TUGAS PLUMBING PERENCANAAN SISTEM …docshare04.docshare.tips/files/26532/265329198.pdf · Oleh...

29
TUGAS PLUMBING PERENCANAAN SISTEM PLUMBING GEDUNG BANK MANDIRI JAWA TENGAH Disusun Oleh : Kelompok 7 Ahmad Indra Permana L2J008001 Dea Budi Istantinova L2J0080 Flora Resti Utami L2J008032 Irma Suryanti L2J008038 Michael Dwi Oktavian L2J008043 Ryanti Christiana L2J00806 Yanida Ratnasari L2J0080 Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2010

Transcript of TUGAS PLUMBING PERENCANAAN SISTEM …docshare04.docshare.tips/files/26532/265329198.pdf · Oleh...

TUGAS PLUMBING

PERENCANAAN SISTEM PLUMBING

GEDUNG BANK MANDIRI JAWA TENGAH

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Ahmad Indra Permana L2J008001

Dea Budi Istantinova L2J0080

Flora Resti Utami L2J008032

Irma Suryanti L2J008038

Michael Dwi Oktavian L2J008043

Ryanti Christiana L2J00806

Yanida Ratnasari L2J0080

Program Studi Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

2010

KATA PENGANTAR

Ucapan serta terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya

sehingga makalah mata kuliah Plumbing yang berjudul ” Perencanaan Sistem Plumbing

Gedung Bank Mandiri Jawa Tengah ” ini dapat terselesaikan. Tidak lupa penyusun juga

mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah yang telah banyak

memberikan masukan dan bimbingan kepada penyusun.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, penyusun sangat mengharapan kritik dan saran yang membangun dari segenap pembaca.

Semoga makalah ini dapat membantu dan memberikan pengetahuan kepada segenap

pembaca, khususnya kalangan mahasiswa.

Semarang, 23 Maret 2010

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam

pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan system plambing harus

bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu

sendiri, dengan memperhatikan hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung serta

peralatan lainnya yang ada dalam gedung tersebut (seperti pendingin udara, peralatan

listrik,dan lain-lain). Untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki

dengan tekanan yang cukup dan untuk membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu

dimana tidak akan mengakibatkan pencemaran, dibutuhkan suatu sistem peralatan plambing.

Saat ini peralatan plambing diperlukan hanya untuk membtasi jumlah pemakaian air dengan

pertimbangan penghematan energi dan dan keterbatasan sumber air serta mencegah

pembuangan air buangan dan air kotor langsung kedelam saluran pembuangan.

Sistem Plambing merupakan sarana pendukung yang sangat penting. Perencanaan dan

pelaksanaan sistem plambing dapat menggunakan bantuan komputer. Meskipun demikian

banyak terjadi kecelakaan fatal dan banyak yang terkena penyakit akibat kesalahan dalan

perencanaan, pemasangan dari peralatan plambing. Untuk mencegah hal tersebut diatas,

banyak Negara menetapkan undang-undang , peraturan, pedoman pelaksanaan, standard an

sebagainya yang menyangkut perelatan dan instalasi plambing, misalnya di Indonesia telah

ditetapkan ‘Pedoman Plambing Indonesia” yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Cipta

Karya. Sistem palmbing merupakan bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari

pembangunan gedung, oleh karena itu, perencanaan dan perancangan gedung dengan

memperhatikan hubungan antara bagian-bagian konstrusi gudung dan peralatan seperti

pendingin udara, listrik dan lain-lain.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Kualitas Alat Plumbing

2.1.1Defenisi Alat Plambing

Istilah alat plambing digunakan untuk semua peralatan yang dipasang didalam

maupun di luar gedumg, yang merupakan media untuk menyediakan(memasukkan air panas )

atau air dingin, dan untuk menerima (mengeluarkan ) air buangan.

2.1.2 Fungsi Peralatan Plambing

Menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang

cukup (fungsi sistem penyediaan air).

Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian pentimg

lainnya (fungsi pembuangan).

2.1.3 Kualitas Alat plambing

Bahan yang digunakan sebagai alat plambing harus memenuhi syarat-syarat berikut:

Tidak menyerap air

Mudah dibersihkan

Tidak berkarat dan tidak mudah aus

Relatif mudah dibuat dan mudah dipasang

Bahan yang banyak digunakan adalah porselen, besi atau baja yang di lapisi Email, berbagai

jenis plasitk , dan baja tahan karat. Untuk bagian alat plambing yang tidak atau jarang terkena

air, dapat digunakan bahan kayu. Alat plambing yang tergolong mewah digunakan marmer

kualitas tinggi.

2.2 Peralatan dan Perlengkapan Alat Plumbing

Dalam pengerjaan plambing,peralatan dan perlengkapan yang sering digunakan antara lain:

1. Pemecah vakum

Alat ini digunakan untuk mencegah aliran balik dengan cara otomatik memasukkan

udara ke dalam pipa penyediaan air bila terjadi tekanan negative dalam pipa . Lairan

balik adalah aliran air atau cairan, zat atau campuran ke dalam sistem perpipaan air

bersih, yang berasal dari sumber air lain dan tidak digunakan untuk air bersih.

2. Rongga Udara

Alat ini digunakan untuk mencegah pukulan air yang terjadi apabila aliran air dalam

pipa dihentikan secara mendadak oleh kran air atau katup air, dimana pukulan air

(water hammer) ini dapat mengakibatkan kerusakann pada peralatan plumbing,

grakan pada sistem pipa, patahnya pipa, kebocoran dan sura getaran/ gemerisik

sehingga pada akhirnya dapat mengurangi umur kerja peralata dan sistem perpipaan

yang ada.

3. Check valve

Biasanya dipasang pada pompa yang merupakan katup lairan searah, yang dapat

digunakan terjadinya pukulan air (water hammer).

4. Gate Valve

Gate valve ini biasanya dipasang sebagai katup pemisah pipa cabang sehingga apabila

terjadi kerusakan atau perawatan tidak perlu mematikan seluruh aliran dalam sistem

plumbing suatu gedung.

5. Globe Valve

Valve ini berguna untuk mengatur atau membatasi laju aliran air pada pipa aliran

cabang.

6. Perangkap

Alat ini digunakan untuk mencegah masuknya gas berbau atau beracun, bahkan

serangga yang masuk apabila alat plambing ini sedang tidak digunakan.

7. Penangkap ( interceptor)

Alat ini digunakan untuk mencegah masuknya bahan-bahan yang berbaya yang dapat

menyumbat atau mempersempit penampang pipa yang akan mempengaruhi

kemampuan instalasi pengolahan air buangan. Konstruksi penangkap ini pada

umumnya juga merupakan perangkap.

2.3 Peralatan Saniter

Peralatan yang digunakan dalam perencanaan sistem plambing antara lain :

1. Kloset

Kloset dapat dibagi dalam beberapa golonagan menurut konstruksinya, yaitu;

a) Tipe Wash-Out (bilas keluar)

Tipe ini adalah yang paling tua jenis kloset duduk. Kotoran tidak jatuh kedalam

air yang merupakan “sekat” , melainkan suatu permukaan penampumg yang agak

luas dan sedikit berair, sehigga pada waktu penggelontaran tidak bisa bersih betul,

akibatnya sering menimbulkan bau yang tidak sedap.

b) Tipe Wash Down

Tipe ini memiliki konstrusi sedemikian rupa sehigga kotoran jatuh langsung atau

tidak langsung kedalam air “sekat”, sehingga air yang timbul akibat sissa kotoran

tidak terlalu menyengat disbanding dengan tipe wash Out.

c) Tipe Siphon

Tipe ini memiliki kosntrusi jmalannya air buangan yang lebih rumit disbanding

tipe Wash Down, dimana sedikit menunda aliran iar buangan tersebut sehingga

timbul efek siphon. Jumlah iar yang ditahan dalam mangkuk sebagai “sekat” lebih

banyak, Juga muka air lebih tinggi disbanding tipe Wash Down. Oleh karena itu

bau lebih berkurang pada tipe ini.

d) Tipe Siphon Jet

Tipe ini dibuat agar menimbulkan efek siphon yang lebih kuat, dengan

memancarkan air dalam sekat memlalui suatu lubang kecil searah lairan buangan.

Dibanding dengan tipe siphon, tipe siphon jet akan menggunakan air penggelontor

lebih banyak.

e) Tipe Blow Out

Tipe ini sebenarnya dirancang untuk menggelontor dengan cepat air kotor dalam

mangkuk kloset, tetapi akibatnya membutuhkan air dengan tekanan sampai 1

Kg/cm3, dan menimbulkan suara berisik.

Beberapa gambar jenis kloset

2. Peturasan

Ditinjau dari konstruksinya, peturasan dapat dibagi seperti halnya kloset. Yang paling

banyak digunakan adalah tipe Wash down. Untuk tempat-tempat umum seperti

dipasang peturasan berbentukk mirip “talang”, dibuat dari porselen, plastic atau baja

tahan karat, dan memenuhi persyaratan berikut:.

3. Lavatory

Merupakaan suatu tempat atau wadah untuk mencuci tangan atau bahkan cuci muka

sekalipun.

4. Bak Mandi

Pada berbagai macam bentuk dan ukurannya serta memiliki spesipikasi teknis

masing-masing. Yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah jenis bak

penampung air, meskipun ada pula beberapa masyarakat kelas atas yang

menggunakan jenis Bath tub untuk keperluan mandinya.

5. Pancuran Mandi (Shower)

Ada yang disambung dengan pipa Fleksibel dan adapula semacam shower yang

dipasang permanent dan tetap.

2.4 Sistem Penyediaan Air Bersih

Prinsip Dasar Sistem Penyediaan Air Bersih

a. Kualitas Air

Penyediaan air, baik air bersih maupun air minum haruslah memenuhi standar air

yang berlaku di Indonesia. Standar kualitas air yang berlaku di Indonesia adalah

Permenkes no. 416/MENKES/PER/IX/1990, pada 3 September 1990.

b. Pencegahan Pencemaran Air

Sistem penyediaan air dingin meliputi beberapa peralaatan, seperti tangki air bawah

tanah,tangki air atas atap, pompa-pompa dan perpipaan. Dalam peralatan-peralatan ini

air minum harus dapat dialirkan ke tempat-tempat yang dituju tanpa mengalami

pencemaran. Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran antara lain, masuknya

kotoran, tikus, serangga kedalam tangki; terjadinya karatandan rusaknya bahan tangki

dan pipa; terhubungnya pipa air minum dengan pipa lainnya; aliran balik (backflow)

air dari jenis kualitas lain kedalam pipa air minum.

2.4.1 Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih yang banyak digunakan dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

a. Sistem Sambungan langsung

Dalam sistem pipa ini distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa

utama penyediaan air bersih (misalnya, pipa utama dibawah jalan dari PDAM).

Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama tersebut, maka sistem ini diterapkan

untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah. Ukuran pipa cabang biasanya

ditetapkan oleh PDAM.

b. Sistem Tangki Atap

Sistem ini digunakan apabila berbagai alasan tidak dapat diterapkan selain itu juga

untuk bangunan dengan kebutuhan yang lebih besar dari kapasitas sistem, namun

mempunyai tekanan yang mencukupi.

c. Sistem Tangki Tekan

Sistem ini digunakan untuk bangunan yang memerlukan tekanan melebihi tekanan

yang tersedia dan kebutuhan air juga melebihi kapasitas yang tersedia.

d. Sistem tanpa tangki

Sistem ini juga digunakan untuk bangunan dengan tekanan yang tidak \mencukupi.

Air dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa menghisap air

langsung dari pipa utama.

2.4.2 Penentuan Kebutuhan Air

Dalam perancangan sistem penyediaan air untuk suatu gedung, kapasitas peralatan

dan dimensi pipa berdasarkan pada jumlah dan laju aliran air (kebutuhan air bersih) dari tiap-

tiap peralatan plambing yang ada dalam gedung yang harus disediakan untuk gedung

tersebut.

1. Penaksiran laju aliran air (kebutuhan air bersih)

Untuk memperkirakan besarnya laju aliran air, terdapat tiga metode yang dapat

digunakan, yaitu:

a. Penaksiran berdasarkan jumlah pemakai (penghuni)

Metode ini berdasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari tiap penghuni.

Dengan diketahuinya jumlah penghunu, maka angka tersebut digunakan untuk

menghitung pemakaian air rata-rata sehari berdasarkan “standar” pemakaian airper

orang per hari tergantung dari peruntukan gedung tersebut. Apabila jumalah penghuni

tidak diketahui , dapat ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan

hunian per luas lantai. Luasm lantai yang digunakan sebagai patokan adalah luas

lantai efektif , berkisar antara 55 sampai 80 % dari luas keseluruhan gedung.

Persamaan yang digunakan adalah :

Luas efektif total = 55 - 80 % x luas total

Jumlah penghuni = luas lantai ef. / kep. Hunian

Q = ∑ peghuni x kebutuhan air perkapita

b. Penaksiran berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing

Dalam metode ini untuk setiap alat plambing ditetapkan suatu unit beban

(Fixture unit). Untuk setiap bagian pipa, besarnya unit beban dari semua alat

plambing dijumlahkan, kemudian ditentukan besarnya laju aliran air dengan

memplotkan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran air dengan kurva pada

hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran. Dalam menentukan

besarnya laju aliran air dengan kurva tersebut, perlu dimasukkan factor kemungkinan

menggunakan serempak dari masign-masuing alat plambing. Rumus yang digunakan

adalah : Qh = Qd / T

Dimana:

Qh = pemakaian air rata-rata (m3/jam)

Qd = Pemakaian air rata-rata sehari (m3)

T = Jangka waktu pemakaian

Kebutuhan air jam maksimal

Qh max = C1 x Qh

Dimana: C1 = konstanta yang berkisar antara 1,5 – 2

Kebutuhan air menit maksimum:

Qh max = C2 x (Qh / 60)

Dimana: C2 = konstanta yang berkisar antara 3 – 4

2.4.3 Tangki Air

Apabila tekanan dari pipa tidak cukup untuk mensuplai air ke gedung yang bertingkat

maupun tidak tercukupinya kebutuhan maksimal, maka dalam hal ini dapat dilakukan

penampungan terlebih dahulu ke dalam tangki-tangki air sebelum didistribusikan ke seluruh

sistem. Tangki penampung tersebut berupa ground reservoir dan roof tank.

1. Ground Reservoir

Penentuan kapasitas ground reservoir ini didasarkan pada besarnya suplai air yang

masuk, yaitu dari jaringan pipa PDAM. Besarnya suplai ini dianggap 100%, artinya bahwa

air yang nantinya akan dipergunakan dalam gedung perkantoran ini semuanya berasal dari

PDAM tanpa ada sumber tambahan. Besarnya suplai dari PDAM utnuk setiap jamnya dapat

ditentukan berikut :

% suplai per jam = besar suplai / 24 jam

persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan ground reservoar sbb :

VR = (% kebutuhan air per-jam - % pelayanan air) x jam pemakaian x Qd

di mana :VR = Volume Ground Reservoar ( m3 )

Qd = Kebutuhan air per hari ( m3 / hari )

2. Roof Tank

Roof tank atau elevated reservoir atau tangki atap dimaksudkan untuk menampung

kebutuhan puncak dan biasanya disediakan dengan kapasitas cukup untuk kebutuhan puncak

tersebut. Volume roof tank dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan air penghuni gedung.

2.4.4 Pemompaan

Dalam memilih suatu pompa untuk tujuan tertentu harus tersedia data-data mengenai

sistem pemompaan maupun data pompa-pompa yang ada di pasaran yang didapat dari brosur

pompa yang dikeluarkan suatu pabrik. Data mengenai sistem pemompaan yang harus tersedia

adalah sebagai berikut :

1. Kapasitas sistem

2. Head sistem yang didasarkan pada:

kondisi suction

kondisi discharge

3. Daya / energi yang tersedia

2.5 Sistem Pembuangan

Sistem pembuangan air kotor sangat penting bagi kesehatan suatu gedung, sehingga

sistem pembuangannya harus sehat dan tidak mencemari lingkungan. Air buangan atau air

limbah biasanya berasal dari toilet yaitu berupa kotoran manusia atau air sisa penyiraman dan

air sisa dari aktivitas manusia lainnya.

2.5.1 Jenis Air Buangan

Air buangan dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:

1. Air kotor, yaitu air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, dan air buangan yang

mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plambing lainnya.

2. Air bekas,yaitu air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya seperti bak

mandi, bak cuci tangan, bak dapur dan sebagainya

3. Air hujan, yaitu air hujan yang jatuh dari atap dan dari air halaman.

4. Air buangan khusus, yaitu air buangan yang mengandung gas, racun atau bahan-bahan

berbahaya, seperti yang berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat

pengeboran, dan lain- lain.

2.5.3 Bagian-Bagian Sistem Pembuangan

Sistem pembuangan terdiri dari :

a. Pipa pembuangan alat plambing

Adalah pipa pembuangan yang menghubungkan perangkap alat plambing dengan pipa

pembuangan lainnya, dan biasanya dipasang tegak. Ukuran pipa ini harus sama atau

lebih besar dengan ukuran lubang keluar perangkap alat plambing.

b. Cabang mendatar

Adalah semua pipa pembuangan mendatar yang menghubungkan pipa pembuangan

alat plambing dengan pipa tegak air buangan.

c. Pipa tegak air buangan

Adalah pipa tegak untuk mengalirkan air buangan dari cabang-cabang mendatar.

d. Pipa tegak air kotor

Adalah pipa tegak untuk megalirkan air kotor dari cabang-cabang mendatar.

e. Pipa atau saluran pembuangan gedung

Adalah pipa pembuangan dalam gedung, yang mengumpulkan air kotor, air bekas dari

pipa-pipa tegak air buangan. Pipa pembuangan gedung ini dibatasi sampai jarak 1

meter keluar dari dinding terluar gedung tersebut.

f. Riol gedung

Adalah pipa di halaman gedung yang menghubungkan pipa pembuangan gedung

dengan riol umum.

2.6 Dasar- dasar Sistem Vent

2.6.1 Tujuan Sistem Vent

Pipa vent merupakan bagian penting dari suatu sistem pembuangan. Tujuan

pemasangan pipa ven adalah sebagai berikut :

1. menjaga sekat perangkap dari efek sipon atau tekanan

2. menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan

3. mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan

2.6.2 Jenis Sistem Vent dan Pipa Vent

Sistem vent merupakan bagian yang penting dari suatu sistem pembuangan. Jenis pipa

vent yang utama adalah :

1. Sistem vent tunggal

2. Pipa vent ini dipasang untuk melayani suatu alat plambing dan disambungkan kepada

sistem vent lainnya atau langsung terbuka ke udara luar.

3. Sistem vent lup

4. Pipa vent ini melayani dua atau lebih perangkat alat plambing dan disambungkan

pada pipa vent tegak.

5. Sistem vent pipa tegak

6. Pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan, diatas cabang mendatar

pipa air buangan tertinggi.

7. Sistem vent bersama

8. Suatu pipa vent yang melayani perangkap dari 2 alat plambing yang dipasang bertolak

belakang atau sejajar. Pipa ini dipasang pada pipa pengering bersama kedua alat

plambing.

9. Sistem vent basah

10. Adalah vent yang sekaligus menerima air buangan selain dari buangan kloset.

11. Sistem vent balik

12. Adalah pipa vent tunggal yang membelok ke atas sampai lebih tinggi dari muka air

banjir alat plambing kemudian membelok ke bawah dan mendatar pada lantai gedung

untuk selanjutnya disambungkan pada vent pipa tegak.

13. Sistem vent pelepas

14. Adalah pipa vent untuk melepas tekanan udara dalam pipa pembuangan air.

Dalam perencanaan pipa vent pada gedung perkantoran berlantai 6 ini digunakan

gabungan dari sistem vent lup dan sistem vent pipa tegak. Pertimbangan penggunaan sistem

vent lup adalah cukup menghemat pipa dan hasilnya cukup memuaskan. Sedangkan sistem

vent pipa tegak digunakan pada lavatory untuk menghindari efek siphon sendiri. Ukuran pipa

vent lup, pipa vent pelepas dan pipa vent tunggal, ukuran minimum yang dipakai adalah 32

mm dan tidak boleh kurang dari setengah cabang pipa air buangan yang dilayani atau pipa

tegak vent yang disambung. Ukuran pipa vent didasarkan pada nilai unit beban alat plumbing

dari pipa air buangan yang dilayani dan panjang pipa vent tersebut.

BAB III

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN

Sesuai dengan ruang lingkup dan batasan tugas plambing, maka gedung perencanaan

untuk sistem plambing akan mengambil lokasi di gedung Bank Mandiri Jawa Tengah yang

terletak di Jalan Pemuda, Semarang. Gedung Bank Mandiri terdiri atas 6 lantai dengan luas

masing-masing lantainya berbeda. Sebagai gedung perkantoran, seluruh lantai yang terdapat

didalamnya digunakan sebagai ruang kantor. Berikut luas dan jumlah penghuni pada masing–

masing lantai terlampir dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1

Luas Lantai

Gedung Bank Mandiri jawa Tengah

LANTAI LUAS (m2)

1

2

3

4

5

6

1187,5

1144,5

1133,2

928,2

928,2

1270

Sumber : Bank Mandiri jawa Tengah

Berdasarkan kondisi tersebut, akan dirancang suatu sistem plambing untuk penyaluran

air bersih dan air buangan. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, akan menggunakan

sumber dari PDAM yang tidak terbatas besar pemakaiannya. Kemudian air buangannya akan

disalurkan ke bak penampung/tangki septik yang terletak di bagian belakang gedung.

Fasilitas sanitari yang akan disediakan di tiap-tiap lantai yaitu kloset dengan tangki gelontor,

peturasan/urinoir dengan katup gelontor, bak cuci tangan/lavatory biasa, bak cuci dapur, bak

cuci pel, keran (faucet), dan lubang pembersih.

BAB IV

SISTEM PERENCANAAN

4.1 Langkah Perencanaan Perpipaan Air Bersih

Dalam perencanaan sistem perpipaan air bersih ini, langkah-langkah yang harus

dikerjakan adalah sebagai berikut :

Menghitung kebutuhan air per hari untuk bangunan perkantoran

Merencanakan sistem perpipaan air minum untuk tiap lantai dan menghitung dimensi

perpipaan yang diperlukan.

Merencanakan sistem perpipaan antarlantai keseluruhan dari air minum sampai

dengan reservoir distribusi, menghitung dimensi, dan head loss sistem perpipaan

tersebut.

Menghitung volume reservoir, tekanan yang diperlukan/terjadi pada seluruh sistem,

menentukan titik kritis sistem, tenaga pompa yang diperlukan, dan fasilitas lain yang

digunakan.

Menggambarkan detail fasilitas-fasilitas plambing berikut cara pemasangannya pada

dinding atai lantai.

4.2 Perencanaan Peralatan Plumbing

4.2.1 Data

Gedung kantor yang akan direncanakan sistem plambingnya tipikal tiap lantainya dan

masing-masing lantai memiliki luasan tersendiri seperti dapat dilihat dalam Tabel 4.1.

Perbandingan jumlah karyawan Pria dan Wanita adalah 2 : 3.nLuas efektif bangunan

diasumsikan 60 % per lantainya dan kepadatan hunian 10 m2/orang.

4.2.2 Perhitungan Jumlah Karyawan Pria dan Wanita

Perhitungan jumlah karyawan Pria dan Wanita didasarkan pada luas efektif bangunan

dan perbandingannya. Contoh perhitungannya yaitu:

Luas lantai 1 = 1187,5 m2

Luas efektif =

22 5,7125,1187

100

60mm

Total hunian = orangorangm

m71

/10

5,7122

2

Perbandingan Pria dan Wanita = 2 : 3

Pria = orangorang 28715

2

Wanita = orangorang 43715

3

Hasil perhitungan jumlah karyawan untuk lantai 1 – 6 dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Jumlah Karyawan Pria dan Wanita

Lantai Luas Luas

efektifJumlah

Penghuni Penghuni (orang)

(m2) (m2) (orang) Pria Wanita

1 1187.5 712.5 71 28 43

2 1144.5 686.7 69 28 41

3 1133.2 679.9 68 27 41

4 928.2 556.9 57 23 34

5 928.2 556.9 57 23 34

6 1270 762 76 30 46

Jumlah 6591.6 3594.9 398 159 239

Sumber : data

Keterangan : Faktor kepadatan lantai 1 dan 6 sebesar 10 m2/orang, Sesuai dengan fungsi

gedung.

4.2.3 Perencanaan Peralatan Plambing

Perencanaan alat-alat plambing berdasarkan jumlah karyawan pria dan wanita, seperti

tercantum dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Jumlah Alat Plambing

LantaiKaryawa

n Jumlah Peralatan Plambing

WC Urinoir Lavatory FaucetFloorDrain

BCP BCD

1 Pria 28 2 1 2 2 2 1 1

Wanita 43 4 - 3 4 4

2 Pria 28 2 1 2 2 2 1 1

Wanita 41 4 - 3 4 4

3 Pria 27 2 1 2 2 2 1 1

Wanita 41 4 - 3 4 4

4 Pria 23 2 1 2 2 2 1 1

Wanita 34 4 - 3 4 4

5 Pria 23 2 1 2 2 2 1 1

Wanita 34 4 - 3 4 4

6 Pria 30 2 1 2 2 2 1 1

Wanita 46 4 - 3 4 4

Jumlah 398 36 6 30 36 36 6 6

4.3 Perhitungan Kebutuhan Air

4.3.1 Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Perkantoran

Kebutuhan air rata-rata tiap orang untuk gedung perkantoran adalah sebesar 100

l/orang/hari dengan lama pemakaian 8 jam sehari. Jam kerja kantor diasumsikan pukul 08.00

– 16.00 WIB. Contoh perhitungan kebutuhan air adalah sebagai berikut :

Kebutuhan air bersih untuk lantai 1 = hariliter /710010071

= gpm37,1277,06024

7100

Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Kebutuhan Air Minum Total dan Rata-rata

Lantai Penghuni Keb. Air Total Keb.

(orang) (l/o/h) (l/h) (gpm)

1 71 100 7100 1,365

2 69 100 6900 1.326

3 68 100 6800 1.307

4 57 100 5700 1.096

5 57 100 5700 1.096

6 76 100 7600 1.461

Jumlah 39800 7.651

4.4 Rencana Sistem Penyediaan Air

4.4.1 Alternatif Sistem Penyediaan Air Minum

Sumber air yang digunakan berasal dari sistem penyediaan air minum kota (PAM).

Kapasitas yang dapat diambil terbatas dengan tekanan rata-rata sebesar 1,5 mKa. Tinggi

lantai 2 adalah 4,5 m, lantai 3 - 6 adalah 4,5 m x 4 = 18 m, dan lantai 6 sampai ke atap

gedung adalah 5 m. Sehingga tinggi gedung keseluruhan adalah 4,5 m + 18 m + 5 m = 27,5

m. Alternatif sistem yang digunakan adalah :

a. Menggunakan reservoir 1 (R1) sebagai ground tank yang bekerja

dengan pemompaan.

b. Menggunakan reservoir 2 (R2) sebagai roof tank yang bekerja secara

gravitasi.

Keterangan :

R1 : Ground Tank

R2 : Roof Tank

M : Meter Air

P : Pompa

4.4.2 Penentuan Dimensi Pipa Air Bersih

Untuk penentuan dimensi pipa air minum, alat-alat plambing digambar secara

isometri.

1. Dimensi pipa horisontal dan vertikal

Tabel 4.5

Dimensi pipa horizontal

SEKTOR FU Q DIA

DARI KE SENDIRI AKUMULATIF (GPM) (Inch)

1 2 2 2 3 0.5

2 3 2 4 4 0.5

3 4 2 6 5 0.5

4 5 2 8 7 0.5

5 6 5 13 10 0.75

6 7 2 15 12 0.75

7 8 5 20 15 0.75

8 9 2 22 16 0.75

9 10 5 27 18 0.75

10 11 2 29 19 1

11 16 5 34 23 1

12 13 5 5 4 0.5

13 14 2 7 5 0.5

14 15 9 16 13 0.75

15 16 2 18 14 0.75

17 18 4 4 4 0.75

18 19 2 6 6 0.75

19 20 2 8 8 0.75

20 16 5 13 10 0.75

Sumber: Tabel 3.5, Gambar 3.1, Plumbing, Harold E. Babbit

Tabel 4.6

Dimensi pipa tegak

LANTAI FU Q(GPM)

DIA(INCH)

6 390 120 2

5 325 110 2

4 260 100 2

3 195 90 1.5

2 130 70 1.5

1 65 50 1.25

Sumber: Tabel 3.5, Gambar 3.1, Plumbing, Harold E. Babbit

2. Penentuan Dimensi Pipa Induk

Pipa induk adalah pipa yang menghubungkan ground tank dengan pipa air

minum kota. Diameter pipa induk ditentukan berdasarkan debit rata-rata (Q r) yaitu

0,00053 m3/detik, berdasarkan persamaan :

2

41 DA

AvQ

Kecepatan aliran dalam pipa yaitu 1,5 – 3 m/detik. Untuk perhitungan diasumsikan

kecepatan aliran sebesar 1,5 m/detik.

det/54,1034,04

10014,0

13.1340338,04

10009,0

0009,05,1

0014,0

2

2

2

mv

inchmmmD

D

mA

Dengan demikian pipa induk berdiameter 1.25 inch dan kecepatan alirannya 1,53

m/detik.

3. Penentuan Dimensi Pipa Penghantar dari Ground Tank ke Roof Tank

Pipa penghantar adalah pipa yang menghubungkan ground tank dengan roof

tank. Diameter pipa ini ditentukan berdasarkan debit rata-rata (Q r) yaitu 0,00053

m3/detik, berdasarkan persamaan, dengan kecepatan 0,9 – 3 m/detik.

2

41 DA

AvQ

Dengan demikian

pipa penghantar

berdiameter 1.25

inch dan kecepatan alirannya 1,54 m/detik.

4.4.3 Penentuan Dimensi Reservoir

1. Dimensi Ground Tank

Persentase pelayanan air minum dari PDAM yaitu (1/24) x 100 % = 4,17 %.

Pemakaian pompa yaitu 8 jam/hari. Kebutuhan air minum yang harus dipenuhi tiap

det/54.1034,04

100053,0

13.1340338,04

10009,0

0009,05,1

0014,0

2

2

2

mv

inchmmmD

D

mA

jamnya adalah (24/8) x 4,17 % = 12,5 %. Debit rata-rata air minum adalah 5.04

m3/jam, maka

Suplai air = 4,17 x 5.04 = 21 m 3/jam

Pemakaian = 12,5 x 5.04 = 63 m3/jam

Volume Ground tank = (63 – 21) m3/jam = 42 m3

Ground Tank berbentuk Rectangular, dengan ukuran sebagai berikut:

Panjang = 4 m

Lebar = 4 m

Tinggi = 2.8 m

Freeboard= 15% x tinggi = 0,4 m

Cek Volume =44.8 m3

2. Dimensi Roof Tank

Volume roof tank dihitung berdasarkan jumlah penghuni gedung. Perincian kebutuhan

air yang dicadangkan untuk setiap penghuni gedung adalah sebagai berikut

Kebutuhan Air Minum Total dan Rata-rata

Lantai Penghuni Keb. Air Total Keb.

(orang) (l/o/h) (l/h) (gpm)

1 71 100 7100 1,365

2 69 100 6900 1.326

3 68 100 6800 1.307

4 57 100 5700 1.096

5 57 100 5700 1.096

6 76 100 7600 1.461

Jumlah 39800 7.651

Jumlah cadangan air yang diperlukan dalam gedung tersebut adalah 39.8m3,

bentuk roof tank adalah circular, maka dimensi roof tank :

Diameter = 3 m

Tinggi = 6 m

Cek Vol. = 42.39 m3

3. Penentuan Tinggi Menara Reservoir

Tinggi menara reservoir diperoleh berdasarkan hasil perhitungan.

TRA= HLkritis + HLheader - tinggi gedung + tinggi alat terujung + RH (3.1) dengan:

HLkritis = 0.5 + HL cabang + HL tegak

= HL cabang terbesar = 18.3= 5.49m

= HL pipa tegak = 8.0773m

HLkritis = 22.136 m (dari tabel perhitungan 3.4)

Tinggi gedung = 6 x 4,5 m = 27 m

Tinggi alat terujung = 1.0 m

Sisa tekan di alat = 3,5 m

Dengan adanya data-data di atas, tinggi roof tank dapat dihitung dengan persamaan

(3.1) di atas, yaitu:

TRA = HLkritis + HLheader - tinggi gedung + tinggi alat + RH

= 22.136 + 8,073 - 27 + 1.0 + 3,55

= 7.709 m

4.5 Langkah Perencanaan Perpipaan Air Buangan

Dalam perencanaan sistem perpipaan air buangan ini, langkah-langkah yang harus

dikerjakan adalah sebagai berikut :

Menentukan jenis serta beban unit alat plumbing untuk air buangan.

Merencanakan sistem perpipaan air buangan untuk tiap lantai dan menghitung

dimensi perpipaan yang diperlukan.

Merencanakan sistem perpipaan vent untuk tiap lantai dan menghitung dimensi

perpipaan yang diperlukan.

Menggambarkan detail fasilitas-fasilitas plambing berikut cara pemasangannya pada

lantai.

4.5.1 Perencanaan Peralatan Plumbing Air Buangan

Jenis peralatan plumbing air buangan tercantum dalam tabel 5.1

Tabel 5.1

Peralatan Plumbing air buangan

Lantai Jumlah Peralatan Plambing

WC Urinoir LavatoryFloorDrain BCP BCD

1 20 6 1 5 6 1 1

2 20 6 1 5 6 1 1

3 20 6 1 5 6 1 1

4 20 6 1 5 6 1 1

5 20 6 1 5 6 1 1

6 20 6 1 5 6 1 1

Jumlah 120 36 6 30 36 6 6

Sumber : Hasil Perhitungan

4.6 Penentuan Dimensi pipe Vent

Untuk penentuan dimensi pipa ven, alat-alat plambing digambar secara isometri.

Gambar isometeri air buangan serta vent terlampir dalam Gambar.

4.6.1 Penentuan Dimensi Pipa Vent Horisontal

Penentuan dimensi pipa ven horisontal didasarkan pada panjang pipa ven

horisontal, unit beban alat plambing yang dilayani, dan diameter pipa air buangan

yang dilayani. Pipa ven horisontal dan ven tegak dalam perencanaan ini dibuat tipikal

untuk semua lantai. Hasil penentuan dimensi pipa ven horisontal tercantum dalam

Tabel 5.4.

Dimensi Pipa Ven Horisontal Dalam Satu Lantai

Sektor Jalur L pipa L akum Fixture Dia. AB Dia. Ven

Dari Ke (cm) (feet) (feet) Unit (inchi) (inchi)

1 1 2 590 19.47 19.47 37 4 2

2 3 4 380 12,54 12.54 57 4 2

4 2 540 17,82 30,36 57 4 2

2 5 40 1.32 49,83 94 4 2.5

Sumber : Table 11-11, Babbit, 1960

4.6.2 Penentuan Dimensi Pipa Tegak Ven

Pipa ven tegak ditentukan berdasarkan akumulasi unit beban dalam tiap interval

cabang, diameter pipa tegak air buangan, dan panjang pipa tegak ven. Hasil penentuan

pipa tegak ven tertera dalam Tabel 5.5.

Tabel 5.5

Dimensi Pipa Tegak Ven

LantaiDia. Stack

AB Fixture Unit L pipa (feet)Dia Vent

Stack

(inchi) Sendiri Akumulasi Sendiri Akumulasi (inchi)

6 4 100 100 16.50 16.50 2

5 4 100 200 14.85 31.35 2

4 4 100 300 14.85 46.20 2.5

3 4 100 400 14.85 61.05 2.5

2 4 100 500 14.85 75.90 3

1 5 100 600 14.85 90.75 4

Sumber : Table 11-11, Babbit, 196

KESIMPULAN

Perancangan sistem perpipaan pada Gedung Bank Mandiri Jawa Tengah cukup efisien

dan cukup efektif karena perencanaan peralatan plambing yang digunakan memperhatikan

jumlah dari penghuni gedung dengan jam kerja efektif 8 jam setiap harinya. Kesimpulan

utama dari perhitungan perpipaan air bersih dan air buangan pada Gedung Bank Mandiri

Jawa Tengah adalah sistem plambing pada gedung perencanaan dibagi menjadi 2 yaitu

plambing air bersih dan plambing air buangan dimana plambing air buangan dijadikan satu

dengan pipa vent umtuk keluarnya gas-gas yang ada pada pipa air buangan. Pipa vent

letaknya di atas plafon gedung tersebut. Pipa tegak vent letaknya tidak jauh dari pipa tegak

air buangan. Berkenaan dengan gedung perencanaan yang bentuknya tipikal, maka dimensi

pipa baik air bersih maupun air buangan dan vent besarnya sama untuk tiap lantainya.

DAFTAR PUSTAKA

Morimura.Takeo. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing, 1984.Jakarta:Pradanya

Paramita.

Babbit.Harold.Plumbing