cara memasang flow meter sensor pada pipa
dan menampung air pada ujung pipa ke dalam sebuah wadah yang memiliki
volume 5 meter, pada saat yang sama juga dilakukan perhitungan waktu yang di
peroleh 3,4 detik untuk diameter 115 mm.
Maka data yang di peroleh dari flow meter sensor pada sisi isap sebagai berikut:
57
Gambar 4.8. Data hasil pengujian pada sisi isap
Debit air Pada sisi isap 𝑄𝑖 = 66,0 L/min = 0,00110
Dan data yang di peroleh dari flow meter sensor pada sisi tekan sebagai berikut:
Gambar 4.9. Data hasil pengujian pada sisi tekan
Debit air Pada sisi tekan 𝑄𝑡 = 101,6 L/min = 0,00169
4.1.2.3. Kecepatan aliran pipa isap
Sebelum menghitung kecepatan aliran, terlebih dahulu harus mengetahui
luas penampang pipa dengan persamaan (2.4):
58
2
4d
nA
2
038,04
14,3mA = 0,0011
Setelah menghitung luas penampang maka kecepatan pada pipa isap dapat
diketahui dengan persamaan (2.3):
A
QV
i
i
2
3
0011,0
00110,0
m
sm
Vi
21 sm
4.1.2.4.Kecepatan aliran pada pipa tekan
Kecepatan pada pipa tekan didapat dari debit air pada sisi tekan dibagi
dengan luas penampang. Dapat diketahui dengan persamaan (2.3):
A
QV
t
t
2
3
0011,0
/00169,0
m
smV
t = 1,53 m/s
4.1.2.5.Tekanan hidrostatis pada pipa isap
Dari hasil uji eksperimen pada diameter impeller 115 diperoleh tekanan di
dalam pipa yang di ukur menggunakan manometer U, tekanan yang diperoleh
pada sisi isap adalah: h1 = 10 mm = 0,010 m (Tabel data hasil pengujian)
untuk menentukan tekanan hidrostatis pada pipa isap Dapat diketahui
dengan persamaan (2.5):
iihgP ..
59
iP msmmkg 010,0./81,9./13600
23
=2
1334 mN
4.1.2.6. Tekanan hidrostatis pada pipa tekan
Pada sisi tekan tekanan yang terukur dengan manometer U adalah ℎ𝑡 = 11
mm = 0,011 m. (Tabel data hasil pengujian). untuk menentukan tekanan
hidrostatis pada pipa isap Dapat diketahui dengan persamaan (2.5):
tthgP ..
iP msmmkg 011,0./81,9./13600
23
=2
/1467 mN
4.1.2.7. Nilai kekasaran relatif
Nilai kekasaran relatif dapat diketahui dengan kekasan pipa yang
digunakan, yaitu pipa plastik halus (PVC) yang di ambil 0,002 mm (Lampiran
tabel nilai kekasaran pada pipa PVC). dibagi dengan diameter pipa:
/d = 0,002 mm/0,038 mm = 0,05
4.1.2.8. Perhitungan Head
60
Gambar 4.10. Head Pompa
Keterangan :
𝑡 = ketinggian fluida dari poros pompa ke permukaan air atas = (57 cm)
𝑖 = Ketinggian fluida dari poros ke permukaan air bawah (40 cm).
𝑡 = Panjang pipa, Bagian pipa tekan = (122 cm)
𝑖 = Panjang pipa, Bagian pipa isap = ( 80 cm)
a. Head Statis total
Head statis total perbedaan ketinggian antara fluida pada sisi tekan
dengan ketinggian fluida pada sisi isap. Dimana diketahui ketinggian sisi tekan
dengan ketinggian pada sisi isap pada instalasi di ukur dengan meteran yaitu
Ketinggian fluida pada sisi tekan 𝑡 = 0,57 m. Dan 𝑖 = 0,4 m. Untuk
mendapatkan head statis total, satuan cm di konversikan menjadi m. Dapat
dinyatakan dengan rumus (2.9) sebagai berikut:
itsZZh
61
4,057,0 s
h = 0,17 m
b. Head kerugian gesek dalam pipa isap dengan bilangan reynold
Dalam mencari kerugian gesek (f) terlebih dahulu mengetahui sifat aliran
dengan menggunakan bilangan reynold ( 𝑖): 𝑖 = didapat dari perhitungan
kecepatan aliran pada sisi isap. d = diameter pipa. = didapat dari (Lampiran
tabel viskositas kinetik zat cair). Dapat ditentukan dengan persamaan (2.10)
sebagai berikut:
u
dVi
i
.Re
sm
smsmi
/10.307.1
/038,0./1Re
26 = 29074,21
Pada 𝑖 > 4000, aliran pada pipa isap bersifat turbulen, dari bilangan
reynold diatas yang diproleh dengan perhitungan tersebut maka kerugian gesek
dalam pipa dapat di tentukan dengan diagram moody, namun untuk ketelitian
lebih dapat digunakan persamaan moody untuk aliran turbulen (12):
3/16Re/10/2000010055,0 df
3/1621,29074/1005,02000010055,0 f
= 0,068
Menentukan kerugian gesek dalam pipa dengan menggunakan diagram
moody di tujukan pada gambar (4.11).
