Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

31
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN STUDI LAPANG DI KEBUN PERCOBAAN CANGAR DAN JATIKERTO Disusun Oleh : Kelompok : Jum’at, 09.15 WIB Asisten : Aditya Nur Wita FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Transcript of Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

Page 1: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN

STUDI LAPANG DI KEBUN PERCOBAAN

CANGAR DAN JATIKERTO

Disusun Oleh :

Kelompok : Jum’at, 09.15 WIB

Asisten : Aditya Nur Wita

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

Page 2: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN

STUDI LAPANG DI KEBUN PERCOBAAN

CANGAR DAN JATIKERTO

Oleh :

KELOMPOK JUM’AT ,09.15 WIB

Nama (NIM)

Bintang Eka Haryana (115040213111017)Ambar Wati (115040213111018)Wahyu Ningtyas (115040213111019)

Hadi Suwitnyo (115040213111020) Nunung Dian Lestari (115040213111021)

Sri Nur Santi (115040213111022)Binti Nur Aisyah (115040213111023)

Ulva Yudha G.W.A (115040213111025)Mike Kusumadewi N (115040213111027)

Okvi Puji Lestari (115040213111028)Heni Melsandi (115040213111029)

Hadi Susilo (115040213111030). Giri Lasmono (115040213111031) Mukhih Batul Husna (115040213111032)

Devy Kumala sari (115040213111026)

Asisten : Aditya Nur Wita

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG2011

i

Page 3: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan

Asisten,

Adityani Nur WitasariNIM.0710420004

Co Asisten

Lingga Rizky NugrohoNIM. 0910440117

Tanggal Pengesahan :

ii

Page 4: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT,atas segala rahmat dan karunia-NYA,sehingga laporan praktkum ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Laporan ini merupakan hasil dari analisis praktikum kami yang ada di Cangar dan Jatikerto.Materi yang dibahas adalah faktor abiotik terdiri dari suhu udara,radiasi matahari dan analisis vegetasi,dan faktor abiotik yaitu keragaman Arthropoda pada Agroekosistem.Laporan ini sangat bagus untuk dijadikan referensi mahasiswa agar lebih mengetahui tentang analisis vegetasi dan analisis arthropoda.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih belum sempurna,oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun,untuk perbaikan selanjutnya .Semoga laporan ini bermanfaat untuk semua mahasiswa pertanian.

Malang,31 Oktober 2011

Tim penyusun.

Page 5: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

Ringkasan

Ekosistem adalah interaksi antara faktor biotik dan faktor abiotik.komponen penyusun ekosistem terdiri dari faktor biotik dan faktor abiotik.Faktor abiotik terdiri dari suhu,air,kelembapan,cahaya,angin,ketinggian tempat,tanah,dll.sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup,terdiri dari hewan tumbuh-tumbuhan,dan mikroba.

FAKTOR ABIOTIKFaktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia,faktor fisik yang mempengaruhi yaitu:

a.suhu.

suhu berpengaruh terhadap ekosistem,karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.

b.sinar matahari.

Sinar matahari merupakan unsur vital yang dibutuhkan tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.

c.Air.

air sangat berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme.Bagi tumbuhan air dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkecambahan,bagi hewan air dibutuhkan untuk minum dan kebutuhan yang lain.

d.Tanah.

Tanah merupakan tempat hidup organisme,karena tanah menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme terutama tumbuhan.

e.Ketinggian.

Ketinggian tempat menentukan jenis orgaisme yang hidup di tempat tersebut,karena ketinggian yang berbeda menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.

f.Angin.

Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.

FAKTOR BIOTIKFaktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup dibumi,baik tumbuhan maupun hewan .

a.Tumbuhan.

Page 6: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

Tumbhan berperan sebagai produsen.

b.hewan.

hewan berperan sebagai konsumen.

c.mikroorganisme.

mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.

