Tugas praktik elektronika dasar

5
Mengukur Resistor Resistor adalah komponen elektronika yang paling sering ditemui dalam rangkaian Elektronika. Fungsi dari komponen Resistor adalah sebagai penghambat listrik dan juga dipergunakan sebagai pengatur arus listrik dalam rangkaian elektronika. Satuan pengukuran Resistor (hambatan) adalah Ohm. 1. Rangkaian Seri Rangkaian Seri Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang disusun secara sejajar atau berbentuk seri. Dengan Rangkaian Seri ini kita bisa mendapatkan nilai Resistor Pengganti yang kita inginkan. Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah: R total = R 1 + R 2 + R 3 + ….. + R n Dimana : Rtotal = Total Nilai Resistor R 1 = Resistor ke-1 R 2 = Resistor ke-2 R 3 = Resistor ke-3 R n = Resistor ke-n Contoh: 1 buah Resistor dengan nilai 56 Kilo Ohm 1 buah Resistor dengan nilai 56 Kilo Ohm R total = R 1 + R 2 56,000 + 56,000 = 112,000 atau sama dengan 112 Kilo Ohm. 2. Rangkaian Paralel Rangkaian Paralel Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti dengan rangkaian seri, rangkaian paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti. Rumus dari Rangkaian Paralel Resistor adalah: 1/R total = 1/R 1 + 1/R 2 + 1/R 3 + ….. + 1/R n Nama : Syafrizal NPM : 1424370046 Kelas : J/S 1 Tugas : Elektronika Dasar Dosen : Herdianto, MT

Transcript of Tugas praktik elektronika dasar

Page 1: Tugas praktik elektronika dasar

Mengukur Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang paling sering ditemui dalam rangkaian Elektronika.

Fungsi dari komponen Resistor adalah sebagai penghambat listrik dan juga dipergunakan sebagai

pengatur arus listrik dalam rangkaian elektronika. Satuan pengukuran Resistor (hambatan) adalah

Ohm.

1. Rangkaian Seri

Rangkaian Seri Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor

yang disusun secara sejajar atau berbentuk seri. Dengan Rangkaian Seri ini kita bisa

mendapatkan nilai Resistor Pengganti yang kita inginkan.

Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah:

Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn

Dimana :

Rtotal = Total Nilai Resistor

R1 = Resistor ke-1

R2 = Resistor ke-2

R3 = Resistor ke-3

Rn = Resistor ke-n

Contoh:

1 buah Resistor dengan nilai 56 Kilo Ohm

1 buah Resistor dengan nilai 56 Kilo Ohm

Rtotal = R1 + R2

56,000 + 56,000 = 112,000 atau sama dengan 112 Kilo Ohm.

2. Rangkaian Paralel

Rangkaian Paralel Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih

resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti dengan rangkaian

seri, rangkaian paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti.

Rumus dari Rangkaian Paralel Resistor adalah:

1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn

Nama : Syafrizal

NPM : 1424370046

Kelas : J/S 1

Tugas : Elektronika Dasar

Dosen : Herdianto, MT

Page 2: Tugas praktik elektronika dasar

Dimana :

Rtotal = Total Nilai Resistor

R1 = Resistor ke-1

R2 = Resistor ke-2

R3 = Resistor ke-3

Rn = Resistor ke-n

Contoh:

R1 = 56 Kilo Ohm

R2 = 56 Kilo Ohm

1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2

1/Rtotal = 1/56 + 1/56

1/Rtotal = 2/56

Rtotal = 56/2

Rtotal = 28 Kilo Ohm

Mengukur Dioda

Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan

mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari

arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian

Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda

(-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat

mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat

mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

Jika diberi arah maju (tegangan positif => anoda dan tegangan negatif => katoda) akan

menghantarkan arus dan sebaliknya.

Page 3: Tugas praktik elektronika dasar

Jika diberi arah mundur (tegangan positif => katoda dan tegangan negatif => anoda) tidak akan

menghantarkan arus.

1. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge)

Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke

arus DC.

Page 4: Tugas praktik elektronika dasar

2. Dioda LED (Light Emiting Dioda)

Layar tujuh segmen ini terdiri dari 7 buah LED yang membentuk angka 8 dan 1 LED untuk titik/DP.

Angka yang ditampilkan di seven segmen ini dari 0-9. Cara kerja dari seven segmen disesuaikan

dengan LED. LED merupakan komponen diode yang dapat memancarkan cahaya. kondisi dalam

keadaan ON jika sisi anode mendapatkan sumber positif dari Vcc dan katode mendapatkan sumber

negatif dari ground.

Mengukur Transistor NPN – PNP

Menentukan kaki Emitor-Basis-Colector

Page 5: Tugas praktik elektronika dasar

Menentukan Basis

Kaki basis adalah kaki yang berkebalikan dengan kaki emitor dan kolektor. Jika basis positif, maka

emitor dan kolektor bernilai negatif. Jika basis negatif, maka emitor dan kolektor adalah positif.

Jika dibuat skemanya, transistor jenis NPN dan PNP diambil dari jenis kaki-kaki transistor (Emitor-

Basis-Kolektor).

(Emitor-Basis-Kolektor) -> ( E - B - C ) == ( N - P - N ) <- (Negatif-Positif-Negatif)

(Emitor-Basis-Kolektor) -> ( E - B - C ) == ( P - N - P ) <- (Positif-Negatif-Positif)

Menentukan kaki Emitor dan Kolektor

Untuk menentukan kaki Emitor dan Kolektor, caranya adalah dengan membandingkan tahanan

antara Basis-Emitor adan tahanan Basis-Kolektor. Kalau kita mengacu pada kasus contoh yang

pertama, kaki transistor 1-2-3, kaki 2 adalah basis. Maka kita perlu mengukur tahanan antara kaki 2-

1 dan tahanan antara kaki 2-3.

Prinsipnya : tahanan antara Basis-Emitor lebih besar dari tahanan antara Basis-Kolektor. ohm(B-E)

> ohm(B-C). Perlu diperhatikan, jika kita menggunakan AVO Analog, maka kita harus sedikit lebih

ekstra untuk membedakan posisi penunjukan jarum. Sebab selisihnya sangat sedikit. Jadi, untuk

mengamatinya, kita harus dari sudut pandangan yang tidak berubah. Sebab sudut pandangan yang

berbeda membuat pengukuran tidak sama. Itulah kekurangan AVO meter analog.

1. Cek lagi posisi probe (+) ke pin 1 dan probe (-) ke pin 2, anggap saja menunjuk angka 7 pas.

2. Selanjutnya probe (+) di pin 3 dan probe (-) ke pin 2, ternyata jarum menunjuk di bawah

angka 7.

2. Dari pemeriksaan di atas, hambatan/tahanan pin(1-2) atau pin(Emitor-Basis) lebih besar

daripada hambatan pin(2-3) atau pin (Basis-Kolektor), sehingga pin 1-2-3 adalah E-B-C

(emitor-basis-kolektor)