Tugas power pont modul

13
PROSEDUR PENGEMBNGAN/ PENYUSUNAN MODUL OLEH : KELOMPOK : 2 RINO AINUR RAHMAH

Transcript of Tugas power pont modul

PROSEDUR PENGEMBNGAN/PENYUSUNAN MODUL

OLEH :KELOMPOK : 2

RINOAINUR RAHMAH

POKOK BAHASAN

Adapun pokok Bahasan Meliputi:1. Pengertian dan karakterisitik Modul2. Komponen - Komponen Modul3. Tujuan Modul dalam Kegiatan Belajar4. Langkah-langkah penyusunan Modul

Pengertian dan karakterisitik Modul

• Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul menurut Cece Wijaya (1992:86), dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar

• Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “Teknik Belajar dengan Modul, (2002:5), mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk “self- instruction”, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain.

.LANJUTAN

Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan belajar terprogram yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci. Dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, karena modul merupakan paket program untuk keperluan belajar.

KarakterisTI modul

Terdapat karakteristik Modul sebagai berikut.

1.Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain

2.Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh

LANJUTAN . 3. Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan

tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain

• 4. Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan

• 5. User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan

. KOMPONEN - KOMPONEN MODUL

Berdasarkan batasan modul di atas, dapat diketahui bahwa komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdapat modul, adalah sebagai berikut:

a. Pedoman guruPedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat

diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan tentang: 1) Macam-macam yang harus dilakukan oleh guru.2) Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul itu.3) Alat-alat pelajaran yang harus digunakan.4) Petunjuk-petunjuk evaluasi.b. Lembar kegiatan siswa

Lembar kegiatan ini, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Dalam lembaran kegiatan, tercantum pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa, misalnya mengadakan percobaan, membaca kamus, dan sebagainya

LANJUTAN

c. Lembar kerja Lembar kerja ini menyertai lembar kegiatan siswa, digunakan untuk menjawab atau

mengerjakan soal-soal tugas atau masalah yang harus dipecahkan.d. Kunci lembaran kerja Maksudnya agar siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya, apabila

siswa membuat kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau kembali pekerjaannya.

e. Lembaran tes Tiap modul disertai lembaran tes, yakni alat evaluasi yang digunakan sebagai alat pengukur

keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam modul ituF. Kunci jawaban untuk lembaran tes Berisi jawaban yang benar untuk setiap soal yang ada dalam lembaran penilaian,

ialah untuk digunakan sebagai alat koreksi sendiri terhadap pekerjaan yang dilakukan.

. 3 Tujuan Modul dalam Kegiatan Belajar

Tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar menurut B. Suryosubroto (1983:18), ialah agar:

a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif.b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan

kemampuannya sendiri.c.       Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan

kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru.

d. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.e. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.f. Modul disusun dengan berdasar kepada konsep “Mastery Learning” suatu konsep yang menekankan bawa murid harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul itu. Prinsip ini, mengandung konsekwensi bahwa seorang murid tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum ia menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut.

Langkah-langkah penyusunan Modul

Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan melalui langkah-langkah seperti berikut:

1. Menyusun kerangka modula. Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU) yang akan

dicapai dengan mempelajari modul tersebut.b. Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan perincian

atau pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi.c. Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan

intruksional khusus bisa dicapai.d. Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan

intruksional khusus.e. Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan

yang logis dan fungsional.f. Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid

LANJUTAN

2. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan semua unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar kegiatan murid, lembar kerja murid, lembar jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban tes.

Secara garis besarnya, penyusunan modul atau pengembangan modul menurut S. Nasution (1987:217-218) dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

• 1. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur.

• 2. Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul itu.

• 3. Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh modul itu (Entry Behaviour atau Entering Behaviour).

LANJUTAN

4. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia harus tahu apa gunanya ia mempelajari modul ini, siswa harus yakin akan manfaat modul itu agar ia bersedia mempelajarinya dengan sepenuh tenaga.

5. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan. Kegiatan itu dapat berupa mendengarkan rekaman, melihat film, mengadakan percobaan dalam laboratorium, mengadakan bacaan membuat soal, dan sebagainya. Perlu disediakan beberapa alternatif, beberapa cara yang dijalani oleh siswa sesuai dengan pribadinya. Bagian inilah yang merupakan inti modul, aspek yang paling penting dalam modul itu, karena menyangkut proses belajar itu sendiri.

6. Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga manakah ia menguasai tujuan-tujuan modul. Dapat pula disusun beberapa bentuk tes yang pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan tujuan-tujuan modul.

7. Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap waktu ia memerlukannya.

Terima kasih