ANALISIS VEGETASIAnalisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan(komposisi jenis) dalam bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh – tumbuhan.Untuk kegiatan analisis vegetasi menggunakan sistem sampling,,artinya yaitu kita kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili ekosistem.Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi yang dapat diambil diplot pendukung umumnya terdiri dari:

1.Belukar(shrup).

2.Epifit(Epiphyte)

3.paku-pakuan(Fern)

4.Palma(palm)

5.Pemanjat(climber)

6.Terna(herb)

7.pohon(tree).

Arthropoda (dalam bahasa latin,Arthra = ruas,buku,segmen,podos=kaki) merupakan hewan yang memiliki kaki beruas-ruas,berbuku atau bersegmen.Tubuh arthropoda merupakan simetri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.

Arthropoda di bagi menjadi:

Crustacea,Arachnida,Diplopoda,Chilopoda,Hexapoda(insekta).Kemudian insekta di bagi lagi menjadi beberapa suku,yaitu:Coleoptera,Diptera,Homoptera,Hemptera,Hymenoptera,Lepidoptera,Tysanoptera,Othoptera,Isoptera,dan Odonata.

Page 7: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... ii

RINGKASAN……………………………………………………………………….... iii

KATA PENGANTAR………………………………………………………………... iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. v

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….. vi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………..... vii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………… 11.2 Tujuan……………………………………………………………………… 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisisi Vegetasi, Faktor Abiotik : Suhu Udara Radiasi Matahari………… 2

2.2 Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda Dalam Agroekosistem)……………

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat, Bahan dan Fungsinya, Teknis Lapang……………………………….

3.1.1 Anveg dan Faktor Abiotik (suhu udara, radiasi matahari)………

3.1.3 Faktor Biotik (Keragaman arthropoda pada Agroekosistem)……

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Perhitungan dan Tabel Pengamatan (Cangar dan Jatikerto)…………………

4.1.1 Anveg dan Faktor Abiotik (suhu udara, radiasi matahari)………

Page 8: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

4.1.2 Biomassa Pohon dan Faktor Abiotik Tanah………………………

4.1.3 Faktor Biotik (Keragaman arthropoda pada Agroekosistem)……

- Gambar Literatur arthtopoda yag didapat……………………….

- Klasifikasi………………………………………………………..

- Bioekologi Serangga………………………………………….....

4.2 Pembahasan………………………………………………………………..

4.2.1 Anveg dan Faktor Abiotik (suhu udara, radiasi matahari)……………

4.2.2 Biomassa Pohon dan Faktor Abiotik Tanah……………………………

4.2.3 Faktor Biotik (Keragaman arthropoda pada Agroekosistem)…………

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan……………………………….........……………………………….

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Page 9: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar masih banyak hutan. Dari

berbagai hutan yang ada di Indonesia diantaranya terdapat hutan homogen dan hutan

herterogen. Selain itu masih banyah pepohonan yang subur yang ada di hutan tersebut.

Kumpulan pohon itu menyatu menjadi satu dengan spesies yang sama membentuk suatu

vegetasi.Banyaknya pohon yang ada di suatu vegetasi dapat kita hitung dengan cara analisisi

vegetasi. Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk

(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.Analisis vegetasi dapat hitung dengan

cara menghitung jumlah spesies, mengukur volume biomassa pohon dan menentukan nama

speses.

Pada pertanaman suatu vegetasi juga tak lepas dari factor biotik dan factor abiotik karena

factor tersebut berpengaruh kelangsungan hidup suatu tanaman. Pada factor biotik contohya

serangga yang dapat membantu penyerbukan pada tanaman tapi ada juga yang malag

merugikan bagi tanaman itu sendiri. Kemudian factor abiotik contohnya tanah merupakan

suatu tempat media tumbuh dan tempat nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman

untuk memenuhi kebutuhannya.Oleh karena untuk dapat mengetahui vegetasi serta factor-

faktor yang mempengaruhinya serta biomassa pada pohon yang dilaksanakan di Cangar dan

Jatikerto dapat memberikan pemahaman bagi penyusun dan pembaca.

1.2 Tujuan

Tujuan Pengamatan yang telah dilaksanakan di Cangar dan Jatikerto diantaranya :

1. Untuk mengetahui definisi analisis vegetasi, factor abiotik, biomassa pohon dan

Arthropoda

2. Untuk mengetahui jumlah tanaman dan arthtropoda yang ada di Cangar maupun

Jatikerto.

3. Untuk mengetahui hubungan vegetasi dan arthropoda.

4. Untuk mengetahui jenis tanama dan arthropoda yang ada di Cangar maupun

Jatikerto.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Analisis vegetasi

Page 10: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

Analisis Vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk

struktur vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan (Arifin, 2003). Analisis Vegetasi

merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai spesies

dalam suatu area pengamatan langsung (Handoko, 1995). Analisis Vegetasi merupakan studi

utuk mengetahui struktur dan kompisisi hutan. Kegiatan analisis vegetasi pada dasarnya ada

dua macam metode yaitu dengan petak dan tanpa petak (Latifah, 2009). Analisis vegetasi

adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur)

vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan,

stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis,

diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan

tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan

komposisi suatu komunitas tumbuhan (Greig-Smith, 1983).

2.2 Definisi Faktor Abiotik

Abiotik (bahasa Inggris: Abiotic) adalah salah satu komponen atau faktor dalam

lingkungan. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah,

udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Pengertian komponen abiotik yang tepat adalah

komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup, komponen lingkungan yang terdiri

atas makhluk tak hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas manusia dan tumbuhan, serta

komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup dan mkhluk tak hidup . Abiotik

merupakan lawan kata dari biotik. Komponen abiotik adalah komponen-komponen yang tidak

hidup atau benda mati. Yang termasuk komponen abiotik adalah tanah, batu dan iklim, hujan,

suhu, kelembaban, angin, serta matahari.Komponen abiotik dapat kita temui dimana saja.

Komponen abiotik sama seperti komponen biotik, dimana juga berfungsi bagi kehidupan

manusia. Abiotik tidak memiliki ciri sebagaimana faktor biotik, yaitu bernapas; tumbuh;

berkembangbiak; iritabilita; makan dan minum; melakukan ekskresi; beradaptasi dengan

lingkungan. Faktor abiotik adalah faktor pendorong untuk biotik sehingga biotik dapat hidup

dan melakukan aktivitas (Syamsuri, 2004).

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu

udara atau derajad panas disebut termometer. Pengukuran biasa dinyatakan dalam skala

Celsius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). (Annonymous,2011). Suhu udara adalah ukuran

energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul – molekul.  Suhu suatu benda ialah keadaan

yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda

– benda lain atau menerima panas dari benda – benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda,

Page 11: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

benda yang kehilangan panas dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi (Arifin,2003).Suhu

udara adalah gambaran umum mengenai suatu benda tentang keadaan energinya

(Handoko,1995).

Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang

terjadi di matahari. Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik

(Arifin,2003).Radiasi Matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang dibangkitkan

dari proses fusi nuklir yang mengubah hydrogen menjadi helium (Lakitan,1994). Radiasi

matahari merupakan faktor utama diantara faktor iklim yang lain, tidak hanya sebagai sumber

energi primer tetapi karena pengaruhnya terhadap keadaan faktor-faktor yang lain seperti :

suhu, kelembaban dan angin (Annonymous,2011).

2.3 DevinisiArtropoda

Artropoda adalah filum yang paling besardalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, lipan, dan hewan sejenis lainnya. Artropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku (Anonymous,2011). Artropoda adalah binatng yang kakinya beruas dan badannya terdirin dari segmen (bagian-bagian) (Pracaya,1999). Arthropoda is an invertebrate animal having an ecosystem (external skeleton ) a segmen body and jainted appendages. Artropoda adalah binatang invertebrate yang mempunyai eksoskeleton (kerangkaeksternal ) tubuh bersegmen dan pelengkap (Anonymous,2011).

Page 12: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan beserta fungsi, teknis lapang.

3.1.1 Analisis Vegetasi dan Faktor Abiotik (Suhu udara, Radiasi Matahari)

Tali rafia : untuk pembatas dan pembagi plot dan subplot Alat tulis : untuk mencatat hasil pengamatan Buku flora : untuk mengidentifikasi tanaman Penggaris : untuk mengukur tinggi dan lebar tanaman Termohygrometer : alat untuk mengukur kelembaban dan suhu udara Luxmeter : alat untuk mengukur intensitas matahari Meteran : untuk mengukur ukuran plot Plastik : untuk membungkus tanaman

Teknis Lapang1. Mengukur dan membagi plot menjadi 5 subplot2. Menghitung jumlah setiap jenis tanaman yang tumbuh disetiap subplot3. Mengukur tinggi dan lebar rata-rata tanaman yang ada disetiap subplot4. Mengambil sempel tanaman yang belum diketahui5. Mencatat hasil.

3.1.2 Keragaman Arthropoda Dalam Ekosistem

Fial film : untuk tempat serangga yang di dapat dari swipnet Plastik : untuk tempat serangga yang di dapat dari pitfol Alkohol : untuk membius serangga Kapas : untuk membius serangga Swep net : untuk menengkap serangga di lahan Pitfall : untuk menangkap serangga di lahan Kamera : untuk memotret serangga Buku KDS : untuk mengidentifikasi serangga yang di dapat Kertas label : untuk menandai fial film Sterofom besar : untuk tempat fial film dan plastik tempat serangga.

Teknis Lapang

1. Menyiapkan alat dan bahan2. Mengambil spesimen yang tertangkap di pitfall yang dipasang sehari sebelumnya

dan meletakkannya kedalam fial film berisi kapas dan alkohol3. Menangkap spesimen yang ada pada plot yang sudah ditentukan (5x5 cm) dengan

sweep net

Page 13: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

4. Meletakkan spesimen yang tertangkap dari swepnet kedalam plastik yang berisikan kapas dan alkohol.

Page 14: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Tulis Tabel Pengamatan

4.1.1 Analisis Vegetasi dan Faktor Abiotik

Kelompok P2 Jatikerto Semusima. Tabel Analisis Vegetasi

No spesies D1 D2 Petak1 2 3 4 5

1 pohon singkong

38 16,5 11 6 4 3 3

2 Alang-alang

21,5 0,8 128 55 40 5 3

3 Putri malu

10 5,5 15 7 4 3 2

4 Rumput gerinting

7 0,2 39 55 40 20 15

5 A 17,5 13 1 1 0 0 06 B 13 15 5 0 0 0 07 C 6 70 4 0 0 0 08 D 10 2 7 0 0 0 0

b. Tabel Pengamatan Suhu Udara, Kelembaban, dan Radiai Matahari (jam 11.02 WIB)

no Lokasi Suhu RH(%) RM(Lux)1. Dibawah

naunganMin= 34,8 C= 94,6FMax= 35,8 C= 96,6 F

Min=42%=42%Max= 44%=45%

0,1 x 10 = 1

2 Diluar naungan Min=35,2 C=94,1 FMax= 35,8 C=96,4 F

Min=40%=40%Max=41%=41%

0,1 x 100 = 10

Page 15: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

c. Tabel Perhitungan SDR

No

Spesies Kerapatan

Frekuensi

LBA Dominansi

IV SDR

Mutlak Nisbi

(%)

mutlak Nisbi

(%)

mutlak Nisbi

(%)

(%)

1 Pohon singkon

g

5,4 5,67 1 12,5 100,32

46,01 36,62

54,79

18,26

2 Alang- alang

46,2 48,53

1 12,5 26,875

1,075 9,8 70,83

23,61

3 Putri malu

6,2 6,51 1 12,5 8,8 0,35 3,19 22,2 7,4

4 Rumput gerintin

g

33,8 35,5 1 12,5 0,224 0,008 0,07 48,07

16,02

5 A 0,4 0,42 0,4 5 36,4 1,46 13,3 18,72

6,24

6 B 1 1,05 0,2 2,5 31,2 1.24 11,32

14,87

4,95

7 C 0,8 0,84 0,2 2,5 67,2 2,68 24,47

27,81

9,27

8 D 1,4 1,47 0,2 2,5 3,2 0,128 1,168

5,138

1,71

Kelompok P2 Cangar Semusima. Tabel Analisis Vegetasi

no Spesies D1(cm)

D2(cm)

Petak

1 2 3 4 51 Wortel 24 28 575 190 50 24 62 Kerokot 2 18 4 61 33 13 70

b. Tabel Pengamatan suhu udara (jam 10.47 WIB)

No Lokasi Suhu(C) RH(%) RM(Lux)1 Di dalam

naungan24,2 59 10-> 798

2 D iluar naungan 100-> 95

Page 16: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

c. Tabel Perhitungan SDR

no

Spesies Kerapatan

Frekuensi

LBA Dominasi

IV(%)

SDR

mutlak Nisbi (%)

mutlak Nisbi(%)

mutlak Nisbi (%)

1. Wortel 169 82,36

1 50 107,006

4,28 77,68

210,04

70,01

2. Kerokot

36,2 17,64

1 50 5,76 0,23 4,17 71,81 23,90

Page 17: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

4.1.2 Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda pada Agroekosistem

Jatikerto

Cangar- Gambar literatur

- KlasifikasiKUMBANG KUBAH SPOT MBerperan sebgaai predator dari werengBagian : ANtena, keapal, kaki, abdomen.Klasifikasi = kingdom : animalia, filum : arthropoda, kelas : insekta, ordo : coleoptera, famili : carabidae, genus : menochillus, spesies : Menochillus sexmaculatus.

- Bioekologi

Daur Hidup

Beberapa jenis serangga mengalami empat bentuk: mulai dari telur, menjadi larva (ulat = tempayak = lundi), kemudian kepompong, baru dewasa. Ini disebut “metamorfosa sempurna”. Contohnya adalah ngengat: telur menetas menjadi ulat. Ulat berganti kulit beberapa kali, kemudian membuat kepompong. Setelah beberapa waktu, ngengat dewasa keluar dari kepompong. Hanya dewasa yang dapat terbang dan kawin. Contoh lain adalah kumbang kubah (lihat gambar di sebelah kanan). Serangga yang mengalami metamorfosa sempurna mungkin hama (seperti ulat buah) atau mungkin musuh alami (seperti kumbang kubah).

Habitat

Kumbang adalah salah satu binatang yang memiliki penampilan seperti kebanyakan spesies serangga. Ordo Coleoptera, yang berarti "sayap berlapis", dan berisi spesies yang sering dilukiskan di dalamnya dibanding dalam beberapa ordo lain dalam kerajaan binatang. Empat puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah kumbang

Page 18: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

(sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta.

Kumbang dapat ditemukan hampir di semua habitat, namun tidak diketahui terjadi di lautan atau di daerah kutub. Interaksi mereka dengan ekosistem mereka dilakukan dengan berbagai cara. Mereka sering makan pada tumbuhan dan jamur, merusak pertahanan binatang dan tumbuhan, dan memangsan invertebrata lain. Beberapa spesies dimangsa berbagai binatang seperti burung dan mamalia. Jenis tertentu merupakan hama agrikultur, seperti Kumbang kentang Colorado Leptinotarsa decemlineata, Kumbang tanaman kapas Anthonomus grandis, kumbang tepung merah Tribolium castaneum, dan kumbang mungbean atau cowpea Callosobruchus maculatus, spesies kumbang lainnya adalah kotrol penting hama agrikultur. Seperti contoh, coccinellidae (ladybirds atau "kumbang tutul") yang mengonsumsi aphid, hama pohon, thrips, dan serangga penghisap tanaman lainnya yang menyebabkan kerusakan panen tanaman.

Belalang kayu

Belalang kayu ( Valanga nigricornis ) memiliki klasifikasi sebagai berikut:Kingdom : Animalia Phylum : ArthropodaClass : InsectaOrder : Orthoptera Family : Acridoidea Genus : ValangaSpecific name : nigricornis - Scientific name : - Valanga nigricornis...2

Laba-laba (Araneus diadematus)

Page 19: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

KlasifikasiKerajaan: AnimaliaFilum: ArthropodaKelas: ArachnidaOrdo: AraneaeFamily :Genus : AraneusSVpesies : Araneus diadematus

Klasifikasi jangkrikKerajaan : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : OrthopteraFamili : GryllidaeGenus : LiogryllusSpesies : Liogryllus Sp.Klasifikasi semutKerajaan : AnimaliaFilum : ArtropodaKelas : InsektaOrdo : HymenopteraFamili : FormicidaeGenus : FormicaSpesies : Formica Sp.

Makanan dan siklus hidup

Jangkrik adalah omnivora dan pemulung makan bahan organik, serta bahan tanaman yang

membusuk, jamur, dan beberapa bibit tanaman. Jangkrik juga telah dikenal untuk makan mati

mereka sendiri ketika tidak ada sumber makanan lain yang tersedia, dan bahkan menunjukkan

perilaku predatorial melemah lain atau mati jangkrik. Jangkrik relatif rahang kuat, dan telah

dikenal untuk menggigit manusia, kebanyakan tanpa melanggar kulit. Gigitan bisa,

bagaimanapun, akan menyakitkan ketika ditimpakan pada kulit sensitif seperti anyaman

antara jari-jari.

Jangkrik mate di akhir musim panas dan bertelur di musim gugur.Telur menetas pada musim

semi dan telah diperkirakan jumlah setinggi 2.000 per subur wanita.Subspesies Namun

Domestica Acheta bertelur hampir terus-menerus, dengan betina mampu bertelur setidaknya

dua kali sebulan.Jangkrik betina memiliki jarum panjang bertelur organ yang disebut

ovipositor.

Page 20: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

Cangar- Gambar literatur

- KlasifikasiKUMBANG KUBAH SPOT MBerperan sebgaai predator dari werengBagian : ANtena, keapal, kaki, abdomen.Klasifikasi = kingdom : animalia, filum : arthropoda, kelas : insekta, ordo : coleoptera, famili : carabidae, genus : menochillus, spesies : Menochillus sexmaculatus.

- Bioekologi

Daur Hidup

Beberapa jenis serangga mengalami empat bentuk: mulai dari telur, menjadi larva (ulat = tempayak = lundi), kemudian kepompong, baru dewasa. Ini disebut “metamorfosa sempurna”. Contohnya adalah ngengat: telur menetas menjadi ulat. Ulat berganti kulit beberapa kali, kemudian membuat kepompong. Setelah beberapa waktu, ngengat dewasa keluar dari kepompong. Hanya dewasa yang dapat terbang dan kawin. Contoh lain adalah kumbang kubah (lihat gambar di sebelah kanan). Serangga yang mengalami metamorfosa sempurna mungkin hama (seperti ulat buah) atau mungkin musuh alami (seperti kumbang kubah).

Habitat

Kumbang adalah salah satu binatang yang memiliki penampilan seperti kebanyakan spesies serangga. Ordo Coleoptera, yang berarti "sayap berlapis", dan berisi spesies yang sering dilukiskan di dalamnya dibanding dalam beberapa ordo lain dalam kerajaan binatang. Empat puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan. Perkiraan

Page 21: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta.