62
Gambar 4.11. Diagram moody menentukan faktor gesek pada pipa isap
Dari diagram moody diatas dapat dapat diketahui faktor gesekan pada pipa
isap yaitu f : 0,072
c. Head kerugian gesek pada pipa isap
Untuk menghitung kerugian gesek antara dinding pipa dengan aliran fluida
tanpa adanya perubahan luas penampang di dalam pipa dapat dipakai rumus
Darcy yang secara matematis ditulis sebagai berikut, dimana nilai f diambil dari
persamaan moody untuk aliran turbulen f : 0,068 , 𝑖: 80 cm panjang pipa pada
sisi tekan,(diukur dengan meteran), 𝑖 : di dapat dari perhitungan Kecepatan
pada sisi isap dan d: diameter pipa. dapat ditentukan dengan persamaan (2.13):
63
gd
vLfh
ii
f2
.2
1
2
2
1 /81,9.2.038,0
/1.8,0068,0
smm
smmh
f = 0,07 m
d. Kerugian head akibat sambungan elbow 90º pipa isap
Kerugian head pada sambungan elbow 90º pada instalasi, pipa isap hanya
ada 1 sambungan elbow dengan nilai faktor kelengkungan pipa lekuk 1,129
didapat dari (Lampiran tabel faktor kerugian belokan pipa) dan 𝑖 di dapat dari
perhitungan kecepatan pada sisi isap. dapat ditentukan dengan persamaan (2.14):
g
vnkhl
i
2
2
11
2
2
1/81,9.2
/1129,1.1
sm
smhl = 05,0
e. Kerugian pada katub isap dan saringan
Kerugian head pada katub dan saringan k : 1,97 didapat dari (Lampiran
tabel faktor kerugian dari berbagai katub) dan 𝑖 di dapat dari perhitungan
kecepatan pada sisi isap. Dapat ditentukan dengan persamaan (2.15):
g
vikhl
2
2
2
2
2
2/81,9.2
/197,1
sm
smhl = m09,0
Jadi kerugian head pada sisi isap seluruhnya didapat dari kerugian head
pada pipa isap lurus ditambah kerugia head terhadap sambungan ditambah
kerugian head terhadap katub dan saringan:
64
09,005,007,0 i
hl m21,0
f. Haed kerugian gesek pada pipa tekan dengan bilangan reynold
Dalam mencari kerugian gesek (f) terlebih dahulu mengetahui sifat aliran
dengan menggunakan bilangan reynold ( 𝑡): 𝑖 = didapat dari perhitungan
kecepatan aliran pada sisi tekan. d = diameter pipa. = didapat dari (Lampiran
tabel viskositas kinetik zat cair). Dapat ditentukan dengan persamaan (2.10):
u
dVt.
Re
sm
msm
/10.307,1
038,0./53,1Re
6 = 44483,55
Pada 𝑡 > 4000, aliran pada pipa isap bersifat turbulen, dari bilangan
reynold diatas yang diproleh dengan perhitungan tersebut maka kerugian gesek
dalam pipa dapat di tentukan dengan diagram moody, namun untuk ketelitian
lebih dapat digunakan persamaan moody (2.12) untuk aliran turbulen:
3/16Re/10/2000010055,0 df
3/1655,44483/1005,02000010055,0 f
= 0,046
Menentukan kerugian gesek dalam pipa dengan menggunakan diagram
moody ditujukan pada gambar (4.12)
65
Gambar 4.12. Diagram moody menentukan faktor gesek pada pipa tekan
Dari diagram moody diatas dapat dapat diketahui faktor gesekan pada pipa
isap yaitu f : 0,072
g. Head kerugian gesek pada pipa tekan
Untuk menghitung kerugian gesek antara dinding pipa dengan aliran fluida
tanpa adanya perubahan luas penampang di dalam pipa dapat dipakai rumus
Darcy yang secara matematis ditulis sebagai berikut, dimana nilai f diambil dari
persamaan mooody untuk aliran turbulen f : 0,046, 𝑡 : 1,22 m panjang pipa pada
sisi tekan (Di ukur dengan meteran), 𝑡 : didapat dari perhitungan kecepatan
alirn fluida pada sisi tekan. dan d: diameter pipa. Dapat dipakai rumus Darcy
yang secara matematis ditulis sebagai berikut (2.13):
66
gd
vLfh
tt
f2
.2
2
2
2
2 /81,9.2.038,0
/53,1.22,1046,0
smm
smmh
f = 0,17 m
h. Kerugian head akibat sambungan elbow 90º pada pipa tekan
Kerugian head pada sambungan elbow 90º pada instalasi pipa tekan ada n :
2 sambungan elbow dengan nilai Factor kelengkungan pipa lekuk = 1,129
didapat dari (Lampiran tabel faktor kerugian belokan pipa) dan 𝑡: di dapat dari
perhitungan kecepatan aliran fluida pada sisi tekan. Dapat dihitung dengan
rumus (2.14) sebagai berikut:
g
vnkhl
t
2
2
21
2
2
1/81,9.2
/53,1129,1.2
sm
smhl = 0,26
Jadi kerugian head keseluruhan pada pipa tekan adalah: ℎ head kerugain
gesek pada pipa lurus tekan ditambah ℎ head kerugian akibat sambungan 90º
22hlhfhl
t
26,017,0 t
hl = m43,0
i. Head kerugian keseluruhan dari pipa tekan dan pipa isap (hl)
Jadi keseluruhan kerugian head di pipa, katub, belokan dll. (hl) adalah
kerugian keseluruhan pada pipa tekan (ℎ 𝑡 di tambah kerugian kesluruhan pada
pipa isap (ℎ 𝑖 .
67
ithlhlhl
21,043,0 hl = m64,0
j. Head Total pompa
Sebelum mencari head total pompa harus menentukan head kecepatan
Keluar. Head total pompa dapat di ketahui dengan persamaan sebagai berikut:
2
22
/81,9.2
/53,1
2 sm
sm
g
Vt
= 0,11 m/s
Nilai Δhp adalah tekanan pada pemukaan air sisi atas dan tekanan
permukaan air pada sisi bawah, di mana dari instalasi yang di rancang tidak
memiliki tekanan pada permukaan air, jadi Δhp = 0. Maka head total pompa
dapat diketahui dengan persamaan (2.8) sebagai berikut:
g
VthlhphH
s2
2
11,064,0017,0 H
= 0,92 m
4.1.2.9.Daya Hidrolis
Daya pompa teoritis yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah zat cair.Nilai
Daya hidrolis dapat dihitung dengan persamaan (2.16) sebagai berikut:
102
.. QHN
h
102
00169,0.92,0.1000
hN
kW015,0
68
4.1.2.10. Efisiensi pompa
Efisiensi pompa merupakan perbandingan daya yang diberikan pompa
kepada fluida dengan daya yang diberikan motor listrik kepada pompa. Sehingga
untuk efisiensi pompa ( ) dapat dicari dengan menggunakan persamaan(2.17):
%100
m
h
N
N
%10040,0
014,0 =3,75
4.1.2.11. Daya Pompa Sentrifugal
Berdasarkan energi atau daya dibutuhkan untuk memutar poros pompa
dipengaruhi oleh kapasitas pompa, tinggi tekan total pompa, berat jenis fluida
yang dipompakan, serta efisiensi total pompa tersebut. Daya yang dibutuhkan
untuk memutar poros pompa dirumuskan dengan persamaan (2.18) sebagai
berikut:
102
..
HQN
t
p
102.75,3
92,0.00169,0.1000
pN = kW 0,0040
4.1.2.12. Diameter impeller
Untuk melakukan perhitungan pada diameter impeller 115 diketahui
putaran pompa 2850, over head coeff =(0,8-0,9) maka diambil =0,9.
Perhitungan diameter impeller 110 dapat ditentukan dengan persamaan (2.1)
2D =
n
H. 84,5
69
2D =
2850
0,929,0. 84,5
= m025,0
4.1.2.13. Net Positive Suction Head (NPSH yang tersedia)
Besarnya NPSH dapat dihitung dengan persamaan (2.17) sebagai berikut:
ii
va
svhlZ
PPh
21,04,098,9
237
98,9
0
svh = m13,23
4.1.2.14. Segitiga kecepatan
Untuk mendapatkan besarnya kecepatan relative (w) dapat di gambar
segitiga kecepatan pada impeller. Terlebih dahulu harus mengetahui kecepatan
impeller dapat di tentukan dengan persamaan sebagai berikut:
a. Untuk sisi inlet
60
..1
1
nDu
60
2850.14,3.038,01u
6,5
b. Untuk sisi outlet
60
..2
2
nDu
60
2850.14,3.115,01u
1,17
70
4.1.3. Perhitungan pada diameter impeller 120 mm
Data yang telah diketahui:
Diameter pipa d = inchi = 38 mm = 0,038 m
Massa jenis fluida 𝛾 = 1000 kg/m3
Viskositas kinetic zat cair =
Percepatan gravitasi g = 9,81 m/s2
Pipa yang digunakan pada instalasi adalah pipa plastik halus (PVC)
dengan nilai kekasaran = 0,012 mm
4.1.3.1. Melukis bentuk sudu impeller dengan diameter 120 mm
Dalam perancanagan panjang (kelengkungan) sudu impeller pengaruh
diameter impeller dapat menyebabkan sudut inlet 𝛽 dan sudut outlet 𝛽 juga
akan berubah dan akan mempengaruhi head pompa yang dihasilkan. Sudut inlet
yang diijinkan dalam perancangan sudu impeller ialah 15º s/d 25º, sedangkan
untuk sudut outlet 15º s/d 40º.
Sudut inlet harus lebih kecil dari pada sudut outlet, jadi untuk mengetahui
panjang sudu dari diameter 120 di pakai sudut inlet 15º dan sudut outlet 25º.
Diketahui : = 120 mm 𝛽 = 15º
= 38 mm 𝛽 = 25º
/ 2 120/2 = 60 mm / 2 38/2 = 19 mm
71
Tabel 4.4. Perhitungan melukis sudu impeller 120 mm
Ring R R² ß cosß R.cosß Rb.cosßb - Ra.cosßa R²b-R²a ρ
1 19 361 15 0,96 18,33 - - -
A 29,25 855,56 17,5 0,95 27,78 9,54 494,56 25,89
B 39,5 1560,25 20 0,93 36,73 8,94 704,69 39,37
C 49,75 2475,06 22,5 0,92 45,77 8,03 914,81 50,62
2 60 3600 25 0,90 54 7,23 1124,94 68,34
Harga pada kolom terakhir menunjukkan kelengkungan dan panjang sudu
impeller, dapat di hitung dengan persamaan (2.20) sebagai berikut:
aabb
RR
aRbR
cos.cos..2
2
2
89,25
54,9.2
56,494
37,39
94,8.2
69,704
62,50
03,8.2
81,914
34,68
23,7.2
94,1124
Dari perhitungan kelengkungan (panjang) sudu impeller diatas maka dapat
dilukiskan sudu dari diameter impeller 120 seperti pada gambar 4.13.
72
Gambar 4.13. Pelukisan sudu pada diameter impeller 120 mm
pengaruh diameter impeler dapat menyebabkan sudut 𝛽 akan berubah
sehingga panjang dari sudu pada diameter 120 adalah:
32,1 + 30,47 + 29,4 + 24,46 = 116,43 mm
4.1.3.2. Debit air Q
Debit air diketahui dari hasil pengujian menggunakan flow meter sensor
kemudian diolah di mikrokontroller arduino uno yang akan didisplay pada
leptop. Yang ditunjukan pada gambar 4.14 dan 4.15. pengambilan data debit air
dilakukan secara manual dengan cara memasang flow meter sensor pada pipa
dan menampung air pada ujung pipa ke dalam sebuah wadah yang memiliki
volume 5 meter, pada saat yang sama juga dilakukan perhitungan waktu yang di
peroleh 3,3 detik untuk diameter 120 mm.
Maka data yang di peroleh dari flow meter sensor pada sisi isap sebagai berikut:
73
Gambar 4.14. Data hasil pengujian pada sisi isap
Debit air pada sisi isap 𝑄𝑖 = 69,9 L/min = 0,00117 .
Dan data yang diambil dari flow meter sensor untuk debit pada sisi tekan
adalah:
Gambar 4.15. Data hasil pengujian pada sisi tekan
Debit air pada sisi tekan 𝑄𝑡 = 103,8 L/min = 0,00173
4.1.3.3. Kecepatan aliran pipa isap
Sebelum menghitung kecepatan aliran, terutama harus mengetahui luas
penampang pipa dengan persamaan (2.4):
2
4d
nA
74
2
038,04
14,3mA = 0,0011
Setelah menghitung luas penampang maka kecepatan pada pipa isap dapat
deketahui dengan persamaan (2.3):
A
QV
i
i
2
3
0011,0
00117,0
m
sm
Vi
206,1 sm
4.1.3.4. Kecepatan aliran pada pipa tekan
Kecepatan pada pipa tekan didapat dari debit air pada sisi tekan dibagi
dengan luas penampang. Dapat diketahui dengan persamaan (2.3):
A
QV
t
t
2
3
0011,0
/00173,0
m
smV
t = 1,57 m/s
4.1.3.5. Tekanan hidrostatis pada pipa isap
Dari hasil uji eksperimen pada diameter impeller 110 diperoleh tekanan di
dalam pipa yang di ukur menggunakan manometer U, tekanan yang diperoleh
pada sisi isap adalah: h1 = 10 mm = 0,010 m (Tabel data hasil pengujian).
untuk menentukan tekanan hidrostatis pada pipa isap Dapat diketahui dengan
persamaan (2.5):
iihgP ..
iP msmmkg 010,0./81,9./13600
23
21334 mN
75
4.1.3.6. Tekanan hidrostatis pada pipa tekan
Pada sisi tekan tekanan yang terukur dengan manometer U adalah ℎ𝑡 = 12
mm = 0,012 m. (Tabel data hasil pengujian). untuk menentukan tekanan
hidrostatis pada pipa isap Dapat diketahui dengan persamaan (2.5):
tthgP ..
iP msmmkg 012,0./81,9./13600
23 =
2/1600 mN
4.1.3.7. Nilai kekasaran relatif
Nilai kekasaran relatif dapat diketahui dengan kekasan pipa yang
digunakan, yaitu pipa plastik halus (PVC) yang di ambil 0,002 mm (Lampiran
tabel nilai kekasaran pada pipa PVC). dibagi dengan diameter pipa:
/d = 0,002 mm/0,038 mm = 0,05
4.1.3.8. Perhitungan Head
Gambar 4.16. Head Pompa
76
Keterangan :
𝑡 = ketinggian fluida dari poros pompa ke permukaan air atas = (57 cm)
𝑖 = Ketinggian fluida dari poros ke permukaan air bawah (40 cm).
𝑡 = Panjang pipa, Bagian pipa tekan = (122 cm)
𝑖 = Panjang pipa, Bagian pipa isap = ( 80 cm)
a. Head Statis total
Head statis total adalah perbedaan ketinggian antara fluida pada sisi
tekan dengan ketinggian fluida pada sisi isap. Dimana diketahui ketinggian sisi
tekan dengan ketinggian pada sisi isap pada instalasi di ukur dengan meteran
yaitu Ketinggian fluida pada sisi tekan 𝑡 = 0,57 m. Dan 𝑖 = 0,4 m. Untuk
mendapatkan head statis total, satuan cm di konversikan menjadi m. Dapat
dinyatakan dengan rumus (2.9) sebagai berikut:
itsZZh
4,057,0 s
h = 0,17 m
b. Head kerugian gesek dalam pipa isap dengan bilangan reynold
Dalam mencari kerugian gesek (f) terlebih dahulu mengetahui sifat aliran
dengan menggunakan bilangan reynold ( 𝑖): 𝑖 = didapat dari perhitungan
kecepatan aliran pada sisi isap. d = diameter pipa. = didapat dari (Lampiran
tabel viskositas kinetik zat cair). Dapat ditentukan dengan persamaan (2.10)
sebagai berikut:
u
dVi
i
.Re
77
sm
smsmi
/10.307.1
/038,0./06,1Re
26 = 30818,66
Pada 𝑖> 4000, aliran pada pipa isap bersifat turbulen, dari bilangan
reynold diatas yang diproleh dengan perhitungan tersebut maka faktor gesek
dalam pipa dapat di tentukan dengan diagram moody, namun untuk ketelitian
lebih dapat digunakan persamaan moody untuk aliran turbulen (2.12):
3/16Re/10/2000010055,0 df
3/1666,30818/1005,02000010055,0 f
= 0,064
Selain dari rumus di atas faktor gesek dapat juga diketahui dengan diagram
moody.
Gambar 4.17. Diagram moody menentukan faktor gesek pada pipa isap
78
Dari diagram moody diatas dapat dapat diketahui faktor gesekan pada pipa
isap yaitu f : 0,079
c. Head kerugian gesek pada pipa lurus isap
Untuk menghitung kerugian gesek antara dinding pipa dengan aliran fluida
tanpa adanya perubahan luas penampang di dalam pipa dapat dipakai rumus
Darcy yang secara matematis ditulis sebagai berikut, dimana nilai f diambil
dari persamaan moody untuk aliran turbulen f : 0,064 , 𝑖 : 80 cm panjang pipa
pada sisi tekan,(diukur dengan meteran), 𝑖 : di dapat dari perhitungan
Kecepatan pada sisi isap dan d: diameter pipa. dapat ditentukan dengan
persamaan (2.13):
gd
vLfh
ii
f2
.2
1
2
2
1 /81,9.2.038,0
/06,1.8,0064,0
smm
smmh
f = 0,07 m
d. Kerugian head akibat sambungan elbow 90º pipa isap
Kerugian head pada sambungan elbow 90º pada instalasi, pipa isap hanya
ada 1 sambungan elbow dengan nilai faktor kelengkungan pipa lekuk 1,129
didapat dari (Lampiran tabel faktor kerugian belokan pipa) dan 𝑖 di dapat dari
perhitungan kecepatan pada sisi isap. dapat ditentukan dengan persamaan (2.14):
g
vnkhl
i
2
2
11
2
2
1/81,9.2
/06,1129,1.1
sm
smhl = 06,0
79
e. Kerugian head pada katub isap dan saringan
Kerugian head pada katub dan saringan k : 1,97 didapat dari (Lampiran
tabel faktor kerugian dari berbagai katub) dan 𝑖 di dapat dari perhitungan
kecepatan pada sisi isap. Dapat ditentukan dengan persamaan (2.15):
g
vikhl
2
2
2
2
2
2/81,9.2
/05,197,1
sm
smhl = m11,0
Jadi kerugian head pada sisi isap seluruhnya didapat dari kerugian head
pada pipa isap lurus ditambah kerugia head terhadap sambungan ditambah
kerugian head terhadap katub dan saringan:
ℎ 𝑖 = ℎ + ℎ + ℎ
ℎ 𝑖 = 0,07 + 0,06 + 0,11 = 0,24 m
f. Haed kerugian gesek pada pipa tekan dengan bilangan reynold
Dalam mencari koefisien gesek (f) terlebih dahulu mengetahui sifat aliran
dengan menggunakan bilangan reynold ( 𝑡): 𝑖 = didapat dari perhitungan
kecepatan aliran pada sisi tekan. d = diameter pipa. = didapat dari (Lampiran
tabel viskositas kinetik zat cair). Dapat ditentukan dengan persamaan (2.10):
u
dVt.
Re
sm
msm
/10.307,1
038,0./57,1Re
6 = 45646,51
Pada 𝑡> 4000, aliran pada pipa isap bersifat turbulen, dari bilangan
reynold diatas yang diproleh dengan perhitungan tersebut maka faktor gesek
80
dalam pipa dapat di tentukan dengan diagram moody, namun untuk ketelitian
lebih dapat digunakan persamaan moody untuk aliran turbulen (2.12):
3/16Re/10/2000010055,0 df
3/1651,45646/1005,02000010055,0 f
= 0,045
Menentukan kerugian gesek dalam pipa dengan diagram moody pada
gambar 4.18
Gambar 4.18. Diagram moody menentukan faktor gesek pada pipa tekan
Dari diagram moody diatas dapat dapat diketahui faktor gesekan pada pipa
isap yaitu f : 0,072
81
g. Head kerugian gesek pada pipa lurus tekan
Untuk menghitung kerugian gesek antara dinding pipa dengan aliran fluida
tanpa adanya perubahan luas penampang di dalam pipa dapat dipakai rumus
Darcy yang secara matematis ditulis sebagai berikut, dimana nilai f diambil dari
persamaan moody untuk aliran turbulen f : 0,045, 𝑡 : 1,22 m panjang pipa pada
sisi tekan (Di ukur dengan meteran), 𝑡 : didapat dari perhitungan kecepatan
alirn fluida pada sisi tekan. dan d: diameter pipa. Dapat dipakai rumus Darcy
(2.13) ditulis sebagai berikut:
gd
vLfh
tt
f2
.2
2
2
2
2 /81,9.2.038,0
/56,1.22,1045,0
smm
smmh
f = 0,17 m
h. Kerugian head akibat sambungan elbow 90º pada pipa tekan
Kerugian head pada sambungan elbow 90º pada instalasi pipa tekan ada n :
2 sambungan elbow dengan nilai Factor kelengkungan pipa lekuk = 1,129
didapat dari (Lampiran tabel faktor kerugian belokan pipa) dan 𝑡: di dapat dari
perhitungan kecepatan aliran fluida pada sisi tekan. Dapat dihitung dengan
rumus (2.14) sebagai berikut:
g
vnkhl
t
2
2
21
2
2
1/81,9.2
/57,1129,1.2
sm
smhl = 0,28
Jadi kerugian head keseluruhan pada pipa tekan adalah: ℎ head kerugain
gesek pada pipa lurus tekan ditambah ℎ head kerugian akibat sambungan 90º
82
22hlhfhl
t
28,017,0 t
hl = m45,0
i. Head kerugian keseluruhan dari pipa tekan dan pipa isap (hl)
Jadi keseluruhan kerugian head di pipa, katub, belokan dll. (hl) adalah
kerugian keseluruhan pada pipa tekan (ℎ 𝑡 di tambah kerugian kesluruhan pada
pipa isap (ℎ 𝑖 .
ithlhlhl
24,045,0 hl = m69,0
j. Head Total pompa
Sebelum mencari head total pompa harus menentukan head kecepatan
Keluar. Head total pompa dapat di ketahui dengan persamaan sebagai berikut:
2
22
/81,9.2
/57,1
2 sm
sm
g
Vt
= 0,12 m/s
Nilai Δhp adalah tekanan pada pemukaan air sisi atas dan tekanan
permukaan air pada sisi bawah, di mana dari instalasi yang di rancang tidak
memiliki tekanan pada permukaan air, jadi Δhp = 0. Maka head total pompa
dapat diketahui dengan persamaan(2.8) sebagai berikut:
g
VthlhphH
s2
2
12,069,0017,0 H
= 0,98 m
83
4.1.3.9. Daya Hidrolis
Daya pompa teoritis yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah zat
cair.Nilai Daya hidrolis dapat dihitung dengan persamaan (2.16) sebagai berikut:
102
..t
h
QHN
102
00172,0.98,0.1000
hN
kW016,0
4.1.3.10. Efisiensi pompa
Efisiensi pompa merupakan perbandingan daya yang diberikan pompa
kepada fluida dengan daya yang diberikan motor listrik kepada pompa. Sehingga
untuk efisiensi pompa ( ) dapat dicari dengan menggunakan persamaan(2.17):
%100
m
h
N
N
%10040,0
016,0 =4%
4.1.3.11. Daya Pompa Sentrifugal
Berdasarkan energi atau daya dibutuhkan untuk memutar poros pompa
dipengaruhi oleh kapasitas pompa, tinggi tekan total pompa, berat jenis fluida
yang dipompakan, serta efisiensi total pompa tersebut. Daya yang dibutuhkan
untuk memutar poros pompa dirumuskan dengan persamaan (2.18) sebagai
berikut:
102
..
HQN
t
p
84
102.4
98,0.00172,0.1000
pN = kW 0,0041
4.1.3.12. Diameter impeller
Untuk melakukan perhitungan pada diameter impeller 120 harus
mengukur terlebih dahulu putaran pompa. Putaran pompa di ukur dengan
menggunakan tachometer. Perhitungan diameter impeller 115 dapat ditentukan
dengan persamaan (2.1)
2D =
n
H. 84,5
2D =
2850
19,0. 84,5
= m026,0
4.1.3.13. Net Positive Suction Head (NPSH yang tersedia)
Besarnya NPSH dapat dihitung dengan persamaan (2.17) sebagai berikut:
ii
va
svhlZ
PPh
24,04,098,9
237
98,9
0
svh = m1,23
4.1.3.14. Segitiga kecepatan
Untuk mendapatkan besarnya kecepatan relative (w) dapat di gambar
segitiga kecepatan pada impeller. Terlebih dahulu harus mengetahui kecepatan
impeller dapat di tentukan dengan persamaan sebagai berikut:
85
a. Untuk sisi inlet
60
..1
1
nDu
60
2850.14,3.038,01u
6,5
b. Untuk sisi outlet
60
..2
2
nDu
60
2850.14,3.120,01u
8,17
4.2. Pembahasan
4.2.1. Gambar Segitiga Kecepatan Pada Impeller
a. Segitiga kecepatan pada diameter impeller 110
Diketahui sisi inlet:
smU /6,51
smV /82,01
90
1
15
1
Diketahui Sisi Outlet :
smU /4,162
smV /51,12
95
2
25
2
86
Gambar 4.19.. Segitiga Kecepatan pada diameter Impeller 110 mm
Dari gambar 4.19. diatas maka hasil yang di dapat untuk besarnya
kecepatan relative pada sisi inlet W1 = 49,49 m/s, dan besarnya kecepatan
relative pada sisi outlet W2 = 46,23 m/s.
b. Segitiga kecepatan pada diameter impeller 115
Diketahui sisi inlet:
smU /6,51
smV /11
90
1
15
1
87
Diketahui Sisi Outlet :
smU /1,172
smV /53,12
95
2
25
2
Gambar 4.20. Segitiga Kecepatan pada diameter Impeller 110 mm
Dari gambar 4.20. diatas maka hasil yang di dapat untuk besarnya kecepatan
relative pada sisi inlet W1 = 60,77 m/s, dan besarnya kecepatan relative pada sisi
outlet W2 = 55,36 m/s.
88
c. Segitiga kecepatan pada diameter impeller 120
Diketahui sisi inlet:
smU /6,51
smV /06,11
90
1
15
1
Diketahui Sisi Outlet :
smU /8,172
smV /57,12
95
2
25
2
Gambar 4.21. Segitiga Kecepatan pada diameter Impeller 110 mm
89
Dari gambar 4.21. diatas maka hasil yang di dapat untuk besarnya kecepatan
relative pada sisi inlet W1 = 57,32 m/s, dan besarnya kecepatan relative pada sisi
outlet W2 = 61,9 m/s.
4.2.2. Grafik hasil uji eksperimental
a. Pengaruh Diameter Impeller Terhadap Debit Aliran
Dalam hasil uji eksperimental variasi diameter impeller maka diperoleh,
Apabila diameter impeller semakin besar maka debit aliran akan semakin
meningkat begitu juga sebaliknya, ini disebabkan karena fluida yang
terperangkap di dalam impeller eye (mata impeller) akan di gerakkan secara
cepat oleh impeller hingga fluida bergerak keluar, dengan lebih besar nya
diameter impeller maka kecepatan aliran fluida akan lebih meningkat karna tidak
terdapatnya sela-sela di antara diameter impeller dengan dinding luar casing
volute, sehingga fluida yang terkirim ke discharge pompa akan semakin
meningkat. Seperti yang terlihat pada grafik 4.30 di bawah:
Gambar 4.22. Grafik pengaruh diameter impeller terhadap debit aliran
99,9
101,6
103,2
99
100
101
102
103
104
105 110 115 120 125
Pengaruh Diameter Impeller(mm) Terhadap
Debit Aliran ( L/min )
L/m
Diameter Impeller (mm)
Deb
it a
lira
n (
L/m
in)
90
b. Pengaruh Diameter Impeller Terhadap Head Total
Head merupakan kemampuan mengalirkan fluida pada instalasi pompa, atau
tekanan untuk mengalirkan fluida yang dinyatakan dalam satuan panjang (m).
bentuk head dapat bervariasi pada penampang yang berbeda. Namun pada
kenyataan nya selalu ada rugi energi (losses).
Dari hasil uji eksperimental yang dilakukan pada gambar 4.31. diperoleh
jika diameter impeller semakin besar maka head yang dihasilkan akan semakin
meningkat begitu juga sebaliknya, hal ini disebabkan tidak terdapatnya suatu
sirkulasi fluida antara diameter impeller dengan dinding luar casing volute,
karna jarak diantara diameter luar impeller dengan dinding luar casing volute
saling berdekatan sehingga fluida dapat mengakses ke seluruh bagian casing
volute, menghasilkan tekanan pada sisi discharge pompa meningkat dan
penghantaran aliran menjadi maksimum.
Gambar 4.23. Grafik pengaruh diameter impeller terhadap head
0,83
0,92
0,98
0,75
0,8
0,85
0,9
0,95
1
110 115 120
Pengaruh Diameter impeller (mm) Terhadap
Head Total (m)
Seri…
Diameter Impeller (mm)
Hea
d T
ota
l (m
)
m
91
c. Pengaruh Diameter Impeller Terhadap Efisiensi Pompa
Efisiensi pompa sentrifugal tergantung pada sejumlah faktor di antaranya
adalah debit, head, dan kecepatan aliran. Efisiensi pompa di pengaruhi oleh nilai
daya motor dan daya hidrolis nya apabila semakin besar daya hidrolis maka akan
semakin besar pula daya hidrolis yang diperoleh. hal ini di sebabkan karna debit
aliran pada diameter impeller yang lebih besar meningkat, dan head total pada
diameter impeller yang lebih besar juga semakin tinggi sehingga efisiensi yang
di hasilkan akan semakin membesar.terlihat pada gambar 4.32.
Gambar 4.24. Grafik pengaruh diameter impeller terhadap Efisiensi
d. Pengaruh Diameter Impeller Terhadap Daya Pompa sentrifugal
Daya pompa dipengaruhi oleh kapasitas pompa, head total pmpa, berat jenis
fluida yang dipompakan, dan efisiensi pompa. maka hasil yang diperoleh adalah
semakin besar diameter impeller maka daya pompa yang dihasilkan akan
semakin meningkat. Ini disebabkan debit aliran pada diameter impeller yang
semakin besar meningkat dan menyebabkan putaran poros semakin berat untuk
3,5
3,75
4
3,4
3,5
3,6
3,7
3,8
3,9
4
4,1
105 110 115 120 125
Pengaruh Diameter Impeller (mm) Terhadap
Efisiensi (%)
%
Diameter Impeller (mm)
Efis
ien
si P
om
pa
(%)
92
berputar sehingga membuat penambahan daya pompa. Seperti yang di tujukan
pada gambar 4.33.
Gambar 4.25. Grafik pengaruh diameter impeller terhadap daya pompa sentrifugal
0,0038
0,004
0,0041
0,00375
0,0038
0,00385
0,0039
0,00395
0,004
0,00405
0,0041
0,00415
105 110 115 120 125
Pengaruh Diameter Impeller Terhadap Daya
Pompa Sentrifugal (kW)
kW
Diameter Impeller (mm)
Day
a P
om
pa
(kW
)
93
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil penelitian ini adalah :
1. Semakin besar diameter impeller maka debit aliran akan semakin meningkat
begitu juga sebaliknya, ini disebabkan karena fluida yang terperangkap di
dalam impeller eye (mata impeller) akan di gerakkan secara cepat oleh
impeller hingga fluida bergerak keluar. Hal ini dibuktikan dengan diameter
impeller 120 mm menghasilkan debit air 103,2 L/min, diameter impeller
115 mm menghasilkan debit air 101,6 L/min, dan diameter impeller 110
menghasilkan debit air 99,9 L/min.
2. semakin besar diameter impeller maka daya pompa yang dihasilkan akan
semakin meningkat begitu juga sebaliknya, ini disebabkan karena semakin
besar diameter impeller maka beban putaran poros pompa akan semakin
berat untuk berputar sehingga membuat daya pompa akan bertambah. Hal
ini dibuktikan dengan diameter impeller 120 mm menghasilkan daya pompa
0,0041 kW, diameter impeller 115 mm menghasilkan daya pompa 0,004
kW, dan diameter impeller 110 menghasilkan daya pompa 0,0038 L/min.
3. Semakin besar diameter impeller maka head yang dihasilkan akan semakin
meningkat begitu juga sebaliknya, hal ini disebabkan tidak terdapatnya
suatu sirkulasi fluida antara diameter impeller dengan dinding luar casing
volute karna jarak diantara diameter luar impeller dengan dinding luar
casing volute saling berdekatan sehingga fluida dapat mengakses ke seluruh
94
bagian casing volute. Hal ini dibuktikan dengan diameter impeller 120 mm
menghasilkan head 0,98 m, diameter impeller 115 mm menghasilkan head
0,92 m, dan diameter impeller 110 menghasilkan head 0,83 m.
4. Semakin besar diameter impeller maka efisiensi yang di hasilkan juga
semakin besar, hal ini disebabkan karna debit aliran pada diameter impeller
yang lebih besar semakin meningkat dan head total yang diperoleh pada
diameter impeller yang lebih besar juga semakin tinggi sehingga efisiensi
yang di hasilkan akan semakin membesar. Hal ini dibuktikan dengan
diameter impeller 120 mm menghasilkan efisiensi 4 %, diameter impeller
115 mm menghasilkan efisiensi 3,75 %, dan diameter impeller 110
menghasilkan efisiensi 3,5.
5. Dari hasil pengujian eksperimental variasi diameter impeller yang di
lakukan di dapat diameter impeller yang paling bagus (efektif) adalah
impeller yang berdiameter 120 mm. Hal ini disebabkan karna tidak
terdapatnya sela-sela di antara diameter impeller dengan dinding luar casing
volute, sehingga fluida dapat mengakses ke seluruh bagian casing volute
dan terkirim ke discharge pompa akan semakin meningkat, dan
penghantaran aliran menjadi lebih maksimum.
5.2. Saran
Adapun saran untuk penelitian ini yaitu:
1. Pada saat melakukan pengujian eksperimental variasi diameter
impeller agar melakukan modifikasi terhadap desain alat.
95
DAFTAR PUSTAKA
Autin H. Church. Zulkifli Harahap (1990). “Pompa Dan Blower Sentrifugal”,
Cetakan Pertama dan Kedua, Jakarta. Erlangga.
Buku Panduan/Modul Praktikum prestasi Mesin Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah sumatera utara.
Fritz dietzel, Dakso sriyono, (1993). “Turbin Pompa Dan Kompresor”, Jakarta.
Erlangga.
https://logamceper.com/impeller-dan-kegunaannya/
Laporan Praktikum Perestasi Mesin-mesin Konversi energi Program Studi Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Ridho A. Simanungkalit1, Mulfi Hazwi
2, Desember 2012,” Simulasi Numerik
Aliran Fluida di Dalam Rumah Pompa Sentrifugal Yang Dioperasikan
Sebagai Turbin Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
Menggunakan CFD Dengan Head (H) 9,29 M dan 5,18 m”. Jurnal
Universitas sumatera utara Medan
Sularso, Haruo Tahara,(2000). “Pompa & Kompresor, pemilihan, pemakaian dan
pemeliharaan”,cetakan ketujuh, jakarta. Pradnya Paramita
Tri Yanto.(2016),”Perancangan Impeller Pompa Sentrifugal Dengan Kapasitas
58 Liter/Menit Head 70 m Dengan Putaran 2950 rpm Penggerak Motor
Listrik”,Tugas Akhir, Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Uji Winarno.(2007),”Perancangan Impeller Dan Casing Volute Pompa
Sentrifugal Aliran Radial Untuk Kebutuhan Rumah Tangga”, Tugas Akhir,
Teknik Mesin, Universitas Marcu Buana, Jakarta.
96
97
Lampiran 4 Tabel koefisien kekasaran pipa
Lampiran 5 Tabel koefisen gesek pada belokan 90º
Lampiran 6 Tabel kerugian dari berbagai katub isap dengan saringan
98
Lampiran 7 Tabel massa jenis fluida
Lampiran 8 Tabel Tekanan Uap jenuh Air
Lampiran 9 tabel Berat jenis zat cair satuan volume
99
Lampiran 10 Tabel Massa jenis air raksa
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Iwan Rizka Riyanto
NPM : 1307230226
Tempat/ Tanggal Lahir : Aceh tengah, 21 September 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Lintang
Kel/Desa : Kala Kemili
Kecamatan : Bebesen
Provinsi : Aceh
Nomor HP : 0823-6005-7045
Email : [email protected]
Nama Orang Tua
Ayah : Pairan
Ibu : Sumarni
PENDIDIKAN FORMAL
1999-2005 : SD Negeri 03 Takengon
2005-2008 : MTs Negeri 01 Takengon
2008-2011 : MA Negeri 01 Takengon
2013-2017 : Mengikuti Pendidikan S1 Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara