tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

33
Dosen pembimbing :Sri zuliarni Tugas administrasi perpajakan Tentang penagihan pajak Disusun oleh Ilham rasyadi 1201120155 Administrasi Bisnis FSIPOL UNIVERSITAS RIAU 2013

Transcript of tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

Page 1: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

Dosen pembimbing :Sri zuliarni

Tugas administrasi perpajakan

Tentang penagihan pajak

Disusun oleh

Ilham rasyadi

1201120155

Administrasi Bisnis

FSIPOL

UNIVERSITAS RIAU

2013

Page 2: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

Daftar isi

Bab I ..................................................................

Pendahuluan ..................................................................

a) Latar belakang ..................................................................

b) Tujuan ..................................................................

Bab II .................................................................

Pembahasan .................................................................

a) Pengertian Pajak ................................................................

b) Fungsi Pajak ................................................................

c) Syarat Pemungutan pajak ................................................................

d) Penagihan pajak ................................................................

e) Fungsi penagihan pajak ................................................................

f) Dasar hukum penagihan pajak ................................................................

g) Bentuk penagihan pajak ................................................................

h) Penyitaan .................................................................

i) Lelang .................................................................

j) Pencegahan dan penyandraan .................................................................

BAB III .................................................................

a) Kesimpulan ..................................................................

b) Daftar pustaka ..................................................................

Page 3: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Pajak adalah Menurut Mardiasmo (2009,h1) menyatakan “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas

negara

berdasarkan undang-undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra

prestasi) yang langsung dapat di tunjukkan dan yang di gunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH “pajak adalah iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang

langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Menurut

Mardiasmo et al. (2009,h1) Empat unsur pokok dalam definisi pajak adalah:

1. Iuran dari rakyat kepada Negara.

Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara. Iuran tersebut uang (bukan barang).

2. Berdasarkan undang-undang.

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaanya.

3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjuk dalam

pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang berguna

bagi masyarakat luas.

TUJUAN

1.agar masyarakat mengetahui tentang arti pentingnya pajak

2.agar masyarakat lebih peduli lagi tentang pajak.

Page 4: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pajak

II.1.1 Pengertian Pajak

Menurut Mardiasmo (2009,h1) menyatakan “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

berdasarkan undang-undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra

prestasi) yang langsung dapat di tunjukkan dan yang di gunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH “pajak adalah iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang

langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Menurut Mardiasmo et al. (2009,h1) Empat unsur pokok dalam definisi pajak adalah:

5. Iuran dari rakyat kepada Negara.

Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara. Iuran tersebut uang (bukan barang).

6. Berdasarkan undang-undang.

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaanya.

7. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjuk dalam

pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

8. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang berguna

bagi masyarakat luas.

II.1.2 Fungsi Pajak

Page 5: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

Menurut Yusdianto et al. (2004,h2) ada dua fungsi pajak,yaitu :

1. Fungsi Budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaranya.

2. Fungsi Regulerend atau Fungsi Mengatur

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang

sosial dan ekonomi.

II.1.3 Syarat Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo et al. (2009,h2) Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau

perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan).

Sesuai dengan tujuan hukum yakni mencapai keadilan, Undang – Undang dan pelaksanaan

pemungutan harus adil.

2. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang – Undang (syarat yuridis) yang di atur dalam

Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 23 Ayat 2 hal ini memberikan jaminan hukum untuk

menyatakan keadilan, baik negara maupun warganya.

3. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomi).

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan,

sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

4. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial) sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak

harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutan.

5. Sistem pemungutan harus sederhana.

Page 6: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam

memenuhi kewajiban perpajakan, hal ini telah dipenuhi oleh Undang – Undang perpajakan yang

baru.

II.1.4 Pengelompokan Dan Sifat Pajak

Menurut Yusdianto et al. (2004,h6-7) pengelompokan pajak dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Pajak langsung

Yaitu pajak yang dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau

dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh: Pajak Penghasilan(PPh).

2. Pajak tidak langsung

Yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain .

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Menurut Yusdianto et al. (2004,h7) menurut sifatnya pajak dibagi menjadi 2,yaitu:

1. Pajak subjektif

Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti

memperhatikan kepada diri wajib pajak.

Contoh: Pajak Penghasilan (PPh)

2. Pajak objektif

Yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib

pajak.

Page 7: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai(PPN) dan Pajak Pertambahan Nilai Bea Masuk

(PPnBM).

II.2 Penagihan Pajak

II.2.1 Pengertian Penagihan Pajak

Menurut Pasal 1 ayat 9 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak

dengan Surat Paksa “Penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar penanggung pajak

melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan,

melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan

pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang

telah disita.”

Dasar penagihan pajak memiliki 4 (empat) unsur yaitu:

Serangkain Tindakan

Maksudnya bahwa penagihan dilakukan tahap demi tahap dan diterbitkannya Surat Teguran,

Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan dan Permohonan jadwal waktu, tempat,

tanggal, bulan pada kantor lelang.

Aparatur Direktorat Jenderal Pajak

Maksudnya Adalah juru sita pajak negara yang telah memenuhi syarat telah mendapatkan

pendidikan khusus, diangkat serta disumpah terlebih dahulu.

Wajib Pajak yang tidak melunasi sebagian atau seluruh kewajiban perpajakan yaitu utang

pajak yang terdapat dalam Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak (SKP).

Page 8: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

Menurut Undang-undang Perpajakan ialah Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000

tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.

II.2.2 Fungsi Penagihan Pajak

Menurut Ida Zuraida (2011,h38) Fungsi Penagihan Pajak dibagi menjadi dua bagian,yaitu:

1. Sebagai tindakan penegakan hukum kepada wajib pajak atau penanggung pajak untuk peraturan

perundang-undangan.

2. Sebagai tindakan pengamanan penerimaan pajak.

II.2.3 Subyek Penagihan Pajak

http://satriobnugroho.blogspot.com/2011/05/hapusnya-hutang-pajak-dan penagihan.html. diakses

tanggal 03 mei 2011.

Subjek Penagihan Pajak:

a) Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yg bertanggung jawab atas

pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan kewajiban WP menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

b) Penanggung pajak orang pribadi adalah wajib pajak, kuasanya, ahli waris, pelaksana

wasiat atau yang mengurus harta peninggalan.

c) Penanggung pajak bagi anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam

pengampuan adalah wali anak atau pengampunya.

Page 9: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

d) Penanggung pajak badan adalah para direksi, dewan komisaris, kuasa, mereka yang nyata-

nyata mempunyai wewenang dalam menentukan kebijaksanaan dan/atau mengambil

keputusan dalam menjalankan perusahaan (misalnya: mereka yang berkuasa, menanda

tangani cek, menanda tangani kontrak, dan para pemegang saham pengendali.

II.2.4 Dasar Hukum Penagihan Pajak

Menurut pasal 18 ayat 1 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa:

“Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan

Keberatan, Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah,

merupakan dasar penagihan.”

(Undang-Undang Pajak Tahun 2000,2001:15)

Adapun penjelasan hal diatas yaitu:

1. Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi

berupa bunga dan denda. (Pasal 1 ayat 20)

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya

jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,

besamva sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar. (Pasal 1 ayat16)

3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. (Pasal 1 ayat 17)

4. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis,

kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan

perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam surat ketetapan pajak, Surat Tagihan

Page 10: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi

Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak

benar, atau Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak.(Pasal 1 ayat 33)

5. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan

pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib

Pajak. (Pasal 1 ayat 34)

6. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan

Keberatan yang diajukan oleb Wajib Pajak. (Pasal 1 ayat 35)

Dasar Hukum :

• Pasal 18,19, 20, 21, 22, dan 24 Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan

dan peraturan pelaksanaannya.

• Pasal 26 Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dan peraturan pelaksanaannya

Pengertian Penagihan Pajak

Pengertian penagihan pajak:

1. Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang

pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan

penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan,

melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

(Pasal 1 ayat 9 UU No. 19/2000).

2. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas

pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib

Page 11: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

Pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Pasal 1 ayat 25 UU

No.19/2000).

II.2.5 Bentuk Penagihan Pajak

Berdasarkan uraian penagihan yang dikemukakan oleh para ahli, maka dalam bidang

administrasi dikenal bentuk penagihan pajak, yaitu:

Penagihan Pasif adalah tindakan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak dengan cara

melakukan pengawasan atas kepatuhan pembayaran masa dan pembayaran lainnya yang

dilakukan oleh Wajib Pajak.

Penagihan Aktif adalah penagihan yang didasarkan pada surat tagihan pajak/surat ketetapan

pajak/surat ketetapan pajak tambahan dimana undang-undang telah menetukan tanggal jatuh

tempo yaitu satu bulan setelah atau dan saat surat tagihan pajak/surat ketetapan pajak/surat

ketetapan pajak tambahan diterbitkan.

II.3.1 Surat Teguran

Menurut undang-undang pasal 1 ayat 10 UU No.19/2000 Surat teguran adalah surat peringatan

atau surat lain yang sejenis adalah surat yang di terbitkan oleh pejabat untuk menegur atau

memperingatkan kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajaknya.

Dasar Hukum

1. Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 tahun 1997 sebagai mana di ubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

2. Pasal 13 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24/PMK.03/2008 tanggal 6

February 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan

Surat Paksa.

Page 12: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

3. Pasal 4 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24/PMK.03/2008 tanggal 6

Desember 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak.

II.3.2 Surat Paksa

Menurut mardiasmo et al. (2009,h121) “surat paksa adalah surat perintah membayar utang pajak

dan biaya penagihan pajak. surat paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang

sama dengan gross akte, yaitu putusan pengadilan perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap”.

Surat Paksa sekurang-kurangnya memuat:

1. Nama Wajib Pajak, atau nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak,

2. Dasar penagihan,

3. Besarnya utang pajak, dan

4. Perintah untuk membayar

Surat Paksa diterbitkan apabila:

1. Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah di terbitkan Surat Teguran

atau Surat Peringatan (SP), atau surat lain yang sejenis.

2. Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus, atau

3. Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan, sebagaimana tercantum dalam keputusan

persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

II.4 Bunga Penagihan

Menurut pasal 19 ayat 1 UU No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan menyatakan sebagai berikut:

Apabila atas pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan

Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan tambahan jumlah pajak yang harus dibayar berdasarkan Surat

Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, pada saat jatuh tempo

pembayaran tidak atau kurang dibayar, maka atas jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar itu,

Page 13: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen,) sebulan untuk seluruh masa, yang

dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkannya Surat

Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu,) bulan.

Keterangan diatas:

Ayat ini mengatur pengenaan bunga penagihan atas jumlah yang masih harus dibayar menurut Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan tambahan

jumlah pajak yang harus dibayar berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,

atau Putusan Banding, yang tidak atau kurang dibayar pada saat jatuh tempo pembayaran atau terlambat

dibayar.

Untuk jelasnya cara penghitungan bunga tersebut diberikan contoh sebagai berikut:

1. Atas jumlah pajak yang kurang dibayar

Surat Ketetapan Pajak Pajak Penghasilan.

Pajak terutang atau ditagih (dianggap tidak ada jumlah pajak yang dikreditkan) Rp.100.000,-.

Surat Ketetapan Pajak diterbitkan tanggal 10 Oktober 2002. Harus dilunasi paling lambat tanggal

9 November 2002,tetapi baru dibayar sejumlah Rp. 60.000,- pada tanggal 2 November 2002.

Sampai pada tanggal batas waktu pembayaran tenakhir (9 November 2002)sisa tagihan tidak

dibayar lagi oleh Wajib Pajak.Pada tanggal 18 November 2002 diterbitkan Surat Tagihan Pajak

oleh Dirjen Pajak dengan penghitungan sebagai berikut:

Pajak Terutang Rp. 100.000,-

Dibayar pada waktunya Rp. 60.000,- (-)

Kurang dibayar Rp. 40.000,-

Bunga dihitung satu bulan

= 1 x 2% x Rp. 40.000,- = Rp. 800,-

2. Atas jumlah pajak yang terlambat dibayar

Page 14: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

Dasarnya sama dengan contoh nomor 1.Dibayar penuh tetapi terlambat, misalnya dibayar tanggal

20 November 2002.

Tanggal 20 November 2002 diterbitkan Surat Tagihan Pajak.

Bunga terutang dalam Surat Tagihan Pajak dihitung satu bulan

= 1 x 2% x Rp. 100.000,- = Rp. 2.000,-

3. Atas jumlah pajak yang kurang dan terlambat dibayar.

Dasarnya sama dengan contoh nomor 1.

Dibayar sejumlah Rp. 60.000,- pada tanggal 20 November 2002.

Tanggal 25 November 2002 diterbitkan Surat Tagihan Pajak.

Bunga terutang dihitung satu bulan = 1 x 2% x Rp. 100.000,- =Rp. 2000,-

II.5 Jurusita Pajak

Menurut Zuraida et al. (2011,h58) Jurusita pajak adalah Pelaksana tindakan Penagihan Pajak

yang meliputi Penagihan Seketika dan Sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, melaksanakan Penyitaan

dan penyanderaan.

syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk diangkat menjadi Jurusita Pajak:

Berijazah serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau yang setingkat.

Berpangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda (Gol. II/a).

Berbadan sehat.

Lulus pendidikan dan latihan Jurusita Pajak.

Jujur, bertanggung jawab, dan penuh pengabdian.

http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=1022”n.d”

Page 15: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk penagihan pajak pusat atau Bupati/Walikota

untuk penagihan pajak daerah,Menteri Keuangan menunjuk :

1. Kepala KPP sebagai Pejabat untuk penagihan PPh, PPN dan PPnBM.

2. Kepala KPPBB sebagai Pejabat untuk penagihan PBB dan BPHTB.

Hal-hal apa yang menyebabkan Jurusita Pajak diberhentikan:

Meninggal dunia.

Pensiun.

Alih tugas atau kepentingan dinas lainnya.

Lalai atau tidak cakap dalam menjalankan tugas.

Melakukan perbuatan tercela.

Melanggar sumpah atau janji Jurusita Pajak.

Sakit jasmani atau rohani terus menerus.

Tugas Jurusita Pajak

Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus.

Memberitahukan Surat Paksa.

Melaksanakan penyitaan berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan dan

Melaksanakan penyanderaan (gijzeling) berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan

(gijzeling).

Wewenang Jurusita Pajak:

Jurusita Pajak berwenang memasuki dan memeriksa semua ruangan termasuk membuka

lemari, laci, dan tempat lain untuk menemukan objek sita.

Page 16: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

kewajiban Jurusita Pajak sebelum melakukan tugasnya:

Memperlihatkan kartu tanda pengenal Jurusita Pajak.

Memperlihatkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus/Surat

Paksa/SPMP/Surat Perintah penyanderaan (gijzeling).

Memberitahukan maksud dan tujuan menyampaikan Surat Perintah Penagihan Seketika

dan Sekaligus/Surat Paksa/SPMP/Surat Perintah penyanderaan (gijzeling)

II.6.1 Penyitaan

II.6.1.1Definisi Penyitaan

Menurut Mardiasmo et al. (2009,h122) “Penyitaan adalah tindakan jurusita pajak untuk

menguasai barang penangung pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut

peraturan perundang-undangan”.

Sedangkan menurut Zuraida et al. (2011,h89) “Penyitaan adalah tindakan hukum dalam

bentuk keputusan, penetapan dari instansi-instansi, penguasa, administrator, yang diberi

wewenang berdasarkan undang-undang atau ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk menyita

barang-barang milik seseorang dalam kedudukan sebagai debitur atau yang “kalah” dalam suatu

perkara atau gugatan”.

II.6.1.2 Objek Sita

Page 17: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

Menurut Zuraida et al. (2011,h91-92) Barang-barang yang dapat dijadikan objek sita dapat

berupa:

a) Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito, tabungan, saldo

rekening Koran, giro, atau bentuk lainya yang dipersamakan dengan itu, obligasi,

saham, atau surat berharga lainya, piutang, dan penyertaan modal pada perusahaan

lain; dan atau.

b) Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi kotor tertentu.

II.6.1.3 Tata Cara Penerbitan Surat Perintah Penyitaan

Menurut Zuraida et al. (2011,h94) Isi surat perintah melakukan penyitaan adalah sebagai

berikut:

a) Dasar dilakukanya penyitaan.

b) Memberikan perintah kepada juru sita pajak dengan identitas yang tercantum pada

SPMP untuk melakukan penyitaan terhadap barang milik penanggung pajak.

c) Perintah agar penyitaan dengan menghadirkan 2 (dua) orang saksi WNI yang telah

dewasa dan dapat dipercaya.

d) Perintah untuk membuat berita acara pelaksanaan sita.

II.6.1.4 Tata Cara Melakukan Penyitaan

Menurut Zuraida et al. (2011,h95) dalam melakukan penyitaan,juru sita harus:

1. Memperlihatkan kartu tanda pengenal juru sita pajak;

2. Memperlihatkan surat perintah melaksanakan penyitaan ;dan

3. Memberitahukan maksud dan tujuan penyitaan

Page 18: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

II.7.1 Lelang

II.7.1.1 Definisi Lelang

Menurut Mardiasmo et al. (2009,h124) “lelang adalah setiap penjualan barang di muka

umum dengan cara penawaran harga secara dan adau tulisan melalui usaha pengumpulan peminat

atau calon pembeli”.

Sedangkan menurut zuraida et al. (2011,h125) “Lelang adalah setiap penjualan barang di

muka umum dengan cara penawaran harga secara lisan dan atau tertulis melalui usaha

pengumpulan peminat atau calon pembeli, sementara pelaksanaan penjualan lelang dilakukan oleh

kantor lelang KP2LN”.

II.7.1.2 Tata Cara Lelang Barang Sitaan

Penjualan barang sitaan dilakukan melalui lelang terbuka bagi masyarakat mum. Lelang

harus dilakukan dengan sebelumnya melakukan pengumuman lelang dalam jangka waktu paling

cepat 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan dan penanggung pajak yang tidak

melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak. Sebelum pengumuman lelang, pejabat harus

telah mengetahui jadwal yang pasti. Pelelangan dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu

persiapan lelang, pelaksanaan lelang dan penyelesaian lelang.

II.7.1.3 Persiapan Pelelangan

Sebelum lelang dilaksanakan prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pejabat penjual dalam hal ini kepala kantor pajak atau dinas pajak daerah bertindak

sebagai penjual barang yang disita mengajukan permohonan lelang kepada kantor

lelang sebelum pelaksanaan lelang.

Page 19: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

2. Dalam permohonan lelang, eksekusi dilengkap dengan dokumen-dokumen.

3. Pengumuman lelang baru bias dilakukan jika telah mendapatkan kepastian waktu

dan tempat pelelangan.

II.7.1.4 Pelaksanaan Pelelangan

Prosedur yang dilakukan saat pelaksanaan lelang adalah sebagai berikut :

1. Kepala kantor menentukan nilai limit dan diserahkan kepada pejabat lelang

selambat-lambatnya pada saat akan dimulainya pelaksanaan lelang.

2. Kepala kantor atau yang mewakili menghadiri pelaksanaan lelang.

3. Kepala kantor, kepala seksi penagihan, dan juru sita pajak, termasuk istri, keluarga

sedarah dan semenda dalam keturunan garis lurus, serta anak angkat; tidak

diperbolehkan membeli barang sitaan yang dilelang.

4. Pelaksanaan lelang dilakukan oleh pejabat lelang dapat dibantu oleh pemandu

lelang.

5. Lelang tetap dapat dilaksanakan, meskipun:

a) Wajib pajak sedang mengajukan keberatan dan belum mendapatkan

keputusan keberatan.

b) Wajib pajak tidak hadir.

6. Pejabat lelang harus menghentikan pelaksanaan lelang meskipun barang yang akan

dilelang masih ada apabila hasil lelang sudah mencapai jumlah yang cukup untuk

melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak.

7. Biaya penagihan pajak ditambah 1% dari hasil penjualan barang yang dikecualikan

dari penjualan lelang secara pokok lelang dari penjualan secara lelang.

Page 20: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

II.8.1 Pencegahan Dan Penyandraan

II.8.1.1 Definisi Pencegahan

Menurut Mardiasmo et al. (2009,h125) “pencegahan adalah larangan yang bersifat

sementara terhadap penangung pajak tertentu untuk keluar dari wilayah Republik Indonesia

berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Keputusan pencegahan, memuat sekurang-kurangnya hal berikut ini :

1. Identitas penanggung pajak yang dikenakan pencegahan:

a) Nama

b) Umur

c) Pekerjaan

d) Alamat

e) Jenis kelamin; dan

f) Kewarganegaraan.

2. Alas an untuk melakukan pencegahan.

3. Jangka waktu pencegahan.

II.8.1.2 Definisi Penyandraan

Menurut Mardiasmo et al. (2009,h125) Penyandraan adalah pengekangan sementara waktu

kebebasan penanggung pajak dengan menempatkanya di tmpat tertentu.

Sedangkan menurut zuraida et al. (2011,h138) “Penyandraan adalah salah satu upaya

penagihan pajak yang wujudnya berupa pengekangan sementara waktu terdapat kebebasan

penangung pajak dengan menempatkanya pada tempat tertentu”.

Page 21: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

BAB III

KESIMPULAN

1. Pajak adalah Iuran dari rakyat kepada Negara.Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara.

Iuran tersebut uang (bukan barang). Berdasarkan undang-undang.

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaanya.

2. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjuk dalam

pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

3. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang berguna

bagi masyarakat luas.

Ada pun fungsi pajak:

1. Fungsi Budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaranya.

2. Fungsi Regulerend atau Fungsi Mengatur

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang

sosial dan ekonomi

Pengertian penagihan pajak:

1. Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang

pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan

penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan,

melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

(Pasal 1 ayat 9 UU No. 19/2000).

Page 22: tugas pratikum komputer dan administrasi perpajakan

2. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas

pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib

Pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Pasal 1 ayat 25 UU

No.19/2000).

Penagihan Pasif adalah tindakan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak dengan cara

melakukan pengawasan atas kepatuhan pembayaran masa dan pembayaran lainnya yang dilakukan oleh

Wajib Pajak.

Penagihan Aktif adalah penagihan yang didasarkan pada surat tagihan pajak/surat ketetapan

pajak/surat ketetapan pajak tambahan dimana undang-undang telah menetukan tanggal jatuh tempo yaitu

satu bulan setelah atau dan saat surat tagihan pajak/surat ketetapan pajak/surat ketetapan pajak tambahan

diterbitkan

Daftar pustaka

s