Kumbang dapat ditemukan hampir di semua habitat, namun tidak diketahui terjadi di lautan atau di daerah kutub. Interaksi mereka dengan ekosistem mereka dilakukan dengan berbagai cara. Mereka sering makan pada tumbuhan dan jamur, merusak pertahanan binatang dan tumbuhan, dan memangsan invertebrata lain. Beberapa spesies dimangsa berbagai binatang seperti burung dan mamalia. Jenis tertentu merupakan hama agrikultur, seperti Kumbang kentang Colorado Leptinotarsa decemlineata, Kumbang tanaman kapas Anthonomus grandis, kumbang tepung merah Tribolium castaneum, dan kumbang mungbean atau cowpea Callosobruchus maculatus, spesies kumbang lainnya adalah kotrol penting hama agrikultur. Seperti contoh, coccinellidae (ladybirds atau "kumbang tutul") yang mengonsumsi aphid, hama pohon, thrips, dan serangga penghisap tanaman lainnya yang menyebabkan kerusakan panen tanaman.

Page 22: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Vegetasi dan Faktor Abiotik(RM , suhu)

Agroekosistem yang ada di Cangar adalah lahan wortel. Adapun pemilihan tanaman ini cocok ditanam di daerah dataran tinggi (Cangar, Batu). Tanaman ini membutuhkan iklim yang dingin tetapi tidak banyak membutuhkan banyak air. Kemudian dengan intesitas cahaya yang tidak penuh.Sedangkan pada Jatikerto, Agroekosistemnya kebanyakan adalah singkong. Singkong merupakan tanaman yang cocok ditanam pada daerah dataran rendah seperti di Jatikerto. Tanaman singkong dapat tumbuh dengan baik karena intesitas cahaya matahari yang tinggi serta suhu dan kelembabannya yang stabil.

4.2.2 Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda)

Arthropoda yang ada di Cangar yaitu kumbang kubah spot, laba-laba, jangkrik, semut. Sedangkan yang ada di Jatikerto yaitu belalang kayu, kepik ,jangkrik, laba-laba, kutu daun, walang sangit. Jadi baik di Cangar maupun di jatikerto spesimen yang ditemukan hampir semuanya sama.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Analisis Vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area pengamatan langsung. Agroekosistem yang ada

Page 23: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

di Cangar adalah lahan wortel. Adapun pemilihan tanaman ini cocok ditanam di daerah dataran tinggi (Cangar, Batu). pada Jatikerto, Agroekosistemnya kebanyakan adalah singkong. Singkong merupakan tanaman yang cocok ditanam pada daerah dataran rendah seperti di Jatikerto. Tanaman singkong dapat tumbuh dengan baik karena intesitas cahaya matahari yang tinggi serta suhu dan kelembabannya yang stabil.

Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan molekul – molekul. 

Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk

memindahkan (transfer) panas ke benda – benda lain atau menerima panas dari benda –

benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas dikatakan

benda yang bersuhu lebih tinggi.

Artropoda adalah binatng yang kakinya beruas dan badannya terdirin dari segmen (bagian-

bagian). Baik di Cangar maupun di jatikerto spesimen yang ditemukan hampir semuanya

sama.

DAFTAR PUSTAKA

Annonymous, 2011.Kumbang. Online[http://www.grit.com/blogs/blog.aspx?blogid=184&tag=gardens] diakses pada tanggal 31 Oktober 2011

Annonymous, 2011. Pengendalian hayati hama dan penyakit tumbuhan. Online [http://raisamelisa.blogspot.com_pengendalian Hama] diakses tanggal 17 Oktober 2011

Annonymous, 2011. Radiasi Matahari Online [http://wikipedia.com] diakses tanggal 31 Oktober 2011

Page 24: Tugas Praktikum Lapang Cangar Dan Jatikerto

Arifin, 2003. Dasar-dasar Klimatologi. FP.UB.Malang

Handoko, 1995. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. IPB. Bogor

Lakitan, 1994. Dasar-dasar Klimatologi. Rajawali Press. Jakarta

Latifah, 2009. Klimatologi Umum. UGM press. Jogjakarta

Pracoyo, 1999. Hama Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta